PENARAPAN MODEL ASISTEN SEBAYA PADA PELAKSANAAN PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNETIF MAHASISWA Wilda Amananti, Spd., MSi
Dosen Politeknik Harapan Bersama Tegal Program Studi DIII Farmasi, Politeknik Harapan Bersama Tegal ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh nilai kemampuan kognetif mahasiswa farmasi semester 3 tahun pelajaran 2015/2016 yang masih rendah pada mata kuliah praktikum Fisika Farmasi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diterapkan pembelajaran dengan asisten sebaya pada pelaksanaan praktikum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognetif mahasiswa farmasi pada mata kuliah praktikum fisika farmasi. Penerapan asisten sebaya pada pelaksanaan praktikum merupakan kegiatan pembelajaran dengan melibatkan mahasiswa yang pandai berpartisipasi untuk membantu temannya yang mengalami kesulitan pada saat kegiatan praktikum. Setelah melakukan kegiatan praktikum mahasiswa bersama dengan asisten sebaya berdiskusi mengenai hasil percobaan. Kemudian mempresentasikan hasil percbaan yang telah dilakukan, dilanjutkan dengan evaluasi diakhir pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Lokasi penelitian adalah Politeknik Harapan Bersama Tegal dengan subyek penelitian mahasiswa semester 3 tahun ajaran 2015/2016. Data hasil Hasil belajar kognetif diperoleh dari tes akhir siklus. Uji data statistika yang digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kemampuan kognetif mahasiswa adalah uji t (uji signifikansi) dan uji g(gain). Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan asisten sebaya pada pelaksanaan praktikum dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan kognetif mahasiswa. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya nilai rata-rata dan ketuntasan kemampuan kognetif mahasiswa pada setiap siklus. Kata kunci: Asisten sebaya pada pelaksanaan praktikum, kemampuan kognetif PENDAHULUAN Praktikum
adalah
mahasiswa suatu
memiliki
Melakukan
kegiatan
inkuiri
kemampuan ilmiah
akademik yang harus dilakukan oleh
menumbuhkan
mahasiswa yang bersifat pelaksanaan
bersikap dan bertindak
praktis di laboratorium. Mahasiswa wajib
berkomunikasi.
mengikuti
kegiatan praktikum berupa penemuan
praktikum
dengan
kemampuan
untuk
ilmiah serta
Pembelajaran
melalui
melaksanakan seluruh praktikum yang
(Inkuiri),
telah ditentukan. Mata kuliah praktikum
bersentuhan langsung dengan obyek
pada perguruan tinggi bertujuan agar
yang
30
menuntut
berpikir,
akan
dipelajari
mahasiswa
sehingga
mahasiswa dapat menemukan sendiri jawaban
dari
dihadapinya.
persoalan
Hal
Djamarah
ini
sesuai
yang
bahwa
pelaksanaan
semester 3 politeknik harapan bersama
dengan
(2006:84-85)
menyatakan
Hasil observasi pada mahasiswa
tegal
yang
Kelebihan
bahwa
pembelajaran
dari
praktikum
terlihat
mahasiswa
dalam
selama
praktikum yang
proses
berlangsung
aktif
melakukan
praktikum hanya 40% . Hal ini terjadi
pembelajaran antara lain; (1) Membuat
karena
mahasiswa lebih percaya atas kebenaran
terlampau besar (> 30 siswa). Sehingga
atau kesimpulan teori berdasarkan hasil
menyebabkan komunikasi antara dosen
percobaannya sediri; (2) memperoleh
dan siswa masih rendah dan dosen
ilmu
menemukan
kurang dapat memberikan bantuan yang
pengalaman praktis serta keterampilan
bersifat perseorangan pada saat kegiatan
dalam menggunakan alat-alat praktikum;
praktikum. menurut Permendikbud No.49
(3) hasil belajar akan terjadi dalam
tahun 2014, ketentuan standar rasio
bentuk retensi (tahan lama ingat); dan (4)
jumlah dosen dan mahasiswa
mengembangkan sikap berpikir ilmiah.
