PEMANFAATAN “SMS” SEBAGAI MEDIA PENGAJARAN MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN DI KELAS RENDAH (Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar) Oleh: Sumardi Dosen Universitas Pendidikan Indonesia Abstract: Students are active and creative learners, they study contextually to recognize their identities and do something based on their interest, work and interact with surrounding environment and learn semiotic system. Various reading and writing learning in the low class in Elementary School shows that it is found that students face the condition where it is not in accordance with their needs. Because of the limitedness learning media, students do not have the condition to be an active and creative reader and writer. This classroom action research was conducted to find out the solution alternative for the problems of media limitedness by using SMS as the reading learning media in the low class. After conducting the learning in some cycles, students tend to be more active and creative in learning reading and writing. The students’ abilities increase after the media is used by teacher as the learning media. Therefore, it can be concluded that: (1) SMS media can be a solution in overcoming the learning problems of reading and writing in the low class; (2) SMS media can help teachers in increasing the students’ abilities to be more active and creative in reading and writing; and (3) SMS media can develop students become active and creative reader and writer. Keywords: media, reading, writing, SMS Abstrak: Siswa adalah pembelajar yang aktif dan kreatif, belajar secara kontekstual untuk mengenali jati diri dan berbuat berdasar minatnya, berkinerja dan berinteraksi dengan lingkungan serta mempelajari sistem makna (semiotic system). Berbagai pembelajaran membaca dan menulis permulaan di kelas rendah sekolah dasar menunjukkan bahwa ditemukan bahwa siswa menghadapi kondisi yang tidak sejalan dengan kebutuhannya. Akibat media pembelajaran tersebut masih terbatas, siswa tidak memperoleh kondisi untuk aktif dan kreatif menjadi pembaca dan penulis. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan ntuk mencari alternatif solusi masalah keterbatasan media dengan menggunakan SMS (Short Message Service atau Pelayanan Pesan Singkat) sebgai media pembelajaran membaca dan menulis di kelas rendah. Setelah dilaksanakan pembelajaran secara siklikal, siswa cenderung menjadi lebih aktif dan kreatif dalam belajar membaca maupun menulis. Kemampuan siswa meningkat setelah media tersebut digunakan oleh guru sebagi media pembelajaran. Kesimpulan dari penelitian tindakan kelas ini adalah bahwa: (1) media SMS dapat menjadi solusi dalam mengatasi masalah pembelajaran membaca dan menulis di kelas rendah; (2) media SMS membantu guru dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca dan menulis lebih aktif dan kreatif; dan (3) media SMS dapat mengembangkan siswa menjadi pembaca dan penulis aktif dan kreatif. Kata kunci: media, membaca, menulis, sms
PENDAHULUAN
Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah
Kompleksitas pembelajaran membaca dan
Dasar (SD) dilaksanakan mulai dari kelas I sampai
menulis permulaan di kelas rendah sekolah dasar
kelas VI. Ada 4 (empat) keterampilan berbahasa
sering dihadapkan pada kondisi yang tidak sejalan
yang menjadi fokus pembelajaran di kelas tersebut,
dengan kebutuhannya. Hal tersebut juga dapat
yakni: menyimak, membaca,dan menulis.
diakibatkan oleh media pembelajaran yang masih
Keterampilan tersebut digunakan untuk
terbatas sehingga siswa tidak memperoleh kondisi
mengembangkan kemampuan siswa dalam
untuk aktif dan kreatif menjadi pembaca dan penulis
menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat
yang baik.
