ABSTRAK HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN TINDAKAN INVASIF PEMASANGAN INFUS PADA ANAK USIA BALITA (1-5 TAHUN) DI RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR

ABSTRAK HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN TINDAKAN INVASIF PEMASANGAN INFUS PADA ANAK USIA BALITA (1-5 TAHUN) DI RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR ASTATI Sakit dan dirawat di rumah sakit merupakan krisis utama yang nampak pada anak. Seorang anak dirawat di Rumah Sakit, maka anak tersebut akan mudah mengalami krisis karena anak mengalamai stress akibat pefrubahan baik status kesehatannya maupun lingkungannya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dukungan orang tua dengan tindakan invasive pemasangan infus pada anak usia (1-5 tahun) di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Desain penelitian yang digunakan yaitu cross sectional yang bersifat analitik, populasi pada penelitian ini adalah semua semua pasien anak usia 1-5 Tahun yang memenuhin kriteria inklusi, metode sampling yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah sampel 49 orang. Data yang terkumpulkan kemudian diolah dan analisis dengan menggunakan computer program excel dan program statistic (SPSS) versi 16.0. Analisis data denga menggunakan Uji Chi-square dengan tingkat kemaknaan p
mortality (kematian) dan morbidity (kesakitan) pada suatu waktu. Sehingga informasi mengenai mortalitas dan morbiditas sangat penting bagi perawat karena pengetahuan ini mengandung sebuah rasionalisasi dari perencanaan dan pemberian perawatan. Informasi

tersebut meliputi penyebab kematian dan kesakitan, umur resiko tinggi, kemajuan pengobatan dan pencegahan, area spesifik konseling kesehatan. Akan tetapi walaupun perawatn bertanggung jawab pada diri mereka sendiri, profesinya, dan institusi tempatnya bekerja, tugas utamanya bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesehatan pada anak dan keluarga (Erika, 2011). Sakit dan dirawat di rumah sakit merupakan krisis utama yang tampak pada anak. Jika seorang anak dirawat di rumah sakit, maka anak tersebut akan mudah mengalami krisis karena anak mengalami stres akibat perubahan baik terhadap status kesehatannya maupun lingkungannya dalam kebiasaan sehari-hari dan anak mempunyai sejumlah keterbatasan dalam mekanisme koping untuk mengatasi masalah maupun kejadian kejadian yang bersifat menekan. Reaksi anak dalam mengatasi krisis tersebut dipengaruhi oleh tingkat perkembangan usia, pengalaman sebelumnya terhadap proses sakit dan dirawat, sistem dukungan yang tersedia, serta keterampilan koping dalam menangani stres (Ambarwati, 2012). Anak sakit yang dirawat di rumah sakit umumnya mengalami krisis/stres karena akan mengalami berbagai tindakan yang bersifat prosedur seperti tindakan pemasangan infus (Wong, 2008). Tindakan invasif pemasangan infus sabagai salah satu tindakan prosedural yang mencegah ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh serta mengatasi

ketidakadekuatan masukan cairan per oral. Namun terlepas dari tujuan pemasangan infus, tidak dapat dihindari bahwa tindakan pemasangan infus dapat menimbulkan nyeri (Betz, 2009). Dari temuan di lapangan menunjukkan bahwa anak yang akan mendapatkan tindakan invasif pemasangan infus cenderung memperlihatkan reaksi penolakan dengan cara menangis, memberontak, menggigit, menendang, menarik, mencoba melarikan diri, tawarmenawar atau secara verbal menyatakan penolakan (Wong 2008). Tindakan invasif merupakan suatu perlakuan yang amat tidak menyenangkan bagi anak. Dalam melakukan tindakan invasif khususnya pemasangan infus pada anak, perawat sering mengalami kesulitan karena anak berontak dan menolak. Reaksi ini sering dijumpai pada anak usia pra sekolah karena sesuatu yang terjadi pada anak yang disebabkan oleh suatu prosedur tindakan yang menimbulkan nyeri, dapat menimbulkan stres psikologis (Depkes RI, 2011). Hasil survey dan observasi langsung yang dilakukan peneliti di RS. Ibnu Sina Makassar diketahui bahwa tidak semua anak Usia Pra Sekolah yang dilakukan tindakan invasif pemasangan infus didampingi oleh orang tuanya dengan berbagai alasan seperti, orang tua tidak tega melihat anaknya terluka atau bahkan orang tua tidak diijinkan oleh perawat untuk melihat anaknya saat dilakukan pemasangan infus. Terkadang perawat mengalami kesulitan dalam pemasangan infus dikarenakan anak

