Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 2/2014
PENGARUH EMULGATOR TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KRIM EKSTRAK ETANOL KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) Nursalam Hamzah*, Isriany Ismail**, Andi Dian Aulia Saudi*** * ,** ,*** Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Abstrak Proses formulasi sediaan dapat berpengaruh terhadap aktivitas obat, khususnya sediaan yang mengandung antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh emulgator terhadap aktivitas antioksidan krim ekstrak etanol kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L). Kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L) dimaserasi menggunakan etanol 70%. Ekstrak kemudian dibuat krim konsentrasi 2%, 3% dan 4% dengan variasi kombinasi emulgator Anionik (Asam Stearat dan Trietanolamin) serta emulgator nonionik (Tween 60 dan Span 60). Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan mengukur persen penghambatan sediaan terhadap radikal bebas DPPH termasuk setelah penyimpanan. Aktivitas penghambatan radikal bebas DPPH untuk basis dengan emulgator nonionik (2%, 3%, 4%) serta anionik (2%, 3%, 4%) berturut-turut adalah (17,90%, 19,33%, 21,53%) serta (49,01%, 30,76%, 17,69%). Sedangkan untuk sediaan anionik berturut-turut adalah 73,73%; 69,16%; 67,27% (Sebelum penyimpanan) dan 55,88%; 50,16%; 49,00% (Setelah penyimpanan). Untuk krim nonionik berturut-turut adalah 68,57%; 61,87%; 59,30% (Sebelum penyimpanan) dan 42,66%; 47,76%; 48,75% (setelah penyimpanan). Analisis statistik rancangan acak kelompok taraf kepercayaan 5% dan 1% terhadap basis, sediaan dan penyimpanan menghasilkan bahwa jenis dan jumlah emulgator tidak mempengaruhi aktivitas antioksidan sediaan yang mengandung ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L) dan aktivitas antioksidan sediaan krim ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L) menurun setelah penyimpanan. Kata kunci : Ekstrak etanol, Rosella (Hibiscus sabdariffa L), Krim, Antioksidan. dapat menghambat reaksi oksidasi yang
PENDAHULUAN
R
adikal bebas merupakan mole-
disebabkan oleh radikal bebas. Antioksi-
kul yang relatif tidak stabil,
dan akan bereaksi dengan radikal bebas
memiliki elektron yang tidak
reaktif membentuk radikal bebas yang tid-
berpasangan diorbit luarnya sehingga ber-
ak reaktif dan relatif stabil. Warna merah,
sifat reaktif dalam mencari pasangan el-
biru, ungu dalam buah dan sayuran bi-
ektron. Elektron dari radikal bebas yang
asanya disebabkan oleh warna pigmen an-
tidak berpasangan sangat mudah menarik
tosianin (salah satu flavonoid). Flavonoid
elektron dari molekul lainnya sehingga
termasuk senyawa fenolik alam yang po-
radikal bebas tersebut menjadi sangat reak-
tensial sebagai antioksidan dan mempu-
tif.
nyai bioaktifitas sebagai obat. Senyawa
Antioksidan adalah senyawa yang
376
Nursalam Hamzah, Isriany Ismail, Andi Dian Aulia
Pengaruh Emulgator Terhadap Aktivitas ...
fenolik telah diketahui memiliki berbagai
gator ini tetap sering digunakan untuk se-
efek biologis seperti aktivitas antioksidan
diaan-sediaan antioksidan misalnya krim
melalui mekanisme sebagai pereduksi, pe-
yang mengandung vitamin C, namun
nangkal radikal bebas, pengkhelat logam
merupakan emulgator yang digunakan da-
serta pendonor elektron. Beberapa tahun
lam basis yang tidak sangat mempengaruhi
belakangan ini, flavonoid telah diteliti
efek dari bahan aktif atau antioksidan.
memiliki potensi yang besar untuk mela-
Penelitian tentang antioksidan dalam ben-
wan penyakit yang disebabkan oleh pe-
tuk sediaan
nangkap radikal (Pratimasari, 2009).
