Jurnal EKSEKUTIF Volume 10
No. 1 Juni 2013
ANALISA IMPLEMENTASI SHARING KNOWLEDGE UNTUK MENUJU PENCIPTAAN BUDAYA SHARING KNOWLEDGE DI PERUSAHAAN X
Dessi Dharmasinta Universitas Atma Jaya Jakarta
Abtrak: Salah satu dampak yang paling penting dari berbagi sharing knowledge pada perusahaan adalah kebutuhan terhadap kesadaran setiap individu untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. Dukungan dari manajemen dalam pelaksanaan sharing knowledge dalam rangka menciptakan karyawan yang memiliki pengetahuan di berbagai bidang. Dengan adanya sharing knowledge, proses kreativitas dan inovasi akan terus meningkat. Sharing knowledge adalah budaya untuk belajar dan bekerja dengan memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman yang diiliki oleh setiap karyawan. Penerapan budaya berbagi pengetahuan di perusahaan diharapkan akan memberikan kerja tim yang lebih baik sehingga akan meningkatkan kinerja perusahaan. Kata Kunci : Sharing Knowledge, Budaya Perusahaan, Kinerja
PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini berkembang cukup pesat, kemampuan sebuah perusahaan dalam dua hal ini menjadi salah satu faktor daya saing yang sangat penting. Saat perusahaan mencoba mengembangkan bisnisnya, maka dibutuhkan tingkat pengetahuan yang luas yang harus dimiliki oleh sumber daya manusia untuk dapat berkompetisi dan bertahan dalam persaingan yang semakin ketat. Kondisi persaingan yang ketat seperti ini menuntut perusahaan harus mampu mengelola dan mengembangkan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan, salah satunya adalah dengan mengelola dan mengembangkan pengetahuan yang dimiliki. Pengelolaan pengetahuan (knowledge management) yang baik pada akhirnya dapat menjadi dukungan yang handal bagi perusahaan untuk meningkatkan daya saing dan tetap pada jalur tersebut. Pengelolaan pengetahuan (knowledge management) di perusahaan asuransi khususnya di PT X sangat perlu dilakukan,untuk mencapai tujuan perusahaan mengingat perkembangan perusahaan asuransi yang semakin pesat. Adapun kowledge yang perlu dikelola dengan baik selain knowledge tentang asuransi yang menjadi core business
28
Jurnal EKSEKUTIF Volume 10
No. 1 Juni 2013
perusahaan dapat pula dikembangkan pengetahuan tentang komunikasi, kepemimpinan, kepegawaian, team work, dan lain-lain.
Identifikasi Masalah Knowledge
management
merupakan
suatu
hal
yang
penting
dalam
mengembangkan dan mencapai tujuan perusahaan. Sehubungan dengan hal itu maka diperlukan suatu konsep untuk mendukung terciptanya sharing knowledge di perusahaan X, agar dapat meningkatkan pengetahuan karyawannya. Tujuan dari sharing knowledge tersebut adalah bagaimana menumbuhkan budaya berbagi dalam diri setiap individu yang ada di perusahaan untuk berkolaborasi dan secara sukarela saling berbagi pengetahuan guna mendapatkan solusi yang terbaik dan membangun semangat kebersamaan. Dan menjadikan sharing knowledge sebagai salah satu sumber kekuatan di perusahaan X. Tinjauan Teori Pengetahuan adalah informasi yang diketahui atau disadari oleh seseorang melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindak lanjuti. Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : - Pendidikan yaitu sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan sehingga dapat kita katakan tujuan dari pendidikan yaitu mencerdaskan manusia. - Media yaitu secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Seperti media masa yang meliputi televisi, radio, koran, dan majalah. - Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui atau sebagai transfer pengetahuan. Informasi sendiri mencakup data, teks, gambar, suara, kode, program komputer, basis data. Pada hakekatnya informasi tidak dapat diuraikan (intangible), sedangkan informasi itu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan pengamatan terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan melalui komunikasi.
