dialife
Edisi Perdana - April 2009 buletin informasi kesehatan ginjal terbit dwi bulanan
Maman Suryaman
PATIENT OF THE YEAR 08 “Kuncinya Sabar dan Sadar Diri” Sabar dan sadar diri menjadi kunci keberhasilan Maman Suryaman menggapai kualitas hidup kendati gagal ginjal terminal dideritanya. selengkapnya baca halaman 3...
highlights
hemodialisis adalah proses katabolik
hemodialisis , uremia dan perubhaan hormonal adalah penyebab penurunan status gizi baca di halaman 6
Cuci Darah di Tanah Suci kisah pasien gagal ginjal yang menunaikan ibadah haji sambil tetap menjalani terapi cuci darah baca di halaman 7
[1]
SALAM REDAKSI
KIDNEYPEDIA
“Kualitas Hidup” - rangkaian kata yang mudah diucapkan namun bagi sebagian orang merupakan suatu kemewahan. Bagi sebagian penderita gagal ginjal terminal, kata kualitas hidup mungkin jauh panggang dari api - paling tidak, itu pendapat yang terungkap dari para pasien.
Tahukah Anda siapa penemu mesin cuci darah pertama yang mampu menyambung hidup banyak orang ini...?
“Jangankan ngurusin kualitas hidup, wong untuk bayar cuci darah saja sudah susah,” demikian yang ada di benak pasien ketika tim medis berusaha meyakinkan pasien untuk mencapai kualitas hidup yang baik. Apakah kualitas hidup bagi penderita gagal ginjal merupakan suatu angan belaka? Sesuatu yang tidak mungkin dicapai? Jawabnya adalah: sangat mungkin! Sangat mungkin terutama bila kita sendiri mau meyakininya.
Mesin cuci darah diciptakan oleh Willem Kolf asal Belanda, tepatnya pada tahun 1911. Hebatnya, mesin cuci darah yang diciptakan Willem Kolf tidak dipatenkan. Ia beralasan karena temuannya merupakan pengabdian kepada rasa kemanusiaan. Usaha Kolf tidak berhenti sampai di sini. Demi pengabdiannya ia juga melakukan penelitian untuk mesin jantung buatan di Cleveland Clinic Foundation. Sungguh, sebuah hal sangat mulia yang dicontohkan Willem. Alternatif lain selain cuci darah adalah dengan melakukan transplantasi ginjal bagi pasien yang menderita gagal ginjal. Pada tahun 1909, ginjal manusia yang rusak mulai ditransplantasi dengan ginjal hewan. Namun sayangnya, belum ada satu pun penerima transplantasi ginjal yang selamat dengan metode ini. Para peneliti pun terus mengembangkan metode transplantasi ginjal.
Hal itulah yang mendorong kami untuk membuat sebuah media informasi dan komunikasi yang dapat dibaca oleh penderita gagal ginjal dari berbagai kalangan. Media cetak konvensional lantas menjadi pilihan karena sifatnya yang praktis dan ekonomis. Namun, tak semudah yang dibayangkan, berbagai tantangan muncul hingga menyebabkan penerbitan buletin ini tertunda berkali-kali. Mulai dari minimnya sumber daya hingga kurangnya dana dan materi mewarnai lahirnya buletin ini. Tak urung, keinginan yang tinggi untuk secara total turut meningkatkan kualitas hidup penderita gagal ginjal malah semakin membulatkan tekad kami untuk mewujudkan edisi perdana buletin Dialife ini hingga dapat hadir di tangan Anda. Kami berharap buletin sederhana yang Insya Allah terbit dwi bulanan ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat sekaligus menjadi inspirasi bagi penderita gagal ginjal untuk tetap menjaga dan meningkatkan kualitas hidupnya. Bahkan, kami bercita-cita menjadikan media ini sebagait wadah komunikasi yang efektif antar sesama pasien maupun keluarga pasien. Mengawali perjalanan buletin ini, izinkan kami mengutip sedikit kalimat terkenal dari Abraham Lincoln yang kiranya dapat menggambarkan arti dari kualitas hidup:
(Dari Berbagai Sumber)
“And in the end, It’s not the years in your life that count. It’s the life in your years.” Selamat membaca!
