DINAMIKA KERAJINAN BONGGOL JATI DI DESA BANGUNREJO KIDUL, KEC. KEDUNGGALAR, KAB. NGAWI, PROVINSI JAWA TIMUR (Studi Sejarah Sosial-Ekonomi Tahun 1997-2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret
Disusun oleh NANA DIYANTI RAHAYU C. 0512037
FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Keberadaan potensi alam yang sangat melimpah dan strategis di Indonesia memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup sebagian masyarakatnya, salah satunya adalah sumber daya hutan. Dimana dalam pengelolaan dan penguasaan sumber daya hutan ada pada negara. Pengelolaan dan penguasaan sumber daya hutan oleh negara saat ini melalui Departemen Kehutanan. Sejak sebelum kemerdekaan sampai merdeka, ragam pola dan persoalan serta konflik pengelolaan sumber daya hutan terus bergulir. 1 Hutan memiliki tiga macam fungsi, fungsi ekologis, fungsi sosial dan fungsi ekonomis dengan disertai kemampuan pengembangan sumber daya manusia serta ilmu pengetahuan dan teknologi maka pemanfaatan sumber daya hutan sesuai fungsinya akan menjamin kelangsungan manfaat hutan secara keseluruhan. Salah satu fungsi dan manfaat hutan adalah perolehan devisa yang berasal dari kayu yang dihasilkan.2 Hutan memiliki banyak sekali manfaat bagi manusia, salah satunya adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang memiliki kawasan hutan terbesar di Asia. 1
Porkas Segala., Mengelola Lahan Kehutanan Indonesia, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1994), hlm. 17. 2
Sutaryono., Pemberdayaan Setengah Hati Sub Ordinasi Masyarakat Lokal Dalam Pengolahan Hutan, (Yogyakarta: Lapera Pustaka Utama, 2008), hlm. 4-5. 1
2
Pengembangan hutan rakyat cukup terbuka dalam rangka penyediaan bahanbaku kayu. Hal ini terlihat di Indonesia mulai mengembangkan industri hutan pada awal tahun 1970-an melalui pengolahan kayu. Bagi masyarakat yang tinggal di pinggiran hutan, mereka sangat menggantungkan kehidupan sehari-harinya dengan memanfaatkan hasil hutan. Oleh karena itu tak jarang masyarakat banyak yang menebang hutan dengan seenaknya sendiri dan akhirnya menimbulkan kerusakan hutan yang parah. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor rendahnya tingkat pendidikan, sosial, ekonomi masyarakatnya kemudian dipicu pula oleh tingkat pengangguran yang tinggi karena minimnya lapangan kerja serta semakin tingginya jumlah penduduk. Hal ini tak jauh berbeda dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat desa sekitar hutan di wilayah Jawa. Masalah masyarakat miskin, baik yang berada di pedesaan, pelosok maupun perkotaan, dari waktu ke waktu ternyata tidak kunjung selesai. Dalam sejarah Indonesia dalam melawan krisis di tahun 1998 dan juga krisis ekonomi global di tahun 2008 ini tidak bisa dilepaskan dari perum sektor UKM (Usaha Kecil Menengah) atau yang saat ini disebut dengan Unit Mikro Kecil Menengah (UMKM), yang dapat membentengi perekonomian nasional dengan memberikan nafkah bagi sebagian besar masyarakatnya. Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan salah satu sumber penggerak perekonomian daerah/lokal. Walaupun masih ada penggerak perekonomian dalam suatu daerah/lokal selain sektor UKM.
