PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO TERHADAP PEMBELAJARAN MENYIMAK PUISI DI KELAS X SMA NEGERI 6 TANGERANG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
oleh Rike Rahmalia NIM 1110013000055
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ABSTRAK Rike Rahmalia (NIM: 1110013000055). Pengaruh Penggunaan Media Audio terhadap Pembelajaran Menyimak Puisi di Kelas X SMA Negeri 6 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Penelitian yang berjudul Pengaruh Penggunaan Media Audio terhadap Pembelajaran Menyimak Puisi di Kelas X SMA Negeri 6 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014, dilaksanakan di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media audio terhadap pembelajaran menyimak puisi di kelas X. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen murni. Metode tersebut menggunakan teknik pretest dan posttest grup desain. Sampel dalam penelitian ini menggunakan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas eksperimen dengan jumlah tiga puluh empat siswa menggunakan media audio berupa rekaman puisi yang didengarkan melalui laptop dan pengeras suara, sedangkan kelas kontrol dengan jumlah tiga puluh enam siswa tidak menggunakan media audio. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu thitung > ttabel yaitu 3.63 > 1.668. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan media audio terhadap pembelajaran menyimak puisi di kelas X SMA Negeri 6 Tangerang Selatan pada tahun pelajaran 2013/2014.
Kata Kunci: Media Audio, Keterampilan Menyimak, Puisi.
i
ABSTRACT Rike Rahmalia (NIM: 1110013000055). The Effect of Using Audio towards Listening Poetry in Class X SMA Negeri 6 South Tangerang Academic Year 2013/2014. Indonesian Literature and Language Education Department, the Faculty of Tarbiyah and Teaching Training and Education, the State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. The Titled of research The Effect of Using Audio towards Listening Poetry in Class X SMA Negeri 6 South Tangerang Academic Year 2013/2014, held in SMAN 6 South Tangerang. The aims of the research is to determine the effect of using audio towards listening poetry in class X. The method used in this research is pure experimental method. This method used the pretest and posttest design as a technique. The sample in this research using the control group and experimental group. Thitrty four students as an experimental group with the amount of use audio form of poetry recording are heard on laptop and speaker. While, thirty six students the control group with didn’t use audio. The results obtained are tcount > ttable is 3.63 > 1,668. It can be concluded, that the use of audio had significant effect towards listening poetry in class X SMA Negeri 6 South Tangerang in the academic year 2013/2014.
Keywords: Audio, Listening Skill, Poetry
ii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahi rabbil’alamin, puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, semangat, perlindungan, anugrah ilmu serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Audio terhadap Pembelajaran Menyimak Puisi di Kelas X SMA Negeri 6 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014.” Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman. Skripsi ini penulis susun untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar sarjana pendidikan pada Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Di samping itu, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang mendukung dan membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan ketentuan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1. Dra. Nurlena Rifa‟i, M.A., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mempermudah dan melancarkan penyelesaian skripsi ini. 2. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd., selaku ketua jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan ilmu dan bimbingan yang sangat berharga bagi penulis selama ini. 3. Dra. Hindun, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
yang
telah
memberikan
dukungan
kepada
penulis
untuk
menyelesaikan skripsi ini. 4. Nuryati Djihadah, M.Pd,. M.A., selaku dosen pembimbing skripsi yang sangat berpengaruh dalam penyelesaian skripsi ini. (Terima kasih atas kesabaran, arahan dan saran Ibu selama bimbingan).
iii
iv
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selama ini telah membekali penulis berbagai ilmu pengetahuan. Semoga ilmu yang diberikan bermanfaat hingga akhir hayat. 6. Hidayat Mufraeni dan Yetty Mariawati, selaku kedua orang tuaku tercinta. Terima kasih atas dukungan baik moril maupun materil, kasih sayang, dan kesabaran yang kalian berikan untukku. 7. Herawati Ayu, Tria Yustia, Poppy Alicyana, dan Muhammad Khadafi, selaku saudara-saudaraku tersayang. Kalian pengobat hati di kala sedih dan sulit, yang senantiasa memberi semangat dan keceriaan dalam hidupku. 8. Heri Mardianto, S. Kom., selaku orang yang senantiasa memberi dukungan, semangat, bantuan, kasih sayang, dan menjadi tempat curahan segala keluh kesah selama menjalani masa-masa tersulit dalam kuliah. 9.
Sahabat-sahabat “Four Icons and Manager” (Ayu Annisa, Syafrida, Nurmah, dan Kurnia Dewi N.) kalian selalu setia menjadi sahabat dalam suka maupun duka. Canda tawa bahagia yang selalu menghiasi saat kita sedang berkumpul. Semoga tali silaturahmi kita tetap terjalin.
10. Sahabat-sahabat “Lima Belas” (Enday, Icha, Titi, Alfi, Abu, Oky, Jojon, Aji, Zhalbiah, Devi, Nia, Reza, Age, Diny, Kang Iya) yang selalu mendukung dan memberi motivasi dari jauh. Kalian adalah sahabat terbaikku yang menjadikanku
dewasa
dan
mengetahui
arti
sebuah
perjuangan
dan
pengorbanan. 11. Seluruh staf guru dan karyawan SMA Negeri 6 Tangerang Selatan, khususnya Kepala Sekolah SMA Negeri 6 Tangerang Selatan, Bapak Agus Hendrawan, dan Ibu Nurhayati yang telah membantu dan memberikan kemudahan penulis dalam melaksanakan penelitian. 12. Para siswa SMA Negeri 6 Tangerang Selatan terutama siswa kelas X IIS 2, X IIS 3, dan X IIS 4. Terima kasih atas bantuanya. Kalian adalah pengalaman berhargaku, semoga kalian menjadi siswa yang rajin dan membanggakan.
v
13. Teman-teman Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2010, terutama Sahabat PBSI kelas B yang secara tidak langsung telah memberikan dukungannya dan semangat. Terima kasih selama empat tahun, kalian telah memberikan warna dalam hidupku, baik dengan tawa, canda, sedih, kecewa, marah, kesal, dan penghianatan. 14. Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian. Semoga semua bantuan, dukungan, partisipasi yang kalian berikan mendapatkan pahala dan keridhoan dari Allah SWT. Selain itu, semoga kebaikan kalian diberikan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran konstruktif penulis buka selebar-lebarnya. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi banyak pihak. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 8 Juli 2014
Penulis
DAFTAR ISI SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK .......................................................................................................... i KATA PENGANTAR ......................................................................................iii DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................. 4 C. Pembatasan Masalah ............................................................ 5 D. Perumusan Masalah .............................................................. 5 E. Tujuan Penelitian .................................................................. 5 F. Manfaat Penelitian ................................................................ 5
BAB II
KAJIAN TEORI A. Hakikat Media Audio ........................................................... 7 1. Pengertian Media ............................................................. 7 2. Pengertian Media Audio ................................................ 11 B. Hakikat Menyimak ............................................................. 15 1. Pengertian Menyimak .................................................... 15 2. Tahap-tahap menyimak ................................................. 17 3. Faktor dan Jenis Menyimak ........................................... 19 4. Tujuan Menyimak .......................................................... 21 C. Puisi .................................................................................... 23 1. Pengertian puisi ............................................................. 23 vi
vii
2. Unsur dan jenis puisi ..................................................... 25 3. Pemahaman dan Telaah Puisi ........................................ 31 D. Penelitian yang Relevan ..................................................... 35 E. Kerangka Berpikir .............................................................. 37 F. Hipotesis Penelitian ............................................................ 38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 39 B. Metode dan Desain Penelitian ............................................ 39 C. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................... 41 1. Populasi ......................................................................... 41 2. Sampel ........................................................................... 41 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 42 E. Instrumen Pengumpulan Data ........................................... 43 F. Uji Coba Instrumen ............................................................ 44 1. Uji Validitas ................................................................... 44 2. Uji Reliabilitas ............................................................... 45 G. Teknik Analisis Data .......................................................... 46 1. Pengujian Persyaratan Analisis ..................................... 46 a. Uji Normalitas ........................................................... 46 b. Uji Homogenitas ....................................................... 47 2. Uji hipotesis ................................................................... 48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMA Negeri 6 Tangerang Selatan ........ 50 B. Deskripsi Data .................................................................... 57 1. Deskripsi Kegiatan Penelitian........................................ 57 2. Deskripsi Data Hasil Prestest dan Posttest Keterampilan Menyimak Puisi Siswa Kelas X SMA Negeri 6 Tangerang Selatan............................................................................ 59 C. Pengujian Prasyarat Analisis Data ..................................... 73
viii
1. Uji Validitas dan Reliabilitas ......................................... 73 2. Uji Normalitas dan Homogenitas .................................. 76 D. Pengujian Hipotesis ............................................................ 77 E. Pembahasan Hasil Penelitian.............................................. 82
BAB V
PENUTUP A. Simpulan............................................................................. 85 B. Implikasi ............................................................................. 85 C. Saran ................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Desain penelitian.............................................................................. 40 Tabel 3.2: Sampel.............................................................................................. 42 Tabel 3.3: Kisi-kisi soal .................................................................................... 44 Tabel 4.1: Kepala Sekolah SMA Negeri 6 Tangerang Selatan ......................... 53 Tabel 4.2: Input dan Output Peserta didik ........................................................ 54 Tabel 4.3: Kondisi Ideal SMA Negeri 6 Tangerang Selatan ............................ 55 Tabel 4.4: Prestasi ............................................................................................. 56 Tabel 4.5: Kurikulum ........................................................................................ 57 Tabel 4.6: Data Hasil Pretest Siswa kelas Kontrol (X IIS 2)............................ 59 Tabel 4.7: Urutan Nilai Pretest Terendah sampai Tertinggi Siswa Kelas Kontrol (X IIS 2) ............................................................................................................ 60 Tabel 4.8: Data Hasil Posttest Siswa Kelas Kontrol (X IIS 2) ......................... 62 Tabel 4.9: Urutan Nilai Posttest Terendah sampai Tertinggi Siswa Kelas Kontrol (X IIS 2) ............................................................................................................ 63 Tabel 4.10: Statistik Deskripstif Kelas Kontrol ................................................ 65 Tabel 4.11: Data Hasil Prestest Siswa Kelas Eksperimen (X IIS 4) ................ 66 Tabel 4.12: Urutan Nilai Pretest Terendah sampai Tertinggi Siswa Kelas Eksperimen (X IPS 4) ....................................................................................... 67 Tabel 4.13: Data Hasil Posttest Siswa Kelas Eksperimen (X IIS 4) ................. 68 Tabel 4.14: Urutan Nilai Posttest Terendah sampai Tertinggi Siswa Kelas Eksperimen (X IIS 4) ........................................................................................ 70 Tabel 4.15: Statistik Deskripstif Kelas Eksperimen ......................................... 71 Tabel 4.16: Statistik Deskripstif Postest Kelas Kontrol dan Posttest Kelas Eksperimen........................................................................................................ 72 Tabel 4.17: Validitas Instrumen ........................................................................ 73 Tabel 4.18: Reliabilitas Instrumen .................................................................... 75 Tabel 4.19: Uji Normalitas ................................................................................ 77 Tabel 4.20: Pemerolehan Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ................. 78 Tabel 4.21: Pemerolehan Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen........... 79
ix
DAFTAR GAMBAR Gambar 1: Grafik Histogram dan Poligon Pretest Kelas Kontrol ............... 61 Gambar 2: Grafik Histogram dan Poligon Posttest Kelas Kontrol .............. 64 Gambar 3: Grafik Histogram dan Poligon Pretest Kelas Eksperimen ......... 68 Gambar 4: Grafik Histogram dan Poligon Posttest Kelas Eksperimen ....... 71
x
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1: Pemerolehan Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol LAMPIRAN 2: Pemerolehan Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen LAMPIRAN 3: Tabel distribusi frekuensi pretest kelas kontrol LAMPIRAN 4: Tabel distribusi frekuensi posttest kelas kontrol LAMPIRAN 5: Tabel distribusi frekuensi pretest kelas eksperimen LAMPIRAN 6: Tabel distribusi frekuensi posttest kelas eksperimen LAMPIRAN 7: Uji Validitas Instrumen LAMPIRAN 8: Uji Reliabilitas Instrumen LAMPIRAN 9: Uji Normalitas Perhitungan Uji Liliefors Kelas Kontrol LAMPIRAN 10: Uji Normalitas Perhitungan Uji Liliefors Kelas Eksperimen LAMPIRAN 11: Uji Homogenitas Perhitungan Uji Fisher LAMPIRAN 12: Uji hipotesis dengan menggunakan rumus uji t LAMPIRAN 13: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Kontrol) LAMPIRAN 14: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Eksperimen) LAMPIRAN 15: Instrumen Soal (Pretest Bahasa Indonesia kelas X) LAMPIRAN 16: Instrumen Soal (Posttest Bahasa Indonesia kelas X) LAMPIRAN 17: Tabel R (Product Moment) LAMPIRAN 18: Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors LAMPIRAN 19: Titik Persentase Distribusi t LAMPIRAN 20: Dokumentasi
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Standar Nasional Pendidikan menjelaskan, terdapat standar proses yang menjadi kegiatan utama dalam meraih ilmu di sekolah. Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, menyenangkan, memotivasi peserta didik untuk giat, serta memberikan ruang yang cukup bagi peserta didik dalam menyalurkan bakat, minat dan potensi. Proses tersebut menentukan hasil pembelajaran peserta didik. Selain standar proses, adapula standar tenaga pendidikan. Tenaga pendidik atau guru, merupakan salah satu kunci kesuksesan dalam proses pembelajaran. Guru menjadi agen perubahan dalam pendidikan khususnya di Indonesia. Guru juga yang menjadi kunci keberhasilan bagi peserta didik dan institusi yang menaungi jabatan atau profesinya. Pada dasarnya pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah bertujuan
untuk
meningkatkan
kemampuan
peserta
didik
untuk
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan dan
tulisan,
serta
menumbuhkan
apresiasi
terhadap
kesusasteraan
(Depdiknas). Peranan bahasa dan sastra Indonesia sangat penting dalam kemajuan sumber daya manusia di negara Indonesia. Bahasa Indonesia dijadikan mata pelajaran wajib yang harus dikuasai oleh seluruh warga Indonesia, karena bahasa Indonesia merupakan pusat dan perkembangan intelektual, emosional, spiritual, dan penunjang keberhasilan dalam semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Mempelajari
bahasa
Indonesia
membantu
peserta
didik
untuk
merangsang kreativitas dan potensi. Dengan belajar bahasa dan sastra Indonesia peserta didik mampu mengekspresikan diri, mengemukakan gagasan, informasi, pikiran, dan perasaan serta dapat mengembangkan pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi pada kenyataannya, pembelajaran
1
2
bahasa dan sastra Indonesia di sekolah kadang masih dilakukan secara klasik atau monoton. Dengan cara guru ceramah di depan kelas dengan sistem pembelajaran yang membuat peserta didik merasa bosan serta kurang aktif. Padahal tidak menutup kemungkinan, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia diterapkan dengan cara yang baru agar dapat memberikan hasil yang baik, mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Untuk mencapai hal tersebut perlu adanya kerjasama yang baik antara peserta didik dan tenaga pengajar. Selain memiliki kualifikasi yang baik, seorang guru juga harus memiliki keterampilan dalam mengajar atau mendidik, apalagi pada saat ini kurikulum pendidikan sudah mengarah pada kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 yang berorientasi pada tematik integratif, dan tiga komponen utama pendidikan, yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap. Di Kurikulum 2013 ditekankan pada penguatan karakter (Kemendikbud). Maka untuk menyesuaikan dengan perkembangan kurikulum guru harus melakukan langkah-langkah seperti melakukan perencanaan, persiapan, dan evaluasi serta memiliki strategi ataupun metode, agar pembelajaran di sekolah terasa lebih aktif dan menyenangkan. Strategi atau metode yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan serta menghubungkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Materi bahasa dan sastra Indonesia yang sekiranya kurang diminati oleh peserta didik adalah materi puisi yang diintegrasikan, baik itu dalam menyimak, pembelajaran
membaca, di
kelas
menulis, pun
ataupun
merefleksikan.
kadang-kadang
Pelaksanaan
menimbulkan
beberapa
problematika, seperti kurangnya keterlibatan dalam pembelajaran dan kebosanan peserta didik yang menyebabkan proses pembelajaran monoton, sehingga pemahaman materi tidak dikuasai dengan baik. Pembelajaran puisi terkadang menjadi salah satu materi yang dianggap siswa sebagai materi yang membosankan. Hal tersebut mungkin disebabkan karena pendalaman materi yang disampaikan guru kepada peserta didik kurang begitu tepat dan berkesan. Tema materi puisi yang disampaikan
3
kurang menarik, atau metode yang digunakan oleh guru tidak mendukung, sehingga minat peserta didik dalam mempelajari materi puisi rendah. Padahal dalam pembelajaran puisi dibutuhkan kreativitas yang cukup baik dalam menguasai materi, seperti pemaknaan puisi, pembacaan puisi dan sebagainya, Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, tidak dipungkiri juga peserta didik lebih tertarik dengan hal-hal berupa media yang menurut mereka lebih menarik dan menyenangkan. Seperti video, gambar, permainan online, lagu-lagu atau jejaring sosial yang bermunculan dan marak digunakan. Teknologi yang berkembang pada saat ini, bila tidak dibatasi dapat merusak peserta didik dari berbagai sisi, baik itu menurunkan semangat dalam belajar atau mempengaruhi pola pikir peserta didik. Tetapi perkembangan teknologi sebenarnya dapat menjadi faktor yang mendukung proses pembelajaran, terutama dalam materi bahasa dan sastra Indonesia, apabila digunakan dan dimanfaatkan dengan bijaksana dan cerdas. Sumber teknologi yang mendukung proses pembelajaran harus dipilih sebaik mungkin, sehingga teknologi atau media yang diterapkan dalam proses pembelajaran tidak menyalahi aturan standar pendidikan yang ada. Penggunaan media teknologi dalam pembelajaran yang bervariasi membantu peserta didik dalam pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Akan tetapi, guru harus bisa menyesuaikan penggunaan media teknologi dengan pola pikir dan kemampuan peserta didik, serta melakukan pemilihan media yang tepat. Agar siswa tidak terbawa arus negatif atas perkembangan teknologi pada saat ini, yang menyebabkan rendahnya pembelajaran di sekolah. Melihat fenomena yang terjadi, ada alternatif yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan pemahaman dalam belajar, dengan memilih media pembelajaran yang baik agar peserta didik lebih antusias dalam melaksanakan proses pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, khususnya mengenai pembelajaran puisi. Peserta didik lebih semangat dan berperan aktif untuk mengapresiasikan puisi, serta mudah memahami dan menguasai materi yang disampaikan, sehingga memberikan hasil belajar yang baik.
4
Pembelajaran bahasa Indonesia terutama dalam menyimak puisi di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan masih kurang. Pemahaman yang diberikan oleh guru kepada peserta didik terutama kelas X masih belum bisa diserap dengan baik, artinya secara keseluruhan peserta didik belum antusias dalam melakukan proses pembelajaran. Mungkin karena penggunaan alat atau media yang ada di kelas masih belum dimanfaatkan dengan maksimal, sehingga tidak membangkitkan semangat pada saat pembelajaran berlangsung. Media audio berupa hasil rekaman atau lagu dapat digunakan sebagai media alternatif pembelajaran puisi, sesuai dengan keadaan sarana dan kemampuan guru SMA Negeri 6 Tangerang Selatan yang belakangan ini sudah mumpuni dalam teknologi, selain itu pembelajaran menggunakan media audio pada materi puisi pun belum pernah diterapkan di kelas X pada tahun ajaran ini. Dengan menggunakan media audio siswa dapat lebih fokus terhadap puisi yang disimak sehingga meningkatkan konsentrasi dan kreativitas berpikir peserta didik. Maka berdasarkan uraian di atas, untuk mengetahui pembelajaran peserta didik terhadap menyimak puisi, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Media Audio terhadap Pembelajaran Menyimak Puisi di Kelas X SMA Negeri 6 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: a. Menurunnya pemahaman terhadap materi puisi. b. Rendahnya minat pembelajaran puisi. c. Rendahnya keterampilan menyimak puisi. d. Kurangnya pengembangan media pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
5
C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini tidak menyimpang dari materi, maka batasan penelitian yang berjudul Pengaruh Media Audio terhadap Pembelajaran Menyimak Puisi di kelas X SMA Negeri 6 Tangerang Selatan, terfokus pada pembahasan mengenai pengaruh penggunaan media audio terhadap pembelajaran menyimak puisi yang diterapkan di kelas X IIS 2 dan X IIS 4 SMA Negeri 6 Tangerang Selatan semester genap tahun pelajaran 2013/2014.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: Bagaimana pengaruh penggunaan media audio terhadap pembelajaran penyimak puisi di kelas X SMA Negeri 6 Tangerang Selatan tahun pelajaran 2013/2014?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian perumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah: Untuk
mengetahui
Pengaruh
Penggunaan
Media
Audio
Terhadap
Pembelajaran Menyimak Puisi di kelas X SMA Negeri 6 Tangerang Selatan tahun pelajaran 2013/2014.
F. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Teoretis Memberikan masukan dalam rangka penyusunan teori dan konsepkonsep baru terutama untuk mengembangkan bidang ilmu pendidikan ilmu bahasa dan sastra Indonesia, khususnya pembelajaran puisi.
2. Manfaat praktis a.
Bagi mahasiswa Diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan kemampuan
6
dan keterampilan meneliti, serta penambahan teori-teori yang lebih mendalam terutama pada ilmu berbahasa. b.
Bagi siswa Dapat meningkatkan kesadaran siswa terhadap pentingnya mata pelajaran bahasa Indonesia terutama dalam pembelajaran menyimak puisi, serta dapat memberikan pengetahuan mengenai pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang aktif dan menyenangkan melalui pembelajaran menyimak puisi menggunakan media audio. Dengan demikian dapat menciptakan pengalaman yang baru dalam pembelajaran
bahasa
dan
sastra
Indonesia
sehingga
dapat
meningkatkan prestasi siswa. c.
Bagi guru Sebagai masukan dalam penambahan materi dan meningkatkan strategi
serta
kualitas
belajar
mengajar,
khususnya
dalam
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. d.
Bagi sekolah Diharapkan memberikan suasana yang baru dalam pembelajaran di sekolah khususnya di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan. Dengan demikian dapat mengurangi kemungkinan adanya siswa yang nilainya kurang baik dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Selain itu, dapat dijadikan referensi dan pertimbangan untuk meningkatkan hasil belajar siswa agar memperoleh prestasi yang baik.
BAB II KAJIAN TEORI A.
Hakikat Media Audio 1.
Pengertian media Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Batasan lain telah dikemukakan oleh para ahli yang sebagian di antaranya diberikan berikut ini. AECT (Association of Education and Communication Technology) memberikan batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Di samping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator. Menurut Fleming, media adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator, media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar siswa dan isi pelajaran. Di samping itu, mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap pembelajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada 7
8
peralatan yang canggih, dapat disebut media. Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantar pesan-pesan pembelajaran dengan fungsi utama adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan.1 Dapat diartikan, media merupakan segala bentuk alat yang direncanakan dan diciptakan, berfungsi untuk menyampaikan informasi atau pesan yang disampaikan oleh seorang guru kepada siswa. Dengan alat tersebut, siswa dapat mengerti informasi atau pesan
yang
disampaikan
sehingga
mempermudah
proses
pembelajaran. Adapun pengertian media yang berbeda dengan beberapa definisi sebelumnya. Media adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar kondusif, yang penerimannya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif, sehingga terlihat pemanfaatan media dalam proses pembelajaran, yaitu untuk mengefektifkan dan mengefesiensikan proses pembelajaran itu sendiri. Media dalam konteks pembelajaran merupakan bahasa guru dalam proses pembelajaran verbal maupun nonverbal. Bahasa verbal adalah semua jenis komunikasi yang menggunakan satu kata atau lebih, sedangkan bahasa nonverbal adalah semua pesan yang disampaikan tanpa kata-kata atau selain dari kata-kata yang digunakan.2 Media merupakan alat untuk menyampaikan pesan dari sumber yang sudah direncakan untuk menciptakan pembelajaran yang dapat diterima oleh pendengar. Pendengar mendapatkan informasi dari guru dalam bentuk bahasa verbal dan nonverbal. Media juga diciptakan sebagai alat untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien, sehingga pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat dipahami oleh pendengar (siswa). 1
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 3-15. Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2012), h. 7-8. 2
9
S. Sadiman menjelaskan media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Media hendaknya memanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Adapun batasan yang diberikan, ada persamaan di antara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.3 Media diciptakan dari sesuatu yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dan dibaca. Media juga digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi yang dapat merangsang siswa sehingga mempermudah dan membantu proses pembelajaran dengan baik. Saiful Bahri dan Aswan Zein berpendapat apabila media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran.4 Media adalah alat bantu apapun yang dapat membantu guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pengajaran. Alat bantu tersebut berasal dari berbagai sumber belajar yang dapat diciptakan dan direncanakan oleh guru. Sumber belajar tersebut meliputi
gambar,
kerajinan
tangan,
peristiwa
atau
sejarah,
lingkungan, siswa sendiri, atau alat teknologi yang telah tersedia dengan baik. Secara lebih detail, media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri karena memang gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam penyampain pesan-pesan dari bahan pelajaran yang 3
Arief S. Sadiman dan R. Rahardjo, Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan) Seri Pustaka Teknologi Pendidikan No.8, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), h. 6-7. 4 Saiful Bachri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rhineka Cipta, 2002), h. 136.
10
diberikan oleh guru kepada anak didik. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan untuk dipahami oleh setiap anak didik, terutama bahan pelajaran yang rumit atau kompleks. Secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dalam pengertian ini, media bukan hanya alat perantara seperti televisi, radio, slide, bahan cetakan, tetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber belajar atau juga berupa kegiatan semacam diskusi, seminar, karya wisata, dan sebagainya yang dikondisikan untuk menambah wawasan mengubah sikap siswa atau menambah keterampilan siswa.5 Media memiliki peran yang sangat penting, yaitu suatu sarana atau perangkat yang berfungsi sebagai perantara atau saluran dalam suatu proses komunikasi antara komunikator dan komunikan. Media pembelajaran digunakan sebagai media dalam pembelajaran. Berbagai komponen pada lingkungan belajar yang membantu pembelajar untuk belajar. Jadi dapat dipahami media pembelajaran merupakan segala sesuatu
yang dapat
menyampaikan atau
menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga lingkungan belajar
yang kondusif dapat
melakukan proses
pembelajaran secara efisisen dan efektif.6 Media diciptakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran. Dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa terbentuk suatu informasi yang didapat dari perantara tersebut. Perantara yang digunakan telah direncakan dengan baik sehingga
5
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), h. 163. 6 Rayandra Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2011), h. 4-8.
11
dapat membantu proses pembelajaran demi tercapainya tujuan pendidikan. Media berfungsi sebagai alat yang dapat membantu tugas guru dalam mengajar. Media tersebut dapat mendukung terhadap penggunaan strategi belajar mengajar sekaligus membantu tercapainya tujuan pembelajaran. Kegunaan utama media adalah sebagai media atau alat bantu untuk menunjang metode yang digunakan oleh guru saat mengajar.7 Media diartikan sebagai alat yang dapat membantu tugas guru dalam proses belajar mengajar. Mendukung metode yang diciptakan dan digunakan oleh guru, agar proses pembelajaran yang dilaksanakan lebih lengkap atau sempurna. Sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan guru melalui metode tersebut. Dari beberapa pendapat mengenai media, penulis lebih mengarah pada pendapat Munadi. Dapat disimpulkan bahwa media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan dan menyampaikan pesan atau informasi baik dalam bentuk lisan maupun tertulis. Media tersebut diciptakan agar dapat dipahami serta dapat merangsang seseorang untuk berpikir dan mengeksplor dirinya sendiri. Media dalam proses pembelajaran dapat dinyatakan juga sebagai bahasa guru, yakni bahasa verbal atau nonverbal yang digunakan untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, efektif dan efisien, menyenangkan dan dapat merangsang pemikiran, perhatian serta pemahaman siswa.
2.
Pengertian Media Audio Pembahasan tentang proses komunikasi pembelajaran dengan menggunakan media audio tidak lepas dari pembahasan aspek pendengarannya itu sendiri. Pendengaran adalah alat untuk mendengarkan. Mendengarkan sesungguhnya suatu proses rumit
7
Uus Ruswandi dan Badrudin, Media Pembelajaran, (Bandung: CV Insan Mandiri), h. 19.
