Khotbah Pertama
Dhammacakka Pavattana Sutta ! (S 5:420-424)
Bagian1
Pariyatti Sāsana Yunior 2 www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin
!
2965F5FD
Bertemu Pertapa Telanjang Upaka •
Setelah 49 hari retret, Buddha meninggalkan Pohon Bodhi untuk menemui 5 pertapa di Taman Rusa (Isipatana) di Benares / Vārāṇasī. (kl. 300 km)
•
Bertemu Upaka (murid dari Nātaputta, Jīna) ditengah jalan. “Para penakluk, seperti Aku, telah mencapai kehancuran āsava. Dhamma yang tidak baik telah ditaklukkan. Itulah mengapa, Upaka, Aku adalah Sang Penakluk.” Upaka, “Semoga benar demikian.” dan ia pun berlalu.
Āsava •
Āsava = sesuatu yang mengalir keluar, noda, ‘nanah’ yang mengalir keluar, prasangka dan pemikiran yang ‘memabukkan’. •
Noda-nafsu-inderawi (kāmāsava); noda-keinginan-hidupkekal (bhavāsava); noda-pandangan-salah (diṭṭhāsava); noda-ketidak-tahuan (avijjāsava). -D 16
•
Jalan-sotapatti menghancurkan diṭṭhāsava ; Jalan-anāgāmi menghancurkan kāmāsava; Jalan-arahatta menghancurkan bhavāsava dan avijjāsava.
•
Arahat = Khīṇāsava, ‘seseorang yang nodanya telah dihancurkan’.
•
Akhir sutta yang menunjukkan pencapaian Ke-arahat-an: “… batin terbebaskan dari noda-noda karena tidak lagi melekat.”
Saṅgha Pertama •
Saṅgha pertama terbentuk pada momen penting ini terdiri dari Koṇḍañña, Vappa, Bhaddiya, Mahānāma dan Assaji.
•
Khotbah pertama diajarkan pada malam purnama bulan Āsāḷha (Skt. Āṣāḍha), juni-juli.
•
Āsāḷha Pūjā untuk memperingati peristiwa pemutaran roda Dhamma. Dikenal juga sebagai “Hari Dhamma.” •
Hari Raya Waisak = Hari Buddha.
•
Māgha Pūjā = Hari Saṅgha.
Struktur Sutta •
Meluruskan kesalah-pahaman dengan lima pertapa. “Para bhikkhu, jangan memanggilku Gotama atau ‘Kawan’. Aku telah menjadi Yang Sempurna, layak mendapatkan penghormatan tertinggi.”
•
Struktur. 1) Nasehat untuk menghindari dua ekstrim. 2) Memperkenalkan ‘Jalan Tengah’. 3) Empat Kebenaran Mulia. 4) Deklarasi pencerahan Buddha. 5) Kegembiraan para deva. 6) Pencapaian Mata-Dhamma oleh Koṇḍañña.
Struktur Sutta •
1. Kedua ektrim ini tidak boleh diikuti oleh seseorang yang telah meninggalkan kehidupan rumah-tangga dan menjalani kehidupan tanparumah: •
A) Praktik mengejar kenikmatan-inderawi: rendah, kasar, keduniawian, tidak mulia dan tidak bermanfaat (untuk pencapaian tujuan). •
•
Materialisme: batin sama dengan tubuh, paham pemusnahan, spiritual-materialisme.
B) Praktik penyiksaan-diri: menyakitkan, tidak mulia dan tidak bermanfaat. •
Pandangan ttg keabadian: ada wujud kekal (Brahma, jiwa), Sang Pencipta. Tubuh adalah sarang penderitaan, dg hancurnya tubuh maka ia mendapat tubuh-surgawi.
•
Tidak rendah, kasar, keduniawian karena mereka sering berlatih dengan moralitas yang baik dan bisa menghasilkan kehidupan surgawi.
Struktur Sutta •
2. Jalan Tengah (Majjhimā paṭipadā): JMB8 (ariyo aṭṭhaṅgiko maggo)
•
Kaccānagotta Sutta (S 12.15), Acela Kassapa Sutta (S 12.17), Aññatara Brāhmaṇa Sutta (S 12.46) dan Jāṇussoṇi Sutta (S 12.47):
•
“Semua eksis” (sabbam atthi) dan “tidak ada yang eksis” (sabbaṃ natthi), kekekalan (sassata) dan pemusnahan (uccheda). Tidak mengikuti kedua ekstrim tersebut, Tathāgata mengajarkan Dhamma yang ditengah: paṭicca samuppāda.
Struktur Sutta •
3. Empat Kebenaran Mulia.
•
Disebut ‘mulia’ karena para Yang Mulia (ariyā) yaitu para Buddha menembusnya. Dan dengan menembusnya, kita pun menjadi Mulia.
•
KM adalah Kebenaran milik Yang Mulia (ariyassa saccaṃ): “Para bhikkhu, di dunia ini dengan para deva, Māra, Brahmā, di generasi ini dengan para pertapa dan brahmananya, para raja dan rakyatnya, Tathāgata adalah Yang Mulia (ariya). Inilah mengapa mereka disebut Kebenaran-kebenaran Mulia.” (S 5:435)
•
“Para bhikkhu, dikarenakan oleh penemuan 4KM yang benar, apa adanya, maka Tathāgata disebut Yang Sempurna, Yang Tercerahkan Penuh dan Mulia.” (S 5:433)
•
“Para bhikkhu, 4KM adalah nyata, bukan tidak-nyata, bukan sebaliknya (dari yang dinyatakan), oleh karena itulah disebut Kebenaran-kebenaran Mulia.” (S 5:435)
Empat Kebenaran Mulia Dukkha 1. Kelahiran 2. Kelapukan ( ) Penyakit [Vin & SN, tdk di komt] 3. Kamatian 4. Kesedihan, ratap-tangis, sakit tubuh, sakit-mental dan keputusasaan
Dukkha dukkhatā
Viparināma Saṅkhāra dukkhatā dukkhatā
√ √ √ √ √
5. Berkumpul dg yg tdk disukai
√
6. Berpisah dg yg disukai
√
7. Tdk mendpt yg diinginkan 8. Secara singkat, lima-agregat yg menjadi objek kemelekatan
√ √
Tiga Fase & 12 Aspek •
Masing-masing dari 4KM terdiri dari 3 fase: 1. Pengetahuan tentang tiap Kebenaran (saccañāṇa). 2. Pengetahuan tentang ‘pekerjaan’ yang harus dilakukan dari tiap Kebenaran (kiccañāṇa). 3. Pengetahuan tentang ‘pekerjaan’ yang telah terselesaikan (katañāṇa).
Tiga Fase & 12 Aspek Saccañāṇa
Kiccañāṇa
Katañāṇa
KM 1
Ini adalah kebenaran mulia yaitu penderitaan
KM 1 harus dipahami sepenuhnya
KM 1 telah dipahami sepenuhnya
KM 2
Ini adalah KM yaitu kemunculan (sebab) penderitaan
KM 2 harus ditinggalkan
KM 2 telah ditinggalkan
KM 3
Ini adalah KM yaitu akhir dari penderitaan
KM 3 harus direalisasi
KM 3 telah direalisasi
KM 4
Ini adalah KM yaitu Jalan menuju akhir penderitaan
KM 4 harus dikembangkan
KM 4 telah dikembangkan
Selesai