ANALISIS PRODUKSI TERHADAP PROGRAM SINETRON TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SERIES (Episode 402 dan 403)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Disusun Oleh : SUCI NURUL KHAIRIYAH NIM : 109051000215
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M / 1434 H
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memeperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juli 2013
Suci Nurul Khairiyah
i
ANALISIS PROGRAM SINETRON TUKANG BUBUR NAIK HAJI
THE SERIES (EPISODE 402 DAN 403)
Slcripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana KomwUkasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Suci Nurul Khairiyah
NIM: 109051000215
Pernbirnbing
till .s~ar
~ M.A
NIP. 19620626 199403 1 002
JURUSAN- KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013/1434H
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi dengan Judul ANALISIS PRODUKSI TERHADAP PROGRAM
SINETRON TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SERIES (Episode 402 403), telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 25 Juli 2013. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu KOl11unikasi Islam (S.Kom.l) pada Jurusan Komunikasidan Penyiaran Islam.
Jakarta, 25 Juli 2013 Sidang Munaqasyab Ketua Merangkap Anggota
Sekretaris Merangkap Anggota
Drs. Jumroni, M.Si NIP. 19630515 1992031 1 006
02
Anggota Penguji II
Penguji I
-
Dr. Armawati Arbi, M.Si NIP. 19650207 199103 2 002
Iskandar Tnlaksono, SE., MM NIP. 19590605 198303 1 003
Pembimbing
D . H. Sunandar, MA
NIP. 19620626 199403 1 002
ABSTRAK SUCI NURUL KHAIRIYAH ANALISIS PRODUKSI PROGRAM SINETRON TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SERIES (Episode 402 dan 403) Kini televisi menjadi media dalam menyampaikan dakwah. Tayangan sinetron yang bertema religi/Islami salah satu bentuknya. Menyampaikan pesan dakwah melalui media televisi sangat efektif karena pesan yang disampaikan dalam bentuk audio (suara) dan visual (gambar) terlebih televisi merupakan media yang sangat dekat dengan masyarakat. Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series yang diproduksi PT. Sinemart merupakan salah satu sinetron yang bertema religi/Islami yang mempunyai tujuan untuk menyampaikan pesan dakwah namun juga hiburan. Cerita yang diangkat merupakan komodifikasi realita masyarakat sehari-hari sehingga pesan yang ingin disampaikan akan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. penelitian ini ingin mengetahui Bagaimana proses produksi terhadap program sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series?, kemudian apa saja faktor penghambat yang dialami pihak-pihak terkait dalam proses produksi sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series? Pendekatan kualitataif yang bersifat deskriptif digunakan dalam penelitian ini, yaitu menggambarkan keadaan sebenar-benarnya. Sebagai penelitian lapangan, peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam terhadap pihak-pihak terkait dalam proses produksi sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series dan faktor penghambat yang dialami pihak-pihak terkait. Selain itu peneliti juga melakukan observasi langsung untuk melihat jalannya proses shooting juga editing untuk episode yang sedang diteliti. Serta melihat langsung dokumendokumen yang terkait dalam proses penelitian seperti skenario, jadwal pengambilan gambar dan daftar kerabat kerja yang bertugas. Tahapan pelaksanaan produksi suatu program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang dan juga biaya yang tidak sedikit. Proses produksi sinetron ini, dapat dilihat melalui enam tahapan dalam pembentukan konstruksi sosial media massa dalam produksi sinetron bertema religi/Islami. Dimulai dari tahapan penyiapan, pemilihan realitas, pembingkaian skenario, pembentukan realitas subjektif, pengemasan realitas simbolik, dan terakhir tahap penentapan realitas objektif. Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series salah satu sinetron yang bertema religi/Islami bertujuan ingin menyampaiakan dakwah juga hiburan sehingga di kemas dengan menarik agar dapat diterima oleh mayarakat. Ada enam tahapan produksi dalam sinetron ini yaitu dimulai dari tahapan pertama merupakan penyiapan komponen komunikasi, tahapan kedua merupakan proses pemilihan realitas sinetron, tahapan ketiga merupakan proses membingkai realitas menjadi rencana naskah skenario yang akan digunakan dalam produksi sinetron, tahapan keempat merupakan naskah skenario yang telah jadi yang siap dugunakan dalam produksi sinetron. Tahapan kelima merupakan hasil dari produksi sinetron yang sudah tayang di televisi, tahapan kenam merupakan tahap evaluasi dalam produksi sinetron.
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah memberikan berbagai macam nikmat dan kemudahan dalam kehidupan. Yang dengan ke-Maha Rahiman-Nya, menuntun penulis bertemu dengan orang-orang yang Shaleh dan memberi petunjuk ke jalan yang benar melalui tangan-tangan mereka. Shalawat teriring salam selalu tercurahkan untuk baginda nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga serta para sahabatnya dan kita umatnya. Alhamdulillah, penulis telah menyelesaikan skripsi berjudul “ANALISIS PRODUKSI PROGRAM SINETRON TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SERIES” yang dalam isinya penulis menyadari masih jauh dari sempurna. Namun dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, penulis meyakini bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Maka penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada: 1. Ayahanda dan Ibunda tercinta, Bapak Heriawan S.Pd dan Ibu Isticharoh, terimakasih atas segala do’a, kesabaran serta kasih sayang untuk penulis. Semoga beliau selalu dalam lindungan Allah SWT. 2. Dekan Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM), Bapak Dr. Arif Subhan, M.A, serta Pembantu Dekan Bidang Akademik, Bapak Drs. Wahidin Saputra, M.A, Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum, Bapak Drs. Mahmud Jalal, M.A, dan Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan, Bapak Drs. Study Rizal LK, M.A.
ii
3. Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), Bapak Drs. Jumroni, M.si, serta sekretaris Jurusan KPI Ibu Hj. Umi Musyarofah, M.A. 4. Bapak Dr. H. Sunandar, M.A, selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Dosen dan staf pengajar FIDKOM yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan kesabaran dalam mendidik selama penulis menjalani studi. 6. Bagian administrasi dan tata usaha yang telah banyak membantu memberi kemudahan dalam penyelesaian administrasi. Serta segenap pegawai Perpustakaan Utama dan Perpustakaan FIDKOM, atas kemudahan penulis mengakses buku-buku penunjang sebagai referensi dalam penelitian ini. 7. Pihak rumah produksi sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series, PT Sinemart, Mba Dini selaku Humas PT Sinemart dengan izin beliau penulis dapat melakukan penelitian langsung di lokasi syuting sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series. 8. Penulis Ide cerita Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series, H. Imam Tantowi yang telah meluangkan waktu untuk penulis dalam menjawab pertanyaan seputar cerita sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series. 9. Seluruh kerabat kerja produksi dari tim satu, tim dua hingga tim tiga, Bapak M. Romli, mas Syaiful, Bapak H. Ucik Supra, Bapak Depi, mba Indrayanti, mba Dewi Alam, dll dan juga para pemain sinetron tukang Bubur Naik Haji the series. Terimakasih atas kebaikan hatinya untuk menerima dan memudahkan penulis dalam menyelesaikan peelitian langsung di lokasi syuting.
iii
10. Untuk kakak dan adik-adikku Hari Sandi Aprian, Hilda Khuriyah dan Ade Satriawan. 11. Untuk kokoku, Muhammad Kosasih terimakasih atas dukungan, doa dan kesediaannya mengantarku dalam melakukan penelitian ini. 12. Teman-teman kelasku KPI F selalu di hati yang wanita, yanti, yunita, popi, silvi, vinti, filza, tuti, riri, imeh, juga teman-temanku KPI F selalu di hati yang pria yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah menjadi motivator, sehingga penulis dengan segera menyelesaikan skripsi ini. Serta seluruh teman-teman KPI A, B, C, D, E, dan G angkatan 2009. 13. Semua pihak, yang tidak disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat dan terimakasih penulis. 14. Serta Anda yang sedang membaca skripsi saya ini. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya pembaca. Dan penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan. Terimakasih
Jakarta, Juli 2013 Penulis
iv
DAFTAR ISI
Abstrak
.......................................................................................................
i
Kata Pengantar .................................................................................................
ii
Daftar Isi
.......................................................................................................
v
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................
5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................
6
D. Tinjauan Pustaka ......................................................................
6
E. Metodologi Penelitian ..............................................................
8
F. Sistematika Penulisan ..............................................................
10
TINJAUAN TEORI A. Konstruksi Sosial Media atas Realitas Sosial ..........................
12
B. Perencanaan Produksi Program Televisi ..................................
16
1. Tahap Penyiapan Komponen Komunikasi ...........................
17
2.Tahap Pemilihan Realitas ......................................................
22
3.Tahap Pembingkaian Skenario ..............................................
25
4.Tahap Pembentukan Realitas Subjektif ................................
26
5.Tahap Pengemasan Realitas Simbolik ..................................
28
6.Tahap Penetapan Realitas Subjektif ......................................
29
C. Produksi Sinetron Televisi .......................................................
29
1.Pengertian Program ..............................................................
29
2.Pengertian Sinetron ...............................................................
33
v
BAB III
PT SINEMART DAN SINETRON TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SERIES A. Sekilas Tentang PT Sinemart ..................................................
40
1. Sejarah Berdiri dan Perkembangan ....................................
40
2. Program Sinetron Religi Produksi Sinemart ......................
44
B. Sekilas Tentang Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series
38
1. Latar Belakang dan Perkembangan Sinetron ....................
38
2. Daftar Pemain dalam Produksi Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series ...........................................................
44
3. Kerabat Kerja Produksi Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series ............................................................................ BAB IV
45
ANALISIS PRODUKSI TERHADAP PROGRAM SINETRON TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SERIES (EPISODE 402-403) A. Proses Produksi Program Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series .................................................................................
51
1. Tahap Penyiapan Komponen Komunikasi ........................
51
2. Tahap Pemilihan Realitas ..................................................
63
3. Tahap Pembingkaian Skenario ..........................................
65
4. Tahap Pembentukan Realitas Subjektif .............................
66
5. Tahap Pengemasan Realitas Simbolik ..............................
72
6. Tahap Penetapan Realitas Objektif ...................................
74
B. Faktor Penghambat Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series........................................................................................
vi
79
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan...............................................................................
83
B. Saran .........................................................................................
85
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
87
LAMPIRAN
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Televisi sebagai media penyampai informasi yang mampu menyajikan segala bentuk pesan melalui audio (suara) sekaligus visual (gambar) dianggap menjadi media yang efektif dalam menyampaikan berbagai pesan. Sebagai salah satu saluran penyampaian pesan yang bersifat massa, televisi mampu menyebarkan informasi secara luas, serempak serta pada khalayak yang bersifat heterogen. Televisi dengan segala kelebihannya mampu menjaring khalayak dan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam kehidupan masyarakat yang menyaksikannya.Televisi menampilkan berbagai macam tayangan yang di dalamnyaterdapatpengalaman-pengalaman yang sengaja dibuat oleh komunikator dibalik siaran televisi yang mampu memberikan ide, masukan, dan pengetahuan terhadap khalayak yang menyaksikannya.Dengan karakteristiknya yang mampu membangkitkan perasaan intim (dekat) karena mampu menyentuh langsung rangsang penglihatan dan pendengaran manusia menjadikannya layaknya hal wajib yang tidak bisa ditingggalkan oleh penontonnya. Saat
ini,
televisi
merupakan
media
dalam
melakukan
aktivitas
dakwah.Kemajuan zaman dan teknologi mengharuskan kegiatan dakwah bukan lagi hanya dilakukan melalui media mimbar.Dengan demikian, melalui media televisi mampu diakses oleh banyak pihak dalam waktu serempak serta media televisi memang dekat dengan masyarakat. Salah satu aktivitas dakwah dengan menggunakan media televisi yaitu dengan menyajikan program religi
1
2 atau keagamaan melalui media televisi yang dapat disajikan melalui berbagai macam bentuk, ada yang disajikan dalam bentuk features seperti program Mozaik Islam di Trans7, ada pula dalam bentuk dialog seperti program dakwah hati ke hati bersama mamah Dedeh di ANTV, maupun dalam bentuk ceramah seperti Indonesia Menghapal di TPI serta Damai Indonesiaku di TV One. Selain itu, dakwah melalui program religi/keagamaan di televisi, kini banyak disajikan dalam bentuk sinetron seperti tukang bubur naik haji the series yang merupakan hasil garapan dari rumah produksi Sinemart.Sebagai sebuah program hiburan, sinetron banyak dimintai masyarakat.Sinetron hadir dalam bentuk audiovisual, sehingga melalui audiovisual inilah sinetron dapat memberikan pengalaman-pengalaman baru kepada penontonnya, pengalaman itu menyampaikan berbagai aspek seperti nuansa pemikiran (kognitif), perasaan (afektif), sikap (konatif) kepada penontonnya.Akan tetapi efek yang paling signifikan adalah aspek efek terhadap kognitifnya dibandingkan aspek efek terhadap afektif dan konatif.Maka dari sinilah sinetron dapat dijadikan sebagai media komunikasi yang berfungsi sebagai media tabligh, yaitu media untuk mengajak kepada kebenaran dan kembali menginjakkan kakinya di jalan Allah SWT.1 Sajian hiburan berupa sinetron yang dibarengi pendidikan keagamaan memang bukan yang pertama kali.Beberapa rumah produksi telah melahirkan judul-judul bertemakan keagamaan, baik yang sengaja dibuat sebagai identitas dari rumah produksi tersebut, maupun karena alasan menyesuaikan dengan keinginan masyarakat, salah satunya Sinemart.Sinemart sebagai salah satu
1
Ahmad Mubarok, Psikologi Dakwah (Bandung: Benang Merah Press, 2004) h.94
3 rumah produksi terkemuka di Indonesia, telah banyak melahirkan beberapa judul sinetron yang bertemakan religi/keagamaan.Bahkan sinetron yang bertemakan religi/keagamaan yang diawali dari novel kemudian layar lebar kemudian diangkat menjadi sebuah sinetron seperti Ketika Cinta Bertasbih dan Dalam Mihrab Cinta. Kemudian kini masih dalam produksi , yakni sinetron tukang bubur naik haji the series. Cerita keseluruhan tukang bubur naik haji the series seperti menononton kehidupan masyarakat sehari-hari, yang didalamnya termasuk perilaku kita sendiri.Kita yang seolah-olah seorang dermawan sejati, padahal sebenarnya kita sangat mengharapkan pujian orang.Sebenarnya ada kecenderungan kita ingin pamer. Bagaimana kita selalu berpenampilan suci, padahal apa yang kita lakukan seringkali keji. Bahkan kepada orang yang menolong kita sekalipun.Kepalsuan-kepalsuan yang hanya kita sendiri yang tahu, selalu membuat kita tersenyum jengah. Kesemuanya disajikan secara manis dan lucu dalam serial ini. Serta tak kalah penting menambah pengetahuan keagamaan Islam dalam rangka hablumminallah dan hamblumminannas (berhubungan dengan Allah dan berhubungan dengan manusia) secara baik yang disajikan secara menyenangkan sehingga mudah diterima oleh penonton. Ada tokoh bang Sulam (Mat solar), yang penyabar, selalu tersenyum Ia memiliki usaha bubur ayam. Berkat ketekunan, keikhalasannya, usaha, doa serta sedekah, akhirnya Ia bisa naik haji dan memperbesar usaha bubur ayamnya. Bang Sulam tinggal bersama Rodiah (Uci Bing Slamet) istrinya, dan Emak (Nani Wijaya).
Tetangga
bang
Sulam,
H.Muhiddin
(Latief
Sitepu)
dan
Hj.Maemunnah (Shinta Muin), entah mengapa selalu memusuhi keluarganya.
4 Bahkan anak mereka Rumanah (Citra Kirana) dilarang berhubungan dengan Robby (Andi Arsyil), adik ipar bang Sulam. Fitnah-fitnah tentang keluarga bang Sulam pun terus berdatangan.2 Islam dalam sinetron ini, dituturkan dengan bahasa sederhana yang mudah dicerna oleh orang awam sekalipun.Pembawaan atau karakter yang dibuat dalam sinetron ini, digambarkan sedekat mungkin dengan kenyataan. Cerita dalam sinetron ini pun merupakan komodifikasi dari realita.Alur cerita yang diambil dari pengalaman-pengalaman yang terjadi di sekitar masyarakat serta pengembangan cerita menjadi nilai plus tersendiri, yang menjadikan sinetron ini sayang untuk dilewatkan. Tukang Bubur Naik Haji The Series merupakan sebuah sinetron yang ditayangkan di RCTI minggu hingga kamis pukul 19:00 s/d 22:30 WIB kecuali jumat yakni pukul 19:00 s/d 21:00 WIB karena ada tayangan X Factor Indonesia. Karena program sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series merupakan program yang diunggulkan stasiun televisi RCTI sehingga jam tayang sinetron ini berubah-ubah. Sinetron ini diproduksi oleh Sinemart. Pemainnya antaralain ialah Mat Solar, Uci Bing Slamet, Citra kirana, Aditya Herpavi Rahman dan masih banyak lagi. Sinetron ini juga mengalahkan Kemilau Cinta Karmila yang berjumlah 365 episode pada tangga 8 januari 2013, sehingga membuat sinetron ini menjadi sinetron dengan episode terbanyak urutan ke-lima di Indonesia setelah Cinta Fitri, Putri yang di Tukar, Islam KTP, dan Anugerah. Berikut ini tabel sinetron dengan episode terpanjang di Indonesia:3
2
Sinopsis Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series dalam goggle diakses 26 januari 2013Pukul 14:00 WIB 3 Deskripsi Cerita Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series dalam google. Diakses 26 januari 2013 Pukul 14:00 WIB
5 JUDUL
JUMLAH EPISODE
JUMLAH
SINETRON
KESELURUHAN
SEASON
Cinta Fitri
1002 episode
7 season
Putri yang di Tukar
676 episode
1 season
Islam KTP
558 episode
1 season
Anugerah
473 episode
1 season
Tukang Bubur Naik Haji
404 episode
1 season
The Series
(masih tayang)
Sebuah sinetron yang bukan sekedar menjadi tontonan tetapi dapat menjadikan tuntunan bagi penontonnya karena memberikan pengetahuan agama, moral serta budaya bahkan diminati masyarakat hingga bertahan dalam episode yang panjang merupakan tayangan yang baik untuk masyarakat. Maka, dari latar belakang diatas, penulis ingin melakukan analisis lebih mendalam aspek pra produksi, produksi hingga pasca produksi program sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series sehingga dapat di saksikan oleh penonton.. Berdasarkan itu pula penelitian ini, penulis beri judul “ANALISIS PRODUKSI PROGRAM SINETRON TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SERIES (EPISODE 402-403) ”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah Penelitian ini dibatasi pada proses produksi program sinetron tukang bubur naik haji the series yang diproduksi oleh PT. Sinemart pada bulan februarijuni 2013. Agar dapat mendapat hasil penelitian yang terarah dan lebih jelas, maka penulis memaparkan dua episode yang sedang berlangsung pada saat penelitian. Hal tersebut dilakukan agar dapat mewakili gambaran keseluruhan perbedaan dalam proses pra produksi, produksi, dan pasca produksi yakni dalam proses editing.
6 Sedangkan rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proses produksi terhadap program sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series, berdasarkan enam tahapan konstruksi sosial media massa? 2. Apa saja hambatan yang dialami dalam proses produksi?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah mengetahui proses pra produksi, produksi dan pasca produksi sinetron tukang bubur naik haji the series serta hambatan yang dialamai selama proses produksi sinetron tukang bubur naik haji the series. Sedangkan kegunaan yang dapat diambil dalam penelitian ini antara lain: 1. Kegunaan Akademis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan dokumentasi ilmiah untuk perkembangan ilmu pengetahuan, terutama dibidang produksi siaran TV berupa sinetron. 2. Kegunaan Praktis Pnelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan khususnya untuk penulis dan umumnya bagi para pembaca.Serta memberikan informasi kepada pihak-pihak terkait yang memiliki perhatian terhadap produksi siaran televisi khususnya sinetron. D. Tinjauan Pustaka Dalam penelitian ini sebagai penunjang hasil akhir peneliti mengkaji penelitian sebelumnya dari beberapa skripsi yang membahas tentang analisis produksi program selain sinetron yang diproduksi oleh pihak stasiun televisi
7 dan baru menemukan satu skripsi yang membahas tentang analisis produksi program sinetron melalui rumah produksi, diantaranya: Anne Chrisnasari menemukan pada penelitian tersebut analisis format pada program Kerukunan Umat Beragama dan bagaimana proses produksinya. Persamaan dalam skripsi ini, bagaimana proses produksinya dan perbedaan dalam skripsi ini bagaimana format pada acara Kerukunan Umat Beragama.4 Arry Susanti menemukan ada penelitian tersebut analisis desain program Assalamu’alaikum Ustadz di RCTI dan bagaimana proses produksinya. Persamaan dalam skripsi ini, bagaimana proses produksinya dan perbedaan dalam skripsi ini bagaimana format pada acara Kerukunan Umat Beragama. 5 Qurnia Nirmalasari menemukan pada penelitian tersebut, analisis pelaksanaan program produksi sinetron tersebut, yang meliputi Pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Persamaan dalam penelitian tersebut, analisis produksi terhadap program sinetron bertema religi. Perbedaannya analisis produksi sinetron pada skripsi ini menggunakan enam tahapan proses pembentukan konstruksi sosial media massa dalam produksi sinetron bertema religi/Islami.6 Sedangkan judul proposal skripsi penulis adalah “ANALISIS PRODUKSI TERHADAP PROGRAM SINETRON TUKANG BUBUR
4
Anne Chrisnasari. Analisis Produksi Program Kerukunan Umat Beragama di TVRI (Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. 2006) 5 Arry Susanti. Analisis Deskriptif Program Assalamu’alikum Ustadz di RCTI. (Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. 2005) 6 Qurnia Nirmalasari. Analisis Produksi Program Sinetron Islam KTP. (Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. 2010)
8 NAIK HAJI THE SERIES”.Yang menjadikan perbedaan judul peneliti dengan skripsi sebelumnya adalah terletak pada subjek yang digunakan dan subjek tersebut berbeda dari tingkat mutunya dibandingkan subjek penelitian sebelumnya. E. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan keadaan yang sebenarnya.Sebagai penelitian lapangan, penelitian ini menitikberatkan pada penggunaan teknik berupa wawancara mendalam yang dilakukan peneliti dengan pihak yang terlibat langsung dengan penelitian yang dimaksud serta observasi langsung di lapangan. Menurut Lofland, sumber utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen yang lain.7 2. Subjek dan Objek penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah tim produksi sinetron tukang bubur naik haji the series, sedangkan objeknya adalah proses produksi sinetron tukang bubur naik haji the series yang merupakan sinetron hasil garapan dari Sinemart. 3. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kantor rumah produksi Sinemart yang terletak di Jl. Panjang 7-9 Kedoya Elok Plaza B1 DD/61-63, Kedoya
7
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Rosdakarya, ed. Revisi,2007) h.4
9 Selatan, Jakarta Barat, Kode pos 11520. Serta lokasi syuting tukang bubur naik haji the series yaitu di Jl. Mandiri, Alternatif Cibubur, Depok, Jawa Barat. Sedangkan waktu penelitian dilakukan selama bulan Januari-juni 2013. 4. Tahapan Penelitian Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut: a. Observasi, peneliti menggunakan observasi di lokasi produksi sinetron tukang bubur naik haji the series dengan cara pengamatan langsung dan mencatat fenomena yang terjadi selama proses produksi berlangsung bertempat di Jl. Mandri, Alternatif Cibubur, Depok, Jawa Barat serta ruang editing serta mastering sinetron tukang bubur naik haji bertempat dikantor Sinemart yang terletak di Jl. Panjang 7-9 Kedoya Elok Plaza B1 DD/61-63, Kedoya Selatan, Jakarta Barat, Kode pos 11520. b. Wawancara, dalam penelitian ini wawancara dilakukan peneliti dengan pimpinan produksi dan editor di kantor Sinemart, penulis ide cerita dan penulis scenario yaitu H. Imam Tantowi, pimpinan produksi, sutradara, sounmand, cameraman, serta beberapa pemeran tokoh cerita sinetron Tukang Bubur Naik Haji the seriesbertempat dilokasi pengambilan gambar (shooting) demi mendapatkan data-data yang akurat seputar produksi sinetron tersebut. Tinjauan dokumen, yakni dengan cara mempelajari arsip-arsip, laporan-laporan, ataupun catatan-catatan yang berkaitan dengan sinetron tukang bubur naik haji the series, dll.
