An-Nuur www.masjidannuur.com
Ayo Makmurkan Masjid
Buletin
Masjid An-Nuur Perumahan Permata Timur Kalimalang Jakarta Timur
Majalah Masjid
Qur’an & Hadits
qurban Al-Qur’an “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah sebagaimana di sebut di Kitabullah ada 12 bulan sejak Allah menciptakan langit dan bumi, dan terdapat 4 bulan di dalamnya merupakan bulan yang diharamkan”. (QS. At-Taubah [9]: 36)
Cinta Abadi
Nabi Ibrahim
M
atahari kian meninggi di ufuk timur, semburat sinar matahari mulai menghiasai langitlangit di bagian timur. Pagi itu, tepat pada Selasa 10 Dzul Hijjah 1434 atau 15 Oktober 2013 seluruh umat Islam merayakan Hari Idul Adha atau Idul Qurban.
Sambung hlm 3
Dewan Penasehat: H Muhammad Bhakty Kasry | Pemimpin Redaksi: Emil Azman Sulthani | Redaktur: Fathurroji NK | Tim Redaksi: Syaiful Atmar, Dedeng Syahbudin | Photografer: Fathur | Desain & Layout: Langit Putera Cahya | Ditribusi : Tim DKM | Alamat Redaksi: Masjid An-Nuur Perum. Permata Timur Curug Kalimalang Pondok Kelapa Jakarta Timur 13450 | Telp. 021-86900849 | Faks. 021-86900877 | Email:
[email protected] | Website: www.masjidannuur.com
Hadits Bahwa Nabi shalallahu’alaihi wa sallam ketika tiba di Madinah, Beliau mendapat Yahudi berpuasa pada hari ‘Asyura. Maka beliau bertanya (kepada mereka) : “Hari apakah ini yang kalian bershaum padanya?” Maka mereka menjawab: “Ini merupakan hari yang agung, yaitu pada hari tersebut Allah menyelamatkan Musa beserta kaumnya dan menenggelamkan Fir’aun bersama kaumnya. Maka Musa bershaum pada hari tersebut dalam rangka bersyukur (kepada Allah). Maka kami pun bershaum pada hari tersebut” Maka Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian.” Maka Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bershaum pada hari tersebut dan memerintahkan (para shahabat) untuk bershaum pada hari tersebut. [HR. Al-Bukhari 2004, 3397, 3943, 4680, 4737. Muslim 1130]
- Info Kegiatan - 2 - Pengajian - 3 - Nurani | Suara Jamaah - 6 - Jejak Rasul | Sahabat - 7 - Galeri- 8
1 | Buletin An-Nuur | Vol.44 /Tahun 05/ Muharam 1435 - November 2013
Kisah
Info Kegiatan
Kegiatan Setahun 2013
2 | Buletin An-Nuur | Vol.44 /Tahun 05/ Muharam 1435 - November 2013
1. Sholat Qiyamullail seminggu dua kali setiap Jumat dan Ahad dini hari. Imamnya; ustadz. H Hasanudin Sinaga SQ. ( imam tetap Masjid Istiqlal), Ustadz H. Nur Syarifudin Zaky SQ ( Al Hafiz, Qori Nasional), Ustadz H. Ali Imron, Ustadz Biron, dan Ustadz Tafsirudin. 2. Pengajian Dhuha setiap sebulan sekali. 3. Pengajian Tematik setiap malam Senin setelah Maghrib. 4. Dzikir dg ustadz HM Arifin Ilham setiap Sabtu awal bulan. 5. Pengajian al-Qur’an setiap hari Kamis setelah Isya’ (Pengajar Ustadz H. Nur Syarifudin Zaky) 6. Pengajian ibu-ibu Khoirunnisa setiap Jumat sore, Jumat pertama dan ketiga (Pengajar Ustadz H Ali Imron) 7. Santunan sembako setiap sebulan sekali. 8. Program santunan anak yatim. 9. Sunatan masal setahun sekali pada bulan Muharam. 10. Klinik sehat An-Nuur di buka setiap; Senin, Rabu dan Jumat pukul 16.30-20.00 wib 11. Yayasan Roudlatul Jannah (pelayanan kematian) 12. Setiap Ramadhan mengadakan buka bersama bersama kaum dhuafa & anak yatim sebulan penuh. 13. Setiap Ramadhan di hari ke 21 mengadakan sahur bersama (700-1000 nasi kotak) di sediakan oleh PT. Pandu Siwi Sentosa/donatur tetap ) 14. Setiap Ramadhan di 10 hari terakhir mengadakan shalat Qiyamullail plus sahur bersama. 15. Pengurus DKM An-Nuur (Sie peribadatan) menerima pengislaman para mualaf yang akan masuk Islam.