29
Jurnal EKSEKUTIF Volume 10
No. 1 Juni 2013
Pengetahuan atau knowledge terdiri dari 2 (dua) jenis, yakni tacit knowledge dan eksplisit knowledge. Tacit Knowledge merupakan pengetahuan yang masih tersimpan dalam pikiran manusia, sedangkan Explicit Knowledge merupakan pengetahuan yang sudah terdokumentasikan. Menurut Nonaka dan Takeuci (1995) keberhasilan perusahaan Jepang ditentukan oleh ketrampilan dan kepakaran mereka dalam organizational knowledge creation. Penciptaan knowledge tercapai melalui pemahaman dan pengakuan terhadap hubungan synergistic dari tacit menjadi explicit knowledge dalam organisasi, serta melalui desain dari proses sosial yang menciptakan knowledge baru dengan mengalihkan dari tacit know dan melakukannya berdasarkan learning process. Knowledge
management
adalah sebuah
proses yang
mengkoordinasikan
penggunaan informasi, pengetahuan dan pengalaman yang dimanfaatkan untuk memenuhi tujuan organisasi. Dengan konsep tersebut, berarti ada perbedaan untuk data, informasi dan pengetahuan. Berdasarkan hierarkinya, informasi berasal dari data yang telah diproses sehingga dapat diinterpretasikan. Berikut adalah empat model kuncinya : Tabel 1.Tacit Knowledge menjadi Explicit Knowlede From / To
Tacit Knowledge
Explicit Knowledge
Tacit Knowledge
1.Socialization "Sympathized knowledge" : Share experiences to create tacit knowledge. Example: on-the-job training. Example: interacting with customers.
2.Externalization "Conceptual knowledge": Articulate tacit knowledge explicitly: metaphors, concepts, hypotheses, models, writing.
Explicit Knowledge
4.Internalization "Operational knowledge": Learning by doing, to develop shared mental models and technical knowhow.
3.Combination "Systemic knowledge": Manipulating explicit knowledge by sorting, adding, combining, etc. Example: formal education.
Perusahaan perlu terus mengembangkan knowledge management sampai dapat mencapai tahapan terakhir yaitu knowledge-centric organization. Dalam kondisi ini organisasi mampu menciptakan pengetahuan (knowledge-creating organization) yang mempunyai prinsip-prinsip (Leadbeater dan Miller, 2004) sebagai berikut :
30
Jurnal EKSEKUTIF Volume 10
No. 1 Juni 2013
Cellular - mempunyai struktur organisasi yang adaptif tidak kaku. Self managing - individu dan tim mengelola diri untuk membukan inovasi dan
kreativitas. Entrepreneurial - kewirausahaan yang mendorong pada kemampuan individu
dalam memanfaatkan peluang bagi pertumbuhan dan perubahan Equitable membership and reward - mengembangkan sistem reward yang adil
yang dapat menumbuhkan rasa keanggotaan Deep knowledge reservoirs - punya kapabilitas dengan fokus pada keahlian
spesialist daripada generalis The holostic company - memanfaatkan aset pengetahuan yang berada di luar
struktur organisasinya Collaborative leadership - berorientasi pada kerjasama untuk mengarahkan,
menginformasikan nilai dan mendorong memberdayakan yang lain dalam mengelola bisnis Dari uraian di atas menggambarkan tentang komponen-komponen kunci dari budaya yang berpusat pada pengetahuan, dimana di dalamnya harus ada nilai-nilai yang jelas, perilaku pengetahuan, tempat kerja yang menumbuhkan energi dan mendorong kreativitas untuk terus berkembang, serta mendukung kerjasama dan menghargai perbedaan. Knowldege management merupakan suatu hal yang penting di dalam proses pembelajaran sebuah organisasi. Proses pembelajaran merupakan aktifitas pencarian informasi sehingga menemukan pengetahuan yang baru, perubahan sikap dan perilaku, ketrampilan baru, tatanan nilai-nilai serta pemahaman baru dari berbagai bentuk informasi. Knowledge management adalah kunci untuk mengoptimalkan kemampuan setiap individu sehingga menghasilkan suatu hasil yang optimal.