12
yang melibatkan empat unsur yaitu mendengarkan, memperhatikan, memahami dan mengingat. Media audio merupakan media yang hanya
melibatkan
indera
pendengaran
dan
hanya
mampu
memanipulasi kemampuan suara semata. Dilihat dari pesan yang diterimanya media audio yakni bahasa lisan atau kata-kata, dan pesan nonverbal audio adalah seperti bunyibunyian dan vokalisasi, seperti gerutuan, gumam, musik dan lainlain. Jenis-jenis media yang termasuk media ini adalah program media radio dan program media rekam (software), yang disalurkan melalui hardware seperti radio dan alat-alat perekam seperti phonograph record (disc recording), audio tape (tape recorder) yang menggunakan pita magnetik (cassete), dan compact disk. Program radio sangat sesuai untuk sasaran dalam jangkauan yang luas, dan dalam dunia pendidikan telah digunakan untuk pendidikan jarak jauh. Sedangkan program media rekam sangat memungkinkan untuk sasaran dalam jangkauan terbatas, seperti proses pembelajaran di kelas kecil maupun di kelas besar (ruang auditorium). Adapun karakter media audio, karakter media dalam media audio adalah pesan yang disalurkan melalui media audio dituangkan dalam lambang-lambang auditif baik verbal maupun nonverbal. Karakter yang lainnya dapat dilihat dari kelebihan-kelebihan media audio sebagai berikut: a.
mampu
mengatasi
keterbatasan
ruang
dan
waktu
dan
memungkinkan menjangkau sasaran yang luas, b.
mampu mengembangkan daya imajinasi pendengar,
c.
mampu memusatkan perhatian siswa pada penggunaan katakata, bunyi dan arti dari kata/bunyi,
d.
sangat cocok atau tepat untuk mengajarkan musik dan bahasa laboratorium bahasa tidak lepas dari media ini terutama untuk melatih listening,
13
e.
mampu mempengaruhi suasana dan perilaku siswa melalui latar dan efek suara,
f.
dapat menyajikan program pedalaman materi yang dibawakan oleh guru atau orang-orang yang memiliki keahlian di bidang tertentu sehingga tema yang dibahas memiliki mutu yang baik dilihat dari segi ilmiah karena selalu dilengkapi hasil-hasil observasi dan penelitian,
g.
dapat mengerjakan hal-hal tertentu yang sulit dikerjakan oleh guru, yakni menyajikan pengalaman-pengalaman dunia luar ke dalam kelas, sehingga media audio memungkinkan untuk menghadirkan hal-hal yang aktual. Dengan demikian dapat memberikan suasana kesegaran pada sebagian topik yang dibahas.8 Pengelompokkan media dalam pembelajaran terbagi atas
beberapa media, salah satunya adalah media audio. Media audio adalah media yang penyampaian pesannya hanya dapat diterima oleh indera pendengaran. Pesan atau informasi yang disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif yang berupa katakata, musik, dan sound effect. Jenis media audio antara lain media radio dan media alat perekam pita magnetik. Media radio merupakan media audio yang penyampaian pesannya dilakukan melalui pancaran
gelombang
elektromagnetik
dari
suatu
pemancar,
sedangkan alat perekam pita magnetik atau kaset tape recorder merupakan media yang menyajikan pesannya melalui proses rekaman kaset audio.9 Adapun pengertian media audio menurut Ashyar, media audio adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran saja. Media audio berfungsi merekam dan memancarkan suara manusia, binatang, dan lain-lain serta untuk tujuan interview. Media audio digunakan dalam pengembangan 8
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2012), h. 55-65. Rudi Susilana, Media Pembelajaran (Hakikat, Pengembangan, Pengambilan dan Penilaian), (Bandung: CW Wacana prima, 2009), h.19-20. 9
14
keterampilan-keterampilan mendengarkan untuk pesan-pesan lisan. Media audio merupakan media penyampaian pesannya yang hanya dapat diterima oleh indera pendengaran. Pesan atau informasi yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambanglambang auditif berupa kata-kata, musik, dan efek suara.10 Media
audio
adalah
media
yang
berhubungan
dengan
pendengaran saja, segala sesuatu yang dapat didengar oleh indera pendengaran.
Hal-hal
yang
didengar
meliputi
pesan
yang
dikeluarkan melalui suara berupa musik, rekaman, lagu, dan efek suara. Media audio memiliki jenis dan bentuk yang bervariasi seperti radio, piringan hitam, pita kaset, cd (compact disc). Selain itu juga menurut Arief S. Sadiman, media audio berkaitan dengan indera pendengar. Pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata atau bahasa lisan) maupun nonverbal. Ada beberapa jenis media dapat kita kelompokkan dalam media audio, antara lain radio, alat perekam pita magnetik, piringan hitam, dan laboratorium bahasa.11 Media audio merupakan segala media yang dapat didengar oleh indera pendengar yaitu telinga. Segala suara yang dapat didengar, baik dalam bentuk verbal berupa kata-kata yang diucapkan ataupun bentuk nonverbal seperti gerak-gerik atau tingkah laku. Adapun macam-macam media audio yang dapat dikelompokkan seperti radio, piringan hitam, dan laboratorium bahasa. Cukup banyak bentuk media yang telah dikenal dewasa ini, dari yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dari yang mudah dan sudah ada secara natural sampai pada media yang harus dirancang oleh guru sendiri. Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam media auditif, media visual, dan media audiovisual. Media
10
Rayandra Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2011), h. 71-72. 11 Arief S. Sadiman dan R. Rahardjo, Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan) Seri Pustaka Teknologi Pendidikan No.8, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), h. 6-7.
15
auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassete recorder, piringan hitam.12 Dapat disimpulkan dari beberapa definisi di atas, media audio adalah media yang mengutamakan indera pendengaran sebagai penerima pesan atau informasi yang diwujudkan dalam lambanglambang atau pesan auditif. Jenis media yang dikelompokkan dalam media audio, antara lain radio, alat perekam pita magnetik atau kaset, piringan hitam, musik, cd (compact disk), laboratorium bahasa dan lain-lain. Pada penelitian yang dilakukan media audio yang digunakan berupa rekaman puisi yang didengarkan melalui laptop dan pengeras suara.
B.
Hakikat Menyimak 1.
Pengertian Menyimak Keterampilan menyimak sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Menyimak dalam kehidupan sehari-hari misalnya berdialog antarmanusia, mendengarkan radio, televisi, dan menonton film menuntut keterampilan menyimak. Simakan kosakata pertama sangat menentukan keterampilan berbahasa lainnya. Semakin banyak dan sering menyimak kosakata, pola kalimat, intonasi, dan sebagainya, semakin berkembang pula keterampilan berbicara. Bila sudah ada tradisi tulisan pada masyarakatnya maka keterampilan membaca dan menulispun turut berkembang. Karena itu tidaklah mengherankan apabila para ahli menyimpulkan menyimak adalah dasar daripada keterampilan bahasa lainnya.13 Menyimak juga mempunyai peranan yang penting sekali bagi kehidupan manusia. Dengan menyimak, seorang dapat mengenal
12
Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar-Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), h. 67-68. 13 Djago Tarigan dan Henry Guntur Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1986), h. 48.
16
bunyi suatu bahasa. Bunyi-bunyi bahasa yang sering dan berulangulang disimak itu akhirnya ditiru, diucapkan dan dipraktikan dalam kegiatan berbicara. Menyimak juga mempunyai peranan penting sebagai dasar belajar berbahasa, penunjang keterampilan berbicara, membaca, menulis, memperlancar komunikasi lisan, dan penambah informasi atau pengetahuan. Menyimak sebagai proses diawali dengan
kegiatan
mendengarkan,
mengenal,
serta
menginterprestasikan lambang-lambang lisan dan menyimak juga bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi. Menyimak merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan atau menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya.14 Menyimak merupakan kegiatan mendengarkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan oleh seseorang. Dengan proses menyimak seseorang dapat merespons, menilai, memaknai atau memahami suatu pesan yang didengarnya. Bustanul Arifin dan kawan-kawan berpendapat, menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif reseptif. Artinya dalam kegiatan menyimak seseorang harus mengaktifkan pikirannya untuk dapat mengidentifikasi bunyi-bunyi bahasa, memahami, dan menafsirkan maknanya sehingga tertangkap pesan yang disampaikan oleh pembicara. Menyimak atau mendengarkan berbeda dengan mendengar walaupun keduanya mempergunakan alat indera yang sama, yaitu telinga. Mendengar tidak memerlukan aktivitas mental atau pikiran karena mendengar dilakukan tanpa tujuan.15
14
Novi Resmini, Pendidikan Bahasa dan Sastra di kelas Tinggi, (Bandung: UPI PRESS, 2007), h. 38. 15 Bustanul Arifin, Menyimak, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010), h. 1.13.
17
Dapat disimpulkan menyimak adalah suatu keterampilan dalam berbahasa yang bersifat aktif reseptif, maksudnya terbuka atau mau menerima saran dan tanggapan atau pendapat yang disampaikan. Proses menyimak yang dimaksud adalah kegiatan mendengarkan yang bertujuan mengindentifikasi pesan atau informasi dengan membuka pikiran dan pemahaman. Sedangkan menurut Henry Guntur Tarigan menyimak adalah: Suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.16 Dalam kegiatan menyimak sangat dibutuhkan perhatian yang tinggi, pemahaman, dan interpretasi, serta apresiasi yang baik, sehingga informasi yang diujarkan secara lisan oleh pembicara dapat diterima. Makna yang disampaikan oleh pembicara pun dapat ditangkap oleh pendengar dengan baik sehingga tidak adanya kesalahan komunikasi. Dari beberapa pendapat mengenai pengertian menyimak, sejalan dengan Henry Guntur Tarigan dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah kegiatan mendengarkan suatu pesan secara lisan, baik yang berasal dari ucapan orang lain, televisi, radio dan sebagainya dengan penuh perhatian, sehingga menimbulkan pemahaman, penafsiran dan interpretasi dalam memperoleh pesan dan informasi. Selain itu menyimak juga disampaikan guna memberi efek komunikasi yang baik untuk menghasilkan satu pemahaman yang sama.
2.
Tahap-tahap menyimak Dari pengamatan yang dilakukan terhadap kegiatan menyimak pada para siswa Sekolah dasar, Henry Tarigan, menyimpulkan
16
Henry Guntur Tarigan, Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa Bandung, 2008), h. 31.
18
adanya sembilan tahap menyimak, mulai dari yang tidak berketentuan
sampai
pada
yang
amat
bersungguh-sungguh.
Kesembilan tahap itu, dapat dilukiskan sebagai berikut: a.
Menyimak berkala, yang terjadi pada saat-saat anak merasakan keterlibatan langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya.
b.
Menyimak dengan perhatian dangkal, karena sering mendapat gangguan dengan adanya selingan-selingan perhatian kepada hal-hal di luar pembicaraan.
c.
Setengah menyimak, karena gangguan oleh kegiatan menunggu kesempatan untuk mengekspresikan isi hati serta mengutarakan sesuatu yang terpendam dalam hati.
d.
Menyimak serapan, karena sang anak keasyikan menyerap atau mengabsorpsi hal-hal yang kurang penting, hal ini merupakan penjaringan pasif yang sesungguhnya.
e.
Menyimak sekali-sekali, menyimpan sebentar-sebentar sesuatu yang disimak, perhatian secara seksama berganti dengan keasyikan lain, hanya memperhatikan kata-kata sang pembicara yang menarik hati saja.
f.
Menyimak asosiatif, hanya mengingat pengalaman-pengalaman pribadi secara konstan yang mengakibatkan sang penyimak benar-benar tidak memberikan reaksi terhadap pesan yang disampaikan pembicara.
g.
Menyimak dengan reaksi berkala, terhadap pembicara dengan membuat komentar ataupun mengajukan pertanyaan.
h.
Menyimak secara seksama, dengan sungguh-sungguh mengikuti jalan pemikiran sang pembicara.
i.
Menyimak secara aktif, untuk mendapatkan serta menemukan pikiran, pendapat, dan gagasan sang pembicara.17 Jadi dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap menyimak diawali
dengan menyimak berkala, menyimak dangkal, menyimak setengah, 17
Ibid, h. 31-32.
19
menyimak serapan, menyimak sekali-sekali, menyimak asosiatif, menyimak dengan reaksi berkala, menyimak seksama dan menyimak aktif. Dengan tahapan dalam menyimak memperlihatkan keterlibatan seseorang dalam isi pembicaraan yang dibicarakan.
3.
Faktor dan Jenis Menyimak Faktor penting dalam menyimak ialah keterlibatan penyimak dalam berinteraksi dengan pembicara. Aktivitas menyimak yang bisa dilakukan antara lain melalui sebuah percakapan. Kegiatan mendengarkan atau menyimak sebaiknya dipadukan dengan aktivitas bahasa lainnya. Aktivitas menyimak merupakan aktivitas yang fokus sehingga memerlukan kosentrasi yang penuh. Salah satu langkah penting dalam mengembangkan kemampuan menyimak siswa adalah meminimumkan gangguan fisik di dalam lingkungan kelas. Terdapat jenis-jenis menyimak yang perlu diketahui oleh seorang guru, yaitu: 1.
menyimak ekstensif yaitu jenis kegiatan menyimak yang berhubungan dengan atau mengenal hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu bahasa, tidak perlu bimbingan guru.
2.
menyimak intensif yaitu lebih diarahkan pada menyimak alamiah secara lebih mendalam.
3.
menyimak sosial adalah biasanya berlangsung dalam situasisituasi sosial, tempat orang-orang mengobrol mengenai hal-hal yang menarik perhatian.
4.
menyimak sekunder adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan.
5.
menyimak estetik adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak secara kebetulan.
6.
menyimak kritis adalah sejenis kegiatan menyimak yang di dalamnya sudah terlihat kurangnya keaslian ataupun kehadiran prasangka serta ketidaktelitian yang diamati.
20
7.
menyimak konsentrasi merupakan sejenis telaah.
8.
menyimak kreatif adalah pembetukan atau rekontruksi seorang anak secara imajinatif terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestik yang disarankan oleh apa-apa yang didengarnya.
9.
menyimak penyelidik adalah sejenis menyimak intensif dengan maksud dan tujuan agak lebih sempit.
10. menyimak interogatif adalah sejenis menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian pemilihan. 11. menyimak pasif adalah penyerapan suatu bahasa tanpa sadar yang biasanya menyerupai upaya-upaya sadar yang biasanya menyerupai upaya-upaya kita pada saat belajar.18 Dari jenis-jenis menyimak yang sudah dijelaskan, jenis menyimak yang sesuai dengan pembelajaran menyimak puisi adalah menyimak ekstensif, menyimak intensif, menyimak estetik, karena dalam menyimak puisi berhubungan dengan hal-hal yang lebih umum dan bebas terhadap suatu bahasa. Selain itu dalam menyimak puisi diperlukan cara menyimak yang mendalam dan luas, serta berhubungan dengan keindahan atau kesenian yang dilakukan secara tidak sengaja atau kebetulan. Dalam peristiwa menyimak ada tiga faktor dominan. Pertama, faktor kesengajaan tampak dengan jelas dan nyata. Kedua faktor pemahaman harus ada dan tampak pula dengan jelas sehingga faktor ketiga, yakni, faktor penilaian dapat muncul dengan nyata pula. Aktivitas penyimak dalam suatu peristiwa menyimak dapat digambarkan seperti berikut, penyimak mendengarkan bunyi bahasa yang diucapkan secara langsung atau rekamannya baik melalui radio, televisi, atau kaset. 18
Novi Resmini, Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi, (Bandung: UPI PRESS, 2007), h. 38-40.
21
Dari ketiga faktor dominan dalam kegiatan menyimak, faktor tersebut harus dilakukan. Apabila seseorang sudah mencakup tiga faktor dalam proses menyimak maka orang tersebut sudah bisa dikatakan sebagai penyimak yang ideal. Adapun ciri-ciri penyimak ideal menurut Djago Tarigan, yaitu: Adanya kesiapan fisik dan mental penyimak, motivasi dan kesungguhan, obyektif dan menghargai pembicaraan, menyimak secara menyeluruh namun selektif dalam mengingat atau mencatat pembicaraan, tanggap situasi dan kenal arah pembicaraan agar dapat menyesuaikan dengan inti pembicaraan, adanya kontak dengan pembicara seperti dengan adanya anggukan kepala, merangkum isi pembicaraan dan menilai serta menanggapi hasil dari pembicaraan.19 Dapat disimpulkan bahwa faktor terpenting dalam menyimak adalah keseriusan penyimak dalam menyimak pembicaraan. Hindari gangguan-gangguan yang sekiranya dapat menimbulkan hambatan dalam menyimak. Mengembangkan kemampuan menyimak dengan sikap fokus dan konsentrasi. Selain itu faktor dominan dalam kegiatan menyimak yaitu adanya faktor kesengajaan tampak dengan jelas dan nyata, faktor pemahaman, dan faktor penilaian dalam menyimak. Apabila faktor-faktor tersebut sudah terpenuhi maka tidak
menutup
kemungkinan
seseorang
tersebut
merupakan
penyimak yang baik atau penyimak ideal.
4.
Tujuan Menyimak Tujuan dalam menyimak bagi setiap orang beraneka ragam, antara lain: a.
agar dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran pembicara dengan perkataan lain, menyimak adalah untuk belajar,
19
Djago Tarigan, Pokok Pendidikan Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005), h. 2.6-2.10.
22
b.
seseorang menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan yakni menyimak untuk menikmati keindahan audial,
c.
agar mendapat nilai sesuatu dari yang disimak, baik itu yang buruk, indah, baik, ngawur, jelek, logis dan tak logis, jadi menyimak itu untuk evaluasi,
d.
menyimak untuk mengapresiasi materi simakan,
e.
agar dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, ataupun perasaan-perasaan kepada orang lain dengan lancar dan tepat,
f.
agar dapat membedakan bunyi-bunyi yang tepat,
g.
agar dapat memecahkan suatu masalah secara kreatif dan analisis,
h.
menyimak juga untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang diragukan.20 Dari uraian mengenai tujuan menyimak, penulis lebih mengarah
pada poin pertama dan kedua bahwa tujuan penting dalam menyimak adalah
untuk
memperoleh
pengetahuan
dari
bahan
ujaran
pembicaraan, yaitu kegiatan menyimak dilakukan sebagai proses belajar. Serta menyimak dengan penekanan terhadap suatu materi yang diujarkan sehingga kegiatan menyimak dilakukan untuk keindahan audial. Jadi menurut pandangan penulis, dasar menyimak dapat dilihat dari segi keterampilan komunikasi, sebagai seni, sebagai proses dalam pembelajaran, serta sebagai pengalaman yang unik dan kreatif yang dirasakan oleh penyimak.
20
Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa Bandung, 2008), h. 60-61.
23
C. Puisi 1.
Pengertian puisi Pengertian puisi dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah 1) ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait, 2) gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih atau ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama dan makna khusus, 3) sajak. Pada buku Anatomi Sastra, karangan Atar Semi mendefinisikan puisi menurut beberapa ahli dengan menggunakan berbagai pendekatan, yaitu: Slamet Mulyana menggunakan pendekatan psikolinguistik, karena puisi merupakan karya seni yang tidak saja berhubungan dengan masalah tetapi juga berhubungan dengan masalah jiwa. Adapula pendekatan struktural menurut William Worsworth, merumuskan pengertian puisi: Poetry is the best words in the best order, artinya adalah kata-kata terbaik dalam susunan terbaik. Adapula pendekatan emotif seperti Leight Hunt yang mengatakan Poetry is imaginative passion: puisi merupakan luapan yang gelora perasaan yang bersifat imajinatif. Adapula yang menggunakan pendekatan didaktis, seperti Mathew Arnold yang mengatakan bahwa Poetry is the critisme of life: puisi merupakan kritik kehidupan. Pendekatan yang paling produktif dan paling banyak digunakan oleh teoritikus sastra adalah pendekatan perbandingan antara prosa dan puisi. Herbert Read yang menyitir pendapat dari William J. Grace, mengemukakan bahwa puisi adalah “predominantly intuitive, imaginative, and synthetic. Herbert memperbandingkan puisi dengan prosa, yang menurutnya puisi lebih bersifat intuitif, imajinatif, dan konstruktif serta analitik.21 Puisi dapat diartikan dalam beberapa pendekatan yakni pendekatan struktural, bahwa kata-kata terbaik dalam susunan terbaik. Pendekatan emotif yaitu puisi merupakan luapan perasaan yang bersifat imajinatif. Pendekatan didaktis bahwa puisi merupakan kritik kehidupan, dan pendekatan yang paling produktif adalah
21
Atar Semi, Anatomi Sastra, (Padang: Angkasa Raya Padang, 1988), h. 93-94.
24
pendekatan
perbandingan
antara
prosa
dan
puisi,
yakni
memperbandingkan puisi dengan prosa. Puisi lebih bersifat intuitif, imajinatif, dan konstruktif serta analitik. Puisi adalah: Bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan struktur fisik dan struktur batinnya. Perlu diingat pada hakikatnya puisi harus ditinjau dari segi pengarang dan pembaca. Puisi merupakan karya yang dimaksudkan oleh pengarang sebagai puisi dan diterima oleh pembaca.22 Puisi merupakan karya sastra yang mengungkapkan imajinasi seorang pengarang yang tersusun atas struktur fisik dan struktur batin.
Puisi
diciptakan
oleh
pengarang
bukan
sekedar
mengungkapkan keindahan kata-kata semata, melainkan puisi diciptakan untuk menjadi karya sastra yang dapat diterima oleh pembaca. Selain itu Edy Sembodo berpendapat, “puisi adalah ungkapan imajinatif yang dirangkai dengan irama dan memperlihatkan pemaknaan.”23 Dalam Herman J. Waluyo puisi adalah: Karya sastra yang bersifat imajinatif. Bahasa sastra bersifat konotatif karena banyak digunakan makna kias dan makna lambang (majas), selain itu puisi adalah salah satu bentuk kesusasteraan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa yakni dengan mengonsentrasikan struktur fisik dan struktur batin.24 Dari beberapa definisi puisi, penulis lebih mengarah pada pendapat Atar Semi, yang mengatakan bahwa pengertian puisi memiliki batasan yang bersumber dari beberapa ahli melalui pendekatan, yang menerangkan bahwa puisi adalah karya seni yang tidak saja berhubungan dengan masalah tetapi juga berhubungan dengan masalah jiwa. Melalui kata-kata terbaik dalam susunan 22
Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, (Jakarta: Grasindo, 2008), h. 107-108. Edy Sembodo, Contekan Pintar Sastra Indonesia, (Jakarta: Hikmah, 2010), h.20. 24 Herman J. Waluyo, Teori dan Apresiasi Puisi, (Jakarta: Erlangga, 1987), h. 22 dan 29. 23
25
terbaik, sehingga dapat menjadi media untuk meluapkan gelora perasaan yang bersifat imajinatif. Selain itu, puisi juga merupakan kritik kehidupan yang diciptakan oleh seorang penyair, karena puisi dapat diciptakan bersifat intuitif, imajinatif, dan konstruktif serta analitik
2.
Unsur dan jenis puisi a.
Unsur Puisi 1) Unsur intrinsik a) Judul Judul adalah unsur esensial puisi. Judul bukan sekedar pelengkap puisi karena dari judul inilah secara eksplisit pembaca akan mengetahui puisi tersebut berbicara tentang apa dan mengekspresikan atau menyuarakan apa. Ini berarti judul dan isi memiliki satu kesatuan dan keutuhan makna. b) Diksi Diksi adalah pilihan kata. Kata-kata pada puisi adalah kata-kata yang terpilih mampu mengungkapkan banyak makna. Kata ada yang tersurat dan tersirat atau kata konotatif dan kata denotatif. c) Imaji Imaji merupakan bayangan yang timbul sebagai akibat pembaca membaca atau mendengar sebuah puisi yang dibaca. Daya bayang atau pengimajian ini dianggap sebagai
jiwanya
puisi
karena
dengan
disertai
pengimajianlah sebuah puisi dapat dianggap lebih berjiwa dan lebih hidup. d) Bahasa figuratif (majas)
26
Gaya bahasa merupakan unsur terpenting dalam sastra. Majas penuh dengan pemaknaan yang mengandalkan permainan tata bahasa atau logika bahasa. e) Bunyi suara Bunyi yang dapat memberikan sejumlah perasaan kepada pembaca. Contoh bunyi yang menyenangkan misalnya musik, sedangkan bunyi kengerian misalnya angin
puting
beliung.
Bunyi
diciptakan
untuk
menimbulkan efek nuansa baru. f)
Rima Rima adalah persamaan bunyi yang berulang-ulang baik pada akhir baris, awal, atau tengah yang tujuannya adalah untuk menumbuhkan efek estetis.
g) Ritme Ritme merupakan bagian penting puisi. Ritme adalah rangkaian alun suara. Ritme adalah naik turunnya suara dalam puisi. Ritme adalah pengulangan bunyi yang terus menerus dan tertata rapi menyerupai alunan musik. h) Tema Tema adalah gagasan pokok yang ingin disampaikan oleh pengarang. Tema tentulah merupakan kombinasi atau sintesis dari bermacam-macam pengalaman, ide, cita-cita, dan bermacam-macam hal yang ada dalam pikiran penulis. i)
Amanat Amanat
adalah
pesan
yang
pengarang kepada pembaca.
ingin
disampaikan
27
2) Unsur ekstrinsik a) Aspek historis Aspek
yang
berkaitan
dengan
latar
belakang
kesejarahan. b) Aspek psikologis Aspek yang berkaitan dengan kejiwaan manusia. Pada saat melahirkan imajinasinya, pengarang kadangkala memasukkan pengetahuan tentang psikologi tertentu, sehingga karyanya memuat aspek psikologis. c) Aspek filsafat Aspek yang berkaitan dengan filsafat, karena dalam karya sastra terdapat nilai-nilai filsafat tertentu. d) Aspek religius Aspek yang berkaitan dengan religius. Religi yang merupakan akar kata dari religion memiliki makna yang luas daripada agama. Religi artinya ikatan atau pengikatan diri. Oleh karena itu, bereligi berarti menyerahkan diri atau tunduk dan taat. Tunduk dan taat dalam arti positif, yakni penyerahan diri atau ketaatan yang dikaitkan dengan kebahagiaan dan kedamaian seseorang yang bereligi, serta ada keterkaitan untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan25 Dapat disimpulkan unsur-unsur yang terdapat dalam puisi terbagi atas dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik meliputi judul, diksi, imaji, bahasa figuratif (majas), bunyi suara, rima, ritme, tema, amanat. Unsur ekstrinsik dalam puisi meliputi: aspek historis, aspek psikologis, aspek filsafat, aspek religius
25
Endah Tri Priyatni, Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi Kritis, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 66-78.
28
b.
Jenis Puisi Terdapat bermacam-macam jenis puisi berdasarkan cara pengungkapan isi dan gagasan dari penyair sebagaimana diklasifikasikan, yaitu: 1) Puisi naratif, adalah puisi yang mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Ada puisi naratif yang sederhana, sugestif, dan komplek. Puisi naratif contohnya balada, epik, syair dan romansa. 2) Puisi lirik, dalam puisi lirik penyair mengungkapkan aku lirik atau gagasan pribadinya. Ia tidak bercerita. Jenis puisi ini misalnya ode, elegi, dan serenade. 3) Puisi deskriptif, pada jenis syair ini penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap peristiwa, benda, atau suasana yang dianggap menarik perhatian. Jenis puisi ini adalah satire, kritik sosial, dan puisi-puisi impresionik. 4) Puisi kamar atau puisi auditorium. Puisi kamar adalah puisi yang cocok dibaca sendirian atau satu dua orang pendengar saja di kamar. Puisi auditorium adalah puisi yang cocok dibacakan di auditorium, di mimbar dengan jumlah pendengar ratusan orang. 5) Puisi fisikal, platonik dan metafisikal. Puisi fisikal adalah puisi yang bersifat realistis artinya menggambarkan kenyataan bukan gagasan hal-hal yang dilihat, didengar atau dirasakan. Puisi platonik adalah puisi yang berisikan hal-hal spiritual dan kejiwaan, contoh puisi ini misalnya puisi religius, dan puisi cita-cita. Puisi metafisikal adalah puisi yang bersifat filosofis dan mengajak pembaca merenungkan kehidupan dan tuhan, puisi religius juga bisa termasuk puisi ini.
29
6) Puisi subjektif dan objektif. Puisi subjektif sering disebut juga puisi personal yaitu puisi yang mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan, dan suasana diri dalam penyair. Puisi objektif merupakan puisi yang mengungkapkan halhal di luar diri penyair itu sendiri. Puisi ini juga disebut puisi impersonal, meskipun ada beberapa yang subjektif. 7) Puisi konkret, puisi yang bersifat visual, yang dapat dihayati keindahan bentuk dari sudut penglihatan. 8) Puisi diafan dan puisi prismatis. Puisi diafan adalah puisi yang kata-katanya sangat terbuka tidak mengandung lambang-lambang atau kiasan, dalam puisi diafan penyair menggunakan
kata-kata
yang
mudah
dipahami
dan
cenderung merupakan bahasa sehari-hari. Puisi prismatis adalah jenis puisi yang menggunakan kata-kata lambang atau kiasan, dalam puisi ini pengarang memilih kata-kata yang sulit dipahami. 9) Puisi pernasian dan puisi inspiratif. Puisi pernasian adalah puisi yang mengandung nilai keilmuan. Puisi inspiratif adalah puisi yang berasal dari mood atau passion. 10) Puisi demonstrasi dan puisi pamflet. Puisi demonstrasi adalah puisi endapan dari pengalaman fisik, mental, dan emosional selama penyair terlibat dalam suatu peristiwa. Puisi ini banyak pada karya angkatan 66. Puisi pamflet adalah puisi yang mengungkapkan protes sosial dengan menggunakan
bahasa
pamflet
secara
spontan
tanpa
perenungan yang mendalam. 11) Alegori, dikenal juga dengan parabel yang sering juga disebut dongeng perumpamaan yang maknanya dapat kita cari balik yang tersurat.26
26
Ibid, h. 135-144.