komunikasi. Hal itu sejalan dengan isi dari standar
22
ISSN 1412-565X
kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SD/MI
bahasa tulis secara baik dan benar, kemudian
mata pelajaran bahasa Indonesia yang dinyatakan
menuliskan lambang-lambang bahasa yang
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
dilafalkan menjadi tulisan. Adapun metode SAS
(KTSP) tahun 2006, yakni: “Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi …. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesusastraan bangsa Indonesia” (Depdiknas, 266: 5)
(Struktural Analisis dan Sintesis) dipergunakan sebagai salah satu metode untuk pengajaran MMP. Bahan ajar yang digunakan untuk melatih siswa menguasai keterampilan membaca dan menulis biasanya disajikan dalam buku, papan tulis, atau media kartu huruf atau kata. Seiring dengan perkembangan informasi dan teknologi, model pembelajaran MMP di kelas rendah perlu menyesuaikan dengan tuntutan yang ada saat
Selanjutnya menurut Kurikulum Tingkat
ini. Penggunaan media elektronika sebagai sumber
Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran bahasa
pemerolehan informasi maupun ilmu pengetahuan
Indonesia tahun 2006, diperoleh penjelasan bahwa: “Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek: (1) menyimak (mendengarkan), (2) berbicara, (3) membaca, dan (4) menulis” (Depdiknas, 2006: 6)
merupakan salah satu tuntutan kehidupan saat ini.
Beberapa gambaran pembelajaran bahasa
Layanan pesan singkat atau surat masa
Indonesia pada subjek penelitian diperoleh bahwa
singkat adalah sebuah layanan yang dilaksanakan
di kelas I, II, dan III lazim disebut pembelajaran
dengan sebuah telepon genggam untuk mengirim
bahasa Indonesia di kelas rendah, sedangkan
atau menerima pesan-pesan pendek (tersedia: http:/
pembelajaran bahasa di kelas IV, V, dan VI disebut
/id.wikipedia.org/telepon_ genggam). Pada
pembelajaran bahasa Indonesia di kelas tinggi.
mulanya SMS dirancang sebagai bagian daripada
Terkait dengan orientasi area isi pembelajaran
sebuah telepon tanpa kabel atau yang dikenal
bahasa Indonesia di kelas rendah dikenal dengan
dengan jaringan telepon nirkabel (GSM = Global
istilah pengajaran MMP (Membaca dan Menulis
System for Mobile Telecomunications), tetapi
Permulaan). Pengajaran MMP merupakan salah
sekarang sudah didapatkan pada jaringan bergerak
satu fokus kegiatan pengembangan kemampuan
lainnya
Penggunaan media elektronika seperti HP (Handphone), komputer, buku elektronik ataupun jaringan internet merupakan hal yang menjadi tuntutan kehidupan saat ini dalam membantu beroleh informasi maupun ilmu pengetahuan.
siswa untuk menguasai kemampuan berkomunikasi
Selain itu media tersebut dapat digunakan
dalam bahasa Indonesia secara tertulis. Dalam
juga sebagai media komunikasi juga dipakai sebagai
pelaksanaan pembelajaran di kelas, siswa
pembelajaran MMP di kelas rendah dalam melatih
mempelajari keterampilan membaca dan menulis
siswa terampil membaca dan menulis.
secara terpadu. Siswa diupayakan oleh guru untuk
Masalah dalam penelitian ini dikemukakan
memiliki keterampilan melafalkan lambang-lambang Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 12 No. 1, April 2011
bahwa guru belum memiliki pengalaman dalam
23
menerapkan model pembelajaran MMP dengan
Setiap guru pengajar keterampilan
memanfaatkan media SMS. Penelitian dirancang
membaca haruslah menyadari bahwa membaca
menggunakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas).
adalah suatu keterampilan yang kompleks yang
Diharapkan dari hasil penelitian ini bahwa guru
melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih
dapat mengajarkan keterampilan membaca dan
kecil. Menurut Broughton (dalam Tarigan, 1986: 10-
menulis kepada siswa SD sekaligus mempersiapkan
11) “Keterampilan membaca itu meliputi tiga
siswa menguasai pemanfaatan teknologi elektronika
komponen, yakni: (a) pengenalan terhadap aksara
sebagai sumber informasi dan ilmu pengetahuan.
serta tanda-tanda baca; (b) korelasi aksara beserta
Bertolak dari latar belakang masalah, maka
tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik
untuk penelitian ini dirumuskan masalah sebagai
formal; dan (c) penghubungan lebih lanjut dari (a)
berikut.