31
Jurnal EKSEKUTIF Volume 10
No. 1 Juni 2013
Ada beberapa tahapan pembelajaran dalam knowledge management, yaitu (Purnadi, 2012): Learn before - pada tahap ini setiap individu baru mengalami pembelajaran, dengan melihat apa yang sudah dilakukan oleh individu lainnya. Disini setiap individu dapat memperbaiki kesalahan yang pernah dibuat oleh individu sebelumnya. Learn during – di tahap ini kita akan mempelajari pengetahuan apa saja yang kita dapat dan bagaimana cara kita menerapkannya untuk mencapai apa yang kita inginkan. Tahapan ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan kita dimasa yang akan datang. Learn after – merupakan tahapan terakhir dari proses pembelajaran, pada tahap ini kita dapat melihat apakah yang kita lakukan sudah mencapai tujuan sesuai dengan yang kita harapkan. Dan bagaimana kita dapat melakukan yang lebih baik lagi di kemudian hari dan membagi apa yang sudah kita pelajari. Melalui proses pembelajaran tersebut diharapkan agar setiap individu yang baru bekerja dapat belajar dari organisasi atau rekannya dimana dia bekerja. Agar pengetahuan di dalam organisasi dapat memberikan kemajuan bagi organisasi, maka diwajibkan bagi setiap individu yang ada di dalam organisasi tersebut untuk dapat melakukan sharing knowledge. Sharing Knowledge merupakan salah satu cara pengelolaan pengetahuan untuk berbagi pengetahuan tacit kepada orang lain. Dalam pengelolaan pengetahuan terdapat 2 (dua) faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam membagi pengetahuan, yaitu faktor individu dan faktor organisasi. Kedua faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan sharing knowledge dalam perusahaan. Dalam perkembangannya untuk menciptakan budaya sharing knowledge di perusahaan maka diperlukan motivasi untuk mendorong setiap individu agar dapat bekerja sama dengan lebih efektiif dan sharing knowledge sehingga membuat knowledge yang ada menjadi lebih produktif. Motivasi dari setiap individu dapat menentukan kedalaman knowledge yang diperoleh, oleh karena itu setiap individu perlu terus belajar dan sharing 32
Jurnal EKSEKUTIF Volume 10
No. 1 Juni 2013
knowledge dengan individu lain. Semua lapisan dalam perusahaan mempunyai peran penting dalam mengembangkan basis knowledge perusahaan. Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam membangun budaya yang berpusat pada pengetahuan melalui pembentukan budaya perusahaan yang mendukung sharing knowledge. Sumber daya manusia dapat menambah nilai dengan mengambangkan program kesadaran akan pengetahuan, dengan mengintegrasikannya dengan program pengembangan perusahaan yang ada. Dalam hal ini perlu dikomunikasikan tentang bagaimana organisasi membangun kapabilitas manajemen pengetahuannya, menjamin kepemimpinan yang tepat dan menerima dukungan pengembangan. Hal-hal yang berkaitan dengan dukungan untuk membangun budaya yang mendorong pembelajaran terus-menerus. Oleh karena itu dalam pengembangan sumber daya manusia diperlukan pembelajaran dalam praktek kehidupan sehari-hari. Untuk mendorong pembelajaran dan meningkatkan pengetahuan tersebut ada beberapa hal yang bisa dilakukan yaitu: Membuat suatu komunitas atau kelompok Memfasilitasi sharing knowledge Membangun budaya sharing knowledge
Semua itu pada dasarnya merupakan upaya untuk menjadikan perusahaan dapat belajar untuk kepentingan pengembangan perusahaan, dan mempersiapkan untuk terjadinya perubahan budaya, yakni budaya yang berpusat pada pengetahuan. Pembahasan Knowledge Management Knowledge Management merupakan sebuah konsep dimana perusahaan mengelola pengetahuan organisasi secara efektif untuk mencapai target perusahaan. Oleh karena itu pengetahuan yang sebelumnya dimiliki individu, kini menjadi milik perusahaan, dan dapat digunakan untuk kepentingan perusahaan. Konsep ini berorientasi pada pembentukan
