perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN INDUSTRI KECIL PEMBUATAN GITAR DI KABUPATEN SUKOHARJO
Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi Syarat – syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Oleh : SARI DEWI PRATAMA F0108115
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“BAPAmu mengetahui apa yang kamu perlukan sebelum kamu minta kepada-Nya” ( Matius 6 : 8 )
“Apa yang telah terjadi pada hari ini harus lebih baik dari hari yang kemaren....”
“ Jangan mudah menyerah karena apa yang kita dapatkan diakhir terkadang merupakan awal dari perjuangan untuk mendapatkan yang terbaik...”
“Jika kita punya 100 masalah Ingatlah!!! Bahwa TUHAN mempunyai 101 cara untuk menyelasaikan nya..”
“Aku percaya janji Tuhan,,Disetiap Rencana-Nya itu yang terbaik bagiku,,,dan akan Indah pada waktu-Nya...”
“Apa yang telah terjadi dengan hidup kita maka belajarlah untuk mengikhlaskannya.....Tetaplah semangat menatap indahnya kehidupan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang penuh rahmat dan meyakini akan masa depan yang penuh harapan.........”
“Berusahalah untuk tidak mengecewakan orang lain karena Kata maaf tidak selamanya dapat menyelesaikan masalah...”
SPECIAL THANKS TO : Dengan penuh rasa syukur, kuucapkan terima kasih dan kupersembahkan secuil karyaku ini kepada :
1. Tuhan Yesus Kritus, Raja Semesta Alam, Juru Selamatku, dan Gembala yang baik.
2. Ayah dan Ibu tercinta....terima kasih atas segala doa, kasih sayang, dan perhatiannya yang telah tercurah selama ini. Smoga Bapa di Surga memberikan yang terbaik dalam hidup.....amien.
3. My Brother.... Daniel Aditya P ....yang
sangat – sangat aku
sayangi..dan..selalu menghadirkan berjuta tawa dan canda dalam hari – hariQ.............
4. My Sister.....Komang Ayu S.A.... terima kasih udah banyak memberikan aku semangat dalam penulisan skripsi ini, terima kasih sudah mau menjadi tempat keluh kesahku commit memberikan to userbanyak pencerahan disaat aku
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terpuruk...selalu ada disaat suka maupun dukaku....
dan selalu
memberikan tawa dan canda dalam hari - hariku....
5. Irfan Liestya A..............Orang yang selalu mengisi hari – hariku selama ini. Orang yang bisa menjadi berbagai macam pribadi dalam dirinya, bisa menjadi pacar, kakak, sahabat yang selalu setia menemani, sabar, dan mendukung satu sama lain... Terima kasih buat semua semangat, perhatian, cinta, dan kasih sayang yang tidak pernah ada habisnya buat aku.....I Know There aren’t a Perfect Boy,,,but You Make My Life Very Perfect... 6. Seluruh keluarga besar yang aku sayangi yang banyak memberikan dukungan dan doa – doanya selama penulisan skripsi ini......
7. Intan,,,Fitri,,,,Ningrum,,,,Mega,,,,,,,,Sahabat”ku dari awal perkuliahan semester 1,,,,,,terima kasih sudah memberikan berjuta kenangan selama ini,,, selalu menemaniku dalam suka maupun duka,,selalu memberiku semangat dalam segala hal,,,,,,,selalu menghadirkan tawa dan canda.... kalian adalah sahabat terbaikku.......
8. Teman – Teman Almamater UNS 2008 maupun semua teman perkuliahan yuang memberikan pengalaman hidup baru yang sulit dilupakan baik suka maupun duka.....
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia – Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul : “ Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Industri Kecil Pembuatan Gitar di Kabupaten Sukoharjo “. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak baik berupa bimbingan, dukungan, doa, serta motivasi maka kesulitan ini dapat teratasi. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin menghaturkan terima kasih kepada : 1. Bp. DR. Wisnu Untoro selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Bp. Drs. Supriyono, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ibu. Izza Mafruhah, SE, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Bp. Drs. Wahyu Agung Setyo, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, dan memberikan banyak masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 5. Ibu Dwi Prasetyani, SE, M.Si dan Bp. Drs. Sutanto, M.Si selaku Dosen penguji pada saat sidang skripsi. 6. Seluruh Dosen dan Staf Karyawan Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 7. Keluarga Tercinta, Ayah, Ibu dan Adikku yang selalu memberi semangat, perhatian, dan tak henti – hentinya memanjatkan doa demi kelancaran menyusunan skripsi ini. 8. My Sister Komang Ayu dan Dika yang telah banyak membantu dan memberikan banyak semangat dalam penyusunan skripsi ini. 9. The Special One Irfan L. A
terima kasih untuk semua semangat,
perhatian, dan selalu setia menemanku selama ini. Terima Kasih untuk hari – hari yang penuh warna ini. 10. Para Sahabatku yang Cantik dan Lucu.... Fitri, Intan, Ningrum dan Mega...terima kasih untuk semua semangat kekeluargaannya selama ini, tempat berbagi segala keluh kesahku. Kalian sangat memberikan arti besar bagiku. 11. Teman – teman EP 2008 yang selama perkuliahan berlangsung menjadi teman baru yang baik. 12. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam bentuk apapun kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran membangun sangat diharapkan dari berbagai pihak untuk kesempurnaan penulisan ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan penulisan baik itu sengaja maupun tidak. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Surakarta, Juni 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
iii
MOTTO.............................................................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................
v
KATA PENGANTAR.......................................................................................
vii
DAFTAR ISI.....................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL.......................................................................................... ....
xii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... .... xiv ABSTRAKSI...................................................................................................... BAB I
xv
PENDAHULUAN................................................................. ....
1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................
1
B. Perumusan Masalah.............................................................. 14 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian.................................................................. 15 D. Manfaat Penelitian................................................................ 15 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................
17
A. Pengertian Industri................................................................ 17 B. Pengelompokan Industri....................................................... 17 C. Pengertian Industri Kecil....................................................... 21 D. Karakteristik Industri Kecil................................................... 23 E. Teori Keuntungan................................................................
24
F. Keuntungan dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Industri Kecil Pembuatan Gitar....................... 26 G. Penelitian Terdahulu............................................................. 32 H. Kerangka Pemikiran.............................................................. 35 I. Hipotesis............................................................................... 37 BAB III
METODE PENELITIAN...........................................................
38
A. Jenis Penelitian..................................................................... 38 B. Ruang Lingkup Penelitian.................................................... 38 C. Teknik Pengambilan Sampel................................................ 39 D. Jenis dan Sumber Data......................................................... 41 E. Teknik Pengumpulan Data................................................... 41 F. Definisi Operasional Variabel............................................... 42 G. Teknik Analisis Data............................................................. 45 BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN................................. 56 A. Gambaran Umum Kabupaten Sukoharjo............................... 56 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Gambaran Umum Kecamatan Baki dan Desa Mancasan...... 65 C. Gambaran Umum Industri Kecil Pembuatan Gitar di Desa Mancasan............................................................................... 68 D. Deskripsi dari Variabel – Variabel yang diteliti.................... 73 E. Analisis Data dan Pembahasan.............................................. 83 1. Analisis Regresi Linier Berganda.................................... 83 2. Uji Statistik...................................................................... 84 3. Uji Asumsi Klasik.......................................................... 90 F. Interprestasi Hasil Secara Ekonomi.....................................
95
1. Pengaruh Modal Terhadap Keuntungan........................
95
2. Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Keuntungan.............
96
3. Pengaruh Pengalaman Usaha Terhadap Keuntungan..... 96 4. Pengaruh Promosi Terhadap Keuntungan...................... 97 BAB V
PENUTUP..................................................................................
99
A. Kesimpulan........................................................................... 99 B. Saran.................................................................................... 101 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006 – 2009 ...............................................................
1.2
8
Jumlah Tenaga Kerja Industri Besar, Menengah, dan Kecil Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010............................................................................
4.1
9
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, dan Pertumbuhan Penduduk Tahun 1998 – 2010.................................................................................. 59
4.2
Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006 – 2009............................................................................................
4.3
60
Jumlah Penduduk 15 Tahun Keatas Menurut Pendidikan yang Ditamatkan di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006 – 2010......................................... 61
4.4
Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006 – 2010......................................................................................................... 63 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
4.5
digilib.uns.ac.id
PDRB Kabupaten Sukoharjo Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006 – 2010.................................................................... 64
4.6
Luas, Jumlah Penduduk, Kecamatan Baki Menurut Desa Tahun 2010... 66
4.7
Distribusi Frekuensi Keuntungan Industri Kecil Pembuatan Gitar Kabupaten Sukoharjo .............................................................................. 76
4.8
Distribusi Frekuensi Modal Industri Kecil Pembuatan Gitar Kabupaten Sukoharjo.................................................................................................. 77
4.9
Distribusi Frekuensi Tenaga Kerja Industri Kecil Pembuatan Gitar Kabupaten Sukoharjo .............................................................................. 78
4.10
Distribusi Frekuensi Pengalaman Usaha Industri Kecil Pembuatan Gitar Kabupaten Sukoharjo .............................................................................. 79
4.11
Distribusi Frekuensi Promosi Industri Kecil Pembuatan Gitar Kabupaten Sukoharjo.................................................................................................. 80
4.12
Output Hasil SPSS untuk Mengetahui Koefisiensi Regresi dan Signifikansinya......................................................................................... 83
4.13
Output Hasil SPSS untuk Mengetahui F Hitung..................................... 88
4.14
Output Hasil SPSS untuk Mengetahui Koefisien Determinasi ( R2 )..... 90
4.15
Output Hasil SPSS untuk Uji Heteroskedastisitas................................... 92
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran...................................................................
36
3.1
Daerah Kritis Uji t..................................................................................
48
3.2
Daerah Kritis Uji F.................................................................................
50
3.3
Daerah Kritis Uji Autokolerasi...............................................................
54
4.1
Skema Proses Pembuatan Gitar..............................................................
72
4.2
Uji t.........................................................................................................
85
4.3
Uji F........................................................................................................
89
4.4
Uji Autokolerasi....................................................................................... 94
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAKSI ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN INDUSTRI KECIL PEMBUATAN GITAR DI KABUPATEN SUKOHARJO SARI DEWI PRATAMA F0108115 Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh faktor modal, tenaga kerja, pengalaman usaha, dan promosi terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo tepatnya di Desa Mancasan, Kecamatan Baki. Latar belakang diadakannya penelitian ini adalah semakin banyaknya jumlah pengangguran akibat semakin sulitnya angkatan kerja untuk dapat masuk pada sektor formal sehingga diharapkan keberadaan sektor informal dapat membantu dalam menampung angkatan kerja yang tidak dapat diterima pada sektor formal. Selain itu semakin sempitnya lahan produktif yang ada di Sukoharjo sehingga tidak dapat digunakan untuk mata pencaharian khususnya oleh masyarakat Sukoharjo. Di Kabupaten Sukoharjo diperoleh data industri untuk jumlah tenaga kerja terbanyak yaitu pada industri kecil. Industri pembuatan gitar merupakan industri kecil yang berperan dalam perekonomian di Kabupaten Sukoharjo dan menjadi salah satu sektor unggulan. Industri kecil pembuatan gitar yang akan diteliti merupakan salah satu sentra industri pembuatan gitar yang didalamnya terdapat beberapa pengusaha yang berusaha mencari keuntungan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survey menggunakan kuisioner. Penelitian ini mengambil sampel industri kecil pembuatan gitar di Desa Mancasan sejumlah 43 industri. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah menggunakan regresi linier berganda dan uji statistik. Hasil analisis data menggunakan regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel independen yaitu modal, dan tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap besarnya keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo. Sedangkan variabel independen pengalaman usaha, dan promosi tidak berpengaruh secara signifikan. Berdasarkan hasil analisis diperoleh koefisien determinasi R2 sebesar 0,956. Hal ini menunjukkan bahwa 95,6% variasi perubahan yang terjadi terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar dipengaruhi oleh semua variabel independenya, sedangkan sisanya yaitu 4,4% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model. Berdasarkan hasil dari uji F diperoleh F hitung > F tabel sehingga semua variabel independen secara bersama – sama mempengaruhi variabel dependen pada tingkat signifikansi 5%. Industri kecil pembuatan gitar harus meningkatkan jumlah modal dan tenaga kerja untuk dapat meningkatkan keuntungan dan menunjang keberhasilan usahanya tersebut. Hal ini semua dilakukan guna meningkatkan keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo.
Kata Kunci : industri kecil, sektor informal, pembuatan gitar, keuntungan, regresi linier berganda
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT ANALYSIS OF FACTORS - FACTORS AFFECTING SMALL INDUSTRY PROFIT MAKING GUITAR IN SUKOHARJO DISTRICT SARI DEWI PRATAMA F0108115
This study aims to analyze how much influence factors of capital, labor, business experience, and promotion of small industry profit-making guitars in Sukoharjo district in the Village Mancasan precisely, Sub Tray. The background of this research was the increasing number of unemployed due to the difficulty of the work force to gain entry to the formal sector so expect the existence of informal sector can assist in accommodating a workforce that is not acceptable in formal sector. Besides the limited productive land in Sukoharjo so can not be used for community livelihoods in particular by Sukoharjo. In Sukoharjo district industrial data obtained for the largest number of workers in small industries. Guitar-making industry is a small industry that plays a role in the economy in the district of Sukoharjo and become one of the leading sectors. Small guitar-making industry that will be examined is one of the centers of the guitar making industry in which there are some employers who try to make a profit. This study is a descriptive study using a questionnaire survey method. This study sampled guitar-making industry in the small village of some 43 industry Mancasan. Data analysis techniques are used to test this hypothesis is to use multiple linear regression and statistical tests. The results of data analysis using multiple linear regression showed that independent variables, namely capital and labor have a significant effect on the fortunes of small manufacturing industries in the district of Sukoharjo guitar. While the independent variables of business experience, and no significant promotion. Based on the analysis of determination coefficient R2 of 0.956. This indicates that 95.6% variation in the changes to benefit small-scale industries are affected by all the guitar-making independenya variables, while the remaining 4.4% is influenced by other variables outside the model. Based on the results obtained from the F test F calculated > F table so that all independent variables together - together affect the dependent variable at 5% significance level. Small guitar-making industry should increase the amount of capital and labor to increase profits and the success of his efforts. This is all done in order to increase profitability of small manufacturing industries in the district of Sukoharjo guitar.
Key words: small-scale industries, informal sector, the manufacture of guitars, profits, multiple linear regressioncommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu serangkaian proses yang harus semestinya dilakukan oleh negera di dunia, pembangunan yang dilakukan oleh setiap
negara
mempunyai
tujuan
utama
untuk
mensejahterakan
masyarakatnya. Pembangunan selain bertujuan untuk mensejahterakan masyarakatnya juga untuk meningkatkan daya saing dengan negara lain dalam tingkat global. Dalam mewujudkan tujuan – tujuan dari pembangunan setiap negara tidak terlepas dari permasalahan – permasalahan yang terjadi, seperti halnya di dalam negara – negara berkembang permasalahan yang terjadi antara lain kemiskinan, pengangguran, pendidikan, dan masih banyak lagi. Pembangunan ekonomi yang diarahkan secara merata pada semua sektor dan bagian dari masyarakat, tetapi untuk mewujudkannya itu tidak mudah dibutuhkan sumber daya yang cukup besar. Perkembangan ekonomi regional merupakan suatu gambaran untuk melihat tingkat kesejahteraan masyarakat pada daerah tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat keterkaitan antara perkembangan ekonomi dalam berbagai sektor dengan tingkat kesejahteraan masyarakat . Jika perkembangan ekonomi suatu daerah tersebut meningkat maka kesejahteraan hidup masyarakat daerah tersebut juga akan meningkat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pembangunan ekonomi dapat dilihat dari beberapa sektor, antara lain dengan pembangunan industri di suatu negara. Pembangunan industri merupakan kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dalam arti tingkat hidup yang lebih maju maupun untuk taraf hidup yang lebih bermutu. Industrialisasi juga tidak dapat terlepas dari usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga manusia disertai usaha untuk meluaskan ruang lingkup kegiatan manusia. Dengan demikian, dapat diusahakan secara vertikal semakin besarnya nilai tambah pada kegiatan ekonomi dan sekaligus secara horisontal makin luasnya lapangan kerja produktif bagi penduduk yang semakin bertambah ( Arsyad, 2010 : 442 ). Pembangunan struktur industri dalam negeri mendapatkan perhatian yang
khusus, dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara komposisi
industri besar, menengah, maupun kecil. Beberapa cara ataupun strategi yang secara khusus digunakan pemerintah dalam mempercepat pembangunan ekonomi industrialisasi menimbulkan terjadinya transformasi struktural, perkembangan maupun pertumbuhan secara sektoral mengalami pergeseran. Pergesaran perkembangan industrialisasi didukung pula oleh kebijakan dari pemerintah sehingga juga mempermudah masuknya investasi asing ke Indonesia dan dapat meningkatkan sektor manufaktur. Sektor industri dianggap mampu untuk mendorong pembangunan secara cepat, bahkan kemajuan dan peran yang besar dari industri ini sendiri dalam perekonomian yang sering dijadikan tolak ukur didalam kemajuan suatu bangsa. Peranan industri sendiri yang bertujuan untuk memperkukuh struktur commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ekonomi nasional dengan keterkaitan yang saling kuat dan saling mendukung antar sektor, meningkatkan daya tahan perekonomian nasional dan kesempatan kerja sekaligus mendorong berkembangnya kegiatan – kegiatan pembangunan diberbagai sektor lainnya dan juga diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan
pendapatan
perkapita.
