BAB I PENDAHULUAN
dengan persyaratan kesehatan. Persyaratan kesehatan lingkungan di
A. LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum yang
harus
dapat
diwujudkan
melalui
pembangunan
yang
berkesinambungan. Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Depkes RI, 1992). Definisi kesehatan lingkungan berdasarkan PP No. 66 tahun 2006, adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun social. Kesehatan lingkunagn diselenggarakan melalui upaya penyehatan, pengamatan, dan pengendalian. Berdasarkan undang – undang No. 44 tahun 2009, rumah sakit dapat
didefinisikan
institusi
pelayanan
kesehatan
yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian dan peralatan. Berdasarkan Kepmenkes No. 1204 tahun 2004 tentang
rumah sakit meliputi : 1. Penyehatan ruang bangunan dan halaman rumah sakit 2. Penyehatan hygiene dan sanitasi makanan minuman 3. Penyehatan air 4. Pengelolaan limbah 5. Pengelolaan cucian linen 6. Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya 7. Melalui desinfeksi dan sterilisasi 8. Melalui desinfeksi dan sterilisasi 9. Upaya promosi kesehatan dari aspek kesehatan lingkungan Dalam upaya meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan dan kemampuan bekerjasama dengan peofesi kesehatan lainnya di rumah sakit, Jurusan Kesehatan lingkungan Poltekkes Surabaya menyelenggarakan Praktek Belajar Lapangan (PBL) bagi mahasiswa Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan Surabaya yang bekerjasama dengan Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya, sehingga diharapkan mahasiswa mendapat bekal tentang Instalasi Sanitasi Lingkungan Rumah Sakit. B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Memberikan pengalaman pembelajaran secara langsung kepada peserta didik untuk menerapkan bekal ilmu pengertahuan Kesehatan Lingkungan, sehingga dihasilkan lulusan Program Studi
persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit, rumah sakit sebagai
Diploma III Kesehatan Lingkungan yang berkemampuan, mandiri
sarana pelayanan kesehatan. Rumah sakit tempat berkumpulnya orang
dalam upaya penanganan masalah kesehatan lingkungan di RS
sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit
khususnya bidang Sanitasi RS. 2. Tujuan Khusus a. Mampu memahami peraturan dan pengorganisasian Rumah
serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. Upaya untuk menghindari risiko dan ganggauan kesehatan, maka perlu penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah sakit sesuai
Sakit Umum Daerah Dr.Soetomo Surabaya (termasuk peran
tenaga sanitasi Rumah Sakit Umum b.
Daerah Dr.Soetomo Surabaya). Melakukan pengawasan sanitasi lingkungan dan bangunan Rumah Sakit
c.
Umum
Daerah
SoetomoSurabaya. Melakukan pengawasan pengamatan
Dr. dan
(pengukuran)
pengelolaan sanitasi air, limbah cair, dan limbah padat (medis dan non d.
medis) Melakukan sanitasi
e.
pengawasan
tempat
terhadap
dalam
upaya
meningkatkan
keterkaitan
antara
substansi
akademik
dengan
kompetensi sumber daya manusia yang kompetitif. b. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pendidikan dengan melibatkan tenaga terampil ke lapangan dalam kegiatan praktik kerja lapangan 2. Bagi Mahasiswa a. Mahasiswa dapat
melakukan
Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
makanan
dan
Daerah Dr. SoetomoSurabaya. Melakukan pengawasan dalam
dan
program
pengendalian serangga, tikus, dan binatang pengganggu. Melakukan pengawasan pengendalian
terhadap
pencemaran
udara,
kebisingan dan radiasi. Melakukan perencanaan
dan
Sakit
Umum
Daerah
SoetomoSurabaya. Melakukan pengamatan
Dr.
kesehatan tentang sanitasi Rumah Umum
Daerah
Menteri
Kesehatan
RI
No.1204/MENKES/SK/X/2004 tentang
persyaratan
Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit. b. Mahasiswa dapat menambah wawasan dengan terjun langsung dalam praktek pengelolaan sanitasi rumah sakit.
Sebagai bahan evaluasi dalam bidang
sanitasi
rumah
sakit
untuk
perencanaan perbaikan kedepan.
dan
melakukan pendidikan (penyuluhan) Sakit
SoetomoSurabayamenurut Keputusan
3. Bagi Instansi Rumah Sakit
pelaksanaan /penerapan K3Rumah
i.
berkelanjutan
upaya sterilisasi alat dan bangunan. Melakukan pengamatan terhadap
pengamatan
h.
yang
penilaian Sanitasi Rumah Sakit di
minuman di Rumah Sakit Umum
g.
kerjasama
pencucian/linen,
penyelenggaraan
f.
a. Membina
Dr.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
SoetomoSurabaya kepada masyarakat
A. Definisi Rumah Sakit Rumah sakit merupakan suatu institusi
Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
yang fungsi utamanya memberikan pelayanan
SoetomoSurabaya.
kesehatan kepada masyarakat (Depkes RI,
C. MANFAAT 1. Bagi Intitusi Pendidikan
2009).Rumah sakit merupakan salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelenggarakan
upaya
kesehatan.Upaya
kesehatan
setiap
kegiatan
memelihara
meningkatkan
untuk
kesehatan,
bertujuan
adalah
ibukota propinsi (provincial hospital) yang
dan
menampung pelayanan rujukan dari rumah
untuk
sakit kabupaten. Rumah sakit pendidikan
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
yang
bagi masyarakat (Siregar, 2003). Menurut Keputusan Menteri Kesehatan
diklasifikasikan sebagai rumah sakit tipe
Republik
Indonesia
Nomor
1204/MENKES/SK/X/2004
dinyatakan bahwa rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan lingkungan
terjadinya dan
gangguan
(Depkes ,RI 2004). Berdasarkan Permenkes 986/Menkes/Per/11/1992 sakit
umum
Kesehatan
pencemaran
RI
Nomor
pelayanan
rumah
pemerintah
dan
kesehatan
Departemen
Pemerintah
Daerah
diklasifikasikan menjadi kelas/tipe A,B,C,D dan E (Azwar,1996):
termasuk
tipe
A
juga
B. 3. Rumah Sakit Kelas C
tentang
persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit
tidak
Rumah Sakit kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran
subspesialis
terbatas. Terdapat empat macam pelayanan spesialis
disediakan
penyakit
dalam,
yakni
pelayanan
pelayanan
bedah,
pelayanan kesehatan anak, serta pelayanan kebidanan dan kandungan. Direncanakan rumah sakit tipe C ini akan didirikan di setiap kabupaten/kota (regency hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari puskesmas. 4. Rumah Sakit Kelas D Rumah Sakit ini bersifat transisi karena pada suatu saat akan ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C. Pada saat ini
1. Rumah Sakit Kelas A Rumah Sakit kelas A adalah rumah
kemampuan rumah sakit tipe D hanyalah
sakit yang mampu memberikan pelayanan
memberikan pelayanan kedokteran umum
kedokteran spesialis dan subspesialis luas
dan kedokteran gigi. Sama halnya dengan
oleh pemerintah, rumah sakit ini telah
rumah sakit tipe C, rumah sakit tipe D juga
ditetapkan
menampung pelayanan yang berasal dari
sebagai
tempat
pelayanan
rujukan tertinggi (top referral hospital) atau disebut juga rumah sakit pusat. 2. Rumah Sakit Kelas B Rumah Sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran medik spesialis luas dan subspesialis terbatas. Direncanakan rumah sakit tipe B didirikan di setiap
puskesmas. 5. Rumah Sakit Kelas E Rumah sakit ini merupakan rumah sakit
khusus
(special
hospital)
yang
menyelenggarakan hanya satu macam pelayanan kedokteran saja. Pada saat ini banyak tipe E yang didirikan pemerintah, misalnya rumah sakit jiwa, rumah sakit
kusta, rumah sakit paru, rumah sakit
Meliputi
jantung, dan rumah sakit ibu dan anak.
komputer,
Rumah sakit merupakan suatu kegiatan yang mempunyai potensi besar menurunkan kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat,
ruang
administrasi,
ruang
pertemuan,
ruang
ruang
perpustakaan, dan ruang pendidikan atau pelaihan. 2. Zona Dengan Risiko Sedang
terutama yang berasal dari aktivitas medis.
Meliputi ruang rawat inap bukan penyakit
Sampah rumah sakit dapat dibedakan menjadi
menular, rawat jalan, ruang ganti pakaian
dua jenis yaitu sampah medis dan sampah non
dan ruang tunggu pasien.
medis. Untuk menghindari dampak negatif
3. Zona Dengan Risiko Tinggi
terhadap lingkungan perlu adanya langkah-
Meliputi ruang laboratorium, ruang isolasi,
langkah
ruang poerawatan intensif, ruang bedah
penanganan
dan
pemantauan
lingkungan.
mayat dan ruang jenazah. 4. Zona Dengan Risiko Sangat Tinggi
B. Definisi Sanitasi Rumah Sakit Sanitasi Indonesia
menurut
diartikan
Meliputi ruang operasi, ruang bedah kamus
sebagai
bahasa
'pemelihara
mulut, ruang perawtan gigi, ruang bersalin, ruang gawat darurat dan ruang patologi.
kesehatan. Menurut WHO, sanitasi lingkungan (environmental
sanitation)
adalah
upaya
pengendalian semua faktor lingkungan fisik
C. Materi Sanitasi Rumah Sakit 1. ADMINISTRASI
manusia yang mungkin menimbulkan atau
Administrasi bertanggung jawab
dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan
untuk surat menyurat, penyimpanan arsip
bagi perkembangan fisik, kesehatan dan daya
surat, dokumen atau pelaporan, membuat
tahan hidup manusia. Sanitasi Rumah Sakit
surat penugasan kerja, membuat absensi,
adalah upaya pengawasan berbagai faktor
mengelola
lingkungan fisik, kimiawi, dan biologik di
melaksanakan
rumah sakit yang menimbulkan atau mungkin
pemeriksaan, serta membuat perencanaan
dapat mengakibatkan pengaruh buruk terhadap
kebutuhan barang-barang yang dibutuhkan
kesehatan
oleh karyawan,
petugas,
penderita,
pengunjung
perundangan
maupun bagi masyarakat di sekitar rumah
kesejahteraan
sakit.
pelayanan).
non
pengetikan
medis, hasil
dan mengatur urusan karyawan
(THR,
jasa
Berdasarkan KEPMENKES RI No. 1204
Dalam hal surat menyurat unit
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Administrasi bertanggung jawab untuk
Rumah
ruangan
melakukan perizinan maupun pelaporan.
terjadinya
Perizinan tersebut diantaranya meliputi,
Sakit
berdasarkan
dikelompokkan
tingkat
resiko
penularan penyakit sebagai berikut: 1. Zona Dengan Risiko Rendah
perizinan
pendirian
bangunan
untuk
incinerator dan pengoperasian insenerator,
selesai
perizinan pendirian Tempat Pembuangan
setelah disurvey membutuhkan
Sampah
pengganti,
(TPS).