Laporan Keuangan SEPTEMBER 2013 : Saldo awal Rp 113.797.591 Penerimaan Rp 21.955.377 Pengeluaran Rp 42.508.075 Saldo Akhir Rp 93.244.893
Peristiwa
Bulan Muharam Banyak peristiwa bersejarah yang terjadi pada bulan Muharam ini (khususnya pada tanggal 10 Muharam), di mana pada hari inilah, Allah telah memuliakan Nabi-Nabi dengan sepuluh kehormatan. Setelah beratus-ratus tahun meminta ampun dan taubat pada Allah, Allah menerima taubat Nabi Adam AS. Nabi Idris telah di bawa ke langit, sebagai tanda Allah menaikkan derajat baginda. Berlabuhnya perahu Nabi Nuh AS kerana banjir yang melanda seluruh alam di mana hanya ada 40 keluarga termasuk manusia binatang saja yang terselamat dari banjir tersebut. Nabi Ibrahim AS dilahirkan dan diangkat sebagai Khalilullah (kekasih Allah) dan juga hari di mana nabi diselamatkan dari api yang dinyalakan oleh Namrud. Allah mengangkat Nabi Isa AS ke langit, di mana Allah telah menukarkan Nabi Isa dengan Yahuza. Allah juga telah menyelamatkan Nabi Musa AS dari kekejaman Firaun dengan mengurniakan mukjizat tongkat yang dapat menjadi ular besar. Allah juga telah menenggelamkan Firaun, Haman dan Qarun serta kesemua harta-hartanya dalam bumi kerana kezaliman mereka. Allah mengeluarkan Nabi Yunus AS dari perut ikan setelah berada selama 40 hari di dalamnya. Allah mengembalikan kerajaan Nabi Sulaiman AS.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Struktur Organisasi Masjid An-Nuur Dewan Pembina dan Penasehat
AGENDA NOVEMBER 2013 Khotib Jumat Tanggal
Nama Khotib
01
-
08
H. M. Nurman
15 22 29
H. Abdulah Hafidzi H. Ishak Iskandar H. Asril Azis
Penceramah Pengajian Ahad Shubuh Tanggal
Nama Penceramah
03 10 17
H. KEMAL SYAH H. Ibnurahman Al Bukhuri H. SUGIARTO
24
H. Mas Adi Shulthani
Pengajian Tematik Ahad Malam AHAD
Nama Penceramah
01 (AKHLAK)
H. JUMHARUDIN
02 (SHIRAH)
H. AHMAD HATTA
03 (TAUHID)
H. KHUSNUL HAKIM
04 (FIKIH)
H. JAELANI
Ketua : H Muhammad Bhakty Kasry Anggota : M Ichtiadi, Nuratim, Maryono Saliyam, Soewarno, Agus Herman Dewan Kemakmuran Masjid Ketua : Dedeng Syahbudin Wakil : Dadang S Munir Majelis Syariah: Sjaiful Atmar, Yan Kuryana, Emil Azman Sulthani Sekretariat/ Humas: Ketua : Ihsanurijal Anggota : Adi Sasuci Sabarman, Nur Syamsi KEUANGAN: Ajie Kusumantoro, Ning Kuryana, Yanti Bambang PERIBADATAN: Ketua : Emil Azman Sulthani Anggota : Nugroho, Nur Syarifudin Zaky, M. Nurman, Syahrul Romdhon, Ahmad Ali Syuhada PEMBINAAN SOSIAL: Ketua : Alex BA Muharam Anggota : Liliek Ichtiadi, Satria, Solikhan, Dhani. SARANA PRASARANA: Bambang Widjanarko, Harry Utomo, Rojak, Joko Santoso, Dian Santosa, Adi Setiawan
