Ilustrasi Psikologis Mahasiswa …..(Dessetyatun) 372
AKULTURASI PSIKOLOGIS BUDAYA YOGYAKARTA
MAHASISWA
PENDATANG
TERHADAP
PSYCHOLOGICAL ACCULTURATION OF MIGRANT STUDENTS TOWARDS CULTURE OF YOGYAKARTA Oleh : Dessetyatun, Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akulturasi psikologis mahasiswa pendatang jurusan Bimbingan dan Konseling angkatan tahun 2012 terhadap budaya Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Subyek dalam penelitian ini adalah lima orang mahasiswa pendatang yang tinggal di Yogyakarta. Setting penelitian ini berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dan wawancara mendalam. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, triangulasi metode, dan triangulasi data. Teknik analisis data yang digunakan adalah interactive model, yaitu dengan langkah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subyek FH dapat melakukan akulturasi psikologis dengan baik menggunakkan strategi asimilasi, dan subyek IR dapat melakukan akulturasi psikologis dengan baik menggunakkan strategi integrasi, sedangkan subyek RD kurang bisa melakukan akulturasi psikologis dengan baik menggunakan strategi separasi, serta subyek AS kurang bisa melakukan akulturasi psikologis dengan baik menggunakan strategi separasi, sedangkan subyek AN kurang bisa melakukan akulturasi psikologis dengan baik menggunakan strategi marjinalisasi. Kata kunci: akulturasi psikologis, mahasiswa pendatang, budaya Yogyakarta
Abstract This research aims to define psychological acculturation of migrant students in Guidance and Counseling Programs year 2012 towards culture in Yogyakarta. This research uses qualitative approachment with phenomenology method. The subject of this research are 5 outsider students who stay in Yogyakarta. The setting of this research take places in Special Region of Yogyakarta. Technique of data collection were collected by observing and interviewing . The ratified data uses source triangulation, method triangulation, and data triangulation. Technique of data analysis were used interactive model which are data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The result of this research shows that FH can do psychological acculturation well uses assimilated psychological acculturation strategy, IR can do psychological acculturation well uses integrated psychological acculturation strategy, while RD quite well do psychological acculturation uses separated assimilation strategy, then AS quite well do psychological acculturation uses separated assimilation strategy, and AN quite well do psychological acculturation uses marginalisized assimilation strategy. Keywords: pyschological acculturation, migrant students, culture of Yogyakarta
pelajar karena di Yogyakarta terdapat lembaga
PENDAHULUAN Bicara
mengenai
majemuk,
pendidikan yang menarik para pendatang untuk
Yogyakarta merupakan kota yang identik dengan
bertempat tinggal di Yogyakarta. Berdasarkan
kemajemukan masyarakatnya, karena Daerah
data yang diperoleh dari sumber (Kompas, 2013),
Istimewa Yogyakarta mencerminkan miniatur
diketahui tahun 2013 tercatat 310.860 mahasiswa
dari
tersebut
dari 33 provinsi di Indonesia belajar di Indonesia
disebabkan di Yogyakarta terdapat area wisata
belajar di Yogyakarta. Dari jumlah itu, 244.739
yang menarik dan dijuluki Yogyakarta sebagai
orang atau 78,7 persen adalah mahasiswa
kota pelajar. Yogyakarta dijuluki sebagai kota
perantau dari luar daerah, diperkirakan data
masyarakat
masyarakat
Indonesia.
Hal
373 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 10 Tahun Ke-5 2016
tersebut dapat terus meningkat dari tahun ke
dari daerah lainnya. Sedangkan
26,4% dari
tahun.
keseluruhan jumlah mahasiswa yang diterima Berdasarkan data jumlah mahasiswa
merupakan mahasiswa pendatang atau mahasiswa
Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri
yang bukan berasal dari jawa tengah dan DIY,
Yogyakarta pada tahun 2012 yang diperoleh dari
terdiri dari 37 mahasiswa. Jumlah tersebut
subag
merupakan bagian kecil dari keseluruhan jumlah
informasi
akademik,
tercatat
jumlah
pendaftar sebanyak 2447 orang, sedangkan mahasiswa
yang
mahasiswa.
diterima
Diketahui
berjumlah
mahasiswa Bimbingan dan Konseling.