TIM REDAKSI
Pemimpin Redaksi : M.F. Aguslemi Contributor : dr. Fransisca Tati Indriyono
Redaksi : Denny Mahardy Yanuarsyah Pratama Sigit Nugroho Syarif Darmawan
[2]
BULETIN DIALIFE
Yayasan GInjal Diatrans Indonesia Jl. Raya Jatiwaringin no H3 Jakarta Timur, 13620 Telp : 021 861 40 30 FAX : 021 866 155 07 EMAIL :
[email protected] Website : www.sayangginjal.org
jendela
PATIENT OF THE YEAR 08 Maman: “Kalau bukan kita siapa lagi?” Nama lengkapnya Maman Suryaman. Namun ia biasa disapa dengan panggilan akrab Maman. Dengan sifatnya yang humoris dan supel, banyak yang tak menyangka bahwa lelaki paruh baya ini adalah salah satu orang yang wajib menjalani terapi cuci darah karena gagal ginjal terminal yang dimilikinya. Ya, karena ia selalu ceria dan menyenangkan dalam berperilaku. Selalu berpikir positif dalam setiap kesempatan. Baru-baru ini ia mendapat penghargaan dari Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia (YGDI) sebagai Patient of the Year 2008. Penghargaan ini diberikan oleh YGDI kepada pasien yang dianggap paling konsisten dalam menjaga kesehatan serta kualitas hidupnya. Penderita gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisa memang diharapkan dapat terus meningkatkan kualitas hidup. Akan tetapi, kualitas hidup tidak dapat diraih dengan mengandalkan terapi hemodialisa rutin saja, melainkan juga menyangkut berbagai aspek lainnya dimana peran pasien sendiri sangatlah penting, antara lain seperti menjaga asupan makanan dan minuman, berpikiran positif serta tetap melakukan aktivitas yang berkualitas setiap harinya. Maman merupakan pasien hemodialysis (Hd) di Dialysis Center Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia (YGDI) yang berlokasi di Jatiwaringin semenjak Oktober 2006. Berawal dari penyakit kencing batu yang dideritanya akibat terlalu banyak mengkonsumsi minuman suplemen tubuh. ”Pada tahun 1996 sebenarnya sudah pernah keluar batu ginjalnya,” ungkapnya dengan logat Sunda yang kental. Vonis dokter sempat membuatnya pasrah pada takdir Tuhan. ”Waktu di bilang harus cuci darah saya sempat sudah pasrah saja. Tetapi juga sambil mencoba jamu dan obat-obatan yang berhubungan dengan sakit ginjal,” paparnya lagi. Ketabahannya membuahkan hasil. Salah seorang putri dari majikannya yang kebetulan seorang
Maman Suryaman, saat cuci darah dokter bersedia membantu proses pengobatan awal dengan mempertemukan Maman dengan dokter penyakit dalam dari RS Fatmawati. Keluarga majikannya juga membiayai biaya pengobatan hingga Maman mendapat subsidi pemerintah, mereka pula yang meyakinkannya bahwa ia bisa hidup normal layaknya orang sehat. Penghargaan dari YGDI merupakan prestasi yang membuatnya bangga. ”Saya terkejut sewaktu nama saya dipanggil untuk diberikan penghargaan. Tidak menyangka,” ujarnya mengenang. Ia menganggap penghargaan itu bukan hanya prestasinya sendiri, tapi juga keberhasilan perawat, dokter dan keluarganya dalam menghadapi penyakitnya. ”Alhamdulillah, pendekatan diri pada Tuhan juga memberi peningkatan pada kondisi saya. Belum lagi di klinik YGDI pelayanannya sangat kekeluargaan, saya rasa ini juga sangat mempengaruhi” paparnya lagi diikuti dengan tawa renyahnya. Perubahan sebenarnya juga dialami oleh pria yang sehari-hari bertugas sebagai