33
Jurnal EKSEKUTIF Volume 10
No. 1 Juni 2013
knowledge worker dalam perusahaan, seperti yang ditulis Peter F. Drucker dalam bukunya Landmark of Tomorrow (1959). Menurutnya, seorang pekerja yang mahir dalam mencari dan memilah data yang tepat dan mengolahnya menjadi informasi yang akurat kemudian mentransformasikannya menjadi pengetahuan yang bermanfaat. Pekerja yang mampu bekerja secara optimal berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya, yang didapat bukan hanya dari pendidikan formal, tetapi lebih dari pengalaman dan pembelajaran di kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya Knowledge Management adalah kegiatan yang mengkaitkan antara belajar, perubahan dan inovasi. Knowledge Management membutuhkan orang yang kompeten sebagai sumber pengetahuan, tempat untuk melakukan diskusi dan isi dari diskusi itu sendiri. Di dalam perusahaan X sudah mulai diterapkan suatu konsep knowledge management dengan telah dibentuknya suatu komunitas (Community of Practices) yang diadakan sebulan sekali. Pada komunitas tersebut dilakukan beberapa hal : 1. Berbagi informasi dan pengetahuan yang dimiliki setiap individu yang dapat memberikan manfaat kepada individu lainnya. 2. Memberikan saran-saran terhadap informasi dan pengetahuan yang disampaikan agar dapat terbentuk suatu pengetahuan yang dapat digunakan dalam pekerjaan mereka sehari-hari. 3. Belajar secara bersama-sama mengenai suatu hal dan bekerja sama dalam menyelesaikan permasalahan yang timbul untuk mendapatkan solusi yang terbaik. Tiga
langkah
fundamental
dari
proses
pembentukan
pembelajaran berdasarkan pemikiran Nonaka dan Takeuchi (1995) : 1. Knowledge acquisition (perolehan pengetahuan) 2. Knowledge sharing (berbagi pengetahuan) 3. Knowledge utilization (pemanfaaatan pengetahuan)
34
pengetahuan
dan
Jurnal EKSEKUTIF Volume 10
No. 1 Juni 2013
Ketiga knowledge tersebut berhubungan dalam proses pembentukan pengetahuan dan pembelajaran. Bersamaan dengan hal itu ada beberapa konsep knowledge management, antara lain: 1. Knowledge management merupakan proses yang terus-menerus
harus dilakukan
sehingga proses tersebut akan menjadi satu budaya dari perusahaan tersebut, dan akhirnya perusahaan akan membentuk perusahaan yang berbasis kepada pengetahuan. 2. Knowledge management membantu organisasi untuk mengelola kemampuan tiap individu untuk sharing knowledge. 3. Organisasi harus mampu mengintegrasi, memanage knowledge dan informasi terhadap lingkungan secara efektif. Nonaka dan Takeuchi (1995) menyatakan bahwa sebagian besar organisasi yang menerapkan Knowledge Management, menggunakan pendekatan tiga-cabang untuk mengelola pengetahuannya, yaitu Manusia (People), Proses (Process), dan Teknologi (Technology). Untuk mencapai keberhasilan dalam pelaksanaan proses knowledge management, perusahaan harus menerapkan pentingnya proses pembelajaran karena proses pembelajaran dapat menciptakan, memperoleh dan mentransfer pengetahuan serta memodifikasi perilaku untuk merefleksikan pengetahuan yang diperoleh. Sharing Knowledge
Prinsip dari sharing knowledge adalah kolaborasi, pada proses tersebut kolaborasi berperan penting dalam melengkapi pengetahuan melalui kegiatan pemberian umpan balik, pertanyaan, saran dan kritik. Interaksi yang aktif dari para individu akan memperkaya dan memperinci pengetahuan mereka. Community of Practices yang ada di perusahaan X merupakan suatu komunitas yang digunakan untuk sharing knowledge. Pada pelaksanaan sharing knowledge pada komunitas tersebut dirasakan masih kurang efektif, karena masih banyak karyawan yang kurang mengetahui manfaat dari sharing knowledge. Mereka beanggapan apabila mereka mengikuti komunitas itu, maka orang lain akan mencuri ide-ide mereka apabila mereka membagikan pengetahuan yang dimilikinya.