10 c. Teknik Olah Data Teknik olah data yang dilakukan oleh penulis adalah dengan cara mengumpulkan data-data yang diperoleh melalui wawancara, tinjauan lokasi, serta dokumen yang berhubungan dengan objek penelitian kemudian peneliti menjabarkan, menerangkan, menginterpretasikan, data-data secara apa adanya, kemudian memberi kesimpulan. Sedangkan teknik dan metode laporan penelitian ini, penulis mengacu kepada “Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi)” yang diterbitkan oleh CeQDA UIN Jakarta.
F. Sistematika Penulisan Agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan sistematis, maka penulis membagi pokok-pokok permasalahan ke dalam lima bab yaitu sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN berisi Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodologi Penelitian, serta Sistematika Penulisan
BAB II
TINJAUAN TEORI berisi Konstruksi Sosial Media atas Realitas Sosial, Perencanaan Produksi Program Sinetron Televisi (meliputi Tahap Penyiapan Komponen, Tahap Pemilihan Realitas, Tahap Pembingkaian Skenario, Tahap Pembingkaian Realitas Subjektif, Tahap Pengemasan Realitas Simbolik, Tahap Penetapan Realitas Subjektif), Produksi Program Televisi (meliputi Pengertian Program, Pengertian Sinetron).
BAB III
PT. SINEMART DAN SINETRON TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SERIES berisi sekilas tentang PT. SinemArt
11 (meliputi Sejarah Berdiri dan Perkembangan, Program Religi yang sudah di Produksi Sinemart), Sekilas Tentang Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series (meliputi Latar Belakang dan Perkembangan sinetron, Daftar Pemain yang Terlibat dalam Produksi Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series, Kerabat Kerja Produksi Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series). BAB IV ANALISIS PRODUKSI TERHADAP PROGRAM SINETRON TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SERIES EPISODE 402403 berisi Proses Produksi Program Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series (meliputi Tahap Penyiapan Komponen dakwah, Tahap Pemilihan Realitas, Tahap Pembingkaian Skenario, Tahap Pembentukan Realitas Subjektif, Tahap Pengemasan Realitas Simbolik, Tahap Penetapan Realitas Objektif). Dan Faktor Penghambat Produksi Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series. BAB V
PENUTUP Berisi Kesimpulan dan Saran
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konstruksi Sosial Media Atas Realitas Sosial Burhan Bungin mengutip penjelasan Berger dan Luckmann dalam buku “Konstruksi Sosial Media Massa” tentang pengertian realitas sosial dengan memisahkan pemahaman “kenyataan” dan “pengetahuan”. Realitas diartikan sebagai kualitas yang terdapat dalam realitas-realitas yang diakui sebagai memiliki keberadaan (being) yang tidak tergantung kepada kehendak kita sendiri. Sedangkan pengetahuan di definisikan sebagai kepastian bahwa realitas-realitas itu nyata (real) dan memiliki karakteristik. Proses konstruksinya jika dilihat dari perpektif teori Berger & Luckmann berlangsung melalui interaksi sosial yang dialektis dari tiga bentuk realitas yang menjadi entry consept, yakni: Objective reality, merupakan suatu kompleksitas definisi realitas (termasuk ideologi dan keyakinan) serta rutinitas tindakan dan tingkah laku yang telah mapan terpola, yang kesemuanya dihayati oleh individu secara umum sebagai fakta. Simbolic realita, merupakan ekspresi simbolik dari apa yang dihayati sebagai “objective reality” misalnya teks produk industri media, seperti berita di media cetak atau elektronika, begitupun yang ada di film-film. Subjective reality, merupakan konstruksi definisi realitas yang dimiliki individu dan dikonstruksi melalui proses internalisasi. Realitas subjektif yang dimiliki masing-masing individu secara kolektif berpotensi melakukan objektivikasi, memunculkan sebuah konstruksi objective reality yang
12
13 baru.1Dialektika ini berlangsung dalam proses dengan tiga „moment‟ simultan Dialektika ini berlangsung dalam proses dengan tiga „moment‟ simultan.
Pertama,
eksternalisasi
(penyesuaian
diri)
dengan
dunia
sosiokultural sebagai produk manusia. Kedua, objektivasi, yaitu proses dimana individu mengidentifikasikan dirinya dengan lembaga-lembaga sosial atau organisasi sosial tempat individu menjadi anggotanya. Melalui tiga proses ini, maka realitas sosial (iklan televisi) pertama dapat dilihat dari ketiga tahap tersebut. Sebagai bagian dari tahap eksternalisasi, dimulai dari interaksi antara pesan iklan dengan individu pemirsa melalui tayangan televisi. Eksternalisasi adalah bagian penting dalam kehidupan individu dan melalui bagian dari dunia sosio-kulturalnya. Dengan kata lain, ekternalisasi terjadi pada tahap yang sangat mendasar, dalam satu pola perilaku interaksi antara individu dengan produk-produk sosial masyarakatnya. Dengan demikian, tahap eksternalisasi ini berlangsung ketika produk
sosial
tercipta
dalam
masyarakat,
kehidupan
individu
mengeksternalisasikan (penyesuaian diri) kedalam sosio-kulturalnya sebagai bagian dari produk manusia. Tahap objektivitas produk sosial terjadi dalam dunia intersubyektif masyarakat yang dilembagakan.Pada tahap ini sebuah produk sosial berada pada proses institusionalis, sedangkan individu oleh Berger dan Luckmann (1990:49) mengatakan, memanifestasikan diri dalam produk-produk kegiatan manusia yang tersedia, baik bagi produsen-produsennya maupun bagi orang lain sebagai unsur dari dunia bersama. Objektivitas ini bertahan lama sampai 1
Deddy N Hidayat, Konstruksi Sosial Industri Penyiaran: Kerangka Teori Mengamati Pertarungan di Sektor Penyiaran, makalah dalam diskusi “UU Penyiaran, KPI dan Kebebasan Pers, di Salemba 8 Maret 2003.
14 melampaui batas tatap muka dimana mereka dapat dipahami secara langsung. Jadi dengan demikian yang terpenting tahap objektivitas ini adalah melakukan signifikansi, memberikan tanda bahasa dan simbolisasi terhadap benda yang disignifikasi, melakukan tipifikasi terhadap kegiatan seseorang yang kemudian menjadi objektivikasi linguistik yaitu pemberian tanda verbal maupun simbolisasi yang kompleks. Internalisasi dalam arti umum merupakan dasar; pertama, bagi pemahaman mengenai „sesama saya‟, yaitu pemahaman individu dan orang lain; kedua; bagi pemahaman mengenai dunia sebagai sesuatu yang maknawi dari kenyataan sosial.2 Kesimpulannya teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas terjadi secara simultan melalui tiga proses sosial, yaitu eksternalisasi, obyektivasi, dan internalisasi. Tiga proses ini terjadi diantara individu satu dengan individu lainnya dalam masyarakat. Melalui “Konstruksi Sosial Media Massa”: Realitas Iklan Televisi dalam Masyarakat Kapitalis (2000), teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas Peter L.Berger dan Luckmann telah di revisi dengan melihat variabel atau fenomena media massa menjadi sangat substansi dalam proses ekternalisasi, subyektivasi, dan internalisasi. Dengan demikian sifat dan kelebihan media massa, telah memperbaiki kelemahan proses konstruksi sosial atas realitas yang berjalan lamban itu. Subtansi “teori konstruksi sosial media massa” adalah pada sirkulasi yang dan luas sehingga konstruksi sosial berlangsung dengan sangat cepat dan sebarannya merata. Realitas yang 2
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. 2. H. 15-
19.
15 terkonstruksi itu juga membentuk opini massa, massa cenderung apriori dan opini masyarakat cenderung sinis. Posisi “konstruksi sosial media massa” adalah mengoreksi substansi kelemahan dan melengkapi “konstruksi sosial atas realitas”, dengan menempatkan seluruh kelebihan media massa dan efek media pada keunggulan “konstruksi sosial media massa atas realitas”.3
Gambar 1. Proses Konstruksi Sosial Media Massa4 Namun proses simultan yang digambarkan di atas tidak bekerja secara tiba-tiba, namun terbentuknya proses tersebut melalui beberapa tahap penting. Dari konten konstruksi sosial media massa, dan proses kelahiran konstruksi sosial media massa melalui tahap-tahap berikut: (a) tahap menyiapkan materi konstruksi; (b) tahap sebaran konstruksi; (c) tahap pembentukan konstruksi realitas; dan (d) tahap konfirmasi. Penelitian ini ditemukan proses konstruksi dalam konteks produksi iklan di tv. Peter L. Berger dan Luckmann mengangkat mengenai bagaimana individu mengkonstruksi realitas melalui 3
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana, 2011), cet. 2. H. 194 Ibid. H. 195.
4
16 media massa, penulis juga ingin mengangkat realitas melalui media massa yaitu analisis produksi terhadap program sinetron, dalam hal ini sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series yang di tayangkan stasiun televisi RCTI. Yang pada awalnya merupakan kisah nyata kemudian diangkat menjadi sebuah FTV dan sinetron.
B. Perencanaan Produksi Program Sinetron Televisi Menurut Burhan Bungin ada enam tahapan dalam melakukan konstruksi sosial media massa atas realitas dalam hal ini produksi terhadap program sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series. Enam tahapan itu terdiri dari: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tahap Penyiapan Tahap Pemilihan Realitas Tahap Pembingkaian Skenario Tahap Pembentukan Realitas Tahap Pengemasan Realitas Simbolis Tahap Penentapan Realitas Objektif
Dimana enam tahapan tersebut, beberapa dari tahapan diatas sangat berkaitan dengan konteks komunikasi yaitu S (pelaku konstruksi) M (objek konstruksi) CH (format/skenario) R (segmentasi/target audiens) EH (iklan/rating). Selain itu juga berkaitan dengan konteks management atau yang disebut 6 M yaitu man, money, matery, machine, methode, marketing. Tahapan pelaksanaan produksi suatu program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang dan juga biaya yang tidak sedikit.Selain membutuhkan organisasi yang terstruktur juga diperlukan tahap pelaksanaan produksi yang lazim disebut SOP (Standar Operation Procedure).
17 1. Tahap Penyiapan Komponen Komunikasi Proses ini disebut juga perencanaan atau praproduksi adalah semua kegiatan sampai dengan pelaksanaan liputan (shooting). Yang termasuk kegiatan praproduksi antara lain penuangan ide atau gagasan ke dalam outline, pembuatan format/skenario/treatment, script, storyboard, program meeting, hunting (peninjauan lokasi liputan), production meeting, technical meeting, pembuatan dekor, dan lain-lain.5 Pada tahap Praproduksi (perencanaan) ini harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, agar proses selanjutnya dapat berjalan dengan baik dan lancar. Barawal dari timbulnya ide atau gagasan dan berpijak dari ide atau gagasan ini, produser mulai mengerjakan berbagai kegiatan untuk menghubungkan
berbagai
data
yang
diperlukan
untuk
bahan
pengembangan ide atau gagasan tersebut. Akhirnya produser yang bersangkutan bekerja sama dengan pengarah acara atau sutradara serta penulis naskah. Bahan-bahan yang terkumpul kemudian dirangkai oleh penulis naskah menjadi suatu naskah, sesuai dengan format yang telah ditentukan.6 Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik maka sebagian pekerjaan dan produksi yang di rencanakan sudah beres. Hal-hal yang harus ada dalam tehap ini meliputi: a. Pelaku Konstruksi Dalam sebuah produksi program sinetron yang menjadi pelaku konstruksi pada tahap persiapan meliputi penulis ide cerita,
5
Ibid., h. 75. Drs. Darwanto, S.S, Televisi sebagai Media Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 175. 6
18 penulis skenario, produser, sutradara, pimpinan produksi dan beberapa kerabat kerja. Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perizinan, dan surat menyurat. latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang dibutuhkan. Perencanaan
di
atas
kertas,
meliputi
outline,
format/skenario/treatment, script, storyboard, perencanaan lokasi, dekorasi, lighting, biaya, peralatan pendukung, transportasi, jadwal kegiatan, pemain/artis pendukung, dan perencanaan lain yang mendukung proses produksi dan pasca produksi7. Menurut J.B Wahyudi maka perlulah daftar yang jelas tentang masing-masing kegiatan, yaitu8: 1) Daftar Utama. Memuat segala sesuatu yang diperlukan untuk shooting (liputan) untuk keperluan sebelum produksi. 2) Outline. Memuat tanggal, topik, tujuan, pemeran, jalan cerita; (1) inti cerita, (2) sub inti cerita, (3) klimaks, (4) sub klimaks, (5) penutup, (6) credits titile, (7) situasi pembuka, (8) model, (9) musik, (10) efek . 3) Jadwal waktu/kegiatan. Memuat perencanaan waktu-baik selama masa
praproduksi,
produksi,
maupun
pascaproduksi-harus
dituangkan ke dalam jadwal waktu yang matang. penyimpangan dari jadwal kegiatan akan berpengaruh terhadap jalannya proses produksi tersebut dan juga akan memengaruhi pembiayaan. 7
J.B Wahyudi, Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran., h. 94. Ibid., h. 94-100.
8
19 4) Rencana pembiayaan. Memuat penyusunan rencana memiliki sifat yang masih fleksibel atau tidak dapat diperkirakan dengan pasti. Untuk itu pada rencana biaya disediakan biaya tak terduga atau dana taktis yang harus dipertanggungjawabkan di kemudian hari, setelah seluruh kegiatan selesai. 5) Daftar peralatan. Memuat daftar alat-alat produksi yang digunakan selama proses produksi dilakukan. Karena jenis peralatan sangat kompleks, maka jumlah, jenis, tipe, warna, dan ciri-ciri lain harus ditulis dengan jelas. 6) Daftar kerabat kerja. Memuat orang-orang yang terlibat langsung dalam produksi, misalnya sutradara, pengarah lampu, pengarah teknik, kamerwan, soundman, dll. 7) Daftar artis. Memuat daftar artis, artis pendukung, dan artis tamu harus sudah siap sewaktu perencanaan, dalam arti bahwa para artis yang ditunjuk itu sudah menyatakan diri bersedia dengan menandatangani kontrak. pemilihan artis utama disesuaikan dengan jiwa cerita yang akan diproduksi. 8) Daftar lokasi. Memuat lokasi pengambilan gambar/shooting dpat diluar atau di dalam ruangan. 9) Daftar Properties. Memuat sarana penunjang atau pendukung yang digunakan oleh artis, artis pendukung, dan artis tamu. Kunci keberhasilan produksi program televisi sangat ditentukan oleh keberesan tahap perencanaan dan persiapan itu.Orang yang bergitu percaya pada kemampuan teknis sering mengabaikan hal-hal yang
20 sifatnya pemikiran diatas kertas.Dalam produksi program televisi, hal ini dapat berakibat kegagalan.9 b. Objek Konstruksi Pada sebuah produksi sinetron yang menjadi objek konstruksi meliputi: a) Produser Pelaksana Produser Pelaksana adalah seseorang yang beretanggung jawab terhadap pelaksanaan produksi satu mata acara siaran secara menyeluruh.Disini prosedur pelaksana mewakili lembaga, misalnya RCTI, SCTV, TVRI, TPI, dan lain-lain. b) Produser Produser adalah seseorang yang di tunjuk mewakili prosedur pelaksana. c) Pengarah Acara/Sutradara/Direcctor Sutradara adalah seseorang yang di tunjuk untuk bertanggung jawab secara teknis pelaksanaan produksi satu mata acara siaran. d) Penulis naskah/Writer Writer adalah seseorang yang pekerjaannya membuat naskah untuk mata acara siaran. e) Artis/Aktor Artis/Aktor adalah orang yang memerankan peran atau tokoh utama dalam cerita.Mereka memainkan peran sesuai dengan naskah yang telah dibuat.
9
Fred Wibowo, Dasar-Dasar Produksi Program televisi, (Yogyakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 1997), cet. Ke 1, h.20.
21 f) Engineering Engineering adalah orang yang harus meyiapkan segala hal yang berkaitan dengan alat-alat produksi, seperti kamera, mik, dan listrik. g) Gaffer Gaffer adalah pembantu penata cahaya h) Go-fer Go-fer adalah pembantu umum produksi i) Juru kamera Juru kamera adalah seseorang yang mengoperasikan kamera elektronik j) Klepper Klepper adalah seseorang yang bertugas memegang klep/slate. c. Format Pembentukan konstruksi sosial media massa dalam bentuk sinetron yang bertema religi/Islami. Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi, dan crew. selain estimasi biaya, penyediaan biaya, dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati Dan teliti. d. Segmentasi/Target audiens Target audiens dalam sebuah sinetron sangat penting di tentukan, namun yang paling penting adalah harus sesuai dengan fungsi dari televisi yaitu meliputi : 1) Mampu memberi informasi (informatif), 2) Mampu mendidik penonton (edukatif),
22 3) Mampu memengaruhi penonton (persuasif), 4) Mampu menghibur penonton (entertaining), dan 5) Mampu menakuti penonton.10 Dengan begitu siapaun target audiens dari suatu program televisi khususnya program sinetron, penonton dapat manfaat dari program tersebut. e. Menentapkan Tujuan Program Setelah diketahui segmentasi yang ingin dicapai selanjutnya menentukan tujuan program. Dalam sinetron religi/Islami pastinya memiliki tujuan untuk menyampaikan pesan dakwah namun terdapat hiburan juga sehingga dapat diterima oleh berbagai lapisan masyarakat. Berdasrkan itu, sinetron yang tayang prime time, kemudian menjadi tontonan keluarga sehingga banyka iklan yang tampil dengan berbagai jenis. 2. Tahap Pemilihan Realitas/Produksi (Peliputan) Produksi adalah seluruh kegiatan liputan (shooting) baik di studio, di lapangan, atau di studio maupun lapangan.Proses liputan (shooting) juga di sebut taping.11 Dalam pemilihan realitas ini, berkaitan dengan prinsip management yaitu 6M (man, money, material, methode,machiene, marketing). Yang semuanya saling berkaitan satu sama lain. Man/pelaku konstruksi, dalam melakukan produksi meliputi seorang sutradara/pengarah acara bekerjasama dengan para artis, tim produksi mencoba mewujudkan apa yang di rencanakan dalam kertas dan tulisan (shooting script) menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita. 10
RM. Soenarto, Programa Televisi Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran, h. 6. J.B Wahyudi, Teknologi Informasi dan produksi Citra Bergerak, h.75.
11
23 Proses pemilihan realitas menggunakan realitas peta analog yaitu suatu konstruksi dibangun berdasarkan konstruksi sosial media massa, seperti sebuah analogi kejadian yang seharusnya terjadi, bersifat rasional, dan dramatis. 12 Dalam pelaksanaan produksi ini, DOP dan sutradara menentukan jenis shoot yang akan diambil dalam adegan (scene). Biasanya sutradara menyiapkan suatu daftar shoot (shootlist) dari setiap adegan. Semua shoot yang dibuat dicatat oleh bagian pencatat dengan pencatat kode waktu (time code) dengan nomor pada pita. Nomor itu berputar ketika kamera dihidupkan dan terekam pada gambar. Catatan kode waktu ini nanti akan berguna dalam proses editing. Proses ini disebut juga menentukan cara/method dalam sebuah proses produksi. Biasanya gambar hasil shooting dikontrol setiap malam di akhir shooting hari itu untuk mengetahui kualitas baik dan buruknya hasil shooting pada hari itu. Apabila masih kurang baik maka adegan perlu di ulang pengambilan gambarnya. Semua adegan yang ada di dalam naskah/skenario hari itu diambil, kemudian hasil gambar asli (original) dibuat catatannya untuk kemudian masuk dalam proses post production yaitu editng. Kamera merupakan “senjata” bagi tim produksi, sebab tanpa kamera maka produksi televisi (studio dan dilapangan) tidak dapat berlangsung. Dari kamera inilah dihasilkan gambar sesuai dengan skenario yang dituangkan dalam shooting script.Kamera merupakan machiene/alat dalam proses pengambilan gambar. 12
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa. H. 202.
24 Seorang DOP dan sutradara menentukan jenis shoot yang akan diambil dalam adegan (scene). Dalam proses produksi di sebut juga material/materi dalam pengambilan gambar. Berikut ini adalah beberapa posisi kamera, yang apabila terangkaikan akan menjadi suatu cerita yang hidup.13 a. Long Shot atau LS, yang menunjukkan keseluruhan tubuh dari kepala sampai kaki. b. Very Long Shot atau VLS, yang menunjukkan orang yang berada di lingkungan sekitarnya. Dalam ukuran ini lingkungan di sekitar orang itu terlihat lebih dominan. VLS akan menampilkan panorama yang memenuhi layar. c. Wide Angle atau sudut lebar adalah ukuran pengambilan gambar yang memasukkan keadaan sekeliling, jadi sudut lebar akan memberikan pandangan atau keseluruhan keadaan. d. Medium Long Shot atau MLS, yang menunjukkan mulai dari bagian kepala sampai tepat di bawah lutut. e. Mid Shot atau MS, yang menunjukkan mulai dari bagian kepala sampai pinggul. Ukuran MS berfungsi untuk menunjukkan siapa sedang melakukan aksi itu. f. Close Up atau CU, yang menunjukkan bagian kepala. Dalam merekam suatu gambar subjek yang tengah melakukan aksi, maka CU berfungsi untuk memfokuskan sebuah aksi yang tengah di lakukan. Gamba CU merupakan elemen utama gambar televisi.
13
Morrisan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta: Kencana, 2008) cet.ke-1, h. 98.
