e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
ANALISIS KESULITAN-KESULITAN BELAJAR BAHASA INDONESIA KELAS V DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SD PILOTINGSE-KABUPATEN GIANYAR I Gst. Ayu Winiari1, Dr. I Gede Meter, M.Pd.2, Drs.I Gusti Agung Oka Negara, S.Pd., M.Kes.3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail : {
[email protected],
[email protected],
[email protected]} Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan belajar bahasa Indonesia pada siswa kelas V dalam implementasi kurikulum 2013 di SD Piloting se-Kabupaten Gianyar dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar bahasa Indonesia pada siswa kelas V dalam implementasi kurikulum 2013 di SD Piloting se-Kabupaten Gianyar. Penelitian ini dilaksanakan di SD Piloting seKabupaten Gianyar yang terdiri dari 7 sekolah dengan jumlah siswa sebanyak 513 siswa. Instrumen pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah instrumen non tes berupa angket, wawancara dan dokumentasi. Instrumen pengumpulan data ini digunakan untuk memperoleh data mengenai kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia serta faktor penyebabnya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan angket tentang materi yang diperoleh pada tema Sejarah kerajaan Islam di Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar bahasa Indonesia. Wawancara diberikan kepada guru kelas V di SD Piloting se-kabupaten Gianyar untuk mengetahui kesulitan belajar yang dialami siswa beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Data yang sudah diperoleh dianalisis menggunakan Metode analis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunujukan kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada keterampilan membaca yaitu dalam mencari arti kata sulit dalam bacaan yang berjumlah 274 siswa dengan persentase 55.80% dan kesulitan pada keterampilan menulis yaitu dalam menuliskan kembali cerita mengenai kerajaan Islam di Indonesia yang berjumlah 257 siswa dengan persentase 52.34%. Adapun faktor yang paling mempengaruhi kesulitan belajar bahasa Indonesia yaitu faktor intelegensi siswa dengan persentase pengaruh sebesar 74.11%
Kata kunci: Kesulitan Belajar Bahasa Indonesia, Kurikulum 2013 dan Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Abstract The purpose of this research to know and find out factors which influence difficulty of learning Indonesian to fifth grade on implementation of 2013 curriculum on SD Piloting in Gianyar Regency. This research was done on SD Piloting in Gianyar Regency where it consist of 7 schools and 513 students. Instrument for collecting data on this research was non tes instrument like questionnaire, interview and documentation. This instrument was used to get data about difficulty and which faced by students in learning Indonesian. Collecting data was done by giving questionnaire about material that was got on History of Moslem Kingdom in Indonesia. Interview was done on all teachers of fifth grade on SD Piloting in Gianyar Regency to find out
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 difficulty and factors which influence it. The data which collected was analyzed by descriptive analyze method qualitative. The result of research shows difficulty which faced in learning Indonesia on reading skill is when finding meaning of word on the text is 274 students or 55.80 % and difficulty when rewrite the story is 257 students or 52.34 %. The most influence factor in learning Indonesia is intelegency of student factors is 74.11% Keywords : Indonesian Learning Difficulties, Curriculum 2013 and Causes of Learning Disabilities
