Analisis Pengaruh Efisiensi Operasi, Kualitas Aktiva, Permodalan, Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Bank Umum Di Indonesia ( Studi Pada Bank Umum di Indonesia Periode 2006-2009)
DITO NANDA SUPRABA
DRA. ENDANG TRI WIDYARTI, M.M.
ABSTRACT This study aims to examine the effect of operating efficiency (BOPO, Net Interest Margin / NIM), asset quality (non-performing loans / NPL), capital (Capital Adequacy Ratio / CAR), and liquidity (Loan to Deposit Ratio / LDR) to profitability (return on Assets / ROA) with a study that used a commercial bank in Indonesia in the period 2006-2009. This research was conducted with purposive sampling. The samples used were 24 commercial banks in Indonesia. The data used in this study were obtained from the Indonesian Banking Directory 2006-2009. Methods of data analysis using multiple linear regression analysis to determine the effect of operating efficiency (BOPO, Net Interest Margin / NIM), asset quality (non-performing loans / NPL), capital (Capital Adequacy Ratio / CAR), and liquidity (Loan to Deposit Ratio / LDR) to profitability (Return on Assets / ROA) of commercial banks in Indonesia 2006-2009. Based on the test for normality, multicollinearity test, test heteroskedastisitas and autocorrelation test, there were no deviations from classical assumptions. This indicates that the available data has been qualified to use the model of multiple linear regression equation. From the analysis indicates that the Revenue Operations Against Operating Costs (BOPO), (Net Interest Margin / NIM) and (Non Performing Loan / NPL) have a significant effect on Return on Total Assets (ROA) at the 5% significance level. Predictive capability of the five variables to Return On Assets (ROA) of 72.4%, while the remaining 27.6% influenced by other factors not included in the research model.
Keywords : BOPO, Net Interest Margin (NIM), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR).
1
2 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Seperti diketahui bahwa fungsi bank adalah sebagai perantara keuangan (Financial
Intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (Surplus Unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (Deficit Unit) untuk berbagai tujuan. Bank memberikan jasa berupa (giro, tabungan, deposito, dll) kepada unit surplus. Unit surplus akan menerima pendapatan berupa pendapatan bunga dari pihak bank. Dana yang dihimpun dari unit surplus disalurkan kembali kepada unit defisit. Unit defisit akan membayar biaya bunga kepada pihak bank (Sinungan, 2000). Menurut Sri S. dkk. (2000) sebagai agent of trust, agent of development, serta agent of service. Sebagai perantara keuangan, maka dapat dikatakan bahwa dasar operasinya bank adalah kepercayaan, baik kepercayaan masyarakat terhadap perbankan maupun sebaliknya. Analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai sehubungan dengan pemilihan strategi perusahaan yang akan diterapkan. Dengan melakukan analisis laporan keuangan perusahaan maka pimpinan perusahaan dapat mengetahui keadaan serta perkembangan finansial perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai diwaktu lampau dan diwaktu yang sedang berjalan. Selain itu dengan melakukan analisis keuangan diwaktu lampau maka dapat diketahui kelemahan-kelemahan perusahaan serta hasil-hasil yang dianggap cukup baik dan mengetahui potensi kebangkrutan perusahaan tersebut. Dengan diketahuinya kemungkinan kesulitan keuangan yang akan terjadi sedini mungkin maka pihak manajemen dapat melakukan antisipasi dengan mengambil langkahlangkah yang perlu dilakukan agar dapat mengatasinya dengan cara meningkatkan laba perusahaan pada setiap periode tahun mendatang (Bahtiar Usman, 2003). Salah satu teknik dalam analisis laporan keuangan adalah analisis rasio keuangan (Sudarini, 2005). Analisis rasio keuangan merupakan salah satu teknik analisis laporan keuangan. Pada dasarnya, rasio-rasio keuangan disusun dengan menggabungkan angka-angka di dalam atau antara laporan laba rugi dan neraca (Mamduh dan Abdul Halim,2003). Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pihak pemerintah, dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan perusahaan, tidak terkecuali perusahaan perbankan (Sudarini, 2005). Menurut Mudrajad Kuncoro (2002) profitabilitas bank merupakan kemampuan untuk memperoleh laba suatu perusahaan. Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2001)
3 profitabilitas merupakan kemampuan suatu bank untuk menghasilkan laba selama periode tertentu yang menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva yang menghasilkan laba tersebut. Pedoman yang sering digunakan adalah rasio atau indeks yang menghubungkan antara dua data keuangan. Analisis dan interprestasi berbagai rasio tergantung pengalaman dan kemampuan analis dalam memahami kondisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan dan akan lebih baik daripada data hasil analisis data secara sendiri-sendiri. Rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas bank adalah rasio ROA (Return on Assets) dimana ROA merupakan ukuran profitabilitas bank yang umum digunakan. Selain itu, menurut Rose (1996, dalam Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002) ROA merupakan indikator manajerial bank yang mengindikasikan kemampuan manajemen dalam mengelola asetasetnya untuk memperoleh keuntungan.
