ANALISIS KEGONCANGAN PASAR MODAL PERSPEKTIF ISLAM Zulhelmy Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru
ABSTRAK Krisis keuangan global yang telah terjadi berulang kali tidak bisa dilepaskan dari sistem ekonomi yang dibangun dan diterapkan oleh suatu negara. Penyebab utama terjadinya krisis keuangan global ini adalah sistem ekonomi Kapitalisme yang dibangun berdasarkan ketamakan dan kerakusan dalam memiliki kekayaan. Salah satu penyebab ambruknya ekonomi kapitalisme adalah adanya sektor non riil yaitu keberadaan pasar sektor keuangan yang dikenal dengan bursa saham atau pasar modal. Goncangnya pasar modal menyebabkan goncangnya perekonomian sebuah negara. Pasar modal tergoncang diakibatkan setidaknya oleh tiga faktor yaitu; (1) Perseroan Terbatas; (2) Riba dan (3) Bank Note. Badai keuangan yang terjadi memberikan kesempatan kepada sistem ekonomi Islam dalam melihatkan keunggulannya. Sistem keuangan Islam yang pernah berjaya lebih kurang 13 Abad (622 M-1924M) telah menunjukkan keunggulan. Sistem keuangan Islam merupakan sistem yang unik yang sangat berbeda dengan sistem manapun di dunia termasuk sistem ekonomi Kapitalisme. Kata Kunci: Perseroan terbatas, Riba, Bank Note, Keuangan Islam. A. Pendahuluan Awal Oktober 2008 ini pasar saham dunia terutama pasar saham di Amerika Serikat kembali mengalami kegoncangan luarbiasa. Sebelumnya tahun 2007 juga pernah terjadi yakni hari rabu, 12 Desember 2007. Dan pada awal tahun 2008 khususnya di bulan Januari lebih mengkhawatirkan lagi, betapa tidak beberapa pasar saham dunia seperti Korsel dan India dibekukan untuk sementara (suspensi), dan khusus di Indonesia Bursa Efek Indonesia juga dipertimbangkan untuk di-suspensi. Awal oktober 2008 baru pertama kalinya Bursa Efek Indonesia selama lebih kurang tiga hari di-suspensi (kompas.com/awal oktober 2008) Tidak tanggung-tanggung selain negara Amerika, sebagian besar negara eropa seperti Inggris, Jerman, Perancis menyuntik dana besar- besaran ke beberapa Bank mereka, lantaran terjadi kredit macet yang parah. Amerika saja setelah disahkannya rancangan undang-undang Bailout (penyelematan Keuangan) menyuntikkan dana sebesar 700 milyar US Dollar atau sekitar 6300 triliun rupiah. Inggris terpaksa menasionalisasi bank-bank mereka guna menyelamatkan sistem perbankan. Bahkan kelompok negara maju G7 melakukan pertemuan luarbiasa untuk mencari solusi mengatasi krisis keuangan global. Sudah menjadi rahasia umum, apabila pasar saham Amerika mengalami kegoncangan, maka negara-negara yang menganut atau mengadopsi sistem ekonomi Amerika secara otomatis mengalami dampak yang lebih hebat. Lihatlah Indonesia sejak mengalami krisis moneter tahun 1997, hingga sekarang masih mengalami krisis berkepanjangan terbukti nilai rupiah sekarang Rp11.515 (TVOne, Rabu 12 Nopember 2008). 1