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu pilar penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan menjadi cara dalam meningkatkan kualitas keilmuan dan pengembangan kepribadian seseorang. Maka tidak salah bila pendidikan dikatakan sebagai usaha sadar dalam rangka membimbing dan mengarahkan perkembangan anak. Pendidikan sekolah dasar merupakan pendidikan dasar setelah seorang anak menempuh pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK). Dalam pendidikan sekolah dasar (SD) anak memperoleh berbagai ilmu pengetahuan yang akan berguna bagi kehidupannya dimasa depan. Dalam pendidikan di sekolah dasar pula anak akan mulai belajar untuk mengenal sesuatu mulai dari benda yang konkreat hingga benda yang bersifat abstrak. Dalam dunia pendidikan belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada dalam sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga sendiri. Subini dkk. (2012:6) menyatakan bahwa “pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan keadaan (proses) belajar, oleh karna itu harus dipahami bagaimana siswa mendapatkan pengetahuan dari kegitan belajarnya.” Pembelajaran itu berasal dari kata belajar, belajar yang artinya perubahan tingkah laku. Belajar adalah mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pembelajaran yang diperoleh melalui penjelasan guru maupun
melalui buku pegangan siswa (Syah,2011:64). Proses pembelajaran bukan hanya kegiatan mentransfer ilmu dari guru kepada siswanya, namun dalam proses pembelajaran guru bertanggung jawab untuk mendampingi dan membimbing siswa agar dapat menguasai materi pembelajaran dengan baik dan tuntas. Dari berbagai definisi belajar dan pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan prilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Demi tercapainya tujuan pendidikan tersebut, maka diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pengembangan kurikulum. Dalam dunia pendidikan tentunya tidak dapat dipisahkan dengan peranan kurikulum. Untuk meningkatkan mutu pendidikan pemerintah dan pihak terkait selalu melakukan pembaharuan dalam kurikulum. Salah satu pembaharuan kurikulum yang paling hangat saat ini adalah diterapkannya sebuah kurikulum baru yang bertujuan untuk mengubah mainset pendidikan dimana dulunya guru selalu menjadi sumber ilmu dan selalu aktif dalam pembelajaran namun kini guru hanya menjadi fasilitator dalam kegiatan pembelajaran dan siswalah yang aktif dalam menggali wawasannya sendiri. Kurikulum yang dimaksud adalah kurikulum 2013. Pada kurikulum 2013 tidak lagi menggunakan mata pelajaran namun berganti menjadi sebuah tema yang mengaitkan satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Pada tingkat Sekolah Dasar (SD) kurikulum 2013 ini diterapkan hanya pada siswa
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 kelas 1,2,4 dan 5 sedangkan kelas 3 dan 6 tetap menerapkan kurikulum KTSP. Kurikulum 2013 merupakan suatu hal baru dalam dunia pendidikan khususnya pada tingkat sekolah dasar. Dikarenakan kurikulum 2013 merupakan hal yang baru diperlukan penyesuaian yang tentunya membutuhkan waktu agar berjalan baik. Setelah beberapa semester menerapkan kurikulum 2013, kurikulum baru ini akhirnya hanya diterapkan pada beberapa sekolah saja yang dianggap mampu untuk menerapkan kurikulum ini. Salah satu Kabupaten di Bali yang tetap menerapkan kurikulum 2013 adalah Kabupaten Gianyar. Namun di Kabupaten Gianyar tidak semua sekolah menerapkan kurikulum 2013 hal ini dikarenakan banyaknya sekolah yang mengeluhkan penerapan kurikulum 2013 yang membingungkan guru beserta siswa serta fasilitas penunjang yang tidak memadai. Dikarenakan hal tersebut di Kabupaten Gianyar menerapkan sistem “Sekolah Piloting”. Sekolah piloting ini merupakan sekolah-sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013 selama minimal 3 semester dan sudah dianggap mampu dalam menerapkan kurikulum 2013 ini. Dalam penerapan kurikulum 2013 seluruh kegiatan pembelajaran siswa tidak terlepas dengan Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia dalam implementasi kurikulum 2013 merupakan mata pelajaran yang menghubungkan satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Adapaun sasaran dari pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar adalah siswa terampil dalam menggunakan bahasa atau berbahasa. Keterampilan berbahasa Indonesia meliputi empat aspek : menyimak, berbicara, membaca dan menulis (Subana dan Sunarti, 2009: 267). Begitu pula dengan implementasi kurikulum 2013 keterampilan dalam berbahasa masih terlihat jelas dimana siswa dituntut untuk mampu menuliskan laporan serta mengkomunikasikan hasil laporan yang telah dikerjakan. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V pada penerapan kurikulum KTSP, sering kali ditemukan kesulitan belajar seperti siswa sulit untuk menulis pantun dengan benar, membacakan teks dengan baik,