25 g. Big Close Up atau BCU, yang menunjukkan gambar wajah yang memenuhi layar televisi. Istilah-istilah ukuran gambar di atas adalah istilah yang pada umumnya berlaku di stasiun televisi. Setiap gambar memiliki ukurannya masing-masing.Apapun istilah yang di gunakan pada intinya ukuran pengambilan gambar itu di perlukan untuk merujuk kepada jarak subjek atau objek dari kamera dan seberapa dominan subjek atau objek itu memenuhi layar. Dalam sebuah proses produksi diperlukan prasarana dan sarana produksi. Prasarana produksi umumnya meliputi, gedung/ruang dengan penyejuk udara (AC), studio produksi dan studio rekaman suara (audio recording), ruang visual editing/penyuntingan gambar, ruang preview, dll. Sarana produksi umumnya meliputi, kamera elektronik dan film dengan kelengkapannya, peralatan lampu (lighting) dan shiny board, peralatan suara (sound system), proyektor, tripod kamera, genset, slate/klepper, sarana transportasi, property shooting, dll. Dalam proses produksi disebut juga machine/alat yang dibutuhkan dalam proses pengambilan gambar. 3. Tahap Pembingkaian Skenario Dalam sebuah proses produksi sinetron ide cerita bisa muncul dari hasil tim kreatif dari sebuah rumah produksi ataupun dari sebuah penulis ide cerita. Adapun kisah yang diangkat dapat berupa fiktif maupun nonfiktif. Sebuah cerita diawali dari ide/gagasan kemudian di buatlah outline (bentuk cerita secara garis besar), format (bentuk cerita yang akan di produksi), script/skenario (urutan-urutan kejadian yang sudah di
26 terjemahkan ke dalam bentuk gambar dan suara bercerita. , dan terakhir story board (urutan-urutan (sequence) yang dilukiskan.14 4. Tahap Pembentukan Realitas Subjektif Sebelum menjadi naskah skenario/script sebelumnya terdapat beberapa tahap yaitu meliputi tahap menyeleksi, mengedit, membuang, menonjolkan, mendalam terkait cerita yang akan dijadikan naskah skenario/script. Pascaproduksi
adalah
semua
kegiatan
setelah
peliputan/shooting/taping sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap di siarkan atau di putar kembali.Yang termasuk kegiatan pascaproduksi antara lain editing (penyuntingan), manipulating (pengisian suara), subtitile, titile, ilustrasi, efek, dan lain-lain.15 Pascaproduksi terdapat juga pada tahap ini memiliki tiga langkah utama, yakni editing oofline, editing online, dan mixing. Dalam hal ini terdapat dua macam editing, yaitu: pertama, yang disebut editing dengan teknik analog atau linear, kedua, editing dengan teknik digital atau nonlinear dengan komputer.16 a.
Editing offline dengan teknik analog atau linear Setelah shooting selesai script boy/girl membuat logging, yaitu mencatat kembali semua hasil shootingdan gambar. Kemudian berdasarkan catatan itu sutradara akan membuat editing kasar yang disebut editing offline sesuai dengan gagasan yang ada dalam sinopsis
14
J.B Wahyudi, Teknologi Informasi dan produksi Citra Bergerak, h.79. J.B Wahyudi, Teknologi Informasi dan produksi Citra Bergerak, h.75. 16 Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, (Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007), cet. I, h. 42. 15
27 dan treatment. Sesudah hasil editing offline ini dirasa pas dan memuaskan barulah dibuat editing script.Naskah editing ini sudah dilengkapi dengan uraian untuk narasi dan bagian-bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi musik. Naskah editing ini formatnya sama dengan skenario. b.
Editing online dengan teknik analog atau linear Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli. Sambungan-sambungan setiap shoot dan adegan (scene) dibuat tepat berdasarkan catatan time code dalam naskah editing. Demikian pula sound asli ditemukan dengan level yang seimbang dan sempurna. Setelah editingonline ini siap, proses berlanjut dengan mixing.
c.
Mixing Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga sudah direkam, di masukkan ke dalam pita hasil editing online sesuai dengan petunjuk
atau
ketentuan
yang
terdapat
dalam
naskah
editing.Kesimbangan antara effect(terdiri dari sound effect dan Visual Effect), suara asli, suara narasi dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas. d.
Editing offline dengan teknik digital atau non-linear Editing digital atau non-linear adalah editing yang menggunakan komputer dengan peralatan khusus untuk editing. Alat editing tersebut bermacam-macam nama, jenis, dan fasilitasnya, misalnya: Pinacle, Matrox, Canupus, dll.
e.
Editing online dengan teknik digital atau non-linear Editing
online
dengan
teknik
digital
sebenarnya
tinggal
28 penyempurnaan hasil editing offline dalam komputer, sekaligus dengan mixing dengan musik ilustrasi atau efek gambar (misalnya perlu animasi atau wipe effect) dan suara (sound effect) atu narasi) yang harus dimasukkan. Sesudah semua sempurna, hasil online ini kemudian dimasukkan kembali dari file menjadi gambar pada DV cam/mini DV dengan kualitas broadcast standar. Setelah program dimasukan pita, boleh dikatakan pekerjaan selesai dan kelanjutannya adalah bagian dari pekerjaan di stasiun televisi.Penayangan program di stasiun televisi dibatasi oleh frame waktu oleh karena itu, dalam screnning hal ini juga perlu diperhatikan. Apabila program ternyata melebihi frame waktu yang disediakan, harus dipotong ditempat yang tidak mengganggu kontinuitas program.17 kelima langkah utama pascaproduksi tersebut merupakan hal yang sangat penting bagi seorang produser, penulis naskah, dan sutradara. Karena hal tersebut dapat menghasilkan sebuah tayangan yang menarik dan enak di tonton.18 Pada tahap ini, merupakan hasil dari evaluasi lima tahap diatas sehingga dapat di lihat dari enam prinsip manajemen yang terdiri dari man, money, method, matery, machiene, marketing pada bagian mana yang bergerak secara statis maupun dinamis. 5. Tahap Pengemasan Realitas Simbolik Pada tahap ini, mulai telah disiapkan naskah yang akan digunakan dalam proses shooting/pengambilan gambar di lokasi. Ada tiga cara pengemasan realitas simbolik berdasarkan Kekuatan priming (berdasarkan 17
Ibid, h. 22-24 Ibid, h. 44.
18
29 rundown), kekuatan signing (berdasarkan bahasa naskah), framing (berdasarkan hasil pembingkaian kisah nyata. Diantara ketiga cara pengemasan tersebut dapat di dapat dilihat kekuatan mana yang paling dominan terjadi pada saat proses pengambilan gambar di lokasi. 6. Tahap Penetapan Realitas Subjektif Pada tahap ini, merupakan tahap evaluasi dari tahap-tahap sebelumnya.
C. Produksi Sinetron Televisi 1. Pengertian Program Secara etimologi, kata “program” berasal dari bahasa Inggris yaitu Programme (penulisan gaya bahasa Inggris) atau Program (penulisan gaya Amerika), yang berarti acara atau rencana.19Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, program adalah acara (seperti sebuah siaran, pagelaran, dsb).20 Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiensnya.21Secara teknis penyiaran televisi, program televisi diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran televisi dari hari ke hari, dari jam ke jam setiap harinya. Dalam program siaran dikenal sebagai istilah yang sering digunakan, diantaranya, sebagai berikut: a. Siaran. Mata acara atau rangkaian mata acara berupa pesan-pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar yang dapat didengar dan/atau dilihat oleh khalayak dengan pesawat penerima 19
Morissan, M.A, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio&Televisi, (Jakarta: Kencana, 2008), cet. Ke-1, h. 97. 20 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), cet. Ke 1, h. 702. 21 Morissan, M.A, Media Penyiaran, Strategi Mengelola Televisi, (Tangerang: Pustaka Sinar Harapan, 1996), h. 62.
30 siaran televisi dengan atau tanpa alat bantu. b. Penyiaran.Seluruh kegiatanyang memungkinkan terselenggaranya siaran radio dan/atau siaran televisi yang meliputi segi idiil, perangkat lunak dan perangkat keras melalui sarana pemancar atau sarana transmisi di darat atau di antariksa dengan menggunakan gelombang elektormagnetik atau transmisi kabel, serat optik, atau media lainnya, dipancarluaskan untuk dapat diterima oleh khalayak dengan pesawat penerima siaran televisi dengan alat bantu. c. Pola acara. Susunan mata acara yang memuat penggolongan, jenis, hari, waktu dan lamanya serta frekuensi siaran setiap mata acara dalam suatu periode tertentu sebagai panduan dalam penyelengggaraan siaran. d. Acara siaran. Program siaran, jadwal, rencana siaran dari hari ke hari dan dari jam ke jam. e. Format
acara.Presentasi
suatu
program
siaran.Misalnyaformat
talkshow, format reportase, features, variety show, musik sinetron drama, acara komedi, klips video, dan seterusnya. f. Kelompok acara.Pengelompokkan acara di Indonesia berpedoman pada klasifikasi Unesco, yang pengelompokannya didasari oleh maksud dan tujuan acara-acara siaran. Pembagian itu meliputi: pemberitaandan penerangan, pendidikan, kebudayaan, dan hiburan. g. Judul acara.Nama (title) dari satu mata acara; misalnya Liputan 6, Lenong rumpi, Rumah Masa Depan, Mega Sinetron, Lintasan Berita, dan lain-lain. h. Judul cerita.Judul dari nama-nama cerita setiap episode.
31 i. Jenis acara siaran.Jenis-jenis acara yang terdapat dalam kelompok acara; seperti:pemberitaan (Liputan 6), Pendidikan (Pembinaan Bahasa Indonesia), penerangan (Siaran Pedesaan), hiburan (variety music), dan kebudayaan (Apresiasi Budaya, Jejak Rasul, dan seterusnya).22 Di atas merupakan istilah-istilah yang digunakan dalam sebuah programa siaran baik pada stasiun radio maupun stasiun televisi. Pada umumnya isi program siaran di televisi maupun radio meliputi acara seperti diterangkan berikut dengan tentunya penggunaan berbagai nama berbeda sesuai dengan keinginan stasiun televisi masingmasing. Yakni, News Reporting (Laporan Berita), Talk Show, Call-inshow, Documentair,
Magazine/Tabloid,
Education/Instructional,
Rural
Art&Culture,
program,
Advertising,
Music,
Soap
Operas/Sinetron/Drama, TV Movies, Game show/show, ComedySituation /Comedy, dan lain-lain.23 Berbagai jenis program siaran tersebut bukanlah sesuatu yang mutlak harus ada semuanya.Acara-acara tersebut sangat bergantung dari kepentingan masing-masing stasiun penyiaran televisi yang bersangkutan. Pada umumnya memang sebagian besar dari contoh jenis program diatas tersebut adalah acara-acara disiarkan oleh stasiun penyiaran televisi. Hal penting dalam menyiapkan program televisi harus berpedoman berdasarkan kebijaksanaan umum siaran televisi dilatarbelakangi oleh negara masing-masing. Secara universal penyelenggaran siaran televisi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 22
RM. Soenarto, Programa Televisi Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran, (Jakarta: FFTV-IKJ Press, 2007), cet ke-1, h. 3-5. 23 Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi; Menjadi Reporter Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), h. 9.
32 a. b. c. d. e.
Mampu memberi informasi (informatif), Mampu mendidik penonton (edukatif), Mampu memengaruhi penonton (persuasif), Mampu menghibur penonton (entertaining), dan Mampu menakuti penonton.24 Terdapat juga klasifikasi jenis program yang terdapat dalam dua
kelompok besar,25 yaitu program acara karya artistik dan karya jurnalisktik. Menurut J.B Wahyudi, Program karya artistik sumber berasal dari ide gagasan dari perorangan maupun tim-kreatif. Pada proses produksi mengutamakan keindahan dan kesempurnaan sesuai perencanaan. Jenis karya artistik meliputi: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l.
Drama/sinetron Musik Lawak/akrobat Quiz ( ada pertanyaan, ada jawaban) Informasi Iptek Informasi pendidikan Informasi pembangunan Informasi kebudayaan Informasi hasil produksi, termasuk iklan dan public service Informasi flora dan fauna Informasi sejarah/dokumenter Informasi apa saja yang bersifat non politik. Program karya artistik sumbernya berasal dari masalah hangat
(peristiwa dan pendapat). Pada proses produksi mengutamakan kecepatan dan kebenaran. Jenis karya jurnalistik meliputi: a. Berita aktual (siaran berita) b. Berita non aktual (features, majalah udara) c. Penjelasan tentang masalah hangat (dialog, monolog, panel diskusi, current affairs). 24
RM. Soenarto, Programa Televisi Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran, h. 6. J.B Wahyudi, Dasar-dasar Manajemen Penyiaran, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1994), h. 99. 25
33 2. Pengertian Sinetron Kata Sinetron sebetulnya ialah gabungan dua kata, sinema dan elektronik.Pertama kali istilah ini muncul dari kalangan siaran di TVRI sekitar 1978-an untuk menamai satu program acara drama atau sandiwara, di mana para pemainnya adalah aktor dan aktris film layar lebar (bidang sinematografi).Istilah ini pertama kali dicetuskan oleh Soemardjono (salah satu pendiri dan mantan pengajar Institut Kesenian Jakarta). Kemudian istilah itu menjadi baku di kalangan insan penyiaran di Indonesia dan masyarakat sampai saat ini.26 Istilah
sinetron
elektronika.Elektronika
merupakan dalam
sinetron
singkatan itu
lebih
dari mengacu
sinema pada
mediumnya, yaitu televisi atau televisual yang merupakan medium elektronik selain radio. Sinema elektronik atau yang lebih popular dalam akronim sinetron adalah sandiwara bersambung yang disiarkan oleh stasiun televisi.Dalam bahasa Inggris, sinetron disebut soap opera (opera sabun), sedangkan dalam bahasa Spanyol disebut telenovela.27Istilah sinetron lazimnya digunakan oleh masyarakat luas. Bahkan istilah itu telah menjadi istilah baku dalam perfilman Indonesia. Sinetron bersifat pedagogik (pendidikan) dan propagandis bagi masyarakat. Adapun pengertian sinetron sendiri menurut Undang-Undang perfilman ayat 1 pasal 1 adalah: Pengertian sinetron sama dengan pengertian film, yaitu karya cipta seni 26 Hidajanto Djamal dan Andi Fachruddin, Dasar-Dasar Penyiaran, Sejarah, Organisasi, Operasional, dan Regulasi.(Jakarta: Prenada Media Group, 2011), h.162. 27 http//id.wikipedia.org/wiki/sinetron, diakses tanggal 25 maret 2013, pukul 12:30 WIB
34 dan budaya yang merupakan media komunikasi pandang dengan yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada seluloid, pita video, piringan video, jenis dan ukuran melalui kimiawi, proses elektronik atau proses lainnya dengan atau tanpa suara yang dapat dipertunjukkan atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik atau lainnya.28 Drama/sinetron memiliki berbagai jenis cerita, setiap jenis tentunya memiliki cirinya masing-masing. Beberapa jenis itu antara lain: a. Drama Tragedi Cerita drama yang termasuk jenis ini adalah cerita yang berakhir dengan duka lara atau kematian. b. Drama Komedi Komedi merupakan salah satu jenis sinetron yang paling digemari oleh penonton.Komedi menyajikan cerita lucu semua konflik untuk menimbulkan kesan lucu. Jenis drama ini dapat digolongkan menjadi beberapa jenis lagi: 1) Komedi Situasi, cerita lucu yang kelucuannya bukan berasal dari para pemainnya, melainkan karena situasinya. Contohnya. KecilKecil Jadi Manten. 2) Komedi Slapstik, cerita lucu yang diciptakan dengan adegan menyakiti para pemainnya, atau dengan vulgar dan kasar. Contohnya, Jinny Oh Jinny. 3) Komedi Satire, cerita lucu yang penuh sindiran tajam. Contohnya, 28
Draft Naskah Akademis Rancangan Revisi UU perfilman. Dept. Kebudayaan Pariwisata.Dirjen Nilai Budaya Seni dan Film. Direktorat Perfilman. 2006. H.7.
35 Wong Cilik. 4) Komedi Farce, cerita lucu yang bersifat dagelan, sengaja menciptakan kelucuan-kelucuan dengan dialog dan gerak laku lucu.29 c. Drama Horor Jenis ini menampilkan cerita dan pagadeganan dengan tujuan menimbulkan rasa takut melalui hal-hal yang menyeramkan.Misalnya sinetron Disini Ada Setan. d.
Laga Cerita laga berisi tentang kisah yang menampilkan banyak adegan perkelahian atau pertempuran.Sinetron dengan cerita laga, misalnya Misteri Gunung Merapi.
e.
Melodrama Jenis ini bersifat sentimental dan melakonis.Ceritanya cenderung terkesan
mendayu-dayu
dan
mendramatisir
kesedihan.Tokoh
protagonis dibuat semenderita mungkin. Contohnya, Bidadari. f.
Drama Sejarah Drama sejarah adalah cerita jenis drama yang menampilkan kisah sejarah masa lalu, baik tokoh maupun peristiwanya. Selain jenis yang disebutkan di atas, sinetron di Indonesia memiliki tema-tema yang bisa dikatakan hampir semuanya sama. Tema itu sendiri adalah pokok pikiran dalam sebuah karangan.Atau dalam sinetron, tema juga dapat dikatakan sebagai dasar cerita yang ingin disampaikan oleh pemilik ide atau penulis skenario.
29
Elizabeth Lutters, Kunci Sukses Menulis Skenario, (Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia, 2004), h. 35.
36 Tema yang cukup laris dalam sinetron-sinetron Indonesia saat ini, antara lain sebagai berikut:30 1) Percintaan Tema seperti ini banyak menghiasi sinetron atau film di Indonesia. Tema ini ditandai dengan pembubuhan kata „cinta‟ itu sendiri pada judul sebuah sinetron. Seperti: Yang Muda Yang Bercinta, Cinta Fitri, Ada Apa Dengan Cinta. 2) Rumah Tangga Tema ini biasanya bercerita tentang problema rumah tangga atau keluarga. Seperti: Keluarga Cemara, Noktah Merah Perkawinan. 3) Perselingkuhan Tema ini bercerita tentang seorang suami atau istri tertarik pada lakilaki atau wanita lain. Yang biasanya berkisar pada masalah tentang sepasang suami istri yang mengalami konflik dalam rumah tangganya lalu salah satu atau keduanya berhubungan dengan wanita atau laki-laki lain. Contohnya pada sinetron Calon Ibu Untuk Anakku. 4) Persahabatan Tema ini biasanya bercerita tentang kehidupan anak atau remaja yang sam kemudian membentuk geng.Cerita yang selalu ditonjolkan seputar kehidupan tokoh utama dengan teman-teman satu gengnya. Seperti, Kepompong, Arti Sahabat. 5) Kepahlawanan Tema ini biasanya digunakan dalam sinetron yang ditujukkan untuk anak-anak.Tokoh utama digambarkan sebagai seseorang yang hebat 30
Elizabeth Lutters, Kunci Sukses Menulis Skenario, h. 38.
37 serta memiliki kelebihan dibandingkan tokoh yang lainnya. Seperti, Panji Manusia Millenium, Si Alif. 6) Religius Sinetron ini berorientasi pada tema-tema keagamaan dan tidak melulu berpihak pada agama mayoritas saja. Konflik-konflik dan plot banyak disisipi pemikiran-penikiran keagamaan, demikian pula dengan tokoh-tokohnya. Seperti, Tukang Bubur Naik Haji the series, Berkah. Selain jenis sinetron yang dominan ada di Indonesia, berikut akan uraikan unsur-unsur yang selalu ada dalam sebuah produksi, anatara lain:31 a) Produser Pelaksana Produser Pelaksana adalah seseorang yang beretanggung jawab terhadap pelaksanaan produksi satu mata acara siaran secara menyeluruh.Disini
prosedur pelaksana mewakili
lembaga,
misalnya RCTI, SCTV, TVRI, TPI, dan lain-lain. b) Produser Produser adalah seseorang yang di tunjuk mewakili prosedur pelaksana. c) Sutradara Sutradara adalah seseorang yang di tunjuk untuk bertanggung jawab secara teknis pelaksanaan produksi satu mata acara siaran. d) Penulis naskah/Writer Writer adalah seseorang yang pekerjaannya membuat naskah untuk mata acara siaran. 31
J.B Wahyudi, Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran, h. 104-105.
38 e) Artis/Aktor Artis/Aktor adalah orang yang memerankan peran atau tokoh utama dalam cerita.Mereka memainkan peran sesuai dengan naskah yang telah dibuat. f) Engineering Engineering adalah orang yang harus meyiapkan segala hal yang berkaitan dengan alat-alat produksi, seperti kamera, mik, dan listrik. g) Gaffer Gaffer adalah pembantu penata cahaya h) Go-fer Go-fer adalah pembantu umum produksi i) Juru kamera Juru kamera adalah seseorang yang mengoperasikan kamera elektronik j) Klepper Klepper adalah seseorang yang bertugas memegang klep/slate. Di atas merupakan unsur-unsur yang harus ada dalam sebuah proses produksi baik formatnya sinetron, talk show, dan lain-lain. Memproduksi sebuah sinetron, tata laksana kerjanya hampir sama dengan memproduksi film. Diperlukan perencanaan dan persiapan matang sebelum produksi berlangsung.Produksi program sinetron biasanya lahir dari sebuah gagasan atau ide.Lewat suatu riset gagasan diolah menjadi suatu skenario.Ketika skenario sudah siap, maka produser-orang yang
39 bertanggung jawab pada sebuah program kemudian mengumpulkan staff untuk memilih sutradara, menentukan jadwal kerja, dan menetapkan estimasi biaya produksi.32 Program sinetron dalam televisi memiliki berbagai corak.Sinetron lepas adalah sinetron yang satu kali tayang selesai, sinetron serial disebut juga FTV, sementara itu terdapat sinetron serial.Sinetron serial memiliki format yang berbeda-beda pula juga durasi yang berbeda. Jika pada sinetron lepas berdurasi panjang sekitar 90 menit sedangkan dalam sinetron berdurasi pendek sekitar 30 menit.Sementara itu telenovela adalah bentuk sinetron yang corak sajiannya bagaimana novel.Sinetron bercorak telenovela episode-episodenya berjumlah banyak, tetapi bisa juga berjumlah sedikit atau sering disebut miniseri, biasanya jumlahnya tidak lebih dari 6 episode. Telenovela sebagaimana sebuah novel adalah sinetron dengan cerita bersambung. Jadi apabila penontonnya tidak mengikuti 2 atau 3 episode meskipun tokoh utamanya sama, mereka akan kehilangan alur cerita. Berbeda dengan sinetron serial, penonton dapat mengikuti episode secara meloncat-loncat tanpa kehilangan alur cerita. Sinetron
serial
biasanya
memiliki
benang
merah
untuk
menghubungkan episode yang satu dengan episode yang lain. Benang merah ini dapat menggunakan tiga kemungkinan.Pertama, tempat kejadian.Kedua,
tokoh
yang menjadi
sentral
figure
atau
tokoh
utama.Ketiga, kejadian khusus yang selalu menjadi pokok permasalahan. 32
Fred Wibowo, Dasar-Dasar Produksi Siaran Televisi, (Jakarta: Grasindo, ) h. 154-155.
BAB III PT SINEMART DAN SINETRON TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SERIES
A. Sekilas Tentang PT Sinemart 1. Sejarah Berdiri dan Perkembangan Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series merupakan sinetron yang di produksi oleh PT. Sinemart yang merupakan salah satu perusahaan rumah produksi di Indonesia yang didirikan pada tanggal 17 Januari 2003 di Jakarta oleh Leo Sutanto, Sentot Sahid, Heru Hendrianto dan Lala Hamid. Leo Sutanto, yang telah dikenal di dunia perfilman Indonesia, namun selama 25 tahun karirnya dia mempunyai kerinduan untuk menyampaikan cerita-cerita yang inspirasional. Dari keinginan inilah Sinemart terbentuk. Proyek pertama Sinemart adalah “malam pertama” (2003) , sebuah serial televisi untuk SCTV yang pada akhirnya mendapat banyak nominasi di ajang SCTV Awards 2003. Namun terobosan besar pertama sinemart adalah adaptasi sebuah film layar lebar “Ada Apa Dengan Cinta?” (2003) menjadi sebuah serial TV. Kala itu, proses audisi untuk pemeran di kemas dalam bentuk reality show, yang merupakan acara realitas berskala nasional pertama di Indonesia. Sejak didirikan Sinemart telah mengukuhkan posisi sebagai salah satu pemeran utama di dunia perfilman Indonesia. Cakupan dan pertumbuhan perusahaan bertumbuh pesat dengan portofolio lebih dari 150 judul program untuk televisi, dengan ribuan jam tayang program untuk televisi.
