Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
ABNORMAL RETURN SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PERUSAHAAN MAKANAN MINUMAN DI BEI Rosida
[email protected] Nurul Widyawati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT This research is meant to find out the different of abnormal return before and after the stock split at the food and beverages companies which are listed in the Indonesia Stock Exchange. Samples which are using in this research are the food and beverages companies who perform split up from 2001 to 2011. The analysis technique which is applied in this research is paired sample t tests. It can be known from the calculation of paired sample t test that 5 companies which are selected as the research samples are PT Davomas Abadi Tbk, PT Sinar Mas Agro Resource and Technology Tbk, PT Siantar Top Tbk, PT Tunas Baru Lampung Tbk, dan PT Ultra Jaya Tbk, that there are no significant different before and after the stock split announcement at the 5 days event period, and there is a significant different before and after the stock split announcement in the period of 3 days event period, and there is a significant difference before and after the stock split announcement in the one day event period. The presence or the absence of difference in the companies which are performing split up before and after the stock split is performed, could be taken into consideration for the investors who are going to invest their capital. Keywords: Stock Split, Split Up, Abnormal Return. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan abnormal return antara sebelum dan sesudah stock split pada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan adalah perusahaan makanan dan minuman yang melakukan split up dari tahun 2001 sampai 2011. Teknik analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan uji t sampel berpasangan. Dari hasil perhitungan uji t sampel berpasangan dapat diketahui bahwa 5 perusahaan yang menjadi sampel penelitian yaitu PT Davomas Abadi Tbk, PT Sinar Mas Agro Resource and Technology Tbk, PT Siantar Top Tbk, PT Tunas Baru Lampung Tbk, dan PT Ultra Jaya Tbk, bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman stock split pada periode peristiwa 5 hari, dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman stock split pada periode peristiwa 3 hari, dan terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman stock split pada periode peristiwa 1 hari. Dari hasil ada atau tidak adanya perbedaan pada perusahaan-perusahaan yang melakukan stock split antara sebelum dan sesudah stock split dapat menjadi pertimbangan bagi investor yang akan menginvestasikan dananya. Kata kunci: stock split, split up, abnormal return
PENDAHULUAN Stock split ataupemecahan saham merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh emiten (perusahaan penerbit saham) untuk mempertahankan agar sahamnya tetap berada dalam rentang perdagangan yang optimal sehingga daya beli investor meningkat. Selain
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
2
daya beli investor meningkat maka likuiditas sahamnya juga meningkat. Likuiditas mengacu pada kelancaran investor dapat memperjualbelikan saham di bursa efek. Ketidaklikuidan disebabkan oleh karena harga saham terlalu tinggi dan jumlah saham yang beredar terlalu sedikit. Apabila dalam sebuah pasar modal setelah sebuah perusahaan melakukan keputusan strategis seperti pemecahan saham (stock split), terjadi return tidak normal (abnormal return), maka pasar tersebut dapat dikatakan efisien. Studi peristiwa menganalisis return tidak normal dari sekuritas yang mungkin terjadi di sekitar pengumuman suatu peristiwa. Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return yang diharapkan oleh para investor. Oleh karena itu selama membeli saham tentu yang diharapkan investor adalah return atau keuntungan maka perlu menganalisa besar return yang diperoleh sebelum dan sesudah pemecahan saham (stock split) dengan menghitung fluktuasi harga sahamnya. Jika ternyata return saham setelah stock split lebih tinggi dari pada sebelum stock split, maka investor dapat menginvestasikan dananya pada saham-saham perusahaan tersebut, dan perusahaan lain yang belum melakukan stock split dapat mempertimbangkan untuk melakukannya. Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah jenis usaha yang termasuk tahan terhadap dampak krisis moneter. Di Bursa Efek Indonesia terdapat 19 perusahaan go public yang bergerak di bidang industri makanan dan minuman. Banyak perusahaan yang bangkrut dan mengalami kesulitan keuangan setelah krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 dan penghujung tahun 2008 lalu, di antaranya perusahaan farmasi dan industri tekstil. Perusahaan-perusahaan tersebut banyak bergantung pada bahan baku impor, sehingga ketika krisis moneter harga-harga bahan impor naik industri tersebut mengalami kesulitan berproduksi karena mahalnya bahan baku menyebabkan margin keuntungan menurun. Pada perusahaan makanan dan minuman, bahan baku yang berlimpah di dalam negeri serta teknologi pengolahan bahan makanan yang cukup merupakan faktor-faktor yang dapat mengantisipasi dampak krisis moneter. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang dalam penelitian ini adalah “Apakah ada perbedaan abnormal return antara sebelum dan sesudah stock split pada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia?” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan abnormal return antara sebelum dan sesudah stock split pada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia. TINJAUAN TEORETIS Investasi Pengertian investasi menurut Tandelilin (2010:2) adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi disebut investor. Investor pada umumnya bisa digolongkan menjadi dua, yaitu: a. Investor individual(individual/retail investors), terdiri dari individu-individu yang melakukan aktivitas investasi. b. Investor institusional (institutional investors), biasanya terdiri dari perusahaanperusahaan asuransi, lembaga penyimpan dana (bank dan lembaga simpan pinjam), lembaga dana pensiun, maupun perusahaan investasi. Tujuan investasi menurut Tandelilin (2010:8) adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter yang dapat diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini ditambah dengan nilai saat ini pendapatan masa mendatang. Sumber dana untuk investasi bisa berasal dari aset-aset yang dimiliki saat ini, pinjaman dari pihak lain, ataupun dari tabungan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