1.2
Rumusan Masalah Penelitian Masalah pertama adanya fenomena gap yang menggambarkan bahwa pengaruh dari
variabel BOPO, NIM, NPL, CAR dan LDR itu bervariasi terhadap ROA yang menggambarkan perubahan yang terjadi tidak sesuai dengan teori adalah sebagai berikut : Perbandingan Variabel Penelitian (BOPO, NIM, NPL, CAR dan LDR) Terhadap ROA Rasio 2006 2007 2008 2009 BOPO (%)
2027,91
1951,26
1998,65
2022,99
NIM
(%)
141,33
146,42
143,7
138,9
NPL
(%)
56,96
41,93
37,75
36,33
CAR
(%)
523,91
484,45
424,49
445,09
LDR
(%)
1601,11
1699,99
1877,05
1759,85
45,57
49,33
42,44
43,27
ROA (%)
Sumber: Direktori Perbankan Indonesia 2006-2009 (diolah)
1. Rata-rata BOPO bank umum tahun 2008-2009 naik sebesar (1998,65 menjadi 2022,99), sedangkan rata-rata ROA tahun 2008-2009 naik sebesar (42,44 menjadi 43,27). 2. Rata-rata NIM bank umum tahun 2008-2009 turun sebesar (143,7 menjadi 138,9), sedangkan rata-rata ROA tahun 2008-2009 naik sebesar (42,44 menjadi 43,27). 3. Rata-rata NPL bank umum tahun 2007-2008 turun sebesar (41,93 menjadi 37,75), sedangkan rata-rata ROA tahun 2007-2008 turun sebesar (49,33 menjadi 42,44).
4 4. Rata-rata CAR bank umum tahun 2006-2007 turun sebesar (523,91 menjadi 484,45), sedangkan rata-rata ROA tahun 2006-2007 naik sebesar (45,57 menjadi 49,33). 5. Rata-rata LDR bank umum tahun 2007-2008 naik sebesar (1699,99 menjadi 1877,05), sedangkan rata-rata ROA tahun 2007-2008 turun sebesar (49,33 menjadi 42,44).
Masalah kedua adanya research gap adalah sebagai berikut : 1. Penelitian Sudarini (2005) menunjukkan BOPO berpengaruh positif dan
signifikan
terhadap ROA. Sedangkan penelitian Mahardian (2008) menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. 2. Penelitian Usman (2003) menunjukkan NIM berpengaruh positif terhadap ROA. 3. Penelitian Usman (2003) menunjukkan NPL berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA. Sedangkan penelitian Mawardi (2005) menunjukkan bahwa NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. 4. Penelitian Mintarti (2007) menunjukkan CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan penelitian Mahardian (2008) menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. 5. Penelitian Usman (2003) menunjukkan LDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan penelitian Mahardian (2008) menunjukkan bahwa LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.
1.3
Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan penelitian dan pertanyaan penelitian, maka tujuan
penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut : a. Untuk menganalisis pengaruh BOPO terhadap ROA pada Bank Umum di Indonesia. b. Untuk menganalisis pengaruh NIM terhadap ROA pada Bank Umum di Indonesia. c. Untuk menganalisis pengaruh NPL terhadap ROA pada Bank Umum di Indonesia. d. Untuk menganalisis pengaruh CAR terhadap ROA pada Bank Umum di Indonesia. e. Untuk menganalisis pengaruh LDR terhadap ROA pada Bank Umum di Indonesia.
5 1.4
Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai wacana dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang akuntansi perbankan.
1.4.2 Kegunaan praktis Secara praktis, manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah a. Bagi Perbankan Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai wacana dalam pengambilan keputusan sebagai dasar untuk meningkatkan laba. b. Bagi Emiten Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam bidang keuangan terutama dalam rangka memaksimumkan kinerja bank agar dapat terus bertahan dan mempunyai return yang besar. c. Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.
6 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori Pada landasan teori akan dijelaskan tentang pengaruh Efisiensi Operasi (BOPO,
NIM), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return on Assets (ROA). Menurut penelitian Wisnu Mawardi (2005) menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif terhadap ROA. NPL berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA, BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA. NIM berpengaruh positif terhadap ROA. Dan menurut Hesti Werdaningtyas (2002) LDR berpengaruh negatif terhadap ROA.
2.1.1 Definisi Bank Fungsi bank secara lebih spesifik menurut (Susilo, Sri. Y dkk, 2000) adalah : 1. Agent of trust Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan. 2. Agent of development Kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter dan sektor riil, tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut berinteraksi saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Karena kelancaran kegiatan investasi-distribusi-konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat. 3. Agent of service Selain melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa yang lain kepada masyarakat, diantaranya jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian tagihan.
Bank Umum menurut (Susilo, Sri. Y dkk, 2000) dan Kasmir (2004): Bank umum sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1998 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Prinsip syariah disebut juga prinsip bagi hasil, secara umum dengan diundangkannya UU No. 10 Tahun 1998 tersebut bank umum yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional dapat juga melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah melalui:
7 1. Pendirian kantor cabang atau kantor di bawah kantor cabang baru; atau 2. Pengubahan kantor cabang atau kantor di bawah kantor cabang yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional menjadi kantor yang melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah. Bank umum yang sejak awal kegiatannya berdasarkan prinsip syariah tidak diperbolehkan melakukan kegiatan usaha secara konvensional. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan diseluruh wilayah. Adapun beberapa kegiatan-kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank umum adalah: 1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. 2. Memberikan kredit 3. Memberikan surat pengakuan hutang dll.