1:20.
pengetahuan,
Senada dengan hasil penelitian Muna (2009)
yang
menyimpulkan
jumlah
mahasiswa
di
kelas
adalah
Komunikasi antara dosen dengan
bahwa
mahasiswa
dalam
meningkatkan
penerapan pengajaran pokok bahasan
pemahaman mahasiswa sangat penting
pesawat
agar pembelajaran dapat berlangsung
sederhana
praktikum
dapat
dengan
metode
meningkatkan
hasil
secara optimal. Kenyataan yang terjadi
belajar siswa. Melalui kegiatan praktikum
dilapangan
dapat melatihkan kemampuan berpikir
dengan
mahasiswa yang nantinya akan berujung
terlampau besar dan padat menjadikan
pada peningkatan kemampuan kognetif
dosen atau tenaga pengajar tidak dapat
mahasiswa.
memberikan bantuan individual, masalah
pendapat
Hal
ini
Roestiyah
senada
dengan
(2008:80)
yang
adalah jumlah
keadaan
kelas
mahasiswa
yang
ini tentunya menjadi kendala tersendiri
menyatakan bahwa kegiatan praktikum
dalam
pembelajaran
mampu memberikan kondisi belajar yang
Dosen
seharusnya
dapat
bersikap
mengembangkan
kemampuan
berpikir mahasiswa secara optimal.
lebih
pembelajaran
31
fisika
berusaha
serius dapat
farmasi. dan
agar
tujuan
tercapai
secara
optimal. Perwujudan dari penyikapan
bahwa perkuliahan dengan pendekatan
tersebut
berupa
mengarah
usaha-usaha
yang
teaching
perbaikan
mutu
meningkatkan kualitas perkuliahan solusi
pada
pembelajaran. Salah satu upaya tersebut adalah
penggunaan
suatu
assistant
(TA)
dapat
deret.
strategi
Berangkat dari permasalahan yang
pembelajaran yang sesuai yaitu dengan
ada, hasil penelitian terdahulu, kelebihan
menggunakan
model
model
pembelajaran
asisten sebaya.
pembelajaran
maka
perlu
asisten
diadakan
sebaya penelitian
asisten
”Penerapan Menerapkan Model Asisten
yang sama umurnya atau sepermainan.
Sebaya Pada Pelaksanaan praktikum
Penerapkan model asisten sebaya dalam
Untuk
pembelajaran
Kognetif”.
Asisten
mahasiswa
sebaya
adalah
dapat untuk
membimbing
belajar
tinggi.
Pembelajaran
Kemampuan
METODE PENELITIAN.
mandiri,
dewasa, dan punya rasa setiakawan yang
Meningkatkan
Pembelajaran
praktikum
fisika
dengan
farmasi dalam penelitian ini disajikan
asisten sebaya cukup efektif dari pada
dengan model asisten sebaya pada
pelajaran biasa karena mahasiswa yang
pelaksanaan praktikum. Penelitian ini
kurang
merupakan
pandai
akan
dibantu
oleh
penelitian
tindakan
kelas
mahasiswa yang pandai. Hal ini sesuai
(PTK) yang terdiri dari tiga siklus. Setiap
dengan
siklus terdiri dari empat tahapan yaitu,
Djamarah
menyatakan
(2006:26)
bahwa
keuntungan
perencanaan
tindakan,
pelaksanaan
pembelajaran dengan asisten sebaya
tindakan, observasi tindakan, dan refleksi
antara
tindakan.
lain:
biasanya
(1)
mudah
Antara kerja
mahasiswa sama
dan
dengan
Pelaksanaan menerapkan
pembelajaran model
asisten
komunikasi ; (2) Si Asisten sebaya akan
sebaya pada pelaksanaan eksperimen
mmemperkuat konsep yang dibahas,
untuk meningkatkan kemampuan kognitif
dengan
mahasiswa.
