Andreas Pardomuan Purba Endang Ruswanti
Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia Vol. 3, Nomor 1, Oct 2015
Pengaruh Kepercayaan, Harga, dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian BBM Pertalite (Studi Kasus Pada Pengguna BBM Pertalite Di Wilayah Puri Kembangan, Jakarta Barat) Andreas Pardomuan Purba, Endang Ruswanti
[email protected] ,
[email protected] Universitas Esa Unggul Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepercayaan, harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian: studi kasus pada pengguna BBM pertalite di wilayah puri kembangan, Jakarta Barat. Variabel yang diteliti adalah kepercayaan, harga dan kualitas produk, sedangkan variabel dependen adalah keputusan pembelian. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh orang yang sudah pernah melakukan pembelian BBM pertalite di SPBU Puri Kembangan, Jakarta Barat yang jumlahnya tidak diketahui. Sampel penelitian ini adalah 150 responden dengan metode Hair. Alat analisis menggunakan uji regresi berganda, uji asumsi klasik dan uji hipotesis F dan t. Hasil penelitian menunjukan secara simultan berpengaruh signifikan. Secara parsial kepercayaan, dan kualitas produk berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan harga tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Faktor yang paling dominan dari ketiga variabel bebas tersebut adalah variabel kualitas produk. Kata kunci: Kepercayaan, Harga dan Kualitas Produk Abstract This study aimed to determine the effect of trust, price and quality of products on purchase decision: a case study on pertalite BBM users in the development of the castle, West Jakarta. The variables studied were trust, price and product quality, while the dependent variable is the purchase decision. The population of this research is all the people who've made a purchase of fuel at the pump pertalite Puri Kembangan, West Jakarta, whose number is not known. The sample was 150 respondents with Hair. Analysis tools using multiple regression test, classic assumption test and test hypotheses F and t. The results showed a significant effect simultaneously. Partially trust, and quality of products significantly influence purchasing decisions, while the price does not affect the purchase decision. The most dominant factor of three independent variable is the variable quality of the product. Keywords: Trust, Price, Quality Products and Purchase Decision Pendahuluan Jakarta mempunyai kedudukan khas, baik sebagai ibukota negara maupun ibukota daerah. Sebagai salah satu kota terpadat, Jakarta memiliki banyak permasalahan didalamnya mulai dari masalah lingkungan seperti banjir, masalah tata kota, sampah, masalah trasportasi publik dan kemacetan. Masalah kemacetan yang terjadi di Jakarta akibat jumlah volume kendaraan yang tidak seimbang ruas jalan yang tersedia. Banyaknya volume kendaraan mengakibatkan kemacetan di Jakarta. Setiap tahun pertumbuhan kendaraan di Jakarta semakin meningkat, menyebabkan kemacetan dan mengakibatkan borosnya bahan bakar yang digunakan. 61
Andreas Pardomuan Purba Endang Ruswanti
Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia Vol. 3, Nomor 1, Oct 2015
Bahan bakar minyak (BBM) sangat berpengaruh bagi masyarakat luas, tak dapat dipungkiri di era yang semakin modern dan maju seperti sekarang ini kita masih saja terjebak pada ketergantungan akan energi fosil yang satu ini. PT. Pertamina merupakan perusahaan BUMN yang bersifat monopoli karena merupakan satu-satunya perusahaan yang mengelola SPBU di Indonesia. Pertamina memproduksi produk Bahan Bakar Minyak seperti: Minyak Bensin, Minyak Tanah, Minyak Solar, Minyak Diesel, kemudian Minyak Bakar Khusus Aviation Gasoline (BBM pesawat udara), Aviation Turbine Fuel (BBM pesawat udara berturbin), Bio Pertamax, Bio Solar, Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex, Pertamax Racing, Premium. Kemudian Bahan Bakar Subsidi yaitu terdiri dari Bahan Bakar Bio Solar dan Premium dan yang terakhir adalah produk non BBM yaitu, Aspal, Pelumas (Lube Base Oil), Pelarut (Solvent). PT. pertamina meluncurkan produk baru yang di rilis pada bulan Mei tahun 2015 lalu yaitu produk BBM jenis Pertalite. Produk bahan bakar minyak ini merupakan bahan bakar minyak jenis baru. Pertalite adalah merupakan Bahan bakar minyak (BBM) jenis baru yang diproduksi Pertamina, jika dibandingkan dengan premium Pertalite memiliki kualitas bahan bakar lebih sebab memiliki kadar Research Oktan Number (RON) 90, di atas Premium, yang hanya RON 88. Pertalite bahan bakar yang di gadang-gadang akan menjadi pengganti daripada bahan bakar jenis premium, mengusung konsep bahan bakar yang lebih berkualitas. Sehingga konsumen kurang percaya dengan dengan bahan bakar pertalite ini. Apakah yang diberitahukan dari pihak pertamina itu betul atau tidak memiliki oktan 90, karena masyarakat beranggapan ini serupa dengan premium. Selain persepsi kepercayaan konsumen, harga juga dilihat konsumen untuk membeli atau tidak. Harga pertalite saat ini adalah Rp 7.350 per liter harga yang tidak terlalu mahal. Namun harga pertamax 92 memiliki harga Rp 8.050 per liter yang tidak jauh berbeda dengan pertalite sehingga konsumen lebih membeli pertamax92 dibanding dengan pertalite. Kualitas produk yang ditawar pertamina untuk BBM jenis pertalite ini juga tidak mendukung bagi beberapa kendaraan. Meski menjanjikan kualitas bensin yang lebih baik, sayangnya produk dengan RON 90 itu dianggap tak memenuhi persyaratan kualitas untuk kendaraan bermotor yang ada di Indonesia. Ambil contoh sepeda motor Honda Scoopy punya kompresi rasio 9,5:1, mobil LCGC dan MPV kelas 1.500 cc ke bawah rata-rata kompresinya 10:1. Bahkan, beberapa mobil menengah seperti Mazda punya kompresi yang terbilang tinggi, yakni 13:1. Praktis, katanya, kendaraan yang punya kompresi 9:1 saja, harus mengonsumsi BBM dengan RON mimal 92. Tentu dengan kompresi yang makin tinggi, yaitu 10:1 ke atas idealnya menenggak bensin minimal RON 95. Perumusan Masalah 1. Apakah terdapat pengaruh Kepercayaan terhadap keputusan pembelian BBM pertalite ? 2. Apakah terdapat pengaruh harga terhadap keputusan pembelian BBM pertalite ? 3. Apakah terdapat pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian BBM pertalite? 4. Apakah terdapat pengaruh kepercayaan, harga, dan kualitas produk secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian BBM pertalite ? 5. Apakah variabel kepercayaan merupakan faktor dominan terhadap keputusan pembelian BBM pertalite ? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan terhadap keputusan pembelian BBM pertalite. 2. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap keputusan pembelian BBM pertalite. 62
