Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 67- 79
ISSN: 2460-0768
ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KABUPATEN REMBANG TAHUN 2003 - 2014 Budi Setiyarso1, Chatarina Muryani2, Sarwono2 Email :
[email protected]
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan garis pantai di pesisir Kabupaten Rembang Tahun 2003 – 2014, mengetahui perubahan penggunaan lahan di pesisir Kabupaten Rembang Tahun 2003 – 2014 dan mengetahui layak tidaknya media pembelajaran interaktif tentang perubahan garis pantai dan perubahan penggunaan lahan Kabupaten Rembang Tahun 2003 – 2014 untuk pembelajaran SMA Kelas XII materi penginderaan jauh Jenis penelitian adalah deskriptif spasial. Lokasi penelitian di pesisir Kabupaten Rembang dengan menggunakan Citra Ikonos tahun 2003-2014 dengan validasi menggunakan teknik matrik konfusi. Sumber data primer berupa hasil ceking garis pantai dan penggunaan lahan eksisting serta hasil wawancara penduduk tahun 2014. Produk akhir adalah media pembelajaran dari proses dan hasil penelitian sebagai suplemen konstekstual siswa Kelas XII di Kabupaten Rembang. Prosedur pembuatan media dengan metode Riset and Development (R&D) yaitu media melalui tahapan validasi dan ujicoba. Ujicoba dilakukan di SMA Negeri 1 Kragan Kata kunci : garis pantai, penggunaan lahan, ikonos, media pembelajaran
karakteristik pesisir barat dan timur sangat
PENDAHULUAN Kabupaten
Rembang
merupakan
berbeda, yaitu di pesisir barat yang berupa
kabupaten yang terletak di pantai utara
teluk dominan mengalami akresi pantai dan
Propinsi Jawa Tengah, dengan luas wilayah
pantai timur yang menghadap timur laut
sekitar 1.014 Km dengan panjang garis pantai
dominan mengalami erosi pantai.
51,5 Km. 35% dari luas wilayah kabupaten
Berbagai
permasalahan
dinamika
Rembang merupakan wilayah pesisir dengan
pantai akibat erosi pantai dan akresi pantai di
luas 355,95 Km2. Dari 14 kecamatan yang
pesisir Kabupaten Rembang perlu dilakukan
ada
enam
pengkajian untuk materi maupun media
diantaranya berada di tepi laut. Sebagian
pendidikan terutama untuk sekolah di wilayah
besar mata pencaharian penduduknya adalah
pesisir. Masyarakat pesisir perlu mengenal
sebagai nelayan (Balai Pusat Statistik Kab
lingkungannya
Rembang,
Kabupaten
berdampingan dengan alam pesisir berikut
Rembang dapat dibagi menjadi dua blok yaitu
dengan sumberdaya dan potensi bencana yang
pesisir barat dan pesisir timur yang dibatasi
mungkin terjadi. Pembelajaran ini sesuai
oleh Gunungapi Purba Lasem di bagian
dengan
pandangan
tengah. Hasil survey awal diketahui bahwa
learning
dimana
di
Kabupaten
2014).
Rembang,
Pesisir
di
sehingga
dapat
contectual kegiatan
hidup
teaching
pembelajaran 67
*1 Staff Mengajar SMP N 2 Pnojong *2 Staff Mengajar Magister PKLH FKIP UNS
Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 67 - 79
ISSN: 2460-0768
diarahkan pada kasus-kasus yang ada di
organik, atau eolian. Bentuklahan kepesisiran
sekitar siswa. Target pembelajaran adalah
secara genetic terbentuk oleh proses marin
siswa
terhadap
sebagai contoh beting gisik (beach ridge),
lingkungan pesisir serta memiliki sikap dan
yang terbentuk oleh proses fluvio-marin
ketrampilan untuk menjaga ekosistem pesisir
adalah delta, yang terbentuk oleh proses
dengan tercermin dalam tindakan-tindakan
organik adalah terumbu karang (coral reef)
berwawasan lingkungan serta terampil dalam
dan yang terbentuk oleh proses eolian adalah
mengolah citra penginderaan jauh.