Pembangunan
disektor
industri
dikembangkan secara bertahap dan terpadu melalui peningkatan keterkaitan antar industri dan antar sektor industri yang memasukkan bahan baku industri, melalui iklim yang merangsang bagi penanaman modal dan penyebaran pembangunan industri di daerah sesuai dengan potensi masing – masing dan sesuai dengan iklim usaha yang memantapkan pertumbuhan ekonomi nasional ( Todaro, 2000 : 152 ). Industrialisasi merupakan suatu keharusan yang semestinya dilakukan oleh suatu negara jika menginginkan kemajuan baik itu perekonomian dari negaranya tersebut. Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari bagaimana perkembangan dari industrialisasi negaranya tersebut. Industrialisasi yang efisien dalam perekonomian suatu negara membutuhkan perusahaan – perusahaan baik itu perusahaan kecil, perusahaan menengah, maupun perusahaan besar. Industri – industri yang ada tersebut mempunyai asas yang saling melengkapi yaitu bahwa fungsi – fungsi tertentu seperti halnya di bidang pemasokan, produksi, penjualan, pengembangan teknologi dan pemeliharaan serta perbaikan paling baik yang dapat dijalankan oleh perusahaan – perusahaan dengan ukuran yang berbeda – beda. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keberadaan sektor usaha baik itu kecil maupun menengah sebagai salah satu diantara bentuk dari sebuah ekonomi kerakyatan yang keberadaan cukup penting dalam pembangunan perekonomian suatu daerah maupun dalam suatu negara. Industri kecil merupakan suatu potensi yang semestinya digali dan dikembangkan karena dari industri tersebut dapat menyerap tenaga kerja sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran dari daerah tersebut, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana tujuan dari pembangunan daerah sehingga keberadaan dari industri – industri tersebut perlu mendapatkan perhatian yang cukup dari pemerintah, perbankan, swasta, maupun lembaga – lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dalam usaha – usaha kecil tersebut. Sektor industri sendiri yang diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor – sektor lain dalam sebuah perekonomian. Produk – produk industri selalu memiliki “dasar tukar” ( terms of trade ) yang tinggi atau lebih menguntungkan serta menciptakan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan dari produk – produk sektor lain. Hal ini disebabkan karena faktor – faktor industri memiliki variasi yang beragam sehingga mampu memberikan manfaat marjinal yang tinggi kepada pemakaiannya. ( Dumairy, 1997 : 227 ) Industri sendiri bukan hanya sekedar untuk menghasilkan barang semata, melainkan berusaha untuk mampu mengahasilkan sesuatu baik itu barang jadi maupun barang setengah jadi yang selanjutnya akan dijual. Dimana hasil yang dijual haruslah mampu memenuhi keinginan maupun selera dari konsumen itu sendiri, sekaligus berusaha untuk menciptakan harga yang lebih commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dijangkau oleh para konsumen. Perkembangan industri pada dewasa ini telah menunjukkan banyak kemajuan, diantaranya dimana hasil dari industri tersebut tidak saja kualitatif tetapi juga beragam. Pengembangan sektor industri ini sendiri melalui industri baik itu hulu maupun industri hilir tetap bertumpu pada prinsip efisiensi maupun pada prinsip efektifitas dalam tahap transisi yang selalu akan menghasilkan suatu keuntungan yang berbeda. Dikarenakan industri hulu merupakan industri yang padat modal dan padat teknologi, sedangkan untuk industri hilir merupakan industri yang lebih padat karya ( Dumairy, 1997 : 227 ). Industri khususnya industri kecil didalam proses pembangunan ekonomi Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting, dengan adanya pembangunan industri maka akan memacu dan mengangkat pembangunan dari sektor – sektor lain pula. Selain itu peranan industri khususnya industri kecil sangat mempengaruhi dalam proses pembangunan ekonomi karena kondisi di Indonesia dengan jumlah tenaga kerja berpendidikan rendah, sumber daya melimpah, modal terbatas maupun distribusi pendapatan yang tidak merata yang erat hubungannya dengan sifat dasar industri kecil. Pembangunan
industri
tidak
hanya
dititik
beratkan
pada
perkembangan industri besar saja akan tetapi perkembangan dari industri kecil maupun kerajinan rumah tangga juga diupayakan untuk mengembangan potensi yang ada yaitu melalui pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang secara optimal seperti adanya pembangunan disektor commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
industri baik itu sektor pedesaan yang bertujuan untuk meningkatkan maupun mengembangkan industri didaerah atau industri kecil pada pedesaan tersebut. Pengembangan industri tersebut diarahkan untuk lebih meningkatkan khususnya pada industri kecil dan kerajinan rakyat antara lain melalui menyempurnaan, pengaturan, pembinaan, dan pengembangan usaha serta untuk meningkatkan produktivitas dan perbaikan mutu produksi dengan tujuan untuk memperluas kesempatan baik itu untuk berusaha dan untuk kesempatan kerja. dengan perkembangan industri kecil akan meningkatkan pola pendapatan pengusaha dan pengrajin kecil, serta kemampuan untuk memasarkan dan mengekspor hasil – hasil produksinya tersebut. Dalam hubungan ini diharapkan sekaligus untuk diusahakan agar peranan industri kecil lebih dapat ditingkatkan. Industri kecil ini mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan ekonomi baik itu dalam skala nasional. Industri kecil ini dapat menciptakan lapangan pekerjaan, ikut membantu pelayanan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan juga ikut menjaga stabilitas nasional. Maka industri kecil maupun industri rumah tangga merupakan salah satu sasaran yang memerlukan perhatian khusus, sasaran tersebut sangat sesuai dengan permasalahan yang ada di Indonesia yaitu tingginya tingkat pengangguran yang semakin tinggi sehingga tidak dapat ditampung oleh lapangan pekerjaan yang tersedia. Adapun ciri – ciri dari industri kecil menurut Mubyarto antara lain adalah sebagai berikut : ( Mubyarto, 1995 dalam Deny, 2008 ) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Jumlah tenaga kerja kurang dari 5 sampai 9 orang 2. Kebanyakan tenaga kerja diperoleh dari lingkungan atau dekat dengan lokasi industri 3. Teknologi yang digunakan bersifat sederhana dan lebih banyak menggunakan tenaga tangan 4. Bahan dasar pada umumnya didapat di sekitar Industri kecil ini sendiri bukan hanya menghasilkan nilai output dan nilai tambah yang terbesar jika dibandingkan dengan industri yang berskala besar maupun industri yang berskala sedang, akan tetapi pada dasarnya industri kecil kerajinan dapat menjadi sebuah usaha yang mandiri sehingga dapat berkembang dan dapat memperkokoh struktur perekonomian nasional dalam rangka untuk meningkatkan pembangunan nasional, yang dalam hal ini sektor industri mempunyai peranan yang cukup penting, khususnya dalam hal ini peranan industri dalam penanggulangan tingkat pengangguran yang terjadi. Sektor industri yang mampu menyediakan lapangan kerja dan menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat , juga dapat memberi sumbangan bagi pertumbuhan ekonomi. Salah satu tolok ukur untuk mengetahui keberhasilan pembangunan ekonomi yang sudah dilaksanakan adalah dengan melihat nilai Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ). Kontribusi sektor industri terhadap PDRB Kabupaten Sukoharjo tahun 2006 sampai dengan 2009 dapat dilihat dari tabel berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 1.1 PDRB Menurut Lapangan usaha Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Sukoharjo tahun 2006– 2009 ( Jutaan Rupiah ) TAHUN LAPANGAN USAHA 2006
2007
2008
2009
1. Pertanian
832.383,23
876.494,85
920.118,11
965.400,22
2. Pertambangan dan Penggalian
34.265,69
34.974,08
35.355,30
35.906,84
1.248.116,19
1.303.210,93
1.359.291,24
1.408.382,28
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
39.245,31
44.464,42
46.449,85
50.074,96
5. Bangunan
171.472,99
181.345,44
190.859,79
201.611,00
1.148.044,10
1.206.521,86
1.263.767,82
1.326.585,19
178.961,46
189.071,35
198.992,58
209.254,79
137.199,26
146.162,75
156.912,96
166.275,53
330.749,10
348.747,28
369.003,89
394.411,68
4.120.437,33
4.330.992,96
4.540.751,53
4.756.902,50
3. Industri Pengolahan
6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Sewa, dan Jasa Perusahaan 9. Jasa – Jasa PDRB
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo Berdasarkan tabel PDRB Kabupaten Sukoharjo tahun 2009 terlihat bahwa untuk PDRB Kabupaten Sukoharjo setiap tahunnya mengalami kenaikan. Kenaikan PDRB di tahun 2009 sendiri mengalami kenaikan sebesar 4,76% dari tahun 2008. Penyumbang PDRB terbesar yaitu dari sektor industri pengolahan sebesar 29,10% dari total PDRB Kabupaten Sukoharjo, dan untuk penyumbang PDRB terendah sebesar 0,77% yaitu dari sektor pertambangan dan penggalian. Sektor industri pengolahan sendiri mengalami kenaikan sebesar Rp 49.091,04 atau sebesar 3,61 % di tahun 2009. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Peranan industri kecil dalam segi penyerapan tenaga kerja memang mempunyai peranan yang cukup besar untuk mengurangi jumlah pengangguran yang terjadi khususnya di Kabupaten Sukoharjo. Sektor industri kecil ini merupakan suatu usaha yang dapat memperkuat struktur perekonomian nasional. Maka untuk mengetahui peranan industri kecil dalam sektor penyerapan tenaga kerja dapat dilihat dari seberapa besar jumlah kesempatan kerja yang dapat diserap oleh sektor industri kecil tersebut. Jumlah tenaga kerja yang diserap oleh sektor industri di Kabupaten Sukoharjo mengalami peningkatan atau penurunan setiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 1.2 Jumlah Tenaga Kerja Industri Besar, Menengah, Dan Kecil Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010 Kelompok Industri
Golongan
Jumlah Industri
IAHH
ITA
IKLME
1. Besar
8.952
45.094
3.038
57.084
2. Menengah
9.364
4.508
2.235
16.107
3. Kecil
27.171
16.556
21.630
65.357
45.487
66.158
26.903
138.548
Jumlah
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo Berdasarkan tabel jumlah tenaga kerja tersebut terlihat jika dari golongan industri yang banyak menyerap tenaga kerja yaitu dalam industri kecil sebesar 47,17%. Sedangkan untuk industri yang menyerap tenaga kerja terendah yaitu industri menengah yang hanya sebesar 11,63% dari total jumlah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tenaga kerja. Jika dilihat dari kelompok industri yang banyak menyerap tenaga kerja yaitu kelompok industri tekstil dan aneka industri sebesar 47,75% dari total jumlah tenaga kerja di Kabupaten Sukoharjo tahun 2010. Industri gitar merupakan salah satu jenis usaha industri kecil yang mempunyai kedudukan yang cukup strategis dalam mengurangi pengangguran maupun dalam meningkatkan jumlah pendapatan daerah tersebut. Industri gitar ini sendiri dapat memanfaatkan sember daya alam yang ada di Indonesia untuk dibuat sebagai bahan dasar atau bahan mentah serta juga dapat memanfaatkan tenaga kerja yang ada dipedesaan. Usaha gitar ini sendiri keberadaannya sangat penting terutama didalam daerah pedesaan. Hal tersebut disebabkan antara lain karena : 1. Diharapkan dapat mengurangi migrasi kekota, karena letaknya dipedesaan 2. Usaha ini bersifat padat karya sehingga dapat memperluas kesempatan kerja 3. Teknologi yang digunakan sederhana, sehingga mudah untuk dipelajari ( Arsyad, 2001 dalam Deny, 2008 ) Industri kecil ini sebagian besar berada dipedesaan dan yang masih banyak dikerjakan oleh masyarakat yang ekonominya masih lemah, namun untuk saat ini sudah banyak industri – industri kecil yang sudah mulai berkembang. Sebagian besar industri kecil yang belum dapat mengembangkan usaha karena kekurangan modal, lemahnya pemasaran, dan proses produksi yang masih sederhana. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Usaha industri pembuatan gitar ini dilatar belakangi karena semakin sempitnya lapangan pekerjaan khususnya di daerah pedesaan. Selain itu semakin sempitnya pula lahan – lahan di pedesaan yang dapat digunakan sebagai sumber untuk mencari rejeki, seperti hal nya semakin sempitnya lahan pertanian yang dapat diolah dan semakin tingginya tingkat pertumbuhan penduduk pada sektor lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Adanya usaha gitar ini diharapkan dapat mampu untuk mengurangi jumlah pengangguran ataupun mampu memperluas kesempatan kerja dan mampu untuk meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya masyarakat pedesaan. Industri gitar ini sendiri dalam perkembangannya masih banyak permasalahan – permasalahan yang terjadi, baik itu permasalahan yang bersifat internal maupun masalah yang bersifat eksternal. Masalah internal yang terjadi pada industri gitar ini sendiri antara lain meliputi terbatasnya modal yang dimiliki, susahnya mencari tenaga yang, sulitnya promosi maupun jangkauan pemasaran yang luas, dan semakin sulit maupun semakin mahalnya bahan baku yang digunakan untuk produksi. Masalah ekternal juga terjadi dalam produksi industri kecil pembuatan gitar ini, permasalahan yang terjadi adalah sulitnya mencari tambahan modal melalui kredit dari bank – bank. Yang mendasari bank untuk tidak memberikan kredit kepada industri kecil ini dikarenakan sulitnya memperoleh informasi yang memadai mengenai industri kecil tersebut, selain itu bank juga takut jika commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kredit yang diberikan kepada pengusaha industri kecil ini beresiko besar seperti halnya pengusaha tidak dapat mengembalikan kredit tersebut. Pemerintah sendiri sampai saat ini masih terus berusaha untuk membantu para pengusaha untuk keluar dari permasalahan – permasalahan tersebut, terkhusus masalah eksternal yang dihadapi industri kecil pembuatan gitar. Pemerintah membantu para pengusaha untuk memperoleh kemudahan dalam mendapatkan kredit dari bank, karena pemerintah menyadari bahwa untuk sektor industri ini sendiri kini merupakan sektor yang dapat dijadikan sebagai sektor yang paling utama dalam meningkatkan perekonomian Indonesia. Pemerintah
juga
membuat
kebijakan
–
kebijakan
untuk
mengembangan industri baik itu industri kecil ataupun industri rumah tangga. Pengembangan industri kecil dan rumah tangga yang banyak terdapat dipedesaan ini berarti semakin menambah luas kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan dari masyarakat desa. Sektor industri ini juga diharapkan dapat mengurangi arus perpindahan penduduk dari desa ke kota. Desa Mancasan, Kecamatan Baki, Sukoharjo, Jawa Tengah sudah terkenal sebagai desa yang memproduksi gitar. Dari dusun yang terdapat di desa Mancasan ini, dusun kembangan merupakan dusun terbesar yang memproduksi gitar di wilayah Desa Mancasan ini. Dusun Kembangan juga merupakan sentra industri pembuatan gitar, bahkan sampai saat ini usaha rumah tangga ini sudah menyebar kebeberapa dusun dan desa sekitar. Data terakhir yang tercatat di kantor dinas perindustrian, perdagangan, dan koperasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hingga tahun 2010 di Kabupaten Sukoharjo telah mencacat sebanyak 150 unit usaha diseluruh kecamatan Baki, dan untuk Desa Mancasan ini sendiri sebanyak 75 unit usaha, dan untuk Desa Ngrombo sebanyak 75 unit usaha. Sedangakan untuk Kecamatan Grogol yaitu Desa Pondok sebanyak 21 unit. Gitar merupakan salah satu produk yang merupakan produk yang diproduksi dan menjadi produk andalan dari kecamatan Baki, Sukoharjo ini. menurut data yang ada di Kantor
Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan
Koperasi hingga tahun 2010 ini sendiri di kabupaten Sukoharjo tercacat bahwa nilai produksi yang dihasilkan usaha gitar ini sendiri dari desa Mancasan sebesar Rp81.648.000,00 dan usaha ini juga mampu telah menyerap 335 tenaga kerja di lingkungan lokasi pengrajin. Usaha industri kecil pembuatan gitar ini cukup dapat memberikan jawaban yang baik dan positif terhadap tantangan mengenai penyediaan kesempatan kerja yang semakin lama semakin menyempit khususnya dalam sektor formal yang sudah tidak dapat lagi menampung tenaga kerja. Dengan keberadaan sektor informal ini, seperti industri kecil pembuatan gitar ini dapat membantu membuka kesempatan kerja kepada masyarakat yang membutuhkan pekerjaan. Sektor usaha ini memang cukup dapat mengurangi tingkat pengangguran yang semakin tinggi, selain itu sektor ini merupakan usaha industri kecil yang cukup menarik untuk dilihat dari sudut pandang kemandirian dalam menciptakan kesempatan kerja baik itu dalam lingkup usaha yang bertujuan pula untuk mengurangi semakin meningkatkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengangguran dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya untuk masyarakat pedesaan. Usaha ini sendiri juga mempunyai prospek yang baik karena dalam industri kecil pembuatan gitar ini jangkauan pemasarannya sudah sangat luas sehingga tidak pernah berhenti untuk memproduksi gitar ini. Pemerintah daerah sudah saatnya memberikan kontribusi kepada industri kecil pembuatan gitar ini dengan lebih memberikan kesempatan yang lebih besar, karena industri kecil ini dapat berperan dalam perekonomian dan dalam mengatasi masalah pengangguran maupun dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Maka dari pemaparan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai keuntungan dari industri kecil pembuatan gitar ini dengan judul “Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Keuntungan
Industri
Kecil
Pembuatan
Gitar
di
Kabupaten Sukoharjo”
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh modal terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar ? 2. Bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar ? 3. Bagiamana pengaruh pengalaman usaha terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar ?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Bagiamana pengaruh promosi terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar?