sulitnya siswa dalam menceritakan suatu cerita dengan bahasa sendiri dan lain sebagainya. Kesulitan belajar ini tidak hanya ditemukan pada saat penerapan kurikulum KTSP namun dalam penerapan kurikulum sebelumnya juga ditemui hal yang sama. Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari nenurunya kinerja akademik atau belajarnya yang dilihat dari tidak tercapainya hasil belajar yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan denga munculnya kelainan prilaku siswa seperti suka membuat gaduh di dalam kelas, megusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah dan sering bolos dari sekolah. Pada hakikatnya kesulitan belajar merupakan sebuah permasalahan yang menyebabkan seorang siswa tidak dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik seperti siswa lain pada umumnya yang menyebabkan siswa tersebut tidak mampu untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Irham dan Wiyani (2014:254) menyatakan bahwa “siswa akan dikatakan mengalami kesulitan belajar apabila intelegensi yang dimilikinya tergolong ratarata atau normal, akan tetapi menunjukkan adanya kekurangan dalam proses dan hasil belajar seperti prestasi belajar yang diperolehnya rendah.” Dalam kaitannya dengan belajar bahasa, dapat dikatakan bahwa kesulitan belajar bahasa itu merupakan kondisi yang dihadapi siswa sehingga siswa tidahk dapat memanfaatkan kemampuannya sendiri secara maksimal untuk menguasai materi pelajaran bahasa Indonesia beserta keterampilan yang harus dikuasai. Dikarenakan banyaknya siswa yang mengalami kesulitan belajar Bahasa Indonesia khususnya dalam penerapan kurikulum KTSP perlu dilakukan suatu analisis mengenai kesulitan-kesulitan belajar bahasa Indonesia yang diadalami siswa dalam implementasi kurikulum 2013. Berdasarkan uraian di atas, untuk mendeskripsikan kesulitan-kesulitan belajar Bahasa Indonesia yang dialami oleh siswa dengan diterapkannya kurikulum 2013 khususnya di sekolah
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 Piloting Kabupaten Gianyar, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Kesulitan-Kesulitan Belajar Bahasa Indonesia Kelas V Dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SD Piloting SeKabupaten Gianyar”.
variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih berdasarkan indikatorindikator dari variabel yang diteliti tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel yang diteliti untuk eksplorasi dan klasifikasi dengan variabel yang diteliti”.
METODE Berdasarkan pendapat tersebut, Penelitian yang penulis terapkan maka dapat ditarik kesimpulan penelitian merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu menjelaskan atau deskriptif merupakan penelitian yang pada memaparkan data dari hasil penelitian. dasarnya digunakan untuk upaya Penelitian ini dilakukan dengan memecahkan atau menjawab bekerjasama antara peneliti dan guru permasalahan pada situasi sekarang. kelas V di SD Piloting se-Kabupaten Pada dasarnya “penelitian deskriptif Gianyar. dipersiapkan untuk memperoleh informasi Penelitian ini dilaksanakan mulai mengenai suatu fenomena yang terjadi” bulan maret 2015 hingga April 2015 pada (Darmadi, 2014:184). Adapun tujuan dari semester genap tahun ajaran 2014/2015 penelitian ini yaitu “memberi gambaran dengan mengambil tempat di SD Piloting secara sistematis faktual, dan akurat se-Kabupaten Gianyar. Subjek penelitian mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat objek ini adalah siswa kelas V di SD Piloting seyang diselisiki” Darmadi (2014:300). Kabupaten Gianyar. Yang terdiri dari 7 Darmadi (2014:185) mengemukakan, Sekolah Dasar yang ada di kabupaten “penelitian deskriptif yaitu penelitian Gianyar dan tersaji pada gambar 1 yang berfungsi untuk memberikan tentang Tabel Jumlah siswa pada masinguraian mengenai fenomena atau masing sekolah sebagai berikut : gejala sosial yang diteliti dengan mendeskripsikan tentang nilai Tabel 1. Jumlah siswa pada masing-masing sekolah No.
