DISERTASI
KOMODIFIKASI PUSAKA BUDAYA PURA TIRTA EMPUL DALAM KONTEKS PARIWISATA GLOBAL
I KETUT SETIAWAN NIM : 0890371013
PROGRAM DOKTOR PROGRAM STUDI KAJIAN BUDAYA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011
i
KOMODIFIKASI PUSAKA BUDAYA PURA TIRTA EMPUL DALAM KONTEKS PARIWISATA GLOBAL
Disertasi untuk memperoleh Gelar Doktor pada Program Doktor, Program Studi Kajian Budaya Program Pascasarjana Universitas Udayana
I KETUT SETIAWAN NIM : 0890371013
PROGRAM DOKTOR PROGRAM STUDI KAJIAN BUDAYA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011
ii
Lembar Pengesahan DISERTASI INI TELAH DISETUJUI TANGGAL : 20 JUNI 2011 Promotor
Prof. Dr. I Gde Semadi Astra NIP. 19390528 196003 1 001
Kopromotor I
Kopromotor II
Prof.Dr.I Wayan Ardika, MA. NIP. 19520218 198003 1 002
Prof.Dr.I Made Suastika, SU. NIP. 19570131 198303 1 001
Mengetahui, Ketua Program Doktor Program Studi Kajian Budaya Universitas Udayana
Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana
Prof.Dr.I Made Suastika, SU. NIP. 19570131 198303 1 001
Prof. Dr.dr.A.A. Raka Sudewi, Sp.S.(K) NIP. 19590215 198510 2 001
iii
Disertasi ini telah diuji pada Ujian Tertutup Tanggal : 8 Maret 2011
Panitia Penguji Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana No : __________________
Ketua
: Prof. Dr. I Made Suastika, S.U.
Anggota
: Prof. Dr. I Gde Semadi Astra Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A. Prof. Dr. I Nyoman Kutha Ratna, S.U. Prof. Dr. Emiliana Mariyah, M.S. Prof. Dr. I Gde Parimartha, M.A. Prof. Dr. I Ketut Ardhana, M.A. Prof. Dr. I Nengah Duija, M.Si.
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Drs. I Ketut Setiawan, M.Hum.
NIM
: 0890371013
Jurusan/Program Studi
: Kajian Budaya
Fakultas/Program
: Pascasarjana
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa disertasi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bebas dari peniruan terhadap karya orang lain. Kutipan pendapat dan tulisan orang lain dirujuk sesuai dengan cara-cara penulisan karya ilmiah yang berlaku. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa dalam disertasi ini terkandung ciri-ciri plagiat dan bentuk-bentuk peniruan lain yang dianggap melanggar peraturan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Denpasar, 20 Juni 2011 Saya yang membuat pernyataan,
Drs. I Ketut Setiawan, M.Hum.
v
UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih dan karunia-Nyalah disertasi ini dapat diselesaikan. Tuhanlah penerang kehidupan manusia dari kegelapan spiritual dan memberi suri teladan dalam berkehidupan di dunia untuk bekal kehidupan di akhirat kelak. Penulis menyadari bahwa disertasi ini masih banyak kekurangannya, dan hal itu semata-mata akibat keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Penulis menyadari pula bahwa pekerjaan ini dapat diselesaikan berkat bantuan positif dari berbagai pihak. Atas dasar kesadaran itu pada kesempatan ini, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat Prof. Dr. I Gde Semadi Astra, sebagai promotor yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberi dorongan, semangat, bimbingan, saran, dan ketelitian mulai dari penyusunan proposal hingga selesainya disertasi ini. Sebagai pembimbing, beliau telah memberikan bimbingan dan arahan dalam bidang keilmuan yang sangat mendasar. Pemahaman mengenai konsep-konsep atau teori-teori yang diberikan telah memberikan wawasan penulis dalam memecahkan masalah-masalah penelitian yang dihadapi. Demikian pula ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A. dan Prof. Dr. I Made Suastika, S.U. masingmasing selaku kopromotor I dan kopromotor II. Beliau-beliau itu dengan penuh perhatian, kesabaran, dan ketelatenan telah memberi bimbingan, saran, dan koreksi terhadap naskah disertasi ini.
vi
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. dr. I Made Bakta, Sp.PD (KHOM) Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana.
Ucapan yang
sama juga disampaikan kepada Asdir I Prof. Dr. I Made Budiarsa, MA., Asdir II, Prof. Dr. I Ketut Budi Susrusa, MS., dan seluruh Pegawai di lingkungan Pascasarjana Universitas Udayana atas layanan akademiknya. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Prof. Dr. I Made Suastika, SU., dan Prof. Dr. I Nyoman Kutha Ratna, SU., masing-masing sebagai ketua dan sekretaris Program S-3 Kajian Budaya. Tak lupa juga ucapan yang sama disampaikan kepada Prof. Dr. I Wayan Ardika, MA., dan Drs. I Nyoman Wardi, M.Si., masing-masing sebagai Dekan Fakultas Sastra dan Ketua Jurusan Arkeologi Fakultas Sastra Universitas Udayana yang telah memberi dorongan dan bantuan untuk kelancaran studi. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua Bapak dan Ibu Dosen pada Program S-3 Kajian Budaya Universitas Udayana yang sudah memberi ilmu yang bermanfaat bagi penulis. Demikian pula ucapan yang sama disampaikan kepada Pemerintah Republik Indonesia, Menteri Pendidikan Nasional melalui Tim Manajement Program Doktor yang telah memberi bantuan dalam bentuk beasiswa BPPS, sehingga dapat meringankan beban finansial dalam menyelesaikan studi ini. Kiranya perlu dikemukakan di sini bahwa masalah biaya tidak dapat dipisahkan dari pekerjaan ini. Keseluruhan tahap kerja, sejak pengumpulan data sampai terwujudnya disertasi ini, memerlukan biaya untuk reproduksi pelbagai bahan yang diperlukan.