3
Manfaat investasi pada saham menurut Anoraga dan Pakarti (2008:54) yang diperoleh investor dengan membeli saham yaitu manfaat ekonomis dan manfaat non ekonomis. a. Manfaat ekonomis meliputi perolehan dividen dan perolehan capital gain. Dividen merupakan sebagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham atas persetujuan RUPS. Dividen bisa dalam bentuk tunai (cash dividend) ataupun dividen saham (stockdividend) sedangkan capital gain adalah keuntungan yang diperoleh investor dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan nilai beli yang lebih rendah. b. Manfaat non-ekonomis yang bisa diperoleh oleh pemegang saham adalah kepemilikan hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk menentukan jalannya perusahaan. Beberapa alasan seseorang melakukan investasi antara lain sebagai berikut : a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang. b. Mengurangi tekanan inflasi. c. Dorongan untuk menghemat pajak. Proses Investasi Hal mendasar dalam proses keputusan investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan risiko suatu investasi.Hubungan risiko dan return yang diharapkan dari suatu investasi merupakan hubungan yang searah dan linear. Artinya semakin besar return yang diharapkan, semakin besar pula tingkat risiko yang harus dipertimbangkan. Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan (going process). Menurut Tandelilin (2010:12) proses investasi terdiri dari lima tahap yaitu: a. Penentuan tujuan investasi Tahap pertama dalam proses keputusan investasi adalah penentuan tujuan investasi yang akan dilakukan. Tujuan investasi bagi investor bisa berbeda-beda, tergantung pada investor yang membuat keputusan tersebut. Misalnya lembaga dana pensiun yang bertujuan untuk memperoleh dana untuk membayar dana pensiun nasabahnya mungkin akan memilih reksa dana. Sedangkan bagi institusi penyimpanan dana seperti bank misalnya yang mempunyai tujuan untuk memperoleh return yang lebih tinggi akan menyukai investasi pada sekuritas yang mudah diperdagangkan. b. Penentuan kebijaksanaan investasi Tahap ini dimulai dari penentuan alokasi aset (assets allocation decision). Keputusan ini menyangkut pendistribusian dana yang dimiliki pada berbagai kelas aset tersedia (saham, obligasi, real estat atau sekuritas luar negeri). Investor juga harus memperhatikan berbagai batasan yang mempengaruhi kebijakan investasi. c. Pemilihan strategi portofolio Ada dua strategi portofolio yang yang bisa dipilih yaitu strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik. Strategi portofolio pasif meliputi aktivitas investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar. Dengan strategi aktif investor berusaha mengidentifikasi saham-saham yang dipertimbangkan akan bagus di masa mendatang. Sebaliknya dengan strategi pasif investor dapat membeli reksa dana. d. Pemilihan aset Tahap ini memerlukan pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin dimasukkan dalam portofolio. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mencari kombinasi portofolio yang efisien, yaitu portofolio yang menawarkan return diharapkan tertinggi dengan tingkat
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
4
resiko tertentu atau sebaliknya menawarkan return diharapkan tertentu dengan tingkat resiko terendah. e. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio Pada tahap ini telah dilewati dan hasilnya kurang baik, maka proses keputusan investasi harus dimulai lagi dari tahap pertama, demikian seterusnya sampai keputusan investasi paling optimal. Tahap pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio meliputi pengukuran kinerja portofolio dan pembandingan hasil pengukuran tersebut dengan kinerja portofolio lainnya melalui proses benchmarking. Risiko Investasi Pada Saham Risiko investasi pada saham menurut Tjiptono dan Fakhruddin (2009:10) adalah: a. Tidak mendapat dividen Perusahaan akan membagikan dividen jika operasi perusahaan menghasilkan keuntungan. Dengan demikian perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika perusahaan tersebut mengalami kerugian. b. Capital loss Dalam aktivitas perdagangan saham, tidak selalu pemodal mendapatkan capital gain alias keuntungan atas saham yang dijualnya. Adakalanya pemodal harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Dengan demikian seorang pemodal mengalami capital loss. c. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menempati posisi lebih rendah dibanding kreditor atau pemegang obligasi, artinya setelah semua asset perusahaan tersebut dijual, terlebih dahulu dibagikan kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham. d. Saham Di-delist dari bursa (Delisting) Suatu saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya karena kinerja yang buruk misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun. e. Saham di-Suspend Saham di-suspend alias dihentikan perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek. Dengan demikian pemodal tidak dapat menjual sahamnya hingga suspend dicabut. Suspend biasanya berlangsung dalam waktu singkat, misalnya satu sesi perdagangan, dua sesi perdagangan, namun dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan. Jika suspend atas saham tersebut dicabut oleh bursa maka saham dapat diperdagangkan lagi seperti semula. Studi Peristiwa (Event Study) Tandelilin (2010:239) menyatakan bahwa studi peristiwa (event study) merupakan penelitian yang mengamati dampak dari pengumuman informasi terhadap harga sekuritas. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman. Jika suatu pengumuman mengandung informasi (information content), maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang memberikan kandungan informasi akan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