35
Jurnal EKSEKUTIF Volume 10
No. 1 Juni 2013
Mereka juga sering merasa takut bahwa jika mereka berbagi keahlian dan pengetahuan yang mereka miliki akan menyebabkan akan berakhirnya karir mereka setelah pengetahuan tersebut ditransfer ke pekerja lainnya. Padahal jika mereka mengerti bahwa sesungguhnya sharing knowledge dapat membantu mereka dalam melakukan pekerjaan dengan lebih efektif dan akan membantu mereka untuk meningkatkan performance mereka serta akan mempertahankan pekerjaan mereka. Pada dasarnya sharing knowledge itu bukan hanya tentang memberikan pengetahuan, tetapi lebih kepada : - Mengumpulkan umpan balik dari pengetahuan yang diberikan. - Meminta pendapat dan saran orang lain untuk menyelesaikan suatu permasalahan. - Membuat orang lain berfikir dan mempraktekkan pengetahuan yang mereka dapatkan. - Membuat mereka menghindari kesalahan yang pernah dibuat oleh orang lain, dsb. Jadi sebenarnya sharing knowledge adalah tentang menjalin hubungan yang lebih terbuka dan lebih baik demi terciptanya tujuan dari perusahaan. Untuk itu dalam sharing knowledge tersebut diperlukan peran serta dari setiap individu yang ada di perusahaan, baik dari level management sampai dengan level staff. Dalam hal ini juga diperlukannya peran serta dari seluruh individu untuk memanfaatkan fasilitas yang sudah disediakan oleh perusahaan serta menimbulkan keinginan untuk menuangkan knowledge tersebut demi kemajuan perusahaan secara bersama-sama. Dengan demikian ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan keberhasilan dari knowledge sharing tersebut, yaitu : 1. Organisasi. Organisasi perlu memberikan dukungan penuh dalam pelaksanaan sharing knowledge dan juga memberikan kesempatan bagi para karyawannya untuk mengikuti sharing knowledge yang dibutuhkan dalam peningkatan performance mereka. Karyawan juga diminta untuk menjaga fasilitas tersebut agar tetap dapat berbagi informasi yang dimiliki agar dapat meningkatkan pengetahuan mereka. Dengan dukungan organisasi, pengalaman yang dimiliki setiap individu akan membentuk nilai-nilai kemanusiaan dan mulai berpikir kreatif mengenai hal positif apa yang dapat dikontribusikan pada organisasi. Organisasi dapat mengarahkan hal ini 36
Jurnal EKSEKUTIF Volume 10
No. 1 Juni 2013
dengan menetapkan kode etik, tetapi tetap memberi kesempatan pada individu untuk melakukan kehidupannya masing-masing.
2. Individu Dengan adanya komunitas tersebut diharapkan karyawan dapat selalu sharing knowledge, sehingga terjadi pertukaran pengetahuan diantara mereka yang dapat mempengaruhi pola pikir atau pandangan dari karyawan itu sendiri. Dan juga agar setiap individu dapat meningkatkan kinerjanya setelah mengikuti program sharing knowledge tersebut. Motivasi karyawan dalam sharing knowledge perlu lebih ditingkatkan lagi, dengan cara memberikan pengertian yang benar mengenai sharing knowledge tersebut. Dengan cara itu diharapkan mereka akan bergabung dalam komunitas sharing knowledge yang ada dengan kemauan mereka sendiri dan dengan perasaan yang mereka miliki untuk menjadi satu kesatuan dari komunitas tersebut, demi mencapai tujuan perusahaan. Penerapan sharing knowledge di perusahaan X diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap proses bisnis perusahaan: 1.