30
Dapat disimpulkan jenis puisi ada 11 jenis yaitu puisi naratif, lirik, deskriptif, puisi kamar dan auditorium, puisi fisikal, paltonik, metafisikal. Puisi subjektif dan objektif, puisi konkret, puisi diafan dan prismatis, puisi pernasian dan inspiratif, puisi demonstrasi dan pamflet, serta alegori. Dari beberapa jenis puisi, penulis berpendapat jenis puisi yang dapat dijadikan sebagai pembelajaran menyimak puisi di sekolah menengah atas yaitu jenis puisi subjektif dan obyektif. Puisi subjektif sering disebut juga puisi personal yaitu puisi yang mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan, dan suasana diri dalam penyair atau pengarang. Jadi puisi yang dibuat berdasarkan pengalaman atau imajinatif pengarang. Sedangkan, puisi objektif merupakan puisi yang mengungkapkan hal-hal di luar diri penyair itu sendiri, misalnya puisi yang menggambarkan keadaan lingkungan, masyarakat sosial, dan lain-lain. Adapun jenis puisi berdasarkan isinya di antaranya: 1) Balada adalah puisi yang mengungkapkan sesuatu dan berakhir dengan kesedihan. 2) Romans adalah puisi yang mengungkapkan tentang kisah percintaan. 3) Elegy adalah puisi yang mengisahkan tentang ratapan nasib. 4) Himne adalah puisi yang berisi tentang pemujaan kepada dewadewa dan Tuhan. 5) Ode adalah puisi yang berisi pujian terhadap seseorang atau sesuatu yang dianggap luhur. 6) Satire adalah puisi yang berisi protes sosial dan sindiran keras terhadap kondisi tertentu dan perilaku kelompok masyarakat. 7) Idyle adalah puisi yang mengisahkan kehidupan aman, tentram, damai sentosa (gemah ripah loh jinawi). 8) Epigram adalah puisi sindiran yang berisi ajaran kehidupan yang luhur dan perjuangan.
31
9)
Didaktis adalah puisi yang berisi tentang nilai-nilai pendidikan dan pengajaran.
10) Serenade adalah puisi yang mengungkapkan tentang kisah percintaan yang dapat dinyanyikan (puisi/lirik lagu cinta). 11) Diafan adalah puisi sederhana karena mudah ditangkap dan mudah dicerna maknanya (diksi sederhana). 12) Prismatis adalah puisi yang cenderung sulit dicerna maknanya (diksi konotatif), tetapi bila dibaca secara cermat maknanya dapat dicerna. 13) Hermetis adalah puisi yang sulit dipahami maknanya. Untuk memahami
puisi
harus
memahami
latar
belakang
dan
kepribadian penyair.27 Dari beberapa jenis puisi berdasarkan isinya, terdapat 13 jenis yaitu puisi balada, romans, elegy, himne, ode, satire, idyle, epigram, didaktis, serenade, diafan, prismatis, hermetis. Jenis puisi yang akan digunakan dalam pembelajaran menyimak puisi adalah jenis puisi satire yakni jenis puisi yang berisi mengenai protes sosial atau kritik sosial terhadap kondisi tertentu dan perilaku kelompok masyarakat.
3. Pemahaman dan Telaah Puisi Langkah-langkah menelaah puisi dapat dilakukan melalui tahaptahap sebagai berikut: a.
Struktur karya sastra Pada tahap pertama siapapun yang akan meneliti harus berusaha memahami struktur karya sastra secara umum. Apakah puisi ini berstruktur sebagai puisi lama, baru, angkatan 45, ataukah puisi kontemporer. Apakah bentuk puisi itu konvensional ataukah nonkonvensional. Penelaah berusaha memahami bait-bait dan
27
Aswinarko dan Ahmad Bahtiar, Kajian Puisi (Teori dan Praktik), (Jakarta: Unindra Press: 2013), h. 18-19.
32
lirik-lirik, serta memahami secara global tema apakah yang dikemukakan oleh penyair. b.
Penyair dan Kenyataan Sejarah Untuk melengkapi pemahaman secara global karya yang kita telaah, maka bahas penyairnya, aliran penyair, filsafat, corak khas yang menjadi ciri dari zaman penyair itu berkarya, katakata dan ungkapan khusus yang berhubungan dengan penyair, filsafat, dan jaman saat puisi itu diciptakan. Dengan dilengkapi data penyair dan kenyataan sejarah ini, totalitas puisi akan lebih mudah diinterpretasikan.
c.
Telaah Unsur-unsur Struktur fisik dan struktur batin ditelaah unsur-unsurnya. Keduanya harus mempunyai kepaduan dalam mendukung totalitas puisi. Telaah ini menyangkut telaah unsur-unsur puisi dan berusaha membedah puisi sampai ke unsur-unsur yang sekecil-kecilnya. Ditelaah bagaimana struktur fisik digunakan untuk mengungkapkan struktur batin yang dikemukakan. Telaah yang
demikian
menghasilkan
pembahasan
yang
lebih
mendalam. 1) Struktur fisik, telaah struktur fisik disebut pula metode puisi. Ditelaah bagaimana penyair memilih, mengurutkan, dan memberi
sugesti
kata
(diksi),
memilih
pengimajian,
bagaimana kata-kata diperkonkret, penyair menciptakan lambang, kiasan (majas), bagaimana verifikasi dalam puisi, menyusun tata wajah puisi. Telaah struktur fisik tidak dapat dilepaskan dari telaah struktur batin. 2) Struktur batin, semua unsur struktur fisik digunakan penyair untuk mengungkapkan tema dan amanat yang hendak disampaikan. Dengan kata lain, struktur fisik dan batin tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kemampuan memahami struktur fisik secara mendalam dan canggih memungkinkan
33
pembaca memiliki kemampuan menghayati makna yang hendak disampaikan melalui struktur fisik puisi. Adanya jalinan antara struktur fisik dan batin yang begitu kuat, menyebabkan perlunya pembaca memahami kedua struktur ini secara bersama-sama. Tingkat pemikiran, luapan rasa hati penyair, dan tingkat imajinasi (pengalaman) penyair, diungkapkan dengan metode atau teknik pengucapan khas milik penyair. Nilai artistik sebuah karya sastra terletak dari tepat tidaknya penyair mengungkapkan struktur batin ke dalam struktur fisik. Jika takarannya tepat maka akan terasa keharmonisan. Keharmonisan antara keduanya itu tidak bersifat statis. Pembaca menghendaki sesuatu yang baru. Oleh sebab itu, faktor kreativitas penyair juga ikut berperan dalam menentukan nilai artistik sebuah puisi, jadi struktur batin dan gaya pengucapan disampaikan lewat bahasa penyair merupakan dua hal yang saling berhubungan dan saling menentukan. d.
Sintesis dan Interpretasi Sintesis dapat berwujud jawaban atas pertanyaan sebagai berikut, 1) apakah amanat (pesan) yang hendak disampaikan penyair? 2) mengapa penyair menggunakan bahasa yang demikian (hubungan dengan perasaan dan nada)? 3) apakah arti karya tersebut bagi kita (peneliti)? Bagaimana sikap Anda terhadap yang dikemukakan penyair? 5) bagaimana penyair menciptakan puisi itu, apakah cukup mahir?28
Herman J. Waluyo menjelaskan dalam menelaah puisi ada langkahlangkah yang harus dilakukan yaitu memahami struktur karya sastra, melengkapi pemahaman secara global tentang penyair dan kenyataan sejarah, mengetahui dan memahami telah unsur-unsur baik unsur batin 28
Herman J. Waluyo, Teori dan Apresiasi Puisi, (Jakarta: Erlangga, 1987), h. 146-148.
34
dan fisik, dan
melakukan sintesis serta interpretasi. Hal tersebut
dilakukan agar dapat memahami sebuah karya sastra terutama puisi dengan baik. Adapun menurut Pradopo, menganalisis puisi dapat dengan analisis struktural dan semiotik. Menganalisis sastra atau mengkritik karya sastra adalah usaha menangkap makna dan memberi makna kepada teks karya sastra (puisi). Karya sastra itu merupakan struktur makna atau struktur yang bermakna. Hal ini mengingat bahwa karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna. Ilmu pengetahuan tentang tanda ini disebut semiotik, oleh karena itu semiotik tidak dapat dipisahkan dari analisis struktur. Karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks. Karena untuk memahami karya sastra berupa puisi haruslah puisi dianalisis. Dalam analisis puisi haruslah dipahami sebagai bagian dari keseluruhan. Menurut Riffatere dalam Pradopo, analisis puisi tidak hanya dilihat dari struktur dan semiotik saja, akan tetapi adanya ketidaklangsungan ekspresi puisi. Ketidaklangsungan pernyataan puisi disebabkan tiga hal yaitu: A. Pengganti arti Pada umumnya kata-kata kiasan menggantikan arti sesuatu yang lain, lebih-lebih metafora dan metonimi. Dalam penggantian arti ini suatu kata (kiasan) berarti yang lain (tidak menurut arti sesungguhnya). B. Penyimpangan arti Penyimpangan arti terjadi bila dalam sajak terdapat ambiguitas (dalam puisi kata-kata, frase, dan kalimat mempunyai arti ganda, menimbulkan
banyak
tafsir)
kontadiksi
(salah
satu
cara
menyampaikan maksud secara berlawanan atau berbalikan) ataupun nonsense (bentuk kata-kata yang secara linguistik tidak mempunyai arti sebab tidak terdapat dalam kosakata, misalnya sepisaupi, sepisaupa yang membentuk kata baru.
35
C. Penciptaan arti Terjadi penciptaan arti apabila ruang teks berlaku sebagai prinsip pengorganisasian untuk membuat tanda-tanda keluar dari hal-hal ketatabahasaan yang sesungguhnya secara linguistik tidak ada artinya, misalnya rima, enjabement, simitri (keseimbangan berupa persejajaran arti antara bait-bait atau baris-baris dalam bait.29 Dapat disimpulkan, dalam pemahaman puisi atau analisis puisi bahwa teori yang dapat digunakan dalam menganalisis suatu karya sastra terutama puisi adalah dengan cara analisis struktur dan semiotik. Teori tersebut merupakan kritik sastra objektif, kritik objektif merupakan kritik yang melihat karya sastra itu sendiri, terutama unsur intrinsiknya. Untuk menyempurnakan teori kritik objektif maka adanya teori struktural dan semiotik. Teori tersebut melihat karya sastra dari karya sastra itu sendiri (puisi) dan melihat tanda-tanda berupa bahasa yang digunakan pada puisi. Sehingga menimbulkan makna yang dapat memperjelas arti sebuah karya sastra (puisi).
D. Penelitian yang Relevan Penelitian yang berhubungan dengan pengaruh penggunaan media audio terhadap pembelajaran menyimak puisi pernah diteliti oleh beberapa orang di antaranya ialah, penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang bernama Rita Purbawanti, pada tesisnya berjudul Peningkatan Keterampilan Menyimak Puisi Melalui Metode Quantum Learning pada siswa Kelas X6 MAN 2 Madiun Tahun Pelajaran 2011/2012. Pascasarjana
Program
Studi
Universitas
Pendidikan
Sebelas
Maret
Bahasa
Indonesia
Surakarta.
Hasil
Program penelitian
menyatakan bahwa keterampilan menyimak puisi siswa rendah pada kondisi awal, yang disebabkan oleh motivasi menyimak puisi siswa rendah, metode 29
Rachmat Djoko Pradopo, Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 141-154.
36
mengajar yang berpusat pada guru, proses pembelajaran tanpa menggunakan media apapun. Dalam penelitian ini, tindakan untuk meningkatkan proses maupun hasil pembelajaran menyimak puisi menggunakan metode Quantum Learning. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode Quantum Learning, keterampilan menyimak puisi siswa dapat ditingkatkan. Kesamaan skripsi ini adalah meneliti tentang menyimak puisi. Perbedaan terletak pada judul yang peneliti lakukan, yaitu peneliti melakukan penelitian mengenai pengaruh media audio terhadap pembelajaran menyimak puisi. Selanjutnya pada skripsi Shihaabul Huda, mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013. Penelitian tersebut disusun dalam skripsi S1 pada jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dengan judul Penggunaan Metode Musikalisasi Puisi dalam Peningkatan Minat Membaca Puisi Kelas X AP 1 di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus Jakarta Selatan. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan minat membaca puisi di kelas X SMK Al-Hidayah Lestari, kesamaan judul terletak pada materi pembelajaran puisi. Penelitian yang dilakukan pada skripsi ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Shihaabul Huda, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media terhadap pembelajaran menyimak puisi. Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia pada skripsinya yang berjudul Pembelajaran Menulis Puisi dengan Menggunakan Media Video Compact Disk (VCD) Lagu Band Padi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2007/2008. Penelitian tersebut menjelaskan tentang pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media Video Compact Disk (VCD) lagu band Padi dan menjelaskan perbedaan signifikan antara kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 15 Bandung dalam menulis puisi
sebelum
dan
sesudah
mengikuti
pembelajaran
puisi
dengan
menggunakan media Video Compact Disk. Kesamaan judul terletak pada materi atau variabel mengenai puisi dan media, sedangkan perbedaan dalam skripsi ini peneliti bertujuan untuk meneliti penggunaan media audio terhadap
37
pembelajaran menyimak puisi dan obyek penelitian yang dilakukan pada siswa SMA. Penelitian yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Anak melalui Media Audiovisual pada Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Islam Mahad Islam Pekalongan pernah dilakukan oleh Yulinda Karimah, jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang. Penelitian tersebut disusun untuk syarat meraih gelar strata satu yang menjelaskan tentang peningkatan keterampilan menyimak cerita anak melalui media animasi audio visual serta perubahan perilaku siswa kelas VI Sekolah Dasar Islam 1 Mahad Islam Pekalongan setelah dilakukannya pembelajaran menyimak cerita anak melalui media audio visual. Kesamaan judul skripsi tersebut terletak pada keterampilan menyimak. Perbedaannya adalah, skripsi ini membahas mengenai pembelajaran menyimak puisi dan media audio di SMA. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta bernama Hairul Muhtadi tahun 2012, jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia bejudul Kemampuan Menulis Puisi melalui Media
lagu Iwan Fals Siswa Kelas VIII MTs Darussalam
Palabuhanratu Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian tersebut menjelaskan tentang kemampuan menulis puisi siswa MTs Darussalam Palabuhanratu. Metode yang digunakan adalah eksperimen semu, dengan data tunggal dan melihat hasil prates dan paskates. Kesamaan skripsi tersebut terletak pada media yang digunakan yaitu media audio dan metodenya yaitu metode eksperimen. Perbedaannya, skripsi ini meneliti tentang pengaruh media audio terhadap pembelajaran menyimak puisi di SMA.
E. Kerangka Berpikir Berdasarkan landasan teori, dalam rangka memahami puisi pada tingkat SMA, penulis mengemukakan hubungan antara variabel independen (yang mempengaruhi) dan dependen (yang dipengaruhi) yang bersifat sebab pengaruh. Dari judul skripsi “Pengaruh Penggunaan Media Audio terhadap
38
Pembelajaran Menyimak Puisi di kelas X SMA Negeri 6 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014”. Berdasarkan pemaparan tersebut dapat diketahui bahwa yang menjadi variabel independen (yang memengaruhi) dalam pembelajaran menyimak puisi yaitu media audio (rekaman). Dengan menggunakan media audio dapat melatih konsentrasi serta meningkatkan antusias siswa dalam belajar, sehingga kemungkinan dapat mempengaruhi keterampilan menyimak siswa dalam pembelajaran puisi pada siswa kelas X SMA Negeri 6 Tangerang Selatan.
F. Hipotesis Penelitian Hipotesis dapat diartikan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan sekurang-kurangnya mengandung dua variable atau lebih.30 Dikatakan jawaban yang bersifat sementara karena jawaban belum didukung pengumpulan dan pengolahan data-data yang empiris. Adapun hipotesis dalam penelitian yang dilakukan yaitu Ho: Tidak terdapat pengaruh dalam penggunaan media audio terhadap pembelajaran menyimak puisi. Hi :
Terdapat
pengaruh
dalam
penggunaan
media
audio
terhadap
pembelajaran menyimak puisi.
30
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta: 2010), h. 110.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan, di Komplek Pamulang Permai I, Pamulang Tangerang Selatan. Waktu Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 yaitu dari bulan Februari sampai Mei 2014.
B. Metode dan Desain Penelitian Metode yang penulis gunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen, yaitu suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengelimininasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu.31 Adapun eksperimen yang digunakan adalah eksperimen murni, metode itu memiliki tiga karakter yaitu adanya kelompok kontrol, subjek ditarik secara random, dan ditandai untuk masing-masing kelompok, serta adanya sebuah tes awal diberikan untuk mengetahui perbedaan antarkelompok.32 Dalam penelitian ini, peneliti ikut serta dalam penelitian, yaitu dengan mengajar di sekolah tersebut. Pada kelas eksperimen, pembelajarannya menggunakan media audio sedangkan dalam kelas kontrol tidak menggunakan media audio. Penelitian ini menggunakan teknik pretest dan posttest grup desain. Pada teknik ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih, lalu diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal dan posttest untuk mengetahui keadaan akhir.33 Peneliti melakukan prestest dan posttest terhadap dua kelas. 31
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta, PT RIneka Cipta: 2010), h. 9. 32 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2011), h. 74. 33 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Afabeta, 2013), h. 112.
39
40
Kedua kelas penelitian ini kelas kontrol (X IIS 2) dan kelas eksperimen (X IIS 4). Kelas eksperimen adalah kelas yang diberi perlakuan, yakni menggunakan media audio, berupa rekaman puisi. Sedangkan pada kelas kontrol tidak diberikan perlakuan. Kedua kelompok akan diukur dan dibandingkan untuk memastikan, ada atau tidaknya pengaruh penggunaan media audio terhadap pembelajaran menyimak puisi pada kedua kelas tersebut. Pada saat pretest, baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen diberi perlakuan yang sama dengan memberi latihan soal kepada siswa dalam bentuk pemahaman sebuah puisi. Selanjutnya pada saat posttest siswa diberikan perlakuan yang berbeda. Pada kelas kontrol, siswa mengerjakan soal dengan menggunakan teks puisi, sedangkan pada kelas eksperimen, guru menyajikan media audio, lalu siswa secara individu mengerjakan soal sesuai dengan puisi yang disimak. Setelah diberi perlakuan, baik kelas kontrol maupun eksperimen, samasama diberi tes berupa posttest. Kemudian dilihat ada atau tidaknya perubahan hasil belajar. Selain itu dapat dikatakan pengaruh yang besar dalam penggunaan media audio tersebut, terutama di kelas eksperimen yang telah diberi perlakuan. Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelas
Pretest
Variabel bebas
Posttest
(R)E
X1
X
X2
(R)K
Y1
-
Y2
Keterangan: (R)E
: Kelas eksperimen
(R)K
: Kelas Kontrol
X
: Variabel bebas atau perlakuan dengan menggunakan media audio
X1
: Hasil prestest kelas eksperimen
X2
: Hasil prestest kelas kontrol
Y1
: Hasil posttest kelas eksperimen
41
Y2
: Hasil posttest kelas kontrol
C. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.34 atau populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya.35 Pada penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Tangerang Selatan. b. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.36 Cara pengambilan sampel (teknik sampling) dengan probality sampling (pengambilan sampling berdasarkan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dalam probality sampling peneliti menggunakan simple random sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak atau random tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Dalam pemilihan kelas peneliti memilih karena sesuai dengan kelas yang diajar oleh peneliti. Sampel yang diambil dari populasi penelitian yaitu siswa kelas X IIS 2 dan XII IIS 4. Kelas X IIS 4 sebagai kelas eksperimen dan X IIS 2 sebagai kelas kontrol. Berikut rinciannya.
34
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), h. 173. 35 Op.cit, h. 117. 36 Op.cit, h. 118.
42
Tabel 3.2 Sampel Jumlah
No.
Kelas
1
X IIS 2
36
36
2
X IIS 4
34
34
70
70
Jumlah
siswa
Sampel
D. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, digunakan beberapa teknik yang akan digunakan untuk mengumpulkan data. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara: a. Pengamatan (Observasi) Pengamatan atau observasi merupakan suatu proses yang alami, di mana kita sering melakukannya, baik secara sadar maupun tidak sadar di dalam kehiduan sehari-hari. Di dalam kelas guru melihat, mengamati, dan melakukan interpretasi.37 Pengamatan dilakukan pada saat siswa melakukan proses pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam materi puisi dengan mengamati kejadian, gerak, atau proses. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media audio terhadap pembelajaran menyimak puisi di kelas X SMA Negeri 6 Tangerang Selatan tahun pelajaran 2013/2014. b. Tes Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematika dan objektif untuk memperoleh data atau keterangan yang diinginkan tentang seseorang dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat. Instrumen tes dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan dasar seperti tes intelegensi, tes minat, tes bakat khusus, tes hasil belajar.38 Tes juga merupakan alat yang digunakan oleh pengajar untuk memperoleh informasi tentang 37
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2011), h. 230. 38 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 266
43
keberhasilan peserta didik dalam memahami suatu materi yang telah diberikan oleh pengajar.39 Tes yang digunakan adalah tes awal, yang dilakukan sebelum pembelajaran (prestest), dan tes akhir yang dilakukan setelah dilaksanakan pembelajaran (posttest). Bentuk tes yang digunakan adalah objektif tes, berupa tes langsung dengan metode pilihan ganda, pelaksanaannya langsung disampaikan oleh pengajar. Soal yang dikerjakan berupa pemahaman puisi sesuai materi yang sudah dijelaskan oleh guru. c. Perlakuan (treatment) Pemberian perlakuan dengan cara peneliti mengajar pada kedua kelas tersebut. Pada kelas eksperimen peneliti mengajar menggunakan media audio. Pada kelas kontrol peneliti mengajar tidak menggunakan media audio. Perlakuan tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media audio terhadap pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam menyimak puisi. d. Dokumentasi Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku. Dokumen biasanya bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk gambar biasanya foto, sketsa, dan lain-lain.40 Jadi dengan menggunakan teknik pengumpulan data secara dokumentasi dapat memberi kelengkapan dalam penelitian yang dilakukan.
E. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen penelitian 39
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 180. 40 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 329.
44
dapat diartikan sebagai alat bantu yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket, pedoman wawancara, lembar pengamatan, tes dan sebagainya.41 Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian antara lain tes. Instrumen tes berupa soal pilihan ganda, terdiri dari lima alternatif jawaban A, B, C, D, dan E. Tes disusun berdasarkan indikator pada materi pembelajaran. Skor yang dinilai pada pilihan ganda, bernilai 1 (satu) untuk jawaban yang benar dan bernilai 0 (nol) untuk jawaban yang salah. Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Kompetensi Dasar Mengungkapkan suatu
puisi
disampaikan
Indikator isi Menyebutkan tema
Soal 1
yang puisi yang didengar secara Menjelaskan jenis puisi
langsung
2
Menjelaskan isi puisi
4, 5, 8, 9, 10, 13, 14
Menjelaskan suasana
11,
puisi Menyebutkan gaya
3, 6, 7
bahasa dalam puisi Menjelaskan nilai
12
moral yang terdapat dalam puisi Menjelaskan amanat
15
puisi
F. Uji Coba Instrumen 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang
41
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), h. 101.
45
kurang valid berarti memiliki validitas rendah.42 Sebelum instrumen diuji coba dalam penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dalam bentuk soal sebanyak 15 pilihan ganda. Rumus yang digunakan untuk mengetahui kesahihan suatu instrument, peneliti akan melakukan uji validitas dengan korelasi Pearson Moment dengan menggunakan rumus product moment:
Keterangan: rxy
: Koefisien korelasi
N
: Banyak siswa
X
: Skor tiap butir soal
Y
: Skor total yang diperoleh siswa
ΣX
: Jumlah skor untuk tiap butir soal
ΣY
: Jumlah skor total
ΣXY : jumlah perkalian antara X dan Y ΣX2 : Jumlah kuadrat setiap butir soal ΣY2 : Jumlah kuadrat skor hitung
2. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.43 Uji reliabilitas yang dilakukan menggunakan Cronbach Alpha dengan rumus:
42
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 211. 43 Ibid, h. 221.
46
Keterangan ri
: Reliabilitas instrumen
si 2
:
Varians butir
n
: Jumlah butir pertanyaan
st 2
:
Varians total
G. Teknik Analisis Data Dalam analisis data rumus yang digunakan adalah uji-t. Untuk menggunakan rumus tersebut, terlebih dahulu dilakukan analisis persyaratan sebagai berikut: 1. Pengujian Persyaratan Analisis a.
Uji Normalitas Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas paling sederhana adalah membuat grafik distribusi frekuensi atas skor yang ada. Mengingat kesederhanaan tersebut, maka pengujian kenormalan data sangat tergantung pada kemampuan mata dalam mencermati plotting data. Jika jumlah data cukup banyak dan penyebarannya tidak 100% normal (tidak normal sempurna), maka kesimpulan yang ditarik kemungkinan salah. Untuk menghindari kesalahan lebih baik menggunakan beberapa rumus yang telah diuji keterandalannya.44 Uji kenormalan yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji liliefors. Uji liliefors adalah uji kenormalan yang sifatnya sederhana. Langkah-langkah melakukan uji liliefors sebagai berikut: 1) Urutkan data sampel dari yang terkecil sampai yang terbesar. 2) Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data berikut dengan rumus Zi= Xi-X S dengan Zi = skor baku, Xi = skor data
44
X = rata-rata, S = simpangan baku
Agus Irianto, Statistik (Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2004), h. 272.
47
3) Tentukan besar peluang untk masing-masing nilai Zi, berdasarkan tabel Zi dan sebut dengan F(Zi) dengan aturan: Jika Zi > 0, maka F (Zi) = 0.5 + nilai tabel Jika Zi < 0, maka F (Zi) = 1 - (0.5 + nilai tabel) 4) Selanjutnya hitung proporsi Z1, Z2,…….., Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi jika proporsi dinyatakan oleh S (Zi), maka S (Zi) = Banyaknya Z1Z2……., Zn ≤ Zi n 5) Hitung selisih F (Zi) – S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya. 6) Ambil nilai terbesar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut, nilai kita namakan Lo. 7) Memberikan interpretasi Lo dengan membandingkan dengan Lt. Lt adalah harga yang diambil sari tabel kritis liliefors. 8) Mengambil kesimpulan berdasarkan harga Lo dan Lt yang telah didapat. Apabila Lo < Lt maka sampel tersebut berasal dari distribusi normal.
b.
Uji Homogenitas (Uji Kesamaan Varians) Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara dua keadaan atau populasi. Uji homogenitas sangat diperlukan sebelum membandingkan dua kelompok atau lebih.45 Uji homogenitas yang dilakukan adalah “uji fisher.”
di mana Keterangan: F
: Homogenitas : Varians besar : Varians kecil
45
Ibid, h. 275.
48
Adapun keriteria pengujiannya sebagai berikut: Terima Ho jika harga F hitung ≤ F tabel Tolak Ho jika harga F hitung > F tabel Keterangan: Ho: Varians populasi homogen Ha: Varian s populasi tidak homogen Untuk taraf keyakinan α 0.05 dan derajat bebas pembilang dk = nb-1 serta derajat kebebasan penyebut dk = nk-1 dengan nb merupakan ukuran sampel yang variansnya besar dan nk merupakan sampel yang ukuran sampel variansnya kecil.
2. Uji hipotesis Setelah melakukan pengujian persyaratan analisis, maka dilanjutkan dengan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan media audio berupa rekaman terhadap pembelajaran menyimak puisi di kelas X SMAN 6 Tangerang Selatan. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut: a.
Bentuk rumusan hipotesis Ho = Tidak terdapat pengaruh dalam penggunaan media audio terhadap pembelajaran menyimak puisi. Hi = Terdapat pengaruh dalam penggunaan media audio terhadap pembelajaran menyimak puisi.
b.