memberitahukan
kepada
Langkah-langkah
untuk
mahasiswa lain, maka seolah-olah ia
tahap-tahap pada setiap siklus secara
menelaah
umum sama yaitu sebagai berikut:
serta
menghapalkannya
(1)
kembali. Senada dengan hasil penelitian Masturi
(2010),
yang
menyimpulkan
32
Perencanaan
Langkah yang ditempuh sebelum
tidak
tuntas
berdasarkan
indikator
perencanaan kegiatan pembelajaran adalah
keberhasilan yang telah ditetapkan maka
mengidentifikasi permasalahan
dilaksanakan
yang ada
kelas yang akan diteliti. Memilih sebuah
yang
ada.
berikutnya
sampai
indikator berhasil tercapai.
strategi pembelajaran tertentu sebagai solusi permasalahan
siklus
Perbedaan antara siklus 1, 2, dan 3
Kemudian
terletak pada materi pembelajaran yang
merencanakan kegiatan pembelajaran yaitu
diajarkan. Siklus 1 dengan materi bobot jenis
penyusunan
zat cair . Siklus 2 dengan materi viskositas,
instrument
pembelajaran
meliputi satuan acara pembelajaran (SAP),
dan siklus 3 dengan materi kelarutan zat.
lembar kegiatan mahasiswa (LKM), serta
Tahapan
pada
siklus
2
sama
mempersiapkan perlengkapan praktikum.
dengan
(2)
pembelajaran yang dilakukan pada siklus
Pelaksanaan Tahap
palaksanaan
di
setiap
siklus
1.
Langkah-langkah
2 ditentukan setelah refleksi siklus 1.
siklusnya dilakukan dalam 2 kali tatap muka.
Langkah-langkah
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan selama
pembelajaran
yang
dilakukan di siklus 3 ditentukan setelah
135 menit (2SKS) dan pelasanaan tes akhir
refleksi siklus 2.
siklus dilakukan selama 45 menit. Pada tahap
Metode pengumpulan data
pelaksanaan pembelajaran, peneliti bertindak
Metode tes
sebagai dosen melaksanakan pembelajaran
Metode ini dilaksanakan untuk
dengan menggunakan model asisten sebaya pada pelaksanaan praktikum. mahasiswa
mendapatkan
melaksanakan tes tertulis dalam bentuk soal
kemampuan kognetif mahasiswa setelah
esai pada akhir siklus.
model asisten sebaya pada pelaksanaan
(3)
praktikum dilaksanakan. Jenis tes yang
Observasi Kegiatan yang dilaksanakan pada
mengenai
digunakan adalah tes uraian.
tahap ini adalah melakukan observasi untuk
Metode
menilai hasil evaluasi kemampuan kognetif
dilakukan
mahasiswa. (4)
data
analisis
untuk
data
mengihitung
yang nilai
kemampuan kognetif kognetif siswa Nilai
Refleksi yang
kemampuan kognitif diperoleh dari nilai
diperoleh meliputi nilai tes akhir siklus. Data
tes akhir siklus. Untuk mendapatkan nilai
tersebut
kemampuan kognetif mahasiswa tiap
Pada
tahap
dianalisis
refleksi,
dan
data
dievaluasi
untuk
mengetahui berhasil atau tidaknya tindakan
siklus digunakan persamaam :
yang dilakukan. Jika pelaksanaan siklus 1
33
Xd
=
deviasi
masing-masing
subjek (d - Md) (Arikunto 2006:236)
2
∑X d = jumlah kuadrat deviasi
mahasiswa yang memperoleh nilai ≤ 62,5%
dinyatakan
belum
memiliki
N
= jumlah mahasiswa
d.b
= ditentukan dengan N-1
kemampuan kognitif yang baik. kriteria baik merupakan
patokan
dari
Harga
ketuntasan
t
dibandingkan dengan t
kemampuan kognitif. Sehingga, bila nilainya
yang
hitung
tabel
diperoleh
dengan taraf
signifikan 5%. Jika harga thitung>ttabel maka
> 62,5% maka mahasiswa dapat dinyatakan
hasil yang diperoleh signifikan.