diabadikan dalam bentuk ritual haji. Bermula ketika Allah memerintahkan Ibrahim untuk mengungsikan istrinya, Siti Hajar bersama sang anak, Nabi Ismail yang masih kecil di tengah padang tandus. Nabi Ibrahim berat melakukannya namun karena ini perintah dari Allah maka ia tinggalkan keluarganya, lalu ia pergi ke Kan’an. Di padang tandus, Siti Hajar berupaya keras untuk bisa memberi makan dan minuman anaknya. Ia pun mencarikan air ke bukit Sofa dan Marwa, namun tak kunjung menemukan air untuk buah hatinya. Akhirnya dengan kaki Ismail, air zam zam keluar dari tanah dekat kaki Ismail. Air inilah yang kemudian mengundang banyak orang untuk bermukim atau tinggal di sekitarnya. Menurut Ustadz Jumharudin, Nabi Ibrahim saat mendapatkan perintah dari Allah tidak dijelaskan tujuannya, hal ini untuk menguji kesabaran Nabi Ibrahim. Ternyata di padang tandus itulah nantinya lahir seorang nabi
3 | Buletin An-Nuur | Vol.44 /Tahun 05/ Muharam 1435 - November 2013
Pagi, di Masjid An-Nuur Permata Timur diselenggarakan sholat Idul Adha dan penyembelihan hewan qurban. Adapun perolehan hewan qurban tahun 2013 ini mencapai 10 ekor sapi dan 18 ekor kambing. Daging hasil sembelihan ini didistribusikan kepada mustahik sebanyak 1530 orang. Adapun hadir sebagai imam sholat Idul Adha adalah Ustadz Al-Hafidz Rofiudin yang juga salah satu imam Masjid Istiqlal. Sedangkan khotibnya adalah Ustadz H Jumharudin. Sedangkan tema yang dibahas adalah seputar Kisah Cinta Abadi Ibrahim AS. Dalam khutbahnya, Ustadz Juhmarudin menjelaskan bahwa kisah cinta Nabi Ibrahim kepada Allah telah mengajarkan kepada umat Islam tentang tujuan hidup di dunia ini. 5000 tahun yang lalu, Nabi Ibrahim telah mengajarkan cinta kepada Allah. Cintanya kepada Allah mendapatkan berbagai ujian berat, namun dengan keikhlasannya, Nabi Ibrahim berhasil melalui ujian-ujian tersebut, bahkan rangkaian persitiwa ujian itu
akhir zaman, Muhammad SAW. Setelah 10 tahun ditinggalkan suami, akhirnya Nabi Ibrahim datang menemui istri dan anaknya yang sudah mulai remaja. Ujian Allah tak hanya berhenti di sini, Allah menguji Nabi Ibrahim lewat mimpinya dan memerintahkan untuk menyembelih anaknya, Nabi Ismail. (QS. As Shafat 102) Setelah Allah mengganti tubuh Ismail dengan hewan domba besar, maka Nabi Ibrahim telah lulus dari ujian berat dari Allah. Akhirnya ritual penyembelihan qurban ini terus diabadikan oleh umat Islam sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah. Ustadz Jumharudin menjelaskan, sejatinya penyembelihan itu tidak dilihat hewannya, melainkan bagaimana umat Islam bisa menyembelih hawa nafsu yang ada dalam dirinya. Memutus mata rantai kemaksiatan sehingga lebih dekat kepada Allah. Setelah keyakinan dan keikhlasan yang digambarkan oleh Nabi Ibrahim, maka Allah pun menyebut Nabi Ibrahim sebagai Kholilullah dan beliau dijuluki sebagai ‘Bapaknya para Nabi’. Semoga kita bisa belajar dari cinta sejati Nabi Ibrahim kepada Sang Khaliq, Allah SWT. Amin.v
Pengajian
Hakikat Rukun Islam
4 | Buletin An-Nuur | Vol.44 /Tahun 05/ Muharam 1435 - November 2013
P
engajian bulanan Masjid An-Nuur Permata Timur yang disampaikan oleh Ustadz H Muhammad Arifin Ilham cukup berbeda dibanding dengan pengajian-pengajian sebelumnya. Kali ini, metode penyampaian yang diberikan Ustadz Arifin tidak hanya berceramah tapi menggunakan media papan tulis untuk mencatat poin-poin materi kajian. Menurut Ustadz Arifin, metode mencatat ini akan lebih bisa mengena ke hati para jamaah selain juga mendengar apa yang disampaikan oleh Ustadz Arifin. Dengan metode menulis di papan tulis, jamaah bisa langsung melihat catatan dan menyimpannya dalam memori otak. Semoga cara ini bisa lebih mengena di hati para jamaah. Dalam lebaran Idul Adha semua bertakbir, memuji kebesaran Allah. Kemenangan, pengorbanan, merasa dekat dengan Allah dan tunduk dalam irodah dan qudroh-Nya. Tidak ada yang sia-sia Allah menciptakan makhluknya di muka bumi ini, semua dalam irodah dan qudroh-Nya. Pada kesempata tersebut, Ustadz
Arifin menyampaikan Hakekat Rukun Islam. Islam, jelas Ustadz Arifin, ada syariat dan hakekat. Dari syariat yang dijalankan umat Islam akan melahirkan hakekat. Syahadat adalah syariat, sedangkan hakekatnya adalah jihad. Itu juga yang menyebabkan Abu Jahal tidak berani mengucapkan kalimat syahadat, sebab dalam syahadat ada konsekuensi yang harus dilakukan ketika seseorang bersyahadat. Yakni menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Shalat adalah syariat, sedangkan hakekatnya adalah dzikir, karena dalam shalat kita selalu mengingat Allah. Shalat adalah dzikir yang sempurna. Allah akan memperhatikan orang-orang yang menjalankan shalat, seluruh gerak yang dilakukan akan Allah llihat. Hasil dari kesempurnaan shalat ini adalah akhlak yang terpuji. Zakat adalah syariat, sedangkan hakekatnya adalah suci, alat untuk menyucikan diri dari kotoran harta sehingga terselamatkan dari dunia dan akhirat. Seseorang yang berzakat akan bisa menikmati nikmat Allah karena bisa saling berbagi. Orientasi hidup hanya untuk Allah, karena dunia hanya sesaat. Puasa adalah syariat, sedangkan hakekatnya adalah keikhlasan. Tidak mudah selama 30 hari kita berpuasa, semua itu karena ingin ridlo Allah. Saat puasa, jasad menderita menahan segala bentuk nafsu. Tetapi ruhani bahagia karena dekat dengan Allah dan akan bergembira di akhirat. Haji adalah syariat, sedangkan hakekatnya cinta, cinta ini diterjemahkan oleh Nabi Ibrahim ketika mendapatkan wahyu untuk menyembelih putra satu-satunya,
Ismail. Ibrahim rela mengorbankan Ismail karena cintanya kepada Allah, begitu juga Nabi Ismail dengan ikhlas menyerahkan sepenuhnya kepada sang ayah karena perintah Allah. Bulan haji, jutaan umat Islam melakukan ritual ibadah haji di Makkah. Mereka rela mati, meninggalkan keluarga dan harta dan hanya berpakaian ihram. Sedangkan yang tidak berhaji mereka membuktikan kecintaannya kepada Allah dengan berkurban. Hewan kurban akan menjadi saksi di akhirat kelak. Pengorbanan Ibrahim telah diabadikan dalam shalawat yang selalu dibaca ketika kita melakukan shalat, diabadikan dalam surat al-Qur’an, dan Ibrahim dijuluki sebagai bapak tauhid dan bapak para nabi. Karena saking cintanya kepada Allah, maka seseorang akan senang berjihad, senang berzikir mengingat Allah, senang mensucikan diri, dan ikhlas dalam melakukan apapun, karena semata-mata karena Allah. “Saking cintanya, kita berhaji meninggalkan keluarga, harta, tanah kelahiran, semoga haji para jamaah menjadi haji mabrur, amin,” tuturnya.v
