Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
ANALISIS KEBUTUHAN BAHAN AJAR MATA KULIAH FISIOLOGI HEWAN DI UNIVERSITAS LAMPUNG The Analysis Of Necessity Teaching Materials On Animal Physiology Learning In Lampung University Dina Maulina1),2) dan Mohamad Amin2) Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1, Bandar Lampung 2) Program Studi Pendidikan Biologi Pascasarjana, Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5, Malang HP : 085321139985; email :
[email protected] 1)
Abstrak Bahan ajar adalah salah satu media yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan perkuliahan dan merupakan salah satu kebutuhan bagi dosen dan mahasiswa. Kewajiban dosen untuk menulis buku ajar tertuang di dalam UU No. 12 pasal 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi sebagi sumber belajar guna pengembangan budaya akademik. Mata kuliah Fisiologi hewan merupakan salah satu mata kuliah yang memerlukan pendekatan pembelajaran secara kontekstual. Untuk kontekstualisasi materi dari matakuliah dapat disajikan secara riil melalui buku ajar. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kebutuhan buku ajar pada mata kuliah Fisiologi Hewan di Universitas Lampung. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan biologi di Universitas Lampung yang telah mengampuh mata kuliah Fisiologi Hewan tahun akademik 2014/2015. Data kualitatif yaitu survey kebutuhan bahan ajar bagi mahasiswa mahasiswa diperoleh melalui observasi selama pembelajaran dengan angket dan tanggapan siswa diperoleh melalui kuisioner lalu dianalisis secara persentase deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosen dan mahasiswa telah menggunakan buku ajar dalam kegiatan pembelajaran Fisiologi Hewan, namun 72% mahasiswa mengungkap bahwa buku ajar yang digunakan selama ini dianggap belum menarik dan sajian di dalam buku ajar belum mampu mengkontekstualkan pembelajaran dengan kehidupan riil. Sebanyak 33% mahasiswa kesulitan dalam mencari sumber belajar, hal ini berimplikasi pada hasil belajar mahasiswa yang rendah, 79% mahasiswa mengungkap bahwa sajian evaluasi pada buku ajar yang ada hanya bersifat teoritis. Dengan demikian diketahui bahwa secara keseluruhan masih diperlukan pengembangan buku ajar untuk mata kuliah Fisiologi Hewan di lingkungan pendidikan biologi Universitas Lampung guna mendukung kegiatan perkuliahan. Kata kunci: buku ajar, fisiologi hewan, pembelajaran kontekstual Abstract Teaching materials is one of the media that used in the implementation of the course and it was one requirement for lectures and students. The duty of lectures to writing a textbooks was contained in Law No. 12 aticle 12 of 2012 on Higher Education as a source of study for the development of academic culture. Animal Physiology courses is one of the subjects that require a contextual learning approach. To contextualise the material of the course could be presented in real terms through on the textbook. This study aimed to explain the necessity of textbooks in the subject of Animal Physiology in the Lampung University. Samples were students of biology education at the University of Lampung which has overflow Animal Physiology course of the academic year 2014/2015. The qualitative data were survey of teaching materials for students obtained through observation of students during the learning with students questionnaires and feedback obtained through a questionnaire and analyzed by descriptive percentage. The results showed that lecture and 1072
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
students have been using textbooks in the Animal Physiology learning activities, yet 72% of the students revealed that the textbook is used for this is considered not attractive and the grain in the textbooks have not been able to contextualise of learning activities with real life. As many as 33% of students difficulty in finding learning resources, it has implications for the learning outcomes of students were low, 79% of the students revealed that a grain of evaluation in the textbook that was only theoretical. Thus, it was known that overall development is still required textbook for the course Animal Physiology at the environment of biology education, Lampung University to support learning activities. Key words: textbook, animal physiology, contextual learning PENDAHULUAN Upaya pengembangan berbagai pembelajaran guna memberikan perbaikan pembelajaran banyak dilakukan oleh para ahli. Bentuk pengembangan pembelajaran berupa pengembangan model, metode, hingga media pembelajaran. Seluruhnya dilakukan guna meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap materi pembelajaran. Tidak hanya kemamampuan pada ranah kemampuan saja namun pengembangan pembelajaran pada aspek psikomotor dan afektif juga harus muncul pada setiap kegiatan pembelajaran. Untuk mewujudkan hal tersebut di dalam pembelajaran diperlukan adanya inovasi dalam kegiatan pembelajaran. Tuntutan kurikulum Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang ada saat ini berada pada tahapan capaian pembelajaran yang menghasilkan manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan tingkatan pendidikannya. Dalam rangka menghasilkan output tersebut, proses