tersebut menolak untuk diberikan tindakan ini dengan alasan takut dengan jarum suntik dan adanya rasa nyeri pada waktu pemasangan infus. Berdasarkan data yang ada di RS. Ibnu Sina Makassar menunjukkan 864 pasien anak yang dirawat selama tahun 2011, ditahun 2012 sekitar 785 pasien anak yang dirawat. Sementara di bulan Bahan adan Metode Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitiannya. Berdasarkan tujuan penelitian, desain penelitian yang digunakan cross sectional yang bersifat analitik, dimana peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat (point time approach). Artinya tiap subjek hanya diobservasi satu kali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subyek saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua subyek penelitian diamati pada waktu yang sama. (Notoatmodjo, 2010). A. Lokasi dan waktu penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di RS. Ibnu Sina Makassar dimulai dari ruang IRD dimana tempat pertama kali pasien anak masuk sebelum dirawat inap sampai dengan di ruang perawatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2013. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk

Februari 2013 pasien anak yang dirawat adalah 97 anak. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mencoba mengembangkan suatu penelitian tentang “ Hubungan Dukungan Orang Tua dengan Tindakan Invasif Pemasangan Infus Pada Anak Usia Pra Sekolah (3-5 Tahun) di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar”. dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Nursalam, 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien anak usia pra sekolah (35 tahun) yang mendapatkan tindakan invasif pemasangan infus yang dimulai dari ruang IRD dimana tempat pertama kali pasien anak masuk sampai di ruang perawatan RS. Ibnu Sina Makassar. Populasi pasien anak usia pra sekolah pada bulan Februari 2013 sebanyak 57 orang. Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimilki oleh populasi (Hidayat, 2008). Sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien anak usia pra sekolah (3-5 tahun) yang mendapatkan tindakan invasif pemasangan infus sesuai kriteria inklusi. Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi. Tekhnik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam mengambil sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan objek penelitian (Nursalam, 2009). Adapun tehnik sampling yang digunakan pada penelitian ini dengan menggunakan “ Total Sampling ” yang merupakan cara pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2007). Pada tekhnik

pengambilan sampel ini setiap responden yang memenuhi kriteria inklusi dimasukkan dalam penelitian sampai batas waktu penelitian. Tehnik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Sebelum melakukan pengumpulan data, perlu dilihat alat ukur pengumpulan data agar dapat memperkuat hasil penelitian. Alat ukur pengumpulan data tersebut antara lain dapat berupa kuesioner/angket, observasi,

wawancara, atau gabungan ketiganya (Hidayat A.A, 2011). 1. Data Primer Data ini diperoleh melalui wawancara dan observasi langsung terhadap pasien yang menjadi responden dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. 2. Data Sekunder Data diperoleh dari bagian rekam medik Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar berupa data tentang jumlah pasien anak usia pra sekolah (3-5 tahun) yang akan mendapatkan tindakan pemasangan infus.

Hasil Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar dari tanggal 13 April sampai dengan tanggal 3 Mei 2013. Pada bab ini diuraikan hasil peneitian tentang Hubungan Dukungan Orang Tua dengan Tindakan Invasif Pemasangan Infus Pada Anak Usia Pra Sekolah (3-5 Tahun). Jumlah responden yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini adalah 30 orang. Adapun hasil penelitian ini disajikan secara berurutan dengan pola analisis yang telah direncanakan adalah sebagai berikut : 1. Analisis Univariat a. Distribusi frekuensi responden berdasarkan Umur Tabel 1 Distribusi responden berdasakan umur Kelompok Umur F % 3 Tahun 11 29,7 4 Tahun 11 29,7 5 tahun 15 40,6 Jumlah