Andreas Pardomuan Purba Endang Ruswanti
Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia Vol. 3, Nomor 1, Oct 2015
3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian BBM pertalite. 4. Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan, harga, dan kualitas produk secara bersamasama terhadap keputusan pembelian BBM pertalite. 5. Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan secara dominan terhadap keputusan pembelian BBM pertalite. Landasan Teori Pengertian Kepercayaan McKnight et.al (2002) menyatakan bahwa ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepercayaan konsumen yaitu perceived web vendor reputation, dan perceived web site quality. 1. Trusting Belief Trusting belief adalah sejauh mana seseorang percaya dan merasa yakin terhadap orang lain dalam suatu situasi. Trusting belief adalah persepsi pihak yang percaya (konsumen) terhadap pihak yang dipercaya (penjual toko maya) yang mana penjual memiliki karakteristik yang akan menguntungkan konsumen. a. Benevolence Benevolence (niat baik) berarti seberapa besar seseorang percaya kepada penjual untuk berperilaku baik kepada konsumen. Benevolence merupakan kesediaan penjual untuk melayani kepentingan konsumen. b.
Integrity Integrity (integritas) adalah seberapa besar keyakinan seseorang terhadap kejujuran penjual untuk menjaga dan memenuhi kesepakatan yang telah dibuat kepada konsumen.
c.
Competence Competence (kompetensi) adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuan yang dimiliki penjual untuk membantu konsumen dalam melakukan sesuatu sesuai dengan yang dibutuhkan konsumen tersebut. Esensi dari kompetensi adalah seberapa besar keberhasilan penjual untuk menghasilkan hal yang diinginkan oleh konsumen. Inti dari kompetensi adalah kemampuan penjual untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
2. Trusting Intention Trusting intention adalah suatu hal yang disengaja dimana seseorang siap bergantung pada orang lain dalam suatu situasi, ini terjadi secara pribadi dan mengarah langsung kepada orang lain. a.
Willingness to Depend Willingness to depend adalah kesediaan konsumen untuk bergantung kepada penjual berupa penerimaan resiko atau konsekuensi negatif yang mungkin terjadi.
63
Andreas Pardomuan Purba Endang Ruswanti b.
Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia Vol. 3, Nomor 1, Oct 2015
Subjective Probability of Depending Subjective probability of depending adalah kesediaan konsumen secara subjektif berupa pemberian informasi pribadi kepada penjual, melakukan transaksi, serta bersedia untuk mengikuti saran atau permintaan dari penjual.
Harga Kotler dan Keller (2010) menyatakan, harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaatmanfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Stanton (2006) mengungkapkan, terdapat dimensi dari harga, yaitu kesesuain harga, dan ada empat indikator yang mencirikan harga yaitu: 1. Keterjangkauan harga Konsumen bisa menjangkau menjangkau harga yang ditetapkan perusahaan. Biasanya produk ada beberapa jenis dalam suatu merek dan harganya juga berbeda dari yang termurah hingga termahal. Dengan harga yang sudah ditetapkan para konsumen dapat membeli produk yang sesuai dengan kebutuhan. 2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk Harga sering dijadikan sebagain indikator kualitas bagi konsumen yang sering memilih harga yang lebih tinggi antara dua barang, karena mereka melihat dengan adanya kualitas yang berbeda. Apabila harga tersebut tinggi, maka orang akan cenderung beranggapan bahwa kualitas produknya baik. 3. Daya saing harga Konsumen sering membandingkan suatu produk dengan produk lainnya. Mahal atau murahnya suatu produk sangat dipertimbangkan oleh konsumen pada saat akan membeli suatu produk tersebut. 4. Kesesuaian harga dengan manfaat Konsumen memutuskan membeli suatu produk jika manfaat yang dirasakan lebih besar atau sama dengan apa yang telah dikeluarkan untuk mendapatkannya. Kualitas Produk Kotler (2007) menyatakan, dimensi kualitas produk meliputi: 1. Kinerja (performance) Dimensi ini menunjukkan tingkat operasi produk atau kegunaan dasar dari suatu produk. Implementasinya, kinerja diartikan sebagai persepsi pelanggan terhadap manfaat dasar dari produk yang dikonsumsinya misalnya kemudahan, dan kenyamanan dalam berbisnis dan sebagainya. 2. Keistimewaan tambahan (features) Yaitu sifat yang menunjang fungsi dasar produk , misalnya kelengkapan interior dan eksterior seperti, AC, sound system dan sebagainya. 3. Keandalan (reliability) Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai. Implementasinya, keandalan diartikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keandalan 64
Andreas Pardomuan Purba Endang Ruswanti
Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia Vol. 3, Nomor 1, Oct 2015
produk yang dinyatakan dengan waktu garansi atau jaminan produk tidak rusak sebelum masa kadaluwarsa ditetapkan misalnya ruko yang tidak sering bocor/kerusakan yang lainnya. 4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications) Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya, standar keamanan terpenuhi, seperti ukuran sumuran pondasi untuk ruko tentunya harus lebih besar dari pada sumuran pondasi rumah. 5. Daya tahan (durability) Ketahanan mencerminkan suatu ukuran usia operasi produk yang diharapkan dalam kondisi normal. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis penggunaan ruko, struktur pembesian ruko yang kuat. 6. Estetika (asthethic) Keindahan menunjukkan bagaimana penampilan atau daya tarik produk terhadap pembeli. Misalnya bentuk fisik ruko yang menarik, model atau desain yang artistic, warna, dan sebagainya. Keputusan Pembelian Kotler dan Keller (2007) keputusan pembelian adalah beberapa tahapan yang dilakukan oleh konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian suatu produk. Konsumen memiliki 5 (lima) tahap untuk mencapai suatu keputusan pembelian dan hasilnya yaitu: 1. Tahapan Pengenalan Masalah Tahap ini konsumen mengenali sebuah kebutuhan, keinginan atau masalah. Kebutuhan pada dasarnya dapat di cetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Perusahaan harus menentukan kebutuhan, keinginan atau masalah mana yang mendorong konsumen memulai proses membeli suatu produk. 