BAB I 1.1 1.1.1
PENDAHULUAN
Sejarah Perusahaan ITB School of Business and Management (SBM-ITB) ITB mulai merencanakan membuka program bisnis dan manajemen sejak tahun 1970.
Pada akhir tahun 1980, Departemen Teknik Industri merupakan departemen yang meletakkan konsep dasar bagi program tersebut. Perkembangan program ini berlanjut ketika pada tahun 1990, Prof. Mathias Aroef mendirikan program MBA (Master of Business Administration) yang difokuskan pada manajemen teknologi. Pada tanggal 31 Desember 2003 Rektor ITB Kusmayanto Kadiman secara resmi mendirikan School of Business and Management ITB (SBM ITB) untuk mengatur program MBA dan Bussines Undergraduate Program. SBM ITB sekaligus menjadi perintis otonomi kampus, yang secara profesional menjalankan program MBA dan program sarjana tersebut. Rektor memilih sepuluh anggota fakultas dari SBM ITB yang kemudian ditetapkan sebagai pendiri SBM. SBM didirikan dengan tujuan untuk menghasilkan pemimpin dan entrepreneur yang memiliki integritas, etika, dan kepekaan sosial. Lulusannya diharapkan akan memiliki hard competences (know-how and skills) dan soft competences (prilaku dan sikap yang efektif ) dalam bisnis dan manajemen. Kompetensi yang dikembangkan di SBM ITB di bagi menjadi tiga bagian : pengetahuan (knowledge), aplikasi konsep dan etika. Manajemen fungsional merupakan bagian dari kompetensi pengetahuan (knowledge). Kompetensi aplikasi konsep, difokusan pada kemampuan berorganisasi, kerja tim dan komunikasi. Pengembangan kedua kompetensi ini akan berlandaskan pada bagian ketiga yaitu nilai nilai etika. Program studi saat ini yang dikembangkan oleh SBM ITB melliputi program sarjana Bisnis dan Manajemen, Master of Business Administration (MBA), dan Master of Science Management. Untuk kedepannya, SBM ITB akan menambahkan program PhD dan program DBA. Sejak diresmikan oleh rektor ITB Kusmayanto Kadiman pada bulan desember 2003, MBA ITB yang menjadi subjek pada penelitian ini resmi berada dibawah pengaturan SBM ITB
1
1.1.2
MBA ITB MBA ITB didirikan dengan menyadari beberapa hal yaitu kebutuhan akan manajer yang
terampil untuk perekonomian Indonesia yang sedang berkembang, hubungan yang dekat antara teknologi dan manajemen, serta didorong oleh pentingnya memiliki semangat inovatif dan pola pikir entrepreneurial serta nilai nilai norma etika. 1.1.2.1 Misi MBA ITB MBA ITB didirikan untuk memperkaya serta memberikan added value kepada sumber daya manusia dalam rangka mencapai operation excellence yang berlandaskan inovasi dan semangat entrepreneurial. Misi MBA ITB adalah untuk : 1.
Membangun core competencies untuk mencapai operation excellence.
2.
Melakukan studi berkelanjutan dalam teori, pendekatan, dan sistem manajemen yang relevan dengan lingkungan kerja.
3.
Menciptakan dan menerapkan lingkungan belajar yang efektif.
Keunikan MBA ITB ada pada: 1.
Fokus dalam pengembangan semangat entrepreneurial yang berlandaskan pada etika.
2.
Fokus pada manajemen operasi yang menekankan kemanusiaan dan teknologi dengan menyatukan aspek-aspek berikut: • Pemahaman akan peran individu sebagai sumber daya modal. • Wawasan akan teknologi sebagai nilai tambah. • Pola pikir yang sistematis dan terintegrasi.
MBA ITB juga aktif dalam melakukan riset dan penulisan studi kasus melalui program pendidikannya yang berkelanjutan. Cara ini diharapkan mampu mengindentifikasi isu manajerial dalam konteks lokal. Dengan demikian MBA ITB juga diharapkan bisa menjadi kendaraan bagi ITB untuk menciptakan komunitas bisnis yang memiliki kepekaan sosial.