menjadi sangat penting. Bukan hanya mahasiswa yang menjadi andil dalam mencapai tujuan terebut, namun dosen juga memegang peranan yang sangat penting. Dosen dituntut harus mampu menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan capaian kurikulum. Buku ajar merupakan salah satu media belajar yang berperan sebagai sumber belajar mahasiswa yang diperlukan untuk mengkontekstualisasikan materi dari matakuliah (Anonim, 2012 a)). Bahan ajar adalah salah satu media belajar yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan perkuliahan dan merupakan salah satu kebutuhan bagi dosen dan mahasiswa. Nasution (dalam Prastowo, 2012) menyebutkan, fungsi, dan tujuan buku teks pelajaran yaitu: sebagai bahan referensi atau bahan rujukan oleh mahasiswa, bahan evaluasi, alat bantu pendidik dalam melaksanakan kurikulum, salah satu penentu metode atau teknik pengajaran yang akan digunakan pendidik, sarana untuk peningkatan karier dan jabatan. Melalui buku ajar materi dapat disajikan secara riil, oleh sebab itu sajian buku ajar harus mampu menyajikan pada kebutuhan mahasaiswa yang disajikan sesuai dengan tuntutan ketercapaian kurikulum di universitas. Kewajiban dosen untuk menulis buku ajar tertuang di dalam UU No. 12 pasal 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi sebagai sumber belajar guna pengembangan budaya akademik. Situmorang (2013) menjelaskan bahwa hasil implementasi pengembangan buku ajar inovatif yang telah dilakukan mampu meingkatkan karakter dan hasil belajar siswa. Dengan demikian jelas bahwa kebutuhan buku ajar menjadi bagian yang penting dalam mencapai hasil belajar yang baik. Universitas Lampung sebagai salah satu penyelenggara program studi pendidikan biologi di Indonesia telah melaksanakan kurikulum KKNI. Ketercapaian hasil pembelajaran jenjang sarjana pada level 6 bukan hanya berimplikasi pada pemahaman 1073
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
materi saja namun, mahasiswa harus mampu mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas keputusan tersebut dengan mengintegrasikan seluruh kemampuan yang dimiliki (anonimb), 2012). Biologi merupakan cabang ilmu sains yang membutuhkan pemahaman secara menyeluruh. Membelajarkan biologi membutuhkan implikasi pada pembelajaran yang nyata dan dibutuhkan sebuah sarana dalam merealisasikan hal tersebut. Fisiologi hewan adalah cabang biologi yang mempelajari proses faali di dalam organisme. Proses faali adalah proses yang bertahap dan berkesinambungan sehingga untuk kontekstualisasi materi ini sangat diperlukan. Dengan berhasilnya mengkontekstualkan materi diharapkan materi dikuasai dengan baik, sehingga permasalahan pembelajaran fisiologi dapat dipecahkan. Media belajar merupakan salah satu alasan dalam merealisasikan penemuan sebuah konsep di dalam biologi. Oleh sebab itu, dirasa perlu mengetahui sejauh mana penggunaan media buku ajar sebagai salah satu penunjang kegiatan perkuliahan guna mencapai kebutuhan outcame tersebut. Secara spesifik yujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan kebutuhan buku ajar pada mata kuliah Fisiologi Hewan di Universitas Lampung. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian survey mengenai analisis kebutuhan bahan ajar pada mata kuliah fisiologi hewan. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan biologi di Universitas Lampung yang telah mengampuh mata kuliah Fisiologi Hewan tahun akademik 2014/2015. Data kualitatif yaitu survey kebutuhan bahan ajar bagi mahasiswa diperoleh melalui observasi selama pembelajaran dengan angket bagi dosen dan mahasiswa, data tanggapan siswa diperoleh melalui kuisioner lalu dianalisis secara persentase deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosen dan mahasiswa di pendidikan biologi Universitas Lampung telah menggunakan buku ajar dalam kegiatan pembelajaran Fisiologi Hewan. Buku ajar telah digunakan sebagai media dalam implementasi pembelajaran. Hasil observasi pebelajaran memperlihatkan bahwa 97% mahasiswa menganggap bahwa mata kuliah fisiologi hewan adalah mata kuliah yang dianggap menarik dan mahasiswa sangat antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran fisiologi hewan menyajikan bentuk pengalaman belajar yang nyata, termasuk pada implikasi materi yang berkaitan dengan kehidupan nyata. Hasil observasi teramati bahwa sajian perkuliahan belum melaksanakan kegiatan pembelajaran secara kontekstual. Dimana kajian materi masih bersifat sangat teoritis dan kurang representatif pada ilmu pengetahuan kekinian. Mahasiswa menggunakan buku ajar yang telah disusun oleh dosen sebagai referensi dalam mencari sumber dan materi. Terbukti pada hasil angket sebanyak 33% mahasiswa mengalami kesulitan dalam mencari sumber belajar fisiologi hewan. Hal ini berdampak pada pemahaman mahasiswa yang rendah, hanya 45% mahasiswa yang memahami materi fisiologi hewan secara menyeluruh dengan nilai pada standar ketuntasan > 66. Oleh sebab itu sebagai salah satu sarana belajar, keberadaan buku ajar menjadi bagian yang amat penting. Untuk mempermudah pemahaman mahasiswa hendaknya buku ajar memiliki karakteristik dengan ketepatan konten materi yang sesuai, sehingga mahasiwa dapat 1074
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