3
UKM merupakan salah satu elemen dalam sebuah sektor industri, sehingga mengembangkan UKM akan mempercepat perkembangan sektor industri dan mendinamiskan perekonomian daerah. Berdirimya indistri kecil di pedesaan secara tidak langsung akan mempengaruhi kehidupan masyarakat yang mengakibatkan terjadinya perubahan. Perubahan tersebut terjadi pada aspek-aspek struktur sosial, etos kerja, dimensi kesenjangan serta beragam sosial ekonominya. Adanya industri kecil mendorong terjadinya pola kehidupan masyarakat dalam usaha meningkatkan taraf hidupnya. Hal ini terjadi karena pengaruh industri yang berkembang dengan pesat, dibutuhkan seorang pengusaha yang cukup mampu menyalurkan hasil produksi.industri kecil merupakan salah satu usaha produktif di sektor non pertanian baik sebagai mata pencaharian utama maupun sebagai usaha sampingan yang diminati oleh masyarakat pedesaan untuk menambah penghasilan. Industri kecil dan kerajinan rakyat sebenarnya timbul atas dorongan naluri manusia untuk memiliki alat serta barang yang diperlukan dalam melangsungkan, memperpanjang hidup dan penghidupannya.3 Dengan adanya naluri itulah, masyarakat pedesaan berusaha meningkatkan taraf hidupnya sehingga akan mampu mencukupi kebutuhan keluarga dengan bekerja sebagai pengrajin maupun buruh industri kecil dan kerajinan rakyat. Industri kecil di pedesaan selain mampu meningkatkan ekonomi masyarakat juga akan membawa perubahan sosial di desa. Adapun besar kecilnya pengaruh perubahan tersebut
3
Soeri Soeroto., Modernisasi dan Dinamika Pembangunan, (Jakarta: PT. Gramedia, 1980), hlm. 69.
4
tergantung dari besar kecilnya pengaruh yang masuk ke desa, serta sikap masyarakat tehadap hadirnya pengaruh tersebut.4 Terjadinya pergeseran mata pencaharian dari sektor pertaniaan, yaitu dari petani sampai pengrajin selain membawa pengaruh dalam bidang ekonomi, akan terjadi pula perubahan diluar bidang ekonomi. Perubahan tersebut tidak bisa dihindarkan karena setiap terjadinya perubahan dalam suatu lembaga kemasyarakatan mengakibatkan perubahan dalam lembaga kemasyarakatan lainya.5 Pada awalnya masyarakat desa menganggap bekerja di luar sektor pertanian (pengrajin) hanyalah sebagai pekerjaan sampingan yang terpaksa dilakukan karena keadaan yang memaksa, misalnya kegagalan panen, kemarau panjang atau untuk mengisi waktu luang. Pada saat ini dijumpai fenomena yang menarik yaitu pekerjaan sampingan justru menjadi mata pencaharian pokok setelah hasilnya dirasakan lebih menguntungkan dari bertani. Pekerjaan di luar sektor pertanian tersebut menuntut masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan situasi kondisi yang ada, dalam hal ini menyangkut situasi dan kondisi lingkungan kerja.6 Pergeseran dari sektor pertanian ke non pertanian terutama sektor informal pertanda adanya sifat kelenturan masyarakat dalam menyesuaikan diri 4
Astrid S. Susanto., Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, (Bandung: Bina Cipta, 1981) , hlm. 15. 5
Selo Sumarjan dan Soeleman Soemardi., Setangkai Bunga Sosiologi. (Jakarta : FE-UI, 1973), hlm. 486-487. 6
Gatut Murnianto, Sistem Ekonomi Tradisional sebagai Wujud Tanggapan Masyarakat Terhadap Lingkungan DIY, ( Yogyakarta : Proyek Inventaris dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah, 1982), hlm. 5.
5
dengan struktur sosial yang baru. Industri kecil dan kerajinan rakyat yang kebanyakan tumbuh dan berkembang di wilayah pedesaan menjadi bagian yang penting bagi masyarakat setempat sebagai mata pencaharian hidup. Keberadaan industri dan kerajinan rakyat, khususnya bagi petani dan buruh tani amat membantu untuk mencukupi kekurangan pendapatan keluarga.7 Hal ini juga terjadi pada masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, masyarakat yang tinggal di sekitar lingkungan hutan banyak yang beralih ke sektor industri kerajinan. Hal ini juga sama yang terjadi di daerah sekitar hutan KPH Ngawi, tepatnya di Desa Bangunrejo Kidul Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi. Dari latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai “Perkembangan Industri Kerajinan Bonggol Jati di Desa Bangunrejo Kidul, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi Tahun 1997-2014”. Dipilih tahun 1997 karena di tahun ini di Indonesia, khususnya di KPH Ngawi banyak terjadi penjarahan hutan, sedangkan di tahun 2014, industri kerajinan bonggol jati mengalami perkembangan yang sangat meningkat, bahkan hingga mencapai ekspor ke luar negeri. Adanya krisis ekonomi di tahun 1998 tidak berpengaruh pada industri rumah tangga di Desa Bangunrejo Kidul, bahkan karena adanya krisis ekonomi ini membuat sebagian masyarakat beralih bekerja di sektor industri kerajinan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sementara itu, di tahun 2007 sendiri juga terjadi krisis keuangan AS, dimana