40
41 Ditambah pula divisi Sinemart Pictures Sinemart yang telah berhasil membuat 20 film layar lebar. Sampai saat ini, semua produksi menjanjikan rating tinggi dan tanggapan memuaskan dari publik nasional dan internasional (terutama Asia Tenggara).1 Sinemart, yang diambil dari 3 kata „Sinema‟, „Art‟ dan „Mart‟ menggambarkan secara tepat apa visi dari perusahaan ini. Sinemart berusaha menciptakan sebuah campuran sempurna antara „seni‟ dan „dagang‟ melalui medium film. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kerinduan akan menyampaikan cerita-cerita yang inspirasional merupakan fondasi Sinemart untuk mengembangkan sebuah serial televisi atau film layar lebar.2 Sebuah cerita inspirasional tentunya subjektif dengan selera orang, namun cara Sinemart menceritakan bisa digambarkan sebagai kombinasi dari artistik dan komersil, yang menurut Sinemart sangat tepat sebagai penarik perhatian dari berbagai umur dan latar belakang. Ekslusif tetapi mudah dijangkau, menjadi idaman Sinemart dapat dilihat khalayak luas. Sinemart akan mengerjakan dan mempromosikan produksi secara maksimum namun tanpa kesan akan mengintimidasi publik. Adalah ikrar Sinemart untuk meneruskan kontribusi-kontribusi Sinemart ke dalam industri perfilman Indonesia dengan selalu mencari dan memberi kesempatan bagi darah-darah baru, terobosan baru dalam presentasinya dan (tentunya) cerita-cerita baru yang inspirasional. Memproduksi
tayangan
sinetron
dan
berhasil
menjadikannya
tayangannya nomor wahid, bukan pekerjaan mudah. Bukan saja karena 1
PT Sinemart dalam goggle di alihbahasakan oleh penulis. Diakses 15 maret 2013 Pukul 13:30 WIB 2 PT Sinemart dalam goggle. Diakses 15 maret 2013 Pukul 14:00 WIB
42 faktor keberuntungan, tapi kejelian dalam memilih tema cerita, penentuan pemain, penetapan sutradara dan mampu menangkap selera penonton, merupakan kunci keberhasilan itu. Sejak masih memakai nama Prima sampai berubah menjadi Sinemart, production house (PH) milik Leo Soetanto ini, telah menunjukkan "kehebatannya". Tidak kurang dari 100 judul dengan ribuan episode dan ratusan jam tayang, membuktikan bahwa Sinemart bukan sekedar hadir. Tapi dia mampu memberikan kontribusi yang besar dijagad hiburan televisi negeri ini. Tayangannya Putri Yang Ditukar yang tayang pada 29 September 2010 dan berakhir 25 November 2011, sebanyak 700 episode, merupakan sinetron produksi Sinemart yang fenomenal. Di dalam perjalanannya, Sinemart telah melahirkan berbagai sinetron dan bahkan film layar lebar, dalam berbagai genre. Meski terkadang kurang berhasil, tapi 90% dari produk-produk sinetron yang dihasilkannya, berhasil dipasaran. Karena selain pemilihan ceritanya yang pas, juga setiap produksinya bertabur bintang. Para bintangnya terbilang bintang papan atas. Ada Nikita Willy, Asmirandah, Marshanda, yang menjadi iconnya. Maka, tidak heran, bila kini Sinemart dipercaya oleh RCTI untuk mengisi tayangan sinetronnya di jam-jam prime-time. Sekarang ini, empat judul produksinya: Tukang Bubur Naik Hajithe series, Berkah, Yang Muda Yang Bercinta, Cinta 7 Susun menjadi tayangan unggulan RCTI. Tukang Bubur Naik Hajithe series, garapan sutradara H.Ucik Supra, yang tayang setiap hari pada pukul 20.00 WIB, yang penyangannya
43 dimulai sejak Senin, 28 Mei 2012, sekarang ini termasuk sinetron andalan dari RCTI.3 Sinetron yang dibintangi oleh : Mat Solar (Haji Sulam), Uci Bing Slamet (Rodiah), Nani Wijaya (Emak),Citra Kirana (Rumanah), Andi Arsyil (Robby), Aditya Herpavi ( Rahmadi), El Manik (Kyai Zakaria), Marini Zumarnis (istri Kyai Zakaria), Salim Bungsu (Mang Odjo), Latief Sitepu (H. Muhidin), Shinta Muin (Hj. Maemunah), Dorman Borisman (H. Rasidi), menjadi tayangan yang segar. Cerita keseluruhan Tukang Bubur Naik Haji The Series seperti menonton kehidupan masyarakat sehari-hari, yang di dalamnya termasuk perilaku kita sendiri. Kita yang seolah-olah seorang dermawan sejati, padahal sebenarnya kita sangat mengharapkan pujian orang. Sebenarnya ada kecenderungan kita ingin pamer. Bagaimana kita selalu berpenampilan suci, padahal apa yang kita lakukan seringkali keji. Bahkan kepada orang yang pernah menolong kita sekalipun. Kepalsuan-kepalsuan yang hanya kita sendiri yang tahu, selalu membuat kita tersenyum jengah. Kesemuanya disajikan secara manis dan lucu dalam serial ini. Ada tokoh Haji Sulam, yang penyabar, selalu tersenyum, ia memiliki usaha bubur ayam. Berkat ketekunan dan keikhlasannya, akhirnya ia bisa naik haji dan memperbesar usaha bubur ayamnya. Haji Sulam tinggal bersama Rodiah istrinya, dan Emak. Tetangga Haji Sulam, H. Muhidin dan Hj. Maemunah, entah mengapa selalu memusuhi keluarganya. Bahkan anak mereka, Rumanah 3
PT Sinemart dalam goggle di alihbahasakan oleh penulis. Diakses 15 maret 2013 Pukul 14:30 WIB
44 dilarang berhubungan dengan Robby, adik Haji Sulam. Fitnah-fitnah tentang keluarga Haji Sulam pun berdatangan. Bagaimanakah keluarga Haji Sulam menyikapi segalan nikmat dan cobaan yang ia dan keluarga hadapi sehari-hari. Semoga acara ini bisa menjadi cermin bagi kita pemirsa untuk berkaca dan berbenah diri. Lewat tokoh-tokoh inilah, sinetron ini menjadi terus menarik dan selalu ditunggu pemirsa. Kantor Sinemart terletak di Jl. Panjang 7-9 Kedoya Elok Plaza B1 DD/61-63, Kedoya Selatan, Jakarta Barat, Kode pos 11520.4 2 Program Sinetron Religi yang Sudah di Produksi Sinemart a) Astaghfirullah b) Tuhan Ada Dimana-mana c) Pintu Hidayah d) Kodrat e) Jalan takwa f) Maha Kasih g) Takwa h) SurgaMu i) Soleha j) Aisyah k) Munajah Cinta l) Hamba-hamba Allah m) Aqso dan Madinah 4
Sinopsis Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series dalam goggle. Diakses 13 maret 2013 Pukul 09:30 WIB
45 n) Assalamualaikum Cinta o) Safa dan Marwah p) Doa dan Karunia q) Ketika Cinta Bertasbih Spesial Ramadhan r) Ketika Cinta Bertasbih Menggapai Ridho Illahi s) Dalam Mihrab Cinta t) Air mata ummi u) Tukang Bubur Naik Haji The Series † (masih tayang) v) Berkah †(masih tayang)5
B. Sekilas Tentang Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series 1. Latar Belakang dan Perkembangan sinetron Sinetron ini sebenarnya berawal dari film pendek FTV maha kasih. Ceritanya yang menarik dan animo masyarakat yang baik membuat film FTV ini diangkat kelayar sinetron oleh RCTI. Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series, kembali menjadi sebuah tayangan fenomenal di RCTI. Sinetron ini terus bertahan di posisi teratas prime time. Drama religi yang dibintangi para pemain papan atas Indonesia tersebut menyapa penikmat hiburan layar kaca setiap hari di RCTI mulai pukul 20.00 WIB. Sinetron yang diproduksi oleh Sinemart itu kian digandrungi oleh para penggemarnya. Sinetron yang mulai tayang sejak menjelang Ramadan tahun lalu, tak pernah surut penggemar, malah makin bertambah pencintanya, terbukti sinetron ini terus ditayangkan hingga sekarang.
5
PT. Sinemart dalam google. Diakses 13 maret 2013 pukul 10:00 WIB
46 Bahkan absennya Mat Solar dalam sinetron ini sepertinya tidak menyurutkan minat penonton terhadap sinetron besutan Sinemart ini. Nama-nama pemain lawas, seperti Nani Wijaya, El Manik, Dorman Borisman, Uci Bing Slamet, dan Marini Zumarnis semakin menguatkan j alan cerita, tak terkecuali pemain baru yang juga tak kalah mumpuni. Sebut saja Citra Kirana, Aditya Herpavi, Alice Norin, dan Abdel Achrian, dan tingkah Deny yang mengundang tawa. Di lain pihak, ada saja kelakuan Haji Muhidin yang diperankan Latief Sitepu, yang membuat geram penonton. Tema keseharian yang cukup sederhana justru menjadi daya tarik dari sinetron ini. Jalan ceritanya pun sangat mudah diikuti. Chemistry di antara pemain sudah terbangun dengan baik sehingga masing-masing pemain mampu memberikan karakternya lebih baik lagi ditambah dengan ceritanya yang kuat dengan dialog yang lucu dan lugas membuat sinetron ini selalu ditunggu-tunggu pemirsa setia RCTI saat primetime. Sinemart sejak awal memang membuat cerita dalam sinetron ini dekat dengan keseharian masyarakat sehingga tidak perlu memaksakan ceritanya. Dengan mengangkat keseharian yang ada di masyarakat tersebut, Sinemart berharap penonton tidak bosan dan memaksa ceritanya, jadi Sinemart membuat ceritanya senatural mungkin. kisah Tukang Bubur Naik Haji the series membuat orang yang menyaksikannya masuk ke dalam cerita. Karena kisahnnya seperti kejadian yang mereka alami seharihari.Ceritanya sangat familiar dengan keadaan kita sehari-hari. Sekali pun
47 tidak sama persis, ada tokoh di Tukang Bubur Naik Haji yang mirip dengan orang-orang di sekitar kita.6 2. Daftar Pemain yang Terlibat dalam Produksi Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series Pemain yang terlibat dalam produksi sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series ini dapat dilihat dalam kolom berikut:7 Nama Tokoh Dalam Cerita
6
Diperankan Oleh
Hj. Sulam
Mat Solar
Hj. Rodiyah
Uci Bing Slamet
Emak
Nani Wijaya
H. Muhiddin
Latif Sitepu
Hj. Maemunnah
Shinta Muin
Robby
Andi Arsyil Rahman
Rumana
Citra Kirana
Mahmud
Derry Sudarissman
Ustad Zakaria
El Manik
Rahmadi
Aditya Herpavi Rahman
Rere
Alice Norin
H. Rasyidi
Dorman Borisman
Hj. Rasyidi
Lulu Zakaria
Cing Nelan
Abdel Achrian
Joni
Ravi Romario
Sobari
Ujang ronda
Badar
Ricky malau
Mang ojo
Salim bungsu
Soimah
Dewi Alam
Atika
Mega Aulia
Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series dalam google. Diakses 13 maret 2013 pukul 11:00 WIB 7 Daftar Nama Pemain Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series dalam google. Diakses 13 maret 2013 pukul 11:30 WIB
48 Nama Tokoh Dalam Cerita
Diperankan Oleh
Laila
Intan Pramitha Dewi
Umi Maryam
Marini Zumarnis
Maesaroh
Cut syifa
Jamal
Ali Syakib
Farid
Juan Banedict
Aki Dawud
Wingky Harun
Tarmidzi
Binyo Sungkar
Malih
Rusdi Syarif
Umi Enok
Lenny Charlotte
Romlah
Nova Soraya
Epih
Asri Pramawati
Tulang Togu
Hamka Siregar
H. Sutimin
Johan Jehan
Encum
Willa Julaiha
Hisyam
Adam Rama
Ninik Leha
Sumijati
Riyamah
Dina Lorenza
Tyas Wahono
Ustad Sultony
Kardun
Edy oglek
Afifah
Zahwa Aqillah
Cindy Fatika Sari
Lutfiah
Teuku Firmansyah
Anshori
Rahmi Nurulina
Nafisa
Pemain di atas meupakan pemain yang selalu hadir setiap harinya dan mendapatkan scene pada setiap episode, selain nama-nama diatas ada pula pemain-pemain yang tampil sebagai bintang tamu dan hanya ada pada episode-episode tertentu. Antara lain: Cut Keke, Asri Pramawati, Tika Putri, Chelsea Baker, Rico Tampati, Husni Bupati BG, Najwa, Binya, Mat Oli, Ana Pinem.
49 3. Kerabat Kerja Produksi Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series Dalam sebuah produksi sinetron selain artis, yang paling penting adalah kerabat kerja produksi. Berikut orang-orang yang terlibat dalam kerabat kerja produksi sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series dapat dilihat dalam kolom berikut:8 Nama
8
Jabatan
Dani Sapawie
Line Produser
Wahyo Rasidin
As. Line Produser
H. Ucik Supra
Sutradara
Rindra Panca
Co. Sutradara
Fenche F. Nayoan
Astrada Schedulling
Yandi/Anyun
Astrada Trafik
Andi medan
Skript
Ahmad
Operator Camera 1
Nano
Operator Camera 2
Bule
Operator Camera 3
Dedy
Lightingman 1
Dade
Lightingman 2
Manyan
Lightingman 3
Alung
Lightingman 4
Acung
Lightingman 5
Indrayanti
Sound/VTR
Ewen
Boomer
Surya
As. Boomer
Haris Utomo
Penata Artistik (tim 1, 2, 3)
Hari
Asisten Art
Budi
Propety
Bayu
Property
Mujib
Property
Arsip Daftar Kerabat Kerja Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series.
50 Nama
Jabatan
Jajang Supriyatna (Jay)
Penata Kostum (tim 1,2,3)
Veny
Asisten Penata Kostum
Jaka
Asisten Penata kostum
Didin syamsuddin
Penata Make up
Mia
Asisten Penata Make up
Ririn
Asisten Penata make up
M. Romli
Pimpinan Unit
Syaiful (Syafaruddin)
Unit 1
Harno
Unit 2
Hidayat
P.U (Pembantu Umum) 1
Udin
P.U 2 (Pembantu Umum) 2
Imam
P. U 3 (Pembantu Umum) 3
Cholik
Pengawal Alat 1
Udin Piranti
Pengawal Alat 2
Marsid
Operator Diesel
Fuad
Pengemudi Jeep Diesel
Arif
Pengemudi Pick Up 1
Narto
Pengemudi Pick Up 2
Badrun
Pengemudi Mobil Box Alat
Saudi
Pengemudi 1
Bijek
Pengemudi 2
Budi Panther
Pengemudi 3
BAB IV ANALISIS PRODUKSI TERHADAP PROGRAM SINETRON TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SERIES (EPISODE 402 DAN 403)
Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series memiliki enam tahap proses produksi yang berkesinambungan untuk dapat menciptakan hasil yang baik hingga bisa di tonton oleh masyarakat melalui media televisi. A. Proses Produksi Program Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series 1. Tahap Penyiapan Komponen Dakwah Pada tahapan ini, hal-hal yang dipersiapkan terdiri dari komponen Komunikator, pesan, komunikan/segmentasi penonton, tujuan sinetron, format sinetron, biaya. Komponen-komponen tersebut dapat dilihat lebih rinci pada tabel dibawah ini: Pelaku Konsrtruksi
Yang Menyiapkan Komponen Dakwah
Komunikator terdiri dari:
Penulis ide cerita dalam sinetron ini
Penulis ide cerita
adalah H. Imam Tantowi yang telah
Kerabat kerja
disiapkan oleh rumah produksi/PH
Aktor/Aktris Utama
Sinemart. Kerabat kerja produksi
Figuran
disiapkan oleh rumah produksi/PH Sinemart yang telah ditunjuk berdasarkan sutradara. Aktor/Aktrisutama disiapkan oleh rumah produksi/PH Sinemart berdasarkan dari keinginan penulis cerita, sutradara, produser dilihat berdasarkan hasil casting. Figuran dalam sinetron ini menggunakan figuran yang sebelumnya casting pada
51
52 pihak rumah produksi Sinemart kemudian disesuaikan penggunaannya berdasarkan kebutuhan pada saat shooting. Pesan terdiri dari:
Penulis ide cerita oleh H. Imam
Asisten pengumpulan
Tantowi, satu orang asisten dalam
ide/penyuplai ide
pengumpulan ide/penyuplai ide,
Penulis sinopsis
kemudian delapan orang menulis
Penulis skenario
sinopsis yang kemudian dibuat skenario yang siap digunakan pada saat shooting.
Komunikan/Segmentasi
Segmentasi penonton dalam sinetron ini
Penonton:
untuk khalayak umum.
Yang menentukan segmentasi penonton ialah produser dan penulis ide cerita Tujuan sinetron.
Sinetron ini bertujuan untuk
Tujuan dari sinetron ini
menyampaikan pesan dakwah melalui
ditentukan oleh produser,
media televisi dalam bentuk sinetron
penulis ide cerita dan sutradara. Format Sinetron
Format sinetron ini berkisah tentang
Format di tentukan oleh
kisah rakyat sehari-hari dalam bentuk
produser
drama religi komedi.
Biaya
Di tentukan dan disiapkan oleh produser yang berada dalam rumah produksi/PH Sinemart.
Dalam tahapan ini disebut juga proses pra produksi atau perencanaan produksi yang sudah menjadi sebuah keharusan bahwa suatu kegiatan di dahului dengan langkah perencanaan. Perencanaan yang baik akan
53 memperlancar proses kegiatan dan menuntun setiap langkah yang diambil menuju ke arah tujuan yang hendak di capai. Untuk sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series proses perencanaan harus benar-benar dipersiapkan khususnya untuk para kerabat kerja yang bertugas yang memiliki tugas masing-masing agar dapat mengaplikasikannya untuk proses produksi yang memepunyai waktu padat karena kejar tayang.1 Pada tahap ini merupakan proses awal dari seluruh produksi program siaran, termasuk program siaran pendidikan karena itu tahapan ini merupakan tahapan planning production atau pre production planning. Bermula dari timbulnya ide atau gagasan dan berpijak dari ide atau gagasan ini, produser mulai mengerjakan berbagai kegiatan untuk menghubungkan berbagai data yang diperlukan, untuk bahan pengembangan ide atau gagasan tersebut. Akhirnya produser yang bersangkutan bekerja sama dengan pengarah acara atau sutradara serta penulis naskah. Bahan-bahan yang terkumpul kemudian dirangkai oleh penulis naskah menjadi suatu naskah, sesuai dengan format program yang telah di tentukan.2 Penulis Ide Cerita Penulis ide cerita dalam sinetron ini ialah H. Imam Tantowi yang merupakan penulis ide cerita yang mengembangkan kisah nyata yang dialami oleh Ust. Yusuf Mansyur kemudian dikembangkan menjadi tayangan FTV kemudian dikembangkan kembali dalam format sinetron/ series. 1
Wawancara pribadi H. Ucik Supra, sutradara sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series, senin, 22 April 2013, di Lokasi syuting sinetron Jl. Mandiri, Alternatif Cibubur, Depok, Jawa Barat, pukul. 14:00 WIB. 2 Drs. Darwanto, S.S, Televisi Sebagai Media Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), cet. Ke-1, h.74.
54 Kerabat Kerja Produksi Dalam sinetron ini kerabat kerja ditentukan oleh sutradara kemudian di sediakan oleh rumah produksi Sinemart. Dalam sebuah produksi dibutuhkan kerabat kerja produksi yang satu sama lain saling berkesinambungan dan memengaruhi proses produksi agar berjalan dengan lancar. Kerbat kerja dengan tugas terdiri dari: Produser Produser adalah orang yang memegang pimpinan dalam sebuah produksi program siaran televisi, tuagasnya melaporkan kepada produser eksekutif, yang bertanggung jawab pada pelaksanaan produksi. Sementara produser eksekutif itu sendiri adalah pimpinan tertinggi yang mempunyai kewenangan mengelola suatu produksi, sering disebut juga sebagai orang yang selalu mengusahakan uang, yang bertanggung jawab atas jalannya pelaksanaan produksi. Selain produser dan produser eksekutif, dalam sebuah produksi sinetron ada pula produser pelaksana, yang bertugas mengatur pelaksanaan produski di lapangan, mengatur jalannya keuangan dan bertanggung jawab dalam keseluruhan produksi. Penulis Ide Cerita dan Penulis Skenario Suatu sinetron pasti sebelumnya berawal dari sebuah cerita yang dibuat oleh seseorang yang mempunyai ide cerita. Penulis ide cerita Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series yaitu H. Imam Tantowi. Ide cerita tersebut muncul berdasarkan kisah nyata yang dialami oleh Ustad Yusuf Mansur kemudian diangkat menjadi FTV yang terdiri dari 4 sequel.
55 Beragkat dari kesuksesan FTV tersebut kemudian dikembangkan kembali oleh H. Imam Tantowi menjadi the series/sinetron yang tiap hari tayang. Selain ada penulis ide cerita yang membuat konsep dan karakteristik tokohnya serta ide utamanya kemudian ada penyuplai ide, penulis sinopsis, penulis skenario dsb. Penulis skenario yaitu orang yang bertanggung jawab menulisan runtutan isi cerita. Isi cerita yang dibuat merupakan pengembangan dari ide atau gagasan dari H. Imam Tantowi selaku yang memiliki ide cerita. Penulis skenario pada sinetron ini ada agam, purwa dan tim. Dari penyuplai ide, penulis sinopsis hingga penulis skenario tergabung dalam satu tim yang jumlahnya tidak kurang dari delapan orang. Sutradara Sutradara adalah orang yang bertanggung jawab pada produser dan bertugas menerjemahkan naskah menjadi gambar dan suara yang hidup, serta mengerahkan artis dan kerabat kerja produksi dalam sebuah proses produksi/shooting, dari proses pra produksi hingga pasca produksi. Sutradara sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series dipilih oleh pimpinan produksi yang juga ikut serta dalam proses pra produksi meliputi penentuan lokasi shooting, pemain/artis hingga kostum pemain/artis. Dalam proses produksi/shooting sutradara dibantu oleh asisten sutradara, co sutradara dan unit. Bapak H. Ucik Supra merupakan sutradara yang di percaya memimpin sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series yang terdapat tiga tim kerabat kerja yang dalam satu tim terdapat sutradara juga tetapi H. Ucik Supra sebagai pemimpin dari sutradara setiap tim produksi.