5
memberikan abnormal return kepada pasar. Sebaliknya jika tidak mengandung informasi maka tidak memberikan abnormal return kepada pasar seperti tampak pada gambar berikut : Studi peristiwa berusaha mendeteksi respon pasar terhadap suatu peristiwa yang dipublikasikan. Respon pasar tergantung dari kandungan informasi yang melekat dalam suatu peristiwa yang diduga berdampak pada aliran kas perusahaan di masa datang. Tujuan studi peristiwa menurut Tandelilin (2010:569) ada 3 (tiga) yaitu: a. Pengujian teoretis Studi peristiwa pada dasarnya merupakan metodologi untuk pengujian teori atau hipotesis efisiensi pasar bentuk setengah kuat Selain teori hipotesis pasar efisien, peristiwa tertentu terkait dengan landasan teori relevan lainnya, misalnya: studi peristiwa tentang pengumuman dividen seringkali dikaitkan dengan teori signaling, studi peristiwa tentang pengumuman pemecahan saham (stock split) dapat dikaitkan dengan teori signaling dan likuiditas. b. Pengujian respon pasar Terkait dengan pengujian teoritis, respon pasar terhadap suatu peristiwa mungkin tidak sejalan dengan teori. Oleh karena itu tujuan penelitian tidak sekedar mencari ada atau tidak adanya return tak normal melainkan apakah pasar bereaksi dengan cepat dan benar. c. Pengujian return tak normal Secara empiris bentuk pengujian yang umum digunakan dalam studi peristiwa adalah bertujuan untuk menguji ada atau tidak ada return tak normal di seputar pengumuman peristiwa. Return tak normal (RTNi) adalah selisih (positif atau negatif) dari return aktual di seputar pengumuman (Ri) dengan return harapan E(Ri). Bila tidak terdapat peristiwa, return aktual cenderung tidak berbeda dengan return harapan. Rumus perhitungan return tak normal (RTNi) menurut Tandelilin (2010:571) adalah: RTNi = Ri – E(Ri)
Pengumuman Peristiwa
Ada abnormal return
Ada Kandunganinformasi
Tidak ada abnormal return
Tidak ada Kandunganinformasi
Sumber: Jogiyanto (2010:557)
Gambar 1 Kandungan Informasi Suatu Pengumuman Jenis Studi Peristiwa (Event Study) Peristiwa yang menjadi fokus penelitian menurut Tandelilin (2010:566) dapat dikelompokkan ke dalam 4 (empat) jenis yaitu: a. Studi peristiwa konvensional mempelajari respon pasar terhadap peristiwa yang seringkali terjadi dan diumumkan secara terbuka oleh emiten di pasar modal. Contoh: pengumuman laba, pembayaran dividen, penawaran hak atas saham (right issue), merger dan akuisisi, pembelanjaan kapital, stock split, dan sebagainya. Karakteristik studi peristiwa konvensional adalah sebagai berikut:(1) Pemicu peristiwa bisa terjadi di perusahaan lain namun umumnya tidak pada waktu yang sama; (2) Peristiwa bersifat lazim dan seringkali merupakan peristiwa rutin yang terjadi dalam perusahaan; (3)Dampak peristiwa hanya terjadi pada perusahaan yang mengumumkan peristiwa;
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
6
(4)Tidak terdapat peristiwa lain yang berdekatan guna menghindari ambiguitas respons pasar terhadap informasi ganda. b. Studi peristiwa kluster atau kelompok mempelajari respons pasar terhadap peristiwa yang diumumkan secara terbuka yang terjadi pada waktu yang sama dan berdampak pada sekelompok perusahaan. Contoh: pengumuman pemerintah yang membuat regulasi pada industri tertentu sehingga diperkirakan berdampak pada aliran kas perusahaan dalam industri yang bersangkutan. Karakteristik studi kluster adalah sebagai berikut: (1) Pemicu peristiwa bersifat tunggal; (2) Peristiwa yang terjadi berdampak (berita baik atau buruk) pada sekelompok perusahaan. c. Studi peristiwa tak terduga, studi ini mempelajari respons pasar terhadap suatu peristiwa yang tidak terduga (unanticipated event). Karakteristik utama dari studi ini adalah peristiwa yang terjadi bersifat tak terduga. d. Studi peristiwa tak terduga juga relevan untuk menguji hipotesis efisien secara informasi dan efisien secara keputusan.Studi peristiwa berurutan, studi ini mempelajari respons pasar terhadap serangkaian peristiwa-peristiwa yang terjadi secara berurutan dalam situasi ketidakpastian yang tinggi. Dalam hal ini kecepatan dan ketepatan informasi menjadi kunci dari respons pasar. Metode Studi Peristiwa Metodologi penelitian studi peristiwa konvensional menurut Tandelilin (2010:572)mengikuti 8 (delapan) prosedur sebagai berikut: a. Mengidentifikasi bentuk, efek, dan waktu peristiwa b. Menentukan rentang waktu studi peristiwa: 1) Periode estimasi (T-n-e hingga T-n) adalah periode yang digunakan untuk meramalkan return harapan pada periode peristiwa. 2) Periode peristiwa (T-n hingga T+n) adalah periode di seputar peristiwa (T0) yang digunakan untuk menguji perubahan return tak normal.
T-n-e Periode estimasi
T-n T0 Periode peristiwa
T+n
Sumber : Tandelilin (2010:572)
Gambar 2 Periode Peristiwa c. Menentukan metode penyesuaian return yang digunakan untuk menghitung return tak normal. Terdapat tiga metode yang secara luas digunakan dalam penelitian studi peristiwa: 1. Model-model statistika, yaitu: model disesuaikan rata-rata (mean adjusted model) dan model pasar (market model) 2. Model disesuaikan dengan pasar (market adjusted model) 3. Model-model ekonomika, yaitu: capital asset pricing model (CAPM) dan arbitrage pricing theory (APT).