C. Tujuan Penelitian Dengan melihat rumusan masalah diatas, maka penelitian yang dilakukan ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh modal terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar. 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengalaman usaha terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar. 4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh promosi terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar.
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai : 1. Sebagai kajian untuk mengevaluasi kebijakan pemerintah daerah sukoharjo dalam mengembangkan industri kecil pembuatan gitar sehingga dapat dijadikan bahan acuan untuk bersaing di era perdagangan bebas. 2. Untuk membantu memberikan sumber informasi bagi pengrajin gitar di Kabupaten Sukoharjo untuk lebih meningkatkan penawaran dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kualiatas agar lebih maju demi kesejahteraan industri kecil produksi gitar. 3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang akan meneliti masalah yang sama atau yang berkaitan dengan masalah ini. 4. Bagi penulis penelitian ini merupakan penerapan terhadap teori ekonomi yang telah diperoleh selama ini dalam bangku kuliah terhadap kondisi yang nyata di lapangan dan sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi jurusan Ekonomi Pembangunan pada Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Industri Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian pengertian industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Menurut Badan Pusat Statistik ( BPS ) pengertian dari industri yaitu suatu unit atau kesatuan produksi yang terletak pada suatu tempat tertentu yang melakukan kegiatan mengubah bahan baku dengan mesin kima atau dengan tangan menjadi produk baru, atau mengubah barang – barang yang kurang nilainya menjadi barang yang nilainya dengan maksud untuk mendekatkan produk tersebut pada konsumen akhir. Industri merupakan sekumpulan usaha yang mengubah barang mentah menjadi barang mentah menjadi barang jadi atau menghasilkan produk yang sejenis. Produk hasil industri ini sendiri merupakan barang maupun jasa yang telah dihasilkan atau ditawarkan oleh suatu usaha.
B. Pengelompokan Industri 1. Menurut BPS commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BPS mengelompokan industri berdasarkan jumlah tenaga kerja yang bekerja, BPS mengelompokan menjadi empat kelompok yaitu : 1) Perusahaaan atau industri besar yang memperkerjakan 100 orang atau lebih. 2) Perusaahaan atau industri sedang yang memperkerjakan 20 orang atau sampai 99 orang. 3) Perusahaan atau industri kecil jika memperkerjakan 5 orang sampai 19 orang. 4) Perusahaan atau industri kerajinan atau rumah tangga yang memperkerjakan tenaga kerja kurang dari 5 orang tenaga kerja. ( Arsyad, 2010 : 454 )
2. Menurut Departemen Perindustrian, Industri nasional di Indonesia dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok besar yaitu : ( Arsyad, 2010 : 454 455 ) 1) Industri dasar Merupakan sekelompok industri mesin dan industri logam dasar ( IMLD ) maupun kelompok industri kimia dasar ( IKD ). Sedangkan yang termasuk dalam kelompok IMLD antara lain meliputi industri mesin pertanian, elektronika, kereta api, dan lain sebagainya. Kelompok IKD yang merupakan kelompok industri kimia dasar meliputi industri pengolahan kayu, industri karet commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
alam, industri petisida, dan lain sebagainya. Namun jika dilihat dari
misinya
industri
dasar
mempunyai
tujuan
untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membantu penjualan struktur industri yang bersifat padat modal. 2) Industri kecil Merupakan industri pangan ( minuman, makanan, dan tembakau ), industri sandang seperti industri sandang terbuat dari kulit ( tekstil, pakaian jadi serta barang yang berbahan dasar terbuat dari kulit ), industri kimia, dan industri bangunan ( industri kertas, percetakan, penerbitan, dan lain sebagainya ). Selain itu dalam industri kecil juga terdapat industri galian logam dan bukan logam ( seperti mesin – mesin listrik, alat – alat ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya ) Kelompok industri kecil ini diharapkan dapat menambah kesempatan kerja dan meningkatkan nilai tambah dan manfaat pasar dalam negeri dan luar negeri. 3) Industri hilir Merupakan sekelompok aneka industri ( AI ) yang meliputi industri yang mengolah sumber daya hutan, industri yang mengolah hasil pertambangan, industri yang mengolah sumber daya pertanian secara luas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Industri hilir ini merupakan aneka industri yang mempunyai misi meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan atau pemerataan serta memperluas kesempatan kerja.
3. Menurut Ekstensi Dinamisnya Pengelompokan industri menurut ekstensi dinamisnya dibagi menjadi tiga antara lain : ( Shaleh, 1986 : 50 – 54 ) 1) Industri lokal Industri lokal merupakan sekelompok jenis industri yang mengguntungkan kelangsungan hidupnya kepada pasar setempat yang terbatas, serta relatif tersebar dari segi lokasinya. Skala usaha umumnya sangat kecil dan mencerminkan suatu pola penguasaan yang bersifat subsistem. Dalam terget pemasarannya yang terbatas telah
menyebabkan
kelompok
ini
pada
umumnya
hanya
menggunakan sarana transportasi yang sederhana. Pemasaran dari hasil industri lokal ini produksinya ditangani sendiri maka pada kelompok industi lokal ini jasa pedagang perantara boleh dikatakan kurang menonjol. 2) Industri Sentra Industri sentra merupakan kelompok industri yang dari segi satuan usahannya tergolong kedalam kecil akan tetapi indutri ini membentuk suatu pengelompokan atau kawasan produksi yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terdiri dari kumpulan unit usaha yang menghasilkan barang produksi yang sejenis. Industri sentra jika ditinjau dari target pemasarannya tergolong kedalam kategori kedua ini umumnya menjangkau pasar yang lebih luas daripada industri lokal, sehingga pada industri ini peran dari pedagang perantara menjadi cukup menonjol. 3) Industri Mandiri Industri mandiri pada dasarnya dapat dideskripsikan sebagai kelompok industri yang masih kecil, namun telah berkemampuan untuk mengadaptasi teknologi produksi yang tinggi. Dalam pemasarannya relative tidak tergantung pada peranan pedagang perantara.
C. Pengertian Industri Kecil 1. Pengertian Industri Kecil Menurut UU No. 9/1995 Menurut undang – undang tentang pengertian usaha kecil dalam bukunya Suryana ( 2001, 83 – 88 ) disebutkan beberapa kriteria antara lain : 1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000,00 (Dua Ratus Juta rupiah ) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, 2) Memiliki
hasil
penjualan
tahunan
Rp1.000.000.000,00 ( satu milyar rupiah ) commit to user
paling
banyak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Milik Warga Negara Indonesia ( WNI ) 4) Berdiri sendiri bukan merupakan anak perusahaan atau cabang dengan usaha menengah atau besar baik secara langsung maupun tidak langsung. 5) Berbadan perorangan, tidak berbadan hukum atau berbadan hukum termasuk koperasi.
2. Pengertian Industri kecil menurut Departemen Perindustrian Menurut Departemen Perindustrian yang menjelaskan mengenai pengertian yang berkaitan dengan usaha kecil dan menengah yaitu : 1) Industri merupakan kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancangan bangunan dan perekayasaan industri. 2) Perusahaan industri kecil yang dapat disebut industri kecil ( IK ) adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha dibidang industri
yang
dengan
nilai
investasi
paling
banyak
Rp200.000.000,00 ( Dua Ratus Juta rupiah ) tidak temasuk tanah dan bangunan usaha. 3) Perusahaan industri menegah yang dapat disebut industri menengah ( IM ) merupakan perusahaan yang melakukan kegiatan usahanya dibidang indsutri dengan nilai investasi lebih commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
besar dari Rp200.000.000,00 ( Dua Ratus Juta Rupiah ) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. 4) Industri kecil dan menegah ( IKM ) adalah perusahaan industri kecil yang terdiri dari industri kecil ( IK ) dan industri menegah ( IM )
D. Karakteristik Industri kecil Industri kecil merupakan industri yang pada tahap awal berbentuk industri rumah tangga ( Home Industry ), tempat tinggal maupun tempat untuk bekerja atau berproduksi menjadi satu. Semua pekerjaan dari pimpinan, pelaksanaan produksi maupun penjualan dilakukan oleh para anggota keluarga dari satu keluarga. Modal yang digunakan dalam kegiatan produksi tercampur dengan uang rumah tangga dalam membiayai kehidupan sehari – hari, untung – rugi sulit dibedakan karena modal untuk barang yang dikonsumsi selalu sama. Secara umum industri kecil sendiri mempunyai karakteristrik yang hampir sama yaitu : ( Kuncoro, 1997 : 315 – 316 ) 1) Tidak ada pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasi, pemilik dan pengelola industri, serta memanfaatkan tenaga kerja dari keluarga dan teman dekat. 2) Rendahnya akses industri kecil terhadap lembaga – lembaga kredit formal, industri kecil sebagian besar menggantungkan pembiayaan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
usahanya dari modal sendiri atau bahkan sumber lain – lain seperti keluarga, kerabat, pedagang perantara, bahkan rentenir. 3) Sebagian besar industri kecil ditandai dengan belum dipunyainya status badan hukum. Menurut catatan BPS ( 1994 ) dari jumlah industri kecil sebanyak 124.990 ternyata 90,6 persen merupakan perusahaaan perseroangan yang tidak berakta notaris 4,7 persen tergolong perusahaan perseroangan yang berakta notaris dan hanya 1,7 persen yang sudah mempunyai badan hukum ( PT, CV, Firma ) 4) Ditinjau menurut penggolongan industri tampak bahwa hampir sepertiga bagian dari seluruh industri bergerak dibidang kelompok industri makanan, minuman, tembakau yang kemudian diikuti oleh kelompok industri bahan galian bukan logam. Adapun yang bergerak pada kelompok usaha industri kertas dan kimia relatif masih sedikit sekali yaitu kurang dari satu persen.
E. Teori Keuntungan Keberhasilan pengusaha dalam kegiatan produksinya maupun dalam keberhasilan pengusahanya dalam hal ini dapat dilihat melalui laba yang di dapat yaitu keuntungan yang di dapat pengusaha yang diperoleh dari kegiatan sebuah perusahaan tersebut. Keuntungan ( profit ) dalam ilmu ekonomi merupakan balas jasa yang diterima untuk suatu jenis sumber daya manusia yang sangat tertentu, yaitu kegiatan pengusaha yang mengorganisir produksi, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
maupun dalam mengkombinasikan faktor – faktor produksi, dan menanggung resiko Keuntungan merupakan selisih antara nilai penjualan perusahaan dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi barang yang akan dijual tersebut. Keuntungan atau laba dapat dibedakan atas laba usaha atau business profit dan laba ekonomi ( economic profit ). Laba usaha ini merupakan pendapatan sisa yaitu penerimaan penjualan dikurangi dengan biaya. Laba ekonomi merupakan pendapatan setelah biaya uang ( nominal ) maupun biaya yang bersifat implisit ( manajemen atau tenaga kerja yang tidak terbayar ). ( Samuelson, 1992 : 327 ) Keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara hasil penjualan dan dari biaya produksi. Keuntungan ini sendiri akan diperoleh apabila hasil penjualan akan melebihi dari biaya produksi yang dikeluarkan, sedangkan untuk kerugian akan dialami apabila hasil dari penjualan tersebut kurang dari biaya produksi. Keuntungan yang maksimum akan dicapai apabila perbedaan antara hasil penjualan dan biaya produksi mencapai pada tingkat yang paling besar. ( Sukirno, 2002 : 189 ) Laba yang didapat pada dari selisih jumlah penerimaan yang diterima perusahaan dikurangi oleh biaya – biaya yang dikeluarkan. Maka dapat di hitung dengan rumus sebagai berikut ( Nicholson, 1999 : 309 ) : π = TR – TC Dimana : π TR
: profit ( laba ) : Total Revenue ( pendapatan total ) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
TC
digilib.uns.ac.id
: Total Cost ( biaya total )
Semakin besar antara selisih jumlah penerimaan atau total revenue ( TR ) dan biaya ( TC ), maka semakin besar keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan tersebut. Laba ( keuntungan ) maksimal diperoleh jika perbedaan TR dan TC paling besar dan dikombinasi tingkat output dan biaya marginal. Posisi seorang pengusaha apabila dilihat dari keuntungannya, ada tiga macam kemungkinan, yaitu : 1. Memperoleh laba : akan terjadi apabila pada tingkat output tertentu besarnya penerimaan total ( TR ) lebih besar dari seluruh pengeluaran untuk biaya produksi (TC), baik biaya tetap (FL) maupun biaya variabel (VC). 2. Tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi : terjadi apabila besarnya penerimaan total sama dengan biaya total ( TR = TC ). 3. Menderita kerugian : terjadi karena penerimaan produsen secara total lebih kecil dari seluruh biayanya ( TR < TC ).
F. Keuntungan dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Industri Kecil Pembuatan Gitar 1. Pengertian Keuntungan Keuntungan merupakan hasil yang di dapat dari selisih hasil penjualan barang produksi tersebut yang dikurangi dengan biaya produksi seperti biaya listrik, biaya reparasi, biaya upah tenaga kerja, biaya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
konsumsi untuk tenaga kerja, biaya transportasi, dan biaya – biaya lain yang digunakan oleh produsen untuk memproduksi barang tersebut. 2. Faktor – Faktor Yang mempengaruhi Keuntungan 1. Modal Modal atau kapital adalah semua sarana yang digunakan para pekerja baik itu berupa barang maupun uang yang digunakan untuk sarana menjalankan usahanya tersebut. Modal ini juga dapat digunakan secara langsung maupun
tidak langsung yang
digunakan untuk meningkatkan hasil produksinya. Modal sendiri dapat dibagi dua menurut sumbernya yaitu (Bambang, 1994 dalam Deny, 2008 ) i. Modal sendiri yaitu modal yang berasal dari pemilik pribadi pengusaha dan tertanam pada usaha tertentu dan akan digunakan untuk jangka waktu yang tidak tentu lamanya. ii. Modal Asing yaitu modal yang berasal dari luar, yang bersifat sementara sehingga modal tersebut merupakan hutang yang pada jangka waktu yang ditentukan harus dapat dikembalikan. Modal ini diperoleh dari pihak asing yang mempunyai konsekuensi berupa bunga yang harus dibayarkan setiap bulannya, maka akan mengakibatkan biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan akan meningkat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Modal sendiri dapat dikategorikan menjadi dua macam yaitu : i. Modal Investasi Modal ini dapat berupa tanah, bangunan, peralatan produksi dan lain – lain. ii. Modal Kerja Modal kerja antara lain bahan baku, teknologi dan lain – lain. Modal merupakan suatu permasalahan sentral yang dihadapi oleh pengrajin. Disini modal memegang peranan yang penting dalam proses produksi yang akan dapat meningkatkan pendapatan yang diterima oleh pengusaha industri gitar. Tanpa adanya modal maka tidak akan dapat berjalan industri tersebut.
2. Jumlah Tenaga kerja Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat dominan dalam kegiatan produksi, karena tenaga kerja itulah yang berperan mengalokasikan dan memanfaatkan faktor produksi lain guna menghasilkan suatu output yang bermanfaat. Sedangkan pengertian tenaga kerja ini sendiri adalah sebagai berikut : i.
Tenaga kerja menurut PBB Tenaga kerja merupakan penduduk usia 15 tahun sampai 64 tahun yang telah menghasilkan pendapatan. Pengertian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tenaga kerja bagi penduduk Indonesia adalah penduduk usia 10 tahun keatas, karena pada kenyataannya penduduk Indonesia yang berusia diatas 64 tahun masih ada yang bekerja. ii.
Tenaga kerja menurut Mulyadi ( 2003: 37) Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja antara usia 15 – 64 tahun atau jumlah penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga kerja mereka dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. Adapun tenaga kerja yang benar – benar terlibat dalam
kegiatan produksi dan yang sedang mencari pekerjaan disebut angkatan kerja. dan definisi angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang bekerja dan menganggur atau sedang mencari lowongan kerja ( Simanjuntak,1985 : 3 ) Faktor tenaga kerja ini merupakan faktor yang penting dalam proses produksi dan terus akan diperhitungkan dalam jumlah yang cukup, bukan hanya dilihat dari segi jumlah tenaga kerjanya tetapi juga dilihat dari segi kualitas dan macam tenaga kerja yang memadai. Jumlah tenaga kerja yang telah diperkirakan untuk melakukan produksi telah disesuaikan dengan kebutuhan sampai pada tingkat tertentu, sehingga jumlahnya optimal. Tenaga kerja ini commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sendiri juga memberikan kontribusi penting terhadap keuntungan yang diperoleh pengusaha melalui peningkatan produktivitasnya.