Tentukan uji statistik 1) Jika varians populasi homogen
di mana,
2) Jika varians heterogen
49
Keterangan: XE = Rata-rata nilai posttest menyimak puisi siswa yang menggunakan media audio XK = Rata-rata nilai posttest menyimak puisi siswa yang tidak menggunakan media audio
nE = Jumlah sampel kelas eksperimen nk = Jumlah sampel kelas kontrol = Varians kelompok eksperimen = Varians kelompok kontrol 3) Tentukan taraf signifikan Tingkat signifikan yang diambil dalam penelitian ini adalah α = 0.05 serta dk = ne+nk-2 dengan peluang (1-½a). 4) Tentukan kriteria pengujian Kriteria pengujian pada pengolahan data dilakukan dengan operasi perhitungan, pengujiannya melihat perbandingan antara thitung dan ttabel. 5) Lakukan pengambilan kesimpulan Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Ho
: μE ≤ μk
Hi
: μ E > μk
Keterangan: Ho
: hipotesis nol
Hi
: hipotesis alternatif
μE
: rata-rata nilai menyimak puisi siswa yang menggunakan media audio
μk
: rata-rata nilai menyimak puisi siswa yang tidak menggunakan media audio.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMA Negeri 6 Tangerang Selatan Nama Sekolah
: SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan
Alamat
: Jl. Pamulang Permai Barat 1 Komplek Pamulang Permai, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Kode Pos: 15417
Telp
: 021-7401484
Email
:
[email protected]
Web
: http://sman6tangsel.sch.id
1. Sejarah Singkat Sekolah Berawal dari kelebihan siswa SMAN 1 Pamulang sebanyak 46 Siswa (satu kelas) pada tahun pelajaran 2004/2005 dengan menejemen SMA 1 Pamulang tepatnya pada 19 Juli 2004. Dalam perjalanan selama 1 (satu) tahun siswanya tinggal 38 siswa. Pada awal rintisan berdirinya dipimpin oleh Drs. Dedi Rafidi (periode 2004-2005), kemudian dilanjutkan oleh Drs Junaedi, M.M (periode 2005-2008), setelah itu pada tahun 2008 (selama kurang lebih 8 bulan) dipimpin oleh Dra. Neng Nurhemah, M.Pd, setelah itu dari tahun 2008-2012 dipimpin oleh Drs. Agus Purwanto, dan kini dipimpin oleh Drs. Agus Hendrawan, M.Pd. (2012-sekarang). SMA Negeri 6 Tangerang Selatan terletak di komplek Pamulang Permai I-Pamulang Barat-Tangerang Selatan. Letaknya yang berbatasan langsung dengan wilayah bisnis penyediaan barang dan Jasa menjadikan SMA Negeri 6 Tangerang Selatan tempat belajar yang strategis yang berpotensi menjadi sekolah percontohan jika dikembangkan secara maksimal, apalagi jika dikaitkan dengan rencana wilayah ini menjadi Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan.
50
51
Secara umum lahan-lahan di wilayah Pamulang dimanfaatkan sebagai lahan perumahan. Sehingga adanya sekolah di wilayah Pamulang sangat membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan di bidang pendidikan. Tanah SMA Negeri 6 Tangerang Selatan sepenuhnya milik negara dengan luas arealnya 12.000 m2, luas bangunannya 3.297 m2 dengan sekeliling lahan yang telah dibatasi oleh pagar yang secara otomatis berpotensi untuk menjaga/tindakan preventif jika ada peserta didik yang coba-coba untuk bolos sekolah dijam-jam KBM. 2. Visi, Misi dan Tujuan Visi Menghasilkan lulusan yang berbudi luhur, kreatif-inovatif berlandaskan IMTAK dan unggul dalam IPTEK yang berwawasan lingkungan serta kompetitif dalam menghadapi era global. Misi a. Menumbuhkembangkan kultur positif berlandaskan IMTAK b. Membudayakan sikap kreatif-inovatif dan berbudi pekerti luhur c. Mewujudkan life skill dengan memberdayakan multiple intelegence d. Menciptakan lingkungan sebagai media pembelajaran alam berbasis teknologi informasi e. Menggali potensi diri untuk mampu bersaing sebagai bekal hidup di masyarakat Tujuan a. Memiliki sistem informasi sekolah dalam sebuah jaringan komputerisasi b. Memiliki perpustakaan yang berstandar nasional c. Memperoleh kejuaraan bidang seni dan sains tingkat kabupaten dan provinsi d. Memiliki lulusan yang diterima di PTN mencapai 25% e. Memiliki alat peraga dan media pembelajaran hasil karya guru mata pelajaran
52
f. Memiliki hasil karya siswa yang dapat ditampilkan dalam pameran pendidikan di tingkat kabupaten, provinsi maupun nasional g. Memiliki siswa yang mampu mengadakan dan melaksanakan kompetensi dalam bidang kompetensi mata pelajaran tingkat kabupaten dan provinsi h. Memiliki
sistem
pembelajaran
yang
mudah,
massal
dan
menyenangkan i. Memiliki metode, media dan pendekatan pembelajaran yang aman, nyaman dan menyenangkan j. Memiliki
MoU
dengan
instansi/lembaga
pemerintah/swasta
maupun perguruan tinggi dalam bidang IPTEK dan jaminan sosial dan kesehatan. k. Memiliki
siswa
yang
kuat
iman
dan
taqwanya,
yang
terimplementasikan dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan kegiatan kegamaan sesuai ajaran agamanya masing-masing.
3. Sarana dan Prasarana Bangunan sekolah pada umumnya dalam kondisi baik. Jumlah ruang kelas untuk menunjang kegiatan belajar juga memadai. Fasilitas sekolah yang dimiliki oleh SMA Negeri 6 Tangerang Selatan adalah sebagai berikut: Ruang Kepala Sekolah
:
1, Baik
Ruang Wakasek
:
1, Baik
Ruang TU
:
2, Baik
Ruang Guru
:
1, Baik
Ruang Kelas
:
30, Baik
Ruang Lab. IPA
:
2, Baik
Ruang Lab. Bahasa
:
1, Baik
Ruang Perpustakaan
:
1, Baik
Ruang Lab. Komputer
:
2, Baik
Ruang Osis
:
1, Baik
53
Ruang UKS
:
1, Baik
Ruang peralatan Olahraga
:
1, Baik
Ruang BP/BK
:
1, Baik
Pos Keamanan
:
1, Baik
Ruang Piket
:
1, Baik
KM/WC Kasek
:
1, Baik
KM/WC Wakasek
:
1, Baik
KM/WC Guru
:
2, Baik
KM/WC BP/BK
:
1, Baik
KM/WC TU
:
2, Baik
KM/WC siswa
:
18, Baik
Wastafel didepan kelas
:
18, baik
4. Pendiri SMA Negeri 6 Tangerang Selatan SMA Negeri 6 Tangerang Selatan didirikan pada tahun 2005 berdasarkan SK Bupati Tangerang No. 421/Kep-53Huk/2005 tentang Pendirian sekolah baru (USB). Pimpinan sekolah yang pernah bertugas di SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan sejak awal berdirinya adalah: Tabel 4.1 Kepala sekolah SMA Negeri 6 Tangerang Selatan NAMA 1. Drs. Dedi Rafidi. 2. Drs. Junaedi, M.M. 3. Dra. Neng Nurhemah, M.Pd. 4. Drs. Agus Purwanto 5. Drs. Agus Hendrawan, MPd
PERIODE TUGAS Persiapan Pendirian - th.2006 Tahun 2006 s/d Feb. 2008 Feb. 2008 s/d Des. 2008 Des. 2008 s/d Okt 2012 Okt 2012 s/d sekarang
5. Tenaga Pendidik Tenaga Pendidik yang dimiliki oleh SMA Negeri 6 Tangerang Selatan berjumlah 58 guru dan 21 Staf Tata Usaha. Dari sejumlah guru, sebanyak 46 orang (79,31 %) berstatus guru PNS, dan sisanya 12 orang (20,69 %) berstatus guru honorer. 17 orang (29,31 %)
54
berpendidikan S2, dan sisanya 41 orang (70,69 %) berpendidikan S1. Sedangkan untuk tenaga kependidikan hanya 1 orang yang PNS. Jumlah peserta didik
pada tahun pelajaran 2012/2013 seluruhnya
berjumlah 1.080 orang. Persebaran jumlah peserta didik di kelas X ada sebanyak 10 rombongan belajar dengan komposisi 5 rombel MIA (Matematika dan Ilmu Alam) dan 5 rombel IIS (Ilmu-Ilmu Sosial), kelas XI sebanyak 10 rombongan belajar dengan komposisi 5 rombel program IPA dan 5 rombel program IPS dan di kelas XII sebanyak 9 rombongan belajar dengan komposisi 5 rombel program IPA dan 4 rombel program IPS, ditambah 1 kelas Akselerasi. Sekitar separuh dari peserta didik (50%) berasal dari wilayah Kec. Pamulang sedangkan sisanya tersebar dari wilayah sekitar Pamulang yaitu Ciputat, Serpong, Cisauk, Pondok Aren, dan lain-lain. Pencapaian nilai rata-rata UN peserta didik pada saat PSB/PPDB sejak berdirinya SMA Negeri 6 Tangerang Selatan cenderung meningkat, tetapi untuk tahun pelajaran 2013/2014 menurun. Berdasarkan hasil analisis penurunan ini terjadi secara nasional. Kemungkinan besar adalah karena jumlah paket soal dalam satu kelas yang terdiri dari 20 orang ada 21 paket. Ini terlihat pada tabel berikut: Tabel 4.2 Input dan Output Peserta didik Input Tahun Pelajaran
Passing Grade
Output
Rata-rata Jumlah
Peserta Didik
Tahun
Nilai UN
Baru
Pelajaran
IPA
IPS
2008/2009
29.30
2007/2008
42,02
43,56
2009/2010
31.55
2008/2009
43,86
43,29
2010/2011
32,60
2009/2010
43,05
43,98
2011/2012
31,20
2010/2011
47,53
47,38
2011/2012
47,41
46,03
2012/2013
2012/2013
55
6. Kondisi Ideal Berdasarkan kondisi riil yang diuraikan di atas, SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan sudah mendekati ideal, dari tahun ke-tahun selalu ada pembenahan/penambahan sarana prasarana, di antaranya di tahun pelajaran 2012/2013 sudah ditambah 1 lab IPA, 1 lab bahasa, 18 wastafel di depan masing-masing kelas lantai bawah, 12 LCD yang 10 diantaranya sudah terpasang di beberapa kelas, 18 CCTV yang terpasang di kelas, juga terbangunnya masjid sekolah hasil swadana warga sekolah meskipun baru lantai bawah. Tetapi tentu ini akan lebih ideal lagi jika pembenahan diadakan secara berkelanjutan, diantaranya adanya penambahan fasilitas sebagai berikut: Tabel 4.3 Kondisi ideal SMA Negeri 6 Tangerang Selatan No
Keadaan Riil
Keadaan Ideal
1.
Ada 2 lab IPA yang secara otomatis Ada 3 lab IPA. digunakan untuk bersama (praktik Jadi perlu ada penambahan 1 lab Kimia, Biologi dan Fisika)
2.
IPA.
Ada 10 LCD terpasang di ruang Terpasang LCD di seluruh ruang kelas
3
kelas (30 ruang kelas)
Tenaga Kependidikan yang PNS Ada baru 1 dan kurang menguasai ICT
sedikitnya
3
Tenaga
Kependidikan yang PNS dan menguasai ICT dengan baik
4
Ada beberapa mata pelajaran yang Terpenuhi guru PNS berkualitas kekurangan belum
guru
PNS
mempunyai
ataupun untuk semua mata pelajaran
guru
PNS
sehingga diambil guru honorer, baik yang mengajar di satu sekolah saja, yaitu di SMAN 6 saja atau yang mengajar dibeberapa sekolah 5
Adanya
Tenaga
Pendidik
yang Semua
guru
memiliki
56
kurang atau jauh dari memiliki kompetensi guru. Untuk gurukompetensi guru
guru
yang
sudah
diberikan
pengarahan/pembimbingan tapi tidak ada perubahan sebaiknya dipindahkan
status
kepegawaiannya menjadi tenaga struktural.
7. Prestasi yang Dimiliki Tabel 4.4 Prestasi
8. Program Kerja Program Unggulan SMAN 6 Tangerang Selatan a. Menjadi Sekolah Standar Nasional (SSN). b. Mengembangkan Sikap dan Kompetensi Keagamaan. c. Mengembangkan Potensi Siswa Berbasis Multiple Intelligance. d. Mengembangkan Budaya daerah. e. Mengembangkan Kemampuan bahasa dan Teknologi Informasi. f. Meningkatkan Daya serap Ke Perguruan Tinggi Favorit. Program Pengembangan Sarana Prioritas
57
a. Membangun Mushola permanen dengan kapasitas 500 orang jamaah. b. Menertibkan areal parkir. c. Membangun Ruang Pengolah Data. d. Perbaikan dan Pengecetan Lapangan Olah Raga. e. Pengembangan Jaringan Infrastruktur LAN (Intranet dan Internet). f. Pengembangan Sistem Informasi Sekolah (SIS). g. Melengkapi Sarana dan Prasarana Perpustakaan dan Lab Komputer. h. Pembangunan Gedung Serbaguna.
9. Kurikulum yang Digunakan Di Sekolah Tabel 4.5 Kurikulum No
Kurikulum
1 2 3 4 5
Kurikulum 1994 Kurikulum 1999 Kurikulum 2004 (KBK) KTSP K13
X
v V
Kelas XI
XII
v
V
B. Deskripsi Data 1. Deskripsi Kegiatan Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas X IIS 2 dan X IIS 4 SMA Negeri 6 Tangerang Selatan pada materi pembelajaran menyimak puisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media audio terhadap pembelajaran menyimak puisi di kelas X pada SMA Negeri 6 Tangerang Selatan tahun ajaran 2013/2014. Proses pembelajaran dilakukan dengan memberikan perlakuan tehadap salah satu kelas. Kelas X IIS 4 merupakan kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan menggunakan media audio berupa rekaman puisi, dan kelas X IIS 2 merupakan kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan. Sebelum melakukan penelitian di kelas eksperimen dan kelas kontrol, peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen. Uji validitas dan reliabilitas instrumen bertujuan untuk mengukur hasil
58
belajar pada pembelajaran menyimak puisi. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan mengujikan sebanyak 15 pertanyan pilihan ganda tentang materi puisi. Puisi yang diambil adalah puisi karya Chairil Anwar yang berjudul “Persetujuan dengan Bung Karno” Dari hasil uji validitas dan reliabilitas, sebanyak lima soal yang tidak memenuhi syarat validitas, dan tiga soal yang tidak memenuhi syarat reliabilitas. Soal yang tidak valid dan tidak reliabel tidak dibuang, melainkan dilakukan pengujian validitas konstruksi, yakni pengujian validitas yang dikonsultasikan dengan para ahli/dosen. Konsultasi yang dilakukan dengan mengubah redaksi atau bahasa yang digunakan di soal, jadi soal yang dipakai dalam penelitian tetap berjumlah 15 soal pilihan ganda. Tahap
selanjutnya
adalah
melakukan
uji
normalitas
dan
homogenitas, nilai yang dilakukan untuk menghitung uji prasyarat adalah nilai ujian harian di kelas X IIS 2 dan X IIS 4. Pada uji normalitas dan homogenitas kedua kelas dinyatakan normal dan homogen, maka setelah dinyatakan normal dan homogen, peneliti langsung melakukan penelitian pada kedua kelas tersebut. Pada pembelajaran awal di kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan pretest. Lalu setelah itu peneliti masuk pada inti pembelajaran. Di kelas eksperimen peneliti menggunakan media audio berupa rekaman puisi, puisi yang didengar sebagai contoh musikalisasi/rekaman puisi adalah puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul “Pada Suatu Hari Nanti” dan sebagai evaluasi (pretest dan posttest) menggunakan puisi karya Chairil Anwar yang berjudul “Persetujuan dengan Bung Karno,” sedangkan di kelas kontrol tidak menggunakan media. Puisi disajikan dalam bentuk teks yang dibaca oleh beberapa siswa secara bergantian.
Pada
pembelajaran
pertemuan
berikutnya
peneliti
memberikan posttest dengan soal yang sama. Kemudian skor rata-rata dari kedua kelas selanjutnya dijadikan sebagai data yang akan digunakan dan diolah sebagai hasil penelitian.
59
2. Deskripsi Data Hasil Prestest dan Posttest Keterampilan
Menyimak Puisi Siswa Kelas X SMA Negeri 6 Tangerang Selatan. Tabel 4.6 Data Hasil Pretest Siswa Kelas Kontrol (X IIS 2) No NAMA
NILAI
1
46
2
AFIF ALWAN SABIQ APRILIA PUSPITANINGRUM
3
DANU SUSANTO
60
4
DENI RAMADYANTO
53
5
DEZA NURUL AINI
53
6
DHEA SALSABILA
66
7
EKA MARDIANI
73
8
ELISABET SATRIA
46
9
FAJAR RIANA WULANDARI
60
10
FELICIA PRAZEITA
46
11
FIRA ANDIANI MAIDAH
66
12
FLIVIA RETNO HERWANTI
46
13
GILANG ANUGRAH PRADANA
66
14
HAIKAL ARSYAN MUSTIKA
40
15
IKHSANTI CHOERUNNISA P
66
16
KYLIA TIANI PUTRI
40
17
M. RAYHAN AKBAR
53
18
MIA NURUL FADILAH
60
19
MUHAMMAD ILYAS SYAHRONI
53
20
NAZILA FAJRIAH AMRI
60
21
NOVITA CAESARIA PUTRI
73
73
60
22
NURFINA FITRI MELINA
73
23
RAFI ARKHAN
53
24
RAKA DZULFIKAR
53
25
REZA ADITYA NUGROHO
33
26
RISDAYANTI
66
27
RIZKY AGUNG PRASETYO
60
28
RIZKY OKTAVIANI
60
29
SOFIA AMALIA RINANDA
66
30
TAJDIDUN NISA
60
31
TITI AYU SANJAYA
73
32
VIDINIA RAMADHANI
53
33
YOUKE NANLOHY
53
34
MUHAMAD RAFLI
40
35
PINGKAN RAUDYA TUZZAHRA VIOLITA LUSTRI ANANDA DEWI
33
36
73
Nilai prestest yang yang dihasilkan oleh siswa kemudian diurutkan dari nilai terendah sampai nilai tertinggi. Adapun urutannya sebagai berikut: Tabel 4.7 Urutan Nilai Pretest Terendah sampai Tertinggi Siswa Kelas Kontrol (X IIS 2) 33
33
40
40
40
46
46
46
46
53
53
53
53
53
53
53
53
60
60
60
60
60
60
60
66
66
66
66
66
66
73
73
73
73
73
73
61
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai pretest yang terendah adalah 33, sebanyak dua orang dan nilai yang tertinggi adalah 73 sebanyak enam orang. Nilai mean 55.06, nilai median 54.49, nilai modus 50. Nilai varians 113.71 dan standar deviasi 10.67. Distribusi frekuensi pembelajaran menyimak puisi pada pretest kelas kontrol dapat disajikan pada grafik histogram dan poligon di bawah ini:
50 57 43
64
71
29
36
29 25.5
Gambar 1 Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa frekuensi absolut tertinggi berada pada rentang 39.5-46.5, dengan titik tengah 50 pada frekuensi 8. Frekuenssi absolut terendah berada pada rentang 25.5 - 32.5, dengan titik tengah 36, pada frekuensi 2. Median data terletak pada 46.5 – 53.5, dengan titik tengah antara 50 dan 57, pada frekuensi 8 dan 7.
62
Tabel 4.8 Data Hasil Posttest Siswa Kelas Kontrol (X IIS 2) No NAMA 1
NILAI
2
AFIF ALWAN SABIQ APRILIA PUSPITANINGRUM
66 76
3
DANU SUSANTO
76
4
DENI RAMADYANTO
66
5
DEZA NURUL AINI
60
6
DHEA SALSABILA
76
7
EKA MARDIANI
73
8
ELISABET SATRIA
80
9
FAJAR RIANA WULANDARI
60
10
FELICIA PRAZEITA
60
11
FIRA ANDIANI MAIDAH
73
12
FLIVIA RETNO HERWANTI
73
13
GILANG ANUGRAH PRADANA
70
14
HAIKAL ARSYAN MUSTIKA
80
15
IKHSANTI CHOERUNNISA P
80
16
KYLIA TIANI PUTRI
56
17
M. RAYHAN AKBAR
66
18
MIA NURUL FADILAH
80
19
MUHAMMAD ILYAS SYAHRONI
76
20
NAZILA FAJRIAH AMRI
76
21
NOVITA CAESARIA PUTRI
76
22
NURFINA FITRI MELINA*
76
23
RAFI ARKHAN
80
24
RAKA DZULFIKAR
53
63
25
REZA ADITYA NUGROHO
60
26
RISDAYANTI
73
27
RIZKY AGUNG PRASETYO
66
28
RIZKY OKTAVIANI
66
29
SOFIA AMALIA RINANDA
70
30
TAJDIDUN NISA
80
31
TITI AYU SANJAYA
80
32
VIDINIA RAMADHANI
66
33
YOUKE NANLOHY
53
34
MUHAMAD RAFLI
60
35
PINGKAN RAUDYA TUZZAHRA
73
36
VIOLITA LUSTRI ANANDA DEWI
80
Nilai posttest yang yang dihasilkan oleh siswa kemudian diurutkan dari nilai terendah sampai nilai tertinggi. Adapun urutannya sebagai berikut: Tabel 4.9 Urutan Nilai Posttest Terendah sampai Tertinggi Siswa Kelas Kontrol (X IIS 2) 53
53
56
60
60
60
60
60
66
66
66
66
66
66
70
70
73
73
73
73
73
76
76
76
76
76
76
76
80
80
80
80
80
80
80
80
64
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai posttest yang terendah adalah 53, sebanyak dua orang dan nilai yang tertinggi adalah 80 sebanyak delapan orang orang. Nilai mean 70.42, nilai median 73.3, nilai modus 75.62. Nilai varians 69.11 dan standar deviasi 8.32. Distribusi frekuensi Pembelajaran menyimak puisi pada posttest kelas kontrol dapat disajikan pada grafik histogram dan poligon di bawah ini:
75
80 65 60
70
55 50
47.5
Gambar 2 Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa frekuensi absolut tertinggi berada pada rentang 67.5-72.5, dengan titik tengah 75 pada frekuensi 12. Frekuenssi absolut terendah berada pada rentang 62.5 – 67.5, dengan titik tengah 70, pada frekuensi 2. Median data terletak pada 62.5 – 67.5, dengan titik tengah antara 65 dan 70, pada frekuensi 2 dan 6.
65
Tabel 4.10 Statistik Deskripstif Kelas Kontrol Data Pretest dan Posttest Kelas Kontrol Keterangan
Pretest
Postest
N
36
36
Xmax
73
80
Xmin
33
53
X
55.06
70.42
S
10.67
8.32
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil pretest dan posttest pada kelas kontrol. Nilai terendah yang diperoleh pada kelas kontrol mengalami peningkatan, yaitu 33 untuk nilai terendah pretest dan 53 untuk nilai terendah posttest, dari nilai 33 menjadi 53. Dengan demikian selisih peningkatan mencapai 20. Nilai tertinggi pun terjadi peningkatan, yaitu 73 untuk pretest dan 80 untuk posttes, selisih peningkatan mencapai 8. Peningkatan terjadi setelah kelas kontrol melakukan pembelajaran walaupun tanpa menggunakan media. Nilai rata-rata pretest dan posttest kelas kontrol menunjukkan perbedaan yang meningkat, yaitu 55.06 untuk rata-rata pretest dan 70.42 untuk rata-rata posttest. Akan tetapi pada standar deviasi atau simpangan baku pretest dan posttest mengalami penurunan, yaitu dari 10.67 untuk simpangan baku pretest, menjadi 8.32 untuk simpangan baku posttest. Akan tetapi dilihat dari nilai pretest dan posttest pada kelas kontrol, hasil ini menunjukkan bahwa peroleh posttest lebih tinggi dibanding pretest maka dalam pembelajaran menyimak puisi di kelas kontrol terjadi peningkatan.
66
Tabel 4.11 Data Hasil Prestest Siswa Kelas Eksperimen (X IIS 4) NO. NAMA
NILAI
1
46
2
ACHMAD CHANDRA AJENG PRILLIANTHI RUSMAWADI
3
ALFATH LUTHFI HUSAINI
53
4
ANGGARA PUTRA RAMADHAN
60
5
AYU CITRA DEWI
73
6
AZZHARA OWENA LIVIA
66
7
BELINDA AUDREYA AMBARWATI
46
8
FADHIL INDRAWAN
46
9
FARENTIFAL NAHDA
40
10
FRANCISKA ANGELITA LORENZA
33
11
FRISCA AYU APRILIA LEXSA
40
12
HAFIJAH RAHMAWATI
53
13
M. AMRY AGUSTA
46
14
MEGA AYU GITANINGTYAS
53
15
MELLY AYUNING TYAS
60
16
MIRANDA THOMAS
53
17
MUHAMMAD BADRIANTO SAMUDRA
53
18
MUHAMMAD FARIDH
60
19
MUHAMMAD FAUZAN
53
20
MUHAMMAD FEBRILIAN
60
21
NAFISAH HASAN
60
22
NUR VIDIANI
53
23
NURFADHILA IDHANY
66
24
PERMATA SARI
46
60
67
25
RASHIDA AN'AM SHALIHA
73
26
RINI AINUN NISYA
60
27
ROBY WIJAYA PUTRA
40
28
ROQIBAN DWI SAPUTRA
53
29
SARAH SUSILAWATI
53
30
SELVI SINTIYA SARI
20
31
THORIQ ALGHIFARI
53
32
TIGY AMBAR SILVANARI
46
33
VONY NURATIKHA
40
34
WAHYU DWI FEBRIANTI
46
Nilai prestest yang yang dihasilkan oleh siswa kemudian diurutkan dari nilai terendah sampai nilai tertinggi. Adapun urutannya sebagai berikut:
Tabel 4.12 Urutan Nilai Pretest Terendah sampai Tertinggi Siswa Kelas Eksperimen (X IIS 4) 20
33
40
40
40
40
46
46
46
46
46
46
46
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
60
60
60
60
60
60
60
66
66
73
73
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai pretest yang terendah adalah 20, sebanyak satu orang dan nilai yang tertinggi adalah 73 sebanyak dua orang orang. Nilai mean 50.74, nilai median 50.1, nilai modus 45.6. Nilai varians 115.29 dan standar deviasi 10.74.
68
Distribusi frekuensi Pembelajaran menyimak puisi pada pretest kelas eksperimen dapat disajikan pada grafik histogram dan poligon di bawah ini:
42
51
60
69 24
33
15
10.5
Gambar 3 Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa frekuensi absolut tertinggi berada pada rentang 28.5-37.5, dengan titik tengah 42 pada frekuensi 12. Frekuensi absolut terendah berada pada rentang 10.5-19.5 dan 19.5-28.5, dengan titik tengah 24 dan 33, pada frekuensi 2. Median data terletak pada 37.5 – 46.5, dengan titik tengah antara 42 dan 51, pada frekuensi 12 dan 10. Tabel 4.13 Data Hasil Posttest Siswa Kelas Eksperimen (X IIS 4) NO. NAMA
NILAI
1
ACHMAD CHANDRA AJENG PRILLIANTHI RUSMAWADI
73
ALFATH LUTHFI HUSAINI
93
2 3
86
69
4
ANGGARA PUTRA RAMADHAN
73
5
AYU CITRA DEWI
80
6
AZZHARA OWENA LIVIA
73
7
BELINDA AUDREYA AMBARWATI
66
8
FADHIL INDRAWAN
83
9
FARENTIFAL NAHDA
73
10
FRANCISKA ANGELITA LORENZA
53
11
FRISCA AYU APRILIA LEXSA
93
12
HAFIJAH RAHMAWATI
86
13
M. AMRY AGUSTA
86
14
MEGA AYU GITANINGTYAS
60
15
MELLY AYUNING TYAS
86
16
MIRANDA THOMAS
73
17
MUHAMMAD BADRIANTO SAMUDRA
80
18
MUHAMMAD FARIDH
86
19
MUHAMMAD FAUZAN
66
20
MUHAMMAD FEBRILIAN
86
21
NAFISAH HASAN
60
22
NUR VIDIANI
86
23
NURFADHILA IDHANY
80
24
PERMATA SARI
93
25
RASHIDA AN'AM SHALIHA
80
26
RINI AINUN NISYA
93
27
ROBY WIJAYA PUTRA
73
28
ROQIBAN DWI SAPUTRA
73
70
29
SARAH SUSILAWATI
60
30
SELVI SINTIYA SARI
86
31
THORIQ ALGHIFARI
93
32
TIGY AMBAR SILVANARI
100
33
VONY NURATIKHA
86
34
WAHYU DWI FEBRIANTI
80
Nilai posttest yang yang dihasilkan oleh siswa kemudian diurutkan dari nilai terendah sampai nilai tertinggi. Adapun urutannya sebagai berikut:
Tabel 4.14 Urutan Nilai Posttest Terendah sampai Tertinggi Siswa Kelas Eksperimen (X IIS 4) 53
60
60
60
66
66
73
73
73
73
73
73
73
80
80
80
80
80
83
86
86
86
86
86
86
86
86
86
93
93
93
93
93
100
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai posttest yang terendah adalah 53, sebanyak satu orang dan nilai yang tertinggi adalah 100 sebanyak satu orang. Nilai mean 80.03, nilai median 81.78, nilai modus 88.5. nilai varians 162.68 dan standar deviasi 12.75. Distribusi frekuensi Pembelajaran menyimak puisi pada posttest kelas eksperimen dapat disajikan pada grafik histogram dan poligon di bawah ini:
71
44.5
Gambar 4 Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa frekuensi absolut tertinggi berada pada rentang 76.5-84.5, dengan titik tengah 88.5, frekuensi 9. Frekuenssi absolut terendah berada pada rentang 52.5-60.5, dengan titik tengah 64.5, pada frekuensi 2. Median data terletak pada 68.5 – 75.5, dengan titik tengah antara 72.5 dan 80.5, pada frekuensi 7 dan 6. Tabel 4.15 Statistik Deskripstif Kelas Eksperimen Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen Keterangan
Pretest
Postest
N
34
34
Xmax
73
100
Xmin
20
53
X
50.74
81.78
S
10.74
12.75
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen. Nilai terendah yang diperoleh pada kelas eksperimen
72
mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu 20 untuk nilai terendah pretest dan 53 untuk nilai terendah posttest, dari nilai 20 menjadi 53, selisih peningkatan mencapai 33. Nilai tertinggi pun mengalami peningkatan, yaitu 73 untuk pretest dan 100 untuk posttest, selisih peningkatan mencapai 27. Peningkatan terjadi setelah kelas eksperimen melakukan pembelajaran menggunakan media audio. Nilai rata-rata pretest dan posttest kelas eksperimen menunjukkan perbedaan yang meningkat, yaitu dari 50.74 untuk rata-rata pretest menjadi 81.78 untuk rata-rata posttest. Pada standar deviasi atau simpangan baku pretest dan posttest juga mengalami peningkatan yang signifikan juga, yaitu dari 10.74 untuk simpangan baku pretest, menjadi 12.75 untuk simpangan baku posttest. Dilihat dari nilai pretest dan posttest pada kelas eksperimen hasil ini menunjukkan bahwa peroleh posttest lebih tinggi dibanding
pretest.