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
7
d. Menghitungreturn tak normal disekitar periode peristiwa (beberapa waktu sebelum dan sesudah pengumuman peristiwa terjadi) menurut Tandelilin (2010:573) rumusnya adalah sebagai berikut: RTNit = Rit – E(Rit) Dalam hal ini: RTNit = return tak normal saham i pada periode t Rit = return aktual saham i pada periode t E(Rit) = return harapan atau return prediksian Return harapan menurut Tandelilin (2010:573) dapat diestimasi dengan beberapa cara antara lain: 1) Model statistika: a) Model disesuaikan rata-rata. Model ini memprediksi E(Rit) berdasarkan ratarata return selama periode estimasi: E (Rit) = μi + eit Model tersebut dapat diproksi dengan cara sebagai berikut (rata-rata aritmatik): t
t
E( R it )
n
R it
n e
T
b) Model pasar. Model ini memprediksi E(Rit) berdasarkan hasil estimasi model pasar selama periode estimasi dengan cara: E(Rit) = i + iRMt + it 2) Model disesuaikan pasar. Model ini memprediksi E(Rit) berdasarkan return indeks pasar pada hari pengumuman peristiwa. Dengan demikian perhitungan model ini tidak memerlukan waktu estimasi. 3) Model-model ekonomika: a) Capital asset pricing model: E(Rit) = RFt + (RMt – RFt) iRMt b) Arbitrage pricing model: E(Rit) = d0 + di1F1t + di2F2t + ... + dinFnt + eit e. Menghitung rata-rata return tak normal dan return tak normal kumulatif dalam periode peristiwa. 1) Return tak normal rata-rata aritmatik (mean abnormal return) n
RTNit RTN t
i 1
k
= return tak normal rata-rata pada waktu ke t. RTN t k = jumlah sekuritas 2) Return tak normal kumulatif (cumulative abnormal return) t
n
t
n
RTNK i f.
RTN it
Merumuskan hipotesis statistis 1) Untuk rata-rata return tak normal: Ho: =0 RTN Ha: #0 RTN
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
8
2) Untuk rata-rata return tak normal kumulatif: Ho: =0 RTNK Ha: #0 RTNK g. Menguji apakahreturn tak normal rata-rata atau return tak normal kumulatif berbeda dari 0. Untuk pengujian hipotesis, nilai t hitung dapat diperoleh sebagai berikut :
RTNS k h. Interpretasi dan simpulan. Simpulan hasil studi didasarkan pada probabilitas signifikansi kurang dari probabilitas yang disyaratkan (misalnya 0,01, 0,05, atau 0,10). Dalam metode studi peristiwa membutuhkan pemilihan alat analisis statistik untuk menguji hipotesis. Alat analisis yang dapat digunakan adalah uji t, uji Z, dan uji non-parametris. Stock Split Pengertian stock split (pemecahan saham) menurut Jogianto (2010:397) adalah memecah selembar saham menjadi banyak lembar saham, harga per lembar saham baru setelah stock split (pemecahan saham) adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya. Dengan demikian, sebenarnya stock split tidak menambah nilai dari perusahaan atau dengan kata lain stock split tidak mempunyai nilai ekonomis Tujuan dilakukannyastock split adalah untuk menjaga harga pasar saham agar tidak terlalu tinggi sehingga sahamnya lebih memasyarakat dan lebih banyak diperdagangkan.Dengan nilai nominal yang lebih rendah maka akan menarik lebih benyak investor untuk membeli saham dan memperluas jenis serta jumlah pemegang saham, sehingga secara otomatis jumlah saham yang beredar juga akan meningkat proporsional. Keiso dan Weygant (2008:366), menjelaskan 3 (tiga) tujuan perusahaan melakukan stock split yaitu: (1) Untuk menyesuaikan harga pasar saham perusahaan hingga pada tingkat dimana lebih banyak individu dapat berinvestasi dalam saham; (2) Untuk menyebarkan dasar pemegang saham dengan meningkatkan jumlah saham yang beredar dan membuatnya lebih dapat dipasarkan; (3) Untuk menguntungkan pemegang saham yang ada dengan memungkinkan mereka untuk mengambil manfaat dari suatu penyesuaian pasar tidak sempurna setelah melakukan stock split. Jenis-Jenis Stock Split Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2008:307), pada dasarnya ada dua jenis pemecahan saham (Stock Split) yang dapat dilakukan, yaitu: a. Split Up (pemecahan naik) Adalah penurunan nilai nominal per lembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar. b. Split Down (pemecahan turun) Adalah peningkatan nilai nominal per lembar saham yang mengakibatkan berkurangnya jumlah lembar saham yang beredar. Dampak Stock Split Stock split menurut Kurniawati (2008:303) mempunyai dua dampak yaitu dampak positif dan dampak negatif. Dampak tersebut antara lain: a. Dampak positif dengan adanya stock split adalah: (1) Harga saham yang rendah setelah pemecahan akan meningkatkan daya tarik investor untuk membeli sejumlah saham
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
9