Nama Sekolah
Jumlah Siswa
1 2 3 4 5 6 7
SD Negeri 1 Gianyar SD Negeri 2 Gianyar SD Negeri 7 Gianyar SD Negeri 1 Ubud SD Negeri 2 Blahbatuh SD Negeri 2 Batubulan SD Negeri 4 Sebatu Jumlah
82 92 48 121 49 101 20 513
Penelitian ini dilakukan dengan menyesuaikan jadwal yang diperoleh dari Kepala Sekolah di masing-masing SD Piloting se-Kabupaten Gianyar. Dalam penelitian ini diperlukan hasil berupa data yang nantinya digunakan sebagai dasar menarik simpulan. Darmadi (2004:185) mengemukakan, Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berfungsi untuk memberikan uraian mengenai fenomena atau gejala sosial yang diteliti dengan
mendeskripsikan tentang nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih berdasarkan indikatorindikator dari variabel yang diteliti tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel yang diteliti untuk eksplorasi dan klasifikasi dengan variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini diperlukan hasil berupa data yang nantinya digunakan sebagai dasar menarik simpulan. Data
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 dalam penelitian ini dikumpulkan dengan skor yang diperoleh seluruh siswa pada menggunakan metode pengisian angket masing-masing nomer soal. Dengan dan wawancara. Wawancara digunakan langkah tersebut maka akan diperoleh untuk mengetahui kesulitan yang dialami jumlah siswa yang mengalami kesulitan siswa dalam pembelajaran Bahasa belajar Bahasa Indonesia sesuai dengan Indonesia dan faktor-faktor yang Indikator yang ditentukan. mempengarui kesulitan belajar Bahasa Dalam lembar angket yang dibagikan Indonesia yang di peroleh dari Guru Kelas setiap jawaban “Ya” akan memperoleh V di masing-masing sekolah. Angket skor 1 dan jawaban “Tidak” akan digunakan untuk mengetahui kesulitan memperoleh skor 0. belajar yang dialami siswa dalam Berbeda dengan penentuan kesulitan pembelajaran Bahasa Indonesia serta belajar yang dialami siswa dalam faktor penyebab siswa mengalami pelajaran bahasa Indonesia, untuk kesulitan belajar dalam pembelajaran menentukan faktor penyebab kesulitan Bahasa Indonesia yang diperoleh dari belajar bahasa Indonesia diperoleh siswa itu sendiri. Data dari hasil belajar melalui penghitungan persentase tingkat siswa dalam pembelajaran Bahasa pengaruh masing-masing faktor yang ada. Indonesia di peroleh dari dokumentasi Pada masing-masing faktor kesulitan arsip nilai siswa sehari-hari. Data yang belajar dihitung dengan menggunakan dikumpulkan melalui wawancara serta rumus sebagai berikut : pengisian angket dianalisis dengan menggunakan teknik analis deskriptif Kualitatif. Persentase pengaruh = (1) Langkah yang dilakukan untuk memperoleh jenis-jenis kesulitan belajar Hasil perhitungan persentase tersebut dalam pembelajaran bahasa Indonesia kemudian dikualifikasikan berdasarkan yaitu dengan mencatat skor yang tabel berikut: diperoleh siswa dari hasil angket yang dibagikan kemudian jumlahkan seluruh Tabel 2. Tabel kualifikasi faktor penyebab kesulitan belajar Bahasa Indonesia Persentase Penyebab 51%-100% 50% 0% - 49%
Kualifikasi Penyebab Berpengaruh Berpengaruh dan tidak berpengaruh Tidak berpengaruh
