|
249
| 二零
BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 249 | JANUARI 2017
“Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali.” [Mazmur 103:5]
Saran-saran Praktis
Bersaat Teduh PERSPEKTIF ditulis tidak untuk menggantikan Alkitab, tetapi sebagai alat penunjang yang membantu kita untuk mengerti firman Tuhan lebih dalam dan sistematis untuk memenuhi kebutuhan rohani Anda. Prinsipnya adalah kembali kepada sumber pertumbuhan itu sendiri, yaitu Alkitab. Back to the Bible! PERSPEKTIF disusun berdasarkan kurikulum yang dalam jangka waktu tertentu, bila Anda setia mengikutinya, maka Anda diharapkan akan memperoleh gambaran yang cukup jelas secara keseluruhan Alkitab. Untuk dapat memanfaatkan bahan ini secara maksimal, Anda dapat mengikuti saran-saran praktis sebagai berikut: Sediakan waktu teratur setiap hari sedikitnya 20 menit. Carilah tempat yang tenang, hindari suara-suara yang dapat mengganggu konsentrasi Anda. Tenangkan hati dan berdoalah terlebih dahulu memohon pimpinan Tuhan. Bacalah bacaan Alkitab yang telah ditentukan pada hari itu 2-3 kali hingga paham benar, kemudian renungkanlah. Bacalah artikel yang tersedia, dan berusahalah menjawab pertanyaan refleksi yang ada dengan jujur. Setiap jawaban dapat pula Anda tuliskan pada sebuah agenda pribadi untuk dapat dibaca lagi sewaktu-waktu. Doakanlah apa yang telah Anda renungkan, serahkan diri Anda hari itu kepada Tuhan, mohon kekuatan dari-Nya untuk hidup sesuai firman Tuhan dan melakukan tekad yang Anda buat hari itu maupun hari sebelumnya. (Doakan pula pokok doa syafaat yang telah disediakan)
PERSPEKTIF
www.gkagloria.or.id
Penerbit: BPH Majelis Umum GKA Gloria Surabaya Alamat: Jl. Pacar 9-17, Surabaya 60272 Tel. (031) 534 5898 Fax. (031) 545 2907 SMS. 087 8511 67282 Email:
[email protected] Rekening Bank: BCA a/c 256 532 5777 a.n. Gereja Kristen Abdiel Gloria Penulis edisi 249: Andree Kho, Anggiat M. Pandiangan, Bambang Alim Bambang Tedjokusumo, Elok Chrisinar, Jonathan Dwi Putra Liem Sien Liong, Liona Margareth, Otniol H. Seba, Rohani, Sahala Marpaung, Timotius Alfa, Yohanes Sudiarto Penerjemah: Tertiusanto
EDITORIAL Perjalanan Dalam Merenungkan Firman Allah
S
hallom para pembaca renungan harian PERSPEKTIF yang dikasihi Tuhan. Kita patut bersykur kepada Tuhan, karena kasih setia-Nya kita dimampukan melewati tahun 2016 dan memasuki tahun yang baru, 2017. Waktu terasa begitu cepat berlalu, namun kita melihat bahwa kasih setia-Nya tidak berubah atas kita, umat-Nya. Di tahun yang baru ini kami rindu mengajak pembaca menapaki pembacaan Alkitab secara runut, yang akan dimulai dari Kitab Kejadian sampai Kitab Wahyu. Perlahan namun pasti, kita dapat mempelajari dan merenungkan firman-Nya bagi kebutuhan kehidupan kita masa kini. Untuk itu, di tahun ini kita akan mencoba merenungkan Kitab Perjanjian Lama, khusus kelima kitab Musa (Pentateukh). Harapan kami adalah agar para pembaca setia PERSPEKTIF dapat merenungkan (devosi) firman Allah secara runut. Seperti janji firman-Nya, bahwa “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakukan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik” (2Tim. 3:16-17). Kiranya firman Tuhan yang selalu menolong dan mendidik kita untuk hidup dalam kebenaran dan menyenangkan hati Tuhan. Amin.
SELAMAT TAHUN BARU 2017 Tuhan Yesus memberkati Saudara sekalian
01 MINGGU
JANUARI 2017
“Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” (Kejadian 1:1)
Bacaan hari ini: Kejadian 1:1 Bacaan setahun: Kejadian 1-3, Matius 1
ALLAH BERKARYA
S
ekitar tahun 1927, muncul hipotesa bahwa alam semesta terbentuk melalui suatu ledakan besar 13.7 miliar tahun lalu. Ledakan massa panas itu membentuk alam semesta; yang bentuknya lebih besar, lebih lama menyimpan panas dan yang lebih kecil lebih cepat mendingin dan dengan demikian dalam proses waktu yang panjang membentuk alam semesta. Hipotesa tentang ledakan besar, digabung dengan teori evolusi dari Charles Darwin, yang menulis sebuah buku berjudul On the Origin of Species (1859), dianggap sebagai jawaban paling masuk akal atas misteri alam semesta dan kehidupan, menurut para ahli sains atheis. Tapi sebenarnya, orang membutuhkan iman yang jauh lebih besar untuk mempercayai teori ini, daripada percaya apa yang dinyatakan dalam kalimat pertama Alkitab. Sampai hari ini, siapa yang membuat, dan bagaimana caranya pyramid di Mesir dibuat, masih merupakan misteri. Kalau itu saja manusia tidak mampu menjawab, lalu bagaimana manusia bisa mengetahui apa yang terjadi 13.7 miliar tahun yang lalu dan apa yang terjadi dalam kurun waktu selama itu? Dengan cara apa mendapatkan informasi peristiwa ratusan juta tahun lalu? Alkitab yang cukup tebal, dimulai dengan kalimat; Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi! Kalimat singkat ini menyiratkan dua kebenaran besar. Pertama, Allah mahakuasa. Dan memang begitulah Allah sebenarnya; Dia adalah Allah yang “maha” atau tidak terbatas! Allah yang mahakuasa, tentunya Dia sanggup—dan sesungguhnya hanya Dia yang sanggup—menciptakan alam semesta. Dengan akal sehat sajapun, kita bisa menerima fakta ini. Kedua, kalimat ini juga menyatakan bahwa Allah mempunyai sebuah rencana besar, dan rencana-Nya ini diwujudkan lewat kerya besar penciptaan. Alam semesta dan kehidupan terjadi bukan karena kebetulan, bukan karena Allah iseng, tapi karena rencana Allah yang sempurna. Allah telah berkarya sesuai rencana kekal-Nya, dengan menciptakan alam semesta dan kehidupan. STUDI PRIBADI: (1) Lebih masuk akal: teori ledakan besar (teori evolusi Darwin) tentang semesta dan makhluk hidup, atau kesaksian Alkitab? (2) Mengapa harus ada Allah? Berdoalah bagi anak-anak muda Kristen agar mereka semakin mengerti kebenaran iman Kristen dan dapat berapologetika terhadap pemikiranpemikiran naturalist-atheist yang menolak keberadaan Tuhan.
02 SENIN
JANUARI 2017
“Berfirmanlah Allah …” (Kejadian 1:3)
Bacaan hari ini: Kejadian 1:2-25 Bacaan setahun: Kejadian 4-6, Matius 2
PENCIPTA DUNIA DAN HEWAN
C
atatan penciptaan diwahyukan secara khusus kepada Musa, penulis kitab pertama Alkitab. Karena itu, penafsiran catatan penciptaan jadi tidak mudah. Namun ada beberapa hal perlu kita perhatikan. (1) Penciptaan terjadi dalam waktu enam hari dan bukan enam tahap atau enam masa. Ada semacam usaha menggabungkan catatan Kej.1 dengan teori evolusi yang disebut Theistic Evolution Theory, bahwa Allah mencipta melalui proses evolusi, dan bahwa catatan 6 hari penciptaan ialah istilah figuratif saja. Tapi Alkitab menyatakan bahwa itu adalah 6 hari secara harafiah. Sama seperti ketika Musa menyampaikan tentang 10 Hukum, ditegaskan bahwa enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya (Kel. 20:11). (2) Allah mencipta dalam proses. Ayat 2 menunjukkan bahwa sebelum Allah membentuk bumi menjadi tempat tinggal bagi segala makhluk, bumi yang berbentuk sudah ada. Bukan berarti bumi yang belum berbentuk itu muncul sendiri, tetapi bahwa Allah mencipta dalam proses. Begitu juga penciptaan 6 hari, bukan terjadi karena Allah tidak bisa menjadikan semuanya dalam 1 hari. Allah bahkan sanggup menjadikan semuanya seketika dan langsung! Tapi Allah melakukannya dalam proses. (3) Allah mencipta dengan rencana detail yang sempurna. Allah menciptakan bumi yang tidak berbentuk menjadi tempat huni makhluk hidup yang kondusif, melalui perencanaan yang terinci, dimulai dengan menciptakan terang sebagai simbol kebutuhan yang paling utama dalam kehidupan yang kemudian difungsikan lewat matahari. Habitat makhluk diciptakan secara khusus dan terpisah, kemudian setiap spesies diciptakan sesuai habitatnya masing-masing, bahkan makhluk di udara diciptakan sebelum mahluk yang di bumi. (4) Karya ciptaan Allah adalah baik adanya. Dari bumi yang belum berbentuk menjadi tatanan yang teratur indah. Semua terjadi bukan karena ledakan dahsyat 13.7 miliar tahun yang lalu, atau evolusi ratusan sampai ribuan juta tahun, tetapi karena diciptakan oleh Allah yang Mahakuasa. STUDI PRIBADI: (1) Mengapa kita meyakini bahwa 6 hari penciptaan adalah 6 hari secara harafiah? (2) Mengapa Allah harus menciptakan segala sesuatu selama 6 hari? Berdoa bagi jemaat Tuhan agar mereka dapat mengerti kebenaran tentang penciptaan dan tujuan Allah menciptakan segala sesuatu, sehingga mereka dapat mensyukuri karya agung Allah dalam hidup mereka.
03 SELASA
JANUARI 2017
“Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita …” (Kejadian 1:26)
Bacaan hari ini: Kejadian 1:26-31 Bacaan setahun: Kejadian 7-9, Matius 3
MANUSIA: GAMBAR DAN RUPA ALLAH
S
etelah Musa memimpin umat Israel meninggalkan Mesir, Allah mewahyukan rahasia tentang penciptaan kepada Musa untuk dicatat. Dalam konteks pembebasan dari status budak di Mesir inilah konsep tentang manusia sebagai gambar dan rupa Allah disampaikan. Beberapa prinsip penting dapat kita tangkap dari penyataan tersebut: (1) Manusia diciptakan lebih tinggi dari binatang. Manusia adalah mahkota dari semua ciptaan lainnya. Allah menciptakan semua lainnya dan menatanya sedemikian rupa, terakhir baru menciptakan manusia, dan memberi mandat kepada manusia untuk menaklukkan ciptaan lainnya. Derajat manusia lebih tinggi dari binatang, Allah telah memberikan otoritas kepada manusia untuk mengelola dunia ciptaan-Nya. (2) Manusia adalah gambar dan rupa Allah. Selama 400 tahun di Mesir, bangsa Israel hidup dengan status budak. Hari lepas hari, mereka melihat bagaimana orang-orang Mesir menyembah dewa-dewi dalam bentuk binatang atau campuran antara binatang dan manusia. Ini adalah konsep yang sangat merendahkan derajat manusia, menyamakan manusia dengan gambar dan rupa binatang. Allah menyatakan suatu kebenaran kepada umat-Nya, bahwa manusia adalah gambar dan rupa Allah. Karena itu, jangan pernah merendahkan diri sederajat dengan binatang. (3) Manusia bukan Allah. Orang Mesir percaya bahwa Firaun adalah semacam manusia ilahi, titisan dewa. Tetapi, tidak ada seorangpun yang punya sifat keilahian seperti itu, manusia bukan Allah, tetapi adalah gambar dan rupa Allah. Sehebat apapun seseorang, setinggi apapun jabatanya, dia tetap bukan Allah, dan tidak pernah menjadi Allah. Manusia adalah makhluk yang diciptakan berbeda dengan binatang, lebih tinggi dari binatang, dan karena itu tidak boleh merendahkan dirinya dengan standar binatang. Dia adalah gambar dan rupa Allah, nilai hidupnya ada pada hakekat tersebut. Manusia baru akan mendapat kepuasan dalam hidup, ketika dia kembali kepada panggilannya sebagai gambar dan rupa Allah, di mana citra sang Pencipta, nyata terpancar dalam kehidupannya. STUDI PRIBADI: (1) Mengapa Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya? (2) Bagaimana kehidupan manusia bisa bahagia, jika ditinjau dari perspektif penciptaan? Berdoalah bagi jemaat agar mereka hidup menurut panggilan Allah di mana mereka diciptakan menurut gambar dan rupa-Nya. Doakan agar mereka dapat saling menghargai dan hidup dalam terang firman Tuhan.