gumuk pasir (sand dune) (Sunarto, 1999).
memiliki
pengetahuan
Dengan demikian, perlu dilaksanakan
Pantai
merupakan
batas
antara
investigasi tentang perubahan garis pantai di
wilayah daratan dengan wilayah lautan.
wilayah pesisir Kabupaten Rembang serta
Dimana daerah daratan adalah daerah yang
implikasinya
urbanisasi
terletak di atas dan di bawah permukaan
ditinjau dari perubahan penggunaan lahan,
daratan dimulai dari batas garis pasang
yang
media
tertinggi. Sedangkan daerah lautan adalah
pembelajaran interaktif. Media pembelajaran
daerah yang terletak di atas dan di bawah
berbasis penelitian penginderaan jauh untuk
permukaan laut dimulai dari sisi laut pada
wilayah
untuk
garis surut terendah, termasuk dasar laut dan
pembelajaran Geografi Kelas XII untuk KD
bagian bumi di bawahnya (Triadmodjo,1999 :
3.2 yaitu menganalisis citra penginderaan
3).
dapat
terhadap
potensi
digunakan
pesisir
dapat
sebagai
digunakan
jauh untuk perencanaan kajian tata guna lahan
Secara umum pantai merupakan suatu
dan transportasi. Penelitian ini berjudul :
daerah yang meluas dari titik terendah air laut
”Analisis
dan
pada saat surut hingga ke arah daratan sampai
Perubahan Penggunaan Lahan Kabupaten
mencapai batas efektif dari gelombang.
Rembang Tahun 2003 - 2014 (Implementasi
Sedangkan
dalam Media Pembelajaran Interaktif Kelas
pertemuan antara air laut dengan daratan yang
XII KD Menganalisis Citra Penginderaan
kedudukannya berubah-ubah sesuai dengan
Jauh untuk Perencanaan Kajian Tata Guna
kedudukan pada saat pasang-surut, pengaruh
Lahan dan Transportasi)”
gelombang dan arus laut.
Perubahan
Garis
Pantai
garis
pantai
adalah
garis
Dinamika pesisir yang tinggi akan TINJAUAN PUSTAKA Daerah pesisir terdiri dari pertemuan
membawa implikasi pada kehidupan dan pembangunan
kawasan
terutama
pada
antara darat dan laut. Bentuklahan kepesisiran
perkembangan kota-kota pesisir (coastal city).
adalah bentuklahan yang secara genetik
Menurut
terbentuk oleh proses marin, fluviomarin,
perkembangan kota yang bervariasi sebagian
Yunus
(2011),
ekspresi
68
Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 67 - 79 terjadi
melalui
yang
lebih optimal. Namun demikian masalah yang
dipengaruhi oleh faktor fisik dan non-fisik.
timbul tidak semudah yang dibayangkan.
Faktor
keadaan
Pengajar adalah orang yang mempunyai
topografi, struktur geologi, geomorfologi,
kemampuan untuk merealisasikan kelima
perairan dan tanah, sedangkan faktor non-fisik
bentuk
antara lain kegiatan penduduk (politik, sosial,
pembelajaran. Namun kebanyakan pengajar
budaya, teknologi), urbanisasi, peningkatan
tidak
kebutuhan akan ruang, peningkatan jumlah
menghadirkan kelima stimulus itu dengan
penduduk,
program komputer sedangkan pemrograman
fisik
proses
tertentu
ISSN: 2460-0768
berkaitan
dengan
perencanaan
tata
ruang,
perencanaan tata kota, zoning, peraturan
stimulus
tersebut
mempunyai
dalam
bentuk
kemampuan
untuk
komputer tidak menguasai pembelajaran.
pemerintah tentang bangunan, dan lain-lain. Media mempunyai
adalah fungsi
sebuah
alat
yang
menyampaikan pesan
METODE PENELITIAN 1. Waktu dan Lokasi Penelitian
(Bovee, 1997). Media pembelajaran adalah sebuah
alat
menyampaikan Pembelajaran
yang
berfungsi
pesan adalah
Lokasi pengambilan data dilakukan di
untuk
Pesisir Kabupaten Rembang yang meliputi
pembelajaran.