memiliki kemampuan kognitif yang baik atau sangat baik dan dinyatakan telah tuntas. Sugiono (2009:143-144). Ketuntasan
klasikan
kemampuan
kognetif mahasiswa secara klasikal dapat
diperoleh dengan menggunakan persamaan: Uji gain digunakan untuk mengetahui Apabila prosentase mahasiswa yang
kategori peningkatan kemampuan kognitif
memperoleh nilai > 62,5% jumlahnya lebih
mahasiswa antara siklus 1, siklus 2, dan silus
besar ≥ 85%, maka pembelajaran dikatakan
3.
tuntas (Mulyasa 2006:99).
menggunakan persamaan :
Uji t digunakan untuk mengetahui besar
peningkatan
kemampuan
Untuk
melakukan
uji
gain
dapat
=
kognetif (Wiyanto 2008:86)
mahasiswa antara siklus 1, siklus 2, dan dengan : g
siklus 3. Untuk melakukan uji t dapat menggunakan persamaan : t=
= Besar faktor g
Sf
= Skor rata-rata siklus akhir
Si
= Skor rata-rata siklus awal
Besar faktor g dikategorikan sebagai berikut:
(Arikunto 2006:236)
g ≥ 0,7 = Tinggi
dengan : Md
= mean dari permedaan siklus awal dengan siklus akhir
34
0,7 > g ≥ 0,3
= Sedang
g < 0,3
= Rendah
Indikator
yang
mengidentifikasi di setiap siklusnya. Hal
pencapaian
ini disebabkan karena mahasiswa sudah
keberhasilan dari penelitian ini adalah
mulai terbiasa menggunakan aspek ini.
Tolak ukur keberhasilan individu dari
Aspek mengidentifikasi sudah dilatihkan
kemampuan kognitif adalah > 62,5 %
pada saat kegiatan praktikum, sehingga
dengan kategori baik atau sangat baik
mahasiswa
dan ketentusan klasikal 85% (Mulyasa
menjawab soal aspek mengidentifikasi.
2006:99).
Aspek mengidentifikasi termasuk dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN
kategori pemahaman yang lebih mudah
merupakan
keberhasilan
tolak
ukur
Kemampuan kognetif mahasiswa diperoleh
dari
Nilai
hasil
dapat
dengan
mudah
dipelajari oleh siswa. Hal ini sesuai
evaluasi
dengan susunan taksonomi Bloom yang
kemampuan kognetif setiap akhir siklus.
disusun secara berjenjang, yaitu untuk
Nilai-nilai tersebut diambil diambil rata-
mempelajari kecakapan yang lebih tinggi
ratanya dan dijadikan sebagai nilai akhir
diperlukan berbagai kecakapan pada
kemampuan kognetif siswa. Aspek-aspek
tingkat
kemampuan
pemahaman
kognetif
mahasiswa
jenjang
sebelumnya.
Seperti
(comprehension)
mengalami kenaikan dan penurunan.
membutuhkan pengetahuan (knowledge);
Aspek
penerapan (application) membutuhkan
mengidentifikasi
dan
menyimpulkan mengalami kenaikan pada
pemahaman
dan
setiap siklusnya. Namun pada aspek
seterusnya.
Jadi
pemahaman konsep dan menganalisis
bahwa,
mengalami penurunan
merupakan dasar dari kecakapan yang
pada siklus 2.
lain
kemampuan
merupakan
mahasiswa
disajikan pada Tabel 4.1.
dapat
dalam
pemahaman
taksonomi kecakapan
dan
disimpulkan
kecakapan
Rekapitulasi nilai akhir setiap aspek kognetif
pengetahuan,
Bloom yang
dan
mudah
dipelajari.
Tabel 4.1. Rekapitulasi nilai akhir
Aspek pemahaman konsep dan
kemampuan kognetif mahasiswa siklus 1
menganalisis
2 dan 3
pada siklus 2. Hal ini disebabkan materi
Peningkatan
mengalami
penurunan
aspek
yang dipelajari pada siklus 2 relatif lebih
mengidentifikasi cukup baik. Ini terbukti
sulit dibandingkan dengan materi pada
dari
siklus
meningkatnya
aspek
35
1.