Maka
dalam
pembelajaran
menyimak
puisi
menggunakan media audio terjadi peningkatan. Tabel 4.16 Statistik Deskripstif Postest Kelas Kontrol dan Posttest Kelas Eksperimen Data Posttest Kelas Kontrol dan Posttest Kelas Eksperimen Posttest Kelas
Posttest Kelas
Kontrol
Eksperimen
N
36
34
Xmax
80
100
Xmin
53
53
X
70.42
81.78
S
8.32
12.75
Keterangan
Dari tabel posttest kelas kontrol dan kelas eskperimen menunjukkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menyimak puisi. Nilai terendah yang diperoleh siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen sama, dengan nilai 53. Sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai yang diperoleh di kelas
73
kontrol. Yaitu 100 untuk kelas eksperimen dan 80 untuk kelas kontrol, dengan selisih mencapai 20. Perolehan nilai rata-rata di kelas eksperimen lebih tinggi dibanding di kelas kontrol, 70.42 untuk kelas kontrol dan 81.78 untuk kelas eksperimen, dengan jumlah selisih nilai rata-rata 11.36. Simpangan baku di kelas eksperimen juga lebih tinggi dibanding di kelas kontrol. 8. 32 untuk kelas kontrol dan 12.75 untuk kelas eksperimen. Jumlah selisih simpangan baku mencapai 4.43. Maka dapat disimpulkan dari statistik deskriptif ini nilai posttest di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan di kelas kontrol karena pada dasarnya kelas eksperimen dalam pembelajaran menyimak puisi menggunakan media audio.
C. Pengujian Prasyarat Analisis Data 1. Uji Validitas dan Reliabilitas a.
Hasil dari uji validitas instrumen soal yang diajukan kepada siswa kelas X IIS 3, dengan jumlah siswa 32 orang serta 15 soal yang sudah diujikan. Hasil validitas butir soal untuk setiap nomor ditujukkan pada baris Pearson Correlation. Untuk mengetahui soal valid atau tidak dibandingkan dengan r tabel Product Moment. Dengan jumlah siswa data sebanyak 32 orang (N = 32) dan taraf signifikan 5 % menurut r tabel. Soal dinyatakan valid apabila r hasil hitungan > r tabel. Tabel 4.17 Validitas Instrumen R tabel (5%)
Nomor Soal
r Hitung
1
0.349
Valid
2
0.558 0.010
0.349
Tidak valid
3
0.605
0.349
Valid
4
0.043
0.349
Tidak valid
5
0.456
0.349
Valid
N = 32
Keterangan
74
6
0.540
0.349
Valid
7
0.088
0.349
Tidak valid
8
0.519
0.349
Valid
9
0.473
0.349
Valid
10
0.768
0.349
Valid
11
0.419
0.349
Tidak valid
12
0.446
0.349
Valid
13
0.154
0.349
Tidak valid
14
0.385
0.349
Valid
15
0.540
0.349
Valid
Dari uji validitas yang dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson Correlation adalah nomor soal 1, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 12, 13, 15. Soal yang dinyatakan valid berjumlah sepuluh soal, dan tidak valid lima soal. Maka pada penelitian nanti, untuk soal yang tidak valid tidak akan dibuang, melainkan akan dilakukan pengujian validitas konstruksi, yakni pengujian validitas yang dikonsultasikan dengan para ahli.46 Konsultasi yang dilakukan dengan mengubah redaksi atau bahasa yang digunakan di soal. Ahli di sini dapat dikatakan adalah dosen. Para ahli atau dosen akan memberi keputusan bahwa instrumen yang digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan dan mungkin dirombak total. Jadi, soal yang dipakai dalam penelitian tetap berjumlah 15 soal dengan bentuk pilihan ganda. b.
Hasil uji Reliabilitas Hasil uji Reliabilitas instrumen soal yang diajukan kepada siswa dengan jumlah 32 siswa dan jumlah soal 15 soal ialah: Keterangan: 1. Nilai Croncbach’s Alpha if Item Delete = Nilai Reliabilitas Butir
46
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta Bandung, 2013), h. 177.
75
2. Untuk menilai nilai validitas dan reliabilitas butir valid dan reliabilitas, harus dibandingkan dengan r Tabel pada DF = N-2 dan probabilitas = 0,05. 3. Nilai distribusi frekuensi dengan jumlah sampel (32)-2= 30. R Tabel df 30 probabilitas 0,05 adalah 0,361. Tabel 4.18 Reliabilitas Instrumen Nilai Alpha 0.565
Jumlah soal (N) 15
Nomor
Nilai
Nilai r
Soal
Croncbach’s
tabel
Keterangan
Alpha if Item Delete 1
0.452
0,361
Reliabel
2
0.216
0,361
Tidak Reliabel
3
0.380
0,361
Reliabel
4
0.175
0,361
Tidak Reliabel
5
0.565
0,361
Reliabel
6
0.390
0,361
Reliabel
7
0.390
0,361
Reliabel
8
0.533
0,361
Reliabel
9
0.412
0,361
Reliabel
10
0,423
0,361
Reliabel
11
0.386
0,361
Reliabel
12
0.440
0,361
Reliabel
13
0.506
0,361
Reliabel
14
0.448
0,361
Reliabel
15
0.118
0,361
Tidak Reliabel
76
Maka, butir yang reliabel dengan menggunakan rumus Alpha adalah soal nomor 1,3,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14.
Akan tetapi, secara
keseluruhan hasil statistik reliabilitas dengan rumus Alpha adalah 0,565 berarti soal-soal tersebut dapat diterima atau reliabilitas. Keterangan: 1. Perhitungan validitas dan reliabilitas pada instrumen soal ini menggunakan aplikasi SPSS 20.
2. Uji Normalitas dan Homogenitas a.
Normalitas Uji normalitas pemelitian menggunakan liliefors yang dilakukan terhadap kedua kelompok data. Pengujian dilakukan untuk mengetahui sampel yang diteliti berdistribusi normal atau berada pada titik seimbang. Kriteria dikatakan berdistribusi normal jika harga Lhitung < Ltabel, sebaliknya jika harga Lhitung > Ltabel maka data yang diperoleh tidak berdistribusi normal. 1) Uji Normal data kelas eksperimen Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Lhitung sebesar 0.010 dan Ltabel sebesar 0.151 pada taraf signifikan 0.05 untuk jumlah kelas (n) adalah 34. Sehingga Lhitung (0.010) < Ltabel (0.151), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal. 2) Uji normal data kelas kontrol Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Lhitung sebesar 0.107 dan Ltabel sebesar 0.147 pada taraf signifikan 0.05 untuk jumlah kelas (n) adalah 36. Sehingga Lhitung (0.107) < Ltabel (0.147), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal. Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan berdasarkan tabel normalitas sebagai berikut:
77
Tabel 4.19 Uji Normalitas N
Lhitung
Ltabel
Keterangan
34
0.010
0.151
Normal
36
0.107
0.147
Normal
b.
Homogenitas Uji homogenitas dilakukan dengan menghitung harga satuan. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kesamaannya variansi kelompok maka dapat dikatakan bahwa kelompok tersebut berasal dari populasi yang sama (homogen). Adapun keriteria pengujiannya sebagai berikut: Terima Ho jika harga Fhitung ≤ Ftabel, dan Tolak Ho jika harga Fhitung > Ftabel, dengan keterangan: Ho: Varians populasi homogen Ha: Varian s populasi tidak homogen Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh dari dua kelompok kontrol dan eksperimen Fhitung = 1.1394 dan Ftabel 1.762 dengan taraf signifikan 0.05. Maka disimpulkan Fhitung (1.1394) ≤ Ftabel (1.762), dengan demikian bahwa variansi populasi adalah sama atau homogen.
D. Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai rata-rata pembelajaran menyimak puisi siswa yang menggunakan media audio adalah 79.35, dengan varians 162.68 dan standar deviasi 12.75. sedangkan nilai rata-rata pembelajaran menyimak siswa yang tidak menggunakan media audio adalah 70.42, dengan varians 69.11 dan standar deviasi 8.32, untuk mengetahui adanya pengaruh atau tidak, perlu diadakan analisis lanjut. Berdasarkan hasil pengujian persyaratan analisis yang meliputi uji normalitas dan homogenitas, diketahui bahwa kedua kelas berada pada
78
distribusi normal dan homogen, sehingga dengan melakukan uji hipotesis menggunakan uji t. Dengan melihat hasil perhitungan rata-rata kelas eksperimen dan kontrol diperoleh thitung = 3.63, sedangkan pada taraf signifikan α = 0.05 dengan derajat kebebasan (dk) = 68 bila dicocokkan dengan harga ttabel yaitu (1-½ɑ ), jadi harga ttabel (1-(0.5) (0.05) ttabel (0.975) = 1.668 Dengan diketahui thitung = 3.63 > 1.668 ttabel, maka hipotesis Ho ditolak dan Hi diterima, yang berarti terdapat pengaruh dalam penggunaan media audio terhadap pembelajaran menyimak puisi kelas X SMA Negeri 6 Tangerang Selatan. Adapun perhitungan dengan uji-t sebagai berikut: Tabel 4.20 Pemerolehan Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Pretest (YI) 46 73 60 53 53 66 73 46 60 46 66 46 66 40 66 40 53 60 53 60 73
Postest (Y2) 66 76 76 66 60 76 73 80 60 60 73 73 70 80 80 56 66 80 76 76 76
(YI)2 2116 5329 3600 2809 2809 4356 5329 2116 3600 2116 4356 2116 4356 1600 4356 1600 2809 3600 2809 3600 5329
(Y2)2 4356 5776 5776 4356 3600 5776 5329 6400 3600 3600 5329 5329 4900 6400 6400 3136 4356 6400 5776 5776 5776
79
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Σ X
73 53 53 33 66 60 60 66 60 73 53 53 40 33 73
76 80 53 60 73 66 66 70 80 80 66 53 60 73 80
2048 56.89
2535 70.42
5329 2809 2809 1089 4356 3600 3600 4356 3600 5329 2809 2809 1600 1089 5329 121224 3367.33
5776 6400 2809 3600 5329 4356 4356 4900 6400 6400 4356 2809 3600 5329 6400 180967 5026.86
Tabel 4.21 Pemerolehan Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Pretest (XI) 46 60 53 60 73 66 46 46 40 33 40 53 46 53
Postest (X2) 73 86 93 73 80 73 66 83 73 53 93 86 86 60
(XI)2 2116 3600 2809 3600 5329 4356 2116 2116 1600 1089 1600 2809 2116 2809
(X2)2 5329 7396 8649 5329 6400 5329 4356 6889 5329 2809 8649 7396 7396 3600
80
60 53 53 60 53 60 60 53 66 46 73 60 40 53 53 20 53 46 40 46 1763 51.85
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Σ X
86 73 80 86 66 86 60 86 80 93 80 93 73 73 60 86 93 100 86 80 2698 79.35
3600 2809 2809 3600 2809 3600 3600 2809 4356 2116 5329 3600 1600 2809 2809 400 2809 2116 1600 2116 95361 2804.74
7396 5329 6400 7396 4356 7396 3600 7396 6400 8649 6400 8649 5329 5329 3600 7396 8649 10000 7396 6400 218322 6421.24
a. Pengajuan hipotesis Ho
: μE ≤ μk
Hi
: μE > μk
b. Berdasarkan perhitungan yang diperoleh sebelumnya:
nE
: 34
XE
: 79.35
: 162.68
nk
: 36
Xk
: 70.42
: 69.11
Dari data di atas, maka dapat didistribusikan ke dalam rumus uji t sebagi berikut:
di mana,
81
cari nilai Sg terlebih dahulu: = 8.93
10.70 √0.029+0.027 = 8.93 = √(34-1) 162.68 + (36-1) 69.11 √(34+36-2)
10.70 √0.056 = 8.93
= √(34-1) 162.68 + (36-1) 69.11 √68
10.70 (0.23) = 8.93
= √(33) 162.68 + (35) 69.11
= 3.63
2.46
√68 = √5368.44 + 2418.85 √68 = √77.87 = √114.52 = 10.70 √68
= 79.35 – 70.42 10.70 √1/34+1/36
c. Taraf signifikan Taraf signifikan yang digunakan dalam penelitian ini derajat keyakinan 95% dengan rumus tɑ = (dk=nE+nK-2). Dengan taraf signifikan 0.05 dan dk = 36+34-2=68. Untuk memperoleh nilai ttabel (0,05;68) pada distribusi t, digunakan interval tabel berikut: 60
68
8
70
2
Berdasarkan tabel distribusi t, diketahui t(0.05; 60) = 1.67 dan t(0.05; 70) = 1.66 sehingga nilai t(0.05: 68) = t (0.05;68) = (8 x 1.67) + (2x 1.66) = 13.36+3.32 = 16.68 = 1.668 8+2
10
10
82
d. Kriteria pengujiannya adalah terima Ho jika thitung ≤ ttabel dan sebaliknya tolak Ho jika thitung > ttabel. e. Simpulan Berdasarkan perhitungan, thitung > ttabel yaitu 3.63 > 1.668, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dalam penggunaan media audio terhadap pembelajaran menyimak puisi kelas X SMAN 6 Tangerang Selatan.
E. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian yang dilakukan di kelas eksperimen dengan menggunakan media audio sebagai alat yang membantu dalam pembelajaran menyimak puisi.
Media
audio
yang
digunakan
berupa
rekaman
puisi
yang
diperdengarkan melalui laptop dan pengeras suara. Siswa menyimak rekaman yang diperdengarkan berupa puisi “Persetujuan dengan Bung Karno” karya Chairil Anwar. Puisi yang disimak diharapkan mempermudah siswa untuk memahami makna yang terkandung dalam setiap bait puisi, berikut puisi tersebut: Persetujuan dengan Bung Karno (Chairil Anwar) Ayo! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji Aku sudah cukup lama dengar bicaramu, dipanggang atas apimu, digarami oleh lautmu dari mulai tanggal 17 Agustus 1945 aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu aku sekarang api, aku sekarang laut Bung Karno! Kau dan aku satu zat satu urat Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh 1948 Puisi yang diberikan kepada siswa adalah puisi yang mudah dipahami, dengan bahasa yang tidak terlalu rumit, dan memiliki makna yang dapat menjadi inspirasi dan pembelajaran yang baik bagi kehidupan siswa. Selain
83
itu puisi “Persetujuan dengan Bung Karno” juga merupakan puisi yang dapat dihubungkan dengan bab materi pada saat itu, bab yang dipelajari merupakan bab tentang negosiasi. Negosiasi merupakan kesepakatan antara dua belah pihak yang memiliki kepentingan berbeda. Puisi “Persetujuan dengan Bung Karno” berisi tentang kesepakatan antara Bung Karno dan Penyair untuk menyelesaikan suatu masalah yang terjadi di Indonesia, maka puisi ini cocok digunakan sebagai pembelajaran menyimak karena berkesinambungan dengan materi yang dipelajari. Pada hari pertama, pembelajaran berlangsung di kelas kontrol. Kelas kontrol merupakan kelas yang tidak menggunakan media audio ketika pembelajaran menyimak puisi, lalu peneliti memberikan soal pretest. Masuk ke pembelajaran inti siswa diberikan contoh puisi “Persetujuan dengan Bung Karno” dijelaskan sedikit tentang materi puisi dan menyimak, lalu setelah itu beberapa siswa maju ke depan untuk membacakan puisi sementara siswa lain menyimak puisi yang dibacakan dengan seksama. Hari berikutnya peneliti memberikan soal posttest untuk mengetahui pemahaman siswa setelah dilakukan pembelajaran menyimak puisi. Di
kelas
eksperimen,
saat
pembelajaran
berlangsung
peneliti
menggunakan media audio berupa rekaman puisi yang diperdengarkan melalui laptop dan pengeras suara, puisi yang disimak adalah puisi “Pada Suatu Hari Nanti” karya Sapardi Djoko Damono untuk latihan menyimak. Lalu peneliti memberikan soal pretest. Masuk ke pembelajaran inti siswa menyimal lagi rekaman puisi “Persetujuan dengan Bung Karno”. Setelah itu dijelaskan sedikit materi tentang tentang puisi dan menyimak. Hari berikutnya peneliti memberikan soal posttest untuk mengetahui pemahaman siswa setelah menyimak puisi. Hasil yang didapat dari penelitian di kelas eksperimen, menyatakan dengan ditolaknya Ho dan diterimanya H1, dari pengujian hipotesis uji-t pada taraf signifikan α = 0.05, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dalam penggunaan media audio berupa rekaman terhadap pembelajaran menyimak puisi di kelas X SMA Negeri 6 Tangerang Selatan. Berarti media yang
84
diterapkan di kelas eksperimen berhasil. Dengan nilai rata-rata awal 51. 58 menjadi 79.35 menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan, dengan selisih peningkatan sebesar 27.77 maka pemberian perlakuan di kelas eksperimen mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. Hal tersebut membuktikan dengan menggunakan audio atau rekaman sebagai media pembelajaran di sekolah dapat memberikan efek yang baik pada proses dan hasil belajar siswa. Siswa semakin semangat, antusias, dan konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran menyimak puisi. Jadi, dalam proses pembelajaran, hasil belajar siswa dapat ditingkatkan melalui bantuan media audio berupa rekaman, lagu, atau media audio lain yang sesuai dengan materi serta indikator pembelajaran.
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa, terdapat pengaruh dalam penggunaan media audio terhadap pembelajaran menyimak puisi di kelas X SMAN 6 Tangerang Selatan, sesuai dengan hipotesis dan perhitungan menggunakan rumus uji-t, yaitu thitung > ttabel yaitu 3.63 > 1.668. Berarti media yang diterapkan di kelas eksperimen berhasil. Dengan nilai rata-rata awal 51. 58 menjadi 79.35 menunjukkan
adanya
peningkatan
yang
signifikan,
dengan
selisih
peningkatan sebesar 27.77. Maka penggunaan media audio di kelas ekperimen menunjukkan hasil yang sesuai dengan harapan, karena nilai yang dihasilkan dalam pembelajaran sudah mencapai KKM. Dengan demikian hasil penelitian dapat diterima.
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka beberapa implikasi yang diperoleh dari hasil penelitian antara lain: 1. Penggunaan media pembelajaran seperti media audio, memiliki peran penting dalam meningkatkan motivasi dan antusias dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, sehingga dapat memberikan hasil belajar yang baik dalam pembelajaran menyimak puisi pada siswa. 2. Semakin sering penerapan media pembelajaran seperti media audio dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, maka akan menarik perhatian siswa serta dapat mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran menyimak puisi.
85
86
C. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan, ada beberapa saran yang dapat disampaikan yaitu; 1. Tingkatkan penggunaan media pada proses pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia baik itu media audio, visual, atau audiovisual untuk meningkatkan semangat dan antusias siswa dalam belajar. 2. Pertahankan hasil belajar pada setiap materi pembelajaran guna meningkatkan prestasi. 3. Gunakan sebaik mungkin fasilitas yang tersedia di sekolah, karena hal tersebut dapat mendukung proses pembelajaran dengan baik sehingga siswa lebih semangat untuk belajar. 4. Peneliti berharap penelitian mengenai pembelajaran menyimak puisi, dapat dikembangkan dengan metode atau media yang belum pernah digunakan sebelumnya. Sehingga banyak metode alternatif yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran puisi di sekolah, khususnya untuk kelas X.
DAFTAR PUSTAKA Arifin, Bustanul. Menyimak. Jakarta: Universitas Terbuka. 2010. Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. 2011. Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. PT Rineka Cipta: 2010. Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2011. Aswinarko dan Ahmad Bahtiar. Kajian Puisi (Teori dan Praktik). Jakarta: Unindra Press. 2013. Asyhar, Rayandra. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta. 2011. Djamarah, Saiful Bachri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rhineka Cipta. 2002. Fathurrohman,
Pupuh.
Strategi
Belajar
Mengajar-Strategi
Mewujudkan
Pembelajaran Bermakna melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung: PT Refika Aditama. 2007. Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010. Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press. 2012. Pradopo, Rachmat Djoko. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007. Priyatni, Endah Tri. Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi Kritis. Jakarta: Bumi Aksara. 2010. Resmini, Novi. Pendidikan Bahasa dan Sastra di kelas Tinggi. Bandung: UPI PRESS. 2007. Ruswandi, Uus dan Badrudin. Media Pembelajaran. Bandung: CV Insan Mandiri. Sadiman, Arief S. Media Pembelajaran, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Kharisma Petra Utama Offset. 1987.
Sadiman, Arief S. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2006. Sembodo, Edy. Contekan Pintar Sastra Indonesia. Jakarta: Hikmah. 2010. Semi, Atar. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya Padang. 1988. Siswanto, Wahyudi. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo. 2008. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta. 2013. Susilana, Rudi. Media Pembelajaran (Hakikat, Pengembangan, Pengambilan dan Penilaian). Bandung: CW Wacana Prima. 2009. Tarigan, Djago dan Henry Guntur Tarigan. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. 1986. Tarigan, Djago. Pokok Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. 2005. Tarigan, Henry Guntur. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung. 2008. Waluyo, Herman J. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga. 1987.