2.1.2 Profitabilitas (Return on asset / ROA) Profitabilitas juga dapat diartikan kemampuan bank untuk mendapatkan revenue dan profit dalam jangka waktu tertentu dengan menggunakan tenaga kerja, aset dan modal (Seiford dalam Rindathmono, 2005). Rasio yang
digunakan untuk mengukur dan
membandingkan kinerja profitabilitas bank adalah return on assets (ROA) dan return on equity (ROE). Namun rasio yang sering digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah ROA. Hal ini karena ROA merupakan indikator yang umum digunakan oleh Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan yang lebih mementingkan aset yang dananya dari masyarakat (Dendawijaya, 2000).
2.1.3 Efisiensi Operasi (BOPO dan Net Interest Margin / NIM) Menurut Teguh Pudjo Mulyono (1995) efisiensi operasi merupakan kemampuan bank dalam memanfaatkan dana yang dimiliki dan biaya yang dilakukan untuk mengoperasikan dana tersebut. Rasio efisiensi bank dapat diukur dengan rasio Net Interest Margin (NIM) dan rasio biaya operasional dengan pendapatan operasional (BOPO) (Mabruroh, 2004). Sedangkan rasio NIM digunakan mengukur sejauh mana efisiensi diperoleh dengan membandingkan antara pendapatan bunga bersih dengan aktiva produktif yang dimiliki (Mabruroh, 2004).
8 2.1.4 Kualitas Aktiva (Non Performing Loan / LDR) Kualitas aktiva digunakan untuk menunjukkan kualitas aset sehubungan dengan resiko kredit yang dihadapi bank akibat pemberian kredit dan investasi dana bank pada portofolio yang berbeda (Mudrajad dan Suhardjono, 2002).
2.1.5 Permodalan (Capital Adequacy Ratio / CAR) Menurut Wisnu Mawardi (2005) aspek permodalan diproksikan melalui rasio Capital Adequacy Ratio (CAR). Rasio ini juga dapat digunakan untuk menilai kecukupan modal yang dimiliki oleh bank (Lukman Dendawijaya, 2005).
2.1.6 Likuiditas (Loan to Deposit Ratio / LDR) Menurut Teguh Pudjo Mulyono (1995), likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi semua kewajibannya pada saat ditagih. Untuk menilai tingkat likuiditas bank dalam jangka pendek menggunakan dua rasio yaitu Giro Wajib Minimum (GWM) dan Basic Surplus. Sedangkan tingkat likuiditas dalam jangka panjang digunakan rasio likuiditas, indeks likuiditas dan Loan to Deposit Ratio (LDR) (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002).
9 2.2
Penelitian terdahulu Secara ringkas, penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel dibawah
berikut ini :
Ringkasan Penelitian Terdahulu Peneliti
Judul
Hesti Werdaningtyas (2002)
faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank take over pramerger di Indonesia.
Bahtiar Usman (2003)
analisis rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba pada bankbank di Indonesia.
Variabel Penelitian -Dependen ROA -Independen Pangsa pasar, Pangsa kredit, Pangsa dana, CAR, LDR.
Metode Analisis Regresi berganda, Ekonomet rika
-Dependen: Earning after income tax but before extraordinary item -Independen: Rasio Likuiditas, Rentabilitas, Efisiensi Usaha, Resiko Usaha, Permodalan
regresi linear berganda dengan model Logit
Hasil Penelitian Hasil dari penelitian ini adalah pangsa pasar tidak berpengaruh terhadap profitabilitas, sedangkan variabel CAR mempunyai pengaruh positif terhadap profitabilitas dan LDR berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.
NIM dan LDR berpengaruh positif terhadap laba bank; kecukupan permodalan dan NPM berpengaruh negatif terhadap laba bank dimasa datang; sementara NPL tidak berpengaruh terhadap laba bank.
10 Tarmizi Achmad dan Willyanto Kartiko Kusuno (2003)
Sudarini (2005)
rasio-rasio keuangan sebagai indikator dalam memprediksi potensi kebangkrutan perbankan di Indonesia
CAR, RORA, COM, ROA, LDR
Logit regression
faktor-faktor yang berkaitan dengan kualitas aktiva produktif (CAR) dan rentabilitas (ROA) sangat berpengaruh terhadap kebangkrutan suatu bank
-Dependen: Penggunaan perubahan laba Rasio -Independen: Keuangan CAMEL Dalam Memprediksi Laba Pada Masa yang Akan Datang (Studi Kasus di Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)
Regresi Liner Berganda
NIM dan BOPO berpengaruh signifikan positif terhadap laba satu tahun kedepan. Sedangkan ROA, CAR, NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba
11 Wisnu Mawardi (2005)
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan bank umum di Indonesia (Studi kasus pada bank umum dengan total Asset kurang dari 1 Trillyun).
-Dependen ROA -Independen NIM, BOPO, NPL, CAR
Regresi Berganda
Hasil dari penelitianya menunjukkan bahwa keempat variable NPL, BOPO, serta NIM secara bersama mempengaruhi kinerja bank umum. Variable NIM mempunyai pengaruh positif terhadap ROA, sedangkan variable BOPO dan NPL, mempunyai pengaruh negatif terhadap ROA. Variable CAR tidak berpengaruh terhadap ROA. Dari keempat variabel, yang paling berpengaruh terhadap ROA adalah variabel NIM.