140
73.6 persen dari
Data diatas menunjukan mahasiswa Bimbingan
dan
Konseling
bersifat
plural,
keseluruhan jumlah mahasiswa yang diterima
Menurut Furnivall, (dalam Choirul Mahfud,
merupakan mahasiswa yang berasal dari jawa
2013:84) masyarakat plural adalah masyarakat
tengah dan DIY, yang terdiri dari 3 orang berasal
yang terdiri dari dua atau lebih unsur-unsur atau
dari kabupaten Banjarnegara, 8 orang berasal dari
tatanan-tatanan sosial yang hidup berdampingan.
kabupaten banyumas, 1 orang berasal dari
Seperti
kabupaten
Boyolali,
kabupaten kabupaten
halnya
mahasiswa
Bimbingan
dan
1
orang
berasal
dari
Konseling merupakan masyarakat plural yang
Brebes,
11
orang
berasal
dari
memiliki unsur-unsur tatanan sosial budaya yang
Cilacap,
1
orang
berasal
dari
berbeda, berasal dari berbagai daerah yang
kabupaten Karanganyar, 7 orang dari kabupaten
masing-masing membawa karakteristik yang khas
Kebumen, 8 orang berasal dari kabupaten Klaten,
dan latarbelakang budaya yang berbeda dari
6 orang berasal dari kabupaten Magelang, 1 orang
setiap individunya.
berasal dari kabupaten Pati, 2 orang berasal dari
Pada saat mahasiswa dihadapkan dengan
kabupaten Pemalang, 4 orang berasal dari
mahasiwa lain yang membawa latarbelakang
kabupaten Purbalingga, 1 orang berasal dari
kebudayaan yang berbeda, maka mahasiswa
kabupaten Purworejo, 2 orang berasal dari
tersebut
kabupaten Sukoharjo, 1 orang berasal dari
Acculturation. Psychology Acculturation atau
kabupaten Tegal, 2 orang berasal dari kabupaten
yang dalam bahasa Indonesia disebut sebagai
Temanggung, 7 orang berasal dari kabupaten
Akulturasi Psikologis, istilah tersebut pertama
Wonogiri, 3 orang berasal dari kabupaten
kali dikemukakan oleh Graves. Beliau yang
Wonosobo, 1 orang berasal dari kabupaten
pertamakali
Magelang, 1 orang berasal dari kabupaten
banyak
Pekalongan, dan 32 orang berasal dari Daerah
acculturation. Menurut Graves (dalam Flannery,
Istimewa Yogyakarta.
2001) Akulturasi psikologis didefinisikan sebagai
Data
tersebut
menunjukan
jumlah
telah
mengalami
mendefinisikan penelitian
dan
tentang
Psychology
melakukan psychology
proses adaptasi individu terhadap budaya baru.
mahasiswa yang berasal dari Yogyakarta lebih
Lebih lanjut Graves (dalam Berry dan
banyak daripada jumlah mahasiswa yang berasal
Safdar, 2007) mengatakan bahwa akulturasi
Ilustrasi Psikologis Mahasiswa …..(Dessetyatun) 374
psikologis merupakan perubahan pada individu
mahasiswa tersebut akan mengalami kesulitan
yang berpartisipasi dalam situasi kontak budaya
dalam
non-dominan
dimana
Yogyakarta.
anggotanya.
Sedangkan
individu
menjadi
menurut
(Berry,
menyesuaikan
Budaya
diri
dengan
Yogyakarta
yang
budaya
esensialis
2005:697) mengartikannya sebagai proses dimana
merupakan budaya Yogyakarta yang bersifat
individu mengalami perubahan, baik karena
tetap dari zaman dahulu, dan tidak dapat berubah.
dipengaruhi oleh adanya kontak dengan budaya
Budaya Yogyakarta yang esensialis meliputi adat
lain, serta karena berpartisipasi dalam perubahan
sopan santun di Yogyakarta seperti cara berjalan
akulturatif
anak muda yang melewati orang tua yang sedang
umum
yang
berlangsung
dalam
budaya mereka sendiri. Ia juga mengatakan
duduk
bahwa untuk menyadari akulturasi psikologis
mengucapkan punten, nuwun sewu.
