PEMETAAN DAN PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN SMA DI KOTA PALEMBANG Hartono, Ratu Ilma Indra Putri, Riyanto, iVI Hadely L, Alfiandra, Bambang AL, Ansori, Supriyanto, Fitriyanti, Sudirman FKIP Universitas Sriwijaya;
[email protected]
ABSTRAK o.f quulity educcttion research in Palembang cit,v. Objectives o.f the research are (l) to explore senior high school stuclents' competetlcy rnapping at every topics in ttctlional examirtcttion, (2) to explore.factors that students dicl not nxaster certain topics, (3) to find out ctlterncttive solutions to enhctnce students cotnpetettcie.s for natiottctl-exam xbjects, and (4) forntulate implemented ntodel for problem solving with involving some institutions. There were 9 senior high schools involved in the research. Amount of respondents are IB teachers and principals, vice principals each the senior high schools. Data gathering techniques were usedfoctts group discussion (FGD), questionnaires, and documentation. Research findings are (l) str.tdents' competencies were low at certain topics which strengthened by teachers' FGD, (2) some foctors that were inJluence of low students' competencies at certaitt topics sttch cts teacher mismatch and lack of professional development program, (3) alternative problem solving activities were offered such as teacher of professional development program through nrastery learning at ce,-tain topics in short term training and lesson study activities.
Hcn,ing done with mappirtg ancl development
Key Words: Mapping, Quality Eclucation, Competency, National Examination
PENDAHULUAN eraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 63 Ayat (1) penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
(a) penilaian oleh pendidik; (b) penilaian oleh satuan pendidikan; dan (c) penilaian oleh pemerintah sedangkan pasal 66 Ayat (1): Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menitrai pencapaian standar kompetensi lulusan secara nasional dilakukan dalam bentuk ujian nasional. Dengan adanya UN memotivasi: (1) siswa belajar lebih giat, (2) guru mengajar lebih baik, (3) kepala sekolah terdorong memperbaiki mutu sekolah, dan (4) orang tua terdorong lebih memperhatikan anak belajar. Lebih lanjut pasal 68 PP No. 19 Tahun 2005 rnenyatakan hasil UN dijadikan sebagai dasar pemetaan dan pemberian bantuan. Sekolah yang sudah baik dibimbing untuk terus berkembang secara lebih mandiri sedangkan sekolah yang belum baik akan dibantu lebih banyak dalam rangka peningkatan & pemerataan mutu pendidikan di selumh tanah air (Anashar,20lO) Pemetaan pendidikan sangat penting dilakukan untuk melihat mutu pendidikan di suatu wilaya.h. Berdasarkan PP No. 19 Tahun 2005 pasal 68, Hasil UN dijadikan dasar pemetaan pendidikan di suatu wilayah. Pemetaan dilakukan berdasarkan tingkat kompetensi yang sudah dan belum dikuasai oleh sisr,va di suatu wilayah. Siswa di suatu sekolah yang sudah memenuhi standar kompetensi dalarn menguasai kompetensi dasar, sekolah akan
122 Prosicling Semiri{t-r
Na-"ionctl Pendidikan 20I 3, Palembang 26
Januari 20I 3
w-:' F ry llt;i'i' tlt' i' t I lii\
i'-crttetttrrtt c!rLtt Ftngertrbnit-!tttt Mttnt
Petitlidikatt "
mempeftahankan dan terus meningkatkan prestasi sekolah sedangkan sisrva dibina agar dapat standar kompetensi yang ciiinginkalr maka sekoiah tersebut J, ,uutu sekolah beiurn mencapai
dapat mencapai standar kompetensi yang diinginkan. akan mendapat pembinaan agar tetapi juga p.rnbinuar-r dilakukan tidak hanya berorientasi pada kegiatan hsik/pengadaan mutu seperii pelatihan bagi sumberdaya yang ada di sekolah' berupa kegiatan peningkatan Melalui pemetaal pendidikan akan diperoleh peta pendidikan di suatu wilayah. Peta kompetensi mata peiajaran yang diujikan secara tersebut dapat berupa pencapaian standar melalui per-relitian untuk menjarvab akar penyebab nasional. Melalui data ini dapat diclaiarni riil untuk menjawab pernasalahan pendidikan pennasalahan tersebut clan mencarikan model riil penvelesaian yang diha
Dari uraian di atas peneliti terlarik melakukan penelitian pemetaan
dan
pengembangan mutu pendikan (PPMP) di kota Palembang untuk rnenggali faktor penyebab rendahnya kompetensi dan menemukan model aplikatif yang merninimalkan faktor penyebab. PeneJitian pPMP ini merupakan bagian dari penelitian PPMP di Kota Palernbang dan Ogan Komering Ulu Timur Sumatera Selatan. Permasaiahan yang diajukan dalam penelitian kebijakan ini adalah (a) bagaimana pera kompetensi peseita didik SllA tiap pokok bahasan di
pro.siCing Seminctr Nosiona.l Pencliclikan
2() ! 3,
Pcierubang 26 .Iarutari 20I
3
123
Petneloctn
clu
tt Pettgcrtibcngcut t\rfLtttt pendtc/ikctn
...
