Deteksi Perubahan Garis Pantai Pulau Gili Ketapang Kabupaten Probolinggo Nurin Hidayati 1, Hery Setiawan Purnawali 2 1
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang Email:
[email protected] 2 Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Nasional Malang
Abstrak- Gili Ketapang merupakan pulau kecil dan sebuah desa yang secara administratif masuk dalam wilayah Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Pulau ini memiliki pantai yang indah berupa pantai berpasir dan mempunyai dinamika pantai yang relatif tinggi. Daerah pantai didefinisikan sebagai daerah pertemuan antara darat dan laut. Stabilitas suatu daerah pantai bisa menggunakan indikator berupa perubahan garis pantai. Perubahan garis pantai sendiri terbentuk karena adanya angkutan sedimen baik dari darat maupun laut, serta adanya erosi atau pengikisan oleh air laut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi dan menganalisis perubahan garis pantai yang terjadi di Pulau Gili Ketapang Probolinggo. Deteksi dan analisis perubahan garis pantai dilakukan dengan menggunakan analisis citra satelit multi temporal. Hasil analisa citra satelit menunjukkan panjang garis pantai Pulau Gili Ketapang tahun 2004, 2006, 2009 dan 2014 secara berturut-turut adalah 4820,52 m, 4841,69 m, 4966,32 m dan 4883,33 m. Pada periode tahun 2004 sampai 2006 terjadi akresi sebesar 0,84 ha dan abrasi sebesar 0,84 ha. Pada periode 2006 sampai 2009 terjadi akresi sebesar 1,82 ha dan abrasi sebesar 1,06 ha. Serta periode 2009 sampai 2014 terjadi akresi sebesar 1,23 ha dan abrasi pantai sebesar 1,14 ha. Keywords: Gili Ketapang, perubahan garis pantai, abrasi, akresi
I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada [2]. Negara kepulauan Indonesia merupakan untaian pulau-pulau terdiri atas 17.805 buah pulau dan dengan garis pantai sepanjang 81.000 km. Dimana di daerah pantai ini sangat intensif dimanfaatkan untuk kegiatan manusia seperti: pusat pemerintahan, permukiman, industri, pelabuhan, pertambakan, pertanian, pariwisata dan lain sebagainya. Hal ini akan berakibat pada peningkatan kebutuhan akan lahan dan prasarana lainnya, sehingga akan timbul masalah baru di kawasan pantai, seperti erosi pantai, sedimentasi yang mengakibatkan majunya garis pantai dan atau pendangkalan muara sungai, penurunan tanah dan intrusi air asin serta pencemaran lingkungan [3]. Menurut Azhar dkk [1], pengertian garis pantai adalah batas pertemuan antara bagian laut dan daratan pada saat terjadi air laut pasang tertinggi. Perubahan garis pantai sangat dipengaruhi oleh faktor hidro-oseanografi. Faktor hidrooseanografi seperti gelombang, arus dan pasang surut dapat menyebabkan terjadinya perubahan garis pantai baik berupa akresi maupun abrasi pantai.
Gili Ketapang merupakan sebuah pulau kecil di Selat Madura, dengan mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan. Pulau ini memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai daerah wisata, karena mempunyai daerah pesisir pantai yang indah dengan pasir pantai berwarna putih. Namun sebagai sebuah pulau kecil yang terletak di perairan lepas sebelah utara Probolinggo, kondisi pesisir pantai Pulau Gili Ketapang banyak dipengaruhi oleh kondisi hidro-oseanografi yang ada dan berpotensi mengalami baik sedimentasi maupun erosi pantai. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk deteksi perubahan garis pantai dan analisa perubahan luasan di Pulau Gili Ketapang. Dari penelitian tersebut dapat diketahui area yang mengalami abrasi dan akresi, serta dapat diketahu kecenderungan kedepannya apakah Pulau Gili ketapang akan semakin menyempit ataukah semakin luas. Hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk pengambilan langkah kebijakan yang berhubungan dengan pemanfaatan serta pengelolaan daerah pesisir pantai Pulau Gili Ketapang. II. METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di Pulau Gili Ketapang Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Data dan Perangkat Lunak Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data satelit yang didownload langsung dari Google Earth, yang direkam pada tanggal 11 januari 2004, 30 Oktober 2006, 26 September 2009 dan 31 Oktober 2014 (lihat Gambar 1) Diagram Alir Penelitian Skema dan tahapan pengerjaan penelitian deteksi perubahan garis pantai Pulau Gili Ketapang ini adalah meliputi pemotongan citra, koreksi geometrik, digitasi, tumpang susun (overlay), dan analisis serta perhitungan perubahan garis pantai. Diagram alir penelitian secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 2. Pemotongan citra difokuskan pada Pulau Gili Ketapang. Sedangkan koreksi geomterik dilakukan dengan rektifikasi citra. Untuk rektifikasi digunakan 4 buah titik yang digunakan sebagai Ground Control Point (GCP). Sistem koordinat yang digunakan dalam proses rektifikasi adalah koordinat geografis dengan referensi World Geodetic System 1984 (WGS1984). Setelah citra terkoreksi, tahap selanjutnya adalah proses digitasi pada layar monitor (on screen digitation). Digitasi
Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan V Universitas Brawijaya Malang 2015 570 | I l m u K e l a u t a n - O s e a n o g r a f i ( I K - O S E - 1 0 ) Nurin Hidayati & Hery Setiawan P
dilakukan untuk mengubah format data raster ke format data vektor. Objek yang didigitasi adalah garis pantai sepanjang Pulau Gili Ketapang, dengan menggunakan perangkat lunak ArcGIS. Setelah tahap digitasi, proses selanjutnya adalah
melakukan tumpang susun (overlay) keempat garis pantai yang dianalisa. Tahap berikutnya adalah analisis perubahan garis pantai tahun 2004, 2006, 2009 dan 2014, serta dianalisa perubahan luasannya.
Gambar 1. Peta Citra Satelit Pulau Gili Ketapang Tahun 2004, 2006, 2009 dan 2014 (Sumber: Google Earth, 2015)
Mulai Download Citra Satelit (Tahun 2004, 2006, 2009 & 2014)
Koreksi Geometrik Digitasi Peta
Panjang Garis Pantai
Overlay Peta Multi Tahun Analisa dan Perhitungan Perubahan Garis Pantai dan Perubahan Luasan Pulau Gili Ketapang
Selesai Gambar 2 Diagram alir penelitian
Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan V Universitas Brawijaya Malang 2015 571 | I l m u K e l a u t a n - O s e a n o g r a f i ( I K - O S E - 1 0 ) Nurin Hidayati & Hery Setiawan P
TABEL 1. PANJANG GARIS PANTAI
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Panjang Garis Pantai Berdasarkan dari analisa citra satelit tahun 2004, 2006, 2009 dan 2014, dapat diperoleh data panjang garis pantai pada tiap periode tahun tersebut. Panjang garis pantai tahun 2004 adalah 4820,52 meter, sedangkan untuk tahun 2006 menjadi 4841,69 meter. Dalam rentang periode tahun 2004 sampai 2006 terjadi penambahan panjang garis pantai sebesar 21,17 meter. Panjang garis pantai 2009 adalah sebesar 4966,32 meter, terjadi penambahan panjang garis pantai sebesar 124,64 meter antara periode 2006 – 2009. Sedangkan untuk garis pantai tahun 2014 sepanjang 4883,33 meter. Data panjang garis pantai selengkapnya bisa dilihat pada Tabel 1.
No 1 2 3 4
Tahun 2004 2006 2009 2014
Panjang Garis Pantai (m) 4820,52 4841,69 4966,32 4883,33
Perubahan Garis Pantai Perubahan garis pantai yang terjadi dari tahun 2004, 2006, 2009 dan 2014 sebagaimana pada Gambar 3.
Gambar 3. Perubahan garis pantai tahun 2004, 2006, 2009 dan 2014
PERUBAHAN LUASAN PULAU GILI KETAPANG Gili Ketapang sebagai sebuah pulau kecil di perairan lepas di Selat Madura, berdasarkan analisis citra satelit pulau ini mengalami akresi dan abrasi di beberapa bagian wilayah pantainya. Luasan area wilayah Pulau Gili Ketapang berturutturut dari tahun 2004, 2006, 2009 dan 2014 adalah sebesar 76,46 ha, 76,82 ha, 77,58 ha dan 77,67 ha. Perubahan luasan hasil analisa citra satelit tahun 2004 sampai 2006 menunjukkan bahwa terjadi akresi sebesar 0,84 ha dan abrasi
pantai sebesar 0,48 ha (Lihat Gambar 4). Pada periode ini akresi yang terjadi lebih besar dari nilai abrasi/erosi pantainya Pada periode tahun 2006 sampai 2009 terjadi akresi sebesar 1,82 ha dan abrasi pantai sebesar 1,06 ha (Lihat Gambar 5). Pada periode ini nilai akresi lebih besar dibandingkan nilai abrasinya, hal ini berarti terjadi penambahan luasan area di Pulau Gili Ketapang. Sedangkan pada periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 pesisir pantai Pulau Gili Ketapang mengalami perubahan luasan berupa akresi pantai sebesar 1,23 ha dan abrasi pantai sebsesar 1,14 ha (lihat Gambar 6).
Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan V Universitas Brawijaya Malang 2015 572 | I l m u K e l a u t a n - O s e a n o g r a f i ( I K - O S E - 1 0 ) Nurin Hidayati & Hery Setiawan P
Gambar 4. Akresi dan abrasi pantai yang terjadi di Pulau Gili Ketapang periode tahun 2004 – 2006
Gambar 5. Akresi dan abrasi pantai yang terjadi di Pulau Gili Ketapang periode tahun 2006 – 2009
Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan V Universitas Brawijaya Malang 2015 573 | I l m u K e l a u t a n - O s e a n o g r a f i ( I K - O S E - 1 0 ) Nurin Hidayati & Hery Setiawan P
Gambar 6. Akresi dan abrasi pantai yang terjadi di Pulau Gili Ketapang periode tahun 2009 – 2014
Proses dinamika di pantai dipengaruhi oleh gerak sedimen di daerah dekat pantai oleh gelombang dan arus. Angkutan sedimen di pantai dapat berupa transport sedimen sepanjang pantai (longshore transport) maupun transport tegak lurus panta (onshore-offshore transport). Sehingga perubahan garis pantai tergantung pada sedimen yang masuk dan yang meninggalkan pantai tersebut. Ada 3 kondisi pantai yanitu pantai kondisi stabil, pantai mengalami akresi dan pantai mengalami erosi/abrasi. Pantai dikatakan dalam kondisi stabil jika imbangan pantai nol. Sedangkan pantai mengalami akresi jika imbangan pantainya positif, dan pantai mengalami erosi jika imbangan pantainya negative [3]. Perubahan luasan di Pulau Gili Ketapang dikarenakan adanya pengaruh faktor hidrodinamika (gelombang, arus dan pasang surut) terhadap pantai di pulau ini yang dominasi sedimen pantainya berupa pasir. Ketika gelombang menjalar dari perairan lepas menuju ke pantai, gelombang akan mengalami perubahan baik ketinggian maupun kecepatan dikarenakan faktor perubahan kedalaman perairan. Saat gelombang pecah, sedimen di dasar pantai terangkat yang selanjutnya terangkut oleh komponen energi gelombang maupun arus sepanjang pantai (yang dibangkitkan oleh gelombang pecah).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pemanfaatan data satelit multi tahun dapat digunakan untuk anailisis dan deteksi perubahan garis pantai. 2. Garis pantai Pulau Gili Ketapang pada tahun 2004, 2006, 2009 dan 2014 berturut-turut adalah 4820,52 m, 4841,69 m, 4966,32 m dan 4883,33 m. 3. Berdasarkan analisis satelit, Pulau Gili Ketapang pada tahun 2004 sampai 2006 terjadi akresi sebesar 0,84 ha dan abrasi sebesar 0,84 ha. Pada periode 2006 sampai 2009 terjadi akresi sebesar 1,82 ha dan abrasi sebesar 1,06 ha. Serta periode 2009 sampai 2014 terjadi akresi sebesar 1,23 ha dan abrasi pantai sebesar 1,14ha. DAFTAR PUSTAKA [1] Azhar, Moch Rizal, Suntoyo, dan Mahmud Musta’in. 2012. Analisa Perubahan Garis Pantai Tuban, Jawa Timur dengan Menggunakan Empirical Orthogonal Function (EOF). Jurnal Teknik ITS,1 (1): 286-291 [2] M. Arief, G. Winarso dan T. Prayogo. 2011. Kajian Perubahan Garis Pantai Menggunakan Data Satelit Landsat di Kabupaten Kendal. Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 8: 71-80. [3] S. Pranoto. 2007. Prediksi Perubahan Garis Pantai Menggunakan Model Genesis. Berkala Ilmiah Teknik Keairan Vol. 13 No.3.
Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan V Universitas Brawijaya Malang 2015 574 | I l m u K e l a u t a n - O s e a n o g r a f i ( I K - O S E - 1 0 ) Nurin Hidayati & Hery Setiawan P