dan (b) dengan makna atau isi bacaan.” Secara umum penelitian dirumuskan
Untuk mendukung keterampilan membaca
tentang bagaimana pemanfaatan “SMS” sebagai
tersebut, seseorang perlu memiliki keterampilan
media pengajaran membaca dan menulis permulaan
yang bersifat mekanis (mechanical skills) dan
di kelas rendah.. Dan secara khusus adalah: (1)
keterampilan
Bagaimana perencanaan pengajaran membaca dan
(comprehension skills). Yang termasuk kepada
menulis permulaan di kelas rendah dengan
keterampilan yang bersifat mekanis antara lain: (1)
memanfaatkan “SMS” sebagai media pengajaran,
Pengenalan bentuk huruf/lambang bahasa; (2)
(2) Bagaimana pelaksanaan pengajaran membaca
Pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem,
dan menulis permulaan di kelas rendah dengan
kata, frase, pola klausa, kalimat, termasuk penanda
memanfaatkan “SMS” sebagai media pengajaran,
bacaan); (3)
dan (3) Bagaimana hasil pembelajaran membaca
korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan
dan menulis permulaan di kelas rendah dengan
menyuarakan bahan
memanfaatkan “SMS” sebagai media pengajaran.
tertulis atau “to bark at print”).
Penelitian ini memiliki relevansi dengan program pengusul, yakni: pengembangan model
yang
bersifat
Pengenalan
pemahaman
hubungan/
4. Ketepatan mengatur kecepatan membaca tulisan.
pembelajaran bahasa Indonesia di SD dengan
Pembelajaran membaca di kelas rendah,
memanfaatkan media informatika elektronik sebagai
area isi pengajaran difokuskan pada penguasaan
solusi alternatif peningkatan hasil pembelajaran.
keterampilan yang bersifat mekanis. Sedangkan
Media merupakan salah satu komponen
pelaksanaan pembelajarannya diintegrasikan
pembelajaran. Oleh karena itu, keberadaan media
dengan keterampilan menulis, sehingga hal itu lazim
menjadi penting dalam pembelajaran. Media dapat
disebut MMP (Membaca dan Menulis Permulaan).
mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Artinya,
Untuk membantu siswa dalam MMP di
hasil belajar siswa sangat ditentukan oleh
kelas rendah, melalui penelitian ini digunakan pesan
keberadaan media dalam pembelajaran. Untuk itu,
“SMS” (Short Massage Service) dari HP sebagai
media perlu dirumuskan dalam penyusunan rencana
media pembelajaran. Dalam hal ini, siswa
pelaksanaan pembelajaran.
mempelajari keterampilan membaca dan menulis ISSN 1412-565X
24
dengan menggunakan pesan SMS dari HP. Bahan
di kelas, guru harus mampu bertindak atau
ajar (materi pelajaran) diinformasikan kepada siswa
berunjuk kerja sebagai model, pemotivasi,
melalui pesan SMS, kemudian siswa merespons
penyedia bahan ajar, mediator dan aktor yang
sesuai dengan pesan yang diterimanya.
bertindak sebagai pebelajar.
Keberhasilan siswa dinilai atau diukur berdasarkan
2. Siswa dalam berperilaku selalu dilandasi oleh
respons yang diberikan setelah siswa menerima
minat dan motif tertentu. Hal ini berimplikasi
pesan SMS. Diharapkan model pembelajaran ini
pada kegiatan pembelajaran di kelas, yakni: (a)
dapat meningkatkan keberhasilan siswa dalam
isi pembelajaran yang disajikan kepada siswa
menguasai kedua keterampilan tersebut.
harus memiliki kegunaan dalam kehidupan
Pembelajaran pada dasarnya merupakan
nyata, (b) selama kegiatan pembelajaran, siswa
proses transformasi budaya. Siswa sebagai subjek
harus menyadari kegunaan penguasaan isi
pembelajaran dipandang (1) memiliki potensi
pembelajaran bagi kehidupan sehari-hari, dan
(kompetensi) yang sama untuk memahami sesuatu,
(c) isi pembelajaran harus dipertimbangkan
(2) memiliki minat dan motivasi tertentu dalam
sesuai dengan perkembangan, pengetahuan dan
berinteraksi, serta (3) selain memiliki kesamaan,
pengalaman siswa.
