JKK, tahun 2012, volume 1 (1), halaman 8-13
ISSN 2303-1077
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SENYAWA GOLONGAN FENOL DARI BEBERAPA JENIS TUMBUHAN FAMILI MALVACEAE Ricki Hardiana1*, Rudiyansyah1, Titin Anita Zaharah1
1
Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Jln. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi 78124 *email:
[email protected]
ABSTRAK Kandungan total fenol dan aktivitas antioksidan dari 5 jenis tumbuhan famili Malvaceae yaitu kapuk pendek (Ceiba pentandra (L.) Gaetrn. var. Indica Bakhuizen), kapuk panjang (Ceiba pentandra (L.) Gaetrn.), durian (Durio acutifolius (Mast.) Kosterm.), pahitan (Melochia corchorifolia L.), dan pungpulutan (Urena lobata L.) yang diperoleh dari Pegunungan Ambawang, Dusun Gunung Ambawang, Kalimantan Barat, telah diteliti pada penelitian ini. Uji kandungan total fenol menggunakan metode Folin-Ciocalteu dan uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikril-hidrazil) dan kekuatan mereduksi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pahitan (Melochia corchorifolia L.) memiliki kandungan total fenol yang paling tinggi dan nilai IC50 yang paling rendah dibandingkan sampel lainnya. Secara keseluruhan, terdapat hubungan erat antara kandungan total fenol dan nilai IC50, yang mana nilai IC50 dengan menggunakan metode DPPH dan kekuatan mereduksi tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Kata kunci
: Malvaceae, fenol, antioksidan, DPPH
PENDAHULUAN
Kawasan ini merupakan salah satu kawasan hutan lindung yang memiliki keanekaragaman hayati yang cukup melimpah. Namun, tumbuhan famili Malvaceae yang berasal dari kawasan ini masih belum banyak dieksplorasi untuk diuji aktivitas antioksidannya. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui aktivitas antioksidan senyawa golongan fenol dengan metode 2,2-difenil-1-pikril-hidrazil (DPPH) dan kekuatan mereduksi terhadap beberapa jenis tumbuhan famili Malvaceae yang berasal dari kawasan Pegunungan Ambawang, Dusun Gunung Ambawang, yaitu kapuk pendek (Ceiba pentandra (L.) Gaetrn. var. Indica Bakhuizen), kapuk panjang (Ceiba pentandra (L.) Gaetrn.), durian (Durio acutifolius (Mast.) Kosterm.), pahitan (Melochia corchorifolia L.), dan pungpulutan (Urena lobata L.).
Antioksidan adalah senyawa yang dapat menghentikan reaksi propagasi radikal bebas, baik yang berasal dari produk samping metabolisme yang terjadi di dalam tubuh maupun yang berasal dari lingkungan seperti asap rokok, polusi udara, obat-obatan tertentu, sinar ultraviolet, dan radiasi (Arief, 2008). Antioksidan alami lebih banyak diminati sebagai antioksidan tambahan bagi tubuh dibandingkan antioksidan sintetik, karena antioksidan sintetik seperti butil hidroksitoluen (BHT) diketahui dapat meningkatkan terjadinya efek karsinogenesis (Umemura et al., 2001). Antioksidan alami banyak berasal dari berbagai macam jenis tumbuhan, salah satunya dari famili Malvaceae. Famili Malvaceae terdiri dari 243 genus dan 4300 jenis tumbuhan. Sebagian besar tumbuhan famili Malvaceae diketahui memiliki kandungan senyawa golongan fenol (Sikorska & Matlawska, 2008; Cavalcante et al., 2010; Kiessoun et al., 2010). Senyawa golongan fenol diketahui sangat berperan terhadap aktivitas antioksidan, semakin besar kandungan senyawa golongan fenolnya maka semakin besar aktivitas antioksidannya (Kiessoun et al., 2010; Shahwar et al., 2010). Beberapa jenis tumbuhan famili Malvaceae banyak ditemukan di kawasan Pegunungan Ambawang, Dusun Gunung Ambawang, Desa Sungai Deras, Kecamatan Teluk Pakedai, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.