7
M. Hussein Sawit.,”Kerajinan Rakyat dan Masa Depanya DAS Cimanuk,” Prisma, No.3 Maret 1979, hlm.17.
6
nilai dolar anjlok yang mempunyai dampak pada negara-negara di dunia. Namun keadaan ini juga tak membuat para pengrajin berputus asa dalam mengembangkan industrinya. Hal ini dikarenakan untuk mendapatkan bahan bakunya masyarakat memperolehnya dengan memanfaatkan limbah kayu jati dari lingkungannya sendiri.
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana latar belakang keberadaan industri kerajinan bonggol jati di Desa Bangunrejo Kidul Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi? 2. Bagaimana perkembangan industri kerajinan bonggol jati tersebut tahun 19972014? 3. Bagaimana pengaruh industri industri kerajinan bonggol jati tersebut terhadap masyarakat sekitar tahun 1997-2014?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui latar belakang keberadaa industri kerajinan limbah bonggol jati di Desa Bangunrejo Kidul Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi. 2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan industri kerajinan limbah bonggol jati di Desa Bangunrejo Kidul Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi tahun 1997-2014.
7
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh industri kerajinan limbah bonggol jati di Desa Bangunrejo Kidul Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi terhadap kehidupan sosial dan perekonomian masyarakat disekitar.
D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini antara lain: 1. Diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam upaya mengembangkan ilmu sejarah, khususnya bidang historiografi sejarah Indnesia. 2. Hasil penelitianini dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah Desa maupaun Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pembangunan ekonomi pedesaan, sehingga pembangunan yang dilakukan dapat mencapai sasaran. 3. Menambah pengetahuan bagi para pembaca karya ini terutama mengenai perkembangan industri kerajinan limbah bonggol jati di Desa Bangunrejo Kidul Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi. 4. Sebagai bahan informasi bagi para peneliti atau pengkaji yang tertarik pada masalah serupa untuk penelitian lebih lanjut.
E. Kajian Pustaka Untuk melengkapi sumber-sumber data yang tersedia, sebagai bahan penulisan maka dilengkapi dengan pustaka yang mendukung. Beberapa pustaka yang digunakan antara lain yaitu buku Irsan Ashary Saleh, yang
8
berjudul Industri Kecil Sebuah Tinjauan dan Perbandingan.8 Buku ini menguraikan tentang berbagai permasalahan tentang industri kecil, termasuk industri kerajinan rumah tangga di Indonesia dibandingkan dengan negaranegara lain kawasan Asia Tenggara. Permasalahan industri kecil dan industri rumah tangga ini pada umumnya adalah masalah tenaga kerja, modal, pemasaran dan kelangsungan hidup industri tersebut. Buku ini membantu penulis dalam membahas tentang keberadaan industri kecil dalam masyarakat. Selain itu, juga membahas tentang bagaimana industri kecil bisa menjadi pilar penting dalam perekonomian masyarakat dimana disini peran industri kecil salah satunya adalah mampu menyerap tenaga kerja secara efektif. M. Dawam Rahardjo dalam bukunya Transformasi Pertanian Industrialisasi Kesempatan Kerja.9 Dalam buku ini menguraikan terjadinya transformasi di bidang pertanian kearah industrialisasi dan pengembangan swadaya masyarakat. Penerapan teknologi di sektor pertanian dimaksudkan untuk meningkatkan hasil pertanian, sehingga petani sebagai konsumen dari barang-barang hasil industri mampu membeli hasil produksi sendiri. Sementara itu, teknologi pertanian tanpa disertai perluasan lahan pertanian akan menimbulkan permasalahan baru di bidang tenaga kerja, maka alternatif lain perlu pengembangan industrialisasi pedesaan untuk menampung tenaga kerja yang tidak dapat bekerja di industri besar dan sektor pertanian. Pengembangan 8
Irsan Ashary Saleh., Industri Kecil Sebuah Tinjauan dan Perbandingan, (Jakarta : LP3ES, 1986). 9
M Dawam Rahardjo., Transformasi Pertanian Industrialisasi dan Kesempatan Kerja, (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 1984).