vii
Demikian pula, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada staf pegawai dan perpustakaan di lingkungan Program Studi S-3 Kajian Budaya Unversitas Udayana, yaitu I Wayan Sukaryawan, S.T., A.A. Indrawati, Dra. Ni Luh Witari, Tjok Istri Murniati, S.E., Ni Wayan Aryati, S.E., Putu Hendrawan, I Nyoman Candera, Ketut Budiastra, yang telah membantu permasalahan administrasi dan memberi kemudahan kepada penulis sejak awal kuliah hingga selesainya disertasi ini. Selain yang telah dikemukakan, penulis sangat menyadari betapa besarnya dorongan teman-teman seperjuangan pada Program S-3 Kajian Budaya Angkatan 2008, yang selalu memberi semangat dan simpati antara lain : Drs. Nopriyasman, M.Hum. Drs. La Tena, M.Si., Ir. Putu Rumawan Salain, M.Si., Drs. I Nyoman Lodra, M.Si., Dra. Erlinda, M.Si., Dra. Ni Wayan Karmini, M.Si., Drs. Nengah Punia, M.Si., Drs. Dewa Darmawan, M.Si., I Komang Sudirga, M.Si., Gde Arya Sugiarta, M.Si., Ir. Ni Wayan Sri Astiti, MS., dan teman-teman lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada rekan-rekan di Jurusan Arkeologi Fakultas Sastra Unversitas Udayana, terutama Rochtri AB, S.S.M.Si., Kristiawan, S.S. yang telah banyak memberi bantuan dan teknis dalam penyelesaian disertasi ini. Bapak Camat Tampaksiring beserta staf, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar beserta staf, Kepala Desa Manukaya beserta staf, Bendesa Adat Manukaya Let, para pemangku di Pura Tirta Empul, para Kepala Dusun di Lingkungan Desa Manukaya, seluruh informan yang telah banyak memberikan bantuan dan informasi terkait dengan penyelesaian disertasi ini tidak mungkin
viii
penulis lupakan. Informasi yang telah diberikan sangat bermanfaat dalam penyusunan disertasi ini. Atas dasar kesadaran itu, penulis merasa wajib mengucapkan terima kasih kepada beliau sekalian. Ucapan syukur dan terima kasih penulis haturkan kepada keluarga semua, Ayah (alm), dan Ibu yang layak penulis berbakti kepada beliau berdua. Terima kasih kakak dan adik-adikku yang selalu memberi kesejukan serta selalu memotivasi dan mendoakan penulis tepat waktu dalam menyelesaikan studi. Tidak ketinggalan juga Istri Dra. Ni Nyoman Kartini, M.Si. beserta anak-anak yang selalu mendorong dan memberi dukungan dr. Putu Astri Novianti, Made Satria Wibawa, S.Ked. dan Nyoman Agus W. Prabawa. Perhatian, doa, dan cinta kasih mereka telah memberikan inspirasi dalam menyelesaikan disertasi ini. Kepada masyarakat Desa Manukaya di mana penulis melakukan penelitian, penulis mengucapkan terima kasih. Tanpa jasa dan bantuan mereka tentu banyak hambatan akan dihadapi dalam penyusunan tugas berat ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa memberkahi mereka dengan keselamatan, kerukunan, kebahagiaan, dan kesejahteraan. Dan tentu saja penulis minta maaf sebesar-besarnya kepada mereka jika ada kesalahan yang penulis lakukan selama penelitian berlangsung. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin melakukan yang terbaik dalam penulisan disertasi ini. Namun, penulis sangat sadar bahwa hasil penulisan disertasi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, segala bentuk koreksi dan masukan yang konstruktif sangat diharapkan demi penyempurnaan penelitian
ix
ini. Namun demikian, penulis tetap berharap disertasi ini bermanfaat untuk pengembangan disiplin ilmu Kajian Budaya.
Denpasar,
Juni 2011
Penulis,
x
ABSTRAK Pemanfaatan pusaka budaya Pura Tirta Empul yang merupakan tempat suci untuk kepentingan pengembangan pariwisata telah berlangsung di Desa Manukaya, Tampaksiring, Gianyar, Bali. Penelitian ini dilakukan untuk memahami realitas sosial masyarakat terkait dengan keberadaan Pura Tirta Empul dalam konteks pariwisata global. Adanya pengaruh arus budaya global berimplikasi pada praktik-praktik budaya kapitalisme, memunculkan komodifikasi budaya. Pura Tirta Empul mengalami komodifikasi, komersialisasi, turistifikasi sebagai bentuk adaptif budaya global yang menghasilkan makna baru. Penelitian ini mengangkat tiga permasalahan pokok, yakni (1) proses komodifikasi Pura Tirta Empul, (2) faktor-faktor yang mendorong komodifikasi, dan (3) dampak dan makna komodifikasi Pura Tirta Empul dalam konteks pariwisata global. Tujuan penelitian ini adalah menjawab ketiga masalah pokok yang telah dikemukakan dengan cara menjelaskan terjadinya proses komodifikasi, faktorfaktor penyebab komodifikasi serta dampak dan makna komodifikasi. Selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat luas, pemerintah, pelaku pariwisata, serta pengembangan ilmu pengetahuan khususnya kajian budaya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yang menjadi karakteristik kajian budaya. Format yang dipilih adalah deskriptifkualitatif, interpretatif, sehingga desain, pengumpulan data, dan analisis data bersifat deskriptif-kualitatif. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam, observasi, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan dan sumber dokumentasi. Setelah dilakukan verifikasi, data di analisis dengan menggunakan teori komodifikasi, teori hegemoni, teori dekonstruksi, dan teori semiotik. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Proses komodifikasi Pura Tirta Empul terjadi sejak reproduksi sampai mengkondisikan adanya komunitas konsumer. Komodifikasi terjadi pada elemen-elemen bangunan, artefak, situs, yang dilakukan atas inisiatif masyarakat dan secara kelembagaan dengan adanya kerjasama dengan pemerintah. Bentuk komodifikasi Pura Tirta Empul tampil dalam bentuk kemasan produk budaya yang indah, agung, dan menarik sebagai daya tarik wisata. Terjadinya komodifikasi pada Pura Tirta Empul disebabkan oleh adanya faktor-faktor yang mendorong, baik faktor intern maupun faktor ekstern. Faktor intern, yaitu perkembangan pola pikir masyarakat pendukung, adanya kreativitas masyarakat berekspresi, dan motivasi peningkatan kesejahteraan. Adapun faktorfaktor eksternal, yaitu perkembangan pariwisata, kapitalisme dan industri budaya, peran media massa, dan hegemoni pemerintah. Komodifikasi Pura Tirta Empul ternyata memunculkan dampak dan makna bagi kehidupan sosial ekonomi dan sosial budaya masyarakat. Dampak komodifikasi terhadap kehidupan sosial ekonomi adalah keberlanjutan ekonomi, meningkatnya pendapatan masyarakat, dan menciptakan lapangan kerja baru. Sebaliknya dampak terhadap sosial budaya adalah terjadinya komersialisasi
xi
tempat suci, kaburnya idenitas dan nilai sejarah, dan pencemaran kesucian pura. Selanjutnya komodifikasi Pura Tirta Empul dapat dimaknai sebagai makna religius, pelestarian budaya, identitas budaya, dan kesejahteraan,
Kata Kunci : Komodifikasi Pura Tirta Empul, Pariwisata Global.