METODOLOGI PENELITIAN Bahan dan Alat Bahan Uji Bahan uji yang digunakan adalah kulit batang kapuk pendek, kulit batang pendek panjang, kulit batang durian, tumbuhan pahitan, dan tumbuhan pungpulutan yang berasal dari kawasan Pegunungan Ambawang, Dusun Gunung Ambawang, Desa Sungai Deras, Kecamatan Teluk Pakedai, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Keakuratan spesies tumbuhan berdasarkan hasil determinasi di Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi, LIPI Cibinong. 8
JKK, tahun 2012, volume 1 (1), halaman 8-13
ISSN 2303-1077
memperoleh ekstrak pekat dari masing-masing fraksi. Penapisan Fitokimia (Guevara, 2005) Alkaloid Sampel 10 mg ditambahkan 10 mL. Campuran disaring dan dimasukkan ke tabung reaksi. Sebanyak 0,5 mL H2SO4 1 M ditambahkan ke dalam campuran. Lapisan atas yang jernih dipipet ke dalam tabung reaksi. Sebanyak 3 tetes pereaksi Dragendroff’s ditambahkan ke dalam campuran. Reaksi positif jika terbentuk endapan kuning jingga. Flavonoid Sampel 10 mg dicuci dengan n-heksana hingga larutan heksana tidak berwarna. Campuran dipanaskan untuk menghilangkan sisa n-heksana. Sebanyak 5 mL etanol; 0,1 gr serbuk Mg dan 0,5 mL HCl pekat ditambahkan ke dalam campuran. Reaksi positif jika terbentuk warna merah jingga atau warna kuning jingga. Tanin/polifenol Sampel 10 mg ditambahkan 20 mL air suling. Campuran dididihkan selama 30 menit. Sebanyak 5 tetes NaCl 10% ditambahkan ke dalam campuran. Selanjutnya, campuran didinginkan dan disaring. Filtrat dipindahkan ke dalam 2 tabung reaksi. Tabung I digunakan sebagai kontrol. Tabung II ditambahkan 3 tetes larutan FeCl3. Warna biru hitam menunjukkan adanya tanin terhidrolisis. Warna hijau kecoklatan menunjukkan adanya tanin terkondensasi.
Gambar 1. Titik Lokasi Pengambilan Sampel Bahan Kimia Bahan kimia yang digunakan adalah air suling, asam galat (C7H6O5), asam klorida (HCl), asam sulfat (H2SO4), asam trikloroasetat (CCl3COOH), besi (III) klorida heksahidrat (FeCl3.6H2O), 2,2-difenil-1-pikril-hidrazil (DPPH), etanol (C2H5OH), n-heksana (C6H14), kalium ferrisianida ([K3Fe(CN)6)]), kloroform (CHCl3), dinatrium hidrogenposfat dihidrat (Na2HPO4.2H2O), natrium dihidrogenposfat hidrat (NaH2PO4.H2O), natrium karbonat (Na2CO3), natrium klorida (NaCl), PBS (Phosphate Buffered Saline) 0,2 M pH 6,6, reagen Dragendroff’s, reagen Folin-Ciocalteu, dan serbuk Mg. Alat Alat yang digunakan adalah Alat-alat yang digunakan adalah peralatan gelas standar, blender, botol semprot, bulb, evaporator Heidolph Laborota 4000 Efficient, GPS Garmin, kertas saring, mikropipet 1000 µL, neraca analitik Ohauss, penangas air, sentrifugasi Clements GS 150, spektrofotometer UV-Vis Genesys 6, dan vial 10 mL.
Penentuan Kandungan Total Fenol (Azlim et al., 2011) Kandungan total fenol ditentukan dengan metode Folin-Ciocalteu. Sebanyak 0,1 mL larutan ekstrak 0,1% dari masing-masing fraksi (etanol, n-heksana, dan kloroform) dicampurkan 0,75 mL reagen Folin-Ciocalteu 10%. Campuran didiamkan pada suhu kamar selama 5 menit. Selanjutnya, 0,75 mL Na2CO3 (6% w/v) ditambahkan ke dalam campuran. Campuran didiamkan pada suhu kamar selama 90 menit. Absorbansi sampel diukur pada λmaks 745 nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Kandungan total fenol dinyatakan sebagai mg/g ekuivalen asam galat.