Instalasi
sanitasi
dilakukan maka
perbaikan. akan
Apabila bahan
dilakukan
melakukan pengolahan terhadap limbah
permohonan bahan pengganti dan akan
yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit.
dibuatkan bon permintaan bahan. Setelah
Selain itu juga dilakukan pemantauan,
itu bon tersebut akan disetujui oleh Kepala
seperti pengujian emisi yang dilakukan
Instalasi. Setelah itu pembelian barang
pelaporan
sekali,
akan dilakukan oleh pihak ke tiga. Setelah
disampaikan kepada gubernur dan kepada
itu akan dilakukan perbaikan kerusakan
Kementrian
yang ada pada ruangan tersebut.
Kehutanan.
setiap
3
bulan
Lingkungan Setiap
Hidup
satu
tahun
dan sekali
Proses
perbaikan
apabila
bisa
dilakukan program penilaian peringkat
ditangani sendiri oleh pihak instalasi akan
kinerja perusahaan dalam pengelolaan
langsung dikerjakan, seperti pipa yang bisa
lingkungan hidup (PROPER).
dijangkau dan perbaikan kran yang rusak.
Alur mekanisme pelayanan sanitasi
Sedangkan apabila dalam proses perbaikan
yang ada di instalasi sanitasi lingkungan
tersebut membutuhkan penggalian atau
ini
adanya
pembongkaran tembok, maka pengerjaan
pelaporan dari petugas/karyawan berupa
perbaikan akan dilakukan oleh pihak
telepon, surat atau pesan yang berada di
ketiga.
dapat
ditangani
dengan
ruangan lain. Setelah itu akan dilaporkan
Selain
itu
Amdinistrasi
juga
pada Kepala Instalasi Sanitasi Lingkungan.
menerima surat penugasan kerja secara
Apabila di setujui, langsung dibuatkan
online, surat ini berupa SP rutin yang
Surat Penugasan Kerja bagi karyawan
dilakukan setiap unit sebagai pelaporan.
yang akan melaksanakan tugas tersebut.
Surat Penugasan online ini terdapat 3
Selain itu dilakukan survey pada ruangan
warna, kuning, merah muda dan putih.
yang mengalami kerusakan. Disini dilihat
Untuk surat berwarna kuning dan putih di
apakah kerusakan tersebut membutuhkan
berikan pada penanggung jawab setiap unit
bahan
sedangkan surat berwarna merah muda di
pengganti
atau
langsung
bisa
dilakukan perbaikan oleh petugas.
bawa oleh bagian administrasi sebagai
Apabila bisa langsung diperbaiki
arsip. Setiap ada laporan terjadi kerusakan
maka langsung ditangani oleh petugas, jika
akan di tulis dalam buku laporan dan
sudah dilakukan perbaikan akan langsung
dibuatkan sp secara manual agar segera
digunakan
ada
ditindak lanjuti. Setiap hari administrasi
diruangan tersebut. Setelah semuanya
mendapatkan kurang lebih 40-45 sp online,
selesai akan dilaporkan lagi pada Kepala
sedangkan 10-15 SP tentang laporan
Instalasi bahwa pada ruangan ini sudah
kerusakan.
oleh
petugas
yang
Instalasi Sanitasi Lingkungan juga membutuhkan
suku
cadang
untuk
mengganti kerusakan. Tidak selalu suku cadang selalu tersedia di instalasi ini. Ada beberapa
bahan-bahan
yang
memang
sengaja tidak menyediakan stok sehingga
ALUR /MEKANISME PELAYANAN SANITASI Laporan
perlu dilakukan pemesanan terlebih dahulu
Ka. Instalasi
dan ruangan yang mengalami kerusakan
tersebut harus menunggu terlebih dahulu. Unit / Ruangan yang perlu pelayanan Sanitasi Misalnya pada suatu ruangan mengalami
Pihak III
kerusakan pada kran wastafel tuas panjang, maka
dilakukan
pemesanan
arsip terlebih
dahulu. Apabila ruangan tersebut mau untuk menggunakan kran biasa, maka sementara
akan
diganti dengan tehknis Administrasi menggunakan kran biasa, baru apabila kran tuas panjang sudah datang maka
Telepon
Surat Di AgendakanPesan akanDibuatkan SP
diganti dengan kran tuas panjang tersebut. Ka. Sub Instalasi yang bersangkutan Kasie Mekanisme pelayanan yang ada di
Bahan Kosong
instalasi sanitasi RSUD Dr. Soetomo dapat dilihat pada gambar 1.
Ya
Dibukukan
Bahan
Logistik
Tidak
Survey Skill SDM
Selesai
Kerja Tidak
Ya Tidak
KET Alur pekerjaan masih dalam proses Alur pekerjaan selesai
Gambar 1 : Alur / Mekanisme Pelayanan Sanitasi 2. PERENCANAAN DAN PELAPORAN Perencanaan
dalam
sanitasi
lingkungan biasanya dilakukan pada setiap
User
unit dan pada sanitasi lingkungan yang ada
perencanaan ini juga terdapat beberapa
di RSUD Dr.Soetomo Surabaya terdiri dari
uraian tugas yang biasa dilakukan yaitu :
Air
Bersih,
Air
Limbah,
PVBP,
a. Menginventarisasi
jenis
kerusakan
Pemantauan, Sampah Umum dan Sampah
sarana sanitasi yang membutuhkan
Medis. Dari unit – unit
perbaikan dan pekerjaan pemeliharaan
inilah setiap
harinya dilakukan survey dengan cara mengelilingi kendalan
ruangan
tentang
karena
sanitasi
b. Membantu Kepala Instalasi Sanitasi
adanya
dalam
lingkungan
terdapat
c. Melaksanakan survey lapangan dengan d. Membuat konsep dasar perkiraan harga
dituliskan pada surat penugasan tersebut
dan analisa serta membuat konsep
kemudian diteruskan ke bagian TU (Tata
persyaratan teknis pelaksana pekerjaan
Usaha) lalu di buatkan SPK (Surat
pemeliharaan dan perbaikan
Kerja)
maka
satuan kerja lain yang dipandang perlu
bisa
Perintah
masalah
prioritas
pemelihraan
(Surat Penugasan). Dalam artian yaitu apabila
skala
masalah terkait kegiatan perbaikan dan
diruangan pada masing-masing unit dan dari hasil survey tersebut dilakukan SP
menentukan
kepada
unit
yang
e. Melaksanakan koordinasi dengan unit
bersangkutan lalu unit tersebut menindak
kerja
lanjuti ruangan tersebut.
perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan
Dari
alur
tersebut
posisi
perencanaan itu apa bila unit – unit yang bersangkutan
tidak
bisa
mengerjakan
pekerjaan itu sendiri mungkin karena kekurangan SDM atau karena keterbatasan
Instalasi
f.
Mengkoordinasi pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan sarana sanitasi oleh pihak ke III
g. Membantu kepala Instalasi Sanitasi perencanaan
pada pihak ke III dan untuk urusan pihak
pemeliharaan
perencaan
ini
lah
yang
biasanya
dibidang
perbaikan dan pemeliharaan
bahan dan alat maka bisa meminta bantuan ke III ada dibagian perencanaan, dibagian
Sanitasi
h. Membuat
pekerjaan laporan
dan
pelaksanaan
pemeliharaan dan perbaikan
mengakomodir peralatan, perbekalan dan
Dari uraian tugas tersebut tujuan
suku cadang yang dibutuhkan selama 1
perencanaan itu jangan sampai seperti
tahun, karena ada unit yang membutuhan
berhutang atau mungkin rekanan merasa
bahan untuk perbaikan diruangan dan
kesulitan menagihkan uang rekanan sendiri
untuk mendapatkan bahan bisa meminta
yang nota bonnya dia mengeluarkan uang
pada bagian TU. Pada masing-masing unit
dulu untuk mengerjakan di lapangan agar
yang melakukan survey ruangan ataupun
sanitasi tidak ada masalah pada user
lapangan harus tetap berkoordinasi dengan
disetiap ruangan jadi pada intinya dari
bagian
perencanaan itu ada hubungan dengan
perencanaan.
Di
bagian
pihak ke III dan proses pengekliman.
RKSnya Persyaratan Umum dan Uraian
Untuk
nominal
Teknis Kegiatan. Jadi RKS itu disebutkn
dibawah 5 juta biasanya disebut matrix,
disini sebagai lingkup pekerjaan, sasaran
nominal 5 – 10 juta disebut SP (Surat
pekerjaan, persyaratan teknisnya seperti
Perjanjian), nominal diatas 10 juta disebut
apa, persyaratan bahannnya seperti apa dan
SPK (Surat Perjanjian Kerja). Istilah –
spessifikasi teknisnya.
proses
pengekliman
istilah tersebut dibuat untuk memudahkan
Spesifikasi
teknis
diuraiankan
sistem kerja perencanaan saja. Biasanya
dalam pekerjaannya dan volumenya, lalu
nominal diatas 10 juta juga disebut tender
teknis pelakasanaan kegiatan dilapangan
yaitu pada dasarnya sama seperti SP hanya
seperti apa, finishingnya seperti apa jadi
saja tender memiliki format-format yang
misalnya
lebih rumit dan karena nominalnya besar
melaporkan pada rekanan bisa dengan cara
juga ada RKSnya (Rencana Kerja dan
difoto misalnya septic tank bocornya
Syarat) misalnya cleaning service dari
seperti apa itu difoto karena kebocoran itu
sanitasi mempunyai nominal pekerjaan
bisa mencemari drainase. Kemudian saat
yang besar jadi ada RKSnya yang berarti
proses pengerjaannya bisa juga difoto
persyaratan-persyaratan
untuk mengetahui sebelum dan sesudah
teknis
kesehatan
dan
umum di
uraian
RKS
itu
jika
ada
perbaikan
harus
adanya tindakan perbaikan karena pada
disebutkan adanya uraian tugas yaitu
bagian
bahan dan alat apa yang disediakan lalu
bersih jadi tidak boleh adanya kekurangan
jam kerjanya
seperti apa jadi lebih ke
atau sisa saat sesudah diperbaiki. Dari
teknisnya bagaimana kerja mereka saat
pekerjaan tersebut kemudian disetorkan ke
dilapangan.
pejabat pembuat komitmen lalu dari tim
Di perencanaan juga ada Surat
perencanaan
sudah
membayar
pengadaan membuat surat dan rekanannya
Keterangan Pekerjaan Telah Selesai atau
dipanggil
biasa disebut berita acara selesai pekerjaan
komitmennya untuk dibutkan format. Pada
yang telah ditanda tangani oleh pihak
format surat tersebut lebih ke mengikat
rekanannya. Dari sanitasi pada bagian
secara kontrak kerja jadi jangan sampai
perencanaan juga membuat nota dinas
belum selesai pekerjaannya tapi pihak ke
yaitu surat jalan jadi bagian perencanaan
III
melepas surat dinas kepada Yth Pejabat
pekerjaan besar biasanya dikasih tearmin
Pelaksana Teknis Kegiatan disalurkan ke
waktu pembayaran jadi bisa dilakukan
PTK dan membuat OE (Owner Estimate)
pada tearmin 1 2 dan 3 tujuan dari diikat
kalau dinominal kecil namanya HPS
ini jangan sampai setiap tearmin merasa
(Harga Perkiraan Sendiri) kemudian ada
adanya kerugian. Pekerjaan ini juga ada
analisa biaya pekerjaan dan juga ada
RKSnya
nya
oleh
sudah
yaitu
pejabat
pembuat
meninggalkan,
pesyaratan
untuk
teknis
dilapangan
yang
saja
dan saluran buangan (bak kontrol)
kebutuhan alat dan bahan yang digunakan
apabila ditemukan kecoa pihak
dalam pekerjaan dilapangan dan hari
Unit Pengendalian Vektor dan
masuk pekerjaan dilapangan.