56 Kerabat Kerja Produksi/Kru Produksi Kerabat Kerja Produksi merupakan komponen yang penting bahkan ditentukan sebelum menentukan pemain juga harus dipersiapkan dengan baik pada proses pra produksi/perencanaan produksi. Kerabat kerja produksi ditentukan oleh pihak PT Sinemart. Untuk kerabat kerja produksi sinetron ini dibagi menjadi tiga tim agar memudahkan jalannya proses produksi yang setiap hari serta jam tayang yang juga setiap hari. Dalam satu tim terdiri dari sutradara, co sutradara, DOP, pencatat adegan, operator, unit, cameraman, sondman, lightingman, serta boomer, pembantu umum, timart, kostum, make-up, genset, serta driver. Satu tim terdiri dari kurang lebih 20 orang. Para tim kerabat kerja yang terbagi menjadi tiga bagian masing-masing harus menyelesaikan tugas untuk menggarap scene-scene yang harus diselesaikan untuk episode 402 dan 403 ini. Untuk tim satu, harus menyelesaikan 20 scenes meliputi set yang terdiri dari rumah keluarga Romlah, rumah keluarga Sobari, rumah keluarga H. Sulam, tempat penjual TTS (Teka-Teki Silang) dan jalanan. Kemudian untuk tim tiga, harus menyelesaikan 22 scenes meliputi set yang terdiri dari rumah keluarga H. Muhiddin, rumah keluarga Emak Enok, Rumah keluarga Tulanh Togu, Rumah keluarga Nafisa, Toko H. Muhiddin, jalanan/travelling, dan jalanan. Selanjutnya untuk tim tiga, harus menyelesaikan 22 scenes meliputi set yang terdiri dari rumah keluarga Restu, rumah singgah, kantor Robby, rumah sakit, konter hand phone Mahmud, rumah Harry Sukardi, tempat rahasia, pos ronda dan kafe sakyat. Untuk set-set tim tiga merupakan hasil “sulap” tim artistik karena set-set tersebut hanya sebuah ruang kosong yang
57 kemudian “disulap” tim artistik yang dibuat sedemikian rupa berdasarkan skenario. Aktris/aktor Pemilihan aktris/aktor di tentukan dalam pra produksi setelah persiapan yang matang oleh kerabat kerja. Penulis ide cerita, penulis skenario, produser, pimpinan produksi juga sutradara menentukan aktris/aktor yang akan memainkan peran sesuai dengan karakteristik pada ide cerita. Aktris/aktor sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series ada yang menggunakan pemain aktris/aktor lama yang juga pemain pada FTV Tukang Bubur Naik Haji the series. Ada penggantian ada pula penambahan pemain karena cerita yang telah dikembangkan sehingga menjadi kompleks cerita juga karakteristik pemain. Pemilihan pemain dilihat dari tingkat profesionalitas, feeling tentang karakter yang akan di perankan, serta tak kalah penting penggemar yang dimiliki oleh artis yang memerankan karakteristik tokoh dalam cerita sinetron. Dalam sinetron ini, pemain utama (sentral figure) dari FTV menjadi the series tetap ada yaitu tokoh bang Sulam yakni Mat Solar, Emak yakni Hj. Nani Wijaya, H. Muhiddin yakni Latif Sitepu dan Hj. Maemunnah yakni Shinta Muin. Adapun tokoh-tokoh yang sebelumnya di FTV ada pada the series diganti serta ada penambahan karakteristik untuk tokoh-tokoh yang disesuaikan dengan ide cerita untuk the series. Pada episode 402 dan 403 ini, membutuhkan pemain tambahan selain pemain-pemain yang telah ikut serta pada episode-episode sebelumnya. Pemain tersebut semuanya dipilihkan oleh pihak perusahaan, dalam hal
58 ini koordinator pemain dalam sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series termasuk pemain figuran/cameo seluruhnya menjadi tanggung jawab perusahaan yang telah memiliki kerjasama dengan beberapa agency. Para tokoh yang terlibat dalam proses produksi episode ini terdiri dari Latief Sitepu sebagai H. Muhiddin, Nani Wijaya sebagai Emak, Dewi Alam sebagai Soimah, Ujang ronda sebagai Sobari, Alice Norin sebagi Rere, Aditya Herpavi Rahman sebagai Rahmadi, Ravi Romario sebagai Joni, Adam Rama sebagai Hisyam, Ali Syakieb sebagai Jamal, Hamka Siregar sebagai Tulang Togu, Dina Lorenza sebagai Riyamah, Nova Soraya sebagai Romlah, Edy oglek sebagai Kardun, Andy Arsyil Rahman sebagai Robby, Citra Kirana sebagai Robby, Dorman Borisman sebagai H. Rasyidi, Lulu Zakaria sebagai Hj. Rasyidi, Abdel Achrian sebagai Cing Nelan,Rahmi Nurulina sebagai Nafisa, Teuku Firmansyah sebagai Anshori/Ayah Nafisa, Cindy Fatikasari sebagai Lutfia/Umi Nafisa, Rio Revan sebagai Restu, Binya sebagai Tarmidji, Dede sbagai malih, Ben Kasyafani sebagai Fauzi/oji serta para pemain dari agency sebagai, warga setempat dan jamaah masjid. Format Sinetron Deskripsi3
Istilah Judul Sinetron :
Tukang Bubur Naik Haji the series Kisah rakyat sehari-hari,drama religi
Genre :
komedi Sinetron
Format :
Sinemart
Pembuat :
H. Ucik Supra
3
Deskripsi Cerita Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series dalam google. Diakses 27 April 2013 pukul 13:00 WIB
59 Sutradara :
H. Imam Tantowi
Ide cerita :
H. Imam Tantowi dkk
Penulis skenario :
404 (hingga 25 januari 2013)
Jumlah episode :
Elly Yanti Noor
Produser eksekutif :
Leo Sutanto
Produser :
Pukul 19:00 WIB - 22:30 WIB
Durasi :
(minggu hingga kamis) Pukul 19:00 WIB – 21:00 WIB (jumat)
Rumah produksi :
Sinemart Production
Distributor :
Sinemart
Saluran asli :
RCTI
Format audio :
Stereo Dolby Digital 5.1
Penayangan awal
Senin, 28 mei 2012 – sekarang
Segmentasi/Target Penonton Target penonton sinetron Tukang Bubur Naik Haji untuk semua lapisan masyarakat mulai dari usia muda hingga tua juga dari berbagai jenis status sosial masyarakat. “Target audiensnya semua lapisan masyarakat, karena sinetron ini menceritakan kisah rakyat sehari-hari dan tentunya dekat dengan masyarakat, tetapi masyarakat tidak mengambil semua apa yang disampaikan dalam cerita, artinya masyarakat harus memilah kembali yang baik dan yang buruknya agar tidak hanya menjadi tontonan saja tetapi juga tuntunan”.4 Materi Materi produksi merupakan bahan yang nantinya akan di produksi. Materi produksi dalam sinetron ini disebut juga isi cerita yang 4
Wawancara pribadi dengan Pimpinan Produksi, M. Romli, di lokasi syuting sinetron TBNH the seriesSenin, 22 April 2013, pukul. 13:00 WIB.
60 dikembangkan dari ide yang di temukan dari awal. Dimulai dari konsep tentang karakteristik tokoh, ide utamanya, kemudian ada penyuplai ide dan penulis sinopsis dan penulis skenario yang jumlahnya tidak kurang dari 8 orang. Pihak-pihak tersebut mengambil materi berdasarkan hasil diskusi, ulama, buku-buku hadis serrta Al-Quran. Dari bahan-bahan tersebut, lalu menjadi sebuah skenario
dengan
naskah yang jelas, padat, dan secara operasional dapat dibuat visualnya. Penulis skenario mengusahakan agar ada pelajaran agama dengan tujuan dakwah tapi tidak berkhotbah untuk itu penyampaianya tidak secara gamblang.5 Lokasi Pengambilan Gambar Lokasi pengambilan gambar di tentukan oleh penulis ide cerita, sutradara, beberapa kerabat kerja, produser serta pimpinan produksi. Untuk menentukan lokasi pengambilan gambar/produksi sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series menggunakan lokasi sebelumnya pada FTV Tukang Bubur Naik Haji yaitu di Jl. Mandiri, Alternatif Cibubur, Depok, Jawa Barat. Tentunya ada penambahan lokasi yang ingin dijadikan set yang di tentukan oleh, produser, sutradara, beberapa kru dan pimpinan produksi. Untuk hal ini pimpinan produksi yang bertugas mengurus perizinan serta masalah biaya. Alasan pemilihan lokasi masih di tempat yang sama seperti serial FTV menurut sutradara hal ini dikarenakan letaknya yang asri serta sangat mendukung serta sesuai dengan konsep cerita yang telah dibuat.
5
Wawancara pribadi H. Ucik Supra, sutradara sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series, senin, 22 April 2013, di Lokasi syuting sinetron Jl. Mandiri, Alternatif Cibubur, Depok, Jawa Barat, pukul. 14:00 WIB.
61 Untuk perizinan lokasi di taman Wiladatika, persiapan dilakukan oleh kooordinator lapangan serta pimpinan produksi padahari pelaksanaan produksi, sebelum produksi dimulai. Setelah perizinan di dapat para kru menyipakan segala sarana yang dibutuhkan dalam proses pengambilan gambar. Namun, pada set yang berlokasi dirumah, perizinan telah dilakukan sejak jauh hari, dengan mengontrak tersebut untuk jangka waktu tertentu. Sebelum proses shooting dilakukan, para kru menyiapkan set yang sesuai dengan skenario. Kostum dan make up para artis juga dipersiapkan sesuai dengan skenario. Para pemain mempersiapkan diri dengan latihan dengan di rekam kamera sekaligus latihan untuk penentuan angle kamera. Latihan dilakukan langsung oleh para pemain yang terlibat dalam satu adegan dalam satu set yang tertata rapi. Sutradara memberikan arahan kepada para pemain apa dan bagaimana suatu adegan harus diperankan. Sarana dan Prasarana Dalam sebuah produksi sinetron sangat diperlukan sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang kegiatan produksi. Tentunya sarana dan prasarana tersbut harus sesuai standar broadcastyang mampu menghasilkan gambar dan suara secara bagus. Sarana dan
prasarana di siapkan oleh
rumah produksi Sinemart, namun jika pihak Sinemart kurang lengkap dalam menyediakan alat-alat/sarana untuk shooting/pengambilan gambar maka pinjam melalui rental yang menyediakan alat-alat/saran shooting.6 Dalam sebuah proses produksi yang sangat penting untuk diperhatikan, yaitu unit peralatan perekam gambar, unit perekam suara dan unit pencahayaan. 6
Wawancara pribadi H. Ucik Supra, sutradara sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series, senin, 22 April 2013, di Lokasi syuting sinetron Jl. Mandiri, Alternatif Cibubur, Depok, Jawa Barat, pukul. 14:00 WIB.
62 Alat-alat yang menjadi saran dalam proses shooting episode 402-403 ini di siapkan oleh para tim kerabat kerja produksi dari masing-masing tim. Alat-alat tersebut terdiri dari: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.
3 buah kamera 3 buah tripod dan dolly 3 buah kaset betacam; 1 unit VTR; 1 set lighting; 3 buah sterefoam (untuk shooting outdoor) 1 unit genset; 1 buah mic boom; Sarana transportasi (untuk shooting outdoor); Tiang dan kabel untuk keperluan tertentu;7
Bersamaan
dengan
latihan
para
pemain,
sutradara
juga
menginstruksikan kameraman untuk latihan penentuan angle serta latihan pergerakan kamera mengikuti pergerakan pemain. Setelah dirasa cukup, proses perekaman gambar baru dilakukan. Untuk penggarapan episode 402 dan 403 ini, persiapan dilakukan pada pukul 08:00 WIB – 11:00 WIB. Setelah itu proses shooting dimulai dari pukul 11:00 WIB – 23:00 WIB untuk semua tim yaitu tim satu, tim dua, dan tim tiga. Biaya Produksi Mengenai besarnya biaya produksi sinetron telah di tentukan pada pra produksi/perencanaan produksi agar dapat diketahui bayangan biaya yang perlu dikeluarkan dalam proses pra produksi, produksi hingga pasca produksi. Pihak yang mengelola biaya produksi sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series adalah PT Sinemart.
7
Kesepuluh Sarana tersebut adalah sarana yang digunakan dalam satu tim produksi, maka dalam tiga tim produksi sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series membutuhkan tiga kali lipat sarana yang disebutkan diatas.
63 Mengenai besarnya biaya produksi tidak dapat diketahui dengan pasti, karena biaya produksi biasanya diungkapkan sesuai kepentingan pada saat besarnya harus diucapkan. Meski tidak diungkapkan berapa besar anggaran dana yang diperlukan untuk sinetron ini, asisten pimpinan produksi menjelaskan bahwa keuangan seluruhnya diatur oleh produser pelaksana dan pimpinan produksi. Dalam sebuah produksi, pimpinan produksi memiliki tanggung jawab keseluruhan proses produksi. Pimpinan produksi mengatur dan memantau mulai dari perencanaan produksi, proses pengambilan gambar hingga proses akhir sebelum hasil shooting dikirimkan ke pihak stasiun televisi. Produser pelaksana sendiri, bertugas membantu produser dalam menjalankan sebuah perencanaan produksi.8 2. Tahap Pemilihan Realitas Pelaku Konstruksi H. Imam Tatowi
Memilih Fakta/Realitas Realitas yang diangkat oleh H. Imam Tantowi sebagai penulis ide cerita sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series berdasarkan kisah nyata yang di alami oleh Ustad Yusuf Mansyur. Berdasarkan kisah nyata tersebut, berkisah tentang tukang bubur yang berniat memberangkatkan haji Ibunya dengan berusaha untuk menabung hasil penjualan buburnya di bank. Berdasarkan realitas tersebut H. Imam Tantowi mengembangkan kisah tersebut menjadi sebuah FTV kemudian
8
Drs. Darwanto, S.S, Televisi Sebagai Media Pendidikan, h. 177
64 sinetron. H. Imam Tantowi mengangkat realitas tersebut karena seorang bubur dengan niat yang tulus menyisihkan hasil penjualannya untuk memberangkatkan haji Ibunya. Realitas yang diangkat dalam cerita ini berdasrkan kisah nyata kemudian dikembangkan oleh penulis ide cerita mengenai penambahan karakteristik tokoh. Penulis mengangkat kisah seorang tukang bubur yang memiliki cita-cita memberangkatkan haji Ibunya. Dalam cerita yang diangkat penulis ingin menyampaikan pesan dakwah tentang cita-cita, usaha, doa dan sedekah. Seorang tukang bubur tersebut, memiliki cita-cita yang kuat sehingga dia selalu berusaha menyisihkan uang hasil jualan untuk ditabung agar Ibunya bisa naik haji. Dalam usahanya itu, tukang bubur tersebut terus berdoa dan tak lupa melakukan sedekah kepada anak yatim. Dengan kegigihannya tersebut, Allah SWT membukakan jalan dengan cara tabungan tukang bubur tersebut menang undian sebuah mobi, namun akhirnya
mobil
tersebut
di
jual
kemudian
uangnya
bisa
untuk
memberangkatkan Ibunya, si tukang bubur dan istrinya naik haji. Penulis mengembangkan kisah tersebut dalam bentuk FTV maupun sinetron menjadi sebuah cerita yang didalamnya terdapat kisah rakyat sehari-hari sehingga penonton merasa dekat dengan cerita dalam sinetron ini. Pesan dakwah yang ingin disampaikan dalam cerita tersebut disampaikan melalui karakteristik para tokoh yang terdapat dalam sinetron ini. “Tukang Bubur Naik Haji, sebelum dibuat the Series, lebih dulu diawali oleh kesuksesan FTV Tukang Bubur Naik haji (4 Sequel), Ide Tukang Bubur Naik Haji, pertama adalah dari Ust. Yusuf Mansyur yang menceritakan waktu mengisi ceramah di Semarang, dia dijemput dengan
65 Mercy C-200 Kompressor, si empunya menceritakan bahwa Mercy itu dulu punya seoprang tukang bubur yang mendapat hadiah undian di bank tempat dia menabung... karena tidak mampu menebus untuk bayar pajak kendaraan maka dia jual, dan uangitu buat naik haji ibunya. Dia dan isterinya. Tukang bubur itu menurut Yusuf Mansur ingin sekali memberangkatkan haji ibunya, keniatan itu dilaksanakan dengan menabung dari penghasilan menjual bubur. Dari cerita itu dikembangkan dengan menampilkan tokoh-tokoh lain selain penjual bubur. Nama dan semua tokoh yang ada di sinetron TBNH itu praktis hasil kreasi saya. Sampai pengembangannya menjadi The Series...”.9 3. Tahap Pembingkaian Skenario Pelaku Konstruksi H. Imam Tantowi
Tahap-Tahap Ide berawal dari kisah nyata Ustad Yusuf Mansyur kemudian dikembangkan karakterisasi tokohnya menjadi cerita untuk FTV dan dikembangkan kembali menjadi sinetron.
Satu orang asisten/penyuplai
Mengumpulkan dan menyuplai ide
ide
kemudian menyusun sinopsis sampai ke treatment.
Enam orang penulis persegmen
Dari Treatment dibagi menjadi
dalam skenario
beberapa segmen. Segmen-segmen tersebut terdapat dalam sebuah skenario yang siap digunakan untuk diaplikasikan ke dalam gambar yaitu dalam proses shooting.
Dalam sebuah sinetron diperlukan skenario/naskah yang digunakan untuk memvisualisasikan pesan dalam skenario/naskah tersebut menjadi
9
Wawancara pribadi dengan H.Imam Tantowi, Penulis Ide cerita sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series, jumat, 26 April 2013, melalui email
[email protected], pukul 13:00 WIB
66 gambar yang kemudian diperankan oleh para tokoh dalam sinetron tersebut. Sebelum menjadi naska yang digunakan dalam proses shooting. Terdapat tahap-tahap sebelum menjadi sebuah skenario yaitu dimulai dari outline, sinopsis dan treatment per segmen. Pembuat skenario berjumlah delapan orang. “saya di bantu 1 orang asisten bermula mengumpulkan ide, kemudia kami mulai menyusun sinopsis sampai ke treatment, dari treatment satu orang lagi membagi treatment itu menjadi beberapa segmen (dalam tayangan per segmen biasanya dibatasi dengan iklan) itu bisa mencapai 6 segmen, setiap segmen akan ditulis oleh satu orang, sehingga dalam tempo singkat sekitar 4 jam, jadilah sebuah skenario series. Jumlah pekerjanya bisa sampai 6 orang, plus saya dan asisten saya, jadi ada delapan orang. Ada outline cerita atau sinopsis global nya, ada karakterisasi tokoh (semuanya saya buat) Kemudian ada contoh skenario yang saya buat (2 episode) sebagai gaya penulisan, kemudiannya lagi treatment yang saya buat itu sudah utuh sebagai cerita. Ketua kelompok penulis skenario akan membagi satu treatment itu (12/13 halaman) menjadi empat bagian. Ketua penulisan skenario kemudian membagi setiap bagian dengan beberapa scene biasanya 7/9 scene, lalu mulailah mereka menulis, karena panduan karakter sudah jelas maka tidak ada kesulitan lagi menuliskannya.10” 4. Tahap Pembentukan Realitas Subjektif Pelaku Konstruksi
Pembentukan Realitas Subjektif
Penyeleksi
Cerita merupakan dari kisah rakyat yang
Tim pembuat skenario yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
berjumlah delapan orang.
Pengumpulan topik untuk dijadikan skenario berdasarkan materi yang berasal dari realitas yang sedang terjadi dalam masyarakat sehingga cerita dengan masyarakat dekat. Selain itu berasal dari Al-quran, Hadis, hasil diskusi serta bukubuku pelajaran agama Islam. Materi
10
Wawancara pribadi dengan H. Imam Tantowi, penulis ide cerita sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series, jumat, 26 April 2013, melalui email
[email protected], pukul 13:00 WIB
67 diseleksi sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan dalam proses pembuatan skenario yang telah rampung untuk digunakan setiap hari dalam proses shooting. Pengedit
Setelah dilakukan proses seleksi,
Tim pembuat skenario yang
dilanjutkan pada prose pengeditan agar
berjumlah delapan orang
dapat dibuat sinopsisnya.
Pembuang
Cerita dalam sinopsis yang dirasa tidak
Tim pembuat skenario yang
pas dengan karakteristik tokoh yang ada
berjumlah delapan orang
dalam skenario di buang. Begitupula bila dalam sinopsi tidak sesuai dengan realita yang sedang terjadi di masyarakat yang akan diangkat dalam cerita sinetron.
Penonjolan
Setelah itu dalam sinopsis dilakukan
Tim pembuat skenario yang
penonjolan dalam bentuk verbal atau
berjumlah delapan orang
nonverbal yang akan digunakan oleh para tokoh dalam cerita sehingga nantinya akan menjadi ciri khas oleh tokoh tersebut.
Pendalaman
Tokoh-tokoh yang dalam cerita memiliki
Tim pembuat skenario yang
ciri khas tertentu dilakukan pendalaman
berjumlah delapan orang
dalam bentuk verbal dan nonverbal tersebut agar mudah diingat oleh penonton.
Hasil skenario/naskah
Setelah melalui tahapan-tahapan diatas
sinetron
kemudian menjadi skenario/naskah yang
Tim pembuat skenario yang
siap dipakai dalam shooting. Dalam
berjumlah delapan orang
naskah tersebut merupakan bahasa tulisan yang harus disampaikan oleh para aktor dan aktris dengan cara memerankan para tokoh yang terdapat dalam cerita.