Penghematan waktu dan biaya. Dengan adanya sharing knowledge yang terstruktur dengan baik, maka perusahaan akan mudah untuk menggunakan pengetahuan tersebut, sehingga perusahaan akan dapat menghemat waktu dan biaya.
2. Peningkatan aset pengetahuan. Hasil dari sharing knowledge akan memberikan kemudahaan kepada setiap karyawan untuk memanfaatkannya, sehingga proses pemanfaatan pengetahuan dilingkungan perusahaan akan meningkat, yang akhirnya proses kreatifitas dan inovasi akan meningkat pula. Budaya Sharing Knowledge
37
Jurnal EKSEKUTIF Volume 10
No. 1 Juni 2013
Berbagi knowledge di perusahaan X saat ini dirasakan masih sangat sulit untuk dilakukan karenanya kurangnya motivasi untuk berbagi, padahal banyak dampak positif ketika berbagi knowledge (knowledge sharing) tersebut. Membuat budaya knowledge sharing dalam perusahaan X bisa dilakukan dengan cara memotivasi setiap individu yang ada untuk senang belajar. Untuk meningkatkan kemampuan perusahaan X dalam melaksanakan proses budaya sharing knowledge tersebut, maka perlu dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Penciptaan knowledge : Knowledge akan tercipta ketika seseorang menemukan cara baru untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan mereka atau menciptakan know-how. b. Penyerapan knowledge : Knowledge baru harus dapat diidentifikasikan sebagai sesuatu yang bernilai dan harus dipresentasikan dengan baik. Knowledge baru harus ditempatkan dalam konteks agar dapat diterapkan dalam pekerjaan. Hal ini menunjukkan kedalaman manusia (kualitas tacit) yang harus ditangkap bersamaan dengan fakta explicit. c. Penyimpanan knowledge : Knowledge yang bermanfaat harus disimpan dalam format yang baik, sehingga semua individu didalam perusahaan dapat mengaksesnya. d. Pengolahan knowledge : Knowledge harus dibuat selalu mengikuti perkembangan yang ada. Oleh karena itu knowledge yang ada harus direview untuk menjelaskan apakah relevan atau akurat. Perusahaan yang sudah terbiasa membiarkan karyawannya bekerja secara individual atau tidak pernah meminta masukan dan saran dari individu melalui forum diskusi atau rapat maka tidak akan pernah terjadi proses sharing knowledge dalam perusahaan. Dengan kondisi seperti ini, maka yang terjadi adalah karyawan selalu bekerja sendiri dan tidak dalam kelompok, hal ini menyebabkan tidak terjalinnya team work yang baik alam perusahaan tersebut.
38
Jurnal EKSEKUTIF Volume 10
No. 1 Juni 2013
Budaya suatu perusahaan memiliki hubungan yang sangat erat dengan knowledge management dalam hal terciptanya lingkungan dan suasana yang memungkinkan terjadinya sharing knowledge di dalam lingkungan perusahaan tersebut. Apabila perusahaan tidak menganggap bahwa berbagi pengetahuan merupakan sesuatu hal yang penting bagi kemajuan perusahaan, maka budaya yang tercipta dalam perusahaan tidak akan mendukung terciptanya budaya knowledge sharing. Untuk mendapat mencapai tujuan dari perusahaan diperlukan organisasi yang responsif dan fleksibel, hal ini jelas memerlukan perubahan budaya. Dalam hal ini ada beberapa hal penting untuk membuat perubahan budaya, yaitu : Memberikan kesempatan menerapkan ide secara bebas dan memberi kebebasan
pada setiap individu untuk berkreasi dalam mengembangkan pengetahuan. Mengidentifikasi pengetahuan yang dianggap bernilai dan membagikannya kepada
individu lain. Menunjukkan kemampuan menangani hal-hal yang sulit, dan dapat bertindak dalam
ketidakpastian. Melakukan pendekatan dengan berbagai macam
cara dan perspektif yang
bermacam-macam pula. Budaya saling membantu dalam hubungan antar individu dalam perusahaan. Memberi kebebasan pada setiap individu untuk berkreasi dalam mengembangkan