Binatang
Jadi
berisikan
pada
apa
intinya
disanitasi
gelombang yang sulit ada pada bagian perencanaan yaitu kegiatan yang dilakukan untuk membuat perencanaan anggaran, permintaan, membuat program dan proyek untuk
kedepannya
yang
membuat
perencanaan tapi perencanaan pun juga tidak boleh asal-asalan membuat jadwal rencana kegiatan dan perencanaan juga lebih memprioritaskan kendala yang lebih penting
karena
apabila
tidak
segera
ditangani nanti bisa berpengaruh pada properti atau mempengaruhi ke KLH (Kementrian
Lingkungan
Hidup)
dan
Pengganggu
(PVBP)
bekerjasama dengan pihak ke 3 untuk
melakukan
kecoak. 2) Pengendalian
treatment
kecoa
dengan
penyemprotan / spray biasanya dilakukan di bak kontrol, saluran buangan,
kamar
mandi
dan
wastafel. 3) Pengendalian dengan gas biasanya dilakukan
di
ruang
Operasi
Khusus (OK) dan ruang isolasi khusus,
biasanya
dibawah
wastafel, rak dan bed-bed pasien. 4) Pengendalian di ruang Instalasi Gizi
dilakukan
rutin
yaitu
disini nominalnya tidak disebutkan hanya
pengendalian kecoa dengan cara
pekerjaannya saja dibagi.
spray dan gel sesuai dengan jadual yang sudah ditentukan.
3. PENGENDALIAN
VEKTOR
&
BINATANG PENGGANGGU Berikut
pengendalian
yang
dilakukan oleh Unit Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu (PVBP) di Instalasi Sanitasi RSUD Dr. Soetomo : a. Kecoa 1) Pemantauan kecoa
yang
Instalasi
nyamuk dengan
dan
pengendalian
biasanya survey
dilakukan
Angka
Bebas
Jentik (ABJ) di seluruh ruang kamar mandi (bak mandi) dengan identifikasi jentik di bak mandi. Pengendalian dilakukan survey
dan
pengendalian
dilakukan Sanitasi (PVBP)
rutin oleh pihak sanitasi ( Unit
pihak
Pengendalian Vektor dan Binatang
Unit
Pengganggu) 2) Pengendalian juga bisa pemberian
Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu
b. Nyamuk 1) Pemantauan
yaitu
melakukan identifikasi, populasi kecoa di ruangan kamar mandi
abatisasi apabila ada jentik di bak mandi atau vas bunga.
3) Pengendalian nyamuk oleh Unit
kucing
dilakukan
dengan
cara
jaring
dan
Pengendalian Vektor dan Binatang
penangkapan
Pengganggu
yaitu
dikumpulkan oleh pihak ke 3 dan
yang
dibuang yang sangat jauh dari rumah
dilakukan 1 tahun 2 kali terutama
sakit. Jarak yang diperkenankan yaitu
di luar lingkungan rumah sakit
> 45 km dari jarak rumah sakit.
(PVBP)
melaksanakan
fogging
untuk jasa fogging dilakukan oleh pihak ke 3.
e. Tikus 1) Pihak
atau
Instalasi
Sanitasi
Unit
Pengendalian Vektor dan Binatang
c. Lalat biasanya
Pengganggu melakukan survey ke
Instalasi
Gizi.
ruangan dengan melihat kotoran
dengan
cara
dan jejak tikus di lingkungan
Pengendalian dilakukan
lalat
di
Pengendaliannya
penyemprotan / spray dan dengan alat
rumah
sakit.
insect killer.
mengendalikan Instalasi
1) Penyemprotan dilakukan di luar
Untuk
tikus
Pihak
Sanitasi
Unit
pintu masuk barang-barang dan
Pengendalian Vektor dan Binatang
aktivitas keluar masuk bahan
Pengganggu bekerjasama dengan
makanan di Instalasi Gizi dan
pihak ke 3 untuk melakukan
dilakukan oleh pihak ke 3 2) Pemasangan insect killer
pemasangan umpan tikus dan
yang
pemasangan perangkat tikus. 2) Pemasangan umpan tikus biasanya
banyak aktivitas dan di pintu
dilakukan di dalam ruangan dan di
masuk barang / bahan makanan. 3) Pembersihan biasanya dilakukan
luar ruangan 3) Pemasangan perangkap biasanya
dilakukan
di
ruangan
dilakukan
2 hari sekali oleh pihak ke 3 d. Kucing Kucing
juga
ruang khusus. 4) Setelah tikus tertangkap dan ada
binatang pengganggu di rumah sakit
bangkai tikus biasanya pihak ke 3
terutama kucing yang paling banyak
merekap
di rumah sakit yaitu di IRNA ANAK, sehingga akses kucing masuk sangat
ruangan
Operasi Khusus (OK) dan ruang-
merupakan
karena IRNA ANAK areanya terbuka
didalam
f.
dan
membawa
ke
incenerator untuk dibakar. Rayap Pemantauan rayap
dibuangi oleh keluarga pasien. Jadi
Pengendalian Vektor dan Binatang
populasi kucing di rumah sakit sulit
Pengganggu.
untuk
ditemukan adanya rayap pihak Unit
Pengendalian
rutin
pengendalian
banyak dan mudah. Biasanya kucing
berkurang.
dilakukan
dan
Apabila
oleh di
Unit
ruangan
Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu melakukan survey dan mengidentifikasi populasi rayap di ruangan.
Pengendalian
b. Pengecekan
sarana
dan
prasarana
sanitasi Rumah Sakit Setiap
harinya
akan
ada
biasanya
pengecekan kebersihan ruangan yang
menggunakan jasa pihak ke 3 untuk
di lakukan oleh petugas sanitasi.
melakukan treatment rayap. Adapun
Setiap harinya data di rekap, dan
treatment
adalah
apabila terdapat kebersihan ruangan
dengan inject atau spray. Setelah jasa
tertentu yang kebersihannya sangat
pihak ke 3 melakukan treatment rayap
kurang,
pihak Unit Pengendalian Vektor dan
pertemuan dengan pihak ketiga atau
Binatang Pengganggu akan mendapat
vendor
guna
garansi.
petugas
kebersihan
yang
dilakukan
laksanakan
satu
program
oleh
akan
di
adakan
membahas
kinerja
yang
kurang
maksimal.
4. PEMANTAUAN DAN MUTU Salah
maka
c. Pengecekan dan Pemeriksaan yang
instalasi
di
sanitasi
Pengecekan adalah
tugas
dan
pemeriksaan
utama
program
lingkungan RSUD Dr. Soetomo Surabaya
pemantauan, terdapat banyak variabel
adalah
yang harus di periksa dan di pantau
Pemantauan,
dimana
yang
dilaksanakan dalam program ini adalah
setiap harinya. Antara lain :
memantau seluruh unit kerja yang berada
1) Pemeriksaan
di nanungan instalasi sanitasi lingkungan.
Minuman Untuk
Ada beberapa hal yang dilaksanakan terkait
dengan
program
pemantauan,
hygiene
dan
pemeriksaan
sanitasi
makanan
di
lakukan di instalasi gizi (dapur
antara lain : a. Melaksanakan
Makanan
koordinasi
dengan
pihak ketiga Karena RSUD Dr.Soetomo adalah
gizi) yaitu melakukan pemeriksaan rectal
swab
pada
penjamah
makanan, pemeriksaan usap alat
rumah sakit yang sudah mendapatkan
makan
dan
peringkat penilaian PROPER biru,
makanan dan sample minuman.
maka ada beberapa pemeriksaan yang
Selain
harus di lakukan oleh lab yang sudah
pemeriksaan sample air susu di
terakreditasi KAN dengan bekerja
dapur susu di IR NA Anak.
sama pihak ketiga, antara lain BBLK,
Pemeriksaan diatas dilakukan tiga
Lab Provinsi BLH Jatim, Syslab dan
kali dalam setahun oleh pihak
BBTKL
ketiga.
itu
2) Usap Linnen
minum, juga
sample dilakukan
Untuk
pemeriksaan
Untuk pemeriksaan kualitas
dilakukan dengan cara swab atau
udara emisi dilakukan pada ruang
usap pada bahan linen yang sudah
genset,
di cuci. Untuk linen dilakukan
Pemeriksaan ada genset harus
pada
dilakukan
laundry.
Pemeriksaan
insinerator apabila
penggunaan
genset
tahun
incinerator dilakukan pemeriksaan
tandon,
terdapat
jam.
Untuk
udara emisi setiap 6 bulan sekali
Pemeriksaan dilakukan di lokasi
1000
boiler.
dilakukan tiga kali dalam satu 3) Pemeriksaan Kualitas Air Bersih
>
dan
berdasarkan
Kep.