Kecamatan Kaliori, Rembang, Lasem, Sluke,
proses
Kragan dan Sarang. Ujicoba dilakukan di
komunikasi antara pembelajar, pengajar dan
SMA Negeri 1 Kragan yang beralamat di
bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan
Pandangan
tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau
Kabupaten
media.
dilaksanakan dengan rentang waktu mulai Bentuk-bentuk
dipergunakan
sebagai
sebuah
stimulus media
bisa
diantaranya
Kulon,
Kecamatan
Rembang.
Kragan,
Penelitian
ini
Bulan Juni 2014 sampai Bulan Februari 2015 2. Jenis Penelitian
adalah hubungan atau interaksi manusia;
Jenis penelitian ini adalah penelitian
realia; gambar bergerak atau tidak; tulisan dan
deskriptif spasial. Penelitian deskriptif adalah
suara yang direkam. Kelima bentuk stimulus
penelitian yang mengarah pada pengungkapan
ini akan membantu pembelajar mempelajari
suatu masalah atau keadaan sebagaimana
bahasa asing. Namun demikian tidaklah
adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang
mudah mendapatkan kelima bentuk itu dalam
ada,
satu waktu atau tempat.
interpretasi atau analisis (Tika, 1997: 7).
Teknologi komputer adalah sebuah penemuan
yang
walaupun
kadang-kadang
diberikan
Pendekatan spasial (keruangan) merupakan
memungkinkan
suatu cara pandang atau atau kerangka
menghadirkan beberapa atau semua bentuk
analisis yang menekankan eksistensi ruang
stimulus di atas sehingga pembelajaran akan
sebagai penekanan. Eksistensi ruang dalam 69
Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 67 - 79 perspektif geografi dapat dipandang dari
ISSN: 2460-0768 2)
Peta Rupa Bumi Indonesia Lembar
struktur (spatial structure), pola (spatial
1509-141, 1509-142, 1509-231, 1509-
pattern), dan proses (spatial process).
232 dan 1509-214 Tahun 2003
Pengembangan media pembelajaran
3)
interaktif dilakukan dengan menggunakan pendekatan
“Penelitian
(Research
and
Sugiyono
(2013:407)
Pengembangan”
Development). metode
Rembang 4)
Menurut penelitian
penelitian
yang
digunakan
Peta Tanah Tinjau Skala 1 : 250.000, Balai Penelitian Tanah
5)
Research and Development yang selanjutnya akan disingkat menjadi R&D adalah metode
Peta Administrasi, Bapeda Kabupaten
Peta Geologi Skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi
6)
Rembang dalam Angka 2013
untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji
HASIL DAN PEMBAHASAN
keefektifan produk tersebut. Produk tersebut
Perubahan garis pantai tiap kecamatan
tidak selalu berbentuk benda atau perangkat
di pesisir Kabupaten Rembang pada periode
keras (hardware), seperti buku, alat tulis, dan
2003-2008
alat pembelajaran lainnya. Akan tetapi, dapat
Berdasarkan gambar tersebut dapat diketahui
pula
pola perubahan garis pantai dari pantai barat
dalam
bentuk
perangkat
lunak
(software).
disajikan
dalam
Gambar
1.
ke pantai timur memiliki pola menurun, artinya maju garis pantai tertinggi berada di
3. Sumber Data
pantai bagian barat dan semakin ke arah timur
a. Data Primer
semakin berkurang hingga di pantai paling
1)
Hasil pengamatan, pengukuran dan
timur
pengujian
tertinggi.
a) Ceking garis pantai eksisting b) Ceking penggunaan lahan eksisting 2)
mengalami
mundur
garis
pantai
Pada periode 2003-2008, Kecamatan Kaliori mengalami maju garis pantai rata-rata
Hasil wawancara dengan penduduk
63,78 meter. Kecamatan Rembang mengalami
a) Kejadian erosi pantai dan akresi
maju garis pantai rata-rata 29,52 meter.