Cara Kerja Ekstraksi Sebanyak 300 gram sampel dihaluskan. Selanjutnya, sampel dimaserasi selama 3x24 jam dengan menggunakan etanol pada suhu kamar. Ekstrak kemudian disaring agar diperoleh filtrat yang terpisah dari residu. Ekstrak etanol kemudian dilakukan partisi menggunakan pelarut dengan tingkat kepolaran yang berbeda. Partisi menggunakan pelarut nheksana sehingga diperoleh fraksi n-heksana dan fraksi etanol. Fraksi etanol kemudian dilakukan partisi kembali dengan pelarut kloroform sehingga diperoleh fraksi etanol dan fraksi kloroform. Fraksi etanol, n-heksana, dan kloroform yang diperoleh tersebut selanjutnya dipekatkan menggunakan evaporator untuk
Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH (Kekuda et al., 2009) Sebanyak 2 mL larutan sampel dalam etanol dengan variasi konsentrasi 5, 10, 15, 20, dan 25 µg/mL dicampurkan dengan 2 mL larutan DPPH 0,002%, kemudian campuran didiamkan selama 30 menit. Absorbansinya diukur pada λmaks 521 nm dengan menggunakan spektrofotometer UV-
9
JKK, tahun 2012, volume 1 (1), halaman 8-13
ISSN 2303-1077
Vis. Kekuatan inhibisinya dihitung menggunakan rumus:
mengandung alkaloid, flavonoid, tanin/polifenol, dan saponin (Tabel 2). Fraksi heksana dari semua sampel hampir tidak menunjukkan reaksi positif. Hal ini terjadi karena sebagian besar senyawa alkaloid, flavonoid, tanin/polifenol, dan saponin merupakan senyawa yang bersifat semi polar atau polar.
Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode Kekuatan Mereduksi (Chippada & Vangalapati, 2011) Sebanyak 1 mL larutan sampel dalam etanol dengan variasi konsentrasi konsentrasi 5, 10, 15, 20, dan 25 µg/mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Sebanyak 2,5 mL PBS 0,2 M pH 6,6 dan 2,5 mL larutan [K3Fe(CN)6] 1% ditambahkan ke dalamnya. Campuran dipanaskan pada suhu 50oC selama 20 menit. Selanjutnya, sebanyak 2,5 mL larutan CCl3COOH 10% ditambahkan ke dalam campuran. Campuran disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Sebanyak 2,5 mL lapisan atas larutan dipipet dan dimasukkan ke dalam vial yang berisi air suling sebanyak 2,5 mL. Sebanyak 0,5 mL larutan FeCl3 0,1% ditambahkan ke dalam campuran dan didiamkan selama 10 menit. Absorbansinya diukur pada λmaks 694 nm. Kekuatan mereduksi dihitung menggunakan rumus:
Tabel 2. Hasil Penapisan Fitokimia Sampel
Kapuk panjang
Durian
Pahitan
Pungpulutan
+++
+++
+++ ++ + ++ + + +++ ++ + ++ ++ +
+ +++ ++ +++ + + ++ ++ ++ +++ -
++ ++ ++ + + +++ +++ +++ ++ -
Senyawa Fenol
Timur
Kapuk pendek
S 00o20’48.5” E 109o17’10.0”
82 ft
Barat
Kapuk panjang
S 00o20’29.1” E 109o16’34.3”
37 ft
Kompleks Molybdenum-blue O
Hasil penentuan kandungan total fenol dengan persamaan kurva standar asam galat yaitu y=2,28x-0,013 (R2=0,978), menunjukkan bahwa senyawa golongan fenol banyak terdapat pada fraksi etanol dan kloroform. Hal ini dapat terjadi karena senyawa golongan fenol bersifat polar atau semi polar (Hayati dkk, 2010). Flavonoid yang merupakan golongan terbesar dari senyawa golongan fenol bersifat polar sehingga akan banyak terdapat pada ekstrak etanol. Sementara, pada ekstrak kloroform dimungkinkan banyak terdapat aglikon flavonoid yang bersifat kurang polar.