Mintarti (2007)
Implikasi Proses TakeOver Bank Swasta Nasional Go Public Terhadap Tingkat Kesehatan Dan Kinerja Bank
-Dependen: ROA -Independen: CAR, BOPO, LDR, NPL
Regresi Linier Berganda
Variabel CAR, BOPO, LDR, NPL mempunyai pengaruh signifikan terhadap ROA atas bank umumswasta nasional take-over. CAR, BOPO, NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, sedangkan LDR berpengaruh positif tidak signifikan CAR, NIM dan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan BOPO berpengaruh signifikan negatif dan NPL berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA
Mahardian (2008)
Analisis -Dependen: Regresi Pengaruh ROA Liner CAR, BOPO, -Independen: Berganda NPL, NIM, CAR, NPL, dan LDR NIM, terhadap ROA BOPO,LDR (Studi Kasus Pada Bank Umum di Indonesia Periode Juni 2002-Juni 2007) Sumber: Berbagai jurnal yang digunakan untuk penelitian
12 2.3
Kerangka Pemikiran Penelitian Berdasarkan pada variabel-variabel sebagai dasar kerangka pemikiran teoritis, maka
akan dijelaskan tentang pengaruh Efisiensi Operasi (BOPO, NIM), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return on Assets (ROA). Kerangka Pemikiran Teoritis
Efisiensi Operasi (BOPO) H1 (-)
Efisiensi Operasi net interest margin (NIM)
H2 (+)
Kualitas Aktiva Non Performing Loan (NPL)
H3 (-)
Permodalan Capital Adequacy Ratio (CAR)
H4 (+)
Likuiditas Loan to Deposit Ratio (LDR)
Profitabilitas Bank return on asset (ROA)
H5 (+)
Sumber: Mahardian (2008); Mawardi (2005); Sudarini (2005); Usman (2003); Werdaningtyas (2002);
2.4
Hipotesis Berdasarkan tujuan penelitian, rumusan masalah yang diajukan, telaah kajian teori
penelitian terdahulu dari kerangka pemikiran, maka hipotesis kerja yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. H1.1 = BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA. 2. H1.2 = NIM berpengaruh positif terhadap ROA. 3. H1.3 = NPL berpengaruh negatif terhadap ROA.
13 4. H1.4 = CAR berpengaruh positif terhadap ROA. 5. H1.5 = LDR berpengaruh positif terhadap ROA.
14 METODE PENELITIAN
3.1
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Secara ringkas, Variabel dan Definisi Operasional diatas dapat dilihat pada tabel
dibawah berikut ini:
Variabel dan Definisi Operasional No
1.
No
1.
2.
3.
4.
Variabel
Definisi
Dependen
Operasional
ROA
Rasio antara laba sebelum pajak terhadap total asset (total aktiva)
RASIO
Variabel
Definisi
Skala
Independen
Operasional
BOPO
Rasio antar biaya operasional terhadap pendapatan operasional
RASIO
Rasio antar pendapatan bunga bersih terhadap ratarata aktiva produktif
RASIO
Rasio antar total kredit yang bermasalah dibagi dengan total kredit Rasio antar jumlah modal sendiri terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
RASIO
NIM
NPL
CAR
Skala
Pengukuran
ROA = Laba Sebelum Pajak Rata-rata Total Aset
X 100%
Pengukuran
BOPO = Total Beban Operasional
X 100% Total Pendapatan Operasional
NIM = Pendapatan Bunga Bersih
X 100% Rata-rata Aktiva Produktif
RASIO
NPL = Kredit Bermasalah Total Kredit
CAR = Modal ATMR
X 100%
X 100%
15 5.
LDR
Rasio antar total kredit yang diberikan dengan total dana pihak ketiga (giro, tabungan dan deposito)
RASIO
LDR = Kredit Dana Pihak Ketiga
X 100%
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia, 2001
3.2
Populasi dan Sampel Menurut Sugiyono (2006) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum yang ada di Indonesia yang terdaftar dalam Direktori Perbankan Indonesia periode 2006-2009 yaitu sebanyak 24 bank. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode “purposive sampling”. Menurut Sugiyono (1999) dan Almilia dan Herdiningtyas (2005), teknik “purposive sampling” merupakan teknik mengambil sampel dengan menyesuaikan berdasar kriteria atau tujuan tertentu (disengaja). Kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel penelitian meliputi: a) Bank umum di Indonesia yang menyajikan laporan keuangan selama tahun 2006 sampai dengan 2009 dan disampaikan kepada Bank Indonesia. b) Bank umum konvensional di Indonesia selama tahun 2006 sampai dengan 2009. c) Bank umum yang memiliki ROA positif selama tahun 2006 sampai dengan 2009.
3.3
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa data kinerja keuangan
perusahaan yang meliputi data Laba sebelum pajak, total aktiva, rasio BOPO, NIM, NPL, CAR dan LDR. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Direktori Perbankan Indonesia periode 2006-2009.
16 3.4
Metode Analisis Data
1. Dokumentasi Menurut Suharsimi Arikunto (1998), metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. Atau dengan kata lain, metode untuk mengumpulkan data sekunder. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer maupun pihak lain. Data tersebut diperoleh dari Bank Indonesia Semarang. 2. Studi Pustaka Metode dalam pengumpulan data menggunakan studi pustaka yang merupakan metode pengumpulan data yang diperoleh dengan cara membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian dahulu dan tinjauan pustaka serta literatur-literatur lainnya yang dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk pengujian hipotesis dan model analisis.