pada individu, kita perlu mempertimbangkan
dengan
membungkukan
Menurut
badan
(Yeshalazzu:
dan
2011)
perubahan psikologis yang dilalui oleh individu
menyebutkan bahwa berdasarkan UUD 1945
dan peristiwa-peristiwa adaptasi mereka pada
pasal 32 (amandemen ke empat Tahun 2002) ,
situasi baru.
menyebutkan
Dari berbagai pendapat tokoh diatas
kebudayaan
bahwa nasional
“negara Indonesia
memajukan di
tengah
dapat disimpulkan bahwa Akulturasi psikologi
peradaban dunia dengan menjamin kebebasan
(Psychology
masyarakat
Acculturation)
adalah
proses
dalam
memelihara
dan
adaptasi individu terhadap budaya baru yang
mengembangkan nilai-nilai budayanya.” Undang
menimbulkan perubahan secara psikologis dan
undang tersebut menunjukan bahwa pemerintah
berdampak pada perilaku individu dalam upaya
Indonesia mengakui dan mendukung adanya
berpartisipasi sebagai hubungan (kontak) antar
keanekaragaman
budaya. Kesimpulan ini menyebutkan terjadinya
Indonesia. Peraturan diatas juga menegaskan
akulturasi psikologis merupakan proses adaptasi
setiap masyarakat memiliki hak yang sama dalam
yang dapat diartikan bahwa dalam akulturasi
hal
psikologis
masyarakat
individu
mengalami
adjustment
(penyesuaian diri) dengan lingkungan sekitar. Idealnya mahasiswa pendatang dalam melakukan akulturasi psikologis telah memahami
kebudayaan
kebudayaan, harus
sehingga saling
yang
ada
di
masing-masing
menghormati
dan
menghargai budaya masyarakat lain, meskipun terjadi banyak perbedaan dari kebudayaan yang dimiliki masing-masing masyarakat Indonesia.
karakteristik budaya Yogyakarta yang esensialis, pemahaman mahasiswa mengenai budayanya dan
METODE PENELITIAN
budaya orang lain maka akan mempermudah
Jenis Penelitian
mahasiswa dalam beralkulturasi secara psikologis
Jenis
penelitian
ini
menggunakan
dengan lingkungan sekitarnya. Ketika mahasiswa
pendekatan kualitatif secara khusus menggunakan
pendatang gagal dalam memahami karakteristik
metode fenomenologi.
budaya
Waktu dan Tempat Penelitian
Yogyakarta
yang
esensialis,
maka
375 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 10 Tahun Ke-5 2016
Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi
pengambilan keputusan pemilihan agama pada
Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan April
masa dewasa dini yang memiliki orang tua
2016.
berbeda
agama
dan
faktor
yang
mempengaruhinya. Menurut Burhan H.M Bungin (2007: 115)
Subjek Penelitian Subyek penelitian ialah FH, RD, IR, AS,
observasi adalah kemampuan seseorang untuk
dan AN yang merupakan mahasiswa jurusan
menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja
Bimbingan dan Konseling angkatan tahun 2012
pancaindra mata serta dibantu dengan panca indra
dan berasal dari luar Yogyakarta, sertamemiliki
lainnya.
latar belakang yang berbeda dengan budaya
observasi non partisipan dimana peneliti tidak
Yogyakarta.
melakukan
ikut serta terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang
lingkungan
kebudayaan
subyek lakukan, tetapi observasi dilakukan pada
mengalami
akulturasi
saat wawancara. Pengamatan yang dilakukan
interaksi
Mahasiswa
sosial
Yogyakarta,
di
dan
tersebut
psikologis.
Penelitian
menggunakan
ini
menggunakan
pengamatan
berstruktur
jenis
yaitu
dengan melakukan pengamatan menggunakan Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan
pedoman
Data
dilakukan. Pengamatan ini dilakukan saat subjek Pada penelitian ini data yang diambil
adalah mengenai akulturasi psikologis mahasiswa pendatang
terhadap
budaya
observasi
pada
saat
pengamatan
dan peneliti makan bersama dan pada saat jalannya wawancara.