xii
ABSTRACT The cultural inheritance of Tirta Empul Temple, as a holy place at Manukaya Village, Tampaksiring, Gianyar Bali, has been use as a means of developing tourism. This study was conducted in order to understand the social reality related to the existence of Tirta Empul Temple in the context of global tourism. The global culture has implicated the practice of capitalistic culture, which then lead to the cultural comodification. Its existence has been comodified, commercialized and touristified as an adaptive form of the global culture resulting in a new meaning. The problems in this study are formulated as follows (1) the process of comodification taking place at Tirta Empul Temple; (2) the factors leading to comodification; and (3) the effects and meaning of the comodification taking place at Tirta Empul Temple in the context of global tourism. This study aims at explaining how the process of comodification takes place; what factors leading to such a comodification and its effects and meanings. The results of this study are expected to be useful to the wide community, the government, those involving in tourism and to the scientific development especially cultural studies. Qualitative method, as the characteristic of cultural studies, was adopted in this study. The descriptive-qualitative format was chosen in this study. The primary data needed were obtained by in-depth interviews and observation and the secondary data were obtained by conducting library research and documentation. After being verified, the data were analyzed employing the theory of comodification, the theory of hegemony, the theory of deconstruction, and the theory of semiotics. The results of the study are as follows. The process of comodification at Tirta Empul Temple has taken place from reproduction to the condition in which a community of consumers has appeared. Comodification has been done on the building elements, simple things such as tools and ornaments showing human ability especially in the past, and on the archeological sites based on the community initiative and by cooperating with the government. The comodification at Tirta Empul Temple can be observed from the form of cultural product which has been beautifully, greatly and attractively packaged as a tourist attraction. The factors leading to the comodification taking place at Tirta Empul Temple can be classified into internal and external factors. The internal factors include the improved thinking pattern of the supporting community, the expressing activity of the people and the motivation to improve welfare. The external factors include the development of tourism, capitalism and cultural industry, the role of mass media and the government hegemony. The comodification at Tirta Empul Temple has turned out to affect and be meaningful to he sociocultural and socioeconomic life of the community. The eefct on the socioeconomic life refers to the economic continuity, an increase in the people’s income and to the creation of new job opportunities. And the effects on the sociocultural life refer to the commercialization of the holy place, no
xiii
separation between identity and historical values and holiness degradation of the temple. As far as the meanings of the Tirta Empul comodification are concerned, it has religious meaning, cultural preservation meaning, welfare meaning and cultural identity meaning. Keywords : Comodification of Tirta Empul, Global Tourism
xiv
RINGKASAN Pura Tirta Empul sebagai pusaka budaya merupakan tempat suci bagi umat Hindu. Seiring dengan perkembangan pariwisata yang dimulai pada tahun 1980-an, pura ini juga dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata. Dalam perspektif kajian budaya, penelitian ini mengangkat realitas sosial berkaitan dengan keberadaan Pura Tirta Empul di tengah arus globalisasi. Adanya pengaruh arus budaya global menyebabkan munculnya praktik-praktik kapitalisme dan budaya konsumerisme. Pura Tirta Empul mengalami komodifikasi, komersialisasi, turistifikasi sebagai bentuk adaptif budaya global yang menghasilkan makna baru. Pengaruh pariwisata global menyebabkan Pura Tirta Empul tidak hanya berfungsi sakral tetapi juga berkaitan erat dengan nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat menjadi bertendensi ekonomi. Akibatnya, terjadi pergeseran pemaknaan terhadap sakralitas Pura Tirta Empul serta perubahan prilaku terhadap praktik-praktik budaya masyarakat pendukung produk budaya tersebut. Proses modernisasi melalui pembangunan yang kapitalistik menyebabkan komodifikasi. Komodifikasi yaitu proses menjadikan komoditas untuk diperjual-belikan sudah dan sedang terjadi pada Pura Tirta Empul. Memahami begitu kompleksnya komodifikasi Pura Tirta Empul dalam konteks pariwisata global, maka penelitian ini terfokus pada tiga masalah pokok, yaitu (1) bagaimana proses komodifikasi Pura Tirta Empul, (2) faktor-faktor apa sajakah yang mendorong komodifikasi, dan (3) bagaimana dampak dan makna komodifikasi Pura Tirta Empul dalam konteks pariwisata global. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami komodifikasi Pura Tirta Empul dalam konteks pariwisata global, serta fenomena budaya lokal dalam perspektif kajian budaya. Selain itu, secara khusus penelitian ini bertujuan menemukan bagaimana proses komodifikasi Pura Tirta Empul, memahami faktor-faktor yang mendorong komodifikasi dan menginterprestasi apa dampak dan makna komodifikasi Pura Tirta Empul di era global. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif, dengan format desain pengumpulan data, dan strategi analisis data bersifat deskriptif-
xv