LAMPIRAN 1
Pemerolehan Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol Kelas Kontrol
No pretest (YI)
postest (Y2)
YI2
Y22
1
46
73
2116
5329
2
73
80
5329
6400
3
60
86
3600
7396
4
53
66
2809
4356
5
53
60
2809
3600
6
66
80
4356
6400
7
73
73
5329
5329
8
46
86
2116
7396
9
60
60
3600
3600
10
46
76
2116
5776
11
66
93
4356
8649
12
46
93
2116
8649
13
66
86
4356
7396
14
40
86
1600
7396
15
66
86
4356
7396
16
40
66
1600
4356
17
53
73
2809
5329
18
60
93
3600
8649
19
53
80
2809
6400
20
60
80
3600
6400
21
73
100
5329
10000
22
73
100
5329
10000
23
53
86
2809
7396
24
53
53
2809
2809
25
33
73
1089
5329
26
66
80
4356
6400
27
60
73
3600
5329
28
60
86
3600
7396
29
66
93
4356
8649
30
60
80
3600
6400
31
73
93
5329
8649
32
53
66
2809
4356
33
53
53
2809
2809
34
40
86
1600
7396
35
33
86
1089
7396
36
73
86
5329
7396
Σ
2048
2870
114806
233912
X
56.89
79.72
3189.05
6497.56
LAMPIRAN 2
Pemerolehan Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
pretest (XI) 46 60 53 60 73 66 46 46 40 33 40 53 46 53 60 53 53 60 53 60 60 53 66 46 73 60 40 53 53 20 53
postest (X2) 73 86 93 73 80 73 66 83 73 53 93 86 86 60 86 73 80 86 66 86 60 86 80 93 80 93 73 73 60 86 93
XI2 2116 3600 2809 3600 5329 4356 2116 2116 1600 1089 1600 2809 2116 2809 3600 2809 2809 3600 2809 3600 3600 2809 4356 2116 5329 3600 1600 2809 2809 400 2809
X22 5329 7396 8649 5329 6400 5329 4356 6889 5329 2809 8649 7396 7396 3600 7396 5329 6400 7396 4356 7396 3600 7396 6400 8649 6400 8649 5329 5329 3600 7396 8649
32 33 34 Σ X
46 40 46 1763 51.85
100 86 80 2698 79.35
2116 1600 2116 95361 2804.74
10000 7396 6400 218322 6421.24
LAMPIRAN 3
Tabel Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol a. Deskripsi Data (Mengurutkan Nilai dari Terkecil Sampai yang Terbesar) 33 46 53 60 66
33 46 53 60 66 73
40 53 53 60 73
40 53 60 66 73
40 53 60 66 73
46 53 60 66 73
46 53 60 66 73
b. Mencari Rentang R = nilai tertinggi – nilai terendah R = Xt-Xo = 73-33= 40
c. Menentukan Jumlah Kelas atau Banyak Kelas K = 1 + 3.3 log n K = 1 + 3.3 log 36 K = 1 + 3.3 (1.556) K = 1 + 5.1348 = 6.1348 = 6
d. Menentukan Panjang Kelas P = R = 40 = 6.66 = 7 K
6 Tabel Distribusi Frekuensi
No
Interval
1 2 3 4 5 6
33-39 40-46 47-53 54-60 61-67 68-74
Titik Tengah 36 43 50 57 64 71
Frekuensi Absolut 2 7 8 7 6 6 36
Frekuensi Kumulatif 2 9 17 24 30 36 118
Frekuensi Relatif 5.55% 19.44% 22.22% 19.44% 16.66% 16.66% 100%
Tabel Distribusi Kumulatif Kurang dari (<)
No Interval Frekuensi 0 1 2 3 4 5 6
0 33-39 40-46 47-53 54-60 61-67 68-74
0 2 7 8 7 6 6
Nilai
Frekunsi Kumulatif <
0 39.5 46.5 53.5 60.5 67.5 74.5
0 0+2=2 0+2+7=9 0+2+7+8=17 0+2+7+8+7=24 0+2+7+8+7+6=30 0+2+7+8+7+6+6=36
Tabel Distribusi Kumulatif Lebih dari (>)
No Interval Frekuensi 0 1 2 3 4 5 6 No Interval f Xi 1 33-39 2 36 2 40-46 7 43 3 47-53 8 50 4 54-60 7 57 5 61-67 6 64 6 68-74 6 71 Jumlah 36 321
0 33-39 40-46 47-53 54-60 61-67 68-74
0 32.5 39.5 46.5 53.5 60.5 67.5
Frekuensi Kumulatif > 0+6+6+7+8+7+2=36 0+6+6+7+8+7=34 0+6+6+7+8=27 0+6+6+7=19 0+6+6=12 0+6=6 0
Fi.Xi X-X │X-X│ Fi│X-X│ Xi2 FiXi² 72 19.06 19.06 38.12 1296 2592 301 12.06 12.06 84.42 1849 12943 400 5.06 5.06 40.48 2500 20000 399 1.94 1.94 13.58 3249 22743 384 8.94 8.94 53.64 4096 24576 426 15.94 15.94 95.64 5041 30246 1982 63 325.88 18031 113100
1. Mencari Mean (Rata-rata) (X) =
0 2 7 8 7 6 6
Nilai
= 1928 = 55.06 36
│X-X│² 363.2836 145.4436 25.6036 3.7636 79.9236 254.0836 872.1016
Fi│X-X│² 726.5672 1018.1052 204.8288 26.3452 479.5416 1524.5016 3979.8896
2. Mencari Median (Nilai Tengah) Me = Me = 53.5 + 7 [½ 36 - 17]/7 Me = 53.5 + 7 [18-17)/7 Me = 53.5 + 7 (1/7) Me = 53.5 + 7 (0.142) Me = 53.5 + 0.0994 = 54.494 3. Modus (Nilai yang Paling Banyak Muncul) Mo = Mo = 46.5 + 7 [1/1+1] Mo = 46.5 + 7 [1/2] Mo = 46.5 + 7 (0.5) Mo = 46.5 + 3.5 = 50 4. Varian (Ragam) = 3979.89 = 3979.89 = 113.71 36-1
35
5. Standar Deviasi (Simpangan Baku) Sd = √varians = √113.71 = 10.67
LAMPIRAN 4 Tabel Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol a. Deskripsi Data (Mengurutkan Nilai dari Terkecil Sampai yang Terbesar) 53 66 70 76 80
53 60 70 76 80 80
56 66 73 76 80
60 66 73 76 80
60 66 73 76 80
60 66 73 76 80
60 66 73 76 80
d. Mencari Rentang R = nilai tertinggi – nilai terendah R = Xt-Xo = 80-53 = 27
e. Menentukan Jumlah Kelas atau Banyak Kelas K = 1 + 3.3 log n K = 1 + 3.3 log 36 K = 1 + 3.3 (1.556) K = 1 + 5.1348 = 6.1348 = 6
e. Menentukan Panjang Kelas P = R = 27 = 4.5 = 5 K
6 Tabel Distribusi Frekuensi
No
Interval
1 2 3 4 5 6
53-57 58-62 63-67 68-72 73-77 78-82
Titik Tengah 55 60 65 70 75 80
Frekuensi Frekuensi Absolut Kumulatif 3 3 5 8 6 14 2 16 12 28 8 36 36 105
Frekuensi Relatif 8.33% 13.88% 16.66% 5.55% 33.33% 22.22% 100%
Tabel Distribusi Kumulatif Kurang dari (<)
No Interval Frekuensi 0 1 2 3 4 5 6
0 53-57 58-62 63-67 68-72 73-77 78-82
0 3 5 6 2 12 8
Nilai
Frekuensi Kumulatif <
0 57.5 62.5 67.5 72.5 77.5 82.5
0 0+3=3 0+3+5=8 0+3+5+6=14 0+3+5+6+2=16 0+3+5+6+2+12=28 0+3+5+6+2+12+8=36
Tabel Distribusi Kumulatif Lebih dari (>)
No Interval Frekuensi 0 1 2 3 4 5 6 No 1 2 3 4 5 6
Interval 53-57 58-62 63-67 68-72 73-77 78-82
f 3 5 6 2 12 8 36
0 53-57 58-62 63-67 68-72 73-77 78-82
0 3 5 6 2 12 8
0 52.5 57.5 62.5 67.5 72.5 77.5
Frekuensi Kumulatif > 0+8+12+2+6+5+3=36 0+8+12+2+6+5=33 0+8+12+2+6=28 0+8+12+2=22 0+8+12=20 0+8=8 0
Xi Fi.Xi X-X │X-X│ Fi│X-X│ Xi2 FiXi² │X-X│² Fi│X-X│² 55 165 15.42 15.42 46.26 3025 9075 237.776 713.3292 60 300 10.42 10.42 52.1 3600 18000 108.576 542.882 65 390 5.42 5.42 32.52 4225 25350 29.3764 176.2584 70 140 0.42 0.42 0.84 4900 9800 0.1764 0.3528 75 900 4.58 4.58 54.96 5625 67500 20.9764 251.7168 80 640 9.58 9.58 76.64 6400 51200 91.7764 734.2112 405 2535 45.84 263.32 27775 180925 488.658 2418.75
1. Mencari Mean (Rata-rata) (X) =
Nilai
= 2535=70.42 36
2. Mencari Median (Nilai Tengah) Me = Me= 72.5 + 5 [½ 36 - 16]/12 Me= 72.5 + 5 [18-16)/12 Me= 72.5 + 5 (2/12) Me= 72.5 + 5 (0.16) Me= 72.5 + 0.8 = 73.3 3. Modus (Nilai yang Paling Banyak Muncul) Mo = Mo = 72.5 + 5 [10/10+6] Mo = 72.5 + 5 [10/16] Mo = 72.5 + 5 (0.625) Mo = 72.5 + 3.125 = 75.625 4. Varian (Ragam) = 2418.75 = 2418.75 = 69.11 36-1
35
5. Standar Deviasi (Simpangan Baku) Sd = √varians = √69.11 = 8.32
LAMPIRAN 5
Tabel Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen a. Deskripsi Data (Mengurutkan Nilai dari Terkecil Sampai yang Terbesar) 20 46 53 53 60
33 46 53 53 60
40 46 53 60 66
40 46 53 60 66
40 46 53 60 73
40 46 53 60 73
46 53 53 60
b. Mencari Rentang R = nilai tertinggi – nilai terendah R = Xt-Xo = 73-20- 53
c. Menentukan Jumlah Kelas atau Banyak Kelas K = 1 + 3.3 log n K = 1 + 3.3 log 34 K = 1 + 3.3 (1.531) K = 1 + 5.0523 = 6.0523 = 6 e. Menentukan Panjang Kelas P = R = 53 = 8.833 = 9 K
6 Tabel Distribusi Frekuensi No Interval 1 2 3 4 5 6
20-28 29-37 38-46 47-55 56-64 65-73
titik tengah 24 33 42 51 60 69
Frekuensi Frekuensi Frekuensi absolut Kumulatif Relatif 1 1 2.94% 1 2 2.94% 11 13 32.35% 10 23 29.41% 7 30 20.58% 4 34 11.76% 34 103 100%
Tabel Distribusi Kumulatif Kurang dari (<)
No Interval Frekuensi 0 1 2 3 4 5 6
0 20-28 29-37 38-46 47-55 56-64 65-73
0 1 1 11 10 7 4
Nilai
Frekuensi Kumulatif <
0 28.5 37.5 46.5 55.5 64.5 73.5
0 0+1=1 0+1+1=2 0+1+1+11=13 0+1+1+11+10=23 0+1+1+11+10+7=30 0+1+1+11+10+7+4=34
Tabel Distribusi Kumulatif Lebih dari (>)
No Interval Frekuensi 0 1 2 3 4 5 6 No 1 2 3 4 5 6
Interval 20-28 29-37 38-46 47-55 56-64 65-73
0 20-28 29-37 38-46 47-55 56-64 65-73
f Xi Fi.Xi 1 24 24 1 33 33 11 42 462 10 51 510 7 60 420 4 69 276 34 279 1725
0 1 1 11 10 7 4
0 19.5 28.5 37.5 46.5 55.5 64.5
Frekuensi Kumulatif > 0+4+7+10+11+1+1=34 0+4+7+10+11+1=33 0+4+7+10+11=32 0+4+7+10=21 0+4+7=11 0+4=4 0
X-X │X-X│ Fi│X-X│ Xi2 FiXi² │X-X│² Fi│X-X│² 26.74 26.74 26.74 576 576 715.028 715.0276 17.74 17.74 17.74 1089 1089 314.708 314.7076 8.74 8.74 96.14 1764 19404 76.3876 840.2636 0.26 0.26 2.6 2601 26010 0.0676 0.676 9.26 9.26 64.82 3600 25200 85.7476 600.2332 18.26 18.26 73.04 4761 19044 333.428 1333.7104 81 281.08 14391 91323 1525.37 3804.6184
1. Mencari Mean (rata-rata) (X) =
Nilai
= 1725 = 50.74 34
2. Mencari Median (Nilai Tengah) Me = Me= 46.5 + 9 [½ 34 - 13]/10 Me= 46.5 + 9 [17-13)/10 Me= 46.5 + 9 (4/10) Me= 46.5 + 9 (0.4) Me= 46.5 + 3.6 = 50.1 3. Modus (Nilai yang Paling Banyak Muncul) Mo = Mo = 37.5 + 9 [10/10+1] Mo = 37.5 + 9 [10/11] Mo = 37.5 + 9 (0.90) Mo = 37.5 + 8.1 = 45.6 4. Varian (Ragam) = 3804.64 = 3804.62 = 115.29 34-1
33
5. Standar Deviasi (Simpangan Baku) Sd = √varians = √115.29 = 10.74
LAMPIRAN 6
Tabel Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen
a. Deskripsi Data (Mengurutkan Nilai dari Terkecil Sampai yang Terbesar) 60 73 80 86 93
53 73 80 86 93
60 73 80 86 93
60 73 80 86 93
66 66 73 73 83 86 86 86 93 100
73 80 86 86
b. Mencari Rentang R = nilai tertinggi – nilai terendah R = Xt-Xo = 100-53 = 47
c. Menentukan Jumlah Kelas atau Banyak Kelas K = 1 + 3.3 log n K = 1 + 3.3 log 34 K = 1 + 3.3 (1.531) K = 1 + 5.0523 = 6.0523 = 6 e. Menentukan Panjang Kelas P = R = 47 = 7.883 = 8 K
6 Tabel Distribusi Frekuensi No
Interval
1 2 3 4 5 6
53-60 61-68 69-76 77-84 85-92 93-100
Titik Tengah 56.5 64.5 72.5 80.5 88.5 96.5
Frekuensi Frekuensi Frekuensi Absolut Kumulatif Relatif 4 4 11.76% 2 6 5.88% 7 13 20.58% 6 19 17.64% 9 28 26.47% 6 34 17.64% 34 104 100%
Tabel Distribusi Kumulatif Kurang dari (<)
No
Interval
Frekuensi
Nilai
Frekuensi Kumulatif <
0 1 2 3 4 5 6
0 53-60 61-68 69-76 77-84 85-92 93-100
0 4 2 7 6 9 6
0 60.5 68.5 76.5 84.5 92.5 100.5
0 0+4=4 0+4+2=6 0+4+2+7=13 0+4+2+7+6=19 0+4+2+7+6+9=28 0+4+2+7+6+9+6=34
Tabel Distribusi Kumulatif Lebih dari (>)
No 1 2 3 4 5 6
Interval 53-60 61-68 69-76 77-84 85-92 93-100 Σ
f 4 2 7 6 9 6 34
No
Interval
Frekuensi
Nilai
0 1 2 3 4 5 6
0 53-60 61-68 69-76 77-84 85-92 93-100
0 4 2 7 6 9 6
0 52.5 60.5 68.5 76.5 84.5 92.5
Xi Fi.Xi X-X 56.5 226 23.53 64.5 129 15.53 72.5 507.5 7.53 80.5 483 0.47 88.5 796.5 8.47 96.5 579 16.47 459 2721
│X-X│ 23.53 15.53 7.53 0.47 8.47 16.47 72
1. Mencari Mean (Rata-rata) (X) =
= 2721 = 80.03 34
Fi│X-X│ 94.12 31.06 52.71 2.82 76.23 98.82 355.76
Frekuensi Kumulatif > 0+6+9+6+7+2+4=34 0+6+9+6+7+2=30 0+6+9+6+7=28 0+6+9+6=21 0+6+9=15 0+6=6 0 Xi2 3192.25 4160.25 5256.25 6480.25 7832.25 9312.25 36233.5
FiXi² 12769 8320.5 36793.8 38881.5 70490.3 55873.5 223129
│X-X│² 553.661 241.181 56.7009 0.2209 71.7409 271.261 1194.77
Fi│X-X│² 2214.6436 482.3618 396.9063 1.3254 645.6681 1627.5654 5368.4706
2. Mencari Median (Nilai Tengah) Me = Me= 76.5 + 8 [½ 34 - 13]/6 Me= 76.5 + 8 [17-13)/6 Me= 76.5 + 8 (4/6) Me= 76.5 + 8 (0.66) Me= 76.5 + 5.28 = 81.78 3. Modus (Nilai yang Paling Banyak Muncul) Mo = Mo = 84.5 + 8 [3/3+3] Mo = 84.5 + 8 [3/6] Mo = 84.5 + 8 (0.5) Mo = 84.5 + 4 = 88.5 4. Varian (Ragam) = 5368.47 = 538.47 = 162.68 34-1
33
5. Standar Deviasi (Simpangan Baku) Sd = √varians = √162.68 = 12.75
LAMPIRAN 7 UJI VALIDITAS INSTRUMEN
soal1
soal1
soal2
soal3
soal4
soal5
soal6
soal7
soal8
Correlations soal6 soal7 .048 -.308 .796 .087
1
soal2 -.051 .782
soal3 -.143 .435
soal4 -.364* .041
soal5 -.143 .435
soal8 -.143 .435
soal9 .162 .376
soal10 -.218 .230
soal11 .068 .713
soal12 -.149 .417
soal13 .222 .222
soal14 .010 .959
soal15 .506** .003
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
-.051 .782
1
-.323 .072
-.078 .672
-.051 .782
-.255 .159
-.177 .332
-.051 .782
.194 .288
-.078 .672
.217 .233
-.014 .937
-.151 .409
.031 .868
-.222 .222
-.010 .957
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
-.143 .435
-.323 .072
1
-.073 .692
.365* .040
.048 .796
.071 .699
.429* .014
-.143 .435
.655** .000
-.149 .417
.284 .116
.061 .742
.010 .959
.240 .185
.605** .000
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
-.364* .041
-.078 .672
-.073 .692
1
-.073 .692
-.218 .230
-.108 .555
.218 .230
-.306 .089
.167 .362
.062 .736
-.186 .309
-.277 .124
.393* .026
.038 .836
.043 .817
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
-.143 .435
-.051 .782
.365* .040
-.073 .692
1
.048 .796
-.181 .320
.429* .014
-.143 .435
.364* .041
.068 .713
-.149 .417
.222 .222
.010 .959
-.025 .893
.456** .009
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.048 .796
-.255 .159
.048 .796
-.218 .230
.048 .796
1
.166 .365
-.143 .435
.200 .272
.000 1.000
-.203 .266
.122 .507
.061 .742
-.029 .877
-.124 .498
.540* .446
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
-.308 .087
-.177 .332
.071 .699
-.108 .555
-.181 .320
.166 .365
1
-.213 .242
.260 .150
.108 .555
.128 .487
.128 .487
-.191 .296
-.346 .053
-.021 .911
.088 .632
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
-.143 .435
-.051 .782
.429* .014
.218 .230
.429* .014
-.143 .435
-.213 .242
1
-.714** .000
.436* .013
-.203 .266
.122 .507
.303 .092
.200 .272
.075 .685
.519* .017
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Total .558** .387
N
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
.162 .376
.194 .288
-.143 .435
-.306 .089
-.143 .435
.200 .272
.260 .150
-.714** .000
1
-.218 .230
.089 .628
-.170 .352
-.327 .068
-.097 .597
-.224 .218
-.473 .693 32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
-.218 .230
-.078 .672
.655** .000
.167 .362
.364* .041
.000 1.000
.108 .555
.436* .013
-.218 .230
1
-.062 .736
.186 .309
.092 .615
.131 .475
.418* .017
.768** .000
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.068 .713
.217 .233
-.149 .417
.062 .736
.068 .713
-.203 .266
.128 .487
-.203 .266
.089 .628
-.062 .736
1
-.103 .573
-.395* .025
-.170 .352
.219 .229
.419* .517
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
-.149 .417
-.014 .937
.284 .116
-.186 .309
-.149 .417
.122 .507
.128 .487
.122 .507
-.170 .352
.186 .309
-.103 .573
1
.155 .398
.089 .628
-.007 .969
.446* .175
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.222 .222
-.151 .409
.061 .742
-.277 .124
.222 .222
.061 .742
-.191 .296
.303 .092
-.327 .068
.092 .615
-.395* .025
.155 .398
1
-.133 .468
.011 .954
.154 .400
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.010 .959
.031 .868
.010 .959
.393* .026
.010 .959
-.029 .877
-.346 .053
.200 .272
-.097 .597
.131 .475
-.170 .352
.089 .628
-.133 .468
1
.094 .607
.385* .114
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.506** .003
-.222 .222
.240 .185
.038 .836
-.025 .893
-.124 .498
-.021 .911
.075 .685
-.224 .218
.418* .017
.219 .229
-.007 .969
.011 .954
.094 .607
1
.540** .001
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
.558** -.010 Total Sig. (2-tailed) .387 .957 N 32 32 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.605** .000 32
.043 .817 32
.456** .009 32
.540** .446 32
.088 .632 32
.519* .017 32
-.473 .693 32
.768** .000 32
.419* .517 32
.446* .175 32
.154 .400 32
.385* .114 32
.540** .001 32
1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) soal9
soal10
soal11
soal12
soal13
soal14
soal15
N
Pearson Correlation
32
LAMPIRAN 8 UJI RELIABILITAS INSTRUMEN
Reliability Statistics Cronbach's Cronbach's N of Alpha Alpha Items Based on Standardize d Items .565 .352 15
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015
Scale Mean if Item Deleted 7.19 7.31 7.19 6.88 7.19 7.50 7.09 7.50 6.84 7.38 6.72 6.72 7.44 6.84 6.97
Item Total Statistic Scale Corrected Squared Cronbach's Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item Correlation Correlation Item Deleted Deleted 2.931 -.136 . .452 3.190 -.273 . .216 2.157 .365 . -.380a 3.081 -.209 . .175 2.415 .180 . -.546a 2.903 -.056 . .390 3.055 -.204 . .390 2.581 .239 . -.533a 3.233 -.303 . .412 1.984 .625 . -.423a 2.918 -.054 . .386 2.789 .075 . .440 2.899 -.078 . .506 2.717 .042 . .448 2.289 .294 . -.118a
LAMPIRAN 9 Uji Normalitas Perhitungan Uji Liliefors Kelas Kontrol No
X
Z
f(z)
s(z)
│s(z)-f(z)│
1
53
-2.21172
0.013493
0.05555556
0.04206238
2
53
-2.21172
0.013493
0.05555556
0.04206238
3
60
-1.63235
0.051303
0.11111111
0.059807903
4
60
-1.63235
0.051303
0.11111111
0.059807903
5
66
-1.13575
0.128032
0.19444444
0.066412925
6
66
-1.13575
0.128032
0.19444444
0.066412925
7
66
-1.13575
0.128032
0.19444444
0.066412925
8
73
-0.55638
0.288976
0.33333333
0.044356895
9
73
-0.55638
0.288976
0.33333333
0.044356895
10
73
-0.55638
0.288976
0.33333333
0.044356895
11
73
-0.55638
0.288976
0.33333333
0.044356895
12
73
-0.55638
0.288976
0.33333333
0.044356895
13
76
-0.30808
0.379012
0.36111111
-0.017900855
14
80
0.022991
0.509171
0.52777778
0.018606583
15
80
0.022991
0.509171
0.52777778
0.018606583
16
80
0.022991
0.509171
0.52777778
0.018606583
17
80
0.022991
0.509171
0.52777778
0.018606583
18
80
0.022991
0.509171
0.52777778
0.018606583
19
80
0.022991
0.509171
0.52777778
0.018606583
20
86
0.519592
0.698326
0.80555556
0.107229498
21
86
0.519592
0.698326
0.80555556
0.107229498
22
86
0.519592
0.698326
0.80555556
0.107229498
23
86
0.519592
0.698326
0.80555556
0.107229498
24
86
0.519592
0.698326
0.80555556
0.107229498
25
86
0.519592
0.698326
0.80555556
0.107229498
26
86
0.519592
0.698326
0.80555556
0.107229498
27
86
0.519592
0.698326
0.80555556
0.107229498
28
86
0.519592
0.698326
0.80555556
0.107229498
29
86
0.519592
0.698326
0.80555556
0.107229498
30
93
1.09896
0.864107
0.94444444
0.080337126
31
93
1.09896
0.864107
0.94444444
0.080337126
32
93
1.09896
0.864107
0.94444444
0.080337126
33
93
1.09896
0.864107
0.94444444
0.080337126
34
93
1.09896
0.864107
0.94444444
0.080337126
35
100
1.678329
0.953359
1
0.046641488
36
100
1.678329
0.953359
1
0.046641488
MAX=
0.107229498
MEAN 79.7222222 STDEVIAS I 12.0821264
Jika L< L tabel maka data berdistribusi normal atau dengan daerah kritisnya {Dk={L│L>Ltabel} L 0.107229498 L tabel 0.14767 Kesimpulan L
LAMPIRAN 10 Uji Normalitas Perhitungan Uji Liliefors Kelas Eksperimen No
X
Z
f(z)
s(z)
│s(z)-f(z)│
1
53
-2.32826
0.009949
0.029412
0.019462497
2
60
-1.70981
0.04365
0.117647
0.073996803
3
60
-1.70981
0.04365
0.117647
0.073996803
4
60
-1.70981
0.04365
0.117647
0.073996803
5
66
-1.17972
0.119056
0.176471
0.057414552
6
66
-1.17972
0.119056
0.176471
0.057414552
7
73
-0.56128
0.287305
0.382353
0.095048209
8
73
-0.56128
0.287305
0.382353
0.095048209
9
73
-0.56128
0.287305
0.382353
0.095048209
10
73
-0.56128
0.287305
0.382353
0.095048209
11
73
-0.56128
0.287305
0.382353
0.095048209
12
73
-0.56128
0.287305
0.382353
0.095048209
13
73
-0.56128
0.287305
0.382353
0.095048209
14
80
0.057167
0.522794
0.529412
0.006617851
15
80
0.057167
0.522794
0.529412
0.006617851
16
80
0.057167
0.522794
0.529412
0.006617851
17
80
0.057167
0.522794
0.529412
0.006617851
18
80
0.057167
0.522794
0.529412
0.006617851
19
83
0.322214
0.626355
0.558824
-0.067531161
20
86
0.587261
0.721486
0.823529
0.10204366
21
86
0.587261
0.721486
0.823529
0.10204366
22
86
0.587261
0.721486
0.823529
0.10204366
23
86
0.587261
0.721486
0.823529
0.10204366
24
86
0.587261
0.721486
0.823529
0.10204366
25
86
0.587261
0.721486
0.823529
0.10204366
26
86
0.587261
0.721486
0.823529
0.10204366
27
86
0.587261
0.721486
0.823529
0.10204366
28
86
0.587261
0.721486
0.823529
0.10204366
29
93
1.205704
0.886034
0.970588
0.084554095
30
93
1.205704
0.886034
0.970588
0.084554095
31
93
1.205704
0.886034
0.970588
0.084554095
32
93
1.205704
0.886034
0.970588
0.084554095
33
93
1.205704
0.886034
0.970588
0.084554095
34
100
1.824147
0.965935
1
0.034064949
MAX=
0.10204366
MEAN 79.352941 STDEVIASI 11.318749
jika L< L tabel maka data berdistribusi normal atau dengan daerah kritisnya {Dk={L│L>Ltabel} L 0.10204366 L tabel 0.15195 Kesimpulan L
LAMPIRAN 11 Uji Homogenitas Perhitungan Uji Fisher Variabel Variabel 1
2
73
73
80
86
86
93
66
73
60
80
80
73
73
66
86
83
60
73
76
53
93
93
93
86
86
86
86
60
86
86
66
73
73
80
93
86
80
66
80
86
100
60
100
86
86 53 73 80 73 86 93 80 93 66 53 86 86 86
80 93 80 93 73 73 60 86 93 100 86 80
Uji Homogenitas Fisher Mean variabel 1 Mean variabel 2 Beda 2 Mean
79.72222222 79.35294118 0.369281046
Varian variabel 1 Varian variabel 2
145.9777778 128.114082
N variabel 1 N variabel 2 F Hitung Batas Kritis/Tingkat Signifikansi F Tabel Homogenitas
36 34 1.139435849 0.05 1.762183581 Homogen
LAMPIRAN 12 Uji hipotesis dengan menggunakan rumus uji t. a. Pengajuan hipotesis
Ho
: μE ≤ μk
Hi
: μE > μk
f. Berdasarkan perhitungan yang diperoleh sebelumnya:
nE : 34
XE
: 79.72
: 162.68
nk : 36
Xk
: 70.42
: 69.11
Dari data di atas, maka dapat didistribusikan ke dalam rumus uji t sebagi berikut:
di mana,
cari nilai Sg terlebih dahulu: = 8.93
10.70 √0.029+0.027 = 8.93 = √(34-1) 162.68 + (36-1) 69.11 √(34+36-2) = √(34-1) 162.68 + (36-1) 69.11 √68 = √(33) 162.68 + (35) 69.11 √68 = √5368.44 + 2418.85 √68 = √77.87 = √114.52 = 10.70 √68
= 79.35 – 70.42 10.70 √1/34+1/36
10.70 √0.056 = 8.93 10.70 (0.23) = 8.93 2.46
= 3.63
g. Taraf signifikan Taraf signifikan yang digunakan dalam penelitian ini derajat keyakinan 95% dengan rumus tɑ = (dk=nE+nK-2). Dengan taraf signifikan 0.05 dan dk = 36+34-2=68. Untuk memperoleh nilai ttabel (0,05;68) pada distribusi t, digunakan interval tabel berikut: 60
68
8
70
2
Berdasarkan tabel distribusi t, diketahui t(0.05;
60)
= 1.67 dan t(0.05;
70)
= 1.66
sehingga nilai t(0.05: 68) = t (0.05;68) = (8 x 1.67) + (2x 1.66) = 13.36+3.32 = 16.68 = 1.668 8+2
10
10
h. Kriteria pengujiannya adalah terima Ho jika thitung ≤ ttabel dan sebaliknya tolak Ho jika thitung > ttabel. i. Simpulan Berdasarkan perhitungan, thitung > ttabel yaitu 3.63 > 1.668, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dalam penggunaan media audio terhadap pembelajaran menyimak puisi kelas X SMAN 6 Tangerang Selatan.
LAMPIRAN 13
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS KONTROL) Satuan Pendidikan Mata pelajaran Kelas/Semester Peminatan Tema Materi Pokok Alokasi Waktu
: SMA NEGERI 6 TANGERANG SELATAN : Bahasa Indonesia : X/2 : IIS : Seni Bernegosiasi dalam Kewirausahaan : Teks Negosiasi : 1 X Pertemuan (4x45 menit)
A. Kompetensi Inti KI 1 Menghayati dan mengamalkan agama yang dianutnya KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar dan Pencapaian Indikator Kompetensi 1.3 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam mengolah, menalar, dan menyajikan informasi lisan dan tulis melalui teks negosiasi. 2.4 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, peduli, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk bernegosiasi merundingkan
masalah perburuhan, perdagangan, dan kewirausahaan. 4.5 Mengonversi teks negosiasi ke dalam bentuk yang lain sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan. 1. Memahami tema, maksud, isi, jenis, suasana, gaya bahasa, nilai moral dalam jenis teks negosiasi berupa monolog (puisi) 2. Mengonversi teks negosiasi menjadi teks monolog (puisi) C. Tujuan Pembelajaran Setelah proses mengamati berbagai fakta , menanya konsep, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikan peserta didik dapat: 1. Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam mengolah, menalar, dan menyajikan informasi lisan dan tulis melalui teks negosiasi. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, peduli, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk bernegosiasi merundingkan masalah perburuhan, perdagangan, dan kewirausahaan. 3. Memahami tema, maksud, isi, jenis, suasana, gaya bahasa, nilai moral dalam jenis teks negosiasi berupa monolog (puisi). 4. Mengonversi teks negosiasi menjadi teks monolog berupa puisi dengan benar. D. Materi Pembelajaran 1. Fakta Teks negosiasi dari berbagai sumber. 2. Pengertian puisi Puisi adalah satu bentuk karya sastra. Hal yang membedakan puisi dengan cerpen atau novel adalah pemilihan katanya (diksi). Kata-kata dalam puisi memang dipilih dengan mempertimbangkan efek makna dan persajakan yang berkaitan. Oleh karena itu, ketika puisi dibacakan, pendengar akan merasakan keindahan puisi itu dari “permainan kata-katanya”.47 Ada hal yang berbeda ketika membaca teks dengan membaca puisi. Ketika membaca teks, Anda tidak perlu membacanya dengan berbagai ekspresi. Sementara itu, ketika membaca puisi diperlukan ekspresi terhadap isi yang dibaca. Selain itu, dapat diterapkan membaca secara cepat dan memahaminya dengan cepat pula seperti membaca teks. Akan tetapi, hal ini dilakukan sebelum membacakan puisi. Hal ini bertujuan untuk memahami puisi tersebut, sebelum Anda membacanya. Dengan begitu,
47
Kompetensi Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas X, (Erlangga, 2007), h. 78.
Anda pun akan membacakan puisi dengan penuh penghayatan karena telah memahaminya terlebih dahulu. Puisi merupakan karya sastra yang dominan dengan pilihan kata (diksi) yang indah dan berirama. Keindahan puisi terletak pada pemakaian diksi yang mewakili dan menginspirasikan sebuah gagasan kehidupan secara universal. Pemakaian diksi tersebut tentunya disesuaikan dengan tema.48 3. Tema Tema puisi merupakan pokok persoalan yang disampaikan penyair. Dengan demikian, ada puisi yang bertema pendidikan, kritik sosial, atau percintaan, nasionalisme, dan sebagainya.49 Puisi selayaknya karya sastra yang lain juga mempunyai tema, Tema pada puisi bergantung pada penyair. Oleh karena itu, ada baiknya jika kita mengetahui latar belakang penyair. Sebuah puisi biasanya menggunakan bahasa kias dan lambang, maka untuk mengungkapkan makna kita harus menganalisis bahasa kias dan lambang tersebut.50 Tema merupakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. Pokok pikiran atau pokok persoalan itu begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair sehingga menjadi landasan utama pengucapan. Jika desakan yang kuat itu berupa hubungan antara penyair dengan Tuhan, dapat dipastikan puisinya bertema ketuhanan. Jika desakan yang kuat berupa rasa belas kasih atau kemanusiaan, puisi itu bertema ke manusiaan. Jika yang kuat adalah dorongan untuk memprotes ketidakadilan, puisi tersebut bertema protes atau kritik sosial. Perasaan cinta atau patah hati yang kuat juga dapat melahirkan tema-tema cinta dalam puisi.51 4. Jenis puisi berdasarkan isinya 1) Balada adalah puisi yang mengungkapkan sesuatu dan berkahir dengan kesedihan. 2) Romans adalah puisi yang mengungkapkan tentang kisah percintaan. 3) Elegy adalah puisi yang mengisahkan tentang ratapan nasib. 4) Himne adalah puisi yang berisi tentang pemujaan kepada dewa-dewa dan Tuhan. 5) Ode adalah puisi yang berisi pujia terhadap seseorang atau sesuatu yang dianggap luhur.
48
Erwan Juhara, Eriyandi Budiman, dan Rita Rochayati, Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah, (Jakarta: Pusat pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 4. 49 Kompetensi Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas X, (Erlangga, 2007), h. 78. 50 P. Tukan, Mahir Berbahasa Indonesia SMA Kelas X, (Jakarta: Yudhistira, 2006), h.14 51 Erwan Juhara, Eriyandi Budiman, dan Rita Rochayati, Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah, (Jakarta: Pusat pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 4-5.