Yogyakarta,
Instrumen yang digunakan dalam penelitian
Teknik Analisa Data
adalah peneliti itu sendiri sebagai instrumen
Analisis data menurut Patton (Moleong,
pokok dan metode wawancara serta observasi
2000: 103) merupakan proses mengatur urutan
sebagai instrument penunjang.
data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola,
Teknik pengumpulan data yang dilakukan
kategorisasi, dan satuan uraian dasar. Menurut
dalam penelitian ini adalah menggunakan metode
Bogdan dan Biklen (Moleong, 2007: 248) analisis
wawancara mendalam dan observasi. Wawancara
data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
adalah percakapan dengan maksud tertentu.
bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
pewawancara (interviewer) yang mengajukan
dikelola,
pertanyaan dan pewawancara (interviewee) yang
menemukan pola, menemukan apa yang penting
memberikan
dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa
jawaban
atas
pertanyaan
itu
mensintesiskannya,
mencari
dan
(Moloeng, 2007: 186). Pertanyaan-pertanyaan
yang dapat diceriterakan pada orang lain.
pada wawancara sesuai dengan pertanyaan
Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian
penelitian ini adalah mengacu pada konsep Milles
yang
bertujuan
menggali
proses
Ilustrasi Psikologis Mahasiswa …..(Dessetyatun) 376
& Huberman (1992: 20) yaitu interactive model
penelitian ini adalah triangulasi dengan sumber,
yang mengklarifikasikan analisis data dalam tiga
triangulasi
langkah, yaitu:
Triangulasi sumber, data yang diperoleh oleh
1.
Reduksi data (Data Reduction)
peneliti dicek kembali dengan sumber lain
Reduksi data yaitu suatu proses pemilahan,
dengan cara peneliti membandingkan data subyek
pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
yang diperoleh dalam penelitian dengan pendapat
pengabstrakan dan transformasi data kasar
sumber lain untuk mendapat validitas data dalam
yang muncul dari catatan-catatan tertulis di
penelitian.
lapangan.
membandingkan temuan data yang diperoleh
Penyajian data (Display Data)
dengan menggunakan suatu metode tertentu
Data ini tersusun sedemikian rupa sehingga
seperti catatan yang dibuat saat melakukan
memberikan kemungkinan adanya penarikan
observasi dibandingkan
kesimpulan
dengan data yang diperoleh pada saat wawancara.
2.
dan
pengambilan
tindakan.
metode,
dan
Triangulasi
data,
triangulasi
metode,
peneliti
akan
data.
peneliti
Adapun bentuk yang lazim digunakan pada
Triagulasi
melakukan
data kualitatif terdahulu adalah dalam bentuk
pengecekan dengan sumber data yang beragam.
teks naratif. 3.
Penarikan kesimpulan (verifikasi) Dalam
penelitian
mengenai
ini
makna
dikumpulkan.
Dari
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
akan
dari data
diungkap
data
yang
tersebut
akan
Strategi
Akulturasi
Psikologis
Mahasiswa
Pendatang Dalam
penelitian
subyek
menggunakan
dan
kesimpulan
karena subyek FH lebih merasa nyaman berada di
Verifikasi
lingkungan kebudayaan Yogyakarta, dan Ia
dilakukan dengan melihat kembali reduksi
merasa lebih menyukai budaya Yogyakarta
data
sehingga
daripada budaya daerah asalnya, sehingga Ia
kesimpulan yang diambil tidak menyimpang.
berusaha untuk meniru karakteristik budaya
tersebut
perlu
maupun
sehingga diverifikasi.
display
data
Yogyakarta
Uji Keabsahan Data Untuk menguji keabsahan data yang didapatsehingga
Subyek
IR
menggunakan strategi akulturasi integrasi. Pada awalnya subyek IR mengalami kendala dalam
tujuan dan maksud penelitian, maka peneliti
akulturasi psikologis, akan tetapi Ia berusaha
menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi data
untuk menyesuaikan dengan budaya Yogyakarta.