9
industrialisasi ini diarahkan pada sub sektor industri kecil dan industri kerajinan rakyat. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Mubyarto, dimana ia mendefinisikan industri kecil diusahakan untuk menambah pendapatan keluarga. Tujuan kebijakan itu sendiri adalah untuk memajukan industri kecil bukanlah semata-mata peningkatan out put atau nilai tambah sektor industri, tetapi lebih-lebih membantu menciptakan lapangan pekerjaan sekaligus berarti meningkatkan pendapatan bagi penduduk kelompok miskin di pedesaan. Buku ini membantu penulis dalam membahas tentang perkembangan kerajinan bonggol jati dan bagaimana pengaruhnya terhadap masyarakat sekitar. Selain itu, buku ini juga dapat memaparkan bagaimana proses perubahan itu terjadi dan bagaimana pengaruh yang ditimbulkan dengan adanya kerajinan bonggol jati itu bagi masyarakat di Bangunrejo Kidul. Buku karya Soedjito Sosrodihardjo yang berjudul Transformasi Sosial Menuju Masyarakat Industri.10 Dalam buku ini membahas mengenai gambaran menyangkut masalah-masalah perubahan menuju masyarakat industri yang diwujudkan dalam peningkatan di bidang keterampilan dan pengetahuan transformasi
masyarakat
agraris
menuju
masyarakat
industri
kearah
kebudayaan modern merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi. Terkait dengan hal ini, maka kebiasaan agraris kearah perubahan kebudayaan modern merupakan suatu keharusan. Di sisi lain, dalam buku ini dibahas mengenai sistem kerja merupakan dasar terbentuknya industri pedesaan, dimana modal
10
Soedjito Sosrodihardjo., Transformasi Sosial Menuju Masyarakat Industri, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1986).
10
paling utama adalah tenaga kerja dan bahan mentah diperoleh dari tempat terdekat. Dikemukakan Soedjipto selanjutnya adalah sebagai akibat dari jenis industri tersebut akan menimbulkan serentetan rumah tangga yang akan melakukan kegiatan sejenis secara bersama-sama, dimana sifat pekerjaan tersebut adalah pekerjaan sambilan dan bersifat usaha keluarga yang setiap usaha dikerjakan oleh anggota keluarga. Dalam buku ini membantu dalam menulis tentang kehidupan masyarakat di Bangunrejo Kidul yang sedang mengalami perubahan menuju masyarakat industri, meskipun baru tahap awal atau masih industri kecil tetapi masyarakat sudah mulai merasakan adanya pengaruh dari perkembangan dan kemajuan industri kerajinan bonggol jati yaitu peningkatan keterampilan serta pengetahuan akan kebudayaan yang lebih maju. Buku yang berjudul Sosiologi Pedesaan karya Sajogyo dan Pujiwati Sajogyo tahun 1992.11 Dalam buku ini membahas tentang konsep sosial budaya yang dijadikan pedoman oleh masyarakat dalam kehidupanya, seperti prosesproses sosial yang ada di masyarakat pedesaan baik itu proses pembaharuan antar pola kebudayaan, kerja sama dan struktur sosial yang ada di dalam masyarakat pedesaan. Pembahasan mengenai konsepsi sistem status dan pelapisan masyarakat yang terjadi di pedesaan, arti keluarga dan peran wanita serta pada bab terakhir juga di bahas tentang masalah-masalah yang timbul pada masyarakat pedesaan seperti petani gurem dan buruh tanah yang tidak
11
Sajogyo dan Pujiwati Sajogyo., Sosiologi Pedesaan Kumpulan Bacaan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1991).