3.5
Metode Analisis Metode yang dipakai dalam menganalisis variabel-variabel dalam penelitian ini
adalah menggunakan regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda (Multiple Regression Analysys) ini digunakan untuk menguji pengaruh rasio keuangan terhadap ROA, yang sebelumnya dilakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik. Pengujian yang dilakukan secara lengkapnya meliputi: 1. Uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi. 2. Analisis regresi berganda. 3. Koefisien Determinasi R2 4. Uji hipotesis yang terdiri dari uji statistic t dan uji statistic f. Adapun model dasar dari regresi linier berganda dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut (Ghozali, 2005): Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4 +b5X5 + e dimana = Y
= Return on Asset (ROA) perbankan di BEJ
a
= konstanta
X1
= Biaya Operasi/Pendapatan Operasi (BOPO)
X2
= Net Interest Margin (NIM)
17 X3
= Non Performing Loan (NPL)
X4
= Capital AdequacyRatio (CAR)
X5
= Loan to Deposit Ratio (LDR)
b1, …, b5
= Koefisien regresi
e
= error term Suatu penelitian harus memenuhi asumsi regresi linier klasik atau asumsi klasik, yaitu
tidak terjadi gejala multikolinearitas, heteroskedastisitas, autokolerasi, dan memiliki distribusi yang normal maupun mendekati normal, sehingga didapatkan hasil penelitian yang Best Linier Unbased Estimation (BLUE).
18 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Analisis Berdasarkan output SPSS secara parsial pengaruh dari kelima variabel yaitu BOPO,
NIM, NPL, CAR dan LDR terhadap ROA ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:
Tabel Koefisien Regresi Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
3.591
.612
BOPO
-.035
.006
NIM
.314
NPL
Standardized Coefficients Beta
t
Sig. 5.867
.000
-.336
-5.466
.000
.033
.618
9.495
.000
-.154
.048
-.197
-3.195
.002
CAR
.007
.008
.051
.870
.387
LDR
-.007
.004
-.101
-1.598
.114
a. Dependent Variable: ROA
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 17.0 Dari hasil analisis regresi, tampak bahwa konstanta sebesar 3,591 menyatakan jika variabel independen dianggap konstan, maka rata-rata ROA sebesar 3,591%. Dari kelima variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi, variabel CAR dan LDR tidak signifikan. Hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansi untuk CAR sebesar 0,387 dan LDR sebesar 0,114 jauh diatas 0,05. Sedangkan BOPO, NIM dan NPL signifikan pada 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel ROA dipengaruhi oleh BOPO, NIM dan NPL dengan persamaan regresi berganda sebagai berikut: ROA = 3,591- 0,035 BOPO + 0,314 NIM – 0,154 NPL+ 0,007 CAR – 0,007 LDR
4.2
Hasil Uji R2 Koefisien determinasi (R2 atau R Square) dilakukan untuk mendeteksi seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Sebaliknya, nilai R2 yang mendekati satu menandakan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2005). Kelemahan mendasar penggunaan R2 yaitu bias terhadap jumlah
19 variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Oleh karena itu nilai yang digunakan untuk mengevaluasi model regresi terbaik adalah adjusted R² karena dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.
Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi b
Model Summary
Std. Error of the Model 1
R
R Square .859
a
Adjusted R Square
.738
Estimate
.724
.62318
Durbin-Watson 1.814
a. Predictors: (Constant), LDR, NPL, CAR, BOPO, NIM b. Dependent Variable: ROA
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 17.0 Berdasarkan output SPSS model summary diperoleh nilai adjusted R2 sebesar 0,724 atau 72,4%. Hal ini berarti 72,4% variasi ROA dapat dijelaskan oleh variasi dari kelima variabel independen yaitu BOPO, NIM, NPL, CAR dan LDR, sedangkan sisanya sebesar 27,6% (100% - 72,4%) dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.3
Intepretasi Hasil Pada bagian ini akan dipaparkan pembahasan mengenai hasil analisis yang telah
dilakukan. Hasil analisis tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Intepretasi Hasil Pengujian Statistik untuk Hipotesis Satu Hipotesis pertama yang diajukan menyatakan bahwa Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi (BOPO) berpengaruh negatif terhadap Return on Assets (ROA). Dari hasil penelitian diperoleh koefisien regresi variabel BOPO dengan arah negatif sebesar – 0,035 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000, dimana nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 karena lebih kecil daripada 0,05. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA dapat diterima dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jika BOPO meningkat maka laba semakin menurun. Tingkat efisiensi bank dalam menjalankan operasinya berpengaruh terhadap tingkat pendapatan yang dihasilkan oleh bank. Jika kegiatan operasional dilakukan dengan efisien maka laba yang dihasilkan bank
20 tersebut akan naik. Selain itu, besarnya rasio BOPO juga disebabkan karena tingginya biaya dana yang dihimpun dan rendahnya pendapatan bunga dari penanaman dana. Semakin besar BOPO, maka akan semakin kecil atau menurun kinerja keuangan perbankan, begitu juga sebaliknya, jika BOPO semakin kecil maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perbankan semakin meningkat atau membaik. Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian dari Mahardian (2008) yang menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA.
