DISKRIMINASI TERHADAP TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL LINTANG KEMUKUS DINI HARI KARYA AHMAD TOHARI
ARTIKEL
Oleh Satia Moh. Karmin Baruadi Herman Didipu
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA GORONTALO 2014
DISKRIMINASI TERHADAP TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL LINTANG KEMUKUS DINI HARI KARYA AHMAD TOHARI
Tim Penulis Satia Moh. Karmin Baruadi Herman Didipu
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA GORONTALO 2014
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah (i) bagaimana peran tokoh perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari?, (ii) bagaimana bentuk-bentuk diskriminasi terhadap tokoh perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari?, (iii) bagaimana perlawanan yang dilakukan tokoh perempuan terhadap diskriminasi dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari?. Tujuan dari penelitian ini yakni: (i) mendeskripsikan peran tokoh perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari?, (ii) mendeskripsikan bentuk-bentuk diskriminasi terhadap tokoh perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari, (iii) mendeskripsikan perlawanan yang dilakukan tokoh perempuan terhadap diskriminasi dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Teknik analisis data yang dilakukan melalui tahap-tahap teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.Berdasarkan data hasil penelitian disimpulkan bahwa peran tokoh perempuan
dalam novel adalah sebagai seorang penari ronggeng yang mengemban amanah leluhur masyarakat Dukuh Paruk dan bentuk-bentuk diskriminasi terhadap tokoh perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari; (1) Bentuk diskriminasi Seksual, (2) Bentuk diskriminasi sosial, (3) Betuk diskriminasi politik, (4) perlawanan yang dilakukan tokoh perempuan terhadap diskriminasi dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari. Kata kunci: Diskriminasi, Tokoh Perempuan, Novel. PENDAHULUAN
Karya sastra yang menampilkan gambaran kehidupan manusia yang bersifat imajinatif adalah novel. Novel merupakan salah satu karya sastra yang bersifat imajinatif yang banyak menggambarkan permasalahan yang dihadapi manusia dalam kehidupan. Permasalahan tersebut ada yang bersifat positif maupun yang negatif. Gambaran permasalahan dalam novel yang bersifat positif dapat kita lihat pada perlakuan tokoh yang awalnya tidak baik namun pada akhirnya menemukan hidayah untuk menjadi baik. Hal ini dapat menjadi teladan bagi pembaca untuk mengintropeksi diri. Selain itu, sisi positif karya sastra dapat kita lihat bahwa karya sastra dapat memberikan informasi tentang kehidupan sosial suatu masyarakat. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Semi (2012:66) bahwa mempelajari karya sastra berarti mempelajari suatu kehidupan sosial. Namun selain hal yang bersifat positif ada juga hal yang bersifat negatif yang ditemukan di dalam novel yang dapat menimbulkan kontroversi bagi pembaca. Salah satu permasalahan yang bersifat negatif yang tercermin dalam novel adalah masalah ketidaksetaraan jender yang banyak merugikan kaum perempuan. Banyak perempuan yang masih tertinggal di belakang laki-laki dalam berbagai hal di masyarakat. Salah satu penyebab ketidakadilan jender ini adalah adanya budaya patriarki. Wiyatmi (2012:42) menjelaskan bahwa patriarkat adalah sistem hubungan antara jenis kelamin yang dilandasi hukum kebapakan. Berbagai macam media cetak dan elektronik selalu membahas kesetaraan jender dan penghapusan diskriminasi terhadap perempuan. Namun dalam novel-novel