11
memiliki lahan sendiri dengan golongan masyarakat pedesaan. Buku ini berguna bagi penulis untuk membandingkan dan juga bahan acuan dalam menulis tentang dampak perubahan sosial dalam suatu masyarakat pedesaan. Skripsi karya Yunita Listyowati mengenai Perkembangan Industri Rumah Tangga Jamu Tjap Djago Tahun 1918-1949.12 Dalam penelitian ini membahas mengenai perkembanga Industri Rumah Tangga Jamu Tjap Djago yang pada awalnya didirikan pada tahun 1918 yang berada di kota Wonogiri. Industri jamu ini sekarang menjadi pabrik yang besar di Semarang. Awalnya merupakan sebuah industri rumah tangga dengan menggunakan peralatan tradisional untuk memproduksi jamunya. Industri jamu Tjap Djago dari tahun ke tahun mengalami perkembagan pesat sehingga mampu berkembang menjadi industri besar, karena memiliki strategi pemasaran yang begitu baik dan dapat memikat masyarakat luas. Skripsi ini membantu penulis dalam membahas tentang pengaruh perkembangan industri terhadap masyarakat dan bagaimana strategi pemasarannya. Skripsi karya Mk Mukhlis Hamidi dengan judul Perkembangan Industri Tahu di Dusun Kanoman Desa Gagaksipat Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Tahun 1990-2008.13 Dalam penelitian ini membahas
12
Yunita Listyowati, Perkembangan Industri Rumah Tangga Jamu Tjap Djago Tahun 2918-1949, Skripsi Ilmu Sejarah, Surakarta: Fakultas Sastra dan Seni Rupa, UNS, 2014. 13
Mk Mukhlis Hamidi., Perkembangan Industri Tahu di Dusun Kanoman Desa Gagaksipat Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Tahun 1990-2008, Skripsi Ilmu Sejarah, Surakarta: Fakultas Sastra dan Seni Rupa, UNS, 2011.
12
mengenai perkembangan industri tahu di Desa Kanoman, Boyolali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan industri tahu Desa Kanoman tahun 1990-2008 dilatar belakangi oleh adanya dorongan ekonomi. Karena pekerjaan mereka di sektor pertanian tidak bisa lagi diandalkan, akibat dari semakin bertambahnya jumlah penduduk dan proyek pelebaran bandara membuat lahan pertanian mereka semakin sempit. Industri tahu Desa Kanoman telah muncul sejak tahun 1956 yang dikelola pertama kali oleh Amat Amir. Bagi para masyarakat Desa Kanoman adanya usaha ini sangat membantu dalam pemenuhan kebutuhan sehari-harinya. Adanya usaha tersebut memberikan pengaruh bagi masyarakat, diantaranya adalah kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Desa Kanoman semakin meningkat sehingga memberikan tambahan penghasilan kepada keluarga. Selain itu dengan adanya industri tahu ini semakin menumbuhkan pola pikir dan perilaku masyarakat industri yang berorientasi ke arah masa depan dengan penghargaan uang lebih tinggi. Skripsi ini membantu penulis dalam membahas mengenai bagaimana pengaruh sosial ekonomi yang ditimbulkan karena adanya kerajinan bonggol jati di Bangunrejo Kidul terhadap masyarakat sekitar sehingga mampu memenuhi kebutuhannya seharihari. Skripsi karya Wijono Ardianto dengan judul Industri Kecil Mebel di Sragen Pada Tahun 1985-2005.14 Penelitian ini membahas mengenai Industri 14
Wijono Ardianto., Industri Kecil Mebel di Sragen Pada Tahun 19852005, Skripsi Ilmu Sejarah, Surakarta: Fakultas Sastra dan Seni Rupa, UNS 2014.
13
Kecil Mebel di Sragen Pada Tahun 1985-2005 (Suatu Studi tentang Sejarah Sosial Ekonomi di Desa Sambirembe, Kec. Kalijambe). Selain itu juga membahas mengenai aktivitas industri kecil mebel di desa Sambirembe merupakan faktor dari hasil pertanian yang sudah tidak bisa diandalkan sepenuhnya, sehingga berdampak pada menurunnya pendapatan petani. Menghadapi permasalahan tersebut, maka sebagian penduduk mencari pekerjaan diluar sektor pertanian, seperti bekerja di sektor industri kecil mebel. Dalam pengembangannya industri kecil mebel telah berpengaruh terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Sambirembe. Perubahan tersebut terlihat dari segi pendapatan ekonomi masyarakat yang semakin bertambah baik, serta dari segi sosial adanya perubahan status sosial dan hubungan sosial. Skripsi ini membantu penulis dalam membahas permasalahan tentang bagaimana perubahan sosial ekonomi penduduk sekitar yang awalnya bermata pencaharian sebagai petani kini berubah menjadi pengrajin kayu, selain itu juga membahas mengenai bagaimana aktivitas industri kecil kerajinan bonggol jati di Desa Bangunrejo Kidul bisa semakin berkembang.
F. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan untuk mengadakan penelitian terhadap data dan fakta yang objektif agar sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga dapat terbukti secara ilmiah. Memahami peristiwaperistiwa pada masa lampau sebagai fakta sejarah memerlukan tahapan proses. Penelitian sejarah menggunakan pandangan yang di dasarkan pada metode
14
sejarah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis. Menurut Louis Gottschalk yang dimaksud dengan metode historis adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dari pengalaman masa lampau.15 Metode ini terdiri dari 4 tahap yang saling berkaitan antara satu dengan lainya, yaitu: 1.
Heuristik
Tahapan heurustik merupakan suatu proses pengumpulan data atau sumber-sumber sejarah. Penelitian dan penulisan skripsi ini menggunakan metode pengumpulan sumber melalui wawancara dan studi pustaka. Sumber tersebut tentunya yang berkaitan dengan masalah kerajinan bonggol kayu jati yang berada di Desa Bangunrejo Kidul, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi. Dalam tahap ini teknik yang digunakan dalam pengumpulan data diantaranya adalah sebagai berikut: a.
Wawancara. Metode wawancara merupakan suatu metode yang bertujuan untuk
mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang responden, bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut.16 Dalam penelitian ini akan mewawancarai pihak pengelola dari sentra industri kerajinan bonggol kayu, pengrajin atau karyawan yang bekerja di sentra kerajinan industri bonggol jati. Selain itu juga mewawancarai pihak pemerintah daerah di bidang 15
Louis Gottschalk., Mengerti Sejarah, edisi Terjemahan Nugroho Notosusanto, (Jakarta: UI Press, 1986), hlm. 32. 16
Koentjaraningrat.. Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT.Gramedia, 1983), hlm. 162-196.
15
Koperasi, UMKM Kabupaten Ngawi. Wawancara yang dilakukan dengan para informan bertujuan untuk menggali atau mencari informasi data-data pribadi dan keterangan-keterangan lisan dari subyek yang di wawancarai, dengan bercakap-cakap dan beratatapmuka.
b.
Studi dokumen Dalam studi ini karena fokus penelitian adalah peristiwa yang sudah
lampau. Maka salah satu sumber yang digunakan adalah sumber dokumen. Dalam hal ini, dokumen dibedakan menjadi dua, yaitu dokumen dalam arti sempit dan dokumen dalam arti luas. Menurut Sartono Kartodirjo, dokumen dalam arti sempit adalah kumpulan data verbal dalam bentuk tulisan seperti surat kabar, catatan harian, laporan dan lain-lain.17 Penggunaan dokumen dalam penelitian ini adalah dokumen dalam arti sempit. Studi dokumen mempunyai arti metodologis yang
sangat penting, sebab selain bahan
dokumen menyimpan sejumlah besar fakta dan data sejarah, bahan ini juga dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan masalah. Studi tentang dokumen bertujuan untuk mengkaji dan memberi gambaran tentang teori sehingga memberi fakta dalam mendapat pengertian historis tentang fenomena yang unik.18 Dokumen berupa Arsip dokumen
17
Sartono Kartodirjo., Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah , (Jakarta: PT. Gramedia, 1992), hlm.98. 18
Sartono Kartodirjo., Metode Penggunaan Bahan Dokumen “Koentjoroningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia, 1983), hlm. 47.
16
monografi Desa Bangunrejo Kidul tahun 1997-2014, Peta Desa Bangunrejo Kidul, Peta Kecamatan Kedunggalar dan Arsip mengenai Usaha Kerajinan di Desa Bangunrejo Kidul Tahun 1997-2014.
c.