51 ft 30 ft
H6(PMo12 O 40 )
Kuinon
o
S 00 20’34.5” E 109o16’37.3”
+
Reagen Folin-Ciolcalteu
Titik lokasi S 00 20’29.4” E 109o16’54.6”
O
+ H2O + H3PO4(MoO3)12
o
Durian
Selatan
++
Heksana Etanol Kloroform Heksana Etanol Kloroform Heksana Etanol Kloroform Heksana Etanol Kloroform Heksana
OH
Tabel 1. Pengambilan Sampel Tumbuhan Famili Malvaceae Utara
Kloroform
Penentuan Kandungan Total Fenol Penentuan kandungan total fenol dengan metode Folin-Ciocalteu dilakukan berdasarkan kemampuan reagen Folin-Ciocalteu mengoksidasi gugus hidroksil (OH-) dari senyawa golongan fenol.
Pengambilan Sampel dan Penapisan Fitokimia Pengambilan sampel tumbuhan famili Malvaceae dilakukan pada empat titik kawasan Pegunungan Ambawang yang meliputi kawasan utara, selatan, timur, dan barat (Tabel 1). Sampel tumbuhan yang diperoleh dimaserasi dan diekstraksi hingga diperoleh ekstrak.
Sampel yang diambil Pahitan dan pungpulutan
Uji golongan senyawa Tanin/ polifenol +++ +++ +++
Alkaloid Flavonoid
Etanol Kapuk pendek
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kawasan
Fraksi
Hasil penapisan fitokimia terhadap ekstrak menunjukkan bahwa hampir semua fraksi etanol dan kloroform dari semua sampel positif
10
JKK, tahun 2012, volume 1 (1), halaman 8-13
ISSN 2303-1077
Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode Kekuatan Mereduksi Metode kekuatan mereduksi dilakukan berdasarkan kemampuan antioksidan untuk mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+. Metode ini menggunakan senyawa kompleks Fe(CN)63sebagai pereaksi. Kompleks anion Fe(CN)63yang berwarna hijau muda akan berfungsi sebagai zat pengoksidasi dan akan mengalami reduksi menjadi Fe(CN)64- yang berwarna kuning.
Tabel 3. Hasil Uji Kandungan Total Fenol Sampel
Fraksi
Kandungan Total Fenol (mg/g eq asam galat)
Etanol
0,235±0,013
Kapuk pendek
Kloroform
0,204±0,018
Kapuk panjang
Heksana Etanol Kloroform
0,061±0,007 0,137±0,013 0,147±0,014
Heksana
0,047±0,007
Etanol
0,201±0,011
Kloroform
0,151±0,008
Heksana
0,046±0,008
Etanol
0,242±0,010
Kloroform
0,120±0,009
Heksana
0,046±0,006
Etanol
0,102±0,011
Kloroform
0,163±0,011
Heksana
0,042±0,007
Durian
Pahitan
Pungpulutan
Fe(CN)63- + A-OH
Hasil uji berdasarkan metode kekuatan mereduksi menunjukkan bahwa pahitan (E) memiliki nilai IC50 yang paling rendah dibandingkan sampel lainnya. Adapun urutan nilai IC50 untuk masing-masing sampel dari yang paling rendah ke paling tinggi yaitu pahitan (E) < Durian (E) < kapuk pendek (E) < pungpulutan (K) < kapuk panjang (K).
Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH Uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH dilakukan berdasarkan kemampuan antioksidan untuk menghambat radikal bebas dengan mendonorkan atom hidrogen kepada DPPH. Reaksi DPPH dengan antioksidan akan menetralkan radikal bebas dari DPPH dan membentuk DPPH tereduksi. DPPH + AH
Tabel 5. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode Kekuatan Mereduksi
DPPH-H + A
Hasil uji berdasarkan metode DPPH menunjukkan bahwa pahitan (E) memiliki nilai IC50 yang paling rendah dibandingkan sampel lainnya. Adapun urutan nilai IC50 untuk masingmasing sampel dari yang paling rendah ke paling tinggi yaitu pahitan (E) < Durian (E) < kapuk pendek (E) < pungpulutan (K) < kapuk panjang (K).