pengetahuan dengan berkonsultasi pada pihak lain Salah satu cara untuk menjaga knowledge adalah dengan tetap berbagi knowledge agar tidak pudar dan hilang begitu saja. Sekalipun proses untuk mendapatkannya sulit dan proses memberikannya mudah, tetapi kegiatan sharing knowledge akan menjaga stock knowledge individu agar tetap terpelihara. Implementasi Budaya Sharing Knowledge
39
Jurnal EKSEKUTIF Volume 10
No. 1 Juni 2013
Setelah dilakukan analisa terhadap proses kegiatan Commnunity of Practices yang ada di perusahaan X, maka diketahui bahwa komunitas tersebut belum berjalan dengan baik karena masih kurangnya kesadaran dari individu yang ada di perusahaan tersebut. Sehingga masih banyak memerlukan motivasi dari perusahaan untuk setiap individu agar menyadari pentingnya manfaat komunitas tersebut dalam membantu mereka melaksanakan pekerjaan sehari-hari. Dalam Community of Practices yang ada di perusahaan X diharapkan agar seluruh karyawan yang ada dapat berbagi pengetahuan yang mereka miliki secara sukarela dan dilakukan secara bergiliran serta hasil dari sharing knowledge tersebut akan dibuatkan suatu rangkuman yang akan dibagikan kepada seluruh karyawan di perusahaan itu. Namun dalam pelaksanaannya masih banyak karyawan yang takut untuk membagi pengetahuan yang mereka miliki. Oleh karena itu perusahaan berupaya untuk meningkatkan motivasi mereka agar dapat berbagi pengetahuan yang mereka miliki. Dengan diberikannya pengertian tentang kegunaan dan manfaat dari kegiatan dalam komunitas sharing knowledge diharapkan dapat membantu karyawan untuk menyadari sharing knowledge adalah penting bagi dirinya dan organisasi. Untuk mencapai terciptanya budaya sharing knowledge ini diperlukan dukungan infrastruktur baik dari karyawan, manajemen perusahaan maupun dari teknologi dan proses. Dari kombinasi tersebut akan diperoleh peningkatan kemampuan perusahaan untuk mengubah proses pembelajaran yang ada. Pengetahuan yang telah dimiliki oleh perusahaan harus dapat diimplementasikan dengan dukungan penggunaan teknologi informasi yang ada, karena teknologi informasi mempunyai peranan dalam pendistribusian informasi. Melalui penggunaan teknologi informasi, maka perusahaan dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan yang ada sehingga dapat memberikan nilai tambah dan pengetahuan yang baru bagi para karyawannya. Jika orang-orang di perusahaan merasa dirinya sukses, perusahaan pun akan suskes. Komunitas tersebut akan berjalan dengan suskes apabila proses pembentukannya benar, memiliki strategi dan program, mendapatkan dukungan dari manajemen senior dan ada penghargaan yang tepat bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya. Knowledge sharing akan dianggap sebagai komunitas yang paling bagus apabila komunitas memiliki 40
Jurnal EKSEKUTIF Volume 10
No. 1 Juni 2013
partisipasi dari anggotanya. Menciptakan dan melestarikan knowledge sharing bisa dilakukan ketika motivasi yang kuat muncul akan pentingnya manfaat berbagi pengetahuan sebagai sebuah kekuatan dalam perusahaan. Budaya knowledge sharing juga perlu didukung oleh beberapa segi, diantaranya sumber daya manusia, fasilitas, teknologi dan keuangan. Sumber daya manusia mempengaruhi citra diri, kepercayaan dan kemampuan untuk belajar dan berubah. Di dalam proses pembelajaran tersebut setiap individu di perusahaan mengalami perubahan dalam persepsi pengetahuan mereka dalam peran meningkatkan kinerja perusahaan. Dalam hal ini setiap karyawan menjadi lebih diarahkan kepada proses belajar dan penerapan pengetahuan dengan cara memberikan fasilitas