Studi pustaka Studi
pustaka
merupakan
teknik
pengumpulan
data
dengan
memanfaatkan literatur dan referensi sebagai bahan informasi untuk mendapatkan teori dan data sekunder sebagai pelengkap data yang tidak dapat diperoleh melalui studi dokumen dalam sumber data penelitian. Sumber pustaka yang digunakan antara lain : buku, majalah, surat kabar, artikel, makalah, jurnal ilmiah dan sumber lain yang memberikan informasi tentang tema yang diteliti. Studi pustaka dalam penelitian ini akan dilakukan di Perpustakaan Pusat UNS, Perpustakaan Daerah Ngawi dan Monumen Pers.
2.
Kritik sumber
Kritik Sumber bertujuan untuk mencari keasliannya atau objektivitas diperoleh melalui kritik ekstern dan intern.19 Kritik ekstern bertujuan untuk mencari keaslian data-data yang diperoleh. Kritik ekstern ini dimaksudkan untuk kritik atas asal-usul dari sumber dan suatu pemeriksaan keaslian atas sumber sejarah apakah sumber itu telah diubah atau tidak.20 Kritik intern 19
Dudung Abdurahman, Metode Penelitian Sejarah, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm 58. 20
Sjamsuddin. H., Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Ombak, 2007), hlm. 134.
17
dilakukan untuk mencari kredibilitas suatu sumber dengan cara menyelidiki objek dan dokumen sejarah untuk membuktikan keaslian fakta sejarah.
3.
Interpretasi
Interpretasi adalah penafsiran terhadap data-data yang dimunculkan dari data yang sudah terseleksi. Tujuan dari interpretasi adalah menyatukan fakta tersebut kedalam interpretasi yang menyeluruh.21 Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi analisis. Deskripsi analisis artinya menggambarkan suatu fenomena beserta ciri-cirinya yang terdapat dalam fenomena tersebut berdasarkan fakta-fakta yang tersedia. Setelah itu dari sumber bahan dokumen dan studi kepustakaan, tahap selanjutnya adalah diadakan analitis, diinterpretasikan dan ditafsirkan isinya. Data-data yang akan diuraikan dan dihubungkan sehingga menjadi kesatuan yang harmonis, berupa kisah sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya.22
4.
Historiografi Historiografi yaitu proses penulisan sejarah sebagai langkah akhir dari
penelitian sejarah. Menyajikan hasil penelitian berupa penyajian fakta-fakta dalam suatu struktur kisah yang bulat sehingga baru disusun menurut teknik penulisan sejarah.
21
22
Ibid., hlm. 64.
Nugroho Notosusanto., Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer, (Jakarta: Yayasan Indayu, 1978), hlm. 36.
18
Permasalahan yang dikaji dalam tulisan ini dapat ditinjau dari berbagai macam teori, namun penulis menggunakan pendekatan sosial ekonomi karena pendekatan ini dinilai yang paling tepat dalam memecahkan masalah yang ada dalam penelitian yang berjudul ”Perkembangan Industri Kerajinan Bonggol Jati di Desa Bangunrejo Kidul, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi Tahun 1997-2014”.
G. Sistematika Penulisan Sistematika
penulisan
dimaksudkan
untuk
lebih
memudahkan
memahami dan mempelajari penulisan ini, yang akan diuraikan dalam bab secara berurutan. Dalam penulisan skripsi tentang Kerajinan Bonggol Jati di Desa Bangunrejo Kidul, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini berisi mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Membahas tentang deskripsi wilayah penelitian Kerajinan Bonggol Jati, antara lain: Desa Bangunrejo Kidul, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi Tahun 1997-2014. Bab III Membahas tentang Perkembangan Industri Kerajinan Bonggol Jati di Desa Bangunrejo Kidul Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi Tahun 1997-2014.
19
Bab IV Membahas tentang pengaruh Industri Kerajinan Bonggol Jati di Desa Bangunrejo Kidul Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi Tahun 1997-2014 bagi masyarakat dan pemerintah daerah. Bab V merupakan kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang telah dibahas sekaligus jawaban atas pertanyaan dalam permasalahan yang dikemukakan.