68 Penonjolan tokoh-tokoh terdapat dalam skenario/naskah dapat dilihat melalui jumlah segmen yang harus diperankan dalam skenario/naskah. Dalam skenario aktor utama/aktris utama memiliki banyak dialog dan peran yang harus ditampilkan karena aktor/aktris utama merupakan magnet dalam cerita tersebut sehingga digemari oleh penonton. Penonjolan juga ditampilkan dalam bentuk verbal yaitu ungkapanungkapan yang seringdi ucapkan oleh tokoh dalam cerita sehingga menjadi ciri khas. Berikut enam ungkapan lucu dan unik dalam sinetron Tukang Bubur Naik Haji The series. Penonjolan bentuk Verbal meliputi: Sorry-sorry to say Ucapan ini sering muncul dalam sinetron ini yang diungkapkan oleh Romlah. Sorry-sorryto say kian populer karena Nova Eliza (pemeran Romlah) setiap hari mengucapkan ungkapan itu dalam setiap perkataanya. Karena seringnya ungkapan sorry-sorry to say muncul di sinetron ini tak heran jika ungkapan itu sering ditiru penontonnya. Bos Romlah.......kurang nga-nga.............!!!!! Ungkapan ini kian populer dalam sinetron ini ketika muncul tokoh Romlah dan mantan suaminya Kardun. Dua tokoh ini diceritakan selalu berseteru karena mempunyai sifat yang bertolak belakang perseteruan kedua tokoh ini disebabkan karena tokoh kardun selalu mengejar-ngejar cinta Romlah mantan istrinya. Kardun selalu menyebut Romlah sebagai Mimi tetapi Romlah menolaknya dan meminta kardun menyebutnya dengan ungkapan Bos Romlah.............dan selalu di sahut dengan kata kurang nga-
69 ngaaaaa.............!!!!! Gemblong Gemblong adalah ungkapan yang juga muncul dalam sinetron ini. Istilah gemblong muncul sebagai nama panggilan dari tokoh restu (Rio Reifan) untuk tokoh Rere (Alice Norin). Ada fulus urusan mulus Ungakapan ini sering diucapkan oleh dua tokoh yang menjadi sahabat kental yaitu Tarmidzi dan Malih. Ungkapan ini berarti “ada uang urusan gampang”sangat pas diuucapkan oleh para tokoh yang terkenal penjilat itu. Haji dua kali H. Muhidin selalu menucapkan ungkapan ini ketika berbicara dengan orang lain menghormatinya dan selalu menganggap dirinya benar meskipun banyak terdapat kesalahan. Masbuloh (Masalah Buat Lo) (Dewi Alam) pemeran tokoh Soimah selalu mengucapkan ungkapan ini ketika sedang berbicara dengan suaminya ketika suaminya menegur dirinya yang salah. Proses shooting untuk episode 402-403 dilaksanakan hari selasa, 16 april 2013 yang dimulai pukul 11:00 WIB hingga 23:00 WIB. Pada episode ini, banyak cerita dari masing-masing keluarga yang terdapat dalam pengembangan ide cerita oleh H. Imam Tantowi yang tentunya dengan permasalahan yang kompleks dan tentunya mengandung nilai-nilai pelajaran moral, sosial, tak kalah penting agama Islam. Sehingga penonton yang menyaksikan akan mendapatkan pelajaran agama Islam dan
70 juga hiburan. Tujuan dari sinetron ini adalah bagaimana menyampaikan dakwah yang tidak berkhotbah. Pada keluarga H. Sulam dalam ide cerita sebuah keluarga yang harmonis, sabar meskipun di benci oleh H. Muhiddin, dermawan, rendah hati juga penuh berkah. Dalam episode ini diceritakan bahwa “Emak” ibu haji Sulam senantiasa dalam kehidupannya selalu melakukan sedekah kepada fakir miskin dan anak yatim. Cucu-cucu emak bertanya kepada emak bahwa emak terus sedekah tetapi kenapa hartanya tidak menjadi berkurang. Disitu emak menjelaskan mereka, bahwa sedekah tidak akan berakibat harta menjadi berkurang bahkan bisa bertambah banyak. Pada episode ini, H. Muhiddin yanng merupakan tokoh antagonis dalam sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series mempunyai rencana untuk mengagalkan rencana pernikahan tulang Togu dan Riyamah. H. Muhiddin tidak setuju jika Riyamah wanita yang disukainya menjadi milik tulang Togu. Dalam menjalankan rencananya H. Muhiddin minta pendapat kepada Malih dan Tarmidji untuk menggagalkan pernikahan tulang Togu dan Riyamah. Malih dan Tarmidji menyarankan H. Muhiddin untuk pelet Riyamah. H. Muhiddin marah besar karena saran mereka berdua karena melanggar agama Islam. Akhirnya Malih dan Tarmidji dipaksa H. Muhiddin untuk segera menemukan cara untuk menggagalkan pernikahan Riyamah dan tulang Togu. H. Muhiddin ketika selesai sholat berjamaah di masjid berkata kepada tulang Togu bahwa musibah yang kini dialaminya merupakan azab Allah karena dirinya telah merebut Riyamah dari H. Muhiddin. Para jamaah dan tulang Togu merasa kaget dan tidak terima oleh ucapan H. Muhiddin.
71 Sobari suami dari Soimah pada episode ini tidak habis pikir pada tingkah istrinya yang gemar sekali mengisi buku TTS (Teka-Teki Silang). Kali ini Soimah membeli buku TTS banyak sekali karena mempunyai maksud untuk mendapatkan hadiah. Uang untuk membeli buku TTS di dapatnya dari pinjaman Sakiat pria yang sudah dikecewakan oleh putrinya karena putri Soimah dan Sobari menikah dengan pria lain bukan Sakiat. Namun Soimah tidak peduli dengan orang-orang sekitarnya karena sedang memiliki ambisi besar untuk memenangkan hadiah uang dari buku TTS yang sudah diisi kemudian dikirim. Karena kesibukannya mengisi TTS Soimah lupa untuk Sholat. Suaminya Sobari mengingatkannya untuk sholat tetapi Soimah marah diingatkan oleh suaminya. Tulang Togu sedang mendapat musibah putrinya Mutiara meninggal dunia. Tidak hanya tulang Togu yang merasa kehilangan Jamal suami Mutiara juga anak mereka yang baru lahir sangat kehilangan. Masih dalam suasana duka yang menyelimuti keluarga tulang Togu akan gelar acara Aqiqah untuk kelahiran putri Jamal dan Alm. Mutiara. Nafisa sedang merasa bimbang karena rupanya disaat Nafisa sedang menanti kepastian hubungannya dengan Restu Umi dan Abi Nafisa baru saja berkenalan dengan seorang pemuda yang menolong mereka saat mobil mereka mogok. Rupanya Abi Nafisa kagum dengan pemuda itu yang tidak lain adik dari Romlah tetangga mereka. Abi Nafisa berharap pemuda itu yang kelak menjadi suami Nafisa. Setelah proses shooting selesai dilanjutkan dengan proses editing. Diawali oleh editor offline atau disebut juga asisten editor yakni melakukan fading atau membuat laporan berupa klip ke dalam komputer,
72 lalu memasukkan atau input gambar dan suara ke dalam komputer melalui kaset betacam dari lokasi ke dalam harddisk komputer. Setelah itu dilanjutkan oleh editor online atau editor yang menyambung adegan satu dengan adegan yang lain, membuang adeganadegan yang tidak memiliki nilai pada episode selanjutnya, serta melakukan pemadatan-pemadatan dialog yang dianggap tidak penting. Pada proses ini editor menampilkan cerita yang runtut dan menarik dengan memasangkan shot-shot terbaik. Setelahitu proses selanjutnya adalah mixing, yakn imenyambung gambar dan suara dari lokasi shooting dengan menambahkan ilustrasi music pada adegan-adegan tertentu juga menampilkan suara-suara efek seperti kilat, azan, mobil, motor dll. Setelah proses iniselesai, ruangan berpindah pada ruangan mastering, pimpinan produksi M. Romli melakukan QC atau Qualitiy Control, yakni memeriksa kembali hasil editing, didampingi oleh supervise produksi. Setelah itu, dilakukan mastering, yakni transfer dari harddisk computer untuk selanjutnya dikirimkan pada stasiun RCTI yang menayangkannya. Alur (flow chart) editing ini dapat dilihat pada lampiran. 5. Tahap Pengemasan Realitas Simbolik Pelaku Konstruksi
Tahap pengemasan realitas simbolik
Tim pembuat skenario
Membuat rundown/schedulle yang merupakan scene-scene yang telah dibagi-bagi untuk tiga tim produksi yang merupakan bahan yang sangat membantu para aktor/aktris yang memerankan tokoh juga para kerabat
73 kerja yang bertugas. Tim penulisan skenario
Mengemas bahan/dialog ke dalam skenario/naskah yang akan digunakan dalam proses shooting dan memudahkan para aktor/aktris memerankan tokoh dalam cerita. Selain mengemas bahan/dialog juga dilakukan pembingkaian kisah. Kisah yang dibingkai dalam skenario harus di perankan oleh para aktor/aktris.
Dalam pembuatan rundown/schedulle terkadang masih tidak sesuai antara shedulle dengan proses shooting. Hal tersebut dikarenakan kekurangan waktu dan kejadian-kejadian yang tidak terduga seperti faktor alam. Misalnya dalam hasil gambar yang sudah ditayangkan dalam televisi terdapat gambar-gambar yang seharusnya tidak muncul seperti mobil atau motor tiba-tiba. Dalam
mengemas
bahan/dialog
aktor/aktris
dapat
melakukan
improvisasi untuk pendalaman sehingga terkadang tidak sama antara dialog/bahan dalam naskah ketika proses shooting dan hasil yang dapat dilihat pada televisi. Dari tahap pengemasan realitas simbolik dapat dilihat pencitraan yang terdapat dalam tokoh meliputi: Karakter Tokoh Haji Muhidin Merupakan haji dua kali namun masih memiliki sifat riya, iri dan dengki sehingga hasil dari pencitraan tokoh ini tidak disukai penonton karena
74 bersifat antagonis. Karakter Tokoh keluarga H. Sulam Keluarga H. Sulam memiliki pencitraan keluarga haji yang dermawan, baik, tidak sombong dan segala sifat terpuji lainnya. Karakter Tokoh Soimah Hasil pencitraan tokoh Soimah ini meupakan seorang istri yang tidak taat pada suaminya dan selalu memunculkan masalah baru ketika ada masalah sehingga permasalahan itu tidak selesai. Karakter Tokoh Nafisa dan Rahmadi Merupakan anak yang berbakti dan menuruti perintah orang tua. 6. Tahap Penentapan Realitas Objektif Tahap Evaluasi Menggunaka Prinsip 6 M 6M
Statis
Man
Karakter yang tetap keluarga H. Sulam yang
Dinamis Karakter Muhidin
tokoh
H.
mengalami
dari awal tayangan pada penelitian ini merupakan potret keluarga seorang Haji yang dermawan,
sedikit perubahan yaitu menjadi
seorang
Haji
yang tidak mempunyai
baik, tidak sombong dan segala sifat terpuji
sifat tak terpuji.
lainnya. Matery
Kasus-kasus yang dinagkat merupakan
Kisah
tersebut
berdasarkan kisah yang
kisah rakyat sehari-hari. sedang
terjadi/dialami
75 oleh penonton, seperti bulan
ramadhan,
idul
fitri, idul adha, dll. Machiene
Yang telah disediakan oleh pihak PT. Sinemart
Tambahan
alat
yang
digunakan
jika
diperlukan dalam proses pengambilan
gambar
diluar/ shooting outdor. Methode
Pada proses signing bahan/dialog dalam
Ketika
H.
Muhidin
berubah ungkapan itu
skenario tidak terdapat perubahan karena dibuat dari awal hingga saat penelitian ini oleh H. Imam Tantowi, dkk. Awalnya H. Muhidin pada saat masih memerankan tokoh haji yang mempunyai sifat tidak terpuji sering mengucapkan ungkapan “haji dua kali”.
jarang digunakan.
76 Money
Biaya yang diperlukan untuk proses shooting di
Biaya
berubah
menggunakan
ketika se
luar
lokasi utama yaitu Cibubur biaya yang dikeluarkan untuk sewa
lokasi
seperti
rumah
sakit asli, bank asli dll.
rumah atau ruangan.
Marketing
Sinetron ini memiliki banyak iklan. Hal yang
Munculnya iklan partai politik
terus dipertahankan yaitu selalu menampilkan clip hanger yaitu membuat tayangan terakhir menarik dan ditunggu penonton sebelum tayangan iklan. Dengan begitu penonton akan menunggu dan melihat iklan yang banyak tayang. Iklan yang selalu tayang produk makanan, minuman dan kebutuhan rumah tangga karena segmengtasi penonton untuk semua lapisan masyarakat.
Iklan pada sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series episode 746-747, jumat, 26 juli 2013
77 Pada episode ini, ditayangkan pada bulan ramadhan dimulai pukul 18.10 WIB hingga 20.30 WIB, berikut rincian tayangan iklan yang berlangsung di sela-sela dari awal tayangan hingga akhir tayangan, yaitu sebagai berikut: 18-10-18.35 = 25 menit tayangan iklan Jenis iklan yang sering muncul berupa produk makanan dan minuman ringan, produk kebutuhan rumah tangga (seperti sabun mandi, sabun cuci , pasta gigi, detergen, dll), produk kebutuhan bayi, produk mobil dan motor. 18.35-18.45 = 10 menit tayangan iklan Jenis iklan yang sering muncul berupa produk makanan dan minuman ringan, produk kebutuhan rumah tangga (seperti sabun mandi, sabun cuci , pasta gigi, detergen, dll), produk kebutuhan bayi, produk mobil dan motor. 18.45-19.10 = 35 menit tayangan iklan Jenis iklan yang sering muncul berupa produk makanan dan minuman ringan, produk kebutuhan rumah tangga (seperti sabun mandi, sabun cuci , pasta gigi, detergen, dll), produk kebutuhan bayi, produk mobil dan motor. 19.10-19.20 = 10 menit tayangan iklan Jenis iklan yang sering muncul berupa produk makanan dan minuman ringan, produk kebutuhan rumah tangga (seperti sabun mandi, sabun cuci , pasta gigi, detergen, dll), produk kebutuhan bayi, produk mobil dan motor. 19.20-19.45 = 25 menit tayangan iklan Jenis iklan yang sering muncul berupa produk makanan dan minuman ringan, produk kebutuhan rumah tangga (seperti sabun mandi, sabun cuci , pasta gigi, detergen, dll), produk kebutuhan bayi, produk mobil dan motor.
78 19.45-19.50 = 5 menit tayangan iklan Jenis iklan yang sering muncul berupa produk makanan dan minuman ringan, produk kebutuhan rumah tangga (seperti sabun mandi, sabun cuci , pasta gigi, detergen, dll), produk kebutuhan bayi, produk mobil dan motor. 19.50-20.10 = 40 menit tayangan iklan Jenis iklan yang sering muncul berupa produk makanan dan minuman ringan, produk kebutuhan rumah tangga (seperti sabun mandi, sabun cuci , pasta gigi, detergen, dll), produk kebutuhan bayi, produk mobil dan motor. an iklan 20.10-20.12 = 2 menit tayangan iklan Jenis iklan yang sering muncul berupa produk makanan dan minuman ringan, produk kebutuhan rumah tangga (seperti sabun mandi, sabun cuci , pasta gigi, detergen, dll), produk kebutuhan bayi, produk mobil dan motor. 20.12-20.30 = 18 menit tayangan iklan Jenis iklan yang sering muncul berupa produk makanan dan minuman ringan, produk kebutuhan rumah tangga (seperti sabun mandi, sabun cuci , pasta gigi, detergen, dll), produk kebutuhan bayi, produk mobil dan motor. Tayangan iklan yang lama sebelumnya terdapat tayangan yang adegan/ceritanya di nanti oleh penonton sehingga penonton menunggu dan melihat iklan yang tayang yang disebut juga clip hanger yaitu membuat tayangan adegan/cerita akhir sebelum iklan cerita yang dinanti oleh penonton/membuat penonton penasaran dengan kelanjutan ceritanya.11
11
Wawancara pribadi dengan Bpk.Depi, sutradara tim 2 sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series, senin, 15 Agustus 2013, di Lokasi syuting sinetron Jl. Mandiri, Alternatif Cibubur, Depok, Jawa Barat, pukul. 14:00 WIB.
79 Semakin banyak tayangan iklan pada sinetron memiliki arti bahwa sinetron tersebut masih banyak diminati oleh penonton sehingga pihak broadcast/stasiun televisi meminta rumah produksi agar sinetron tersebut masih harus terus berlanjut dan tetap ditayangkan pada stasiun televisi tersebut. Waktu tayang yang pas dan jalan cerita yang digemari penonton menjadikan sebuah sinetron tetap bertahan di layar kaca. Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series merupakan sinetron yang sejak ditayangkan 28 mei 2012 hingga sekarang masih bertahan dilayar kaca. Hal ini disebabkan tayangan sinetron ini pada waktu prime time selain itu juga cerita dalam sinetron ini setiap episodenya merupakan kisah yang terjadi dalam masyarakat sehari-hari. Seperti pada tayangan episode 746747 ini cerita yang di tampilkan tentang bulan ramadhan karena masyarakat juga sedang menjalankan bulan Ramadhan.
B. Faktor Penghambat Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series Dalam kegiatan produksi memiliki faktor penghambat yang dapat mempengaruhi proses yang sedang dijalani sehingga diluar rencana. Berikut ini akan di paparkan penghambat yang dialami kerabat kerja hingga pemain selama proses produksi sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series ini, paparan dari segelintir orang yang diwawancarai cukup untuk menjelaskan penghambat yang biasanya dialami dalam proses produksi ini, sebagai berikut: Penulis Ide Cerita dan Penulis Skenario Dalam proses penulisan ide cerita kemudian dituangkan ke dalam skenario faktor penghambat yang dirasakan tidak ada, namun menurut penulis ide cerita faktor penghambatnya berasal dari luar yaitu ketika apa yang ada
80 dalam ide cerita kurang dapat di tangkap oleh yang menyaksikan cerita sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series ini. Dalam menjawab salah satu pertanyaan melalui email beliau menjawab: “Terkadang menghadapi orangorang yang berwawasan sempit sehingga otokritik lewat H.Muhidin dianggap sebagai penghinaan terhadap simbol Islam. Ini akan kembali ke jaman orde baru dimana, Polisi tidak boleh ditampilkan jahat, pegawai negeri tidak boleh ditampilkan jahat. Pokoknya yang oleh jahat hanya pelacur, tukang becak dsb...miris melihat kekerdialan semacam itu”. Namun hal yang seperti itu tidak menjadai faktor penghambat besar dalam mengembangkan cerita pada sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series ini. Pimpinan Produksi Tugas seorang pimpinan produksi dalam sebuah produksi sinetron mulai dari pada saat perencanaan/pra produksi, shooting/produksi hingga editing/pasca produksi. Seorang pimpinan produksi mempunyai tanggung jawab dan pengawasan dari proses pra produksi, produksi hingga pasca produksi. Jadi, faktor penghambat yang dialami adalah waktu yang terkadang tidak sesuai dari yang direncanakan. Hal tersebut bisa terjadi karena masalah teknis yaitu alat-alat produksi pada saat shooting maupun pada saat proses editing, pemain yang tidak datang tepat waktu/berhalangan hadir karena hal lain, juga dari alam yaitu seperti hujan yang turun deras sehingga proses shooting terhambat dari shedulle yang sudah di tentukan. Sutradara Seorang sutradara juga memiliki tanggung jawab dari proses pra produksi, produksi hingga pasca produksi. Pada saat pra produksi dan pasca
81 produksi tidak ada hambatan yang saya alami. Namun pada saat produksi/shooting ada beberapa faktor penghambat diantaranya faktor cuaca yang tidak bersahabat seperti hujan sehingga menghambat jalannya proses shooting dan pada alat-alat produksi beresiko rusak jika hujan deras yang disertai petir. Kemudian keterlambatan properties sebagai sarana penunjang untuk shooting Pemain Dewi Alam sebagai Soimah Dalam sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series ini, tokoh Soimah yang diperankan oleh Dewi Alam pada saat proses shooting ada pula faktor penghambat yang dialaminya. Beberapa faktor tersebut menurutnya adalah ketika proses pengambilan gambar keadaan sekitarnya berisik sehingga mengganggu konsentrasi dalam dialog juga menghayati peran, tidak hafalnya dialog yang harus diucapkan sehingga harus diulang beberapa kali proses pengambilan gambar, kemudian kurangnya feel dari tokoh yang diperankan sehingga membuat membuat sutradar tidak puas akan aktingnya. Camera Person (kameraman) Faktor penghambat berupa cuaca ketika hujan tiba-tiba turun menjadikan set yang sudah dipersiapkan untuk shooting harus dibereskan kembali karena untuk menjaga keamanan agar tidak rusak akibat terpaan air hujan. Selain itu juga day for night atau usaha menampilkan malam seperti siang, dikarenakan berbagai hal. Salah satunya karena banyak pemain yang memiliki kesibukan lain, sehingga harus disesuaikan jadwal pemain, atau pembagian tim produksi menjadi tiga bagian menyebabkan tim yang satu
82 dengan tim yang lain saling menunggu giliran para pemain, sehingga menjadi banyak waktu terbuang, bahkan jadwal tertunda sehingga tidak sesuai scene yang sudah ditargetkan. Namun dipihak lain, scene harus dituntaskan.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif pada analisis produksi program sinetron sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series penulis menyimpulkan sebagai berikut: 1.
Terdapat
enam tahapan pembentukan konstruksi sosial media massa
dalam proses produksi program sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series dimulai dari tahap penyiapan komponen komunikasi, dalam tahapan ini terdapat komponen komunikasi yang terdiri dari komunikator, komunikan, tujuan sinetron, format sinetron, serta biaya. komunikator dalam tahapan ini terdiri dari penulis ide cerita yaitu H. Imam Tantowi, kerabat kerja produksi, aktor/aktris utama, serta figuran. Komunikan dalam untuk sinetron ini berasal dari semua kalangan lapisan masyarakat. Format sinetron ini ingin menceritakan kisah rakyat sehari-hari dengan format drama religi komedi, untuk biaya bersal dari rumah produksi yaitu PT. Sinemart serta biaya dari iklan pada stasiun penayangannya yaitu RCTI. Sinetron ini bertujuan untuk menyampaiakan dakwah sehingga materi produksi berasal dari Al-Quran, Hadis, Buku-buku
juga hasil
komodifikasi realita masyarakat sehari-hari. Penyampaian dakwahnya disampaikan oleh sutradara tidak secara gamblang. Dalam proses penyiapan produksi atau perencanaan dilakukan dalam waktu kurang dari tiga bulan. Pihak-pihak yang terlibat mulai dari produser, penulis ide cerita dan skenario, sutradara juga pimpinan produksi. Dalam perencanaan
83
84 membicarakan selain ide cerita dan materi produksi juga kerabat kerja yang bertugas, lokasi pengambilan gambar, biaya produksi
serta para
pemain. Setelah tahapan penyiapan kemudian Tahap pemilihan realitas, dalam tahapan ini berisi tentang awal munculnya sinetron ini. Sinetron ini diawali dengan penemuan ide, dimana ide merupakan kisah nyata yang dialami Ustad Yusuf Mansur kemudian oleh H. Imam Tantowi dikembangkan kisah tersebut. Dalam pengembangan kisah tersebut oleh H. Imam Tantowi ditampilkan tokoh-tokoh lain dengan nama perannya selain penjual bubur kemudian sukses diangkat ke layar kaca dalam bentuk FTV. FTV Tukang Bubur Naik Haji the series terdiri dari 4 sequel kemudian ditayangkan terus menerus oleh stasiun televisi RCTI karena besarnya animo masyarakat terhadap FTV tersebut. Berdasarkan itu kemudian dikembangankan kembali oleh H. Imam tantowi sehingga dibuat tayangan the series/sinetron yang tayang setiap hari. Dilanjutkan dengan tahap pembingkaian skenario, dalam proses membingkai skenario dilakukan oleh tim pembuat skenario yang terdiri dari H. Imam Tantowi sebagai penulis ide cerita, satu orang peyuplai ide/asisten, dan enam orang penulis persegmen dalam skenario. Setelah jadi rancangan naskah skenario kemudian tahap pembentukan realitas subjektif, dalam tahap ini hasilnya berupa naskah skenario yang siap digunakan untuk proses produksi/shooting tiap episode serta penonjolan-penonjolan kata dalam bentuk verbal dan nonverbal dari setiap tokoh berdasarkan naskah skenario yang digunakan. Tahap yang kelima yaitu tahap pengemasan realitas simbolik, dalam tahapan ini berkaitan tentang apa yang telah ada dalam
85 naskah skenario kemudian di wujudkan visualisasinya dalam bentuk gambar yaitu pada proses shooting sehingga dapat disaksikan di televisi. Dalam pengemasan realitas simbolik ini, terdapat tiga proses pengemasan dimulai dari kekuatan priming yaitu berdasarkan rundown, kekuatan signing yaitu berdasarkan naskah skenario, dan kekuatan framing yaitu cerita dalam sinetron tersebut. Tahap terakhir yaitu tahap penetapan realitas objektif, dalam tahap ini meruakan tahap evaluasi dari tahaptahap sebelumnya. 2.
