KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/109/2017 TENTANG KOMITE NASIONAL PENYUSUNAN DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang
: a.
bahwa Daftar Obat Esensial Nasional sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/320/2015 Esensial
Nasional
perlu
tentang
Daftar
disesuaikan
Obat dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang farmasi
dan
kedokteran,
pola
penyakit,
program
kesehatan, serta perbaikan status kesehatan masyarakat; b.
bahwa dalam rangka penyusunan Daftar Obat Esensial perlu dibentuk Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional;
c.
bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional; Mengingat
: 1.
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
2.
-2Undang-Undang Nomor
36
Tahun
2009
tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 3.
Undang-Undang Pemerintahan
Nomor Daerah
23
Tahun
(Lembaran
2014
Negara
tentang Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 4.
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan (Lembaran Nomor
Sediaan
Negara
138,
Farmasi
Republik
Tambahan
dan
Alat
Indonesia
Lembaran
Kesehatan
Tahun
Negara
1998
Republik
Indonesia Nomor 3781); 5.
Keputusan
Menteri
189/MENKES/SK/III/2006
Kesehatan tentang
Nomor
Kebijakan
Obat
Nasional; 6.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang
Organisasi
dan
Tata
Kerja
Kementerian
Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1508); 7.
Keputusan
Menteri
HK.02.02/MENKES/320/2015 Esensial Nasional 2015;
Kesehatan tentang
Nomor Daftar
Obat
-3MEMUTUSKAN: Menetapkan
: KEPUTUSAN NASIONAL
MENTERI
KESEHATAN
PENYUSUNAN
DAFTAR
TENTANG OBAT
KOMITE ESENSIAL
NASIONAL. KESATU
: Susunan keanggotaan Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat
Esensial
Nasional
sebagaimana
tercantum
dalam
Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. KEDUA
: Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional, yang selanjutnya disebut Komite terdiri atas Tim Ahli dan Tim Pelaksana, yang masing-masing bertugas: 1.
Tim Ahli bertugas: a.
melakukan evaluasi obat dalam Daftar Obat Esensial Nasional 2015; dan
b.
menilai usulan obat yang akan dikeluarkan dari Daftar
Obat
dimasukkan
Esensial ke
dalam
Nasional Daftar
2015
Obat
dan
Esensial
Nasional. 2.
Tim Pelaksana bertugas: a.
mempersiapkan
prosedur
dan
pedoman
pelaksanaan; b.
mengkompilasi usulan/masukan;
c.
mempersiapkan
usulan
rancangan
Daftar
Obat
Esensial Nasional; d.
memfasilitasi rapat-rapat pembahasan teknis dan sidang pleno; dan
e.
melaksanakan
dokumentasi,
finalisasi
penyebaran Daftar Obat Esensial Nasional.
dan
KETIGA
-4: Dalam melakukan tugasnya Komite bertanggung jawab dan menyampaikan laporan 1 (satu) bulan setelah berakhir masa tugas kepada Menteri Kesehatan melalui Direktur Jenderal yang tugas dan fungsinya di bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
KEEMPAT
: Masa tugas Komite sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua berlaku selama Tahun 2017.
KELIMA
: Segala pembiayaan yang timbul atas pelaksanaan tugas Komite
dibebankan
pada
DIPA
Direktorat
Pelayanan
Kefarmasian Tahun 2017. KEENAM
: Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri
Kesehatan
Nomor
HK.02.02/MENKES/141/2015
tentang Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional 2015, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. KETUJUH
: Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 1 Maret 2017 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, ttd NILA FARID MOELOEK
-5LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/109/2017 TENTANG KOMITE
NASIONAL
PENYUSUNAN
DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL SUSUNAN KEANGGOTAAN KOMITE NASIONAL PENYUSUNAN DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL Penasehat
: 1.
Menteri Kesehatan
2. Pengarah
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Sekretaris Jenderal
: 1.
2.
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan
3.
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan
4.
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat
5.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
6.
Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapeutik dan Napza, Badan Pengawasan Obat dan Makanan
I.
TIM AHLI Ketua
:
Iwan Dwiprahasto (Farmakoepidemiologi)
Wakil Ketua
:
Rianto Setiabudy (Farmakologi Klinik)
Anggota
:
1.