pembelajaran, kolaborasi dan kesadaran serta menghormati perannya di dalam perusahaan. Pengaruh teknologi informasi bisa secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses pembelajaran. Dengan adanya teknologi informasi, maka penyebaran informasi untuk semua karyawan akan lebih mudah dan cepat. Penyebaran infomasi tersebut dapat dilakukan melalui internet, praktek di dalam pekerjaan dan lain-lain. Melalui peningkatan ketersediaan teknologi informasi dan berbagi informasi ini, diharapkan proses sharing knowledge di perusahaan menjadi lebih tepat, cepat dan lebih fleksibel. Dengan demikian informasi yang diperlukan oleh setiap karyawan dapat diperoleh, sehingga dapat meningkatkan kinerja mereka. Dalam pelaksanaan sharing knowledge di perusahaan X sudah didukung penuh oleh pihak manajemen, dalam penyediaan sarana dan waktu. Perusahaan juga memberikan arahan dan komitmen untuk jangka panjang dengan menyediakan anggaran yang memadai untuk pelaksanaannya. Pihak manajemen memberikan kesempatan bagi setiap individu di perusahaan tersebut agar dapat berperan aktif di dalam komunitas tersebut. Perusahaan juga berharap agar dengan sharing knowledge tersebut akan meningkatkan keinginan belajar dan semangat bekerja sama serta keinginan untuk maju menjadi semakin tinggi. Dan perusahaan juga berharap dengan meningkatnya budaya sharing knowledge ini akan mempercepat terciptanya karyawan-karyawan yang berwawasan luas dan mempunyai pengetahuan yang optimal mengenai pekerjaan mereka.
41
Jurnal EKSEKUTIF Volume 10
No. 1 Juni 2013
Respon positif dari karyawan juga sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan. Bagi karyawan, hal ini dijadikan kesempatan memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan secara terus-menerus, sekaligus sebuah tantangan menarik. Dalam pencapaiannya, semangat perubahan harus bersifat kolaboratif dibandingkan berkompetisi di kalangan internal. Sharing knowledge hanya terjadi jika para individu punya pola pikir terbuka dan lebih mengedepankan kerja tim. Semangat berbagi pengetahuan dan pengalaman harus dilandaskan pada rasa senang melihat rekan kerja bisa maju dan berkembang, bukan untuk saling menjatuhkan. Dengan adanya community of practices ini dapat mempercepat proses belajar dan menunjukkan sebuah kelompok yang mempunyai fokus kerja yang sama serta memiliki hubungan yang dibangun atas kepercayaan dari setiap anggotanya. Kesimpulan Untuk mengenalkan dan mengimplementasikan budaya sharing knowledge di perusahaan X diperlukan beberapa hal, yaitu : 1. Peran aktif dari manajemen perusahaan dalam mendukung dan memfasilitasi sarana
serta menciptakan lingkungan kerja yang baik untuk melakukan sharing knowledge. 2. Kesadaran dan motivasi dari setiap individu yang ada untuk turut berperan aktif dalam
pelakanaan community of practices. Saran Agar terciptanya budaya sharing knowledge di perusahaan X, maka perlu dilakukan pemahaman tentang pengertian mengenai sharing knowledge yang lebih baik, sehingga menumbuhkan kepercayaan bagi setiap karyawan tentang manfaat yang akan diperoleh dari proses sharing knowledge tersebut. Daftar Pustaka Charles Leadbeater & Paul Miller. 2004. How enthusiasts are changing our society and economy. London : Demos
42
Jurnal EKSEKUTIF Volume 10
No. 1 Juni 2013
Nonaka, I. & Takeuchi, H. 1995. The knowledge-creating company: how Japanese companies create the dynamics of innovation. Oxford: Oxford University Press. Peter F. Drucker. 1959. Landmarks of Tomorrow. New York : Harper. Purnadi, Pungky. 2012. Modul Knowledge Management. Professional, Universitas Atma Jaya Jakarta.
43
Certified Human Resource