Perintah
P
engajian pekanan yang diselenggarakan pada hari Ahad 1 Dz Hijjah 1434 atau 06 Oktober 2013 disampaikan oleh Ustadz H Ali Ahmadi, Lc. Dalam ceramhanya, Ustadz Ahmadi menerangkan seputar peristiwa sejarah Idul Adha atau Idul Qurban, dari kisah Nabi Ibrahim AS. Idul Qurban yang ditandai dengan hewan qurban berupa kambing atau sapi mengisahkan perjalanan Nabi Ibrahim ketika mendapatkan ujian untuk menyembelih anak satu-satunya yang bertahun-tahun ia nantikan kehadirannya di dunia. Ketika sang putra, Nabi Ismail AS beranjak remaja, Nabi Ibrahim mendapatkan ujian yang cukup berat. Pasalnya, anak satu-satunya harus rela disembelih sebagai perintah dari Allah SWT. Namun ketika pisau akan
menghunus leher sang anak, datang malaikat menggantikannya dengan domba. Saat itulah, nabi bertakbir gembira atas peristiwa tersebut. Ustadz Ahmadi mengatakan, Nabi Ibrahim telah membuktikan cintanya kepada Allah, ia rela mengorbankan anaknya untuk Allah. Karena itulah, Nabi Ibrahim mendapatkan julukan Kholilullah. Artinya kekasih Allah. Bahkan beliau juga mendapatkan gelar abu alanbiya, bapaknya para nabi. Dari beberapa peristiwa yang terjadi pada keluarga Nabi Ibrahim inilah, rangkaian ibadah haji seperti melontar jumrah sebagai simbol melempar setan yang menggoda proses penyembelihan. Sejatinya, ibadah qurban itu adalah perintah Al-
lah SWT. Peristiwa pengorbanan itu menjadi intisari ibadah haji. Ibadah qurban dengan ibadah haji tidak terpisah. Kisah ini juga merupakan satu iktibar, bahawa perintah berkorban itu sebagai satu ujian, agar dicontohi umat dengan sabar dan yakin.v
Peran Ayah
Mendidik Anak
P
eristiwa dialog antara Nabi Ibrahim dengan Nabi Ismail ketika akan disembelih menjadi dialog yang berharga, begitu juga dialog nabi-nabi lain kepada anaknya. Dialog tersebut mengisyaratkan peran sang ayah dalam keluarga untuk mendidik anaknya. Dalam Al-Qur’an terdapat dialog kepada anaknya, dialog Nabi Nuh dengan anaknya yang durhaka, Lukmanul Hakim dengan anaknya, Nai Ya’kub dan lain sebagainya. Dalam pengajian pekanan pada Ahad 15 Dzul Hijjah 1434 atau 20 Oktober 2013 disampaiakn oleh Ustadz
H Subhan dengan mengambil tema ‘Mendidik Anak’. Menurut Ustadz Subhan, dari dialog-dialog yang disajikan dalam Al-Qur’an ini menunjukkan peran besar seorang ayah dalam mendidik anak-anaknya. Meskipun peran ibu sudah pasti sangat besar karena ibu yang menyusui, merawat dari bayi hingga dewasa. Dalam Islam, ada empat kedudukan anak dalam Al-Qur’an; Pertama, anak sebagai fitnah. Fitnah di sini adalah ujian, jika lulus dalam ujian ini maka akan semakin mendekatkan diri kepada Allah, namun jika gagal dalam ujian ini, keduanya akan semakin jauh dari Allah.