Akibatnya
asisten
sebaya
kurang
memahami
materi
sehingga
asisten
sebaya
dalam
membimbing
dalam membimbing dan menyampaikan
anggota kelompoknya untuk
materi
kesimpulan.
kepada
anggota
kelompok
menjadi kurang maksimal.
Hal
menyebabkan
membuat
inilah
yang
mahasiswa
dapat
Peningkatan kemampuan berpikir
mengerjakan soal aspek menyimpulkan
analisis siswa pada siklus 1, 2 dan 3
dengan baik. Senada dengan penelitian
dapat dilihat pada gambar 4.1
Kurnianto bahwa
(2006)
yang
pembelajaran
menyatakan
fisika
dengan
kegiatan praktikum sederhana dengan bantuan LKS inkuiri dapat meningkatkan keterampilan menyimpulkan siswa. Aspek pemahaman konsep dan menganalis
mengalami
pada siklus 3.
peningkatan
Aspek pemahaman
konsep dan menganalisis yang rendah pada siklus 2 dapat ditingkatkan pada siklus 3 dengan membiasakan siswa Gambar 4.1 Grafik rekapitulasi nilai
untuk
kemampuan berpikir analisis siswa siklus
melatih
kemampuan
aspek
pemahaman dan menganalisis. Sebelum
1, 2 dan 3
pelaksanaan
Aspek menyimpulkan mengalami
siklus
mengintensifkan
3,
dosen
pemberian
tugas
peningkatan pada setiap siklusnya. Ini
individu kepada siswa, dengan tujuan
dikarenakan mahasiswa sudah terbiasa
agar siswa dapat berlatih pemahaman
menyimpulkan
konsep.
mahasiswa membuat
dari
hasil
analisisnya.
sudah
terlatih
kesimpulan
dari
praktikum
yang
dilakukan
Senada
dengan
pendapat
dalam
Hamalik (2009:28), bahwa belajar adalah
kegiatan
latihan-latihan pembentukan bembiasaan
saat
secara otomatis. Belajar dilaksanakan
pelaksanaan pembelajaran melalui LKS.
secara
pertanyaan- pertanyaan didalam LKS
merupakan
dibuat saling bertautan dan semakin
memerlukan waktu untuk mencapai hasil
mengerucut.
yang maksimal.
Sehingga
memudahkan
36
kontinyu suatu
karena proses
belajar yang
Nilai rata-rata dan ketuntassan
Nilai
rata-rata
dan
ketuntsan
klasikal kemampuan kognetif pada siklus
klasikal kemampuan kognetif mahasiswa
1, hanya mencapai 67, 7 dan 73,3%
pada siklus 3 sudah mencapai indikator
belum
ketuntasan
mencapai
ketuntasan
klasikal
yang diharapkan yaitu 85%. Hal ini
yaitu
dikarenakan
dikarenakan
pada
awal
siklus
1,
klasikal
sebesar
yang
80,2
diharapkan
dan
siswa
100%.
sudah
Ini
terbiasa
pengetahuan awal mahasiswa masih
dengan pembelajaran asisten sebaya. di
rendah,
siklus
sehingga
saat
pembelajaran
3,
asisten
sebaya
mereka hanya mengandalkan penjelasan
menjalankan
dari asisten sebaya. Kinerja asisten
sehingga mahasiswa mampu bekerja
sebaya
secara kelompok dalam menyelesaikan
dalam
membimbing
anggota
kelompoknya belum maksimal,
tugasnya
mampu
dengan
baik
tugas dengan baik pula.