3. Pengalaman Usaha Pengalaman dapat diartikan sebagai interaksi diri pribadi dengan lingkungan, dimana di dalamnya seseorang belajar secara aktif dan interaktif dengan lingkungan tersebut. Bisa dikatakan pengalaman yang lain juga dapat diartikan sebagai hasil belajar. Pengalaman dapat menambahan pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang, pengalaman ini sendiri dapat menambah wawasannya, selain itu pengalaman juga dapat meningkatkan keterampilan dan daya serap terhadap sesuatu baik berupa ide - ide. Pengalaman menekuni
usaha
Usaha
yang
merupakan
dijalankan.
lamanya
Seperti
seseorang
halnya seorang
pengusaha, semakin lama seseorang pengusaha memproduksi barang dan jasa maka dapat memungkinkan orang tersebut menghasilkan barang dan jasa yang semakin lama akan bertambah semakin banyak, semakin beragam jenisnya, dan semakin lebih meningkatkan kualitas. Pengalaman usaha yang berhubungan dengan peningkatan keterampilan seseorang ini, maka juga akan mempengaruhi kerja seseorang. Sehingga pada hakekatnya juga dapat berpengaruh pula pada tingkat keuntungan yang akan didapat. Untuk itu semakin commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tinggi pengalaman usaha seseorang maka semakin tinggi pula keterampilan yang dimiliki, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi pada tingkat output produksi yang dihasilkan.
4. Promosi Promosi atau yang sering disebut dengan advertensi adalah salah satu dari differensiasi produk dan merupakan penciptaan dari differensiasi yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempromosikan produknya guna untuk meningkatkan penjualan ( Purwaningsih dalam Fitri, 2011 ). Pada dasarnya promosi sendiri merupakan suatu bentukan dari komunikasi pamasaran yang menyampaikan dari kebaikan dari produk dan membujuk pasar untuk membeli suatu produk. Advertensi atau promosi secara langsung berpengaruh terhadap keuntungan. Promosi dapat menguntungkan karena hal itu dapat memperluas volume penjualan dan mengijinkan kenaikan harga, namun promosi sendiri membutuhkan biaya. Tujuan utama dari sebuah advertensi atau promosi ini adalah menginformasikan, mempengaruhi, maupun membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan maupun dalam baurna pemasarannya. Secara singkat promosi berkaitan dengan upaya bagaimana orang dapat mengenal produk lalu memahami dan selalu mengingat akan produk tersebut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
H. Penelitian Terdahulu 1. Edy Hariyanto ( 2010 ) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh Modal, Tenaga Kerja ,
Biaya Bahan Baku Terhadap
Keuntungan Industri Kecil Batik ( Studi kasus Di Kota Surakarta ). Hasil analisis data menggunakan regresi linier berganda menunjukan bahwa variabel modal dan variabel tenaga kerja dengan tingkat signifikansi 5 % berpengaruh signifikan dan pengaruh positif terhadap keuntungan pada industri batik. Dengan nilai koefisiensi regresi modal sebesar 0,475061 dan koefisiensi regresi tenaga kerja sebesar 0,086749. Namun untuk variabel bahan baku berpengaruh negatif terhadap keuntungan dengan nilai koefisiensi regresinya sebesar -0,330499. Dengan menggunakan Uji F diperoleh hasil regresi bahwa nilai F statistik sebesar 3158,706. Maka dengan koefisien regresi secara bersama – sama signifikan pada tingkat 5% yang berarti semua faktor secara bersama – sama berpengaruh nyata terhadap keuntungan industri kecil batik di Surakarta. Diketahui nilai koefisiensi determiniasi R2 sebesar 0,991006 yang berarti 99,10% variabel dependen (keuntungan) dapat dijelaskan oleh independennya ( modal, tenaga kerja, bahan baku) sedangkan sisanya yaitu 0,90 dijelaskan oleh variabel lain diluar model 2. Bintang R ( 2009 ) dalam penelitiannya yang berjudul “ Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Industri Batik di Kecamatan Laweyan Surakarta.” Penelitian ini menguji variabel modal, tingkat tenaga commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
kerja, bahan baku, dan penjualan. Berdasarkan
digilib.uns.ac.id
uji t dengan tingkat
signifikansi sebesar 5% diperoleh hasil bahwa untuk variabel modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap keuntungan diketahui t hitung sebesar 2,136953 , sedangkan untuk variabel lain seperti tenaga kerja dengan t hitung sebesar 2,028964 , bahan baku dengan t hitung sebesar 15,76675 , dan penjualan dengan besarnya t hitung sebesar 42,71912 juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keutungan industri batik dilaweyan. Sedangkan dengan menggunakan uji F diperoleh basil semua koefisien regresi secara bersama – sama signifikan pada tingkat 5% berarti variabel modal, tenaga kerja, bahan baku, dan penjualan secara bersama – sama berpengaruh nyata terhadap keuntungan. Sedangkan untuk koefisiensi determinasi berganda diketahui R2 sebesar 0,996 berarti 99,6 % variabel dependen ( keuntungan ) dapat dijelaskan oleh variabel independennya, sedangkan sisanya 0,4 % disebabkan oleh variabel lain diluar model. 3. Fitria K. ( 2011 ) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Usaha Konveksi di Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten.” Berdasarkan variabel yang diuji yaitu modal, tenaga kerja, dan promosi terhadap keuntungan konveksi dikecamatan Wedi. Dengan menggunakan regresi linier berganda. Diperoleh hasil dari uji t dengan t tabel sebesar ±2,00 bahwa untuk variabel modal dengan t hitung sebesar 7,491199 , tenaga kerja dengan t hitung sebesar 2,384454 , dan promosi dengan t hitung sebesar 2,489632 dapat berpengaruh positif commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan. Sedangkan untuk uji F membuktikan bahwa variabel modal, tingkat tenaga kerja, dan promosi juga mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap keuntungan usaha konveksi. Sedangkan koefisiensi determinasi berganda diketahui R2 sebesar 0,723364 berarti 72,33% variabel dependen ( keuntungan ) dapat dijelaskan oleh variabel independennya, sedangkan sisanya 27,66 % dijelaskan oleh variabel lain diluar model. 4. Bambang Agus ( 2009 ) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Pengusaha Tahu dan Tempe.” Berdasarkan variabel yang diuji yaitu variabel tenaga kerja, pengalaman, modal, dan bahan baku. Diperoleh hasil dari uji t dengan tingkat signifikansi sebesar 5% diperoleh hasil untuk variabel tenaga kerja mempunyai pengaruh postif dan signifikan terhadap keuntungan karena t hitung 4,9998 > t tabel 1,96. Untuk variabel pengalaman diperoleh t hitungnya sebesar -0,9651 < t tabel -1,96 maka dapat disimpulkan untuk variabel pengalaman tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keuntungan. Untuk variabel modal diperoleh t hitungnya sebesar 1,8713 < t tabel 1,96 maka dapat dijelaskan kalau variabel modal tidak mempunyai pengaruh yang signifikan. Sedangkan untuk variabel bahan baku diperoleh hasil t hitung sebesar 3,7733 > t tabel 1,96 sehingga untuk variabel bahan baku mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keuntungan. Untuk uji F diperoleh hasil F hitung sebesar 119,6085 > F tabel sebesar 2,37 dapat dijelaskan bahwa semua variabel independen secara bersama – sama commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
signifikan pada tingkat 5% maka variabel modal, pengalaman, dan bahan baku secara bersama – sama berpengaruh terhadap keuntungan. 5. Deny Ertanto ( 2008 ) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pengrajin Gitar di Desa Mancasan Kecamatan Baki.” Berdasarkan variabel yang diuji yaitu tenaga kerja, tingkat pendidikan, pengalaman usaha, dan modal. Dari hasil uji t diperoleh bahwa dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% diperoleh hasil untuk variabel tenaga kerja dengan t hitung sebesar 2,353 mempunyai pengaruh positif dan berpengaruh secara signifikan. Untuk variabel pendidikan dengan t hitung sebesar 2,136 mempunyai pengaruh yang positif dan berpengaruh secara signifikan. Sedangkan untuk variabel pengalaman usaha dengan t hitung sebesar -0,407 mempunyai pengaruh yang negatif terhadap pendapatan. Dan untuk variabel modal dengan t hitung sebesar 4,669 berpengaruh positif dan berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan. Untuk uji F dengan tingkat signifikan sebesar 5% untuk variabel modal, tenaga kerja, pengalaman usaha, dan tingkat pendidikan secara bersama – sama berpengaruh nyata terhadap pengrajin gitar.
I. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran
didalam
analisis
faktor –
faktor
yang
mempengaruhi keuntungan industri kecil pembuatan gitar ini dimulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap akhir merupakan suatu kesatuan yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tidak dapat dipisahkan. Kerangka pemikiran ini merupakan penertejemahan dari adanya pertanyaan – pertanyaan yang ada pada perumusan masalah. Kerangka pemikiran ini sendiri merupakan inti dari suatu penelitian yang menuju pada suatu tujuan, yaitu memecahkan masalah yang akan diteliti. Dibawah ini secara ringkas digambarkan kerangka pemikiran yang melandasi penelitian yang akan dilakukan:
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
MODAL
TENAGA KERJA
KEUNTUNGAN PENGALAMAN USAHA
PROMOSI
Sumber : Data primer yang diolah Dari kerangka pemikiran tersebut diatas diasumsikan bahwa variabel modal, tenaga kerja, pengalaman usaha, dan promosi baik secara parsial maupun secara bersama – sama akan secara signifikan mempengaruhi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
peningkatan keuntungan pada industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo.
J. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pernyataan yang telah dikemukakan dalam masalah yang harus dibuktikan kebenarannya. Untuk itu dari hasil perumusan masalah yang telah disusun dimuka, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut : 1. Diduga faktor modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo. 2. Diduga faktor tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo. 3. Diduga faktor pengalaman usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo. 4. Diduga faktor promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian analisis faktor – faktor yang mempengaruhi keuntungan industri kecil pembuatan gitar, metode diartikan sebagai suatu cara yang digunakan untuk mencari, mengumpulkan, dan menganalisis data guna untuk mendapatkan kesimpulan yang sesuai dengan penelitian ini. oleh kerena itu suatu penelitian dibutuhkan langkah – langkah yang metodologis maupun kronologis dalam penelitiannya agar didapat suatu data secara lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Adapun metodologi penelitian yang akan dipaparkan secara lengkap dan metodologis sebagai berikut : A. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh modal, tenaga kerja, pengalaman usaha, dan promosi terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Desa mancasan.
B. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini berbentuk penelitian lapangan, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yang menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi industri kecil produksi gitar. Lokasi penelitian di Desa Mancasan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini dilakukan di tahun 2012 dengan jumlah populasi sebanyak 75 pengrajin gitar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan – satuan atau individu – individu yang karakteristiknya hendak diduga ( Djarwanto, 2000 ). Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah pengrajin gitar yang ada di desa Mancasan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. Jumlah pengrajin gitar yang ada di desa Mancasan ini sendiri adalah sebanyak 75 pengrajin. 2. Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap dapat mewakili dari keseluruhan populasi. ( Djarwanto, 2000 ). Salah satu cara yang dapat digunakan dalam mengambilan sampel adalah dengan metode slovin, namun kelemahan dari metode ini adalah sampelnya yang tidak lebih dari seratus berapapun jumlah populasinya. Kemudian syarat dari metode slovin bahwa populasi yang akan diteliti harus homogen. ( G. Sevilla et all,1993 dalam Fitri 2011) Menurut metode slovin pengambilan sampel dari populasi yang sudah diketahui jumlahnya dapat diambil dengan rumus sebagai berikut :
n= Keterangan : n
: Ukuran sampel
N
: Ukuran Populasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E
: Nilai kritis ( batas ketelitian ) yang diinginkan ( persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi ) yaitu sebesar 10 % Dengan menggunakan rumus tersebut diatas, maka sampel
penelitian yang didapat sebesar : n= n= n = 42,85 Berdasarkan
hasil
perhitungan
tersebut
diatas,
dengan
pembulatan keatas. Maka jumlah sampel yang digunakan adalah 43 responden. 3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik sampling merupakan cara atau teknik yang dipergunakan untuk pengambilan sampel. Dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling yaitu suatu cara pengambilan sampel dengan tidak memilih – milih individu yang akan dijadikan anggota sampel. Metode ini dipilih karena populasi yang dijadikan penelitian homogen. Dengan metode sampel acak sederhana ( simple random sampling ) seluruh individu dalam populasinya diberi kesempatan untuk dipilih menjadi anggota sampel. ( Djarwanto , 2000 )
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer a) Interview, yaitu metode pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara langsung dan dengan disertai kuesioner mengenai permasalahan yang diteliti yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. b) Observasi, yaitu metode yang dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis didaerah penelitian. 2. Data sekunder Data sekunder diperoleh dari lembaga terkait seperti Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Sukoharjo, Badan Pusat Statistik ( BPS ) Kabupaten Sukoharjo dan data lain yang bersumber dari referensi studi kepustakaan melalui jurnal, artikel, dan bahan lain dari berbagai situs website yang mendukung
E. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Kuisioner Teknik kuisioner merupakan cara pengumpulan data dan informasi dengan cara menanyakan melalui sekumpulan pertanyaan yang tertulis dalam kuisioner yang diberikan kepada pengrajin gitar di Desa Mancasan
Kecamatan
Baki
Kabupaten
memperoleh data yang diperlukan oleh penulis. commit to user
Sukoharjo
guna
untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Teknik Wawancara Teknik wawancara merupakan cara dalam mengumpulkan data dengan cara menanyakan secara langsung kepada responden yaitu pengrajin gitar di Desa Mancasan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo guna untuk melengkapi data yang diperlukan. 3. Studi Pustaka Studi pustaka yaitu suatu data teori – teori yang ada hubungannya dengan masalah atau hal yang akan diteliti dan dibuktikan di dalam penelitian ini yang nantinya akan dibandingkan dengan kenyataaan yang terjadi dan yang diperoleh di lapangan.
F. Definisi Operasional Variabel Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lima
macam yaitu keuntungan, modal, tenaga kerja, pengalaman usaha, dan promosi. 1. Variabel Dependen Variabel dependen identik dengan variabel terikat atau variabel yang dijelaskan dalam penelitian ( Kuncoro, 2003 : 17 ). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah keuntungan dari industri kecil pembuatan gitar. Keuntungan disebut juga laba yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
merupakan hasil dari pengembalian modal yang diperoleh dari jumlah penerimaan yang dikurangi dengan jumlah total biaya yang dikeluarkan. Keuntungan yang didapat dari pengrajin gitar ini diperoleh dari jumlah produksi yang dikalikan dengan tingkat harga jual ( harga output ) dan dikurangi dengan semua biaya yang dikeluarkan dalam satu bulan ( harga input ) . Diukur dengan jumlah rupiah per bulan. 2. Variabel Independen Variabel independen merupakan variabel bebas atau variabel yang menjelaskan didalam penelitian, variabel ini identik dengan variabel penyebab karena memprediksi atau menyebabkan sesuatu pada variabel dependen ( Kuncoro, 2003 : 18 ) Variabel independen atau bebas yang mempengaruhi variabel terikat dalam analis ini antara lain a) Modal Yaitu besarnya modal yang sekarang dimiliki oleh pengarajin gitar yang berupa seperangkat sarana yang digunakan untuk membiayai kegiatan usahanya setiap hari baik itu berupa barang maupun uang, seperti modal yang berupa alat – alat produksi, persediaan barang, maupun modal uang. Modal juga dapat berupa modal sendiri maupun modal kredit. Modal yang digunakan dalam pengrajin gitar berupa modal kerja, dimana modal tersebut merupakan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang habis dalam satu kali commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
proses produksi, meliputi biaya produksi
yang dikeluarkan
untuk membeli bahan baku dan bahan penolong dalam satu bulan yang dinyatakan dalam Rupiah ( Rp ). b) Tenaga kerja Tenaga kerja merupakan orang terlibat langsung dalam proses produksi. Tenaga kerja dalam penelitian ini menunjuk pada mereka yang terlibat secara langsung dalam kegiatan usaha pembuatan kerajinan gitar.
Yang dinyatakan dalam jumlah
orang. c) Pengalaman Usaha Pengalaman usaha yaitu menyatakan berapa lama seseorang pengusaha tersebut berkecimpung dalam bidang usahanya tersebut. dihitung berdasarkan tahun yang telah dijalani oleh pengusaha tersebut. yang dinyatakan dalam satuan tahun. d) Promosi Promosi merupakan salah satu penciptaan differensiasi produk yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempromosikan produknya yang
berguna
untuk meningkatkan penjualan
produk yang dihasilkannya tersebut. Untuk pengukuran promosi menggunakan variabel dummy dengan satuan sebagai berikut : D = 1 : ada promosi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D = 0 : tidak ada promosi Dimana
variabel
dummy
merupakan
variabel
kuantitatif yang dikualitatifkan dengan mengambil nilai seperti 0 dan 1, ini disebut juga sebagai variabel indikator dan variabel bersifat kategori ( Gujarati, 1995 : 264 ).