pengurus rumah tangga keluarga salah seorang pengusaha tersebut. ”Bapak ada perubahan dari sebelum dengan sesudah sakit (GGK, red) tapi beliau masih tetap sabar dan masih senang bercanda,” tukas Indrajaya, anak sulung Maman. Lelaki yang menjadi pasien di YGDI sejak tahun 2006 tersebut mengaku tidak pernah terlalu pilihpilih terhadap menu makanannya. ”Saya tidak pantang kalau makan, tapi cukup tahu diri. Asal sudah terasa di lidah cukup, begitu saja” bebernya lagi. Akan tetapi, ia tetap menolak jika
[3]
ditawari minuman bersoda ataupun minuman suplemen kesehatan. Ayah dari Indrajaya, Andini dan Handayani ini memiliki tips sendiri untuk mendapatkan hasil optimal dari terapi hemodialisa. ”HD jangan selalu tergantung suster, kita juga harus paham dan yakin dengan apa yang kita rasakan. Berapa berat badan yang ditarik dan kecepatannya kalau bisa kita tahu,” papar pria kelahiran Tasikmalaya pada 12 Maret 1953 itu diselingi tawa renyahnya. Suami dari Ponijah ini hanya mengharapkan pembiayaan lab dan obat-obatan rutin oleh pemerintah. ”Sayangilah diri sendiri, kalau bukan kita siapa lagi,” pesannya untuk pasien lain tak lupa diiringi dengan gelak tawanya.
menerima penghargaan Patient of The Year 08
(Denny Mahardy)
KATA AHLI
APAKAH ITU KUALITAS HIDUP ? Menurut Ketua YGDI, Dr Mohamad Suhud, kualitas hidup adalah kondisi dimana pasien kendati penyakit yang dideritanya, dapat tetap merasa nyaman secara fisik, psikologis, sosial maupun spiritual serta secara optimal memanfaatkan hidupnya untuk kebahagian dirinya maupun orang lain. Kualitas hidup tidak terkait dengan lamanya seseorang akan hidup karena bukan domain manusia untuk menentukannya.
dan keikhlasan pasien GGT atas penyakit yang dideritanya sangat penting artinya bagi keberhasilan terapi.
Dr. Mohamad Suhud
Meningkatkan kualitas hidup pasien merupakan tujuan utama dari Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia dan semua bentuk program maupun kegiatan ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Beberapa faktor dijadikan pengukuran kualitas hidup bagi pasien GGT, antara lain sympton yang dialami selama terapi, kualitas interaksi sosial, fungsi kognitif pasien, kualitas tidur, dll. “Karena sangat kompleks, di YGDI selain tindakan medis kami juga melibatkan ahli gizi dan psikolog, bekerjasama dengan akademi gizi dan fakultas psikologi Universitas Indonesia dalam paket terapi kami, imbuh dokter yang juga salah satu pendiri Yayasan Ginjal Nasional ini.
Untuk dapat mencapai kualitas hidup perlu perubahan secara fundamental atas cara pandang pasien terhadap penyakit gagal ginjal terminal (GGT) itu sendiri. Banyak pasien menganggap hidupnya tinggal dihitung dengan jari dan melampiaskan keputusasaannya dengan tidak mengindahkan petunjuk tim medis serta makan dan minum sembarangan. “Biasanya pasien akan berkilah mumpung masih bisa nikmatin hidup. Padahal, kenikmatan mengkonsumsi makanan dan minuman tersebut sifatnya cuma sesaat namun sengsaranya berkali kali lipat”, tegas Dr. Suhud. Untuk itu penerimaan
[4]
www.sayangginjal.org
Berolahraga Bagi Pasien Gagal Ginjal, Bolehkah ??
artikel dibawah ini diambil dari website www.sayangginjal.org yang dibuat sebagai sarana alternatif informasi masyarakat mengenai ginjal.