f
{urtcnta, clklt
Kota Palembang? (b) Apa saja laktor penyebab peserta didik tidak menguasai pokok bahasan tertentu'/ (c) Bagaimana altematif pemecahan untuk merringkatkan kompetensi siswa? (ci) Bagaimarla model implernentasi pemecahan masalah dengan menyeftakan berbagai ilstitusi terkait? Adapun tujuan penelitian ini adalah (a) mengungkap peta kompetensi peserta didik SMA tiap pokok bahasan yang diujikan secara nasional di Kota palernbang, (b) mengungkap faktor penyebab peserta didik tidak menguasai pokok bahasan mata pelajaran yang diujika' secara nasional jurusan IPA dan IPS di SMA Kota Palembang, (c) menemukan rumusan altematif pemecahan untuk meningkatkan kompetensi peseda didik untuk mata pelajaran yang diujikan secara nasional di SMA Kota Palembang, dan (d) memmuskan rnodei implementasi pemecahan masalah dengan menyerlakan berbagai ilstitusi terkait.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kebijakan yang mempakan salah satu dari jenis penelitian deskriptif. Penelitian kebijakan yang dimaksudkan di dalam penelitian ini ialah usaha mengumpulkan informasi secara komprehensif untuk memmuskan kebijakan. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster sampling. Pertama Sekolah dipilih berdasarkan letak geografis, yaitu sekolah yang berada pada tengah kota dan pinggir kota kemudian sekolah dipilih berdasarkan tingkat akreditasi sekolah. Untuk Kota Palembang diperoleh 9 SMA dan 18 orang guru yang mata pelajarannya diujikan nasional, yaitu Kimia, Biologi, Fisika, Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa tnggnr, Geografi, Ekonomi, dan Sosiologi. Gambar 1 adalah alur tahapan penelitian yang telah dilakukan tahun 2o1l- Pada alur penelitian tahun 2011, terdiri dari tiga kegiatan yulr,, 1t; pemetaan kompetensi, (2) identifikasi faktor penyebab, dan (3) identifikasi akternatif pemecahan masalah. Ketiga kegiatan tersebut akan dibahas secara rinci sebagai berikut. Pemetaan kompetensi siswa SMA pada tahap awal melalui studi dokumentasi, yaitu hasil persentase penguasan materi soal yang diujikan secara nasionai. pada tahapan ini pemetaan kompetensi ini berdasarkan data Pusat Penilaian Pendidikan BNSP tahun 2011. Dari data dokumentasi tersebut dapat diketahui penguasan siswa SMA terhadap kompetensi dasar/pokok bahasan yang diujikan secara nasional. Kegiatan indentifikasi faktor penyebab ini adalah kegiatan yang mencari faktor-faktor penyebab rendahnya kemampuan kompetensi dasar/ penguasaan pokok-pokok bahasan mata yang diuji secara nasional baik guru dan siswa SMA. Kegiatan ini menggunakan berbagai teknik pengumpulan data antara lain (a) wawancara mendalam, (b) angket, (c) studi dokumentasi, dan (d) Focuss Group Discussion Secara rinci teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut.
124 Prosiding Seminor Nasional Pettdidiitcut 2013, Paiembang 26 Janucri 2013
Pentetunn datt Pengembongcut tVlutu Pettclid iJ;un
Gambar 1 Bagan Alur Penelitian
Wawancara mendalam dilakukan kepada guru. Wawancara yang dilakukan kepada guru untuk memperoleh data berkaitan dengan kompetensi-kompetensi yang bermasalah, pelaksanaan PBM, faktor-faktor penyebab peserta didik belum menguasai kompetensi dasar. Angket digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan delapan standar pendidikan. Angket ditujukan baik kepada kepala sekolah, wakil keala sekolah, bendahara, dan guru. Luaran dari teknik pengumpul data angket adalah diperolehnya informasi secara akurat dan representatif terhadap pelaksanaan delapan standar pendidikan Data dokumen diperlukan untuk menggali hal-hal yang berkaitan dengan strategi yang digunakan guru, nilai siswa, dan hasil kerja siswa. Dokumen yang diperlukan untuk menjaring data tersebut berupa kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Luaran dari pelaksanaan teknik pengumpul data melalui dokurnentasi adalah diperolehnya dukungan data. Dukungan data merupakan bukti (positif dan negatif) terhadap penguasaan mutu pelaksanaan proses belajar mengajar (PBM) dan penguasaan pokok bahasan mata pelajaran yang diujikan secara nasional. FGD (diskusi kelompok terfokus) dilakukan dalam rangka mendiskusikan kompetensi-kompetensi yang mudah dan yang sulit dikuasai oleh siswa dan guru dalam mata pelajaran yang diujikan secara nasional. Diskusi kelompok terfokus ini juga dilakukan untuk mendiskusikan hal-hal yang akan dan telah dilakukan pihak g.rru dan sekolah serta untuk mencari faktor-faktor penyebabnya. Selain itu, didiskusikan pula bagaimana solusi pemecahan terhadap masalah yang dihadapi yakni modei peningkatan mutu pendidikan yang valid dan siap diimplementasikan secara konkret. FGD dilakukan dengan terknik wawancara terbuka dan diskusi mendalam dalam kelompok yang terarah. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik triangulasi.
Prosiding Seminor Nasionol PendicJikan 2013, Palenrbang 26 Januari
2013
125
,"trr F
Itlitiletotlit
clcut Pertgetrtbungcttt Mir
Ilurtotto, dlik
iu Ferttl itli l;urr
HASIL DAN PEMBAFIASAN
l.
Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian pengembangan mutu pendidikar-r sudah dilaksanakan untuk Kota Palembang pada bulan September dan Oktober 2011. Responden sebanyak l8 orang yang berasal dari sekolah-sekolah terkakreditasi dan tidak terkakreditasi. Selain itu secara geografis, responden berasal dari sekolah yang terletak di tengah/pusat kota, pinggir kota/kecamatan dan kecamatan perbatasan dengan kabupaten lainnya. Responden adalah gum yang mata pelajaran yang diuji-nasionalkan sepedi, matematika, fisika, biologi, kimia, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, sosiologi, geografi, dan ekonomi. Pelaksanaan pengambilan data.foctts group discussion (FGD) di kota Palembang, FGD dilakukan di sekolah-sekolah sarnpel yang tersebar di kota Palembairg dengan cara peneliti yang mendatangi sekolahsekolah yalg menjadi responden. Respouden selain guni untuk rnengisi angket adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah urusan kurikulum, wakii kepala sekolah urusan sarana, dan bendahara. Angket berisikan tentang 8 standar nasional pendidikan. Hasil analisis angket ini berguna sebagai data pendukung dari hasii FGD. Jumlah responden yang dijadikan sampel di kota Palernbang yaitu 18 responden guru yang berasal dari 9 sekolah. Sekolah yang dijadikan sampel adalah sekolah yang berada di pusat dan pinggir kota. Sekolah yang terpilih sebagai sampel juga terdiri dari sekolah yang memiliki perbedaan tingkat akreditasinya.
Tim peneliti yang berjumlah 10 orang memiliki latar belakang yang sama dengan mata peiajaran diujikan secara nasional kecuali mata pelajaran sosiologi" Untuk mata pelajaran sosiologi, peneliti memiliki latar belakang pendidikan sejarah-
2.
2-3
jam.Instrumen angket disebarkan terlebih dahulu sebelum FGD dimulai seiringga data angket yang diisi oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah urusan kurikulum, wakil kepala sekolah urusan sarana, dan bendahara dapat diverifikasikan dengan gum bidang studi pada saat FGD dilakukan" Peta Kompetensi Mata Pelajaran yang Diujikan secara nasional Peta kompetensi mata pelajaran yang diujikan secara nasional diperoleh dari hasil daftar nilai UN (BNSP, 2009). Hasil Peta kompetensi mata pelajaran yang diujikan secara nasional kota Palembang dapat dilihat pada Tabel 1.
Pelaksanaan FGD yang dilakukan membutuhkan
125 Prosiding Seminar Nssional Perudidikan 2013, Palentbeng 26 Januari 2013
t.
i
llar'tonrt,
Tabel No
clkA
P e m c t ttct
r
t
cl o t
t P e tt tc
tn b a
n
gett L[u n t P e rttl i cl i lctt n
1 Kompetensi yang Kurang Dikuasai Berdasarkan Data UN BNSP Kompetensi yang Kurang Dikuasai
Mata Pelajaran
-MenentukanlpH air limbah berdasarkan hasil percobaan dengan
Kimia
menggunakan berbagai indikator
- Menentukan tekanan uap yang paling besar dari bagan beberapa larutan - Menentukan hasil dan proses reaksi dari pembuatan unsur/senyawa
- Laju reaksi 2
Fisika
Siswa dapat menjelaskan isi teori kuantum Planck
3
Biologi
-Mampu mengidentifikasi ciri-ciri vertebrata untuk kelompok takson tertentu -Mampu mengidentifikasi tahap tertentu respirasi sel. -Mampu menerapkan hukum Hardy-weinberg
-Mampu mengidentifikasi penerapan bioteknologi konvensional / modern 4
Matematika
5
Bahasa lnggris
Menemukan hasil operasi aljabar akar-akar persamaan eksponen, menentukan volume bangun ruang dengan aturan sinus dan cosinus, menentukan cara menghitung ukuran pemusatannya dari data berbentuk table/diagram, menentukan integral tertentu fungsi trigonometri sederhana Diperdengarkan percakapan pendek yg menyatakan simpati, siswa dpt menentukan respon yg tepat Menentukan tujuan komunikatif dr sebuah teks esei tertulis berbtk report Disajkn teks tertulis berbtk recount, siswa dpt menentukan informasi tersirat dr bacaan.
6
Ekonomi
Masalah pokok ekonomi, prilaku konsumen/produsen, fungsi konsumsi, uang,
perbankan, dan jurnal penyesuaian
; 7
Bahasa lndonesia
B
Geografi
Menentukan maksud puisi
F
i
Menentukan ciri ciri jenis tanah tertentu, mengidentifikasi upaya mempertahankan kesuburan
tanah, membedakan jenis tanah antar pulau di lndonesia, mengidentifikasi dampak seks ratio yang tidak seimbang disuatu wilayah, menentukan upaya mengatasi permasalahan kependudukan, menentukan pemanfaatan peta, menentukan potensi desa, menentukan
.t-,,
,?
pendekatan yang digunakan untuk menganalisis fenomena geosfer, mengidentifikasi prinsip
geosfer dalam kehidupan sehari hari, menentukan ciri-ciri batuan berdasarkan gambar,
Dari Tabel 1 di atas dapat dijelaskan bahwa masih banyak kompetensi yang belum dikuasai oleh siswa. Hal ini menjadikan indikator mutu pendidikan di kota Palembang masih rendah untuk kompetensi seperti yang ada pada Tabel 1.
3.
Faktor Penyebab Tidak Menguasai Kompetensi
Secara umum akar masalah mata pelajaran yang diujikan secara nasional relatif sama antara sekolah-sekolah yang berada di Kota Palembang. Akar masalah tersebut tersebar pada 8 standar nasional pendidikan (PP No 19 tahun 2005) dan beberapa bidang studi mengalami
mismatch. Secara
rinci faktor
penyebab dideskripsikan setiap mata pelajaran Palembang seperti pada Tabel 2 berikut.
Prosiciing Seminar Nctsional Pendidikan 2013, Palentbong 26 Januari
di
kota
2013
127
P e t tt e
/
utt t't tl rt t t f)
et
t
ge tt t l.t cu t.qti
f{rtrlono, tll;k
n iViu t u P e tt d i cl i l; cut
Tabel 2 Faktor Penyebab dan Solusi
Masalah Kehadiran tidak < 100%
Alternatif Solusi -Rancangan program semester yang longgar waktunya -Reward bagi guru yang hadir 100% -Punishment bagi guru yang kehadirannya < 100%
Kuranganya media/bahan untuk mengajarkan kimia
-pelatihan pemilihan media dan bahan kimia yang terdapat di daerah (lokal material) -Pelatihan penggunaan media animasi
Kesulitan penyusunan RPP, model pembelajaran, media, dan evaluasi
Pelatihan penyusunan RPP, model pembelajaran, media, dan penyusunan soal.
Kesulitan terhadap topiki materi Pembelajaran/kompetensi tertentu (lihat Tabet 1)
Pelatihan pendalaman materi
Pengembangan profesional guru sangat kurang
-Mengaktifkan MGMP pelajaran kimia bekerjasama dengan LPMP -menawarkan pengembangan profesionalisime melalui lesson studi dalam kegiatan MGMP
Pembuatan bahan ajar
Pelatihan pembuatan bahan ajar
Mismatch
tingkat rendah ( C1 - C3) lebih dari 50%, soal yang berkatagori tingkat tinggi sudah ada tetapi umumnya guru masih kesulitan dalam membedakan jenjang berdasarkan taksonomi. Soal yang dibuat umumnya dilengkapi dengan kunci jawaban tetapi masih belum ada pedoman penskoran sehingga tinggkat validasinya kurang terukur.
Kenyataan masih banyak ditemukan di lapangan berbagai indikator mutu pendidikan masih belum memuaskan. Menurut Sukmadinata dkk. (2002) banyak masalah mutu dihadapi dalam dunia pendidikan, seperti: mutu lulusan, mutu pengajaran, bimbingan, dan latihan dari
guru, mutu profesionalisme dan kinerja guru. Mutu-mutu tersebut terkait dengan mutu manajerial para pimpinan pendidikan, keterbatasan dana, sarana dan prasarana, dan fasilitas pendidikan, media, sumber belajar, alat dan bahan latihan, iklim sekolah, lingkungan pendidikan, serta dukungan dengan pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan. Semua kelemahan mutu dari kompenen-kompenen pendidikan tersebut akhirnya berujung pada rendahnya mutu lulusan. Dilihat dari perolehan ujian nasional dari sekolah menengah diketahui masih diketernukan beberapa penguasaan kompetensi materi yang diuji masih rendah dan tidak mengalami peningkatan yang berarti.
128 Prosiding Seminar Nasionzl Penciidikan 2013, Paientbang
25 Januari 2013
f{rtrtuttt'
tll;l;
Pentetoan c/ttn Pengen'thortgctn AiLht Penclitliltctit
...
Jabatan guni merupakan jabatan profesional yang menghendaki guru halris bekerja secara profesiollai. Bekerja secara profesional berarti bekerja dengan keahlian sedangkan keahlian hanya dapat diperoleh melalui pendidikan khusus. Gum tentunya teial-r merliliki pendidikan keahiian melalui lembaga pendidikan yang ditandai derrgan pemberian serlifikat atau akta mengajar. Sedikitnya ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru antara lain: (1) kompetensi profbsional, arlinya gum memiiiki pengetahuan yang luas dari bidang studi yang akan diajarkan serta penguasaan rnetodologi dalam arli memiliki konsep teoretis mampu n-remilih metode dalam proses belajar mengajar, (2) kompetensi profesional, arttnya sikap kepribadian yang mantap sehingga mampu menjadi sumber inrensifikasi bagi
subyek, (3) koinpetensi sosial, artinya guru hams menujukkan atau mampu berinteraksi sosial, baik dengan inuris-muridnya rlaupun dengan sesafira gum, dan (4) kompetensi untuk melakukan pelajaran yang sebaik-baiknya yang berarti mengutamakan nilai-nilai sosial dan nilai rnaterial (Uno, 2001).
4.
N{odel Peningkatan Mutu Pendidikan Rancangan model peningkatan mutu pendidikan di kota Palembang berdasarkan akar masalah yang diperoleh dari FGD dan angket dari responden dapat dilihat pada Gambar 2. Berdasarkan Gambar 2 dapat dijelaskan bahwa guru-guru yang memiliki berbagai masalah sesuai dengan temuan akar masalah dalam penelitian berikut dengan pengawas bidang studi ikut program peningkatan mutu pendidikan melalui dua kegiatan inti. Kegiatan inti tersebut berupa pendalaman materi yang isinya sesuai dengan rekomendasi penelitian. Pendalam materi dapat berupa topik-topik yang terdeteksi sulit, model pembelajaran, RPP, media, evaluasi dan lainnya. Setelah guru dan pengawas mendapat kompetensi yang sesuai dengan standar maka mereka mengaplikasikan dalam kegiatan lesson studi sebagai guru model dan' pengawas terlibat di dalamnya sebagai narasumber. Pengimbasan pengetahuan yang sudah diperoleh selama pendalam materi disampaikan pada kegiatan pengembangan keprofesionalan guru melalui lesson study di kelompok MGMP atau KKG. Kegiatan lesson study bersiklus (plan, do.observe, dan see) dan guru rnodel bergantian. Melalui siklus lesson study akan memberi makna kepada guru model dan guru lainnya mengenai pembelajaran mencakup materi, model pembelajaran, media, evaluasi dan cara-cara mengobservasi pembelaj aran. Keterlibatan Dinas Pendidikan Kabupaten Kota dalam hal pengadministrasian calon peserta guru dan pengawas yang akan mengikuti model peningkatan rnutu pendidikan dan penyandang dana agar kegiatan ini tetap berlangsung setelah program peningkatan mutu seiesai diiaksanakan. Penyandang dana lainnya setelah program peningkatan mutu selesai adalah Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP). LPMP tersedia kegiatan hibah/block grand peningkatan mutu untuk MGMP dan KKG. Selain itu LPMP memiliki widiaiswara yang dapat dijadikan sebagai narasumber. Setelah guru dan pengawas melalui kegiatan pendalaman materi dan lesson study diharapkan mereka sudah menjadi lebih profesional. Secara berkala mereka kembali mengikuti kegiatan peningkatan mutu minimal 1 tahun sekali.
Prosiding Seir'inar Nasional Pendidikan 2013, Patemban.q 26 Jarutari
2013
129
i
tifi F!"
I
P e t 71.c
t Li
t i t ti ct t t
P e t t ge t n i't tL rt st
t
tt
liu|u
I{urlono,
P en tl i cli ktt i t
tli;k
MGMP/KKG
Lt't L
=d (9=
0.)