Bapedal
03
3
tahun 1995 untuk 14 parameter,
parameter yang di periksa yaitu
sedangkan untuk boiler dilakukan
parameter
dan
pemeriksaan
juga
berdasarkan Peraturan Gubernur
dilakukan pemeriksaan sisa khlor
No.10 tahun 2009 lampiran 2.
setiap harinya. Karena beberapa
Pemeriksaan dilakukan empat kali
ruang
dalam satu tahun.
fisik,
bakteriologis.
kimia,
Selain
seperti
itu
R.Anak
dan
R.Operasi memerlukan kualitas air bersih
yang
baku
udara
emisi
6) Pemeriksaan Komposting
mutunya
Pengawasan sampah padat
menggunakan baku mutu kualitas
non medis dilakukan pada hasil
air
composting yang sudah jadi di
minum
berdasarkan
Permenkes 492 tahun 2012 tentang
rumah
Baku Mutu Air Minum.
pemantauan
4) Pemeriksaan Udara Ambient lakukan pemeriksaan setiap
6
bulan sekali, terdapat 3 titik untuk sampel
yang
penentuan lokasi titik proses
yaitu
tugas dengan
di
sampling
dan kelembapan pada kompos yang dilakukan satu kali dalam setahun. 7) Pemeriksaan
(Total
Pemeriksaan
TCLP
di
berfungsi untuk melihat kondisi
waktu
logam berat yang ada dalam
dilakukan
material limbah B3 yang periksa
pada pagi, siang, dan sore hari.
yaitu pada sample abu pasca bakar
Pemeriksaan dilakukan empat kali
dan sludge IPAL Drying Bed yang
dalam satu tahun.
ada
incenerator. pengambilan
pembakaran
TCLP
Caracteristic Leaching Procedure)
berdasarkan pada posisi arah angin dari
adapun
memeriksakan C/N Rasio, suhu
Untuk udara ambien di
pengambilan
sakit,
Untuk sampel
5) Pemeriksaan Udara Emisi
di
RSUD
Dr.
Soetomo.
Pemeriksaan TCLP di lakukan
d. Melaksanakan
setiap tahun sekali.
pemeriksaan
jumlah
kuman pada susu.
8) Pemeriksaan Kualitas Limbah Cair Pemeriksaan
kualitas
e. Melaksanakan
pemeriksaan
limbah cair di lakukan di bagian
bakteriologi pada alat makan, dan air
inlet dan bagian outlet setiap
hemodialisa.
bulannya oleh Laboratorium BLH Provinsi
Jawa
Timur
yang
f.
Melaksanakan
sterilisasi
alat
laboratorium dan pembuatan media
mengacu pada Peraturan Gubernur
pembenihan.
No.72 tahun 2013.
g. Melaksanakan pengambilan sampel 5. LABORATORIUM Instalasi Sanitasi RSUD
Dr.
Soetomo
Laboratorium Lingkungan
pada
Instalasi melakukan
keruangan.
Lingkungan Unit
h. Membantu merencanakan kebutuhan
Sanitasi
peralatan dan bahan laboratorium
pemeriksaan
secara rutin dalam waktu 1 bulan. Di unit
i.
laboratorium terdapat 3 petugas. Tugas Pokok
Unit
Lingkungan,
Laboratorium pemeriksaan
Melaksanakan
administrasi
dan
evaluasi pemeriksaan di lapangan
Sanitasi yang
di
j.
Membuat
konsep
pelaporan
pelaksanaan pemeriksaan di lapangan.
laboratorium terhadap unsur lingkungan yaitu:
Pada
Minggu
ke
V
dilakukan
kualitas
pemeriksaan dan pengambilan sampel ALT
udara fisik antara lain: pengukuran
susu bayi fresh dan air mineral, Fisika
suhu, kelembaban, cahaya, kebisingan,
Bakteriologi IRNA Graha Amerta kamar
dan debu dalam ruang rawat dan
nomor 715 dan 616, MPN air bersih tandon
penunjang.
Graha Amerta, ALT makanan Graha Amerta
a. Melaksanakan
b. Melaksanakan
pengukuran
pengukuran
kualitas
bakteriologi antara lain : pemeriksaan jumlah kuman pada ruang rawat, penunjang, termasuk OK.
dan Usap alat makan Graha Amerta. Untuk titik pemeriksaan
Fisik
Bakteriologi Ruangan biasanya dilakukan atas
permintaan
dari
kepala
ruangan.
Pemeriksaan Fisik Bakteriologi Ruangan yang dilakukan meliputi: Pencahayaan,
c. Melaksanakan pemeriksaan air bersih secara fisika, bakteriologi, dan kimia terbatas.
Suhu, Kelembaban, Mikrobiologi udara ruang dan usap lantai.
6. PENGELOLAAN
SAMPAH
(NON – MEDIS) Standar Prosedur
UMUM
adalah upaya penanganan dan pengawasan sampah non medis dari lingkungan rumah sakit ke TPS serta pengamanan sampah selama di TPS yang pada akhirnya dibuang ke lahan pembuangan akhir yang telah oleh
pemerintahan
daerah
setempat. a
Dibawah pengolahan
ini
adalah
sampah
prosedur
umum
(non-
medis) antara lain : 1) Ketentuan Umum a) Untuk sampah non medis dimasukkan container dengan
dalam yang
dilapisi
kantong
plastik
warna hitam.
Tujuan Pengelolaan Sampah Umum ( Non-Medis )
b) Bila container sudah penuh diikat agar sampah tidak
Karena RSUD Dr.Soetomo adalah rumah sakit yang sudah mendapatkan peringkat penilaian PROPER biru, maka ada beberapa pemeriksaan yang harus di lakukan oleh lab yang sudah terakreditasi KAN dengan bekerja sama pihak ketiga, antara lain BBLK, Lab Provinsi BLH Jatim, Syslab dan BBTKL b
Prosedur Pengelolaan Sampah Umum ( Non-Medis )
Operasional
(SPO) Pengelolaan Sampah Non Medis
disahkan
c
mudah diganggu binatang. c) Pemindahan sampah non medis dari container ke troly besar mobil tidak boleh melebihi kapasitas troly sehingga bisa ditutup. d) Secepatnya
ditempatkan
dalam truk yang sudah tersedia dalam waktu tidak
Tugas Pengelolaan Sampah Umum ( Non-Medis ) Setiap
akan
ada
pengecekan kebersihan ruangan yang di lakukan oleh petugas sanitasi. Setiap harinya data di rekap, dan apabila terdapat kebersihan ruangan tertentu yang kebersihannya sangat maka
akan
di
adakan
pertemuan dengan pihak ketiga atau vendor
guna
petugas
kebersihan
maksimal.
24jam
untuk
dibuang ke TPA
harinya
kurang,
melebihi
membahas yang
kinerja kurang
e) Untuk
sampah
bekas
bangunan dibuang keluar RS bekerja sama dengan pihak ketiga. 2) Macam Sampah Non Medis a) Bungkusan makanan dan minuman b) Sisa makanan yg berasal bukan dari ruangan isolasi c) Semua
sampah
kertas
plastic, bahan yang tidak terkontaminasi
d) Semua
sampah
selain
diangkut ke TPS/depo Rumah
bahan kimia & radiasi yg
Sakit utk dimasuk-kan dlm truk
tdk
yg
kontak
dgn
cairan
tubuh penderita yg sedang
dilakukan dbagi
mnjadi 2 yaitu sampah organik
e) Sampah di atas dihasilkan
& anorganik, sampah oranik
dari ruangan - ruangan
terdiri dari kulit sayur yang
antara lain :
dimanfaatkan
(1) Perkantoran
kambing,
(2) Instalasi Gizi
sebagai
nasi
pakan
dimanfaatkan
sbg ternak bebek, & sampah
(3) Ruang Tunggu, selasar,
taman seperti daun kering,
halaman dan taman
ranting
(4) Penunjang – penunjang
kantong plastik diolah secara
dan Lingkungan Rumah Sakit
(5) R. Inap
sbg
trdiri dari botol-botol plastik,
kategori
diagnostic.
dimanfaatkan
composting. Sampah anorganik
lainnya yang bersifat perawatan
&
pemilahan sampah. Sampah umum
dirawat.
bukan
tersedia
3R. Sedangkn sisanya dibuang ke
TPA
Benowo.
Alur
pengolahan sampah medis yg
(6) R. Jalan 3) Alur Pengelolaan Sampah Non
ada di RSUD Dr. Soetomo dpt Sampah Domestik dilihat pada gambar 2. MEKANISME PENGOLAHAN SAMPAH
Medis
NON MEDIS DI RSUD Dr. SOETOMO Sampah non medis yang SURABAYA Kantong Plastik Warna Hitam berasal dari setiap ruangan diangkat petugas dimasukkan troly pengumpul yang terdekat. Kontainer Sampah Umum Pemindahan dari troly pengumpul diupayakan ke troly besar,
dilakukan
sehariKontainer/ Troly Pengumpul
minimal 3x yaitu dimulai dari jam 05.20, dilanjutkan jam 09.00,
siang jam 13.20, sore Troly besar/ Geledekan
jam 17.20 serta malam jam 19.25 dan 20.10 di dalam ruangan & selasar. Selanjutnya troly besar
yg berisi sampah
TPS Pemilihan Sampah TPA
Komposting
Gambar 3 : Mekanisme Pengolahan Sampah Dengan Komposting 5) Pelaksanaan
Gambar 2 : Mekanisme Pengolahan Sampah Non Medis di RSUD Dr. Soetomo Surabaya 4) Prosedur Pengolahan Komposting Kompos yang telah jadi dipasarkan kepada CV.Taman dan
ruangan-ruangan
yang
terdapat taman di dalamnya. Sedangkan truk yang berisi
Kegiatan
Pengelolaan Sampah a) Pemilahan jenis
sampah
dan pewadahan b) Penggantian
kantong
plastic
hitam
pada
container c) Pengambilan sampah non medis minimal 3x dalam sehari d) Pengangkutan
dengan
mobil ke TPS e) Pembersihan container dan troly.
sampah yang tidak bisa diolah langsung
dibuang
ke
TPA
Pembersihan
troly
benowo bekerja sama dengan
dilakukan oleh dua petugas
Dinas Kebersihan Surabaya.
yang
Alur pengolahan sampah Pemilahan sampah dengan composting dapat dilihat pada gambar 3. MEKANISME Ditimbang PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN KOMPOSTING Pencacahan
Penambahan Stater
berbeda
yaitu,
dibersihkan oleh petugas pengambil
sampah
non
medis di rumah sakit dan petugas cleaning service di ruangan tersebut. f) Pengawasan
pelaksanaan
harian meliputi : (1) Pengawasan
jenis
sampah dan pewadahan (2) Pengawasan
Pengadukan dan Penyiraman
pembersihan sarana Petugas melihat kondisi fungsi, ukuran &
Kompos yg jadi ditimbang & dikemas Pemantauan suhu, kelembapan, & Ph
jumlah
tempat
sampah
non
selnjutnya
medis,
lapangan. Evaluasi Clening
petugas
service juga dilakukan oleh
mengisi chek list &
petugas
memimta
ttd
kepala
tersebut, dimana petugas
ruangan
utk
bukti
menilai kinerja Cleaning
tlh
Service dan member arahan
penugasan
yg
dilakukan. (3) Pengawasan
Kebersihan TPS Dengan menilai kondisi lingkungan
TPS,
supaya tetap bersih dan terhindar dari gangguan –
vector
penyebab
penyakit.