yanglebih besar sehingga dapat mengubah investor odd lot menjadi investor round lot. Odd lot adalah kondisi dimana investor membeli saham di bawah 500 lembar (1 lot) sedangkan investor round lot adalah investor yang membeli saham minimal 500 lembar (1 lot). ; (2) Meningkatkan daya tarik investor kecil untuk melakukan investasi; (3) Meningkatkan jumlah pemegang saham sehingga pasar akan menjadi likuid; (4) Sinyal yang positif bagi pasar bahwa kinerja manajemen perusahaan bagus dan memiliki prospek yang baik. b. Dampak negatifdengan adanya stock split adalah: (1) Tingkat harga saat ini belum dapat menjamin keberhasilan stock split karena ketidakpastian dalam lingkungan bisnis.; (2) Tingkat harga saham setelah stock split akan mengubah posisi perusahaan pada kelompok yang memiliki nilai nominal saham rendah sehingga mengakibatkan kepercayaan terhadap saham menurun; (3) Peningkatan jumlah pemegang saham akan menaikkan biaya pelayanan (serving costing) bagi perusahaan. METODA PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran Obyek Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menggambarkan atau melukiskan suatu fenomena dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah yang diteliti dengan menggunakan pengujian hipotesis. Gambaran dari populasi (objek) penelitian ini adalah semua perusahaan makanan dan minuman yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2001-2011. Teknik Pengambilan Sampel Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya akan diduga. Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu semua perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman yang ada di Bursa Efek Indonesia sebanyak 19 perusahaan. Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi keseluruhan perusahaan makanan dan minuman yang ada di Bursa Efek Indonesia sebanyak 19 perusahaan, kemudian dipilih perusahaan yang pernah melakukan stock split sejak terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2001 sampai 2011 sehingga terpilih 12 perusahaan. Lalu dipilih perusahaan yang melakukan stock split antara tahun 2001-2011 sehingga terpilih 6 perusahaan. Dari 6 perusahaan tersebut dipilih hanya perusahaan yang melakukan split up saja, artinya memecah saham menjadi beberapa saham dengan jumlah yang lebih banyak sehingga terpilih 5 perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini.Kelima perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah: Tabel 1 Sampel Penelitian No. 1. 2. 3. 4. 5.
Nama Perusahaan PT Davomas Abadi Tbk PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk PT Siantar Top Tbk PT Tunas Baru Lampung Tbk PT Ultra Jaya Tbk
Sumber: data ICMD (Indonesian Capital Market Directory)
Tanggal Stock Split 28 Mei 2007 20 Juni 2005 20 Desember 2001 29 Oktober 2001 29 April 2001
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
10
Variabel dan Definisi Operasional Variabel Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini yang menjadi unit analisis adalah : 1. Stock split adalah pemecahan selembar saham menjadi sejumlah saham tertentu. Ukurannya adalah selembar saham menjadi n lembar saham, harga per lembar saham baru setelah pemecahan adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya. 2. Abnormal return adalah kelebihan dari return sesungguhnya (actual return) terhadap return yang diharapkan (expected return). Ukurannya adalah menggunakan prosentase atau angka desimal. Teknik Analisis Teknik analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Menentukan rentang waktu terjadinya stock split 2. Menghitungreturn tak normal disekitar periode peristiwa (beberapa waktu sebelum dan sesudah stock split). a. Periode estimasi (T-n-e hingga T-n) adalah periode yang digunakan untuk meramalkan return harapan pada periode peristiwa. b. Periode peristiwa (T-n hingga T+n) adalah periode di seputar peristiwa (T0) yang digunakan untuk menguji perubahan return tak normal. 3. Menghitungreturn tak normal disekitar periode peristiwa (beberapa waktu sebelum dan sesudah pengumuman peristiwa terjadi) berdasarkan rumus menurut Tandelilin (2010:573): RTNit = Rit – E(Rit) Dalam hal ini: RTNit = return tak normal saham i pada periode t Rit = return aktual saham i pada periode t E(Rit) = return harapan atau return prediksian 4. Pengujian hipotesis dengan uji t sampel berpasangan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Merumuskan hipotesis sebagai berikut: 1) Ho: µ1=µ2, tidak ada perbedaan terhadap kinerja perusahaan sebelum dan sesudah stock split. 2) Hi: µ1≠µ2, ada perbedaan terhadap kinerja perusahaan sebelum dan sesudah stock split. b. Menggunakan level of significant (α) 5% c. Ketentuan Pengujian sebagai berikut: 1) Jika nilai sig < 0,05, maka Ho ditolak atau Hi diterima, berarti ada perbedaan signifikan. 2) Jika nilai sig > 0,05, maka Ho diterima atau Hi ditolak, berarti tidak ada perbedaan signifikan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskriptif Variabel Dalam sub bab ini akan dilakukan analisis terhadap data-data penelitian yang dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui perkembangan harga saham dan abnormal return yang terjadi di sekitar tanggal terjadinya stock split. Abnormal Return atau Return Tidak Normal (RTN) dapat terjadi bila ada perbedaan besarnya nilai return aktual dan return ekspektasi. Return aktual adalah return yang terjadi pada hari tersebut, sedangkan returnekspektasi adalah rata-rata return pada waktu normal yang dalam penelitian ini
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
11