Muhammad Haqqi budiman (FMIPA UI,
krim
telah dilakukan oleh
Kosmetik perawatan kulit (skin-care
2008) dimana penelitian yang telah dil-
cosmetic) diantaranya terdiri dari kosmetik
akukannya adalah pengujian antioksidan
untuk
dalam bentuk sediaan krim tomat.
membersihkan
cream,
sabun,
kulit
cleansing
(cleansing milk,
dan
Salah satu uji untuk menentukan ak-
penyegar kulit), kosmetik untuk melem-
tivitas
babkan kulit/moisturizer (nigth cream),
bebas adalah metode DPPH (1,1 Diphenyl-
kosmetik pelindung (sunscreen cream, sun
2-picrylhidrazyl). Metode DPPH dapat
block cream/lotion), dan kosmetik untuk
memberikan informasi reaktivitas senyawa
menipiskan kulit / peeling (scrub cream).
yang diuji dengan suatu radikal stabil.
(Tranggono iswari, 2007). Adapun krim
(Kuncahyo I, 2007). DPPH merupakan
antioksidan
metode yang sederhana, cepat, dan mudah,
tergolong
jenis
kosmetik
perawatan kulit.
antioksidan
penangkap
radikal
selain itu metode ini terbukti akurat dan
Sekarang ini telah ada berbagai sedi-
praktis (Pratimasari,2009). Berdasarkan
aan kosmetika perawatan kulit mengan-
hal
tersebut
diatas
maka
dung senyawa antioksidan. Termasuk sedi-
penelitian tentang pengaruh emulgator ter-
aan berupa krim. Krim adalah bentuk sedi-
hadap aktivitas antioksidan krim ekstrak
aan setengah padat mengandung satu atau
etanol kelopak bunga rosela (Hibiscus
lebih bahan obat terlarut atau terdispersi ke
sabdarifa L). Penelitian ini bertujuan un-
dalam bahan dasar yang sesuai. Krim bi-
tuk mengetahui pengaruh emulgator ter-
asanya digunakan sebagai emolien atau
hadap aktivitas antioksidan krim ekstrak
pemakaian obat pada kulit. Emulsi jenis
etanol kelopak bunga rosella
minyak dalam air lebih disukai karena si-
sabdariffa L).
fatnya yang mudah dibersihkan dari pada kebanyakan salep (Ansel,2005). Beberapa
METODE PENELITIAN
emulgator mudah teroksidasi. Tetapi emul-
Alat dan bahan yang digunakan 377
dilakukan
(Hibiscus
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 2/2014
Alat yang digunakan adalah Bejana
kelopak bunga Rosella (Hibiscus sabdar-
maserasi, gelas ukur (Iwaki te-32 pyrex),
iffa L) yang masih segar berasal dari Ma-
labu tentukur (Iwaki te-32 pyrex), pipet
kassar.
volume (Iwaki te-32 pyrex), rotavapor
kemudian diserbukkan. Selanjutnya sam-
(Ikarv 10 basic), spektrofotometer UV-Vis
pel diekstraksi dengan cara maserasi
(genesys 10s
dengan menggunakan pelarut etanol 70%
uv-vis),
timbangan analitik
(Kern alj).
Sampel
sebanyak
100
gram
selama 5 x 24 jam, di tempat yang terlin-
Bahan yang digunakan adalah Asam
dung dari sinar matahari langsung sambil
stearat, adeps lanae, aquadest, etanol ab-
sesekali diaduk. Selanjutnya disaring. Am-
solut, etanol 70%, gliserin, kelopak bunga
pasnya diekstraksi kembali dengan etanol
rosella ( Hibiscus sabdariffa L), metil para-
yang baru dengan jumlah yang sama.
ben, parafin, propil paraben, setil alkohol,
Ekstrak etanol yang diperoleh kemudian
span 60, tween 60, Trietanolamin, 1,1-
dikumpulkan
diphenyl-2-picrylhidrazyl (DPPH).
diuapkan sampai diperoleh ekstrak etanol
Prosedur Kerja
yang
Pengambilan dan Pengolahan sampel
digunakan sebagai bahan baku krim.