37

100,0

Sumber : Data Primer 2013 Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 30 responden yang berumur 3 tahun sebanyak 11 orang (29,7%), yang berumur 4 tahun sebanyak 11 orang (29,7%), dan yang berumur 5 tahun sebanyak 15 orang (40,6%). b. Distribusi frrekuensi responden berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin F % Laki-laki 23 62,2 Perempuan 14 37,8 Jumlah 37 100,0 Sumber : Data Primer 2013 Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa dari 30 responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 23 orang (62,2%) dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 14 orang (37,8%). c. Distribusi frekuensi responden berdasarkan Dukungan Orang Tua Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan Dukungan Orang Tua Dukungan Orang Tua F % Mendukung 34 91,9 Tidak Mendukung 3 8,1 Jumlah

37 100,0 Sumber : Data Primer 2013 Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah responden yang mendapatkan dukungan dari orang tuanya bila akan mendapat tindakan invasif pemasangan infus sebanyak 34 orang (91,9%) sedangkan yang tidak mendapatkan dukungan dari orang tua sebanyak 3 orang (8,1%). d. Distribusi frekuensi Tindakan Invasif Pemasangan Infus Tabel 4 Distribusi frekuensi Tindakan Invasif Pemasangan Infus Pemasangan Infus F % Dilakukan 34 91,9 Tidak Dilakukan 3 8,1 Jumlah 37 100,0 Sumber : Data Primer 2013 Dari tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah responden yang dilakukan tindakan invasif pemasangan infus sebanyak 34 orang (91,9%) sedangkan yang tidak dilakukan tindakan invasif pemasangan infus sebanyak 3 orang (8,1%). 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dengan menggunakan uji Statistik Chi-Square dengan pendekatan alternatif continuity correction (α) dengan tingkat kemaknaan p < 0,05.

Tabel 5 Hubungan Dukungan Orang Tua dengan Tindakan Invasif Pemasangan Infus pada Anak Usia Pra Sekolah (3-5 Tahun) Tindakan Invasif Pemasangan Infus Total Dukungan orang Tua P Dilakukan Tidak Dilakukan N

%

N

%

N

%

Mendukung

34

91,9

0

0

34

91,9

Tidak mendukung

0

0

3

8,1

3

8,1

34

91,9

3

8,1

37

100,0

0,000 Total

Sumber Data Primer 2013 Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa dari 30 responden, orang tua yang tidak mendukung dan tidak dilakukan tindakan pemasangan infus pada anaknya sebanyak 3 orang (8,1%) sedangkan yang tidak mendukung dan dilakukan tindakan pemasangan infus pada anaknya sebanyak 0 orang (0%). Orang tua yang mendukung dan tidak dilakukan pemasangan infus pada anaknya sebanyak 0 orang (0%), sedangkan yang mendukung dan dilakukan tindakan pemasangan infus pada anaknya sebanyak 34 orang (91,9%). Berdasarkan uji Statistik Chi-Square dengan pendekatan alternatif Ficher’s Exact Test diperoleh nilai p=> dari nilai α (0.000) yang dapat disimpulkan bahwa ada hubungan dukungan orang tua dengan tindakan invasif pemasangan infus pada anak usia pra sekolah (3-5 Tahun) di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. setiap asuhan yang diberikan pada Pembahasan Berdasarkan uji statistik antara anak yang di rawat di rumah sakit dukungan orang tua dengan tindakan memerlukan keterlibatan orang tua. invasif pemasangan infus didapatkan Telah terbukti dalam beberapa p= dengan α (0,000).dapat penelitian bahwa anak akan merasa disimpulkan bahwa ada hubungan aman apabila berada disamping orang yang bermakna antara dukungan orang tuanya terutama bila menghadapi tua dengan tindakan invasif situasi yang menakutkan seperti akan pemasangan infus. Berdasarkan hasil dilakukan tindakan invasif penelitian didapatkan sebagian besar pemasangan infus. responden yang didukung orang tua Terjadinya perpisahan orang tua dilakukan tindakan pemasangan infus. anak yang dirawat di rumah sakit dapat Hal ini dipengaruhi oleh peran menimbulkan dampak psikologis pada keluarga terutama orang tua begitu anak. Menurut asumsi peneliti bahwa penting dalam perawatan anak di dukungan orang tua sangat dibutuhkan rumah sakit karena pada dasarnya terutama ketika berada di lingkungan