2
Disamping itu MBA ITB diarahkan untuk : 1. Operation excellence. 2. Mengembangkan kemampuan organisasi dan wawasan bisnis. 3. Menambahkan dimensi teknologi kedalam seni manajemen. 4. Menyediakan informasi berbasis ilmu pengetahuan. 1.1.2.2 Struktur kurikulum Sejak didirikan pada tahun 1990, MBA ITB telah melakukan tiga perubahan besar kurikulum dalam rangka memenuhi panduan ITB. Salah satu bentuk perubahan ini adalah pengurangan jumlah sks dari sebelumnya 44 menjadi 36 sks. Perubahan ini diikuti dengan peningkatan peran MBA ITB dalam pemilihan kurikulum di lingkungan ITB. Perubahan kurikulum ini juga menjadikan penggambaran kurikulum MBA ITB menjadi lebih jelas dan untuk memenuhi kebutuhan yang terjadi dalam komunitas secara luas. Kurikulum MBA ITB difokuskan pada kemampuan dan kompetensi profesional yang berlandaskan pada konsep teoritikal. Kurikulum dilaksanakan dalam jangka waktu 18 bulan proses belajar dalam kelas ditambah 3 bulan magang bagi kelas reguler, dan 24 bulan bagi program eksekutif. Struktur kurikulum MBA ITB adalah sebagai berikut : 1.
Mata kuliah Wajib Bersifat wajib, terdiri dari perkuliahan tentang manajerial umum.
2.
Mata kuliah Pilihan Diambil berdasarkan konsentrasi studi mahasiswa dan bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih dalam terhadap studi yang menjadi lingkup minat mahasiswa.
3.
Tugas Akhir Tugas akhir merupakan syarat untuk menyelesaikan program sekaligus bertujuan untuk menggabungkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh mahasiswa selama mengikuti perkuliahan. Dibawah bimbingan tenaga pengajar, mahasiswa akan membuat penelitian tentang permasalahan dunia nyata dengan menggunakan ilustrasi sebuah perusahaan nyata.
3
Kurikulum MBA ITB memiliki tiga konsentrasi studi sebagai berikut : •
Operation Management Konsentrasi studi yang melibatkan pembelajaran mengenai desain sistem, operasi, dan proses kontrol, dari suplier ke konsumen, dalam industri manufaktur sampai industri jasa.
•
Entrepreneurship Konsentrasi studi dengan menyatukan inovasi dan perencanaan dalam mengelola bisnis baru.
•
Marketing Strategy Konsentrasi studi mengenai proses mengintregrasikan operasional pemasaran perusahaan, terutama dalam penyusunan strategi penetrasi pasar serta strategi untuk memenangkan persaingan.
1.1.2.3 Staf Pengajar Penyampaian materi dilakukan oleh staf pengajar dari fakultas MBA ITB maupun dari kalangan praktisi bisnis. Dalam penyampaian materi, MBA ITB telah melakukan inisiasi kerjasama dengan beberapa universitas asing, seperti Nanyang University di Singapura, Tokyo Institute of Technology, Central Missouri State University, dan University Utara Malaysia. MBA ITB juga mengundang tenaga pengajar asing melalui American-Indonesian Exchange Foundation, sebuah organisasi non profit yang memberikan beasiswa penuh. 1.1.2.4 Learning Process Proses belajar di MBA ITB didesain sebagai berikut : 1. Perkuliahan; aktivitas di dalam kelas dimana dosen menyampaikan materi berupa konsep teoritis dan melibatkan mahasiswa dalam diskusi. 2. Outbound dan ESQ; diberikan sebelum perkuliahan dimulai untuk mendorong dinamika kelompok, independen,dan kreatifitas. 3. Debat; sarana untuk menguji kemampuan siswa dalam megumpulkan data, presentasi, dan komuniasi yang efektif. 4. Diskusi Kelompok. 4
5. Mentoring. 6. Belajar Mandiri. 7. Seminar dan dosen tamu; profesional dari kalangan praktisi bisnis diundang untuk menambah wawasan dan kemampuan praktis mahasiswa. 8. Kompetisi Bisnis Plan. 9. Field Trip. 1.1.2.5 Fasilitas Untuk menunjang proses belajar bagi mahasiswa, MBA ITB menyediakan fasilitas seperti ruang diskusi kelompok, koneksi internet, perpustakaan, ruang serba guna, komputer, sarana rekreasi, mesin fotokopi, printer, ruang ibadah dan kantin. 1.2
Lingkup Bidang Usaha MBA ITB menerima mahasiswa baru untuk kelas regular eksekutif dan kelas regular.
Kelas eksekutif ditujukan untuk para profesional yang telah memiliki pengalaman kerja minimal 3 tahun. Waktu perkuliahan untuk kelas eksekutif diadakan pada hari jumat, sabtu dan minggu. Lama waktu studi untuk kelas eksekutif adalah 24 bulan. Sedangkan kelas regular ditujukan untuk mahasiswa yang belum memiliki pengalaman kerja dan waktu tempuh studi untuk kelas ini adalah 18 bulan. 1.3
Unit Analisis Struktur organisasi MBA ITB digambarkan sebagai berikut :
5
Gambar I-1 Struktur Organisasi MBA ITB
1.4
Isu Bisnis Semakin diminatinya Program Magister Manajemen saat ini seperti halnya program
MBA ITB, diikuti dengan menjamurnya perguruan tinggi lain yang membuka program studi serupa. Berdasarkan data dari badan akreditasi nasional tahun 2007, telah terdaftar 109 universitas negeri maupun universitas swasta yang membuka program pendidikan S2 di bidang manajamen dan bisnis. Jumlah tersebut terus meningkat tiap tahunnya seiring masih tingginya perminat jurusan tersebut. Diantara jumlah tersebut diatas 21 universitas telah mendapat 6
akreditasi A dengan nilai akreditasi terendah 4.6 dan tertinggi 4.9. Untuk nilai akreditasi tertinggi (4.9) diperoleh oleh ST Manajemen Prasetiya Mulya dan posisi MBA ITB berada pada nilai akreditasi 4.8. Semua universitas ini dengan keunikan dan keunggulan masing masing terus berkompetisi dalam menjaring calon mahasiswa baru tiap tahunnya. Seperti industri jasa lainnya kepuasan pelanggan (dalam konteks perguruan tinggi kepuasan mahasiswa) memiliki peranan penting untuk memenangkan kompetisi bisnis dan bagi kemajuan bisnis itu sendiri. Menurut buku Pelanggan Kunci Keberhasilan (Millind M.Lele dan Jagdish N. Sheth, 1995) terungkap bahwa semua perusahaan yang sukses menempatkan kepuasan pelanggan pada prioritas tertinggi. Mahasiswa bisa dipandang sebagai konsumer yang membeli highly valued service berupa pendidikan beserta atribut yang menyertainya dari pihak universitas. Mahasiswa yang puas dengan kinerja universitas akan memberikan keuntungan bagi universitas itu sendiri seperti: promosi dalam bentuk word-of-mouth communication (rekomendasi kepada calon mahasiswa baru), mahasiswa tersebut akan menempuh jalur pendidikan yang lebih tinggi di universitas yang sama (repeat purchase), mengadakan kerja sama dengan universitas dalam bentuk rekruitmen ke kampus, menjadi dosen tamu, dalam arti kata mahasiswa tersebut menjadi valued alumni. Customer satisfaction (kepuasan mahasiswa) merupakan salah satu faktor krusial untuk mendatangkan benefit bagi MBA ITB seperti uraian diatas. Kepuasan mahasiswa sekaligus menjadi salah satu key succes bagi MBA ITB dalam memenangkan kompetisi antar universitas yang menyelenggarakan program MBA. Yang lebih penting lagi kepuasan mahasiswa dalam keseluruhan pengalaman belajar ( learning experience ) merupakan komitmen profesional yang harus senantiasa diupayakan keterwujudannya oleh MBA ITB sebagai lembaga pendidikan yang bermutu. Mengingat arti penting kepuasan mahasiswa bagi sebuah universtas, menimbulkan pertanyaan bagaimana performa MBA ITB dalam mewujudkan kepuasan mahasiswanya. Berdasarkan salah satu kesimpulan survey yang diadakan oleh majalah SWA bekerja sama dengan MARS Marketing and Research Specialist pada tahun 2003, indeks satisfaction MBA ITB berada pada urutan terbawah dari 13 universitas yang disurvey. Indeks tersebut dihitung berdasarkan persepsi mahasiswa dan alumni terhadap kinerja universitas selama mereka menempuh pendidikan di universitas tersebut. Survey tersebut bisa menjadi salah satu indikasi belum optimalnya MBA ITB pada saat itu dalam usaha mewujudkan customer satisfaction. 7