Jagoan pialang dunia, yang juga manajer keuangan Internasional, George Soros, pada tahun 1998 pernah mengatakan di depan Komite Pelayanan perbankan dan Keuangan Majelis Rendah (House of Representatives) di Washington DC, bahwa sistem kapitalisme global yang telah menciptakan kemakmuran dunia terancam ambruk. Soros menunjuk merosotnya pasar sa- ham AS sebagai sebuah gejala dari masalah besar yang membuat ekonomi dunia sakit. George Soros juga memaparkan lebih jauh bahaya yang dihadapi kapitalis dunia. Menurutnya, sejumlah pasar saham Asia menderita kemunduran lebih parah daripada yang dialami Wall Street tahun 1929. Dampaknya sangat dahsyat. Adnan Khan (2008) mencatat setidaknya dalam sejarah krisis keuangan dunia telah terjadi 8 kali kegoncangan yang terkategori besar dan berpengaruh. Di Indonesia, sebagian kemakmuran yang diterima selama 32 tahun rezim Soeharto berkuasa telah lenyap. Jepang, kekuatan ekonomi kedua terbesar dunia, baru saja dilaporkan merosot 3,3 persen dalam kuartal ke- dua. Rusia mengalami kehancuran finansial total dan Amerika serikat pun saat ini mengalami krisis yang mengkhawatirkan. Survei Wall Street Journal Oktober 2008 mengeluarkan pernyataan yang bersumber dari 52 ekonom yang dimintai pendapatnya mengatakan bahwa Ekonomi AS akan tenggelam. Sebelumnya juga Moris Berman 63 tahun ahli sejarah dari Johns Hopkins university, menulis buku Dark Ages Amerika: The Final Phase of Empire (norton, 2006). Soros melihat ada tiga faktor yang mempengaruhi kehancuran sistem kapitalisme global. Pertama, kekacauan Rusia telah membuka sejumlah kelemahan dalam sistem perbankan internasional yang ribawi itu. Selain rawannya neraca keuangannya, bank-bank juga terlibat dalam swap, transaksi forward dan perdagangan derivatif di antara mereka dengan kliennya. Transaksi ini tidak terlihat dalam neraca keuangannya. Sistem canggih itu terguncang ketika sistem perbankan Rusia ambruk. Bank-bank Rusia berkewajiban membayar utang yang sudah jatuh tempo tapi mereka tersangkut kliennya. Akibatnya tidak ada jalan untuk memenuhi kewajiban dari satu bank ke bank yang lainnya. Kedua, bertambah parahnya luka negara-negara pinggiran akibat rajaman krisis, sakit di periferi sangat terasa sehingga sejumlah negara mulai berusaha ke- luar dari sistem kapitalisme global. Pertama- tama Indonesia, kemudian Rusia menderita kehancuran menyeluruh. Ketiga, ketidakmampuan Dana Moneter Internasional (IMF) yang program-program nya tampak tidak berjalan. Memang, kapitalisme bukanlah sistem yang baik. Di awal pertumbuhannya saja, kapitalisme ini menimbulkan masalah dan penderitaan manusia. Kalaulah tidak muncul Sosialisme, Kapitalisme sudah gulung tikar. Bagaimana sesungguhnya falsafah dasar kapitalisme? Di mana letak kerusakan- nya? Kenapa bursa-bursa saham mengalami kemerosotan bahkan anjlok dan menimbulkan krisis ekonomi besar-besaran seperti tahun 1929? Apa peranan IMF dalam membuat kerusakan ekonomi dunia? Akankah prediksi Soros jadi kenyataan? Adakah alternatif ekonomi selain kapitalisme global? Tulisan ini mencoba menguraikannya. B. Kerusakan Sistem Kapitalisme Sistem kapitalisme muncul bersamaan dengan revolusi industri. Tak lama setelah munculnya sistem itu, terjadilah berbagai kezhaliman yang dilakukan oleh kaum borjuis
2