Banyak pasien yang percaya bahwa akibat penyakit yang dideritanya mereka tak mungkin lagi dapat berolahraga. Namun kenyataannya adalah, sebagian besar penderita GGT masih dapat berolahraga. Kalangan profesional dibidang rehabilitasi ginjal mengungkapkan bahwa aktivitas olahraga yang dilakukan secara teratur namun terbatas tidak hanya dapat meningkatkan aktivitas fisik dari penderita namun juga dapat meningkatkan kualitas hidup penderita secara keseluruhan.
Bobot aktivitas olahraga. Membicarakan bobot aktivitas olahraga yang bisa dilakukan oleh pasien agak sulit karena tiap pasien mempunyai kapasitas yang berbeda. Tips berikut akan membantu pasien untuk menentukan bobot yang tepat bagi dirinya:
Aktivitas olahraga juga dapat membantu pasien untuk mengembalikan kembali setidaknya sebagian dari kemampuan untuk melakukan aktivitas yang mereka nikmati sebelum di diagnosa penyakti GGT. Hal ini tidak hanya menguntungkan secara fisik namun juga secara emosional. Apakah untuk kembali bekerja, melanjutkan kehidupan rumah tangga yang normal, melakukan aktivitas seks yang sehat, bagi pasien yang telah melakukan aktivitas olahraga secara teratur merasakan hidup jauh lebih normal.
sejam setelah aktivitas olahraga dilakukan (apabila tidak maka bobot harus diturunkan pada aktivitas berikutnya). ➡ Pasien hendaknya tidak merasakan sakit pada sebagian besar ototnya yang dapat menyebabkan pasien tidak dapat melakukan aktivitas olahraga pada sesi berikutnya.
➡ Pasien tetap dapat bernafas dengan baik serta berbicara secara normal.
➡ Pasien merasa dalam kondisi benar-benar normal
Kapan waktu yang tepat untuk melakukan aktvitas olahraga?
➡ Tunggu satu jam setelah makan besar. ➡ Hindari berolahraga pada saat hari sangat panas. ➡ Pagi atau malam hari merupakan waktu yang
Jenis olahraga. Beberapa aktivitas seperti jalan kaki, bersepeda, berenang atau aerobik dapat menjadi pilihan.
paling tepat untuk melakukan aktivitas olahraga.
➡ Jangan melakukan aktivitas olahraga kurang dari sejam dari waktu tidur.
Pastikan bahwa apapun pilihannya merupakan aktivitas yang benar-benar nyaman dan disenangi oleh pasien dialisis. Apabila pasien dialisis mempunyai sakit di persendian maka berenang dapat dijadikan pilihan karena aktivitas berenang tidak terlalu membutuhkan penekanan pada persendian.
Dapatkah berolahraga pada saat dialysis ? Berolahraga pada saat dialysis telah banyak diimplementasikan di fasilitas-fasilitas penyedia hemodialisa di luar negeri. Banyak penelitian menunjukkan bahwa berolahraga saat dialysis memberikan manfaat yang sangat positif bagi pasien dialysis. Dampak positif dari aktivitas olahraga antara lain :
Durasi dan frekuensi. 30 menit adalah durasi yang ideal untuk melakukan aktivitas olahraga dan dilakukan 3 kali seminggu. Namun pasien hendaknya tidak memaksakan untuk langsung melakukannya dengan durasi tersebut. Hal penting yang harus diingat oleh pasien adalah tahu kapan harus berhenti. Beberapa indikasi seperti berikut ini merupakan tanda pasien harus berhenti berolahraga apabila pasien merasa lelah, sesak nafas, dada terasa sakit, detak jantung cepat, perut sakit, kram dan terasa pusing.