Sampel
yang
digunakan
dan
kental.
cairan
Ekstraknya
penyarinya kemudian
adalah
Tabel.1. Rancangan Formula Krim antioksidan Ekstrak Rosella (Hibiscus sabdariffa L). Formula Krim (%) (40g)
Nama Bahan Ekstrak etanol kelopak bunga rosella Setil alkohol Asam stearat Trietanolamin Gliserin Parafin Adeps Lanae Span 60 dan Tween 60 Propil paraben Metal paraben Aquadest
Anionik IA 0,09 3 10 2 15 5 5 0,1 0,05 40
IIA 0,09 3 15 3 15 5 5 0,1 0,05 40
Nonionik IIIA 0,09 3 20 4 15 5 5 0,1 0,05 40
IN 0,09 3 5 15 5 5 2 0,1 0,05 40
Keterangan: IA = Formula krim antioksidan dengan emulgator anionik pada konsentrasi 2% IIA = Formula krim antioksidan dengan emulgator anionik pada konsentrasi 3% IIIA= Formula krim antioksidan dengan emulgator anionik pada konsentrasi 4% IN = Formula krim antioksidan dengan emulgator nonionik pada konsentrasi 2% IN = Formulasi krim antioksidan dengan emulgator nonionik pada konsentrasi 3% IIIN =Formulasi krim antioksidan dengan emulgator nonionik pada konsentrasi 4%
378
IIN 0,09 3 5 15 5 5 3 0,1 0,05 40
IIIN 0,09 3 5 15 5 5 4 0,1 0,05 40
Nursalam Hamzah, Isriany Ismail, Andi Dian Aulia
Pengaruh Emulgator Terhadap Aktivitas ...
Pembuatan sediaan krim dengan emulga-
pai terbentuknya krim yang homogen,
tor Nonionik
tambahkan ekstrak etanol kelopak rosella
Alat dan bahan yang akan digunakan
(Hibiscus
Sabdariffa
L)
dan
di-
disiapkan. Fase minyak dibuat dengan
homogenkan.
melebur berturut-turut asam stearat, setil
Prosedur pengujian krim sebagai beri-
alkohol, adeps lanae, parafin cair, span 60.
kut :
Ditambahkan propil paraben, kemudian
Pembuatan larutan DPPH
suhu dipertahankan pada suhu 70oC. Fase
Larutan DPPH 0,343 mM dibuat
air dibuat dengan melarutkan metil paraben
dengan cara ditimbang DPPH sebanyak
0
dalam air panas pada suhu 90 C, dan dit-
0,0135 g dilarutkan dengan 100
mL eta-
ambahkan gliserin. Ditambahkan tween 60,
nol absolut dalam labu tentukur.
dipertahankan pada suhu 70oC. Krim dibu-
Penetapan panjang gelombang maksimum
at dengan mencampurkan fase minyak ke
(λmaks)
dalam fase air sembil diaduk selama 3
Larutan DPPH sebanyak 1 mL
menit. Didiamkan selama 20 detik, lalu
dicukupkan dengan etanol 5 mL dalam
diaduk kembali sampai terbentuk krim
labu tentukur 5 mL dan dihomogenkan.
yang homogen, tambahkan ekstrak etanol
Setelah itu dibiarkan selama 30 menit di
kelopak rosella (Hibiscus Sabdariffa. L)
tempat
dan dihomogenkan.
serapannya pada panjang gelombang 400-
Pembuatan sediaan krim dengan emulga-
800
tor Anionik
spektrofotometri UV-VIS, dan diperoleh
Alat dan bahan yang akan digunakan
gelap, nm
selanjutnya dengan
diukur
menggunakan
panjang gelombang maksimum DPPH
disiapkan. Fase minyak dibuat dengan
yaitu 517 nm.
melebur setil alkohol, adeps lanae, parafin
Pengukuran serapan DPPH ( Blanko)
cair, asam stearat. Ditambahkan propil
Pengujian dilakukan dengan dipipet
paraben, kemudian suhu dipertahankan pa-
1 mL DPPH 0,343 mM dan dicukupkan
0
da 70 C, fase air dibuat dengan melarut-
volumenya dengan etanol absolut sampai
kan metil paraben dalam air panas pada
5,0 mL dalam labu ukur. Larutan ini selan-
suhu 900C dan ditambahkan gliserin. Dit-
jutnya di ukur absorbansinya pada panjang
ambahkan
gelombang
trietanolamin,
dipertahankan
pada suhu 700C. Krim dibuat dengan men-
Penyiapan sampel
campurkan fase minyak ke dalam fase air
Sampel krim sebanyak 5 g (setara
sambil diaduk selama 3 menit. Didiamkan
dengan 40,06 mg ekstrak rosella) dit-
selama 20 detik, lalu diaduk kembali sam-
ambahkan 5 mL etanol absolut kemudian 379
Jurnal Kesehatan disentrifuge
selama
Volume VII No. 2/2014 10
menit.