adalah
Subyek RD menggunakan strategi separasi dalam
pemeriksaan
sesuai
dirinya.
psikologis
dengan
teknik
benar-benar
terhadap
akulturasi
FH
diperoleh kesimpulan tentative, kabur, kaku meragukan,
strategi
ini
data
yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data
akulturasi
tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai
menganggap budaya dari daerah asalnya lebih
pembanding data tersebut (Moleong, 2007: 330).
baik daripada budaya Yogyakarta, hal ini juga
Adapun
terjadi pada subyek AS. Subyek AS menganggap
triangulasi
yang
digunakan
dalam
psikologis
karena
subyek
RD
377 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 10 Tahun Ke-5 2016
budaya dari daerah asalnya lebih baik daripada
sikap yang dipilih yaitu diam. Diketahui tiga
budaya Yogyakarta. Subyek AN menggunakan
subyek
strategi akulturasi marjinalisasi karena Ia merasa
dinyatakan dapat menyesuaikan diri dengan
tidak suka terhadap budaya Yogyakarta dan
positif, dan dua subyek yang tidak kooperatif
budaya dari daerah asalnya, yang menurutnya
dalam menanggapi permasalahan dinyatakan
budaya Yogyakarta dan budaya dari daerah
kurang bisa menyesuaikan diri dengan positif.
asalnya masih percaya terhadap hal- hal mistis atau gaib yang berkaitan dengan iblis.
yang
memilih
sikap
untuk
diam
FH, dan IR melakukan interaksi sosial dengan baik, dan menunjukkan dapat melakukan penyesuaian diri secara positif. Sedangkan RD, AS, dan AN kurang bisa melakukan interaksi
Penyesuaian Diri Mahasiswa Pendatang RD, AS, dan AN kurang memahami
sosial dengan baik, dan menunjukkan kurang bisa
budaya Yogyakarta dan tidak berupaya untuk
menyesuaikan diri dengan positif.
menyesuaikan diri. Sedangkan FH,dan IR dapat
FH, dan IR pernah melakukan partisipasi sosial
memahami budaya Yogyakarta, kedua subyek
dengan baik, sedangkan AS pernah melakukan
tersebut dapat menyesuaikan diri secara positif
partisipasi sosial akan tetapi melakukan dengan
dengan budaya Yogyakarta.
perasaan
FH
dan
perasaan
pernah melakukan partisipasi sosial dengan
nyaman, bangga, dan dapat memberikan penilaian
masyarakat Yogyakarta. Hal ini menunjukkan
yang
budaya
dua subyek dapat melakukan penyesuaian diri
Yogyakarta, hal ini menunjukkan dua subyek
dengan positif, dan tiga subyek kurang bisa
tersebut dapat menyesuaikan diri secara positif,
melakukan penyesuaian diri dengan positif.
cenderung
IR
menyatakan
terpaksa, serta RD, dan AN belum
positif
terhadap
sedangkan RD, AS, dan AN menyatakan tidak
Secara keseluruhan dari kelima subyek
merasa nyaman, dan bangga, hal ini menunjukkan
terdapat 2 subyek yang melakukan penyesuaian
bahwa
bisa
diri secara positif, dan mampu melakukan
menyesuaikan diri dengan positif. Sikap yang
akulturasi psikologis dengan baik, serta 3 subyek
ditunjukkan dari kelima subyek berbeda- beda,
yang melakukan penyesuaian diri secara negatif,
IR, RD, AS, dan AN pernah mengalami
dan kurang bisa melakukan akulturasi psikologis
permasalahan dengan masyarakat kebudayaan
dengan
Yogyakarta. Diketahui IR, dan AN yang memilih
Yogyakarta.
tiga
subyek
tersebut
tidak
baik
di
lingkungan
kebudayaan
diam dalam menangani permasalahan, sedangkan RD,
dan
AS
kurang
kooperatif
dalam
menyelesaikan masalah, dikarenakan meluapkan
Saran 1. Bagi subyek penelitian.
emosi dengan marah dan berperilaku kasar dalam
Subyek hendaknya semakin berupaya dalam
menanggapi
pernah
memahami dan mempelajari karakteristik
mengalami masalah dalam penyesuaian diri, dan
budaya yang ada di Yogyakarta, karena hal
masalah.