Selama proses produksi dalam pra produksi, produksi juga pasca produksi pihak-pihak yang terkait memiliki faktor penghambat sehingga apa yang sudah direncanakan tidak dapat berjalan sesuai dengan yang sudah direncanakan. Pada proses produksi/peliputan/shooting faktor penghambat dialami oleh kerabat kerja yang bertugas juga para pemain. Namun, faktor penghambat tersebut bisa dilalui dengan baik tanpa berpengaruh besar terhadap apa yang telah di rencanakan. Tim kerabat kerja yang dibagi menjadi tiga bagian memiliki faktor penghambat yang berpengaruh terhadap jalannya proses produksi, faktor penghambat tersebut berasal dari alam yang berupa cuaca, teknis juga dari para pemain.
B. Saran Dari hasil penelitian yang berjudul analisis produksi sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series penulis ingin memberikan saran terhadap pihak terkait, sebagai berikut: 1.
Sebaiknya pada hari sabtu dan minggu jam tayang tidak dimulai pada waktu azan magrib, karena hal tersebut dapat mengganggu waktu ibadah
86 penonton serta tujuan dari sinetron ini yang ingin menyampaikan pesan dakwah kepada penontonnya dapat benar-benar dilaksanakan oleh penonton yang menjadi sasaran tayangan sinetron ini. 2.
Hendaknya tokoh yang ada dalam cerita tidak dibuat terlalu berlebihan dalam melakukan kezoliman agar tidak menimbulkan keresahan dalam masyarakat yang menonton.
3.
Sebagai penonton, hendaknya menanggapi dengan bijak tayangan sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series ini yaitu dengan cara menjalankan pesan dakwah yang disampaikan dalam cerita sehingga dapat menjadi tuntunan bukan hanya sekedar tontonan.
4.
Hendaknya pihak rumah produksi menambah muatan sinetron yang bertema religi/Islami yang tidak hanya banyak tayang pada saat bulan Ramadhan saja.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Aziz, Muhammad. Ilmu Dakwah. (Surabaya: Media Dakwah, 2005) Bungin, Burhan. Konstruksi Sosial Media Massa. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011) Darwanto, SS. Televisi Sebagai Media Pendidikan.(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007) Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1998) cet. ke-1 Djamal, Hidajanto dan Andi Fachruddin. Dasar-Dasar Penyiaran, Sejarah, Organisasi, Operasional dan Regulasi. (Jakarta: Prenada Media Grup, 2011) Effendy, Heru. Industri Pertelevisian Indonesia, Sebuah Kajian. (Jakarta: Erlangga PT. Gelora Aksara Pratama, 2008) Ismail, Ilyas. Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah. (Jakarta: Pena Madani, 2006) Kasiram, Moh. Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif. (Yogyakarta: UIN Maliki Press, 2010) Lutters, Elizabeth. Kunci Sukses Menulis Skenario. (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004) Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT.Rosdakarya, 2007) Morissan, M.A. Jurnalistik Televisi Mutakhir. (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2010) _____________. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi. (Kencana Prenada Media Grup, 2008) _____________. Media Penyiaran, Strategi Mengelola Televisi. (Tangerang: Pustaka Harapan, 1996) Mubarok, Ahmad. Psikologi Dakwah. (Bandung: Benang Merah Press, 2004) Muda, Deddy Iskandar. Jurnalisitk Televisi: Menjadi reporter Profesional. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008) Omar, Toha Yahya. Ilmu Dakwah. (Jakarta: Wijaya, 1998) cet. ke-3
87
88
Rahayu, Iin Tri S.Psi dan Tristiadi Ardi Ardani S.Psi M.Psi. Observasi dan Wawancara. (Jawa Timur: Bayu Media Publishing, 2004) Soenarto, RM. Programa Televisi Dari Penyusunan Sampai pengaruh Siaran. (Jakarta: FFTV-IKJ Press, 2007) cet. ke-1 Syukur, Asymuni. Dasar-Dasar strategi Dakwah Islam. (Surabaya: Al-Ikhlas, 1998) Wahyudi, JB. Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran. (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka utama, 1994) Wibowo, Fred. Teknik Produksi program Televisi. (Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007) cet. ke-1 _____________. Dasar-Dasar Produksi Program Televisi. (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1997)
Wawancara: H. Imam Tantowi, Penulis Ide Cerita dan Penulis Skenario Produksi Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series M. Romli, Pimpinan Produksi Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series Syaiful, Asisten Pimpinan Produksi Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series H. Ucik Supra, Sutradara Produksi Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series Dewi Alam, Pemeran Soimah Produksi Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series Lainnya: http://id.wikipedia.org/wiki/sinetron http://deskripsi sinetron tukang bubur naik haji the series Skenario Tukang Bubur Naik Haji the series Jadwal shooting Tukang Bubur Naik Haji the series Tayangan sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series di RCTI
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEG ERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI TeJepon/Fax : (021) 7432728 /74703580
J1. If. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Indonesia
Websit~: www,fdkuinjakarta,ac.id,E-mail:
[email protected]
Nomor: Un.OlIF5/KM.01.3/51 nl'O 12013 Lamp 1 ( satu) bundel Hal Bimbing~m Skripsi
Jakarta,
I (Februari
2013
Kepada Yth.
Dr. Sunandar, MA
Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Assalamu 'alaikum Wr. Wh. Bersama ini kami sampaikan sebuah out line skripsi yang diajukan oleh mahasiswa Fakultas I1mu Dakwah dan I1mu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai berikut, Nama NIM JurusaniSemester Judul Skripsi
: Suci Nurul Khairiyah : 109051000215 : Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) 1 VII : Analisis Produksi Program Sinetron Tukang Bl1bur Naik Haji The Series
Kami mohon kesediaannya untuk membimbing mahasiswa tersebut dalam penyusunan dan penyelesaian skripsinya pada waktu yang tidak terlalu lama. Demikian, atas perhatian dan kesediaannya kami sampaikan terima kasih.
Wassalamu 'alaikum Wr. Wh.
Tembusan: 1. Dekan 2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) FakuItas Jlmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIFHIDAYATULLAHJAKARTA FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI Telepon/Fax: (021) 7,132728 /74703580
}1. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Indonesia
Websit,": w,,"w.fdkumjnkarta.ac.id, E-m,'il :
[email protected]"rtn.ac.id
Nomor: Un.0IlF5/KM.OI.3/5/ ISOG /2013 Lamp Hal PcneUti::mf\V2;w~mcHra
Jakarta, IS Februari 2013
Kepada Yth.
Produser PT. Sinemart
di Tempat
Assalamu 'alaikum Wr. Wb.
Dengan honnat bersama ini kami sampaikan bahwa mahasiswa FnkuJtas 11mu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di bav"ah ini, Nama Nomor Pokok JurusaniSemester
: SuciNurul Khairiyah : 109051000215 : Komunikasi dan Penyidran Islam (KPI) I VIII
bermaksud melaksanakan penelitianlwawancara untuk bahan penulisan skripsi yang beljudul Analisis Program Prodllksi Tukang Bubur Naik Hajj The Series. Sehubungan dengan itu, kami mcmohon kepada Bapakilbu/Sdr. kiranya berkenan menerima mahasiswa kami tersebut dalam pelaksallaan pcnclitianlv.rawanc.ara dimaksud.. Demikian, atas perhatian dru1 perkenannya kami mcngucapbn terima kasih. Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.
Tembusan: 1. Pembantu Dekan Bidang Akademik 2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
,1"L'NTERT '\"""J ",t'l.J 1\ ('-' AI", A· It. . ,;...l·~~,l'· -,-V.1I\..
~(E'1\· .~'~...JIY..tti:-~
-I
UNI\lCn';;"(TA " .Lei TCLAlVl p:~1·. 1.;1'1.,:') 1 .,J 1 N~~·-\P.RI .. ~v ..~..."a... ~ ';j" SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS ILMU DAK\,yAI-I DAN ILMU KOMUNIKASI Telepon/Fax : (021) 7432728/71703580
_ JI. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Indonesia
Website: www.fdkuinjakarta.ac.id, E-mail: dakwah®fdk.uinjakarta.ac.id
Nomor: Un.01lF5/KM.01.3/51 /7- YY 12013 Lamp PeneJitianlWawancara Hal
Jakarta, 2-(;Februari 2013
Kepada Yth. HumasRCTI di Tempat
Assalamu 'alaikum Wr. Wh.
Dengan hormat bersama ini kami sampaikan bahwa mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN SyarifHidayatullah Jakarta di bawah ini, Nama NomorPokok JurusaniSemester
: Suci Numl Khairiyah : 109051000215 : Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) 1VIII
bennaksud melaksanakan penelitianlwawancara untuk bahan penulisan skripsi yang berjudul Analisis Produksi Program Tukang Buhur Naik Haji The Series. Sehubungan dengan itu, kami memohon kepada Bapak/lbuiSdr. kiranya berkenan menerima mahasiswa kami tersebut dalam pelaksanaan penelitianlwawancara dimaksud. Demikian, atas perhatian dan perkenannya kanli mengucapkan terima kasih. Wassalamu 'alaikum Wr. Wh.
. Tembusan: 1. Pembantu Dekan Bidang Akademik 2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) - Fakultas Ilmu Dakwah dan IImu Komunikasi
KEMENTERIAN AGAMi\
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULT AS ILMU D AKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI Telepon/Fax: (021) 7432728 / 74703580
JI. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Indonesia
Website: \vww.fdkuinjakarta.ac.id, E·mail:
[email protected] "'
ft>3
Nomor: Un.OlIF5/KM.01.3/5/ Lamp Hal PenelitianlWawancara
T
/20i3
Jakarta,2.G Februari 2013
Kepada Yth. Sutradara Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series di Tempat
Assalamu 'alaileum Wr. Wb. Dengan hormat bersama ini kami sampaikan bahwa mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN SyarifHidayatullah Jakarta di bawah ini, Nama NomorPokok J urusaniSemester
: Suci Nurul Khairiyah : 109051000215 : Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) / VIII
bem1aksud melaksanakan penelitianlwawancara untuk bahan penulisan skripsi yang berjudul Analisis Produksi Program Tukang Bubur Naik Haji The Series. Sehubungan dengan iill, kami memohon kepada Bapak/Ibu/Sdr. kiranya berkenan menerima mahasiswa kami tersebut dalam pelaksanaan penelitian/wawancara dimaksud. Demikian, atas perhatian dan perkenannya kami mengucapkan terima kasih.
Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.
ef Subhan, MAe") 660110 199303 1'004 Tembusan: 1. Pembantu Dekan Bidang Akademik 2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
EDITING WORK FLO"'V PROSES KERJA EDITING
MASTER SHOT
TIMECODE CAPTURE J FADING 1 + - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ,
OFFLINE DIGITIZING
4b REESHOT
REETAKE
4c
~____M_US_I~C.S-C-O_O-R-IN-G--~I~·----~ DIGITIZE ONLINE 6a
6b
MASTERING PRINTOUT
6e
TRANSFERING QUALITY CONTROL
"
"" :
','"
~.
"; ,
I
\"
.... "
.,,:"'. ~"
4"
,
"
:
REVISION
" ~
~'"
SEND TO STASIONICHANNEL
o
OFFICE COpy J BACK UP
'd by BP I WORKFLOW EDITING
.,~
...
Keterangan Flow Cart 1
Terima materi (Master Shot) dari lokasl berupa Tape; Betacam, Dvcam, Mini DV. dll tergantung d9ngan format apa shoting dilakukan.
2
Timecode Capture adalah tahap pertama dan proses kerja editing yaitu "memasukkan AnI dari tape kedalam komputer ( timecode dari take OK setiap tape) dan disebut juga Fading Estimasi waktu : - unt tape dengan durasi I jam ( rata-rata 64 menit ) dibutuhkan waktu untl timecode batching -/+ 15 menit per tape
3
Offline Digitizing adalah pr(jses dimana computer men-transfer Video dan Audio dan tape dengan timecode yang telah dibuat. Disebut Offline karena setting resolusi video dibuat ren untuk mempercepat proses edit dan menghemat storagelharddisk. Estimasi waldu : - unt tape dengan durasi I jam ( rata-rata 64 menit ) dibutuhkan waktu untl Digitizing -/+ 30 menit per tape
4
Offline Edit I Disebut Offline edit karena saat melakukan proses edit resolusi Video dan Audio (V&A) ya rendah / L0W Resolution. (Biasanya resolusi yang dipakai 15:1 atau DV resolution) 4a
Rough Edit Disebut rough edit / edit kasar karena tujuan dan proses edit tersebut adalah ur sesuai dengan skenario, mengecek kelengkapan shot. dan yang paling utama a durasi dali setiap episode. ( proses ini biasanya dilakukan oleh asisten editor) Estimasi waktu : -' unt program durasi 1 jam. dibutuhkan waktu -/+ 8 jam ( 1 shif
4b
Final Edit Setelah Rough edit selesai, senior merapikan dengan menaillbahkan inAertion ~ dramaturki , mem-build up scene dan lain sebaga'inya yang intinya mambuat epi Estimasi waktu : - unt program durasi 1 jam. dibutuhkan waktu -/+ 4 jam
4c
Trimming
Adalah proses dimana dilakukan pemotongan-pemotongan yang dipet1ukan, mil panjang dan diambil intinya, juga daiam proses ini sekaligus mehgontrol apakah konsep yang diinginkan, jika terjadi kekurangan atau kesalahan dalam proses sl tindakan reshot/retake. Jika semuanya telah sesuai konsep. baik shot2 atau edt ke tahap belikutnya . ....
5
Music Scoorlng Adalah proses pembuatan musik ilustrasi/scooling yang dilakukan oleh musik lIustrator Estimasi waldu : - unt program :;'durasi dibutu.h~aJl~!s!\l~{t,5s1d6jam _'-;'" ,',;"'' ' ,;,:'1'-' 'jam. --'' "' .:;...,_";.., ._...,;,.0..';. . . ",.0"_..,..._ •. < -_ -.. ,- .'. ., ' ...
6
Online Edit Disebut Online edit karena saat melakukan proses edit resolusi Video dan Audio ( V&A) ya tinggi / High Resolution. ( Biasanya resolusi yang dipakai 2:1 atau 1 : 1 ) 6a
Online Digitizing· . '. . Prosesnya sama dengan proses no.3 yang membedakan adalah resolusi yang atau High resolution. Dan yang di-Digitize hanya klip2 yang dipakal dalam sequ( Estimasi waktu : • unt program durasi 1 jam, dibutuhkan waktu -/+ 3 sId 4 jam
6b
Mixing Proses selanjutnya setelah Musik lIustrasi dan Online Digitize siap adalah Mi>drr dialog. musik. dan sound effek jika diperlukan. Yang mana didalam prose~nya d musik. dan sound effek menjadi serasi dan tidak saling bertabrakan ( audio bala
TBNH 402
Skenario: TUKANG BOBUR NAIK HAJI
The.- Series...
Episode - 402
IDE CERITA
IMAM TANTOWI
skenario
Agam, Purwa dan Tim
SAMBUNGAN EPISODE 401 1.
INT. RUANG KERJA KM%OR }KOBBY . !"""t4
PAGI .
PEMAIN: •
...RERE malah bertanya k.e Robby. RERE
Rob... PAR BOS ada, Robby
ma~
kan... ?
menj3wab tapi didului oleh RESTU. RESTU
Ada, Re ... ada ... ! Pak Bos pas gembira
juga, karena hari ini el0 udah kembali
masuk kerj a ...
RERE kemudian mengeluarkan amplopnya depan Robby yang diam tenang, sementara RESrU me).iha.tnyap~xig~?'.g§n..P~l;,'J;,gny9..~. .••'' -"_,
''''''''.~_.~'".'
"~.,_
•• ~._~.__•___ ._._.•__ ••_,,,__. ___•___ ,',".'_ "._ • •. ~ . ~"""'~-_"_' .- ••••••- •.~ •• -~. c--
'-RESTU-Amplop apaan '-itu, Re ... ?
..
RERE tersenyum dan menjawab tenang tapi mantab. RERE Surat pengunduran diri ... ! RESTU k2get,
seakan gak percaya... RERE
Elo... 10 datang buat nyerahin
surat pengunduran diri?
SCE.'NE
FREEZ~!: '~,r: "\ • . "
.
:
,."
TBNH 402
2.
INT. RUANG KERJA KANTOR ROBBY
PAGI.
PEMAIN: •
Rere mengangguk yakin ke Restu. RERE
Iya, kenapa enggak...?
RESTU kelihatan masih kaget dengan niat RERE untuk benar benar mengundurkan diri. Dia mempertanyakan dengan gusar. RESTU
Tapi, Re... kan RAHMADI udah
mulai sembuh? Kenapa elo harus
benar-benar mengundurkan diri,
sih...?
RERE tersenyum, bukannya dia menjawab dan menjelaskan pertanyaa'n RESTU akan tetaIB- dia j ustrll berpesan ke RESTU. RERE
Restu... nanti kamu harus baik
baik saja dengan ROBBY, ya... ?
Kcrja samanya harus lebih
kompak dan jangan banyak
bermainnya.
Mendengar suara RERE yang kali ini tanpa menyela atau emosi, lebih terkesan bijaksana membuat RESTU terdiam. RESTU kelihatan lemas, dalam hati dia berkata...
ampun... sepertinya kali ini RERE gak main-main... RERE benar benar akan mengundurkan diri. RERE lalu mengatakan ke Robby yang hanya diam saja. RERE
Rob... aku ke ruangan PAK BOS
dulu, ya?
Robby hanya mengangguk. Rere melanjutkan. RERE
Nanti setelah dari Pak Bos, aku akan
kemari lagi.
ROBBY hanya senyum mengangguk. Rere menyungging Restu yang diam tercenung. Rere terus keluar.
senyum ke
TBNH 402
Begitu RERE sudah bertanya ke ROBBY.
keluar
dari
ruangan,
RESTU
lang sung
RESTU
Rob, Rob... ! Kenapa sih 10... membiarkan
saja RERE mau resign?
ROBBY dengan tenang mengatakan. ROBBY Resign itu adalah hak RERE... RESTU
Tapi, tapi... Rere itu partner
kerja kita yang sangat Qke,
Rob.
ROBBY
Meskipun RERE aaalah partner
kerja yang bisa diandalkan dan
sangat disayangkan keluar... tapi
kalau memang semuanya demi
kebaikan RERE, aku rasa itu
sarna ~ekali gak masalah.
RES'rU la:<1,gsung menampik. RESTU
Justru akan masalah buat Rere
sendiri, Rob~ Rere itu kan
biasa kerja_ wanita
'.r'~'.'.·'-'''~~~~' "-,~~~~.--~-~.,l:.~ttnE~~:-~~a~~I~g·~k~~J;t~::;~q,,--.~-'i~ dirumah. ~
Robby mengingatkan Restu. ROBBY
RERE itu orang dewasa... Dia
pasti sudah memikirkan dampak
positive dan negativenya
kalau dia keluar kerja.
RESTU Ah, cara menilai 10 garing... ! Robby terpaksa diam melihat sependapat dengannya. CUT TO
RESTU
tetap
kelihatan
tidak
'TBNH 402
3.
INT. RUANG PAK BaS - PAGI.
PEMAIN: •
Di ruangan pak Bos... RERE sudah berjabat tangan dengan PAK BaS.
PAK BaS
Silahkan duduk, Re...
RERE kemudian bertanya RERE.
segera
duduk
di
kursi
PAK
BaS.
PAK BaS
Bagaimana kabarnya?
RERE
Alhamdulillah... semua baik.
PAl< BCS
Suamimu...?
RERE
Makin mernbaik juga...
PAK.BOS
Syukurlah... saya turut berdoa
semoga suami kamu segera
sernbuh.
RERE
Makasih pak, dokter bilang
Pak Bos tersenyum, namun dalam hati bicara.
.
va. PAK BaS Saya tau Rere sudah berniat mengundurkan diri dari perusahaan inL. Tapi semoga saj a tidak... Semoga Rere kemari untuk mernbatalkan niatnya mundur... PAK BOS kemudian bertanya ke Rere. PAK BaS Jadi bagaimana kelanjutannya, Re...?
PAK
BOS
TBNH 402 RERE kemudian tersenyum. Dia menyerahkan amplop besar ke
Pak Bos. Pak Bos membuka amplop dan membaca isinya. Pak Bos
tampak menacik nafas kecewa...
CUT TO
4. EXT. HALAMAN RUMAH ROMLAH - PAG!.
PEMAIN: •
KARDUN baru selesai mencuci mobil. KARDUN
Tugas mencuci mobil udah kelar.
Tugas selanjutnya gue harus mengantar
ROMLAH kerja...
Kardun lalu berkaca pada spion mobil dan menyisir rambutnya
dengan benar. Dia muji diri sendiri.
KARDUN
Kayaknya gue makin ganteng aja, nih...
serasa tiada tandingannya di dunia
ini... Hehe... Muach...
Kardun mencium kaca spion. CUT ,TO
5. INT. RUANG KELUARGA
RU~~H
ROMLAH
PAGI.
PEMAIN: •
OJ!
(FAUZI)
sedang
duduk
diruang
keluarga
rumah
ROMLAH
...§j:inWj,;t... J;:H;;;::mg,iJl,~"s;l.e-ngan,~,RQ~l., .. _"anak---,.ROMLAH........H,P-be-rdering., -'
ternyata dar i temannya... OJ i menj awab salam.., OLII
Assalamualaikum, Bas Pucel... !
Tumben 10 pagi-pagi nelpon gue... ?
(PAUSE) Gue lagi momong ponakan ...
Sambil nya.
megangin
tangan
Romi,
OJ i
terus
bicara
OJl
Jalan-jalan... ? Emang 10 mau ngajak gue
jalan-jalan kemana sih... ? (PAUSE) Oh...
gitu... ? (PAUSE) lye, sih... mumpung
gue lagi liburan di lndones (PAUSE)
Ya udah ... gue ij in empok gue dulu...
dengan
HP
TBNH 402 OJI mengucap salam dan menutup HP nya. Tampak Romlah datang mendekat, Oji langsung bicara. OJI Npok... OJ i pinjem mobilnya, ya...? Romlah langsung berkerut menjelaskan ke Oji. ROMLAH
Lah, kan mobilnya mau gue pake
ke kantor? Masa gue ke kantor
jalan kaki...?
OJI
Ya kagak, mpok... Maksudnya biar
Oji yang sopirin empok ke
kantor. Terus ntar mobilnya
langsung Oji hawa_
Romlah penasaran bertanya ke Oji. ROMLAH
Emang 10 mau kemana sih, pake
bavla mobil segala... ?
OJi menjelaskan maksudnya ke Romlah. OJI
Mau ketemuan sarna sohib lama
gue, mpok. Ntuh si Basir El
Pucel yang anak Pedati. Dia mau
ngajak jalan-jalan muterin
c,~, . ,.~"JakaIt.a,."",Wisata,,.kulin.er;~'s,ambi,l
cuci mata gitu, mpok... .
.
Romlah menepis... ROMLAH
Halah... kalau mau cuci mata sono
pake air sirih aja... Kalau cuci
mata diluaran, yang ada mata
elo malah kelilipan debu.
OJI merajuk. OJI
Ya ilah, mpok... Kan mumpung OJ i
lagi liburan? Pinjem deh,
mobilnya... Ntar begi tu OJ i
selesai jalan-jalannya
TBNH 402
.' .
Sarna si Basir El Pucel, Oji langsung jemput empok di kant or... Gak masalah, kan... ? Romlah lalu mengangguk mengijinkan namun mengingatkan. ROMLAH
Ya udah... Asal tuh mobil j angan
10 pake yang gak bener aja_
OJI
Insya Allah Oji selalu di jalan
yang bener, mpok...