Hasil
jang gelombang 517 nm pada spektro UV-
ekstraksi disaring dengan kertas saring dan
VIS.
ditampung filtratnya. Ampasnya dilarutkan kembali dengan etanol absolut dan diambil
PEMBAHASAN
filtratnya. Hal ini dilakukan sebanyak 3
Uji aktivitas antioksidan dalam sen-
kali. Filtrat disatukan dan dipekatkan
yawa yang terkandung dalam suatu tana-
kemudian di ad hingga 5 mL.
man dilakukan untuk mengetahui apakah
Uji
perendaman
radikal
bebas
senyawa tersebut terbukti memiliki aktivi-
menggunakan DPPH
tas pengikatan terhadap radikal bebas.
Filtrat ditambahkan 2 mL DPPH
Tanaman yang digunakan pada penelitian
0,343 mM, dicukupkan volumenya hingga
ini adalah rosella (Hibiscus sabdariffa L).
10 mL, kemudian diinkubasi pada suhu 37-
Dalam hal ini dilakukan pengujian aktivi-
---0C selama 30 menit. Selanjutnya sera-
tas antioksidan dalam bentuk sediaan krim
pannya diukur dengan spektrofotometer
yang mengandung ekstrak etanol 70%
UV-VIS pada panjang gelombang 517 nm.
kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa
Peredaman terhadap DPPH dihitung
L). Metode ekstraksi yang digunakan un-
dengan menggunakan rumus :
tuk memperoleh ekstrak etanol kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L) adalah metode maserasi karena metode ini tidak melibatkan panas, sehingga tidak ada faktor
Uji aktivitas krim
temperatur
yang
mempercepat
reaksi atau mempengaruhi senyawa aktif
Krim yang dibuat disimpan selama
pada ekstrak, dan juga merupakan cara
10 hari. Penyimpanan dilakukan di oven
yang mudah dilakukan dan menggunakan
pada suhu 370C selama 12 jam dan pada
peralatan
suhu 40C selama 12 jam berselang seling
digunakan untuk mengekstraksi adalah
dalam 10 hari. Kemudian % inhibisinya
etanol 70%.
sederhana.
Pelarut
diukur sesuai point (d) dan (e) pada panTabel 2. Hasil pengukuran IC50 dari ekstrak etanol kelopak bunga rosella Konsentrasi Sampel (ppm)
Pengikatan DPPH (%)
10 20 30 40 50
33,28 42,20 45,71 49,62 56,56
Persamaan Garis Linear y = 0,593x + 29,28 2
r = 0,972
380
IC50 (ppm) 38,44
yang
Nursalam Hamzah, Isriany Ismail, Andi Dian Aulia
Pengaruh Emulgator Terhadap Aktivitas ...
Tabel 3. Hasil pengukuran absorbansi sediaan krim Konsentrasi emulgator
Basis
Anionik 2% Anionik 3% Anionik 4% Nonionik 2% Nonionik 3% Nonionik 4%
49,01 30,76 17,69 17,90 19,33 21,53
Kandungan antosianin yang terdapat
Penghambatan DPPH (%) Sediaan Penyimpanan Sebelum Setelah 73,73 55,88 69,16 50,16 67,27 49,00 68,57 42,66 61,87 47,76 59,30 48,75 Penggunaan emulgator nonionik
gabun-
pada kelopak bunga rosella (Hibiscus
gan tween 60 dan span 60 dengan HLB
sabdariffa L) bersifat polar, maka dipilih
butuh
pelarut etanol yang kepolarannya diting-
emulgator gabungan dapat menghasilkan
katkan dengan memilih etanol 70%. Dari
pengurangan tegangan antar muka yang
hasil
antioksidan
lebih besar dibanding emulgator tunggal
peredaman radikal bebas DPPH ekstrak
sehingga emulsi yang dibentuk akan lebih
etanol kelopak bunga rosella (Hibiscus
stabil serta karakteristik hidrofilik dan
sabdariffa L) diperoleh IC50 sebesar 38,44
lipofilik yang seimbang, molekul surfaktan
ppm. Konsentrasi inilah yang digunakan
cenderung lebih senang berada pada antar
sebagai acuan untuk formula sediaan krim
muka.
penentuan
aktivitas
dengan emulgator anionik dan nonionik. Pada
pembuatan
2,dipilih
dengan
alasan
Emulgator nonionik digunakan da-
krim
lam penelitian ini karena emulgator ini
dengan ekstrak etanol kelopak bunga rosel-
bersifat netral dan stabil dengan adanya
la (Hibiscus sabdariffa L) digunakan dua
asam/basa
jenis
Penggunaan
emulgator
yang
sediaan
10
berbeda
untuk
dari
komponen
emulgator
ini
krim. untuk
mengetahui pengaruh emulgator terhadap
menghindari terjadinya interaksi antara
aktivitas antioksidan krim yang dibuat.
emulgator dan zat didalam ekstrak, meng-
Emulgator anionik yang digunakan dalam
ingat belum diketahuinya secara pasti
penelitian ini adalah trietanolamin yang
komponen kimia atau senyawa yang ter-
dikombinasikan dengan asam stearat se-
dapat dalam ekstrak kelopak bunga rosella
bagai bahan pengemulsi anionik untuk
(Hibiscus sabdariffa L).
menghasilkan emulsi M/A yang homogen
Penggunaan emulgator anionik yaitu
dan stabil. Sedangkan untuk emulgator
trietanolamin dan asam stearat, mengingat
nonionik digunakan tween 60 dan span 60.
bahwa krim yang dibuat ditujukan untuk 381
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 2/2014
penggunaan luar. Basis yang dipilih dalam
but akan tereduksi dan warnanya akan
suatu sediaan krim untuk penggunaan luar
berubah menjadi kuning. Perubahan terse-
pada umumnya dibentuk dari fase minyak
but dapat diukur dengan spektrofotometer,
yang tidak terabsorbsi kedalam kulit yaitu
dan diplotkan terhadap konsentrasi. Prinsip
dari golongan minyak mineral, misalnya
kerja metode DPPH adalah berdasarkan
parafin liquid. Sedangkan asam stearat
adanya senyawa antioksidan (AH) akan
akan membentuk krim yang stabil jika
mendonorkan hidrogen (H) pada DPPH
digabungkan dengan trietanolamin (TEA).
dengan bereaksi dengan antioksidan maka
Emulgator dengan konsentrasi 2 %
absorpsi DPPH akan berkurang yang
adalah jumlah yang cukup dalam suatu for-
ditandai adanya perubahan warna radikal
mula, walaupun konsentrasi yang lebih
bebas DPPH yang berwarna ungu menjadi
kecil tetapi dapat memberikan hasil yang
berwarna kuning pucat. Penentuan aktivi-
lebih baik. Jika konsentrasi emulgator
tas
lebih dari 5%, maka emulgator akan men-
metode
jadi bagian utama dari formula dan hal ini
dengan nilai peredaman DPPH. Semakin
bukanlah tujuan dari pengunaan emulgator
besar nilai peredamannya maka akan se-
(Martin, 1971). Oleh karena itu, dalam
makin besar juga nilai aktivitas anti-
pembuatan
oksidannya (Pratimasari,2009).
krim
pada
penelitian
ini
digunakan konsentrasi 2%, 3%, dan 4%.
antioksidan
dengan
peredaman
menggunakan
DPPH
dinyatakan
Kandungan penting yang terdapat
Metode yang digunakan dalam pen-
pada kelopak bunga rosella (Hibiscus
gujian aktivitas antioksidan adalah metode
sabdariffa L) adalah pigmen antosianin
serapan radikal 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil
yang membentuk flavonoid yang berperan
(DPPH) karena merupakan metode yang
sebagai antioksidan. Flavonoid merupakan
sederhana,
dan
senyawa pereduksi yang menghambat ban-
menggunakan sampel dalam jumlah yang
yak reaksi oksidasi. Flavonoid bertindak
sedikit dengan waktu yang singkat. Metode
sebagai penampung radikal hidroksi dan
ini dapat digunakan untuk mengevaluasi
superhidroksi
aktivitas antioksidan pada ekstrak tanaman.