Penilaian
berupa
pengisian pada chek list setelah melakukan observasi
ruangan
apabila ada kesalahan.
pengangkutan ke TPS (4) Pengawasan
vector
di
di
tempat
tersebut. (5) Pengawasan
Dilakukan
Secara
Rutin Berkala a. Harian Dengan melihat
laporan
penugasan kerja kepala unit sampah non medis dengan parameter ada dan tidaknya sampah yang diangkat dan kecakupan container serta melakukan evaluasi jumlah sampah medis harian yang diproduksi ruangan. b. Bulanan (1) Membuat rekapan data jumlah volume sampah non
Pemakaian APD (6) Pengawasan ketertiban pelaksanaan
medis
yang
diangkut ke TPS. (2) Membuat rekapan data jumlah volume sampah
pengawasan ketertiban. (7) Pengawasan pengangkutan sampah dari TPS sampai TPA oleh dinas kebersihan. (8) Melakukan penyemprotan dengan biomata
6) Evaluasi
untuk
mengurangi bau. g) Melaksanakan penyuluhan / pengarahan pelaksanaan pengelolaan di
non
medis
yang
dibuang ke TPA. (3) Mengetahui jumlah berat
sampah
diangkut
ke
yang TPS
(melalui penimbangan Sampah non medis). (4) Membuat Rekapan data hasil supervise sarana sampah yang
non terdapat
medis di
lingkungan RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
7) Melaksanakan/mengkoordinir kebersihan sarana dan prasarana sampah medis
7. PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS
8) Melakukan Unit Sampah Medis merupakan
supervise/pengawasan
terhadap
salah satu unit di Instalasi Sanitasi RSUD
kebersihan sarana dan prasarana
Dr. Soetomo. Unit Sampah Medis bertugas
sampah medis serta pengawasan
untuk melakukan pengawasan sampah
pelaksanaan pengelolaan sampah
medis di lingkungan rumah sakit.
medis di lapangan
a. Tugas Pengelolaan Sampah Medis
9) Membantu
1) Melaksanakan/mengkoordinir pemilahan
dan
merencanakan
pengadaan sarana dan prasarana
pengumpulan
sampah medis
sampah medis sesuai prosedur
10) Melaksanakan
dari departemen kesehatan
pengawasan
kelengkapan penggunaan APD di
2) Melaksanakan/mengkoordinir
lapangan
pengangkutan dan pengamanan sampah medis ke incinerator
11) Melaksanakan inventarisasi dan distribusi sarana sampah medis
3) Melaksanakan
atau
mengkoordinir
pengolahan
sesuai kebutuhan di lapangan. 12) Melakukan Pelapoan dan Evalusi
sampah medis yaitu : a) Melaksanakan
pembakaran
dalam incinerator b) Melaksanakan
pengamanan
Dalam
melakukan
pengawasan
sampah
sampah
medis
medis,
unit
melakukan
sampah medis tajam pasca
pengawasan, pemilihan, pewadahan,
pembakaran
pengangkutan,
4) Melaksanakan/mengkoordinir pembuangan
bahan
dan
pengolahan
(Incinerator)
pasca
pembakaran
Pengawasan
sampah
medis
meliputi observasi secara langsung
5) Melaksanakan
pemeliharaan
pada jumlah tempat sampah medis di
pembakaran
setiap ruangan, pemilahan sampah,
sampah/incinerator beserta sarana
pemakian kantong plastic setiap jenis
dan prasarana sampah medis
sampah hingga kebersihan tempat
secara keseluruhan
sampah.
sarana
6) Melaksanakan lingkungan
pembersihan incinerator
kotoran pasca pembakaran
dari
medis
Pengangkutan di
RSUD
Dr.
Sampah soetomo
dilakukan 2 - 3 kali setiap hari, menggunakan trolly khusus berwarna
kuning tertutup
dan langsung di
langsung
bawa ke lokasi incinerator. Unit
sampah
ditangani
oleh
pihak
operator incinerator.
medis
yang
Setiap harinya rumah sakit
bertugas di bagian pengoperasian
RSUD Dr. Soetomo menghasilkan
incinerator terdapat 2 orang. Operator
sampah medis sebanyak lebih kurang
incinerator diwajibkan menggunakan
1200 kg. Sampah medis ini langsung
APD
dibawa ke TPS untuk dilakukan
selama
melakukan
pengopersian, berupa sarung tangan
pembakaran.
Waktu
penyimpanan
kulit/anti panas, sarung tangan karet,
sampah medis di TPS selama 24 jam
face shild (pelindung wajah), safety
jika musim kemarau dan 2 x 24 jam
shoes serta masker carbon selama ketika musim hujan. Ruangan Penghasil Limbah Medis dan Limbah Limbah B3 B3 di RSUD Dr. melakukan pengoperasian incinerator. Incenerator
yang
dimiliki
oleh
Soetomo
RSUD. Dr. Soetomo berjumlah 4
terdiri
dari
limbah
pelayanan (Infeksius) dan limbah non
buah dan tiga buah diantaranya Sampah Medis Lunak Sampah Medis Tajam
Sampah Medis Citotoxic pelayanan. Limbah Sampah pelayanan B3 Farmasi
menggunakan bahan bakar gas alam
(sampah
serta terdapat 1 incinerator dalam
jaringan tubuh, sampah benda tajam,
kondisi sedang di perbaiki
pempres bekas, infuse bekas dan
Setiap dispossible paginyaKontainer dilakukan Kontainer Kuning
infeksius)
seperti
sisa
masih banyak lagi. Sedangkan untuk Kantong Plastik Ungu Pewadahan Khusus & Berlabel
pengeluaran abu incinerator hasil
limbah non pelayanan meliputi obat-
pembakaran hari sebelumnya. Abu
obat kadaluarsa, bahan kmia tak
tersebut akan diserahkan ke pihak
terpakai, oli bekas, aki bekas, lampu
Kuning ketiga Trolly yang Kuning berijin Kantong Kementerian
bekas, batrai bekas Kontainer Ungu
Lingkungan Hidup dan Kehutanan
developer.
untuk pengolahannya. Pembakaran
dan
fixer
Setiap jenis sampah medis
incinerator dilakukan Trolly pada Kuning pukul
dibedakan wadah penampungannya.
06.00
Untuk limbah medis Trolly Kuning Trolly infeksius Kuning
sampah
pagi
dengan
medis
penambahan
setiap
2
jam.
Ketinggian cerobong asap incenerator 14 m dan dilakukan uji emisi secara
dimasukan kedalam tempat sampah Incinerator
yang di dalamnya terdapat plastic berwarna kuning, sedangkan untuk
rutin setiap 1 tahun 2x dengan 14
benda Dalamlimbah Jumlah Keciltajam seperti jarum parameter pemeriksaan, oleh pihak suntik di masukan kedalam safety Pengamanaan Pasca Bakar ketiga yang besertifikatkan. box/ dispossible box. Untuk limbah Distributor Perawatan insenerator dilakukan rutin
sitotoksik dimasukan dalam kantong
setiap bulannya oleh IPSM, namun
plastic
untuk perbaikan kerusakan ringan
radioaktif kantong berwarna merah.
berwarna
ungu,
limbah
b. Prosedur Pengolahan Sampah Medis Atau Limbah B3 Dibawah ini merupakan alur untuk melakukan pengolahan sampah atau
limbah
pengelolaan
medis. limbah
Bagan medis
alur dapat
dilihat pada gambar 4 :
Gambar 4 : Alur Pengelolaan Limbah Medis Padat RSUD Dr. Soetomo Surabaya c. Limbah Bahan Berbahaya 1) Pengertian a) Standar oerasional prosedur (SOP)
Penanganan Limbah
Berbahaya dan Beracun B3 adalah
upaya
pennanganan
limbah bahan berbahya dan beracun (LB3) yang mencakup identifikasi, pengemasan, dan penyimpanan di TPS LB3 ALUR PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
serta pengamanan LB3 selama di
TPS
hingga
lokasi
akhir
dengan
pembuangan
ketentuan – ketentuan yang dipersyaratkan b) Limbah B3 : sisa suatu usaha dan
kegiatan
yang
mengandung bahan berbahaya dan
beracun
sifatnya
yang dan
konsentrasinya
karena atau
dan
atau
jumlahnya
baik
secara
langsung
ataupun
tidak
langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup,
dan
membahyakan hidup,
atau
dapat
lingkungan kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya (Kepmen LH No. 18 Tahun 2009)
2) Prosedur a)
(4) Instalsi Farmasi (5) Instalasi Sanitasi
Macam – macam dan sifat
Lingkungan
limbah B3:
(6) Rumah Tangga dan
(1) Limbah padat
Perlengkpan
(a) Limbah klinik :
(7) IPSM
Infeksius
(8) GBPT (Gedung Bedah
(b) Sludge IPAL : Infeksius
Pusat Terpadu)
(c) Residu Abu : Infeksius,
(9) GPDT (Gedung Pusat
toksik
Diagnostik Terpadu)
(d) Obat kadaluarsa : toksik (e) Aki bekas : korosih, toksik (f) Lampu TL bekas : mudah terbakar (g) Baterai bekas : korosif, toksik (h) Majun Terkontaminasi : Mudah terbakar (2) Limbah cair : (a) Oli bekas :mudah terbakar, toksik (b) Fixer Developer : toksik (c) Bahan kimia kadaluarsa : korosif, mudah terbakar, toksik b)
Sumber Limbah B3 Limbah B3 diatas dihasilkan dari ruangan – ruangan antara lain : (1) Instalasi Rawat Inap (2) Instalasi Rawat Jalam (3) Instalasi Rawat Darurat
(10) Instalasi Penunjang c)
Alur Pengelolaan Limbah B3 (1) Bila container limbah B3 di dalam masing – masing instalasi
terkait
penuh,
maka
ruangan
telah petugas
mengumpulkan
limbah B3 dari setiap ruangan dan selanjutnya dipisahkan ke TPS limbah B3 RSUD Dr. Soetomo (2) Dalam proses pemindahan limbah B3 dari ruangan / instalasi terkait ke dalam TPS
B3
menggunakan
troly warna kuning dan selama proses pemindahan LB3
tidak
boleh
ada
ceceran / tumpahan (3) Jika
terjadi
cecerab
/tumpahan di TPS Limbah B3
harus
segera
dibersihkan, sesuai dengan prosedur
yang
ditetapkan
dan
telah mengisi
form insiden lingkungan
(4) Container LB3 yang kotor
Lmbh
B3
langsung dicuci, kemudisn
dlm TPS tdk blh melebihi
dilapisi dengan kantong
90
plastic baru.