pantai b) Perubahan penggunaan lahan
Kecamatan Lasem mengalami maju garis pantai rata-rata 33,61 meter. Kecamatan Sluke
b. Data Sekunder
mengalami maju garis pantai rata-rata 21,36
1)
Citra Satelit Ikonos, Google Earth
meter. Sedangkan Kecamatan Kragan dan
Tahun 2003, 2008 dan 2014
Sarang mengalami mundur garis pantai, yaitu Kecamatan Kragan mengalami mundur garis pantai rata-rata 0,03 meter dan Kecamatan 70
Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 67 - 79
ISSN: 2460-0768
Sarang mengalami mundur garis pantai rata-
Kecamatan Kragan mengalami mundur garis
rata 4,17 meter.
pantai rata-rata 5,53 meter dan Kecamatan Sarang mengalami mundur garis pantai rata-
Rerata perubahan garis pantai (dalam meter)
rata 4,43 meter.
Kecamatan
Gambar 1. Grafik Perubahan Garis Pantai Pesisir Kabupaten Rembang Periode 2003-2014
Pada periode 2008-2014 perubahan
Gambar 2. Grafik Perubahan Garis Pantai
garis pantai disajikan dalam Gambar 2.
Pesisir Kabupaten Rembang
Berdasarkan gambar tersebut dapat diketahui
Periode 2008 -2014
Distribusi spasial perubahan garis
pola perubahan garis pantai dari pantai barat ke pantai timur masih memiliki pola yang tetap yaitu pantai bagian barat mengalami maju garis pantai dan pantai bagian timur mengalami mundur garis pantai. Tetapi terdapat
beberapa
periode
ini,
mengalami
perbedaan
yaitu mundur
pola
Kecamatan garis
pantai
pada Lasem dan
Kecamatan Sluke mengalami maju garis
pantai masing-masing kecamatan disajikan dalam Gambar 3 dan Gambar 4. Gambar 3 menyajikan perubahan garis pantai di pantai bagian barat pesisir Kabupaten Rembang yaitu
Kecamatan
Kaliori,
Kecamatan
Rembang dan Kecamatan Lasem, sedangkan Gambar 4 menyajikan perubahan garis pantai di pantai bagian timur pesisir Kabupaten Rembang yaitu Kecamatan Sluke, Kecamatan
pantai. Pada periode 2008-2014, Kecamatan
Kragan dan Kecamatan Sarang. Pada gambar tersebut disajikan citra
Kaliori mengalami maju garis pantai rata-rata 6,14 meter. Kecamatan Rembang mengalami maju garis pantai rata-rata 5,95 meter. Kecamatan Lasem mengalami mundur garis pantai rata-rata 2,79 meter. Kecamatan Sluke mengalami mundur garis pantai rata-rata 4,85 meter. Kecamatan Kragan dan Sarang masih mengalami
mundur
garis
pantai,
yaitu
masing-masing kecamatan berdasarkan urutan waktu yaitu 2003, 2008 dan 2014. Citra periode 2008 dilengkapi dengan informasiinformasi yang menyatakan perubahan selama periode 2003-2008 dan citra periode 2014 dilengkapi dengan informasi-informasi yang menyatakan perubahan selama periode 20082014.
Informasi
yang
disajikan
dengan 71
Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 67 - 79
ISSN: 2460-0768
bintang berwarna merah menunjukkan lokasi
Kulon, Kelurahan Tanjungsari dan Desa
desa yang mengalami mundur garis pantai
Tireman. Berdasarkan pola ini dapat diketahui
sedangkan lingkaran kuning menunjukkan
lokasi mundur garis pantai di Kecamatan
lokasi maju garis pantai akibat kegiatan
Kaliori meningkat dari dua lokasi menjadi
manusia yang mengakibatkan perubahan yang
tiga lokasi. Kelurahan Gegunung Kulon
signifikan.
yang
mengalami mundur garis pantai pada dua
menunjukkan maju garis pantai secara alami
periode yang berbeda sehingga memerlukan
tidak
untuk
perhatian. Selain itu pada citra tampak maju
ruwet
garis
Untuk
disimbolkan
menghindari
lokasi
secara
tampilan
desa
khusus menjadi
pantai
akibat
reklamasi
untuk
(crowded). Desa yang mengalami maju garis
pembangunan Pelabuhan Tasikagung yang
pantai secara alami merupakan bagian yang
ditunjukkan
tidak memiliki simbol khusus.