kapitalis terhadap kaum buruh yang mengakibatkan berbagai penderitaan dari kalangan kaum buruh. Ketimpangan sosial terjadi. Gap antara si kaya dan si miskin lebar menganga. Ketimpangan sosial dalam sistem masyarakat kapitalis adalah wajar. Sebab orientasi sistem kapitalis bukanlah pada ditribusi harta yang merata ke masyarakat, tapi distribusi barang-barang dan jasa itu secara global kepada suatu negeri. Mereka menganggap masalah ekonomi (muskilah iqtishadiyah) bukanlah kesalahan dan keburukan dalam distribusi, melainkan adalah kelangkaan barang dan jasa terhadap kebutuhan masayarakat. Oleh karena itu, mereka berusaha meningkatkan kemakmuran suatu negeri dengan meningkatkan produksinya. Dari sinilah muncul konsep GNP/PDB yang dijadikan ukuran kemakmuran penduduk suatu negara. Meningkatnya GNP berarti meningkatnya kemewahan penduduk suatu negeri. Untuk itu, mereka memberi kesempatan untuk mengambil kekayaan dengan membiarkan orang untuk bekerja memproduksi barang dan mengusahakannya. Sehingga ekonomi bukanlah aktivitas untuk memenuhi kebutuhan setiap individu di masyarakat, tapi cuma sekedar memenuhi kebutuhan masyarakat secara global dengan cara meningkatkan produksi. Lalu setiap individu diberi kebebasan untuk memiliki kekayaan (hurriyyatul milk) semaksimal kemampuannya sesuai dengan faktor-faktor produksi yang dimilikinya, baik sebagian kebutuhan masyarakat terpenuhi dan yang lain tidak. Ini adalah suatu kebijakan yang salah dan zhalim!. Kesalahan mereka adalah membiarkan distribusi harta di tengah masyarakat dengan sebebas-bebasnya. Tak ada halal-haram. Yang ada cuma serba boleh. Konsekwensinya, mereka menjadikan harga sebagai pengendali distribusi. Artinya, siapa saja yang memiliki harga, dia bisa mengambil kekayaan. Dan siapa saja yang tak punya sesuatu, maka dia tak boleh mendapatkan sesuatu. Sistem ini hanya memberi kesempatan kepada orang yang mampu berpartisipasi dalam produksi barang dan jasa yang dengan produksinya itu mereka menetapkan harga yang mereka peroleh dan dengan harga itulah mereka punya kesempatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Dalam sistem kapitalisme, orang yang lemah dan cacat sejak lahir atau cacat karena kecelakaan tidak diberi kesempatan hidup lantaran tak mampu memberikan kontribusi dalam produksi. Juga, orang-orang yang kecenderungan materinya tinggi memiliki kesempatan hidup lebih besar dibandingkan dengan orang-orang yang masih memiliki orientasi lain, seperti moral dan spiritual. Konsep ekonomi kapitalisme yang memberikan kebebasan pemilikan harta dalam rangka meningkatkan PDB telah menyebabkan orang-orang mengambil jalan apa saja dalam rangka memproduksi barang dan memuaskan kebutuhannya. Mereka tak memperhatikan lagi apakah memperoleh kekayaan dengan cara menipu, berlaku curang, berjudi, menimbun, mengambil riba baik yang berlipat ganda maupun yang tidak berlipat ganda. Mereka tak mempersoalkan apakah barang yang diproduksi dan diperdagangkan itu khamr ganja, atau opium. Tak mereka persoalkan selama itu termasuk yang dibebaskan buat mereka dalam rangka memproduksi dan mencari kekayaan dengan cara apapun. Dengan kehidupan seperti itu, terjadilah kemunduran dalam hubungan antara sesama manusia dan manusia jatuh pada martabat hewan yang paling hina, dan rusaklah seluruh nilai-nilai luhur kemanusiaan.