G. Teknik Analisis Data 1. Analisis Regresi Linier Berganda Penelitian ini akan mencoba menghitung kekuatan pengaruh variabel independen yaitu modal, jumlah tenaga kerja, pengalaman usaha, dan promosi terhadap variabel dependen yaitu keuntungan industri kecil pembuatan gitar. Maka untuk membuktikan hipotesis kesatuan tersebut digunakan alat analisis regresi berganda karena penggunaan variabel yang lebih dari satu ( multivariables ), yang berguna untuk menganalisis pengaruh tingkat keuntungan pengrajin tersebut. Secara umum persamaan tersbut dapat dinyatakan sebagai berikut: tingkat keuntungan = f ( model modal, jumlah tenaga kerja, pengalaman usaha, promosi). Adapun model yang digunakan dalam analisis tersebut yaitu : Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + U1 Dimana : Y
= Keuntungan Pengrajin Gitar
β0
= Konstanta
β1.... β5
= Koefisien regresi masing – masing variabel bebas commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
X1
= Modal
X2
= Jumlah tenaga kerja
X3
= Pengalaman usaha
X4
= Dummy promosi
U1
= Variabel pengganggu
2. Alat Uji Yang Digunakan Pada hipotesis tersebut diatas kemudian dilakukan pengujian yang meliputi uji statistik dan uji asumsi klasik. a. Uji Statistik Untuk mendapatkan hasil dari regresi tersebut yang terbaik secara statistik yang biasa disebut BLUE ( Best Linier Unbiased Estimator ) maka terdapat beberapa kriteria yang digunakan untuk memenuhi kriteria BLUE tersebut adalah Uji F, Uji t, dan Uji R2 (Sulaiman, 2004 dalam Bintang, 2009). Maka kriteria yang digunakan untuk menguji hipotesis secara statistik didalam analisis regresi sederhana dan berganda sehingga dilakukan melalui pendekatan uji signifikan ( test significant ) Uji signifikan secara umum merupakan sebuah prosedur yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar signifikansi kebenaran suatu hipotesesis nol ( Ho ) atau dapat juga untuk menentukan apakah sampel – sampel yang diamati berbeda secara nyata dari hasil – hasil yang diharapkan tersebut. Untuk commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis atau daerah dimana Ho ditolak. Dan yang disebut tidak signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima. Dalam pengujian hipotesis ini dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu : a) Uji t Uji t merupakan pengujian yang dilakukan terhadap koefisien regresi secara parsial untuk mengetahui signifikansi masing – masing variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam Uji t dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Menentukan Hipotesis Ho : β1 = 0 ( berarti variabel independen secara individu tidak
berpengaruh terhadap
variabel dependen ) Ho : β1 ≠ 0 ( berarti variabel independen secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen ) 2) Menentukan α 3) Melakukan perhitungan nilai t sebagai berikut : t tabel =
; df = N – K
Dimana : α = Derajat signifikasi to user N =commit banyaknya data yang digunakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
K = Banyaknya parameter atau koefisisen regresi plus konstants t hitung = Dimana : β1
= Koefisien regresi variabel ke – i
Se
= Standar error
4) Kriteria pengujian
Diterima
Ditolak
Ditolak
- t tabel ( α/2 ; n – k )
t tabel ( α/2 ; n – k )
Ho diterima apabila t hitung ≤ t tabel Ho ditolak apabila t hitung > t tabel 5) Kesimpulan a. Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima Ha ditolak
artinya
independen
koefisien
tidak
regresi
variabel
mempengaruhi
variabel
dependen secara signifikan. b. Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya commit to user
koefisien
regresi
variabel
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.
b) Uji F Merupakan pengujian terhadap koefisien parsial secara bersama – sama untuk mengetahui apakah variabel independen
tersebut
mempengaruhi
secara
variabel
bersama
dependen
–
sama
secara
dapat
signifikan,
prosedurnya sebagai berikut : 1) Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = 0 antara
variabel
( tidak ada pengaruh
independen
terhadap
variabel
dependen secara bersama – sama ) Ho : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ β5 ≠ 0
( ada pengaruh antara
variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama – sama ) 2) Tingkat keyakinan ( Level of significant ) α = 0,05 F tabel yaitu F α ; K – 1 ; N - K 3) F Hitung : F hitung = Dimana : R2 K
= Koefisien Determinasi = Jumlah variabel dependen ditambah commit to user konstanta
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
N
= Jumlah sampel
4) Daerah Kritis Uji F
Diterima
Ditolak F tabel = Fα ; k – 1; n - k
Keterangan : Ho akan diterima apabila F hitung ≤ F tabel Ho akan ditolak apabila F hitung > F tabel 5) Kesimpulan Ho akan diterima jika F hitung > F tabel, artinya bahwa variabel independen secara bersama – sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen secara signifikan.. Ho akan ditolak jika F hitung > F tabel, artinya bahwa variabel independen secara bersama – sama mempengaruh terhadap variabel dependen secara signifikan.
c) Koefisien Determinasi ( R2 ) Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa jauh variasi dari variabel bebas dapat menerangkan dan menjelaskan variasi dari variabel terikat. Jika R2 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mendekati nol, maka variabel bebas tidak menerangkan dengan baik variabel terikatnya. Jika R2 mendekati 1, maka variasi dari variabel tersebut dapat menerangkan dengan baik dari variabel terikatnya. Maka dapat disimpulkan jika suatu model dapat dikatakan lebih baik jika nila koefisien determinasinya semakin mendekati 1.
c. Uji Asumsi Klasik Persamaan yang baik dalam ekonometrika harus memiliki sifat BLUE ( Best Linier Unbiased Estimator ). Untuk itu maka untuk mengetahui apakah persamaan tersebut sudah memiliki sifat BLUE maka perlu dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokolerasi. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah : 1) Multikolinearitas Salah satu asumsi dalam regresi linear klasik adalah bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas diantara variabel yang menjelaskan yang termasuk ke dalam model regresi tersebut. Multikolinearitas merupakan masalah yang timbul dan berkaitan dengan adanya hubungan linier diantara variabel – variabel penjelasnya. Uji multikolineartitas ini digunakan untuk mengetahui terjadi atau tidaknya korelasi diantara variabel independen dalam proses regresi tersebut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jika dalam model terdapat masalah multikolinearitas maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar, sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan tinggi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya masalah multikolinearitas, maka dapat dilakukan pengujian dengan melihat nilai Tolerence dan VIF ( Varian Inflation Factor ). Maka semakin kecil nilai Tolerence dan semakin besar nilai VIF maka semakin mendekati terjadinya masalah multikolinearitas.
2) Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas
merupakan
kondisi
dimana
sebaran atau varian faktor pengganggu tidak kostan sepanjang observasi tersebut. heteroskedastisitas terjadi jika gangguan muncul dalam fungsi regresi yang mempunyai varian yang tidak sama, sehingga penaksiran Ordinary Least Square (OLS) menjadi tidak efisien baik dalam sampel kecil maupun dalam sampel besar ( tetapi masih tetap tidak bias dan konsisten ). Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menguji ataupun mendeteksi ada tidaknya masalah heteroskedastisitas adalah
dengan
melakukan
Uji
Sperman’s
rho
yaitu
mengkorelasikan nilai residual ( Unstandardized residual ) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan masing – masing variabel independen. Jika signifikan korelasi kurang dari 0,05 maka pada model regresi terdapat masalah heteroskedastisitas.
3) Uji Autokolerasi Autokolerasi merupakan keadaan dimana terdapat trend didalam variabel yang diteliti tersebut sehingga akan menyebabkan e juga akan mengandung e. Autokolerasi merupakan suatu asumsi penting dari model linier klasik. Hal ini menandakan suatu kondisi yang berurutan diantara gangguan atau disturbansi ui yang masuk ke dalam fungsi regresi populasi. Autokolerasi sendiri didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu dan ruang. Dalam hal ini asumsinya adalah autokolerasi tidak terdapat dalam disturbansi atau gangguan ui. Adanya autokolerasi antara variabel gangguan menyebabkan penaksir tidak lagi efisien baik dalam sampel kecil dalam sampel besar. Salah satu cara untuk menguji autokolerasi adalah dengan percobaan d ( Durbin – Watson ). a. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = 0 ( tidak ada pengaruh antara
variabel
independen
terhadap
variabel
dependen secara bersama – sama ) Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ β5 ≠ 0 ( ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama – sama ) b. Menentukan nilai Durbin – Watson ( d ) yang dapat juga diperoleh dari rumus sebagai berikut :
d=2 c. Membandingkan angka dengan Durbin – Watson dalam tabel α = 5%. Angka dalam tabel menunjukkan nilai distribusi antara bawah ( dl ) dengan batas atas ( du ) d. Kriteria pengujiannya adalah :
Autokolerasi Ragu- Tidak ada Autokolerasi Ragu- Autokolerasi Positif Ragu Ragu Negatif
0
dL
dU
4 – dU
4 – dL
Keterangan : 0 < d < dl commit to user = menunjukkan autokolerasi
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
positif atau menolak Ho dl < d < du
= tidak dapat disimpulkan
du < d < 4 – du
= tidak terdapat autokolerasi atau menerima Ho
4-du < d < 4-dl 4-dl < d < 4
= tidak dapat disimpulkan = menunujukan autokolerasi negatif atau menolak Ho
e. Kesimpulan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum Kabupaten Sukoharjo 1. Kondisi Geografis a. Letak Kabupaten Sukoharjo Kabupaten sukoharjo merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Jawa Tengah, Kabupaten Sukoharjo sendiri terletak diantara diapit 6 ( enam ) Kabupaten atau Kota. Batas – batas daerah Kabupaten Sukoharjo sendiri antara lain : a) Sebelah Utara
: Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar
b) Sebelah Timur
: Kabupaten Karanganyar
c) Sebelah Selatan
: Kabupaten Gunung Kidul ( DIY ) dan Kabupaten Wonogiri
d) Sebelah Barat
: Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten
Kabupaten Sukoharjo termasuk ke dalam wilayah dataran tinggi karena Kabupaten Sukoharjo ini sendiri terletak di posisi ketinggian wilayah dari permukaan laut antara 0 – 100 m atau sekitar 26% dan antara 100 – 500 m ( 76,40 % ). Melihat letak dari Kabupaten Sukoharjo yang diapit oleh Kota Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta dapat dikatakan bahwa Kabupaten Sukoharjo ini sendiri terletak dalam dalam daerah yag cukup commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
strategis karena letaknya yang merupakan jalur utama transportasi dan distribusi antar provinsi. Walaupun Sukoharjo sendiri wilayahnya sempit namun memiliki prospek yang bagus dalam beberapa bidang baik itu untuk masa yang akan datang. Misalnya sektor perekonomian, industri, pertanian, dan perdagangan. b. Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan Kabupaten Sukoharjo secara administrasi terbagi dalamm 12 kecamatan yang terdiri dari 167 Desa / Kelurahan. Luas wilayah Kabupaten Sukoharjo tercatat 46.666 Ha atau sekitar 1,43% dari luas wilayah Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan untuk Kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Polokarto yang luasnya yaitu 6.218 Ha atau 13 %, sedangkan untuk Kecamatan yang paling kecil adalah Kecamatan Kartasura seluas 1.923 Ha ( 4 % ) dari luas Kabupaten Sukoharjo. Penggunaan lahan terdiri dari lahan sawah sebesar 45,62 % atau sekitar 21.287 Ha sedangkan untuk lahan yang bukan sawah sebesar 54,38 % atau sekitar 25.379 Ha. Dari lahan sawah yang mempunyai pengairan teknis seluas 14.930 Ha atau 17,14 %, irigasi setengah teknis 1.902 Ha atau 8,49%, irigasi sederhana 2.021 Ha atau 9,49% dan tadah hujan seluas 2.434 Ha atau 11,43 %. c. Keadaan Iklim Seperti sebagian besar daerah di Indonesia, Kabupaten Sukoharjo memiliki iklim tropis dengan temperatur sedang yang mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan suhu rata – rata setiap bulannya yaitu sebesar 26,79oC dan suhu minimum 22,48oC serta suhu maksimumnya sebesar 31,79oC serta untuk kelembaban rata – ratanya 2010mm dengan jumlah hari hujan sebesar 105 hari yang umumnya terjadi tidak merata sepanjang tahun. Karena Kabupaten Sukoharjo termasuk dalam daerah yang beriklim tropis sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengembangan pertanian tanaman – tanaman tropis seperti tanaman padi dan jagung. Dan juga karena terjadi dua musim maka dapat dibuat waduk yang digunakan sebagai penyimpanan air pada waktu hujan sehingga dapat dipergunakan untuk irigasi ketika musim kemarau tiba.
2. Kondisi Demografi Kabupaten Sukoharjo yang mempunyai slogan “ SUKOHARJO MAKMUR” yang mempunyai makna Maju Aman Konstitusional Mantap Unggul Rapi ini terbagi kedalam dua belas kecamatan, 150 desa, 17 Kelurahan, 2.026 dukuh, 1.438 rukun warga ( RW ), dan 4.428 Rukun Tangga ( RT ). Hingga tahun 2010 Jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo tercatat sebesar 846.978 jiwa yang terdiri dari laki – laki sebesar 419.438 dan untuk jumlah perempuan sebesar 427.540. maka untuk melihat jumlah penduduk Kabupaten menurut jenis kelamin dan pertumbuhannya dapat dilihat di Tabel 4.1 : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.1 Banyaknya Penduduk Menurut Jenis Kelamin, dan Pertumbuhan Penduduk Tahun 1998 – 2010 TAHUN
LAKI – LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
PERTUMBUHAN (%)
1998
378.321
390.100
768.421
1,01
1999
382.252
393.855
776.107
1,00
2000
386.931
401.395
788.326
1,57
2001
392.518
403.162
796.680
0,93
2002
396.068
406.434
802.502
0,86
2003
399.290
409.521
808.811
0,79
2004
402.725
412.364
815.089
0,78
2005
405.831
415.382
821.213
0,75
2006
408.506
417.783
826.289
0,62
2007
411.340
420.273
831.613
0,64
2008
414.292
422.987
837.279
0,68
2009
417.276
425.851
834.127
0,70
2010
419.438
427.540
846.978
0,46
Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo, Tahun 2011 Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa untuk pertumbuhan jumlah penduduk di Kabupaten Sukoharjo paling tinggi pada tahun 2000 yaitu sebesar 1,57% dan untuk pertumbuhan yang paling rendah pada tahun 2010 hanya sebesar 0,46%. Sedangkan untuk jumlah penduduk laki – laki sebesar 419.438 atau 49,52 % lebih sedikit dari jumlah perempuan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penduduk Sukoharjo yang sebesar 427.540 atau 50,48 % dari total penduduk di Kabupaten Sukoharjo. Kepadatan penduduk Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2010 sebesar 25.223 jiwa / km2 atau mengalami kenaikan sebesar 0,54 % dari jumlah kepadatan penduduk di Kabupaten Sukoharjo. Seperti yang terlihat dalam Tabel 4.2 berikut : Tabel 4.2 Kepadatan Penduduk ( Jiwa / Km2 ) Menurut Kecamatan Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006 – 2010 Kecamatan
Luas
2006
2007
2008
2009
2010
1. Weru
41,98
1.579
1.589
1.590
1.592
1.593
2. Bulu
43,86
1.177
1.176
1.176
1.178
1.172
3. Tawangsari
39,98
1.447
1.455
1.462
1.471
1.473
4. Sukoharjo
44,58
1.852
1.867
1.883
1.901
1.910
5. Nguter
54,88
1.171
1.171
1.173
1.174
1.176
6. Bendosari
52,99
1.241
1.250
1.261
1.272
1.278
7. Polokarto
62,18
1.183
1.188
1.193
1.198
1.205
8. Mojolaban
35,54
2.174
2.195
2.208
2.224
2.235
9. Grogol
30,00
3.333
3.371
3.410
3.441
3.469
10. Baki
21,97
2.345
2.361
2.382
2.408
2.415
11. Gatak
19,47
2.429
2.450
2.468
2.493
2.505
12. Kartasura
19,23
4.594
4.627
4.681
4.736
4.792
466.66
24.525
24.700
24.887
25.088
25.223
Jumlah
Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo, Tahun 2011 Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa di setiap tahunnya dari mulai userkepadatan penduduk di Kabupaten tahun 2006 sampai dengancommit tahun to 2010
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sukoharjo mengalami kenaikan seperti yang terlihat dalam jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo tersebut. Sedangkan untuk penyebaran penduduknya di Kecamatan Kartasura lah yang mempunyai kepadatan penduduk paling tinggi dengan jumlah penduduk 4.792 jiwa dan luasnya yang hanya 19,23Km2 sedangkan untuk penduduk yang
tingkat
kepadatannya paling rendah adalah di Kecamatan Nguter yang hanya berjumlah 1.176 jiwa / Km2 .
3. Kondisi Sosial Ekonomi Kabupaten Sukoharjo memiliki sarana pendidikan antara lain SLB, TK, SD, SMP, SMA, dan Universitas. Untuk itu dapat dilihat jumlah penduduk usia 15 tahun keatas yang telah menyelesaikan pendidikannya di Kabupaten Sukoharjo seperti dalam Tabel 4.3 berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.3 Banyaknya Penduduk 15 Tahun Keatas Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006 - 2010 Pendidikan Yang Ditamatkan
2006
2007
2008
2009
2010
1. Tidak / Belum
110.827
110.153
70.964
74.208
56.557
100.692
91.728
47.046
68.957
60.882
3. Tamat SD / MI
210.228
180.840
169.934
123.972
135.333
4. Tamat SLTP /
132.862
136.572
194.428
163.644
142.718
121.435
144.990
182.360
173.669
174.785
14.563
22.836
23.078
15.651
16.809
7. S1 / S2 / S3
15.037
23.046
38.916
32.728
38.580
JUMLAH
705.644
710.165
726.726
625.829
625.664
Pernah Sekolah 2. Tidak / Belum Tamat SD
MTS 5. Tamat SLTA / MA 6. Akedemia / Diploma
Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo, Tahun 2011 Berdasarkan Tabel 4.3 tersebut diatas terlihat bahwa untuk penduduk Kabupaten Sukoharjo yang menyelesaikan pendidikannya paling banyak pada tahun 2010 yaitu di bangku SLTA atau MA yang sejumlah 174.785 jiwa, sedangkan untuk jumlah yang paling sedikit yaitu untuk penduduk yang menyelasaikan pendidikan di bangku Akedemia atau Diploma yang hanya sejumlah 16.809. Perkembangan jumlah penduduk yang telah menyelasaikan pendidikannya setiap tahunnya antara tahun 2006 - 2008 di Kabupaten Sukoharjo mengalami peningkatkan hanya saja mulai tahun 2009 dan 2010 mengalami penurunan. Sehingga diperoleh angka tertinggi untuk usia commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 tahun keatas yang telah menyelesaikan pendidikannya yaitu pada tahun 2008 yang jumlahnya sebesar 726.726 . Pada tahun 2008 jumlah penduduk yang telah menyelasikan pendidikan SD / MI adalah sebesar 169.934, jumlah penduduk yang tamat SLTP / MTS sebesar 194.428, jumlah penduduk yang tamat SLTA / MA sebesar 182.360, sedangkan untuk jumlah penduduk yang tamat akedemia / diploma sebesar 23.078, dan untuk S1/S2/S3 sebesar 38.916.