Ada lima hal penting agar lebih dekat kepada Allah melalui anak, yaitu dengan memberikan nama yang baik, mengenalkan dan menngerti tentang Allah, mengenal dan mengerti hukum syariat, kenalkan terhadap adab Islami, dan doakan anak-anak kita. Sedangkan kedua, anak sebagai musuh bebuyutan. Sebagaimana ayat Al-Qur’an “Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu .......” (QS. At Taghaabun [64]: 14) Ketiga, anak sebagai amal dan rezeki. Di mana kehadiran sang anak memberikan peluang rezeki berlimpah. Keempat adalah anak sebagai qurrotul a’yun, enak dipandang dan bila dilihat menyenangkan. v
5 | Buletin An-Nuur | Vol.44 /Tahun 05/ Muharam 1435 - November 2013
Berqurban
Pengajian
Mendekati Allah
dengan Qurban
L
6 | Buletin An-Nuur | Vol.44 /Tahun 05/ Muharam 1435 - November 2013
antunan takbir membahana di seluruh penjuru dunia. Hari Raya Idul Adha atau yang biasa disebut juga hari raya qurban menggerakkan sebagian umat Islam menuju aitullah di Mekah. Mereka rela berkorban untuk memenuhi panggilan Allah, meski harus meninggalkan keluarga dan harta di tanah kelahiran. Pengajian pekanan Masjid AnNuur pada Ahad 08 Dzul Hijah 1434 atau 13 Oktober 2013 disampaikan oleh Ustadz H Tengku Zulkarnain dengan mengambil tema seputar
H
Qurban. Menurut Ustadz Tengku Adha berarti apa-apa yang disembelih dari hewan ternak berkaki empat untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ustadz Tengku menjelaskan, ritual qurban ini sejatinya untuk syiar Islam. Di mana pembagiannya kepada masyarakat tidak bisa dengan hewan yang masih hidup, melainkan sudah disembelih sesuai syariat Islam. Adapun hewan yang tidak boleh diqurbaknkan adalah bila hewan ternak tersebut memiliki penyakit katarak pada matanya atau buta, kondisi kaki pincang juga tidak diperbolehkan
untuk disembelih, dalam kondisi sakit dan hewan keadaannya kurus kering. Sedangkan pelaksanaan penyembelihan dan pembagian qurban pada tanggal 10 hingga 14 Dzul Hijjah, jika lebih dari yang ditentukan atau sebelumnya, maka hewan sembelihan yang dibagikan dianggap sebagai sedekah. Adapun sunnah dalam berqurban, sebaiknya dilakukan dengan tangan sendiri, membaca takbir setelah basmalah, meletakkan kaki kanan di bahu hewan yang akan disembelih setelah direbahkan di atas sisi sebelah kirinya, apabila hewan tersebut kambing atau sapi, memakan sebagian dari daging qurban dan bershodaqoh dengannya, menggemukkan hewan qurban, menyembelih di hari idul Adha tanggal 10 Dzulhijjah.v
Kalimat Thayibah
iduplah seperti lebah, karena lebah memiliki banyak manfaat bagi manusia. Apa yang telah digambarkan lebah, bisa menjadi inspirasi bagi manusia untuk berperilaku layaknya lebah. Mulai dari kesederhanaan, konsisten, gotong royong, dan lain sebagainya. Pengajian pekanan pada Ahad 22 Dzul Hijjah atau 27 Oktober 2013 yang diselenggarakan setelah shalat Shubuh berjamaah diisi oleh penceramah Ustadz H Ali Ahmadi SH. Adapun tema yang diangkat dalam tausiyah pagi itu adalah terkait ‘Kalimah Thayibah’. Ustadz Ahmadi menggambarkan seorang mukmin yang baik itu seperti lebah, di mana lebah atau An-Nahl juga telah diabadikan dalam surah AlQur’an. Pada lebah ada kandungan
yang bisa digunakan untuk pengobatan, selain itu lebih memiliki sifat yang sederhana, konsisten, tidak pernah mengganggu lainnya dan hidup dengan
gotong royong. Orang yang beriman itu selalu mengeluarkan perkataan yang baik yaitu kalimat tauhid, segala ucapan
yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah dari kemungkaran serta perbuatan yang baik. Kalimat tauhid seperti laa ilaa ha illallaah. Begitu juga seperti pohon yang baik, akarnya teguh, cabangnya menjulang ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. (QS. Ibrahim [14]: 24-25) v
Nurani
HIJRAH, Orientasi Akhirat
T
