SNI
SNI 03-6821-2002
Standar Nasional Indonesia
SPESIFIKASI
AGREGAT RINGAN BATU CETAK BETON PASANGAN DINDING
ICS.
Badan Standarisasi Nasional
BSN
PADANAN
American Society for Testing and Materials Standards
Specification for Lightweight Aggregete for Concrete Mansory Unit C 331-94
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Isi
…......................................................................................
i
BAB
DESKRIPSI
………………………………………….
1
1. 1
Ruang Lingkup ………………………………...
1
1. 2
Pengertian ……………………………………....
1
BAB
I
II
PERSYARATAN BAHAN
…………………………..
2
2. 1
Klasifikasi ……………………………………...
2
2. 2
Pengambilan Contoh …………………………...
2
2. 3
Jumlah Pengujian ……………………………….
2
2. 4
Komposisi Kimia ……………………………….
2
2. 5
Sifat-sifat Fisis ………………………………….
3
2. 5. 1 Gumpalan Lempung …………………………….
3
2. 5. 2 Gradasi ………………………………………….
3
2. 5. 3 Berat Isi ………………………………………….
5
2. 6
Benda Uji Beton …………………………………
5
2. 7
Penolakan ………………………………………...
6
2. 8
Sertifikasi ………………………………………...
6
LAMPIRAN
A : DAFTAR ISTILAH …………………………...
7
LAMPIRAN
B : DAFTAR NAMA DAN LEMBAGA …………
8
BAB I DESKRIPSI
1. 1
Ruang Lingkup
Spesifikasi ini mencakup : 1) ketentuan mengenai agregat ringan yang digunakan dalam pembuatan batu cetak beton ringan untuk pasangan dinding dengan pertimbangan utamanya adalah ringan; 2) persyaratan yang meliputi komposisi kimia dan sifat-sifat fisis agregat ringan. 1. 2
Pengertian
Yang dimaksud dengan : 1) agregat ringan buatan adalah agregat yang yang dibuat dengan membekahkan dengan cara memanaskan bahan-bahan, seperti terak dari peleburan besi, tanah liat diatome, abu terbang, batu serpih, batu tulis dan lempung; 2) agregat ringan alami adalah agregat yang diperoleh dari bahan-bahan alami seperti batu apung, batu letusan gunung atau bekuan lahar; 3) scoria adalah batu vulkanik yang berwarna gelap berukuran butir antara ( 4-32 ) mm yang mempunyai pori-pori berbentuk memanjang; 4) lempung bekah adalah hasil pembekahan melalui proses pemanasan dengan temperatur tinggi dari batuan lempung atau batu serpih; 5) batu serpih adalah batu malihan alami dari lempung berbutir halus, yang terbentuk karena tekanan pada temperatur sedang; 6) abu terbang adalah butiran halus limbah hasil pembakaran batu bara; 7) tanah diatome adalah bahan yang menyerupai tanah dan berasal dari plankton; 8) batu sabak adalah batu malihan alami dari lempung berbutir halus yang terbentuk karena tekanan dan temperatur tinggi; 9) warna standar adalah warna pembanding yang dibuat dari larutan tertentu yang dapat menghasilkan warna untuk memandingkan warna yang dihasilkan dari air rendaman agregat yang mengandung kotoran organik.
BAB II PERSYARATAN BAHAN
2. 1
Klasifikasi Bahan agregat ringan dalam spesifikasi ini diklasifikasikan sebagai berikut : 1) agregat yang dihasilkan melalui proses pembuatan plat, pembekahan atau sintering bahan terak peleburan besi, lempung, batu serpih, batu sabak, abu terbang, diatome; 2) agregat yang dihasilkan dengan memproses bahan alami seperti batu apung, skoria, atau tufa dan batuan ringan lainnya; 3) agregat harus tersusun dari bahan seluler ringan dan bahan anorganik granuler.
2. 2
Pengambilan Contoh Contoh agregat ringan diambil sesuai denagn SNI 03-1750-1950 (tentang Mutu dan Cara Uji Agregat Beton)
2. 3
Jumlah Pengujian 1) Pengujian Agregat : Contoh yang mewakili disyaratkan untuk setiap uji kotoran organik, noda karat, gumpalan lempung, hilang pijar, dan berat isi; 2) Pengujian : Tiga buah contoh uji disyaratkan untuk pengujian bahan terhadap adanya letupan.