tertentu masih ditemukan adanya diskriminasi yang menimpa kaum perempuan. Salah satu novel yang di dalamnya terdapat diskriminasi terhadap kaum perempuan adalah Novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari. Novel Lintang Kemukus Dini Hari adalah novel kedua dari trilogi Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari yang terdiri dari novel Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari, dan Jantera Bianglala. Di dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari banyak menggambarkan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan diskriminasi yang dialami oleh tokoh perempuan. Novel Lintang Kemukus Dini Hari ini menceritakan kehidupan seorang ronggeng yang bernama Srintil yang jatuh cinta dengan seorang lelaki, sehingga membuat Srintil sadar dan tidak ingin lagi menjalani profesinya sebagai seorang penari ronggeng yang harus pentas dan melayani laki-laki hidung belang untuk tidur dengannya karena Srintil ingin hidup layaknya orang normal lainnya yang menikah dan berkeluarga. Namun Srintil harus berhadapan dengan kenyataan bahwa dalam tradisi yang sudah mengakar, seorang ronggeng tidak dibenarkan untuk mengikatkan diri dengan seorang lelaki. Seorang ronggeng hanya boleh memikat laki-laki, tetapi tidak boleh terpikat oleh laki-laki. Namun pada akhir potongan lintasan hidupnya secara tidak bisa dimengerti oleh Srintil, ronggeng itu terlibat dalam kekalutan politik pada tahun 1965 yang menyebabkan Srintil masuk penjara. Oleh sebab itu dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari terjadi diskriminasi terhadap tokoh perempuan yang bernama Srintil. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan dalam penelitian ini yaitu: (1) Bagaimana peran tokoh perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari? (2) Bagaimana bentuk-bentuk diskriminasi terhadap tokoh perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari? (3) Bagaimana perlawanan yang dilakukan tokoh perempuan terhadap diskriminasi dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari?.
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif analitik. Kutha Ratna (2010:53) mengatakan bahwa metode deskriptif analitik dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Metode
deskriptif
analitik
digunakan
dalam
penelitian
ini
yaitu
untuk
mendeskripsikan fakta-fakta diskriminasi yang dialami oleh tokoh perempuan yang ada di dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari. Fakta tersebut berupa bentuk-bentuk diskriminasi dan perlawanan yang dilakukan oleh tokoh perempuan yang ada di dalam novel kemudian data tersebut dianalisis. Adapun analisis data dilakukan sebagai berikut. Mula-mula diklasifikasikan terlebih dahulu teks-teks percakapan yang mengandung diskriminasi terhadap tokoh perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari. Setelah itu, dianalisis data yang berupa bentuk-bentuk diskriminasi dan perlawanan terhadap
tokoh
perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari sesuai dengan ide-ide yang dikemukakan oleh feminisme. Kemudian ditarik kesimpulan yang menunjukkan bobot feminisme dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari baik secara kuantitatif maupun kualitatif .
HASIL PENELITIAN
A. Peran Tokoh Perempuan dalam Novel Lintang Kemukus Dini Hari Karya Ahmad Tohari
Peran tokoh perempuan (Srintil) dalam Novel Lintang Kemukus Dini Hari Karya Ahmad Tohari yaitu tokoh perempuan berperan sebagai seorang penari ronggeng. Srintil merupakan seseorang yang sangat penting di masyarakat Dukuh
Paruk. Di dalam novel tokoh perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam melestarikan budaya dalam hal ini kesenian ronggeng. Berikut kutipannya.
Dua orang anak dengan tubuh telanjang menatap Srintil dengan heran. Mata kedua anak itu adalah mata sekalian orang Dukuh Paruk yang tidak pernah berharap melihat seorang ronggeng menangis. Ronggeng bagi dunia Dukuh Paruk adalah citra sekaligus lambang gairah dan suka cita. Keakuannya adalah tembang dan joget. Perhiasannya adalah senyum dan lirikan mata yang memancarkan semangat hidup alami, semangat yang sama yang telah menerbangkan burung-burung dan memekarkan bunga-bunga. Jadi, ronggeng adalah dunia suka ria dan gelak-tawa (LKDH, hal:12).
Berdasarkan kutipan di atas maka dapat diketahui bahwa tokoh perempuan (Srintil) memiliki peran yang sangat penting. Bagi masyarakat Dukuh Paruk yang ada dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari. Srintil merupakan unsur penting dalam pelaksanaan pentas di Dukuh Paruk. Tanpa Srintil pentas tidak akan digelar.
B. Bentuk-Bentuk Diskriminasi Terhadap Tokoh Perempuan dalam Novel Lintang Kemukus Dini Hari Karya Ahmad Tohari
1. Bentuk Diskriminasi Seksual Bentuk diskriminasi seksual merupakan diskriminasi yang dialami oleh kaum perempuan karena jenis kelamin dan jender. Dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari Karya Ahmad Tohari bentuk diskriminasi seksual diawali oleh semakin memburuknya keadaan Srintil yang lebih suka diam merenung dan menyendiri karena selalu dipaksa untuk melayani laki-laki sebanyak mungkin oleh dukun ronggeng yaitu Nyai Kartareja. Seperti yang tergambar dalam kutipan berikut.
“Iya. Kalau Nyai Kartareja berhati-hati dalam mendampingi Srintil, takkan terjadi begini. Dia mengabaikan kewajiban karena terlalu bernapsu. Srintil disuruhnya melayani sebanyak mungkin laki-laki tanpa menghiraukan adanya hari-hari pantangan, terutama pada hari kelahiran Srintil sendiri. Memang Nyai Kartareja ikut menjadi kaya. Nah, namun begini jadinya” (LKDH, hal:13). Kutipan di atas menggambarkan bentuk diskriminasi seksual terhadap tokoh perempuan karena tokoh perempuan (Srintil) dipaksa untuk melayani laki-laki sebanyak mungkin walaupun tokoh perempuan sudah tidak mau melakukannya. Tokoh perempuan selalu mendapat paksaan dan tekanan dari dukun ronggeng. Demi mendapatkan uang banyak dukun ronggeng itu tidak lagi peduli dengan adanya harihari tertentu, sehingga berakibat buruk bagi diri Srintil. 2. Bentuk Diskriminasi Sosial Diskriminasi sosial merupakan perbedaan perlakuan yang diterima seseorang karena status sosialnya di masyarakat. Diskriminasi sosial terjadi pada diri Srintil karena status sosialnya di masyarakat adalah seorang ronggeng. Berikut kutipannya.
Terngiang kembali ucapan Rasus terakhir yang masih sempat didengarnya, “Aku tak mungkin mengawinimu karena kamu seorang ronggeng. Kamu milik Dukuh Paruk” (LKDH, hal:90).
Berdasarkan kutipan di atas, dapat diketahui bahwa tokoh perempuan (Srintil) mengalami diskriminasi sosial. Srintil mengalami perlakuan yang berbeda dari masyarakat karena status sosialnya sebagai seorang ronggeng. Srintil terikat dengan aturan yang sudah mendarahdaging di dalam masyarakat sehingga Srintil tidak dapat menikah dengan orang yang sangat dicintainya, walaupun keduanya saling mencintai.
3. Diskriminasi politik Diskriminasi politik merupakan perbedaan perlakuan yang diterima seseorang karena terlibat dalam masalah politik yang terjadi di masyarakat. Berikut kutipan novel yang menggambarkan diskriminasi politik.. “Tahan? Kami ditahan?” Srintil mencoba tersenyum sebagai usaha terakhir menolak kenyataan. Tetapi senyum itu berhenti pada gerak bibir seperti orang hendak menangis. Lama sekali wajahnya berubah menjadi topeng dengan garis-garis muka penuh ironi. Topeng itu tidak hilang ketika dua orang berseragam membawanya ke ruang tahanan di belakang kantor. Srintil berjalan tanpa citra kemanusiaan. Tanpa citra akal budi, tanpa roh. Srintil menjadi sosok yang bergerak seperti orangorangan dihembus angin (LKDH, hal:204).
Puncak Srintil mengalami diskriminasi politik berupa penahanan dirinya yang membuat jiwa dan raganya tersiksa.
C. Perlawanan yang dilakukan tokoh perempuan terhadap diskriminasi dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari
Dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari selain terdapat bentuk-bentuk diskriminasi, tokoh perempuan juga ternyata berusaha melakukan perlawanan. Adapun perlawanan tersebut tergambar pada kutipan berikut.
Seorang di antara mereka mendekati Srintil dari arah belakang. Laki-laki berkaus putih dan bercelana hijau tentara itu tak merasa salah ketika tangannya menggamit pantat Srintil. Tak didugannya Srintil membalas dengan tatapan mata amarah. “Aku memang ronggeng, maka tangan laki-laki
boleh hinggap di mana saja pada tubuhku. Tetapi kini hatiku bukan lagi ronggeng. Bukan!” (LKDH, hal:38).
Berdasarkan kutipan di atas tergambar bahwa bentuk perlawanan yang pertama dilakukan oleh tokoh perempuan (Srintil) terhadap diskriminasi yang terjadi pada dirinya adalah meyakinkan hatinya bahwa dirinya tidak ingin lagi menjadi seorang ronggeng karena profesi sebagai seorang ronggeng itulah yang membuat dirinya mengalami perlakuan yang tidak baik dari orang lain terutama dari kaum lakilaki yang menganggapnya sebagai barang yang boleh dibeli kapan saja. Srintil tidak ingin lagi mengalami perlakuan yang tidak baik dari orang lain sehingga membuatnya harus melakukan perhitungan dengan kaum laki-laki.
PEMBAHASAN
A. Peran Tokoh Perempuan dalam Novel Lintang Kemukus Dini Hari Karya Ahmad Tohari
Tokoh perempuan dalam novel memiliki peran yang sangat penting bagi semua pihak. Hampir semua segi kehidupan masyarakat Dukuh Paruk membutuhkan Srintil. Bagi mereka Srintil adalah lambang kesenangan. Srintil sangat berperan dalam pelestarian kesenian ronggeng yang telah lama dipelihara oleh masyarakat Dukuh Paruk. Srintil menjadi pengemban amanah bagi leluhur semua orang Dukuh Paruk yaitu Eyang Ki Secamenggala. Srintil juga berperan dalam bidang kesejahteraan masyrakat Dukuh Paruk dan sekitarnya. Selain itu, dalam hubungannya dengan lakilaki Srintil tetap berperan penting. Srintil juga dapat membantu kaum perempuan apabila dirinya dibutuhkan.
B. Bentuk-Bentuk Diskriminasi Terhadap Tokoh Perempuan dalam Novel Lintang Kemukus Dini Hari Karya Ahmad Tohari
1.
Bentuk Diskriminasi Seksual Bentuk diskriminasi seksual dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari Karya
Ahmad Tohari terjadi terhadap tokoh perempuan yang bernama Srintil. Diskriminasi terhadap Srintil berawal dari dirinya dinobatkan sebagai seorang ronggeng. Srintil belum mengerti arti dari sebuah keperawanan ketika dirinya diperintahkan untuk melayani nafsu birahi laki-laki.
2.
Bentuk Diskriminasi Sosial Diskriminasi sosial terjadi pada tokoh perempuan dalam novel Lintang
Kemukus Dini Hari Karya Ahmad Tohari karena tokoh perempuan tersebut memiliki status sosial sebagai seorang ronggeng. Pandangan masyarakat Dukuh Paruk bahwa seorang ronggeng adalah pengemban amanah leluhur mereka. Jadi dalam ketentuan yang sudah mengakar dalam dunia peronggengan bahwa seorang ronggeng tidak dibenarkan untuk mengikatkan diri atau menikah dengan seseorang karena ronggeng adalah milik semua orang.
3.
Bentuk Diskriminasi Politik Diskriminasi politik yang terjadi pada tokoh perempuan dalam novel Lintang
Kemukus Dini Hari Karya Ahmad Tohari berawal ketika Srintil pentas pada acara yang diselenggarakan oleh kecamatan dalam rangka pemilihan umum. Srintil dijadikan sebagai alat penarik massa. Srintil tanpa pengetahuan apapun hanya mengikuti perintah saja. Srintil tidak tahu sebenarnya apa tujuan dari orang-orang menyelenggarakan pentas tersebut. Padahal bahaya sedang mengancam mereka karena penyelenggaraan acara tersebut telah terlibat politik yang tidak sehat pada
tahun 1965. Akibatnya srintil menjadi salah satu tersangka yang dicari polisi. Pada akhirnya Srintil dimasukkan ke dalam penjara.