(3) Apbla TPS LB 3 sdh
(5) Proses pemindahan limbah
pnuh & masa smpan
B3 dari masing – masing
lmbh B3 yg ada di TPS
instalasi terkait ke dalam
LB3 akn memasuki 90hri
TPS LB3 dicatat dakam
masa pnyimpanan maka
form Catatan Limbah B3
coordinator
(6) Penyimpanan LB 3 di dalam
TPS
diletakkan
lmbh
B3
mengirim-kan Prmintaan Buang Lmbh B3 kpd unit
dalam rak – rak sesuai
terkait
jenis
telah
Sanitasi
ditentukan dan tidak boleh
minimal
tercampur
sebelum 90 hari masa
LB3
yang satu
dengan
yang lainnya
di
Instalasi Lingkungan
2
minggu
simpan
(7) Setiap limbah B3 yang
(4) Bila
lmbah
B3
yg
terdapat dalam TPS LB3
dihasilkn kurang dari 50
wajib diberi symbol / label
kg/hari, penghasil limbah
sesuai
B3
jenis
dan
karakteristik LB3
dpt
limbah
(8) Seluruh limbah B3 yang
menyimpan B3
yg
dihasilkannya lebih dari
diserahkan ke pihak ke III
90
harus
hari
sebelum
dibakar
dan
diserahkn
didokumentasikan
oleh
pemanfaat/pengolah/peni
coordinator limbah B3 d)
(2) Pnyimpann
Petunjuk
kpd
mbun limbah B3, dgn
Pelaksanaan
persetujuan
Kepala
Kegiatan Penanganan di TPS
Instalasi yg bertanggung
Limbah B3
jawab.
(1) Limbah B3 yg trdpt di
(5) Limbah
B3
yg
dlm TPS LB3 RSUD Dr.
pengolahannya dilakukan
Soetomo
ke
oleh pihak ketiga hrs
pihak
dikirim
ketiga
yg
tlh
trcatat
mendapat-kan
ijin
utk
dokumen/manifest
mlakukn
pngolahan
limbah B3 dr KLH
limbah B3
dlm
(6) Dlm
pnanganan
rsidu
terdapat di TPS Limbah
pasca pembakaran rsidu
B3
abu dmasukkn ke dlm
(2) Bulanan :
drum, kmudian dlakukn solidifi-kasi
(a) Mengetahui jumlah /
dmna
volume Limbah B3
dlakukn pngcoran dgn
yang diangkut dan
spesi smen & psir
tersimpan di TPS
(7) Untuk
limbah
infeksius
medis
LB3
dilakukan
pembakaran
(b) Mengetahui
dalam
lama
masa penyimpanan
incinerator
limbah
B3
yang
terdapat dalam TPS (8) Pengawasan pelaksanaan
LB3
harian meliputi :
(c) Sebagai hasil rekap
(a) Pengawasan
jenis
limbah
yang
B3
disimpan pewadahan,
dan symbol
dan label Limbah B3 pembersihan sarana
RSU
Dr.Soetomo memiliki unit Air Bersih yang untuk pengolahan air bersih yang berasal dari
(c) Pengawasan ke
TPS LB3 (d) Pengawasan pemakaian APD e)
8. PENGELOLAAN AIR BERSIH Instalasi Sanitasi di
bertugas melakukan beberapa treatment
(b) Pengawasan
pengangkutan
evaluasi harian
Evaluasi
PDAM,
berikut
adalah
alur
penyediaan air bersih di RSU Dr.Soetomo Surabaya : a. Alur Tandon Sentral Supply Air dari PDAM dialirkan ke tandon sentral dengan menggunakan pipa 6 dim. Tandon
Evalusai dilakukan secara
sentral memiliki volume 1000 m3
berkala:
dan dibagi menjadi 2 ruang masing-
(1) Harian :
masing 500 m3 yaitu Tandon Timur
Dengan melihat laporan harian surat penugasan kerja limbah B3 dengan parameter yang ada pada lembar check ist yang
dan Tandon Barat. Untuk penambahan kaporit terlebih dahulu dilakukan di rumah kaporit
dengan
penyampuran
antara
melakukan kaporit
(powder) dan air didalam tandon
pertama lalu di sedimentasikan atau
berada di tabung hydrofur akan di
dibiarkan mengendap dan air yang
cek
berada diatas endapan dipindahkan
menggunakan
di tandon kedua lalu diendapkan
Terdapat 3 tabung hydrofur, air
lagi dan air yang berada di atas
mengalir dari tabung satu ke tabung
endapan dialirkan menggunakan
berikutnya lalu didistribusikan ke
bantuan pompa ke tandon ketiga.
ruangan dengan pipa 4 dim. Alur
Setelah dari tandon ketiga lalu
distribusi
dialirkan ke dua buah ruang tandon
tendon sentral dapat dilihat pd
sentral yaitu tandon timur dan
gambar 5
sisa
Chlornya alat
dengan
Dulcometer.
penyediaan
air
pada
tandon barat secara gravitasi dan kontinyu.
Cairan
kaporit
yang
masuk ke tandon sentral akan secara zig zag mengikuti bentuk bangunan tandon yang berbentuk zig zag, hal ini dilakukan berkenaan dengan masa kontak antara kaporit dengan
air
pemantauan
bersih. kaporit
di
Untuk rumah
kaporit juga terdapat bak kontrol kaporit. Pendistribusian
dibantu
oleh 5 pompa dengan 2 pompa di tandon timur dan 3 pompa di tandon barat pengisian dilakukan bergantian antara 1 pompa dan pompa yang lain tetapi penggunaan pompa di tiap tandon sentral harus seimbang. Pemindahan pompa yang
Gambar 5 : Alur Tandon Sentral
menggunakan
b. Alur Distribusi Air Bersih Di Gedung
bypass agar pompa tetap terjaga
Bedah Pusat Terpadu (GBPT) Distribusi air dari tandon sentral
berfungsi dan
dapat
pendistribusian
air
bersih
seimbang dan adil. Air dari pompa dialirkan di
ditampung ke tandon bawah (500 m 3). Kemudian dari tandon bawah di
tabung hydrofur dan ditambahkan
supply ke tandon atas (250 m3) dengan
udara oleh kompresor. Air yang
bantuan pompa serta ada yang di
supply ke water treatment untuk
1100ltr. Dari profil tank ini akn
diolah. Air dari tandon atas tidak mendapat
dipompa ke tandon stainless CSSD di
perlakuan dan langsung didistribusikan
lantai 2 dan 5. Air dr tandon central dtampung dlm
ke semua kamar mandi dari lantai
tandon lokal IRD. Sblum ke tandon
ground sampai lantai 6. Air yg brada di tandon bawah (500 m3)
Tandon 1 akn melewati multimedia
dialirkan
ke
tandon
pnyaringn
mnggunakn pasir, lalu karbon & softener. Air dari tandon softener dipompa
ke
tandon
panas
&
didistribusikan ke lntai 1-6 dr tandon softener jga ada yg diberikan treatment RO & didstrbusikn ke lntai 1- 6. Softener adlh pnyaringn yg brtjuan utk
filter yg brukuran 30inchi. Dr Tandon1 air dpompa ke Tndon2 mlalui sand filter, & active carbon filter kmdian dlakukn pnambahn chlor shg sisa chlor mncapai 0,5-0,7 ppm. Dr Tandon2 air dpompa ke Tandon3 utk kbutuhan (khusus ruang oprasi & wastafel stainless khusus pelayanan pasien) lalu
menghilangkan kandungan Chlor &
air siap didistribusikan. Air yg di alirkn ke Tandon1 yg tdk
kesadahan
Alur
mendapat treatment akan dpompa ke
pendistribusian air bersih di GBPT
Tandon4 & ddistribusikn disluruh kmr
dapat dilihat pada gambar 6
mndi
dlm
air.
dr
lantai
1-5.
Alur
pendistribusian air bersih di IGD dpt dilihat pd gmbr7.
Gambar 6 : Alur Tandon GBPT c. Alur Distribusi Air Bersih Di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Air dr tandon sentral
mlwati
multimedia filter 30inchi. Slnjutny air mlwati pnyaringn karbon aktif yg
Gambar 7 : Alur Distribusi Air Bersih Instalasi Gawat Darurat d. Alur Distribusi Air Bersih Di Gedung
brukuran 16inchi. Kmdian akn mlwati
Pusat Diagnostik Terpadu (GPDT) Khusus di GPDT suplai air berasal
water
akn
dr PDAM & bantuan emergency dr
ditampung di profil tank bervolume
tandon sentral. Suplai dr PDAM
softener
yg
hasilnya
dtampung dtandon dpn dgn vol 500m3 lalu dpompa ke tandon blakang dgn vol 250m3 dan dipompa untuk supply ke tandon sentral. Di tandon belakang inilah tandon yg mendapat bantuan emergency dari tandon sentral. Dari tandon belakang air akn dialirkan dgn bantuan pompa ke dua tandon atas masing-masing tandon air didstribusikan ke kmr mndi lntai
Gambar 8 : Alur Tandon GPDT 9. Pengelolaan Air Limbah Instalasi Pengolahan Air Limbah
basement 1-3 dgn bantuan pompa, air
(IPAL) pada Rumah Sakit dr. Soetomo
didstribusikn ke kmr mndi dri lantai 4-
menggunakan
7.
pengolahan yang menggunakan lumpur
memiliki vol 10 m3 dgn gaya gravitasi
Selain di distribusikan ke kamar mandi air yg brada di tandon atas juga di pompa ke tandon chiller dengan volume 1m3. Air di tandon chiller digunakan untuk pendingin ruangan (AC). Air dr tandon atas jga dipompa &
aktif
untuk
activated mengurai
sludge bahan
atau
organik
dengan proses awal pengumpulan limbah, aerasi, dan pengendapan lumpur pada air limbah untuk selanjutnya dibuang ke badan air. Semua jenis limbah cair yang diolah meliputi limbah cair infeksius
mngalami treatment yaitu penyaringan
seperti
dgn
laboratorium, ruang operasi serta non
pasir
lalu
penyaringan
iron
kegiatan
ruang
infeksius
karbon
pertemuan. Alur proses pengolahan di IPAL
softener
(mnghilangkn
kesadahan & sisa Chlor). Air yg tlh di treatment dpompa ke tandon air olahan vol 8m3 & didstribusikn ke laborat ke lantai 4-6. Sdangkn air dr tandon atas yg
tdk
mendapat
treatment
akn
dpompa ke tandon air panas vol 4m 3. Alur pendistribusian air bersih di GPDT dapat dilihat pada gambar 8.