2. Tahapan Pencarian Informasi Konsumen yang terangsang kebutuhan akan terdorong untuk mencari informasiinformasi yang lebih banyak. Konsumen yang tertarik mungkin mencari lebih banyak informasi atau mungkin tidak. Kita dapat membedakan antara dua tingkat keterlibatan dengan pencarian. Keadaan pencarian yang lebih rendah disebut perhatian tajam. Pada tingkat ini seseorang hanya menjadi lebih reseptif terhadap informasi tentang sebuah produk. 3. Tahapan Evaluasi atau Pilihan Setelah mengumpulkan informasi sebuah merek, konsumen akan melakukan evaluasi alternatif terhadap beberapa merek yang menghasilkan produk yang sama dan bagaimana konsumen memilih di antara produk-produk alternatif. 4. Tahapan Keputusan Pembelian Konsumen akan mengembangkan sebuah keyakinan atas merek dan tentang posisi tiap merek berdasarkan masing-masing atribut yang berujung pada pembentukan citra produk. Selain itu, pada evaluasi alternatif konsumen juga membentuk sebuah preferensi atas produk-produk yang ada dalam kumpulan pribadi dan konsumen juga akan membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai dan berujung pada keputusan pembelian. 5. Tahapan Perilaku Pasca Pembelian Tugas perusahaan pada dasarnya tidak hanya berakhir setelah konsumen membeli produk yang di hasilkan saja, tetapi yang harus diperhatikan lebih lanjut adalah meneliti dan memonitor apakah konsumen akan mengalami tingkat kepuasan dan ketidakpuasan setelah menggunakan produk yang akan dibeli. 65
Andreas Pardomuan Purba Endang Ruswanti
Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia Vol. 3, Nomor 1, Oct 2015
Hubungan Kepercayaan Terhadap Keputusan Pembelian Ulfat et.al (2015) di dalam penelitiannya menyatakan setiap konsumen memiliki tingkat kepercayaan yang berbeda ada yang memiliki tingkat kepercayaan lebih tinggi dan ada pula yang memiliki tingkat kepercayaan yang lebih rendah. Disebabkan oleh kepercayaan konsumen menyangkut kepercayaan bahwa suatu produk memiliki berbagai atribut dan manfaat dari berbagai atribut tersebut. Hubungan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Mongi et.al (2013) dalam penelitiannya menyatakan harga adalah salah satu faktor penentu dalam pemilihan merek yang berkaitan dengan keputusan pembelian oleh konsumen. Ketika memilih diantara merek-merek yang ada, konsumen akan mengevaluasi harga secara tidak terbatas (absolut) akan tetapi dengan membandingkan beberapa standar harga sebagai referensi untuk melakukan transaksi pembelian. Maneking et.al (2015) di dalam penelitiannya harga diartikan sebagai nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain. Konsumen sangat sensitif terhadap harga. Semakin tinggi harga maka konsumen akan mengurungkan niat atau mengurangi keinginan untuk menggunakan jasa sehingga keputusan menggunakan konsumen akan mengalami penurunan. Hubungan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Mongi et.al (2013) menyatakan di dalam penelitiannya Pelanggan akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas. Konsumen rasional selalu menuntut produk yang berkualitas untuk setiap pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh produk tersebut. Shaharudin (2011) menyatakan juga di dalam penelitiannya pada saat pembelian, pelanggan memutuskan jika harapan telah dipenuhi dengan membandingkan dirasakan kinerja dengan kinerja yang diharapkan. Hal ini biasanya membentuk dasar dari keputusan untuk membeli dan menentukan kepuasan membeli. Setelah pembelian, pelanggan menjadi sadar kinerja aktual dan kepuasan pengguna adalah hasil dari membandingkan aktual kinerja dengan kinerja yang diharapkan. Model Penelitian
Harga
H1 H5 H2
Harga
Keputusan pembelian
H3 Kualitas produk H4 Gambar 1: Model Penelitian Sumber: Model diolah Peneliti, 2017 66
Andreas Pardomuan Purba Endang Ruswanti
Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia Vol. 3, Nomor 1, Oct 2015
Gambar diatas menunjukkan : Penelitian ini meliputi 4 variabel kepercayaan, harga kualitas produk dan keputusan pemnelian. Model penelitian ini diperoleh melalui rumusan hipotesis dan hubungan antar variabel yang disederhanakan dan digabungkan sebagai model penelitian (Ruswanti, 2015). Kepercayaan (X1), berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y) telah diuji oleh Ulfat et.al (2015). Harga (X2), berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y) telah diuji oleh Liang (2016). Kualitas produk (X3), berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y) telah diuji oleh Shaharudin et.al (2011). Hipotesis H1: Diduga kepercayaan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian BBM pertalite di Puri Kembangan. H2: Diduga harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian BBM pertalite di Puri Kembangan. H3: Diduga kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian BBM pertalite di Puri Kembangan. H4: Diduga kepercayaan, harga dan kualitas produk secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian BBM pertalite di Puri Kembangan. H5: Diduga kepercayan secara dominan berpengaruh positif terhadap keputusan pembeian BBM pertalite di Puri Kembangan. Metode Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orang yang sudah pernah melakukan pembelian BBM pertalite di SPBU Puri Kembangan. Jumlah populasi pada penelitian ini tidak diketahui. Sampel Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representif atau mewakili. Karena jumlah populasi ini tersebar dan sulit untuk diketahui secara pasti, maka penentuan jumlah yang akan digunakan dalam penelitian ini akan mengunakan Hair sebanyak 150 responden. Teknik pengambilan data pada penelitian ini menggunakan purposive sampling Hasil dan Pembahasan Uji Instrumen 1. Uji Validitas Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan untuk mengukur sejauh mana suatu pernyataan dalam kuesioner yang digunakan dapat mengukur indikator dari variabel yang diteliti. Pernyataan yang akan di uji berjumlah 30 pernyataan, valid atau tidak validnya suatu pernyataan dilihat dari nilai person correlation, pernyataan dikatakan valid jika hasil yang didapatkan bernilai >0,361 dan dikatakan tidak valid jika hasil yang didapatkan bernilai <0.361. Dari hasil tabel uji validitas di atas terlihat bahwa terdapat 30 pernyataan yang valid, karena hasil yang didapatkan dari uji validitas dengan nilai diatas 0,361, sehingga semua butir pernyataan tersebut layak digunakan dan dapat mengukur variabel yang akan diukur. 67