yang baru terlebih lagi ketika akan dilakukan tindakan yang dapat menimbulkan rasa sakit dan bertemu dengan orang yang belum dikenal seperti perawat atau petugas medis yang berada di rumah sakit. Dukungan orang tua sangat dibutuhkan pada saat anak sedang menjalani perawatan karena perawatan merupakan salah satu stressor bagi seorang anak. Disaat itulah seorang anak butuh dukungan orang tua karena orang tua merupakan orang yang paling dekat dengan anaknya. Upaya yang dilakukan adalah membujuk dan memberikan semangat, menceritakan hal yang positif sehingga dapat menjadi motivasi untuk lebih kooperatif khususnya pada saat akan dilakukan tindakan keperawatan. Peneliti mengamati bahwa selama ini tindakan pemasangan infus pada KESIMPULAN Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubugan dukungan orang tua dengan tindakan invasif pemasangan infus pada anak usia pra sekolah (3-5 tahun), maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Dukungan orang tua sangat berpengaruh terhadap tindakan invasif pemasangan infus pada anak khususnya anak usia pra sekolah (3-5 tahun). 2. Ada hubungan antara dukungan orang tua dengan tindakan invasif pemasangan infus pada anak usia pra sekolah (3-5 tahun). SARAN Daftar Pustaka

anak yang didukung oleh orang tuanya kadang lebih banyak dilakukan karena orang tuanya hadir dan memberi support serta kasih sayang sehingga anak tidak menjadi ketakutan. Hasil survey dan observasi langsung yang dilakukan peneliti selama di rumah sakit diketahui bahwa tidak semua anak usia pra sekolah yang dilakukan tindakan invasif pemasangan infus didukung oleh orang tuanya dengan berbagai alasan seperti orang tua tidak tega melihat anaknya terluka dan terkadang perawat mengalami kesulitan dalam pemasangan infus dikarenakan anak tersebut menolak untuk diberikan tindakan dengan alasan takut dengan jarum dan adanya rasa nyeri pada waktu pemasangan infus. 1. Dapat menambah pengetahuan dan kemampuan bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan asuhan keperawatan khususnya keperawatan anak. 2. Dapat menambah wawasan bagi tenaga perawat di Rumah Sakit dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan pada anak yang mendapat tindakan prosedur pemasangan infus. Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang prosedur tindakan keperawatan khususnya pemberian tindakan invasif pemasangan infus pada anak. Adriana. 2011. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak, Jakarta: Salemba Medika.

Ambarwati, dkk. 2012. Buku Pintar Asuhan keperawatan Bayi dan Balita, Yogyakarta: Cakrawala Ilmu. Bahiyatun. 2010. Psikologi Ibu dan Anak, Jakarta: EGC. Betz & Sowden. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatrik, Jakarta: EGC . Carpenito. 2009. Diagnosis Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinis, Jakarta: EGC. Deviarimariani. 2008. Teori perkembangan kepribadian yang dikemukakan Erik Erikson, (online), (deviarimariani.files.wordpress.c om/2008/11/erik-erikson.doc, diakses tanggal 7 Maret 2013). Depkes, RI. 2011. Kesehatan Masyarakat, Diakses pada tanggal 7 Maret 2013. Esse

Puji, dkk. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi Edisi 9, Makassar, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar.

Erika, dkk. 2011. Buku Ajar Keperawatan Anak, Makassar, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Gunarsa. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, PT, BPK Gunung Mulia, Jakarta.

Hidayat, A, A. 2008. Buku Saku Praktikum Keperawatan Anak, Jakarta: EGC. 2008. Keperawatan dan Penulisan Ilmiah, Salemba Medika.

Riset teknik Jakarta:

2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data, Jakarta: Salemba Medika. Hockenbeery, MI, & Wilson, D. (2009). Wong’s Essentia Is Of Pediatric Nursing, (8th ed), St, Louis Mosby Elseviec. Meadow & Newell. 2005. Lecture Notes : Pediatrika, PT, Airlangga, Jakarta. Medical Record Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. 2013. Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. 2009. Konsep dan Penerapan Metodologi penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika. Sastroasmoro. 2010. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, Jakarta: Sagung Seto.

Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan, Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Bandung: Nusa Media Supartini. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak, Jakarta: EGC.

Suparyanto. 2011. Asuhan Keperawatan Pada Anak, Yogyakarta: Graha Ilmu. Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Jakarta: EGC.