ROMLAH
Ya udah... panggilin si mbak dulu
di belakang. Biar Romi diurus
dulu sarna dia...
OJI
Siap, mpok...
Oji lalu bergeg-as ke belakang, kasih sayangnya menggendong Romi.
sementara
Romlah
dengan
ROMLAH
Romi.~. maml mau ngantor dulu,
ye... ? Romi bae k-bae k di rumah...
Jangan nakal.
Romi hanya mengangguk. Romlah menciumnya. CUT TO 6.
EXT. HALAMAN' / TERAS RUMAH ROMLAH - PAGI.
PEMAIN: •
Kardun masih berdiri dekat mobil Romlah dan menggerutu. KARDUN
Lama bener si Romlah... ? Kalau
gue kelamaan kejemur nunggu di
sini, bisa kering gue kayak
ikan asin...
Saat itu ROMLAH dan OJI kelihatan keluar kemudian langsung menyambutnya dengan berlebihan. (note
karakter
KARDUH:
jangan berlebihan/
Din
jad:;. d:L::.
berani :b~_n::r:;'.
rumah. KARDUN hormat agak
menan tang ROMLAH tapi tapi harusnya tetap
c·~?per
Daftar Wawancara
Interviewee : H. Imam Tantowi (Ide Cerita dan Penulis skenario sinetron TBNH the series) Intervieweer : Suci Nurul Khairiyah Waktu
: Jum'at, 26 April 2013, pukul13:30 WIB
Lokasi
: Via email
[email protected]
1. Sudah berapa lama pak, menjadi seorang penulis cerita untuk sinetron?
JAWAB:
Sejak tahun 1994 dengan cerita MADU, RACUN dan ANAK
SINGKONG, tentang seorang anak pelacur yang pengen belajar mengaji.
2. Berapa banyak karya yang sudah dihasilkan Bapak untuk menulis cerita sinetron? JA WAB: Sudah bayak sekali, yang terdiri dari FTV (sine iron
epis~de
lepa:;) dan
Series EPISODE LEPAS: I-Madu Racun dan Anak Singkong 2- Anak-anak langit 3- Ziarah 4- Nara 5-FTV Suami-suami Takut Isteri, 6-Jejak Sang Guru, 7-Panggil aku puspa. SERIES: 1- Singgasana Brama Kumbara, 2- Tutur Tinular, 3-Angling Dharma, 4 Wali Sanga, 5 Mahabaharata, 6 Ramayana dsb. 7- Serial Maha Kasih, diantaranya ada sequel Tukang Bubur Naik Haji (4 sequel) dsb ..
3. Untuk cerita sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series awal munculnya ide darimana pak? JA WAB: Tukang Bubur Naik Haji, sebelum dibuat the Series, lebih dulu diawali oleh kesuksesan FTV Tukang Bubur Naik haji (4 Sequel), Ide Tukang Bubur Naik Haji,
pertama adalah dad Ust. Yusuf Mansyur yang menceritakan waktu mengisi ceramah di Semarang, dia dijemput dengan Mercy C-200 Kompressor, si empunya menceritakan bahwa Mercy itu dulu punya seoprang tukang bubur yang mendapat hadiah undian di bank tempat dia menabung ... karena tidak mampu menebus untuk bpaJak kendaraan maka dia jual, dan uang buat aik haji ibunya. Dia dan isterinya. Tukang bubur itu menurut Yusuf Mansur ingin sekali memberangkatkan haji ibunya, keniatan itu dilaksanakan dengan menabung dari penghasilan menjual bubur. Dari cerita itu uikembangkan dengan menampilkan tokoh-tokoh lain selain penjual bubur. Nama dan semua tokoh yang ada di sinetron TBNH itu praktis hasil kreasi saya. Sampai pengembangannya menjadi The Series ...
4. Apa konsep awal untuk cerita sinetron TBNH the series ini? JA WAB: Konsepnya bercerita tentang manusia, siapapun dia, bisa terjangkit penyakit hati: Iri, dengki, hashad, riya dsb ... siapapun dia apakah dia haji atau orang biasa. Nah dalam cerita ini ada haJi yang baik, ada haji yang menderita peliyakit hati. Secal(;1. keseluruhan adalah untuk otokritk terhadap kaum muslim dan umumnya manusia, bahwa yang namanya penyakit hati itu bisa menjangkiti siapa saja... rupanya masalah penyakit hati itu menarik sebagai tontonan, sehingga ratingnya luar biasa, selalu bertenger di nomor satu ..
5. Bagaimana proses pengembangan dari munculnya ide dan konsep yang kemudian menjadi sebuah cerita sinetron yang tayang setiap hari? JA WAB: Biasanya cerita itu akan terinspirasi oleh kejadian dan berita yang ada di koran maupun televisi, terkadang kejadian yang menimpa tetangga dan sebagainya, karena sinetron yang baik adalah merekam kejadian. Yaitu modifikasi realita.
6. Siapa saja pihak-pihak yang terkait dalam proses pengembangan ide dan konsep?
JAWAB: Saya yang membuat konsep dan karakterisasi tokohnya, ide utamanya, kemudian ada penyuplai ide ada penulis sinopsis, penulis skenario dsb. Tidak kurang dari 8 orang. 7. Apakah konsep ditentukan
lokasi syuting, karakteristik hingga kostum pemain sudah
berdasrkan
gambaran
ide
cerita
dari
Bapak?
JA WAB: Setiap cerita pasti memiliki panduan untuk karakter penokohan, setting dan juga kostumnya, juga propertynya... 8. Dalam pembuatan skenario setiap episode, apa Bapak terlibat juga? JA WAB: Saya Cuma membuat skenario untuk dua episode awal, selanjutnya, saya yang menyuplai cerita setiap episode, dibantu dengan penyuplai ide. 9. Bagaimana proses pembuatan skenario setiap episode yang dilakukan oleh beberapa penulis skenario sehingga menjadi sebuah tim penulisan skenario? JA WAB: Base nya adalah Cerita/treatment yang saya buat, dari sana baru dikembangkan. Kalau ada dialog yang saya anggap penting, biasanya saya bikin hmgsung. 10. Jika penulis skenario, tidak bertemu langsung dalam proses pembuatan, bagaimana cara pembagian kerja dalam satu tim tersebut? JA WAB: Ada outline cerita atau sinopsis global nya, ada karakterisasi tokoh (semuanya saya buat) Kemudian ada contoh skenario yang saya buat (2 episode) sebagai gaya penulisan, kemudiannya lagi treatment yang saya buat itu sudah utuh sebagai cerita. Ketua kelompok penulis skenario akan membagi satu treatment itu (12/13 halaman) menjadi empat bagian. Ketua penulisan skenario kemudian membagi setiap bag ian dengan beberapa scene biasanya 7/9 scene, lalu mulailah mereka menu lis, karena panduan karakter sudah jelas maka tidak ada kesulitan lagi menuliskannya.
11. Apa saja kendala dalam menghasilkan sebuah ide cerita maupun menulis skenario untuk sinetron? JAWAB: Terkadang menghadapi orang-orang yang berwawasan sempit sehingga otokritik lewat H.Muhidin dianggap sebagai penghinaan terhadap simbol Islam. Ini akan kembali ke jaman orde barn dimana, Polisi tidak boleh ditampilkan jahat, pegawai negeri tidak boleh ditampilkan jahat. Pokoknya yang oleh jahat hanya pelacur, tukang becak dsb... miris melihat kekerdialan semacam itu.
12. Berapa lama proses pembuatanskenariountuksatu episode? JA WAB: Dengan grup, satu hari bisa dua skenario 50 lembar dengan plus minus 45 scene.
13. Apa harapan Bapak untuk masyarakat Indonesia yang menyaksikan cerita sinetron TBNH the series dan harapannya untuk cerita-cerita sinetron dan film di Indonesia? JAWAB: Saya mengharapkan kedewasaan, bahwa otokritik itu menyakitkan tapi bukan penghinaan.
Suci Nurul Khairiyah
H. Imam Tamtowi
Interviewee : M. Romli (Pimpinan produksi sinetron TBNH the series) Intervieweer : Suci Nurul Khairiyah Waktu
: Senin, 22 April 2013, pukul. 13:00 WIB
Lokasi
: Lokasi Syuting TBNH the series, II. Mandiri, AlternatifCibubur, Depok, lawaBarat
1. Target audiens untuk Sinetron TBNH the series ini, apa pak?
JAWAB: Target audiensnya serpua lapisan masyarakat, karena sinetron ini menceritakan kisah rakyat sehari-hari dan tentunya dekat dengan masyarakat, tetapi masyarakat tidak mengambil semua apa yang disampaikan dalam cerita, artinya masyarakat harus memilah kembali yang baik dun yang buruknya agar tidak hanya menjadi tonto nan saja tetapijuga tuntunan. 2. Dalam proses perencanaan berapa lama, bingga dimulainya awal produksi? JA WAB: Untuk proses perencanaan sebuah. sinetron dengan film layar lebar berbeda. Untuk perencanaan sebuah film lebar bisa satu bulan, nah kalau sinetron kurang dari satu bulan. Sinetron TBNH sendiri perencanaannya dua mingguan karena sinetron ini kan hasil pengembangan dad penulis ide dari cerita sebelumnya yaitu pada FTV maha .~'f~c,·""c'~~~·~l(asin7n(raKlllell1WutUhK!irrwatctUyanglamaYintukpeneniUanT;~yuB~g7'p~;~r;;:~"~''''''=cc
kerabat kerja dU. 3. Bagaimana untuk penentuan para tokoh dalam sinetron TBNH the series? JA WAB: Dalam penentuan pemain selain harus mempunyai kredibilitas juga pasar dan tingkat profesionalitas. Karena pasar dari artis yang akan memerankan tokoh dalam cerita akan menentukan nantinya sinetron ini disukai atau tidak. Pasar disini maksudnya artis yang sudah dikenal masyarakat, sedang naik daun, terkenal dB.
4. Bagaimana untuk penentuan lagu tema sinetron ini? JA WAB: untuk penentuan lagu tema dari awal memang sudah ditentukan lagu dari Opick karena Iirik lagunya sesuai dengan tema cerita juga.
5. Apa saja kendala yang dialami selama proses pereeanaan, produksi maupun pasea produksi? JA WAB: Sejauh ini ketika perencanaan alhamdulillah tidak ada. Namun kendala dalam proses produksi maupun pasca produksi berasal dari alam ketika proses juga teknis dari alat-alat yang digunakan untuk shooting maupun proses editing. Kalau kendala dari alam bisa menghambat waktu yang harusnya dijalankan sesuai rencana. Begitu pula dengan para pemain juga bisa menghambat sesuai rencana jika berhalangan tidak hadir shooting karena sakit atau lain hal sebagainya.
Suci Nurul Khairiyah
M.Romli
Interviewee : Syaiful (Asisten Pimpinan Produksi Sinetron TBNH the series) Intervieweer : Suci Nurul Khairiyah
Waktu
: Senin, 15 April 2013, pukul. 15:00 WIB
Lokasi
: Lokasi Syuting TBNH the series, JI. Mandiri, AlternatifCibubur, Depok,
Jawa Barat
1. Seperti yang saya lihat sebelumnya tayangan TBNH ini hanya scbuah FTV -,
Maha Kasih kemudian mengapa dibuat tayangan sinetron. yang setiap hari tayanglmenjadi the series? JAWAB: Ya memang pada awalnya tayangan TBNH ini, sebuah FTV 4 kali hadir dengan cerita berbeda namun penayangannya hingga beberapa kali di stasiuu televisi K?.rena hal itu berdasarkan dari animo masyarJ.kat yang besar akan cerita pada TBNH dan eli senangi tentunya. Untuk itu, dibuatkannya TBNH ini menjadi se~ies/tayangan sinetron bersambung tentunya dengan mengikuti cerita sebelumnya namun terdapat penambahan baik dari para tokoh-tokohnya serta konfliknya sehingga semakin meluas. 2. Bagaimana proses persiapan untuk produksi TBNH the series? CjAWAB:~'~PastTnyaCC-a~llanr pe;~rapan Ypffi:ik":pIh~Oy~~'g~'te';Ifbirt£"iC~;pertr~pi~d~;-~:'c""""".-
sutradara, penuJis ide cerita, penulis skenario membahas masalah penentuan lokasi shooting yang sesuai dengan cerita, pemeran karakteristik tokoh dalam cerita, materi
cerita. Pimpinan produksi menjalankan apa yang diinginkan pada tahap persiapan. Dalam hal ini, tugas pimpinan produksi dan asisten produksi itu mengatur agar lokasi yang diinginkan bisa diterapkan. Jadi menyangkut pengawasan, tanggung jawab, biaya, juga perizinan.
3. Kalau untuk kerabat kerja produksi pak, siapa yang menentukan dan bagaimana pembagian kerja mereka dalam proses produksi naDti? JAWAB: Para kerabat kerja yang akan bertugas di tentukan oleh pihak PT. Sinemart tentunya dengan pertimbangan pengalaman seta kredibilitas mereka yang nantinya akan bertugas. Dalam pembagian kerja tentunya dengan keahlian mereka yang dimiliki masing-masing. Namun untuk proses produksi sinetron TBNH the series ini kerb at kerja yang bertugas dibagi menjadi tiga tim. Dimana masing-masing tim itu terdiri dari sutradara, co. sutradara, asisten sutradara, pencatat adegan, kameraman, penata cahaya, soundman, boomer, tim artisitk, kostum, make up, dan pembantu umum. Untuk masing-masing tim juga memiliki pembagian set untuk pengambilan gam bar hal ini dilakukan karena sinetron TBNH the series tayang setiap hari. Pada proses pengambilan gambar tim satu, mengambil gambar untuk set lokasi rumah H. Sulam, rumah Sobari, mmah Pak ustad zakaria, rumah Riyamah, rumah Kardun, rumah Rom!ah, minimarket H. Muhiddin. Tim dua, mengambil gambar untuk set minimarkl':t H. Muhiddin, rumah H. Muhiddin, rumah Emak Enok, Kontrakan Mahmud, rumah Ci Leni, rumah Nafisa. Terakhir tim tiga, mengambil set untuk rumah Badar, rumah Rere, rumah tulang Togu, satu set kosong yang disesuaikan kebutuhan oleh tim artistik dibuat menjadi seolah-olah terlihat kantor, cafe, rumah sakit, minimarket tulang Togu. Pembagian kerjanya dibagi masing-masing tim disesuaikan dengan jumlah scene yang akan dilaksanakan. Karena set-set yang dibutuhkan tidak berjauhan sehingga bisa dengan mudah para pemain dan kru berpindah set.
4. Bagaimana untuk masalah anggaran yang dibutuhkan untuk produksi sinetron TBNH tire series ini pak?
JAW AB: Anggaran biaya yang dibutuhkan diketahui oleh pihak kantor rumah
produksi PT. Sinemart. Kemudian dikelola oleh pimpinan produks! dan produser
pelaksana.
5. Pada proses penentuan para pemain yang akan memerankan tokoh yang sesuai dengan karakteristik pada cerita di ambil berdasarkan hal apa? JAWAB: Para pemain yang kita butuhkan harus yang sesuai dengan kemampuan mereka untuk dapat memerankan tokoh-tokoh yang ada dalam eerita. Utnuk TBNH the series ini kan masih menggunakan tokoh yang sebelumnya pada FTV untuk tokoh
utama seperti H. Sulam yang diperankan oleh Mat Solar, Emak yang di perankan oleh Nani Wijaya, H. Muhiddin yang diperankan oleh Latief Sitepu, Hj. Maemunnah yang di perankan oleh Shinta Muin, namun untuk tokh utama ada beberapa yang diganti dari eerita pad FTV seperti tokoh Rumana yang sekarang diperankan oleh Citra Kirana, Robby yang sekarang di perankan oleh Andy Arsyil Rahman, dan Hj. Rodiyah yang sekarang diperankan oleh Uei Bing Siamet.
Interviewer
Interv~
~~~/
Suci Nurul Khairiyah
Syaiful
Interviewee : H. Ucik Supra (Sutradara produksi sinetron TBNH the series) Intervieweer : Suci Nurul Khairiyah Waktu
: Senin, 22 April 2013, pukuL 14:00 WIB
Lokasi
: Lokasi Syuting TBNH the series, 11. Mandiri, Altematif Cibubur, Depok, jawa Barat
1. Mengapa tim produksi dibagi menjadi 3 bagian pak?
JAWAB: Ya awalnya tim produksi itu dibagi menjadi 4 bagian, namun sekarang hanya menjadi tiga bagian hal ini dikarenakan untuk mengejar target proses produksi yang ingin kita garap. Waktunya itu kan sudah ditentukan kapan tim produksi harus menyelesaikan proses produksi juga pasca produksi. Jika lewat dari apa yang ditentukan oleh pihak penayangan yaitu RCT! bisa kena cas.
2. Bagaimana proses pembaghm kerja tim dalam produksi sinetron TBNH ini? JA WAB: Karena tim di bagi tiga bagian tentunya sangat memudahkan untuk melakukan proses shooting. Semuanya sudah dibagi berdasarkan schedule setiap hari!1ya jadi setiap tim mempunyai tanggung jawab utnuk menyelesaikan scenes yang akan diambil sesuai waktu yang sudah ditentukan. Misalnya dalam satu had ada 60
masing-masing tugas 20 scene yang harus digarap. Namun dalam hal ini masing masing tim juga harus membantu tim yang lainnya jika salah satu tim tidak dapat menyelesaikan target dan tim yang lain sudah dapat menyelesaikan target. Kekeompakkan dan solidaritas satu tim khususnya antar tim pada umumnya sangat dibutuhkan.
3. Bagaimana ketrlibatan seorang sutradara dalam sebuah produksi sinetron TBNH ini? JA WAB: Seorang sutradara terlibat dalam proses perencanaan, produksi juga pasca produksi. Dalam perencanaan sutradara bersama prod user, penulis ide cerita, penulis skenario, produser pelaksana membicarakan tentang yang akan digarap untuk produksi sinetron TBNH ini. Yang harus diperhatikan sekali dalam proses perencanaan selain lokasi dan pemain juga untuk para kerabat kerja produksi harus benar-benar dipersiapkan agar dala proses produksi tidak ada kesulitan. Dalam proses produksi sutradara kan dibantu oleh co. Sutradara juga asisten sutradara. Tiap tim memiliki sutradara namun keputusan tetap berada di tangan saya.
4. Mengapa lokasi di daerah ini yang dijadikan lokasi syuting TBNH the series ini? JA WAB: Pada cerita FTV kan lokasi memang didaerah sini, jadi saya rasa juga cocok suasananya dengan cerita akhimya kita memutuskan untuk menggunakan lokasi yang sarna untuk TBNH the series inL Banyak set-set ya!1g cocok juga dengan cerita juga dekatnya loka::;i set-set yang digunakan sehingga memudahkan proses perpndahan untuk para kerabat kerja juga para pemain.
5. Apa tujuan dari cerita sinetron TBNH the series ini pak? JA WAB: Sinetron ini ingin menyampaikan dakwah tetapi tidak khotbah. Pelajaran agama Islam yang disampaikan melalui cerita tidak disampaikan secara gamblang. Artinya tidak melulu dijelaskan ayat-ayat Al-quran maupun hadis. Namun AI..quran dan Hadis yang menjadi materi produksi disampaikan melalui sikap yang terdapat pada karakteristik tokoh yang ada dalam cerita. Dalam setiap episodenya harus terdapat pelajaran agama Islam yang ingin disampaikan melalui cerita.
6. Apakah sutradara juga ikut proses editing?
JA WAB: Karena sutradara harus se\aJu ada dilokasi jadi tidak ikut dalarn proses
editing. Editor sudah rnengetahui shot by shot dari catatan time code yang ditulis petugas pencatat adegan yang selalu ada disarnping sutradar dan sondman. Jadi, editor tidak ada kesulitan lagi.
7 Apakah Bapak, ikut terlibat dalam pemilihan para pemain? JA WAB: Iya saya ikut terlibat dalarn pernilihan para pemain. Dasar untuk pernilihan pernain selain feeling tentang karakteristik yang akan di perankan oleh para perna in yang akan dipilih juga dilihat dari penggernar pemain yang akan rnernerankan tokoh tersebut. Jadi penonton akan lebih rnenyukai pernain dari sinetron artis yang sudah rnereka kenaI. Tentunya profesinalitas juga di perhitungkan.
Interviewee
Suci Nurul Kbairiyah
Interviewee : Dewi Alam (Pemeran tokoh Soimah pada sinetron TBNH the series) Intervieweer : Suci Nurul Khairiyah Waktu
: Rabu, 17 April 2013, pukul. 14:00 WIB
Lokasi
: Lokasi Syuting TBNH the series, JI. Mandiri, Alternatif Cibubur, Depok, JawaBarat
1. Bagaimana menurut mbak dewi, tentang karakteristik Soimah dalam cerita ini? JA WAB: Wah mbak, Soimah ini sosok istri juga Ibu yang tidak patut di contoh karena sebagai seorang istri Soimah ini, tidak berbakti kepada suaminya terkadang tidak menuruti nasi hat suaminya. Sebagai sosok Ibu Soimah juga kurang bertanggung jawab karena jarang dirumah karena selalu di sibukkan dengan isi buku Teka-Teki Silang (TIS). Pokoknya mbak, Soimah didalam cerita ini orang yang munafik, lalai, selalu menimbulkan masalah baru ketika dapat masalah. 2. Apa kesulitannya dalam ruemerankan peran Soimah ini, Mbak? JA WAB; Kesulitannya ketika sutradara dalam proses shooting kurang puas dengan akting saya yang memerankan peran Soimah sehingga harus beberapa kali Take, terkadang juga feel untuk memerankannya tidak dapat sehingga tidak alami dalam memerankan tokoh ini. 3. Untuk memerankan peran Soimab ini, apakab melalui proses casting? JA WAB: Alhamdulillah, saya tidak melalui proses casting terJebih daahulu tetapi saya langsung di kontak dari pihak sinetron TBNH the series ini. Sinetron ini kan diawali setelah sinetron Yumna dan Yusra dan di sinetron Yumna dan Yusra saya juga menjadi pemain.
4. Bagaimana menurut mbak, ten tang sunetron TBNH the series? JA\-VAB: Cerita sinetron TBNH the series ini bagu sekali mbak, karena banyak
•
banget pelajaran yang kita dapet dari cerita-ceritanya. Dalam cerita-ceritanya kalau untuk saya bisa di jadikan cerminan diri dari setiap karakter tokoh yang ada di cerita. Ya contohnya seperti karakter saya sebagai Soimah dalam cerita di sinetron inL Tapi jelas, beda sekali Soimah dalam sinetron ini dengan karakteristik saya sesungguhnya.
5. Apa harapan Mbak, untuk sinetron TBNH the series ini? JAWAB: Ya tentunya cerita-cerita yang ditampilkan bisa menjadi cerminan diri juga untuk mereka, artinya tidak hanya menjadi sebuah tontonan saja. Di TBNH the series ini Kan, selain dapat hiburan tapi juga pelajaran yang baik dan buruknya bisa dicontoh, kalau yang baik ditiru yang buruk ditinggalkan.
Interviewer
Suci Nurul Khairiyah
Interviewee
DewiAlam
Suasana shooting sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series
Penulis dengan tokoh Ulah
Suasana shooting sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series
Perangkat VTR (Video, Tape, Recorder)
Penulis dengan tokoh Rumana
Suasana shooting sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series