Dari kualifikasi faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa diatas, maka dapat ditentukan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa dalam mempelajari aljabar adalah faktor-faktor dengan kualifikasi cukup,tidak berpengaruh dan tidak berpengaruh. Setelah mengumpulkan data berdasarkan metode yang diterapkan tahapan berikutnya adalah analisis data. Dalam melaksanakan penelitian deskriptif, “analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan, dan bahan- bahan lainnya sehingga dapat mudah dipahami, dan
temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain” (Sugiyono,2014:334). Agung (2014:110) mengemukakan, Metode analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Metode analisis deskriptif kualitatif ialah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka atau presentase, mengenai suatu objek yang diteliti, sehingga diperoleh kesimpulan umum.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 Ada 2 langkah yang dilakukan dalam 2014:111). Dari hasil penerapan data yang analisis data ini yaitu persiapan dan berupa hasil wawancara dilakukan penerapan data (Agung,2014:111). analisis, kemudian disimpulkan yang Tahap analisis data tersebut dapat berupa data temuan sehingga mampu dijelaskan sebagai berikut: menjawab permasalahan dalam penelitian Pertama yaitu tahap persiapan. Pada ini. tahap persiapan dimulai dengan HASIL DAN PEMBAHASAN mengecek nama dan identitas responden. Kemudian dilanjutkan dengan mengecek Data yang diperoleh dalam penelitian kelengkapan jumlah halaman instrumen ini adalah data tentang kesulitan yang penelitia, lalu yang terakir mengecek dialami siswa dalam mempelajari isian/jawaban responden ada yang kosong pembelajaran Bahasa Indonesia dalam atau tidak (Agung, 2014:111). implementasi kurikulum 2013 serta faktor Kemudian di lanjutkan dengan tahapan penyebab kesulitan belajar yang dialami Penerapan data. Penerapan data disini siswa. Adapun hasil pengisian angket dimaksudkan sebagai pengolahan data banyaknya siswa yang mengalami sesuai dengan pendekatan yang kesulitan belajar bahasa Indonesia pada dipergunakan dengan menggunakan masing-masing nomer pernyataan dapat rumus-rumus, aturan tertentu, kreteria di lihat pada gambar 3 sebagai berikut: atau standar tertentu, dan sesuai dengan pendekatan yang diterapkan (Agung, Tabel 3. Jumlah siswa yang mengalami kesulitan belajar pada masing-masing indikator Nomer Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Berdasarkan tabel kesulitan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di atas dapat Adapun materi yang paling sulit untuk dikuasai oleh siswa dalam Keterampilan membaca yaitu sulitnya siswa mencari arti kata sulit yang terdapat pada teks narasi mengenai sejarah kerajaan islam di Indonesia tanpa membaca kamus bahasa Indonesia. Menurut hasil wawancara guru di kelas V di benarkan bahwa siswa di kelas V mengalami kesulitan saat ditugaskan
Jumlah siswa 38 145 156 151 257 202 248 274 93 165 210 191 220 200 176 mencari kata-kata sulit dalam bacaan tanpa membaca kamus bahasa Indonesia. Dalam keterampilan menulis, siswa mengalami kesulitan yang paling tinggi yaitu siswa mengalami kesulitan dalam membuat teks cerita narasi tentang sejarah kerajaan islam di Indonesia dengan menggunakan kata-kata sendiri. Selain itu menulis kata baku dan tidak baku merupakan materi yang sulit untuk siswa kuasai. Dijelaskan oleh salah satu guru kelas V di SD Piloting se-Kabupaten Gianyar.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