3
C. Sebab-sebab Ambruknya Bursa Saham Kerusakan prinsip-prinsip dasar sistem kapitalisme itu diperparah dengan pembentukan-pembentukan institusi-institusi yang ringkih dan rusak seperti sistem perusahaan perseroan terbatas (PT), sistem perbankan ribawi, dan sistem uang kertas (flat money). Ketiga sistem ini menjadi pilar pendukung terbentuknya sistem pasar modal atau bursa saham (bursa efek) di negeri-negeri Kapitalis Barat. Dan dalam perdagangan internasional serta penanaman modal internasional, mereka juga membentuk sistem pasar uang asing (bursa valas). Sistem bursa efek dan sistem bursa valas ini merupakan urat nadi perekonomian kapitalis yang rusak dan merusak. Tonggak rapuhnya bursa : 1. PT atau syarikat saham 2. Sistem ribawi (bunga bank) 3. Sistem Bank Note (uang kertas) Dalam sistem kapitalis, komposisi saham amat menentukan kepemilikan perusahaan dan pihak yang paling besar prosentase kepemilikannya (lebih dari 50% saham) memiliki otoritas menentukan arah dan keberlangsungan perusahaan. Suara dalam rapat pemegang saham ditentukan atas dasar prosentase ini. Hal itu tentu saja berbeda dalam sistem Islam dalam syarikat, dimana setiap orang yang terlibat dan memiliki andil di perusahaan itulah yang dijadikan dasar untuk membuat suatu keputusan, bukan prosentase sahamnya. Jika salah seorang yang turut andil tidak setuju maka tidak dapt dijalankan suatu jenis usaha tertentu. Dalam sistem kapitalis, meskipun jumlah pemegang saham itu lebih banyak dan yang memiliki prosentase saham terbesar cuma satu atau dua orang saja, maka yang banyak itu akan dikalahkan oleh mereka yang memiliki prosentase saham terbesar (semacam adanya tirani minoritas orang yang menguasai mayoritas saham). Jadi dari segi kepemilikan tidak dibenarkan sistem semacam ini. Dalam banyak kondisi, pihak yang menguasai prosentase saham terbesar dapat memaksa atau tidak mendenganr sama seklai (tidak perlu izin) pemilik saham kecil lainnya, agar perusahaan itu terjun ke lantai bursa dengan menjual saham-saham perusahaan itu misalnya. Dengan kata lain modal milik bersama diputuskan untuk dijual misalnya di lantai bursa tanpa izin pemilik lainnya. Hal ini tidak dapat dibenarkan menurut Islam karena setiap transakasi penjualan saham harus atas persetujuan seluruh pihak yang andil sebagai pemilik bersama (disebut juga syarikat), tanpa melihat prosentase besar kecilnya saham mereka masing-masing. Oleh karena itu salah satu perkara yang diharamkan Islam dalam pembentukan perusahaan berdasarkan saham (syarikat musahamah) karena di dalamnya tidak terpenuhi syarat akad antara dua pihak, melainkan antara seseorang dengan sahamnya saja.(Nizhamul Iqtishodi fil Isam, kar. Taqiyuddin an Nabhani, hal. 161-163). Di dalam pasar bursa pelaku-pelaku pasar bukan hanya pembeli dan penjual akan tetapi juga terdapat broler (pialang), penjamin emisi (sekuritas) jugta lembaga-lembaga keuangan yang menyediakan dana untuk pembelian saham kepada orang-orang tertentu atau pihak-piahk yang menginginkan saham. Dan setiap lembaga keuangan kpaitlasi yang bermain di dalam bursa, dapat dipastikan tidak akan ada transaksi kecuali terdapat riba di dalamnya. Misalnya ada salah seorang yang akan membeli saham senilai 1 juta dolar AS, dengan pinjaman dari Bank sebanyak 90% total saham yang dibelinya. Berarti bank meminjamkan kepadanya senilai 900.000 dollar AS, dan uang miliknya sendiri 100.000 dollar AS. Kemudian seandainya harga saham merosot 20% saja berarti total nilai saham 4