Andreas Pardomuan Purba Endang Ruswanti
Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia Vol. 3, Nomor 1, Oct 2015
2. Uji Reliabilitas Penelitian ini uji reliabilitas digunakan untuk menunjukan konsistensi butir pernyataan yang digunakan dalam kuesioner atau sejauh mana alat ukur dapat diandalkan. Hasil uji reliabilitas dinyatakan reliabel jika nilai Cronbach's Alpha 0,61-0,8 dan dinyatakan sangat reliabel jika nilai Cronbach's Alpha 0,81-1,0. Hasil pengujian reliabilitas dengan jumlah 30 Responden diringkas pada tabel 4.2 berikut ini: Tabel Uji Reliabilitas Cronbach's Alpha ,915
N of Items 37
Sumber: Hasil Output Software Statistik, 2017. Dari table hasil uji realibilitas di atas dapat dilihat bahwa nilai Cronbach's Alpha dalam penelitian ini > 0,81 yaitu sebesar 0,915 artinya bahwa seluruh pernyataan dalam penelitian ini sangat reliabel. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Karena model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat tolerance value atau dengan menggunakan Variance Inflation Factors (VIF) dari hasil analisis dengan menggunakan software statistik. Berikut ini adalah hasil perhitungan uji multikolinearitas: Tabel Uji Mutlikolinearitas Model (constant) Kepercayaan
Collinearity Statistics Tolerance VIF .686
1.457
Harga
.653
1.532
Kualitas Produk
.582
1.718
Sumber : Data Output Software Statistik, 2017. Pengujian multikolinieritas antara variabel bebas (X) yang terdiri dari variabel kepercayaan konsumen BBM pertalite, Harga BBM pertalite dan kualitas produk BBM pertalite menghasilkan nilai Tolerance <0,1 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95 %. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukan hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF >10, jadi dengan hasil demikian tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen, berarti ketiga variabel independen ini tidak mempunyai hubungan, sehingga semuanya dapat dipergunakan sebagai variabel independen. 68
Andreas Pardomuan Purba Endang Ruswanti
Jurnal Manajeme men Bisnis Indonesia Vol. 3,, Nomor N 1, Oct 2015
2. Uji Heteroskedastisitas Dalam penelitian ini, i, uji heteroskedastisitas bertujuan untuk men enguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaks ksamaan variance dari residual pengamatan ke pengamatan lain. Berikut ini adalah hasil uji het eteroskedastisitas:
Sum mber : Data Output Software Statistik, 2017. Gambar Uji Heteroskedastisitas Dari gambar di atas dapat d dilihat bahwa hasil uji heteroskedasti stisitas menunjukkan bahwa titik–titik menyebar dengan de pola yang tidak jelas di atas dan dii bawah b angka 0 dan sumbu Y. Jadi dapat disimpulk ulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskeda dastisitas pada model regresi. 3. Uji Autokorelasi Dalam penelitian ini, i, uji autokorelasi bertujuan menguji apakah model m regresi linier ada korelasi antara kesalahann pengganggu pada periode t dengan kesalahan an pengganggu pada periode sebelumnya (t-1). Uji ji autokorelasi dalam penelitian ini menggunak akan Durbin-Watson (DW test). Berikut ini adalahh hhasil uji autokorelasi: Tabel Uji Autokorelasi R R Adjusted R Std. Errorr of Model S Square Square the Estimate te a 1 ,756 , ,572 ,563 2.31020 Sumber : Data Output Sof oftware Statistik, 2017.
DurbinWatson 1,627
Dari tabel di atas da dapat dilihat bahwa nilai DW sebesar 1,62 ,627, nilai ini akan dibandingkan dengan nilai batas ba atas (dU) pada tabel DW dengan nilai lai signifikansi 5 %, jumlah sampel 150 (n) dan jum mlah variabel independen 3 (k=3) maka didap apat nilai dU sebesar 1,7741. Oleh karena nilai DW W 1,627 berada pada daerah diantara (4-dU) U) dan (4-dL), maka tidak menghasilkan kesimpula lan yang pasti (berada di daerah keragu-raguan an). Uji Hipotesis da 1. Regresi Linear Bergand Dalam penelitian inii regresi linear berganda digunakan untukk mengetahui arah hubungan antara variabel independen in (kepercayaan, harga dan kualita itas produk) dengan 69
Andreas Pardomuan Purba Endang Ruswanti
Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia Vol. 3, Nomor 1, Oct 2015
variabel dependen (keputusan pembelian). Apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apakah nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Berikut ini adalah hasil uji regresi linear berganda: Tabel Uji Regresi Linear Berganda Model
B
Beta
(Constant)
5,155
Kepercayaan
,318
,193
Harga
,361
,153
Kualitas Produk
,477
,533
Sumber : Data Output Software Statistik, 2017. Dari hasil tersebut didapat rumus atau persamaan regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah: Y= 5,155+0, 318X1+0, 361X2+0, 477X3+e Keterangan: Y = Keputusan Pembelian a = Konstanta b = Angka atau koefisian regresi X1 = Kepercayaan X2 = Harga X3 = Kualitas Produk e = Standar Eror Hasil persamaan regresi linier berganda tersebut diatas memberikan pengertian bahwa: 1. Konstanta a sebesar 5,155, artinya jika kepercayaan, harga dan kualitas produk nilainya (0) maka keputusan pembelian nilainya sebesar 5,155. 2. Koefisien regresi variabel kepercayaan sebesar 0,318, artinya jika kepercayaan mengalami kenaikan satu satuan, maka keputusan pembelian akan mengalami peningkatan sebesar 0,318 satuan dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap. 3. Koefisien regresi variabel harga sebesar 0, 361, artinya jika harga mengalami kenaikan satu satuan, maka keputusan pembelian akan mengalami peningkatan sebesar 0,361 satuan dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap. 4. Koefisien regresi variabel kualitas produk sebesar 0,477, artinya jika kualitas produk mengalami kenaikan satu satuan, maka keputusan Pembelian akan mengalami peningkatan sebesar 0,477 satuan dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap.