kualitatif. Format seperti itu dalam penelitian ilmu sosial sesuai dengan sifatnya yang menggambarkan situasi, kondisi, dan proses-proses realitas sosial dalam masyarakat. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi lapangan dan wawancara, sedangkan data sekunder didapat melalui studi pustaka dan sumber dokumentasi. Selanjutnya data dianalisis lebih mendalam dengan menggunakan teori-teori yang relevan seperti teori komodifikasi, teori hegemoni, teori dekonstruksi, dan teori semiotika. Hasil analisis disajikan secara informal melalui deskriptif analitik yang dilengkapi dengan penyajian formal dalam bentuk gambar dan tabel. Hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Pura Tirta Empul sebagai tempat suci umat Hindu mempunyai sejarah yang sangat panjang, sebelum akhirnya berkembang menjadi daya tarik wisata. Proses komodifikasi Pura Tirta Empul dalam konteks pariwisata global di Desa Manukaya, Tampaksiring, tidak terlepas dari pembangunan pariwisata Bali dan kunjungan para wisatawan yang dimulai pada tahun 1980-an. Mulai tahun 1990-an pengembangan pariwisata, khususnya pariwisata budaya, lebih diintensifkan melalui dukungan kebijakan pemerintah Kabupaten Gianyar. Pura Tirta Empul yang mempunyai potensi daya tarik wisata yang tinggi direnovasi, ditata, secara besar-besaran, mulai dari bangunan-bangunan suci di halaman dalam, kolam suci di halaman tengah, serta bangunan-bangunan lainnya di halaman luar beserta pertamanan di depan pura untuk memperindah dan mempercantik situs Pura Tirta Empul. Komodifikasi Pura Tirta Empul terjadi sejak proses reproduksi, distribusi dan dalam berbagai bentuk konsumsi, baik sebagai satu kesatuan maupun komodifikasi pada bagian-bagian atau elemen-elemen pura. Produksi dan distribusi Pura Tirta Empul dilakukan atas inisiatif sendiri oleh masyarakat Desa Manukaya dan secara kelembagaan dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Gianyar dan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Bali, NTB, NTT. Internasionalisasi lewat pariwisata khususnya, pariwisata budaya, dengan industri budayanya, telah menyebabkan Pura Tirta Empul mengalami komodifikasi, yaitu suatu proses menjadi komoditas yang dapat diperjual-belikan.
xvi
Faktor-faktor yang mendorong komodifikasi Pura Tirta Empul dalam konteks pariwisata global mencakup faktor intern dan faktor ekstern. Faktor internal, yaitu dilakukan oleh masyarakat pendukung, kreativitas dan inovasi, berubahnya pola pikir masyarakat lokal dan motivasi peningkatan kesejahteraan di tengah pusaran arus budaya global. Adapun faktor eksternal, yaitu perkembangan pariwisata beserta industri budaya, peran media massa, dan hegemoni pemerintah. Komodifikasi Pura Tirta Empul berdampak pada kehidupan sosial ekonomi dan sosial budaya. Dampak terhadap kehidupan sosial ekonomi cenderung positif yaitu peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan kesempatan kerja dan peluang usaha, serta meningkatkan struktur ekonomi, sehingga masyarakat bisa memperbaiki kehidupan dari bekerja di industri pariwisata. Sementara itu dampak komodifikasi Pura Tirta Empul terhadap kehidupan sosial budaya cenderung berdampak negatif, yaitu terjadinya komersialisasi terhadap tempat suci, kaburnya identitas dan nilai sejarah serta pencemaran kesucian pura. Selanjutnya, mengenai makna komodifikasi Pura Tirta Empul dalam konteks
pariwisata
global
adalah
makna
religius,
pelestarian
budaya,
kesejahteraan dan identitas budaya. Makna religius sebagai dasar pengembangan pariwisata dapat memperkuat jatidiri dan berjalan bersamaan dengan aktivitas pariwisata. Pelestarian budaya terkait dengan kesadaran budaya yang senantiasa ditumbuhkembangkan agar berkembang kepekaan untuk menghargai budaya. Makna kesejahteraan diarahkan pada kepentingan keuntungan ekonomi untuk peningkatan kesejahteraan, dan makna identitas budaya sebagai ciri khas sebuah kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan yang lain. Adapun temuan baru dalam penelitian ini adalah bahwa komodifikasi Pura Tirta Empul berjalan terencana, karena sikap krama desa adat Manukaya penerima pariwisata dengan sikap terbuka dan kreatif. Dalam telaah terhadap Pura Tirta Empul, ternyata dalam konteks kekinian terjadi perkembangan pemaknaan yang dapat dilihat pada munculnya ikon Pura Tirta Empul dalam media massa sebagai industri budaya. Globalisasi telah mengubah pandangan sebagian orang
xvii
terhadap hal-hal yang religius magis, bahkan hal itu membuat semakin menipisnya kayakinan masyarakat terhadap nilai-nilai religius.
xviii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
PERSYARATAN GELAR...............................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................
iii
UCAPAN TERIMA KASIH............................................................................
vi
ABSTRAK........................................................................................................
xi
ABSTRACT..................................................................................................... xiii RINGKASAN DISERTASI.............................................................................
xv
DAFTAR ISI....................................................................................................
xix
DAFTAR TABEL............................................................................................ xxiv DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xxv GLOSARIUM...................................................................................................xxviii BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian...........................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................
16
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................
16
1.3.1
Tujuan Umum ......................................................................................
16
1.3.2
Tujuan Khusus......................................................................................
16
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................
17
1.4.1
Manfaat Teoretis...................................................................................
17
1.4.2
Manfaat Praktis.....................................................................................
18
BAB II KAJIAN PUSTAKA,
KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN
MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka............................................................................................ ................................................................................................................. 20 2.2 Konsep........................................................................................................ ................................................................................................................. 28
xix
2.2.1
Komodifikasi........................................................................................ 28
2.2.2
Pusaka Budaya Pura Tirta Empul......................................................... 30
2.2.3
Konteks Pariwisata Global................................................................... 32
2.3 Landasan Teori........................................................................................... ................................................................................................................. 39 2.3.1
Teori Komodifikasi .............................................................................. 42
2.3.2
Teori Hegemoni.................................................................................... 46
2.3.3
Teori Dekonstruksi............................................................................... 52
2.3.4
Teori Semiotika.................................................................................... 56
2.4 Model Penelitian......................................................................................... ................................................................................................................. 59 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian.................................................................................. ................................................................................................................. 62 3.2 Lokasi Penelitian........................................................................................ ................................................................................................................. 64 3.3 Jenis dan Sumber Data................................................................................ ................................................................................................................. 65
xx
3.4 Instrumen Penelitian................................................................................... ................................................................................................................. 66 3.5 Penentuan Informan ................................................................................... ................................................................................................................. 67 3.6 Teknik Pengumpulan Data......................................................................... ................................................................................................................. 68 3.6.1
Observasi.............................................................................................. 68
3.6.2
Wawancara........................................................................................... 68
3.6.3
Studi Dokumen..................................................................................... 70
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data........................................................ ................................................................................................................. 70 3.8 Teknik Penyajian Hasil Penelitian.............................................................. ................................................................................................................. 71 BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN PURA TIRTA EMPUL
4.1
Gambaran Umum Lokasi Penelitian...................................... 72
4.1.1
Letak dan Kondisi Geografis................................................. 72
4.1.2
Kependudukan ...................................................................... 78
4.1.3
Sistem Kemasyarakatan......................................................... 79
xxi
4.1.4
Perekonomian........................................................................ 87
4.1.5
Agama dan Kepercayaan ...................................................... 91
4.2
Gambaran Umum Pura Tirta Empul...................................... 94
4.2.1
Keadaan Pura dan Lingkungannya................... 94
4.2.2
Sejarah Pura...................................................... 97
4.2.3
Struktur Pura..................................................... 101
4.2.4
Karakter Pura.................................................... 105
4.2.5
Tinggalan Arkeologi......................................... 108
4.2.6
Fungsi Pura....................................................... 119
4.2.6.1 Pura Tirta Empul Sebagai Tempat Peribadatan.................................. 119 4.2.6.2 Pura Tirta Empul Sebagai Tempat Penyucian Diri............................ 129 4.2.6.3 Pura Tirta Empul Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya...................... 131 BAB V
PROSES KOMODIFIKASI PURA TIRTA EMPUL DALAM KONTEKS PARIWISATA GLOBAL........................................... 138
5.1 Proses Produksi Pura Tirta Empul ............................................................. ................................................................................................................. 139
xxii
5.1.1
Awal Komodifikasi............................................................................... 139
5.1.1.1 Gejala Komodifikasi............................................................................. 139 5.1.1.2 Kreativitas Memperindah Pura............................................................. 142 5.1.2
Komodifikasi Pura Tirta Empul Tahun 1980-an Sampai Sekarang..... 156
5.1.2.1 Komodifikasi Tahun 1980-an............................................................... 156 5.1.2.2 Komodifikasi Tahun 1990-an............................................................... 162 5.1.2.3 Komodifikasi Tahun 2005 – sekarang.................................................. 171 5.2 Proses Distribusi Pura Tirta Empul............................................................ ................................................................................................................. 186 5.2.1
Media Elektronik.................................................................................. 186
5.2.2
Media Massa Cetak............................................................................... 189
5.3 Proses Konsumsi Pura Tirta Empul............................................................ ................................................................................................................. 192 5.3.1
Karakteristik Konsumen....................................................................... 192
5.3.2
Konsumsi dan Pelestarian Pusaka Budaya........................................... 196
BAB VI
FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG KOMODIFIKASI PURA TIRTA EMPUL DALAM KONTEKS PARIWISATA
xxiii
GLOBAL........................................................................................ 211......................................................................................... 6.1 Faktor Internal............................................................................................ ................................................................................................................. 212 6.1.1
Munculnya Paradigma Baru Dalam Pola Pikir Masyarakat Lokal....... 212
6.1.2
Kreativitas Pengembangan Estetis........................................................ 219
6.1.3
Motivasi untuk Peningkatan Kesejahteraan.......................................... 225
6.2 Faktor Eksternal.......................................................................................... ................................................................................................................. 231 6.2.1
Pariwisata.............................................................................................. 232
6.2.2
Kapitalisme dan Industri Budaya.......................................................... 243
6.2.3
Peran Media Massa............................................................................... 248
6.2.4
Hegemoni Pemerintah.......................................................................... 254
BAB VII DAMPAK DAN MAKNA KOMODIFIKASI
PURA TIRTA
EMPUL DALAM KONTEKS PARIWISATA GLOBAL............. 259 7.1
Dampak Komodifiaksi Pura Tirta Empul.............................
260 7.1.1
Dampak Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi 260
xxiv
7.1.1.1
Peningkatan Struktur Ekonomi 262
7.1.1.2
Meningkatnya Pendapatan Masyarakat............................................. 268
7.1.1.3
Menciptakan Lapangan Kerja Baru................................................... 272 7.1.2
Dampak Terhadap Kehidupan Sosial Budaya. . 277
7.1.2.1
Komersialisasi Tempat Suci 281
7.1.2.2
Kaburnya Identitas dan Nilai Sejarah................................................ 287
7.1.2.3
Pencemaran Kesucian Pura dan Munculnya Hiperspiritualitas......... 290
7.2
Makna Komodifikasi Pura Tirta Empul................................ 299
7.2.1
Makna Religius................................................ 301
7.2.2
Makna Pelestarian Budaya............................... 306
7.2.3
Makna Identitas Budaya................................... 309
7.2.4
Makna Kesejahteraan........................................ 312
Temuan Baru Penelitian................................................................................... .......................................................................................................................... 318 Refleksi............................................................................................................. .......................................................................................................................... 319
xxv
BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN............................................................ 324 8.1
Simpulan ............................................................................... 324
8.2
Saran...................................................................................... 327
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 329 LAMPIRAN Lampiran 1
Daftar Informan........................................................................ 340
Lampiran 2
Panduan Wawancara Penelitian................................................ 345
Lampiran 3
Undang-undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan............. 348
Lampiran 4
Perda No. 3/1991 tentang Pariwisata Budaya........................... 407
xxvi
xxvii
DAFTAR TABEL Tabel 4.1
Komposisi Penduduk Desa Manukaya Berdasarkan Tingkat Umur............................................................................................ ..................................................................................................... 78
Tabel 4.2
Desa Adat dan Dusun Dinas di Desa Manukaya......................... ..................................................................................................... 84
Tabel 4.3
Data Penggunaan Lahan di Desa Manukaya Tahun 2007........... ..................................................................................................... 89
Tabel 4.4
Perbandingan Kunjungan Wisatawan Asing di Beberapa Obyek Daya Tarik Wisata Unggulan di Kabupaten Gianyar...... ..................................................................................................... 133
xxviii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Model Penelitian....................................................................... .................................................................................................. 60
Gambar 4.1
Peta Keletakan Pura Tirta Empul di Kabupaten Gianyar......... .................................................................................................. 75
Gambar 4.2
Peta Desa Manukaya................................................................. .................................................................................................. 77
Gambar 4.3
Pura Tirta Empul....................................................................... .................................................................................................. 94
Gambar 4.4
Kolam Permandian Beserta Pancurannya................................. .................................................................................................. 96
Gambar 4.5
Denah Pura Tirta Empul........................................................... .................................................................................................. 106
Gambar 4.6
Lingga Yoni di Pura Tirta Empul............................................. .................................................................................................. 111
Gambar 4.7
Arca Lembu/Nandi di Pura Tirta Empul.................................. .................................................................................................. 112
Gambar 4.8
Progmen Arca Perwujudan yang Sudah Aus............................ .................................................................................................. 113
xxix
Gambar 4.9
Bangunan Tepasana Tempat Memuja Dewa Indra................... .................................................................................................. 116
Gambar 4.10 Umat Hindu Sedang Melukat di Kolam Suci Pura Tirta Empul........................................................................................ .................................................................................................. 118 Gambar 4.11 Suasana Ketika Umat Bersembahyang di Pura Tirta Empul.... .................................................................................................. 121 Gambar 4.12 Pura Tirta Empul Sebagai Obyek Wisata................................. .................................................................................................. 133 Gambar 5.1
Konstruksi Kayu Berukir dengan Pulasan Perada.................... .................................................................................................. 146
Gambar 5.2
Hiasan Patra Punggel Pada Pelinggih di Pura Tirta Empul...... .................................................................................................. 149
Gambar 5.3
Hiasan Karang Gajah ............................................................... .................................................................................................. 150
Gambar 5.4
Hiasan Karang Goak................................................................. .................................................................................................. 151
Gambar 5.5
Hiasan Ular Naga...................................................................... .................................................................................................. 153
Gambar 5.6
Pertamanan di Depan Pura Tirta Empul................................... .................................................................................................. 167
Gambar 5.7
Penataan Pertamanan Sebagai Usaha Pelestarian Lingkungan. .................................................................................................. 167
Gambar 5.8
Candi Kurung Beserta Kolam Ikan-ikan Hias..........................
xxx
.................................................................................................. 169 Gambar 5.9
Kunjungan Wisatawan Asing ke Pura Tirta Empul.................. .................................................................................................. 172 Gambar 5.10 Wisatawan Asing Ikut Melukat dan Bersembahyang............... .................................................................................................. 173 Gambar 5.11 Suasana Sehari-hari di Halaman Dalam Pura........................... .................................................................................................. 181 Gambar 5.12 Umat dan Wisatawan Berbaur di Halaman Dalam Pura Tirta Empul........................................................................................ .................................................................................................. 182 Gambar 5.13 Pura Tirta Empul dalam Berbagai Media Massa Cetak............ .................................................................................................. 191 Gambar 5.14 Wisatawan Asing Bersembahyang di Pura Tirta Empul ......... .................................................................................................. 194 Gambar 5.15 Pura Tirta Empul Sebagai Benda Cagar Budaya...................... .................................................................................................. 199 Gambar 6.1
Kreativitas Seni Ukir Kayu pada Bangunan Suci .................... .................................................................................................. 221
Gambar 6.2
Ukiran dengan Pulasan Prada Berwarna Emas........................ .................................................................................................. 221
Gambar 6.3
Wisatawan Asing dengan Leluasa Melakukan apa saja di Halaman dalam Pura................................................................. .................................................................................................. 236
Gambar 6.4
Wujud Komersialisasi Tempat Suci.........................................