Guru dan Pengwas
ro
E
c CO
E -=
-o
c
(u o_
H lfi
l-l tr
Lrl ^
t/1 LIJ
L
d-
f
(9
I
l*@
Gambar 2 Rancangan model Peningkatan Mutu
KESIMPULAN Setelah dilakukan analisis terhadap akar dan alternatif masalah dalam penelitian ini maka ditarik simpulan sebagai berikut. Peta kornpetensi siswa SMA untuk mata pelajaran yang diujikan secara nasional di kota Palembang bervariasi. Sebagian kompetensi dasar (KD) pada level rayon lebih tinggi
dari regional dan nasional namun sebagian KD lagi lebih rendah. Setelah dikonfirmasi terhadap guru tentang KD yang rendah, sebagian guru juga menguatkan bahwa mereka mengaldmi kesulitan terhadap materi tersebut. Faktor penyebab peserta didik tidak menguasai pokok bahasan tertentu sangat bervariasi. Faktor-faktor tersebut terjaring melalui FGD dan angket antara lain sebagai berikut; (i) kehadiran guru kurang dari 100%, (2) guru mismatch, (3) guru tidak menguasai materi dengan baik, (4) pengembangan keprofesionalan guru yang sangat kurang, dan (5) MGMP tidak aktif. Alternatif pemecahan masalah yang diusulkan dalam rangka memecahkan masalah adalah sebagai berikut; (1) pendalaman materi (KD, media, RPP, penyusunan soal), (2) Mengaktifkan MGMP, (3) reward bagi guru yang kehadirannya 10006. Alternatif pemecahan rnasalah yang diusulkan berkaitan dengan peningkatan mutu i,valaupun sebenarnya ada aspek terhadap minimnya kualitas fisik yang tersedia di sekolah tertentu. Rancangan model peningkatan mutu yang diusulkan melibatkan tiga lembaga besar sebagai produsen (LPTK), pengguna kementerian pendidikan dan kebudayaan (kemdikbud),
130 Prosiding Sentinar Nasional Pendiclikan 2013, Polembang
26 Janttari 201 3
i
l;
E=-
,'
llnr'tono'
Pemetctan clttn Pertgembungcut lt[utu Pencliclikan
dl:A
.
mutu pendidikan (LPMP). Guru-guru dan penga\ /as mata pelajaran tedeutu skor KD pada UN kecil dan 60 maka mereka harus mendapatkan pembinaan materi ,vang dan penlusunan soal). Setelah tertentu (berdasarkan KD, RPP, media, model pembelajaran, itu nrereka diminta untuk mengimplementasikan materi yang diperoleh melalui kegiatan guru dan pengawas yang profesional. lesson study. Dengan kegiatan ini diharapkan mendapat Kegiatan ini harus berkesinambungan, secara berkala guru dau pengawas' mendapat kesempatan hal yang serupa minimal 1 tahun sekali. d2n penjamin
UCAPAN TERIMA KASIH Dengan selesainya penelitian ini, tirn peneliti mengucapkau terima kasih kepada institusi dan perorangan sebagai berikut. (1) DP2M Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai penyandang dana penelitian yang telah diselesaikan, (2) Lembaga penelitian Universitas Sriwijaya yang membantu proses administrasi sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik, (3) Dekan FKIP Unsri yang telah memberi fasilitas dan kemudahan sehingga memudahkan pelaksanaan penelitian, (4) Dinas Pendidikar-r Pemuda dan Olahraga Kota Palembang yang telah rnemberikan izin atas penggunaan sekolah-sekolah sebagai responden, dan terakhir (5) para responden dari sekolah-sekolah di Kota Palembang yang terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, bendahara, dan para guru yang telah memberikan data.
DAFTAR PUSTAKA .\bu-Duhou, I. (2002). S c h o o I - B as e d M an a ge men t. J akarla: Lo gos. .{nashar. (2010). Ujian Nasional dcm Sejcu"ahnyct.. http://nashir.tk/uiian-nasional-dan-se-jarahnya.html. Diakses tanggal 31 Mei 201 1. B\SP. (2009). Data Kumpulan Hasil UN Se-Indonesict. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan. Sallis. E. (2006). Total Quality Management in Education.Ioglakarta: IRCisoD, Sukmadinata, N.S., Jami"at, A.N., Ahman. (2002). Pengendalicut Mutu Pendid.iksn Sekolah Menengah. Bandung: Kesuma Karya Bandung. Uno. Hamzah. (2007). Profesi Kependidikare. Jakarta: Bumi Aksara.
Prosiding Seminar Nasional Pendidilran 201
3,
Pulentbong 26 .ranuari 20I
3
131