4. Kondisi Kesehatan Sarana kesehatan sangat diperlukan untuk pembangunan suatu daerah, untuk itu di Kabupaten Sukoharjo disediakan sarana kesehatan yang memadai baik itu yang dikelola oleh swasta maupun yang dikelola oleh pemerintah. Berikut merupakan tabel sarana kesehatan di Kabupaten Sukoharjo tahun 2010 :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.4 Banyaknya Sarana Pelayanan Kesehatan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006 – 2010 Sarana Pelayanan Kesehatan
2006
2007
2008
2009
2010
1. Puskesmas Induk
21
21
21
12
12
2. Puskesmas Pembantu
47
37
48
0
48
3. RS
6
7
8
8
8
4. Rumah Bersalin Swasta
32
26
28
25
23
5. Dukun Bayi Terlatih
0
0
0
0
0
6. Dokter Praktek
306
331
358
391
420
7. Dok. Gigi Pratek Swasta
58
64
0
75
80
8. Apotek Swasta
73
84
104
127
137
9. Klinik Keluarga Berencana
167
167
167
0
0
10. Industri Farmasi
1
1
1
1
1
4
4
5
6
Toko Obat Swasta 11. Laboratorium
7
3
4
6
6
Balai Pengobatan Swasta
33
32
34
36
36
12. Posyandu
1.059
1.077
1117
0
1.136
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2011 Sarana Kesehatan yang tersaji dalam tabel 4.4 tersebut terlihat bahwa sudah ada perhatian yang cukup dari
pemerintah Kabupaten
Sukoharjo ini sendiri. Bidang kesehatan sendiri mempunyai peranan yang sangat penting didalam menciptakan sumber daya manusia yang sehat, dan prima. Data tahun 2010 bahwa untuk rumah sakit di Kabupaten Sukoharjo terdapat 8 unit, rumah bersalin sebanyak 23 unit, Posyandu sebanyak 1.136 unit, Puskesmas induk sebanyak 12 unit, Puskesmas pembantu sebanyak 48 unit, dokter
praktek sebanyak 420 dokter, dokter gigi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebanyak 80 orang, dan untuk apotek swasta sendiri yang ada di Kabupaten Sukoharjo sebanyak 137 unit.
5. Perekonomian Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan maupun kemakmuran masyarakat dalam waktu satu tahun. PDRB Kabupaten Sukoharjo juga dapat menjelaskan mengenai kondisi perekonomian Kabupaten Sukoharjo. Berikut tabel yang menjelakan mengenai PDRB Kabupaten Sukoharjo tahun 2006 – 2009 : Tabel 4.5 Tabel PDRB Kabupaten Sukoharjo Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006 – 2009 ( Jutaan Rupiah) LAPANGAN USAHA
TAHUN 2006
2007
2008
2009
1. Pertanian
832.383,23
876.494,85
920.118,11
965.400,22
2. Pertambangan dan Penggalian
34.265,69
34.974,08
35.355,30
35.906,84
1.248.116,19
1.303.210,93
1.359.291,24
1.408.382,28
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
39.245,31
44.464,42
46.449,85
50.074,96
5. Bangunan
171.472,99
181.345,44
190.859,79
201.611,00
1.148.044,10
1.206.521,86
1.263.767,82
1.326.585,19
7. Pengangkutan dan Komunikasi
178.961,46
189.071,35
198.992,58
209.254,79
8. Keuangan, Sewa, dan Jasa
137.199,26
146.162,75
156.912,96
166.275,53
330.749,10
348.747,28
369.003,89
394.411,68
4.120.437,33
4.330.992,96
4.540.751,53
4.756.902,50
3. Industri Pengolahan
6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran
Perusahaan 9. Jasa – Jasa PDRB
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo Berdasarkan tabel PDRB Kabupaten Sukoharjo tahun 2006 – commit to user 2009 tersebut terlihat bahwa jumlah PDRB Kabupaten Sukoharjo
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pada tahun 2009 mengalami kenaikan Rp 216.150,97 atau 4,76%. Penyumbang PDRB terbesar tahun 2009 di Kabupaten Sukoharjo adalah dari sektor industri pengolahan sebesar 29,10 % dari jumlah total PDRB dan untuk penyumbang PDRB yang terendah yaitu pertambangan dan penggalian yang hanya sebesar 0,77% dari jumlah total PDRB di Kabupaten Sukoharjo. Jika dilihat dari sektor lapangan usaha pada tahun 2009 semua sektor tersebut mengalami peningkatan di setiap tahunnya mulai tahun 2006 - 2009.
B. Gambaran Umum Kecamatan Baki Dan Desa Mancasan Kecamatan baki merupakan salah satu dari kecamatan yang ada di Kabupaten Sukoharjo, luas wilayah dari Kecamatan Baki ini sendiri pada tahun 2010 tercatat sebesar 21,97 atau sekitar 4,17% dari luas wilayah Kabupaten Sukoharjo. Kecamatan Baki ini sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kartasura dan Kota Surakarta, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Grogol, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Klaten, dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Gatak. Kecamatan Baki ini sendiri terdiri atas 14 desa dengan jumlah penduduk sampai dengan tahun 2010 sebesar 53.055. Untuk melihat gambaran mengenai kepadatan penduduk Kecamatan Baki seperti dalam Tabel 4.6 berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.6 Luas, Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk Kecamatan Baki Dirinci Menurut Desa Tahun 2010 Jumlah
Kepadatan Tiap
( Km )
Penduduk
( Jiwa / Km2 )
Ngrombo
1,26
2.666
2.116
2
Mancasan
2,76
4.681
1.696
3
Gedongan
1,25
2.846
2.277
4
Jetis
1,42
4.112
2.896
5
Bentakan
1,24
2.528
2.039
6
Kudu
2,18
3.061
1.404
7
Kadilangu
1,11
2.534
2.283
8
Bakipandeyan
1,13
3.351
2.965
9
Menuran
2,34
4.875
2.083
10
Duwet
1,24
3.300
2.661
11
Siwal
1,78
3.306
1.857
12
Waru
1,73
5.006
2.894
13
Gentan
1,38
6.357
4.607
14
Purbayan
1,15
4.432
3.854
Jumlah
21,97
53.055
2.415
2009
21,97
52.900
2.408
No
Desa
1
Luas Wilayah 2
Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 2011
Berdasarkan Tabel 4.6 tersebut terlihat bahwa jumlah penduduk Kecamatan Baki mengalami penurunan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 tersebut sebesar 845 jiwa atau 1,6 % dari jumlah di Kecamatan Baki. Untuk kepadatan penduduk tertinggi yaitu Desa Gentan sebesar 4.607 Jiwa / commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Km2 dengan jumlah penduduk sebesar 6.357 dan luas wilayah yang sebesar 1,38 Km2. Desa Mancasan merupakan salah satu desa yang masuk ke dalam wilayah Kecamatan Baki. Desa Mancasan merupakan desa terluas di Kecamatan Baki. Letak dari Desa Mancasan ini sendiri yang berbatasan dengan kabupaten dan desa lain sebagai berikut 1. Batas Utara
: Desa Bintakan
2. Batas Selatan
: Kabupaten Klaten
3. Batas Barat
: Desa Gedongan
4. Batas Timur
: Sungai Bengawan Solo
Desa Mancasan ini terkenal dengan industri pembuatan gitarnya, Desa Mancasan ini sendiri pada tahun 2010 mempunyai 31 Rukun Tangga ( RT ), 12 Rukun Warga ( RW ) dan 4 Dusun / Kebayan. Penduduk Desa Mancasan pada tahun 2010 sebesar 4.681 jiwa atau 1759 KK, yang terdiri dari jumlah laki – laki sebanyak 2.318 jiwa atau 49,52 % dan jumlah perempuannya yang sebanyak 2.363 jiwa atau sekitar 50,48 % dari total jumlah penduduk Desa Mancasan. Desa Mancasan memiliki luas yang sebesar 276 Ha atau 12, 56 % dari total wilayah Kecamatan Baki tersebut terdiri atas luas tanah sawah sebesar 181,52, luas lahan tegal / ladang sebesar 5,51 Ha, luas pemukiman yang sebesar 72,25 Ha, luas kas desa yang sebesar 14 Ha, luas lahan lapangan sebesar 1 Ha dan untuk luas perkantoran yang sebesar 1 Ha. Menurut data commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tersebut hampir setengah wilayah Desa Mancasan tersebut merupakan lahan pertanian.
C. Gambaran Umum Industri Pembuatan Gitar di Desa Mancasan, Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo 1. Sejarah dan Perkembangan Industri Pembuatan Gitar di Desa Mancasan Desa Mancasan yang terletak di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo ini sudah terkenal sebagai desa pengrajin gitar, karena hampir di setiap rumah yang ada di Desa Mancasan ini memproduksi gitar. Desa Mancasan yang terdiri atas 4 Dusun ini, Dusun kembangan lah yang merupakan blok sentra terbesar dari industri pembuatan gitar yang ada di Desa Mancasan ini. Dusun Kembangan yang terbagi atas 2 Rukun Warga tersebut memiliki pengrajin gitar yang hampir disetiap rumah yang berada di dusun tersebut, merupakan dusun yang pertama memproduksi gitar yang kemudian menyebar hingga ke dusun maupun ke desa yang lain disekitarnnya.
Menurut
data
terakhir
dari
Dinas
Perindustrian,
Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Sukoharjo tahun 2010 tercatat bahwa sentra industri pembuatan gitar ini sudah mencapai 150 pengrajin di Kecamatan Baki yang berada pada Desa Mancasan sebanyak 75 pengrajin dan Desa Ngrombo sebanyak 75 pengrajin, sedangkan untuk Kecamatan Grogol sebanyak 21 Pengrajin. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dusun Kambangan merupakan dusun kecil yang terdapat ditengah lahan pertanian yang cenderung minus ini merupakan sentra pembuatan gitar yang terbesar di Kabupaten Sukoharjo ini. Letak dari Dusun Kambangan ini yang cukup jauh jaraknya dari pusat kota ini, dan untuk menuju ke dusun ini harus melewati jalan yang keadaannya rusak cukup parah, jalan yang bergelombang dan berlobang karena jalan utama menuju dusun ini sedang dilakukan pembangunan sebuah pabrik jadi jalan utama menjadi rusak karena dilewati oleh truk yang bermuatan besar menuju pabrik tersebut. Medan jalan menjadi sangat sulit untuk dilalui jika dilewati setelah atau pada waktu hujan, namun akses menuju Dusun Kambangan ini juga dapat melewati Desa Grogol namun jarak tempuh yang lebih jauh dan memerlukan waktu yang lebih lama dengan keadaan jalan yang sedikit lebih bagus dibandingkan melewati jalan proyek pembanguan pabrik tersebut. Dusun Kambangan yang merupakan dusun pertama yang menghasilkan gitar ini merupakan tempat tinggal Hadi Wiyono ( 70 ). Hadi Wiyono merupakan orang pertama yang memperkenalkan kerajinan gitar di dusun ini. Hadi Wiyono sudah 40 tahun menekuni industri pembuatan gitar ini, memulai usahanya setelah pabrik pembuatan gitar tempat Pak Hadi bekerja bangkrut. Bangkrutnya pabrik gitar di daerah Timuran Solo ini justru memunculkan ide untuk membuat gitar sendiri di dusunnya. Dengan bekal ilmu yang sudah Pak Hadi dapatkan selama bekerja di pabrik gitar tersebut commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
akhirnya Pak Hadi memulai usahanya, dan sedikit demi sedikit menularkan ilmu yang dimilikinya kepada para tetangga sekitarnya. Awal mula usaha industri pembuatan gitar Pak Hadi ini mempunyai 25 karyawan yang semuanya berasal dari Dusun Kambangan ini, juga bermaksud sebagai cara untuk menularkan ilmu yang dimilikinya tersebut. Industri yang dijalankan oleh Pak Hadi ini membuat bahan yang masih mentah diproses menjadi gitar setengah jadi hingga kemudian diproses hingga pada tahap finishing, sedikit demi sedikit Pak Hadi memulai usaha pembuatan gitar ini dan menghasilkan gitar yang kemudian dijualnya ke Solo. Berjalannya industri gitar milik Pak Hadi ini juga diikuti oleh berkembangnya jumlah pengrajin gitar di Dusun Kembangan yang hingga akhirnya menjadi sentra industri gitar. Dengan ilmu yang telah ditularkan oleh Pak Hadi kepada para karyawannya yang kemudian membuka usaha pembuatan gitar ini sendiri hingga akhirnya hampir 90% penduduk Dusun Kembangan menjadikan industri pembuatan gitar
ini sebagai mata
pencaharian utama mereka. Industri Pembuatan gitar ini tidak hanya berkembang di Dusun Kembangan saja, hingga akhirnya menyebar sampai ke dusun – dusun yang lain yang ada di Desa Mancasan dan menyebar di Desa Ngrombo bahkan sampai menyebar di Kecamatan Grogol.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Bahan Baku Pembuatan Gitar Bahan baku dalam pembuatan gitar ini membutuhkan bahan baku yang utama berupa kayu dan tripek yang digunakan untuk pembuatan body gitar. Untuk bahan baku kayu dan tripek ini pengrajin mudah mendapatkannya di daerah sekitar. Jenis kayu yang banyak digunakan untuk pembuatan gitar ini yaitu jenis kayu sengon, dan digunakan lem kayu untuk menyatukan bagian – bagian dari gitar. Sedangkan untuk bahan pelengkap dari pembuatan gitar ini adalah cat, tiner, dan melamin yang digunakan untuk memberi warna pada gitar dan sebagai bahan pelengkap yang lain yaitu senar dan krep.
3. Peralatan yang Digunakan Dalam Proses Pembuatan Gitar Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan gitar ini menggunakan peralatan yang masih sederhana dan masih membutuhan tenaga manusia dalam pengoperasiannya. Peralatan yang digunakan untuk proses produksi ini antara lain berupa alat untuk cetakan gembung gitar atau body gitar, gergaji, gerinda atau amplas, kompresor, meji atau alat semprot cat dan berbagai macam peralatan tukang kayu yang pengoperasiannya masih secara manual.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Proses Pembuatan Gitar
Gambar 4.1 Proses Pembuatan Gitar
KAYU
TRIPEK
STANG GITAR
PEMBENTUKAN POLA
Proses Pembuatan Stang
Pencetakan Gembung
GEMBUNG GITAR
PENYATUAN GEMBUNG DAN STANG GITAR
GITAR MENTAH
PROSES FINISHING
GITAR AKUSTIK
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada tahap pertama pembuatan gitar, pengrajin membutuhan triplek yang kemudian dibuat pola body gitar. Kemudian triplek dicetak pada alat cetakan gembung gitar dan di – pres kurang lebih setengah hari. Setelah di – pres kemudian dilakukan penutupan body dan di lubangi bagian tengah dari body tersebut. Pada tahap selanjutnya pengrajin menggunakan kayu mahoni yang dipotong dan dibentuk yang digunakan untuk pembuatan stang gitar. Kemudian pada tahap selanjutnya dilakukan proses penyatuan antara body gitar ( gembung ) dengan stang gitar tersebut yang sudah jadi, lalu dilakukan pendempulan yang berfungsi agar body gitar lebih berbentuk. Setelah menjadi gitar mentah tersebut kemudian tahap terakhir yaitu tahap finishing yang berupa pengamplasan dan pendempulan agar body gitar lebih halus kemudian gitar tersebut diberi warna dengan cat secara berulang – ulang dan untuk mendapatkan hasil yang lebih mengkilap gitar yang sudah dicat tersebut dilapisi melamin kemudian dijemur dibawah sinar matahari selama satu hari. Setelah gitar tersebut kering kemudian dipasang klep dan senar gitar, kemudian gitar disetel agar lebih enak untuk didengarkan dan jadilah gitar yang siap untuk dijual dan dipasarkan.