memahami makana dan keterkaitan materi fisiologi hewan dengan kehidupan nyata. Dijelaskan bahwa buku ajar sebagai media dapat menyajikan materi yang lebih aplikatif seperti yang dikatakan oleh Wibowo (2012) bahwa materi naskah buku ajar dewasa ini dapat berisikan hasil penelitian laboratorium, gagasan konseptual berkaitan dengan kritik atau perbaikan, serta kajian dan aplikasi suatu teori yang bertalian dengan ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh dosen. Sehingga, buku ajar sebagai salah satu sumber belajar memiliki peranan yang sangat signifikan. Buku ajar memiliki peranan penting bagi mahasiswa untuk dapat mengenali, mengingat dan menerapkan keilmuan yang diajarkan (Wibowo, 2012). Oleh sebab itu, buku ajar hendaknya memiliki standar dalam sajiannya sehingga pengguna dalam hal ini mahasiswa dapat memahami secara menyeluruh dan terintegrasi. Berdasarkan obesrvasi dan hasil angket mahasiswa mengenai buku ajar yang telah digunakan di program studi pendidikan biologi, Universitas Lampung tetuang pada Tabel.1 berikut : Tabel.1 Penilaian mahasiswa mengenai buku ajar yang digunakan No. Indikator penilaian buku ajar persentase 1. Sajian buku ajar tidak menarik 72% 2. Materi yang disajikan mudah untuk dipahami 66% 3. Menyajikan kaitan materi dengan kehidupan 45% sehari-hari 4. Bentuk evaluasi berisfat teoritis 79% Data di atas menunjukan bahwa 72% mahasiswa mengungkap bahwa buku ajar yang digunakan selama ini masih belum menarik. Alasan dianggap belum menarik oleh mahasiswa dimulai dari design buku yang tidak berwarna, tampilan materi sangat minimalis dengan gambar dimana idealnya materi fisiologi hewan sangat diperlukan visualisasi gambar guna mempermudah memahami konten. Bahasa yang digunakan di dalam buku ajarpun dianggap sulit untuk dipahami mahasiswa. Diterangkan oleh Nasution (dalam Prastowo, 2012) bahwa buku teks (buju ajar) memiliki tujuan, yaitu: memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran, memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran baru dan menyediakan materi pembelajaran yang menarik bagi peserta didik. Sehingga, jelas bahwa keberadaan buku ajar hendaknya memenuhi kriteria sebagai media pembelajaran guna mempermudah dan memfasilitasi mahasiswa dalam memahami materi pelajaran secara menyeluruh. Hasil survey selanjutnya menyatakan bahwa buku ajar yang dpergunakan belum mengkontekstualkan pembelajaran dengan kehidupan riil. Hanya 45% mahasiswa yang menyatakan bahwa buku ajar telah mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan seharihari, dan penyajian hanya terdapat pada sub-bab materi tertentu saja. Hal ini mempertegas bahwa buku ajar yang ada belum menampilkan karakteristik dari setiap materi dengan implikasi pada situasi ataupun studi kasus pada kehidupan nyata. Begitu pula dengan nentuk evaluasi yang disajikan buku masih bersifat teoritis, sebanyak 79% mahasiswa mengungkap hal tersebut. Evaluasi masih bersifat ingatan dan definisi, hal ini belum mengimplikasikan pada learning outcome yang merujuk pada capaian kurikulum KKNI. 1075
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
Buku ajar harus memiliki nilai atau karakteristik tertentu sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, dosen dan kurikulum. Beberapa penegembangan buku ajar dengan karakteristik telah dilakukan oleh para pakar dan peneliti, yang berdampak pada peningkatan kemampuan pemahaman materi siswa atau mahasiswa. Hasil analisis buku ajar berjendela pada materi sistem reproduksi untuk SMP RSBI yang dikembangkan mampu meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa sebanyak 90,6% indikator pembelajaran dinyatakan tuntas (Barroh, 2012). Buku ajar sebagai salah satu bahan ajar yang dikembangkan dengan karakteristik spesifik terhadap kebutuhan pembelajaran sangat dibutuhkan bagi kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, masih perlu pengembangan dan perbaikan dari buku ajar fisiologi hewan yang digunakan oleh dosen dan mahasiswa di pendidikan biologi Universitas Lampung baik segi tampilan dan konten materi. PENUTUP Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : 1. Buku ajar sebagai salah satu media dan sumber belajar memiliki peranan yang sangat penting pada mata kuliah fisiologi hewan di pendidikan biologi Universitas Lampung 2. Masih diperlukan perbaikan dan pengembangan terhadap buku ajar fisiolgi hewan yang telah digunakan dalam proses pembelajaran oleh dosen dan mahasiswa DAFTAR PUSTAKA Anonim a). 2012. Undang-Undang Republik Indonesia No.12 Tahun 2012 Tentang pendidikan Tinggi. Anonim b). 2012. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Barroh, H., E. Susantini & N. Ducha. 2012. Pengembangan Buku Ajar Berjendela pada Materi Sistem Reproduksi Manusia untuk SMP RSBI. Jurnal BioEdu, 1(2) : 1-9. (http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu) Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press. Situmorang, M. 2013. Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran Dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Makalah dipersentasikan pada Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, Lampung. Wibowo. 2012. Manjemen Kinerja (edisi ke 3). Jakarta : Rajawali pers
1076