ahun baru Hijriyyah 1435 H, telah mengunjungi kita. Seharusnya banyak yang telah kita maknai dan resapi dari tahun Hijriyyah yang lalu. Itulah sebenarnya tanda-tanda orang beriman dan bertaqwa yang cerdas dan matang, di mana hari, bulan dan tahun yang akan datang harus lebih baik dari hari, bulan dan tahun lalu. Persoalan yang lebih penting adalah bagaimana kita harus mengubah pola pikir dan mind set untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan melestarikan secara konsisten ajaran yang telah dibawa oleh Rasulullah SAW sebagai seorang mukmin dan muslim yang sejati. Hal ini akan menjadi modal utama untuk meningkatkan kualitas keIslaman kita. Disinilah sebenarnya pesan-pesan Muharram menjadi lebih kelihatan lagi esensinya dalam mengawali tahun baru Hijriyyah 1435 H ini. Sungguh tepat dan sangat cerdas sekali pemikiran khalifah Umar bin Kahttab RA yang telah menetapkan perhitungan tahun baru Hijriyyah ini dimulai dari Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya berhijrah ke Madinah dari Mekkah. Pada saat ini tentunya pengertian hijrah secara harfiah fisik seperti yang dilakukan oleh Rasulullah dan kaum Muhajirin pada waktu itu sudah tidak ada lagi. Tetapi pengertian hijrah secara maknawiyyah yaitu berpindahnya kita dari hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT ke hal-hal yang disuruhNya masih relevan untuk diterapkan. Allah SWT berfirman dalam Al Quran surat Al Qashash (28) ayat 77, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (keni’matan) duniawi dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. Dari ayat ini dapat disimpulkan bahwa dalam perbuatan hijrah dalam arti perubahan ke arah yang lebih baik ini, peranan hati, motivasi dan orientasi sangat menentukan. Ayat Al-Qur’an tadi terkandung semangat hijrah yang dilakukan Rasulullah. Bagaimana reformasi atau hijrah pemikiran, motivasi dan orientasi seorang mukmin dalam konteks kekiniannya untuk menjadikan hanya Allah SWT saja yang menjadi tujuan. Sekurang-kurangnya ada tiga hal kandungan. Pertama, kita harus menghijrahkan orientasi kita untuk menggapai akhirat yang terbaik sesuai dengan yang dijanjikan Allah. Kita harus yakin bahwa dengan hanya mengedepankan urusan dengan Allah, maka semua urusan akan selesai berkat pertolongan Allah. Kedua, untuk mencapai akhirat yang bahagia harus dilalui dengan dunia yang bahagia pula. Raihlah dunia ini dengan sebanyak-banyaknya yang kita suka, dengan tetap menge-
depankan koridor-koridor yang telah ditetapkan Allah. Hadits Rasulullah, “Dunia adalah tempat bercocok tanam dan akhirat nanti tempat memanennya”. Umat Islam harus menjadi umat yang terhormat, kaya ilmu dan harta untuk mencapai akhirat yang optimal. Ketiga, harus berbagi dan berbuat baik kepada sesama manusia. Principle of giving inilah yang diajarkan oleh Rasulullah sewaktu membentuk masyarakat madani di Madinah dulu, Umat Islam harus menjadi pelopor dalam menegakkan keadilan, persamaan, perdamaian dan kedaulatan di muka bumi ini. Kesalihan sosial inilah yang menjadikan keseimbangan antara dunia dan akhirat ini, sehingga pembalasan dan pertolongan dari Allah akan datang sebagai buahnya. Yaitu hidup dengan berbuat baik di dunia dan bermanfaat untuk sesama. Semoga Allah membukakan hati dan pikiran kita untuk merenungi apa sesungguhnya arti dan esensi hijrah ini dalam rangka meningkatkan ketaqwaan dan keimanan kita kepada Allah SWT, aamiin yaa rabbal ‘aalamiin . Wallaahu a’lam bishshawaab.v
7 | Buletin An-Nuur | Vol.44 /Tahun 05/ Muharam 1435 - November 2013
Diasuh Oleh: H Emil Azman Sulthani (Penanggung Jawab Sie Peribadatan)
Galeri
1
8 | Buletin An-Nuur | Vol.44 /Tahun 05/ Muharam 1435 - November 2013
2
3
4
5
7
6
8
KETERANGAN FOTO: 1) Panitia Qurban Masjid An-Nuur yang diketuai oleh Bapak Harry Utomo 2) Panitia Qurban sedang memotong hewan yang sudah disembelih 3) Panitia Qurban dari ibu-ibu turut meramaikan kepanitiaan ini 4) Sebagian pengurus dan jamaah Masjid An-Nuur usai Sholat Idul Adha 5) Ikrar syahadat oleh mualaf bernama Eko Purwanto di Masjid An-Nuur 6) Ustadz Ali Ahmadi Lc dan Ustadz Ali Ahmadi SH bersama pengurus usai pengajian 7) Dewan Pembina DKM HM Bhakty Kasry, Ust H Jumharudin bersama pengurus 8) dan 9) Suasana jamaah mengikuti rangkaian sholat Idul Adha
9