Abdul Muthalib (Hematologi-Onkologi medik)
2.
Arini Setiawati (Farmakologi)
3.
Armen Muchtar (Farmakologi Klinik)
4.
Cissy RS Prawira (Kesehatan Anak)
5.
Dede Gunawan (Neurologi)
6.
Dody Ranuhardy (Hemato-Onkologi)
7.
-6Endang Susalit (Ginjal-Hipertensi)
8.
Erna Kristin (Farmakologi)
9.
Erwin Astha Triyono (Tropik Infeksi)
10. Faisal Yunus (Pulmonologi) 11. Farida Anwar (BPOM) 12. Gatot Purwoto (Obstetri Ginekologi) 13. Gunawan Darmansjah (Anestesiologi) 14. Hanafi B.Trisnohadi (Kardiologi) 15. Inge Sutanto (Parasitologi Klinik) 16. Irma Ardiana (BKKBN) 17. Junaidah (Puskesmas) 18. Lysbeth Regina Pandjaitan (Puskesmas) 19. Masfar Salim (IDI) 20. Muhti Okayani (BPOM) 21. Murdani Abdullah (Gastroenterohepatologi) 22. Retno Widowati Soebaryo (Kulit dan Kelamin) 23. Rizaldy Taslim Pinzon (Neurologi) 24. Robert Reverger (Psikiatri) 25. Sarwono Waspadji (Endokrin Metabolik) 26. Sawitri Darmiati (Radiologi) 27. Silvia Desiree (Gigi dan Mulut) 28. Sri Rezeki S.Hadinegoro (Kesehatan Anak) 29. Sri Suryawati (Farmakologi) 30. Sumariyono Sarmidi (Rheumatologi) 31. Taralan Tambunan (Kesehatan Anak) 32. Virna Dwi Oktariana (Mata) 33. Wawaimuli Arozal (Farmakologi) II.
TIM PELAKSANA Ketua
:
Direktur Pelayanan Kefarmasian
Wakil Ketua
:
Kepala
Subdirektorat
Seleksi
Obat
dan
Kesehatan Direktorat Pelayanan Kefarmasian
Alat
Sekretaris Anggota
: :
1.
-7Kepala Seksi Seleksi Obat
2.
Kepala Seksi Seleksi Alat Kesehatan
1.
Sekretaris Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan
2.
Direktur
Tata
Kelola
Obat
Publik
dan
Perbekalan Kesehatan 3.
Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan
4.
Direktur Pelayanan Kesehatan Primer
5.
Direktur Kesehatan Keluarga
6.
Direktur
Pencegahan
dan
Pengendalian
Penyakit Menular Langsung 7.
Direktur
Pencegahan
dan
Pengendalian
dan
Pengendalian
Penyakit Tidak Menular 8.
Direktur
Pencegahan
Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik 9.
Direktur
Surveilans
dan
Karantina
Kesehatan 10. Direktur
Pencegahan
dan
Pengendalian
Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA 11. Kepala
Subdirektorat
Klinikal
Farmasi,
Manajemen
Direktorat
dan
Pelayanan
Kefarmasian 12. Kepala
Subdirektorat
Farmakoekonomi,
Direktorat
Analisis Pelayanan
Kefarmasian 13. Kepala
Subdirektorat
Penggunaan
Obat
Rasional, Direktorat Pelayanan Kefarmasian 14. Kepala
Subdirektorat
Penilaian Kelola
Ketersediaan, Obat
Kesehatan
Publik
Perencanaan
dan
Direktorat
Tata
dan
Perbekalan
-815. Kepala Subdirektorat Pengendalian Harga dan Pengaturan Pengadaan, Direktorat Tata Kelola
Obat
Publik
dan
Perbekalan
Kesehatan Sekretariat
:
1.
Endah Septni Restiati
2.
Rengganis Pranandari
3.
Nur’aeni
4.
Mantiza Perdana H K
5.
Dirgahayuni Sari Agustina
6.
Vitri Sariati
7.
Dwi Nur Pratiwi
8.
Rosa Laila Sari Murti
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, ttd NILA FARID MOELOEK