2. Intepretasi Hasil Pengujian Statistik untuk Hipotesis Dua Hipotesis kedua menyatakan bahwa net interest margin (NIM) berpengaruh positif terhadap return on asset (ROA). Dari hasil penelitian diperoleh koefisien regresi variabel NIM dengan arah positif diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,314, dengan nilai signifikansi sebesar 0,000, dimana nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 karena lebih kecil daripada 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa NIM memiliki pengaruh positif terhadap ROA serta signifikan. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa net interest margin memiliki pengaruh yang positif terhadap Return on Asset diterima. Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian dari Usman (2003), Mahardian (2008) dan Mawardi (2005), yang menyatakan bahwa net interest margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap return on asset. Hal ini berarti kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan bunga bersih berpengaruh terhadap tingkat pendapatan bank akan total assetnya. Bunga bersih merupakan salah satu komponen pembentuk laba (pendapatan), karena laba merupakan komponen pembentuk return on asset, maka secara tidak langsung jika pendapatan bunga bersih meningkat maka laba yang dihasilkan bank juga meningkat, sehingga akan meningkatkan kinerja keuangan bank tersebut.
3. Intepretasi Hasil Pengujian Statistik untuk Hipotesis tiga Hipotesis ketiga yang diajukan menyatakan bahwa Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap Return on Assets (ROA). Dari hasil penelitian diperoleh koefisien regresi variabel NPL dengan arah negatif sebesar – 0,154 dengan nilai signifikansi sebesar 0,002, dimana nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 karena lebih kecil daripada 0,05. Sehingga perubahan rasio NPL terbukti dapat digunakan untuk memprediksi ROA pada bank umum periode penelitian 2006-2009. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan NPL berpengaruh negatif
21 terhadap ROA dapat diterima. NPL berpengaruh negatif terhadap ROA secara signifikan. Hasil ini sama dengan hipotesis yang menyatakan bahwa NPL berpengaruh negatif terhadap ROA. Berdasarkan tabel deskriptif statistik, nilai ratarata NPL sebesar 1,80% menunjukkan bahwa secara umum bank umum memiliki NPL diatas standar minimum dari nilai yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar 5% maka dimungkinkan bahwa laba bank masih akan dapat meningkat walaupun NPL naik dengan cara meningkatkan LDR karena berdasarkan tabel, nilai LDR (72,27%) masih dibawah ketentuan Bank Indonesia (80%-110%). Sedangkan menurut Sarifuddin (2005), laba dapat meningkat walau NPL naik jika: 1. Total pinjaman juga naik (sesuai data penelitian LDR naik) sehingga bunga pinjaman yang tidak terbayar karena NPL dapat tertutup oleh kenaikan bunga pinjaman akibat realisasi pinjaman baru atau suplesi/perubahan pinjaman. 2. Terjadi trend kenaikan suku bunga pinjaman yang tidak diimbangi kenaikan suku bunga simpanan yang sepadan, sehingga pendapatan bunga pinjaman meningkat lebih tinggi dibanding peningkatan bunga pinjaman. 3. Adanya efisiensi biaya-biaya diluar biaya bunga yang dapat menutup penurunan pendapatan bunga akibat NPL. 4. Peningkatan pendapatan diluar bunga atau free base income yang mampu menutup penurunan pendapatan bunga karena NPL. 5. Tumbuhnya pendapatan dari angsuran pinjaman yang telah hapus buku atau NPL lama, maupun adanya pendapatan dari pencadangan penghapusan aktiva produktif (PPAP) dari NPL yang membaik kembali kualitasnya. Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian dari Mawardi (2005) yang menunjukkan bahwa NPL berpengaruh negatif terhadap perubahan laba.
4. Intepretasi Hasil Pengujian Statistik untuk Hipotesis Empat Hipotesis keempat yang diajukan menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap Return on Assets (ROA). Dari hasil penelitian diperoleh koefisien regresi untuk variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) pada bank umum sebesar 0,007 dengan nilai signifikansi sebesar 0,387, dimana nilai ini tidak signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 karena lebih besar daripada 0,05. Dengan demikian hipotesis keempat yang menyatakan CAR berpengaruh positif terhadap ROA ditolak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jika CAR meningkat maka laba juga semakin meningkat sehingga ROA semakin meningkat. CAR yang
22 semakin rendah menyebabkan turunnya kepercayaan masyarakat. Hal ini disebabkan karena salah satu fungsi modal adalah untuk menjaga kepercayaan masyarakat (Sinungan, 2005). Modal bank digunakan untuk menjaga kepercayaan masyarakat, khususnya masyarakat peminjam. Kepercayaan masyarakat dapat terlihat dari besarnya dana pihak ketiga yang harus melebihi jumlah setoran modal dari pemegang saham. Kepercayaan masyarakat amat penting artinya bagi bank karena dengan demikian bank akan dapat menghimpun dana untuk keperluan operasional. Ini berarti modal dasar bank akan bisa digunakan untuk menjaga posisi likuiditas dan investasi dalam aktiva tetap. Sebaliknya semakin tinggi CAR yang dicapai oleh suatu bank menunjukkan kinerja bank semakin baik karena bank tersebut mampu untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko dengan kecukupan modal yang dimilikinya. Dengan kata lain, semakin kecil risiko suatu bank maka semakin meningkat keuntungan yang diperoleh (Kuncoro, 2002) Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian dari Mahardian (2008) yang menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.