➡Kt/V bertambah baik ➡Level Fosfat bertambah baik ➡Tekanan darah lebih stabil dan menurunnya kejadian tekanan darah rendah ➡Meningkatnya energi tubuh, kekuatan dan daya tahan Sumber : Davita, NKF, UVA Renal Services
[5]
nutrisi
Hemodialisa Adalah Proses Katabolik b. 1 – 4 + penyesuaian
Penyebab penurunan status gizi pada pasien gagal ginjal terminal adalah :
1.Proses Hemodialisis. Hemodialisis merupakan proses katabolik (pemecahan senyawa komplek menjadi senyawa yang lebih sederhana), di dalam proses hemodialisis terjadi pengeluaran asam amino melalui dialisat dan penurunan sintesis (pembentukan) protein. Selama proses HD otot akan melepaskan asam-asam amino.
2.Uremia (terdapatnya ureum dalam darah/tingginya kadar ureum dalam darah), menyebabkan pasien menjadi mual dan menurunkan nafsu makan.
3.Adanya perubahan hormonal dan penyakit penyerta. Selain proses dialisis dan pemberian obat yang sesuai, pemberian diet yang tepat di antara waktu dialisis dapat membantu memperbaiki masalah gizi.pasien.
Syarif Darmawan, Konsultan Gizi YGDI
menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 gr untuk tiap ½ liter urin (CAPD). 6. Kalium sesuai dengan urin yang keluar/24 jam, yaitu : a. 2 gr + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 gr untuk tiap 1 liter urin (HD). b. 3 gr + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 gr untuk tiap 1 liter urin (CAPD). 7. Kalsium tinggi, yaitu 1000 mg/hari. Bila perlu, diberikan suplemen kalsium. 8. Fosfor dibatasi, yaitu < 17 mg/kg BB ideal/hari. 9. Cairan dibatasi, yaitu jumlah urin/24 jam ditambah 500 – 750 ml. 10.Suplemen vitamin bila diperlukan, terutama vitamin larut air seperti B6, asam folat, dan vitamin C. 11.Bila nafsu makan kurang, berikan suplemen enteral yang mengandung energi dan protein tinggi.
Tujuan Diet : Waktu dan Bahan Makanan Pagi Beras Telur ayam Sayuran Gula pasir Minyak
1.Mencegah defisiensi gizi serta mempertahankan dan memperbaiki status gizi, agar klien dapat melakukan aktivitas normal. 2.Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit. 3.Menjaga agar akumulasi/penumpukan produk sisa metabolisme tidak berlebihan. Anjuran Diet :
1. Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB ideal/hari pada
2.
3. 4. 5.
klien Hemodialisis (HD) maupun Continuous Ambulatory Peritoneal (CAPD). Pada CAPD diperhitungkan jumlah energi yang berasal dari cairan dialisis. Bila diperlukan penurunan berat badan, harus dilakukan secara berangsur (250 – 500 gr/minggu) untuk mengurangi risiko katabolisme massa tubuh tanpa lemak (lean Body Mass). Protein tinggi, untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen dan mengganti asam amino yang hilang selama dialisis, yaitu 1 – 1,2 gr/kg BB ideal/hari pada HD dan 1,3 gr/kg BB ideal/hari pada CAPD. 50 % protein hendaknya bernilai biologi tinggi. Karbohidrat cukup, yaitu 55 – 75 % dari kebutuhan energi total. Lemak normal, yaitu 15 – 30 % dari kebutuhan energi total. Natrium diberikan sesuai dgn jumlah urin yang keluar/ 24 jam, yaitu : a. 1 gr + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 gr untuk tiap ½ liter urin (HD).