6) Satire adalah puisi yang berisi protes sosial dan sindiran keras terhadap kondisi tertentu dan perilaku kelompok masyarakat. 7) Idyle adalah puisi yang mengisahkan kehidupa aman, tentram, damai sentosa (gemah ripah loh jinawi). 8) Epigram adalah puisi sindiran yang berisi ajaran kehidupan yang luhur dan perjuangan. 9) Didaktis adalah puisi yang berisi tentang nilai-nilai pendidikan dan pengajaran. 10) Serenade adalah puisi yang mengungkapkan tentang kisah percintaan yang dapat dinyanyikan (puisi/lirik lagu cinta). 11) Diafan adalah puisi sederhana karena mudah ditangkap dan mudah dicerna maknanya (diksi sederhana). 12) Prismatik adalah puisi yang cenderung sulit dicerna maknanya (diksi konotatif), tetapi bila dibaca secara cermat maknanya dapat dicerna. 13) Hermetis adalah puisi yang sulit dipahami maknanya. Untuk memahami puisi kita harus memahami latar belakang dan kepribadian penyair.52 5. Gaya bahasa Gaya bahasa merupakan unsur terpenting dalam sastra. Majas penuh dengan pemaknaan yang mengandalkan permainan tata bahasa atau logika bahasa. Jadi gaya bahasa adalah bahasa yang digunakan dalam puisi tersebut sehingga dapat menimbulkan makna atau arti. Adapun macam-macam gaya bahasa atau majas di antaranya: a. Personifikasi adalah bahasa kiasan yang menggambarkan benda mati atau barang seolah seperti manusia. b. Metafora adalah gaya bahasa yang membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain. c. Hiperbola adalah gaya bahasa untuk membesar-bearkan atau melebihlebihkan sesuatu. Contoh: dia diam seribu bahasa, teriakannya menggelegar ke angkasa. d. Sarkasme adalah gaya bahasa yang memiliki makna sindiran atau terus terang. Contoh: kelakuanmu seperti anak terbelakang, kalau bicara yang jelas jangan seperti orang gagu. e. Pleonasme adalah gaya bahasa gaya bahasa yang ditandai dengan penggunaan kata-kata tambahan yang sebenarnya tidak perlu dan berlebihan. Contoh: aku benar-benar melihat dengan mata kepalaku sendiri, aku tak perlu datang ke acara dia, aku hanya mantan dia.
52
Aswinarko dan Ahmad Bahtiar, Kajian Puisi (Teori dan Praktik), (Jakarta: Unindra Press: 2013), h. 18-19.
f.
Ironi adalah gaya bahasa berupa sindiran tetapi menggunakan katakata yang positif. Contoh: bagus sekali nilai rapormu, bisa berwarnawarni seperti ini. g. Metonimia adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyebut sesuatu dengan sebutan lain. Contoh: odol, stabilo, garuda, kijang.53 6. Nilai Moral Nilai moral adalah nilai yang dapat diambil dari puisi yang dibaca, biasanya nilai moral adalah nilai yang berhubungan dengan akhlak/budi pekerti/susila baik dan buruk tingkah laku. 7. Memahami maksud/isi puisi Di samping tema, puisi juga mengandung makna dan pesan yang ingin disampaikan kepada penikmat puisi. Dengan demikian, ketika mendengarkan puisi,kalian akan menangkapmakna puisi tersebut, sekaligus merenungkan pesan yang diungkapkan penyairnya. Pesan yang disampaikan penyair ditulis dalam kata-kata yang sarat makna. Oleh karena itu, ketika mendengarkan puisi, kalian harus dapat menentukan pesan tersebut dengan tepat. Dengan demikian, apresiasi terhadap puisi yang kalian dengarkan akan lebih sempurna.54 Amanat ataupun pesan dalam puisi ditafsirkan sendiri oleh pembacanya. Amanat puisi ini tidak dapat lepas dari tema puisi.55 Dalam memahami makna dan pesan dalam puisi, biasanya makna dan pesan ini tersirat. Anda dapat memahaminya jika telah membaca atau mendengarkan secara keseluruhan.56 E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Saintifik Learning communication Inquiri Tanya jawab Diskusi
53
Edy Sembodo, Contekan Pintar Sastra, (Bandung: HIkmah, 2010), h. 66-67 Kompetensi Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas X, (Erlangga, 2007), h. 79. 55 P. Tukan, Mahir Berbahasa Indonesia SMA Kelas X, (Jakarta: Yudhistira, 2006), h.14 56 Erwan Juhara, Eriyandi Budiman, dan Rita Rochayati, Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah, (Jakarta: Pusat pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 5. 54
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran Media: Power Point, Alat: LCD, laptop, Sumber Belajar: Bahasa Indonesia: Ekspresi Diri dan Akademik . 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Langkah Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Pembelajaran Pendahuluan Guru menyampaikan Siswa menjawab salam dan menanyakan salam dan berdoa kehadiran siswa. bersama-sama, tanda mensyukuri anugerah Tuhan. Guru bertanya kepada Siswa menjawab dan siswa tentang menerima informasi pembelajaran yang dengan proaktif sudah dipelajari tentang keterkaitan sebelumnya dan pembelajaran menghubungkan dengan sebelumnya dengan pembelajaran yang akan pembelajaran yang dilaksanakan. akan dilaksanakan. Apersepsi Guru menyampaikan, Siswa kompetensi, tujuan, dan mendengarkan dan manfaat pembelajaran memperhatikan yang akan dilaksanakan. penjelasan guru. Kegiatan Inti Mengamati a. Guru membimbing a. Siswa siswa untuk memperhatikan membaca dan penjelasan guru. mencermati contoh b. Siswa membaca teks negosiasi dalam teks negosiasi bentuk puisi. berupa contoh teks puisi. c. Siswa mendengarkan teks negosiasi berupa contoh teks puisi.
Alokasi Waktu 15 menit
60 menit
Mempertanyakan
Eksplorasi
Mengasosiasi
Guru membimbing siswa untuk menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan isi bacaan. a. Guru memfasilitasi dan membimbing siswa ketika menemukan faktafakta. b. Mengamati sikap dan keterampilan serta menilai sikap. a. Guru memfasilitasi perkembangan nalar dan rasa ingin tahu siswa. b. Mengamati (sikap, pengetahuan, dan keterampilan).
Mengkomunikasikan Guru menilai keterampilan siswa dalam berkomunikasi.
Siswa bertanya jawab tentang halhal yang berhubungan dengan teks puisi. Siswa mencari dari berbagai sumber informasi tentang negosiasi yang dikonversi dalam bentuk puisi
a. Siswa memahami contoh teks negosiasi yang telah dikonversikan. b. Siswa menyimpulkan hal-hal terpenting dalam teks negosiasi berupa monolog (puisi) meliputi tema, maksud, isi, jenis, suasana, gaya bahasa, nilai moral. c. Siswa mengonversi teks negosiasi ke dalam bentuk monolog. a. Siswa menuliskan laporan berupa hasil simakan terhadap puisi yang berjudul
“Persetujuan dengan Bung Karno” karya Chairil Anwar. Penutup a. Guru meminta beberapa siswa untuk menyimpulkan pembelajaran hari ini. b. Guru memberi umpan balik terhadap proses dan hasil evaluasi pembelajaran. c. Menginformasikan rencana kegiatan untuk pertemuan selanjutnya.
a. Siswa 15 menyimpulkan menit materi pembelajaran. b. Siswa melakukan evaluasi pembelajaran. c. Siswa saling memberikan umpan balik hasil evaluasi pembelajaran yang telah dicapai.
H. Penilaian Autentik 1. Penilaian proses Penilaian Sikap No 1. 2. 3. 4. 5.
1.
Aspek yang dinilai Religius Tanggung jawab Disiplin Proaktif Jujur
2. Penilaian Hasil a. Penilaian Pengetahuan Siswa memahami Tes tema, maksud, isi, tertulis jenis, suasana, gaya bahasa, nilai moral dalam teks puisi
Teknik Penilaian Pengamatan
Pilihan ganda
Waktu Penilaian Proses
Instrumen Penilaian Lembar Pengamatan
Instrumen terlampir
I. Pedoman Penskoran a. Penilaian pengetahuan Jumlah Instrumen soal 15 soal Jawaban benar 0 Jawaban salah 1 Penilaian = (perolehan jawaban benar x 2) Keterangan Nilai = Perolehan skor x 100 Jumlah skor maksimal Tangerang Selatan, Maret 2014 Guru Bahasa Indonesia,
Rike Rahmalia
Lembar Pengamatan Sikap MATA PELAJARAN KELAS KD
No .
: BAHASA INDONESIA : X IIS 4 : MENGONVERSI TEKS NEGOSIASI DALAM BENTUK PUISI
Bubuhkan tanda (√) pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan. Tanggung Disiplin Proaktif Nama Peserta Didik jawab Religius
1.
Afif Alwan Sabiq
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
Aprilian Puspitaningrum Danu Susanto Deni Ramadyanto Deza Nurul Aini Dhea Salsabila Eka Mardiana Elisabet Satria Fajar Riana Wulandari Felicia Prazeita Fira Andiani M. Flivia Retno H. Gilang Anugrah P. Haikal Arsyan M. Ikhsanti Choerunnisa P. Kylian Tiani Putri M. Rayhan Akbar Mia Nurul Fadilah M. Ilyas Syahroni Nazila Fajriah Amri Novita Caesaria Putri Nurfina Fitri M. Rafi Arkhan Raka Dzulfikar Reza Aditya N.
Jujur
S B C K S B C K S B C K S B C K S B C K B B B B B √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36.
Risdayanti Rizky Agung P. Rizky Oktaviani Sofia Amalia Tajdidun Nisa Titi Ayu Sanjaya Vidinia Ramadhani Youke Nanlohy Muhammad Rafli Pingkan Raudya T. Violita Lustri Ananda Dewi
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Keterangan Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai x jumlah kriteria. Dari contoh di atas skor maksimal = 2 x 4 = 8 Nilai sikap = (jumlah skor perolehan : skor maksimal) x 100 = 6/8 x 100 = 75 Nilai sikap dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut: SB = Sangat Baik = 80-100 C = Cukup = 60-69 B = Baik = 70-79 K = Kurang = < 60
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
LAMPIRAN 14 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS EKSPERIMEN) Satuan Pendidikan Mata pelajaran Kelas/Semester Peminatan Tema Materi Pokok Alokasi Waktu
: SMA NEGERI 6 TANGERANG SELATAN : Bahasa Indonesia : X/2 : IIS : Seni Bernegosiasi dalam Kewirausahaan : Teks Negosiasi : 1 X Pertemuan (4x45 menit)
A. Kompetensi Inti KI 1 Menghayati dan mengamalkan agama yang dianutnya KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar dan Pencapaian Indikator Kompetensi 1.3 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam mengolah, menalar, dan menyajikan informasi lisan dan tulis melalui teks negosiasi. 2.4 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, peduli, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk bernegosiasi merundingkan masalah perburuhan, perdagangan, dan kewirausahaan.
4.5 Mengonversi teks negosiasi ke dalam bentuk yang lain sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan. 3. Memahami tema, maksud, isi, jenis, suasana, gaya bahasa, nilai moral dalam jenis teks negosiasi berupa monolog (puisi) 4. Mengonversi teks negosiasi menjadi teks monolog (puisi) C. Tujuan Pembelajaran Setelah proses mengamati berbagai fakta , menanya konsep, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikan peserta didik dapat: 5. Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam mengolah, menalar, dan menyajikan informasi lisan dan tulis melalui teks negosiasi. 6. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, peduli, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk bernegosiasi merundingkan masalah perburuhan, perdagangan, dan kewirausahaan. 7. Memahami tema, maksud, isi, jenis, suasana, gaya bahasa, nilai moral dalam jenis teks negosiasi berupa monolog (puisi). 8. Mengonversi teks negosiasi menjadi teks monolog berupa puisi dengan benar. D. Materi Pembelajaran 1. Fakta Teks negosiasi dari berbagai sumber. 2. Pengertian puisi Puisi adalah satu bentuk karya sastra. Hal yang membedakan puisi dengan cerpen atau novel adalah pemilihan katanya (diksi). Kata-kata dalam puisi memang dipilih dengan mempertimbangkan efek makna dan persajakan yang berkaitan. Oleh karena itu, ketika puisi dibacakan, pendengar akan merasakan keindahan puisi itu dari “permainan kata-katanya”.57 Ada hal yang berbeda ketika membaca teks dengan membaca puisi. Ketika membaca teks, Anda tidak perlu membacanya dengan berbagai ekspresi. Sementara itu, ketika membaca puisi diperlukan ekspresi terhadap isi yang dibaca. Selain itu, dapat diterapkan membaca secara cepat dan memahaminya dengan cepat pula seperti membaca teks. Akan tetapi, hal ini dilakukan sebelum membacakan puisi. Hal ini bertujuan untuk memahami puisi tersebut, sebelum Anda membacanya. Dengan begitu, Anda pun akan membacakan puisi dengan penuh penghayatan karena telah memahaminya terlebih dahulu. 57
Kompetensi Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas X, (Erlangga, 2007), h. 78.
Puisi merupakan karya sastra yang dominan dengan pilihan kata (diksi) yang indah dan berirama. Keindahan puisi terletak pada pemakaian diksi yang mewakili dan menginspirasikan sebuah gagasan kehidupan secara universal. Pemakaian diksi tersebut tentunya disesuaikan dengan tema.58 3.
Tema Tema puisi merupakan pokok persoalan yang disampaikan penyair. Dengan demikian, ada puisi yang bertema pendidikan, kritik sosial, atau percintaan, nasionalisme, dan sebagainya.59 Puisi selayaknya karya sastra yang lain juga mempunyai tema, Tema pada puisi bergantung pada penyair. Oleh karena itu, ada baiknya jika kita mengetahui latar belakang penyair. Sebuah puisi biasanya menggunakan bahasa kias dan lambang, maka untuk mengungkapkan makna kita harus menganalisis bahasa kias dan lambang tersebut.60 Tema merupakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. Pokok pikiran atau pokok persoalan itu begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair sehingga menjadi landasan utama pengucapan. Jika desakan yang kuat itu berupa hubungan antara penyair dengan Tuhan, dapat dipastikan puisinya bertema ketuhanan. Jika desakan yang kuat berupa rasa belas kasih atau kemanusiaan, puisi itu bertema ke manusiaan. Jika yang kuat adalah dorongan untuk memprotes ketidakadilan, puisi tersebut bertema protes atau kritik sosial. Perasaan cinta atau patah hati yang kuat juga dapat melahirkan tema-tema cinta dalam puisi.61
4. Jenis puisi berdasarkan isinya 1) Balada adalah puisi yang mengungkapkan sesuatu dan berkahir dengan kesedihan. 2) Romans adalah puisi yang mengungkapkan tentang kisah percintaan. 3) Elegy adalah puisi yang mengisahkan tentang ratapan nasib. 4) Himne adalah puisi yang berisi tentang pemujaan kepada dewa-dewa dan Tuhan. 5) Ode adalah puisi yang berisi pujia terhadap seseorang atau sesuatu yang dianggap luhur.
58
Erwan Juhara, Eriyandi Budiman, dan Rita Rochayati, Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah, (Jakarta: Pusat pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 4. 59 Kompetensi Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas X, (Erlangga, 2007), h. 78. 60 P. Tukan, Mahir Berbahasa Indonesia SMA Kelas X, (Jakarta: Yudhistira, 2006), h.14 61 Erwan Juhara, Eriyandi Budiman, dan Rita Rochayati, Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah, (Jakarta: Pusat pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 4-5.
6) Satire adalah puisi yang berisi protes sosial dan sindiran keras terhadap kondisi tertentu dan perilaku kelompok masyarakat. 7) Idyle adalah puisi yang mengisahkan kehidupa aman, tentram, damai sentosa (gemah ripah loh jinawi). 8) Epigram adalah puisi sindiran yang berisi ajaran kehidupan yang luhur dan perjuangan. 9) Didaktis adalah puisi yang berisi tentang nilai-nilai pendidikan dan pengajaran. 10) Serenade adalah puisi yang mengungkapkan tentang kisah percintaan yang dapat dinyanyikan (puisi/lirik lagu cinta). 11) Diafan adalah puisi sederhana karena mudah ditangkap dan mudah dicerna maknanya (diksi sederhana). 12) Prismatik adalah puisi yang cenderung sulit dicerna maknanya (diksi konotatif), tetapi bila dibaca secara cermat maknanya dapat dicerna. 13) Hermetis adalah puisi yang sulit dipahami maknanya. Untuk memahami puisi kita harus memahami latar belakang dan kepribadian penyair.62 5. Gaya bahasa Gaya bahasa merupakan unsur terpenting dalam sastra. Majas penuh dengan pemaknaan yang mengandalkan permainan tata bahasa atau logika bahasa. Jadi gaya bahasa adalah bahasa yang digunakan dalam puisi tersebut sehingga dapat menimbulkan makna atau arti. Adapun macam-macam gaya bahasa atau majas di antaranya: h. Personifikasi adalah bahasa kiasan yang menggambarkan benda mati atau barang seolah seperti manusia. i. Metafora adalah gaya bahasa yang membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain. j. Hiperbola adalah gaya bahasa untuk membesar-bearkan atau melebihlebihkan sesuatu. Contoh: dia diam seribu bahasa, teriakannya menggelegar ke angkasa. k. Sarkasme adalah gaya bahasa yang memiliki makna sindiran atau terus terang. Contoh: kelakuanmu seperti anak terbelakang, kalau bicara yang jelas jangan seperti orang gagu. l. Pleonasme adalah gaya bahasa gaya bahasa yang ditandai dengan penggunaan kata-kata tambahan yang sebenarnya tidak perlu dan berlebihan. Contoh: aku benar-benar melihat dengan mata kepalaku sendiri, aku tak perlu datang ke acara dia, aku hanya mantan dia.
62
Aswinarko dan Ahmad Bahtiar, Kajian Puisi (Teori dan Praktik), (Jakarta: Unindra Press: 2013), h. 18-19.
m.
Ironi adalah gaya bahasa berupa sindiran tetapi menggunakan katakata yang positif. Contoh: bagus sekali nilai rapormu, bisa berwarnawarni seperti ini. n. Metonimia adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyebut sesuatu dengan sebutan lain. Contoh: odol, stabilo, garuda, kijang.63 6. Nilai Moral Nilai moral adalah nilai yang dapat diambil dari puisi yang dibaca, biasanya nilai moral adalah nilai yang berhubungan dengan akhlak/budi pekerti/susila baik dan buruk tingkah laku. 7. Memahami maksud/isi puisi Di samping tema, puisi juga mengandung makna dan pesan yang ingin disampaikan kepada penikmat puisi. Dengan demikian, ketika mendengarkan puisi,kalian akan menangkapmakna puisi tersebut, sekaligus merenungkan pesan yang diungkapkan penyairnya. Pesan yang disampaikan penyair ditulis dalam kata-kata yang sarat makna. Oleh karena itu, ketika mendengarkan puisi, kalian harus dapat menentukan pesan tersebut dengan tepat. Dengan demikian, apresiasi terhadap puisi yang kalian dengarkan akan lebih sempurna.64 Amanat ataupun pesan dalam puisi ditafsirkan sendiri oleh pembacanya. Amanat puisi ini tidak dapat lepas dari tema puisi.65 Dalam memahami makna dan pesan dalam puisi, biasanya makna dan pesan ini tersirat. Anda dapat memahaminya jika telah membaca atau mendengarkan secara keseluruhan.66 E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Saintifik Learning communication Inquiri Tanya jawab Diskusi
63
Edy Sembodo, Contekan Pintar Sastra, (Bandung: HIkmah, 2010), h. 66-67 Kompetensi Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas X, (Erlangga, 2007), h. 79. 65 P. Tukan, Mahir Berbahasa Indonesia SMA Kelas X, (Jakarta: Yudhistira, 2006), h.14 66 Erwan Juhara, Eriyandi Budiman, dan Rita Rochayati, Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah, (Jakarta: Pusat pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 5. 64
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran Media: Power Point, Alat: LCD, laptop, Pengeras suara (speaker), Sumber Belajar: Bahasa Indonesia: Ekspresi Diri dan Akademik . 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Langkah Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Pembelajaran Pendahuluan Guru menyampaikan Siswa menjawab salam dan mengecek salam dan berdoa kehadiran siswa. bersama-sama, tanda mensyukuri anugerah Tuhan. Guru bertanya kepada Siswa menjawab dan siswa tentang menerima informasi pembelajaran yang dengan proaktif sudah dipelajari tentang keterkaitan sebelumnya dan pembelajaran menghubungkan dengan sebelumnya dengan pembelajaran yang akan pembelajaran yang dilaksanakan. akan dilaksanakan. Apersepsi Guru menyampaikan, Siswa kompetensi, tujuan, dan mendengarkan dan manfaat pembelajaran memperhatikan yang akan dilaksanakan. penjelasan guru. Kegiatan Inti Mengamati b. Guru membimbing d. Siswa siswa untuk memperhatikan membaca dan penjelasan guru. mencermati contoh e. Siswa teks negosiasi dalam mendengarkan bentuk puisi. teks negosiasi berupa contoh teks puisi dari pengeras suara. Mempertanyakan Guru membimbing Siswa bertanya siswa untuk menjawab jawab tentang halpertanyaan yang hal yang
Alokasi Waktu 15 menit
60 menit
Eksplorasi
Mengasosiasi
berhubungan dengan isi bacaan. c. Guru memfasilitasi dan membimbing siswa ketika menemukan faktafakta. d. Mengamati sikap dan keterampilan serta menilai sikap. d. Guru memfasilitasi perkembangan nalar dan rasa ingin tahu siswa. e. Mengamati (sikap, pengetahuan, dan keterampilan).
Mengkomunikasikan Guru menilai keterampilan siswa dalam berkomunikasi.
berhubungan dengan teks puisi. Siswa mencari dari berbagai sumber informasi tentang negosiasi yang dikonversi dalam bentuk puisi
a. Siswa memahami contoh teks negosiasi yang telah dikonversikan. b. Siswa menyimpulkan hal-hal terpenting dalam teks negosiasi berupa monolog (puisi) meliputi tema, maksud, isi, jenis, suasana, gaya bahasa, nilai moral. f. Siswa mengonversi teks negosiasi ke dalam bentuk puisi. b. Siswa menuliskan laporan berupa hasil simakan terhadap puisi yang berjudul “Persetujuan dengan Bung Karno” karya
Chairil Anwar. Penutup d. Guru meminta beberapa siswa untuk menyimpulkan pembelajaran hari ini. e. Guru memberi umpan balik terhadap proses dan hasil evaluasi pembelajaran. f. Menginformasikan rencana kegiatan untuk pertemuan selanjutnya.
d. Siswa 15 menyimpulkan menit materi pembelajaran. e. Siswa melakukan evaluasi pembelajaran. f. Siswa saling memberikan umpan balik hasil evaluasi pembelajaran yang telah dicapai.
H. Penilaian Autentik 1. Penilaian proses Penilaian Sikap No 1. 2. 3. 4. 5.
Aspek yang dinilai Religius Tanggung jawab Disiplin Proaktif Jujur
Teknik Penilaian Pengamatan
Waktu Penilaian Proses
Instrumen Penilaian Lembar Pengamatan
1.
2. Penilaian Hasil a. Penilaian Pengetahuan Siswa memahami Tes tema, maksud, isi, tertulis jenis, suasana, gaya bahasa, nilai moral dalam teks puisi
I. Pedoman Penskoran b. Penilaian pengetahuan Jumlah Instrumen soal Jawaban benar Jawaban salah
Pilihan ganda
Instrumen terlampir
15 soal pilihan ganda 0 1
Penilaian = (perolehan jawaban benar x 2) 3 Keterangan Nilai = Perolehan skor x 100 Jumlah skor maksimal Tangerang Selatan, Maret 2014 Guru Bahasa Indonesia,
Rike Rahmalia
Lembar Pengamatan Sikap MATA PELAJARAN KELAS KD
: BAHASA INDONESIA : X IIS 4 : MENGONVERSI TEKS NEGOSIASI DALAM BENTUK PUISI
Bubuhkan tanda (√) pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
No .
Nama Peserta Didik
1.
Ahmad Chandra
2.
Ajeng Prillianthi Rusmawadi Alfath Luthfi Husaini Anggara Putra Ramadhan Arif Darmawan Ayu Citra Dewi Azzhara Owena Livia Belinda Audreya Ambarwati Fadhil Indrawan Farentifal Nahda Franciska Angelita Lorenza Frisca Ayu Aprilia Lexsa Hafijah Rahmawati M. Amry Agusta Mega Ayu Gitaningtyas Melly Ayuning Tyas Miranda Thomas M. Badrianto Samudra Muhammad Faridh Muhammad Fauzan
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Religius
Tanggung jawab
Disiplin
Proaktif
Jujur
S B C K S B C K S B C K S B C K S B C K B B B B B √ √ √ √ √ √
√
√
√
√
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√
√
√
√ √
√ √
√ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.
Muhammad Febrilian Muhammad Iqbal Nafisah Hasan Nur Vidiani Nurfadhilla Idhany Permata Sari Rashida An‟am Shaliha Rini Ainun Nisya Roby Wijaya Putra Roqiban Dwi Saputra Sarah Susilawati Selvi Sintiya Sari Thoriq Alghifari Tigy Ambar Silvanari Wahyu Dwi Febrianti
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Keterangan Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai x jumlah kriteria. Dari contoh di atas skor maksimal = 2 x 4 = 8 Nilai sikap = (jumlah skor perolehan : skor maksimal) x 100 = 6/8 x 100 = 75 Nilai sikap dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut: SB = Sangat Baik = 80-100 C = Cukup = 60-69 B = Baik = 70-79 K = Kurang = < 60
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
LAMPIRAN 15 (PRETEST BAHASA INDONESIA KELAS X) Nama : Kelas : Bacalah puisi di bawah ini dengan seksama, lalu jawablah pertanyaannya dengan baik! Persetujuan dengan Bung Karno (Chairil Anwar) Ayo! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji Aku sudah cukup lama dengar bicaramu, dipanggang atas apimu, digarami oleh lautmu dari mulai tanggal 17 Agustus 1945 aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu aku sekarang api, aku sekarang laut Bung Karno! Kau dan aku satu zat satu urat Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh 1948
1. Tema yang tepat dalam puisi “Persetujuan dengan Bung Karno” adalah…. a. Semangat perjuangan b. Kemiskinan c. Semangat nasionalisme d. Kepasrahan e. Kesepakatan dengan Bung Karno 2. Dilihat dari jenis puisi berdasarkan isinya, jenis puisi apakah yang tepat dengan puisi tersebut…. a. Elegy b. Satire c. Ode d. Epigram e. Balada f. Romance 3. Yang bukan termasuk kelompok majas/gaya bahasa adalah…. a. Majas sarkasme b. Majas pleonasme c. Majas antagonis d. Majas metafora e. Majas personifikasi 4. Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji Makna dari gaya bahasa yang digaris bawahi pada kutipan tersebut adalah…. a. Memberi keputusan b. Memberi bantuan
c. Memberi dana/uang d. Memberi kekuasaan e. Memberi jabatan 5. Makna laut pada bait ketiga puisi tersebut adalah…. a. keluasan b. ketenangan c. keasinan d. kedalaman e. biru 6. Dipanggang atas apimu, digarami oleh lautmu Majas/gaya bahasa apa yang sesuai dengan kutipan puisi tersebut…. a. Personifikasi b. Hiperbola (berlebih-lebihan) c. Ironi d. Metafora e. Metonimia 7. Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh Makna dari gaya bahasa pada kutipan puisi tersebut adalah…. a. Tokoh aku dan bung Karno memiliki hubungan darah yang erat b. Tokoh aku memiliki keberanian yang kuat dan ingin mencapai kesepakatan bersama dalam meraih kemerdekaan c. Bung karno menuju pelabuhan untuk melihat kapal-kapal yang datang bersama tokoh Aku
d. Tokoh aku dan Bung Karno memiliki persamaan dan tujuan yang sama, walaupun suatu saat akan pergi tapi pasti akan kembali lagi untuk membela negeri. e. Tokoh aku dan bung Karno memiliki cita-cita yang berbeda, serta menjelaskan bahwa mereka akan meraih cita-citanya dengan perjuangan yang harus dilewati bersama-sama. 8. Kutipan Dipanggang atas apimu, digarami oleh lautmu, mengandung makna…. a. Tokoh Aku dalam puisi sudah sangat bersemangat b. Tokoh Aku dalam puisi sudah terlalu panas c. Tokoh Aku dalam puisi dibuat marah dan kesal d. Tokoh Aku dalam puisi sudah terlalu lelah e. Tokoh Aku dalam puisi sudah menyerah 9. Makna yang terdapat dalam kutipan Bung Karno! Kau dan aku satu zat satu urat adalah…. a. Tokoh Aku sudah satu hati dan satu pendapat dengan Bung Karno b. Tokoh Aku sudah satu nasib dengan Bung Karno c. Tokoh Aku merupakan satu generasi dengan Bung Karno d. Tokoh Aku merupakan satu perkumpulan dengan Bung Karno e. Tokoh Aku merupakan satu asal dengan Bung Karno 10. Peristiwa yang berkaitan dengan isi puisi tersebut adalah…. a. Kemerdekaan Indonesia b. Sumpah pemuda c. Polemik politik antara PKI dan pemerintah d. Perebutan kekuasaan Belanda e. Hari pahlawan
11. Bagaimana gambaran perasaan penyair pada puisi tersebut…. a. Takut b. Sedih c. Gembira d. Berduka e. Semangat 12. Nilai moral yang terkandung dalam puisi tesebut adalah…. a. Sikap tergesa-gesa dalam mengambil keputusan b. Melawan kepada pemimpin c. Senantiasa berjuang dan bekerja keras dalam mencapai citacita d. Sikap acuh tak acuh kepada keadaan e. Melawan pemerintah demi kepentingan individu 13. Dari jawaban di bawah ini, manakah isi yang tepat mengenai puisi tersebut…. a. Mengungkapkan kekesalan yang dirasakan oleh penyair atas polemik yang terjadi pada tahun 1945. b. Mengatasi masalah ekonomi pada masa pemerintahan Bung Karno. c. Untuk mencari ketenaran melalui sebuah karya sastra, dalam bentuk puisi d. Untuk mendukung Bung Karno dalam menyelesaikan semua permasalahan yang dialami di Indonesia e. Memusyawarahkan konflik yang terjadi pada tahun 1948 sehingga membentuk kesepakatan dan tujuan bersama
14. Setelah memahami puisi “Persetujuan dengan Bung Karno” Kritik apa yang dapat disampaikan dalam puisi tersebut…. a. Pemerintah seharusnya peduli dan sigap terhadap kemelut yang terjadi di Indonesia b. Perebutan kekuasaan yang terjadi di Indonesia c. Berjuang melawan penjajah demi kemerdekaan Indonesia d. Pemerintah seharusnya peka terhadap kemiskinan yang terjadi di Indonesia e. Melawan sikap penjajah dengan semangat patriotisme yang tinggi 15. Apakah amanat yang dapat disampaikan dari puisi tersebut, kecuali? a. Harus bersabar dan berusaha dalam mencapai impian b. Harus bersemangat dalam menjalankan sesuatu c. Meningkatkan kerjasama yang baik d. Berjuang dalam hidup e. Mengambil keputusan dengan tergesa-gesa
LAMPIRAN 16 (POSTTEST BAHASA INDONESIA KELAS X)
4.