FH
tidak
Ilustrasi Psikologis Mahasiswa …..(Dessetyatun) 378
ini
dapat
membantu
subyek
dalam
menyesuaikan diri di lingkungan Yogyakarta. Serta,
hendaknya
introspeksi
diri
subyek
berusaha
pendatang
di
lingkungan
kebudayaan Yogyakarta. 4. Peneliti selanjutnya.
untuk
Hasil penelitian ini hanya terjadi pada subyek
menyesuaikan diri dengan masyarakat yang
FH, IR, RD, AS, dan AN, hasil yang
ada di lingkungan kebudayaan Yogyakarta,
diperoleh
karena
mahasiswa
dilakukan kepada subyek lainnya, maka
Bimbingan dan Konseling akan melakukan
peneliti selanjutnya hendaknya melakukan
konseling multikultural dengan konseli yang
penelitian yang lebih variatif dalam cakupan
memiliki latarbelakang budaya yang berbeda
penelitian, agar memperoleh hasil yang unik dan
dengan subyek, maka
berbeda.
subyek
dan
melakukan
mahasiswa
sebagai
sebelum
subyek
akan
lebih
beragam
apabila
melakukan hal tersebut, hendaknya subyek dapat berupaya untuk menjadi pribadi yang
DAFTAR PUSTAKA
terbuka dengan budaya manapun.
Berry, W. John. (2005). Acculturation: Living
2. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling.
Success
Fully
in
To
Two
Cultures.
Di dalam pembelajaran, mahasiswa prodi
International
Journal
of
Bimbingan dan Konseling memperoleh mata
Relation.Vol
29.
Hal
kuliah konseling lintas budaya, di dalam
Diaksespadatanggal 13 februari 2016.
Intercultural 697-712.
pembelajaran tersebut menuntut mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling untuk memahami budaya lain selain budayanya, maka
hendaknya
mahasiswa
prodi
Bimbingan dan Konseling dapat menerima dan berupaya untuk menyesuaikan diri dengan
individu
lain
yang
memiliki
latarbelakang budaya yang berbeda. 3. Dosen. Dosen adalah pengganti orangtua bagi mahasiswa
pendatang
di
Berry, W John dan Saba Safdar. (2007). Psychology of Diversity: Managing Acculturation and Multiculturalism in Plural Societies. http://atrium.lib.uoguelph.ca:8080/xmlui/bit stream/handle/10214/4064/berry_safdar_20 07rev.pdf?sequence=3. Diakses pada tanggal 27 Maret 2015.
Universitas.
Hendaknya dosen peka dan berupaya untuk membantu dalam permasalahan yang terjadi pada mahasiswa pendatang di universitas, upaya yang dilakukan dapat melalui layanan bimbingan kelompok, konseling kelompok,
Burhan H.M, Bungin. (2006). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada Choirul Mahfud. (2013). Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Flannery, Peter, dkk. (2001). An Empirical Comparison Of Acculturation Models. Http://www.uk.sagepub.com/thomas2e/stud y/articles/section3/Article65.pdf. Jurnal Society of Personality and Social Psychology.Vol.27, hal.1035-1045. Diakses tanggal 27 Maret 2015.
atau konseling individu, sehingga akan berpengaruh terhadap akulturasi psikologis
Kompas. (2013). pertahankan “Indonesia Mini” di Yogyakarta. Diunduh dari
379 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 10 Tahun Ke-5 2016
http://nasional.kompas.compada tanggal 09 maret 2015 (jam 21.10). Miles, B. Matthew dan A. Michael Huberman.(1992). Analisis Data Kualitatif. Penerjemah: Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI-Press. Moleong, Lexy J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya (Edisi Revisi). Yeshalazzu. 2011. Kebudayaan Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Pasal 32. https://yeshalazzu.wordpress.com/2011/10/ 11/kebudayaan-indonesia-berdasarkan-uud1945-pas