[6]
Keterangan
Berat urt ¾ gls nasi 1 butir ½ gls 1 sdm 1 sdm
Goreng/tumis
gr 50 50 50 10 10
10.00 Susu bubuk Gula pasir Papaya
Atau pengganti
10 2 sdm 10 1 sdm 100 1 ptg sdg
Siang Beras
Atau penganti
75 1 gls nasi
Atau pengganti Atau pengganti
50 25 75 100 10
Daging Tempe Sayuran Pepaya Minyak
Atau pengganti Atau pengganti
Atau pengganti Goreng/tumis
16.00 Maizena Susu bubuk Gula pasir Malam Beras Ayam Tempe Sayuran Papaya Minyak
1 ptg sdg 1 ptg sdg ¾ gls 1 ptg sdg 1 sdm
15 3 sdm 100 ½ gls 30 3 sdm Atau pengganti Atau pengganti Atau pengganti Atau pengganti Goreng/tumis
75 50 50 75 100 10
1 gls nasi 1 ptg sdg 2 ptg sdg ¾ gls 1 ptg sdg 1 sdm
KUIS sayangginjal
hadiah menarik menanti anda !! ✓ Jawaban dikirim melalui SMS ke
Berapa liter darah penderita yang berada nomor: 0856 8300 645 selambatlambatnya 31 Mei 2009. di luar tubuh selama proses terapi ✓ Untuk menjawab ketik: NAMA (spasi) JAWABAN (spasi) ALAMAT Hemodialisa? LENGKAP a. 2 liter b. 0.5 liter c. 5 liter ✓ Jawaban yang benar akan diundi dan 3 pemenang akan mendapatkan hadiah menarik.
(Informasi dapat dicari di www.sayangginjal.org)
kabar dari seberang
Ibadah Haji, Cuci Darah Tetap Jalan Menggenapi rukun islam dengan ibadah haji menjadi kewajiban bagi umat beragam Islam yang mampu. Tapi ketika orang yang menderita gagal ginjal terminal ingin melaksankan ibadah haji tak sedikit kekhawatiran yang muncul. Pengalaman penulis yang disajikan dibawah ini kiranya dapat memberikan memotivasi penderita GGT yang ingin menunaikan ibadah Haji.
Bulan Desember tahun 2007 saya dan suami diberi kesempatan untuk menunaikan ibadah Haji, Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT. Suatu karunia-Nya suami pun selama di Tanah Suci selain dapat beribadah juga dimudahkan dalam menjalani HD (Hemodialysis) baik pada waktu di Madinah maupun di Mekkah sesuai jadwal di Tanah Air.
selama 1,5 tahun barulah kami sesuai jadwal yang telah mendapatkan kepastian pergi ditentukan. Setelah suami saya ke Tanah Suci tanggal 28 menjalani HD di YGDI dokter Nopember 2007. kloter memeriksa tensi suami Kebimbangan sempat dialami saya di pesawat. oleh suami saya pada saat itu. Untungnya, Setelah satu hari di “Jemaah Haji yang Madinah kami ada dr. Azwan (dokter YGDI, sakit dibebaskan dari langsung red) yang melakukan kontak segala bentuk biaya dengan dokter mensupport. Berhubung untuk semua jenis kloter untuk beliau sering mencari rumah sakit penyakit begitu juga terdekat. Di rumah ditugaskan Ketika mendaftar Haji pada untuk menjadi sakit khusus HD dengan HD” pertengahan tahun 2006 suami team kami mendaftar, saya belum menjalani HD, jadwalnya tetap dua kesehatan Jemaah tetapi setelah menjalani HD kali seminggu dengan durasi 3 Haji Indonesia di jam tiap kali cuci darah. Disana Tanah Suci maka Penulis dan pasien bisa lebih santai ketika beliau cukup menjalani HD, karena sandaran paham akan suami di padang kursinya dapat ditegakkan atau situasi jemaah arafah direbahkan. Haji untuk HD selama Banyaknya jemaah haji yang melaksanakan melakukan hemodialysis Ibadah Haji. membuat jadwalnya sangat Setelah mendapat padat. Hingga bisa baru dimulai rekomendasi dari pukul 11 malam bahkan lepas dokter tim kesehatan tengah malam. Ini membuat untuk jemaah Haji ketika suami saya akan pulang Indonesia di RS. ke Hotel selalu berpapasan Pondok Gede lantas dengan jemaah yang akan kami pun mendaftar menunaikan sholat tahajjud dan ke KBIH (Kelompok sholat subuh di mesjid. Mereka Bimbingan Ibadah sampai hafal dengan jadwal HD Haji). Ketika manasik, suami saya. kami dikenalkan Sungguh luar biasa HD di Tanah dengan dokter kloter. Suci, kalau ketemu dengan Kami pun berangkat
[7]
perawat asal Indonesia yang bertugas di sana senangnya bukan main serasa bertemu dengan saudara sendiri. Disana bagi semua jemaah haji yang sakit dibebaskan dari segala biaya untuk semua jenis penyakit, begitu juga dengan HD. Jemaah hanya harus menunjukkan kartu identitasnya kalaupun tidak membawa kartu identitasnya tenaga medis tetap melayaninya dengan rasa kemanusiaan yang tinggi. Perawatan pasien di tanah suci antara pria dan wanita selalu dipisah ruangannya. Ada hal menarik dan lucu yang mungkin sangat sering terjadi. Jadi, setiap musim haji di tanah suci banyak tenaga medis yang datang dari luar Arab, bahasa yang digunakan pun macam-macam. Seringkali mereka bertanya dengan bahasa negaranya dan yang ditanya menjawab dengan bahasa lainnya tapi bisa nyambung. Mungkin karena bahasa isyarat dan bahasa tarzan ( bahasa tubuh,red ) turut serta untuk membantu berkomunikasi.