Nama : Kelas : Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada soal di bawah ini! 1. Tema yang tepat dalam puisi “Persetujuan dengan Bung Karno” adalah…. a. Semangat perjuangan b. Kemiskinan c. Semangat nasionalisme d. Kepasrahan e. Kesepakatan dengan Bung Karno 2. Dilihat dari jenis puisi berdasarkan isinya, jenis puisi apakah yang tepat dengan puisi tersebut…. a. Elegy b. Satire c. Ode d. Epigram e. Balada 3. Yang bukan termasuk kelompok majas/gaya bahasa adalah…. a. Majas sarkasme b. Majas pleonasme
5.
6.
7.
c. Majas antagonis d. Majas metafora e. Majas personifikasi Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji Makna dari gaya bahasa yang digaris bawahi pada kutipan tersebut adalah…. a. Memberi keputusan b. Memberi bantuan c. Memberi dana/uang d. Memberi kekuasaan e. Memberi jabatan Makna laut pada bait ketiga puisi tersebut adalah…. a. keluasan b. ketenangan c. keasinan d. kedalaman e. biru Dipanggang atas apimu, digarami oleh lautmu Majas/gaya bahasa apa yang sesuai dengan kutipan puisi tersebut…. a. Personifikasi b. Hiperbola (berlebih-lebihan) c. Ironi d. Metafora e. Metonimia Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh Makna dari gaya bahasa pada kutipan puisi tersebut adalah….
a. Tokoh aku dan bung Karno memiliki hubungan darah yang erat b. Tokoh aku memiliki keberanian yang kuat dan ingin mencapai kesepakatan bersama dalam meraih kemerdekaan c. Bung karno menuju pelabuhan untuk melihat kapal-kapal yang datang bersama tokoh Aku d. Tokoh aku dan Bung Karno memiliki persamaan dan tujuan yang sama, walaupun suatu saat akan pergi tapi pasti akan kembali lagi untuk membela negeri. e. Tokoh aku dan bung Karno memiliki cita-cita yang berbeda, serta menjelaskan bahwa mereka akan meraih cita-citanya dengan perjuangan yang harus dilewati bersama-sama. 8. Kutipan Dipanggang atas apimu, digarami oleh lautmu, mengandung makna…. a. Tokoh Aku dalam puisi sudah sangat bersemangat b. Tokoh Aku dalam puisi sudah terlalu panas c. Tokoh Aku dalam puisi dibuat marah dan kesal d. Tokoh Aku dalam puisi sudah terlalu lelah e. Tokoh Aku dalam puisi sudah menyerah 9. Makna yang terdapat dalam kutipan Bung Karno! Kau dan aku satu zat satu urat adalah…. a. Tokoh Aku sudah satu hati dan satu pendapat dengan Bung Karno b. Tokoh Aku sudah satu nasib dengan Bung Karno c. Tokoh Aku merupakan satu generasi dengan Bung Karno d. Tokoh Aku merupakan satu perkumpulan dengan Bung Karno e. Tokoh Aku merupakan satu asal dengan Bung Karn
10. Peristiwa yang berkaitan dengan isi puisi tersebut adalah…. a. Kemerdekaan Indonesia b. Sumpah pemuda c. Polemik politik antara PKI dan pemerintah d. Perebutan kekuasaan Belanda e. Hari pahlawan 11. Bagaimana gambaran perasaan penyair pada puisi tersebut…. a. Takut b. Sedih c. Gembira d. Berduka e. Semangat 12. Nilai moral yang terkandung dalam puisi tesebut adalah…. a. Sikap tergesa-gesa dalam mengambil keputusan b. Melawan kepada pemimpin c. Senantiasa berjuang dan bekerja keras dalam mencapai citacita d. Sikap acuh tak acuh kepada keadaan e. Melawan pemerintah demi kepentingan individu 13. Dari jawaban di bawah ini, manakah isi yang tepat mengenai puisi tersebut…. a. Mengungkapkan kekesalan yang dirasakan oleh penyair atas polemik yang terjadi pada tahun 1945. b. Mengatasi masalah ekonomi pada masa pemerintahan Bung Karno. c. Untuk mencari ketenaran melalui sebuah karya sastra, dalam bentuk puisi
d. Untuk mendukung Bung Karno dalam menyelesaikan semua permasalahan yang dialami di Indonesia e. Memusyawarahkan konflik yang terjadi pada tahun 1948 sehingga membentuk kesepakatan dan tujuan bersama 14. Setelah memahami puisi “Persetujuan dengan Bung Karno” Kritik apa yang dapat disampaikan dalam puisi tersebut…. a. Pemerintah seharusnya peduli dan sigap terhadap kemelut yang terjadi di Indonesia b. Perebutan kekuasaan yang terjadi di Indonesia c. Berjuang melawan penjajah demi kemerdekaan Indonesia d. Pemerintah seharusnya peka terhadap kemiskinan yang terjadi di Indonesia e. Melawan sikap penjajah dengan semangat patriotisme yang tinggi 15. Apakah amanat yang dapat disampaikan dari puisi tersebut, kecuali? a. Harus bersabar dan berusaha dalam mencapai impian b. Harus bersemangat dalam menjalankan sesuatu c. Meningkatkan kerjasama yang baik d. Berjuang dalam hidup e. Mengambil keputusan dengan tergesa-gesa
Kunci Jawaban Instrumen Pretest dan Posttest 1.
A (Semangat perjuangan)
2.
B (Satire)
3.
C (Majas antagonis)
4.
A (Memberi keputusan)
5.
B (Ketenangan)
6.
D (Metafora)
7.
D (Tokoh aku dan Bung Karno memiliki persamaan dan tujuan yang sama, walaupun suatu saat akan pergi tapi pasti akan kembali lagi untuk membela negeri.
8.
C (Tokoh Aku dalam puisi dibuat marah dan kesal)
9.
A (Tokoh Aku sudah satu hati dan satu pendapat dengan Bung Karno)
10.
C (Polemik politik antara PKI dan pemerintah)
11.
E (Semangat)
12.
C (Senantiasa berjuang dan bekerja keras dalam mencapai cita-cita)
13.
E (Memusyawarahkan konflik yang terjadi pada tahun 1948 sehingga membentuk kesepakatan dan tujuan bersama)
14.
A (Pemerintah seharusnya peduli dan sigap terhadap kemelut yang terjadi di Indonesia)
15.
E (Mengambil keputusan dengan tergesa-gesa)
LAMPIRAN 17 Tabel R (Product Moment) DF 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
0.05 t 0,05 #NUM! #NUM! 12.7062 4.3027 3.1824 2.7764 2.5706 2.4469 2.3646 2.3060 2.2622 2.2281 2.2010 2.1788 2.1604 2.1448 2.1314 2.1199 2.1098 2.1009 2.0930 2.0860 2.0796 2.0739 2.0687 2.0639 2.0595 2.0555 2.0518 2.0484
0.01 r 0,05 #NUM! #NUM! 0.9969 0.9500 0.8783 0.8114 0.7545 0.7067 0.6664 0.6319 0.6021 0.5760 0.5529 0.5324 0.5140 0.4973 0.4821 0.4683 0.4555 0.4438 0.4329 0.4227 0.4132 0.4044 0.3961 0.3882 0.3809 0.3739 0.3673 0.3610
By Anwar Hidayat//http://statistikian.blogspot.com
t 0,01 #NUM! #NUM! 63.6567 9.9248 5.8409 4.6041 4.0321 3.7074 3.4995 3.3554 3.2498 3.1693 3.1058 3.0545 3.0123 2.9768 2.9467 2.9208 2.8982 2.8784 2.8609 2.8453 2.8314 2.8188 2.8073 2.7969 2.7874 2.7787 2.7707 2.7633
r 0,01 #NUM! #NUM! 0.9999 0.9900 0.9587 0.9172 0.8745 0.8343 0.7977 0.7646 0.7348 0.7079 0.6835 0.6614 0.6411 0.6226 0.6055 0.5897 0.5751 0.5614 0.5487 0.5368 0.5256 0.5151 0.5052 0.4958 0.4869 0.4785 0.4705 0.4629
LAMPIRAN 18 Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors DF 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
0.01 1.03100 0.72903 0.59525 0.51550 0.46108 0.42090 0.38968 0.36451 0.34367 0.32603 0.31086 0.29762 0.28595 0.27555 0.26620 0.25775 0.25005 0.24301 0.23653 0.23054 0.22498 0.21981 0.21498 0.21045 0.20620 0.20220 0.19842 0.19484 0.19145 0.18823 0.18517 0.18226 0.17947 0.17682 0.17427 0.17183
Probabilitas 0.05 0.1 0.2 0.88600 0.80500 0.76800 0.62650 0.56922 0.54306 0.51153 0.46477 0.44341 0.44300 0.40250 0.38400 0.39623 0.36001 0.34346 0.36171 0.32864 0.31353 0.33488 0.30426 0.29028 0.31325 0.28461 0.27153 0.29533 0.26833 0.25600 0.28018 0.25456 0.24286 0.26714 0.24272 0.23156 0.25577 0.23238 0.22170 0.24573 0.22327 0.21300 0.23679 0.21515 0.20526 0.22876 0.20785 0.19830 0.22150 0.20125 0.19200 0.21489 0.19524 0.18627 0.20883 0.18974 0.18102 0.20326 0.18468 0.17619 0.19812 0.18000 0.17173 0.19334 0.17567 0.16759 0.18890 0.17163 0.16374 0.18474 0.16785 0.16014 0.18085 0.16432 0.15677 0.17720 0.16100 0.15360 0.17376 0.15787 0.15062 0.17051 0.15492 0.14780 0.16744 0.15213 0.14514 0.16453 0.14948 0.14261 0.16176 0.14697 0.14022 0.15913 0.14458 0.13794 0.15662 0.14231 0.13576 0.15423 0.14013 0.13369 0.15195 0.13806 0.13171 0.14976 0.13607 0.12982 0.14767 0.13417 0.12800
0.3 0.73600 0.52043 0.42493 0.36800 0.32915 0.30047 0.27818 0.26022 0.24533 0.23274 0.22191 0.21246 0.20413 0.19670 0.19003 0.18400 0.17851 0.17348 0.16885 0.16457 0.16061 0.15692 0.15347 0.15024 0.14720 0.14434 0.14164 0.13909 0.13667 0.13437 0.13219 0.13011 0.12812 0.12622 0.12441 0.12267
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
0.16950 0.16725 0.16509 0.16302 0.16102 0.15909 0.15723 0.15543 0.15369 0.15201 0.15039 0.14881 0.14729 0.14581 0.14437 0.14297 0.14162 0.14030 0.13902 0.13777 0.13656 0.13538 0.13422 0.13310 0.13201 0.13094 0.12989 0.12888 0.12788 0.12691 0.12596 0.12503 0.12412 0.12323
0.14566 0.14373 0.14187 0.14009 0.13837 0.13671 0.13511 0.13357 0.13208 0.13063 0.12924 0.12788 0.12657 0.12530 0.12406 0.12287 0.12170 0.12057 0.11947 0.11840 0.11735 0.11634 0.11535 0.11438 0.11344 0.11252 0.11163 0.11075 0.10989 0.10906 0.10824 0.10744 0.10666 0.10590
0.13234 0.13059 0.12890 0.12728 0.12572 0.12421 0.12276 0.12136 0.12000 0.11869 0.11742 0.11619 0.11500 0.11384 0.11272 0.11163 0.11058 0.10955 0.10855 0.10757 0.10662 0.10570 0.10480 0.10393 0.10307 0.10224 0.10142 0.10063 0.09985 0.09909 0.09835 0.09762 0.09691 0.09622
0.12626 0.12459 0.12298 0.12143 0.11994 0.11850 0.11712 0.11578 0.11449 0.11324 0.11202 0.11085 0.10971 0.10861 0.10754 0.10650 0.10549 0.10451 0.10356 0.10263 0.10172 0.10084 0.09999 0.09915 0.09833 0.09754 0.09676 0.09600 0.09526 0.09453 0.09383 0.09313 0.09246 0.09179
0.12100 0.11939 0.11785 0.11637 0.11494 0.11357 0.11224 0.11096 0.10972 0.10852 0.10736 0.10623 0.10514 0.10409 0.10306 0.10206 0.10110 0.10016 0.09924 0.09835 0.09749 0.09664 0.09582 0.09502 0.09424 0.09347 0.09273 0.09200 0.09129 0.09060 0.08992 0.08925 0.08860 0.08797
By Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010
LAMPIRAN 19 Titik Persentase Distribusi t (df = 1 – 40) Pr df 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
0.25 0.50 1.00000 0.81650 0.76489 0.74070 0.72669 0.71756 0.71114 0.70639 0.70272 0.69981 0.69745 0.69548 0.69383 0.69242 0.69120 0.69013 0.68920 0.68836 0.68762 0.68695 0.68635 0.68581 0.68531 0.68485 0.68443 0.68404 0.68368 0.68335 0.68304 0.68276 0.68249 0.68223 0.68200 0.68177 0.68156 0.68137 0.68118 0.68100 0.68083 0.68067
0.10 0.20 3.07768 1.88562 1.63774 1.53321 1.47588 1.43976 1.41492 1.39682 1.38303 1.37218 1.36343 1.35622 1.35017 1.34503 1.34061 1.33676 1.33338 1.33039 1.32773 1.32534 1.32319 1.32124 1.31946 1.31784 1.31635 1.31497 1.31370 1.31253 1.31143 1.31042 1.30946 1.30857 1.30774 1.30695 1.30621 1.30551 1.30485 1.30423 1.30364 1.30308
0.05 0.10 6.31375 2.91999 2.35336 2.13185 2.01505 1.94318 1.89458 1.85955 1.83311 1.81246 1.79588 1.78229 1.77093 1.76131 1.75305 1.74588 1.73961 1.73406 1.72913 1.72472 1.72074 1.71714 1.71387 1.71088 1.70814 1.70562 1.70329 1.70113 1.69913 1.69726 1.69552 1.69389 1.69236 1.69092 1.68957 1.68830 1.68709 1.68595 1.68488 1.68385
0.025 0.050 12.70620 4.30265 3.18245 2.77645 2.57058 2.44691 2.36462 2.30600 2.26216 2.22814 2.20099 2.17881 2.16037 2.14479 2.13145 2.11991 2.10982 2.10092 2.09302 2.08596 2.07961 2.07387 2.06866 2.06390 2.05954 2.05553 2.05183 2.04841 2.04523 2.04227 2.03951 2.03693 2.03452 2.03224 2.03011 2.02809 2.02619 2.02439 2.02269 2.02108
0.01 0.02 31.82052 6.96456 4.54070 3.74695 3.36493 3.14267 2.99795 2.89646 2.82144 2.76377 2.71808 2.68100 2.65031 2.62449 2.60248 2.58349 2.56693 2.55238 2.53948 2.52798 2.51765 2.50832 2.49987 2.49216 2.48511 2.47863 2.47266 2.46714 2.46202 2.45726 2.45282 2.44868 2.44479 2.44115 2.43772 2.43449 2.43145 2.42857 2.42584 2.42326
By: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010
0.005 0.001 0.010 0.002 63.65674 318.30884 9.92484 22.32712 5.84091 10.21453 4.60409 7.17318 4.03214 5.89343 3.70743 5.20763 3.49948 4.78529 3.35539 4.50079 3.24984 4.29681 3.16927 4.14370 3.10581 4.02470 3.05454 3.92963 3.01228 3.85198 2.97684 3.78739 2.94671 3.73283 2.92078 3.68615 2.89823 3.64577 2.87844 3.61048 2.86093 3.57940 2.84534 3.55181 2.83136 3.52715 2.81876 3.50499 2.80734 3.48496 2.79694 3.46678 2.78744 3.45019 2.77871 3.43500 2.77068 3.42103 2.76326 3.40816 2.75639 3.39624 2.75000 3.38518 2.74404 3.37490 2.73848 3.36531 2.73328 3.35634 2.72839 3.34793 2.72381 3.34005 2.71948 3.33262 2.71541 3.32563 2.71156 3.31903 2.70791 3.31279 2.70446 3.30688
Titik Persentase Distribusi t (df = 41-80) Pr
0.25
0.10
0.05
0.025
0.01
0.005
0.50
0.20
0.10
0.050
0.02
0.010
0.002
41
0.68052
1.30254
1.68288
2.01954
2.42080
2.70118
3.30127
42
0.68038
1.30204
1.68195
2.01808
2.41847
2.69807
3.29595
43
0.68024
1.30155
1.68107
2.01669
2.41625
2.69510
3.29089
44
0.68011
1.30109
1.68023
2.01537
2.41413
2.69228
3.28607
45
0.67998
1.30065
1.67943
2.01410
2.41212
2.68959
3.28148
46
0.67986
1.30023
1.67866
2.01290
2.41019
2.68701
3.27710
47
0.67975
1.29982
1.67793
2.01174
2.40835
2.68456
3.27291
48
0.67964
1.29944
1.67722
2.01063
2.40658
2.68220
3.26891
49
0.67953
1.29907
1.67655
2.00958
2.40489
2.67995
3.26508
50
0.67943
1.29871
1.67591
2.00856
2.40327
2.67779
3.26141
51
0.67933
1.29837
1.67528
2.00758
2.40172
2.67572
3.25789
52
0.67924
1.29805
1.67469
2.00665
2.40022
2.67373
3.25451
53
0.67915
1.29773
1.67412
2.00575
2.39879
2.67182
3.25127
54
0.67906
1.29743
1.67356
2.00488
2.39741
2.66998
3.24815
55
0.67898
1.29713
1.67303
2.00404
2.39608
2.66822
3.24515
56
0.67890
1.29685
1.67252
2.00324
2.39480
2.66651
3.24226
57
0.67882
1.29658
1.67203
2.00247
2.39357
2.66487
3.23948
58
0.67874
1.29632
1.67155
2.00172
2.39238
2.66329
3.23680
59
0.67867
1.29607
1.67109
2.00100
2.39123
2.66176
3.23421
60
0.67860
1.29582
1.67065
2.00030
2.39012
2.66028
3.23171
61
0.67853
1.29558
1.67022
1.99962
2.38905
2.65886
3.22930
62
0.67847
1.29536
1.66980
1.99897
2.38801
2.65748
3.22696
63
0.67840
1.29513
1.66940
1.99834
2.38701
2.65615
3.22471
64
0.67834
1.29492
1.66901
1.99773
2.38604
2.65485
3.22253
65
0.67828
1.29471
1.66864
1.99714
2.38510
2.65360
3.22041
66
0.67823
1.29451
1.66827
1.99656
2.38419
2.65239
3.21837
67
0.67817
1.29432
1.66792
1.99601
2.38330
2.65122
3.21639
68
0.67811
1.29413
1.66757
1.99547
2.38245
2.65008
3.21446
69
0.67806
1.29394
1.66724
1.99495
2.38161
2.64898
3.21260
70
0.67801
1.29376
1.66691
1.99444
2.38081
2.64790
3.21079
71
0.67796
1.29359
1.66660
1.99394
2.38002
2.64686
3.20903
72
0.67791
1.29342
1.66629
1.99346
2.37926
2.64585
3.20733
73
0.67787
1.29326
1.66600
1.99300
2.37852
2.64487
3.20567
74
0.67782
1.29310
1.66571
1.99254
2.37780
2.64391
3.20406
75
0.67778
1.29294
1.66543
1.99210
2.37710
2.64298
3.20249
76
0.67773
1.29279
1.66515
1.99167
2.37642
2.64208
3.20096
77
0.67769
1.29264
1.66488
1.99125
2.37576
2.64120
3.19948
78
0.67765
1.29250
1.66462
1.99085
2.37511
2.64034
3.19804
79
0.67761
1.29236
1.66437
1.99045
2.37448
2.63950
3.19663
80
0.67757
1.29222
1.66412
1.99006
2.37387
2.63869
3.19526
df
By: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010
0.001
LAMPIRAN 20 DOKUMENTASI FOTO
Penelitian kelas eksperimen
Penelitian kelas kontrol
Kegiatan pretest dan posttest
Pelaksanaan Belajar Mengajar
Uji Validitas Instrumen di Kelas X IIS 3
Ruang Guru dan Lapangan Sekolah SMA Negeri 6 Tangerang Selatan
VALIDITAS INSTRUMEN Nama : Kelas : Bacalah puisi di bawah ini dengan seksama, lalu jawablah pertanyaannya dengan baik! Persetujuan dengan Bung Karno (Chairil Anwar) Ayo! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji Aku sudah cukup lama dengar bicaramu, dipanggang atas apimu, digarami oleh lautmu dari mulai tanggal 17 Agustus 1945 aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu aku sekarang api, aku sekarang laut Bung Karno! Kau dan aku satu zat satu urat Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh 1948 A. Pilihan Ganda 1. Tema yang tepat dalam puisi “Persetujuan dengan Bung Karno” adalah…. a. Semangat perjuangan b. Kemiskinan c. Semangat nasionalisme d. Kepasrahan e. Kesepakatan dengan Bung Karno
2. Dilihat dari jenis puisi berdasarkan isinya, jenis puisi apakah yang tepat dengan puisi “Persetujuan dengan Bung Karno”…. a. Elegy b. Satire c. Ode d. Epigram e. Balada 3. Yang bukan termasuk kelompok majas/gaya bahasa adalah…. a. Majas sarkasme b. Majas pleonasme c. Majas antagonis d. Majas metafora e. Majas personifikasi 4. Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji Makna dari gaya bahasa yang digaris bawahi adalah…. a. Memberi keputusan b. Memberi bantuan c. Memberi dana/uang d. Memberi kekuasaan e. Memberi jabatan 5. Makna laut pada bait ketiga puisi tersebut adalah…. a. keluasan b. ketenangan c. keasinan d. kedalaman e. biru
6. Majas/gaya bahasa apa yang sesuai dengan kalimat dipanggang atas apimu, digarami oleh lautmu, adalah…. a. Personifikasi b. Hiperbola (berlebih-lebihan) c. Ironi d. Metafora e. Metonimia 7. Makna dari gaya bahasa Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh adalah…. a. Tokoh aku dan bung Karno memiliki hubungan darah yang erat b. Tokoh aku memiliki keberanian yang kuat dan ingin mencapai kesepakatan bersama dalam meraih kemerdekaan c. Bung karno menuju pelabuhan untuk melihat kapal-kapal yang datang bersama tokoh Aku d. Tokoh aku dan Bung Karno memiliki persamaan dan tujuan yang sama, walaupun suatu saat akan pergi tapi pasti akan kembali lagi untuk membela negeri. e. Tokoh aku dan bung Karno memiliki cita-cita yang berbeda, serta menjelaskan bahwa mereka akan meraih cita-citanya dengan perjuangan yang harus dilewati bersama-sama. 8. Kutipan Dipanggang atas apimu, digarami oleh lautmu, mengandung makna…. a. Tokoh Aku dalam puisi sudah sangat bersemangat b. Tokoh Aku dalam puisi sudah terlalu panas c. Tokoh Aku dalam puisi dibuat marah dan kesal
d. Tokoh Aku dalam puisi sudah terlalu lelah e. Tokoh Aku dalam puisi sudah menyerah 9. Makna yang terdapat dalam kutipan Bung Karno! Kau dan aku satu zat satu urat adalah…. a. Tokoh Aku sudah satu hati dan satu pendapat dengan Bung Karno b. Tokoh Aku sudah satu nasib dengan Bung Karno c. Tokoh Aku merupakan satu generasi dengan Bung Karno d. Tokoh Aku merupakan satu perkumpulan dengan Bung Karno e. Tokoh Aku merupakan satu asal dengan Bung Karno 10. Peristiwa yang berkaitan dengan isi puisi tersebut adalah…. a. Kemerdekaan Indonesia b. Sumpah pemuda c. Polemik politik antara PKI dan pemerintah d. Perebutan kekuasaan Belanda e. Hari pahlawan 11. Gambaran perasaan penyair pada puisi tersebut adalah…. a. Takut b. Sedih c. Gembira d. Berduka e. Semangat
12. Nilai moral yang terkandung dalam puisi tesebut adalah…. a. Sikap tergesa-gesa dalam mengambil keputusan b. Melawan kepada pemimpin c. Senantiasa berjuang dan bekerja keras dalam mencapai citacita d. Sikap acuh tak acuh kepada keadaan e. Melawan pemerintah demi kepentingan individu 13. Isi yang tepat mengenai puisi tersebut adalah…. a. Mengungkapkan kekesalan yang dirasakan oleh penyair atas polemik yang terjadi pada tahun 1945. b. Mengatasi masalah ekonomi pada masa pemerintahan Bung Karno. c. Untuk mencari ketenaran melalui sebuah karya sastra, dalam bentuk puisi d. Untuk mendukung Bung Karno dalam menyelesaikan semua permasalahan yang dialami di Indonesia e. Memusyawarahkan konflik yang terjadi pada tahun 1948 sehingga membentuk kesepakatan dan tujuan bersama 14. Setelah memahami puisi “Persetujuan dengan Bung Karno” Kritik apa yang dapat disampaikan sesuai dengan puisi tersebut…. a. Pemerintah seharusnya peduli dan sigap terhadap kemelut yang terjadi di Indonesia b. Perebutan kekuasaan yang terjadi di Indonesia c. Berjuang melawan penjajah demi kemerdekaan Indonesia d. Pemerintah seharusnya peka terhadap kemiskinan yang terjadi di Indonesia
e. Melawan sikap penjajah dengan semangat patriotisme yang tinggi 15. Amanat yang dapat disampaikan dari puisi tersebut, kecuali? a. Harus bersabar dan berusaha dalam mencapai impian b. Harus bersemangat dalam menjalankan sesuatu c. Meningkatkan kerjasama yang baik d. Berjuang dalam hidup e. Mengambil keputusan dengan tergesa-gesa
Terima kasih
RIWAYAT PENULIS Rike Rahmalia atau biasa dipanggil Keke, lahir di Bogor pada tanggal 25 November 1991. Bertempat tinggal di Komplek Badak Putih 1 Rt. 03/ Rw. 05 No. 156, Desa Kotabatu, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, 16610. Terlahir dari pasangan Bapak Mufraeni Hidayat dan Ibu Yetty Mariawati. Anak kedua dari lima bersaudara ini memulai pendidikan dari RA. Insan takwa Bogor, lalu SD Negeri Kotabatu 3, lalu di SMP Rimba teruna Bogor, dan meneruskan di MA Negeri 2 Bogor. Pendidikannya dilanjutkan ke Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pengalaman organisasi yang pernah dijalani adalah menjadi pengurus FKPSKB (Forum Komunikasi Paskibra Sekolah Kota Bogor), pengurus inti organisasi MANDAPA Bogor, pengurus HMJ Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan anggota Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat. Kegemarannya adalah mendengarkan musik, browsing, dan membaca novel. Keinginan terbesarnya adalah ingin membahagiakan kedua orang tua, membantu keluarga, menjadi menteri pendidikan, dan ingin menjadi wanita sukses dunia akhirat. Amin. Moto dalam hidupnya adalah tak ada kata terlambat untuk berbuat baik, karena kebaikan dapat membawa pada kebahagiaan yang hakiki.
Bogor, 14 Juli 2014