dihitung selama periode estimasi selama 50 hari sebelum adanya peristiwa pengumuman stock split. Abnormal Return dapat dihitung dengan membandingkan return aktual dengan return ekspektasi dengan persamaan: RTNit = Rit –E(Rit) Dalam hal ini: RTNit = return tak normalsaham i pada periode t Rit = return aktual saham i pada periode t E(Rit) = return harapan atau return prediksian Hasil perhitungan abnormal return dapat disajikan pada tabel sebagai berikut: Tabel 2 Gambaran Abnormal Return PT Davomas Abadi Tbk Keterangan Hari ke-5 setelah stock split Hari ke-4 setelah stock split Hari ke-3 setelah stock split Hari ke-2 setelah stock split Hari ke-1 setelah stock split Pengumuman stock split Hari ke-1 sebelum stock split Hari ke-2 sebelum stock split Hari ke-3 sebelum stock split Hari ke-4 sebelum stock split Hari ke-5 sebelum stock split Tertinggi Terendah Rata-Rata RTN 5 hari sebelum Rata-Rata RTN 5 hari sesudah Rata-Rata RTN 3 hari sebelum Rata-Rata RTN 3 hari sesudah Rata-Rata RTN 1 hari sebelum Rata-Rata RTN 1 hari sesudah
Harga 285 290 280 280 280 290 305 300 290 290 290
Ri -0,017 0,036 0,000 0,000 -0,034 -0,049 0,017 0,034 0,000 0,000 -0,033
E(Ri) -0,003 -0,003 -0,003 -0,003 -0,003 -0,003 -0,003 -0,003 -0,003 -0,003 -0,003
RTN -0,014 0,039 0,003 0,003 -0,031 -0,046 0,020 0,038 0,003 0,003 -0,030 0,039 -0,046 0,007 0,000 0,020 -0,008 0,020 -0,031
Sumber: Data www.finance.yahoo.com, diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terjadi fluktuasi abnormal return di sekitar tanggal pengumuman stock split oleh PT Davomas Abadi Tbk. Abnormal return tertinggi terjadi pada hari ke-4 setelah pengumuman stock split (t+4) yaitu sebesar 0,039, sedangkan abnormal return terendah terjadi pada hari pengumuman stock split (t0) yaitu sebesar -0,046. Tabel 3 Gambaran Abnormal Return PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk Keterangan Harga Ri E(Ri) RTN Hari ke-5 setelah stock split 1050 0,000 0,003 -0,003
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
12
Hari ke-4 setelah stock split 1050 0,129 0,003 0,126 Hari ke-3 setelah stock split 930 0,081 0,003 0,078 Hari ke-2 setelah stock split 860 -0,095 0,003 -0,098 Hari ke-1 setelah stock split 950 0,080 0,003 0,076 Pengumuman stock split 880 0,158 0,003 0,155 Hari ke-1 sebelum stock split 760 0,000 0,003 -0,003 Hari ke-2 sebelum stock split 760 0,000 0,003 -0,003 Hari ke-3 sebelum stock split 760 -0,026 0,003 -0,029 Hari ke-4 sebelum stock split 780 0,054 0,003 0,051 Hari ke-5 sebelum stock split 740 -0,051 0,003 -0,055 Tertinggi 0,155 Terendah -0,098 Rata-Rata RTN 5 hari sebelum -0,008 Rata-Rata RTN 5 hari sesudah 0,036 Rata-Rata RTN 3 hari sebelum -0,012 Rata-Rata RTN 3 hari sesudah 0,019 Rata-Rata RTN 1 hari sebelum -0,003 Rata-Rata RTN 1 hari sesudah 0,076 Sumber: data www.finance.yahoo.com, diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terjadi fluktuasi abnormal return di sekitar tanggal pengumuman stock split oleh PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. Abnormal return tertinggi terjadi pada hari pengumuman stock split (t0) yaitu sebesar 0,155, sedangkan abnormal return terendah terjadi pada hari ke-2 (t+2) yaitu sebesar -0,098. Tabel 4 Gambaran Abnormal Return PT Siantar Top Tbk Keterangan Harga Ri E(Ri) RTN Hari ke-5 setelah stock split 85 -0,056 0,000 -0,055 Hari ke-4 setelah stock split 90 -0,053 0,000 -0,052 Hari ke-3 setelah stock split 95 0,000 0,000 0,000 Hari ke-2 setelah stock split 95 -0,050 0,000 -0,050 Hari ke-1 setelah stock split 100 0,818 0,000 0,818 Pengumuman stock split 55 -0,718 0,000 -0,718 Hari ke-1 sebelum stock split 195 -0,025 0,000 -0,025 Hari ke-2 sebelum stock split 200 0,000 0,000 0,000 Hari ke-3 sebelum stock split 200 -0,024 0,000 -0,024 Hari ke-4 sebelum stock split 205 0,000 0,000 0,000 Hari ke-5 sebelum stock split 205 -0,024 0,000 -0,024 Tertinggi 0,818 Terendah -0,718 Rata-Rata RTN 5 hari sebelum -0,014 Rata-Rata RTN 5 hari sesudah 0,132 Rata-Rata RTN 3 hari sebelum -0,016
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
13
Rata-Rata RTN 3 hari sesudah Rata-Rata RTN 1 hari sebelum Rata-Rata RTN 1 hari sesudah
0,256 -0,025 0,818
Sumber: data www.finance.yahoo.com, diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terjadi fluktuasi abnormal return di sekitar tanggal pengumuman stock split oleh PT Siantar Top Tbk. Abnormal return tertinggi terjadi pada hari ke-1 setelah pengumuman stock split (t+1) yaitu sebesar 0,818, sedangkan abnormal return terendah terjadi pada saat pengumuman stock split (t0) yaitu sebesar -0,718. Tabel 5 Gambaran Abnormal Return PT Tunas Baru Lampung Tbk Keterangan
Harga
Ri
E(Ri)
RTN
Hari ke-5 setelah stock split
80 -0,111 -0,005 -0,106
Hari ke-4 setelah stock split
90 -0,053 -0,005 -0,048
Hari ke-3 setelah stock split
95 -0,095 -0,005 -0,091
Hari ke-2 setelah stock split
105 -0,222 -0,005 -0,218
Hari ke-1 setelah stock split
135
Pengumuman stock split
100 -0,310 -0,005 -0,306
Hari ke-1 sebelum stock split
145 -0,194 -0,005 -0,190
Hari ke-2 sebelum stock split
180
Hari ke-3 sebelum stock split
175 -0,028 -0,005 -0,023
Hari ke-4 sebelum stock split
180
Hari ke-5 sebelum stock split
180 -0,027 -0,005 -0,022
0,350 -0,005
0,029 -0,005 0,000 -0,005
0,355
0,033 0,005
Tertinggi
0,355
Terendah