D. Deskripsi Dari Variabel – Variabel Yang Diteliti Sumber data yang diperoleh dari hasil penelitian terhadap 43 responden yang bersumber dari kuisioner dalam penelitian ini. Dari kuisioner tersebut maka diperoleh data – data tentang pengrajin gitar di Desa Mancasan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. Data – data yang telah diperoleh to usermodal, tenaga kerja, pengalaman tersebut antara lain mengenaicommit keuntungan,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
usaha, dan promosi. Selain data – data tersebut diperoleh data lain yang berupa hambatan yang terjadi dan harus dihadapi industri kecil pembuatan gitar yang digunakan untuk memperjelas dari deskripsi mengenai pengrajin gitar yang ada di Desa Mancasan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo. Penyusunan tabel atau distribusi frekuensi dari data – data tersebut dapat menggunakan beberapa tahap yaitu sebagai berikut : ( Djarwanto, 2000 :7) 1. Menentukan Jumlah Kelas Digunakan dengan menggunakan pedoman sturges dengan rumus sebagai berikut : k = 1+ 3,3 log n Dimana :
K = Jumlah Kelas n = Jumlah Sampel
Maka dalam penelitian mengenai keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo ini didapatkan jumlah kelas sebagai berikut: k = 1 + 3,3 log ( 43 ) = 1 + 3,3 . 1,63 = 1 + 5,37 = 6,37 Jadi diperoleh 6 kelas yang digunakan dalam penelitian ini. 2. Menentukan Interval Kelas commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Selaras dengan pendekatan Sturges, maka untuk menentukan interval kelas dapat menggunakan rumus sebagai berikut : Ci = Dimana : Ci
= Interval Kelas
R
= Range
k
= Jumlah Kelas
Data – data di luar kategori diatas dimana merupakan data tambahan dalam menggambarkan kondisi dan deskripsi dari keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo yang tidak dimasukkan dalam variabel penelitian ini disusun tanpa adanya kelas yang sudah ditetapkan melainkan sesuai dengan kriteria – kriterianya masing – masing. Data – data hasil penelitian yang telah diperoleh tersebut antara lain sebagai berikut : 1. Keuntungan Keuntungan merupakan hasil dari pengembalian modal yang diperoleh dari jumlah penerimaan yang dikurangi dengan jumlah total biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi, keuntungan ini sendiri diukur dengan satuan rupiah. Maka untuk dapat melihat distribusi frekuensi keuntungan usaha industri kecil pembuatan gitar dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Keuntungan Industri Kecil Pembuatan Gitar Di Desa Mancasan Kabupaten Sukoharjo NO
KEUNTUNGAN ( Rupiah )
FREKUENSI
PRESENTASE
1 2 3 4 5 6
< 2.500.000 2.500.000 - < 5.000.000 5.000.000 - < 7500000 7500000 - < 10.000.000 10.000.000 - < 12.500.000 ≥ 12.500.000 JUMLAH
24 11 2 5 0 1 43
57 % 26 % 5% 12 % 0% 2% 100 %
Sumber : Data Primer Tahun 2012, Diolah Dari Tabel 4.7 tersebut diketahui bahwa dari 6 kelas dengan 43 responeden terdapat 24 pengrajin (57%) yang memiliki keuntungan kurang dari Rp 2.500.000,00. untuk keuntungan antara 2.500.000 sampai dengan kurang dari 5.000.000 sebanyak 11 pengrajin (26%). Sebanyak 2 pengrajin (5%) yang mempunyai keuntungan antara 5.000.000 sampai dengan kurang dari 7.500.000, sebanyak 5 pengrajin (12%) yang mempunyai keuntungan antara 7.500.000 sampai dengan kurang dari 10.000.000, dan untuk keuntungan di atas 12.500.000 hanya sebanyak 1 pengrajin (2%) . serta tidak ada pengrajin yang mempunyai keuntungan antara Rp10.000.000,00 sampai dengan Rp 12.500.000,00 Hal ini menunjukan bahwa frekuensi terbesar adalah pada keuntungan lebih kecil dari Rp 2.500.000,00 yaitu sebanyak 24 pengrajin. Sedangkan pada kelas berikutnya yang mempunyai frekuensi terbesar yaitu yang mempunyai keuntungan antara Rp 2.500.000,00 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sampai dengan Rp 5.000.000,00 sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar keuntungan rata – rata dari industri kecil pembuatan gitar yaitu dibawah Rp 5.000.000,00 setiap bulannya.
2. Modal Modal dalam hal ini merupakan modal usaha yang digunakan oleh pengrajin gitar dalam menjalankan usahanya. Modal ini dapat berupa uang maupun berupa barang, maka diperoleh distribusi frekuensi dan pembagian kelasnya sebagai berikut : Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Modal Industri Kecil Pembuatan Gitar di Desa Mancasan Kabupaten Sukoharjo NO
MODAL ( Rupiah )
FREKUENSI
PRESENTASE
1 2 3 4 5 6
< 16.500.000 16.500.000 - < 33.000.000 33.000.000 - < 49.500.000 49.500.000 - < 66.000.000 66.000.000 - < 82.500.000 ≥ 82.500.000 JUMLAH
23 13 4 2 0 1 43
54 % 30 % 9% 5% 0 2% 100 %
Sumber : Data Primer Tahun 2012, Diolah Berdasarkan tabel di atas tersebut diketahui bahwa frekuensi terbesar pertama yaitu untuk modal di bawah Rp 16.500.000,00 sebanyak 23 pengrajin atau 54 %. Sedangkan untuk kelas kedua yaitu sebesar 30 % atau sebanyak 13 responden yang memiliki modal antara Rp16.500.000,00 sampai dengan kurang dari Rp 33.000.000,00. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar modal dari industri kecil commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pembuatan
gitar di
Kabupaten Sukoharjo
yaitu dibawah Rp
33.000.000,00.
3. Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan orang terlibat langsung dalam proses produksi. Tenaga kerja merupakan faktor yang penting dalam mengalokasikan maupun memanfaatkan faktor produksi sehingga dapat menghasilkan output yang bermanfaat. Maka untuk dapat melihat distribusi frekuensi tenaga kerja dalam industri kecil pembuatan gitar dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Tenaga Kerja Industri Kecil Pembuatan Gitar Di Desa Mancasan Kabupaten Sukoharjo NO
TENAGA KERJA ( Orang )
FREKUENSI
1 2 3 4 5 6
<2 10 2-<4 16 4-<6 9 6-<8 5 8 - < 10 1 ≥ 10 2 JUMLAH 43 Sumber : Data Primer Tahun 2012, Diolah
PRESENTASE
23 % 37 % 21 % 12 % 2% 5% 100 %
Berdasarkan Tabel 4.9 Terlihat bahwa untuk industri kecil pembuatan gitar
di Kabupaten Sukoharjo paling banyak memiliki
tenaga kerja antara 2 sampi dengan 4 orang yaitu sebesar 37% atau 16 industri kecil pembuatan gitar. Sedangkan menurut data lapangan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bahwa untuk tenaga kerja terbanyak yaitu sebesar 13 orang dan yang paling sedikit yaitu 0 yang artinya tidak menggunakan tenaga kerja. Industri kecil pembuatan gitar merupakan industri kecil sehingga untuk jumlah tenaga kerja yang dipergunakan dalam proses produksi juga sedikit. Namun untuk industri kecil pembuatan gitar yang mrnggunakan tenaga kerja dalam jumlah banyak maka mampu menghasilkan produk gitar yang jumlahnya lebih besar pula sehingga dapat meningkatkan keuntungan.
4. Pengalaman Usaha Pengalaman usaha merupakan jangka waktu yang telah dilalui oleh pengrajin gitar dalam menjalankan usahanya. Pengalaman usaha diukur dalam satuan tahun. Maka untuk dapat melihat distribusi frekuensi pengalaman usaha industri kecil pembuatan gitar dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Pengalaman Usaha Industri Kecil Pembuatan Gitar Di Desa Mancasan Kabupaten Sukoharjo NO
1 2 3 4 5 6
PENGALAMAN USAHA ( Tahun)
FREKUENSI
< 6,5 6,5 - < 13 13 - < 19,5 19,5 - < 26 26 - < 32,5 ≥ 32,5 JUMLAH Sumber : Data Primer Tahun 2012, Diolah commit to user
6 15 4 9 8 1 43
PRESENTASE
14 % 35 % 9% 21 % 19 % 2% 100 %
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari Tabel 4.10 tersebut diatas diperoleh data bahwa untuk pengrajin yang mempunyai pengalaman usaha yang terbesar yaitu antara 6,5 tahun sampai dengan 13 tahun sebesar 35% . Sedangkan untuk kelas terbesar berikutnya yaitu sebesar 21 % antara 19,5 tahun sampai dengan 26 tahun. Sehingga dapat disimpulkan jika sebagian besar industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo sudah menjalankan usahanya lebih dari 6,5 tahun. Semakin lamanya usaha tersebut dijalankan maka dapat semakin meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkannya tersebut.
5. Promosi Promosi merupakan salah satu jenis defferiensi produk yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan penjualan produk yang dihasilkannya tersebut. Maka untuk dapat melihat distribusi frekuensi promosi dalam industri kecil pembuatan gitar dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Promosi Industri Kecil Pembuatan Gitar Di Desa Mancasan Kabupaten Sukoharjo NO
PROMOSI
FREKUENSI
1 2
Melakukan Promosi Tidak Melakukan Promosi JUMLAH Sumber : Data Primer Tahun 2012, diolah commit to user
14 29 43
PRESENTASE 33 % 67 % 100 %
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.11 tersebut dijelaskan bahwa dari 43 responden tersebut, sebanyak 14 pengrajin atau sebesar 33 % menggunakan promosi, dan sebanyak 29 pengrajin atau 67 % tidak melakukan promosi dalam menjalankan usahanya tersebut. Dalam penelitian pembuatan gitar di Desa Mancasan Kecamatan Baki promosi yang dilakukan antara lain menggunakan sarana internet, mempromosikan melalui
radio,
promosi
yang
langsung
lewat
teman
hingga
mempromosikan langsung dengan membawa produk gitarnya tersebut. Namun tidak semua pengrajin gitar di Kabupaten Sukoharjo menggunakan promosi untuk menawarkan produk gitarnya tersebut.
6. Hambatan Industri kecil pembuatan gitar yang berada di Desa Mancasan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo ini mempunyai hambatan dalam mengembangkan usahanya tersebut. Dari data lapangan yang didapat bahwa hambatan yang paling dominan dalam industri kecil pembuatan gitar ini adalah kurangnya tenaga kerja ahli yang butuhkan dalam proses produksi. Kurangnya tenaga kerja yang sudah ahli ini dirasakan oleh hampir semua pengrajin gitar, kurangnya tenaga kerja yang ahli ini karenakan banyak tenaga yang memilih untuk bekerja pada sektor lain maupun banyak yang tenaga kerja ahli yang memilih membuka industri kecil pembuatan gitar ini sendiri. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Selain hambatan tenaga kerja yang sudah ahli adalah permasalahan modal, kurangnya permodalan juga memperlambat pengrajin untuk mengembangkan usahanya. Sulitnya kredit yang didapat oleh para pengrajin juga merupakan permasalahan yang dialami oleh para pengrajin, selain itu bunga kredit yang tinggi juga menyebabkan para pengrajin tidak berani untuk mengambil pinjaman. Industri kecil pembuatan gitar ini juga belum mempunyai standarisasi harga jadi antar pengrajin yang satu dengan yang lain harga gitar yang dihasilkannya berbeda, sehingga keuntungan yang didapat oleh pengrajin ini kurang maksimal. Hal ini akan menjadi kerugian untuk para pengrajin jika sudah berhadapan dengan para tengkulak atau toko karena toko akan membeli dengan sistem harga terendah, sehingga disini toko yang mempunyai peranan dalam menentukan harga walaupun sebenarnya para pengrajin sudah mempunyai stadar harga jual produknya. Mahalnya bahan – bahan yang digunakan untuk memproduksi gitar ini juga merupakan permasalahan yang membayangi para pengrajin gitar. Dalam hal ini bahan yang semakin mahal khususnya bahan pendukung pembuatan gitar yaitu bahan kimia seperti cat, tiner, maupun melamin sehingga membuat biaya produksinya semakin tinggi. Hambatan terakhir yang terjadi di dalam industri kecil pembuatan gitar ini adalah adanya produk gitar yang diduplikasi oleh Cina. Hal ini menyebabkan produk gitar dari Desa Mancasan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
khususnya kalah bersaing dengan produk gitar buatan Cina. Produk gitar buatan Cina harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan produk buatan dari Desa Mancasan ini sendiri, sehingga menyebabkan sulit bersaing diluar negeri.
E. Analisis Data Dan Pembahasan 1. Regresi Linier Berganda Penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda yang digunakan untuk menguji bagaimana pengaruh variabel independen yaitu faktor modal, tenaga kerja, pengalaman usaha, dan promosi terhadap variabel dependennya yaitu keuntungan pengrajin industri kecil pembuatan gitar, maka dapat disajikan dalam Tabel 4.12 sebagai berikut : Tabel 4.12 Output Hasil SPSS untuk Mengetahui Koefisien Regresi dan Signifikansinya Coefficients a
Model 1
(Constant) X1 X2 X3 DX4
Unstandardized Coefficients B Std. Error -206653 222177,6 ,148 ,008 146930,4 55233,622 4583,656 12180,822 140566,4 237211,7
Standardized Coefficients Beta ,869 ,131 ,013 ,021
t -,930 17,558 2,660 ,376 ,593
Sig. ,358 ,000 ,011 ,709 ,557
Collinearity Statistics Tolerance VIF ,468 ,473 ,914 ,888
a. Dependent Variable: Y
Dari Hasil analisis regresi diatas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Y = - 206653 + 0,148 X1 + 146930,4 X2 + 4583,656 X3 + 140566,4 X4 +Ui Dimana
: Y
commit to user = Keuntungan (dalam satuan rupiah)
2,137 2,114 1,094 1,127
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
X1 = Modal ( dalam satuan rupiah ) X2 = Tenaga Kerja ( dalam satuan orang ) X3 = Pengalaman Usaha ( dalam satuan tahun ) X4 = Promosi ( dalam satuan dummy ) D = 1 : Ada Promosi D = 0 : Tidak Ada Promosi Selanjutnya dilakukan pengujian dengan menggunakan uji statistik dan uji asumsi klasik. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dugaan sementara atau hipotesis terhadap parameter sudah sesuai secara teori dan statistik.
2. Uji Statistik a. Uji t Uji t merupakan pengujian yang dilakukan terhadap koefisien regresi secara parsial untuk mengetahui signifikansi masing – masing variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam pengujian ini menggunakan tingkat signifikansi α = 0,05 dan df = 43, dengan kriteria pengujian sebagai berikut : 1) Menentukan Hipotesis Ho : β1 = 0 ( berarti variabel independen secara individu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen ) Ha : β1 ≠ 0 ( berarti variabel independen secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen ) 2) Menentukan α commit to user 3) Perhitungan uji t
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Nilai t hitung dalam tabel 4.17 Nilai t tabel = t ( 0,05 / 2 ) ; df : 38 = 2,024 ( Tabel Distribusi t ) 4) Kriteria Pengujian Gambar 4.1 Uji t
Ho Ditolak
Ho Diterima
- 2,024
Ho Ditolak 2,024
Ho diterima apabila t hitung ≤ t tabel Ho ditolak apabila t hitung > t tabel 5)
Kesimpulan : a) Pengujian terhadap X1 ( Variabel Modal ) Pengujian dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% maka diperoleh t hitung sebesar 17,558. t hitung yang diperoleh lebih besar dari t tabel, ini berarti t hitung berada didaerah ditolak maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh yang positif antara jumlah modal terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo. Selain dilihat dari t hitungnya, uji t juga dapat dilihat dari probabilitasnya sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0.05 ini berarti koefisien regresi dari model signifikan pada tingkat commit to 5%. user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Pengujian terhadap X2 ( Variabel Tenaga Kerja ) Pengujian dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% maka diperoleh t hitung sebesar 2,660. t hitung yang diperoleh lebih besar dari t tabel, ini berarti t hitung berada didaerah ditolak maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh yang positif antara jumlah tenaga kerja terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo. Selain dilihat dari t hitungnya, uji t juga dapat dilihat dari probabilitasnya sebesar 0,011 yang lebih kecil dari 0.05 ini berarti koefisien regresi dari model signifikan pada tingkat 5%.
c) Pengujian terhadap X3 ( Variabel Pengalaman Usaha ) Pengujian dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% maka diperoleh t hitung sebesar 0,376. t hitung yang diperoleh lebih kecil dari t tabel, ini berarti t hitung berada didaerah diterima maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pengalaman usaha terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo. Selain dilihat dari t hitungnya, uji t juga dapat dilihat dari probabilitasnya sebesar commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
0,709 yang lebih besar dari 0.05 ini berarti koefisien regresi dari model tidak signifikan pada tingkat 5%.
d) Pengujian terhadap X4 ( Variabel Promosi ) Pengujian dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% maka diperoleh t hitung sebesar 0,593. t hitung yang diperoleh lebih kecil dari t tabel, ini berarti t hitung berada didaerah diterima maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pengalaman usaha terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo. Selain dilihat dari t hitungnya, uji t juga dapat dilihat dari probabilitasnya sebesar 0,557 yang lebih besar dari 0.05 ini berarti koefisien regresi dari model tidak signifikan pada tingkat 5%.