70
Andreas Pardomuan Purba Endang Ruswanti
Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia Vol. 3, Nomor 1, Oct 2015
2. Uji Parsial (Uji t) Dalam penelitian ini uji t digunakan untuk menguji apakah kepercayaan berpengaruh terhadap keputusan pembelian BBM pertalite, harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian BBM pertalite dan kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian BBM pertalite. Berikut ini adalah hasil uji t:
Model
Tabel Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) Unstandardized Standardized Coefficient Coefficient T B Std. Error Beta 5,155 2,018 2,555 ,318 0,108 ,193 2,950 ,361 0,159 ,153 2,277 ,477 0,063 ,533 7,510
(Constant) Kepercayaan Harga Kualitas Produk Sumber : Data Output Software Statistik, 2017.
Sig. 0,012 0,004 0,024 0,000
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat hasil perhitungan uji t untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut: 1. Kepercayaan (X1) Untuk variabel kepercayaan (X1) memiliki nilai t hitung sebesar 2,950 dengan tingkat signifikan 0,004 < 0,05, maka demikian HO ditolak dan Ha diterima. Jadi kesimpulannya adalah variabel kepercayaan (X1) secara parsial (sendiri-sendiri) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian BBM pertalite di Puri Kembangan. 2. Harga (X2) Untuk variabel harga (X2) memiliki nilai t hitung sebesar 2,277 dengan tingkat signifikan 0,024 < 0,05, maka demikian HO ditolak dan Ha diterima. Jadi kesimpulannya adalah variabel harga (X2) secara parsial (sendiri-sendiri) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian BBM pertalite di Puri Kembangan. 3. Kualitas Produk (X3) Untuk variabel kualitas produk (X3) memiliki nilai t hitung sebesar 7,510 dengan tingkat signifikan 0,000 < 0,05, maka demikian HO ditolak dan Ha diterima. Jadi kesimpulannya adalah variabel kualitas produk (X3) secara parsial (sendiri-sendiri) berpengaruh positif dan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian BBM pertalite di Puri Kembangan. 4. Dari ketiga variabel tersebut, yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian BBM pertalite di Puri Kembangan adalah kualitas produk hal ini dapat dilihat dari nilai B paling besar yaitu 0,477. 3. Uji Secara Bersama-sama (Uji F) Dalam penelitian ini uji F digunakan untuk menguji apakah kepercayaan (X1), harga (X2) dan kualitas produk (X3) secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y) BBM pertalite di Puri Kembangan. Berikut ini adalah hasil uji F:
71
Andreas Pardomuan Purba Endang Ruswanti
Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia Vol. 3, Nomor 1, Oct 2015
Tabel Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F) ANOVAa Sum of Model Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1040.991 3 346.997 65.017 .000b Residual 779.203 146 5.337 Total 1820.193 149 a. Dependent Variable: KeputusanPembelian b. Predictors: (Constant), KualitasProduk, Kepercayaan, Harga Sumber : Data Output Software Statistik, 2017. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat hasil perhitungan uji F dimana diperoleh F hitung sebesar 65.017 dengan tingkat signifikan 0,000. Karena nilai probabilitas <0,05 yaitu (0,000<0,005), dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Dari hasil uji F ini variabel independen yaitu kepercayaan, harga, dan kualitas produk secara simultan atau bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian BBM pertalite. 4. Uji Koefisien Determinasi (R2) Dalam penelitian ini uji koefisien determinasi digunakan untuk menguji kemampuan variabel kepercayaan, harga dan kualitas produk terhadap variabel keputusan pembelian. Berikut ini adalah hasil uji koefisien determinasi: Tabel Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summary Adjusted R Std. Error of Model R R Square Square the Estimate a 1 .756 .572 .563 2.31020 Sumber : Data Output Software Statistik, 2017. Dari tabel di atas dapat dilihat besarnya angka Rquare (R2) adalah 0,572. Angka tersebut digunakan untuk melihat besarnya pengaruh kepercayaan, harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian. Yaitu dengan cara menghitung koefisien determinasi (R2) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: R2
ε
= = = = = =
r2 x 100 % 0,572 x 100 % 57,2 % 1 - R2 1 - 0,572 0.428
Yang artinya bahwa besarnya kontribusi pengaruh kepercayaan, harga dan kualitas produkterhadap keputusan pembelian adalah sebesar 57,2 %, sedangkan sisanya sebesar 42,8 % (100 % - 57,2 %) dipengaruhi faktor lain atau oleh variabel-variabel lain yang tidak ikut diteliti, misalnya variabel promosi dengan demikian maka peneliti lain boleh menggunakan variabel tersebut untuk penelitian.