Nilai IC50 (μg/mL)
Persamaan Garis
Kapuk pendek (E)
10,078±1,258
y=2,882x+20,95 R2=0,976
Kapuk panjang (K)
14,538±0,785
y=3,294x+2,11 R2=0,981
Durian (E)
9,850±0,912
y=2,995x+20,50 R2=0,956
Pahitan (E)
7,579±0,915
y=2,879x+28,18 R2=0,939
Pungpulutan (K)
10,963±0,570
y=3,469x+11,97 R2=0,968
Persamaan Garis
Sampel
Nilai IC50 (μg/mL)
Kapuk pendek (E)
13,495±0,882
y=2,492x+16,37 R2=0,953
Kapuk panjang (K)
17,919±1,159
y=2,076x+12,80 R2=0,955
Durian (E)
13,327±0,964
y=2,146x+21,40 R2=0,959
Pahitan (E)
12,394±0,776
y=2,677x+16,82 R2=0,924
Pungpulutan (K)
13,708±1,136
y=2,314x+18,28 R2=0,974
Hubungan Kandungan Total Fenol dan Aktivitas Antioksidan Gambar 2 menunjukkan bahwa pahitan (E) memiliki kandungan total fenol paling besar yaitu 0,242 mg/g ekivalen asam galat dan nilai IC50 paling rendah yaitu 7,579 μg/mL, sedangkan kapuk panjang (K) memiliki kandungan total fenol paling rendah yaitu 0,147 mg/g ekivalen asam galat dan nilai IC50 yang paling besar yaitu 14,538 μg/mL. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan erat antara kandungan total fenol dan nilai IC50 metode DPPH. Hubungan kandungan total fenol dan nilai IC50 metode kekuatan mereduksi tidak jauh berbeda dengan hubungan kandungan total fenol dan nilai IC50 metode DPPH.
Tabel 4. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH Sampel
Fe(CN)64 + H+ + A=O
11
JKK, tahun 2012, volume 1 (1), halaman 8-13
ISSN 2303-1077
Gambar 2. Hubungan Kandungan Total Fenol dan Nilai IC50 Metode DPPH
17,919
K.pendek (E)
13,327 12,394 13,708
13,495
14,538 9,85 7,579 10,963
20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
10,078
Nilai IC50 (μg/mL)
dibandingkan senyawa golongan fenol dari fraksi kloroform. Berdasarkan hasil uji statistik (p=0,05; ANOVA), nilai IC50 metode DPPH dan nilai IC50 metode kekuatan mereduksi tidak memiliki perbedaan yang signifikan.
K.panjang (K) Durian (E) Pahitan (E) Pungpulutan (K)
Metode DPPHMetode Kekuatan Mereduksi Metode
Gambar 3 menunjukkan bahwa pahitan (E) memiliki kandungan total fenol paling besar yaitu 0,242 mg/g ekivalen asam galat dan nilai IC50 paling rendah yaitu 12,394 μg/mL, sedangkan kapuk panjang (K) memiliki kandungan total fenol paling rendah yaitu 0,147 mg/g ekivalen asam galat dan nilai IC50 paling besar yaitu 17,919 μg/mL. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan erat antara kandungan total fenol dan nilai IC50 metode kekuatan mereduksi.
Gambar 4. Hubungan Nilai IC50 Metode DPPH dan Nilai IC50 Metode Kekuatan Mereduksi SIMPULAN Kandungan total fenol kapuk pendek (E)=0,235±0,013 mg/g ekivalen asam galat, kapuk panjang (K)=0,147±0,014 mg/g ekivalen asam galat, durian (E)=0,201±0,011 mg/g ekivalen asam galat, pahitan (E)=0,242±0,010 mg/g ekivalen asam galat, dan pungpulutan (K)=0,163±0,011 mg/g ekivalen asam galat. Nilai IC50 dengan metode DPPH kapuk pendek (E)=10,078±1,258 μg/mL, kapuk panjang (K)=14,538±0,785 μg/mL, durian (E)=9,850±0,912 μg/mL, pahitan (E)=7,579±0,915 μg/mL, dan pungpulutan (K)= 10,963±0,570 μg/mL. Sementara, Nilai IC50 dengan metode kekuatan mereduksi kapuk pendek (E)=13,495±0,882 μg/mL, kapuk panjang (K)=17,919±1,159 μg/mL, durian (E)=13,327±0,964 μg/mL, pahitan (E)=12,394±0,776 μg/mL, dan pungpulutan (K)=13,708±1,136 μg/mL. Terdapat hubungan yang signifikan dan berlawanan antara kandungan total fenol dan nilai IC50. Nilai IC50 dengan metode DPPH dan metode kekuatan mereduksi tidak memiliki perbedaan yang signifikan.