C. Perlawanan yang dilakukan tokoh perempuan terhadap diskriminasi dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari
Menjelang usianya yang ke delapan belas tahun Srintil mulai sadar bahwa dirinya hanya dimanfaatkan oleh dukun ronggeng yaitu Kartareja dan istrinya. Srintil mulai menolak naik pentas dan tidak ingin lagi melayani nafsu laki-laki yang menginginkan tubuhnya. Srintil sadar bahwa dirinya harus selayaknya perempuan lain yang memiliki suami dan anak. Oleh sebab itu Srintil mulai melakukan perlawanan agar dirinya tidak lagi mengalami diskriminasi.
SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari terdapat peran tokoh perempuan dan juga terdapat beberapa bentuk diskriminasi. Selain itu, ditemukan juga perlawanan yang dilakukan oleh tokoh perempuan. Adapun bentuk-bentuk dikriminasi terhadap tokoh perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari terdiri atas bentuk diskriminasi seksual, bentuk diskriminasi sosial, dan bentuk diskriminasi politik. Peran tokoh perempuan dalam novel sangat banyak. Tokoh perempuan berperan penting dalam pelestarian budaya khususnya kesenian ronggeng. Selain itu, tokoh perempuan juga berperan dalam segi ekonomi bagi masyarakat Dukuh Paruk. Dalam hal hubungan dengan kaum laki-laki pun Srintil sangat berperan penting. Bentuk Diskriminasi Seksual yang terjadi terhadap tokoh perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari disebabkan oleh jenis kelamin dan peran sosial (jender). Tokoh perempuan mengalami diskriminasi seksual
karena peran sosialnya di masyarakat yaitu sebagai seorang ronggeng. Bentuk diskriminasi seksual berupa pemaksaan terhadap perempuan untuk melayani nafsu birahi laki-laki yang ingin tidur dengannya. Selain itu tokoh perempuan mengalami diskriminasi seksual berupa perusakan alat reproduksi yaitu mematikan indung telur dalam perutnya dengan tujuan agar Srintil tidak akan hamil. Hal ini dilakukan demi mendapatkan keuntungan dan memperkaya diri. Diskriminasi sosial terhadap tokoh perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari terjadi karena status sosialnya sebagai seorang ronggeng. Srintil merasa didiskriminasi karena statusnya sebagai seorang ronggeng sehingga dia merasa bahwa orang-orang telah memperlakukannya berbeda. Karena status sosialnya Srintil tidak diperbolehkan untuk menikah dan punya anak. Srintil mengalami berbagai macam perlakuan dari masyarakat karena statusnya. Diskriminasi politik terjadi pada tokoh perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari karena Srintil dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk menarik massa. Srintil dijadikan alat demi kepentingan politik seghingga Srintil menjadi salah satu tersangka dan akhirnya masuk penjara. Perlawanan yang dilakukan tokoh perempuan dalam novel novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari berupa penolakan yang dilakukan untuk tidak pentas dan menolak semua laki-laki yang datang kepadanya. Srintil tidak ingin lagi menjadi ronggeng.
SARAN
Adapun saran yang dapat dikemukakan setelah melakukan analisis adalah sebagai berikut. (1) Disarankan agar penelitian ini dijadikan sebagai acuan dan renungan untuk berpikir dalam memahami diskriminasi, utamanya diskriminasi terhadap tokoh perempuan. Agar para perempuan dijadikan sebagai pendamping dan teman untuk bekerjasama dalam hidup. (2) Penelitian terhadap karya sastra harus terus dilakukan karena dalam karya sastra terdapat banyak nilai-nilai kehidupan yang
dapat dijadikan contoh untuk memperbaiki diri. (3) Novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan pendekatan struktural untuk melihat unsur intrinsik di dalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
Kutha Ratna, Nyoman. (2013). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Semi, M. Atar. (2012). Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa. Tohari, Ahmad. (1999). Lintang Kemukus Dini Hari. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Wiyatmi. (2012). Kritik Sastra Feminis Teori dan Aplikasinya dalam Sastra Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Ombak.