kuning. Pada periode 2003-2008 maju garis
dengan
lingkaran
berwarna
Di Kecamatan Kaliori pada periode
pantai pada lokasi pelabuhan adalah 640
2003-2008 terdapat satu lokasi desa yang
meter dan pada periode 2008-2014 meningkat
mengalami mundur garis pantai yaitu Desa
menjadi 970 meter.
Purworejo, sedangkan delapan desa lainnya
Terdapat empat desa di Kecamatan
mengalami maju garis pantai. Pada periode
Lasem yang seluruhnya mengalami maju
2008-2014 terdapat lima lokasi desa yang
garis pantai pada periode 2003-2008. Pada
mengalami mundur garis pantai dari barat ke
periode 2008-2014 tiga dari empat desa
timur
yaitu
Desa
Tunggulsari,
Desa
tersebut mengalami mundur garis pantai dari
Desa
Bogoharjo,
Desa
barat ke timur yaitu Desa Gedongmulyo, Desa
Banyudono dan Desa Pantiharjo. Berdasarkan
Dasun dan Desa Bonang. Desa Binangun
pola ini dapat diketahui lokasi mundur garis
yang menghadap barat merupakan satu-
pantai di Kecamatan Kaliori meningkat dari
satunya desa yang mengalami maju garis
satu lokasi menjadi lima lokasi yang berbeda.
pantai pada periode ini. Ilustrasi selengkapnya
Mojowarno,
Pada periode 2003-2008 di Kecamatan
dapat dilihat dalam Gambar 3.
Rembang terdapat dua lokasi kelurahan yang mengalami
mundur
garis
pantai
yaitu
Keterangan :
Kelurahan Gegunung Kulon dan Kelurahan
Lokasi
maju
garis
Gegunung Wetan, sedangkan sembilan desa
pantai akibat aktivitas
lainnya mengalami maju garis pantai. Pada
manusia
periode 2008-2014 terdapat tiga lokasi desa
Lokasi mundur garis
yang mengalami mundur garis pantai dari
pantai
barat ke timur yaitu Kelurahan Gegunung 72
Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 67 - 79
Tahun 2008
Tahun 2014
Kec. Lasem
Kec. Rembang
Kec. Kaliori
Tahun 2003
ISSN: 2460-0768
Gambar 3. Perubahan Garis Pantai Pesisir Barat Kabupaten Rembang Tahun 2003 -2014
73
Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 67 - 79 Gambar
4
menampilkan
ISSN: 2460-0768
lokasi
periode 2008-2014 hanya dua desa yang
perubahan garis pantai di pesisir timur
mengalami mundur garis pantai yaitu Desa
Kabupaten
Bajingjowo dan Desa Temperak. Hal ini
Rembang
yang
meliputi
Kecamatan Sluke, Kecamatan Kragan dan
berarti
lokasi
mundur
garis
pantai
di
Kecamatan Sarang. Dari sembilan desa di
Kecamatan Sarang berubah pola pada dua
Kecamatan Sluke pada periode 2003-2008
periode yang berbeda. Ilustrasi selengkapnya
seluruhnya mengalami maju garis pantai.
dapat dilihat dalam Gambar 4.