Tabel 4. Jumlah siswa yang mengalami kesulitan belajar pada masing-masing indikator INDIKATOR Ketertarikan pada pembelajaran bahasa Indonesia Sikap terhadap pembelajaran bahasa Indonesia Usaha untuk belajar bahasa Indonesia Perhatian terhadap pembelajaran bahasa Indonesia Pemahaman terhadap materi pembelajaran bahasa Indonesia Kecakapan dalam menyelesaikan persoalan bahasa Indonesia Alat-alat dan buku Mengingatkan anak untuk belajar Penguasaan materi Kejelasan saat menerangkan/menjelaskan Penggunaan metode dalam mengajar Penggunaan alat peraga/media Fasilitas yang disediakan Kondisi gedung Letak gedung Kondisi lingkungan sekolah Hasil di atas menunjukkan bahwa faktor intern yang berasal dari dalam diri siswa dalam setiap indikatornya termasuk dalam kualifikasi berpengaruh, sehingga dapat dikatakan bahwa faktor intern sangat mempengaruhi kesulitan siswa dalam mempelajari materi bahasa Indonesia khususnya dalam tema 7. Sedangkan dari faktor ekstern, dengan indikator penggunaan alat peraga dan metode yang diterapkan oleh guru berada dalam kualifikasi berpengaruh, ini berarti penggunaan alat peraga serta penerapan media dari guru belum cukup optimal. Sedangkan untuk indikator yang lainnya
%
KUALIFIKASI
78
BERPENGARUH
73
BERPENGARUH
80
BERPENGARUH
70
BERPENGARUH
85
SANGAT BERPENGARUH
92
SANGAT BERPENGARUH
0 0 35 29 43
TIDAK BERPENGARUH TIDAK BERPENGARUH TIDAK BERPENGARUH TIDAK BERPENGARUH TIDAK BERPENGARUH
55 10 0 35 40
BERPENGARUH TIDAK BERPENGARUH TIDAK BERPENGARUH TIDAK BERPENGARUH TIDAK BERPENGARUH
telah masuk dalam kualifikasi tidak berpengaruh, sehingga dapat dikatakan bahwa hampir semua faktor ekstern telah terpenuhi dengan baik sehingga tidak mempengaruhi kesulitan belajar siswa dalam mempelajari bahasa Indonesia khususnya pada tema 7. Selain menggunakan lembar angket dalam penelitian ini peneliti meggunakan metode wawancara. Adapun wawancara ini ditujukan pada Guru Kelas V dengan tujuan mengetahui faktor penyebab kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun temuan dalam wawancara dengan Guru Kelas V yaitu sebagai berikut :
Tabel 5.Rekapitulasi hasil wawancara penyebab kesulitan belajar siswa kelas V
Responden Guru Kelas V
Indikator Penyebab Strategi Pembelajaran Guru dalam
Data Temuan Guru di SD Piloting se-Kabupaten Gianyar selalu menyiapkan RPP sebelum mengajar.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 membelajarkan Bahasa Indonesia
Guru selalu menggunakan media dalam pembelajaran. Guru selalu memberi apersepsi sebelum mengajar. Guru selalu memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya dan mengelurkan pendapatnya. Guru selalu memberi nasehat pada siswa yang mengalami kesulitan belajar serta memberitahukan pada orang tua siswa mengenai hasil belajar siswa.
Pengaruh implementasi kurikulum 2013 terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia
Guru di SD Piloting se-Kabupaten Gianyar menlami hambatan/kendala dalam penerapan kurikulum 2013 khususnya dalam penilaian. Siswa mengalami kebingungan dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa sulit memahami pembelajaran yang dibelajarkan.