b. Uji F Merupakan pengujian terhadap koefisien parsial secara bersama – sama untuk mengetahui apakah variabel independen tersebut secara bersama – sama dapat mempengaruhi variabel dependen secara signifikan atau tidak. Dalam hal ini membuktikan apakah faktor modal, tenaga kerja, pengalaman usaha, dan promosi memiliki hubungan yang signifikan terhadap keuntungan usaha. Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan dari F hitung dengan F commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tabel, jika F hitung lebih besar dari F tabel maka hasilnya adalah signifikan namun apabila F hitung lebih kecil dari F tabel maka hasilnya tidak signifikan. Maka dapat disajikan dalam Tabel 4.13 sebagai berikut : Tabel 4.13 Output Hasil SPSS untuk Mengetahui F Hitung ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 3,93E+14 1,79E+13 4,11E+14
df 4 38 42
Mean Square 9,828E+13 4,716E+11
F 208,408
Sig. ,000a
a. Predictors: (Constant), DX4, X3, X2, X1 b. Dependent Variable: Y
Langkah – langkah pengujian untuk uji F adalah sebagai berikut : 1) Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = 0 ( tidak ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama – sama ) Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ β5 ≠ 0 ( ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama – sama ) 2) Tingkat keyakinan ( Level of significant ) α = 0,05 3) Perhitungan Uji F Nilai F hitung = 208,408 ( dalam Tabel 4.13 ) F tabel = F0,05 ; ( 43 – 4 ) ; ( 4 – 1 ) = 2,85 ( dalam tabel distribusi F ) 4) Kriteria Pengujian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.6 Uji F
Ho Diterima
Ho Ditolak 2,85
208,408
Keterangan : Ho akan diterima apabila F hitung ≤ F tabel Ho akan ditolak apabila F hitung > F tabel 5) Kesimpulan Diketahui F hitung sebesar 208,408 lebih besar dari F tabel 2,85 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen secara bersama – sama signifikan pada tingkat signifikansi α = 5 %. Ini berarti bahwa faktor modal, tenaga kerja, pengalaman usaha, dan promosi berpengaruh terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten sukoharjo
c. Koefisien Determinasi ( R2 ) Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa jauh variasi dari variabel bebas dapat menerangkan dan menjelaskan variasi dari variabel terikat. Jika R2 mendekati nol, maka variabel bebas tidak menerangkan dengan baik variabel terikatnya. Jika R2 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menedekati 1, maka variasi dari variabel tersebut dapat menerangkan dengan baik dari variabel terikatnya. Tabel 4.14 Output Hasil SPSS Untuk Mengetahui Koefisien Determinasi (R2) b Model Summary
Model 1
Change Statistics Adjusted Std. Error of R Square Durbin-W R R Square R Square the Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change atson ,978a ,956 ,952 686711,976 ,956 208,408 4 38 ,000 1,793
a. Predictors: (Constant), DX4, X3, X2, X1 b. Dependent Variable: Y
Dari hasil estimasi tersebut diatas diketahui bahwa untuk nilai koefisien determinasi R2 sebesar 0,956 ini berarti bahwa 95,6% variasi variabel dependen (keuntungan) dapat dijelaskan oleh variabel independenya (modal, tenaga kerja, pengalaman usaha, dan promosi), sedangkan untuk sisanya ( 1 - R2 ) yaitu sebesar 4,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada dalam model.
3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikoliniearitas Multikolinearitas merupakan masalah yang timbul dan berkaitan dengan adanya hubungan linier diantara variabel – variabel penjelasnya. Uji multikolineartitas ini digunakan untuk mengetahui terjadi atau tidaknya korelasi diantara variabel independen dalam proses regresi tersebut. Prasyarat yang harus dipenuhi dalam model commit to user regresi adalah tidak adanya multikolinearitas.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya masalah multikolinearitas dengan melihat nilai Tolerance dan VIF (Varian Inflation Factor). Jika nilai dari Tolirance semakin kecil dan untuk nilai VIF semakin besar maka semakin mendekati terjadinya masalah multikolinearitas. Pada tabel 4.17 ( Tabel Coefficients ) dapat diketahui bahwa nilai Tolerance dari kelima variabel independen lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10, jadi dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tersebut tidak terdapat masalah multikolinearitas.
b. Heterokedastisitas Heteroskedastisitas merupakan kondisi dimana sebaran atau varian faktor pengganggu tidak kostan sepanjang observasi tersebut. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual dalam model regresi tersebut, sedangkan untuk model regresi yang baik yaitu mensyaratkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah heteroskedastisitas dilakukan pengujian dengan menggunakan Uji Sperman’s rho, yaitu dengan mengkorelasikan nilai residual ( Unstandarized residual ) dengan masing – masing variabel independen. Jika signifikansi korelasi kurang dari 0,05 maka pada model regresi tersebut terdapat masalah heteroskedastisitas. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.15 Output Hasil SPSS Untuk Uji Heteroskedastisita Correlations Unstandardiz ed Residual Spearman's rho Unstandardized ResidualCorrelation Coefficient 1,000 Sig. (2-tailed) . N 43 X1 Correlation Coefficient -,048 Sig. (2-tailed) ,761 N 43 X2 Correlation Coefficient ,114 Sig. (2-tailed) ,465 N 43 X3 Correlation Coefficient ,000 Sig. (2-tailed) ,998 N 43 DX4 Correlation Coefficient ,040 Sig. (2-tailed) ,799 N 43
X1 -,048 ,761 43 1,000 . 43 ,661** ,000 43 ,255 ,098 43 ,287 ,062 43
X2 ,114 ,465 43 ,661** ,000 43 1,000 . 43 ,294 ,056 43 ,222 ,152 43
X3 ,000 ,998 43 ,255 ,098 43 ,294 ,056 43 1,000 . 43 ,080 ,609 43
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Dari output hasil Correlations tersebut di atas, dapat diketahui korelasi antara : 1) Modal dengan Unstandarized Residual menghasilkan nilai signifikansi 0,761. 2) Tenaga kerja dengan Unstandarized Residual menghasilkan nilai signifikansi 0,465. 3) Pengalaman
Usaha
dengan
Unstandarized
Residual
menghasilkan nilai signifikansi 0,998. 4) Promosi dengan Unstandarized Residual menghasilkan nilai signifikansi 0,799. Nilai dari signifikansi korelasi di atas didapat hasilnya menunjukan lebih dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa pada commit to user
DX4 ,040 ,799 43 ,287 ,062 43 ,222 ,152 43 ,080 ,609 43 1,000 . 43
perpustakaan.uns.ac.id
model
digilib.uns.ac.id
regresi
tersebut
tidak
ditemukan
adanya
masalah
heteroskedastisitas.
c. Autokolerasi Autokolerasi merupakan keadaan dimana terjadi
korelasi
diantara anggota observasi yang disusun menurut waktu dan ruang. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah autokolerasi. Salah satu cara untuk menguji autokolerasi adalah dengan uji Durbin – Watson dengan prosedur sebagai berikut : a) Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = 0 ( tidak ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama – sama ) Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ β5 ≠ 0 ( ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama – sama ) b) Menentukan nilai d ( Durbin – Watson ) Nilai d = 1,793 ( dalam Tabel 4.14 ) c) Membandingkan angka dengan Durbin – Watson dalam tabel α = 5%. Angka dalam tabel menunjukkan nilai distribusi antara bawah ( dl ) dengan batas atas ( du ) Didapat :
dL = 1,32 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dU Jadi
:
= 1,72
4 – dL = 2,68 4 – dU = 2,28
4) Kriteria pengujiannya adalah :
Gambar 4.7 Uji Autokolerasi
Menolak
Menolak
Ho
Ho
Autokolerasi Ragu – Positif
Ragu
Menerima Ho Tidak Ada
Ragu- Bukti Ragu autokolerasi
Autokolerasi 0
dL 1,32
dU 1,72
1,79
Negatif 4- dU 4 – dL 2,28
4
2,68
Keterangan : 0 < d < dl
= menunjukkan autokolerasi positif atau menolak Ho
dl < d < du
= tidak dapat disimpulkan
du < d < 4 – du
= tidak terdapat autokolerasi atau menerima Ho
4-du < d < 4-dl
= tidak dapat disimpulkan
4-dl < d < 4
= menunujukan autokolerasi negatif
commit to atau user menolak Ho
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5) Kesimpulan Dari hasil uji statistik Durbin Watson dalam tabel 4.19 (Model Summary) diperoleh d sebesar 1,793. Dengan menggunakan taraf signifikansi 5%, jumlah sampel 43, dan variabel independen sebanyak 5 maka diperoleh nilai dL sebesar 1,32 ; dU sebesar 1,72 jadi untuk 4 – dL sebesar 2,68 dan untuk
4 – dU sebesar 2,28. Maka dilihat dari hasil
pengujian DW yang sebesar 1,79 terletak diatas batas dU sebesar 1,72 dan 4 – dU sebesar 2,28 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah autokolerasi positif maupun negatif dari model regresi yang digunakan.
F. Interprestasi Hasil Secara Ekonomi 1. Pengaruh Modal Terhadap Keuntungan Hasil analisis menunjukan hasil koefisien regresi variabel modal sebesar 0,148 sedangkan tingkat signifikan sebesar 0.000 lebih kecil dari taraf signifikan 0,05. Artinya modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar. Jika modal meningkat Rp 1.000.000,00 maka keuntungan akan meningkat sebesar Rp148.000,00 Modal sendiri sandiri mempunyai peran yang cukup penting dalam mengawai usaha industri kecil pembuatan gitar, dengan modal dapat mempermudah seorang pengrajin dalam melakukan proses produksinya karena setiap produksi membutuhkan biaya yang cukup besar baik itu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
untuk membeli bahan baku, alat produksi dan lain sebagainya yang digunakan untuk menunjang proses produksi sehingga produsi sendiri dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan produksi secara maksimal sehingga dapat meningkatkan keuntungan.
2. Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Keuntungan Hasil analisis menunjukan hasil koefisien regresi variabel tenaga kerja sebesar 146930,4 sedangkan tingkat signifikan sebesar 0.011 lebih kecil dari taraf signifikan 0,05. Artinya tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar. Jika tenaga kerja meningkat 10 orang maka keuntungan akan meningkat sebesar Rp 1.469.304,00. Semakin banyaknya tenaga kerja terampil yang digunakan dalam proses produksi tersebut maka dapat menyebabkan proses produksi berjalan lebih cepat dan semakin meningkat baik itu dari segi kualitas maupun jumlah hasil produksinya sehingga dapat meningkatkan keuntungan yang maksimal.
3. Pengaruh Pengalaman Usaha Terhadap Keuntungan Hasil analisis menunjukan hasil koefisien regresi variabel pengalaman usaha sebesar 4583,656 sedangkan tingkat signifikan sebesar 0.709 lebih besar dari taraf signifikan 0,05. Artinya pengalaman usaha tidak berpengaruh
signifikan terhadap keuntungan
industri kecil
pembuatan gitar. Lama usaha belum dapat menjamin kesuksesan seorang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengusaha khususnya dalam industri kecil pembuatan gitar ini, karena seorang pengusaha sebelum membuka usaha sendiri mereka terlebih dahulu bekerja sambil belajar pada industri pembuatan gitar milik orang lain dan mereka menjadi ahli dalam pembuatan gitar sehingga mereka sudah mempunyai pengalaman dan bekal untuk memulai usaha baru. Selain itu seorang pengrajin gitar yang baru biasanya juga lebih mengembangkan ilmu yang mereka dapat sebelumnya dengan membuat inovasi – inovasi yang mengikuti tren terbaru yang menarik khususnya dalam design untuk gitar yang mereka hasilkan. Sehingga pengalaman usaha tidak mempunyai pengaruh terhadap industri kecil pembuatan gitar.
4. Pengaruh Promosi Terhadap Keuntungan Hasil analisis menunjukan hasil koefisien regresi variabel promosi sebesar 140566,4 sedangkan tingkat signifikan sebesar 0,593 lebih besar dari taraf signifikan 0,05. Artinya promosi tidak berpengaruh signifikan terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar. Promosi yang digunakan untuk menawarkan atau memperkenalkan suatu produk agar dapat meningkatkan penjualan ini tidak dapat berpengaruh terhadap industri kecil pembuatan gitar karena keberadaan industri kecil pembuatan gitar ini sendiri sudah dikenal sebagai sentra dari industri pembuatan gitar jadi sudah banyak orang yang mengetahui keberadaan sentra industri ini selain itu mereka juga mengandalkan kemampuan mereka dalam menghasilkan gitar baik dalam segi kualitas gitar yang mereka produksi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
maupun dalam hal pelayanan yang memuaskan, sehingga dengan kepuasan konsumen terhadap produk industri kecil pembuatan gitar ini maka secara tidak langsung telah terjadi promosi dari mulut ke mulut yang akan menyebabkan industri kecil pembuatan gitar ini semakin terkenal dan semakin banyak orang yang tertarik untuk membeli produk gitarnya tersebut. Namun tidak jarang juga yang industri kecil pembuatan gitar yang menggunakan promosi melalui internet dan radio guna untuk menawarkan produk gitar yang telah dihasilkannya tersebut. Dari keterangan tersebut maka variabel promosi tidak dapat mempengaruhi keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 43 pengusaha industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo mengenai keuntungan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Variabel modal mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo. Ini dapat berarti bahwa dalam setiap penambahan modal juga dapat meningkatkan keuntungan yang diperoleh industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo. Jadi apabila ingin meningkatkan
keuntungan
industri kecil pembuatan gitar maka dapat dilakukan dengan menambah modal. 2. Variabel tenaga kerja dengan tingkat signikansi 5% maka diperoleh hasil bahwa variabel tenaga kerja mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo. Dalam kenyataan bahwa setiap penambahan jumlah tenaga kerja maka akan dapat meningkatkan proses produksi sehingga hasil produksi yang dihasilkan akan semakin meningkat baik itu dalam segi kualitas maupun jumlah produksi gitar. Maka dapat meningkatkan jumlah permintaan konsumen sehingga akan berpengaruh terhadap commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kenaikan keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo. 3. Variabel pengalaman usaha dengan tingkat signikansi 5% diperoleh hasil bahwa variabel pengalaman usaha tidak mempunyai pengaruh terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar. Hal ini disebabkan banyak pengusaha baru yang sudah mempunyai bekal ilmu dari pengalaman mereka bekerja pada industri kecil pembuatan gitar milik orang lain yang kemudian mereka membuka usaha sendiri dan lebih mempunyai inovasi yang lebih tinggi khususnya dalam hal desain untuk gitar yang dihasilkan. Sehingga pengrajin yang sudah mempunyai pengalaman usaha yang sudah lama cenderung kalah bersaing dengan pengusaha baru. 4. Variabel promosi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo. Hal ini dikarenakan keberadaan sentra industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo sudah banyak dikenal orang dan mereka juga mengandalkan dari segi kualitas gitar yang mereka produksi sehingga secara tidak langsung promosi telah terjadi dari mulut ke mulut. Maka para pengrajin tidak perlu melakukan promosi untuk mengenalkan produk gitar yang telah dihasilkannya tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran antara lain : 1. Faktor modal mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo, maka disarankan agar para pengusaha gitar meningkatkan modalnya dengan harapan agar keuntungan yang diperoleh pengusaha gitar semakin meningkat. Namun jika para pengusaha kesulitan menambah modalnya maka mereka dapat mencari tambahan modal dari sumber yang lain yaitu seperti pinjaman dari bank baik bank swasta maupun bank pemerintah, dan pinjaman dari koperasi. 2. Faktor tenaga kerja mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo, maka disarankan bagi para pengusaha untuk menambah jumlah tenaga kerja yang terampil sehingga dapat meningkatkan hasil produksi baik dalam segi kualitas serta jumlah produk gitar yang dihasilkan dan dapat meningkatkan keuntungan dari industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo. 3. Faktor promosi yang mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo namun tetap disarankan agar industri kecil pembuatan gitar tetap melakukan promosi dalam menjalankan usaha. Seperti melakukan promosi melalui internet sehingga akan semakin banyak orang yang mengetahui mengenai commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keberadaan industri kecil pembuatan gitar ini, selain itu perlu juga dibuat logo atau tanda pengenal dari industri pembuatan gitar ini sendiri karena dengan adanya logo dapat memberikan differensiasi sendiri yang merupakan nilai tambah bagi usahanya tersebut. 4. Hasil penelitian di lapangan bahwa peran dari pemerintah baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah masih sangat minim. Para pengrajin mengharapkan peran serta pemerintah dalam membantu memberikan kemudahan bagi para pengrajin gitar untuk memperoleh pinjaman dari bank dan para pengrajin juga mengharapkan pemerintah dapat memberikan bimbingan maupun pengarahan kepada para pengrajin khususnya berupa pelatihan – pelatihan kewirausahaan mengenai cara pembukuan keuangan karena banyak para pengusaha gitar yang tidak melakukan pembukuan dalam menjalankan usahanya. 5. Perlu dibentuk suatu asosiasi ataupun perkumpulan pengusaha gitar sehingga dapat mengakomodir permasalahan yang terjadi pada industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan bahwa dulu pernah dibentuk suatu koperasi, namun karena para anggotanya hanya mementingkan kepentingannya sendiri maka koperasi tersebut tidak dapat berjalan dan akhirnya dibubarkan. Sebenarnya jika koperasi tersebut dapat dikelola dengan baik maka koperasi tersebut dapat mengakomodasi kebutuhan dan permasalahan yang terjadi pada industri kecil pembuatan gitar, misalnya dalam penyediaan kebutuhan mengenai bahan baku pembuatan gitar dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penyelesaian masalah mengenai belum adanya standarisasi harga antar pengusaha gitar yang menyebabkan terjadinya persaingan harga antar pengusaha.
commit to user