yang dimilikinya menjadi 800.000 dollar AS saja (bukan lagi 1 juta dollar AS), sehingga nilai pinjamannya terhadap bank jadi turun sebesar 720.000 dolar AS dan miliknya yang 10% menjadi 80.000 dollar AS. Maka terdapat selisih nilai pinjaman terhadap bank sebesar 180.000 dollar AS. Jika kesepakatan antara si peminjam dengan bank itu berlandaskan pada nilai pinjaman, maka menjadi sesuatu yang berat bagi peminjam. Belum lagi perhitungan bunga atas pinjamannya ke bank tersebut. Dapat dibayangkan jika terdapat fluktuasi tajam di pasar bursa. Yang terjadi adalah ketidakpastian/spekulasi. Lalu apa bedanya antara bursa dengan kasino-kasino perjudian, dan apabedanya si penjudi di kasino dengan para investor yang membeli saham di lantai bursa ? Inilah yang dimaksud dengan riba sharf (riba pertukaran mata uang atau saham) yang juga diharamkan oleh Islam. Sedangkan yang dimaksud dengan Bank Note (uang kertas), sistem kapitalis mendasarinya berdasarkan kepercayaan saja. Sebab apa yang mereka keluarkan dalam bentuk uang kertas tidak memiliki back-up dalam bentuk hakiki (seperti emas dan perak) yang nilainya sama dengan yang mereka cetak dalam bentuk mata uang kertas atau kertas-kertas berharga lainnya. Artinya adanya pemisahan antara nilai nominal dan nilai intrisiknya. Jadi yang mereka lakukan hanyalah permainan kepercayaan atas berbagai tyransaksi yang menggunakan kertas-kertas berharga yang nilai hakikinya tidak ada melainkan seonggok kertas bernomor saja dan dibangun berdasarkan kepercayaan seolah-olah onggokan itu berharga di mata masyarakat. Pada tahun 1929 terjadi kejatuhan kejatuhan bursa saham di AS. Dua tahun kemudian terjadi pula kejatuhan umum di lapangan kredit, dimana banyak bank-bank yang jatuh di Eropa dan pada tahun 1931 Inggris meninggalkan standar emas. Konferensi-konferensi internasional untuk menghentikan situasi yang buruk ini dan untuk mengem- balikan semacam keteraturan ternyata gagal, dan mulai titik ini, masing-masing negara menjalankan politik tentang uang, kredit, dan perdagangan internasional mereka sendiri-sendiri. Apakah gerangan yang membawa kehancuran umum kredit dan mekanisme standar emas, yang walau bagaimanapun, pada masa itu merupakan satu-satunya sistem kerjasama internasional, perbankan dan sistem pembayaran yang ada? Sulit untuk menentukan sebab yang utama. Salah satu faktor yang penting adalah bahwa sistem perbankan dan keuangan di Eropa Tengah didasarkan atas kredit yang tentu saja selalu dengan riba. Mengapa hal ini demikian? Negara-negara ini telah mengalami inflasi yang hebat, sehingga kenyataannya sistem keuangan mereka telah hilang sama sekali. Sistem kredit mereka telah hancur, dan alat-alat pelaksanaan perdagangan internasional telah pula hancur. Negara-negara ini tidak banyak mempunyai emas untuk dapat membeli barang- barang impor yang sangat mereka butuhkan. Mereka tidak mempunyai kapasitas produksi yang dapat menghasilkan barang-barang dan dapat dijual untuk mengimpor barang-barang kapital dan barang-barang lain yang mereka butuhkan. Sistem keuangan dalam negeri mereka dalam keadaan kacau dan membutuhkan bantuan. Bantuan ini diperoleh dalam pinjaman atau hutang dari pemerintah - pemerintah maupun dari perseorangan-perseorangan di AS, Perancis, Inggris, Belgia dan beberapa negara-negara lain. Mereka memperoleh kredit terutama adanya kesempatan yang baik walaupun Jerman dan beberapa negara-negara lain menghadapi kesulitan-kesulitan. Kemungkinan memperoleh keuntungan dan pendapatan yang baik yang dari pinjaman-pinjaman tersebut cukup memberi harapan. Dengan maksud mendapatkan pendapatan yang tinggi maka banyak pemilik modal swasta meminjamkan uangnya kepada pemerintah dan perusahaan-perusahaan swasta di 5