Gambar 3. Hubungan Kandungan Total Fenol dan Nilai IC50 Metode Kekuatan Mereduksi Hubungan antara nilai IC50 metode DPPH dan nilai IC50 metode kekuatan mereduksi berdasarkan Gambar 4 terlihat bahwa pahitan (E) memiliki nilai IC50 yang paling rendah baik dengan metode DPPH maupun metode kekuatan mereduksi. Baik nilai IC50 metode DPPH maupun nilai IC50 metode kekuatan mereduksi menunjukkan urutan nilai IC50 sampel dari yang paling rendah ke paling tinggi yang sama yaitu pahitan (E) < durian (E) < kapuk pendek (E) < pungpulutan (K) < kapuk panjang (K). Urutan tersebut juga menunjukkan bahwa senyawa golongan fenol dari fraksi etanol memiliki aktivitas antioksidan yang lebih baik
UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih diberikan kepada Kepala Dusun dan warga Dusun Gunung Ambawang, Desa Sungai Deras, Kecamatan Teluk Pakedai, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.
DAFTAR PUSTAKA
12
JKK, tahun 2012, volume 1 (1), halaman 8-13
ISSN 2303-1077
Arief S., 2008, Radikal Bebas, Laporan Penelitian, Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran UNAIR, Surabaya. Azlim A.A.A., Ahmed J.K.C., Syed Z.I., Musthapa S.K., Aisyah M.R., Kamarul R.K., 2010, Total Phenolic Content and Primary Antioxidant Activity of Methanolic and Ethanolic Extracts of Aromatic Plants’ Leaves, International Food Research Journal, 17: 1077-1084. Cavalcante J.M.S., Tiago Bezerra de Sá de Souza Nogueira, Anna Cláudia de Andrade Tomaz, Davi Antas e Silva, Maria de Fátima Agra e Maria de Fátima Vanderlei de Souza., 2010, Steroidal and Phenolic Comounds from Sidastrum paniculatum (L.) Frxell and evaluation of Cytotoxic and Anti-Inflammatory Activities, Quim. Nova, 33(4): 846-849. Chippada S.C., Vangalapati M., 2011, Antioxidant, an Anti-Inflammatory and AntiArthritic Activity of Centella asiatica Extracts, J. Chem. Bio. Phy. Sci., 1(2): 260– 269. Guevara B.Q., 2005, A Guidebook to Plant Screening: Phytochemical and Biological, University of Santo Tomas Publishing House, Philippines. Hayati E.K., Fasyah A.G., Sa’adah L., 2010, Fraksinasi dan Identifikasi Senyawa Tanin pada Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.), Jurnal Kimia, 4(2): 193-200. Kekuda T.R.P., Vinayaka K.S., Kumar S.V.P., Sudharshan S.J., 2009, Antioxidant and Antibacterial Activity of Lichen Extracts, Honey, and Their Combination, Journal of Pharmacy Research, 2(12): 1875-1878. Kiessoun K., Souza A., Meda N.T.R., Coulibaly A.Y., Kiendrebeogo M., Lamien-Meda A., Lamidi M., Millogo-Rasolodimby J., Nacoulma O.G., 2010, Polyphenol Contents, Antioxidant and Anti-Inflammatory Activities of Six Malvaceae Species Traditionally used to Treat Hepatitis B in Burkina Faso, European Journal of Scientific Research, 44(4): 570-580. Shahwar D., Shafiq-ur-Rehman, Ahmad N., Ullah S., Raza M.A., 2010, Antioxidant Activities of the Selected Plants from the Family Euphorbiaceae, Lauraceae, Malvaceae and Balsaminaceae, African Journal of Biotechnology, 9(7): 1086-1096. Sikorska M., Matlawska I., 2008, Polyphenolic Compounds from Abutilon grandiflorum Leaves, Acta Poloniae Pharmaceutica-Drug Research, 65(4): 467-471. Umemura T., Kodama Y., Hioki K., Inoue T., Nomura T., Kurokawa Y., 2001,
Butylhydroxytoluene (BHT) Increases Susceptibility of Transgenic rasH2 Mice to Lung Carcinogenesis, J Cancer Res Clin Oncol, 127(10): 583-590.
13