04 RABU
JANUARI 2017
“Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.” (Kejadian 2:7)
Bacaan hari ini: Kejadian 2:1-7 Bacaan setahun: Kejadian 10-12, Matius 4
ALLAH: PENCIPTA YANG AGUNG
A
pakah Saudara suka makan kripik kentang “Pringles”? Snack ini biasanya dikemas dalam sebuah kaleng yang terbuat dari kertas. Untuk mengeluarkan isinya, kita perlu memiringkan kaleng kemasannya. Berawal dari imajinasi seorang anak yang kesulitan untuk mengambil kripik Pringles ini, dibuatlah sebuah sendok yang diberi nama Pringles hook. Sendok ini diharapkan bisa dikemas bersamaan dengan kaleng Pringles, sehingga konsumen tidak perlu lagi menuangkan kaleng untuk mengeluarkan isinya, cukup dengan menggunakan sendok yang disediakan. Suatu penemuan yang luar biasa bukan? Berasal dari imajinasi seorang anak yang suka makan Pringles. Apa yang ada di alam semesta, yang kita lihat hari ini, adalah suatu penemuan yang melebihi Pringles hook. Allah menciptakan langit dan bumi beserta isinya dengan demikian spektakuler. Semuanya itu dijadikan Allah, dari yang belum pernah ada menjadi ada hanya dengan berfirman. Demikian juga Allah sendiri dengan tangan-Nya membentuk manusia. Hal ini menggambarkan betapa khusus ciptaan Allah yang disebut manusia ini. Lebih khusus lagi, setelah bentukan manusia ini, Allah menghembuskan nafas-Nya sehingga manusia itu hidup. Pengrajin tanah liat hanya bisa membentuk tanah liat sampai menjadi sesuatu benda, tapi tidak bisa menghidupkannya. Allah bisa menghidupkan manusia, dengan nafas-Nya sendiri. Betapa khusus dan personalnya manusia ciptaan Allah. Kita sebagai umat Tuhan, bukan saja diciptakan oleh Dia, tetapi juga dipilih-Nya di dalam Anak-Nya, Yesus Kristus, untuk menjadi anak-anak Allah. Betapa kita harus bersyukur dan menyadari bahwa hidup ini dijadikan Allah untuk sebuah tujuan, yaitu memuliakan Dia. Dalam menjalani hidup yang penuh tantangan dan pergumulan ini, hendaknya kita, anak-anak-Nya rindu mempersembahkan hidup untuk memuliakan Tuhan. Dengan mengingat bahwa kita, manusia, ciptaan Allah yang khusus dan personal, diciptakan untuk tujuan yang khusus dan personal bagi Allah, yaitu untuk menikmati dan memuliakan Dia. STUDI PRIBADI: (1) Apa arti “Allah membentuk dan menghembuskan nafas hidup-Nya pada manusia?” (2) Bagaimana ini membuat kita terdorong semakin memuliakan Tuhan? Marilah kita berdoa agar setiap anak-anak Tuhan semakin menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, untuk senantiasa diteguhkan dan dimampukan hidup bagi kemuliaan nama-Nya.
05 KAMIS
JANUARI 2017
“TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.” (Kejadian 2:15)
Bacaan hari ini: Kejadian 2:8-17 Bacaan setahun: Kejadian 13-15, Matius 5
ANUGERAH DAN TANGGUNG JAWAB
D
alam kehidupan kita sehari-hari, kita sering mendengar istilah hak dan kewajiban. Kita mengaplikasikannya pada hidup kita: pada saat kita sudah melakukan kewajiban kita sesuai dengan kapasitas, kita berhak menuntut apa yang menjadi hak kita. Namun sebagai umat Tuhan, di hadapan Allah, hidup kita bukanlah hak dan kewajiban, melainkan anugerah dan kebahagiaan. Sebelum Allah menciptakan manusia, Allah telah menyediakan tempat yang terbaik untuk kelangsungan hidup manusia. Anugerah dari Allah yang berlimpah sudah disediakan bagi manusia. Sumber air yang terus mengalir (ay. 10-11) dan buah dari berbagai pohon yang boleh dimakan manusia, sebagai sumber pangannya (ay. 15). Akan tetapi, anugerah Allah ini tidak berhenti hanya untuk dinikmati. Allah memberikan tanggung jawab untuk memelihara semua ciptaan Tuhan itu (ay. 15). Tuhan memerintahkan manusia untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Mengusahakan dan memelihara menjadi aktivitas Adam dalam kesehariannya. Mereka harus mengerjakan taman itu, sehingga taman itu tetap berbuah, tetap terjaga kelestariannya. Mereka harus memelihara taman itu, agar taman itu tetap ada, sebagai penyedia makanan bagi mereka. Mengusahakan dan memelihara taman ini, menjadi satu pekerjaan harian, adalah tanggung jawab harian manusia pertama. Selain itu, Allah juga memberi tanggung jawab untuk menjaga anugerah Allah, yaitu untuk tidak memakan buah dari pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat. Tanggung jawab ini meliputi ketaatan total untuk melakukan apa yang diperintahkan Tuhan. Dalam keseharian kita, betapa banyak anugerah yang sudah Tuhan limpahkan pada kita. Keselamatan di dalam Kristus, berkat dan anugerah Allah dalam hidup kita, berupa pekerjaan, keluarga, pelayanan. Allah ingin kita terus mengerjakan semuanya itu dengan ketaatan penuh kepada-Nya. Mengusahakan dan memelihara anugerah Allah dalam kehidupan kita, juga menjadi ungkapan syukur kita atas anugerah Allah. Bersyukurlah! STUDI PRIBADI: (1) Apa arti mengusahakan dan memelihara dalam bagian ini? (2) Apa yang bisa kita lakukan untuk mengusahakan & memelihara anugerah Allah dalam hidup? Berdoalah agar setiap anak Tuhan sungguh-sungguh memelihara anugerah Allah dalam hidupnya. Doakan setiap keluarga Kristen agar mereka menjadi keluarga yang takut akan Tuhan.
06 JUMAT
JANUARI 2017
“Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” (Kejadian 2:24)
Bacaan hari ini: Kejadian 2:18-25 Bacaan setahun: Kejadian 16-17, Matius 6
PERNIKAHAN TERSAKRAL DI DUNIA
B
agian ini menggambarkan indahnya persatuan di dalam pernikahan menurut ketetapan Allah. Ada dua hal yang melandasi persatuan yang indah itu. (1) Kesadaran bahwa pasangannya adalah penolong yang sepadan dari Allah baginya. Adam mendapati bahwa Hawa lah, penolong yang paling sepadan dengan dirinya. Penolong adalah seorang yang menyediakan apa yang dibutuhkan oleh yang ditolongnya. Penolong bertugas memberi dukungan penuh kepada yang ditolongnya, agar dapat menjalankan tugas tanggung jawabnya dengan benar, yaitu memancarkan gambar dan rupa Allah di dalam dirinya (Kej. 1:26). Inilah peran seorang istri bagi seorang suami di dalam pernikahan. Seorang istri bukan sekadar penolong yang apa adanya, tetapi “yang sepadan”. Hal ini menyiratkan adanya kesediaan satu dengan yang lain untuk menyesuaikan diri dan mencocokkan diri. (2) Komitmen untuk setia kepada pasangannya dalam segala kondisi. Adam mengucapkan komitmennya kepada Hawa, “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki” (ay. 23). Kalimat ini menyiratkan kesadaran Adam akan persatuannya dengan Hawa. Satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan oleh siapapun atau apapun, karena dipersatukan oleh Tuhan. Kalimat ini yang seharusnya menginspirasi janji pernikahan dalam Kebaktian Pemberkatan Nikah Kristiani, yakni: “Aku akan selalu bersamamu dalam segala kondisi”. Sepasang suami-istri yang menyadari perannya masing-masing dan kesatuannya di dalam Tuhan, tidak akan goyah dalam pernikahannya, sekalipun cobaan sangat berat menimpa keluarga mereka. Ketika mereka melangkah, mereka selalu ingat akan kehadiran Tuhan dalam kehidupan rumah tangga mereka. Kesakralan pernikahan mereka, tidak boleh dinodai oleh apapun, termasuk perceraian, karena Tuhan selalu ada dalam rumah tangga mereka. Sebagai pasangan suami-istri Kristen, biarlah kedua hal ini menjadi pegangan kita untuk menjalani kehidupan pernikahan dan untuk menjaga kesakralan pernikahan di dalam Kristus. STUDI PRIBADI: (1) Apa arti “penolong yang sepadan” bagi Saudara? (2) Apa hal yang bisa Saudara lakukan sebagai rekomitmen dalam kehidupan pernikahan Saudara? Berdoalah agar setiap pasang suami-istri Kristen mampu menjaga kesakralan pernikahannya dan memuliakan Tuhan melalui pernikahannya, di tengah-tengah tantangan zaman ini.
07 SABTU
JANUARI 2017
“Ular itu berkata kepada perempuan itu: Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” (Kejadian 3:1)
Bacaan hari ini: Kejadian 3:1-7 Bacaan setahun: Kejadian 18-19, Matius 7
GODAAN SI IBLIS
K
etika manusia terjerat dalam godaan, maka sulit sekali bagi manusia untuk melepaskan diri dari godaan tersebut. Hasilnya sudah dapat dipastikan bahwa manusia jatuh ke dalam dosa. Inilah yang dicatat pertama kali di dalam Alkitab tentang kejatuhan manusia yang bermula dari godaan si-Iblis. Alkitab mencatat bahwa Iblis adalah mahkluk yang paling cerdas dan juga cerdik. Iblis datang kepada Hawa untuk menggodanya memakan buah pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat itu, bukan dengan sebuah argumentasi pertentangan yang sengit. Bukan juga argumentasi disertai dengan ancaman, tetapi dimulai dengan suatu pertanyaan yang tulus: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” Kalimat ini begitu sederhana namun di dalamnya terkandung tipu muslihat yang menjerat Hawa. Hawa menjawab: “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.” Dengan lihai, Iblis mengelabui Hawa dengan pernyataan, “Sekali-kali kamu tidak akan mati. Tapi Allah tahu, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” Pernyataan Iblis ini menunjukkan, Iblis memberi keraguan di dalam hati manusia. Iblis sedang menyerang “kekudusan dan kelayakan firman Allah” kepada manusia. Ketika Hawa melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, Hawa tergoda untuk memakannya, memberikan kepada suaminya untuk di makan, maka sejak itu terbukalah mata mereka. Manusia jatuh ke dalam dosa. Seringkali Godaan tidak dimulai dengan suatu pertentangan yang sengit atau argumentasi yang disertai ancaman. Namun Godaan seringkali terlihat tulus, tetapi dapat menyebabkan kita jatuh ke dalam dosa. Biarlah kita tetap berhati-hati terhadap segala godaan yang dapat membawa kita untuk jatuh ke dalam dosa. STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana cara yang Iblis pakai untuk menjatuhkan manusia pertama memberontak kepada Tuhan? (2) Mengapa manusia pertama jatuh dalam dosa? Berdoalah bagi setiap anak muda Kristen agar mereka dimampukan untuk hidup dalam kekudusan dan kebenaran firman Tuhan sehingga mereka tidak mudah terjebak dalam perbuatan dosa.
08 MINGGU
JANUARI 2017
“Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.” (Roma 5:12)
Bacaan hari ini: Kejadian 3:8-24 Bacaan setahun: Kejadian 20-222, Matius 8
AKIBAT KEJATUHAN MANUSIA
A
kibat Adam dan Hawa memakan buah pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat, maka seluruh manusia jatuh ke dalam dosa. Kejatuhan ini membawa konsekuensi yang sangat besar di dalam kehidupan manusia serta keturunannya yang lahir di bumi ini. Konsekuensi pertama kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa, menyebabkan Allah menyatakan penghukuman kepada ular si-penggoda dan kepada manusia. Kepada ular, Allah berfirman: “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmu engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu. Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” Kepada Hawa, Allah berfirman: “Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu.” Kepada Adam, Allah berfirman: “Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu; ...dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.” Adam dan Hawa juga diusir dari taman Eden. Selain itu, konsekuensi kejatuhan manusia ke dalam dosa menyebabkan seluruh manusia yang lahir di bawah keturunan Adam dan Hawa tercemar di dalam dosa (Bdk. Rm. 3:23; 5:12). Bukan itu saja, semua manusia berdosa berada di bawah penghakiman dan penghukuman Allah (Rm. 5:15a, 17a, 18a). Inilah dampak kejatuhan manusia pertama ke dalam dosa; tanpa pengampunan dan penebusan dari Allah, melalui Kristus tidak mungkin manusia bisa diselamatkan. STUDI PRIBADI: (1) Apa yang terjadi kepada manusia (Adam-Hawa dan keturunannya), setelah mereka jatuh dalam dosa? (2) Mengapa konsekuensi dosa begitu mengerikan? Berdoalah bagi orang-orang yang belum mengenal kebenaran dan karya keselamatan yang ada di dalam Tuhan Yesus, agar dalam kemurahan Tuhan merekapun dapat melihat keselamatan yang dari Tuhan.
09 SENIN
JANUARI 2017
“Kata Kain kepada Habel, adiknya: Marilah kita pergi ke padang. Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia.” (Kejadian 4:8)
Bacaan hari ini: Kejadian 4:1-16 Bacaan setahun: Kejadian 23-24, Matius 9
PERBUATAN DOSA YANG PERTAMA
K
ejatuhan manusia ke dalam dosa menyebabkan manusia dihukum Tuhan dan diusir dari taman Eden. Lebih dari itu, “benih dosa” yang diwariskan Adam dan Hawa kepada anak-anaknya, tumbuh dan melahirkan perbuatan dosa pertama, yang dilakukan oleh Kain terhadap Habel. Kain kemudian membunuh Habel adiknya karena kegusaran dan iri hati, terkait persembahan Kain dan Habel kepada TUHAN. Persembahan Habel diterima TUHAN, sedangkan persembahan Kain tidak diterima. Berkaitan dengan ini, Allah telah memperingatkan Kain, akan godaan ini. Kata Allah padanya, “Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya” (ay. 7). Namun Kain mengabaikan peringatan Allah. Kain justru membuka kesempatan besar bagi masuknya dosa. Dengan perbuatannya membunuh Habel, Kain melampiaskan dan memuaskan kemarahannya. Dengan membunuh Habel di padang, Kain menyangka bahwa ia telah berhasil melampiaskan kemarahannya dan menyembunyikan perbuatan dosanya, namun Kain lupa dan mengabaikan suara darah adiknya yang meminta penghakiman dan keadilan Allah. Pembunuhan yang telah Kain rencanakan terlebih dahulu terhadap Habel adiknya, menjadi pembunuhan pertama di dunia. Ini bukanlah suatu kebetulan. Berawal dari masuknya jerat dosa ke dalam dunia melalui manusia pertama, Adam dan Hawa, selanjutnya, benih dosa itu diteruskan kepada keturunannya dan benih dosa itu diwujudnyatakan di dalam perbuatan Kain yang membunuh Habel saudaranya. Dosa telah menimbulkan tindakan-tindakan yang tidak rasional, bahkan sangat kejam. Dosa telah mengubah kedamaian menjadi ancaman, mengubah perdamaian menjadi permusuhan yang berkepanjangan. Hanya melalui pengorbanan dan kematian Yesus Kristus di atas kayu salib, manusia dapat dilepaskan dan bebas dari cengkeraman dan belenggu dosa. STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana wujud dosa mempengaruhi akal sehat dan hati manusia dalam mengambil keputusan? (2) Apakah keinginan dosa mendatangkan kebaikan? Berdoa bagi hubungan suami-istri Kristen agar mereka saling membangun hubungan tersebut berdasarkan takut akan Tuhan dan saling mengasihi, sehingga hubungan rumah tangga mereka semakin harmonis.
10 SELASA
JANUARI 2017
“Lahirlah seorang anak laki-laki bagi Set juga dan anak itu dinamainya Enos. Waktu itulah orang mulai memanggil nama Tuhan.” (Kejadian 4:26)
Bacaan hari ini: Kejadian 4:17-26 Bacaan setahun: Kejadian 25-26, Matius 10
MEMANGGIL NAMA TUHAN
B
agian ini mencatat daftar keturunan Kain setelah ia membunuh Habel dan hidup sebagai pelarian. Dari keturunan Kain muncul orang-orang berbakat dan berpengaruh. Kebudayaan manusia berkembang dengan pesat akibat keturunan Kain. Pada masa inilah manusia mulai mendirikan kota, peternakan, seni, dan keterampilan tangan. Namun bukan hanya kebudayaan yang berkembang, dosa dan perbuatan jahat manusia juga berkembang. Untuk pertama kalinya praktek poligami terjadi melalui keturunan Kain, yaitu Lamekh. Selanjutnya jika kita perhatikan, orang-orang berprestasi yang dicatat namanya adalah anak-anak Lamekh. Melihat keberhasilan yang diraih oleh anak-anaknya, rupanya membuat Lamekh menjadi tinggi hati. Lamekh merasa diri penting, sehingga ketika ada orang yang melukainya, dia tidak terima dan kemudian membunuh orang itu. Bahkan Lamekh membenarkan perbuatannya dengan mengutip janji perlindungan yang Tuhan berikan pada Kain secara pribadi. Manusia hidup semakin jauh dari Tuhan. Di tengah-tengah kondisi demikian, Tuhan memberikan seorang anak lelaki lain kepada Adam. Anak ini dianggap sebagai pengganti Habel yang telah dibunuh Kain, karena itu ia dinamai Set, yang artinya kompensasi/ pengganti. Kelahiran Set menandai munculnya satu keturunan yang beribadah kepada Tuhan. Jika kita melihat Kejadian 5, di situ dicatat orangorang saleh yang muncul dari keturunan Set. Pada zaman Enos, anak Set, orang mulai memanggil nama Tuhan, beribadah kepada Tuhan. Budaya rohani, ibadah secara umum, dimulai oleh keturunan Set. Orang Kristen harus mempunyai prinsip dan cara hidup seperti keturunan Set yang menyebut nama Tuhan dalam segala aspek hidup mereka. Berusaha mengembangkan diri dan meraih kesuksesan adalah sah-sah saja, namun janganlah hal itu menjadi yang utama. Tuhan harus menjadi yang utama dalam hidup kita. Ketika sukses sekalipun, jangan pernah tinggi hati dan melupakan bahwa Tuhanlah yang memberikan kesuksesan itu. STUDI PRIBADI: (1) Mengapa Lamekh membunuh seorang laki-laki? (2) Apakah sebelum zaman Enos, orang-orang belum mengenal Tuhan? Doakanlah setiap orang tua Kristen supaya bisa membimbing anak-anaknya untuk hidup mengasihi Tuhan sehingga muncul generasi-generasi muda yang hidup saleh bagi Tuhan.
11 RABU
JANUARI 2017
“Inilah daftar keturunan Adam. Pada waktu manusia itu diciptakan oleh Allah, dibuat-Nyalah dia menurut rupa Allah.” (Kejadian 5:1)
Bacaan hari ini: Kejadian 5:1-5 Bacaan setahun: Kejadian 27-28, Matius 11
KETURUNAN ADAM
D
alam Alkitab kita menemukan banyak catatan mengenai silsilah. Bagi orang Yahudi, silsilah sangat penting karena menolong seseorang untuk mengetahui sejarah keluarga dan nenek moyang mereka. Kejadian pasal 5 yang merupakan bacaan kita hari ini juga berisi catatan silsilah. Silsilah ini berisi catatan daftar keturunan Adam hingga air bah. Keturunan Adam yang dicatat di sini merupakan garis keturunan Set. Adam hidup sampai usia sembilan ratus tiga puluh tahun. Semasa hidupnya, Adam dan Hawa memperanakkan banyak anak. Dalam Alkitab, hanya tiga anak Adam yang disebut namanya, yaitu Kain, Habel, dan Set. Nama mereka bertiga disebutkan untuk mewakili dua kelompok keturunan Adam. Keturunan Kain mewakili kelompok orang-orang yang berontak terhadap Tuhan; sementara Set, yang adalah pengganti Habel, mewakili kelompok orang-orang saleh. Sekalipun demikian, bukan berarti anak Adam hanya Kain, Habel, dan Set. Di samping mereka bertiga, Adam juga memiliki anak-anak lain. Di ayat 4 juga dikatakan Adam memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. Sebagai manusia pertama, Adam diciptakan, bukan diperanakkan. Hal ini berarti: tidak ada manusia sebelum Adam dan semua manusia yang dilahirkan setelahnya adalah keturunan Adam. Semua manusia di dunia ini memiliki nenek moyang yang sama, yaitu Adam dan Hawa. Ini membuat semua manusia berada di posisi setara. Apalagi ketika dikatakan Adam dan Hawa diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, maka seluruh keturunan Adam dan Hawa setelah itu juga adalah gambar dan rupa Allah. Dalam dunia ini, ada berbagai jenis orang dengan ciri-ciri fisik dan kebudayaan yang berbeda. Namun di tengah keberbedaan itu kita harus mengingat bahwa kita semua berasal dari nenek moyang yang sama. Jangan sampai kita merasa lebih penting dan lebih berharga dibanding orang lain, karena semua manusia merupakan keturunan Adam dan Hawa yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Marilah kita hidup saling menghargai dan menghormati satu sama lain. STUDI PRIBADI: (1) Apakah sebelum Set lahir, Adam dan Hawa tidak memiliki anak, selain Kain dan Habel? (2) Mengapa kita harus menghargai orang lain yang berbeda dengan kita? Doakan Indonesia supaya berbagai perbedaan yang ada di negara ini tidak menjadi hal yang harus dipermasalahkan dan setiap warga negara dapat hidup dalam persatuan.
12 KAMIS
JANUARI 2017
“Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.” (Kejadian 5:24)
Bacaan hari ini: Kejadian 5:6-32 Bacaan setahun: Kejadian 29-30, Matius 12
BERGAUL DENGAN ALLAH
S
emua manusia, tanpa terkecuali, pada akhirnya pasti akan mengalami yang namanya kematian. Tidak ada manusia yang dapat hidup selama-lamanya. Manusia berusaha menemukan obat untuk berbagai penyakit dengan harapan bisa memperpanjang usia hidup seseorang. Namun tetap saja hal itu tidak akan dapat meluputkan manusia dari kematian. Silsilah dalam Alkitab seringkali mencantumkan usia hidup seseorang. Manusia pada masa-masa awal setelah penciptaan memiliki usia hidup yang relatif panjang jika dibanding dengan usia hidup orang-orang zaman sekarang. Namun yang menentukan kualitas hidup seseorang bukanlah berapa lama ia hidup, melainkan bagaimana ia menjalani kehidupannya di dunia ini. Kejadian 5 mencatat daftar keturunan Set yang dianggap sebagai pengganti Habel. Kontras dengan keturunan Kain yang adalah orangorang berdosa, dari keturunan Set bermunculan orang-orang yang hidup saleh dan beribadah kepada Tuhan. Salah seorang keturunan Set yang disebut dalam silsilah ini adalah Henokh. Semasa hidupnya di dunia, Henokh mencapai umur tiga ratus enam puluh lima tahun. Namun yang membuat Henokh istimewa bukanlah usianya yang panjang, melainkan karena Alkitab mencatat bahwa ia tidak mengalami kematian. Henokh tidak mengalami kematian sebab Allah mengangkatnya sebelum ia mati. Semasa hidupnya, Henokh hidup bergaul dengan Allah. Secara harafiah, hidup bergaul dengan Allah berarti berjalan bersama Allah. Henokh menjalani kesehariannya dengan menyadari bahwa Allah ada di sisinya. Dia menjaga hidupnya, sesuai dengan kehendak Tuhan. Itu membuatnya menjadi orang yang berkenan pada Tuhan (Ibr. 11:5). Selama tiga abad kehidupannya, Henokh melibatkan Allah dalam setiap apa yang ia lakukan. Tiga ratus tahun bukan waktu yang singkat bagi kita manusia. Kita tidak akan pernah dapat mencapai umur tiga ratus tahun, namun pertanyaannya adalah: seberapa pun umur kita nanti, apakah kita bisa menghabiskan sisa hidup kita di dunia ini berjalan bersama Allah? STUDI PRIBADI: (1) Siapakah tokoh yang mencapai usia terpanjang dalam perikop ini dan berapa umurnya? (2) Apa yang harus kita lakukan untuk bisa hidup bergaul dengan Allah? Berdoalah agar tiap anak Tuhan, termasuk diri kita, diberikan hati yang rindu untuk bergaul dengan Allah dalam hidup kita, sehingga pertumbuhan rohani kita semakin nampak dan menjadi berkat bagi banyak orang.
13 JUMAT
JANUARI 2017
“Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata Allah.” (Kejadian 6:8)
Bacaan hari ini: Kejadian 6:1-8 Bacaan setahun: Kejadian 31-32, Matius 13
NUH, DOSA DAN KEMURAHAN ALLAH
S
aat membaca Kej. 1:31, “Maka Allah melihat segala yang dijadikanNya itu, sungguh amat baik”, kita tahu, bahwa ciptaan Allah itu baik adanya. Namun Kej. 6:5 mencatat, “Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata.” Apa yang Allah lihat ini adalah dua kondisi yang berbeda. Sebelum kejatuhan dalam dosa, segala ciptaan Allah baik adanya. Namun setelah kejatuhan manusia dalam dosa, Allah melihat bahwa manusia ciptaan-Nya hanya membuahkan kejahatan semata-mata. Allah melihat kerusakan moral manusia (hati yang jahat dan watak yang rusak). Karena kejahatan yang tidak terkendali dan pemberontakan manusia, maka Allah mendatangkan hukuman. Allah “menyesal,” bahwa Ia telah menjadikan manusia dan memilukan hati-Nya. Hukuman Allah bagi umat manusia bukan didasarkan karena Allah salah perhitungan atau karena Allah membuat kesalahan, tetapi hukuman itu diberikan karena bumi penuh dengan kekerasan dan semua manusia menjalankan hidup yang rusak. Kematian sudah di ambang pintu, dan Tuhan berjanji akan menghapuskan, memusnahkan, dan melenyapkan manusia dari muka bumi. Di tengah-tengah hukuman yang akan manusia terima, Allah menjumpai Nuh sebagai seorang yang benar di hadapan-Nya. Nuh mendapatkan kasih karunia di hadapan-Nya (ay. 8). Dosa mendatangkan hukuman, tetapi kebenaran mendatangkan kehidupan. Sehingga Allah merencanakan keselamatan bagi Nuh dan seluruh anggota keluarganya. Kemurahan-Nya dilimpahkan kepada Nuh. Apa yang kita pelajari dari kisah ini? Tuhan adalah Hakim yang adil. Ia adalah Allah yang kudus, yang tidak tahan melihat kejahatan dan dosa yang semakin merajalela pada zaman Nuh. Hukuman-Nya ditegakkan, tetapi kemurahan-Nya diberikan kepada Nuh, orang yang benar di hadapan Allah. Karena itu, ingatlah selalu bahwa dosa tidak akan pernah mendatangkan kebaikan bagi kita. Sebaliknya, kebenaran akan mendatangkan kemurahan dan berkat Allah bagi kita. STUDI PRIBADI: (1) Apa yang membuat ciptaan Allah menjadi rusak dan Allah hanya melihat kejahatan dalam diri manusia? (2) Hukuman apa yang Allah berikan kepada mereka? Berdoalah bagi jemaat Tuhan agar mereka meghargai kasih karunia Allah dalam hidup mereka dengan cara hidup yang menyenangkan hati Tuhan dan mengerjakan firman-Nya.
14 SABTU
JANUARI 2017
“Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya…” (Kejadian 6:22)
Bacaan hari ini: Kejadian 6:9-22 Bacaan setahun: Kejadian 33-35, Matius 14
HUKUMAN DAN KEMURAHAN ALLAH
K
isah air bah merupakan suatu peringatan bagi umat manusia yang memberontak melawan Allah yang kudus, yang menganggap remeh atau sepi akan keadilan Allah. Mereka mengira Allah tidak melihat segala kekerasan hati mereka, yang haus dan lapar untuk selalu berbuat dosa. Sesungguhnya Allah melihat kedalaman hati manusia. Tidak ada satupun yang tersembunyi dari hadapan Allah. Ia tahu kecenderungan hati manusia yang selalu membuahkan kejahatan semata-mata. Apapun yang manusia lakukan di tempat-tempat tersembunyi pun Allah melihatnya. Firman Tuhan dalam Yeremia 16:17 berkata: “Sebab Aku mengamat-amati segala tingkah langkah mereka; semuanya itu tidak tersembunyi dari pandangan-Ku, dan kesalahan mereka pun tidak terlindung di depan mataKu.” Apakah manusia dapat bersembunyi dari Tuhan yang Mahatahu? Penulis Amsal 15:3 juga mengatakan: “Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik.” Kejahatan manusia akan selalu membangkitkan murka Tuhan atasnya. Karena itu, Paulus menasihatkan agar perbuatan-perbuatan jahat tidak dilakukan. “Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah [atas orang-orang durhaka]” (Kolose 3:5-6). Tuhan itu kudus dan tidak akan meluputkan orang yang berbuat kejahatan dan dosa di hadapan-Nya. Namun, di tengah-tengah hukuman yang dinyatakan dalam wujud air bah itu, Allah masih menyatakan kemurahan-Nya. Ia mengadakan perjanjian dengan Nuh dan keluarganya. Nuh mendapat kasih karunia dari Allah, karena ia adalah seorang yang benar di antara orang sezamannya, dan ia hidup bergaul dengan Allah. Bagaimana dengan kita? Apakah kita akan bermain-main dengan dosa, seolah-olah Dia tidak mengetahui perbuatan kita? Jangan biarkan dosa menghancurkan kita. Marilah berbalik dari yang jahat menuju pada ketaatan akan Allah, seperti Nuh yang setia kepada-Nya. STUDI PRIBADI: (1) Apakah karena Allah membiarkan kejahatan merajalela berarti Ia tidak melihat dan mengetahui kejahatan itu? (2) Mengapa Nuh mendapat kemurahan Tuhan? Berdoalah bagi jemaat yang sedang bergumul melawan dosa atau tabiat buruk dalam hidupnya agar mereka terus merendahkan diri di hadapan Tuhan dan memohon kekuatan dari-Nya.
15
MINGGU
JANUARI 2017
“Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Nuh: Masuklah ke dalam bahtera itu, engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat benar di hadapan-Ku di antara orang zaman ini.” (Kejadian 7:1)
Bacaan hari ini: Kejadian 7:1-24 Bacaan setahun: Kejadian 36-38, Matius 15
AIR BAH
A
llah mengenal umat-Nya, siapa kepunyaan-Nya, siapa yang bukan. Orang kepunyaan Allah, Allah tidak saja akan menyelamatkannya dari maut, tetapi Allah juga turut bekerja dalam hidupnya, baik untuk kebahagiaan orang tersebut maupun orang tersebut diikut-sertakan Tuhan dalam rencana keselamatan-Nya bagi seluruh umat manusia. Narasi ini salah satu bukti nyata, bagaimana Allah mengenal pribadi Nuh dan keluarga, dan memisahkan mereka dari kejahatan dunia (karena Nuh orang benar di hadapan Allah), maka Allah memberitahukan rencanaNya kepada Nuh, menyelamatkan Nuh dan keluarga, mengikut-sertakan mereka untuk menyelamatkan seisi dunia yang Tuhan sisakan. Namun pertanyaan adalah, bagaimana kita bisa menjadi orang yang benar seperti Nuh? Sesungguhnya seluruh Alkitab memberikan SATU jawaban yang sama, yaitu: dengan segenap hati percaya kepada Tuhan Allah, dan menaati segala perintah-Nya. Contoh yang sangat jelas tertulis dalam Mazmur 1. Dua jenis manusia dengan kehidupannya, sehingga ada dua jenis hasil yang berbeda. Ingat, kita berbicara tentang kehidupan kita di hadapan Allah, bukan di hadapan manusia, ukuran yang dipakai adalah Alkitab, bukan ukuran manusia. Itulah hal pertama yang merupakan dasar kehidupan orang percaya di dunia. Bagian kedua, pada ayat ke-2 dan ke-3 mencatat sesuatu yang unik, bahwa terdapat binatang yang “tidak haram” dan binatang “haram”. Dan Tuhan memerintahkan Nuh mengambil tujuh pasang binatang yang tidak haram dan 1 pasang saja untuk yang haram, ikut serta masuk bahtera agar selamatlah hidup binatang-binatang tersebut. Kita tidak tahu apa kriteria Allah dalam membedakan yang tidak haram dan haram, dan mengapa masih diselamatkan yang binatang haram tersebut. Namun, kita percaya bahwa, apa pun yang Tuhan izinkan adalah yang terbaik, agar terpelihara keseimbangan alam dan kehidupan umat manusia. Sebagaimana kita percaya bahwa orang jahat pun Tuhan izinkan hidup sementara di dunia ini agar mendatangkan kebaikan bagi orang percaya, amin! STUDI PRIBADI: (1) Seberapa berkenan hidup kita di hadapan Allah? (2) Seberapa mengerti kita akan rencana keselamatan Allah, yang Ia kerjakan melalui kesaksian hidup kita? Kiranya Tuhan menolong setiap kita untuk hidup berkenan kepada Allah, sebagaimana Nuh telah melakukan semuanya seperti Allah perintahkan, dan hidup setiap kita dipakai untuk alat keselamatan bagi orang lain.
16 SENIN
“Menjelang waktu senja pulanglah burung merpati itu mendapatkan Nuh, dan pada paruhnya dibawanya sehelai daun zaitun yang segar. Dari situlah diketahui Nuh, JANUARI 2017 bahwa air itu telah berkurang dari atas bumi.” (Kejadian 8:11)
Bacaan hari ini: Kejadian 8:1-22 Bacaan setahun: Kejadian 39-40, Matius 16
AIR BAH SURUT
Y
ang sangat menarik dari narasi Kejadian 7 adalah bagaimana Allah memimpin Nuh dan hewan-hewan masuk ke Bahtera Keselamatan. Nuh melakukannya sesuai dengan perintah Allah, karena Nuh tidak tahu kapan waktunya, bahkan pintu bahtera pun, Tuhan yang menutupnya. Diceritakan dalam Kejadian 8, pada waktu air bah sudah surut, Nuh dan keluarganya ingin cepat keluar, mereka setia menunggu perintah Allah. Namun sebelumnya, Nuh sendiri juga berusaha mengetahui kapan bisa keluar, melalui burung-burung yang ia lepaskan dari bahtera. Ini juga merupakan sebuah gambaran bagi kita, umat Tuhan, di tengah ketidaktahuan kita, Allah memberikan firman-Nya bagi kita. Perintah firman Tuhan sangat jelas bagi kita, harus kita taati tanpa kecuali. Seringkali, kita sendiri ada rencana dan gagasan berbeda, sehingga firman Tuhan hanya dipakai sebagai pendukung, bukan sebagai penuntun. Itulah sebabnya kita sering gagal. Di samping itu, ada kehendak Tuhan yang kita ketahui secara umum, dan menjadi tugas dan memiliki tanggung jawab kita untuk mencari tahu persisnya. Seperti contoh, pada waktu saya remaja, saya tahu bahwa Tuhan menghendaki saya menjadi seorang hamba Tuhan. Maka saya pun bersaksi kepada teman-teman di komisi remaja bahwa tujuan hidup saya adalah menjadi hamba Tuhan. Namun seminari mana untuk belajar dan pelayanan di mana, Tuhan tidak berbicara kepada saya. Saya sendiri harus bergumul dan mencari tahu mana yang Tuhan kehendaki bagi saya. Dalam Injil Yohanes 14:26, Tuhan Yesus berkata, “Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.” Tuhan memberikan kita Alkitab dan Roh Kudus, ini artinya bahwa kita harus taat kepada firmanNya. Tuhan tidak akan membuat kita menjadi bimbang. Apabila kita masih bimbang dan ragu, diamlah sejenak dari kesibukan kita; ambil waktu untuk berdoa dan renungkanlah firman Tuhan, dan memohonlah kekuatan Tuhan untuk menaati-Nya. STUDI PRIBADI: (1) Sebagai orang percaya, apakah kita sering diingatkan Roh Kudus akan ayat Alkitab dalam kehidupan kita? (2) Bagaimana tekad kita melakukan kehendak-Nya? Berdoalah bagi jemaat, keluarga, hamba Tuhan, majelis, agar sama-sama mengerti kehendak Tuhan dan berjalan di dalam kebenaran-Nya; sehingga apa yang mereka kerjakan adalah kehendak Tuhan.
17 SELASA
“Akan takut dan akan gentar kepadamu segala binatang di bumi dan segala burung di udara, segala yang bergerak di muka bumi dan segala ikan di laut; ke dalam tanganmulah semuanya itu diserahkan.” (Kejadian 9:2) JANUARI 2017 Bacaan hari ini: Kejadian 9:1-17 Bacaan setahun: Kejadian 41-42, Matius 17
BERKAT ALLAH ATAS ORANG YANG TAAT
K
etika Nuh beserta anak-anaknya taat kepada perintah Allah dan melakukan sesuai dengan apa yang disampaikan Tuhan kepada mereka, maka Nuh dan keluarganyapun mendapatkan hadiah dari Tuhan. Kata pertama yang dihadapkan kepada manusia di atas muka bumi adalah ucapan berkat. Walaupun manusia diburukkan dengan bermacammacam kekerasan, fitnah dan kebencian, namun Allah meletakkan berkatNya atas mereka yang taat. Adapun berkat yang Allah berikan untuk Nuh dan keluarganya adalah: Pertama, berkat keturunan untuk memenuhi bumi. “Beranak-cuculah dan bertambah banyak serta penuhilah bumi.” Allah menghendaki sesudah air bah, supaya manusia berkembang biak dan bertambah banyak. Allah mau supaya anak-anak dilahirkan. Penciptaan Allah sekali-kali tidak dapat dihentikan atau diganggu oleh dosa manusia. Di dalam, di tengah-tengah dan di bawah kekuasaan dosa, Allah melanjutkan rencana penciptaan dan pembangunan. Allah menghendaki supaya anak-anak manusia dilahirkan, agar di dalam kejatuhan dalam dosa tersebut, manusia belajar mencari keselamatan yang ada di dalam Allah, dan mereka diselamatkan dalam rencana keselamatan besar Allah (Kis. 17:30). Kedua, manusia berkuasa atas ciptaan yang lain. Allah memberikan kuasa kepada manusia untuk berkuasa atas binatang dan ciptaan yang lain. Menurut rencana Allah, manusia dipanggil untuk menguasai binatang dan tumbuh-tumbuhan. Ke dalam tanganmulah semuanya itu diserahkan: dengan kata lain: manusia telah menerima hak dan izin dari Allah untuk memakan binatang yang ada dan tumbuh-tumbuhan. Sekarang Allah memperluas penganugerahan itu, memperbolehkan manusia memakan daging. Allah adalah Tuan yang baik, yang menyediakan segala sesuatu, tidak saja supaya kita hidup, tetapi supaya kita dapat hidup dengan nyaman dalam pelayanan-Nya. Bukan sekadar untuk memenuhi kebutuhan, juga untuk memperoleh kesukaan. Bahwa semua ciptaan Allah itu baik, dan satu pun tidak ada yang haram (1Tim. 4:4). STUDI PRIBADI: (1) Apakah berkat yang diberikan oleh Allah kepada orang-orang yang taat kepada-Nya? (2) Siapakah Allah di dalam kehidupan kita? Doakanlah lembaga-lembagai misi yang ada di tanah air, agar mereka terus mengerjakan pemberitaan Injil dan melayani mereka yang membutuhkan keselamatan dari Tuhan.
18 RABU
JANUARI 2017
“Berkatalah ia: Terkutuklah Kanaan, hendaklah ia menjadi hamba yang paling hina bagi saudara-saudaranya.” (Kejadian 9:25)
Bacaan hari ini: Kejadian 9:18-29 Bacaan setahun: Kejadian 43-45, Matius 18
DOSA YANG MERUSAK HIDUP MANUSIA
K
ehidupan yang dijalani Nuh dan anak-anak terus berlanjut, tetapi dosapun tetap berkuasa atas mereka. Kisah Nuh dan anak-anaknya menggambarkan kebobrokan umat manusia yang telah jatuh dalam dosa. Nuh mabuk dan telanjang. Anaknya, Kanaan, justru mempermalukan ayahnya. Ia memanggil kedua saudaranya, dan mereka segera menutupi ketelanjangan ayah mereka. Pertama, dosa mempermalukan hidup manusia. “Setelah ia minum anggur, mabuklah ia dan ia telanjang dalam kemahnya” (ay. 21). Hal ini merupakan tindakan Nuh yang sangat memalukan. Karena minum sampai mabuk, Nuh akhirnya kehilangan kesadaran dan hilang penguasaan diri. Jelas tindakan ini ialah dosa dan sangat mempermalukan. Sesungguhnya Nuh tahu kebenaran yang Allah tetapkan, tetapi dia malah melanggarnya dan membuat dirinya dipermalukan oleh dosanya sendiri. Minum minuman keras sampai mengakibatkan mabuk adalah tindakan yang tidak berkenan di hadapan Allah. Kedua, dosa mendatangkan hukuman dari Allah. Kutukan yang Allah sampaikan perlu diperhatikan dengan baik. Alkitab mengatakan: “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu. Jangan jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah” (Gal. 6:7-9). Hukuman atas Kanaan adalah menjadi yang terendah di antara saudara-saudaranya. Sedangkan Sem akan beranak-cucu dan menghasilkan bangsa yang besar. Keturunan Sem menaati perintah Allah. Keturunan Sem akan menang bukan karena kekuatan mereka, tetapi karena janji berkat Allah! Bagaimana dengan kita hari ini? Sekalipun kita masih mengenakan tubuh yang cemar dosa, ada kalanya kita jatuh dalam dosa, namun jangan biarkan dosa menguasai diri kita, karena kita milik Kristus! STUDI PRIBADI: (1) Dosa atau kesalahan apa yang dilakukan Nuh? (2) Apakah akibat dosa yang dilakukan oleh Nuh dan anak-anaknya? Berdoalah untuk diri sendiri secara pribadi dan juga semua jemaat Tuhan, agar tetap berpegang kepada kebenaran Firman Tuhan serta berjuang untuk meninggalkan dosa dan hidup sungguh-sungguh di dalam Tuhan.
19 KAMIS
JANUARI 2017
“Dari mereka inilah berpencar bangsa-bangsa daerah pesisir. Itulah keturunan Yafet, masing-masing di tanahnya, dengan bahasanya sendiri, menurut kaum dan bangsa mereka.” (Kejadian 10:5)
Bacaan hari ini: Kejadian 10:1-32 Bacaan setahun: Kejadian 46-48, Matius 19
KESATUAN BANGSA UNTUK KEMULIAAN TUHAN
I
ndonesia adalah bangsa multikultural, terdiri dari beragam suku, agama, bahasa, dsb. Bangsa Indonesia yang multikultural menganut semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Ini adalah identitas/jati diri bangsa yang harus diwujudkan demi tercapainya persatuan dan kesatuan bangsa. Silsilah keturunan Nuh merupakan penggenapan perintah Allah, di mana manusia beranak-cucu dan bertambah banyak. Dari silsilah ini kita belajar, sekalipun mereka beragam, tapi satu keturunan dan memberikan sebuah identitas. Pertama, dari tanahnya. Kesatuan bangsa-bangsa tidak pernah dapat diterangkan hanya dengan keturunan dan asal-usul saja. Dalam kehidupan tiap-tiap bangsa, negeri adalah faktor yang agak penting. Suatu bangsa membutuhkan suatu negeri. Tabiat dan kepandaiannya sangat dipengaruhi oleh rupa dan isi dan kedudukan negerinya. Kedua, dengan bahasanya sendiri. Kenyataan kedua yang menentukan dan membagi-bagi dunia kebangsaan ialah bahasa. Batasbatas bahasa seringkali lebih keras menutup suatu daerah dari batas-batas daerah. Suatu bangsa boleh memiliki lebih dari satu bahasa, tetapi kadang lebih dari satu bangsa memakai bahasa yang sama. Melalui bahasa yang ada dapat meningkatkan hubungan antar sesama menjadi lebih baik dan dapat saling membangun dan menguatkan bagi kemuliaan nama Tuhan. Ketiga, menurut kaum dan bangsa. Kata Ibrani untuk kaum dapat juga diterjemahkan dengan marga. Istilah ini menitik-beratkan keturunan dan kesanak-saudaraan. Alkitab tidak menyangkal pertalian darah dan daging, tapi Alkitab mengetahui, bahwa bukan hanya keturunan yang menentukan dan menggabungkan manusia dalam persekutuan dan pergaulan bangsabangsa. Dari banyaknya kaum, bahasa, bangsa, dan keanekaragaman lainnya, akan terbentuklah persekutuan antar sesama manusia, yaitu: “dari segala bangsa, dan suku dan kaum dan bahasa,” Allah akan memanggil manusia untuk masuk kedalam kerajaan-Nya. (Why. 5:9; 7:9; 14:6). Karena kemuliaan hanya diberikan kepada Allah yang menciptakan bangsabangsa yang ada di dunia ini. STUDI PRIBADI: (1) Apa yang kita ketahui mengenai kesatuan suatu bangsa? (2) Apakah yang akan diterima umat Allah yang ada di tengah-tengah bangsa-bangsa di dunia ini? Berdoalah bagi kelangsungan seluruh masyarakat Indonesia, semua tetap damai walaupun terdapat banyak perbedaan. Doakan juga agar setiap orang Kristen hidup sungguh-sungguh takut akan Tuhan.
20
JUMAT
JANUARI 2017
“Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan sampai terserak ke seluruh bumi.” (Kejadian 11:4)
Bacaan hari ini: Kejadian 11:1-9 Bacaan setahun: Kejadian 49-50, Matius 20
SIAPA YANG SAYA MULIAKAN?
B
acaan Kej. 11:1-9 ini sebenarnya yang melatar-belakangi Kej.10 dan bukan sebaliknya. Salah satu petunjuknya adalah dari Kej.10:5, 20, 31 sudah ada banyak bahasa. Dalam Kej. 10:10 sudah ada nama “Babel,” padahal nama itu baru mulai ada pada Kej. 11. Jadi bagian ini pasti terjadi sesudah peristiwa menara Babel. Peristiwa menara Babel ini terjadi sekitar kelahiran Peleg (Kej. 10:25), karena nama Peleg berarti “perpecahan/perpisahan.” Apabila dilihat dari Kej. 11:10-16, bisa diketahui bahwa Peleg lahir 101 tahun (2+35+30+34) setelah peristiwa air bah. Jadi, dari keturunan Nuh yang selamat, ternyata lahirlah angkatan yang kembali berdosa dan memberontak kepada Allah. Pada ayat 3 dijelaskan bahwa mereka mampu membuat batu bata yang dibakar dan dalam penggunaannya dilekatkan dengan aspal (ter). Ini merupakan suatu terobosan baru dalam teknologi pembangunan untuk menggantikan batu dan tanah liat. Dengan ukuran dan daya rekat yang kuat, ini berarti menghasilkan keseimbangan dan kekuatan yang merata, sehingga dapat dipakai untuk membangun struktur bangunan yang (lebih) tinggi dan kuat. Namun kemampuan yang Tuhan berikan itu telah mereka salah gunakan dengan motivasi yang tidak benar. Pertama, mereka mendirikan menara yang tinggi karena mereka tidak mau terpencar. Hal ini jelas melawan kehendak Tuhan yang tertulis di Kej. 9:1, “Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi”. Kedua, mereka ingin mencari nama. Kepandaian mereka justru mereka pakai untuk mencari kemuliaan diri mereka sendiri. Ini adalah ambisi pribadi, kesombongan, ingin terkenal dan sebagainya, dan ini jelas adalah dosa. Karena sejak awal tujuan Allah menciptakan manusia adalah supaya manusia memuliakan Allah, memancarkan kemuliaan Allah. Karena itulah Allah membuat mereka terserak ke seluruh bumi agar rencana Allah tetap terlaksana, dan Allah juga hendak menghentikan kesombongan manusia. Refleksi dari peristiwa menara Babel menolong kita untuk introspeksi diri, siapakah yang kita muliakan dalam setiap apa yang kita lakukan? STUDI PRIBADI: (1) Apakah salah apabila manusia saat itu membangun menara Babel? (2) Apa yang menyebabkan mereka berdosa? Berdoalah agar setiap umat Tuhan benar-benar mempunyai motivasi hanya untuk memuliakan Tuhan dalam setiap apa yang kita lakukan, dan bukannya untuk memuliakan diri sendiri.
21
SABTU
“… ia berangkat bersama-sama dengan mereka dari Ur-Kasdim untuk pergi ke tanah Kanaan, lalu sampailah mereka ke Haran, dan menetap di sana.” JANUARI 2017 (Kejadian 11:31) Bacaan hari ini: Kejadian 11:10-32 Bacaan setahun: Keluaran 1-3, Matius 21
DIPILIH KARENA KASIH KARUNIA
K
ejadian 11:10-26 ini merupakan akhir dari bagian pertama Kitab Kejadian dan menjadi jembatan untuk memasuki bagian ke dua dari kitab Kejadian (Kej.12-50) yang berisi kisah panggilan Allah kepada Abram, janji Allah kepada Abraham, Ishak, Yakub dan kisah lahirnya bani Israel, serta kisah Yusuf dan Israel di Mesir. Apa yang membuat Abram dipilih dan dipanggil Allah? Apakah karena Abram orang yang sangat mengasihi Allah? Di ayat 28 kita tahu Abram dan keluarga besarnya tinggal di Ur-Kasdim, dimana mereka tidak menyembah kepada Allah tapi kepada dewa bulan yang mereka sebut Sin (Yosua 24:2). Jadi bukan karena Abram orang yang mengasihi Allah, tapi Allah berkasih karunia kepada Abram. Abram dipilih oleh Allah untuk menerima janji Allah tentang tanah dan menjadikan keturunannya sebagai bangsa yang besar, bahkan melalui Abram semua bangsa akan mendapatkan berkat (Kej.12:13). Janji tersebut memang diberikan ketika Abram di Haran. Namun kasih karunia dan panggilan Allah sudah diberikan saat Abram masih tinggal di Ur-Kasdim. Dari Kisah Para Rasul 7:2-4 kita mengetahui bahwa Abram menerima panggilan Allah sebanyak 2 kali, yaitu di Ur-Kasdim dan di Haran. Pada saat perjalanan panggilan pertama, Abram sempat tinggal di Haran beberapa waktu lamanya, mungkin berkaitan dengan kesehatan Terah yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan. Setelah Terah meninggal, Allah kembali memanggil Abram. Meski awalnya Abram belum mengenal Allah, Abram mau taat saat Allah memanggilnya dan memberikan perintah untuk pergi dari negerinya ke tanah Kanaan. Jika saat ini kita sudah menjadi orang yang diselamatkan, apa yang membuat kita dipilih Allah untuk diselamatkan? Bukan karena kebaikan dan kasih kita. Tidak ada sesuatupun yang membuat kita pantas untuk diselamatkan. Hanya karena kasih karunia Allah saja kita boleh diselamatkan. Karena itu marilah kita meresponinya dengan hidup untuk menyenangkan Allah dengan cara melakukan apa yang Allah kehendaki. STUDI PRIBADI: (1) Menurut Anda, bagaimanakah kira-kira kehidupan Abram sebelum ia dipanggil Allah keluar dari Ur-Kasdim? (2) Apa yang menjadi titik balik kehidupan Abram? Berdoalah agar setiap kita benar-benar menyadari akan kasih karunia Allah dan mau meresponi karunia tersebut dengan hidup taat melakukan apa yang Allah kehendaki.
22
MINGGU
JANUARI 2017
“Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.” (Kejadian 12:2)
Bacaan hari ini: Kejadian 12:1-9 Bacaan setahun: Keluaran 4-6, Matius 22
FIRMAN DAN BERKAT TUHAN
T
ahun baru identik dengan harapan yang baru. Harapan akan berkatberkat melimpah; sehingga tidak jarang orang mulai menghitunghitung peruntungannya di tahun yang baru dengan cara mencari petunjuk kepada ramalan-ramalan. Tuhan menentang kehidupan yang berkompromi dengan ramalan-ramalan, karena Allah menghendaki kita percaya hanya pada rencana-Nya dalam hidup kita. Abraham hidup dalam lingkungan orang-orang penyembah berhala. Namun, ketika firman Tuhan memerintahkan Abraham untuk meninggalkan sanak saudaranya, Abraham percaya. Imannya membuat dia lebih menaati Allah yang tidak kelihatan. Iman tumbuh dari pendengaran, pendengaran akan firman Tuhan. Kemudian iman menuntun kepada ketaatan. Ketaatan mendatangkan berkat; dan berkat yang diterima bukan hanya bersifat pribadi, namun juga mempengaruhi banyak orang. Ada beberapa hal yang Allah janjikan kepada Abraham, yaitu: tanah (ay. 1), keturunan (ay. 2), dan berkat (ay. 3). Melalui Abraham, semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. Abraham percaya kepada Allah, dan Ia memberikan berkat-Nya kepada Abraham yang percaya dan taat kepada-Nya. Jadi, bagaimana caranya agar seseorang memiliki kehidupan yang diberkati Tuhan? Dimulai dengan kesediaan memperhatikan kebenaran firman Tuhan. Firman Tuhan sangat penting karena dari sana timbul iman, dan iman menuntun kepada ketaatan, dan ketaatan mendatangkan berkat. Jika dampak firman Tuhan dalam kehidupan kita demikian besar, mengapa firman Tuhan seringkali diabaikan dalam kehidupan orang percaya? Berbagai alasan bisa saja muncul, namun hal ini berkaitan dengan disiplin rohani. Marilah kita menempatkan firman Tuhan menjadi prioritas dalam hidup kita. Jangan melakukan pembacaan dan perenungan firman Tuhan sebagai sebuah keterpaksaan, melainkan sebuah sukacita karena melalui perenungan itu, Tuhan menuntun jalan dan memberkati kehidupan kita. Marilah kita lebih memperhatikan firman Tuhan untuk lebih menaatinya dan menjadi berkat bagi banyak orang. STUDI PRIBADI: (1) Apa yang Allah berikan kepada Abraham ketika ia menaati perintah Tuhan? (2) Apa yang dapat kita terapkan dalam hidup tentang ketaatan Abraham ini? Berdoalah bagi setiap jemaat Tuhan agar mereka mencintai firman Tuhan dan mengerjakannya dalam kehidupan mereka setiap hari, dan nama Tuhan dipermuliakan melalui hidup mereka.
23
SENIN
JANUARI 2017
“Tetapi TUHAN menimpakan tulah yang hebat kepada Firaun, demikian juga kepada seisi istananya, karena Sarai, istri Abram itu.” (Kejadian 12:17)
Bacaan hari ini: Kejadian 12:10-20 Bacaan setahun: Keluaran 7-8, Matius 23
UJIAN DI TENGAH BERKAT
S
etiap siswa di sekolah mengenal adanya ujian. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi penguasaan siswa terhadap materi tertentu. Iman kepada Tuhan juga perlu dievaluasi melalui ujian kehidupan. Ujian itu bertujuan untuk membuktikan jika iman kita murni, bertumbuh, dan akhirnya menolong kita untuk memuliakan Tuhan. Dalam kehidupan Abraham, Tuhan memanggil Abraham dan berjanji memberkati Abraham untuk menjadi berkat. Abraham sudah menerima pemenuhan janji atas Tanah Perjanjian. Ia sudah tiba dan sudah tinggal di Betel (Kej. 12:8), sebelah Utara Yerusalem, Kanaan, Tanah Perjanjian. Di tengah-tengah penantian Abraham akan janji Allah mengenai keturunan, ternyata Allah memberikan kepadanya ujian berupa kelaparan. Abraham meninggalkan Tanah Perjanjian menuju ke Mesir untuk mendapatkan pertolongan, namun tanpa ada perintah dari Tuhan. Abraham bukan hanya meninggalkan Tanah Perjanjian untuk meminta bantuan kepada negara yang tidak mengenal Allah, ia juga meminta Sarai berdusta bahwa ia adalah adik Abraham, karena ia takut akan dibunuh Firaun. Dengan ide dan pertimbangannya sendiri, Abraham berusaha untuk menyelamatkan dirinya. Tindakan Abraham menunjukkan bahwa ia perlu belajar bahwa Allah yang telah memanggil dan berjanji kepadanya, pasti sanggup menolong dan akan melindunginya (ay. 3) sekalipun di luar area tanah Perjanjian. Abraham hampir kehilangan istrinya yang cantik karena diinginkan oleh Firaun. Namun, Allah tidak mengingkari janji-Nya bahwa Sarai akan melahirkan keturunan Abraham. Kemudian Allah menjatuhkan tulah kepada Firaun dan seisi istananya sehingga Sarai diserahkan kembali kepada Abraham. Dalam pengiringan kita kepada Tuhan, seringkali kita tergoda untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan pertimbangan kita sendiri. Kekuatiran seringkali mengaburkan kepekaan kita akan kehendak Allah. Marilah kita memelihara persekutuan dengan Tuhan sehingga keputusan dan jalan keluar yang kita ambil boleh seturut dengan kehendak Tuhan. STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana sikap Abraham ketika ia menghadapi bala kelaparan? (2) Bagaimana kasih setia Tuhan dinyatakan kepada Abraham? Berdoalah bagi setiap jemaat Tuhan yang sedang menghadapi situasi yang sulit agar mereka tetap setia dan mempercayai bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka.
24
SELASA
JANUARI 2017
“Maka berkatalah Abram kepada Lot: Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, dan antara para gembalaku dan para gembalamu, sebab kita ini kerabat.” (Kejadian 13:8)
Bacaan hari ini: Kejadian 13:1-18 Bacaan setahun: Keluaran 9-11, Matius 24
MENGALAH: KEDEWASAAN KARAKTER
S
etelah Abram dan Lot kembali dari Mesir, mereka kembali menetap di negeri Kanaan. Tidak lama kemudian, timbullah hal-hal yang tidak diharapkan di antara mereka. Ada dua hal yang tidak terhindarkan bagi Abram. Pertama, perselisihan; dan kedua, keputusan. Kisah ini dimulai ketika Abram disuruh pergi dari Mesir oleh Firaun, dan tinggal di Kanaan. Saat itu Kanaan mengalami kemarau. Dengan kata lain, tanahnya masih belum cukup untuk menyediakan rumput bagi kambingdomba Abram dan Lot. Akhirnya terjadi perselisihan di antara para gembala Lot dan Abram, memperebutkan rumput dan air dari sungai yang mengalir. Untuk menghindari perkelahian, Abram segera mengambil satu keputusan, sebelum persoalan yang ada menjadi semakin tajam. Ketika Abram sampai kepada keputusan, ia meminta supaya Lot terlebih dahulu memilih. Abram mempersilahkan Lot untuk memilih bagian tanah yang dianggapnya baik. Lot memilih lembah Yordan yang terlihat sangat baik. Abram pun mengalah dan menetap di tanah bagian lainnya, di Kanaan. Kejadian 13:11, “Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah.” Kita semua tahu bahwa pada akhirnya tempat yang dipilih oleh Lot itu, dimusnahkan oleh Tuhan, yaitu Sodom dan Gomora. Secara kasat mata, mungkin Abram hanya mendapatkan tanah sisa dan terlihat tidak sebaik lembah Yordan yang banyak airnya. Tetapi Abram rela untuk mengalah dan menjauhi pertengkaran. Kita melihat bahwa justru Tuhan memberikan yang terbaik bagi Abram (Kej 13 : 14, 15). Ada saat tertentu di mana Tuhan menuntut kita untuk mengalah dan menyerahkan semuanya kepada Allah. Pada saat kita memilih untuk mengalah, maka kita akan belajar dan melihat bagaimana Tuhan berkerja dengan luar biasa dalam kehidupan kita. Kita akan melihat pembelaan Tuhan bagi kita. Karena itu, mari sebagai orang percaya terus belajar untuk mengalah dan merendahkan keangkuhan dalam hidup ini supaya orang lain dapat melihat bahwa Kristus ada dan hidup dalam hati kita. STUDI PRIBADI: (1) Menurut Anda, Mengapa Abram harus memilih untuk mengalah? (2) Apa berkat yang diberikan oleh Tuhan kepada Abram? Berdoalah bagi kedewasaan saudara seiman kita, agar dalam menghadapi segala persoalan mereka dapat menyelesaikannya dengan bijaksana dan membawa damai sejahtera bagi banyak orang.
25
RABU
“Ketika Abram mendengar, bahwa anak saudaranya tertawan, maka dikerahkannyalah orang-orangnya yang terlatih, … lalu mengejar musuh sampai ke Dan.” (Kejadian 14:14) JANUARI 2017 Bacaan hari ini: Kejadian 14:1-16 Bacaan setahun: Keluaran 12-13, Matius 25
JANGAN TINGGAL DIAM!
S
alah satu perkara yang saya kagumi dalam keluarga besar saya adalah kerukunan yang nyata di antara mereka. Jika ada satu orang atau keluarga mengalami kesulitan/masalah, bantuan/dukungan segera datang dari saudara-saudara lainnya. Tidaklah mengherankan jika mereka tampak dekat dan akrab satu sama lain ketika berkumpul dalam pertemuan tahunan. Apa yang telah mereka tunjukkan akhirnya ditiru oleh keturunan-keturunan yang selanjutnya hari ini. Kondisi ini mengingatkan saya akan sikap Abraham terhadap nasib sanak-saudaranya yang sedang mengalami masalah. Selama ini, Abraham dikenal sebagai bapa orang beriman. Sebutan ini tidak keliru karena iman Abraham memang layak untuk diteladani. Bacaan hari ini menunjukkan “sisi lain” kehidupan paman Lot ini. Ketika mendengar bahwa keponakannya yang bernama Lot beserta orang-orangnya tertawan musuh, tanpa berpikir panjang Abraham segera bertindak. Ia mengerahkan orang-orangnya yang terlatih untuk mengejar musuh demi membebaskan saudaranya itu. Usahanya berhasil ketika musuh berhasil dikalahkan, harta benda direbut kembali, dan Lot beserta orang-orangnya diselamatkan dari tangan musuh. Setidaknya ada dua pilihan ketika kita melihat saudara mengalami kesusahan: berdiam diri atau melakukan sesuatu untuk menolong. Belajar dari teladan Abraham, kiranya kita juga dikenal sebagai orang yang segera menolong dengan mengerahkan segala daya upaya. Lihatlah sekeliling, perhatikan jika ada saudara yang tengah dirundung masalah. Tunjukkan kepedulian dengan melakukan sesuatu, jangan hanya berdiam diri. Tangan yang terulur untuk menolong lebih baik daripada ribuan doa tanpa aksi nyata. Hari ini banyak terjadi konflik. Permasalahan bukan hanya bagaimana menghindari konflik, tetapi bagaimana menghadapi dan menyelesaikan konflik secara benar. Ironis bila ada keluarga Kristen yang konflik sampai di pengadilan, saling pukul, menjatuhkan dan melibatkan aparat keamanan. STUDI PRIBADI: (1) Apa yang mendorong Abraham mau menolong Lot? (2) Mengapa hari ini banyak relasi antar keluarga hancur dan saling tidak mempedulikan lagi? Berdoa bagi setiap keluarga Kristen agar mereka memiliki relasi yang baik antar anggota keluarga dan saling mengasihi satu dengan yang lainnya, sehingga nama Tuhan dipermuliakan.
26
KAMIS
JANUARI 2017
“Melkisedek, raja Salem, membawa roti dan anggur; ia seorang imam Allah Yang Mahatinggi.” (Kejadian 14:18)
Bacaan hari ini: Kejadian 14:17-24 Bacaan setahun: Keluaran 14-15, Matius 26
JANGAN MUDAH TERTIPU
Y
akobus pernah menasihati kita supaya jangan memperlakukan orang kaya dan orang miskin berbeda, tetapi ini bukan berarti bahwa kita harus memperlakukan semua orang sama. Nas kita pada hari ini mengajarkan bahwa kita seharusnya bersikap berbeda terhadap orang benar dan terhadap orang fasik. Dengan sengaja penulis menyisipkan kisah tentang Abram dengan Melkisedek (ay. 18-20) di tengah kisah Abram dengan raja Sodom (17, 2124). Ini menunjukkan bahwa penulis hendak mengontraskan sikap Abram terhadap Melkisedek dengan sikapnya terhadap raja Sodom. Melkisedek ialah raja Salem (raja Yerusalem), juga adalah imam Allah yang Maha tinggi (ay. 18). Ia datang membawa roti dan anggur serta memberkati Abram. Abram merespons dengan memberi perpuluhan (ay. 19-20). Raja Sodom, yang musuh-musuhnya telah dikalahkan oleh Abram (Kej. 14:1-16) datang mengambil orang-orangnya yang telah ditolong oleh Abram. Ia bermaksud memberikan semua jarahan yang telah dimenangkan dalam pertempuran tersebut kepada Abram. Bisa jadi, sebagian jarahan tersebut merupakan harta Sodom yang telah diambil musuhnya. Namun Abram sama sekali tidak mau mengambil apa pun, supaya jangan ada perbincangan bahwa raja Sodom telah membuat Abram kaya (ay. 21-24). Sikap Abram yang begitu menghormati Melkisedek, tapi tidak mengindahkan raja Sodom menunjukkan, ia lebih menghormati orang yang takut akan Allah. Walaupun bersikap baik terhadap raja Sodom akan memberi keuntungan secara finansial, tetapi Abram menolak harta dari raja Sodom. Sebaliknya, Abram malah memberi perpuluhan kepada Melkisedek. Bagi Abram, bukan harta yang penting, tetapi siapa orang tersebut di mata Allah. Kita perlu belajar dari Abram yang melihat seseorang bukan berdasarkan keuntungan atau manfaat yang dapat kita terima, tetapi berdasarkan relasi orang tersebut dengan Tuhan. Seperti dituliskan dalam Mazmur 15:4, bahwa sikap yang benar adalah “memandang hina orang yang tersingkir, tetapi memuliakan orang yang takut akan Tuhan.” STUDI PRIBADI: (1) Apakah yang Anda pelajari dari sikap Abraham pada perikop ini? (2) Bagaimana standar yang diberikan oleh Alkitab tentang memperlakukan sesama? Mari berdoa bagi kedewasaan karakter umat Tuhan agar dalam kehidupan mereka hari lepas hari, mereka dapat membangun relasi yang benar dan menjadi berkat bagi banyak orang.
27
JUMAT
JANUARI 2017
“Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar.” (Kejadian 15:1)
Bacaan hari ini: Kejadian 15:1-21 Bacaan setahun: Keluaran 16-18, Matius 27
KEGELISAHAN ABRAM
G
elisah adalah perasaan mengganjal, merasa hati tidak tenteram, kepikiran sesuatu yang membuat diri kita tidak nyaman dan merasa cemas. Kegelisahan dapat diketahui dari sikap, wajah seseorang yang menunjukkan kekhawatiran, dan contoh gerak geriknya ialah: seperti berjalan mundar-mandir sambil menundukkan kepalanya dengan wajah murung dan mengepal-ngepalkan kedua tangannya, dan tentunya malas bicara dan hanya diam saja. Kira-kira demikianlah perasaan gelisah yang sedang dialami oleh Abram dalam perikop ini. Ketika firman Tuhan datang kepada Abram dan menyatakan bahwa Tuhan akan memberi upah yang sangat besar padanya (ay. 1), sepertinya hati Abram tidak begitu berbahagia dan tenang hatinya. Karena baginya, apa artinya mendapatkan upah yang besar dari Tuhan jika pada akhirnya ia akan meninggal dengan tidak memiliki keturunan yang akan mewariskan apa yang Tuhan berikan kepadanya. Inilah masalah yang membuat hati Abram gelisah dan tidak bahagia atas upah yang akan Tuhan berikan kepadanya. Lalu, apakah yang Abram akan lakukan dalam menghadapi permasalahannya tersebut? Abram mengungkapkan kegelisahannya (ay. 2-3); dan nampaknya Tuhan tidak membiarkan kegelisahan tersebut menguasai hatinya. Itu sebabnya Tuhan meresponi ungkapan hati Abram, hamba-Nya itu dengan menyatakan janjiNya bahwa Ia akan memberikan kepada Abram keturunan dan juga menegaskan bahwa anak kandungnyalah yang akan menjadi ahli warisnya, bukan Eliezer (ay. 4-5). Abram pun meresponi janji Tuhan tersebut dengan iman. Abram percaya kepada Tuhan, maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran (ay. 6). Bahkan ia meminta Tuhan untuk menguatkan dan menegaskan akan janji-Nya itu baginya (ay. 8-17). Bagaimana dengan Anda? Apa saat ini Anda sedang mengalami kegelisahan yang membuat Anda tidak bahagia dan tidak tenang dalam hidup? Serahkan beban Anda kepada-Nya, dan peganglah janji-Nya! STUDI PRIBADI: (1) Ketika mengalami kegelisahan, apa yang Anda lakukan? Mengapa? (2) Apakah hal itu dapat menghilangkan kegelisahan yang sedang Anda alami? Berdoalah untuk jemaat Tuhan yang sedang mengalami kegelisahan di dalam hidup ini agar mau datang kepada Tuhan dan mengalami ketenangan di dalam-Nya.