Jerman dan negara-negara lainnya di Eropa. Tetapi jika terdapat sedikit tanda kemungkinan rugi, maka kreditur-kreditur asing tersebut akan mencoba menarik kembali uang yang mereka tanam di negara-negara lain. Jika terjadi dalam jumlah besar, akibatnya sama seperti kalau depositor-depositor dari sebuah bank mencoba menarik kembali deposito mereka sekaligus. Tentu saja bank tidak dapat memenuhi permintaan ini. Hal ini terjadi di Eropa Tengah termasuk pula di Jerman Kejatuhan seperti itu pernah terjadi pada tahun 1987 dimana bursa di New York dalam sehari turun 20%. Dan terulang lagi pada bulan Oktober 1997 dimana saham-saham di Hongkong, Jepang, Eropa, dan Amerika turun drastis. Kemungkinan anjloknya harga saham dan ambruknya seluruh sistem persahaman secara tiba-tiba bisa terjadi sewaktu-waktu. Kini, harga-harga saham sebagian perusahaan di BEJ sudah tidak rasional lagi, misalnya ada saham yang berharga Rp. 25, - selembar! Sedangkan Kerupuk saja 200 rupiah! Sistem kapitalisme global bagaikan zat radioaktif yang pasti akan luruh dan musnah. Hanya saja berapa waktu paruhnya, kita tak tahu persis. Dan urat nadi sistem ekonomi kapitalis yang mengandalkan sektor non riil yang jelas rusaknya itulah bom waktunya. Bursa saham yang merupakan barometer aktivitas perkonomian suatu negara tidak lebih dari sekedar arena kasino yang penuh berisi aktivitas seperti perjudian spekulasi. Dan spekulasi itulah dulu yang mengambrukkan pasar saham AS pada tahun 1929 yang menimbulkan depresi besarbesaran selama kurang lebih 10 tahun. Lebih gila lagi, para pemain saham besar biasanya diback-up oleh bank yang memeberikan kredit dalam jumlah besar untuk mereka dengan riba dan persyaratan tertentu. Dan permainan jual beli saham telah menjatuhkan para pemilik saham pada situasi yang tak bertanggung jawab terhadap perusahaan yang mereka miliki. Sebab sistem PT telah memutuskan hubungan para pemilik saham --terutama mereka yang bukan penguasa PT itu-dari aktivitas dan tujuan perusahaan. Jual beli yang mereka lakukan bukanlah untuk memajukan perusahaan, tapi sekedar mencari untung dengan cara yang cepat dan tidak bertanggung jawab. Kalau harga saham jatuh, bank akan minta kepada pedagang saham yang dipinjaminya untuk segera melunasi sebagian pinjaman agar prosentase jaminan bank kepadanya tetap. Jika kemudian dia menjual sahamnya untuk melunasi dan banyak pedagang saham melakukan hal itu, maka harga saham akan turun. Keadaan akan lebih buruk lagi dan pasar bisa goncang. Oleh karena itu, Allah SWT melarangnya dan mensifati keburukannya sebagaimana firman-Nya: "Orang-orang yang memakan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang-orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat) 'sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba', padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datangnya larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang-orang yang mengulangi (mengambil riba) maka mereka itu adalah penghuni-penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya" (QS. Al-Baqarah: 275) Dan karena dahsyatnya keharaman riba inilah, maka Allah SWT. mengumumkan perang terhadap para pemakan riba. Allah SWT. berfirman: 6
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisi riba (yang belum dipungut) jika kalian (memang) orang-orang yang beriman. Maka jika kalian tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangi kalian. Dan jika kalian bertaubat (dari mengambil riba) maka bagi kalian pokok harta kalian. Kalian tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya." (QS. Al-Baqarah: 278-279) D. Penutup Krisis keuangan global yang terjadi akhir-akhir ini memberikan kesempatan untuk menunjukkan keunggulan sistem ekonomi Islam, rincian dan kebijakan yang dimiliki Islam untuk menyelesaikan masalah yang tengah terjadi. Dalam memperkenalkan Islam, perlu diingat bahwa masyarakat Barat sedang berkubang dalam kegagalan Kapitalisme untuk menangani, bukan hanya krisis finansial, namun seluruh masalah kemasyarakatan. Di Amerika Serikat terjadi satu pembunuhan setiap 22 menit, satu perkosaaan setiap 5 menit, satu perampokan setiap 49 detik, dan satu pencurian setiap 10 detik. Krisis finansial hanyalah satu titik puncak dari sebuah gunung es. Sesungguhnya terjadinya goncangan-goncangan pasar modal di Barat dan di bagian dunia lain itu telah menelanjangi kebobrokan sistem ekonomi kapitalis, sistem perseroan terbatas, sistem bank ribawi, dan sistem uang kertas inkonvertibel. Goncangan-goncangan tersebut juga menunjukkan bahwa tidak ada jalan lain bagi dunia untuk keluar dari kerusakan sistem ekonomi kapitalis dan goncangan pasar modal tersebut, selama sistem-sistem itu masih tetap ada. Maka yang dapat membebaskan dunia dari kerusakan semua sistem tersebut adalah dengan mereformasi secara total sistem ekonomi kapitalis yang rusak , sistem perseroan terbatas (atau dengan cara mengubahnya menjadi perusahaan yang Islami), sistem bank ribawi (termasuk menghapus riba itu sendiri), serta sistem uang kertas inkovertibel dan kembali kepada sistem keuangan standar emas dan perak. Sebuah sistem yang lebih mendahulukan terpenuhinya secara merata kebutuhan dasar (sandang, pangan, dan papan) bagi seluruh warga negara tanpa pandang bulu. Sebuah sistem yang juga memberi peluang siapapun warga negara, baik muslim maupun non muslim, untuk melakukan aktivitas ekonomi sehingga ia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan sekunder maupun kebutuhan mewahnya (al haajat kamaliyah). Sebuah sistem yang sederhana, yang memberi peluang kepada siapapun warga negara melakukan aktivitas ekonomi tanpa dibebani ongkos administrasi sepeserpun yang dengan itu bebas dari "biaya siluman" alias "ekonomi biaya tinggi". Yang dengan itu otomatis sistem ini selalu melakukan sterilisasi dari kolusi dan korupsi. Sebuah sistem yang membebaskan manusia dari keburukan spekulasi dan kejahatan riba. Sebuah sistem yang menjamin keadilan dan kesejahteraan ekonomi bagi warga negara. Sistem ekonomi ilahi inilah yang didambakan setiap manusia, baik muslim maupun non muslim, guna menyelamatkan ekonomi dunia dari kerusakan sistem-sistem ekonomi buatan manusia yang ringkih seperti sarang laba-laba yang tak mungkin mengelak dari keambrukan. Jika semua langkah ini ditempuh, niscaya tak ada lagi inflasi moneter, kredit-kredit bank dengan riba, dan spekulasi-spekulasi yang menyebabkan kegoncangan pasar modal. Dengan demikian, stabilitas ekonomi dunia akan terwujud, krisis-krisis moneter akan lenyap, 7
dan tak ada lagi alasan untuk menjustifikasi keberadaan pasar modal. Krisis-krisis ekonomi pun akan berakhir. REFERENSI Adnan Khan, Kapitalisme Di Ujung Tanduk; Tinjauan atas krisis global, krisis minyak, krisis pangan dan bagaimana sistem ekonomi Islam mengatasinya, PTI Bogor, 2008. An Nabhani, Taqiyuddin, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perspektif Islam, Penerbit Risalah Gusti, Surabaya, 1996. Harian Kompas, Tanggal 17 September 1998. Hizbut Tahrir, Sebab-sebab Kegoncangan Pasar Modal Menurut Hukum Islam, , Pustaka Thariqul ‘Izzah, Mei 1998. Katsier, Ibnu, Tafsir Ibnu Katsier, Jilid 1, PT Bina Ilmu, Surabaya, 1987. Kompas.com, Awal Oktober 2008
8