siswa juga memiliki perbedaan pengetahuan dan
3. Siswa selain memiliki kesamaan juga memiliki
pengalaman sebagai hasil bentukan dari lingkungan
perbedaan dalam kegiatan atau beraktivitas.
keluarga, teman sepermainan maupun lingkungan
Implikasi pada kegiatan pembelajaran di kelas,
sosial (masyarakat). Menulis merupakan salah satu
yakni: (a) pelayanan aktivitas pembelajaran
kegiatan berbahasa yang bersifat produktif. Dalam
selain bersifat klasikal dan kelompok juga harus
menulis, seseorang harus memiliki keterampilan
bersifat individual, (b) pelayanan aktivitas
dalam memilah, memilih dan menyusun pesan yang
pembelajaran selain mempertimbangkan siswa
dikomunikasikan melalui tulisan. Oleh karena itu,
yang cepat dalam menguasai isi (materi)
pembelajaran menulis di SD harus bertolak dari
pelajaran juga harus mempertimbangkan siswa
pertimbangan tersebut.
yang menguasai isi pelajaran dengan lambat, dan
Untuk itu, pembelajaran hendaknya
(c) pelayanan aktivitas pembelajaran harus
dirumuskan dengan pertimbangan-pertimbangan
mempertimbangkan keunikan siswa, yang
berikut.
berhubungan dengan proses merasa, berpikiran
1. Siswa dipandang secara fitrah memiliki
dan karakteristik individual yang ada pada siswa;
kemampuan yang sama dalam upaya
sebagai hasil interaksi dalam lingkungan
memahami sesuatu. Hal ini berimplikasi pada
keluarga, teman sepermainan atau lingkungan
kegiatan pembelajaran di kelas, yakni: (a) guru
kehidupan (sosial–masyarakat) sehari-hari.
bukan merupakan satu-satunya sumber
Model penelitian tindakan yang dijadikan
informasi bagi siswa di kelas, (b) siswa perlu
landasan dalam penelitian ini adalah model PTK dari
disikapi sebagai subjek pembelajaran yang aktif
Kemmis & Mc Taggart. Dalam desain model ini,
dan kreatif mampu menemukan pemahaman
satu fokus tindakan (action) merupakan satu siklus
sendiri, dan (c) dalam proses belajar–mengajar
tindakan terdiri dari satu step atau langkah tindakan
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 12 No. 1, April 2011
25
pembelajaran. Hal ini didasarkan pada pemikiran
menulis permulaan di kelas I SD Negeri Nyantong
bahwa PTK dilakukan untuk meningkatkan satu
Kota Tasikmalaya. Peningkatan hasil belajar siswa
aspek Kerja Ilmiah (kemampuan siswa untuk
tersebut masih berpeluang untuk lebih ditingkatkan
melakukan observasi) pada satu Standar
terutama melalui pembelajaran membaca dan
Kompetensi dan satu Kompetensi Dasar, satu
menulis dengan memanfaatkan media “SMS”.
materi pokok terdiri dari beberapa indikator yang
Sekaitan dengan itu, ternyata guru belum pernah
diselesaikan dalam beberapa kali tindakan.
menerapkan “SMS” sebagai media pembelajaran.
Sedangkan bentuk PTK yang dilaksanakan, PTK
Oleh karena itu, perihal perencanaan pelaksanaan
Kolaboratif yang melibatkan beberapa pihak dengan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan
jalinan bersifat kemitraan Sebagaimana dijelaskan
penilaian hasil belajar merupakan masalah yang
oleh Kasihani Kasbolah (1998: 123) yang
dihadapi oleh guru. Dengan Penelitian Tindakan
menyatakan bahwa:
Kelas, masalah tersebut akan disolusikan.