kantor
laundry,
manganese (kadar besi) lalu pnyaringn &
seperti
di
dan
ruang
dimulai dari sumur pengumpul dimana seluruh limbah cair di semua instalasi rumah sakit ditampung. Kemudian dari sumur
pengumpul
dialirkan
ke
bak
agizack. Di dalam bak agizack terjadi proses penyaringan dengan screen (jaring) berfungsi untuk menyaring padatan yang masih tercampur. Selain dari Rumah Sakit Dr. Soetomo bak agizack juga menerima limbah cair dari Graha Amerta yang
sebelumnya di Graha Amerta sendiri
bak Bioreaktor ke holding tank, untuk
terdapat sumur pengumpul. Setelah dari bak agizack air limbah
kemudian di alirkan ke sludge drying bed. Sebelum dibuang ke badan air pada
yang dihasilkan dialirkan ke dalam bak
limbah dilakukan pemberian klor, proses
Ekualisasi I. Di dalam bak ekualisasi I
pemberian
terdapat
untuk
dilakukan setelah proses pengendapan.
menghomogenkan limbah cair dari bak
Bak klorinasi dibuat zig zag bertujuan
agizack. Dari bak Ekualisasi I terdapat 3
untuk memberikan waktu kontak air
(tiga) pompa transfer, pompa pertama
dengan
dialirkan menuju Bioreaktor 1 (satu),
pengukuran sisa klor sebelum dibuang ke
pompa
mengalir
badan air, dengan besaran sisa klor ±0,25
menuju Bioreaktor 2 (dua), dan pompa
ketika ke badan air. Alur pengelolaan
transfer
limbah cair RSUD Dr. Soetomo Surabaya
pompa
transfer
jet
aerator
selanjutnya
terakhir
mengalir
ke
bak
Ekualisasi II. Pada bak Ekualisasi II
klor
klor.
pada
bak
Setiapharinya
klorinasi
dilakukan
dapat dilihat pd gambar 9.
merupakan bak pengembangangan untuk Bioreaktor 3 (tiga) dan Biofilter. Pengolahan pada bak Bioreaktor menggunakan lumpur aktif kombinasi dengan 4 (empat) tahapan pemrosesan, yakni pengisian bak bioreaktor, proses aerasi, lalu pengendapan, dan terakhir untuk dibuang ke badan air, dimana tiap tahapan
proses
membutuhkan
waktu
±1jam. Pada bak Bioreaktor terdapat pipa decanter
dan
waste
pump.
Sebelum
dibuang
ke
badan
air
dilakukan
penambahan klor pada air , pipa decanter berfungsi sebagai alat bantu mengalirkan air limbah yang telah mengalami proses pengolahan dari bioreaktor menuju bak klorinasi.
Sedangkan
waste
pump
berfungsi jika jumlah lumpur aktif yang ada pada bioreaktor melebihi 40% dari volume
bioreaktor.
Waste
pump
memindahkan lumpur aktif berlebih dari
Gambar 9 : IPAL RSUD Dr. Soetomo Unit
pengolahan
air
limbah
memiliki tugas sebagai berikut : a. Melaksanakan pengolahan dan organic meliputi /;
air infeksius
1) Melaksanakan dengan
penyaringan
agizack
dan
mekanik
h. Membantu merencanakan kebutuhan suku
penggantian
cadang dan material sanitasi air limbah. i. Melaksanakan administrasi dan evaluasi
saringanya. 2) Melaksanakan aerasi dan desinfeksi dengan kaporit (hypochloride) selama 24 jam. 3) Melaksanakan pengukuran sisa klor dan kandungan lumpur. b. Mlksanakn klancarn pngaliran drainage & prbaikan kmiringanya. c. Melaksanakan pembersihan dan pengerukan lumpur drainage. d. Melaksanakan/mengkoordinir pemeliharan sarana instalasi air limbah yang meliputi : 1) Melaksanakan perbaikan kerusakan pengolahan air limbah sentral beserta kelengkapan instalasinya. 2) Melaksanakan penggantian suku cadang atau
peralatan
yang
terkait
dengan
pengolahan air limbah 3) Melaksanakan perbaikan septic tank, closet, beserta saluran dan perpipaan air kotor. 4) Mengatasi semua kebuntuan sarana sanitasi antara lain wc, wastafel, kamar mandi, dan urinoir. 5) Melaksanakan
pengelolaan air limbah. j. Membuat konsep pelaporan pelaksanaan pengelolaan air limbah. 10. K3RS Dalam KEPMENKES
NOMOR
432/MENKES/SK/IV/2007 pedoman
manajemen
keselamatan
kerja
tentang
kesehatan
dan
rumah
sakit
di
menyatakan bahwa kegiatan rumah sakit berpotensi menimbulkan bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomik dan psikososial yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan baik terhadap pekerja pasien, pengunjung
maupun
dilingkungan
rumah
sakit.
Dalam
berbagai
potensi
bahaya
menghadapi tersebut,
maka
perlu
masyarakat
upaya
untuk
mengendalikan, meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya, oleh karena itu
dan
kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
prasarana air limbah/faces. 6) Melaksanakan pembersihan sarana dan
rumah sakit perlu dikelola dengan baik.
pemasangansarana
prasarana sanitasi yang terkait dengan air limbah
yaitu
pengurasan
septic
tank,
pembersihan bak control, dan bak lemak serta pembersihan biofilter. e. Melksanakan optimalisasi penguraian air kotor pada septic tank dan sumpit-sumpit air kotor. f. Melaksanakan
supervise/pengawasan
kelancaran fungsi sarana sanitasi air limbah dan instalasinya. g. Melaksanakan inventarisasi semua sarana
Untuk itu maka di perlukan suatu sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Pelaksanaan
K3RS
meliputi:
standart kerja RS, standart keamanan bangunan, standart keamanan, standart peralatan, standart pengendalian/kondisi emergensi, standar pengolahan limbah. Pada OHSAS 18001 : 2007 yang dimaksud dengan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja atau OHS (occupational
sanitasi yang ada diruangan dan penunjang
health and safety) adalah “part of an
antara lain wc, bidet, kamar mandi.
organitation’s management
its
OHe-S
polici
and
management
(Ramli, 2010;46) Penerapan
OHe-S
risk
a. Pengamanan pengamanan
K3RS
meliputi
identifikasi faktor bahaya dan resiko yang
b. Pengamanan
sanitasi
kesehatan
dan
non
kerja
sarana pencegahan
d. Pengembangan manajemen tanggap darurat e. Pelayanan
kesehatan
kerja
dan
pencegahan penyakit akibat kerja.
aman, sehat, nyaman dan sesuai dengan f.
Pengumpulan, dokumentasi
K3RS memiliki manfaat sebagai berikut :
pengolahan, data
dan
pelaporan
kegiatan K3RS
a. Bagi Rumah Sakit 1) Meningkatkan
berat
penyakit akibat kerja.
RSUD Dr. Soetomo adalah Terciptanya
standar kesehatan kerja. Serta pelayanan
peralatan
c. Pengamanan
faktor bahaya dan pengendaliannya sangat
lingkungan kerja dan cara kerja yang
limbah
bangunan.
bahaya yang di timbulkan. Identifikasi menentukan keberhasilan organisasi K3. Adapun tujuan pelayanan K3RS di
dan
medik, pengamanan dan keselamatan
assessment) dan menentukan prioritas faktor bahaya serta mengurangi resiko
radiasi
medik,
radioaktif.
diakibatkan (Hazard identification and risk
mutu
pelayanan
g. Bidang satuan tugas fungsional. Selain ruang lingkup terdapat pula
sesuai dengan standard akreditasi RS. 2) Meningkatkan Citra RS b. Bagi Karyawan RS
kebijakan RS di RSUD Dr. Soetomo meliputi : a. Sistem keselamatan dan keamanan gedung
1) Melindungi karyawan daripenyakit akibat kerja (PAK)
b. Pengelolaan bahan berbahaya dan limbah
2) Mencegah terjadinya kecelakaan akibat kerja (KAK)
c. Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tanggap Darurat Rumah Sakit
3) Menciptakan kenyamanan dalam bekerja
d. Kalibrasi atau sertifikasi sarana, prasarana dan peralatan medik/non
c. Bagi pasien dan pengunjung 1) Mutu layanan yang baik 2) Kepuasan pasien dan pengunjung 3) Melindungi pasien dari penyakit nosokomial dan kecelakaan Ruang Lingkup Kegiatan K3RS di RSUD Dr. Soetomo mencakup kegiatankegiatan dibidang :
peralatan
medik e. Pemeliharaan sarana, prasarana dan peralatan medik/ non medik f.
Pengusulan
pengadaan
sarana,
prasarana dan peralatan medik/non medik g. Pengelolaan inventaris
aset
dan
barang
h. Kawasan Dilarang merokok
Dalam
melaksanakan
kegiatan
K3RS, Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo ini memiliki organisasi tanggap darurat unit kerja sebagai berikut :
Gambar 10 : Organisasi Tanggap Darurat Unit Kerja K3RS di RSUD Dr. Soetomo Gambar 12 : Label & Simbol B3 Berdasarkan KepMen LH no. 3 Tahun 2008 Dan untuk membantu kegiatan K3RS di RSUD Dr. Soetomo saat terjadi
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN
bencana maka rumah sakit menerapkan kode tanda bahaya yang berlaku di rumah sakit ini sebagai berikut : Gambar 11 : Kode Tanda Bahaya Yang Berlaku Di RSUD Dr. Soetomo
A. WAKTU DAN LOKASI PELAKSANAAN Praktek Belajar Lapangan (PBL) Sanitasi Rumah
Sakit
bagi
mahasiswa
Jurusan
Kesehatan Lingkungan Poltekkes Surabaya di RSUD. Dr. Soetomo, dilaksanakan selama 3 minggu. Kegiatan ini berlangsung mulai tanggal 21 September 2015 – 10 Oktober 2015.
Pada
pelaksanaannya
kegiatan ini
dilaksanakan setiap hari Senin – Jumat pukul 08.00 – 15.00 WIB.
tengah diambil pada salah satu B. PELAKSANAN PRAKTIKUM LAPANGAN DI RUMAH SAKIT 1. Persiapan alat dan bahan Alat – alat dan bahan yang dibutuhkan untuk melakukan praktikum yaitu: a. ATK
l.
Thermometer b. Hygrometer
m.
pH indicator c. Lux meter
n. o.
Kapas e. Larutan NaCl 0,9%
p.
Nutrien Agar Lactose Broth
q. r.
Kelembaban Udara Pengukuran kelembabapan
di
tiap
ruangan pada rumah sakit dr Soetomo bersamaan
dengan
pengambilan sampel mikrobiologi udara. dengan mikrobiologi udara. Pada Kepmenkes 1204 nilai kelembaban sebesar 45%-60% dengan suhu 22C -24C
data
yang
kami
periksa
didapatkan nilai kelambaban sebesar
Tabung reaksi h. Tabung durham
s.
i.
Cotton Swab Botol tenggelam
t.
j.
Indikator orthotolidin Piring
u.
Kue k. Susu
v.