Pada periode 2008-2014 terdapat enam lokasi desa yang mengalami mundur garis pantai dari barat ke timur yaitu Desa Pangkalan, Desa Sluke, Desa Jatisari, Desa Manggar, Desa Blimbing dan Desa Labuhan Kidul. Tiga desa mengalami maju garis pantai yang terpengaruh oleh aktivitas manusia yaitu Desa Leran dan Trahan akibat dibangun PLTU dan Desa
Sendangmulyo
akibat
dibangun
Pelabuhan Agrobisnis Tanjung Bonang. Pada periode 2003-2008 di Kecamatan Kragan terdapat tiga lokasi desa yang mengalami mundur garis pantai yaitu Desa Sumbersari, Desa Balongmulyo dan Desa Kragan, sedangkan sembilan desa lainnya mengalami maju garis pantai. Pada periode 2008-2014 terdapat dua belas lokasi desa yang mengalami mundur garis pantai dan hanya satu desa yang mengalami maju garis pantai
yaitu
dipengaruhi
Desa
Mojokerto
pembangunan
yang
Pelabuhan
Mojokerto. Di Kecamatan Sarang, pada periode 2003-2008 terdapat tiga dari lima desa yang mengalami mundur garis pantai dari barat ke timur
yaitu
Desa
Kalipang,
Desa
Karangmangu dan Desa Sendangmulyo. Pada 74
Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 67 - 79
Tahun 2008
Tahun 2014
Kec. Sarang
Kec. Kragan
Kec. Sluke
Tahun 2003
ISSN: 2460-0768
Gambar 4. Perubahan Garis Pantai Timur Kabupaten Rembang Tahun 2003 -2014
75
Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 67 - 79
ISSN: 2460-0768
Selain perubahan garis pantai, kawasan pesisir Kabupaten Rembang juga mengalami perubahan penggunaan lahan yang diilustrasikan pada Gambar 5 berikut ini : Tahun 2003
Tahun 2008 4 5
1
6
3
7
2 8
9
Tahun 2014
2
3 1
Gambar 5. Perubahan Penggunaan Lahan Pesisir Kabupaten Rembang Tahun 2003-2014
76
Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 67 - 79
ISSN: 2460-0768
Hasil overlay penggunaan lahan tahun
Pada periode 2008-2014, wilayah
2003, 2008 dan 2014 diperoleh hasil sebagai
yang tidak mengalami perubahan adalah
berikut : Pada periode 2003-2008 penggunaan
27.969 hektar (97,15%). Total perubahan
lahan yang tidak berubah (tetap) adalah
penggunaan lahan adalah 820,31 hektar
23.742
Perubahan
(2,85%) atau jauh lebih kecil daripada
penggunaan lahan adalah 4.951 hektar (17,26
perubahan penggunaan lahan periode 2003-
%). Perubahan tertinggi adalah perubahan
2008. Perubahan tertinggi pada periode 2008-
hutan menjadi sawah yang mencapai 1.206,28
2014 adalah perubahan hutan menjadi sawah
ha, diikuti perubahan sawah menjadi
yang mencapai 464,4 hektar. Perubahan
hutan
Perubahan
selanjutnya adalah perubahan hutan menjadi
selanjutnya adalah perubahan hutan menjadi
permukiman yaitu 96,98 ha, diikuti perubahan
permukiman
dan
tambak udang menjadi permukiman yaitu
perubahan sawah menjadi permukiman yaitu
88,83 hektar dan perubahan sawah menjadi
623,70 hektar.
tambak udang yaitu 30,17 hektar.
hektar
yaitu
(82,74%).
965,42
yaitu
hektar.
689,36
hektar
Perubahan penggunaan lahan pada periode
2003-2008
dapat
dilihat
Pada gambar ketiga dalam Gambar 5
dalam
diilustrasikan tiga lokasi yang mengalami
Gambar 5 pada gambar kedua. Pada gambar
perubahan penggunaan lahan. Tanda nomer 1
tersebut terdapat tanda bernomor 1 – 9
menunjukan contoh perubahan penggunaan
sebagai lokasi contoh perubahan penggunaan
lahan menjadi permukiman. Tanda nomer 2
lahan di pesisir Kabupaten Rembang. Pada
menunjukkan
tanda nomer 1 menunjukkan lokasi terjadinya
menjadi lahan terbangun dan tanda nomer 3
perubahan penggunaan lahan dari sawah
menunjukkan
menjadi tambak garam. Tanda nomer 2, 3 dan
permukiman.
contoh
perubahan
perubahan
sawah
hutan
menjadi
6 menunjukkan lokasi perubahan hutan
Media pembelajaran interaktif dibuat
(vegetasi) menjadi permukiman. Tanda 4 dan
berdasarkan hasil penelitian perubahan garis
5
pantai dan perubahan penggunaan lahan
menunjukkan
lokasi
sawah
yang
terbengkelai pada tahun 2008 dan beberapa
pesisir
Kabupaten
Rembang
2003-2014.
wilayah dikeringkan dan dijadikan lahan
Proses
penelitian
menggunakan
bervegetasi. Tanda nomer 7 menunjukkan
penginderaan jauh yang setiap kegiatannya
perubahan hutan menjadi sawah. Tanda
diilustrasikan dalam media pembelajaran
nomer 8 menunjukkan daerah tambak udang
untuk memperjelas materi penginderaan jauh
yang dikeringkan dan berfungsi sebagai lahan
Kelas XII SMA. Hasil penelitian disajikan
bervegetasi.
dalam media pembelajaran sebagai contoh
teknik
produk pengolahan citra penginderaan jauh. 77
Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 67 - 79
ISSN: 2460-0768
Produk media pembelajaran ini bersifat
materi penginderaan jauh khususnya di
kontekstual untuk pembelajaran geografi di
Kabupaten Rembang.
Kabupaten Rembang karena menjelaskan kondisi lingkungan sekitar siswa. Kelayakan
media
pembelajaran
SIMPULAN
interaktif diketahui dari respons siswa pada
1. Perubahan garis pantai di Kabupaten
saat ujicoba media pembelajaran. Jika seluruh
Rembang berubah dari waktu ke waktu
aspek
mendapatkan
namun memiliki pola maju pantai dominan
respons rata-rata minimal puas maka media
di pesisir barat dan mundur pantai dominan
pembelajaran tersebut dapat dinyatakan layak
di pesisir timur
media
pembelajaran
digunakan untuk pembelajaran. Tetapi jika
2. Perubahan
terdapat aspek yang tidak memenuhi standar
Kabupaten
puas, maka media pembelajaran tersebut perlu
tertinggi
direvisi dan dilakukan ujicoba ulang.
sawah dan permukiman
Perubahan
garis
pantai
penggunaan
lahan
Rembang
memiliki
berkurangnya
hutan
pesisir pola
menjadi
dan
3. Perubahan garis pantai dan perubahan
penggunaan lahan yang disajikan dalam
penggunaan lahan yang disajikan dalam
media pembelajaran interaktif mendapatkan
media
respons dari siswa sebagai berikut :
digunakan sebagai suplemen kontekstual
pembelajaran
interaktif
layak
mata pelajaran Geografi Kelas XII SMA Tabel Respons Siswa terhadap Media No
Aspek Respons
untuk
Presentase
Kriteria
(%)
KD
:
Menganalisis
Citra
Penginderaan Jauh untuk Perencanaan
1
Kualitas Isi
81,7
Sangat Puas
Kajian Tata Guna Lahan dan Transportasi
2
Penyampaian Isi
76,5
Puas
3
Tampilan
82,3
Sangat Puas
di Kabupaten Rembang.
4
Operasional
84,8
Sangat Puas
5
Kontekstualitas
84,5
Sangat Puas
Berdasarkan
respons
siswa
pada
ujicoba diketahui bahwa empat dari lima aspek mendapat respons sangat puas yaitu respons terhadap kualitas isi media, tampilan media,
operasional
Sedangkan
dan
penyampaian
kontekstualitas. isi
mendapat
respons puas. Dengan kondisi ini dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran layak digunakan sebagai
suplemen kontekstual 78
Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 67 - 79
ISSN: 2460-0768
DAFTAR PUSTAKA
Angkowo et al. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta : Grasindo Badan Pusat Statistik Kab. Rembang. 2014. Kabupaten Rembang dalam Angka 2013 Sugiyono. 2009. Metode Pendidikan. Bandung Alfabeta
:
Penelitian Penerbit
Sunarto, 1999. Goemorfologi Pantai. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Sutanto. 1999. Penginderaan Jauh Jilid 1. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press Tika, Moh. Pabundu. 1997. Metode Penelitian Geografi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Triadmodjo, B. 1999. Tehnik Pantai Edisi Kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Undang-Undang Republik Indonesia nomer 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
79