72
Andreas Pardomuan Purba Endang Ruswanti
Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia Vol. 3, Nomor 1, Oct 2015
Pembahasan Berdasarkan hasil analisis pengujian di atas, pembahasan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh Kepercayaan Terhadap Keputusan Pembelian Untuk variabel kepercayaan (X1) memiliki nilai t hitung sebesar 2,950 dengan tingkat signifikan 0,004 < 0,05 maka hasil penelitian ini menyatakan bahwa kepercayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian BBM pertalite di wilayah Puri Kembangan. Dengan kata lain kepercayaan yang diukur dengan ability (kemampuan) yang terdiri dari kompetensi dan pengalaman, benevolence (kebaikan hati) yang terdiri dari perhatian dan empati, serta integrity (integritas) yang terdiri dari pemenuhan dan keterusterangan memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian ini memperkuat penelitian sebelumnya yaitu Ulfat et.al (2015) Dari hasil uji t yaitu 0,002 < 0,05 jadi dapat dikatakan penelitian tersebut brand trust berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian 2. Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian Dari hasil penelitian didapatkan harga mempunyai nilai t hitung sebesar 2,277 dengan tingkat signifikan 0,024 < 0.05, maka hasil penelitian ini menyatakan bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian BBM pertalite. Dengan kata lain kualitas produk yang diukur dengan Keterjangkauan harga, Kesesuaian harga dengan kualitas produk, Daya saing harga, Kesesuaian harga dengan manfaat berpengaruh terhadap keputusan pembelian BBM pertalite. Hasil penelitian ini memperkuat penelitian sebelumnya yaitu Maneking et.al (2015) Dari hasil uji t pada penelitiannya signifikansi p-value = 0,023 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Haditerima dan menolak H0 atau Strategi Harga(X1) berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian(Y). 3. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Dari hasil penelitian didapatkan kualitas produk mempunyai nilai t hitung sebesar 7,510 dengan tingkat signifikan 0,000 < 0.05, maka hasil penelitian ini menyatakan bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian BBM pertalite. Dengan kata lain kualitas produk yang diukur dengan kinerja (performance), keistimewaan tambahan (features), keandalan (reliability), kesesuaian dengan spesifikasi, daya tahan (durability), estetika (asthethic) pengaruh terhadap keputusan pembelian BBM pertalite. Hasil penelitian ini memperkuat penelitian sebelumnya yaitu Mongi et.al (2013) Pengaruh yang positif dan signifikan pada variabel kualitas produk terhadap keputusan pembelian pada Kartu Simpati di Manado. 4. Pengaruh Kepercayaan, Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Dari hasil penelitian diperoleh F hitung sebesar 65.017 dengan tingkat signifikan 0,000. Karena nilai probabilitas < 0,05 yaitu (0,000 < 0,005) maka Ho ditolak. Dengan kata lain maka kepercayaan, harga dan kualitas produk secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian BBM pertalite di wilayah Puri Kembangan.
73
Andreas Pardomuan Purba Endang Ruswanti
Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia Vol. 3, Nomor 1, Oct 2015
Temuan penelitian Dari hasil pembahasan di atas, bahwa penelitian ini mendapatkan hasil temuan penelitian yaitu kepercayaan, harga dan kualitas produk mempengaruhi keputusan pembelian BBM pertalite baik secara parsial maupun simultan. Untuk lebih spesifiknya kepercayaan memiliki nilai signifikan 0.004, harga memiliki nilai signifikan 0,024 yang artinya harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian sedangkan kualitas produk memiliki nilai signifikan 0,000. Dan faktor yang paling dominan adalah kualitas produk yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian yang memiliki angka signifikan 0,000 dan nilai B sebesar 0,477 > dari nilai B variabel kepercayaan (0,318) dan harga (0,361). Kepercayaan, harga maupun kualitas produk mempengaruhi keputusan pembelian BBM pertalite di wilayah Puri Kembangan karena mereka memberikan jawaban yang cukup baik terhadap indikator yang digunakan untuk masing-masing variabel tersebut. Yang artinya mereka menganggap bahwa BBM pertalite sudah memenuhi semua yang terdapat diindikator tersebut. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda, sehingga tidak mampu menunjukan titik jenuh fungsi yang sedang diselidiki akibatnya selalu timbul kemungkinan kesalahan peramalan. 2. Penelitian ini hanya dilakukan di wilayah Puri Kembangan tentunya jika penelitian dilakukan diwilayah lain akan berbeda hasilnya. 3. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya kepercayaan, harga, kualitas produk dan keputusan pembelian. Kesimpulan Berdasarkan penelitian pada pengguna BBM pertalite di wilayah Puri Kembangan dengan variabel kepercayaan (X1), harga (X2), kualitas produk (X3) dan keputusan pembelian (Y) maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Variabel kepercayaan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian BBM di wilayah Puri Kembangan yang mana dapat membuktikan hipotesis dan memecahkan perumusan masalah dari penelitian ini. Dikarenakan konsumen dalam mengambil keputusan pembelian BBM pertalite dipengaruhi oleh dorongan psikologis yaitu percaya terhadap BBM pertalite untuk mau bertumpu dan bersedia pada orang lain sehingga konsumen bertindak atau melakukan pengambilan keputusan. 2. Variabel harga mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian BBM pertalite di wilayah Puri Kembangan yang terdiri dari unsur keterjangkauan harga, daya saing harga, dan kesesuaian harga dengan manfaat, ditingkatkan maka keputusan pembelian produk Pertalite akan meningkat karena harga dengan keputusan pembelian saling mempengaruhi. 3. Variabel kualitas produk mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian BBM pertalite di wilayah Puri Kembangan yang mana dapat membuktikan hipotesis dan memecahkan perumusan masalah dari penelitian ini. 4. Variabel kepercayaan, harga dan kualitas produk mempunyai pengaruh positif dan signifikan secara simultan atau bersama-sama terhadap keputusan pembelian BBM 74