5. Intepretasi Hasil Pengujian Statistik untuk Hipotesis Lima Hipotesis kelima yang diajukan menyatakan bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh negatif terhadap Return on Assets (ROA). Dari hasil penelitian diperoleh koefisien regresi variabel LDR dengan arah negatif sebesar – 0,007 dengan nilai signifikansi sebesar 0,114, dimana nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 karena lebih besar daripada 0,05. Dengan demikian hipotesis kelima yang menyatakan LDR berpengaruh negatif terhadap ROA ditolak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin rendah LDR menunjukkan kurangnya efektivitas bank dalam menyalurkan kredit. LDR yang rendah menunjukkan bank belum sepenuhnya mampu mengoptimalkan penggunaan dana masyarakat untuk melakukan ekspansi kredit. LDR yang berada di bawah target dan limitnya, maka akan dikatakan bahwa bank memelihara alat likuid yang berlebihan dan ini akan menimbulkan tekanan terhadap pendapatan bank berupa tingginya biaya pemeliharaan kas yang menganggur (Kuncoro, 2002). Sehingga dapat dikatakan bahwa bank tersebut tidak menjalankan fungsinya sebagai intermediasi dengan baik. Semakin tinggi LDR maka laba yang diperoleh oleh bank tersebut akan meningkat (dengan asumsi bahwa bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif sehingga diharapkan jumlah kredit
23 macetnya rendah). Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian dari Usman (2003) yang menunjukkan bahwa LDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA.
24 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Selama periode amatan menunjukkan bahwa data telah terdistribusi normal. Hal ini
dapat dilihat dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi yang menunjukkan bahwa tidak terdapat variabel yang menyimpang dari uji asumsi klasik. Ini mengindikasikan bahwa data yang tersedia telah memenuhi syarat untuk menggunakan model persamaan regresi linier berganda. Penelitian ini mencoba untuk meneliti bagaimana pengaruh BOPO, Net Interest Margin (NIM), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return on Assets (ROA) pada bank umum periode 2006-2009.
5.2
Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang kemungkinan dapat
mempengaruhi hasil penelitian, antara lain: 1)
Sampel perusahaan yang digunakan pada penelitian ini relatif sedikit (hanya 24 bank),
karena sampel yang diambil hanya pada bank umum konvensional yang tercatat di Bank Indonesia dan memiliki ROA positif. 2)
Periode pengamatan yang digunakan didalam penelitian ini relatif singkat yakni hanya
empat tahun yaitu dari tahun 2006 sampai 2009. 3)
Rasio-rasio keuangan bank yang digunakan sebagai dasar untuk memprediksi laba
pada periode mendatang hanya terbatas pada CAR, NPL, BOPO, NIM, LDR. 4)
Hasil juga menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen dalam mempengaruhi
variabel dependen, yakni sebesar 0,724 (72,4%) dan sisanya sebesar 27,6% (100% - 72,4%) dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
5.3
Saran 1. Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi, maka terlihat bahwa efisiensi operasi yang diproksikan dengan rasio NIM mempunyai nilai beta standardized coefficients yang paling besar dan signifikan terhadap return on asset (ROA) dengan nilai koefisien sebesar 0,618 dengan nilai signifikan 0,000. Bagi perbankan, diharapkan selalu mengawasi rasio NIM, apabila pendapatan bunga bersih yang diperoleh bank akan semakin tinggi. Dengan tingginya pendapatan bunga, maka dapat dipastikan
25 profitabilitas bank tersebut akan meningkat. Bagi emiten, Menurut Mawardi (2005) agar kinerja keuangan Bank Umum semakin baik maka para pengambil kebijakan (manajemen) perlu memperhatikan perkembangan net interest margin dari waktu kewaktu. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah penentuan suku bunga simpanan, baik giro, deposito dan tabungan, yang mana bank harus mengikuti secara cermat, seperti tingkat inflasi, suku bunga luar negeri dan juga suku bunga bank pesaing. Bagi investor rasio NIM perlu diperhatikan sebagai salah satu bahan pertimbangannya dalam menentukan strategi investasinya. 2. Kemudian rasio BOPO dengan nilai koefisien sebesar – 0,336 dan nilai signifikan 0,000. Bagi perbankan, diharapkan selalu mengawasi rasio BOPO, apabila dapat menekan biaya operasional bank, maka dapat dipastikan profitabilitas bank tersebut akan meningkat. Bagi emiten Menurut Mawardi (2005) manajemen bank perlu mengambil langkah untuk menekan biaya operasi dan meningkatkan pendapatan operasi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan validasi setiap biaya yang hendak dikeluarkan bank, apakah memang perlu dikeluarkan atau tidak, misalnya penentuan besarnya biaya promosi, dan juga menghindari bank dari denda yang dikenakan oleh Bank Indonesia. Bagi investor rasio BOPO perlu diperhatikan sebagai salah satu bahan pertimbangannya dalam menentukan strategi investasinya. 3. Kemudian rasio yang paling kecil dan signifikan terhadap terhadap return on asset (ROA) adalah rasio NPL dengan nilai koefisien sebesar – 0,197 dengan nilai signifikan 0,002. Bagi perbankan, diharapkan selalu mengawasi rasio NPL, apabila dapat mengurangi terjadinya kredit bermasalah, maka dapat dipastikan profitabilitas bank tersebut akan meningkat. Bagi emiten Menurut Mawardi (2005) pengambil kebijakan perlu menjaga agar jumlah non performing loan tidak membengkak, atau maksimal sebesar ketentuan Bank Indonesia yakni 5%. Karena non performing loan yang semakin meningkat akan meningkatkan biaya cadangan aktiva produktif. Hal ini dapat dilakukan dengan cara setiap pelepasan pinjaman bank wajib memenuhi aturan bank teknis perihal kebijakan kredit. Bagi investor rasio NPL perlu diperhatikan sebagai salah satu bahan pertimbangannya dalam menentukan strategi investasinya. 4. Dengan kemampuan memprediksi sebesar 72,4 %
yang ditunjukkan dari nilai
Adjusted R Square berarti sisanya sebesar 27,6% (100% - 72,4%) masih ada pengaruh dari variabel-variabel yang tidak diteliti. Menurut Sarifudin (2005) yang mengacu pada penelitian terdahulu (Machfoedz, 1994; Nur Fadjrih Asyik dan Sulistyo, 2000 dan Bahtiar Usman, 2003) variabel independen yang mempengaruhi perubahan laba
26 seperti rasio manajemen bank, kualitas aktiva produktif, Dividend to net income (DIV/NI) juga di ikut sertakan dalam penelitian mendatang dan juga perlu memperluas obyek penelitian pada seluruh bank umum di Indonesia.