Peran orang tua terhadap pendidikan siswa
Orang tua siswa memfasilitasi keperluan siswa dalam belajar/menempuh pendidikan Orang tua turut serta mengawasi siswa dalam belajar dan mengawasi perkembangannya di sekolah
Dari hasil temuan tersebut dapat disimpulkan intelegensi/kemampuan siswa mempengaruhi keberhasilan siswa dalam menguasai keterampilan berbahasa tulis yaitu menulis dan membaca. Selain intelegensi peran guru, sekolah beserta orang tua juga sangat emmpengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar
khususnya dalam pelajaran bahasa Indonesia. Untuk penyajian data hasil dokumentasi disini hanya menampilkan jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM (75). Adapun jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM yaitu sebagai berikut :
Tabel 6. Jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM (75) No
Nama Sekolah
1
SD Negeri 1 Gianyar
2
SD Negeri 2 Gianyar
3 4
SD Negeri 7 Gianyar SD Negeri 1 Ubud
5
SD Negeri 2 Blahbatuh
Kelas 5A 5B 5 Kamboja 5 Mawar 5 Melati 5 5A 5B 5C 5A
Jumlah Siswa 2 3 6 12 3 17 0 6 4 12
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
6
SD Negeri 2 Batubulan
7
SD Negeri 4 Sebatu JUMLAH SELURUHNYA
Dari tabel tersebut dapat diperoleh hasil jumlah siswa yang mengalami kesulitan belajar Bahasa Indonesia khususnya pada keterampilan berbahasa tulis dalam implementasi kurikulum 2013 sebanyak 112 siswa dari jumlah siswa seluruhnya sebanyak 513 siswa jika di persentasekan sebanyak 21,83 persen (%). Dengan jumlah yang cukup besar sepatutnya guru lebih memperhatikan siswanya agar siswa yang mengalami kesulitan belajar Bahasa Indonesia khususnya pada keterampilan berbahasa tulis dalam implementasi kurikulum 2013 ini dapat memperoleh nilai yang lebih baik pada pembelajaran berikutnya. Untuk dokumentasi nilai siswa keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 15 halaman 82. Dilihat dari tujuan umumnya, penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui kesulitan belajar yang dialami siswa dalam keterampilan berbahasa tulis yaitu keterampilan menulis dan keterampilan membaca serta mengetahui faktor penyebab terjadinya kesulitan belajar bahasa Indonesia siswa kelas V dalam implementasi kurikulum 2013 seKabupaten Gianyar. Dari hasil analisis data berdasarkan pengisian angket yang dilakukan pada siswa kelas V di SD Piloting se-Kabupaten Gianyar dan wawancara dengan guru kelas, bahwa siswa-siswa mengalami kesulitan dalam menguasai keterampilan berbahasa tulis yang meliputi keterampilan menulis dan keterampilan membaca. Kesulitan siswa berupa kesulitan tentang kata baku dan tidk baku, menyusun karangan narasi, mencari arti kata sulit dalam teks, membaca cepat,, menyusun sebuah laporan hasil pengamatan, menceritakan kembali isi teks narasi yang telah dibaca menggunakan bahasa sendiri. Kesulitan siswa tentang materi bahasa indonesia tersebut mengakibatkan siswa merasa memperoleh nilai yang kurang dari KKM yang ditentukan. Kesulitan dalam
5B 5A 5B 5
7 24 13 3 112
penguasaan keterampilan berbahasa lisan ini juga dikuatkan dengan hasil wawancara pada guru kelas V di SD Piloting se-Kabupaten Gianyar. Siswa kelas V memang mengalami kesulitan belajar Bahasa Indonesia khususnya dalam keterampilan berbahasa lisan. Hal tersebut harus dijadikan perhatian bagi guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, sehingga pada pembelajaran selanjutnya guru dapat memberikan penjelasan yang lebih terhadap penggunaan bahasa baku dan tidak baku serta materi lainnya dalam tema 7. Berdasarkan penyebaran angket pada seluruh siswa kelas V di SD piloting seKabupaten Gianyar diperoleh hasil bahwa hampir seluruh siswa memang mengalami kesulitan dalam berbahasa lisan baik untuk menguasai keterampilan membaca maupun menulis. Dengan demikian dapat dikatakan memang benar bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari materi bahasa Indonesia pada tema 7. Dengan analisis deskriptif kualitatif diperoleh persentase faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa dalam mempelajari materi Bahasa Indonesia untuk masing-masing indikator dengan beberapa kualifikasi, baik untuk faktor intern maupun ekstern. Untuk mengatasinya tentu perlu penanganan khusus, terutama pada faktor intern. Faktor intern, dengan memperhatikan minat belajar siswa terhadap materi Bahasa Indonesia serta kemampuan siswa dalam penyelesaian permasalahan yang ditemukan yang masuk dalam klasifikasi lemah hingga sangat lemah ini berarti siswa itu sendiri membutuhkan bimbingan khusus sehingga siswa mampu mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia dengan baik sehingga siswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam menguasai keterampilan berbahasa lisan. Untuk faktor ekstern dengan penggunaan alat peraga oleh guru berada