2. 4
Komposisi kimia Agregat ringan yang digunakan tidak mengandung bahan kimia yang merusak, dalam jumlah seperti yang ditentukan oleh batasan-batasan berikut : 1) hasil pengujian kotoran organik pada agrerat ringan tidak boleh memperlihatkan warna yang lebih gelap dari pada warna standar, kecuali kalau dapat dibuktikan bahwa perubahan warna itu disebabkan oleh sejumlah kecil bahan yang tidak merugikan terhadap beton. Metode uji sesuai dengan SNI 01-1775-1990; tentang Cara Penentuan Kadar zat Organik Di dalam Agregat Halus Aduk Beton;
2) hasil penguian bahan noda karat tidak boleh memperlihatkan warna leih gelap jika duji secara visual menurut ATSM C 641 tentang Test Method for Staining Materials in Conrete Aggragete harus diuji denagn prosedur kimia dan agregat yang mengandung oksida besi (Fe2O3) 1,5 mg ataulebih tidak boleh digunakan untuk pekerjaan pasangan batu; 3) hilang pijar agregat yang dibuat dari agregat yang terbuat dari produk akhir pembakaran batubara atau kokas tidak boleh lebih dari 12 %. Hilang pijar agregat lain tidak boleh lebih dari 5 %. Metode uji sesuai dengan SNI 152049-1994 tentang Semen Portland. Agregat yang dibuat dari proses tertentu mungkin bersifat hidrolis dan untuk sebagian mengalami proses hidrasi selam pembuatannya; jika demikian, mutu produk itu tidak menurun. Agregat-agregat lain dalam kondisi alamiahnya, mungkin mengandung karbonat atau air kristalisasi yang tidak berbahaya, yang akan menambah besarnya hilang pijar. Karenanya pertimbangan, harus ditentukan terhadap jenis bahan bila menilai produk yang berkaitan dengan hilang pijar. 2. 5
Sifat-sifat Fisis Agregat ringan yang diuji harus memenuhi persyaratan, sebagai berikut :
2. 5. 1 Gumpalan Lempung Gumpalan lempung dalam agregat jumlahnya tidak boleh lebih dari 2 % dari berat kering agregat, yang diuji sesuai ketentuan SNI 03-4141-1996 tentang Gumpalan Lempung dan Butir-butir yang Mudah Pecah Dalam Agregat. 2. 5. 2 Gradasi 1) gradasi agregat harus sesuai denagn persyaratan yang tercantum dalam Tabel 1, kecuali bila sifat istimewa abut cetak beton dipersyaratkan, misalnya tekstur kekuatan, berat, daya redam suara atau daya sekat terhadap panas, persyaratan gradasi dapat diabaikan berdasar kesepakatan antara pihak yang berkepentingan, asal gradasi alternatif itu akan menghasilkan beton yang mempunyai sifat yang dipersyaratkan. Uji gradasi menurut SNI 03-968-1990. tentang Analisa Saringan Agregat Halus dan Kasar. Kecuali untuk berat agregat halus harus sesuai dengan Tabel 2. contoh uji untuk agregat kasar harus bervolume 2830 cm3 atau lebih banyak dari bahan yang digunakan untuk menetapkan berat isi. Agregat bila diayak secara mekanis harus diayak selama 5 menit.
Tabel 1 Persyaratan Gradasi Agregat Ringan untuk Batu Cetak Beton untuk Pasangan Dinding Persen (satuan Berat) Lolos Ayakan Bermata Ayak Pesegi
Ukuran
No. 4
No. 8
No. 16
No. 50
No. 100
19,0 (mm)
12,5 (mm)
9,5 (mm)
(4,75mm)
(2,36mm)
(1,18-
(300-
(100-
mm)
µm)
µm)
…
…
100
85-
…
40-80
10-35
5-25
Agregat Halus: No.4 (4,75 mm) sampai 0
100
Agregat Kasar: (12,5 - 4,75 mm)
100
(9,5 – 2,36 mm)
…
90 - 100
40-80
0-20
0-10
…
…
…
100
80-100
5-40
0-20
0-10
…
…
95–100
…
50-80
…
50-20
2-15
100
90-100
65-90
35-65
10-25
5-15
Gabungat Agregat halus dan kasar: 12,5 mm – 0 9,5 mm – 0
100 …
…
Tabel 2 Berat Contoh Uji Ayak untuk Agregat Ringan Halus Berat Nominal Agregat kg/m3
Berat Contoh Uji (g)
80 – 240 240 – 400 400 – 560 560 – 720 720 – 880 880 – 1040 1040 – 1120
50 100 150 200 250 300 350
2) keseragaman gradasi butiran ditentukan berdasarkan besarnya modulus kehalusan yang harus diuji secara periodik dan setiap nilai modulus kehalusan tidak boleh berbeda lebih dari 7 % terhadap nilai modulus kehalusan yang ditentukan. Kecuali kalau dapat dibuktikan bahwa agregat tersebut dapat menghasilkan beton denagn sifat-sifat yang dipersyaratkan.
2. 5. 3 Berat Isi Berat isi agregat ringan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1) berat isi harus memenuhi Tabel 3; 2) berat isi harus seragam, tidak boleh berbeda lebih dari 10 %, terhadap berat isi yang diterima sebagai syarat disetujui, dan diuji sesuai dengan Pd M-10-1996-03 tentang Metode Pengujian Berat Isi dan Rongga dalam Agregat.
Tabel 3 Persyaratan Berta Isi Agregat Ringan untuk Batu Cetak beton pasangan dinding
2. 6
Ukuran
Berat Isi Gembur, Maksimum
----
(kg/m3)
Agregat halus No. 4 (4,75 mm)
1120
Agregat kasar (4,75 – 12,5 mm)
880
Gabungan agregat halus dan kasar
1040
Benda Uji Beton
Benda Uji Beton yag menggunakan agregat ringan harus memenuhi persyaratan berikut : 1) tidak menunjukkan adanya lubang letupan di permuakaan, dan diuji dengan cara sebagai berikut : (1) batu cetak beton bebas dari retakan atau cacat struktural lainnya; (2) batu cetak dari betonyang dipotong mempunayi luas permukaan sekurang-kurangnya 228,6 cm2 ; (3) benda uji disiapkan seperti pada butir 2 berikut dan disimpan dala otoklaf sesuai dengan metode uji ATSM C 151 : Test Metodh for Autoclave Expansion of Portland Cement atau SNI 15-20-20941994; tentang Semen Portland. Pemeriksaan secara visual harus dilakukan terhadap beda uji tersebut dan jumlah letupan yang terdapat di permukaan dihitung dan dilaporkan jumlah rata-ratanya per benda uji.
2) susut kering benda uji beton tidak boleh melebihi 0,10 %, dan harus disiapkan dan diuji sesuai dengan Metode ASTM C 157, Test Method Length Chage of Hardened Hydraulic – Cement Mortar and Concrete, dengan kekecualian sebagi berikut : (1) siapkan campuran beton dalam proposi satu bagian semen Portland dan enam bagian agregat gabunagn, yang diukur dalam volume kering gembur. Sesuaikan banyaknya air yang digunakan sehingga dihasilkan slump 51 sampai 76 mm dan masukkan beton secara cermat dalam cetakan baja yang berukuran 50 X 50 X 286 mm. permukaan beton harus diratakan dengan sendok semen datar yang terbuat dari abaj. (2) Pelihara benda uji dalam kondisi lembab selama 7 hari pada suhu (23 ± 1)o C dan kelembaban nisbi tidak kurang dari 95%. Ukur panjang awal segera setelah benda uji diambil dari ruang lembab tersebut. Simpan benda uji dalam ruangan bersuhu (23 ± 1,1)o C dari kelembaban nisbi 50 ± 5 % selama dilakukan pengujian; (3) Hitung perbedaan panjang benda uji ketiak dipindah dari ruang lembab pada umur 7 hari dan pada pengukuran akhir pada umur 100 hari, denagn ketelitian 0,01% dari panjang efektif alat ukur, dan laporkan sebagai nilai susut kering benda uji. Laporka sebagai susut kering rata-rata benda uji sebagai susut kering beton.
2. 7
Penolakan Bahan yang tidak sesuai denagn persyaratan spesifikasi ini dapat ditolak.
Penolakan harus dilaporkan kepada produsen atau pemasok secara tertulis.
2. 8
Sertifikasi Jika ditentukan secara khusus dalam pemesanan atau kontarak sertifikasi
produsen atau pemasok harus disertakan bagi pembeli denagn isi yang menyatakan bahwa bahan termasuk dibuat, diambil contohnya, dan diuji sesuai denagn Spesifikasi dan telah memenuhi persyaratan, demikian juga denagn laporan hasil.
LAMPIRAN A DAFTAR ISTILAH
batu cetak pasangan dinding
: concrete mansory units
batu serpih
: shale
batu apung
: pumice
abu terbang
: fly ash
penggradasian
: grading
berat isi
: unit weight
modulus kehalusan
: fineness modulus
diatome
: diatomite
skoria
: scoria
tufa
: tuff
batu sabak
: slate
lempung bekah
: bloated clay
lubang letupan
: popout
kekekalan bentuk
: soundness
otoklaf
: autoclave
kelembaban nisbi
: relatif humidity
LAMPIRAN B NAMA DAN LEMBAGA
1. Pemrakarsa Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemukiman, Balitbang PU 2. Penyusun No.
NAMA
LEMBAGA
1.
Ir. Nadhiroh Mansuri
Pusat Litbang Pemukiman
2.
Ir. Nasroen Rivai
Pusat Litbang Pemukiman
3.
Andriati A.H. Dipl.Chem
Pusat Litbang Pemukiman
3. Susunan Panitia Tetap Standarisasi JABATAN
EX-OFFICIO
NAMA
Ketua
Kepala Badan Litbang PU
Ir. Joelianto Hendro Moelyono
Sekertaris
Sekertaris Badan Litbang PU
Drs. Zulkarnaen Aksa, MM
Anggota
Dit. Bina Teknik Ditjen Pengairan
Ir. Napitupulu, Dipl. HE
Anggota
Dit. Bina Teknik Ditjen Bina Marga
Ir. Mochamad Anas Ali
Anggota
Dit. Bina Teknik Ditjen Cipta Karya
Ir. Hari Sidharta, Dipl. HE
Anggota
Kepala Pusat Litbang Pengairan
Dr. Ir. Badruddin Machbub
Anggota
Kepala Pusat Litbang Jalan
Dr. Ir. Patina Rantetoding, MSc
Anggota
Kepala Pusat Litbang Pemukiman
Ir. Sutikni Utoro
Anggota
Kepala Biro Hukum Dep. PU
Wibisono Setiowibowo, MSc
Anggota
Kepala Biro Bina Sarana Perusahaan
Drs. Mochamad Charis