Andreas Pardomuan Purba Endang Ruswanti
Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia Vol. 3, Nomor 1, Oct 2015
pertalite di wilayah Puri Kembangan yang mana dapat membuktikan hipotesis dan memecahkan perumusan masalah dari penelitian ini. 5. Variabel kualitas produk mempunyai pengaruh yang positif dan merupakan yang paling dominan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian BBM pertalite di wilayah Puri Kembangan yang mana dapat membuktikan hipotesis dan memecahkan perumusan masalah dari penelitian ini. Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka diajukan saransaran sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan Saran bagi perusahaan dimaksudkan sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kepercayaan, harga dan kualitas produk sehingga dapat meningkatkan keputusan pembelian. Saran-saran tersebut sebagai berikut: 1. Kualitas produk merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian BBM pertalite oleh karena itu harus ada penanganan khusus terkait kualitas produk. Untuk meningkatkan keputusan pembelian yaitu perlu diperhatikan: a. Kinerja (performance) menunjukkan tingkat operasi produk atau kegunaan dasar dari suatu produk. Implementasinya, kinerja diartikan sebagai persepsi pelanggan terhadap manfaat dasar dari produk yang dikonsumsinya misalnya kemudahan, dan kenyamanan dalam memakai dan sebagainya. b. Keistimewaan tambahan (features) Yaitu sifat yang menunjang fungsi dasar produk,untuk meningkatkan keputusan pembelian BBM pertalite PT. PERTAMINA perlu menambah atau menunjang produknya misalnya mengurangi timbal pada BBM pertalite. c. Keandalan (reliability) Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai. Implementasinya, keandalan diartikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keandalan produk yang dinyatakan dengan waktu garansi atau jaminan produk tidak rusak sebelum masa kadaluwarsa ditetapkan misalnya kendaraan menjadi boros, mesin kendaraan menjadi tidak ada akselerasi. d. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications) Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya, syarat standar mesin kendaraan terpenuhi, seperti beberapa kendaraan ada yang mempunyai syarat harus memakai bahan bakar bagi kendaraannya. e. Daya tahan (durability) Ketahanan mencerminkan suatu ukuran usia operasi produk yang diharapkan dalam kondisi normal. Konsumen mencari bahan bakar minyak bagi kendaraannya yang baik agar kendaraannya tidak boros. Sehingga jika kendaraannya tidak boros jika memakai bahan bakar tersebut maka konsumen akan melakukan pembelian secara berulang. f. Estetika (asthethic) Keindahan menunjukkan bagaimana penampilan atau daya tarik produk terhadap pembeli. Untuk BBM pertalite ini jika memakai pertalite maka suara mesin akan halus, dan juga tidak ngelitik (knocking) saat digunakan.
75
Andreas Pardomuan Purba Endang Ruswanti
Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia Vol. 3, Nomor 1, Oct 2015
2. Untuk meningkatkan kepercayaan konsumen dapat dilakukan dengan meningkatkan: a. Trusting belief adalah sejauh mana seseorang percaya dan merasa yakin terhadap orang lain dalam suatu situasi. Trusting belief adalah persepsi pihak yang percaya (konsumen) terhadap pihak yang dipercaya (penjual) yang mana penjual memiliki karakteristik yang akan menguntungkan konsumen. Artinya jika produk pertalite menguntungakan bagi konsumen maka konsumen akan melakukan keputusan pembelian lagi. b. Trusting intention adalah suatu hal yang disengaja dimana seseorang siap bergantung pada orang lain dalam suatu situasi, ini terjadi secara pribadi dan mengarah langsung kepada orang lain. Trusting intention didasarkan pada kepercayaan kognitif seseorang kepada orang lain. Artinya bahwa konsumen percaya terhadap BBM pertalite dari opini atau ajakan dari teman, kerabat atau keluarga konsumen untuk memakai bahan bakar pertalite. 3. Selain meningkatkan kepercayaan konsumen pengguna BBM pertalite, PT. PERTAMINA juga harus melihat dari sisi variabel harga, Untuk meningkatkan variabel harga ini dengan cara melihat beberapa berikut: a. Keterjangkauan harga, konsumen bisa menjangkau harga yang ditetapkan perusahaan. Biasanya produk ada beberapa jenis dalam suatu merek dan harganya juga berbeda dari yang termurah hingga termahal. Dengan harga yang sudah ditetapkan para konsumen dapat membeli produk yang sesuai dengan kebutuhan. Dengan harga yang tidak terlalu mahal maka konsumen akan membeli produk pertalite, sehingga dengan cara itu dapat meningkatkan pembelian BBM pertalite. b. Kesesuaian harga dengan kualitas produk, harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi konsumen yang sering memilih harga yang lebih tinggi antara dua barang, karena mereka melihat dengan adanya kualitas yang berbeda. Apabila harga tersebut tinggi, maka orang akan cenderung beranggapan bahwa kualitas produknya baik. Artinya jika harga pertalite yang tidak terlalu murah, namun kualitas produk yang diberikan pertalite cukup tinggi sehingga konsumen akan melakukan keputusan pembelian BBM pertalite. c. Daya saing harga, konsumen sering membandingkan suatu produk dengan produk lainnya. Mahal atau murahnya suatu produk sangat dipertimbangkan oleh konsumen pada saat akan membeli suatu produk tersebut. Artinya konsumen sering melakukan perbandingan harga dengan produk lainnya yang sesuai dengan pertalite lalu konsumen akan melihat dari kualitas produk yang ada di kedua produk tersebut. d. Kesesuaian harga dengan manfaat, konsumen memutuskan membeli suatu produk jika manfaat yang dirasakan lebih besar atau sama dengan apa yang telah dikeluarkan untuk mendapatkannya. Konsumen merasakan manfaat produk lebih kecil dari uang yang dikeluarkan, maka konsumen akan beranggapan produk tersebut mahal dan konsumen akan berpikir dua kali untuk melakukan pembelian ulang. Harga pertalite yang tidak terlalu mahal namun kualitas yang diberikan cukup tinggi konsumen akan lebih memilih pertalite sehingga ini akan meningkatkan keputusan pembelian pada produk pertalite. Bagi Penelitian Selanjutnya Saran bagi penelitian selanjutnya dimaksudkan untuk menyempurnakan penelitian kedepannya agar memperkaya ilmu-ilmu pengetahuan dibidang pemasaran. Saran-saran tersebut sebagai berikut: 76