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 dalam kualifikasi cukup, ini berarti penggunaan alat peraga dari guru belum dapat berperan secara optimal sehingga ketertarikan untuk mempelajari bahasa Indonesia menjadi berkurang, dengan tidak adanya minat atau ketertarikan siswa untuk mempelajari bahasa Indonesia, sehingga tentunya siswa tersebut dapat mengalami kesulitan belajar Bahasa Indonesia . Dalyono (2009:242) menyebutkan bahwa “metode guru yang dapat menimbulkan kesulitan belajar antara lain adalah guru dalam mengajar tidak menggunakan alat peraga yang memungkinkan semua inderanya berfungsi”. Jadi dapat di katakan bahwa peran guru dalam pengelolaan kelas menggunakan media dan metode pembelajaran sangat berpengaruh dalam keberhasilan siswa dalam menguasai materi pembelajaran SIMPULAN DAN SARAN Kesulitan belajar bahasa Indonesia kelas V SD Piloting seKabupaten Gianyar dalam implementasi kurikulum 2013 adalah kesulitan dalam menguasai keterampilan menulis dan membaca. Adapun keterampilan yang paling tinggi tingkat kesulitannya yaitu keterampilan membaca. Faktor yang memepengaruhi kesulitan belajar Bahasa Indonesia dalam implementasi kurikulum 2013 pada siswa kelas V di SD Piloting se-Kabupaten Gianyar yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor Internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa dalam setiap indikatornya termasuk dalam kualifikasi mempengaruhi, sehingga dapat dikatakan bahwa faktor intern sangat mempengaruhi kesulitan siswa dalam mempelajari materi bahasa Indonesia khususnya dalam tema Sejarah kerajaan Islam di Indonesia . Faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa tidak begitu berpengaruh sebab seluruh fasilitas serta cara mengajar guru sudah cukup optimal sehingga tidak mempengaruhi kesulitan belajar siswa dalam mempelajari bahasa Indonesia khususnya pada tema Sejarah kerajaan Islam di Indonesia, namun letak gedung sekolah serta kondisi lingkungan sekolah masih perlu diperhatikan untuk
kelancaran selama proses pembelajaran berlangsung. Bertolak dari simpulan penelitian, diajukan beberapa saran sebagai berikut: Disarankan kepada siswa kelas V SD Piloting se-Kabupaten Gianyar, agar pada saat mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia telah menyiapkan diri baik secara fisik maupun mental sehingga pembelajaran di kelas dapat berlangsung optimal dan dapat meningkatkan hasil belajar. kemudian disarankan kepada guru pengajar Bahasa Indonesia di SD untuk mengembangkan kembali pembelajaran yang inovatif sehingga siswa SD dapat menghasilkan karya/produk yang kreatif. Serta, guru dapat melakukan penelitian serupa, sehingga kelemahan pada penelitian ini dapat disempurnakan kembali. Setelah itu disarankan kepada kepala sekolah untuk menyediakan sarana dan prasarana yang lebih bagi guru maupun siswa dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia, sehingga proses pembelajaran lebih optimal serta dapat mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif. Dan disarankan kepada peneliti lainnya untuk dapat dijadikan referensi dalam melakukan penelitian yang sejenis maupun penelitian yang lainnya. DAFTAR RUJUKAN Agung, A.A Gede.2014. Metedologi Penelitian Pendidikan.Yogyakarta: Aditya Media Publishing Dalyono,M. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Darmadi, Hamid.2014.Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial.Bandung:Alfabeta Irham, Muammad dan Novan Ardi Wiyani. 2014. Psikologi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Subana dan Sunarti.2009.Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia,Berbagai Pendekatan, Metode, Teknik dan Media Pengajaran.Bandung:Pustaka Setia Subini,Nini,dkk.2012.Psikoligi Pembelajaran.Yogyakarta:Mentari Pustaka
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Syah,Muhibbin.2011.Psikologi Belajar. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada