Umrah journal of accounting http://jurnal.umrah.ac.id
Tanjungpinang, kepri diakses : 13 agustus 2016
PENGARUH UMUR LISTING PERUSAHAAN, UKURAN DEWAN KOMISARIS, TINGKAT LEVERAGE DAN KEPEMILIKAN PUBLIK TERHADAP LUAS PENGUNGKAPAN SUKARELA DALAM LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR ANEKA INDUSTRI TAHUN PERIODE 2012 – 2014
ridwan Jurusan Akuntasi, Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Ali Haji (UMRAH) 2016
[email protected] ABSTRAK Secara garis besar tujuan penelitian ini adalah menguji dan menganalisis umur listing perusahaan, ukuran dewan komisaris, tingkat leverage dan kepemilikan saham publik terhadap terhadap luas pengungkapan sukarela. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu berupa laporan tahunan perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di BEI tahun 20122014. Sampel yang digunakan sebanyak 21 perusahaan yang didapat melalui purposive sampling, metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan nilai sig=5% (0,05). Hasil yang diperoleh adalah variable umur listing perusahaan dan tingkat leverage berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela hal ini terlihat pada nilai t-hitung kedua variable lebih besar dari t-tabel dan nilai signifikansi kurang dari 5% (0,05), sedangkan variabel lain yakni ukuran dewan komisaris dan kepemilikan publik tidak mempengaruhi luas pengungkapan sukarela laporan tahunan.
Kata kunci : Umur Listing Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris, Tingkat Leverage, Kepemilikan Saham Publik Dan Luas Pengungkapan Sukarela.
1.
PENDAHULUAN Informasi merupakan hal penting dalam persaingan didunia bisnis pada
Umrah journal of accounting http://jurnal.umrah.ac.id
Tanjungpinang, kepri diakses : 13 agustus 2016
masa perkembangan teknologi seperti sekarang ini, untuk itu para pengambil keputusan memerlukan informasi-informasi penting dengan cepat dan lengkap untuk dapat menunjang keputusan bisnis yang akan diambil. Untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi para stakeholder dan para calon investor, maka perusahaan harus melakukan pengungkapan laporan keuangan yang lebih transparan dan lengkap guna mendukung pengambilan kebutuhan bisnis yang optimal (adhi, 2012). pentingnya informasi bagi para penggunanya maka badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan melalui keputusan ketua BAPEPAM & LK nomor KEP-431/BL/2012 mewajibkan semua perusahaan manufaktur yang tercatat dibursa efek Indonesia untuk menerbitkan sebuah laporan yaitu laporan tahunan di Bursa Efek Indonesia. Laporan tahunan merupakan sumber informasi penting bagi pemegang saham, investor dan para stakeholder yang lainnya dalam membuat suatu keputusan investasi. Laporan tahunan sebagai salah satu sarana pengungkapan informasi yang dilakukan oleh perusahaan, memiliki fungsi sebagai alat pengawasan untuk kinerja perusahaan. Informasi yang diberikan oleh suatu perusahaan dapat berupa informasi wajib yang harus dipenuhi karena suatu peraturan atau yang disebut sebagai pengungkapan wajib (mandatory disclosure) serta informasi sukarela di luar informasi wajib yang harus dipenuhi oleh perusahaan atau disebut sebagai pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Motif dari pengungkapan sukarela ini adalah manajemen perusahaan ingin mempengaruhi presepsi pasar terhadap nilai perusahaan. Pengungkapan informasi
secara
sukarela
kemungkinan
dipengaruhi
oleh
karakteristik-
karakteristik tertentu perusahaan sehingga akan mengakibatkan perbedaan luas pengungkapan dalam laporan tahunan antara perusahaan yang satu dengan yang lain. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian aniroh (2013). Perbedaaan dengan penelitian tersebut adalah pada tahun penelitian, dimana aniroh menggunakan periode dua tahun yaitu tahun 2010 dan 2011. Sedangkan penelitian ini menggunakan periode beberapa tahun yaitu tahun 2012, 2013 dan
Umrah journal of accounting http://jurnal.umrah.ac.id
Tanjungpinang, kepri diakses : 13 agustus 2016
2014. Hasil dari penelitian aniroh (2013) antara lain ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela, tingkat leverage juga berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela, dan selanjutnya kepemilikan publik berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela. Penelitian ini memilih variabel ukuran dewan komisaris, leverage, kepemilikan publik dan umur listing perusahaan sebagai variabel independen karena masih terdapat ketidakkonsistenan hasil-hasil penelitian terdahulu seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan latar belakang masalah dan hasil penelitian terdahulu yang telah diuraikan diatas, penelitian ini bermaksud ingin menguji kembali dari hasil penelitian terdahulu mengenai variabel penelitian tersebut di atas. Dengan tujuan untuk mengetahui apakah memiliki hasil yang sama atau berbeda dengan penelitian terdahulu, Sehingga judul dalam penelitian ini adalah : pengaruh umur listing perusahaan, ukuran dewan komisaris, tingkat Leverage dan kepemilikan publik terhadap luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014. Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah : 1.
Apakah umur listing perusahaan berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur ?
2.
Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur ?
3.
Apakah tingkat leverage berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur ?
4.
Apakah
kepemilikan
saham
publik
berpengaruh
terhadap
luas
pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur ? 5.
Apakah umur listing perusahaan, ukuran dewan komisaris, tingkat leverage dan kepemilikan saham publik berpengaruh secara simultan terhadap luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur ?
Umrah journal of accounting http://jurnal.umrah.ac.id
2.
Tanjungpinang, kepri diakses : 13 agustus 2016
TINJAUAN PUSTAKA
Pengungkapan Pengertian pengungkapan Pengungkapan atau didalam bahasa inggris disebut disclosure yang memiliki arti tidak menutupi atau tidak menyembunyikan (Ghozali dan Anis, 2007 dalam Fitriana,2014). Jadi jika dihubungkan dengan laporan keuangan, disclosure itu berarti memberikan data laporan keuangan yang bermanfaat kepada pihak yang memerlukan secara terbuka atau transparan, agar informasi tersebut benar-benar bermanfaat, maka informasi tersebut harus lengkap, jelas dan menggambarkan secara tepat mengenai kejadian ekonomi yang berpengaruh terhadap hasil operasi unit usaha tersebut sehingga tidak membingungkan pemakai informasi laporan keuangan dalam membantu pengambilan keputusan investasi. Luas Pengungkapan pada Laporan Tahunan Menurut Ghozali dan Chariri (2007) dalam Nurseto dan Mutmainah (2012) mengatakan bahwa terdapat tiga tingkatan pengungkapan yang sering digunakan, yaitu : 1.
Pengungkapan cukup (adequate disclosure) adalah pengungkapan minimal yang harus
dilakukan agar laporan keuangan tidak
menyesatkan pengguna laporan keuangan. 2.
Pengungkapan wajar (fair disclosure ) adalah pengungkapan yang lebih pada faktor etis dengan menyediakan informasi dan memberikan perlakuan yang layak dan adil terhadap pemakai laporan keuangan.
3.
Pengungkapan lengkap (full disclosure) adalah pengungkapan semua informasi yang dimiliki perusahaan, atau sering disebut pengungkapan yang berlebihan. Naim dan Rakhman dalam Indrayani (2014) mengemukakan ada dua
jenis pengungkapan dalam hubungannya dengan persyaratan yang ditetapkan standar akuntansi, yaitu: a.
Pengungkapan Wajib (Mandatory Disclosure)
Umrah journal of accounting http://jurnal.umrah.ac.id
Tanjungpinang, kepri diakses : 13 agustus 2016
Pengungkapan yang wajib dilakukan oleh perusahaan sesuai dengan peraturan pasar modal yang berlaku. Di Indonesia pengungkapan wajib telah diatur oleh pemerintah atau badan pembuat standar
yaitu Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) dan Badan Pengawas Pasar Modal/BAPEPAM dalam Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-431/BL/2012 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan bagi emiten atau bagi perusahaan publik. Adapun komponen dalam pengungkapan wajib Menurut Soewardjono dalam Daniel (2013) terdiri dari statemen keuangan (financial statement), catatan atas statemen keuangan (notes to financial statement) dan informasi pelengkap (supplementory information). b.
Pengungkapan Sukarela ( Voluntary Disclosure) Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan informasi yang tidak
diwajibkan oleh badan regulator pasar modal (BAPEPAM) dan bersifat bebas yang dilakukan manajemen perusahaan untuk memberikan tambahan informasi akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang relevan diluar apa yang diwajibkan oleh standar akuntansi. Pengungkapan Sukarela pada Laporan Tahunan Menurut Meek et al dalam Adhika (2012) menyatakan bahwa Pengungkapan sukarela adalah pilihan bebas manajemen perusahaan untuk memberikan informasi akuntansi dan informasi lainnya, diluar dari yang diwajibkan yang dipandang relevan untuk pengambilan keputusan oleh pemakai laporan tahunan. Pengungkapan sukarela bisa mengungkapkan butir-butir informasi selain yang berkaitan tentang perusahaan yang dilakukan secara leluasa dimana tidak mengahalangi manajemen untuk memberikan tambahan pengungkapan secara
sukarela
dan
standar-standar
akuntansi
juga
tidak
mewajibkan
pengungkapan yang maksimal, tetapi tidak menghalangi manajemen untuk untuk memberikan tambahan pengungkapan informasi secara sukarela (Indriani,2014). adanya
Pengungkapan
sukarela
dapat
menambah
kelengkapan
informasi dalam memahami kegiatan operasional perusahaan publik dan
Umrah journal of accounting http://jurnal.umrah.ac.id
Tanjungpinang, kepri diakses : 13 agustus 2016
menunjukkan adanya transparansi keadaan perusahaan yang sebenarnya terhadap pengguna laporan keuangan, oleh karena itu menurut Prayogi (2003) mengatakan bahwa perusahaan dituntut oleh para pemakai laporan informasi keuangan untuk membuat laporan tentang kinerja perusahaan lebih dari sekedar menyajikan informasi kinerja keuangan. Pertimbangan manajemen dalam kebijakannya untuk mengungkapkan informasi secara sukarela umumnya dipengaruhi oleh faktor biaya dan manfaat. Manajemen akan mengungkapkan informasi secara sukarela bila manfaat yang diperoleh pengungkapan informasi tersebut lebih besar dari biayanya, manfaat tersebut akan diperoleh karena pengungkapan informasi sukarela perusahaan akan membantu investor dan kreditur memahami resiko investasi (Sutomo dalam Indriani,2014). Umur Listing Perusahaan Umur listing perusahaan merupakan lamanya perusahaan berdiri, berkembang dan bertahan dalam persaingan bisnis dengan perusahaan lain yang terdaftar Bursa Efek Indonesia (Indriani,2013). Prayogi (2003) mengatakan bahwa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia akan cenderung memberikan informasi laporan tahunan lebih lengkap dan jelas dibanding dengan perusahaan-perusahaan yang diluar bursa, hal tersebut dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut mempunyai pengalaman yang lebih banyak dalam masalah pelaporan keuangan tahunan. Artinya semakin lama umur perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan telah berpengalaman dalam melakukan pengungkapan dari tahun ke tahun serta lebih memahami kebutuhan pengguna informasi yang berkepentingan terhadap perusahaannya. Ukuran Dewan Komisaris Dewan komisaris merupakan organ perusahaan yang bertugas dan bertanggungjawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasehat kepada direksi serta memastikan perusahaan melaksankan Good
Umrah journal of accounting http://jurnal.umrah.ac.id
Tanjungpinang, kepri diakses : 13 agustus 2016
Corporate Governance (GCG), namun demikian dewan komisaris tidak boleh turut serta dalam mengambil keputusan operasional (KNKG,2006). Ukuran dewan komisaris merupakan jumlah dewan komisaris yang dimiliki oleh perusahaan, diamana dewan komisaris itu terdiri dari komisaris utama serta anggota komisaris dan minimal satu orang harus berasal dari luar perusahaan sebagai komisaris independen. Kedudukan masing-masing anggota dewan komisaris termasuk komisaris utama adalah setara. dewan komisaris dibutuhkan untuk memonitor dan mengendalikan tindakan manajer karena prilaku oportunisnya (Jensen dan Macking dalam Alfaiz,2013). Dewan komisaris independen yang berasal dari luar perusahaan berfungsi untuk menilai kinerja perusahaan secara luas dan keseluruhan (Ismoyowati,2011). Menurut Ismoyowati (2011) secara teori dan praktek fungsi organ perseroan, fungsi dewan komisaris adalah melakukan fungsi pengawasan dengan segala kemampuan terbaiknya hanya untuk kepentingan perseroan. Tujuan adanya komisaris independen adalah sebagai penyeimbang pengambilan keputusan dewan komisaris. Aniroh (2013) mengatakan bahwa kompetensi dewan komisaris memiliki hubungan positif terhadap pengungkapan sukarela dimana kehadiran anggota dewan komisaris yang memiliki keahlian dibidang akuntansi dan keuangan dapat meningkatkan pengawasan dewan kepada manajemen dalam praktik transparansi dan pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan. Tingkat Leverage Leverage merupakan perbandingan antara utang dengan aktiva yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan dengan proporsi utang yang tinggi dalam struktur modalnya rentan terhadap biaya agensi, yaitu biaya pengawasan yang semakin tinggi (Suta & Laksito, 2012). Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai dengan hutang. Hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva berasal dari kreditor,
Umrah journal of accounting http://jurnal.umrah.ac.id
Tanjungpinang, kepri diakses : 13 agustus 2016
bukan dari pemegang saham ataupun investor (Sudarmadji & Sularto, 2007). Leverage keuangan adalah penggunaan sumber dana yang menimbulkan beban tetap keuangan. Luas pengungkapan juga dapat dipengaruhi oleh tingkat leverage dari sebuah perusahaan. Tingkat leverage sendiri menggambarkan tingkat kemampuan bertahan hidup perusahaan yang dilihat dari sisi jangka panjang (Daniel, 2013). Kepemilikan Saham publik Kepemilikan saham publik adalah jumlah saham yang dimiliki oleh publik, adapun pengertian dari publik disini adalah pihak individu yang berada diluar manajemen dan tidak memiliki hubungan istimewa dengan perusahaan (Rahmi 2011). Menurut Jensen dan Meckling dalam Anita dan Laksito (2012), biaya keagenan akan meningkat seiring dengan besarnya nilai saham yang beredar yang sangat erat kaitannya dengan porsi kepemilikan terhadap perusahaan, Namun untuk mengurangi biaya keagenan tersebut, dibutuhkan informasi yang lebih luas oleh manajemen perusahaan. Makanya perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh publik akan memberikan pengungkapan yang lebih luas dibanding dengan perusahaan yang saham nya tidak dimiliki oleh publik. Kerangka Pemikiran
Umur listing perusahaan
H1
Ukuran dewan komisaris
H2
Tingkat leverage
Kepemilikan saham publik
H3
H4 H5
Luas pengungkapan sukarela
Umrah journal of accounting http://jurnal.umrah.ac.id
Tanjungpinang, kepri diakses : 13 agustus 2016
Pengembangan Hipotesis dan Hipotesis Penelitian Pengaruh umur listing perusahaan terhadap luas pengungkapan sukarela Umur listing merupakan seberapa lama perusahaan tersebut terdaftar di bursa efek indonesia sebagai perusahaan go public, menurut Indriyani et al (2014) menyatakan bahwa semakin panjang umur listing perusahaan maka akan memberikan pengungkapan yang lebih luas dibanding perusahaan yang umurnya lebih pendek dengan alasan perusahaan yang sudah lama listing dibursa memiliki pengalaman yang lebih dalam tentang pengungkapan laporan tahunan dan juga akan mengerti informasi apa saja yang harus disampaikan dalam laporan tahunan agar menarik para investor. Beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai variabel tersebut seperti penelitian oleh Adhi dan Mutmainnah (2012), dan penelitian oleh Wardani (2012), mereka sama menyatakan bahwa umur listing perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela, namun menurut wardani umur listing memiliki pengaruh negatif terhadap pengungkapan sukarela. Oleh karena itu hipotesis untuk variabel yang pertama ini adalah sebagai berikut : H1 :
Diduga umur listing perusahaan memiliki pengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela laporan tahunan.
Pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap luas pengungkapan sukarela Sesuai
komitmen
dewan
komisaris
dan
direksi
untuk
terus
meningkatkan penerapan tata kelola perusahaan dengan standar tinggi, maka dewan komisaris bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasehat kepada direksi serta memastikan bahwa
perusahaan
melaksankan
tata
kelola
perusahaan
dengan
baik
(KNKG,2006). Menurut Hikmah dalam Norvera (2015) mengatakan bahwa Sebagai pengawas dalam suatu perusahaan oleh karena itu semakin besar ukuran dewan komisaris yang terdapat dalam perusahaan, maka akan lebih mempermudah dalam melakukan pengawasan. Penelitian ini juga didukung oleh Aniroh (2013),
Umrah journal of accounting http://jurnal.umrah.ac.id
Tanjungpinang, kepri diakses : 13 agustus 2016
menurutnya Semakin banyak jumlah dewan komisaris maka akan memberikan pengawasan semakin luas juga dalam perusahaan sehingga akan semakin transparan dalam pengungkapan informasi. Oleh karena itu, ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela. Maka berdasarkan uraian diatas hipotesis dari variabel yang kedua ini adalah sebagai berikut : H2 :
Diduga ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela.
Pengaruh tingkat leverage Terhadap Luas Pengungkapan Sukarela Tingkat leverage sendiri menggambarkan tingkat kemampuan bertahan hidup perusahaan dilihat dari sisi jangka panjang. Didalam penelitian yang dilakukan oleh Daniel (2013), luas pengungkapan juga dapat dipengaruhi oleh tingkat leverage dari sebuah perusahaan. Semakin besar tingkat leverage maka perusahaan akan semakin komprehensif dalam mengungkapkan laporan keuangannya, itu dikarenakan timbul biaya pengawasan yang lebih tinggi pula. Hal ini konsisten dengan penelitian Suta & Laksito (2012), Fitriana & Prastiwi (2014) dan Ratri & Mariani (2015), yang membuktikan ada pengaruh antara tingkat leverage dengan luas pengungkapan. H3 :
Diduga tingkat leverage berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela.
Pengaruh kepemilikan saham publik terhadap luas pengungkapan sukarela Menurut Prayogi (2003) bahwa Porsi kepemilikan saham publik di tentukan dengan persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh publik. Semakin banyak porsi kepemilikan publik, maka akan semakin banyak juga pihak-pihak yang membutuhkan informasi perusahaan yang dimuat dalam laporan tahunan perusahaan. Selain itu, akan berpengaruh kepada semakin besar juga tuntunan publik terhadap transparansi tentang perusahaan tersebut sehingga harus semakin lengkap pula dalam mengungkapkan informasi sukarela laporan tahunan. oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan hipotesis dari variabel yang keempat ini adalah sebagai berikut :
Umrah journal of accounting http://jurnal.umrah.ac.id
H4 :
Tanjungpinang, kepri diakses : 13 agustus 2016
Diduga Kepemilikan saham publik memiliki pengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela.
H5 :
Diduga umur listing perusahaan, ukuran dewan komisaris, tingkat leverage dan kepemilikan saham publik secara simultan memiliki pengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela
3.
METODE PENELITIAN
Jenis dan sumber data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan tahunan perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di dalam Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2014, ruang lingkup pada kajian penelitian ini mencakup pengaruh keempat variabel bebas penelitian yaitu umur listing perusahaan, ukuran dewan komisaris, tingkat leverage dan kepemilikan saham publik terhadap luas pengungkapan sukarela yang dilakukan perusahaan. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sector aneka industry yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014 (42 perusahaan). Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling yaitu penentuan sampel dengan berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria-kriteria yang digunakan adalah : 1).Perusahaan yang termasuk kategori perusahaan manufaktur sector aneka industri tahun 2012-2014. 2).Perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang konsisten menerbitkan laporan tahunan perusahaan tahun 2012, 2013, 2014. 3).Perusahaan yang mempunyai laporan tahunan berakhir pada tanggal 31 Desember selama tahun penelitian. 4).Menerbitkan laporan tahunan dalam mata uang rupiah selama tahun penelitian. Berdasarkan kriteia tersebut diperoleh 21 perusahaan dengan 3 tahun penelitian, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 63 observasi. Variabel Penelitian Variabel Dependen Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah luas pengungkapan sukarela. Pengungkapan sukarela adalah penyampaian informasi
Umrah journal of accounting http://jurnal.umrah.ac.id
Tanjungpinang, kepri diakses : 13 agustus 2016
yang diberikan secara sukarela oleh perusahaan yang melebihi dari pengungkapan wajib yang telah ditetapkan oleh pihak berwenang, seperti BAPEPAM (Nugraheni, 2012). Didalam mengukur luas pengungkapan sukarela, peneliti menggunakan indeks pengungkapan sukarela yang terdiri dari item sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh wijayanti (2013) yang bersumber dari penelitian gray (1995), susanto (1992), dan choi & muller (1992). Sebenarnya terdapat 23 indikator pengungkapan yang digunakan, namun jumlah indikator untuk mengukur indeks pengungkapan sukarela disesuaikan dengan peraturan BAPEPAM yang terbaru yaitu KEP/431/BL/2012. Berdasarkan penyesuaian yang dilakukan peneliti, terdapat 4 indikator yang sudah termasuk kedalam pengungkapan wajib yang diberlakukan BAPEPAM Item-item tersebut yaitu informasi mengenai proyeksi penjualan tahun berikutnya secara kualitatif atau kuantitatif, informasi mengenai proyeksi jumlah laba tahun berikutnya secara kualitatif atau kuantitatif, informasi mengenai proyeksi jumlah aliran kas tahun berikutnya secara kualitatif atau kuantitatif dan uraian mengenai pembagian tanggung jawab fungsional di antara dewan komisaris dan direksi. Sehingga peneliti hanya menggunakan 19 indikator untuk mengukur indeks pengungkapan sukarela dalam penelitian ini. Pendekatan pemberian skor pada tiap item indeks pengungkapan sukarela dimana Item akan diberikan nilai satu (1) apabila diungkapkan dan akan diberikan nol (0) apabila tidak diungkapkan. Adapun cara pengukuran luas pengungkapan sukarela aniroh (2013) adalah sebagai berikut :
Indeks pengungkapan sukarela =
total pengungkapan sukarela terpenuhi Skor maksimal pengungkapan
Variabel Independen Umur listing perusahaan Menurut Indriyani (2013) Umur listing merupakan seberapa lama perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai perusahaan go publik. Cara
pengukuran umur listing perusahaan menurut Indriyani (2013) sebagai
berikut :
Umrah journal of accounting http://jurnal.umrah.ac.id
Tanjungpinang, kepri diakses : 13 agustus 2016
Umur listing = tahun penelitian yang diambil – tahun listing
Ukuran dewan komisaris Ukuran dewan Komisaris adalah menghitung jumlah total dari anggota dewan komisaris, baik yang berasal dari internal maupun eksternal perusahaan. Rumus menghitung ukuran dewan komisaris menurut aniroh (2013) adalah : UDK = jumlah seluruh dewan komisaris
Keterangan: UDK
: Ukuran dewan komisaris
Tingkat Leverage Variabel tingkat leverage diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER) yang dapat diukur dengan membandingkan hutang dengan total ekuitas. Rasio ini menunjukkan kemampuan modal perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya (bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang). Berikut rumus menghitung variabel leverage menurut aniroh (2013) : Total utang Debt to equity ratio =
Total ekuitas
Kepemilikan saham publik Kepemilikan Saham publik merupakan tingkat kepemilikan saham oleh pihak individu di luar perusahaan yang tidak memiliki hubungan istimewa dengan perusahaan. perbandingan
Persentase
kepemilikan
saham
publik
diukur
berdasarkan
antara jumlah saham yang dimiliki masyarakat dengan jumlah
Umrah journal of accounting http://jurnal.umrah.ac.id
Tanjungpinang, kepri diakses : 13 agustus 2016
saham yang beredar, dengan menggunakan rumus menurut mujiyono dan nany (2010) : R=
n k
keterangan: R = Persentase kepemilikan publik n = Jumlah saham yang publik k = Jumlah saham yang beredar (dimiliki perusahaan) Metode Analisis Analisis data dalam penelitian ini merupakan kegiatan yang menguraikan proses pencarian dan penyusunan data dengan meregresikan hubungan variabel independen ke variabel dependen yang diuji lebih lanjut sehingga dapat lebih mudah dipahami. Adapun pengujian yang dilakukan adalah : 1. Uji analisis deskriptif 2. Uji asumsi klasik A. Uji normalitas B. Uji multikolinearitas C. Uji heterokedastisitas D. Uji autokorelasi 3 Analisis regresi berganda 4 Uji hipotesis A. Uji statistik t (parsial) B. Uji statistik f (simultan) C. Uji koefisien determinasi (R2) 4.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil uji statistik deskriptif Uji Statistik deskriptif adalah suatu metode yang memberikan
gambaran mengenai nilai rata-rata (mean), nilai minimum, nilai maksimum serta
Umrah journal of accounting http://jurnal.umrah.ac.id
Tanjungpinang, kepri diakses : 13 agustus 2016
standar deviasi dari variabel dependen dan variabel independen. hasil perhitungan sebagai berikut: Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Umur Listing
63
0
32
20.48
6.319
Ukuran Dewan Komisaris
63
2
12
4.48
2.348
63
.2774
464.7357
63
4.2700
60.5500
63
.2105
.6316
Tingkat Leverage
Kepemilikan Saham Publik
Luas Pengungkapan Suka Rela Valid N (listwise)
17.89697 1 28.47285 7 .461153
72.2270451
16.2092810
.0985618
63
Sumber : output pengolahan data 2016
Dari hasil statistik deskriptif diketahui bahwa jumlah pengamatan (N) adalah 63, dari 21 sampel perusahaan yang terdaftar pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia selama periode 3 tahun. Dari 63 perusahaan bahwa umur listing perusahaan memiliki nilai Minimum adalah 0 terdapat pada perusahaan trisula international Tbk dan umur listing perusahaan Maximum adalah 32 pada perusahaan sepatu bata Tbk. Nilai rata-rata umur listing perusahaan dari 63 perusahaan adalah 20.48 dengan standar deviasi sebesar 6.319. Nilai ukuran dewan komisaris nilai Minimum adalah 2 pada perusahaan nusantara inti corpora Tbk (UNIT) dan nilai ukuran dewan komisaris Maximum adalah 12 yaitu terdapat pada astra international Tbk (ASII). Nilai rata-rata ukuran dewan komisaris adalah 4.48 dari 63 perusahaan dengan standar deviasi adalah sebesar 2.348. Nilai tingkat leverage nilai Minimum adalah 0.2774 pada perusahaan multi prima sejahtera (LPIN) dan nilai Maximum adalah 464.7357 pada perusahaan indospring Tbk (INDS). Nilai rata-rata dari 63 perusahaan adalah 17.896971 dengan standar deviasi adalah sebesar 72.2270451.
Umrah journal of accounting http://jurnal.umrah.ac.id
Tanjungpinang, kepri diakses : 13 agustus 2016
Nilai kepemilikan publik nilai Minimum adalah 4.2700 yaitu pada perusahaan astra auto part Tbk (AUTO) dan nilai Maximum adalah 60.5500 yaitu pada perusahaan multi prima sejahtera Tbk (LPIN). Nilai rata-rata dari 63 perusahaan adalah 28.472857 dengan standar deviasi adalah sebesar 16.2092810. Nilai luas pengungkapan sukarela nilai Minimum adalah 0.2105 yaitu pada perusahaan primarindo asia infrastructure Tbk (BIMA) dan nilai Maximum adalah 0.6316 yaitu pada perusahaan apac citra centertex Tbk (MYTX). Nilai rata-rata dari 63 perusahaan adalah 0.461153 dengan standar deviasi adalah sebesar 0.0985618. Analisis Uji Asumsi Klasik Analisis Uji Normalitas Pengujian normalitas Dalam penelitian ini menggunakan uji statisik Kolmogrorov-Smirnov
test
(uji
K-S).
Untuk
mendeteksi
data
normal
menggunakan Kolmogrorov-Smirnov test. Hasil pengujian uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut:
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
63 a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000 .09496404
Absolute
.150
Positive
.073
Negative
-.150
Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed)
.150 .001
c
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : output pengolahan data 2016 Berdasarkan hasil ouput diatas menunjukkan bahwa data KolmogrorovSmirnov Z adalah 0.150 dan nilai signifikan 0.001. Nilai sig. 0.001< 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi normal.
Umrah journal of accounting http://jurnal.umrah.ac.id
Tanjungpinang, kepri diakses : 13 agustus 2016
Untuk mendapatkan data normal maka salah satu cara yang dapat dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara melakukan outlier data / menghapus beberapa data-data ekstrem. Sehingga hasilnya sebagai berikut : One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
52 a,b
Mean
.0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
.08613416
Absolute
.064
Positive
.049
Negative
-.064
Test Statistic
.064
Asymp. Sig. (2-tailed)
.200
c,d
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
Berdasarkan hasil ouput diatas menunjukkan bahwa data KolmogrorovSmirnov Z adalah 0.064 dan nilai signifikan 0.200. Nilai sig. 0.200 < 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Analisis Uji Multikolinearitas Coefficients
a
Collinearity Statistics Model
Tolerance
VIF
1(Constant) Umur Listing
.989
1.012
Ukuran Dewan Komisaris
.979
1.022
Tingkat Leverage
.957
1.045
Kepemilikan Saham Publik
.960
1.042
a.
Dependent Variabel : Luas Pengungkapan Suka Rela
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa variabel independen yakni umur listing perusahaan, ukuran dewan komisaris, tingkat leverage dan kepemilikan publik memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0.10 (>10) dan nilai
Umrah journal of accounting http://jurnal.umrah.ac.id
Tanjungpinang, kepri diakses : 13 agustus 2016
mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10 (<10). Hal ini berarti dalam model regresi tidak mengandung masalah multikolinearitas. Analisis uji heterokedastisitas Tabel hasil uji heterokedastisitas Correlations Ukuran
Umur Listing Spear
Correlation Coefficient
man's
Sig. (2-tailed)
rho
N
Kepemilikan
Dewan
Tingkat
Saham
Komisaris
Leverage
Publik
ABS_RES
1.000
.031
.074
.127
-.219
.
.827
.603
.371
.119
52
52
52
52
52
Correlation Coefficient
.031
1.000
-.024
-.098
-.186
Sig. (2-tailed)
.827
.
.867
.490
.188
52
52
52
52
52
*
-.147
N Correlation Coefficient
.074
-.024
1.000
-.315
Sig. (2-tailed)
.603
.867
.
.023
.297
52
52
52
52
52
*
1.000
.067
N Correlation Coefficient
.127
-.098
-.315
Sig. (2-tailed)
.371
.490
.023
.
.638
52
52
52
52
52
-.219
-.186
-.147
.067
1.000
.119
.188
.297
.638
.
52
52
52
52
52
N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber : output pengolahan data 2016 Tabel 4.6. diatas menunjukkan terbebas dari masalah heteroskedastisitas, dimana dapat dilihat dari nilai signifikansi untuk semua variabel independen (umur listing perusahaan, ukuran dewan komisaris, tingkat leverage dan kepemilikan publik) lebih tinggi dari nilai α=0,05.
Umrah journal of accounting http://jurnal.umrah.ac.id
Tanjungpinang, kepri diakses : 13 agustus 2016
Analisis uji autokorelasi Tabel Hasil Uji Autokorelasi
Runs Test Unstandardized Residual a
Test Value
.00618
Cases < Test Value
26
Cases >= Test Value
26
Total Cases
52
Number of Runs
23
Z Asymp. Sig. (2-tailed)
-1.120 .263
a. Median
Sumber : output pengolahan data 2016 Uji autokorelasi menggunakan Run test menghasilkan nilai test adalah 0,00618 dengan nilai asymp. sig. (2-tailed) sebesar 0,263 lebih tinggi dari nilai α=0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual bersifat random (acak) atau tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual. Analisis Uji Regresi Berganda Regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen yaitu umur listing perusahaan, ukuran dewan komisaris, tingkat leverage dan kepemilikan saham publik terhadap variabel
dependen
yaitu luas pengungkapan sukarela. Analisis
regresi
menghasilkan koefisien yang menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. Hasil analisis regresi berganda dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Umrah journal of accounting http://jurnal.umrah.ac.id
Tanjungpinang, kepri diakses : 13 agustus 2016
Tabel Hasil Persamaan Regresi Berganda Coefficients
Model 1
Standardized
Coefficients
Coefficients
Std. Error
(Constant)
.318
.068
Umur Listing
.006
.003
.005
Komisaris Tingkat Leverage Kepemilikan Saham Publik b.
Unstandardized
B
Ukuran Dewan
a
Beta
t
Sig.
4.662
.000
.305
2.442
.018
.006
.113
.898
.374
.007
.003
.301
2.375
.022
-.001
.001
-.210
-1.658
.104
Dependent Variable: Luas Pengungkapan Suka Rela
Berdasarkan pada table diatas diperoleh model regresi linear sebagai berikut : Index pengungkapan i,t = 0,318 + 0,006X1i,t + 0,005X2i,t + 0.007X3i,t – 0.001X4i,t+ εi,t 1.
Nilai konstanta sebesar 0,318 (positif) menunjukkan bahwa jika nilai variable independen (umur listing perusahaan, ukuran dewan komisaris, tingkat leverage dan kepemilikan publik) bernilai 0 / konstan maka nilai dependen (luas pengungkapan sukarela) sebesar 0,318.
2.
Koefisien regresi (X1) sebesar 0,006 (positif) artinya jika jika umur listing perusahaan meningkat 1 satuan (tahun) maka akan diikuti peningkatan maupun penurunan luas pengungkapan sukarela sebesar 0,006.
3.
Koefisien regresi (X2) sebesar 0,005 (positif) artinya jika jumlah dewan komisaris mengalami penambahan 1 satuan (orang) maka akan diikuti peningkatan tingkat/luas pengungkapan sukarela sebesar 0,005.
4.
Koefisien regresi (X3) sebesar 0.007 (positif) artinya jika leverage meningkat 1 satuan maka akan diikuti peningkatan luas pengungkapan sukarela sebesar 0,007.
Umrah journal of accounting http://jurnal.umrah.ac.id
5.
Tanjungpinang, kepri diakses : 13 agustus 2016
Koefisien regresi (X4) sebesar -0.001 (negatif) artinya jika jika kepemilikan saham publik mengalami kenaikan 1 satuan (persen) maka akan diikuti penurunan luas pengungkapan sukarela sebesar -0.001.
Hasil Pengujian Hipotesis Hasil Uji Statistik T (Uji Parsial) Tabel hasil uji statistik t (uji parsial) Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
.318
.068
Umur Listing
.006
.003
Ukuran Dewan Komisaris
.005
Tingkat Leverage Kepemilikan Saham Publik
Coefficients Beta
T 4.662
.000
.305
2.442
.018
.006
.113
.898
.374
.007
.003
.301
2.375
.022
-.001
.001
-.210
-1.658
.104
a. Dependent Variabel : Luas Pengungkapan Suka Rela
Sumber : output pengolahan data 2016 Hipotesis pertama
adalah
umur listing perusahaan berpengaruh
terhadap luas pengungkapan sukarela laporan tahunan perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di BEI periode 2012-2014. Hasil pengujian tampak pada Tabel 4.10. menunjukkan bahwa hipotesis pertama dapat diterima. Keputusan ini didasarkan pada hasil t hitung sebesar 2,442 lebih besar dari t tabel yaitu 2,01174 dan nilai signifikansi 0,018 lebih
kecil
dibanding tingkat
signifikansi yang digunakan peneliti α= 0,05. Hal ini membuktikan hasil penelitian umur listing perusahaan berpengaruh
terhadap luas pengungkapan
sukarela perusahaan. Dengan demikian, hipotesis pertama diterima. Hipotesis
kedua
adalah
Sig.
ukuran dewan komisaris berpengaruh
terhadap luas pengungkapan sukarela laporan tahunan perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di BEI periode 2012-2014. Hasil pengujian tampak pada Tabel 4.10. menunjukkan bahwa hipotesis kedua ditolak. Keputusan
Umrah journal of accounting http://jurnal.umrah.ac.id
Tanjungpinang, kepri diakses : 13 agustus 2016
ini didasarkan pada hasil t hitung sebesar 0,898 lebih kecil dari t tabel yaitu 2,01174 dan nilai signifikansi 0,374 lebih besar dibanding tingkat signifikansi yang digunakan peneliti α=0,05. Hal ini membuktikan hasil penelitian bahwa ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan laporan keuangan perusahaan. Dengan demikian, hipotesis kedua ditolak. Hipotesis ketiga adalah tingkat leverage berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela laporan tahunan perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di BEI periode 2012-2014. Hasil pengujian tampak pada Tabel 4.10. menunjukkan bahwa hipotesis ketiga dapat diterima. Keputusan ini didasarkan pada hasil t hitung sebesar 2,375 lebih besar dari t tabel yaitu 2,01174 dan nilai signifikansi 0,022 lebih
kecil
dibanding tingkat signifikansi yang
digunakan peneliti α= 0,05. Hal ini membuktikan hasil penelitian tingkat leverage berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela perusahaan. Dengan demikian, hipotesis ketiga diterima. Hipotesis keempat adalah kepemilikan saham publik berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela laporan tahunan perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di BEI periode 2012-2014. Hasil pengujian tampak pada Tabel 4.10. menunjukkan bahwa hipotesis keempat ditolak. Keputusan ini didasarkan pada hasil t hitung sebesar -1,658 lebih kecil dari t tabel yaitu 2,01174
dan nilai
signifikansi 0,104 lebih besar dibanding tingkat
signifikansi yang digunakan peneliti α=0,05. Hal ini membuktikan hasil penelitian bahwa ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan laporan keuangan perusahaan. Dengan demikian, hipotesis keempat ditolak.
Umrah journal of accounting http://jurnal.umrah.ac.id
Tanjungpinang, kepri diakses : 13 agustus 2016
Hasil Uji f (simultan) Tabel hasil uji statistik f a
ANOVA Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
.144
4
.036
Residual
.378
47
.008
Total
.523
51
F
Sig.
4.482
.004
b
a. Dependent Variable: Luas Pengungkapan Suka Rela b. Predictors: (Constant), Kepemilikan Saham Publik, Umur Listing, Ukuran Dewan Komisaris, Tingkat Leverage
Berdasarkan pada tabel diatas maka F hitung sebesar 4,482 dan nilai signifikan sebesar 0.004. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan antara F hitung dengan F tabel dan tingkat signifikan. Maka F hitung > F tabel yaitu 4,482>2.80 dan sig. 0.004<0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen (umur listing perusahaan, ukuran dewan komisaris, tingkat leverage dan kepemilikan saham publik) berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen (luas pengungkapan sukarela). Analisis Uji Koefisien Determinasi (R2) Tabel hasil uji koefisien determinasi (R2) b
Model Summary
Model 1
R .525
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.276
.214
.0897246
a. Predictors: (Constant), Kepemilikan Saham Publik, Umur Listing, Ukuran Dewan Komisaris, Tingkat Leverage b. Dependent Variable: Luas Pengungkapan Suka Rela
Sumber : output pengolahan data 2016 Hasil nilai
adjusted
R2 dari variabel independen
umur listing
perusahaan, ukuran dewan komisaris, tingkat leverage dan kepemilikan saham public terhadap luas pengungkapan laporan keuangan perusahaan
sebagai
Umrah journal of accounting http://jurnal.umrah.ac.id
Tanjungpinang, kepri diakses : 13 agustus 2016
variabel dependen pada Tabel diperoleh sebesar 0,214. Hal ini bermakna hanya 21,4% variabel independen yaitu umur listing perusahaan, ukuran dewan komisaris, tingkat leverage dan kepemilikan saham publik mampu menjelaskan variabel dependennya yaitu luas pengungkapan sukarela. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang sudah dilakukan dalam bab sebelumnya maka, hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut: 1.
pengujian dengan menggunakan regresi linear berganda menunjukkan bahwa umur listing perusahaan dan tingkat leverage berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela laporan tahunan perusahaan manufaktur sector aneka industri yang terdaftar di BEI tahun 2012 – 2014.
2.
pengujian dengan menggunakan regresi linear berganda menunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris dan kepemilikan saham publik tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela laporan tahunan perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di BEI tahun 2012 – 2014.
Saran 1.
Diharapkan pengambilan sampel agar dapat lebih diperbanyak supaya bisa memiliki hasil yang berbeda dengan penelitian ini, sehingga semua variable yang di ambil dapat berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela laporan tahunan.
2.
Penelitian
ini
hanya
menggunakan
empat
variabel
independen,
diharapakan untuk penelitian selanjutnya agar dapat lebih memperbanyak variabel yang digunakan. 3.
Diharapkan penelitian berikutnya agar dapat menguji kemungkinan hubungan independen.
non-linear
antara
variabel
dependen
dengan
variabel
Umrah journal of accounting http://jurnal.umrah.ac.id
Tanjungpinang, kepri diakses : 13 agustus 2016
DAFTAR PUSTAKA
Adhi, N., & Mutmainnah, S. (2012). "Pengaruh Karasteristik Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Sukarela Dan Implikasinya Terhadap Asimetri Informasi". Jurnal. Semarang: UNDIP Alfaiz, D. R. (2013). "Pengaruh Karasteristik Dan Tata Kelola Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Informasi Keuangan Dan Nonkeuangan Melalui Website Perusahaan Indonesia". Semarang: Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro. Aniroh, S. (2013). "Pengaruh Struktur Kepemilikan Dan Karasteristik Dewan Komisaris Terhadap Pengungkapan Sukarela Pada Perusahaan Di Indonesia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal. Universitas Brawijaya. Daniel, N. U. (2013). "Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage Dan Likuiditas Terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)".Artikel Penelitian: Universitas Negeri Padang. Dewi, N. R. (2014). "Pengaruh Profitabilitas, Umur Listing Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris, Independensi Komite Audit Dan Kepemilikan Dispersi Terhadap Luas Pengungkapan Corporate Governance Dalam Laporan Tahunan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2013.Jurnal. UMRAH. Fitriana, N. L., & Prastiwi, A (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Sukarela Dalam Annual Report. Diponegoro Journal Of Accounting Volume 3 Nomor 3, Tahun 2014, Issn (Olnine):2337-3806
Umrah journal of accounting http://jurnal.umrah.ac.id
Tanjungpinang, kepri diakses : 13 agustus 2016
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ginting, A. N. (2012). "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan
Sukarela
Dalam
Laporan
Tahunan
Perusahaan
Manufaktur Indonesia". Depok: Skripsi Universitas Indonesia. Indrayani, V. (2014). "Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan Likuiditas Terhadap Kelengkapan Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2012. Skripsi. Semarang: UNDIP. Indriani, E. W. (2013)." Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Sukarela Dan Implikasinya Terhadap Asimetri Informasi". Accounting Analysis Journal 2 (2) (2013) ISSN 2252-6765. Indriyani, E. W., Khafid, M., & Anisykurillah, I. (2014). "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Sukarela Dan Implikasinya Terhadap Asimetri Informasi". SNA 17 Mataram. Irawan, Bambang. (2006)."Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdapat Dibursa Efek Jakart. Skripsi. Yogyakarta : Uii Ismoyowati, N. T. (2011). "Pengaruh Indeks Corporate Governance, Struktur Kepemilikan Dan Dewan Komisaris Terhadap Luas Pengungkapan Informasi Sukarela Dalam Laporan Tahunan". Jurnal. Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance. Jakarta. Kusumaningtyas, M. (2012). "Pengaruh Independensi Komite Audit Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba". Prestasi, 9.
Umrah journal of accounting http://jurnal.umrah.ac.id
Tanjungpinang, kepri diakses : 13 agustus 2016
Mujiyono, & Nany, M. (2010). "Pengaruh Leverage, Saham Publik, Size Dan Komite Audit Terhadap Luas Pengungkapan Sukarela". Jurnal Dinamika Akuntansi, 2. Peraturan Keputusan Ketua BAPEPAM Dan Lembaga Keuangan Nomor : KEP431/BL/2012 Peraturan Nomor X.K.6 Tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten Dan Perusahaan Publik. Peraturan Ketua BAPEPAM Dan Lembaga Keuangan Nomor : KEP-29/PM/2004 Peraturan IX.1.5 Tentang Pembentukan Dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Prayogi.
(2003).
"Pengaruh
Karasteristik
Perusahaan
Terhadap
Luas
Pengungkapan Sukarela Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Yang Terdaftar Dibursa Efek Jakarta". Tesis. Program Pasca Sarjana. UNDIP. Republik Indonesia, Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Rahajeng, R. G. (2011). "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social Disclosure) Dalam Laporan Tahunan Perusahaan". Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta. Ratri, R., A. & Mariani, S. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Laporan Keuangan Dan Implikasinya Terhadap Asimetri Informasi. Prosiding Pesat (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur Dan Teknik Sipil) Universitas Gunadarma, Vol. 6, Oktober 2015, E538-E545 Sularso, S. (2003). Metode Penelitian Akuntansi : Sebuah Pendekatan Replikasi. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.
Umrah journal of accounting http://jurnal.umrah.ac.id
Tanjungpinang, kepri diakses : 13 agustus 2016
Suta, A. Y., & Laksito, H. (2012). "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Informasi Sukarela Laporan Tahunan". Diponegoro Journal Of Accounting Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012. Wardani, Rr. P. (2012). "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Sukarela. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Vol 14 No. 1, Mei 2012. Wijayanty, sandy. (2013). “ Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Luas Pengungkapan Sukarela (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia Tahun 2010-2011)”.Jember. Universitas Jember