“Penelitian
Tindakan
Kolaboratif
Dalam penelitian ini dilaksanakan
melibatkan beberapa pihak yaitu Guru,
pembelajaran siklikal. Dengan kata lain,
Kepala Sekolah, Peneliti, maupun Dosen
pembelajaran akan dilakukan perbaikan
secara serempak melakukan penelitian
berdasarkan kelemahan yang ditemukan pada
dengan tujuan meningkatkan Praktek
pembelajaran sebelumnya. Pembelajaran akan
Pembelajaran,
pada
dipandang berhasil apabila hasil belajar siswa sudah
perkembangan teori, dan meningkatkan
mencapai hasil yang diharapkan. Dalam hal ini,
karier guru.”
dipandang berhasil apabila penilaian terhadap hasil
Untuk lebih jelasnya ikhtisar alur penelitian
belajar siswa sudah mencapai KKM dan SKM yang
dapat digambarkan seperti pada gambar
ditetapkan setelah dilaksanakan perbaikan
berikut
pembelajaran dalam dua siklus, ternyata
Identifikasi Masalah
menyumbang
Perencanaan Siklus I Refleksi
peningkatan hasil belajar siswa dapat dicapai. Pembelajaran membaca dan menulis permulaan di kelas rendah dipandang berhasil
Pelaksanaan, Tindakan I dan Observasi
apabila: (a) dalam aspek membaca: (1) siswa dapat Perencanaan Siklus II Refleksi
melafalkan rangkaian lambang bunyi bahasa dengan intonasi yang tepat dan (2) siswa dapat memahami
Pelaksanaan, Tindakan II dan Observasi
isi tulisan yang dibacanya; serta (b) dalam aspek menulis: (1) siswa dapat menuliskan lambang bunyi
Gambar 4.1
n Kesimpulan dan Pelaporan
PTK Model Model Kemmis & Mc. Taggart
bahasa dengan kaidah ejaan bahasa Indonesia dan (2) siswa dapat menyampaikan pesan dalam tulisan yang berkaidah ejaan bahasa Indonesia.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Pemanfaatan “SMS” sebagai media dalam
Fokus penelitian diarahkan pada
pembelajaran membaca dan menulis
peningkatan hasil belajar siswa dalam membaca dan
permulaan di kelas rendah dipandang berhasil
26
ISSN 1412-565X
apabila guru dapat melaksanakan
SIMPULAN
pembelajaran di kelas serta siswa
Simpulan dari hasil penelitian ini adalah
mencapai hasil belajar yang lebih baik
sebagai berikut: (1) Masalah dalam
dalam membaca dan menulis.
pembelajaran membaca dan menulis permulaan
2. Pembelajaran membaca dan menulis
di kelas rendah senantiasa dapat disolusikan oleh
permulaan di kelas rendah yang
guru melalui serangkaian upaya perbaikan
dilaksanakan oleh guru dipandang berhasil
pembelajaran; (2) Perbaikan pembelajaran
apabila guru dapat membuat RPP (Rencana selalu dapat diupayakan oleh guru setelah guru Pelaksanaan Pembelajaran) membaca dan
melakukan serangkaian kegiatan identifikasi
menulis dengan menggunakan “SMS”
terhadap penyebab munculnya masalah yang
sebagai media dan melaksanakan RPP
dihadapi; (3) Keterbatasan media pembelajaran
tersebut sehingga dicapai peningkatan hasil
membaca dan menulis permulaan di kelas rendah
belajar siswa dalam membaca dan menulis.