Sewaktu melaksanakan tawaf suami saya selalu menyewa kursi roda beserta pengiringnya, yakni WNI yang sedang sekolah di sana. Jadi suami saya dibantu oleh pengiring yang juga memandu do’a-do’a yang harus dibaca selain mendorong kursi roda. Kendala muncul ketika akan melaksanakan wukuf dan melempar jumrah di Arafah. Situasi yang tidak memungkinkan membuat suami saya harus tinggal di tenda sedangkan melempar jumrah dibadalkan (diwakilkan, red) oleh saya. Namun, lain halnya dengan wukuf, separah apapun penyakit jemaah tetap harus tetap datang yang biasa disebut Safari Wukuf (dihadirkan, red). Karena wukuf di Arafah merupakan syarat sahnya ibadah haji.
Bersama tim medis sebelum terapi dimulai
Setelah selesai melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji kami berinisiatif untuk mengajukan kepulangan ke Indonesia lebih awal. Permintaan itu dikabulkan dengan rekomendasi dari tim kesehatan haji di tanah suci. Ternyata, tidak mudah untuk mengajukan pulang lebih awal karena banyak juga jemaah haji lainnya yang ingin pulang ke Indonesia lebih awal dengan berbagai alasan.
Sampai sekarang suami saya terkadang merasa tidak percaya bisa melakukan ibadah haji dan melihat Ka’bah di Tanah Suci dengan kondisi harus HD. Semua terasa mudah atas izin Allah.
Suami saya ketika akan HD biasa dijemput dengan ambulance khusus haji Indonesia. Dalam 1 ambulance bisa mengangkut 5 sampai enam orang dengan berbagai keluhan, ada juga yang disertai perawat dan yang mengantar bisa, dibayangkan dalam ambulance bertumpuk seperti sarden dengan berbagai posisi yang tidak karuan. Namun, jika mujur seringkali dapat naik mobil ambulance yang kosong ataupun tidak terlalu penuh. Hal yang sama dijalani di Mekkah maupun Madinah, Alhamdulillah lancar.
Semoga pengalaman ini bisa menginspirasi dan memotivasi bagi sesama penderita gagal ginjal yang menjalani HD dan berkeinginan menunaikan ibadah Haji agar tetap dapat melaksanakannya. Ditulis oleh : Tati Indriyono
DO YOU KNOW Berat : 150 gr Ukuran : 11 x 6 x3 Kemampuan : Membersihkan darah Mengatur tekanan darah Menjaga produksi sel darah merah Menjaga kesehatan tulang Mengatur keseimbangan asam basa, ellektrolit, cairan tubuh
VS
[8]
Berat : 75 kg (75.000 gr) Ukuran : 70 x 45 x 145 Konsumsi Listrik : 2200 W Konsumsi Air : 200 l/jam Kemampuan : Hanya membuang bahan racun dan air (mengendalikan tekanan darah secara terbatas)