28
SABTU
JANUARI 2017
“Berkatalah Sarai kepada Abram: Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak…” (Kejadian 16:2)
Bacaan hari ini: Kejadian 16:1-6 Bacaan setahun: Keluaran 19-20, Matius 28
SELESAIKANLAH MASALAH TANPA MASALAH
D
alam kehidupan ini, banyak masalah yang datang dan menghampiri selama kita hidup di dunia ini. Masalah yang datang pun beragam. Terkadang masalah membuat orang kehilangan kendali, sebagian mereka tidak mampu mengendalikan emosi yang melanda dirinya. Maka sangat mungkin terjadi depresi atau stres karena hati dan pikiran tertutup emosi negatif sehingga tidak mampu menerima permasalahan hidup yang sedang dihadapi. Demikianlah halnya dengan Sara. Sara menyederhanakan masalah kemandulan yang dialami dirinya dengan caranya sendiri. Ia memberikan hambanya, Hagar, orang Mesir itu agar memberikan anak baginya. Itulah sebabnya ia membawa hambanya itu ke suaminya, Abram, untuk menjadikan istrinya dan menghampirinya dengan harapan melaluinya ia akan memperoleh seorang anak (ay. 1-3). Sara berpikir bahwa apa yang dia lakukan adalah solusi yang tepat dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang ia alami. Namun sayang, apa yang ia pikirkan dan lakukan ternyata tidaklah sesuai dengan apa yang ia harapkan. Harapannya untuk mendapatkan anak dari hambanya, Hagar, memang tercapai, tetapi hal itu tidaklah menyelesaikan permasalahan yang ia hadapi. Karena kenyataannya, Sara tetap tidak dapat memberikan keturunan dari rahimnya sendiri bagi suaminya. Bahkan yang paling menyakitkan hatinya adalah ketika Hagar, hambanya itu mengetahui bahwa dirinya hamil, ia justru memandang rendah Sara dan bahkan menghinanya (ay. 4-5). Ternyata solusi yang telah Sara lakukan tidak dapat menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapinya, justru hal tersebut telah menimbulkan beberapa permasalahan baru. Selain Hagar memandang rendah dan menghinanya, Sara kemudian mengeluh, menyalahkan dan meminta suaminya untuk bertindak terhadap Hagar, bahkan bertanggung jawab atas perlakuan Hagar terhadap dirinya. Padahal ia sendirilah yang menyebabkan semua kejadian tersebut. Bagaimana dengan Anda saat ini? Selesaikanlah masalah tanpa menimbulkan masalah baru! STUDI PRIBADI: (1) Saat mengalami permasalahan, apakah yang Anda akan lakukan? (2) Apakah permasalahan tersebut selesai atau memunculkan permasalahan baru? Berdoalah untuk jemaat Tuhan yang sedang mengalami permasalahanpermasalahan di dalam hidupnya agar membawa permasalahannya kepada Tuhan dan mendapatkan solusi yang baik dari Tuhan.
29 MINGGU
JANUARI 2017
“… Sebab katanya: Bukankah di sini kulihat Dia yang telah melihat aku?” (Kejadian 16:13)
Bacaan hari ini: Kejadian 16:7-16 Bacaan setahun: Keluaran 21-22, Markus 1
“DI SINI KULIHAT DIA”
M
enyadari bahwa dirinya sedang mengandung dan akan melahirkan anak bagi tuannya, Hagar menjadi lupa diri. Ia mulai melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan kepada Sara, nyonyanya, dengan memandang rendah dan menghinanya (ay. 4-5). Mungkin Hagar mencelanya karena ia mandul dan membanggakan diri bahwa dialah yang mungkin akan membawakan ahli waris bagi Abram. Perbuatan Hagar ini membuat hati Sara susah dan menderita. Karena tidak tahan menanggung hinaan tersebut, Sara pun mulai berkeluh kesah dan mempersalahkan Abram atas perlakuan Hagar terhadap dirinya. Lalu ia pun melampiaskan kemarahannya kepada Hagar dengan cara menindasnya secara keras, sehingga Hagar pun lari meninggalkannya (ay. 6). Di dalam pelarian dan penderitaan yang dialaminya, maka datanglah malaikat Tuhan menjumpainya (ay. 7). Malaikat Tuhan menasihati Hagar agar ia mengintrospeksi diri dan menyadari kesalahan yang telah membuat dirinya ditindas oleh nyonya itu (ay. 8) serta memintanya supaya ia kembali pulang kepada Sara, nyonyanya, serta bersabar menerima penindasan yang harus ia terima akibat kesalahannya (ay. 9). Setelah itu sang malaikat memberinya jaminan bahwa Allah menaruh belas kasihan kepadanya dan keturunannya. Demikianlah Tuhan menunjukkan kepedulian-Nya kepada Hagar di dalam pelarian dan penderitaan yang dialaminya. Belah kasihan Tuhan membuatnya kagum akan pemeliharaan Tuhan. Kemudian Hagar menamakan TUHAN yang telah berfirman kepadanya itu dengan sebutan: “Engkaulah El-Roi.” Sebab katanya: “Bukankah di sini kulihat Dia yang telah melihat aku?” (ay. 13). “Engkaulah El-Roi” sebutan ini menyatakan akan pengakuan kesalahan dan pertobatannya kepada Tuhan yang telah melihat dosa dan kebodohannya. Hagar bukanlah orang pilihan, dan ia berdosa karena telah menghina Sara, nyonyanya dan lari darinya. Namun demikian, Tuhan melihat penderitaannya dan menunjukkan belas kasihannya kepadanya. Bagaimana dengan Anda? Bersyukurlah bahwa Allah itu penuh belas kasihan kepada kita. STUDI PRIBADI: (1) Pernahkah Anda mengalami kesusahan dan penderitaan yang disebabkan kebodohan sendiri? (2) Siapakah yang peduli dengan Anda pada saat itu? Berdoalah untuk jemaat Tuhan yang sedang mengalami kesusahan di dalam hidup ini agar mengalami penyertaan dan pertolongan Tuhan di dalam kehidupannya.
30 SENIN
JANUARI 2017
“Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.” (Kejadian 17:5)
Bacaan hari ini: Kejadian 17:1-14 Bacaan setahun: Keluaran 23-24, Markus 2
PERJANJIAN ALLAH DENGAN ABRAHAM-(1)
K
etika Abraham berumur 99 tahun, Tuhan kembali menampakkan diri kepadanya untuk menunjukkan bahwa Tuhan adalah Tuhan yang mahakuasa, yang menepati janji-Nya, sekalipun itu sesuatu yang bagi banyak orang dianggap mustahil. Pada saat bersamaan, Tuhan mengikat perjanjian dengan Abraham. Perjanjian ini tentu saja merupakan inisiatif aktif dari Allah, tetapi perjanjian ini adalah suatu perjanjian yang mengikat Allah sendiri dan juga mengikat dan memberi konsekuensi bagi si penerima janji. Mari kita perhatikan isi dari janji Allah kepada Abraham. Pertama, Abram akan dijadikan bapa dari sejumlah bangsa yang besar. Karena itu, Tuhan mengubah nama Abram menjadi Abraham (ay. 45). Kedua, Allah akan menjadikan keturunan Abram sangat banyak dan banyak raja-raja besar yang akan muncul dari keturunannya (ay. 6). Ketiga, Allah menjadi TUHAN bagi keturunan Abram dan bangsa Israel menjadi umat-Nya (ay. 7). Sedangkan dari pihak Abram, Allah menuntut: pertama, Abram dan keturunannya harus setia menaati dan menjalankan perjanjian ini turun-temurun (ay. 8). Kedua, setiap laki-laki termasuk Abram dan keluarganya serta seluruh hambanya harus disunat. Dan setiap anak lakilaki yang berumur delapan tahun harus disunat, baik yang lahir di rumahnya maupun yang dibeli dengan uang (ay. 9-13). Konsekuensi hukuman bagi mereka yang melanggarnya adalah kematian (ay. 14). Dalam konteks perjanjian ini, sunat bukan hanya tanda perjanjian antara Allah dengan Abram/keturunannya. Sunat merupakan komitmen bahwa mereka akan memelihara kesucian hidup di hadapan-Nya. Tidak heran apabila ikatan perjanjian ini menuntut keseriusan dalam iman dan ketaatan. Apabila dalam Perjanjian Lama, Allah meminta umat-Nya untuk disunat sebagai tanda perjanjian bahwa sekarang mereka adalah milik Allah, maka pada hari ini, Tuhan juga mengikat perjanjian dengan kita umat-Nya, bukan dengan disunat secara jasmani, tetapi secara rohani yakni bertobat dengan sungguh-sungguh. Sudahkah Anda mengalaminya dalam Tuhan Yesus? STUDI PRIBADI: (1) Mengapa Allah mau mengikat perjanjian dengan Abram? (2) Apakah relevansi perjanjian tersebut dengan kita saat ini? Doakanlah agar jemaat Tuhan memasuki tahun yang baru ini dengan satu pertobatan yang sungguh untuk menjalani kehidupan yang berkenan dan memuliakan nama-Nya.
31 SELASA
“Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamakan dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi JANUARI 2017 perjanjian yang kekal untuk keturunannya.” (Kejadian 17:19) Bacaan hari ini: Kejadian 17:15-27 Bacaan setahun: Keluaran 25-26, Markus 3
PERJANJIAN ALLAH DENGAN ABRAHAM-(2)
D
alam menanggapi janji yang diberikan Allah, Abraham tertunduk dan tertawa serta berkata dalam hatinya, “Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?” Ada beberapa penafsiran tentang bagian ini, apakah Abraham tertawa karena ketidakpercayaan, atau takjub akan bagaimana mungkin dua orang yang sudah tua menghasilkan keturunan. Tetapi yang jelas di sini adalah bahwa Tuhan tidak menegur Abraham. Sebaliknya, Allah mempertegas bahwa keturunan Abraham akan berasal dari Sara. Dari jawaban Abraham yang selanjutnya pada Tuhan, “Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!” oleh beberapa penafsir, dikatakan bahwa Abraham bukan mengusulkan agar Ismael diterima sebagai anak perjanjian, tapi Abraham teringat akan Ismael dan meminta agar Tuhan juga memberkati Ismael (bdk. Rm. 4:19-21). Tuhan menanggapi permintaan Abraham ini dengan menegaskan bahwa Ishaklah yang akan menjadi anak perjanjian, tetapi Ismael akan diberkati sesuai dengan permintaan Abraham. Respons Abraham selanjutnya terhadap perjanjian dengan Allah ini ditunjukkan dengan ketaatan mutlak dan langsung kepada firman Tuhan. Dalam ayat 23 dikatakan bahwa setelah itu Abraham memanggil Ismael, anaknya, dan semua orang... lalu ia mengerat kulit khatan mereka pada hari itu juga, seperti yang difirmankan Allah kepadanya. Abraham menanggapi janji Tuhan dengan penuh iman dan ketaatan. Bagaimana dengan kita? Tuhan telah memberikan janji-janji-Nya kepada kita di dalam firman-Nya, apakah kita percaya akan janji Tuhan sekalipun kadang-kadang diperhadapkan pada kesulitan yang membuat kita merasa mustahil Tuhan sanggup menolong kita dalam kesulitan tersebut. Apakah kita meresponi janji Tuhan dengan hidup penuh ketaatan menjalankan perintah dari Firman Tuhan? Tuhan berjanji, “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.” STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana sikap Abraham ketika Allah menyampaikan bahwa istrinya Sara akan melahirkan seorang anak laki-laki? (2) Pelajaran apa yang Anda dapatkan? Doakan agar dalam menjalani kehidupan ini, umat Tuhan selalu berpegang pada janji Tuhan dan hidup menaati firman Tuhan sehingga mereka bisa mengalami kehidupan yang berkemenangan di dalam Tuhan.
“Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya…” (Kejadian 6:22)