Air mineral 2. Prosedur praktikum a. Prosedur Kerja Mikrobiologi Udara 1) Menyiapkan alat dan bahan 2) Menuju lokasi yang akan diambil sampel 3) Pengambilan sampel menggunakan Microbiology
selama ±5 menit 6) Inkubasi selama 1x24 jam. b. Prosedur Kerja Pemeriksaan
Denga titik sampel dan waktu yang sama
Beaker glass g. Pipet ukur
alat
ruangan hanya pada satu titik
dilakukan
Alkohol d. Microbiologi Air Sampler (MAS)
f.
ruangan yang terdapat sekat. 5) Pengambilan sample dalam satu
Air
Sampler
dengan media nutrient agar. 4) Titik pengambilan sampel dilakukan dengan perkirakan, dari besarnya satu ruangan ambil titik tengahnya saja, namun jika dalam satu ruangan terdapat sekat, titik
64% dengan suhu 29,4C c. Prosedur Kerja Pengukuran suhu pada Kompos 1) Siapkan
alat
thermomether,
stopwatch dan alat tulis 2) Tancapkan dan kubur thermometer pada bahan kompos. 3) Tunggu sampai 15 menit. 4) Setelah 15 menit ambil dan segera lakukan pembacaan. 5) Catat hasil pembacaan. d. Prosedur Kerja Pengukuran pH pada Kompos 1) Siapkan alat pH meter, stopwatch, dan alat tulis. 2) Tancapkan pH meter pada bahan kompos 3) Tunggu sampai 15 menit. 4) Setelah 15 menit, ambil dan segera lakukan pembacaan. 5) Catat hasil pembacaan. e. Prosedur Kerja Pengukuran Kelembapan pada Kompos
1) Siapkan alat hygrometer, stopwatch,
6) Ambil 1 ml sampel yang berada di
dan alat tulis. 2) Tancapkan hygrometer pada bahan
botol media transport. 7) Masukkan ke tabung 1. Homogenkan. 8) Ambil 2 ml dari tabung pertama,
kompos. 3) Tunggu sampai 15 menit. 4) Setelah 15 menit, ambil dan segera
f.
lakukan pembacaan. 5) Catat hasil pembacaan. Usap alat makan (piring) 1) Bagian alat makan (piring) yang akan diusap adalah piring bersih yang masih terbungkus sebanyak 3. 2) Buka lidi disterilkan
swab lalu
plastik
yang buka
sudah bungkus
plastik 3) Usap dengan membentuk simbol (+)
lalu
dilanjutkan
dengan
membentuk diagonal dan diakhiri dengan melingkar di tengahnya. Lakukan perlakuan yang sama pada piring ke 2 dan 3. 4) Masukkan lidi swab ke dalam media transpot. Patahkan lidi bagian atas. 5) Tutup botol media transport lalu g. Usap lantai 1) Bagian lantai yang akan diusap adalah lantai yang tidak dijadikan lalu lintas orang – orang. Misalnya lantai yang diusap adalah lantai yang letakknya
dibawah
pasien. 2) Buka lidi
swab
tempat
tidur
yang
sudah
disterilkan. 3) Usap lantai secara zig – zag 4) Masukkan lidi swab ke dalam media transport. Patahkan lidi bagian atas. 5) Tutup botol media transport lalu bawa ke lab.
masukkan 1 ml ke dalam tabung kedua dan 1 ml ke dalam petridish 9) Ambil 1 ml dari tabung kedua , masukkan ke dalam petridish. 10) Masukkan media penyubur Nutrient Agar ke dalam petridish 11) Tunggu hingga beku 12) Bungkus dengan kertas coklat , inkubasikan selama 1 hari. 13) Baca. h. Pengukuran air 1) Tandon lokal (graha amerta) a) Sampling : (1) Menyiapkan alat dan bahan. (2) Menyalakan lampu bunsen. (3) Mengambil botol tenggelam yang telah di sterilkan, membuka kertas pembungkusnya, kemudian melilitkan tali ke tangan. (4) Membuka penutup botol, kemudian memasukkan botol tenggelam kedalam tandon sentral. (5) Mengisi botol hingga penuh. (6) Mengangkat botol tenggelam, kemudian membuang isinya sebanyak sepertiga dari volume botol. (7) Menuangkan 5 ml air sample kedalam tabung
kit (untuk uji sisa chlor). Lalu tutup botol dan beri e-tiket. (8) Menambahkan 3 tetes
broth 9 ml, meletakkannya pada rak tabung reaksi. (5) Memasukkan sample air kedalam masing-masing
indikator orthotolidin
tabung reaksi dengan
kedalam tabung kit
ketentuan sebagai berikut : (a) 5 buah tabung reaksi
tersebut. Kocok perlahan. (9) Bandingkan perubahan warna yang terjadi dengan kertas indikator orthotolidin. (10) Baca dan catat hasilnya.
masing-masing ditambahkan 10 ml air sample. (b) 1 buah tabung reaksi ditambahkan 1 ml air sample. (c) 1 buah tabung reaksi itambahkan 0,1ml air
2) Kran wastafel (IRNA graha amerta) a) Sampling : (1) Menyiapkan alat dan bahan. (2) Menyalakan lampu bunsen. (3) Menyalakan kran air selama + 2 menit, sambil membuka pembungkus botol sample. (4) Mengisi botol sample dengan air kran hingga 2/3 volume botol. (5) Menutup botol sample, lalu beri e-tiket. (6) Masukkan botol sample tersebut kedalam tas sampling. (7) Kirim ke laboratorium. b) Pemeriksaan : (1) Menyiapkan alat dan bahan. (2) Menyalakan lampu bunsen. (3) Pemeriksaan menggunakan ragam 5:1:1 karena air yang digunakan ditandon lokal adalah air PDAM (telah diolah). (4) Menyiapkan tabung reaksi (steril) sebanyak 7 buah yang telah berisi media lactose
sample. (d) Kocok perlahan tabung reaksi agar homogen, kemudian tutup dengan kapas. (6) Masukkan dalam inkubator selama 24 jam dengan suhu 37oC. i. Makanan – Minuman 1) Makanan a) Sampling makanan dilakukan oleh petugas sanitasi yang diambil dari instalasi gizi. b) Mengusap meja kerja dengan kapas alkohol. c) Menyalakan lampu bunsen. d) Menyiapkan alat dan bahan. e) Menimbang sampel makanan sebanyak 10 gr menggunakan petridish dan timbangan analitik yang sebelumnya telah diusap dengan kapas alkohol. f) Menghaluskan sampel makanan dengan menggunakan mortir dan
alu yang sebelumnya telah diusap dengan kapas alkohol. g) Menambahkan 90 ml NaCl, homogenkan, pindahkan kedalam erlenmayer. h) Mengambil 1ml larutan sampel
i)
sebanyak 10 ml menggunakan pipet ukur. f) Masukkan 10 ml sampel minuman kedalam erlenmayer
dengan menggunakan pipet ukur
berisi 90 ml NaCl, homogenkan. g) Mengambil 1ml larutan sampel
steril, masukkan kedalam tabung
dengan menggunakan pipet ukur
pengenceran 1 yang telah berisi
steril, masukkan kedalam tabung
NaCl 9 ml, homogenkan. Mengambil 2 ml larutan pada
pengenceran 1 yang telah berisi
tabung pengenceran 1 dengan
j)
e) Mengambil sampel minuman
NaCl 9 ml, homogenkan. h) Mengambil 2 ml larutan pada
menggunakan pipet ukur,
tabung pengenceran 1 dengan
masukkan 1 ml kedalam petridish
menggunakan pipet ukur,
1 steril dan 1ml kedalam tabung
masukkan 1 ml kedalam petridish
pengenceran 2 yang telah berisi
1 steril dan 1ml kedalam tabung
NaCl 9ml, homogenkan. Mengambil 1 ml larutan pada
pengenceran 2 yang telah berisi
tabung pengenceran 2, masukkan
i)
kedalam petridish 2 steril. k) Tambahkan nutrien agar sebanyak + 20 ml pada petridish 1 dan 2,
l)
NaCl 9ml, homogenkan. Mengambil 1 ml larutan pada tabung pengenceran 2, masukkan
j)
kedalam petridish 2 steril. Tambahkan nutrien agar
putar searah jarum jam, diamkan
sebanyak + 20 ml pada petridish
hingga beku dan beri etiket. Bungkus menggunakan kertas
1 dan 2, putar searah jarum jam,
coklat dalam keadaan petridish terbalik, beri etiket. m) Masukkan kedalam inkubator,
diamkan hingga beku dan beri etiket. k) Bungkus menggunakan kertas coklat dalam keadaan petridish
inkubasi selama 24 jam dengan o
suhu 37 C. 2) Minuman a) Sampling minuman dilakukan oleh petugas sanitasi yang diambil dari instalasi gizi. b) Mengusap meja kerja dengan kapas alkohol. c) Menyalakan lampu bunsen. d) Menyiapkan alat dan bahan.
l)
terbalik, beri etiket. Masukkan kedalam inkubator, inkubasi selama 24 jam dengan suhu 37oC
C. METODE Dalam pengambilan data pada proses berlangsungnya PBL dilakukan dengan 2 metode wawancara dan observasi. 1. Wawancara Metode wawancara merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara melalakukan tanya jawab kepada
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo
pembimbing yang ada di lapangan. 2. Observasi Metode observasi merupakan metode
berdiri pada tanggal 29 Oktober 1938, terletak
pengumpulan
data
menggunakan
yang
dilakukan
instrument
lembar
observasi berdasarkan Kepmenkes No
di Jl. Mayjend Prof. Dr. Moestopo No. 6-8, Surabaya-Jawa Timur. Merupakan salah satu Rumah Sakit type A dan memiliki proper berwarna biru. RSUD ini memiliki tenaga kesehatan sebanyak 5429 orang, termasuk
1204 Tahun 2004.
dokter,
perawat,
farmasi,
dan
petugas
kesehatan lainnya. Pelayanan yang ada di RSUD ini memiliki jumlah bed sebanyak 1540 bed dengan rincian di Ruang Kelas A sebayak 200 bed dan Kelas Ekonomi sebanyak 1340 bed. Aspek Pengelolaan Lingkungan Hidup di RSUD Dr. Soetomo (Kepmenkes 1204 Tahun 2004
tentang
Persyaratan
Kesling
RS)
meliputi: Pengelolaan sampah/limbah padat (medis dan non medis). Pengelolaan air bersih. Pengelolaan limbah cair. Pengendalian
BAB IV HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN SOETOMO
UMUM
RSUD
DR.
vektor
dan
binatang
pengganggu. Kebersihan lingkungan rumah sakit. Pemantauan kualitas unsur lingkungan RS (fiskimbio). Penyuluhan kesehatan lingkungan RS.