melindungi
Radikal DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil)
reaksi yang merusak. Semakin banyak
adalah
yang
subtitusi gugus hidroksi pada flavonoid,
mengandung nitrogen tidak stabil dengan
maka aktivitas antiradikalnya semakin be-
absorbansi kuat pada λmax 517 nm dan
sar (Amic et al, 2003). Senyawa flavonoid
berwarna ungu gelap. Setelah bereaksi
banyak yang mudah larut dalam air, teruta-
dengan senyawa antioksidan, DPPH terse-
ma bentuk glikosidanya. Flavonoid rosella
suatu
cepat,
senyawa
mudah,
organik
382
dan lipid
dengan
demikian
membrane
terhadap
Nursalam Hamzah, Isriany Ismail, Andi Dian Aulia
Pengaruh Emulgator Terhadap Aktivitas ...
terdiri dari flavonol dan pigmen antosianin.
dengan
Antosianin merupakan pigmen tumbuhan
sebagai emulgator, sedangkan pada krim
yang memberikan warna merah pada bun-
nonionik asam stearat digunakan sebagai
ga rosella (Hibiscus sabdariffa L) dan ber-
pembentuk
peran mencegah kerusakan sel akibat papa-
konsentrasi yang sama.
ran sinar UV berlebih. Kadar antosianin
konsentrasi
massa
yang
krim
bervariasi
saja
dengan
Kemampuan penghambatan radikal
yang tinggi pada kelopak rosella dapat
bebas
menghambat radikal bebas yang berlebi-
emulgator dalam sediaan. Semakin besar
han. Pigmen antosianin ini yang memben-
konsentrasi emulgator yang digunakan da-
tuk warna ungu kemerahan pada kelopak
lam sediaan krim, aktivitas antioksidan
bunganya. Antosianin berfungsi sebagai
mengalami penurunan, disebabkan karena
antioksidan, pada bunga rosella berada pa-
akan
da bentuk glukosida (Sastrohamidjojo, 1995). Hasil pengujian efek penghambatan radikal
bebas
sediaan
juga
dipengaruhi
lebih
oleh
jumlah
banyak
emulgator
yang
dilindungi
terhadap
oksidasi
oleh
antioksidan
ekstrak
yang
kemudian
bereaksi dengan radikal bebas DPPH dan
krim
menyebabkan terjadinya penurunan aktivi-
memperlihatkan bahwa krim yang dibuat
tas. Kemampuan peredaman radikal bebas
dengan emulgator anionik memberikan %
pada sediaan untuk tiap konsentrasi dan
penghambatan
yang
tinggi
jenis emulgator menunjukkan bahwa krim
dibandingkan
dengan
yang
dengan emulgator anionik berbeda %
lebih krim
menggunakan emulgator nonionik. Efek
penghambatannya
dengan
krim
yang
peredaman pada sediaan kemungkinan
menggunakan emulgator nonionik dengan
dipengaruhi oleh komponen basis krim
konsentrasi yang sama, dimana krim
yang digunakan, yaitu asam stearat yang
anionik menunjukkan % penghambatan
dapat meredam radikal bebas DPPH. Pada
yang lebih tinggi dibandingkan dengan
krim anionik digunakan asam stearat
krim nonionik.
Tabel 4. Analisis Varians perubahan % inhibisi sediaan sebelum dan setelah penyimpanan Rumus variansi
DB
JK
KT
F hitung
Emulgator Penyimpanan Galat Total
5 1 5 11
161.1322 930.8647 66.70437
32.22644 930.8647 13.34087
2.415616 69.77538**
Keterangan ** = Sangat Signifikan
383
F table 5% 1% 5.05 10.97 6.61 16.26
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 2/2014
Tabel 5. Analisis Varians % inhibisi basis dengan sediaan Rumus variansi
DB
JK
KT
F hitung
Emulgator Perlakuan Galat Total
5 1 5 11
883.2302 4442.131 330.0769
176.646 4442.131 66.01538
2.675832 67.28934**
F tabel 5% 1% 5.05 10.97 6.61 16.26
Keterangan ** = Sangat Signifikan Basis pada kedua jenis krim dengan
bahwa % penghambatan tiap-tiap jenis dan
emulgator berbeda memberikan pengham-
jumlah emugator dalam sediaan tidak
batan terhadap radikal bebas dan secara
berbeda (sama), sehingga jika ditinjau dari
keseluruhan mendukung aktivitas antioksi-
efesiensi
dan
emulgator maka dapat digunakan salah
dari
sediaan
yang
mengandung
dan
emulgator
penggunaan
ekstrak. Hasil statistik Rancangan Acak
satu
Kelompok kemampuan peredaman DPPH
nonionik) dengan konsentrasi terkecil
oleh basis
yaitu 2%.