-0,306
Rata-Rata RTN 5 hari sebelum
-0,040
Rata-Rata RTN 5 hari sesudah
-0,022
Rata-Rata RTN 3 hari sebelum
-0,060
Rata-Rata RTN 3 hari sesudah
0,015
Rata-Rata RTN 1 hari sebelum
-0,190
Rata-Rata RTN 1 hari sesudah
0,355
Sumber: data www.finance.yahoo.com, diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terjadi fluktuasi abnormal return di sekitar tanggal pengumuman stock split oleh PT Tunas Baru Lampung Tbk. Abnormal return tertinggi terjadi pada hari ke-1 setelah pengumuman stock split (t+1) yaitu sebesar 0,355, sedangkan abnormal return terendah terjadi pada saat pengumuman stock split (t0) yaitu sebesar -0,306.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
14
Tabel 6 Gambaran Abnormal Return PT Ultra Jaya Milk Industries Tbk Keterangan Harga Hari ke-5 setelah stock split 120 Hari ke-4 setelah stock split 125 Hari ke-3 setelah stock split 120 Hari ke-2 setelah stock split 120 Hari ke-1 setelah stock split 145 Pengumuman stock split 100 Hari ke-1 sebelum stock split 190 Hari ke-2 sebelum stock split 215 Hari ke-3 sebelum stock split 215 Hari ke-4 sebelum stock split 225 Hari ke-5 sebelum stock split 215 Tertinggi Terendah Rata-Rata RTN 5 hari sebelum Rata-Rata RTN 5 hari sesudah Rata-Rata RTN 3 hari sebelum Rata-Rata RTN 3 hari sesudah Rata-Rata RTN 1 hari sebelum Rata-Rata RTN 1 hari sesudah
Ri E(Ri) RTN -0,040 0,004 -0,044 0,042 0,004 0,038 0,000 0,004 -0,004 -0,172 0,004 -0,177 0,450 0,004 0,446 -0,474 0,004 -0,478 -0,116 0,004 -0,120 0,000 0,004 -0,004 -0,044 0,004 -0,049 0,047 0,004 0,042 -0,023 0,004 -0,027 0,446 -0,478 -0,031 0,052 -0,058 0,088 -0,120 0,446
Sumber: data www.finance.yahoo.com, diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terjadi fluktuasi abnormal return di sekitar tanggal pengumuman stock split oleh PT Tunas Baru Lampung Tbk. Abnormal return tertinggi terjadi pada hari ke-1 setelah pengumuman stock split (t+1) yaitu sebesar 0,446, sedangkan abnormal return terendah terjadi pada saat pengumuman stock split (t0) yaitu sebesar -0,478. Dari analisis deskriptif yang diuraikan di atas, dapat dilihat bahwa selama periode pengamatan besarnya rata-rata abnormal return berfluktuasi, yaitu ada yang bernilai negatif dan ada juga yang bernilai positif. Dari empat perusahaan terdapat abnormal return terendah pada saat pengumuman stock split (pada t0), hal ini menunjukkan bahwa investor menganggap stock split tidak membawa kabar atau informasi yang menguntungkan sehingga investor tidak memanfaatkannya untuk mendapat keuntungan. Sedangkan pada hari-hari setelah pengumuman stock split, terdapat rata-rata abnormal return bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa stock split dianggap memberikan sinyal positif akan aliran kas masa depan perusahaan sehingga para investor tidak ragu untuk memperjualbelikan saham mereka. Pengujian Hipotesis Tabel 7 Hasil Uji Deskriptif Stasistik Abnormal Return
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
15
Periode Pengamatan 5 Hari Sebelum dan Sesudah Stock Split Paired Samples Test Paired Differences
Pair 1 sblm5 - ssdh5
Mean Std. Deviation -,06120 ,057146
95% Confidence Interval of the Difference Low er Upper -,13216 ,00976
Std. Error Mean ,025557
t -2,395
df 4
Sig. (2-tailed) ,075
Sumber: Tabel 2, 3, 4, 5, dan 6, diolah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi uji t adalah sebesar 0,075 > 0,05. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman stock split. Artinya bahwa pengumuman stock split tidak memberi sinyal pada investor pada periode peristiwa 5 hari. Tabel 8 Hasil Uji Deskriptif Stasistik Abnormal Return Periode Pengamatan 3 Hari Sebelum dan Sesudah Stock Split Paired Samples Test Paired Differences
Pair 1 sblm3 - ssdh3
Mean Std. Deviation -,10660 ,114860
Std. Error Mean ,051367
95% Confidence Interval of the Difference Low er Upper -,24922 ,03602
t -2,075
df 4
Sig. (2-tailed) ,107
Sumber: Tabel 2, 3, 4, 5, dan 6, diolah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi uji t adalah sebesar 0,107 > 0,05. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman stock split. Artinya bahwa pengumuman stock split tidak memberi sinyal pada investor pada periode peristiwa 3 hari. Tabel 9 Hasil Uji Deskriptif Stasistik Abnormal Return Periode Pengamatan 1 Hari Sebelum dan Sesudah Stock Split Paired Samples Test Paired Differences
Pair 1
sblm1 - ssdh1
Mean Std. Deviation -,48640 ,374349
Std. Error Mean ,167414
95% Confidence Interval of the Difference Low er Upper -,95122 -,02158
t -2,905
df 4
Sig. (2-tailed) ,044
Sumber: Tabel 2, 3, 4, 5, dan 6, diolah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi uji t adalah sebesar 0,044 < 0,05. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
16