xxxi
.................................................................................................. 242 Gambar 6.5
Promosi Pura Tirta Empul Lewat Bali Post.............................. .................................................................................................. 249
Gambar 6.6
Pemasaran Pura Tirta Empul Melalui Brosur (2009)............... .................................................................................................. 251
Gambar 6.7
Pemasaran Pura Tirta Empul Melalui Brosur (2010)............... .................................................................................................. 253
Gambar 6.8
Promosi Pura Tirta Empul Lewat Tayangan TV One.............. .................................................................................................. 254
Gambar 7.1
Berbagai jenis pakaian jadi untuk souvenir dijual di kioskios areal Pura Tirta Empul...................................................... .................................................................................................. 265
Gambar 7.2
Berbagai jenis barang kerajinan dari kayu dan lukisan dipajang di kios-kios sebagai barang cenderamata................... .................................................................................................. 267
Gambar 7.3
Komersialisasi Pura Lewat Penyewaan Kotak Pakaian............ .................................................................................................. 284
Gambar 7.4
Komersialisasi pura lewat penyewaan selendang dan kain...... .................................................................................................. 285
Gambar 7.5
Pengumuman Larangan untuk Memasuki Tempat Suci Lewat Papan Pengumuman.................................................................. .................................................................................................. 293
Gambar 7.6
Kunjungan wisatawan di halaman dalam/jeroan pura sangat mengganggu konsentrasi umat yang sedang bersembahyang... .................................................................................................. 294
xxxii
Gambar 7.7
Suasana prosesi melukat, canang-canang dipersembahkan pada masing-masing pancuran.................................................. .................................................................................................. 296
Gambar 7.8
Patung Bima memegang Tirta Kamandalu di Kompleks Pertamanan Pura Tirta Empul................................................... .................................................................................................. 302
Gambar 7.9
Koperasi Perajin di Kompleks Pura Tirta Empul Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat................................ .................................................................................................. 317
Gambar 7.10 Kios-kios yang menjual berbagai barang kerajinan yang dapat menambah pendapatan masyarakat................................. .................................................................................................. 317
xxxiii
xxxiv
GLOSARIUM adat
:
budaya tradisional, untuk Bali, dalam banyak hal terkait dengan keberadaan agama dan spiritualitas Hindu Bali.
akomodasi
:
fasilitas penginapan bagi para pengunjung ke destinasi wisata yang umumnya berbentuk hotel, pondok wisata, villa, home stay, bungalow.
arca perwujudan
:
arca yang mewujudkan seorang tokoh manusia atau dewa.
art-shop
:
toko cenderamata.
artefak
:
semua tinggalan arkeologi yang dibuat manusia.
awig-awig
:
peraturan dasar yang ditetapkan dalam forum masyarakat dari suatu organisasi desa adat di Bali.
ayahan
:
tugas keagamaan yang melekat pada tanah yang ditempati.
banjar
:
kelompok / organisasi pemerintahan di bawah organisasi desa di Bali.
banjar adat
:
organisasi masyarakat yang berada di bawah desa adat.
banten
:
persembahan suci dalam upacara keagamaan
bale banjar
:
tempat pertemuan umum warga desa di Bali.
bungalow
:
akomodasi berbentuk rumah dengan segala perlengkapannya, biasanya digunakan untuk keluarga.
cagar alam
:
suatu alam, usaha daya tarik wisata alam dengan flora yang dikonservasikan.
candi
:
istilah umum untuk menamakan semua bangunan keagamaan peninggalan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia.
candi bentar
:
gapura yang bentuknya berbelah dua dan simetris.
xxxv
candi kurung
:
gapura yang bentuknya tidak berbelah.
dadia
:
sekelompok warga yang berasal dari satu klan/ keturunan yang ditandai oleh adanya satu tempat pemujaan bersama.
dampak ekonomi
:
pengaruh pariwisata terhadap kehidupan ekonomi masyarakat seperti pendapatan, pekerjaan, pendidikan, dan faktor ekonomi.
dampak ganda
:
dampak yang ditimbulkan dari kegiatan wisata, baik secara langsung, tidak langsung maupun berlanjut.
daya tarik wisata
:
segala hal yang memiliki potensi untuk dilihat dan dinikmati dengan berbagai kegiatan wisata.
desa adat
:
entitas desa dalam paradigma tradisional Bali yang didasarkan atas Tri Hita Karana.
destinasi pariwisata
:
adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata.
efek demonstrasi
:
pengaruh dari tindakan atau pelaku wisatawan terhadap penduduk, di mana penduduk meniru perilaku wisatawan.
festival
:
pesta, acara dengan kemeriahan untuk merayakan sesuatu.
fitur
:
hasil kegiatan manusia yang tidak dapat dipindahkan atau tidak mungkin diambil, misalnya bangunan candi, kolam petirtaan, fondasi bangunan, dan lainlain.
gedong
:
bangunan yang terdapat dalam areal tempat suci di pura untuk menyimpan pratima atau peralatan upacara.
impresariat
:
usaha hiburan yang menangani pertunjukkan, baik seni maupun olah raga.
industri pariwisata
:
kumpulan perusahaan/jasa pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang/jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan.
xxxvi
jaba tengah
:
pembagian ruang dalam pura yang berposisi di tengah.
jeroan
:
halaman paling dalam (halaman tersuci) dari sebuah pura.
kahyangan tiga
:
kesatuan parahyangan berupa tiga pura di desa (Pura Desa, Puseh, Dalem)
kahyangan jagat
:
pura-pura besar (banyak pengemong) yang ada di Bali.
karang asti
:
ragam hias berbentuk kepala gajah yang belalainya mencuat ke atas.
karang bentulu
:
ragam hias yang berbentuk kepala boma bermata satu.
karang boma
:
ragam hias yang berbentuk kepala raksasa.
karang curing
:
ragam hias yang berbentuk kepala burung.
karang goak
:
ragam hias berbentuk kepala burung gagak.
karang sae
:
ragam hias yang berbentuk muka singa.
karang tapel
:
ragam hias yang berbentuk boma, bermata dua, berhidung, tanpa dagu.
kawasan pariwisata
:
area atau daerah kepariwisataan.
kelian adat
:
pucuk pimpinan prajuru adat.
kekarangan
:
sebutan untuk sebuah bentuk-bentuk ukiran yang diterapkan pada kayu dalam ornamen Bali.
kepariwisataan
:
segala hal yang berkaitan dengan pariwisata yang bersifat multi-dimensi, termasuk pelaku dan dunia usahanya.
konsultan wisata
:
usaha yang memberikan konsultasi dalam penyelenggaraan dan pengelolaan kepariwisataan.
krama
:
anggota masyarakat suatu desa adat.
laba pura
:
tanah kekayaan milik pura.
xxxvii
yang
dikembangkan
untuk
lingga
:
simbol Dewa Siwa, bentuknya seperti kemaluan lakilaki.
mandala
:
konsep pembagian tata ruang ke dalam : utama, madya, dan nista mandala.
megalitik
:
tradisi kebudayaan batu besar.
mekemit
:
berjaga di pura.
melanting
:
pura tempat pemujaan di pasar-pasar di Bali bagi Dewa Kemakmuran.
melukat
:
meruat, membersihkan diri dengan air suci.
meru
:
bangunan suci beratap bertingkat-tingkat dengan bilangan ganjil.
nekara
:
genderang perunggu, yaitu salah satu hasil kebudayaan zaman perunggu, bentuknya seperti berumbung yang berpinggang di bagian tengahnya dan sisi atasnya tertutup, sedangkan bagian bawahnya terbuka.
ngayah
:
melakukan pekerjaan tanpa upah.
odalan
:
perayaan hari jadi pada bangunan suci (sanggah, pura).
parhyangan
:
tempat suci
pariwisata
:
beragam kegiatan wisata dilakukan di luar tempat tinggalnya untuk tujuan bersenang-senang dengan menggunakan berbagai fasilitas wisata, yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan pemerintah.
pecalang
:
aparat keamanan desa adat di Bali.
pelaba pura
:
tanah milik desa adat dan hasil dari tanah tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan pura, baik upacara maupun perbaikan fisik.
pemangku
:
rohaniawan yang memimpin upacara di pura.
xxxviii
pengayah
:
anggota masyarakat yang secara aktif melaksanakan tugas dan kewajiban di desa adat.
pengempon pura
:
sekelompok warga yang bertanggung jawab memelihara sebuah pura, baik dalam melaksanakan upacara maupun memperbaiki bangunan fisik pura tersebut.
pepalihan
:
bentuk-bentuk susunan dalam pembuatan bagianbagian bangunan tradisional Bali.
penyengker
:
latar pekarangan.
penyarikan
:
jabatan sebagai juru tulis dalam organisasi tradisional di Bali.
pengunjung
:
orang yang mendatangi sebuah daya tarik wisata untuk tujuan berlibur.
piyasan
:
bangunan suci bertiang empat atau lebih dalam sebuah pura atau sanggah sebagai tempat untuk menempatkan pratima, barong, rangda, dan tempat sesajen pada saat berlangsungnya upacara.
pondok wisata
:
rumah penduduk yang disewakan sebagai akomodasi ketika wisatawan berkunjung ke sebuah destinasi.
prajuru
:
pengurus desa adat.
prasasti
:
tulisan kuno yang biasanya dipahatkan digoreskan di atas batu, logam, dan lontar.
pratima
:
arca kecil yang disucikan sebagai lambang roh suci leluhur, atau perwujudan dewa.
produk wisata
:
segala hal yang memiliki daya tarik untuk dilihat dan dinikmati dalam berbagai kegiatan wisata.
pura
:
tempat suci bagi umat Hindu.
saka
:
sebutan tiang penyangga bangunan
sanggah
:
sebutan untuk tempat suci atau pura keluarga pada setiap rumah masyarakat Hindu di Bali.
xxxix
atau
sangging
:
istilah untuk menyebut atau memberi gelar ahli seni pahat, ukir, patung, atau tukang mengasah gigi pada waktu upacara potong gigi.
seka
:
perkumpulan atau persatuan organisasi tradisional di Bali.
situs arkeologi
:
area yang mengandung tinggalan arkeologi.
tilem
:
bulan mati
tri kahyangan
:
tiga pura utama di desa adat.
tukang
:
istilah untuk menyebut orang yang ahli dalam pekerjaan membuat bangunan.
undagi
:
orang yang mempunyai keahlian dalam pekerjaan sebagai tukang kayu dan bangunan di Bali.
upakara
:
sajen.
wantilan
:
bangunan besar terbuka di halaman luar sebuah pura yang digunakan sebagai tempat pertemuan dan pertunjukkan seni.
wisata
:
kegiatan perjalanan yang dilakukan di luar tempat tinggalnya untuk tujuan rekreasi.
wisatawan
:
orang yang melakukan perjalanan ke destinasi wisata untuk tujuan bersenang-senang.
wisata budaya
:
kegiatan wisata yang berbasis budaya, seperti kebudayaan masyarakat, tradisi, keagamaan, dan lainlain.
wisata minat khusus
:
kegiatan wisata yang membutuhkan keterampilan atau minat khusus.
wisata tirta
:
fasilitas wisata yang memanfaatkan air, seperti permandian, kolam renang, danau, laut, dan sungai.
yadnya
:
kurban suci/upacara ritual.
yoni
:
tumpuan untuk lingga yang berfungsi sebagai penyalur air pembasuh lingga, yoni lambang kewanitaan.
xl
DISERTASI
KOMODIFIKASI PUSAKA BUDAYA PURA TIRTA EMPUL DALAM KONTEKS PARIWISATA GLOBAL
I KETUT SETIAWAN
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011
xli