dan sediaan menunjukkan
jenis
efektivitas
(anionik
atau
bahwa pada perlakuan (basis dan sediaan)
Pada penelitian ini dilakukan juga
memiliki F Hitung > F Tabel pada taraf
penyimpanan krim selama 10 siklus untuk
kepercayaan 5% dan 1%. Hal ini berarti
membandingkan
bahwa kemampuan peredaman radikal
sebelum dan sesudah penyimpanan. Krim
bebas antara basis dan sediaan berbeda
disimpan selama 12 jam pada suhu 37⁰C
sangat
signifikan.
disimpulkan
bahwa
aktivitas
antioksidan
Sehingga
dapat
dan 12 jam pada suhu 4⁰C. Terlihat bah-
meskipun
basis
wa
%
penghambatan
radikal
bebas
memberikan aktivitas antioksidan, tetapi
menurun selama penyimpanan. Berdasar-
penambahan ekstrak sangat mempengaruhi
kan hasil analisis statistik rancangan acak
besarnya aktivitas antioksidan sediaan,
kelompok pengukuran % penghambatan
pengaruh ekstrak terhadap kemampuan
sediaan krim sebelum dan setelah penyim-
peredaman radikal bebas DPPH sangat
panan terlihat bahwa F hitung > F tabel
signifikan.
Hasil
pada taraf kepercayaan 5% dan 1%. Hal
rancangan
acak
analisis
statistik
kelompok
%
ini berarti bahwa terjadi perbedaan aktivi-
penghambatan setiap jenis dan jumlah
tas penghambatan radikal bebas setelah
emulgator terlihat bahwa nilai F hitung < F
penyimpanan
tabel pada taraf kepercayaan 5% dan 1%
Penyimpanan mempengaruhi % pengham-
untuk % penghambatan masing- masing
batan sediaan. Ini menunjukkan bahwa
emulgator dalam sediaan. Hal ini berarti
penyimpanan dapat mempengaruhi aktivi384
yang
sangat
signifikan.
Nursalam Hamzah, Isriany Ismail, Andi Dian Aulia
Pengaruh Emulgator Terhadap Aktivitas ...
tas penghambatan radikal bebas ekstrak
DAFTAR PUSTAKA
yang ada pada sediaan yang menyebabkan
Ansel. C. Howard. “Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi”. Diterjemahkan oleh Faridah Ibrahim. Jakarta: Universitas Indonesia, 2005. Kuncahyono I. “Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi, l.) terhadap 1,1-Diphenyl-2Picrylhidrazyl (DPPH)”. D-III. Yogyakarta: Teknologi Farmasi Fakultas Teknik Universitas Setia Budi, 2007. Martin Eric.L.”Dispensing of Madication. 7th Edition”. Pensylvania: Mack Publishing Company Easton. 1971 Pratimasari, D. “Uji Aktivitas Penangkap Radikal Buah Carica papaya L. Dengan Metode DPPH dan Penetapan Kadar Fenolik Serta Flavonoid Totalnya.” Skripsi. Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2009. Sastrohamidjojo Hardjono. “ Biosintesis Senyawa Kimia.” Yogyakarta, 1995. Tranggono, R.I, Fatma Latifah. “Buku Pengangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.” Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2007.
% penghambatannya menurun. Penurunan aktivitas ini kemungkinan disebabkan karena efek antioksidan ekstrak berfungsi juga sebagai antioksidan sediaan karena dalam formulasi krim tidak menggunakan antioksidan sediaan. Oleh karena itu, krim harus memakai antioksidan sediaan agar ekstrak tidak berfungsi sebagai antioksidan sediaan
yang
akan
menyebabkan
penurunan efek dari antioksidan. Hasil analisis statistik % penghambatan setiap emulgator ternyata tidak berbeda (sama) dalam artian emulgator tidak berpengaruh terhadap % penghambatan masing-masing sediaan
krim
terhadap
DPPH, sehingga kedua emulgator dapat digunakan
tetapi
dengan
konsentrasi
terkecil, karena pada konsentrasi terkecil (2%) menunjukkan % penghambatan yang paling tinggi. PENUTUP Kesimpulan Jenis dan jumlah emulgator tidak mempengaruhi
aktivitas
antioksidan
sediaan yang mengandung ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L). Aktivitas antioksidan sediaan krim ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L) menurun setelah penyimpanan.
385