27 DAFTAR PUSTAKA
Achmad, T. Kusuno. 2003. Analisis Rasio-Rasio Keuangan sebagai Indikator dalam Memprediksi Potensi Kebangkrutan Perbankan Indonesia. Media Ekonomi dan Bisnis, Vol. XV, No. 1, Juni, hal. 54-75. Aryanti, Lilis Erna. 2010. Analisis Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO, ROA, dan Kualitas Aktiva Produktif
Terhadap Perubahan Harga (Studi Kasus Pada Bank
Umum di Indonesia Periode 2004-2008). Tesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen (tidak dipublikasikan), Universitas Diponegoro. Bahtiar Usman. 2003. Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Bank-Bank di Indonesia. Media Riset Bisnis dan Manajemen, Vol. 3, No. 1, April, 2003, hal. 59-74. Bambang Riyanto. Dasar Dasar Pembelajaran Perusahaan. Edisi 4, Yogyakarta, BPFEYogyakarta, 1995. Gujarati, Damodar N., 1995, Basic Econometrics, Edisi 3, Mc-Grawhill, New York. Hesti Werdaningtyas, 2002. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Take Over PraMerger di Indonesia. Jurnal Manajemen Indonesia Vol. 1, No.2, P: 24 – 39. Imam Ghozali, 2005. Analisis Multivariate dengan Menggunakan Program SPSS. Penerbit: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Kasmir. Manajemen Perbankan. PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2003. Luciana Spica Almilia dan Winny Herdiningtyas, 2005. Analisis Rasio CAMEL terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan Periode 2000-2002. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7, No. 2, P: 131 – 147. Lukman Dendawijaya, 2005. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia, Jakarta. Mabruroh, 2004. Manfaat dan Pengaruh Rasio Keuangan dalam Analisis Kinerja Keuangan Perbankan. BENEFIT, Vol. 8, No. 1. Mahardian, Pandu. 2008. Analisis Pengaruh CAR, BOPO, NPL, NIM, dan LDR terhadap ROA (Studi Kasus Pada Bank Umum di Indonesia Periode Juni 2002-Juni 2007). Tesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen (tidak
dipublikasikan),
Universitas Diponegoro. Mamduh. M. Hanafi, 2001. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta. Mintarti, Sri. 2007. Implikasi Proses Take-Over Bank Swasta Nasional Go Public Tehadap Tingkat Kesehatan Dan Kinerja Bank. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 13, No. 2 Mei 2009, hal. 346-358.
28 Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002. Manajemen Perbankan : Teori dan Aplikasi, Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta. Muljono, Teguh Pudjo. 1995. Bank Budgeting Profit Planning Controlnalisa Laporan Keuangan Untuk Perbankan. Edisi 1, cetakan 1, BPFE Yogyakarta, 1996. Payamta, Machfoedz, 1999, Evaluasi Kinerja Perusahaan Perbankan Sebelum dan Sesudah menjadi Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta (BEJ), KELOLA, No, 20/VIII. Sarifudin, Muhamad. 2005. Analisis Pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap
perubahan
laba (Studi Empiris: Pada industri perbankan yang listed di BEJ periode 20002002). Tesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen (tidak
dipublikasikan),
Universitas Diponegoro. Siamat, Dahlan, 2002, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi 2, Lembaga Penerbitan FEUI, Jakarta. Simorangkir, O.P. 2004 Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Nonbank. Ghalia Indonesia, Jakarta. Singgih Santoso. (1999). SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Penerbit PT Elex Media Komputindo-Kelompok Gramedia. Jakarta. Sinungan, Muchdarsyah. 2000. Manajemen Dana Bank. Edisi Kedua. Bumi Aksara, Jakarta. Sudarini. 2005. Penggunaan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Laba Pada Masa yang Akan Datang (Studi Kasus di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEJ. Journal Akuntansi dan Manajemen. Vol. XVI, No. 3, Desember, hal. 195-207. Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung, Alfabeta. Suharsimi Arikunto, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Penerbit: PT Rineka Cipta, Jakarta. Surat Edaran Bank Indonesia No.3/30/DPNP tahun 14 Desember 2001. Susilo, Sri, Sigit Triandaru, A. Totok Budi Santoso, 2000, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Salemba Empat, Jakarta. Tarmizi dan Wilyanto, 2003. Analisis Rasio – Rasio Keuangan sebagai Indikator Dalam Memprediksi Kebangkrutan Perbankan Di Indonesia. Media Ekonomi dan Bisnis, Vol. XV, No. 1 Juni 2003, P: 54 – 75. Wisnu Mawardi, 2005. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia. Jurnal Bisnis Strategi Vol. 14, No.1, P: 83 – 94.