ANALISIS MARKET DEMAND FUNCTION PADA KOMODITAS SEPEDA MOTOR BEKAS DI KOTA BANJARMASIN. Akhmad Rivai ABSRAKSI Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini Untuk mengetahui secara parsial Faktor Psikologis dan Faktor Lingkungan Sosial yang mempengaruhi Market Demand Function Pada Pasar Komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota Banjarmasin, Untuk mengetahui secara simultan Faktor Psikologis dan Faktor Lingkungan Sosial yang mempengaruhi Market Demand Function Pada Pasar Komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota Banjarmasin; dan Untuk mengetahui dinamika pengaruh faktor psikologis dan faktor lingkungan dalam Market Demand Function Pada Pasar Komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota Banjarmasin Dengan menggunakan sampel sebanyak 96 responden dan menggunakan analisis regresi linear berganda peneliti bermaksud untuk membuktikan hepotesis kerja yang telah dibangun dalam penelitian ini. Hasil penelitian merekomendasikan bahwa Secara parsial pengaruh faktor psikologis dan faktor lingkungan sosial signifikan terhadap market demand function pada komoditas Sepeda Motor Bekas Di Kota Banjarmasin; hal ini dibuktikan secara statistik nilai t hitung masing-masing faktor nilai t tabel alpha 5%;; Secara simultan pengaruh faktor psikologis dan faktor lingkungan sosial signifikan terhadap market demand function pada komuditas Sepeda Motor Bekas Di Kota Banjarmasin, hal ini dibuktikan secara statistik nilai F hiutngnya > nilai F tabel dengan alpha 5%; dan Secara total pengaruh faktor psikologis dan faktor lingkungan sosial cukup erat terhadap market demand function pada komoditas Sepeda Motor Bekas Di Kota Banjarmasin, hal ini dibuktikan dengan nilai R2 mendekati angka 1. Kata Kunci : Psikologis, Lingkungan Sosial, dan Market Demand Functio Sangat peka dirasakan oleh sebagian kehidupan bangsa kita hari ini, dimana banyak rakyat Indonesia yang kehidupannya jauh dari cita-cita bangsa atau dengan kata lain masih berkutik dalam kemiskinan dan hidup dalam garis kemiskinan. Inilah tantangan bangsa kita bisakah membawa mereka yang miskinmiskin itu keluar dari belenggu kehidupan yang serba terbatas menuju sejahtera lahir dan batin. Ini semua membutuhkan energi yang besar untuk berubah dengan caracara atau berpikir positif Thinking for Change. Oleh karenanya peran serta seluruh lapisan masyarakat Indonesia dalam perekonomian In saat ini sudah menjadi keharusan dalam rangka menggerakkan roda ekonomi nasional dalam mewujudkan ekonomi yang stabil. Peran pemerintah,
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional yang sedang giat-giatnya dilaksanakan oleh pemerintah dengan segenap keikutsertaan lapisan masayarakat tentunya tidak lain dengan tujuan akhir untuk mencapai masyarakat adil dan makmur. Dengan pembangunan nasional secara bertahap dan gradual ini diharapkan secara jangka panjang terwujud tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam suasana kehidupan kesejahteraan rakyat yang semakin tinggi. Banyaknya berbagai kemudahan yang didapat rakyatnya atas alat pemuas kebutuhan hidup menunjukkan semakin maju dan modernisasinya kondisi dan situasi ekonomi bangsa.
51
52 swasta dan piranti ekonomi lainnya tidak bisa diabaikan begitu saja. Apalagi menyangkut dinamika peran swasta dalam perekonomian nasional dan daerah saat ini yang dirasa sangat menentukan nasib kebanyakan pekerja Indonesia. Banyak rakyat Indonesia yang menaruhkan kehidupannya berprofesi sebagai usaha swasta dan pekerja swasta. Agar perannya secara jangka panjang dapat dinamis dan membawa keberlangsungan survival usahanya, tentunya pelaku bisnis swasta harus memiliki cara pandang tersendiri mengenai bisnis masa depan yang membutuhkan peramalan bisnis yang tepat termasuk didalamnya bagaimana memprediksi permintaan pasar di masa datang. Disinilah ketertarikan peneliti mencoba menelaah fenomena bisnis yang ada kaitanya dengan pasar komoditas sepeda motor bekas di kota Banjarmasin, diman pelaku bisnis swasta harus mampu menganalisis market demand functionnya secara akurat. Perumusan Masalah 1. Secara parsial apakah Faktor Psikologis dan Faktor Lingkungan Sosial yang mempengaruhi Market Demand Function Pada Pasar Komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota Banjarmasin 2. Secara simultan apakah Faktor Psikologis dan Faktor Lingkungan Sosial yang mempengaruhi Market Demand Function Pada Pasar Komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota Banjarmasin. 3. Bagaimanakah dinamika pengaruh faktor psikologis dan faktor lingkungan dalam Market Demand Function Pada Pasar Komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota Banjarmasin Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui secara parsial Faktor Psikologis dan Faktor Lingkungan Sosial yang mempengaruhi Market Demand Function Pada Pasar Komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota Banjarmasin 2. Untuk mengetahui secara simultan Faktor Psikologis dan Faktor Lingkungan Sosial yang mempengaruhi Market
Demand Function Pada Pasar Komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota Banjarmasin. 3. Untuk mengetahui dinamika pengaruh faktor psikologis dan faktor lingkungan dalam Market Demand Function Pada Pasar Komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota Banjarmasin TINJAUAN PUSTAKA Definisi Demand Sejalan dengan kajian market demand function, tentunya kajian ilmiah mengenai demand function itu sendiri harus dijabarkan secara jelas dan mendasar melalui pendapat berbagai pijakan yang ilmiah. Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Permintaan berkaitan dengan keinginan konsumen akan suatu barang dan jasa yang ingin dipenuhi. Dan kecenderungan permintaan konsumen akan barang dan jasa tak terbatas.1 Permintaan mencerminkan perilaku konsumen dalam membeli barang/jasa. Interaksi antara konsumen dan produsen akan menciptakan kesepakatan harga diantara keduanya yang disebut dengan keseimbangan harga. Permintan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu pula.2 Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu. Secara periode permintaan dari seorang individu atau masyarakat terhadap suatu barang ditentukan oleh antara lain harga barang yang dimaksud, tingkat pendapatan, jumlah penduduk, selera dan ramalan di masa yang akan datang dan harga barang lain atau subtitusi. Analisis teori permintaan memfokuskan hubungan antara permintaan dan perubahan harga, sedangkan faktor lainnya dianggap tetap (ceteris paribus).3 Permintan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada
53 tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu.4 Dengan adanya berbagai pendapat secara ilmiah di atas dapatlah ditarik benang merah mengenai definsi demand sebagai banyaknya jumlah barang yang diminta pada tingkat harga tertentu dalam pasar tertentu pula yang berkaitan erat dengan hukum keseimbangan pasar. Hukum Permintaan Sejalan dengan definisi permintaan yang diuraikan secara jelas pada deskripsi di atas, maka untuk menambah pemahaman sehubungan dengan market demand function tentunya perlu sekali diketengahkan mengenai hukum permintaan. Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat5. Dengan demikian hukum permintaan berbunyi : Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta, dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia diminta. Disini berlaku asumsi ceterus paribus. Hukum permintaan berbunyi : jumlah produk yang diminta berbanding terbalik dengan harga, artinya : jika harga barang naik maka jumlah permintaannya akan turun dan sebaliknya2. Kenaikan harga barang akan menyebabkan berkurangnya jumlah barang yang diminta, hal ini dikarenakan : 1). Naiknya harga menyebabkan turunnya daya beli konsumen dan akan berakibat berkurangnya jumlah permintaan, 2). Naiknya harga barang akan menyebabkan konsumen mencari barang pengganti yang harganya lebih murah. Pada hakikatnya hukum permintaan menyatakan bahwa ketika harga produk per unit mengalami kenaikan, akan menyebabkan jumlah produk yang diminta mengalami penurunan, dan jika harga
produk per unit turun dari harga semula, berarti jumlah produk yang diminta akan mengalami peningkatan. Dengan kata lain permintaan berbanding terbalik dengan harga3. Dimana hukum permintaan ini hanya berlaku jika asumsinya ceteris paribus. Hukum permintaan berbunyi “harga suatu barang berbanding terbalik terhadap jumlah barang yang diminta.”5 Sering dikenal The law of demanishing demand artinya hukum permintaan yang menurun, yang bunyinya “Apabila harga suatu barang dinaikkan, maka semakin berkurang jumlah yang diminta.” Keduanya mempunyai pengertian yang sama, maksudnya adalah harga merupakan perubah bebas, sedangkan jumlah barang yang diminta merupakan perubah tergantung. Dengan memahami beberapa pendapat di atas yang mereferensikan mengenai hukum permintaan, maka dapatlah disimpulkan bahwa hukum permintaan menyatakan adanya hubungan yang terbalik antara barang yang diminta dengan harga, dimana hukum permintaan memberlakukan asumsi ceterus paribus. Secara mendasar dengan melihat definisi permintaan dan hukum permintaan tentunya permintaan yang dimaksud dalam kaidah ekonomi mikro memiliki berbagai macam permintaan. Ada pendapat yang membagi permintaan menjadi 5 macam yaitu : 1. Permintaan Absolut : Permintaaan yang tidak disertai daya beli. 2. Permintaan Potensial : Permintaan potensial adalah permintaan yang sudah didukung oleh daya beli, namun belum terdapat keinginan untuk membeli. 3. Permintaan efektif : Permintaan efektif adalah permintaan terhadap barang dan jasa yang disertai kemampuan membeli 4. Permintaan Individu : Permintaan individu adalah permintaan yang hanya dilakukan oleh salah seorang konsumen saja. 5. Permintaan Pasar : Permintaan pasar adalah permintaan yang dilakukan oleh konsumen secara keseluruhan dalam pasar.
54 Faktor Yang Mempengaruhi Demand Permintaan yang individual maupun pasar sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang menjadi pertimbangan konsumen melakukan pembelian terhadap produk. Adapun faktor yang mempengaruhi demand diantaranya : harga barang itu sendiri, harga barang substitusi (pengganti), harga barang komplementer (pelengkap), jumlah pendapatan, selera konsumen, intensitas kebutuhan konsumen, perkiraan harga di masa depan, jumlah penduduk. Pendapat yang senada juga diketengahkan dalam uraian ini, dimana faktor-faktor yang mempengaruhi demand adalah perilaku/selera konsumen, ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap, pendapatan/ penghasilan konsumen, perkiraan harga di masa depan dan banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen.3 Permintaan seseorang atau suatu masyarakat kepada suatu barang ditentukan oleh faktor-faktor, diantaranya : 1). Harga barang itu sendiri (Px), 2). Harga barang lain ( Py), 3). Pendapatan konsumen (Inc), 4). Cita rasa (T), 5). Iklim (S), 6). Jumlah penduduk (Pop), 7). Ramalan masa yang akan datang (F). Teori Permintaan atau Teori Perilaku Konsumen Untuk memberikan dasar berpikir yang ilmiah dalam kajian riset terhadap fenomena ekonomi mikro, tentunyam kajian teori permintaan perlu sekali dijabarkan secara komprehensif. Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan yaitu : 1. Pendekatan nilai guna (Untiliti) Kardinal atau sering disebut dengan teori nilai subyektif: dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitif. 2. Pendekatan nilai guna ordinal atau sering juga disebut analisis Kurva indeference: manfaat yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak kuantitif.
Teori ekonomi kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seorang dari mengkonsumsikan barang-barang dinamakan nilai guna atau untiliti. Nilai guna dibedakan diantara dua pengertian ; 1). Nilai guna total : jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu, dan 2). Nilai guna marginal : pertambahan (pengurangan) penggunaan suatu unit barang tertentu. Secara histories, teori nilai guna (untiliti) merupakan teori yang lebih dahulu dikembangkan untuk menerangkan kelakuan individu dalam memilih barangbarang yang akan dikonsumsinya. Analisa ini dikenal sebagai analisisa kepuasan sama, yang meliputi penggambaran dan macam kurva, yaitu kurva kepuasan sama dan garis anggaran pengeluaran. Garis anggaran pengeluaran (budget line) yang menunjukan berbagai gabungan barangbarang yang dapat dibeli oleh sejumlah pendapatan tertentu. Syarat mencapai kepuasan sama, Seorang konsumen akan mencapai kepuasan yang maksimum apabila ia mencapai garis anggaran pengeluaran menyinggung kurva kepuasan sama. Pendekatan untuk mempelajari perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang meliputi 1). Pendekatan Kardinal dan 2). Pendekatan Ordinal. Asumsi : Konsumen bersikap rasional Dengan anggaran yang tersedia, konsumen berusaha memaksimalkan kepuasan totalnya dari barang yang dikonsumsinya. Pendekatan Kardinal 1. Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur. 2. Makin banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasan 3. Terjadi hukum The law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan setiap satu satuan. Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap unit tambahan konsumsi semakin kecil. (Mula – mula kepuasan akan naik sampai dengan titik tertentu atau saturation point tambahankepuasan
55 akan semakin turun). Hukum ini menyebabkan terjadinya Downward sloping MU curva. Tingkat kepuasan yang semakin menurun ini dikenal dengan hokum Gossen. 4. Tambahan kepuasan untu ktambahan konsumsi 1 unit barang bias dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen redah maka dia hanya akan mau membayar dengan harga murah. Pendekatan cardinal biasa disebut sebagai Dayaguna marginal. Skedul Utiliti Total Qx TUx 0 0 1 10 4 28 6 30 7 28
MUx … 10 4 0 -2
Keseimbangan konsumen tercapai ijika konsumen memperoleh kepuasan maksimum dari mengkonsumsi suatu barang. Syarat Keseimbangan : 1.MUx/Px = MUy/Py = ….= MUn/Pn 2.PxQx + Py QY + ……+ PnQn = M MU = marginal utility P = harga M = pendapatankonsumen
Q
1
2
3
4
5
6
7
8
MUx
16
14
12
10
8
6
4
2
MUy
11
10
9
8
7
6
5
4
Diketahui : Px = 2, Py = 1, M = 12 Syarat Equilibrium: 1. MUx / Px =MUy / Py 12 / 2 = 6 / 1 2. PxQx + PyQY =MPxQx + Py QY = M (2) (3) + (1) (6) = 12 Total Utility
= MUx QX + MUy QY = (12) (3) + (6) (6) = 72
Pendekatan Ordinal Kelemahan pendekatan cardinal terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Pada kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan. Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal (relatif). Tingkat kepuasan konsumen dengan menggunakan kurva indiferens (kurva yg menunjukkan tingkat kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama). Ciri-ciri kurva indiferens : Mempunyai kemiringan yang negatif, konsumen akan mengurangi konsumsi barang yang satu apabila ia menambah jumlah barang lain yang di konsumsi, cembung kearah titik origin, menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang harus ia korbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masingmasing barang yang dikonsumsi, tidak saling berpotongan, tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama pada suatu kurva indiferens yang berbeda. Perbedaan antara pendekatan cardinal dengan ordinal Pandangan antara besarnya utility menganggap bahwa besarnya utility dapat dinyatakan dalam bilangan/angka.
56 Sedangkan analisis ordinal besarnya utility dapat dinyatakan dalam lbilangan/angka. Analisis cardinal mengunakan alat analisis yang dinamakan marginal utiliy (pendekatan marginal). Sedangkan analisis ordinal menggunakan analisis indifferent curve atau kurva kepuasan sama . Model Perilaku Konsumen Dalam pasar sasaran konsumen yang selalu mencari kepuasannya dalam meraih alat pemuas kebutuhan hidup tentunya selalu mentendensikan perilakunya dalam sebuah model yang umum dilakukan. Umumnya perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor dalam model di bawah ini : 1. Konsumen Individu Pilihan merek dipengaruhi oleh ; (1). Kebutuhan konsumen, (2). Persepsi atas karakteristik merek, dan (3). Sikap kearah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merek dipengaruhi oleh demografi konsumen, gaya hidup, dan karakteristik personalia. 2. Pengaruh Lingkungan Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh (1). Budaya (Norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan), (2). Kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik konsumen), (3). Grup tata muka (teman, anggota keluarga, dan grup referensi) dan (4). Faktor menentukan yang situasional ( situasi dimana produk dibeli seperti keluarga yang menggunakan mobil dan kalangan usaha). 3. Marketing strategy Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah (1). Barang, (2). Harga, (3). Periklanan dan (4). Distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan. Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran. Kebutuhan ini memberikan informasi kepada organisasi pemasaran
mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek. Strategi pemasaran kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen. Ketika konsumen telah mengambil keputusan kemudian evaluasi pembelian masa lalu sebagai umpan balik kepada konsumen individu. Selama evaluasi, konsumen akan belajar dari pengalaman dan pola pengumpulan informasi mungkin berubah, evaluasi merek, dan pemilihan merek. Pengalaman konsumsi secara langsung akan berpengaruh apakah konsumen akan membeli merek yang sama lagi. Umpan balik mengarah kembali kepada organisasi pemasaran. Pemasar akan mengiikuti responsi konsumen dalam bentuk saham pasar dan data penjualan. Tetapi informasi ini tidak menceritakan kepada pemasar tentang mengapa konsumen membeli atau informasi tentang kekuatan dan kelemahan dari merek pemasar secara relatif terhadap saingan. Karena itu penelitian pemasaran diperlukan pada tahap ini untuk menentukan reaksi konsumen terhadap merek dan kecenderungan pembelian dimasa yang akan datang. Informasi ini mengarahkan pada manajemen untuk merumuskan kembali strategi pemasaran kearah pemenuhan kebutuhan konsumen yang lebih baik. METODOLOGI Definisi Operasional Variabel 1. Market Demand Function adalah fungsi atau persamaan permintaan pasar yang diekuvalensikan dengan persamaan regresi linear berganda, dimana variabel yang memberi pengaruh pada permintaan pasar ditentukan oleh faktor psikologis dan faktor lingkungan konsumen. 2. Faktor psikologis adalah faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam bertindak memiliki sepeda motor bekas diantaranya dibentuk oleh sub faktor
57 yaitu persepsi, keperibadian, pengalaman dan motivasi konsumen. 3. Faktor lingkungan adalah faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam bertindak memiliki sepeda motor bekas diantaranya dibentuk oleh sub faktor yaitu kelas sosial, tingkat pendapatan, dan kelompok referensi konsumen. Populasi Dan Sampel Populasi adalah konsumen yang memiliki pembelajaran dalam membeli sepeda motor bekas di kota Banjarmasin. Berhubung proporsi penduduk yang pernah membeli dan yang tidak sulit diketahui datanya secara pasti, maka proporsi yang dipakai8 adalah 50% : 50% dengan probabilitas 95% dan standarr error 10% berarti sampel yang ditarik sebanyak 96 orang dengan formulasi sebagai berikut : +/- 1,96 σp (1,96) 98/√n 9,8 96
= +/- 10 = 50/√n == 10 = 10 = √n =n
Untuk pemerataan area tanggapan konsumen, sampel sebanyak 96 orang tersebut ditetapkan sebagai sampel berdasaarkan cluster sampling per kecamatan yang ada di kota Banjarmasin dengan pembagian sampel secara proporsional sebagai berikut : 1. Kec. Banjarmasin Utara 19 unit 2. Kec. Banjarmasin Selatan 19 unit 3. Kec. Banjarmasin Timur 19 unit 4. Kec. Banjarmasin Barat 19 unit 5. Kec. Banjarmasin Tengah 20 unit Jenis data Karena penelitian ini dikembangkan dengan tehnik survei, maka jenis data yang digunakan sepenuhnya memakai data primer dengan menerapkan studi angket dimana faktor yang menjadi unit analisis dibuatkan perwakilan pertanyaan yang dianggap mewakili dengan menggunakan skala ekstrim setuju dengan nilai 1 dan tidak setuju dengan nilai 0.
Tehnik Pengumpulan Data Ada beberapa tehnik pengumpulan data yang digunakan peneliti menyangkut studi pustaka, studi observasi, dan studi angket. Dengan studi pustaka, peneliti mengilhami penelitian ini secara ilmiah dengan menelusuri referensi ilmiah yang dianggap masih relevan sebagai dasar pijakan berpikir. Melalui studi observasi, peneliti mengamati secara dekat dinamika mekanisme pasar sepeda motor bekas di kota Banjarmasin. Dalam pengumpulan data ini, peneliti memiliki konsekuensi untuk melakukan uji coba instrumen penelitian. Uji coba instrumen penelitian yang akan digunakan menggunakan uji validitas dan reliabilitas data. Vailiditas data dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh sebuah instrumen mampu mengukur yang yang seharusnya diukur. Secara ukuran statistik peneliti mengkonotasikan koefisien validitas dengan besaran korelasi yang terbentuk dari masing-masing instrumen atau ( r ) instrumen. Suatu instrumen dapat dikatakan valid apabila r instrumen > atau = 0,300. Formulasi yang digunakan untuk menguji validitas ini adalah :
N ( XY ) – ( XY ) r = ((NX2-(X2)) (Y)2)
(NY2-
Dimana : r = korelasipearson X = skortiap item Y = skor total N = jumlahsubyek yang diteliti Dengan menggunakan SPSS versi 16 dapatlah disarikan hasil pengujian validitas sebagai berikut :
58 Memperhatikan nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing faktor mulai faktor X1 yang memiliki r sebesar 0,879, faktor X2 sebesar 0,798, dan faktor Y dengan r sebesar 0,927; karena nilai r masing-masing instrumen > atau = 0,300, maka dapat dipastikan bahwa faktor X1, faktor X2, dan faktor Y melalui uji validitas dapat dikatakan valid. Setelah dilakukan uji validitas data, selanjutnya peneliti akan melaksanakan pengujian reliabilitas data. Uji reliabilitas data dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh instrumen konsisten mengukur apa yang seharusnya diukur.Sebuah isntrumen dapat dikatakan reliabel apabilan nilai alphanya > atau = 0,500. Untuk menguji kadar reliabilitas data digunakan formulasi sebagai berikut :
α =
r
b1 =pengaruh X1 terhadap Y b2 =pengaruh X2 terhadap Y e =penganggu Dalam mendeteksi pengaruh yang signifikan secara parsial antara faktor X1 dan faktor X2 terhadap Y digunakan analisis uji t9 dimana rumusannya sebagai berikut :
bi = rata-rata beda t hitung =
Se bi = kesalahan standar beda rata-rata beda Sd = stabdar deviasi .
Se bi =
n (bi)2 bi2
. n
1+(k-1)r
= keandalan alpha cronbach k = jumlah pernyataan dalam skala r = rata-rata korelas idiantara butir pernyataan Melalui SPSS versi 16 dapatlah disarikan hasil uji reliabilitas, dimana berdasarkan Item-Total Statistic di atas pada kolom Cronbach’s Alpha If Item Deletednilai alpha faktor X1 sebesar 0,894, faktor X2 sebesar 0,963, dan faktor Y sebesar 0,859 > alpha standar 0,500; hal ini dapat dikatakan bahwa seluruh instrumen penelitian dapat berstatus reliabel (dapat dipercaya).
----- dimana apabila t hitung > t tabel (Ha diterima) n1
Sd =
Uji Anova atau uji F10 akan digunakan untuk mendeteksi pengaruh yang signifikan secara simultan antara faktor X1 dan faktor X2 terhadap Y dengan rumusan sebagai berikut :
R2 f
1 R 2
k ; apabila F hitung > n k 1 Ftabel (Ha diterima)
dimana : Tehnik Analisis Data Untuk menentukan market demand function, peneliti menggunakan persamaan regresi berganda yang mendeksripsikan garis estimasi permintaan pasar pada komoditas sepeda motor bekas di kota Banjarmasin dengan persamaan : Y = b0 + b1X1 + b2X2 + e9 Dimana : Y = permintaan pasar b0 =konstanta
R2 = Koefisien Korelasi K = Banyak Variabel N = Banyak Sampel HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS PEMBAHASAN Hasil Penelitian Untuk mengetahui dinamika tanggapan responden sebanyak 96 sampel
59 konsumen yang pernah membeli sepeda motor bekas di kota Banjarmasin, dalam hasil penelitian ini dirasa perlu dijabarkan secara jelas. Tanggapan responden terhadap faktor X1 dapat dipastikan dalam statistik inferen, dimana responden yang memberikan jawaban berbobot 1 sebanyak 3,1%, jawaban berbobot 2 sebanyak 30,2%, dan memberikan jawaban berbobot 3 sebanyak 66,7%. Karena jumlah pertanyaan dari faktor ini diwakili hanya 3 buah pertanyaan dengan skoring setuju = 1 dan tidak setuju =0, maka dapat dipastikan sebagian besar responden (66,7%) setuju terhadap faktor X1 ini.
Tanggapan responden terhadap faktor X2 dapat dipastikan berdasarkan statistik inferen, dimana yang memberikan jawaban berbobot 1 sebanyak 5,2%, yang memberikan jawaban berbobot 2 sebanyak 34,4%, dan yang memberikan jawaban berbobot 3 sebanyak 60,4%. Karena faktor X2 diwakili oleh 3 (tiga) buah pertanyaan dengan tersedia tanggapan dengan skoring setuju = 1 dan tidak setuju = 0, maka dapat dikatakan bawah tanggapan responden terhadap faktor X2 sebagian besar pada setuju.
Histogram Faktor X1 Sumber Data : Print Out SPSS Versi 16, Tahun 2012
Histogram Faktor X2 Sumber Data : Print Out SPSS Versi 16, Tahun 2012
Berdasarkan histogram di atas terlihat jelas bawah mean faktor X1 = 2,64, sedangkan Deviasi Standarnya = 0,545. Untuk mengetahui dinamika nilai responden terhadap faktor X1 dapatlah disarikan batas toleransi nilai faktor X1 dengan memadukan meannya +//- SD dengan kisarnya :
Berdasarkan histogram faktor X2 di atas dapatlah disarikan dinamika tanggapan responden dengan batas toleransi dimana meanya = 2,55 dan deviasi standarnya = 0,596. Dengan demikian dapatlah dideskripsikan batas toleransi tanggapan responden terhadap faktor X2 sebagai berikut :
1. Batas Bawah = 2,64 – (0,545) = 2,095 2. Batas Atas = 2,64 + (0,545) = 3,000
1. Batas Bawah = Mean – Deviasi Standar = 2,55 – 0,596 = 1,954 2. Batas Atas = Mean + Deviasi Standar
60 = 2,55 + 0,596 = 3,000 Tanggapan responden terhadap faktor Y dapat dijabarkan berdasarkan statistik inferen faktor Y, dimana responden yang memberi tanggapan berbobot 1 sebanyak 2,1%, yang memberikan jawaban berbobot 2 sebanyak 34,4%, dan yang memberikan jawaban berbobot 3 sebanyak 63,5%. Karena faktor Y diwakili dengan 3 (tiga) buah pertanyaan dengan skor jawaban setuju = 1 dan tidak setuju = 0, maka dapat dipastikan sebagian besar responden (63,5%) menyatakan setuju dengan faktor Y ini.
Histogram Faktor Y Sumber Data : Print Out SPSS Versi 16, Tahun 2012 Untuk melihat dinamika tanggapan responden terhadap faktor Y, dimana berdasarkan batas toleransi atau dengan Mean +/- deviasi standar, maka dapat dipastikan bawah batas toleransinya sebagai berikut : 1. Batas bawah = 2,61 – 0,531 = 2,079 2. Batas Atas = 2,61 + 0,531 = 3,000
Analisis Pembahasan Pengujian Secara Parsial Pengujian secara parsial dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan secara sendiri-sendiri antara faktor X1 terhadap Y dan pengaruh faktor X2 terhadap Y. Untuk kebutuhan pengujian tersebut diaplikasikan penggunaan SPSS versi 16 yang membantu pengolahan data analisis dalam rangka melahirkan hasil uji coefficients, dimana hasil uji yang tertera di bawah ini mendeskripsikan bahwa nilai t hitung untuk faktor X1 sebesar 13,994 dan nilai t hitung untuk faktor X2 sebesar 4,985.
Proses untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan secara parsial perlu diketahui nilai t tabel dengan alpha 5%. Dimana apabila nilai t hitung > nilai t tabel dengan alpha 5%, maka keputusan terima Ha. Untuk mencari nilai t tabel dengan alpha 5% dibutuhkan besaran degree of freedom (df) = n-k-1 ; dimana n adalah jumlah sampel 96 unit dan k adalah jumlah faktor yang dianalisis pada uji t sebanyak 2 buah, dengan demikian df = 962-1= 93. Dan dapatlah ditelusuri nilai t tabel alpha 5% dengan df sebesar 93 yang bernilai 1,66 (lihat tabel t kiritis alpha 5% di bawah ini. Tabel t dengan alpha 5% Degree of freedom
Nilai t hitung dengan alpha 5%
68.0
1.6675722807966529
69.0
1.6672385486684875
70.0
1.6669144790558887
71.0
1.666599658328462
61 80.0
1.6641245785895913
81.0
1.6638839129225451
82.0
1.6636491840290049
83.0
1.663420174918819
84.0
1.663196679048844
85.0
1.662978499701841
86.0
1.6627654494090058
87.0
1.6625573494128034
88.0
1.6623540291668377
89.0
1.6621553258696313
90.0
1.661961084030092
91.0
1.6617711550616412
92.0
1.6615853969031673
Degree of freedom
Nilai F hitung dengan alpha 5% dengan (k-1) = 2
93.0
1.6614036736648266
88.0
3.1000686386371386
94.0
1.661225855296436
89.0
3.0988697184243423
95.0
1.6610518172771864
90.0
3.097698035251925
91.0
3.096552671496264
92.0
3.0954327502913723
93.0
3.094337433291138
94.0
3.0932659185773006
95.0
3.0922174387023613
Sumber Data : SPSS versi 16; dimana (nk-1) = 96-3-1= 92 t tabel 1,66. Karena nilai t hitung untuk faktor X1 sebesar 13,994 > nilai t tabel dengan alpha 5% sebesar 1,66, maka dapat dikatakan pengaruh faktor X1 secara parsial terhadap Y signifikan (nyata) dengan level alpha 0,000. Karena nilai t hitung untuk faktor X2 sebesar 4,985 <> nilai t tabel dengan alpha 5% sebesar 1,66, maka dapat dikatakan pengaruh faktor X2 secara parsial terhadap Y signifikan (nyata) dengan level alpha 5%. Pengujian Secara Simultan Pengujian pengaruh secara simultan antara faktor X1 dan X2 terhadap Y secara statistik dapat dilakukan melalui aplikasi SPSS versi 16, dimana hasil uji Anovanya terilustrasi sebagai berikut :
Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan secara simultan kriterianya nilai F hitung > nilai F tabel dengan alpha 5%, maka keputusannya terima Ha. Proses lebih lanjut nilai F tabel dengan alpha 5% harus ditelusuri pada tabel F kritis alpha 5% dengan menggunakan degree of freedom (df) = (k-1) dan (n-k) = (3-1) dan (96 -3) = 2 dan 93. Dengan menelusuri df sebesar itu pada tabel F kritis di bawah ini, maka diketahuilah besaran nilai F tabel dengan alpha 5% sebesar 3,09. Tabel F dengan alpha 5% dengan (k-1) = 3 -1 = 2
Sumber Data : SPSS versi 16; dimana (k1) dan (n-k) = 2 dan 93 dgn f tabel 3,09 Karena nilai F hitung sebesar 379,959 > nilai F tabel dengan alpha 5% sebesar 3,09, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh faktor X1 dan faktor X2 secara simultan terhadap Y signifikan (nyata). Pengujian Kekuatan Pengaruh Secara Total Untuk mengetahui kekuatan pengaruh total dari faktor X1 dan faktor X2 terhadap Y, dibutuhkan analisis koefisien determinasi (R2), dimana hasil uji data melalui SPSS
62 versi 16 dengan model Summary di bawah ini diketahui bahwa nilai R Square hitung sebesar 0,891 mendekati angka 1, artinya pengaruh faktor X1 dan faktor X2 secara total atau bersama-sama dapat dikatakan kuat (erat).
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Secara parsial pengaruh faktor psikologis dan faktor lingkungan sosial signifikan terhadap market demand function pada komoditas Sepeda Motor Bekas Di Kota Banjarmasin; hal ini dibuktikan secara statistik nilai t hitung masing-masing faktor nilai t tabel alpha 5%. 2. Secara simultan pengaruh faktor psikologis dan faktor lingkungan sosial signifikan terhadap market demand function pada komuditas Sepeda Motor Bekas Di Kota Banjarmasin, hal ini dibuktikan secara statistik nilai F hiutngnya > nilai F tabel dengan alpha 5%. 3. Secara total pengaruh faktor psikologis dan faktor lingkungan sosial cukup erat terhadap market demand function pada komoditas Sepeda Motor Bekas Di Kota Banjarmasin, hal ini dibuktikan dengan nilai R2 mendekati angka 1.
Saran-Saran Sehubungan dengan hasil penelitian ini dimana pengaruh faktor psikologis dan faktor lingkungan sosial terhadap market demand function baik secara parsial dan simultan dianggap signifikan dan cukup kuat pengaruhnya secara total, maka saran yang perlu disikapi yaitu perhatian yang memadai terhadap faktor psikologis dan faktor lingkungan sosial ini dalam upaya menentukan estimasi market demand function untuk kelangsungan usaha pada komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota Banjarmasin DAFTAR PUSTAKA http://id.wikipedia.org/wiki/Permintaan http://silverlord999.blogspot.com/2010/04/pe ngertian-permintaan-penawaranhukum.html http://latansablog.wordpress.com/2012/03/18 /pengertian-hukum-permintaan/ http://matakuliah.files.wordpress.com/2007/0 9/te-mik-2.pdf http://id.shvoong.com/businessmanagement/technology-operationsmanagement/2050699-hukumpermintaan/ http://aisyah18.file.wodpress.com http://library.usu.ac.id/download/fe/manajeme n-hamidah.pdf Koentjaraningrat, 2005, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Penerbit PT. Gramedia,Jakarta. Algifari, 1997, Statistika Induktif, , Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta Sugiyono, 2002, Metode Penelitian Bisnis, Penerbit Alfa Beta, Bandung. Suhartini Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Bandung