diidentifikasi sebagai salah satu penyebab hasil
Sejalan dengan hal tersebut, maka media belajar siswa yang belum sejalan dengan KKM “SMS” dapat diterima sebagai salah satu solusi
dan SKM. Oleh karena itu, solusi untuk hal
alternatif dalam meningkatkan hasil belajar
tersebut adalah mengatasi keterbatasan media
siswa di kelas rendah. Dilihat dari aspek
pembelajaran membaca dan menulis permulaan;
keterampilan membaca, siswa dapat melafalkan (4) Keterbatasan media pembelajaran membaca rangkaian lambang bunyi bahasa Indonesia
dan menulis permulaan di kelas rendah ternyata
dengan intonasi yang tepat serta memahami isi
berhasil diatasi setelah pembelajaran tersebut
atau pesan tulisan yang dibacanya. Dilihat ari
menerapkan “SMS” sebagai medianya. Hal itu
aspek menulis, siswa dapat menuliskan lambang dibuktikan oleh peningkatan hasil belajar siswa bunyi bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah
mencapai KKM > 70 dengan SKM > 75%; (5)
bahasa Indonesia serta menyampaikan pesan atau Media “SMS” ternyata dapat dijadikan solusi isi tulisan berdasarkan tema tertentu. Dalam hal
alternatif oleh guru dalam mengatasi masalah
ini, siswa dapat menyampaikan pesan dengan
pembelajaran membaca dan menulis permulaan
tema perkenalan nama diri. Didasarkan kepada
di kelas rendah. Melalui media SMS, siswa
pencapaian hasil belajar yang dinilai
mampu membaca nyaring kalimat sederhana
berdasarkan KKM dan SKM, ternyata siswa
dengan lafal dan intonasi yang tepat serta siswa
mencapai KKM > 70 dengan SKM > 75%. Oleh dapat memahami pesan atau isi tulisan yang karena itu, pemanfaatan “SMS’ sebagai media
dibacanya. Selain itu siswa dapat menuliskan
dalam pembelajaran membaca dan menulis
kalimat sederhana sesuai dengan kaidah bahasa
permulaan di kelas rendah dipandang berhasil.
Indonesia dan menyampaikan pesan atau isi
Keberhasilan tersebut membuktikan bahwa guru tulisan perihal perkenalan nama diri. sudah berhasil mengatasi masalah yang ditemukan dalam pembelajaran di kelas rendah SD. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 12 No. 1, April 2011
SARAN 27
Saran dari hasil penelitian ini adalah sebagai
keterbatasan media pembelajaran membaca dan
berikut: (1) Masalah dalam pembelajaran membaca
menulis permulaan di kelas rendah harus disolusikan
dan menulis permulaan di kelas rendah harus
dengan menerapkan media yang sesuai dengan
disolusikan oleh guru dengan melakukan serangkaian
kebutuhan di lapangan; (4) Keterbatasan media
kegiatan perbaikan pembelajaran; (2) Agar guru
pembelajaran membaca dan menulis permulaan di
berhasil dalam mengatasi masalah dalam
kelas rendah disarankan untuk diatasi oleh guru
pembelajaran disarankan guru agar melakukan
dengan menggunakan media “SMS”; dan (5)
identifikasi terhadap akar masalah atau penyebab
Disarankan bahwa penggunaan media “SMS” dapat
munculnya masalah. Dengan cara tersebut, guru
dijadikan upaya untuk meningkatkan keterampilan
dapat menentukan solusi alternatif untuk mengatasi
siswa dalam membaca dan menulis permulaan.
masalah yang dihadapi; (3) Disarankan bahwa DAFTAR RUJUKAN Alice Gunter, Mary, et. al. (1991). Instruction, A Models Approach. Boston:Allynand Bacon. Aminuddin. (1994). Tentang Pembelajaran Terpadu dalam Pengajaran Bahasa. Vocal, Tahun V nomor 1, Desember 1994. Bachman, Lyle. (1989). Fundamental Considerations in Language Testing. Oxford University Press. Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Depdiknas. Eanes, Robin. (1997). Content Area Literacy; Teaching for Today and Tomorrow. Boston: Delmar Publisher. Fogarty, Robin. (1991). How to Integrate the Curricula. Palatine, Illionis: IRI/Skylight Publishing, Inc. Goodman, Ken. (1986). What’s Whole in Whole Language?. New Hampshire Heinemann Educational Book. Jalongo, Mary E. (1992). Early Childhood Language Arts. Boston: Allyn and Bacon. Marzano, Robert, et.al. (1992). Dimensions of Thinking. A Framework for Curriculum and Instruction. Alexandria, Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development.
Pappas, Christine C, et.al. (1990). An Integratted LAnguage Perspective in the Elementary School. London: Longman. Syafi’ie. 1990. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud. Tompkins, Gail E. 1994. Teaching Balancing Process and Product. New York: Mac Millan College Publisher. tersedia: http://id.wikipedia.org/telepon_ genggam BIODATA SINGKAT Penulis adalah Dosen Universitas Pendidikan Indonesia
28
ISSN 1412-565X