Nilai rata-rata dan ketuntasan
Hasil analisis data penelitian yang
klasikal kemampuan kognetif siswa pada
telah
siklus 2 mengalami kenaikan dari siklus 1
menunjukan
yaitu sebesar 71,5 dan 80%, tetapi masih
kemampuan kognetif mahasiswa pada
belum mencapai ketuntsan klasikal yang
setiap siklus mengalami peningkatam
diharapkan.
yang
Kenaikan
kemampuan kognetif
nilai
rata-rata
disajikan
pada
bahwa
signifikan
tabel
nilai
namun
4.1
rata-rata
katagori
ini dikarenakan
peningkatan pada siklus 1 ke 2 masih
sebelum pelaksanaan siklus 2, dosen
rendah. Hal ini disebabkan materi yang
secara intensif memberikan tugas rumah
dipelajari pada siklus 2 relatif lebih sulit
kepada
dibandingkan dengan materi pada siklus
mahasiswa
dengan
harapan
mahasiswa akan belajar terlebih dahulu
1.
Sehingga
baik
asisten
maupun
sehingga saat di kelas siswa sudah
mahasiswa kurang memahami materi
mempunyai bekal yang cukup. dosen
dengan baik.
juga memberi motivasi kepada asisten
Peningkatan kemampuan kognetif
sebaya mengenai tugas asisten pada
mahasiswa dari setiap siklus merupakan
saat pembelajaran. ini dilakukan sebagai
akibat dari penerapan asisten sebaya
upaya untuk memperbaiki pembelajaran
pada
pada siklus sebelumnya.
pembelajaran. dengan adanya asisten
pelaksanaan
praktikum
dalam
sebaya pada pelaksanaan praktikum
37
dapat mempermudah mahasiswa dalam
pembelajaran aktif
mempelajari
Partisipasi
rotating trio exchange yang merupakan
memperhatikan
model pembejaran yang mengutamakan
penjelasan asisten sebaya pada saat
aktifitas belajar siswa melalui praktikum
kegiatan praktikum dari setiap siklus
diskusi kelompok, dan demonstrasi dapat
semakin meningkat. Apabila mahasiswa
meningkatkan aktifitas belajar siswa.
mengalami
saat
SIMPULAN
mahasiswa
Hasil
materi.
mahasiswa
dalam
kesulitan
pelaksanaan dapat
pada
praktikum,
langsung
bertanya
pada
asisten
dengan
praktikum
mahasiswa
asisten
dapat
penelitian
didapatkan
kesimpulan sebagai berikut: penerapan
asistennya. Melalui kegiatan praktikum bantuan
dengan strategi
sebaya,
memperoleh
sebaya
pada
untuk
kemampuan
pelaksanaan meningkatkan
kognetif
pengalaman secara langsung, sehingga
diberikan
dapat lebih mudah memahami materi
semua proses pembelajaran yaitu dalam
yang
proses
dipelajari.
Menurut
Roestiyah
kepada
mahasiswa
percobaan,
(2008:20) belajar yang paling baik adalah
percobaan,
belajar
percobaan.
yang
melalui
pengalaman
langsung. mahasiswa yang mengalami kegiatan
belajar
sendiri
akan
mahasiswa
dan
dalam
diskusi
hasil
presentasi
hasil
Penerapan asisten sebaya pada
lebih
pelaksanaan
praktikum
dalam
memahami materi yang dipelajarinya.
pembelajaran meningkatkan kemampuan
Pembelajaran dengan kegiatan praktikum
kognetif mahasiswa. Hal ini ditunjukan
memberikan
dengan meningkatnya nilai rata-rata dan
kesempatan
mahasiswa
untuk
menyelidiki
sendiri
dipelajari. memberikan mahasiswa
Kegiatan
mengalami
dan
sesuatu
yang
praktikum
juga
kesempatan agar
kepada
lebih
aktif
ketuntasan
DAFTAR PUSTAKA
kepada
Anni.C.T.2006.
dalam
Anni.C.T.2010.
Belajar.
Psikologi
Belajar.
Semarang:UPT Unnes Press
senada dengan penelitian Arifin (2011) bahwa
Psikologi
Semarang:UPT Unnes Press
kemampuan kognetif mahasiswa. Hal ini
menyatakan
kognetif
mahasiswa pada setiap siklus.
kegiatan pembelajaran dan dapat melatih
yang
kemampuan
Arjanggi, & Supriatin. 2010. Metode
model
pembelajaran tutor teman sebaya
38
Meningkatkan berdasar
hasil
belajar
regulasi-diri.