antarasebelum dan sesudah pengumuman stock split. Artinya bahwa pengumuman stock split memberi sinyal pada investor pada periode peristiwa 1 hari. Intepretasi Dari hasil uji t yang dilakukan terhadap abnormal return saham sebelum dan sesudah stock split pada periode peristiwa 5 hari dan 3 hari, menunjukkan hasil yang tidak signifikan di mana probabilitas signifikansinya lebih besar dari 0,05,yang artinya abnormal return sesudah stock split tidak berbeda dengan sebelum stock split. Hasil yang tidak signifikan ini menunjukkan bahwa informasi yang berupa pengumuman stock split telah diketahui oleh publik. Tidak adanya perbedaan pada abnormal return sebelum dan sesudah stock split dapat disebabkan oleh beberapa alasan. Di antaranya alasan yang pertama adalah ada sebagian investor yang tidak mendapatkan informasi lebih akan adanya pengumuman stock split sehinga para investor tidak memanfaatkan informasi tersebut untuk memperoleh abnormal return yang maksimal. Alasan yang kedua adalah investor menganggap bahwa stock split kurang memberikan sinyal yang positif (good news) akan aliran kas masa depan perusahaan sehingga mereka kurang berminat untuk memperjualbelikan saham mereka di pasar, yang mengakibatkan daya jual dan daya beli investor menjadi menurun. Hal ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Mardiyati (2011) dan Sadikin (2011) yang menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan harga saham sebelum dan sesudah stock split. Namun, hal ini bertentangan dengan trading range theory yang mengatakan bahwa adanya stock split akan meningkatkan likuiditas perdagangan, tetapi pada kenyataannya stock split tidak meningkatkan perdagangan saham pada periode peristiwa 5 hari dan 3 hari. Sedangkan pada periode peristiwa 1 hari, menunjukkan hasil yang signifikan di mana nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05, yang artinya abnormal return sesudah stock split berbeda dengan sebelum stock split. Hasil yang signifikan ini mendukung signaling theory yang menyatakan bahwa informasi berupa pengumuman stock split merupakan sinyal positif mengenai kinerja perusahaan. Hasil ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Indah Kurniawati (2003) yang menyatakan bahwa pengumuman stock split memiliki kandungan informasi sehingga direspon oleh para pelaku pasar. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil penelitian mengenai perbedaan abnormal return antara sebelum dan sesudah stock split, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman stock split pada periode peristiwa 5 hari. 2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman stock split pada periode peristiwa 3 hari. 3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman stock split pada periode peristiwa 1 hari. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian serupa dengan mengambil dengan jumlah sampel perusahaan yang lebih banyak, menambah jumlah variabel penelitian, dan menambah periode penelitian yang lebih lama, agar menghasilkan informasi yang lengkap kepada investor maupun calon investor.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
17
2. Dari ada atau tidak adanya perbedaan yang signifikan abnormal return pada perusahaanperusahaan yang melakukan stock split antara sebelum dan sesudah stock split dapat menjadi pertimbangan bagi investor yang akan menginvestasikan dananya. 3. Bagi investor harus berhati-hati dalam mengambil keputusan untuk membeli saham sebelum atau sesudah stock split, karena informasi yang terkandung dalam pengumuman stock split belum tentu mencerminkan keadaan yang sesungguhnya. Artinya dengan stock split, investor dapat merasa seolah-olah menjadi lebih makmur karena memegang saham lebih banyak dari sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA Anoraga, P dan P. Pakarti. 2008. Pengantar Pasar Modal. Edisi Revisi. Penerbit Rineka Cipta. Semarang. Hanafi, M dan A. Halim. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Cetakan Pertama. UPP-AMP YKPN. Yogyakarta. Husnan, S dan E. Pudjiastuti. 2008. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kelima. Cetakan Pertama. Penerbit UPP STIM YKPN. Yogyakarta. Jogianto,H. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE Yogyakarta. Keiso, D. E dan Weygant. 2008. Akuntansi Intermediate. Edisi Kesepuluh Jilid Dua. Erlangga. Jakarta. Kurniawati, I. 2008. Analisis Kandungan Informasi Stock Split dan Likuiditas Saham : Studi Empiris Pada Non-Syncronas Trading. Jurnal Riset Akuntansi IndonesiaVol. 6 no.3 :264:275 Mardiyati. 2011. Studi Komparatif Harga, Likuiditas, dan Risiko Saham Sebelum dan Sesudah Perusahaan Melakukan Stock Split dan Reverse Split di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2009. Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang. Sadikin, M. 2011. Analisis Abnormal Return Saham dan Volume Perdagangan Saham, Sebelum dan Sesudah Peristiwa Pemecahan Saham (Studi Pada Perusahaan Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia). Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang. Sartono, A. 2006. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasinya. Edisi ketiga. Penerbit BPFE. Yogyakarta. Sunariyah. 2009. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Penerbit UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Tandelilin, Eduardus. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. BPFE. Yogyakarta Tjiptono, D dan H. M. Fakhruddin. 2009. Pasar Modal Di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Salemba Empat. Jakarta.