Andreas Pardomuan Purba Endang Ruswanti
Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia Vol. 3, Nomor 1, Oct 2015
1. Menggunakan variabel-variabel lain yang terkait dengan keputusan pembelian dengan melihat dari variable lain seperti promosi, kualitas pelayanan, brand image dan lainlain. 2. Menggunakan alat analisis yang berbeda sebagai perbandingan seperti analisis jalur (path). 3. Melakukan penelitian di wilayah yang berbeda atau yang lebih luas. Implikasi Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa implikasi penelitian yang diharapkan dapat bermanfaat, antara lain: 1. Implikasi Praktisi Berdasarkan kesimpulan kepercayaan berpengaruh terhadap keputusan pembelian BBM pertalite, maka PT.PERTAMINA harus memperhatikan kepercayaan konsumen agar dapat meningkatkan keputusan pembelian. Untuk dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dapat dilakukan diantaranya dengan memberikan informasi yang benar, menciptakan pelayanan yang aman, jujur dan bertanggung jawab penuh. Selain itu kualitas produk juga berpengaruh terhadap keputusan pembelian BBM pertalite. Menaikkan kualitas produk yang terdapat dalam BBM pertalite akan meningkatkan keputusan pembelian konsumen, karena konsumen akan memilih produk yang berkualitas baik dan sesuai dengan yang diinginkan konsumen terhadap kendaraannya. Namun pada harga tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian, dikarenakan konsumen membeli pertalite tidak melihat dari sisi harganya. 2. Implikasi Teoritis Penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi yang positif bagi semua pihak, terutama bagi PT. PERTAMINA. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan mengenai pengaruh kepercayaan, harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian. Meningkatkan kepercayaan konsumen dan kualitas produk serta memikirkan kembali harga yang diberikan konsumen agar pembelian produk pertalite semakin tinggi dalam mencapai tujuannya. Daftar Pustaka Farah Diza, Silcyljeova Moniharapon dan Imelda W. J Ogi, 2015. Pengaruh kualitas pelayanan, kualitas produk dan kepercayaan terhadap kepuasan konsumen. Jurnal EMBA: Vol.4 No.1 Maret 2016, pp. 109-119. Ghozali Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete. Semarang: Universitas Diponegoro Huan-Ming Chuang and Chwei-Jen Fan, 2011. The mediating role of trust in the relationship between e-retailer quality and customer intention of online shopping. African Journal of Business Management: Vol. 5(22), pp. 9522-9529, 30 September, 2011. Jhon Robert Maneking dan Bode Lumanauw, 2015. Analisis strategi harga, diferensiasi produk, kualitas produk dan lokasi terhadap keputusan pembelian konsumen PT.COLUMBIA PERDANA MANADO. Jurnal EMBA: Vol.3 No.1 Maret 2015, pp. 1173-1183. 77
Andreas Pardomuan Purba Endang Ruswanti
Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia Vol. 3, Nomor 1, Oct 2015
Kotler, Philip dan Kevin, Lane Keller. 2013. Manajemen Pemasaran. Edisi 13. Jilid 1 Jakarta: Erlangga Kotler dan Amstrong. 2013 Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 1. Edisi 12. Jakarta: Erlangga Kotler dan Amstrong. 2013 Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 2. Edisi 12. Jakarta: Erlangga Lidya Mongi, Lisbeth Mananeke dan Agusta Repi, 2013. Kualitas produk, strategi promosi dan hargapengaruhnya terhadap keputusan pembelian kartu simpati telkomsel di kota manado. Jurnal EMBA: Vol.1 No.4 Desember 2013, pp. 2336-2346. McKnight, D. H Choudhury, and Kacmar, C. 2002. Special Issue on Measuring eCommerce in Net-Enabled Organizations, Part 2 of 2: Developing and Validating Trust Measures for e-Commerce: An Integrative Typology Information Systems Research 13:334-359 Mohd Rizaimy Shaharudin, Suhardi Wan Mansor, Anita Abu Hassan, Maznah Wan Omar and Etty Harniza Harun, 2011. The relationship between product quality and purchase intention: The case of Malaysia’s national motorcycle/scooter manufacturer. African Journal of Business Management: Vol. 5(20), pp. 8163-8176, 16, September 2011. Rizky Y.S Emor dan Agus Supandi Soegoto, 2015. Pengaruh potongan harga, citra merek, dan servicescape terhadap keputusan pembelian konsumen indomaret tanjung batu. Jurnal EMBA: Vol.3 No.2 Juni 2015, pp. 738-748. Rong-Da Liang, 2016. Predicting intentions to purchase organic food: the moderating effects of organic food prices. British Food Journal: Vol. 118 No. 1, 2016, pp. 183-199. Ruswanti Endang. 2015. Panduan Penulisan Laporan Ilmiah: Atensi, Kredibilitas Perusahaan , Iklan dua sisi Terhadap Niat Beli Jasa Penerbangan Elang Air. Yogyakarta: CV Andi Offset Sarini Kodu, 2013. Harga, kualitas produk dan kualitas pelayanan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian mobil Toyota Avanza. Jurnal EMBA: 1251 Vol.1 No.3 September 2013, pp. 1251-1259. Sekaran, Uma. 2011. Research Methods for business edisi 1 dan 2. Jakarta: Salemba Empat Selvany Chichilia Lotulung, Joyce Lapian dan Silcyljeova Moniharapon, 2015. Pengaruh kualitas produk harga, dan wom (word of mouth) terhadap keputusan pembelian handphone evercross pada cv. Tristar jaya globalindo manado. Jurnal EMBA: Vol.3 No.3 Sept. 2015, pp. 817-826. Supardi. 2013. Aplikasi statistika dalam penelitian, Jakarta: Change Publication Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung. Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung Ulfat, Saima et.al, 2015. How product quality and brand trust associates in recurrent purchase decision of beauty care products. Science International Journal 27.2 Mar/Apr 2015, pp. 1453-1456.
78