Makara,
menyimpulkan
Mengkomunikasikan konsep fisika
sosial humaniora, Vol 2: (91-97).
melalui kegiatan Praktikum fisika
Arifin, Z. 2004. Evaluasi Pembelajaran Prinsip
Teknik
Bandung:
sederhana.
Prosedur.
PT.
dan
Jurnal
Pendidikan
Fisiska Indonesia, Vol 6 : (91-97)
Remaja
Marwoto, & Masturi.2010. Peningkatan
Rosdakarya
kualitas perkuliahan solusi deret
Arifin, & Khanafiyah.
2011. Penerapan
Melalui
pendekatan
teaching
model pembelajaran aktif melalui
assistant.Jurnal Pendidikan Fisika
strategi Rotating trio exchange
Indonesia, Vol 6:20-25.
untuk meningkatkan kemampuan Analisis
dan
aktivitas
Morrison, F.J., & Smith.1995. Education
belajar
and Cognitive Development A
siswa sma kelas x semester II
Natural Exsperiment. Journal of
Pokok
Developmental psykology, Vol 5 :
bahasan
kalor.
jurnal
Pendidikan Fisiska Indonesia, Vol
(789-799).
6: (97-100)
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Berbasis
Arikunto, S. 2007. Dasar-dasar Evaluasi
Kompetensi. Bandung: Remaja
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Rosda Karya
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian.
Nunung,
Jakarta: Rineka Cipta
Strategi
Belajar
Rachman, M. 2009. Penelitian Tindakan
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta 2008.
Pembelajaran.
Kurikulum Jakarta:
Kelas. Semarang: Unnes Press
dan
Roestiyah, N.K..2008. Strategi Belajar
Bumi
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Aksara Hamalik,
Rahayu.
O.
2009.
Proses
Belajar
&
Dwijananti.
Pengembangan
2010.
Pengaruh
Model
Pembelajaran Tutor Sebaya Tipe
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Kurnianto,
Tutor
Unnes
2006.
O.
Pengaruh
Fisika. Semarang: Jurusan Fisika
Depdiknas
Hamalik,
2003.
Sebaya Terhadap Hasil Belajar
BSNP. 2006. Silabus BSNP. Jakarta:
Djamarah.
V.
Peer Assisted Learning Strategies
2010.
(Pals) Pada Komunitas Belajar
kemampuan
Online Terhadap Hasil Belajar
39
Teknologi
Informasi
Dan
Komunikasi. Bandung. Jurusan
Supiyanto. 2002. Fisika SMA untuk SMA
Ilmu Komputer UPI
Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Rooijakkers. Ad. 1993. Mengajar dengan
Thammasena,
Sukses.Jakarta: Gramedia
Mengajar.
And
Bandung:
2009.
Metode
Penelitian
&
Muna.2009.
Pengajaran
pokok
bahasan
pesawat
sederhana
Satisfaction
of
jurnal html, Vol 5, No. 10,
dengan
Tipler. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga Winkel, WS. 1996. Psikologi Pengajaran
metode
edisi Revisi. Jakarta: Grasindo
eksperimen pada siswa sekolah dasar.Jurnal
Learning
Through Inquiry- Based Learning.
Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sukisno,
Cognitive
Second Grade Students Learned
Remaja Rosdakarya Sugiono.
2009.
development, Analytical Thinking
Sudjana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar
B.
Pendidikan
Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru Sains
Fisika
Mengembangkan
Indonesia, Vol 5: (8-13).
Laboratorium.
Sunardi. 2009. Pembelajaran Ipa Fisika
Semarang
Bilingual. Bandung: Yrama Widya Surapranata. 2004. Panduan Penulisan Tes Tertulis. Bandung: Remaja Rosda Karya
40
Kompetensi Unnes
Press: