perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DETERMINAN ASUHAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMATIAN MATERNAL
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Utama Kesehatan Ibu Dan Anak
Oleh: Dewi Ratna Pratiwi S021308016
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit 2015 to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Determinan Asuhan Kebidanan Di Puskesmas Yang Berhubungan Dengan Kematian Maternal Dewi Ratna Pratiwi. S021308016. Asuhan Kebidanan Di Puskesmas Yang Berhubungan Dengan Kematian Maternal. TESIS. Pembimbing I : Supriyadi Hari Respati, Pembimbing II : Ari Natalia Probandari. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret. ABSTRAK Latar Belakang: Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI di Indonesia meningkat dibandingkan data SDKI 2007, dan masih merupakan yang tertinggi di Asia. Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu dari 9 Provinsi di Indonesia yang menyumbangkan AKI tertinggi di Indonesia. AKI di Kabupaten Banyumas tahun 2013 mengalami kenaikan dan angka tersebut masih melebihi target dari AKI di Provinsi Jawa Tengah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan asuhan kebidanan antenatal terintegrasi, intranatal dam postnatal di Puskesmas yang berhubungan dengan kematian maternal di Kabupaten Banyumas tahun 2013-2014. Subjek dan Metode: Penelitian observasional dengan desain case-control pada bidan yang bekerja diwilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. Pengambilan sampel dilakukan dengan Two Stage Cluster Sampling dan Disproportionate Stratified Random Sampling, perbandingan kasus dan kontrol yaitu 1:1 sehingga jumlah subyek dalam penelitian ini adalah 122. Analisis bivariat menggunakan Chi-Square dengan melihat Odds Ratio (OR), Analsisis Multivariat menggunakan Regresi Logistik, dan Analisis bersetrata dengan menggunakan Mantel Haenzel. Hasil: analisis bivariat menunjukkan ada hubungan antara pemberian asuhan antenatal terintegrasi (anamnesis (p:<0,001), pemeriksaan fisik (p:0,030), konseling dan pemberian obat (p:0,001)) dengan kematian maternal. Ada hubungan antara pemberian asuhan intranatal (membuat keputusan klinik (p:<0,001), pencatatan asuhan persalinan (p:<0,001), pertolongan persalinan normal dengan 58 langkah (p:<0,001)). Tidak terdapat hubungan antara pemberian asuhan postnatal dengan kematian maternal. Analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor risiko yang paling besar pengaruhnya terhadap kematian maternal adalah pada pemberian asuhan intranatal. Kesimpulan: Pemberian asuhan antenatal terintegrasi dan intranatal berpengaruh terhadap kematian maternal. Masih diperlukan adanya pelatihan terhadap pemberian asuhan antenatal terintegrasi, intranatal dan postnatal serta adanya audit dan regulasi yang tegas tehadap pelaksanaan pemberian asuhan yang sesuai standar di Puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. Kata Kunci : Asuhan Kebidanan, Audit Klinis, Kematian Maternal, Indonesia
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Determinant Midwifery Care In The Primary Health Care Related Maternal Mortality Dewi Ratna Pratiwi. S021308016. Midwifery Care In The Primary Health Care Related Maternal Mortality. TESIS. First Supervisor: Supriyadi Hari Respati, Second Supervisor: Ari Natalia Probandari. Public Health Study Program, Graduate Program, University of Sebelas Maret ABSTRACT Background: Based on the Indonesian Demographic Health Survey (IDHS) in 2012 MMR in Indonesia increased compared to the data IDHS 2007, and is still the highest in Asia. Central Java Province is one of the 9 provinces in Indonesia which donated the highest MMR in Indonesia. AKI in Banyumas in 2013 has increased and the figure is still higher than the target of AKI in Central Java province . The purpose of this study is to investigate the determinants of midwifery care is integrated antenatal, postnatal intranatal dam at the health center associated with maternal mortality in Banyumas 2013-2014 . Subjects and Methods: The study was an observational case- control design with the midwife who worked in the region work District Health Office of Banyumas. Sampling was done by Two Stage Cluster Sampling and disproportionate stratified random sampling, comparison of cases and controls is 1:1 so that the number of subjects in this study is 122. The bivariate analysis using Chi-Square with Odds Ratio (OR), using multivariate logistic regression Analsisis and stratified analysis using the Mantel Haenzel. Results: The bivariate analysis showed no relationship between the provision of antenatal care is integrated (anamnesis (p< 0,001), physical examination (p:0,030), counseling and drug administration (p:0,001)) with maternal deaths. There is a relationship between care delivery intranatal (making clinical decisions (p<0,001), recording of delivery care (p<0,001), normal delivery assistance with 58 steps (p<0,001)). There was no relationship between the provision of postnatal care with maternal deaths. Multivariate analysis showed that the risk factors most influence on maternal mortality is on care provision intranatal. Conclusion: The provision of antenatal care is integrated and intranatal effect on maternal mortality. Still needed training on the provision of antenatal care is integrated, intranatal and postnatal care as well as audits and strict regulations tehadap implementation of the provision of appropriate care at the primary health care standard working area of District Health Office of Banyumas .
Keyword : Midwifery Care, Clinic Audit, Maternal Mortality, Indonesia
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Biodata
a.
Nama
:
Dewi Ratna Pratiwi
b.
Tempat, tanggal lahir
:
11 Januari 1989
c.
Profesi/jabatan
:
Staff
d.
Alamat kantor
:
Akademi Kebidanan Pewira Husada Purwokerto Jalan
Soeparjo
Roestam
no.170
Sokaraja,
Purwokerto
e.
Telp
:
0281-6844-942
Fax
:
0281-6844-942
Email
:
[email protected]
Alamat Rumah
:
Jalan babakan no.200B Desa Jati rt03 rw 02, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap. Jawa Tengah.
f.
Telp
:
085747999905
Email
:
[email protected]
Riwayat Pendidikan di perguruan tinggi No. 1.
g.
Institusi FK UNS
Bidang Ilmu
Tahun
Gelar
Kebidanan
2011
S.ST
Daftar Karya Ilmiah No. 1.
Judul Hubungan Pengetahuan Ibu
Penerbit/Forum Ilmiah
Tahun
DIV FK UNS
2011
Tentang Peran dan Fungsi Bidan Desa dengan Pemanfaatannya di Desa Madegondo Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
2.
digilib.uns.ac.id
Faktor-Faktor yang
Akademi Manajemen
Menyebabkan Kekurangan
Rumah Sakit Kusuma
Energi Kronis (KEK) Pada
Husada Purwokerto
Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas Tahun 2014
commit to user
vii
2014
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini. Sholawat serta salam tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat dan orang-orang Qona‟ah di dalamnya. Dalam penyusunan
tesis ini, penulis mengambil judul “Determinan
Asuhan
Kebidanan Antenatal, Intranatal, Dan Postnatal Di Puskesmas Yang Berhubungan Dengan Kematian Maternal”. Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini, ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada : 1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta 2. Prof. Dr. Mohammad Furqon Hidayatullah, M. Pd selaku Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Sebelas Maret. 3. Prof. Bhisma Murti, dr., MPH., M.Sc., Ph.D selaku Kepala Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pascasarjana Universitas Negeri Sebelas Maret 4. Dr. Argyo Demartoto, M.Si selaku penguji I seminar tesis 5. Dr. dr. Eti Poncorini, M.Pd selaku penguji II seminar tesis 6. Dr. Supriyadi, dr., Sp.OG selaku pembimbing I yang telah memberikan dorongan dan bimbingan kepada penulis sehingga dapat terselesaikan. 7. Ari Natalia Probandari, dr., MPH, Ph.D selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan dukungan kepada penulis sehingga dapat terselesaikan. 8. Keluargaku dan calon suamiku tercinta yang telah memberikan semangat dorongan serta bantuan baik materi maupun spiritual sehingga dapat terselesaikan. 9.
Kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan dukungan serta motivasi demi terselesainya tesis ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan serta jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penyusunan tesis ini. commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, serta bagi perkembangan pelaksanaan penyusunan tesis dimasa yang akan datang.
Cilacap, Juni 2015
Penulis
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI . HALAMAN JUDUL .................................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................................
iii
ABSTRAK ................................................................................................................
iv
ABSTRACT ..............................................................................................................
v
BIODATA .................................................................................................................
vi
PERNYATAAN KEASLIAN DAN PERSYARATAN PUBLIKASI .....................
viii
KATA PENGANTAR ...............................................................................................
ix
DAFTAR ISI .............................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL .....................................................................................................
xiv
DAFTAR BAGAN ....................................................................................................
xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xvii DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. I.
xix
PENDAHULUAN ..............................................................................................
1
A. Latar Belakang ...............................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................
6
C. Tujuan ............................................................................................................
6
D. Manfaat ..........................................................................................................
7
II. BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................
8
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................................
8
1. Kematian Maternal ................................................................................. commit to user
8
xi
perpustakaan.uns.ac.id
xii digilib.uns.ac.id
2. Pengertian Bidan .....................................................................................
20
B. Penelitian yang relevan ..................................................................................
37
C. Kerangka berpikir ..........................................................................................
40
D. Hipotesis ........................................................................................................
41
III. BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................
42
A. Tempat Penelitian ..........................................................................................
42
B. Waktu Penelitian ............................................................................................
42
C. Tatalaksana Penelitian ...................................................................................
42
1. Jenis Penelitian .......................................................................................
42
2. Populasi dan Subjek Peneltian ................................................................
43
3. Variabel Peneltian ...................................................................................
44
4. Definisi Operasional ...............................................................................
44
5. Data .........................................................................................................
47
6. Teknik Analisis Data ..............................................................................
49
IV. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................
55
1. Hasil Penelitian ..............................................................................................
55
A. Geografi dan Demografi Tempat Penelitian ...........................................
55
B. Analisis Univariat ...................................................................................
56
C. Analisis Bivariat .....................................................................................
61
D. Analisis Multivariat ................................................................................
66
E. Analisis Bersetrata ..................................................................................
60
2. Pembahasan ...................................................................................................
78
A. Faktor-faktor yang Paling Berpengaruh terhadap Kematian Maternal Berdasarkan Pemberian Asuhan Antenatal, Intranatal dan Postnatal ... commit to user
78
xiii digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Hubungan Asuhan Antenatal Terintegrasi dengan Kematian Maternal di Kabupaten Banyumas tahun 2013 – 2014 .........................................
79
C. Hubungan Asuhan Internal dengan Kematian Ibu di Kabupaten Banyumas tahun 2013 – 2014 ................................................................
82
D. Hubungan Asuhan Postnatal dengan Kematian Ibu di Kabupaten Banyumas tahun 2013 – 2014 ................................................................
87
3. Keterbatasan Penelitian .................................................................................
90
V. BAB V PENUTUP .............................................................................................
91
A. Kesimpulan ....................................................................................................
91
B. Implikasi ........................................................................................................
91
C. Saran ..............................................................................................................
92
Daftar Pustaka ...........................................................................................................
93
LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Penelitian yang relevan ...........................................................................
37
Tabel 2.1 Definisi Operasional Variabel ................................................................
44
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Pemberian Asuhan Antenatal Terintegrasi .............
47
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Pemberian Asuhan Intranal ....................................
47
Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Pemberian Asuhan Postnatal .................................
48
Tabel 4.1 Karakteristik Subjek Penelitian ..............................................................
56
Tabel 4.2 Kesesuaian Standar Asuhan Antenatal Terintegrasi di Puskesmas Kabupaten Banyumas tahun 2013-2014 .................................................
57
Tabel 4.3 Kesesuaian Standar Asuhan Intranal di Puskesmas Kabupaten Banyumas tahun 2013-2014 ...................................................................
59
Tabel 4.4 Kesesuaian Standar Asuhan Postnatal di Puskesmas Kabupaten Banyumas tahun 2013-2014 ...................................................................
60
Tabel 4.5 Hubungan Asuhan Antenatal Terintegrasi dengan Kematian Maternal di Kabupaten Banyumas Tahun 2013-2014 ...........................................
61
Tabel 4.6 Hubungan Asuhan Intranatal dengan Kematian Maternal di Kabupaten Banyumas Tahun 2013-2014 ..................................................................
63
Tabel 4.7 Hubungan Asuhan Postnatal dengan Kematian Maternal di Kabupaten Banyumas Tahun 2013-2014 ..................................................................
65
Tabel 4.8 Faktor Pemberian Asuhan Antenatal Terintegrasi yang paling Berpengaruh terhadap Kematian Maternal .............................................
67
Tabel 4.9 Faktor Pemberian Asuhan Intranatal yang paling Berpengaruh terhadap Kematian Maternal................................................................... commit to user
xiv
68
xv digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.10 Faktor Pemberian Asuhan Postnatal yang paling Berpengaruh terhadap Kematian Maternal...................................................................
69
Tabel 4.11 Hubungan antara Pemberian Asuhan Antenatal Terintegrasi dengan Kematian Maternal, distratifikasikan berdasarkan Usia .........................
70
Tabel 4.12 Hubungan antara Pemberian Asuhan Intranatal dengan Kematian Maternal, distratifikasikan berdasarkan Usia .........................................
72
Tabel 4.13 Hubungan antara Pemberian Asuhan Postnatal dengan Kematian Maternal, distratifikasikan berdasarkan Usia .........................................
73
Tabel 4.14 Hubungan antara Pemberian Asuhan Antenatal Terintegrasi dengan Kematian Maternal, distratifikasikan berdasarkan Masa Kerja ..............
74
Tabel 4.15 Hubungan antara Pemberian Asuhan Intranatal dengan Kematian Maternal, distratifikasikan berdasarkan Masa Kerja ..............................
76
Tabel 4.16 Hubungan antara Pemberian Asuhan Postnatal dengan Kematian Maternal, distratifikasikan berdasarkan Masa Kerja ..............................
77
Tabel 4.17 Faktor yang Berpengaruh terhadap Kematian Maternal berdasarkan Pemberian Asuhan Antenatal terintegrasi, Intranatal dan Postnatal ......
commit to user
78
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR BAGAN
Halaman Tabel 2.1 Faktor yang mempengaruhi kematian maternal ...........................................10 Tabel 2.2 The Three Phases of Delay Model ................................................................ 15 Tabel 2.3 Kerangka Berpikir ........................................................................................ 40 Tabel 3.1 Rancangan Penelitian.................................................................................... 42
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar
4.1
Peta Penyebaran Puskesmas di Kabupaten Banyumas Propinsi Jawa Tengah ........................................................................
commit to user
xvii
58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR SINGKATAN
ANC AKI APN ASEAN DEPKES DKK EMAS FOGI
: : : : : : : :
HDK IBI ICD-10
: : :
ICM JHPIEGO
: :
JNPK-KR KB KEMENKES KIA MDGs MENKES P4K PP IBI PWS PUSKESMAS RI RS SAK SDKI SDGs UN UNFPA USAID WHO
: : : : : : : : : : : : : : : : : : :
Antenatal Care Angka Kematian Ibu Asuhan Persalinan Normal Association of Southeast Asian Nation Departemen Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Expanding Maternal Neonatal Survival Internasional Federation of International Gynecologist and Obstetritian Hipertensi Dalam Kehamilan Ikatan Bidan Indonesia The Tenth Revision of The International Classification of Diseases International Confederation of Midwives Jhons Hopkins Program International of Education in. Gynecology and Obstetrics Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi Keluarga Berencana Kementrian Kesehatan Kesehatan Ibu dan Anak Millennium Development Goals Menteri Kesehatan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia Pemantauan Wilayah Setempat Pusat Kesehatan Masyarakat Republik Indonesia Rumah Sakit Standar Asuhan Kebidanan Survey Demografi Kesehatan Indonesia Sustainable Development Goals United Nations United Nations fund for Population Activities United States Agency for International Development World Health Organization
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Lampiran
2
Surat Ijin Penelitian
Lampiran
3
Asuhan Persalinan Normal 58 Langkah
Lampiran
4
Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran
5
Pernyataan Kesediaan Menjadi Reponden
Lampiran
6
Kuesioner Penelitian
Lampiran
7
Hasil Analisis
commit to user
xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari Millennium Development Goals (MDGs) 2015 adalah perbaikan kesehatan ibu, namun sampai saat ini Angka Kematian maternal (AKI) di beberapa negara berkembang termasuk Indonesia masih tinggi. Fokus pada pemecahan masalah tersebut, bangsa-bangsa di dunia akan tetap menerapkan Post Millennium Development Goals (MDGs) 2015 dalam Sustainable Development Goals (SDGs) (UN, 2014). AKI di dunia pada tahun 2010 menurut WHO adalah 287/100.000 kelahiran hidup, di negara maju 9/100.000 kelahiran hidup dan di negara berkembang 600/100.000 kelahiran hidup. Kematian maternal di Asia Tenggara menyumbang hampir 1/3 jumlah kematian maternal yang terjadi secara global. Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai AKI yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI di Indonesia 359/100.000 kelahiran hidup. Jumlah ini meningkat dibandingkan data SDKI 2007 yang besarnya 228 kematian, dan masih merupakan yang tertinggi di Asia (Depkes RI, 2013). Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu dari 9 Provinsi di Indonesia yang menyumbangkan AKI tertinggi di Indonesia (Menkes RI, 2014). Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah harus lebih serius dalam menanggapi dan menangani masalah AKI yang masih tinggi dan mengalami peningkatan, yaitu sebesar 116,01/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2011, menjadi 116,34/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2013). Hal yang sama juga terjadi di Kabupaten Banyumas, AKI di Kabupaten Banyumas tahun 2013 adalah sebesar 126 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan pada tahun 2012 adalah sebesar 112 per 100.000 kelahiran hidup, dengan demikian pada tahun 2013 mengalami kenaikan dan angka tersebut masih melebihi target dari AKI di Provinsi Jawa Tengah, yaitu 60 per 100.000 kelahiran hidup. Melihat kondisi diatas dapat dikatakan bahwa program Kesehatan Ibu masih belum secara optimal berjalan dengan baik (DKKcommit Banyumas, 2014). to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
Dukungan dari Kementrian Kesehatan bekerjasama dengan Program Expanding Maternal Neonatal Survival (EMAS)-JHPIEGO memiliki kontribusi positif dalam program pelayanan kesehatan ibu di Banyumas. Banyumas menjadi salah satu dari dua Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dengan angka kematian maternal dan bayi tertinggi. Untuk alasan inilah Kabupaten Banyumas dijadikan tempat pengimplementasian program EMAS Jawa Tengah dalam upaya untuk mengurangi angka kematian maternal dan bayi baru lahir (DKK Banyumas, 2013). EMAS adalah sebuah program kerjasama Kementrian Kesehatan RI dan USAID selama lima tahun (2012-2016) dalam rangka mengurangi angka kematian maternal dan bayi baru lahir. Upaya yang akan dilaksanakan adalah dengan peningkatan kualitas pelayanan emergensi obstetri dan neonatal dengan cara memastikan intervensi medis prioritas yang mempunyai dampak besar pada penurunan kematian dan tata kelola klinis (clinical governance) diterapkan di RS dan Puskesmas (Depkes RI, 2012). Evaluasi yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Banyumas terhadap AKI pada tahun 2013 yaitu mengalami penurunan, dari 35 kematian maternal menjadi 33 kematian maternal pada tahun 2014, meskipun terdapat penurunan pada jumlah kematian maternal dan bayi, namun grafik penurunannya dapat dikatakan belum cukup mencapai target yang diinginkan mengingat jumlah angka kematian masih menunjukan angka yang tergolong tinggi. Oleh karena itu, pelaksanaan program EMAS yang telah berjalan selama dua tahun masih harus diperkuat dan diperdalam lagi agar membawa dampak yang signifikan bagi penurunan angka kematian maternal hamil dan bayi baru lahir (DKK Banyumas, 2014). Upaya untuk menurunkan AKI masih terus dilakukan
melalui berbagai
terobosan guna mengatasi penyebab langsung maupun tidak langsung. Salah satu upaya yang dilakukan Departemen Kesehatan RI dalam mempercepat penurunan AKI adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan khususnya bidan didalam memberikan perawatan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan bayi baru lahir (JNPK-KR, 2007). Cakupan
kunjungan ibu hamil di Kabupaten Banyumas pada tahun 2013
dengan jumlah ibu hamil sebesar commit 31.123 todengan user pelayanan lengkap K4 sebesar
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
92,38% dan cakupan K1 sebesar 97,58%. Cakupan K-4 di Kabupaten Banyumas tahun 2013 sebesar 92,38%, mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 95,05%. Pelayanan K-4 sudah dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan melalui Puskesmas yang tersebar di 27 kecamatan, hal itu menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan pada waktu hamil belum maksimal. Selain itu juga petugas kesehatan belum maksimal dalam memberikan motivasi kepada ibu hamil. Cakupan pertolongan persalinan oleh nakes tahun 2013 sebesar 94,35%, mengalami penurunan jika dibanding tahun 2012 yaitu sebesar 98,11%, namun sudah
memenuhi standar pelayanan minimal
pertolongan persalinan oleh nakes. Cakupan pelayanan pada ibu nifas tahun 2013 sebanyak 93,68 %, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan pencapaian cakupan tahun 2012 yaitu sebesar 82,10 %. Cakupan Ibu Hamil yang mendapat tablet Fe 1 sebanyak 95,78 % dan Fe 3 sebanyak 89,73 % dari sejumlah ibu hamil (30.369 orang) sedangkan cakupan pada ibu nifas yang mendapat vitamin A sebesar sebesar 98,68 %. Jumlah ibu hamil risiko tinggi/komplikasi di Kabupaten Banyumas tahun 2013 adalah sebanyak 8324 ibu hamil atau sebesar 133,73% dari target ibu hamil risiko tinggi (20% ibu hamil) (DKK Banyumas, 2014). Data tersebut menunjukkan cakupan program pelayanan ibu sudah mencapai target yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI dan standar pelayanan minimal bidang kesehatan di Kabupaten/Kota, namun AKI di Kabupaten Banyumas cenderung masih tinggi. Sejalan dengan tingginya akses pelayanan tersebut, maka kualitas asuhan antenatal, intranatal dan post natal juga harus dimantapkan. Ibu hamil, bersalin dan nifas perlu mendapatkan perlindungan secara menyeluruh, baik mengenai asuhan normal maupun komplikasi. Pelayanan yang berkualitas dan sesuai standar, perlu didukung kemampuan manajerial bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan. Jumlah bidan di Indonesia pada tahun 2013 tercatat sebanyak 137.110 orang, dengan rasio bidan terhadap penduduk sebesar 55,2 bidan per 100.000 penduduk. Rasio bidan terhadap jumlah penduduk di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 sebesar 51, 5 bidan per 100.000 penduduk (Kemenkes RI, 2014). Kabupaten Banyumas terdiri dari 27 Kecamatan dengan 39 Puskesmas yang melayani 301 Desa atau Kelurahan.commit Untuktopelayanan kesehatan ibu dan anak pada user
perpustakaan.uns.ac.id
4 digilib.uns.ac.id
tahun 2013 dilayani 362 tenaga bidan, dengan rasio 1,2 yang sudah mencapai target rasio jumlah bidan di Provinsi Jawa Tengah (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Triwulan 3, 2014). Bidan diakui sebagai tenaga profesional yang bertanggung jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasihat selama hamil, masa kehamilan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawatdaruratan (Kemenkes RI, 2014). Dalam pelaksanaannya bidan dapat melakukan peran dan fungsinya dengan menggunakan dan mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya melalui pemahaman tentang manajemen. Bidan perlu meningkatkan kemampuan manajerial dalam pelayanan kebidanan (Varney, 2007). Manajemen kebidanan berkaitan erat dengan asuhan antenatal, intranatal dan postnatal. Pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam manajemen kebidanan mulai dari pengumpulan data, perumusan diagnosa, perencanaan asuhan, pelaksanaan asuhan, evaluasi asuhan dan pendokumentasian asuhan (Varney, 2007). Metode ini sudah dikembangkan mulai tahun 2009 di 39 Puskesmas wilayah Kabupaten Banyumas. Namun evaluasi pelaksanaan asuhan antenatal, intra natal, dan post natal dengan menggunakan daftar tilik masih belum maksimal dilakukan oleh pengelola program KIA. Pergeseran paradigma yang terfokus dalam asuhan persalinan normal adalah persalinan bersih dan aman serta mencegah terjadinya komplikasi, dari menunggu terjadinya dan kemudian menangani komplikasi, menjadi pencegahan komplikasi. Atas dasar ini Departemen Kesehatan RI merancang pelatihan klinik yang diharapkan mampu untuk memperbaiki kinerja penolong persalinan, khususnya bidan (JNPK-KR, 2007). Petugas kesehatan dilini depan seperti bidan di desa, tidak hanya diharapkan terampil untuk membuat diagnosa untuk pasien atau klien yang dilayaninya tetapi juga harus mampu mendeteksi setiap situasitoyang commit user mengancam keselamatan ibu dan
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bayinya. Untuk mengenali situasi tersebut para bidan harus pandai membaca situasi klinik dan masyarakat setempat sehingga mereka tanggap dalam mengenali kebutuhan terhadap tindakan segera sebagai langkah penyelamatan ibu dan bayinya. Apabila situasi gawat darurat terjadi, upaya ini dikenal sebagai kesiapan bidan menghadapi persalinan dan tanggap terhadap komplikasi yang mungkin terjadi (Birth Preparenness and Complication Readiness) (JNPK-KR, 2007). Nafiah (2013) menyatakan bahwa pengetahuan bidan, sikap bidan, motivasi bidan, supervisi Dinas Kesehatan Kabupaten, dan ketersediaan peralatan berpengaruh terhadap pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi dalam Asuhan Persalinan Normal. Sedangkan Nawangsari, et al (2009) memaparkan pengaruh APN dalam penguasaan kompetensi terhadap perubahan pengetahuan dan sikap bidan dalam memberikan pelayanan tampak jelas. Rodiah, et al (2013) mengatakan pengetahuan dan sikap bidan secara bersama-sama mempengaruhi penerapan Asuhan Persalinan Normal (APN). Hamidah (2013) ada pengaruh antara Sistem Manajemen Standar Asuhan Kebidanan (SAK) ANC dengan Kinerja Bidan dalam Pelaksanaan SAK ANC. Islami dan Aisyaroh (2012) mengatakan monitoring ibu nifas terbukti berhubungan dengan kejadian morbiditas nifas karena dapat memonitor keluhan atau kejadian morbiditas ibu sehingga dengan monitoring ibu yang baik dapat dideteksi morbiditas ibu lebih banyak. Dalam upaya meningkatkan kinerja bidan desa sebagai ujung tombak pelayanan KIA, ditemukan banyak kendala yaitu beban kerja bidan desa tinggi, kompetensi bidan tidak mendukung untuk melaksanakan job deskripsi bidan terutama tugas tambahan, pelatihan yang dilakukan untuk meningkatkan skill bidan desa belum maksimal, hambatan supervisi, ketidakseimbangan antara reward dan beban kerja serta rendahnya komitmen bidan desa dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab (Budi, 2011). Ronsmans, et al (2008) menunjukkan adanya hubungan antara wanita dan penggunaan tenaga kesehatan profesional saat pertolongan persalinan menurunkan risiko kematian maternal. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui determinan asuhan kebidanan antenatal terintegrasi, intranatal dan postnatal di Puskesmas yang berhubungan dengan kematian maternal di Kabupaten Banyumas tahun 2013-2014.
commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Rumusan Masalah 1.
Apakah ada hubungan antara pemberian asuhan antenatal terintegrasi di Puskesmas dengan kematian maternal di Kabupaten Banyumas?
2.
Apakah ada hubungan antara pemberian asuhan intranatal di Puskesmas dengan kematian maternal di Kabupaten Banyumas?
3.
Apakah ada hubungan antara pemberian asuhan postnatal di Puskesmas dengan kematian maternal di Kabupaten Banyumas?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengidentifikasi determinan asuhan kebidanan antenatal terintergrasi, intranatal dan postnatal di Puskesmas yang berhubungan dengan kematian maternal di Kabupaten Banyumas.
2. Tujuan Khusus a. Untuk mengidentifikasi hubungan antara pemberian asuhan antenatal terintegrasi di Puskesmas dengan kematian maternal di Kabupaten Banyumas b. Untuk mengidentifikasi hubungan antara pemberian asuhan intranatal di Puskesmas dengan kematian maternal di Kabupaten Banyumas c. Untuk mengidentifikasi hubungan antara pemberian asuhan postnatal di Puskesmas dengan kematian maternal di Kabupaten Banyumas d. Untuk mengidentifikasi determinan kematian ibu dari pemberian asuhan antenatal terintegrasi, intranatal dan postnatal di Puskesmas
D. Manfaat Penelitian 1.
Memberikan informasi mengenai faktor risiko yang mempengaruhi kematian maternal yang berhubungan dengan pemberian asuhan kebidanan antenatal terintegrasi, intranatal dan postnatal di Puskesmas, khususnya di Kabupaten Banyumas.
commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.
Memberikan masukan bagi perumusan kebijakan, khususnya bagi upaya penurunan angka kematian maternal dan peningkatan program Kesehatan Ibu dan Anak
3.
Memberikan masukan bagi kegiatan penelitian sejenis di masa yang akan datang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Kematian Maternal a.
Definisi kematian maternal Kematian maternal menurut batasan dari The Tenth Revision of The International Classification of Diseases (ICD-10) adalah kematian wanita yang terjadi pada saat kehamilan, atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tidak tergantung dari lama dan lokasi kehamilan, disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan kehamilan, atau yang diperberat oleh kehamilan tersebut atau penanganannya, tetapi bukan kematian yang disebabkan oleh kecelakaan atau kebetulan (WHO,2007). Kematian-kematian yang terjadi akibat kecelakaan atau kebetulan tidak dimasukkan ke dalam kematian maternal. Untuk memudahkan identifikasi kematian maternal ICD-10 memperkenalkan kategori baru yang disebut pregnancy – related death (kematian yang dihubungkan dengan kehamilan) yaitu kematian wanita selama hamil atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tidak tergantung dari penyebab kematian (WHO, 2007) Definisi tersebut secara eksplisit menjelaskan bahwa kematian ibu menunjukkan lingkup yang luas, tidak hanya terkait dengan kematian yang terjadi saat proses persalinan, tetapi mencakup kematian ibu yang sedang dalam masa hamil dan nifas. Definisi tersebut juga membedakan dua kategori kematian ibu. Pertama adalah kematian yang disebabkan oleh penyebab langsung obstetri yaitu kematian yang diakibatkan langsung oleh kehamilan dan persalinannya. Kedua adalah kematian yang disebabkan oleh penyebab tidak langsung yaitu kematian yang terjadi pada ibu hamil yang disebabkan oleh penyakit dan bukan oleh kehamilan atau persalinannya.
b. Determinan kematian maternal Secara global, lima penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan, Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK), commit to userinfeksi, partus lama/macet dan
8
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
abortus. Kematian ibu di Indonesia tetap didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan, HDK dan infeksi. Proporsi ketiga penyebab kematian ini telah berubah, dimana perdarahan dan infeksi semakin menurun sedangkan HDK dalam kehamilan proporsinya semakin meningkat, hampir 30 % kematian ibu di Indonesia pada tahun 2011 disebabkan oleh HDK (Kemenkes RI, 2013). Definisi kematian ibu mengindikasikan bahwa kematian ibu tidak hanya mencakup kematian yang disebabkan oleh persalinan tetapi mencakup kematian yang disebabkan oleh penyebab non-obstetri. Sebagai contoh adalah ibu hamil yang meninggal akibat penyakit Tuberkulosis, Anemia, Malaria, Penyakit Jantung. Penyakit-penyakit tersebut dianggap dapat memperberat kehamilan meningkatkan resiko terjadinya kesakitan dan kematian. Proporsi kematian ibu indirek di Indonesia cukup signifikan yaitu sekitar 22% sehingga pencegahan dan penanganannya perlu mendapatkan perhatian. Diperlukan koordinasi dengan disiplin medis lainnya di RS atau antar RS, antara lain dengan Spesialis Penyakit Dalam dan Bedah, dalam menangani kematian tidak langsung (Kemenkes RI, 2013).
commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan kerangka dari McCharty dan Maine (1992) faktor – faktor yang mempengaruhi kematian maternal dikelompokkan sebagai berikut: Status Kesehatan Ibu 1. Status gizi 2. Penyakit ibu 3. Riwayat komplikasi kehamilan sebelumnya 4. Riwayat persalinan sebelumnya
Kehamilan
Status wanita dalam keluarga dan masyarakat 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Pendapatan
Status Reproduksi 1. Usia 2. Paritas 3. Jarak kemilan
Status keluarga dalam masyarakat 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Pendapatan Status masyarakat 1. Kesejahteraan 2. SDM
Akses ke pelayanan kesehatan 1. Lokasi pelayanan kesehatan 2. Jangkauan pelayanan kesehatan 3. Kualitas layanan kesehatan Perilaku Kesehatan 1. Penggunaan alat kontrasepsi 2. Pemeriksaan ANC 3. Penolong persalinan 4. Tempat persalinan 5. Pelaksanaan aborsi yang tidak aman 6. Penggunaan fasilitas kesehatan ketika terjadi masalah kesehatan
Faktor lain yang tidak diketahui
Bagan 2.1 Faktor yang mempengaruhi kematian maternal commit to user
Komplikasi 1. Komplikasi kehamilan 2. Komplikasi bersalin 3. Komplikasi nifas
Kematian Maternal
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Determinan dekat Determinan dekat merupakan proses yang paling dekat dengan kejadian kematian itu sendiri, yaitu kehamilan dan komplikasi dari kehamilan itu sendiri, persalinan dan masa nifas. Wanita yang hamil memiliki risiko untuk mengalami komplikasi, baik komplikasi kehamilan maupun komplikasi persalinan, sedangkan wanita yang tidak hamil tidak memiliki risiko tersebut (Depkes RI, 2014). a) Komplikasi kehamilan Komplikasi
kehamilan
merupakan
penyebab
langsung
kematian maternal. Komplikasi kehamilan yang sering terjadi yaitu perdarahan, preeklamsia / eklamsia, dan infeksi (Depkes RI, 2014). b) Komplikasi persalinan dan nifas Komplikasi yang timbul pada persalinan dan masa nifas merupakan penyebab langsung kematian maternal. Komplikasi yang terjadi menjelang persalinan, saat dan setelah persalinan terutama adalah perdarahan, partus macet atau partus lama dan infeksi akibat trauma pada persalinan (UNFPA, 2004). 2) Determinan antara a) Status kesehatan ibu Status kesehatan ibu yang berpengaruh terhadap kejadian kematian ibu meliputi status gizi, anemia, penyakit yang diderita ibu, dan riwayat komplikasi pada kehamilan dan persalinan (Depkes RI, 2014). b) Status reproduksi Status reproduksi yang berperan penting terhadap kejadian kematian ibu adalah usia ibu hamil, jumlah kelahiran, jarak kehamilan dan status perkawinan ibu (Royston et al, 1998). (1) Terlalu Tua Kehamilan diatas usia 35 tahun menyebabkan wanita terpapar pada komplikasi medik dan obstetrik. Kejadian perdarahan pada usia kehamilan lanjut meningkat pada wanita yang hamil commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
di usia > 35 tahun, dengan peningkatan insidensi perdarahan akibat solusio plasenta dan plasenta previa. Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menyatakan bahwa kematian maternal akan meningkat 4 kali lipat pada ibu yang hamil pada usia 35 – 39 tahun bila dibanding wanita yang hamil pada usia 20 – 24 tahun. Usia kehamilan yang paling aman untuk melahirkan adalah usia 20 – 30 tahun (Depkes RI, 2014). (2) Terlalu Muda Usia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun merupakan usia berisiko untuk hamil dan melahirkan (Kemenkes RI, 1994). Wanita yang melahirkan pada usia 14 tahun tahun mengalami risiko kematian saat melahirkan sebesar 5 sampai 7 kali. Sedangkan wanita yang melahirkan pada usia antara 15 sampai 19 tahun mengalami risiko kematian saat melahirkan sebsar 2 kali lipat.Tingginya tingkat kematian tersebut disebabkan oleh preeklampsi, perdarahan post partum, sepsis, infeksi HIV dan malaria. Kekurangan akses ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan perawatan kehamilan dan persalinan merupakan penyebab yang penting bagi terjadinya kematian maternal di usia muda. Keadaan ini diperburuk oleh kemiskinan dan kebuta- hurupan, ketidaksetaraan kedudukan antara pria dan wanita, pernikahan usia muda dan kehamilan yang tidak diinginkan (Depkes RI, 2014). (3) Terlalu Sering Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas ≤ 1 (belum pernah melahirkan/baru melahirkan pertama kali) dan paritas > 4 memiliki angka kematian maternal lebih tinggi (Saifudin, 2008). Paritas ≤ 1 dan usia muda berisiko karena ibu belum siap secara medis maupun secara mental, sedangkan paritas di atas 4 dan usia commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tua, secara fisik ibu mengalami kemunduran untuk menjalani kehamilan (Depkes RI, 2014). (4) Terlalu Dekat Jarak antar kehamilan yang kurang dari 2 tahun dapat meningkatkan risiko terjadinya kematian maternal. Persalinan dengan interval kurang dari 24 bulan merupakan kelompok resiko tinggi untuk perdarahan postpartum, kesakitan dan kematian ibu (Depkes RI, 2014). Penelitian yang dilakukan di tiga rumah sakit di Bangkok (Cunningham et al, 2006) memperlihatkan bahwa wanita dengan interval kehamilan kurang dari dua tahun memiliki risiko dua setengah kali lebih besar untuk meninggal dibandingkan dengan wanita yang memiliki jarak kehamilan lebih lama (Royston, 1998). c) Akses terhadap pelayanan kesehatan Hal ini meliputi keterjangkauan lokasi tempat pelayanan kesehatan, tempat pelayanan yang lokasinya sulit dicapai oleh para ibu menyebabkan berkurangnya akses ibu hamil terhadap pelayanan kesehatan, jenis dan kualitas pelayanan yang tersedia dan keterjangkauan terhadap informasi (WHO, 2007). Akses terhadap tempat pelayanan kesehatan dapat dilihat dari beberapa faktor, seperti lokasi dimana ibu dapat memperoleh pelayanan kontrasepsi, pemeriksaan antenatal, pelayanan kesehatan primer atau pelayanan kesehatan rujukan yang tersedia di masyarakat (Depkes RI, 2014). d) Perilaku penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan Perilaku penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan antara lain meliputi perilaku penggunaan alat kontrasepsi. Ibu yang mengikuti program keluarga berencana (KB) akan lebih jarang melahirkan dibandingkan dengan ibu yang tidak mengikuti program Keluarga Berencana. Demikian juga perilaku pemeriksaan antenatal, ibu yang melakukan pemeriksaan antenatal secara teratur akan terdeteksi masalah kesehatan dan komplikasinya. Termasuk juga dalam hal ini adalah penolong persalinan, ibu yang ditolong oleh commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dukun berisiko lebih besar untuk mengalami kematian dan kesakitan dibandingkan dengan ibu yang melahirkan dibantu oleh tenaga kesehatan, serta tempat persalinan, persalinan yang dilakukan di rumah akan menghambat akses untuk mendapatkan pelayanan rujukan secara cepat apabila sewaktu-waktu dibutuhkan (WHO, 2007). 3) Determinan jauh Meskipun determinan ini tidak secara langsung mempengaruhi kematian maternal, akan tetapi faktor sosio kultural, ekonomi, keagamaan dan faktor – faktor lain juga perlu dipertimbangkan dan disatukan dalam pelaksanaan intervensi penanganan kematian ibu. Termasuk dalam determinan jauh adalah status wanita dalam keluarga dan masyarakat, yang meliputi tingkat pendidikan, pekerjaan ibu dan kemiskinan.Wanita yang berpendidikan tinggi cenderung lebih memperhatikan kesehatan diri dan keluarganya, sedangkan wanita dengan tingkat pendidikan yang rendah, menyebabkan kurangnya pengertian mereka akan bahaya yang dapat menimpa ibu hamil maupun bayinya terutama dalam hal kegawatdaruratan kehamilan dan persalinan. Ibu – ibu terutama di daerah pedesaan dengan pendidikan rendah, tingkat independensinya untuk mengambil keputusanpun rendah dan berdasarkan pada budaya „berunding‟ yang berakibat pada keterlambatan merujuk. Kemiskinan dapat menjadi sebab rendahnya peran serta masyarakat pada upaya kesehatan. Kematian maternal sering terjadi pada kelompok miskin, tidak berpendidikan, tinggal di tempat terpencil, dan mereka tidak memiliki kemampuan untuk memperjuangkan kehidupannya sendiri (Depkes RI, 2014).
commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Determinan jauh dari kematian maternal sangat berkaitan erat dengan tiga keterlambatan dalam The Three Delays Models menurut Maine dan Thaddeus (1994). Faktor yang mempengaruhi
Fase Keterlambatan
Sosial Ekonomi dan kebudayan
Fase I Pengambilan keputusan keperawatan kesehatan
Fase II Mengidentifikasi dan mencari fasilitas kesehatan
Akses terhadap fasilitas kesehatan
Fase III Mendapatkan pelayanan dan perawatan yang adekuat
Kualitas pelayanan kesehatan
Bagan 2.2 Kerangka Model Tiga Keterlambatan pada Kematian Ibu
Tiga Keterlambatan dan beberapa faktor yang berperan : (a) Sosial ekonomi dan Budaya dan aspek Tiga Terlambat (1) Terlambat dalam pengambilan keputusan Pada tahap ini wanita berinteraksi dengan faktor-faktor tertentu sebelum mencapai keputusan apakah akan mencari fasilitas perawatan kesehatan atau tidak. Faktor–faktor yang mempengaruhi penyakit,
pembuatan
sosial
budaya
keputusan
adalah:
(pendidikan,
faktor
pendapatan,
pemanfaatan tenaga dukun, budaya kawin muda), biaya yang tinggi dan rendahnya kualitas perawatan. Keterlambatan dalam mencari perawatan kesehatan dilakukan bila penyakit telah mengakibatkan implikasi yang serius terhadap Penundaan pencarian perawatan commitibu. to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang tanda bahaya obstetri. Rendahnya status
perempuan dalam masyarakat,
budaya dan kepercayaan adalah faktor yang menyebabkan wanita gagal untuk mengakses pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2014). Hambatan sosial ekonomi yang dirasakan membuat ketidakmampuan
bagi
perempuan
untuk
mengambil
keputusan untuk mencari perawatan. Sebelum memutuskan, mereka
menghitung
perjalanan
ke
biaya
fasilitas
yang
kesehatan.
dibutuhkan
dalam
Penyebab
utama
persalinan dirumah adalah tersedianya dukun bayi dan ketakutan yang tinggi terhadap biaya ketika dirujuk ke rumah sakit (Depkes RI, 2008). Kualitas
pelayanan
kesehatan
yang
merupakan
halangan untuk mencari jasa pelayanan kesehatan. Sikap yang buruk dari petugas kesehatan, tidak tersedianya tenaga yang ahli, infrastruktur kesehatan yang buruk dan fasilitas yang kurang menjaga privasi dan kerahasiaan, kurangnya obat-obatan, persediaan dan peralatan adalah isu yang dapat menciptakan anggapan negatife dari pasien (Depkes RI, 2014). Tradisi yang sulit ditinggalkan hingga saat ini adalah persalinan dirumah yang dilakukan oleh dukun (DKK Banyumas, 2014). Pada pasien dengan perdarahan, keputusan keluarga untuk mencari perawatan sering dilakukan pada saat pasien sudah kehilangan darah dalam jumlah yang banyak, hal ini diperparah
dukun
sebagai
penolong
yang
hanya
mengandalkan kebiasaan dalam menolong persalinan, tidak berdasarkan kemampuan teknis yang diperoleh melalui jenjang
pendidikan. Sehingga commit to user
meskipun
sudah
ada
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
keputusan untuk merujuk, tetapi keputusan itu sudah terlambat. (2) Terlambat mencapai fasilitas rujukan Ini
terjadi
pada
tahap dimana seorang wanita
diharapkan untuk mengidentifikasi dan mencapai fasilitas medis. Tahap ini terutama didominasi oleh faktor–faktor sosio-ekonomik aktual yang memprediksi apakah seorang wanita akan mengidentifikasi dan menjangkau fasilitas medis pada waktu yang tepat. Diantara hambatan ini meliputi : kurangnya jaringan transportasi, kurangnya ongkos untuk transportasi, transportasi tidak teratur. Dari
beberapa
hambatan
diatas
terlihat
bahwa
transportasi yang baik dan ketersediaan ongkos untuk transportasi
adalah
faktor
sosial
ekonomi
yang
memungkinkan perempuan untuk mengidentifikasi dan menjangkau pelayanan kesehatan. Di negara berkembang, kebutuhan transportasi yang dapat diandalkan untuk mencapai fasilitas kesehatan tidak memadai dan belum merata. Selain itu infrastruktur dan geografis yang jelek menyebabkan tidak adanya akses ke fasilitas pelayanan kesehatan. (3) Terlambat mendapat pertolongan Keterlambatan ketiga terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan kualitas teknis perawatan. Salah satu alasan mengapa wanita tidak menerima perawatan yang mereka butuhkan adalah : ketidak sediaan alat atau rendahnya kualitas pelayanan yang disediakan (WHO, 2009). Komponen keterlambatan ketiga yang mempengaruhi kurangnya kualitas perawatan adalah : keterampilan staf termsuk tenaga kesehatan perempuan, tidak adanya komitmen commit dan motivasi to user staf, lemahnya manajeman dan
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
administrasi
pelayanan
kesehatan,
kekurangan
dana,
perlengkapan, obat-obatan dan peralatan, kurangnya privasi dan kerahasiaan serta organisasi yang buruk dari pelayanan dan infrastruktur. Sebagian kematian ibu yang terjadi dapat dihindari apabila tersedia tenaga pertolongan persalinan yang terampil. Kompetensi adalah prasyarat untuk praktekpraktek terbaik dan memastikan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu (Ronsmans et al, 2008). Kurangnya keterampilan manajerial dan beban kerja yang tinggi bagi manajer memberikan kontribusi terhadap rendahnya kinerja (Depkes RI, 2014). (b) Akses fasilitas kesehatan dan aspek tiga terlambat : Faktor Geografis dan keberadaan sarana pelayanan kesehatan akan sangat mempengaruhi hasil pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau baik dari segi pembiayaan maupun dari segi jarak akan lebih banyak dikunjungi oleh masyarakat khususnya masyarakat ekonomi lemah/miskin. Biaya dan jarak
sering
berkaitan
sebagai
bahan
pertimbangan
seseorang dalam mengakses pelayanan. Di tiga pedesaan di Kabupaten Singada hambatan yang paling sering ditemukan dalam merujuk pasien ke fasilitas kesehatan adalah kurangnya uang dan jarak yang terlalu jauh ke rumah sakit terdekat. Studi lain mencatat bahwa 84 % wanita di pedesaan Tanzania memutuskan untuk melahirkan di rumah karena masalah transportasi dan jarak (Mrisho et al, 2007). Mpembeni et al (2007) menemukan bahwa wanita yang tinggal kurang dari 5 km dari fasilitas kesehatan lebih mungkin untuk merujuk ke fasilitas kesehatan daripada mereka yang tinggal lebih dari 5 km. commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Akses ke fasilitas sangat berkaitan erat dengan keterlambatan pertama, kedua, dan ketiga dimana sosial ekonomi yang rendah mengakibatkan wanita maupun keluarganya tidak dapat mencapai akses ke pelayanan kesehatan terkait dengan biaya transportasi, ketiadaan biaya juga mengakibatkan ibu dan keluarganya sulit untuk mendapatkan akses terhadap layanan yang berkualitas. (c) Kualitas pelayanan dan aspek tiga terlambat Kematian pada ibu akibat perdarahan terjadi karena salah satu faktor keterlambatan dalam mendapatkan pertolongan kegawatdaruratan karena faktor-faktor personil dan sarana yang tidak memadai, personil yang tidak terlatih dan masalah keuangan (Kemenkes RI, 2014). Puskesmas dan Rumah Sakit Daerah sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di tingkat daerah-daerah jauh dan terpencil harus mempunyai standar pelayanan kesehatan dan penanganan kasus perdarahan pada wanita hamil dan melahirkan sehingga kematian ibu melahirkan dapat ditekan seminimal mungkin (Kemenkes RI, 2014). Standar pelayanan yang memiliki kriteria dalam hal ini termasuk standar petugas, peralatan dan ruangan serta obat. Standar
petugas
menggambarkan
kualifikasi
dan
kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh petugas seperti kemampuan melakukan pertolongan pada kasus emergensi dan pertolongan persalinan dengan standar seperti manajemen aktif kala tiga dan penggunaan partograf (Kemenkes RI, 2014). Kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat juga merupakan salah satu aspek pertimbangan dalam keluarga untuk mengambil keputusan dalam mencari pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan yang kurang memadai commit dan tidak to usersesuai
standar
mengakibatkan
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
masyarakat tidak mengaskes layanan kesehatan tersebut yang mengakibatkan keterlambatan dalam memutuskan penolong persalinan mereka. 2. Pengertian Bidan Bidan merupakan profesi yang diakui oleh internasional maupun nasional yang mana pengertian bidan telah diakui oleh International Confederation of Midwives (ICM) pada tahun 1972 dan Internasional Federation of International Gynecologist and Obstetritian (FOGI). Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di negeri itu. Dia harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan, dan masa pasca persalinan, memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak. Asuhan ini termasuk tindakan preventif, pendeteksian kondisi abnormal pada ibu dan bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medik lainnya. Dia mermpunyai tugas penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita tersebut tetapi juga termasuk keluarga dan komunitasnya. Pekerjaan itu termasuk pendidikan antenatal, dan persiapan untuk menjadi orang tua, dan meluas ke daerah tertentu dari ginekologi, keluarga berencana dan asuhan anak. Dia bisa berpraktek di rumah sakit, klinik, unit kesehatan, rumah perawatan atau tempat-tempat pelayanan lainnya (PP IBI, 2006). Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesi Nomor 369/MENKES/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Bidan, bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang diakui oleh pemerintah dan organisasi profesi di wilayah negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk di register, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan. Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menjelaskan bahwa bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai persyaratan commit to user yang berlaku, dicatat (registrasi),
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diberi izin secara sah untuk menjalankan praktek. Ciri-ciri Bidan sebagai profesi yaitu : a.
Dipersiapkan melalui pendidikan normal
b.
Memiliki alat dalam menjalankan tugasnya yang disebut : standar pelayanan kebidanan dan kode etik dan etika kebidanan
c.
Memiliki kelompok ilmu pengetahuan yang jelas dalam menjalankan profesinya
d.
Memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya
e.
Memberikan pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai kebutuhan masyarakat
f.
Memiliki wadah organisasi profesi
g.
Memiliki karakteristik yang khusus dan dikenal masyarakat
h.
Menjadikan bidan sebagai suatu pekerjaan dan sumber utama kehidupan Selain itu bidan juga mempunyai karakteristik profesionalisme yang
berkaitan dengan praktek kebidanan dalam pelayanan sehari-hari. Sifat terbuka atau mampu menerima perubahan tentang hal-hal yang berhubungan dengan pelayanan kebidanan yang mana bidan dituntut harus mampu menguasai dan menggunakan pengetahuan teoritis sehingga permasalahan dapat diselesaikan dengan baik. Dan seorang bidan juga harus mengembangkan dirinya dengan pengetahuan terbaru tentang kebidanan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan. Pada saat seorang bidan ingin membuka praktek kebidanan maka harus dilalui dengan beberapa prosedur guna untuk meyakinkan masyarakat bahwa bidan tersebut mampu memberikan pelayanan yang aman, nyaman dan tepat dengan mempunyai surat izin praktek bidan (PP IBI, 2006). Bidan sesuai dengan fungsinya dalam melaksanakan seluruh aktivitasnya baik sebagai tenaga fungsional yang secara langsung memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu dan anak, maupun sebagai tenaga struktural dituntut bekerja secara profesional yaitu bekerja sesuai dengan standar yang ada. Keselamatan dan kesejahteraan ibu secara menyeluruh merupakan perhatian yang paling utama bagi bidan, dan dalam memberikan pelayanan kesehatan bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan prakteknya. commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kompetensi bidan dalam dokumen ini adalah meliputi pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki oleh seorang bidan dalam melaksanakan praktek kebidanan secara aman dan bertanggung jawab pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Adapun kompetensi yang dimaksud yaitu ada sembilan dengan penjabaran sebagai berikut : a.
Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmuilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.
b.
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua.
c.
Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi deteksi dini, pengobatan atau rujukan.
d.
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.
e.
Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat.
f.
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan.
g.
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi dan balita sehat (1 bulan-5 tahun).
h.
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif kepada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai budaya setempat.
i.
Bidan melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan gangguan reproduksi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
23 digilib.uns.ac.id
Dalam melaksanakan profesinya menurut PP IBI (2006), bidan memiliki peran sebagai pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti. a.
Peran Sebagai Pelaksana Sebagai pelaksana, bidan memiliki tiga kategori tugas, yaitu tugas mandiri, tugas kolaborasi, dan tugas ketergantungan. 1. Tugas Mandiri Tugas-tugas mandiri bidan, yaitu : Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan; Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan wanita dengan melibatkan mereka aktor utama; Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal; Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien/keluarga; Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir; Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien/keluarga; Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan keluarga berencana; Memberi asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium serta menopause; Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan keluarga. 2. Tugas Kolaborasi Tugas-tugas kolaborasi (kerja sama) bidan, yaitu : Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga; Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi; Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan risiko tinggi serta keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga; Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan risiko tinggi serta pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi klien dan keluarga; Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahirtodengan commit user risiko tinggi dan pertolongan
perpustakaan.uns.ac.id
24 digilib.uns.ac.id
pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga; Memberi asuhan kebidanan pada balita dengan risiko tinggi serta pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga. 3. Tugas Ketergantungan Tugas-tugas ketergantungan (merujuk) bidan, yaitu :Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga; Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada kasus kehamilan dengan risiko tinggi serta kegawatruratan; Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan pada masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga; Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa nifas yang disertai penyulit tertentu dan kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan keluarga; Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta rujukan dengan melibatkan keluarga; Memberi asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan kegawatruratan yang memerlukan konsultasi rujukan dengan melibatkan klien/keluarga. b.
Peran Sebagai Pengelola Sebagai pengelola bidan memiliki dua tugas : Mengembangkan Pelayanan Dasar Kesehatan Bidan bertugas mengembangkan pelayanan dasar kesehatan, terutama pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat/klien; Bidan berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan, serta tcnaga kesehatan lain yang berada di bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya.
c.
Peran Sebagai Pendidik Sebagai pendidik bidan memiliki dua tugas yaitu :Memberi Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan Pada Klien Bidan memberi pendidikan dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
25 digilib.uns.ac.id
penyuluhan kesehatan kepada klien (individu, keluarga, kelompok, serta masyarakat) tentang penanggulangan masalah kesehatan, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana; Melatih dan Membimbing Kader Bidan melatih dan membimbing kader, peserta didik kebidanan dan keperawatan, serta membina dukun di wilayah atau tempat kerjanya. d. Peran Sebagai Peneliti/Investigator Peran bidan sebagai peneliti atau investigator adalah: mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan, menyusun rencana kerja pelatihan, melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana.
e. Asuhan Kehamilan (Antenatal Care/ ANC) 1.
Pengertian Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2010). Menurut Prawiroharjo (2009), pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental. Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal Care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Saifudin, 2008). Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kontak ibu hamil dengan pemberi perawatan/asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi dan memberiinformasi bagi ibu dan petugas kesehatan. commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.
Tujuan Menurut Prawiroharjo (2009) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah menyiapkan
wanita
hamil
sebaik-baiknya
fisik
dan
mental
serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka pada post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental. Menurut Depkes RI (2014) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat. Menurut Muchtar (2005) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat. 1) Tujuan Umum a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin. b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi. c) Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan. d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif. f)
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
g) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. 2) Tujuan Khusus a) Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin diderita sedini mungkin. b) Menurunkan angkacommit morbilitas ibu dan anak. to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c) Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi. 3.
Jadwal Pemeriksaan Kehamilan Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut : sampai dengan kehamilan trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan dan kehamilan trimester ketiga (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan (Saifuddin, 2008). Menurut Muchtar (2005), jadwal pemeriksaan antenatal
yang
dianjurkan adalah : 1) Pemeriksaan pertama kali yang ideal yaitu sedini mungkin ketika haid terlambat satu bulan 2) Periksa ulang 1 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan 3) Periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 9 bulan 4) Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan 5) Periksa khusus bila ada keluhan atau masalah Menurut Departemen Kesehatan RI (2002), kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dengan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan antenatal standar untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Istilah kunjungan disini dapat diartikan ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan atau sebaliknya petugas kesehatan yang mengunjungi ibu hamil di rumahnya atau posyandu. Kunjungan ibu hamil dilakukan secara berkala yang dibagi menjadi beberapa tahap, seperti : 1) Kunjungan ibu hamil yang pertama (K1) Kunjungan K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan trimester I, dimana usia kehamilan 1 sampai 12 minggu.
commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Kunjungan ibu hamil yang keempat (K4) Kunjungan K4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan pada trimester III, usia kehamilan > 24 minggu. Menurut Departemen Kesehatan RI (2002), pemeriksaan kehamilan berdasarkan kunjungan antenatal dibagi atas : 1) Kunjungan Pertama (K1) Meliputi : identitas/biodata, riwayat kehamilan, riwayat kebidanan, riwayat kesehatan, riwayat sosial ekonomi, pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan, penyuluhan dan konsultasi. 2) Kunjungan Keempat (K4) Meliputi : anamnese (keluhan/masalah), pemeriksaan kehamilan dan pelayanan
kesehatan,
pemeriksaan
psikologis,
pemeriksaan
laboratorium bila ada indikasi/diperlukan, diagnosa akhir (kehamilan normal, terdapat penyulit, terjadi komplikasi, atau tergolong kehamilan risiko tinggi), sikap dan rencana tindakan (persiapan persalinan dan rujukan). 4.
Pelayanan/asuhan standar minimal Antenatal Care (ANC) Asuhan standar minimal dalam pemeriksaan kehamilan meliputi 14 T yaitu (timbang) berat badan, ukur (tekanan) darah, ukur (tinggi) fundus uteri, pemberian imunisasi (tetanus toxoid), pemberian tablet zat besi minimum 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular sexual, temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. , terapi kebugaran, tes vdrl, tes reduksi urine, tes protein urine, tes hb (haemoglobin), terapi iodium dan terapi malaria. Pelayanan/asuhan antenatal ini hanya dapat di berikan oleh tenaga kesehatan profesional dan tidak dapat di berikan oleh dukun bayi. Untuk itu perlu kebijakan teknis untuk ibu hamil seara keseluruhan yang bertujuan untuk mengurangi resiko dan komplikasi kehamilan secara dini. Kebijakan teknis itu dapat meliputi komponen-komponen sebagai berikut: Mengupayakan kehamilan yang sehat; Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan; commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Persiapan persalinan yang bersih dan aman; Perencanaan antisipstif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi. Beberapa kebijakan teknis pelayanan antenatal rutin yang selama ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan cakupan pelayanan antara lain meliputi : Deteksi dini ibu hamil melalui kegiatan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) dengan stiker dan buku
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), dengan melibatkan kader dan perangkar desa serta kegiatan kelompok Kelas Ibu Hamil; Peningkatan kemampuan penjaringan ibu hamil melalui kegiatan kemitraan Bidan dan Dukun; Peningkatan akses ke pelayanan dengan kunjungan rumah. Peningkatan akses pelayanan persalinan dengan rumah tunggu. Intervensi dalam pelayanan antenatal care adalah perlakuan yang diberikan kepada ibu hamil setelah dibuat diagnosa kehamilan. Adapun intervensi dalam pelayanan antenatal care adalah : a)
Intervensi Dasar meliputi Pemberian Tetanus Toxoid (TT). Tujuan pemberian TT adalah untuk melindungi janin dari tetanus neonatorum, pemberian TT baru menimbulkan efek perlindungan bila diberikan sekurang-kurangnya 2 kali dengan interval minimal 4 minggu, kecuali bila sebelumnya ibu telah mendapatkan TT 2 kali pada kehamilan yang lalu atau pada masa calon pengantin, maka TT cukup diberikan satu kali (TT ulang). Untuk menjaga efektifitas vaksin perlu diperhatikan cara penyimpanan serta dosis pemberian yang tepat. Dosis dan pemberian 0,5 cc pada lengan atas Jadwal pemberian TT; dan Pemberian Vitamin Zat Besi. Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas karena pada masa kehamilan dan nifas kebutuhan meningkat. Di mulai dengan memberikan satu sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 Mg (zat besi 60 Mg) dan Asam Folat 500 Mg, minimal masing-masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak di minum bersama teh atau kopi, karena mengganggu penyerapan (Saifudin, 2008). commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Intervensi Khusus Intervensi khusus adalah melakukan khusus yang diberikan kepada ibu hamil sesuai dengan faktor resiko dan kelainan yang ditemukan, menurut Mochtar (2005) intenvensi khusus meliputi: 1) Faktor resiko, meliputi: umur (terlalu muda, yaitu dibawah 20 tahun dan terlalu tua, yaitu diatas 35 tahun); paritas (paritas 0, seperti primi gravidarum dan belum pernah melahirkan, Paritas > 3); interval (jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekurang-kurangnya 2 tahun); tinggi badan kurang dari 145 cm; lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm. 2) Komplikasi kehamilan, meliputi: komplikasi obstetri langsung (perdarahan, pre eklamasi/eklamsia, kelainan letak lintang, sungsang primi gravida, anak besar, hidramnion, kelainan kembar, ketuban pecah dini dalam kehamilan); komplikasi obstetri tidak langsung (penyakit jantung, hepatitis, Tuberkolosis (TBC), anemia, malaria, diabetes militus); komplikasi yang berhubungan dengan obstetri, komplikasi akibat kecelakaan (kendaraan, keracunan, kebakaran). 5.
Pelaksana Pelayanan Antenatal Pelaksana pelayanan antenatal adalah dokter, bidan (bidan puskesmas, bidan di desa, bidan di praktek swasta), pembantu bidan, perawat yang sudah dilatih dalam pemeriksaan kehamilan (Depkes RI, 2002).
f.
Asuhan Persalinan Asuhan Persalinan Normal (APN) adalah persalinan yang bersih dan aman serta mencegah terjadinya komplikasi. Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan komplikasi selama dan pascapersalinan terbukti mampu mengurangi kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir. APN bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan (JNPK-KR, 2007). commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut Saifuddin (2008), persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Definisi persalinan normal menurut World Health Organization (WHO) adalah persalinan yang dimulai secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan. Bayi dilahirkan secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37 hingga 42 minggu lengkap. Setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi sehat (Manuaba, 2010). Dalam asuhan persalinan dan kelahiran bayi ada yang disebut lima benang merah yaitu membuat keputusan klinik, asuhan sayang ibu dan sayang bayi, pencegahan infeksi, pencatatan dan rujukan (JNPK-KR, 2007). a. Membuat Keputusan Klinik Membuat keputusan klinik adalah proses pemecahan masalah yang akan digunakan untuk merencanakan asuhan bagi ibu dan bayi baru lahir. Hal ini merupakan suatu proses yang sistematik dalam mengumpulkan dan analisis informasi, membuat diagnosis kerja, membuat rencana tindakan yang sesuai dengan
diagnosis,
melaksanakan
rencana
tindakan
dan
akhirnya
mengevaluasi hasil asuhan atau tindakan yang telah diberikan kepada ibu dan bayi lahir. b. Asuhan Sayang Ibu dan Sayang Bayi Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya kepercayaan dan keinginan sang ibu. Salah satu prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah dengan mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi. c. Pencegahan Infeksi Tindakan pencegahan infeksi tidak terpisahkan dari asuhan selama persalinan dan kelahiran bayi. Tindakan-tindakan pencegahan infeksi antara lain: cuci tangan, memakai sarung tangan, memakai perlengkapan (celemek/baju penutup, kacamata, sepatu tertutup), menggunakan asepsis atau teknik aseptik, memproses commit alat bekas pakai, menangani peralatan tajam to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan aman,
menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan serta
pembuangan sampah secara benar. d. Pencatatan (Dokumentasi) Pencatatan rutin adalah alat bantu yang sangat penting untuk membuat keputusan klinik dan mengevaluasi apakah asuhan yang diberikan sudah sesuai dan efektif. e. Rujukan Rujukan dalam kondisi yang optimal dan tepat waktu ke fasilitas kesehatan yang memiliki sarana lebih lengkap diharapkan mampu menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir. Peralatan untuk pertolongan persalinan harus tersedia dalam keadaan baik, bersih dan disinfeksi tingkat tinggi atau steril pada setiap kelahiran. Daftar alat persalinan (terlampir). Dalam melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman sesuai standar APN maka dirumuskan 58 langkah APN (terlampir). g. Asuhan Nifas a. Pengertian Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati, 2010). b. Tahapan masa nifas menurut Vivian et al (2013) : 1) Puerpurium dini yaitu suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan 2) Puerpurium intermedial yaitu suatu masa kepulihan dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih 6-8 minggu 3) Remote puerpurium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat bisa berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau tahunan. c. Asuhan yang diberikan dalam kunjungan nifas (Saleha, 2009) 1) Kunjungan I (6-8 jam post partum), meliputi: mencegah perdarahan masa nifas akibat atonia uteri, mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan
serta
melakukan rujukan commit to user
bila
perdarahan
berlanjut,
perpustakaan.uns.ac.id
33 digilib.uns.ac.id
memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri, pemberian ASI awal, menjaga kehangatan bayi. 2) Kunjungan II (6 hari post partum), meliputi: memastikan involusi uteri berjalan dengan normal (kontraksi uterus baik, TFU di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal); menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, perdarahan; memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup; memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan; memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tandatanda kesulitan menyusui; memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir. 3) Kunjungan III (2 minggu post partum) Asuhan yang diberikan sama dengan asuhan yang diberikan pada kunjungan 6 hari post partum 4) Kunjungan IV (6 minggu post partum) Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas, memberikan konseling KB secara dini d. Tujuan Asuhan Masa Nifas menurut Saifuddin (2008) 1) Tujuan umum Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal mengasuh anak. 2) Tujuan khusus a) Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologisnya. b) Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya. c) Memberikan pendidikan kesehatan, tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi dan perawatan bayi sehat. d) Memberikan pelayanan keluarga berencana h. Manajemen Asuhan Kebidanan Manajemen kebidanan adalah pendekatan dan kerangka pikir yang digunakan oleh bidan dalam menetapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisis data, commit to userdiagnosa kebidanan, perencanaan,
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pelaksanaan dan evaluasi. Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus kepada klien. Manajemen kebidanan adalah suatu metode berpikir dan bertindak secara sistematis dan logis dalam memberi asuhan kebidanan agar menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan (Varney, 2007). Langkah–langkah manajemen kebidanan proses manajemen terdiri dari tujuh langkah yang berurutan yang dimulai dengan mengumpulkan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang bisa diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi setiap langkah dapat diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih rinci dan ini bisa sesuai dengan kebutuhan klien. Ketujuh langkah manajemen kebidanan menurut Varney (2007) adalah sebagai berikut : 1) Langkah I (Pengumpulan Data Dasar) Pada langkah ini, dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap yaitu : a) Riwayat kesehatan b) Pemeriksaan fisik sesuai kebutuhannya c) Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya d) Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil studi Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua data yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien. Bidan mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. 2) Langkah II (Interpretasi Data Dasar) Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas datadata yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik. Kata masalah dan diagnosa keduanya digunakan karena beberapa masalah commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi sungguh membutuhkan penanganan yang dituangkan ke dalam sebuah rencana asuhan terhadap klien. 3) Langkah III (Identifikasi Diagnosis Atau Masalah Potensial) Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien bidan dapat diharapkan bersiap-siap bila diagnosa / masalah potensial ini benarbenar terjadi. Pada langkah ini penting sekali melakukan asuhan yang aman. 4) Langkah IV (Evaluasi Kebutuhan Segera) Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan / atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain dengan kondisi klien. Langkah ke empat ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. 5) Langkah V (Perencanaan) Rencana asuhan kebidanan dibuat berdasarkan diagnosa kebidanan. Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh langkahlangkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi/ data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien merupakan bagian dari pelaksanaan rencana tersebut. 6) Langkah VI (Pelaksanaan) Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah sebelumnya dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Dalam situasi ketika bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tersebut. Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan menghemat biaya serta meningkatkan mutu asuhan klien. 7) Langkah VII (Evaluasi) Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan, meliputi kebutuhan terhadap masalah yang diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosis. Manajemen kebidanan tujuh langkah ini merupakan proses berpikir dalam pengambilan keputusan klinik. Ketika memberikan asuhan kebidanan yang dapat diaplikasikan/ dan ditetapkan dalam setiap situasi untuk pendokumentasian/ pencatatan asuhan dapat diterapkan dalam bentuk SOAP yaitu : S : Subjektif data, menurut perspektif klien data ini diperoleh melalui auto anamnese atau allo anamnese O : Objektif data yaitu hasil pemeriksaan fisik klien, serta pemeriksaan diagnostik dan pendukung lain. Data ini termasuk catatan medik yang lalu A : Analisis/ Interpretasi berdasarkan data yang terkumpul dibuat kesimpulan berdasarkan segala sesuatu yang dapat diidentifikasi seperti: 1). Diagnosa/ masalah 2). Antisipasi prognosa/ masalah potensial 3). Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/ kolaborasi dan rujukan (langkah II, III, IV). P : Planning/ perencanaan merupakan gambaran pendokumentasian dari tindakan (implementasi) dan evaluasi rencana berdasarkan langkah V, VI, VII pada manajemen Varney Yang termasuk planning yaitu : a) Asuhan mandiri oleh bidan b) Kolaborasi c) Tes diagnostik d) Konseling e) Follow up
commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Penelitian yang Relevan Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan No
Penulis/ Tahun
Judul
Design
1
Ronsmans et al, 2008.
Professional Desain assistance during control birth and maternal analisis mortality in two Indonesian districts.
2
You et al, Maternal Retrospektif 2012 Mortality in Design Henan Province, China: Changes between 1996 and 2009
3
Berhan dan Berhan, 2014
Causes Of Maternal Mortality In Ethiopia: A Significant Decline In Abortion Related Death
4
Nafiah, 2013
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Prosedur Pencegahan Infeksi pada Pertolongan
Hasil
case Adanya hubungan antara wanita dan penggunaan tenaga kesehatan profesional saat lahir dan resiko kematian ibu lebih sedikit
Studi ini menunjukkan bahwa meningkatkan kesehatan perawatan jaringan untuk perempuan, pelatihan staf kebidanan di unit tingkat dasar, mempromosikan pendidikan ibu, dan meningkatkan pendapatan rumah tangga adalah strategi intervensi penting untuk mengurangi MMR lanjut. Retrospektif Aborsi dan infeksi terkait Design kematian ibu telah menurun secara signifikan dalam dekade terakhir. Persalinan macet terus menjadi penyebab utama kematian ibu; kematian ibu akibat gangguan hipertensi dan perdarahan menunjukkan kecenderungan meningkat Cross Bahwa pengetahuan sectional bidan, sikap bidan, dan analisis motivasi bidan, supervisi data Dinas Kesehatan menggunakan Kabupaten, dan uji korelasi ketersediaan peralatan Chi-square berpengaruh terhadap commit to userpelaksanaan dengan prosedur
Perbedaan dengan usulan peneliti Tempat penelitian, responden, variabel penelitian serta design penelitian. Tempat penelitian, responden, variabel penelitian serta design penelitian.
Tempat penelitian, responden, variabel penelitian serta design penelitian
Tempat penelitian, responden, variabel penelitian serta uji statistik.
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5
6
7
Persalinan Normal di Kabupaten Pati Tahun 2012 (Studi pada Bidan Desa Pasca Pelatihan APN) Nawangsari Hubungan et al, 2010. penguasaan kompetensi Asuhan Persalinan Normal (APN) dengan pengetahuan dan sikap bidan dalam pelaksanaan pertolongan persalinan normal di Kabupaten Jombang, Jawa Timur (2009) Rodiah et Pengaruh al, 2014 Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Penerapan Asuhan Persalinan Normal Di Rumah Bersalin Ngudi Saras Karanganyar (2013)
Hamidah, 2013
metode Yate pencegahan infeksi Correction dalam Asuhan Persalinan dan regresi Normal logistik linear
Metode survei eksplanatoris, dengan analisis data menggunakan korelasi rankSpearman, uji MannWhitney dan uji Fisher.
Ada pengaruh APN dalam penguasaan kompetensi terhadap perubahan pengetahuan dan sikap bidan dalam memberikan pelayanan tampak jelas.
Tempat penelitian, responden, variabel penelitian serta design penelitian.
Observasional Pengetahuan dan sikap analitik secara bersama-sama dengan mempengaruhi pendekatan penerapan Asuhan Retrospektif. Persalinan Normal Teknik analisis data adalah teknik korelasi sederhana, korelasi ganda dan regresi ganda dengan taraf signifikansi 0,05 Faktor-Faktor Cross Penelitian ada pengaruh yang Berpengaruh sectional antara Sistem terhadap Kinerja Manajemen Standar Bidan dalam Asuhan Kebidanan Pelaksanaan (SAK) ANC dengan Standar Asuhan Kinerja Bidan dalam Kebidanan Ante Pelaksanaan SAK ANC Natal Care di Puskesmas Rawat Inap Kabupaten Gresik Tahun commit to user 2012
Tempat penelitian, responden, variabel penelitian serta design penelitian
Tempat penelitian, responden, variabel penelitian.
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
8
Islami dan Efektifitas Cross Aisyaroh, Kunjungan Nifas sectional 2013. Terhadap Pengurangan Ketidaknyamanan Fisik Yang Terjadi Pada Ibu Selama Masa Nifas pada tahun 2012
9
Budi, 2013
Review Kinerja Retrospektif Bidan Desa Sebagai Ujung Tombak Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak: Isu Strategis Dan Upaya Pemecahannya. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember tahun 2011
Monitoring ibu nifas terbukti berhubungan dengan kejadian morbiditas nifas karena dapat memonitor keluhan atau kejadian morbiditas ibu sehingga dengan monitoring ibu yang baik dapat dideteksi morbiditas ibu lebih banyak. Menunjukkan dalam upaya meningkatkan kinerja bidan desa sebagai ujung tombak pelayanan KIA, ditemukan banyak kendala yaitu beban kerja bidan desa tinggi, kompetensi bidan tidak mendukung untuk melaksanakan job deskripsi bidan terutama tugas tambahan, pelatihan yang dilakukan untuk meningkatkan skill bidan desa belum maksimal, hambatan supervisi, ketidakseimbangan antara reward dan beban kerja serta rendahnya komitmen bidan desa dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab
commit to user
Tempat penelitian, responden, variabel penelitian
Tempat penelitian, responden, variabel penelitian
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Kerangka Berpikir Faktor Penyebab kematian Maternal
Faktor Ibu
Satus Reproduksi : 1. Usia 2. Paritas 3. Jarak kehamilan Status Wanita : 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Pendapatan
Status Kesehatan : 1. Status gizi 2. Penyakit ib 3. Riw. Komplikasi kehamilan 4. Riw. Komplikasi persalinan
Faktor Pelayanan Kesehatan 1. Lokasi pelayanan kesehatan 2. Jangkauan pelayanan kesehatan 3. Penggunaan fasilitas kesehatan
Faktor Tenaga Kesehatan
Pelaku tenaga kesehatan (Dokter, Perawat, Asisten Perawat, Bidan, Asisten Bidan)
1. Memberikan asuhan bayi baru lahir, bayi, balita dan anak pra sekolah normal 2. Memberikan asuhan keluarga berencana 3. Memberikan asuhan kesehatan reproduksi
Tugas Bidan : 1. Pengelola 2. Pendidik 3. Peneliti 4. Pelaksana
4. Memberikan asuhan kehamilan normal 5. memberikan asuhan persalinan normal 6. memberikan asuhan nifas normal
Pemberian asuhan tidak sesuai standar
Komplikasi kehamilan, persalinan, nifas
Bagan 2.3 Kerangka Berpikir Keterangan : : Tidak diteliti commit to user : diteliti
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Hipotesis a. Ada hubungan antara pemberian asuhan antenatal terintegrasi di Puskesmas dengan kematian maternal di Kabupaten Banyumas. b. Ada hubungan antara pemberian asuhan intranatal di Puskesmas dengan kematian maternal di Kabupaten Banyumas c. Ada hubungan antara pemberian asuhan postnatal di Puskesmas dengan kematian maternal di Kabupaten Banyumas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Puskesmas wilayah Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. B. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan bulan Mei 2015. C. Tatalaksana Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik, dengan rancangan studi kasus kontrol (case control study) yaitu studi yang mempelajari
hubungan
antara
pemberian
asuhan
kebidanan
antenatal
terintegrasi, intranatal dan postnatal dengan kematian ibu pada tahun 2013-2014 di Puskesmas Kabupaten Banyumas. Rancangan penelitian kasus kontrol ini adalah sebagai berikut: Pemberian Asuhan Kebidanan Antenal terintegrasi sesuai standar atau tidak Pemberian Asuhan Kebidanan Intranatal sesuai standar atau tidak
Kematian Ibu (+)
Pemberian Asuhan Kebidanan Intranatal sesuai standar atau tidak Pemberian Asuhan Kebidanan Antenal terintegrasi sesuai standar atau tidak Pemberian Asuhan Kebidanan Intranatal sesuai standar atau tidak
Kematian Ibu (-)
Pemberian Asuhan Kebidanan Intranatal sesuai standar atau tidak
Bagan 3.1 Skema Rancangan Penelitian Kasus Kontrol 2. Populasi dan Subyek Penelitian commit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id
a.
43 digilib.uns.ac.id
Populasi dalam penelitian ini semua bidan yang bekerja di Puskesmas wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah sejumlah 209 bidan
b.
Subyek penelitian ini adalah bidan yang bekerja di Puskesmas wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah yang memiliki kasus kematian ibu atapun yang tidak memiliki pada tahun 20132014. Subyek penelitian harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut: 1) Kriteria inklusi a) Bidan yang bekerja di Puskesmas wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas minimal 2 tahun terakhir b) Bidan yang bekerja di Puskesmas wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas yang bersedia menjadi responden dalam penelitian ini yang dibuktikan dengan menandatangani inform consent. 2) Kriteria eksklusinya Bidan yang bekerja di Puskesmas wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas yang pada saat dilakukan penelitian sedang cuti dan tidak berada ditempat pengambilan data penelitian
c.
Besar Subyek Subyek penelitian ini adalah seluruh bidan yang bekerja di Puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas yang memiliki kasus kematian ibu pada tahun 2013-2014 sejumlah 61 bidan dan bidan yang bekerja di Puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas yang tidak memiliki kasus kematian ibu pada tahun 2013-2014 dengan jumlah 61 bidan. Jadi jumlah subyek seluruhnya adalah 122 bidan.
d.
Teknik Sampling Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah Two Stage Cluster Sampling yaitu untuk mengambil subjek Puskesmas dan bidan yang memenuhi syarat kriteria inklusi eksklusi serta digunanakan teknik commit dan to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sampling Disproportionate Stratified Random Sampling untuk mengambil subjek pada bidan yang tidak memiliki kasus kematian ibu pada tahun 20132014.
3. Variabel Penelitian Variabel pada penelitian ini terdiri dari variabel independent (variabel bebas) yaitu asuhan antenatal terintegrasi, asuhan intranatal dan asuhan postnatal, sedangkan variabel dependent pada penelitian ini adalah kematian ibu di Kabupaten Banyumas tahun 2013-2014.
4. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Opersional No 1
Variabel Kematian maternal.
2
Pemberian asuhan antenatal terintegrasi
No
Variabel
Definisi Operasional
Skala Pengukuran Variabel Nominal (1) Ya (bidan yang memiliki kasus kematian Maternal pada tahun 2013-2014) (2) Tidak (bidan yang tidak memiliki kasus kematian Maternal pada tahun 2013-2014)
Kematian maternal adalah kematian yang terjadi pada ibu selama hamil dan atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, disebabkan oleh komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas atau penanganannya dan penyakit yang diderita sebelum atau selama kehamilan, diperberat oleh kehamilan dan bukan kematian karena kecelakaan atau kebetulan. Pada penelitian ini data kematian maternal diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas pada tahun 2013-2014. Asuhan yang diberikan oleh bidan Nominal pada saat pemeriksaan kehamilan yang terdiri dari:
Definisi Operasional a. Ketersediaan Alat
b. Anamnesa
commit to user
Skala Pengukuran Variabel Score (0-28) Sesuai standar jika ≥ mean Tidak sesuai jika standar < mean Score (0-12)
perpustakaan.uns.ac.id
3
No
Pemberian asuhan intranatal
Variabel
45 digilib.uns.ac.id
Sesuai standar jika ≥ mean Tidak sesuai jika standar < mean c. Pemeriksaan Fisik Score (0-15) Sesuai standar jika ≥ mean Tidak sesuai standar jika < mean d. Pemeriksaan Penunjang Score (0-3) Sesuai standar jika ≥ mean Tidak sesuai standar jika < mean e. Penentuan Diagnosa Score (0-1) Sesuai standar jika ≥ mean Tidak sesuai standar jika < mean f. Konseling Dan Pemberian Obat. Score (0-4) Sesuai standar jika ≥ Pengumpulan data menggunakan mean kuesioner yang diisi oleh peneliti Tidak sesuai standar dengan melihat data rekam medik jika < mean di Puskesmas dan Poskesdes wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. Asuhan yang diberikan oleh bidan Nominal pada saat persalinan normal, meliputi: a. Pengambilan Keputusan Klinik Score (0-7) Sesuai standar jika ≥ mean Tidak sesuai standar jika < mean b. Asuhan Sayang Ibu dan Bayi Score (0-18) Sesuai standar jika ≥ mean Definisi Operasional Skala Pengukuran Variabel Tidak sesuai standar jika < mean c. Pencegahan Infeksi Score (0-6) Sesuai standar jika ≥ mean Tidak sesuai standar jika < mean commit to user d. Pencatatan Asuhan Persalinan Score (0-6)
perpustakaan.uns.ac.id
4
Pemberian asuhan postnatal
No
Variabel
46 digilib.uns.ac.id
Sesuai standar jika ≥ mean Tidak sesuai standar jika < mean e. Rujukan Score (0-6) Sesuai standar jika ≥ mean Tidak sesuai standar jika < mean f. Pertolongan Persalinan dengan Score (0-58) 58 langkah. Sesuai standar jika ≥ mean Tidak sesuai standar Pengumpulan data menggunakan jika < mean kuesioner yang diisi oleh peneliti dengan melihat data rekam medik di Puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. Asuhan yang diberikan oleh bidan Nominal kepada ibu nifas berupa minimal 4x kunjungan masa nifas. a. Kunjungan Nifas I Score (0-5) Sesuai standar jika ≥ mean Tidak sesuai standar jika < mean b. Kunjungan Nifas II Score (0-6) Sesuai standar jika ≥ mean Tidak sesuai standar jika < mean c. Kunjungan Nifas III Score (0-6) Sesuai standar jika ≥ mean Tidak sesuai standar jika < mean Definisi Operasional Skala Pengukuran Variabel d. Kunjungan Nifas IV Score (0-2) Sesuai standar jika ≥ mean Pengumpulan data menggunakan Tidak sesuai standar kuesioner yang diisi oleh peneliti jika < mean dengan melihat data rekam medik di Puskesmas dan Poskesdes wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Data a.
Sumber Data Data primer dikumpulkan dari hasil pengisian kuesioner, dimana kuesioner diisi oleh peneliti, sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas berupa data kematian ibu tahun 2013-2014 dan data rekam medik asuhan antenatal terintegrasi, asuhan intranatal dan asuhan postnatal di Puskesmas wilayah kerja Kabupaten Banyumas pada tahun 2013-2014.
b.
Alat Ukur Jenis alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1)
Catatan medik kehamilan, persalinan, nifas di Puskesmas dan Poskesdes serta catatan kematian maternal di Dinas Kesehatan Kabupaten.
2)
Kuesioner untuk mengumpulkan data dari subjek penelitian berupa informasi mengenai variabel bebas penelitian dan kuesioner diisi oleh peneliti dengan melihat data rekam medik di Puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
48 digilib.uns.ac.id
a) Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner pemberian asuhan antenatal terintegrasi terdiri dari 63 item pernyataan No Keterangan Jumlah Pertayaan 1 Kelengkapan alat 28 2 Anamnesa 12 3 Pemeriksaan fisik 15 4 Pemeriksaan penunjang 3 5 Penentuan diagnose 1 6 Konseling dan pemberian obat 4 Total 63 b) Tabel 3.3 Kisi-kisi kuesioner pemberian asuhan intranatal terdiri dari 101 item pernyataan No Keterangan Jumlah 1 Pengambilan keputusan 7 2 Asuhan sayang ibu dan bayi 18 3 Pencegahan infeksi 6 4 Pencatatan asuhan persalinan 6 5 Rujukan 6 6 Pertolongan persalinan normal 58 dengan 58 langkah Total 101 c) Tabel 3.4 Kisi-kisi kuesioner pemberian asuhan postnatal terdiri dari 19 item pernyataan No Keterangan Jumlah 1 Kunjungan nifas I 5 2 Kunjungan nifas II 6 3 Kunjungan nifas III 6 4 Kunjungan nifas IV 2 Total 19 c.
Validitas dan Reabilitas Pada penelitian ini menggunakan validitas muka yaitu keabsahan susunan kalimat atau kata-kata dalam soal/pernyataan/pertanyaan sehingga jelas pengertiannya atau tidak menimbulkan tafsiran lain. Alat ukur pada penelitian ini adalah kuesioner, maka item-item pertanyaan dalam kuesioner harus dapat dipahami oleh subjek penelitian dengan benar. Meskipun validitas muka beroperasi hanya pada permukaan, namun aspek validitas ini sama pentingnya dengan aspek validitas lainnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
49 digilib.uns.ac.id
Reliabilitas adalah tingkat ketetapan suatu instrumen mengukur apa yang harus diukur. Relialibilitas menunjukan bahwa suatu instrumen cukup di percaya sebagai alat pengumpul data dan mengarah pada tingkat keterandalan sesuatu. Uji reliabilitas ini menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan taraf signifikansi 5%. Suatu instrumen di katakan reliabel apabila memiliki alpha minimal 0,6 (Murti, 2013). Uji validitas dan reabilitas telah dilakukan kepada bidan yang bekerja di Puskesmas Sokaraja I, Sokaraja II, Banyumas, Kemranjen II, Cilongok I, dan Purwokerto Timur II sejumlah 30 bidan di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas dan memenuhi syarat yaitu nilai alpha untuk asuhan antenatal terintegrasi sebersar (0,688), asuhan intranal (0,657) dan untuk asuhan postnatal sebesar (0,605). d.
Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini adalah peneliti mengumpulkan data kematian ibu dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas dan data rekam medik asuhan kehamilan terintegrasi, asuhan persalinan normal dan asuhan nifas di Puskesmas dan Poskesdes wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas yang memiliki dan tidak memiliki kasus kematian maternal pada tahun 2013-2014. Sedangkan data dari variabel independent yang akan diteliti dikumpulkan menggunakan kuesioner yang diisi oleh peneliti dengan melihat data rekam medik di Puskesmas dan Poskesdes sebanyak masing-masing 5 rekam medik pada tahun yang terdapat kematian ibu yang diambil secara acak baik asuhan yang diberikan oleh bidan yang mempunyai kasus kematian ataupun pada bidan yang tidak memiliki kasus kematian. Sebelum pengambilan data di Puskesmas, peneliti meminta ijin terlebih dahulu kepada kepala Puskesmas dan meminta kesediaan kepala Puskesmas untuk membantu mengkoordinir bidan yang ada di Puskesmas tersebut untuk berpatisipasi penuh dalam penelitian ini. Adapun lembar inform consent yang wajib diisi oleh responden dalam hal ini bidan yang bekerja di Puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas yang berisi kesediaan bidan untuk menjadi responden yang sebelumnya commit to user sudah dijelaskan terlebih dahulu
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tentang maksud, tujuan, dan manfaat dari penelitian serta risiko setelah mengisi kuesioner tersebut. Setelah data terkumpul kemudian dilakukan pengolahan dan analisis data secara univariat, bivariat maupun multivariat berdasarkan pengaruh variabel – variabel yang diteliti.
6. Teknik Analisis Data a.
Tahap – tahap pengolahan data : 1. Editing Setelah dilakukan cleaning kemudian dilakukan editing untuk memeriksa kelengkapan data, kesinambungan dan keseragaman data sehingga validitas data dapat terjamin. 2. Coding Coding dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data. a) Kematian Maternal 1) Terdapat kematian maternal
:1
2) Tidak terdapat kematian maternal : 0 b) Pemberian asuhan antenatal terintegrasi 1) Kelengkapan alat Lengkap
:1
Tidak lengkap
:0
2) Anamnesa Sesuai standar
:1
Tidak sesuai standar
:0
3) Pemeriksaan fisik Sesuai standar
:1
Tidak sesuai standar
:0
4) Pemeriksaan penunjang Sesuai standar
:1
Tidak sesuai standar
:0
5) Menentukan diagnosa Sesuai standar commit to user :1
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tidak sesuai standar
:0
6) Konseling dan pemberian obat Sesuai standar
:1
Tidak sesuai standar
:0
c) Pemberian asuhan intranatal 1) Pengambilan keputusan klinik Sesuai standar
:1
Tidak sesuai standar
:0
2) Asuhan sayang ibu dan bayi Sesuai standar
:1
Tidak sesuai standar
:0
3) Pencegahan infeksi Sesuai standar
:1
Tidak sesuai standar
:0
4) Pencatatan asuhan persalinan Sesuai standar
:1
Tidak sesuai standar
:0
5) Rujukan Sesuai standar
:1
Tidak sesuai standar
:0
6) Pertologan persalinan dengan 58 langkah Sesuai standar
:1
Tidak sesuai standar
:0
commit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d) Pemberian asuhan postnatal 1) Kunjungan nifas I Sesuai standar
:1
Tidak sesuai standar
:0
2) Kunjungan nifas II Sesuai standar
:1
Tidak sesuai standar
:0
3) Kunjungan nifas III Sesuai standar
:1
Tidak sesuai standar
:0
4) Kunjungan nifas IV Sesuai standar
:1
Tidak sesuai standar
:0
3. Entry Data Yaitu memasukkan data ke dalam program komputer untuk proses analisis data. b.
Analisis Data Data dianalisis dan diinterpretasikan dengan melakukan pengujian terhadap hipotesis, dengan tahapan analisis sebagai berikut : 1. Analisis Univariat Analisa ini digunakan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan angka atau nilai masing - masing variabel dengan ukuran proporsi prosentase. X = F x 100% N Keterangan: X
: Hasil prosentase
F
: Frekuensi hasil pencapaian
N
: Total seluruh observasi
100 : bilangan tetap
commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui besarnya hubungan antara kematian maternal dengan pemberian asuhan kebidanan antenatal terintegrasi, intranatal dan postnatal. Uji statistik untuk melihat besar risiko/pengaruh variabel independen menggunakan uji Chi Square yaitu dengan melihat Odds Ratio (OR). Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat secara sendiri-sendiri. Uji statistika yang digunakan yaitu Chi Square digunakan untuk data berskala nominal dengan nominal dengan menggunakan Confidence Interval (CI) sebesar 95% (α= 0,05). Uji statistik Chi Square digunakan untuk menganalisis semua variabel yang diteliti. Apabila ada sel yang kosong maka masingmasing sel ditambah angka satu. Untuk mengetahui estimasi risiko relatif dihitung odds ratio (OR) dengan tabel 2 x 2 dan rumus sebagai berikut (OR) = {A/ (A+B) : B/ (A+B)} / {C/ (C+D) : D/ (C+D)} = A/B : C/D= AD/BC Keterangan : A= kasus yang mengalami paparan B= kasus yang tidak terpapar C= kontrol yang terpapar D= kontrol yang tidak terpapar
3. Analisis Multivariat Analisis multivariat digunakan untuk mengetahui pengaruh paparan secara bersama-sama dari beberapa faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian kematian maternal. Uji yang digunakan adalah regresi logistik. Analisis multivariat dilakukan untuk mendapatkan model yang terbaik. Seluruh variabel kandidat dimasukkan bersama – sama untuk dipertimbangkan menjadi model dengan hasil nilai p < 0,05. Variabel yang terpilih dimasukkan ke dalam model dan nilai p yang tidak signifikan dikeluarkan dari model, berurutan dari nilai p tertinggi. Bentuk umum model peluang regresi logistik dengan k variabel commit to user diformulasikan sebagai berikut :
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Exp (β0 + β1 xi +….+ βK xk) Π (x) = 1+ exp ((β0 + β1 xi +….+ βK xk) Dimana Π (x) adalah peluang sukses probabilitas suatu peristiwa/ kasus yang ditentukan oleh y = β1 adalah parameter. 4. Analisis Berstrata Analisis berstrata pada penelitian ini menggunakan analisis berstrata Mantel-Haenszel. Mantel-Haenszel merupakan salah satu metode pengujian adanya variabel perancu dimana data distratifikasi menurut variabel perancu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil Penelitian A. Geografi dan Demografi Tempat Penelitian Kabupaten Banyumas yang memiliki luas 132.758 hektare dan sekitar 32.307 hektare (sekitar 24,27%) di antaranya merupakan lahan sawah. Kabupaten Banyumas yang berada di kaki Gunung Slamet Sebelah Selatan ini berbatasan dengan Kabupaten Tegal dan Pemalang di sebelah Utara, Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen di sebelah Timur, Kabupaten Cilacap di sebelah Selatan, serta Kabupaten Cilacap dan Brebes di sebelah Barat. Sum bang II Baturaden II Baturaden I Kedungbanteng
N W
Pekuncen
Cilongok I
E S
Sum bang I
Karanglewas
Gumelar
Pwt. Utara I I Kembaran I Pwt. Utara I Kembaran I I Pwt ITimur I Pwt Pwt Barat Timur I
Ajibarang I Ajibarang II
Cilongok II
Lum bir Wangon II
Sokaraja II Pwt. Selatan Sokaraja I Patikraja Kalibagor
Purwojati
Rawalo Wangon I
Kebasen
Jatilawang
Som agede
Banyumas
Kemranjen I
EMISITAS DBD DESA 2007 ENDEMIS SPORADIS POTENSIAL PUS KE SMAS
Kemranjen II
Tam bak I Sum piuh II
Sum piuh I
Tam bak II
Gambar 1. Peta Penyebaran Puskesmas di Kabupaten Banyumas Propinsi Jawa Tengah Secara administratif Kabupaten Banyumas terbagi menjadi 27 Kecamatan yang terbagi menjadi beberapa Desa/ Kelurahan sejumlah 301 desa dan 30 Kelurahan. Ibu kota Kabupaten Banyumas adalah Purwokerto, dimana meliputi: Kecamatan Purwokerto Barat, Purwokerto Timur, Purwokerto Selatan, dan Purwokerto Utara. Kabupaten Banyumas memiliki 39 Puskesmas yang terbagi dalam 27 Kecamatan. Untuk pelayanan kesehatan ibu dan anak pada tahun 2013 dilayani 362 tenaga bidan, dengan rasio 1,2 yang sudah mencapai target rasio jumlah bidan di Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan untuk commit to user
55
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bidan yang bekerja di Puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas sejumlah 209.
B. Analisis Univariat 1) Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada Bidan yang bekerja di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, sebanyak 61 bidan yang memiliki kasus kematian ibu maupun 61 bidan yang tidak memiliki kasus kematian ibu pada tahun 2013-2014, diperoleh data tentang gambaran karakteristik subjek penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Karakteristik subjek penelitian Karakteristik Usia * a. 20-35 tahun b. 36-50 tahun Tingkat pendidikan a. D III b. D IV/ S1 Masa kerja * a. 2-10 tahun b. 11-20 tahun Lama kerja di Puskesmas * a. 2-10 tahun b. 11-20 tahun Pelatihan yang pernah diikuti APN (Asuhan Persalinan Normal) a. Mengikuti pelatihan b. Tidak mengikuti *signifikan secara statistik
Kasus ∑ (%) n =61
Kontrol ∑ (%) n =61
Total ∑ (%) n =122
41 (67,2) 20 (32.8)
27 (44,3) 34 (55,7)
68 (55,7) 54 (44,3)
56 (91,8) 5 (8,2)
58 (95,1) 3 (4,9)
114 (93,4) 8 (6,6)
57 (93,4) 4 (6,6)
18 (29,5) 43 (70,5)
75 (61,5) 47 (38,5)
57 (93,4) 4 (6,6)
18 (29,5) 43 (70,5)
75 (61,5) 47 (38,5)
52 (85,2) 9 (12,3)
55 (90,2) 6 (9,8)
107 (87,8) 15 (12,3)
Berdasarkan tabel 4.1 subjek penelitian di Puskesmas Kabupaten Banyumas kasus paling banyak berumur kisaran 20-35 tahun sejumlah 41 (67,2%) sedangkan untuk subjek kontrol paling banyak berumur 36-50 tahun sebanyak 34 (55,7%). Usia subjek penelitian mempunyai risiko untuk menurunkan kematian maternal sebesar 0,38 kali, dan signifikan secara statistik (OR: 0,38; CI 95%: 0,18-0,80; p: 0.011). Tingkat pendidikan pada subjek penelitian kasus pendidikan D III sebanyak 56 (91,8%), dan D IV/ S I sebanyak 5 (88,2%), sedangkan pada subjek penelitian kontrol pendidikan D III 58 (95,1%) dan D IV/ S I sebanyak 3 (4,9%). Masa kerja dan lama commit to user kerja subjek penelitian memiliki lama kerja yang sama, yaitu rentang
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terbanyak subyek kasus pada tahun ke 1-10 tahun sebanyak 57 (93,4%), sedangkan subjek penelitian kontrol terbanyak pada masa kerja ke 11-20 tahun sebanyak 43 (70,5%). Masa kerja dan lama kerja subjek penelitian di puskesmas mempunyai risiko untuk menurunkan kematian maternal sebesar 0,02 kali, dan signifikan secara statistik (OR: 0,02; CI 95%: 0,00-0,09; p: <0,001). Hampir seluruh subjek penelitian kontrol dan kasus telah mengikuti pelatihan Asuhan Persalinan Normal (APN) 107 (87,7%). Pelatihan asuhan persalinan normal 58 langkah mempunyai risiko untuk menurunkan kematian maternal sebesar 0.63 kali, meskipun secara statistik tidak signifikan (OR: 0,63; CI 95%: 0,21-1,89; p: 0,408).
2) Asuhan Antenatal Terintegrasi di Kabupaten Banyumas Tahun 20132014 Pemberian Asuhan Antenatal Terintegrasi di Kabupaten Banyumas Tahun 2013-2014 diketahui melalui pengisian kuesioner yang didasarkan data rekam medik bidan di Puskesmas dan Poskesdes di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, diperoleh data tentang kelengkapan alat, prosedur anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, pembuatan diagnosa, dan pemberian obat serta konseling pada klien ibu hamil adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Kesesuaian Standar Asuhan Antenatal Terintegrasi di Puskesmas Kabupaten Banyumas tahun 2013-2014 Variabel Ketersediaan Alat Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang Penentuan Diagnosa Konseling dan Pemberian Obat
Kategori Standar Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai
Kasus ∑ (%) n=61 36 (59,0) 25 (41,0) 4 (6,6) 57 (93,4) 25 (41,0) 36 (59,0) 31 (50,8) 30 (49,2) 39 (63,9) 22 (36,1) 25 (41,0) 36 (59,0)
Kontrol ∑ (%) n=61 33 (54,1) 28 (45,9) 57 (93,4) 4 (6,6) 37 (60,7) 24 (39,3) 33 (54,1) 28 (45,9) 38 (62,3) 23 (37,7) 44 (72,1) 17 (27,9)
Total ∑ (%) n=122 69 (56,6) 53 (43,4) 61 (50,0) 61 (50,0) 62 (50,8) 60 (49,2) 64 (52,5) 58 (47,5) 77 (63,1) 45 (36,9) 69 (56,6) 53 (43,4)
Berdasarkan Tabel 4.2 didapatkan bahwa ketersediaan alat pada asuhan Antenatal terintegrasi kelompok commitkasus to useryang sesuai standar sebanyak 36
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(59,0%) dan tidak sesuai standar sebanyak 25 (41,0%), pada kelompok kontrol yang sesuai standar 33 (54,1%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 28 (45,9%). Prosedur anamnesis pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 4 (6,6%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 57 (93,4%), sedangkan pada kelompok kontrol yang sesuai standar sebanyak 57 (93,4%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 4 (6,6%). Pemeriksaan fisik pada asuhan Antenatal terintegrasi pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 25 (41,0%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 36 (59,0%), sedangkan pada kelompok kontrol yang sesuai standar 37 (60,7%) dan yang tidak sesuai standar 24 (39,3%). Pemeriksaan penunjang pada asuhan Antenatal terintegrasi pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 31 (50,8%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 30 (49,2%), sedangkan
pada kelompok kontrol yang sesuai standar sebanyak 33
(54,1%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 28 (45,9%). Penentuan diagnosa pada asuhan Antenatal terintegrasi pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 39 (63,9%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 22 (36,1%), sedangkan
pada kelompok kontrol yang sesuai standar
sebanyak 38 (62,3%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 23 (37,7%). Konseling dan pemberian obat pada asuhan Antenatal terintegrasi pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 25 (41,0%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 36 (59,0%), sedangkan pada kelompok kontrol yang sesuai standar sebanyak 44 (72,1%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 17 (27,9%).
3) Pemberian Asuhan Intranatal di Puskesmas Kabupaten Banyumas Tahun 2013-2014. Pemberian Asuhan Intranatal di Kabupaten Banyumas Tahun 2013-2014 diketahui melalui pengisian kuesioner yang didasarkan data rekam medik bidan di Puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, diperoleh data tentang prosedur membuat keputusan klinik, asuhan sayang ibu dan bayi, pencegahan infeksi, pencatatan, rujukan, dan pertolongan persalinan normal dengan 58 langkah adalah sebagai berikut: commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.3 Kesesuaian Standar Asuhan Intranal di Puskesmas Kabupaten Banyumas tahun 2013-2014 Variabel Pengambilan keputusan klinik Asuhan sayang ibu dan bayi * Pencegahan infeksi Pencatatan asuhan persalinan Rujukan ** Pertolongan persalinan dengan 58 langkah
Kategori Standar Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai
Kasus ∑ (%) n=61 22 (36,1) 39 (63,9) 0 (0,0) 0 (0,0) 36 (59,0) 25 (41,0) 18 (29,5) 43 (70,5) 50 (84,7) 9 (15,3) 30 (49,2) 31 (50,8)
Kontrol ∑ (%) n=61 55 (90,2) 6 (9,8) 0 (0,0) 0 (0,0) 46 (75,4) 15 (24,6) 51 (83,6) 10(16,4 ) 5 (10,2) 44 (89,8) 49 (80,3) 12 (19,7)
Total ∑ (%) n=122 77 (63,1) 45 (36,9) 0 (0,0) 0 (0,0) 82 (67,2) 40 (32,8) 69 (56,6) 53 (43,4) 55 (50,9) 53 (49,1) 79 (64,8) 43 (35,2)
*Asuhan sayang ibu (n=0), tidak terdapat dokumentasi baik pada kasus maupun kontrol ** Rujukan (n kasus 59, n kontrol 49, ∑=108)
Berdasarkan Tabel 4.3 didapatkan bahwa pengambilan keputusan klinik pada asuhan intranatal kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 22 (36,1%) dan tidak sesuai standar sebanyak 39 (63,9%), pada kelompok kontrol yang sesuai standar 55 (90,2%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 6 (9,8%). Tidak ditemukan adanya rekam medik tentang asuhan sayang ibu dan bayi pada asuhan intranatal di Puskesmas wilayah kerja Dinas Kabupaten Banyumas. Pencegahan infeksi pada asuhan intranatal pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 36 (59,0%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 25 (41,0%), sedangkan pada kelompok kontrol yang sesuai standar 46 (75,4%) dan yang tidak sesuai standar 15 (24,6%). Pencatatan asuhan persalinan pada asuhan intranatal pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 18 (29,5%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 43 (70,5%), sedangkan pada kelompok kontrol yang sesuai standar sebanyak 51 (83,6%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 10 (16,4%). Prosedur rujukan pada asuhan intranatal pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 50 (84,7%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 9 (15,3%), sedangkan pada kelompok kontrol yang sesuai standar sebanyak 5 (10,2%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 44 (89,8%). Pertolongan persalinan dengan 58 langkah pada asuhan intranatal pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 30 (49,2%) commit to user dan yang tidak sesuai standar sebanyak 31 (50,8%), sedangkan pada
perpustakaan.uns.ac.id
60 digilib.uns.ac.id
kelompok kontrol yang sesuai standar sebanyak 49 (80,3%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 12 (19,7%). 4) Pemberian Asuhan Postnatal di Puskesmas Kabupaten Banyumas Tahun 2013-2014. Pemberian asuhan postnatal di Puskesmas dan Poskesdes di Kabupaten Banyumas Tahun 2013-2014 diketahui melalui pengisian kuesioner yang didasarkan data rekam medik bidan di Puskesmas dan Poskesdes di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, diperoleh data tentang Kunjungan Nifas I, II, III dan IV adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Kesesuaian Standar Asuhan Postnatal di Puskesmas Kabupaten Banyumas tahun 2013-2014 Kategori Kasus ∑ (%) Kontrol ∑ (%) Standar n=61 n=61 Kunjungan nifas I Sesuai 33 (54,1) 43 (70,5) Tidak sesuai 28 (45,9) 18 (29,5) Kunjungan nifas II Sesuai 42 (68,9) 43 (70,5) Tidak sesuai 19 (31,1) 18 (29,5) Kunjungan nifas III Sesuai 40 (65,6) 24 (39,3) Tidak sesuai 21 (34,4) 37 (60,7) Kunjungan nifas IV * Sesuai 9 (47,4) 7 (38,9) Tidak sesuai 10 (52,6) 11 (61,1) *Kunjungan nifas IV (n kasus= 18, n kontrol= 19, ∑=37) Variabel
Total ∑ (%) n=122 76 (62,3) 46 (37,7) 85 (69,7) 37 (30,3) 64 (52,5) 58 (47,5) 16 (43,2) 21 (56,8)
Berdasarkan Tabel 4.4 didapatkan bahwa kunjungan nifas I pada asuhan postnatal kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 33 (54,1%) dan tidak sesuai standar sebanyak 28 (45,9%), pada kelompok kontrol yang sesuai standar 43 (70,5%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 18 (29,5%). Kunjungan nifas II pada asuhan postnatal pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 42 (68,9%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 19 (31,1%), sedangkan pada kelompok kontrol yang sesuai standar 43 (70,5%) dan yang tidak sesuai standar 18 (29,5%). Kunjungan nifas III pada asuhan postnatal pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 40 (65,6%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 21 (34,4%), sedangkan pada kelompok kontrol yang sesuai standar sebanyak 24 (39,3%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 37 (60,7%). Kunjungan nifas IV pada asuhan postnatal pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 9 commit to user (47,4%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 10 (52,6%), sedangkan
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pada kelompok kontrol yang sesuai standar sebanyak 7 (38,9%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 11 (61,1%).
C. Analisis Bivariat Berikut adalah hasil analisis hubungan kematian maternal dengan asuhan antenatal terintegrasi, asuhan intranatal dan postnatal di Puskesmas Kabupaten Banyumas Tahun 2013-2014. 1) Hubungan Asuhan Antenatal Terintegrasi dengan Kematian Maternal Di Kabupaten Banyumas tahun 2013-2014. Tabel 4.5 Hubungan asuhan antenatal terintegrasi dengan kematian maternal di Kabupaten Banyumas tahun 2013-2014 Variabel Ketersediaan Alat
Kategori Standar
Sesuai Tidak sesuai Anamnesis Sesuai Tidak sesuai Pemeriksaan Sesuai Fisik Tidak sesuai Pemeriksaan Sesuai Penunjang Tidak sesuai Penentuan Sesuai Diagnosa Tidak sesuai Konseling dan Sesuai Pemberian Tidak Obat sesuai *signifikan secara statistik
Kasus ∑ (%) n=61 36 (59,0)
Kontrol ∑ (%) n=61 33 (54,1)
25 (41,0)
28 (45,9)
4 (6,6)
57 (93,4)
57 (93,4)
4 (6,6)
25 (41,0) 36 (59,0)
OR
CI 95 %
p
1,22
0,59-2,50
0,584
0,01
0,00-0,02
<0,001**
37 (60,7) 24 (39,3)
0,45
0,21-0,92
0,030*
31 (50,8)
33 (54,1)
0,87
0,43-1,78
0,717
30 (49,2)
28 (45,9)
39 (63,9)
38 (62,3)
1,07
0,51-2,23
0,851
22 (36,1)
23 (37,7)
25 (41,0)
44 (72,1)
0,25
0,12-0,57
0,001*
36 (59,0)
17 (27,9)
Berdasarkan Tabel 4.2 didapatkan bahwa ketersediaan alat pada asuhan Antenatal terintegrasi kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 36 (59,0%) dan tidak sesuai standar sebanyak 25 (41,0%), pada kelompok kontrol yang sesuai standar 33 (54,1%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 28 (45,9%). Tidak terdapat hubungan antara ketersediaan alat yang sesuai standar dan yang tidak sesuai standar pada asuhan antenatal terintegrasi dengan kematian maternal dengan p: 0,584 > α (0,05). Prosedur anamnesis pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak commit to user 4 (6,6%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 57 (93,4%), sedangkan
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pada kelompok kontrol yang sesuai standar sebanyak 57 (93,4%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 4 (6,6%). Anamnesis sesuai standar pada pemberian asuhan Antenatal terintegrasi mempunyai risiko menurunkan kematian maternal sebesar 0,01 kali dibandingkan dengan anamnesis yang dilakukan tidak sesuai standar, dan signifikan secara statistik (OR=0,01; CI 95%=0,00-0,02; p: <0,001). Pemeriksaan fisik pada asuhan Antenatal terintegrasi pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 25 (41,0%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 36 (59,0%), sedangkan pada kelompok kontrol yang sesuai standar 37 (60,7%) dan yang tidak sesuai standar 24 (39,3%). Pemeriksaan fisik sesuai standar
pada pemberian asuhan Antenatal
terintegrasi dapat menurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,45 kali lebih besar dibandingkan dengan pemeriksaan fisik yang tidak dilakukan sesuai standar, dan signifikan secara statistik (OR=0,45; CI 95% =0,21-0,92; p: 0,030). Pemeriksaan penunjang pada asuhan Antenatal terintegrasi pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 31 (50,8%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 30 (49,2%), sedangkan pada kelompok kontrol yang sesuai standar sebanyak 33 (54,1%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 28 (45,9%). Pemeriksaan penunjang sesuai standar pada pemberian asuhan antenatal terintegrasi dapat menurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,87 kali lebih besar dibandingkan pemeriksaan penunjang yang tidak dilakukan sesuai standar, meskipun tidak signifikan secara statistik (OR=0,87; CI 95%=0,43-1,78; p: 0,717). Penentuan diagnosa pada asuhan Antenatal terintegrasi pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 39 (63,9%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 22 (36,1%), sedangkan
pada kelompok kontrol yang
sesuai standar sebanyak 38 (62,3%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 23 (37,7%). Tidak ada hubungan antara penentuan diagnosa yang sesuai standar dan yang tidak sesuai standar pada asuhan Antenatal terintegrasi dengan kematian maternal dengan p: 0,851 > α (0,05). commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Konseling dan pemberian obat pada asuhan Antenatal terintegrasi pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 25 (41,0%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 36 (59,0%), sedangkan pada kelompok kontrol yang sesuai standar sebanyak 44 (72,1%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 17 (27,9%). Pemberian konseling dan obat sesuai standar pada pemberian asuhan antenatal terintegrasi dapat menurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,25 kali lebih besar dibandingkan dengan konseling dan pemberian obat yang dilakukan tidak sesuai standar, dan signifikan secara statistik (OR=0,25; CI 95%=0,12-0,57; p: 0,001).
2) Hubungan Asuhan Intranatal dengan Kematian Ibu di Kabupaten Banyumas tahun 2013-2014 Tabel 4.6 Hubungan asuhan intranatal dengan kematian ibu di Kabupaten Banyumas tahun 2013-2014 Variabel Pengambilan keputusan klinik
Kategori Standar
Kasus ∑ (%) n=61 22 (36,1) 39 (63,9)
Sesuai Tidak sesuai Pencegahan infeksi Sesuai 36 (59,0) Tidak 25 (41,0) sesuai Pencatatan asuhan Sesuai 18 (29,5) persalinan Tidak 43 (70,5) sesuai Rujukan ** Sesuai 50 (84,7) Tidak 9 (15,3) sesuai Pertolongan Sesuai 30 (49,2) persalinan dengan Tidak 31 (50,8) 58 langkah sesuai *signifikan secara statistik **Rujukan (n kasus 59, n kontrol 49, ∑=108)
Kontrol ∑ (%) n=61 55 (90,2) 6 (9,8)
OR
CI 95 %
p
0,06
0,02-0,16
<0,001*
46 (75,4) 15 (24,6)
0,47
0,21-1,01
0,054
51 (83,6) 10(16,4)
0,08
0,03-0,19
<0,001*
5 (10,2) 44 (89,8)
48
15-156
<0,001*
49 (80,3) 12 (19,7)
0,23
0,10-0,53
<0,001*
Berdasarkan Tabel 4.6 didapatkan bahwa pengambilan keputusan klinik pada asuhan intranatal kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 22 (36,1%) dan tidak sesuai standar sebanyak 39 (63,9%), pada kelompok kontrol yang sesuai standar 55 (90,2%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 6 (9,8%). Pengambilan keputusan klinik sesuai standar pada pemberian asuhan intranatal dapat menurunkan risiko kematian maternal commit to user sebesar 0,06 kali lebih besar dari pada pengambilan keputusan klinik yang
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dilakukan tidak sesuai standar, dan signifikan secara statistik (OR=0,06; CI 95% =0,02-0,16; p: < 0,001). Pencegahan infeksi pada asuhan intranatal pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 36 (59,0%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 25 (41,0%), sedangkan pada kelompok kontrol yang sesuai standar 46 (75,4%) dan yang tidak sesuai standar 15 (24,6%). Pencegahan infeksi sesuai standar pada pemberian asuhan intranatal dapat menurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,47 kali lebih besar dari pada pencegahan infeksi yang dilakukan tidak sesuai standar, meskipun tidak signifikan secara statistik (OR=0,47; CI 95%=0,21-1,01; p: 0,054). Pencatatan asuhan persalinan pada asuhan intranatal pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 18 (29,5%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 43 (70,5%), sedangkan
pada kelompok kontrol yang
sesuai standar sebanyak 51 (83,6%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 10 (16,4%). Pencatatan asuhan persalinan sesuai standar pada pemberian asuhan intranatal dapat menurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,08 kali lebih besar dibandingkan dengan pencatatan asuhan persalinan yang tidak sesuai standar, dan signifikan secara statistik (OR=0,08; CI 95%=0,030,19; p: < 0,001). Prosedur rujukan pada asuhan intranatal pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 50 (84,7%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 9 (15,3%), sedangkan pada kelompok kontrol yang sesuai standar sebanyak 5 (10,2%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 44 (89,8%). Prosedur rujukan
sesuai
standar
pada
pemberian
asuhan
intranatal
dapat
meningkatkan risiko kematian maternal sebesar 48 kali lebih besar dibandingkan dengan prosedur rujukan yang dilakukan tidak sesuai standar, dan signifikan secara statistik (OR=48; CI 95%=15-156; p: < 0,001). Pertolongan persalinan dengan 58 langkah pada asuhan intranatal pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 30 (49,2%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 31 (50,8%), sedangkan pada kelompok kontrol yang sesuai standar sebanyak 49 (80,3%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 12 (19,7%). Asuhan persalinan commit to usernormal 58 langkah sesuai standar
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pada pemberian asuhan intranatal dapat menurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,23 kali lebih besar dibandingkan dengan asuhan persalinan normal 58 langkah yang dilakukan tidak sesuai standar, dan signifikan secara statistik (OR=0,23; CI 95%=0,10-0,53; p: < 0,001).
3) Hubungan Asuhan Postnatal dengan Kematian Ibu di Kabupaten Banyumas tahun 2013-2014 Tabel 4.7 Hubungan asuhan postnatal dengan kematian ibu di Kabupaten Banyumas tahun 2013-2014 Variabel
Kategori Standar
Kunjungan nifas I
Sesuai Tidak sesuai Kunjungan nifas II Sesuai Tidak sesuai Kunjungan nifas III Sesuai
Kasus ∑ (%) n=61 33 (54,1)
Kontrol ∑ (%) n=61 43 (70,5)
28 (45,9)
18 (29,5)
42 (68,9)
43 (70,5)
19 (31,1)
18 (29,5)
40 (65,6)
24 (39,3)
Tidak 21 (34,4) 37 (60,7) sesuai Kunjungan nifas IV Sesuai 9 (47,4) 7 (38,9) ** Tidak 10 (52,6) 11(61,1) sesuai *signifikan secara statistik **Kunjungan nifas IV (n kasus= 18, n kontrol= 19, ∑=37)
OR
CI 95 %
p
0,49
0,23-1,04
0,062
0,92
0,42-2,00
0,844
2,93
1,40-6,13
0,004*
1,41
0,38-5,13
0,603
Berdasarkan Tabel 4.7 didapatkan bahwa kunjungan nifas I pada asuhan postnatal kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 33 (54,1%) dan tidak sesuai standar sebanyak 28 (45,9%), pada kelompok kontrol yang sesuai standar 43 (70,5%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 18 (29,5%). Kunjungan nifas I sesuai standar dapat menurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,49 kali lebih besar dibandingkan dengan kunjungan nifas I yang dilakukan tidak sesuai standar, meskipun tidak signifikan secara statistik (OR: 0,49; CI 95%: 0,23-1,04; p: 0,062> α (0,05). Kunjungan nifas II pada asuhan postnatal pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 42 (68,9%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 19 (31,1%), sedangkan pada kelompok kontrol yang sesuai standar 43 (70,5%) dan yang tidak sesuai standar 18 (29,5%). Kunjungan nifas II yang commit to user
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dilakukan sesuai standar dapat menurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,92 kali lebih besar dibandingkan dengan kunjungan nifas II yang tidak dilakukan sesuai standar, meskipun tidak signifikan secara statistik (OR: 0,92; CI 95%: 0,42-2,00; p: 0,844> α (0,05). Kunjungan nifas III pada asuhan postnatal pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 40 (65,6%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 21 (34,4%), sedangkan pada kelompok kontrol yang sesuai standar sebanyak 24 (39,3%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 37 (60,7%). Kunjungan nifas III sesuai standar pada pemberian asuhan postnatal dapat meningkatkan risiko kematian maternal sebesar 2,93 kali lebih besar dibandingkan dengan kunjungan nifas III yang dilakukan tidak sesuai standar, dan signifikan secara statistik (OR=2,93; 95% CI=1,40-6,13; p: 0,004). Kunjungan nifas IV pada asuhan postnatal pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 9 (47,4%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 10 (52,6%), sedangkan pada kelompok kontrol yang sesuai standar sebanyak 7 (38,9%) dan yang tidak sesuai standar sebanyak 11 (61,1%). Tidak terdapat hubungan antara kunjungan nifas IV yang sesuai standar dan yang tidak sesuai standar pada asuhan postnatal dengan kematian maternal dengan p: 0,603> α (0,05).
C. Analisis Multivariat Hasil perhitungan analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kematian maternal yang paling dominan pengaruhnya.
commit to user
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Analisis Multivariat pada Pemberian Asuhan Antenatal Terintegrasi Tabel 4.8 Faktor pemberian asuhan antenatal terintegrasi yang paling berpengaruh terhadap kematian maternal CI 95 % Variabel OR P Batas bawah Batas atas Anamnesis 0,06 0,00 0,03 <0,001* Pemeriksaan fisik 0,91 0,20 4,14 0,903 Konseling dan pemberian obat 0,48 0,11 2,13 0,338 N : 122 Nagelkerke R square : 79,6 % *Signifikan p <0,05
Berdasarkan tabel 4.8 bahwa anamnesis pada pemberian asuhan antenatal terintegrasi yang sesuai standar memiliki risiko menurunkan kematian maternal sebesar 0,006 kali lebih besar dibandingkan anamnesis yang dilakukan tidak sesuai standar, dan signifikan secara statistik (OR: 0,006; CI 95%: 0,00-0,03; p: <0,001). Pemeriksaan fisik pada pemberian asuhan antenatal terintegrasi yang sesuai standar memiliki risiko menurunkan kematian maternal sebesar 0,91 kali lebih besar dibandingkan pemeriksaan fisik yang dilakukan tidak sesuai standar, meskipuntidak signifikan secara statistik (OR: 0,91; CI 95%: 0,20-4,14; p: 0,903). Konseling dan pemberian obat yang dilakukan sesuai standar dapat menurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,48 kali lebih besar dibandingkan konseling dan pemberian obat yang dilakukan tidak sesuai standar, meskipun tidak signifikan secara statistik (OR: 0,48; CI 95%: 0,11-2,13; p: 0,338). Nilai Negelkerke R2 sebesar 79,6% berarti bahwa ketiga variabel bebas (anamnesis, pemeriksaan fisik, konseling dan pemberian obat) pada pemberian asuhan antental terintegrasi mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap kematian maternal sebesar 79,6% dan sisanya yaitu sebesar 20,4% dijelaskan oleh faktor lain di luar model penelitian.
commit to user
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Analisis Multivariat pada Pemberian Asuhan Intranatal Tabel 4.9 Faktor pemberian asuhan intranatal yang paling berpengaruh terhadap kematian maternal CI 95 % p Variabel OR Batas bawah Batas Atas Membuat keputusan klinik 0,10 0,03 0,30 <0,001* Pencegahan Infeksi 1,35 0,43 4,21 0,609 Pencatatan asuhan persalinan 0,11 0,04 0,29 <0,001* Pertolongan persalinan normal 0,26 0,09 0,81 0,020* dengan 58 langkah N : 122 Nagelkerke R square : 57,4 % *Signifikan p<0,05
Berdasarkan tabel 4.9 membuat keputisan klinik pada pemberian asuhan intranatal yang dilakukan sesuai standar dapat menurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,10 kali lebih besar dibandingkan yang dilakukan tidak sesuai standar, dan signifikan secara statistik (OR: 0,10; CI 95%: 0,03-0,30; p: <0,001). Pencegahan infeksi yang dilakukan sesuai standar dapat meningkatkan risiko kematian maternal sebesar 1,35 kali lebih besar dibandingkan yang dilakukan tidak sesuai standar, meskipun tidak signifikan secara statistik (OR: 1,35; CI 95%: 0,43-4,20; p: 0,609). Pencatatan asuhan persalinan yang dilakukan sesuai standar dapat menurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,11 kali lebih besar dibandingkan yang dilakukan tidak sesuai standar, dan signifikan secara statisstik (OR: 0,11; CI 95%: 0,04-0,29; p: <0,001). Pertolongan persalinan normal dengan 58 langkah yang dilakukan sesuai standar dapat menuurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,26 kali lebih besar dibandingkan yang dilakukan tidak sesuai standar, dan signifikan secara statistik (OR: 0,26; CI 95%: 0,09-0,81; p: 0,020). Negelkerke R2 sebesar 57,4% berarti bahwa keempat variabel bebas (membuat keputusan klinik, pencegahan infeksi, pencatatan asuhan persalinan dan pertolongan persalinan normal dengan 58 langkah) pada pemberian asuhan intranatal mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap commit to user
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kematian maternal sebesar 57,4% dan sisanya yaitu sebesar 42,6% dijelaskan oleh faktor lain di luar model penelitian.
3. Analisis Multivariat pada Pemberian Asuhan Postnatal Tabel 4.10 Faktor pemberian asuhan postnatal yang paling berpengaruh terhadap kematian maternal Variabel CI 95 % OR Batas bawah Batas Atas p Kunjungan Nifas I 2,33 1,04 5,22 0,040* Kunjungan Nifas II 0,87 0,38 1,99 0,738 Kunjungan Nifas III 0,32 0,15 0,67 0,003* N : 122 Nagelkerke R square : 13,4 % *Signifikan p<0,05
Berdasarkan tabel 4.10 kunjungan nifas 1 pada pemberian asuhan postnatal yang dilakukan sesuai standar mempunyai risiko meningkatkan kejadian maternal sebesar 2,33 kali lebih besar dibandingkan yang dilakukan tidak sesuai standar, dan signifikan secara statistik (OR:2,33; CI 95%: 1,04-5,22; p: 0,040). Kunjungan nifas II yang dilakukan sesuai standar mempunyai risiko menurunkan kematian maternal sebesar 0,87 kali lebih besar dibandingkan yang dilakukan tidak sesuai standar, meskipun tidak signifikan secara statistik (OR: 0,87; CI 95%: 0,38-1,99; p: 0,738). Kunjungan nifas III yang dilakukan sesuai standar dapat menurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,32 kali lebih besar dibandingkan yang dilakukan tidak sesuai standar, dan signifikan secara statistik (OR: 0,31; CI 95 % 0,15-0,67; p:0,003). Nilai Negelkerke R2 sebesar 13,4% berarti bahwa kedua variabel bebas (kunjungan nifas I dan kunjungan nifas II) pada pemberian asuhan postnatal mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap kematian maternal sebesar 13,4% dan sisanya yaitu sebesar 86,6% dijelaskan oleh faktor lain di luar model penelitian.
commit to user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Analisis Stratifikasi Hasil analisis berstrata tentang hubungan antara pemberian asuhan antenatal, intranatal dan postnatal dengan kematian maternal, distratifikasikan berdasarkan usia dan masa kerja subjek penelitian. 1) Hasil analisis berstrata tentang hubungan antara pemberian asuhan antenatal terintegrasi dengan kematian maternal, distratifikasikan berdasarkan usia Tabel 4.11 Hubungan antara pemberian asuhan antenatal dengan kematian maternal, distratifikasikan berdasarkan usia Strata Usia 2035 tahun
Usia 3650 tahun
Variabel Ketersediaan Alat
Ketersediaan Alat
Usia 2035 tahun
Anamnesis
Usia 3650 tahun
Anamnesis
Usia 2035 tahun
Pemeriksaan fisik
Usia 3650 tahun
Pemeriksaan fisik
Usia 2035 tahun
Pemeriksaan penunjang
Usia 3650 tahun
Pemeriksaan penunjang
Usia 2035 tahun
Penentuan dignosa
Usia 2035 tahun
Penentuan dignosa
Usia 2035 tahun
Konseling dan pemberian obat Usia 36Konseling dan 50 tahun pemberian obat *signifikan secara statistik
Kasus ∑ (%) n=61 24 (58,5)
Kontrol ∑ (%) n=61 14 (51,9)
Tidak sesuai Sesuai
17 (41,5)
13 (48,1)
12 (60,0)
19 (55,9)
Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai
8 (40,0)
15 (44,1)
4 (9,8) 37 (90,2)
27 (100,0) 0 (0,0)
0 (0,0) 20 (100,0)
30 (88,2) 4 (11,8)
17 (41,5) 24 (58,5)
16 (59,3) 11 (40,7)
8 (40,0) 12 (60,0)
21 (61,8) 13 (38,2)
19 (46,3) 22 (53,7)
12 (44,4) 15 (55,6)
12 (60,0) 8 (40,0)
21 (61,8) 13 (38,2)
22 (53,7) 19 (46,3)
13 (48,1) 14 (51,9)
17 (85,0) 3 (15,0)
25 (73,5) 9 (26,5)
15 (36,6) 26 (63,4)
27 (100,0) 0 (0,0)
10 (50,0) 10 (50,0)
17 (50,0) 17 (50,0)
Kategori Standar Sesuai
commit to user
Mantel Haenzel OR p 1,25 0,547
-
-
0,45
0,037*
1,01
0,974
1,47
0,348
0,23
<0,001*
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan Tabel 4.11 didapatkan hasil bahwa karakteristik usia tidak signifikan secara statistik mempengaruhi hubungan antara ketersediaan alat dengan kematian maternal. Hubungan antara anamnesis pada pemberian asuhan antenatal terintegrasi dan risiko kematian maternal diubah oleh karakteristik usia subjek penelitian dalam menurunkan risiko kematian maternal (p:<0,001). Hubungan antara pemeriksaan fisik pada pemberian asuhan antenatal terintegrasi dan risiko kematian maternal diubah oleh karakteristik usia subjek penelitian dalam menurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,45 kali (Mantel Haenzel OR: 0,45; p: 0,037). Karakteristik usia tidak signifikan secara statistik mempengaruhi hubungan antara pemeriksaan penunjang dengan kematian maternal. Karakteristik usia tidak signifikan secara statistik mempengaruhi hubungan antara penentuan diagnosa dengan kematian maternal. Hubungan antara pemberian konseling dan obat pada pemberian asuhan antenatal terintegrasi dan risiko kematian maternal diubah oleh karakteristik usia subjek penelitian dalam menurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,23 kali (Mantel Haenzel OR: 0,23; p: <0,001). 2) Hasil analisis berstrata tentang hubungan antara pemberian asuhan intranatal dengan kematian maternal, distratifikasikan berdasarkan usia
commit to user
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.12 Hubungan antara pemberian asuhan intranatal dengan kematian maternal, distratifikasikan berdasarkan usia Strata
Variabel
Usia 2035 tahun
Usia 2035 tahun
Pengambilan keputusan klinik Pengambilan keputusan klinik Pencegahan infeksi
Usia 3650 tahun
Pencegahan infeksi
Usia 2035 tahun
Rujukan **
Usia 3650 tahun
Rujukan **
Usia 2035 tahun
Pencatatan asuhan persalinan Pencatatan asuhan persalinan Pertolongan persalinan dengan 58 langkah Pertolongan persalinan dengan 58 langkah
Usia 3650 tahun
Usia 3650 tahun Usia 2035 tahun
Usia 2035 tahun
Kategori Standar Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai
Kasus ∑ (%) n=61 12 (29,3) 29 (70,7)
Kontrol ∑ (%) n=61 26 (96,3) 1 (3,7)
10 (50,0) 10 (50,0)
29 (85,3) 5 (14,7)
27 (65,9) 14 (31,1)
24 (88,9) 3 (11,1)
9 (45,0) 11 (55,0)
22 (64,7) 12 (35,3)
33 (80,5) 8 (19,5)
2 (10,0) 18 (90,0)
17 (94,4) 1 (5,6)
3 (10,3) 26 (89,7)
10 (24,4) 31 (75,6)
27 (100,0) 0 (0,0)
8 (40,0) 12 (60,0)
24 (70,6) 10 (29,4)
15 (36,6) 26 (63,4)
26 (96,3) 1 (3,7)
15 (75,0) 5 (25,0)
23 (67,6) 11 (32,4)
Mantel Haenzel OR p 0,07 <0,001*
0,34
0,013*
58
<0,001*
0,08
<0,001*
0,27
0,001*
* signifikan secara statisti ** Rujukan (n kasus 59, n kontrol 49, ∑=108)
Berdasarkan tabel 4.12 didapatkan hasil hubungan antara pengambilan keputusan klinik dengan risiko kematian maternal diubah oleh usia subjek penelitian dalam menurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,07 kali (Mantel Haenzel OR: 0,07; p: <0,001). Hubungan antara pencegahan infeksi dengan risiko kematian maternal diubah oleh usia subjek penelitian dalam menurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,34 kali (Mantel Haenzel OR: 0,34; p: 0,013). Hubungan antara prosedur rujukan dengan risiko kematian maternal diubah oleh usia subjek penelitian dalam meningkatkan risiko kematian maternal sebesar 58 kali (Mantel Haenzel commit to user OR: 58; p: <0,001). Hubungan antara pencatatan asuhan persalinan dengan
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
risiko kematian maternal diubah oleh usia subjek penelitian dalam menurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,08 kali (Mantel Haenzel OR: 0,08; p: <0,001). Hubungan antara pertolongan persalinan dengan 58 langkah dengan risiko kematian maternal diubah oleh usia subjek penelitian dalam menurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,27 kali (Mantel Haenzel OR: 0,27; p: 0,001). 3) Hasil analisis berstrata tentang hubungan antara pemberian asuhan postnatal dengan kematian maternal, distratifikasikan berdasarkan usia Tabel 4.13 Hubungan antara pemberian asuhan postnatal dengan kematian maternal, distratifikasikan berdasarkan usia Strata
Variabel
Usia 20-35 tahun
Kunjungan nifas I
Usia 36-50 tahun
Kunjungan nifas I
Usia 20-35 tahun
Kunjungan nifas II
Usia 36-50 tahun
Kunjungan nifas II
Usia 20-35 tahun
Kunjungan nifas III
Usia 36-50 tahun
Kunjungan nifas III
Usia 20-35 tahun
Kunjungan nifas IV
Usia 36-50 tahun
Kunjungan nifas IV
Kategori Standar Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai
Kasus ∑ (%) n=61 24 (58,5) 17 (41,5)
Kontrol ∑ (%) n=61 23 (85,2) 4 (14,8)
9 (45,0) 11 (55,0)
20 (58,8) 14 (41,2)
28 (68,3) 13 (31,7)
26 (96,3) 1 (3,7)
14 (70,0) 6 (30,0)
17 (50,0) 17 (50,0)
30 (73,2) 11 (26,8)
13 (48,1) 14 (51,9)
10 (50,0) 10 (50,0)
11 (32,4) 23 (67,6)
9 (47,4 ) 10 (52,5)
1 (50,0) 1 (50,0)
0 (0,0) 0 (0,0)
6 (37,5) 10 (62,5)
Mantel Haenzel OR p 0,38 0,020*
0,70
0,402
2,52
0,017*
0,90
0,94
* signifikan secara statistik ** Kunjungan nifas IV (n kasus=18, n kontrol=19, ∑=37)
Berdasarkan tabel 4.13 didapatkan hasil bahwa hubungan antara kunjungan nifas I pada pemberian asuhan postnanal dan risiko kematian maternal diubah oleh karakteristik usia subjek penelitian dalam menurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,38 kali (Mantel Haenzel OR: 0,38; p: 0,020). Karakteristik usia tidak signifikan secara statistik mempengaruhi user kematian maternal. Hubungan hubungan antara kunjungancommit nifas IItodengan
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
antara kunjungan nifas III pada pemberian asuhan postnanal dan risiko kematian maternal diubah oleh karakteristik usia subjek penelitian dalam menurunkan risiko kematian maternal sebesar 2,52 kali (Mantel Haenzel OR: 2,52; p: 0,017). Karakteristik usia tidak signifikan secara statistik mempengaruhi hubungan antara kunjungan nifas IV dengan kematian maternal.
4) Hasil analisis berstrata tentang hubungan antara pemberian asuhan antenatal terintegrasi dengan kematian maternal, distratifikasikan berdasarkan masa kerja Tabel 4.14 Hubungan antara pemberian asuhan antenatal terintegrasi dengan kematian maternal, distratifikasikan berdasarkan masa kerja Strata Masa kerja 1-10 tahun Masa kerja 11-20 tahun Masa kerja 1-10 tahun Masa kerja 11-20 tahun Masa kerja 1-10 tahun Masa kerja 11-20 tahun Masa kerja 1-10 tahun Masa kerja 11-20 tahun Masa kerja 1-10 tahun Masa kerja 11-20 tahun Masa kerja 1-10 tahun Masa kerja 11-20 tahun
Variabel Ketersediaan Alat Ketersediaan Alat Anamnesis Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang Penentuan dignosa Penentuan dignosa Konseling dan pemberian obat Konseling dan pemberian obat
Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai
Kasus ∑ (%) n=61 34 (59,6) 23 (40,4) 2 (50,0) 2 (50,0) 4 (70,0) 53 (93,0) 0 (0,0) 4 (100,0) 22 (38,6) 35 (61,4) 3 (75,0) 1 (25,0) 30 (52,6) 27 (47,4) 1 (25,0) 3 (75,0) 37 (64,9) 20 (35,1) 2 (50,0) 2 (50,0) 25 (43,9) 32 (56,1)
Kontrol ∑ (%) n=61 10 (55,6) 8 (44,4) 23 (53,5) 20 (46,5) 18 (100,0) 0 (0,0) 39 (90,7) 4 (9,3) 11 (61,1) 7 (38,9) 26 (60,5) 17 (39,5) 6 (33,3) 12 (66,7) 27 (62,8) 16 (37,2) 8 (44,4) 10 (55,6) 30 (69,8) 13 (30,2) 18 (100,0) 0 (0,0)
Sesuai Tidak sesuai
0 (0,0) 4 (100,0)
26 (60,5) 17 (39,5)
Kategori Standar
Mantel Haenzel OR p 1,10 0,834
-
-
0,55
0,217
1,32
0,555
1,60
0,323
-
-
Berdasarkan tabel 4.14 diperoleh hasil masa kerja tidak signifikan secara statistik mempengaruhi hubungan antara ketersediaan alat pada pemberian asuhan antental terintegrasicommit denganto risiko user kematian maternal. Hubungan
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
antara anamnesis dan risiko kematian maternal diubah oleh karakteristik masa kerja dalam menurunkan risiko kematian maternal (Mantel Haenzel p:<0,001). Hasil masa kerja tidak signifikan secara statistik mempengaruhi hubungan antara pemeriksaan fisik pada pemberian asuhan antental terintegrasi dengan risiko kematian maternal. Hasil masa kerja tidak signifikan secara statistik mempengaruhi hubungan antara pemeriksaan penunjang pada pemberian asuhan antental terintegrasi dengan risiko kematian maternal. Hasil masa kerja tidak signifikan secara statistik mempengaruhi hubungan antara penentuan diagnosa pada pemberian asuhan antental terintegrasi dengan risiko kematian maternal. Hubungan antara konseling dan pemberian obat dan risiko kematian maternal diubah oleh karakteristik masa kerja dalam menurunkan risiko kematian maternal (Mantel Haenzel p:<0,001).
5) Hasil analisis berstrata tentang hubungan antara pemberian asuhan intranatal dengan kematian maternal, distratifikasikan berdasarkan masa kerja
commit to user
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.15 Hubungan antara pemberian asuhan intranatal dengan kematian maternal, distratifikasikan berdasarkan masa kerja Strata Masa kerja 1-10 tahun Masa kerja 11-20 tahun Masa kerja 1-10 tahun Masa kerja 11-20 tahun Masa kerja 1-10 tahun Masa kerja 11-20 tahun Masa kerja 1-10 tahun Masa kerja 11-20 tahun Masa kerja 1-10 tahun
Masa kerja 11-20 tahun
Variabel Pengambilan keputusan klinik Pengambilan keputusan klinik Pencegahan infeksi Pencegahan infeksi Pencatatan asuhan persalinan Pencatatan asuhan persalinan Rujukan
Rujukan
Pertolongan persalinan dengan 58 langkah Pertolongan persalinan dengan 58 langkah
Katego ri Standa r Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai
Kasus ∑ (%) n=61
Kontrol ∑ (%) n=61
21 (36,8) 36 (63,2)
17 (94,4) 1 (5,6)
1 (25,0) 3 (75,0)
38 (88,4) 5 (11,6)
36 (63,2) 21 (36,8)
16 (88,9) 2 (11,1)
0 (0,0) 4 (100,0)
30 (69,8) 13 (30,2)
16 (28,1) 41 (71,9)
18 (100,0) 0 (0,0)
2 (50,0) 2 (50,0)
33 (76,7) 10 (23,3)
47 (85,5) 8 (14,5)
1 (8,3) 11(91,7)
3 (75,0) 1 (25,0)
4 (10,8) 33 (89,2)
28 (49,1) 29 (50,9)
18 (100,0) 0 (0,0)
2 (50,0) 2 (50,0)
31 (72,1) 12 (27,9)
Mantel Haenzel OR
p
0,04
<0,001*
0,14
0,008*
0,04
<0,001*
46
<0,001*
0,06
0,001*
* signifikan secara statistik ** Rujukan (n kasus 59, n kontrol 49, ∑=108)
Berdasarkan tabel 4.15 diperoleh hasil hubungan antara pengambilan keputusan klinik pada pemberian asuhan intranatal dengan risiko kematian maternal diubah oleh masa kerja dalam menurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,04 kali (Mantel Haenzel OR: 0,04; p: <0,001). Hubungan antara pencegahan infeksi pada pemberian asuhan intranatal dengan risiko kematian maternal diubah oleh masa kerja dalam menurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,14 kali (Mantel Haenzel OR: 0,14; p: 0,008). Hubungan antara pencatatan asuhan persalinan pada pemberian asuhan commit maternal to user diubah oleh masa kerja dalam intranatal dengan risiko kematian
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,04 kali (Mantel Haenzel OR: 0,04; p: <0,001). Hubungan antara rujukan pada pemberian asuhan intranatal dengan risiko kematian maternal diubah oleh masa kerja dalam menaikan risiko kematian maternal sebesar 46 kali (Mantel Haenzel OR: 46; p: <0,001). Hubungan antara pertolongan persalinan normal dengan 58 langkah pada pemberian asuhan intranatal dengan risiko kematian maternal diubah oleh masa kerja dalam menurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,06 kali (Mantel Haenzel OR: 0,06; p: 0,001).
6) Hasil analisis berstrata tentang hubungan antara pemberian asuhan postnatal dengan kematian maternal, distratifikasikan berdasarkan masa kerja Tabel 4.16 Hubungan antara pemberian asuhan postnatal dengan kematian maternal, distratifikasikan berdasarkan masa kerja Strata
Variabel
Masa kerja 1-10 tahun
Kunjungan nifas I
Masa kerja 11-20 tahun
Kunjungan nifas I
Masa kerja 1-10 tahun
Kunjungan nifas II
Masa kerja 11-20 tahun
Kunjungan nifas II
Masa kerja 1-10 tahun
Kunjungan nifas III
Masa kerja 11-20 tahun
Kunjungan nifas III
Masa kerja 1-10 tahun
Kunjungan nifas IV
Masa kerja 11-20 tahun
Kunjungan nifas IV
Kategori Standar Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai
Kasus ∑ (%) n=61 32 (56,1) 25 (43,9)
Kontrol ∑ (%) n=61 15 (83,3) 3 (16,7)
1 (25,0) 3 (75,0)
28 (65,1) 15 (34,9)
39 (68,4) 18 (100,0) 18 (31,6 ) 0 (0,0) 3 (75,0) 1 (25,0)
25 (58,1) 18 (41,9)
38 (66,7) 19 (33,3)
8 (44,4) 10 (55,6)
2 (50,0) 2 (50,0)
16 (37,2) 27 (62,8)
5 (41,7) 7 (58,3)
5 (55,6) 4 (44,4)
4 (57,1) 3 (42,9)
2 (22,2) 7 (77,8)
Mantel Haenzel OR p 0,24 0,015*
0,24
0,047*
2,29
0,088
1,32
0,667
* signifikan secara statistik ** Kunjungan nifas IV (n kasus=18, n kontrol=19, ∑=37)
Berdasarkan tabel 4.16 diperoleh hasil bahwa hubungan antara kunjungan nifas I pada pemberian asuhan postnanal dan risiko kematian commit to user maternal diubah oleh karakteristik masa kerja dalam menurunkan risiko
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kematian maternal sebesar 0,24 kali (Mantel Haenzel OR: 0,24; p: 0,015). Hubungan antara kunjungan nifas II pada pemberian asuhan postnanal dan risiko kematian maternal diubah oleh karakteristik masa kerja dalam menurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,24 kali (Mantel Haenzel OR: 0,24; p: 0,047). Hubungan antara kunjungan nifas III pada pemberian asuhan postnanal dan risiko kematian maternal diubah oleh karakteristik masa kerja penelitian dalam menaikkan risiko kematian maternal sebesar 2,29 kali (Mantel Haenzel OR: 2,29; p: 0,088).
2.
Pembahasan A. Faktor yang berpengaruh terhadap kematian maternal berdasarkan pemberian asuhan antenatal terintegrasi, intranatal dan postnatal Tabel 4.17 Faktor yang berpengaruh terhadap kematian maternal berdasarkan pemberian asuhan antenatal terintegrasi, intranatal dan postnatal Variabel OR CI 95% p independent Antenatal Anamnesis 0,06 0,00-0,03 <0,001* terintegrasi Pemeriksaan Fisik 0,91 0,29-4,14 0,903 Konseling dan pemberian 0,48 0,11-2,13 0,338 obat Intranatal Membuat keputusan klinik 0,10 0,03-0,30 <0,001* Pencatatan asuhan 0,11 0,04-0,29 <0,001* persalinan Pertolongan persalinan 0,26 0,09-0,81 0,020* normal dengan 58 langkah Postnatal Kunjungan nifas I 2,33 1,04-5,22 0,040* Kunjungan nifas II 0,87 0,38-1,99 0,738 Kunjungan nifas III 0,32 0,15-0,67 0,003* *signifikan p<0,05
Berdasarkan tabel 4.17 pada pemberian asuhan antenatal terintegrasi yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap kematian maternal adalah anamnesis. Pada pemberian asuhan intranatal yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap kematian maternal adalah membuat keputusan klinik dan pencatatan asuhan persalinan dan pertolongan perslinan normal dengan 58 langkah. Pada pemberian asuhan postnatal yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap kematian maternal adalah kunjungan nifas III. commit to user
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Hubungan Asuhan Antenatal Terintegrasi dengan Kematian Maternal Di Kabupaten Banyumas tahun 2013-2014 Seorang bidan berkewajiban memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi deteksi dini, pengobatan atau rujukan. Pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2010). Pemeriksaan Antenatal terintegrasi di Kabupaten Banyumas terdiri dari kelengkapan alat, anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan pemberian obat serta konseling kepada ibu hamil setiap pemberian asuhan Antenatal terintegrasi. Alat kesehatan merupakan instrumen dan atau mesin yang tidak mengandung
obat
yang
digunakan
untuk
mencegah,
mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat ibu hamil yang sakit, memulihkan kesehatan pada ibu hamil, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh ibu hamil. Hasil analisis menyatakan tidak terdapat hubungan antara kelengkapan alat pada pemeriksaan ibu hamil dengan kematian ibu. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Demny, et al (2012) yang menyatakan terdapat hubungan antara ketersediaan fasilitas dan peralatan dengan mutu pelayanan, dikarenakan di Puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas hampir semua Puskesmas sudah memiliki alat pemeriksaan ibu hamil secara lengkap, tetapi risiko kematian maternal di Kabupaten ini masih tetap tinggi. Hasil penelitian didapatkan bahwa beberapa Puskesmas yang memiliki alat untuk pemeriksaan kehamilan tetapi tidak digunakan, contohnya alat laboratorium yang hanya digunakan apabila ada indikasi pada ibu hamil saja, beberapa Puskesmas sudah memiliki sarung tangan, kapas DTT, pengukur LILA serta jangka panggul tetapi tidak digunakan pada saat pemeriksaan sehingga diagnosa yang ditegakkan pada ibu hamilpun akan kurang akurat. Adapun lembar inform consent hampir di setiap Puskesmas dan Poskesdes di Kabupaten Banyumas tersedia tetapi sangat jarang sekali setiap kali akan melakukan tindakan yang meminta persetujuam dari klien ataupun keluarga klien yang to dilakukan commit user secara tertulis.
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Anamnesis merupakan wawancara antara ibu hamil/ keluarganya dengan bidan yang berwenang untuk memperoleh keterangan-keterangan tentang keluhan dan penyakit yang diderita ibu selama hamil. Pada hasil penelitian didapatkan anamnesis sesuai standar
pada pemberian asuhan Antenatal
terintegrasi mempunyai risiko menurunkan kematian maternal dibandingkan dengan anamnesis yang dilakukan tidak sesuai standar. Anamnesis merupakan proses tanya jawab antara seorang bidan dengan klien ibu hamil, bidan menanyakan semua yang berhubungan dengan kesehatan kliennya dari pengkajian umum berupa nama sampai ke penghasilan keluarga, keluhan utama, aktifitas sehari-hari, pola nutrisi, riwayat kesehatan ibu hamil serta riwayat kesehatan keluarga dan lain-lain. Anamnesis sangat perlu dilakukan sesuai standar karena prosedur dan pertanyaan yang ditanyakan kepada ibu hamil, hasilnya sangat mendukung dari asuhan kehamilan yang akan diberikan selanjutnya, anamnesis yang dilakukan tidak sesuai standar atau tidak lengkap juga akan mempengaruhi diagnosa akhir serta pemberian obat dan konseling. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lekeisha et al (2010) yang menyatakan tenaga kesehatan profesional harus mempunyai data tentang keadaan psikis klien yang didapatkan pada awal kehamilan dengan cara melakukan anamnesis yang dilakukan sesuai standar karena hal ini penting berdampak terhadap kesejahteraan emosi, kesejahteraan fisik ibu hamil ataupun kedaan setelah melahirkan. Seorang bidan dalam melakukan anamnesis yang sesuai standar ataupun yang tidak sesuai standar pada pemeriksaan kehamilan dipengaruhi oleh usia dan masa kerja dari bidan tersebut, semakin bertambah usia dan masa kerja bidan semakin bagus dalam melakukan anamnesis kepada klien karena pengetahuan akan berjalan searah dengan pengalaman-pengalaman yang didapat selama bekerja. Pemeriksaan fisik yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pemeriksaan kondisi fisik ibu hamil dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan cara inspeksi, auskultasi, perkusi dan palpasi. Tahap ini merupakan tahap yang penting dan harus seluruhnya dilakukan karena tahap ini adalah tahap dimana hasilnya sangat menentukan dari hasil pemberian asuhan kehamilan. Pemeriksaan fisik sesuai commitstandar to userpada pemberian asuhan Antenatal
perpustakaan.uns.ac.id
81 digilib.uns.ac.id
terintegrasi dapat menurunkan risiko kematian maternal dibandingkan dengan pemeriksaan fisik yang tidak dilakukan sesuai standar, hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hollowell, et al (2011) yang menyatakan bahwa pemberian asuhan antenatal yang berkualitas akan mengurangi kematian bayi dan faktor risiko pada ibu hamil. Tetapi hubungan antara pemeriksaan fisik pada pemberian asuhan antenatal terintegrasi dan risiko kematian maternal diubah oleh karakteristik usia subjek penelitian dalam menurunkan risiko kematian maternal. Pemeriksaan fisik pada pemberian asuhan antenatal terintegrasi yang dilakukan standar ataupun yang tidak sesuai standar juga ditentukan oleh oleh usia dari pemberi asuhan tersebut, pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa semakin tinggi usia pemberi asuhan semakin bagus asuhan pemeriksaan fisik yang diberikan ke klien. Dengan bertambahnya usia diharapkan juga bertambahnya pengalaman dari pemberi asuhan, sehingga asuhan yang diberikan ke klien semakin menjadi lebih baik dan sesuai standar. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Indrawati (2009) yang menyatakan bahwa perilaku pengisian partograf pada pertolongan persalinan normal dipengaruhi oleh usia dan tingkat pengetahuan serta sikap bidan praktik swasta. Pemeriksaan penunjang yaitu suatu pemeriksaan medis yang dilakukan atas indikasi tertentu guna memperoleh keterangan yang lebih lengkap. Hasil analisis menyatakan tidak terdapat hubungan antara pemeriksaan penunjang pada ibu hamil dengan kematian maternal. Hal ini dikarenakan sebagian besar Puskesmas di Kabupaten Banyumas sudah memiliki alat untuk pemeriksaan penunjang/ laboratorium (pemeriksaan glukosa urin, urin reduksi dan Hb), pemeriksaan laboratorium ini dilakukan dengan tujuan untuk penapisan awal apakah ibu hamil terkena komplikasi kehamilan atau tidak sehingga komplikasi kehamilan dapat terdeteksi secara awal dan dapat ditangani dengan baik, tetapi karena beberapa alasan pemeriksaan penunjang/ laboratorium ini hanya dilakukan jika ada indikasi saja, sehingga deteksi awal adanya komplikasi pun tidak dapat dicegah. Hal ini dikukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Monk, et al (2014), menyatakan bahwa penyediaan unit pemeriksaan kesehatan dipelayanan kesehatan kebidanan sebagai alternatif untuk menurunkan risiko commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
82 digilib.uns.ac.id
kehamilan. Pada hasil penelitian didapatkan ibu yang meninggal saat kehamilan sebanyak 22 kasus (32,8%) yang diakibatkan oleh eklamsia sebanyak 6 kasus (27,3%), dan yang meninggal saat bersalin karena perdarahan sebanyak 7 kasus (53,8%). Pemberian obat dan konseling merupakan tahap terakhir pada asuhan pada ibu hamil, yang berupa pemberian informasi kesehatan dan obat yang berhubungan dengan kesehatan ibu hamil, bertujuan supaya ibu hamil menjadi lebih sehat lagi dengan bayinya. Pemberian konseling dan obat sesuai standar pada pemberian asuhan antenatal terintegrasi dapat menurunkan risiko kematian maternal dibandingkan dengan konseling dan pemberian obat yang dilakukan tidak sesuai standar. Pada setiap pemeriksaan kehamilan selesai dilakukan, diharapkan bidan menyampaikan hasil pemeriksaan dengan baik dan memberikan pendidikan kesehatan atau konseling mengenai hal yang berhubungan dengan hasil pemeriksaan tersebut, sehingga diharapkan klien setelah mendapatkan informasi kesehatan akan melakukan perilaku kesehatan lebih baik lagi dan berdampak positif bagi kesehatan ibu dan bayinya, disamping itu pemberian obat sesuai hasil pemeriksaan juga sangat diperlukan klien. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oeh Prata, et al (2014) yang menyatakan bahwa penggunaan obat yang sesuai seperti misoprostol pada perdarahan, pengukuran kehilangan darah, perwatan setelah melahirkan dan pemberian konseling dini tentang keluarga berencana dapat menurunkan risiko kematian maternal.
C. Hubungan Asuhan Intranatal dengan Kematian Ibu di Kabupaten Banyumas tahun 2013-2014 Bidan merupakan pendamping wanita, seorang bidan diwajibkan harus memiliki kompetensi dalam memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir. Salah satu asuhan kebidanan yang ditujukan untuk menurunkan risiko kesakitan dan kematian pada ibu bersalin serta dapattomelahirkan bayi yang sehat dan aman commit user
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
adalah dengan lima benang merah pada asuhan persalinan normal. Lima benang merah pada asuhan persalinan normal terdiri dari keputusan klinik, asuhan sayang ibu dan sayang bayi, pencegahan infeksi, pencatatan, dan rujukan. Membuat keputusan klinik adalah proses pemecahan masalah yang akan digunakan untuk merencanakan asuhan bagi ibu dan bayi baru lahir. Hasil penelitian menyatakan membuat keputusan klinik sesuai standar pada pemberian asuhan intranatal dapat menurunkan risiko kematian maternal dibandingkan dengan pengambilan keputusan klinik yang dilakukan tidak sesuai
standar.
Hal
ini
merupakan
suatu
proses
sistematik
dalam
mengumpulkan dan analisis informasi, membuat diagnosis kerja (menentukan kondisi klien apakah dalam keadaan normal atau bermasalah), membuat rencana tindakan yang sesuai dengan kondisi klien, melaksanakan rencana tindakan dan akhirnya mengevaluasi hasil asuhan atau tindakan yang telah diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir. Keputusan klinik merupakan tahap dimana akan mempengaruhi dari proses pemberian asuhan selanjutnya dalam pemberian asuhan persalinan, hasil dari pengambilan keputusan klinik yang sesuai standar sangat diharapkan. Tindakan pencegahan infeksi tidak terpisah dari komponen-komponen lain dalam asuhan selama persalinan dan kelahiran bayi. Tindakan-tindakan pencegahan infeksi antara lain: cuci tangan, memakai sarung tangan, memakai perlengkapan
(celemek/
baju
penutup,
kacamata,
sepatu
tertutup),
menggunakan asepsis atau teknik aseptik, memproses alat bekas pakai, menangani peralatan tajam dengan aman, menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan serta pembuangan sampai secara benar. Pencegahan infeksi sesuai standar pada pemberian asuhan intranatal dapat menurunkan risiko kematian maternal dibandingkan pencegahan infeksi yang dilakukan tidak sesuai standar. Pencegahan infeksi pada pemberian asuhan persalinan dengan kematian maternal diubah hubungannya oleh usia subjek penelitian dan masa kerja, hal ini sejalan dengan penelitian (Syam, 2011) yang menyatakan terdapat hubungan pengetahuan dan sikap bidan terhadap penatalaksanaan pencegahan infeksi dalam menolong persalinan, disarankan diperlukan peningkatan commit to user
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengetahuan dan sikap bidan melalui pendidikan formal dan non formal secara berkesinambuingan dan merata serta ketersediaan dan kelengkapan alat-alat bahan yang mendukung pelaksanaan pencegahan infeksi disarana kesehatan. Diharapkan dengan bertambahnya usia dan masa kerja akan menambah pengalaman sehingga pemberian asuhan berupa pencegahan infeksi di Puskesmas akan menjadi lebih baik. Keterbatasan pengisian kuesioner pencegahan infeksi pada penelitian ini adalah peneliti mengisi kuesioner hanya berdasarkan observasi terhadap alat pertolongan persalinan yang terdapat di ruang bersalin di Puskesmas. Pencatatan asuhan persalinan sesuai standar
pada pemberian asuhan
intranatal dapat menurunkan risiko kematian maternal dibandingkan dengan pencatatan asuhan persalinan yang tidak sesuai standar. Hal ini sependapat dengan hasil penelitian Rahmayanti dan Setyaningsih (2011) mengatakan pengetahuan bidan terkait dengan dokumentasi yaitu baik, akan tetapi aplikasi dokumentasi ANC, INC, PNC masih belum sesuai dengan standar pendokumentasian. Graham (2018) menyebutkan bahwa adanya rekam medik yang tersetruktur akan membantu mencegah dan mengurangi mortalitas ibu. Hal ini sejalan dengan program yang sudah ditetapkan oleh Dinas Kabupaten Banyumas adanya form yang tersetruktur dari form asuhan kehamilan sampai nifas sudah disebarkan serentak di seluruh Puskesmas wilayah Kabupaten banyumas, tetapi dari hasil penelitian didapatkan banyak bidan yang hanya asal-asal
saja
dalam
melakukan
pendokumentasian
yang
seharusnya
pendokumentasian dilakukan secara Subjektif, Objektif, Assasement, Plan, Implementasi dan Evaluasi (SOAP) tetapi hanya singka-singkat saja dengan alasan bidan tidak memiliki waktu untuk melakukan pendokumentasian yang sesuai karena dengan adanya bantuan dana kesehatan dari pemerintah pasien di Puskemas meningkat dan waktunya habis untuk melakukan pelayanan kesehatan. Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menyatakan mulai tahun 2015 syarat utama untuk memperpanjang Surat Tanda Regristrasi (STR) bidan adalah dengan adanya dokumentasi dari asuhan-asuhan yang telah diberikan ke klien sesuai prosedur yang sudah ditentukan, hal ini bertujuan agar bidan melakukan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
85 digilib.uns.ac.id
asuhan sesuai standar yang sudah ditetapkan pemerintah serta adanya dokumentasi yang lebih rapi lagi. Prosedur rujukan sesuai standar pada pemberian asuhan intranatal dapat meningkatkan risiko kematian maternal dibandingkan dengan prosedur rujukan yang dilakukan tidak sesuai standar. Hal ini tidak sepenuhnya memiliki arti seperti hasil penghitungan statistika, rujukan yang sesuai standar akan meningkatkan kematian maternal di Puskesmas Kabupaten Banyumas, dikarenakan data rekam medik rujukan yang terdapat lebih banyak pada bidan yang memiliki kasus kematian dibandingkan bidan yang tidak memiliki kasus kematian, bidan mengatakan mereka akan membuat rekam medik tentang pemberian asuhan rujukan apabila terjadi komplikasi saja dan hal ini menjadi kebiasan bidan-bidan di Puskesmas wilayah Kabupaten Banyumas. Hubungan antara prosedur rujukan dengan risiko kematian maternal diubah oleh usia subjek penelitian dan masa kerja dalam meningkatkan risiko kematian maternal. Sebaiknya pemberian asuhan rujukan pada persalinan diberikan kepada semua pasien bersalin dan tanpa menunggu adanya kompliaksi atau kegawatdaruratan terlebih dahulu, sehingga klien, kluarga serta bidan akan lebih siap dan mantap apabila ada hal yang tidak diinginkan terjadi. Hasil penelitian ini didukung oleh D‟Ambruoso (2012) yang memaparkan bahwa hasil penelitiannya yaitu ketika terjadi komplikasi persalinan yang tidak diduga, ibu bersalin dan kelurga sangat kurang informasi mengenai komplikasi dan persiapan rujukan, ketidaksiapan, ketidaktahuan tentang tempat rujukan yang tersedia, terjangkau dan akhirnya banyak yang mengandalkan penyedia perawatan tradisional. Sejalan dengan penelitian Yadamsuren (2010) menyatakan bahwa kematian maternal merupakan ketidakadilan kesehatan yang masih menjadi masalah utama dalam kesehatan ibu dan diharapkan dengan penggunaan sumber daya dengan melakukan kolaborasi antara mitra utama diantaranya kementrian kesehatan, lembaga nasional dan internasional tentang donor darah, tenaga kesehatan yang profesional, media, lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat umum. Yang et al, (2014) menyatakan bahwa penyebab kematian maternal seperti perdarahan dapat dicegah dan diobati apabila jika pemberian asuhan pada saat prenatal yang berkualitas, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
86 digilib.uns.ac.id
adanya proses rujukan yang jelas ke RS, skrining komplikasi kehamilan, dan membangun sistem pelayanan kesehatan yang berkualitas untuk wanita hamil yang sakit kritis. Bidan desa memiliki kontribusi yang sangat penting dalam menstabilkan ibu bersalin yang terkena komplikasi persalinan serta diharapkan dapat memfasilitasi proses rujukan didaerah terpencil, dan memiliki kompetensi klinis yang baik dan adanya dana cadangan yang pasti untuk melakukan rujukan bagi masyarakat miskin. Transportasi darurat sering tidak tersedia sehinga biaya rujukan pun akan bertambah. Dengan adanya beberapa masalah yang ditemukan menjadi penyebab proses rujukan menjadi terlambat yang mengakibatkan bertambahnya risiko kematian maternal di Kabupaten Banyumas. Asuhan persalinan normal 58 langkah sesuai standar
pada pemberian
asuhan intranatal dapat menurunkan risiko kematian maternal dibandingkan dengan asuhan persalinan normal 58 langkah yang dilakukan tidak sesuai standar. Hal ini sesuai dengan manajemen aktif kala tiga yang dilakukan didasarkan alasan bahwa dengan mempersingkat lamanya kala tiga dapat mengurangi banyak darah yang hilang sehingga mengurangi risiko kematian ibu dan kesakitan yang berhubungan dengan perdarahan. Pertolongan persalinan normal dengan 58 langkah bertujuan untuk mengurangi risiko kesakitan dan kematian pada ibu, adapun pelatihan Asuhan Persalinan Normal (APN) yang harus dimiliki oleh setiap bidan yang bekerja di pelayanan kesehatan, hasil analisis berstrata pada penelitian ini menyatakan bidan yang mengikuti pelatihan APN dapat menurunkan risiko kematian maternal, walaupun tidak signifikan secara statistik. Bidan yang sudah mengikuti perwakilan pelatihan APN diwajibkan mengajarkan kembali kepada rekan-rekan sejawatnya di Puskesmas masing-masing, sehingga walaupun bidan yang tidak mengikuti pelatihan APN pun dapat memberikan asuhan pertolongan persalinan normal 58 langkah dengan baik. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ronsmans, et al (2008) yang menyatakan adanya hubungan antara pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang profesional saat melahirkan akan menurunkan risiko kematian ibu. Sejalan dengan hasil penelitian You, et al (2012) yang menyatakan bahwa commit to user
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
meningkatkan kesehatan perawatan wanita, pelatihan staf kebidanan di unit pelayanan kesehatan tingkat dasar, pendidikan ibu, meningkatkan pendapatan perkapita dan dapat mengurangi risiko kematian maternal. Penelitian yang dilakukan oleh
Madzimbamuto et al, 2014 menunjukkan interaksi antara
pasien, tenaga kesehatan profesional dan sistem kesehatan dapat mengurangi risiko kematian maternal.
D. Hubungan Asuhan Postnatal dengan Kematian Ibu di Kabupaten Banyumas tahun 2013-2014 Masa nifas ini berlangsung sejak plasenta lahir sampai dengan 6 minggu atau 42 hari setelah persalinan. Pada masa tersebut dapat terjadi komplikasi persalinan baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut kebijakan nasional, kunjungan nifas dilakukan paling sedikit empat kali, yaitu 6-8 jam setelah persalinan, enam hari setelah persalinan, dua minggu setelah persalinan, dan enam minggu setelah persalinan. Kunjungan ini bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir juga untuk mencegah, mendeteksi, serta menangani masalah-masalah yang terjadi. Masa nifas merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan khususnya bidan untuk selalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut menjadi sepsis peurpeuralis. Kunjungan nifas I dilakukan 6 jam setelah persalinan dan pasien masih di Puskesmas atau tempat melahirkan sehingga pemantauan ini lebih mudah untuk dilakukan, begitupun kunjungan nifas I di Kabupaten Banyumas pada tahun 2013 sudah dilakukan lebih dari 90%, tetapi hasil dari kunjungan nifas I bias dengan dengan pemantauan 2 jam pasca persalinan yang seharusnya masuk kedalam asuhan intranatal. Bidan jaga ataupun bidan penolong persalinan mengatakan sudah melakukan kunjungan nifas I yang hasilnya sama dengan pemantauan kala IV persalinan, sehingga kunjungan nifas I lengkap dilakukan. Tujuan dari kunjungan nifas I yang utama adalah menjaga kehangatan bayi supaya terhindar dari hipotermi dan memastikan involusi uteri berjalan
lancar untuk mencegah perdarahan pada ibu
postpartum. Sesuai dengan hasil penelitian commit to userdari 67 kematian maternal yang
perpustakaan.uns.ac.id
88 digilib.uns.ac.id
terdapat di Kabupaten Banyumas pada tahun 2013-2014 kematian yang terjadi pada masa nifas sebanyak 32 kematian dengan penyebab paling banyak adalah perdarahan post partum dan infeksi. Kematian pada saat nifas dapat dicegah apabila pemberian asuhan pada saat kehamilan dan persalinan juga baik. Kunjungan nifas I, II dan III memiliki tujuan utama yang sama yaitu memantau involusi uteri apakah berjalan dengan baik atau tidak, sehingga perdarahan postpartum dapat dicegah . Dari hasil penelitian didapatkan terdapat bias data pada kunjungan nifas II dan III, ada beberapa bidan yang hanya melakukan kunjungan nifas II tetapi datanya digunakan untuk mengisi form kunjungan nifas III, bidan mengatakan kunjungan nifas II dan III memiliki tujuan yang sama dan hanya dibedakan oleh waktu kunjungan saja, sehingga cakupan kunjungan nifas dianggap sudah dilakukan. Pemberian asuhan kunjungan nifas I, II, dan III yang dilakukan sesuai standar diharapkan dapat menurunkan resiko kematian maternal. Hal ini sesuai dengan pendapat Prawirohardjo (2009) masalah-masalah yang dapat mendorong tingginya risiko kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, hipertensi dan kejang. Hal ini sependapat dengan hasil penelitian (Umashankar et al, 2013) bahwa kematian maternal terbanyak adalah dikarenakan perdarahan postpartum. Sejalan dengan hasil penelitian Berhan dan Berhan (2014) menyatakan bahwa penyebab utama dalam dekade terakhir kematian maternal disebabkan oleh persalinan macet, gangguan hipertensi dan perdarahan. Hasil penelitian menunjukkan yang melakukan kunjungan nifas IV di Puskesmas wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas tahun 2013-2014 sangat rendah, dari 61 subjek kontrol dan 61 subjek kasus, hanya 18 subjek kasus dan 19 subjek kontrol. Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan antara kunjungan nifas IV yang sesuai standar dan yang tidak sesuai standar pada asuhan postnatal dengan kematian maternal, dikarenakan kematian maternal yang terjadi Kabupaten Banyumas penyebab tertinggi adalah perdarahan postpartum. Kabupaten banyumas yang memiliki luas wilayah yang sangat luas dan topografinya terdiri dari dataran tinggi dan dataran rendah, akses untuk mencapai pelayanan kesehatan dibeberapa Kecamatan masih susah dikarenakan faktor jalan yang commit masih susah to userdilalui kendaraan, selain itu mitos
perpustakaan.uns.ac.id
89 digilib.uns.ac.id
yang berkembang tentang masa nifas tidak boleh makan makanan yang berbau amis juga masih sangat kental. Hal ini menyebabkan rendahnya kunjungan masa nifas. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prakasamma (2009) mengatakan yang pertama, meningkatkan keikutsertaan keluarga berencana dapat menstabilkan populasi dan mengurangi penekanan pada kesehatan ibu, sehingga penggunaan fasilitas ini untuk persalinan pun menjadi rendah. Kedua, pelayanan kesehatan yang masih kurang dari standar. Ketiga, diharapkan pemerintah mengembrisikon kader khususnya kader dibidang kesehatan ibu dan anak. Terakhir, kedaaan daerah yang memiliki daerah dengan dataran tinggi dan akses jalan yang tidak baik serta status ekonomi rendah telah menghambat rujukan tepat waktu dan akses ke layanan sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bartlett, et al (2012) yang dinyatakan dengan pernyataan bahwa bidan dapat membantu mengurangi risiko kematian yang luar biasa disuatu negara dengan cara melakukan pelayanan keluarga berencana, hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa rendahnya kunjungan nifas IV di Kabupaten Banyumas sehingga pendidikan kesehatan tentang keluarga berencana secara dini tidak bisa dilakukan. Kabupaten Banyumas dalam hal menurunkan risiko kematian maternal sudah sangat bagus dengan adanya kerjasama EMAS-USAID dari tahun 2012 dan sudah berakhir pada tahun 2014. Dengan adanya kerjasama tersebut, semua persalinan diwajibkan di Puskesmas dengan tujuan jika terjadi komplikasi dan kegawatdaruratan akan segera mendapatkan pelayanan kesehatan yang tepat dan cepat. Pada tahun 2013 di Kabupaten Banyumas masih terdapat persalinan yang terjadi dirumah penduduk dan penolong persalinan bukan tenaga kesehatan, hal ini menunjukkan masih kurangnya skrining dari bidan desa tentang Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA) yang sebenarnya sudah sangat jelas bahwa PWS-KIA adalah tangung jawab bidan desa setempat dan wajib dilaporkan ke Puskesmas wilayah tersebut. Salah satu penyebab kematian maternal tinggi di Kabupaten Banyumas adalah wilayah yang sangat luas, terdiri dari dataran tinggi dan dataran rendah, serta akses menuju daerah terpencil pun masih sangat susah dan jalan yang belum beraspal.commit to user
90 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Shaffer et al (2005) menyatakan adanya regulasi yang lebih tegas dalam peredaran tembakau dapat meningkatkan tingkat derajat kesehatan masyarakat, sejalan dengan penelitian tersebut diharapkan pemerintah Banyumas dengan dibantu oleh Dinas Kesehatan Kabupaten dan dinas terkait agar lebih rapi lagi dalam membuat aturan, sehingga sebagai pelaksana seperti bidan desa dan bidan puskesmas akan lebih disiplin dalam menjalankan tugas dan kewajiban, adanya
pengawasan
dari
Dinas
Kesehatan
secara
berkesinambungan
diharapkan adanya perubahan yang lebih baik dari pemberian asuhan yang sesuai standar kepada klien.
3.
Keterbatasan Penelitian a.
Dalam penelitian ini menggunakan data rekam medik sehingga datanya terbatas hanya pada yang tersedia saja.
b.
Pada data tentang kunjungan nifas I pada asuhan postnatal kemungkinan validitas rendah, karena pada saat dilakukan validitas data dilapangan oleh peneliti diungkapkan oleh petugas Puskesmas bahwa kunjungan nifas I sama dengan pemantauan kala IV persalinan yang berupa pemantauan 15 menit 1 jam pertama dan 30 menit 1 jam kedua.
c.
Hal serupa juga dijumpai untuk kunjungan nifas II dan III, petugas hanya melakukan kunjungan nifas II tetapi untuk form kunjungan tersebut diisi dengan data yang sama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1.
Ada hubungan antara pemberian asuhan antenatal terintegrasi yang sesuai standar dengan risiko kematian maternal, khususnya pada prosedur anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemberian obat serta konseling.
2.
Ada hubungan antara pemberian asuhan intranatal yang sesuai standar dengan risiko kematian maternal, khususnya pada membuat keputusan klinik, pencatatan asuhan persalinan dan pertolongan persalinan normal dengan 58 langkah.
3.
Tidak ada hubungan antara pemberian asuhan postnatal yang sesuai standar dengan risiko kematian maternal.
4.
Faktor yang paling besar memiliki risiko dalam mempengaruhi kematian maternal adalah pemberian asuhan pada saat persalinan.
B. Implikasi 1. Implikasi Teoritis Hasil penelitian menunjukkan pemberian asuhan antenatal, intranatal dan postnatal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan khususnya bidan berpengaruh terhadap kematian maternal. 2. Implikasi Metodologis Agar penelitian selanjutnya lebih sempurna sebaiknya menggunakan jenis penelitian kohort dengan pendekatan cross sectional, agar lebih memudahkan dalam pengumpulan data dan data yang diperoleh lebih banyak. 3. Implikasi Praktis Asuhan kebidanan dari masa kehamilan, bersalin dan nifas yang dilakukan sesuai standar pada wanita merupakan salah satu asuhan komprehensif yang bertujuan untuk menurunkan kejadian kesakitan dan kematian maternal. Hasil penelitian ini menunjukkan asuhan pada kehamilan, persalinan dan nifas berhubungan dengan kematian ibu, dan to diharapkan dengan adanya penelitian ini commit user
91
92 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dapat digunakan sebagai masukan bagi dinas terkait sebagai pertimbangan dalam pembuatan kebijakan, khususnya kebijakan dalam Kesehatan Ibu dan Anak. C. Saran 1. Bagi Dinas Kesehatan Banyumas a.
Mengadakan pelatihan pemberian asuhan antenatal terintegrasi, asuhan pertolongan persalinan normal dan asuhan kunjungan nifas.
b.
Adanya regulasi yang terkait dengan pemberian asuhan antenatal terintegrasi, persalinan normal dan kunjungan nifas sesuai standar serta dokumentasi terkait pemberian asuhan tersebut.
c.
Monitoring yang berkesinambungan terhadap pemberian asuhan antenatal terintegrasi, asuhan pertolongan persalinan normal dan asuhan kunjungan nifas baik di Puskesmas ataupun di Poskesdes.
d.
Diharapkan Dinas Kesehatan melakukan audit yang lebih teratur untuk asuhan kunjungan nifas baik di Puskemas ataupun di Poskesdes.
2. Bagi Bidan Pelaksana a.
Saran kepada bidan pelaksana di masing-masing Puskesmas diwajibkan melakukan asuhan antenatal terintegrasi, persalinan normal dan kunjungan nifas sesuai standar serta dokumentasi untuk setiap asuhan yang telah diberikan kepada klien.
b.
Aktif memberikan pelayanan kesehatan apapun kondisi wilayahnya.
3. Bagi peneliti selanjutnya a. Penelitian sejenis disarankan melakukan penelitian dengan adanya intervensi
terhadap subjek penelitian. b. Peneliti sejenis diharapkan melakukan penelitian yang dilakukan secara
kohort.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, R. 2010. Asuhan kebidanan nifas. Yogyakarta: Nuha medika. Berhan, Y., Berhan, A. 2014. Causes Of Maternal Mortality In Ethiopia: A Significant Decline In Abortion Related Death. Hawassa University, College of Medicine and Health Sciences, Department of Gynecology-Obstetrics. Budi, I. S. 2011. Review Kinerja Bidan Desa Sebagai Ujung Tombak Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak: Isu Strategis Dan Upaya Pemecahannya. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember. Seminar Nasional Jampersal Jember: 26 Nopember 2011. Cunningham, F. G., Leveno, K.J., Bloom, S.L., Hauth J.C., Rouse, D.J., Spong, C.Y. 2006. Obstetri Williams Volume I. Jakarta: EGC D‟Ambruoso, L. 2012. Relating the construction and maintenance of maternal illhealth in rural Indonesia. Global Health Research, Umea University, Sweden. 3 August 2012. Diakses 5 Agustus 2015. Demny, W D A., Darmawansyah, Nurhayani. 2013. Analysis Of The Antenatal Care Services Quality In Health Centre District Worenli Maluku Province In 2012. Bagian Administrasi Dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Diakses tanggal 8 Juli 2015. Departemen Kesehatan RI. 2002. Asuhan Kehamilan. Jakarta. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Departemen Kesehatan RI. 2012. Kategori-Emas. http://www.gizikia.depkes.go.id/kategori-emas/emas?print=pdf-page. Diunduh pada tanggal 3 November 2014 Departemen Kesehatan RI. 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatanindonesia/profil-kesehatan-indonesia-2012.pdf. Diunduh pada tanggal 3 November 2014. Departemen Kesehatan RI. 2013. Upaya percepatan-penurunan-angka-kematian-ibudan-bayi-baru-lahir-di-indonesia. http://www.gizikia.depkes.go.id/artikel/upayapercepatan-penurunan-angka-kematian-ibu-dan-bayi-baru-lahir-diindonesia/?print=print. Diunduh pada tanggal 8 Januari 2015. Departemen Kesehatan RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia 2013. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatanindonesia/profil-kesehatan-indonesia-2012.pdf. Diunduh pada tanggal 3 November 2014 commit to user
93
perpustakaan.uns.ac.id
94 digilib.uns.ac.id
Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. 2014. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. 2013. Banyumas: Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2013. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012. Jawa Tengah: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2014. Buku saku provinsi jawa tengah tahun 2013. http://www.searo.who.int/indonesia/documents/976-602-235-265-5-bukusaku-pelayanan-kesehatan-ibu.pdf. Diunduh pada tanggal 23 November 2014 Graham, WJ., Ahmed, S., Stanton, C., Abou-Zahr, CL., and Campbell, OMR. 2008. Measuring maternal mortality: An overview of opportunities and options for developing countries. http://www.biomedcentral.com/1741-7015/6/12. Diakses tanggal 8 Juli 2015. Hamidah, S. 2013. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kinerja Bidan dalam Pelaksanaan Standar Asuhan Kebidanan Ante Natal Care di Puskesmas Rawat Inap Kabupaten Gresik Tahun 2012. Universitas Diponegoro Program Pascasarjana Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat. Hollowell J., Oakley, L., Kurinczuk, J J., Brocklehurst, P., Gray, R. 2011. The effectiveness of antenatal care programmes to reduce infant mortality and preterm birth in socially disadvantaged and vulnerable women in high-income countries: a systematic review. National Perinatal Epidemiology Unit, University of Oxford, Old Road Campus, Oxford, OX3 7LF, UK. BMC Pregnancy and Childbirth 2011, 11:13. Diakses 8 Juli 2015. Indrawati, T. 2009. Pengaruh Umur, Tingkat Pengetahuan, Dan Sikap Bidan Praktik Swasta (BPS) Pada Penggunaan Partograf Acuan Maternal Neonatal Dalam Pertolongan Persalinan Normal Di Wilayah Dinas Kesehatan Kota Semarang. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 4 / No. 2 / Agustus 2009 Islami & Aisyaroh, N. 2012. Efektifitas Kunjungan Nifas Terhadap Pengurangan Ketidaknyamanan Fisik Yang Terjadi Pada Ibu Selama Masa Nifas. Semarang: Unissula Pres. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi. 2007. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal 2008. Jakarta: Depkes RI. Kementerian Kesehatan RI. 2007. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/MENKES/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Bidan. Jakarta. Kementerian Kesehatan RI. 2013. Rencana Aksi Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu Di Indonesia. Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Ibu Ditjen Bina Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan RI. Kementerian Kesehatan RI. 2014. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan Rujukan Pedoman Bagi Tenaga Kesehatan 2013. Jakarta: commit to user Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
perpustakaan.uns.ac.id
95 digilib.uns.ac.id
Lekeisha, A,. Sumner., Valentine, J., Eisenman, D., Ahmed, S., Myers, H., Wyatt, H., Liu, H., Zhang, M., A, M., Rodriguez. 2010. The Influence of Prenatal Trauma, Stress, Social Support, and Years of Residency in the US on Postpartum Maternal Health Status Among Low-Income Latinas. Matern Child Health J (2011) 15:1046–1054. DOI 10.1007/s10995-010-0649-9 Madzimbamuto, F D., Ray, S C., Mogobe, K D., Masire, D R., Phillips, R., Haverkamp, M., Mokotedi, M., Motana, M. 2014. A root-cause analysis of maternal deaths in Botswana: towards developing a culture of patient safety and quality improvement. School of Medicine University of Botswana, Gaborone, Botswana. Department of Anaesthesia and Critical Care Medicine, University of Zimbabwe College of Health Sciences, Mazowe Street, Belgravia, Harare, Zimbabwe. Diakses 8 Juli 2015. Manuaba, I B G. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan Edisi 2. Jakarta: EGC Mochtar, R. 2005. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Jakarta: EGC Monk, A., Tracy, M., Foureur, M., Grigg, C., Tracy, S. 2014. Evaluating Midwifery Units (EMU): a prospective cohort study of freestanding midwifery units in New South Wales, Australia. BMJ Open 2014;4: e006252. doi:10.1136/ bmjopen2014-006252. Diakses 8 Juli 2015 Mpembeni, R NM., Killewo, J Z., Leshabari, M T., Massawe, S N., Jahn, A., Mushi, D., Mwakipa, H. 2007. Use pattern of maternal health services and determinants of skilled care during delivery in Southern Tanzania: implications for achievement of MDG-5 targets. Tanzania: Department of Obstetrics and Gynaecology, School Of Medicine, Muhimbili University of Health and Allied Sciences. Mrisho, M., Schellenberg, J A., Mushi, A K. 2007. Factors affecting home delivery in rural Tanzania. Tropical medicine & international health : TM & IH, 12 (7). pp. 862-72. ISSN 1360-2276 Murti, B. 2013. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Nafiah, U. 2013. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Prosedur Pencegahan Infeksi pada Pertolongan Persalinan Normal di Kabupaten Pati Tahun 2012 (Studi pada Bidan Desa Pasca Pelatihan APN). 2013. Universitas Diponegoro Program Pascasarjana Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Nawangsari, H., Sunjaya, D. K., Wirakusumah, F. F. 2009. Hubungan Penguasaan Kompetensi Asuhan Persalinan Normal (APN) Dengan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dalam Pelaksanaan Pertolongan Persalinan Normal Di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Vol 33: 1 Januari 2009. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
96 digilib.uns.ac.id
PP IBI. 2006. Bidan menyongsong masa depan: 50 tahun Ikatan Bidan Indonesia. Jakarta: Ikatan Bidan Indonesia. Prakasama, M. 2009. Maternal Mortality-reduction Programme in Andhra Pradesh. Disease Research, Bangladesh. International Centre For Diarrhoeal. 27 April 2009; (2):220-234. ISSN 1606-0997. Diakses 8 Juli 2015. Prata, N., Bell, S., and Quaiyum, Md A. .2014. Modeling maternal mortality in Bangladesh: the role of misoprostol in postpartum hemorrhage prevention. BMC Pregnancy and Childbirth 2014. http://www.biomedcentral.com/14712393/14/78. Diakses 8 Juli 2015 Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta Rahmayanti, D., and Setyaningsih, A. 2011. Gambaran Penerapan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Di Bps Wilayah Kerja Kecamatan Banjarmasin Selatan Tahun 2011. Issn : 2086 – 3454. Vol 05. No 05 Edisi 23 Jan 2011. Diakses 8 Juli 2015. Rodiah, Wujoso, H., dan Suriyasa, P . 2013. Pengaruh Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Penerapan Asuhan Persalinan Normal Di Rumah Bersalin Ngudi Saras Karanganyar. Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Kesehata. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta. ISSN : 2338-2694. Ronsmans, C., Scott, S., Qomariyah, SN., Achadi, E., Braunholtz, D., Marshall, T., Pambudi,E., Witten, KH., Graham, WJ. 2008. Professional Assistance During Birth And Maternal Mortality In Two Indonesian Districts. Bull World Health Organ 2009;87:416–423. Royston, E & Amstrong, S. 1998. Pencegahan Kematian Ibu Hamil. Alih bahasa: Maulany, R. F. Jakarta: Binarupa Aksara. Saifuddin, A B. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba medika Shaffer, E R ., Brenner, J E ., Houston, T P. 2005. International trade agreements: a threat to tobacco control Policy. Tobacco Control. 2005;14(Suppl II):ii19–ii25. doi: 10.1136/tc.2004.007930. Diakses tanggal 8 Agustus 2015 Syam, H. 2013. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Terhadap Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Dalam Menolong Persalinan Di Puskesmas Minasatene Kec. Minasatene Kab. Pangkep Tahun 2011. Volume 3 Nomor 5 Tahun 2013. ISSN : 2302-1721. Diakses tanggal 8 Juli 2015. UNFPA. 2004. Maternal Mortality Update 2004, Delivery Into Good Hands. New commit to user York: Safe Research study and impacts.
97 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
United Nations. 2014. Sustainabledevelopmentgoals. https://sustainabledevelopment.un.org/topics/sustainabledevelopmentgoals. Diunduh tanggal 4 November 2014. Varney, H., Kriebs, J. M., & Gegor, C. L. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: EGC Vivian, N. L. D & Sunarsih, T. 2011. Asuhan Kebidanan pada ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika WHO. 2007. Maternal mortality. United Nations: Department of Reproductive Health and Research. Yadamsuren, B., Merialdi, B., Davaadorj, I., Requejo, J H., Betrán, A P., Ahmad, A., Nymadawa, P., Erkhembaatar, T., Barcelona, D., Ba-thike, K., Hagan, R J., Prado, R., Wagner, W., Khishgee, S., Sodnompil, T., Tsedmaa, B., Jav, B., Govind, S R., Purevsuren, G., Tsevelmaa, B., Soyoltuya, B., Johnson, B R., Fajans, P., Look, P FA V & Otgonbold, A. Tracking maternal mortality declines in Mongolia between 1992 and 2007: the importance of collaboration. Bull World Health Organ 2010;88:192–198. Diakses 8 Juli 2015. Yang, S., Zhang, B., Zhao, J., Wang, J., Flick, L., Qian, Z., Zhang, Z., Mei, H. 2014. Progress on the Maternal Mortality Ratio Reduction in Wuhan, China in 2001– 2012. February 2014; Volume 9 .Diakses 8 Juli 2015 Yasril dan Kasjono, H. S. 2009. Analisis Multivariat untuk Penelitian Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendekia Press. You F, Hou K, Wang R, Xu D , Deng J, Wei Y, Shi F, Liu H, Cheng G, Zhang Z, Yang P, Sun T, Wang X, Jacobsson B, Zhu C. 2012. Maternal Mortality in Henan Province, China: Changes between 1996 and 2009. China. October 2012, Volume 7 Issue 10 e47153.
commit to user
98 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
LAMPIRAN
commit to user
99 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran Daftar alat dan obat dalam persalinan
a.
Partus set 1. Dua klem Kelly atau 2 klem kocher 2. Gunting tali pusat 3. Benang tali pusat atau klem plastik 4. Kateter nelaton 5. Gunting episiotomi 6. Klem ½ kocher 7. Dua pasang sarung tangan DTT atau steril 8. Kasa atau kain steril (untuk membersihkan jalan nafas) 9. Gulungan suntik 21/2 atau 3 ml dengan jarum IM sekali pakai 10. Penghisap lendir bayi 11. Empat kain bersih (bisa disediakan oleh keluarga) 12. Tiga handuk kecil untuk mengeringkan dan menyelimuti bayi (bisa disediakan oleh keluarga)
b.
Bahan-bahan 1. Partograf (halaman depan dan belakang) 2. Kemajuan persalinan atau KMS ibu hamil 3. Formulir rujukan 4. Pena 5. Thermometer 6. Pita pengukur (cm) 7. Doppler/monoral 8. Jam yang mempunyai detik 9. Stetoskop 10. Tensimeter 11. Sarung tangan pemeriksa (5 pasang) 12. Sarung tangan rumah tangga (1 pasang) 13. Larutan klorin (bayclin 5,25% atau setara klorin serbuk kalsium hipoklorida 35%) commit to user
100 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c.
Obat-obatan dan perlengkapan untuk asuhan rutin dan penatalaksanaan/penanganan penyulit : 1. 8 ampul oksitosin 1 ml 10 U (dengan 4 ampul oksitosin 2 ml U/ml) dan aquadest atau cairan garam fisiologis (Ns) untuk pengenceran. 2. 3 botol Ringer Laktat 500 ml 3. Infus set 4. 2 abokat 5. 2 ampul metil ergometrin meleat 6. 2 vial larutan magnesium sulfat 40% (25 gr) 7. 6 tabung suntik 21/2 – 3 ml steril disposable 8. 2 tabung 5 ml steril disposable 9. 1 tabung suntik 10 ml steril disposable 10. 10 kapsul amoxillin/ampisilin 500 mg atau IV 2 gr 11. Vitamin K, 1 ampul 12. Salep tetrasiklin 1 % 13. Satu set hecting 14. Pegangan jarum 15. Pinset 16. Benang kromik disposable ukuran 2,0 – 3,0 17. Satu pasang sarung tangan 18. Satu kain bersih
commit to user
101 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 5 SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth: Bidan Puskesmas wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas
Dengan Hormat, Yang bertanda tangan dibawah ini, saya : Nama
: Dewi Ratna Pratiwi
NIM
: S021308016
Adalah mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sebelas Maret Surakarta, akan mengadakan penelitian yang berjudul “Determinan Asuhan Kebidanan Antenatal, Intranatal dan Postnatal di Puskesmas yang Berhubungan dengan Kematian Maternal di Kabupaten Banyumas tahun 2013-2014”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko penyebab kematian ibu dipandang dari asuhan-asuhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan khususnya bidan, dari asuhan saat kehamilan, persalinan normal dan nifas. Manfaat yang peneliti harapkan adalah penelitian ini dapat digunakan oleh dinas kesehatan kabupaten Banyumas dalam membuat kebijakan-kebijakan penurunan angka kematian ibu (AKI) yang tepat serta memberikan gambaran bagi bidan tentang salah satu penyebab kematian ibu di kabupaten Banyumas. Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi ibu sebagai responden. Kerahasiaan semua informasi akan dijaga dan hanya untuk kepentingan penelitian akademis. Sehubungan dengan hal tersebut saya mohon kesediaan ibu untuk menjadi responden penelitian ini dengan memberikan jawaban secara tulus dan jujur atas pertanyaan yang saya ajukan. Atas perhatian dan kesediannya sebagai responden penelitian ini, saya ucapkan terima kasih. Hormat saya, commit to user
(Dewi Ratna Pratiwi)
102 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 6 PERSETUJUAN PENELITIAN (Informed Consent)
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
:
Umur
: Setelah memahami penjelasan dan isi dari lembar permohonan menjadi
responden, maka dengan ini menyatakan persetujuan saya menjadi responden dan bersedia untuk diwawancari dalam penelitian ini serta bersedia memberikan jawaban secara tulus dan jujur sesuai dengan kemampuan saya. Saya percaya dan menyadari sepenuhnya bahwa jawaban dari pertanyaan yang diajukan akan dijamin kerahasiaannya. Demikian bantuan saya kepada saudara, semoga berhasil dan bermaanfaat bagi kepentingan penelitian akademis ini.
Banyumas,
Maret 2015
Hormat saya
(
commit to user
)
103 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 7 KUESIONER PENELITIAN Kuesioner Pemberian Asuhan Antenatal terintegrasi di Kabupaten Banyumas, Asuhan Intranatal dan Asuhan Postnatal
A. Karakteristik Responden (diisi oleh peneliti) 1. Pendidikan terakhir
: …………………………….
2. Masa kerja
: …………………………….
3. Lama keja di Instansi sekarang bekerja
: …………………………….
4. Pernah mengikuti pelatihan APN
:............................................
B. Kuesioner Pemberian Asuhan Antenatal terintegrasi di Kabupaten Banyumas 1. Kelengkapan alat No
Daftar alat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Buku KIA Tempat cuci tangan (air mengalir) Sabun cuci tangan dan handuk Timbangan berat badan Pengukur tinggi badan Pengukur LILA Selimut Tensi meter Stetoskop Thermometer dan air Chlorin+air sabun +air DTT Tisue Arloji bukan digital Senter Meterline Monoskop/leanec/ Doppler Perlak (Stik laken untuk 1 pasien) Kapas DTT dalam tempatnya (kapas kering dan Air DTT) Handscoen Nierbeken/bengkok Hammer patella Jangka panggul Tempat sampah medis dan non medis bertutup Celemek Alat Pemeriksaan HB Sahli set Alat Pemeriksaan Protein Urine Alat Pemeriksaan Urine Reduksi commit to user Larutan klorin Formulir informed consent
Jawaban 1 Lengkap Tdk lengkap
104 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Anamnesa No 1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12
Jawaban 1 SS TSS
Prosedur Menanyakan biodata ibu dan suami Menanyakan keluhan utama yang dirasakan ibu Menanyakan riwayat menstruasi Menanyakan riwayat kehamilan sekarang Menanyakan riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu Menanyakan riwayat penyakit dahulu dan sekarang (Jantung, Hipertensi, DM, Asma, Malaria, TBC, Infeksi Menular Seksual/Infeksi Saluran Reproduksi, Kusta, Kecacingan, HIV/AIDS dll) Menanyakan riwayat penyakit Keluarga/keturunan (Kehamilan kembar, Jantung, Hipertensi, DM, Asma, TBC, Kusta, dll ) Menanyakan riwayat KB Riwayat Perkawinan Riwayat Psikososial Riwayat Sosial Ekonomi Kebiasaan sehari-hari (Tanyakan kebiasaan sebelum dan selama hamil)
3. Pemeriksaan Fisik No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Jawaban 1 SS TSS
Prosedur Mencuci tangan 7 langkah pada air mengalir, sebelum dan sesudah melakukan tindakan Menimbang Berat Badan Mengukur Tinggi Badan Mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA) Pemeriksaan Kelenjar Tyroid untuk mengetahui ada/tdk GAKY Memeriksa tanda-tanda vital (suhu, tekanan darah, nadi, respirasi) Memeriksa kepala dan leher Memeriksa Payudara Melakukan Inspeksi Abdomen Pengukuran TFU menurut Mc. Donald Palpasi Uterus Leopold I-IV Pemeriksaan DJJ Memeriksa Genitalia Eksterna Memeriksa Tangan dan Kaki Menilai ukuran panggul luar
4. Pemeriksaan Penunjang No 1 2 3
Pernyataan
Jawaban 1 SS TSS
Pemeriksaan Haemoglobin Pemeriksaan Urin Protein Pemeriksaan Urine Reduksi/Glukosa Urine
5. Penentuan diagnosa No 1
Pernyataan Merumuskan diagnosa secara tulisan
commit to user
Jawaban 1 SS TSS
105 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6. Konseling dan pemberian obat No 1 2 3 4
Pernyataan
Jawaban 1 SS TSS
Memberikan KIE Pendidikan kesehatan (diberikan sesuai dengan kebutuhan ibu) Pemberian obat tablet Fe, Multivitamin, Kalsium dan obat-obatan lain jika diperlukan dengan tepat Menjadwalkan waktu kunjungan berikutnya dengan tepat
B. Kuesioner Pemberian Asuhan Intranatal di Kabupaten Banyumas 1. Membuat keputusan klinik No 1 2 3 4 5 6 7
Prosedur
Jawaban 1 SS TSS
Mengumpulkan data utama dan relevan untuk membuat keputusan Mengintepretasikan data dan mengidentifikasi masalah Membuat diagnosis atau menentukan masalah yang terjadi/ dihadapi Menilai adanya kebutuhan dan kesiapan intervensi untuk menghadapi masalah Menyusun rencana pemberian asuhan atau intervensi untuk solusi masalah Melaksanakan asuhan/ intervensi terpilih Memantau dan mengevaluasi efektifitas asuhan atau intervensi
2. Asuhan sayang ibu dan bayi No 1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13
Pernyataan Memanggil ibu sesuai namanya, hargai dan memperlakukan ibu sesuai martabatnya Menjelaskan semua asuhan dan perawatan kepada ibu sebelum memulai asuhan Menjelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarganya Menganjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau khawatir Mendengarkan dan menanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu Memberikan dukungan, besarkan hatinya dan tentramkan hati ibu beserta anggota keluarganya Menganjurkan ibu untuk ditemani suami dan/ atau anggota keluarga yang lain selama persalinan dan kelahiran bayi Mengajarkan suami dan anggota keluarga mengenai cara-cara bagaimana mereka dapat memperhatikan dan mendukung ibu selama persalinan dan kelahiran bayi Secara konsisten melakukan praktik pencegahan infeksi yang baik Menghargai privasi ibu Menganjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan kelahiran bayi Menganjurkan ibu untuk minum dan makan makanan ringan sepanjang ia mengiginkannya Menghargai dan memperbolehkan praktik-praktik tradisional yang tidak commit membahayakan/ merugikan kesehatan ibuto user
Jawaban 1 SS TSS
106 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
14 15 16 17 18
Menghindari tindakan berlebihan dan mungkin membahayakan seperti episiotomi, pencukiran dan klisma Menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya sesegera mungkin Membantu memulai pemberian ASI dalam satu jam pertama setelah bayi lahir Menyiapkan rencana rujukan (bila perlu) Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik dan bahanbahan, perlengkapan dan obat-obat yang diperlukan. Siap untuk melakukan resusitasi bayi baru lahir pada setiap kelahiran bayi.
3. Pencegahan infeksi No 1 2 3 4 5 6
Prosedur
Jawaban 1 SS TSS
Mencuci tangan Memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung lainnya Menggunakan teknik asepsis atau aseptik Memproses alat bekas pakai Menangani peralatan tajam dengan aman Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan
4. Pencatatan (rekam medik) asuhan persalinan No 1 2 3 4 5 6
Prosedur
Jawaban 1 SS TSS
Mencatat data, hasil pemeriksaan, dan diagnosis pasien Mencatat semua asuhan yang telah diberikan ke klien/ ibu Mencatat obat-obatan yang telah diberikan ke pasien Mencatat tanggal dan waktu asuhan diberikan Mencantumkan identitas penolong Paraf atau tanda tangan pada semua catatan
5. Rujukan No 1 2 3 4 5 6
Prosedur Menentukan pendamping ibu saat diperlukan rujukan Menentukan tempat rujukan yang dipilih ibu dan keluarga Menentukan sarana transportasi yang akan digunakan saat merujuk Menentukan siapa yang akan menjadi donor darah apabila diperlukan Menyarankan kepada ibu dan keluarga untuk mempersiapkan uang untuk rujukan Menentukan siapa yang akan tinggal dan menemani anak-anak yang lain pada saat ibu tidak dirumah
commit to user
Jawaban 1 SS TSS
107 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6. Pertolongan persalinan normal dengan 58 langkah No 1 2
3 4 5 6 7 8 9
10 11
12
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
23
24
Prosedur Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul dan memasukkan alat suntik sekali pakai 2 ½ ml ke dalam wadah partus set Memakai celemek plastik Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan untuk pemeriksaan dalam Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan letakkan kembali kedalam wadah partus set Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan dari vulva ke perineum Melakukan pemeriksaan dalam, pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% dan membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai, pastikan DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran Menganjurkan ibu untuk berjalan, jongkok dan mengambil posisi nyaman, jika ibu merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu Membuka partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm, memasang handuk bersih untuk mengeringkan bayi pada perut ibu Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putar paksi luar secara spontan Setelah kepala melakukan putar paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi, dengan lembut gerakan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakan ke arah atas dan distal untuk melakukan bahu belakang Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas tomenyusuri user Setelah badan dan lengan lahir, commit tangan kiri punggung ke arah bokong dandan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah
Jawaban 1 SS TSS
perpustakaan.uns.ac.id
25
26
27 28 29
30
31 32
33 34 35 36
37
38
39
40
41 42 43
108 digilib.uns.ac.id
(selipkan jari telunjuk tangan kiri diantara lutut janin) Melakukan penilaian selintas : a. Apakah bayi menangis kuat b. Apakah bayi bernafas tanpa kesulitan? c. Apakah bayi bergerak aktif? Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering dan membiarkan bayi di atas perut ibu Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM (intramuscular) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin) Setelah 2 menit pascapersalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara dua klem tersebut Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain meregangkan tali pusat Setelah uterus berkontraksi, regangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah dorsokranial. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan peregangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur Melakukan peregangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorsokranial) Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras) Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukkan ke dalam kantong plastik yang tersedia Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam commit to user Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam
109 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
44
45 46 47 48 49
50 51
52 53
54 55 56
57 58
Setelah 1 jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis dan vitamin K1 1 mg intramuskular di paha kiri anterolateral Setelah 1 jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama 1 jam kedua pascapersalinan Memeriksa kembali untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik Menempatkan semua peralatan bekas pakai ke dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian bersih dan kering Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5% Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir Melengkapi partograf
C. Kuesioner Pemberian Asuhan Pasca Melahirkan di Kabupaten Banyumas 1. Kunjungan nifas I (6-8 jam post partum) No 1 2
4 5
2. No
2 3 4 5
Jawaban 1 SS TSS
Memastikan dan mencegah perdarahan masa nifas akibat atonia uteri Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri Memastikan pemberian ASI awal Memastikan menjaga kehangatan bayi
3
1
Pernyataan
Kunjungan nifas II (6 hari post partum) Pernyataan Memastikan involusi uteri berjalan dengan normal (kontraksi uterus baik, TFU di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal), Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, perdarahan Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan commit to user Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-
Jawaban 1 SS TSS
110 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tanda kesulitan menyusui Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir
6
3. No 1
Pernyataan
Jawaban 1 SS TSS
Memastikan involusi uteri berjalan dengan normal (kontraksi uterus baik, TFU di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal), Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, perdarahan Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tandatanda kesulitan menyusui Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir
2 3 4 5 6
4. No 1 2
Kunjungan nifas III (2 minggu post partum)
Kunjungan nifas IV (6 minggu post partum) Pernyataan Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas Memberikan konseling KB secara dini
commit to user
Jawaban 1 SS TSS
111 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Konseling dan Pemberian Obat * KematianMaternal Crosstab KematianMaternal tidak terdapat kematian maternal Konseling tidak sesuai Count dan standar < Expected Count Pemberian median % within Konseling Obat dan Pemberian Obat sesuai standar >median
Total
36
53
26.5
26.5
53.0
32.1%
67.9%
100.0%
44
25
69
34.5
34.5
69.0
63.8%
36.2%
100.0%
61
61
122
61.0
61.0
122.0
50.0%
50.0%
100.0%
Expected Count
Count Expected Count % within Konseling dan Pemberian Obat
Total
17
Count % within Konseling dan Pemberian Obat
terdapat kematian maternal
Chi-Square Testsd
Value
Asymp. Sig. (2sided)
df 12.043a
1
.001
Continuity Correctionb
10.809
1
.001
Likelihood Ratio
12.265
1
.000
Pearson Chi-Square
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association
11.944c
N of Valid Cases
122
1
.001
Exact Sig. (2-sided) .001
.000
.001
.000
.001
.000
.001
.000
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 26,50. b. Computed only for a 2x2 table c. The standardized statistic is -3,456. commit to user
Exact Sig. (1Poin sided) Probab
112 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Risk Estimate 95% Confidence Interval Value
Lower
Upper
Odds Ratio for Konseling dan Pemberian Obat (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >median)
.268
.126
.572
For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal
.503
.327
.773
1.875
1.303
2.697
For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases
122
Diagnosa * KematianMaternal Crosstab KematianMaternal tidak terdapat kematian maternal Diagnosa
tidak sesuai standar < median
Count Expected Count % within Diagnosa
sesuai standar Count >- median Expected Count % within Diagnosa Total
Count Expected Count % within Diagnosa
commit to user
terdapat kematian maternal
Total
23
22
45
22.5
22.5
45.0
51.1%
48.9%
100.0%
38
39
77
38.5
38.5
77.0
49.4%
50.6%
100.0%
61
61
122
61.0
61.0
122.0
50.0%
50.0%
100.0%
113 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Chi-Square Testsd Value Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio
b
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
df
.035a
1
.851
.000
1
1.000
.035
1
.851
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association
.035c
N of Valid Cases
122
1
.852
1.000
.500
1.000
.500
1.000
.500
1.000
.500
.146
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 22,50. b. Computed only for a 2x2 table c. The standardized statistic is ,187. d. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
Risk Estimate 95% Confidence Interval Value
Lower
Upper
Odds Ratio for Diagnosa (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >- median)
1.073
.514
2.239
For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal
1.036
.719
1.491
For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal
.965
.666
1.399
N of Valid Cases
122
commit to user
114 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pemeriksaan Penunjang * KematianMaternal Crosstab KematianMaternal tidak terdapat kematian maternal Pemeriksaan tidak sesuai Count Penunjang standar < Expected Count median % within Pemeriksaan Penunjang sesuai standar >median
Total
30
58
29.0
29.0
58.0
48.3%
51.7%
100.0%
33
31
64
32.0
32.0
64.0
51.6%
48.4%
100.0%
61
61
122
61.0
61.0
122.0
50.0%
50.0%
100.0%
Expected Count
Count Expected Count % within Pemeriksaan Penunjang
Total
28
Count % within Pemeriksaan Penunjang
terdapat kematian maternal
Chi-Square Testsd Value
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
df
Pearson Chi-Square
.131a
1
.717
Continuity Correctionb
.033
1
.856
Likelihood Ratio
.131
1
.717
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association
.130c
N of Valid Cases
122
1
.718
.856
.428
.856
.428
.856
.428
.856
.428
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 29,00. commit to user
.135
115 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Risk Estimate 95% Confidence Interval Value
Lower
Upper
Odds Ratio for Pemeriksaan Penunjang (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >median)
.877
.431
1.785
For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal
.936
.655
1.338
1.068
.749
1.522
For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases
122
Pemeriksaan Fisik * KematianMaternal Crosstab KematianMaternal tidak terdapat terdapat kematian kematian maternal maternal Total Pemeriksaan tidak sesuai Count Fisik standar < Expected Count median % within Pemeriksaan Fisik sesuai standar >median Total
Count Expected Count % within Pemeriksaan Fisik Count Expected Count % within Pemeriksaan Fisik
commit to user
24
36
60
30.0
30.0
60.0
40.0%
60.0% 100.0%
37
25
62
31.0
31.0
62.0
59.7%
40.3% 100.0%
61
61
122
61.0
61.0
122.0
50.0%
50.0% 100.0%
116 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Chi-Square Testsd Value Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio
b
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
df
4.723a
1
.030
3.968
1
.046
4.754
1
.029
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association
4.684c
N of Valid Cases
122
1
.030
.046
.023
.046
.023
.046
.023
.046
.023
.014
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 30,00. b. Computed only for a 2x2 table c. The standardized statistic is -2,164. d. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
Risk Estimate 95% Confidence Interval Value
Lower
Upper
Odds Ratio for Pemeriksaan Fisik (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >- median)
.450
.218
.929
For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal
.670
.462
.972
1.488
1.031
2.147
For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases
122
commit to user
117 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Anamnesa * KematianMaternal Crosstab KematianMaternal tidak terdapat terdapat kematian kematian maternal maternal Anamnesa tidak sesuai Count standar dibawah Expected Count median % within Anamnesa sesuai standar >- Count median Expected Count % within Anamnesa Total
Count Expected Count % within Anamnesa
Total
4
57
61
30.5
30.5
61.0
6.6%
93.4%
100.0%
57
4
61
30.5
30.5
61.0
93.4%
6.6%
100.0%
61
61
122
61.0
61.0
122.0
50.0%
50.0%
100.0%
Chi-Square Testsd Value
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
df
92.098a
1
.000
Continuity Correctionb 88.656
1
.000
Likelihood Ratio
1
.000
Pearson Chi-Square
110.071
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association
91.343c
N of Valid Cases
122
1
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 30,50. b. Computed only for a 2x2 table c. The standardized statistic is -9,557. d. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results. commit to user
.000
118 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Risk Estimate 95% Confidence Interval Value
Lower
Upper
Odds Ratio for Anamnesa (tidak sesuai standar dibawah median / sesuai standar >- median)
.005
.001
.021
For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal
.070
.027
.181
14.250
5.513
36.833
For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases
122
Kelengkapan Alat * KematianMaternal Crosstab KematianMaternal tidak terdapat terdapat kematian kematian maternal maternal Total Kelengkapan tidak sesuai Alat standar dibawah median
Count Expected Count % within Kelengkapan Alat
sesuai standar Count >-median Expected Count % within Kelengkapan Alat Total
Count Expected Count % within Kelengkapan Alat
commit to user
28
25
53
26.5
26.5
53.0
52.8%
47.2% 100.0%
33
36
69
34.5
34.5
69.0
47.8%
52.2% 100.0%
61
61
122
61.0
61.0
122.0
50.0%
50.0% 100.0%
119 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Chi-Square Testsd Value Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio
b
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
df
.300a
1
.584
.133
1
.715
.300
1
.584
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association
.298c
N of Valid Cases
122
1
.585
.715
.358
.715
.358
.715
.358
.715
.358
.125
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 26,50. b. Computed only for a 2x2 table c. The standardized statistic is ,546. d. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
Risk Estimate 95% Confidence Interval Value
Lower
Upper
Odds Ratio for Kelengkapan Alat (tidak sesuai standar dibawah median / sesuai standar >median)
1.222
.597
2.502
For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal
1.105
.775
1.574
For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal
.904
.628
1.301
N of Valid Cases
122
commit to user
120 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Asuhan Pertolongan Persalinan Normal * KematianMaternal Crosstab KematianMaternal tidak terdapat terdapat kematian kematian maternal maternal Total Asuhan tidak sesuai Count Pertolongan standar < Expected Count Persalinan median % within Asuhan Pertolongan Normal Persalinan Normal sesuai Count standar >- Expected Count median % within Asuhan Pertolongan Persalinan Normal Total Count Expected Count % within Asuhan Pertolongan Persalinan Normal
12 21.5 27.9% 49 39.5 62.0% 61 61.0 50.0%
31 21.5
43 43.0
72.1% 100.0% 30 39.5
79 79.0
38.0% 100.0% 61 61.0
122 122.0
50.0% 100.0%
Chi-Square Testsd Value
df
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
Pearson Chi-Square 12.965a 1 .000 .001 .000 b Continuity Correction 11.636 1 .001 Likelihood Ratio 13.307 1 .000 .001 .000 Fisher's Exact Test .001 .000 Linear-by-Linear 12.859c 1 .000 .001 .000 Association N of Valid Cases 122 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21,50. b. Computed only for a 2x2 table c. The standardized statistic is -3,586. d. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results. commit to user
.000
121 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Risk Estimate Value Odds Ratio for Asuhan Pertolongan Persalinan Normal (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >- median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases
95% Confidence Interval Lower Upper
.237
.106
.531
.450
.270
.750
1.898
1.354
2.661
122
Pencatatan Asuhan Persalinan * KematianMaternal Crosstab KematianMaternal tidak terdapat terdapat kematian kematian maternal maternal Total Pencatatan Asuhan Persalinan
Total
tidak sesuai standar Count < median Expected Count % within Pencatatan Asuhan Persalinan sesuai standar >Count median Expected Count % within Pencatatan Asuhan Persalinan Count Expected Count % within Pencatatan Asuhan Persalinan
commit to user
10 26.5 18.9% 51 34.5 73.9% 61 61.0 50.0%
43 26.5
53 53.0
81.1% 100.0% 18 34.5
69 69.0
26.1% 100.0% 61 61.0
122 122.0
50.0% 100.0%
122 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Chi-Square Testsd Value
df
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
a
Pearson Chi-Square 36.330 1 .000 .000 .000 b Continuity Correction 34.161 1 .000 Likelihood Ratio 38.585 1 .000 .000 .000 Fisher's Exact Test .000 .000 Linear-by-Linear 36.032c 1 .000 .000 .000 Association N of Valid Cases 122 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 26,50. b. Computed only for a 2x2 table c. The standardized statistic is -6,003. d. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
.000
Risk Estimate Value Odds Ratio for Pencatatan Asuhan Persalinan (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases
commit to user
95% Confidence Interval Lower Upper
.082
.034
.197
.255
.144
.454
3.110
2.048
4.723
122
123 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pencegahan Infeksi * KematianMaternal
Crosstab KematianMaternal tidak terdapat terdapat kematian kematian maternal maternal Pencegahan tidak sesuai standar Count Infeksi < median Expected Count % within Pencegahan Infeksi sesuai standar >Count median Expected Count % within Pencegahan Infeksi Total Count Expected Count % within Pencegahan Infeksi
Total
15 20.0
25 20.0
40 40.0
37.5%
62.5%
100.0%
46 41.0
36 41.0
82 82.0
56.1%
43.9%
100.0%
61 61.0
61 61.0
122 122.0
50.0%
50.0%
100.0%
Chi-Square Testsd Value
df
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
a
Pearson Chi-Square 3.720 1 .054 .082 .041 b Continuity Correction 3.013 1 .083 Likelihood Ratio 3.749 1 .053 .082 .041 Fisher's Exact Test .082 .041 Linear-by-Linear 3.689c 1 .055 .082 .041 Association N of Valid Cases 122 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20,00. b. Computed only for a 2x2 table c. The standardized statistic is -1,921. d. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results. commit to user
.024
124 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Lower Upper Odds Ratio for Pencegahan Infeksi (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >- median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases
.470
.216
1.019
.668
.429
1.042
1.424
1.010
2.006
122
Membuat Keputusan Klinik * KematianMaternal Crosstab KematianMaternal tidak terdapat terdapat kematian kematian maternal maternal Membuat tidak sesuai standar Count Keputusan < median Expected Count Klinik % within Membuat Keputusan Klinik sesuai standar >Count median Expected Count % within Membuat Keputusan Klinik Total Count Expected Count % within Membuat Keputusan Klinik
commit to user
6 22.5 13.3% 55 38.5 71.4% 61 61.0 50.0%
39 22.5
Total 45 45.0
86.7% 100.0% 22 38.5
77 77.0
28.6% 100.0% 61 61.0
122 122.0
50.0% 100.0%
125 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Chi-Square Testsd Value
df
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
a
Pearson Chi-Square 38.343 1 .000 .000 .000 b Continuity Correction 36.054 1 .000 Likelihood Ratio 41.654 1 .000 .000 .000 Fisher's Exact Test .000 .000 Linear-by-Linear 38.029c 1 .000 .000 .000 Association N of Valid Cases 122 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 22,50. b. Computed only for a 2x2 table c. The standardized statistic is -6,167. d. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
.000
Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Lower Upper Odds Ratio for Membuat Keputusan Klinik (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases
.062
.023
.166
.187
.087
.398
3.033
2.093
4.397
commit to user
122
126 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kunjungan Nifas III * KematianMaternal Crosstab KematianMaternal tidak terdapat terdapat kematian kematian maternal maternal Total Kunjungan tidak sesuai standar Count Nifas III < median Expected Count % within Kunjungan Nifas III sesuai standar >Count median Expected Count % within Kunjungan Nifas III Total Count Expected Count % within Kunjungan Nifas III
37 29.0 63.8% 24 32.0 37.5% 61 61.0 50.0%
21 58 29.0 58.0 36.2% 100.0% 40 64 32.0 64.0 62.5% 100.0% 61 122 61.0 122.0 50.0% 100.0%
Chi-Square Testsd Value Pearson Chi-Square Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
df
8.414a 7.395 8.514
1 1 1
.004 .007 .004
.006
.003
.006 .006
.003 .003
8.345c
1
.004
.006
.003
.002
122 Risk Estimate Value
Odds Ratio for Kunjungan Nifas III (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >- median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases
95% Confidence Interval Lower Upper
2.937
1.406
6.135
1.701
1.174
2.465
.579
.392
.856
commit to user
122
127 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kunjungan Nifas II * KematianMaternal Crosstab KematianMaternal tidak terdapat terdapat kematian kematian maternal maternal Kunjungan tidak sesuai standar< Nifas II median
Total
Count Expected Count % within Kunjungan Nifas II sesuai standar>- median Count Expected Count % within Kunjungan Nifas II Count Expected Count % within Kunjungan Nifas II
Total
18 18.5
19 18.5
37 37.0
48.6%
51.4%
100.0%
43 42.5
42 42.5
85 85.0
50.6%
49.4%
100.0%
61 61.0
61 61.0
122 122.0
50.0%
50.0%
100.0%
Chi-Square Testsd Value Pearson Chi-Square Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
df a
.039 .000 .039
1 1 1
.844 1.000 .844
1.000
.500
1.000 1.000
.500 .500
.038c
1
.844
1.000
.500
.153
122 Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Lower Upper
Odds Ratio for Kunjungan Nifas II (tidak sesuai standar< median / sesuai standar>- median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases commit to user
.925
.427
2.003
.962
.650
1.423
1.039
.710
1.520
122
128 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kunjungan Nifas I * KematianMaternal Crosstab KematianMaternal tidak terdapat terdapat kematian kematian maternal maternal Kunjungan tidak sesuai Nifas I standar < median
Total
Count Expected Count % within Kunjungan Nifas I sesuai standar Count >-median Expected Count % within Kunjungan Nifas I Count Expected Count % within Kunjungan Nifas I
18 23.0 39.1% 43 38.0 56.6% 61 61.0 50.0%
28 23.0 60.9% 33 38.0 43.4% 61 61.0 50.0%
Total 46 46.0 100.0% 76 76.0 100.0% 122 122.0 100.0%
Chi-Square Testsd Value Pearson Chi-Square Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
df
3.490a 2.827 3.511
1 1 1
.062 .093 .061
.092
.046
.092 .092
.046 .046
3.461c
1
.063
.092
.046
.026
122 Risk Estimate Value
Odds Ratio for Kunjungan Nifas I (tidak sesuai .493 standar < median / sesuai standar >-median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat .692 kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat 1.402 kematian maternal N of Valid Cases 122 commit to user
95% Confidence Interval Lower Upper .234
1.040
.459
1.043
.992
1.981
129 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Rujukan * KematianMaternal Crosstabulation KematianMaternal tidak terdapat terdapat kematian kematian maternal maternal Rujuka tidak sesuai standar < n mean
Total
Count % within Rujukan sesuai standar > - mean Count % within Rujukan Count % within Rujukan
Total
44
9
83.0%
53
17.0% 100.0%
5
50
9.1%
55
90.9% 100.0%
49
59
45.4%
108
54.6% 100.0%
Chi-Square Testsd Value Pearson Chi-Square Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
df
59.516a 56.570 66.990
1 1 1
.000 .000 .000
.000
.000
.000 .000
.000 .000
58.965c
1
.000
.000
.000
.000
108
Risk Estimate
Value Odds Ratio for Rujukan (tidak sesuai standar < 48.889 mean / sesuai standar > - mean) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat 9.132 kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian .187 maternal N of Valid Cases 108 commit to user
95% Confidence Interval Lower Upper 15.236 156.871 3.924
21.250
.102
.341
130 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
KunjunganNifasIV * KematianMaternal Crosstabulation KematianMaternal tidak terdapat terdapat kematian kematian maternal maternal Kunjungan tidak sesuai standar < Count NifasIV mean % within KunjunganNifasIV sesuai standar >- mean Count % within KunjunganNifasIV Total Count % within KunjunganNifasIV
Total
11
10
21
52.4%
47.6%
100.0%
7
9
16
43.8%
56.2%
100.0%
18
19
37
48.6%
51.4%
100.0%
Chi-Square Testsd Value Pearson Chi-Square Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
df
.271a .035 .271
1 1 1
.603 .851 .602
.743
.426
.743 .743
.426 .426
.263c
1
.608
.743
.426
.228
37
Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Lower Upper Odds Ratio for KunjunganNifasIV (tidak sesuai standar < mean / sesuai standar >- mean) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases
1.414
.383
5.227
1.197
.601
2.385
.847
.454
1.578
commit to user
37
131 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran uji statistik Multivariat
Logistic Regression Model Summary Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R Square Square a 1 58.147 .597 .796 a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.
B
Step 1
a
Anamnesa(1) PemeriksaanFisik(1) KonselingObat(1) Constant
Variables in the Equation S.E. Wald df
-5.168 -.094 -.726 2.943
.760 .773 .757 .701
46.205 .015 .918 17.619
1 1 1 1
Sig. .000 .903 .338 .000
Exp(B)
95% C.I.for EXP(B) Lower Upper .006 .001 .025 .910 .200 4.144 .484 .110 2.136 18.974
a. Variable(s) entered on step 1: Anamnesa, PemeriksaanFisik, KonselingObat.
Model Summary Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R Square Square a 1 100.439 .431 .574 a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.
Variables in the Equation B S.E. Wald df
Step 1
a
Membuatkeputusanklinik(1) PencgahnInfeksi(1) PncttnAsuhan(1) APN(1) Constant
-2.302 .297 -2.242 -1.342 2.058
.565 .581 .526 .575 .425
16.631 .261 18.192 5.449 23.428
Sig. 1 1 1 1 1
.000 .609 .000 .020 .000
Exp(B) .100 1.346 .106 .261 7.833
a. Variable(s) entered on step 1: Membuatkeputusanklinik, PencgahnInfeksi, PncttnAsuhan, APN.
commit to user
95% C.I.for EXP(B) Lower Upper .033 .302 .431 4.206 .038 .298 .085 .806
132 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Model Summary -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R Square Square a 1 156.239 .100 .134 a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001. Step
B
Step 1
a
KunjNifasI KunjNifasII KunjNifasIII Constant
.845 -.143 -1.154 .178
S.E.
Variables in the Equation Wald df Sig.
.412 .426 .387 .432
4.210 .112 8.878 .169
1 1 1 1
.040 .738 .003 .681
a. Variable(s) entered on step 1: KunjNifasI, KunjNifasII, KunjNifasIII.
commit to user
Exp(B) 2.327 .867 .315 1.194
95% C.I.for EXP(B) Lower Upper 1.039 5.216 .376 1.998 .148 .674
133 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kunjungan Nifas III * KematianMaternal * MasaKerja Crosstab KematianMaternal tidak terdapat terdapat kematian kematian maternal maternal
MasaKerja 1-10 tahun
11-20 tahun
Kunjung tidak sesuai Count an Nifas standar < median % within Kunjungan III Nifas III sesuai standar >- Count median % within Kunjungan Nifas III Total Count % within Kunjungan Nifas III Kunjung tidak sesuai Count an Nifas standar < median % within Kunjungan III Nifas III sesuai standar >- Count median % within Kunjungan Nifas III Total Count % within Kunjungan Nifas III
Total
10
19
29
34.5%
65.5%
100.0%
8
38
46
17.4%
82.6%
100.0%
18
57
75
24.0%
76.0%
100.0%
27
2
29
93.1%
6.9%
100.0%
16
2
18
88.9%
11.1%
100.0%
43
4
47
91.5%
8.5%
100.0%
Chi-Square Testsf Asymp. Sig. (2- Exact Sig. Exact Sig. Point sided) (2-sided) (1-sided) Probability
MasaKerja
Value
df
1-10 tahun Pearson Chi-Square Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 11-20 Pearson Chi-Square tahun Continuity Correctionb
2.849a 1.989 2.792
1 1 1
.091 .158 .095
.105
.080
.164 .105
.080 .080
2.811c
1
.094
.105
.080
75 .253d 1 .615 commit to1user1.000 .000
1.000
.498
.055
134 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Likelihood Ratio .247 1 .619 Fisher's Exact Test Linear-by-Linear .248e 1 .619 Association N of Valid Cases 47 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,96. b. Computed only for a 2x2 table c. The standardized statistic is 1,676.
1.000 .631
.498 .498
1.000
.498
Risk Estimate
MasaKerja
Value
Odds Ratio for Kunjungan Nifas III (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >- median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases 11-20 tahun Odds Ratio for Kunjungan Nifas III (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >- median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases
95% Confidence Interval Lower Upper
1-10 tahun
2.500
.849
7.366
1.983
.886
4.436
.793
.590
1.066
1.688
.216
13.177
1.047
.865
1.268
.621
.096
4.026
75
47
Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate ln(Estimate) Std. Error of ln(Estimate) Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Common Odds Ratio Interval
Lower Bound Upper Bound ln(Common commit Odds Ratio) Lower Bound to user
2.296 .831 .487 .088 .884 5.960 -.123
.348
135 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Upper Bound 1.785 The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the common odds ratio of 1,000 assumption. So is the natural log of the estimate.
commit to user
136 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kunjungan Nifas II * KematianMaternal * MasaKerja Crosstab KematianMaternal tidak terdapat terdapat kematian kematian maternal maternal
MasaKerja 1-10 tahun Kunjungan tidak sesuai Count Nifas II standar< median % within Kunjungan Nifas II sesuai standar>- Count median % within Kunjungan Nifas II Total Count % within Kunjungan Nifas II 11-20 Kunjungan tidak sesuai Count tahun Nifas II standar< median % within Kunjungan Nifas II sesuai standar>- Count median % within Kunjungan Nifas II Total Count % within Kunjungan Nifas II
0 .0%
18
39
57
1
3
28
10.7% 100.0%
43 91.5%
19
5.3% 100.0%
25 89.3%
75
76.0% 100.0%
18 94.7%
57
68.4% 100.0%
18 24.0%
18
100.0% 100.0%
18 31.6%
Total
4
47
8.5% 100.0%
Chi-Square Testsf Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
MasaKerja
Value
df
1-10 Pearson Chi-Square tahun Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 11-20 Pearson Chi-Square tahun Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test
7.479a 5.848 11.565
1 1 1
.006 .016 .001
.009
.003
.004 .004
.003 .003
7.380c
1
.007
.009
.003
.511 .901 .499
.638
.464
.638 .638
.464 .464
75 .432d 1 .016 1 .457 1 commit to user
.003
137 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Linear-by-Linear .423e 1 .516 Association N of Valid Cases 47 a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,32. b. Computed only for a 2x2 table c. The standardized statistic is -2,717.
.638
.464
Risk Estimate
MasaKerja
Value
1-10 tahun
For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases 11-20 tahun For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases Odds Ratio for Kunjungan Nifas II (tidak sesuai standar< median / sesuai standar>- median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal
1.462
95% Confidence Interval Lower Upper 1.225
1.743
.055
4.376
2.160
.207
22.488
1.061
.898
1.253
75 .491 47
Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate ln(Estimate) Std. Error of ln(Estimate) Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Common Odds Ratio Interval
.237 -1.441 .724 .047 .057 .979 -2.860 -.021
Lower Bound Upper Bound ln(Common Odds Ratio) Lower Bound Upper Bound The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the common odds ratio of 1,000 assumption. So is the natural log of the estimate. commit to user
.349
138 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kunjungan Nifas I * KematianMaternal * MasaKerja Crosstab KematianMaternal tidak terdapat terdapat kematian kematian maternal maternal
MasaKerja 1-10 Kunjungan tidak sesuai Count tahun Nifas I standar < % within Kunjungan median Nifas I sesuai Count standar >- % within Kunjungan median Nifas I Total Count % within Kunjungan Nifas I 11-20 Kunjungan tidak sesuai Count tahun Nifas I standar < % within Kunjungan median Nifas I sesuai Count standar >- % within Kunjungan median Nifas I Total Count % within Kunjungan Nifas I
Total
3
25
28
10.7%
89.3%
100.0%
15
32
47
31.9%
68.1%
100.0%
18
57
75
24.0%
76.0%
100.0%
15
3
18
83.3%
16.7%
100.0%
28
1
29
96.6%
3.4%
100.0%
43
4
47
91.5%
8.5%
100.0%
Chi-Square Testsf Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
MasaKerja
Value
df
1-10 Pearson Chi-Square tahun Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 11-20 Pearson Chi-Square tahun Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test
4.324a 3.240 4.729
1 1 1
.038 .072 .030
.051
.033
.051 .051
.033 .033
4.266c
1
.039
.051
.033
75 2.492d 1.084 2.440
1 1 1
.114 .298 .118
.283
.150
.283 .150
.150 .150
commit to user
.026
139 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Linear-by-Linear 2.439e 1 .118 .283 Association N of Valid Cases 47 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,72. b. Computed only for a 2x2 table c. The standardized statistic is -2,065. d. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,53.
.150
.133
Risk Estimate
MasaKerja
Value
Odds Ratio for Kunjungan Nifas I (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >-median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases 11-20 tahun Odds Ratio for Kunjungan Nifas I (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >-median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases
95% Confidence Interval Lower Upper
1-10 tahun
.256
.067
.983
.336
.107
1.058
1.311
1.038
1.657
.179
.017
1.870
.863
.694
1.073
4.833
.543
42.990
75
47
Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate ln(Estimate) Std. Error of ln(Estimate) Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Common Odds Ratio Interval
Lower Bound Upper Bound ln(Common Odds Ratio) Lower Bound Upper Bound commit to user
.236 -1.446 .597 .015 .073 .759 -2.616 -.275
140 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate ln(Estimate) Std. Error of ln(Estimate) Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Common Odds Ratio Interval
.236 -1.446 .597 .015 .073 .759 -2.616 -.275
Lower Bound Upper Bound ln(Common Odds Ratio) Lower Bound Upper Bound The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the common odds ratio of 1,000 assumption. So is the natural log of the estimate.
commit to user
141 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pencatatan Asuhan Persalinan * KematianMaternal * MasaKerja Crosstab KematianMaternal tidak terdapat terdapat kematian kematian maternal maternal
MasaKerja 1-10 Pencatatan tahun Asuhan Persalinan
Total
11-20 Pencatatan tahun Asuhan Persalinan
Total
tidak sesuai standar < median
Count % within Pencatatan Asuhan Persalinan sesuai standar >- Count median % within Pencatatan Asuhan Persalinan Count % within Pencatatan Asuhan Persalinan tidak sesuai Count standar < % within Pencatatan median Asuhan Persalinan sesuai standar >- Count median % within Pencatatan Asuhan Persalinan Count % within Pencatatan Asuhan Persalinan
Total
0
41
41
.0%
100.0%
100.0%
18
16
34
52.9%
47.1%
100.0%
18
57
75
24.0%
76.0%
100.0%
10
2
12
83.3%
16.7%
100.0%
33
2
35
94.3%
5.7%
100.0%
43
4
47
91.5%
8.5%
100.0%
Chi-Square Testsf Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
MasaKerja
Value
df
1-10 Pearson Chi-Square tahun Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 11-20 Pearson Chi-Square tahun Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test
28.560a 25.732 35.646
1 1 1
.000 .000 .000
.000
.000
.000 .000
.000 .000
28.180c
1
.000
.000
.000
.560
.266
.560 .266
.266 .266
75 1.377d 1 .241 .329 1 .566 1.215 1 .270 commit to user
.000
142 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Linear-by-Linear 1.347e 1 .246 Association N of Valid Cases 47 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,16. b. Computed only for a 2x2 table c. The standardized statistic is -5,308.
.560
.266
.220
Risk Estimate
MasaKerja
Value
1-10 tahun
For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases 11-20 tahun For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases Odds Ratio for Pencatatan Asuhan Persalinan (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >- median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal
95% Confidence Interval Lower Upper
2.125
1.488
3.035
.460
18.495
.303
.038
2.435
.884
.678
1.153
75 2.917 47
Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate ln(Estimate) Std. Error of ln(Estimate) Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Common Odds Ratio Interval
.038 -3.274 .790 .000 .008 .178 -4.823 -1.725
Lower Bound Upper Bound ln(Common Odds Ratio) Lower Bound Upper Bound The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the common odds ratio of 1,000 assumption. So is the natural log of the estimate.
commit to user
143 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pencegahan Infeksi * KematianMaternal * MasaKerja Crosstab KematianMaternal tidak terdapat terdapat kematian kematian maternal maternal
MasaKerja 1-10 Pencegahan Infeksi tidak sesuai tahun standar < median
Count % within Pencegahan Infeksi sesuai standar Count >- median % within Pencegahan Infeksi Total Count % within Pencegahan Infeksi 11-20 Pencegahan Infeksi tidak sesuai Count tahun standar < % within median Pencegahan Infeksi sesuai standar Count >- median % within Pencegahan Infeksi Total Count % within Pencegahan Infeksi
commit to user
Total
2
21
23
8.7%
91.3%
100.0%
16
36
52
30.8%
69.2%
100.0%
18
57
75
24.0%
76.0%
100.0%
13
4
17
76.5%
23.5%
100.0%
30
0
30
100.0%
.0%
100.0%
43
4
47
91.5%
8.5%
100.0%
144 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Chi-Square Testsf MasaKerja
Value
df
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
1-10 tahun Pearson Chi-Square 4.260a 1 .039 .044 b Continuity Correction 3.136 1 .077 Likelihood Ratio 4.879 1 .027 .044 Fisher's Exact Test .044 Linear-by-Linear 4.203c 1 .040 .044 Association N of Valid Cases 75 11-20 Pearson Chi-Square 7.715d 1 .005 .013 b tahun Continuity Correction 4.989 1 .026 Likelihood Ratio 8.810 1 .003 .013 Fisher's Exact Test .013 Linear-by-Linear 7.551e 1 .006 .013 Association N of Valid Cases 47 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,52. b. Computed only for a 2x2 table c. The standardized statistic is -2,050.
.033 .033 .033 .033
.013 .013 .013 .013
Risk Estimate
MasaKerja
Value
Odds Ratio for Pencegahan Infeksi (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >- median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases 11-20 tahun For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal N of Valid Cases
95% Confidence Interval Lower Upper
1-10 tahun
commit to user
.214
.045
1.025
.283
.071
1.130
1.319
1.058
1.645
.587
.995
75 .765 47
.027
.013
145 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate ln(Estimate) Std. Error of ln(Estimate) Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Common Odds Ratio Interval
.136 -1.991 .749 .008 .031 .592 -3.459 -.524
Lower Bound Upper Bound ln(Common Odds Ratio) Lower Bound Upper Bound
Membuat Keputusan Klinik * KematianMaternal * MasaKerja Crosstab KematianMaternal tidak terdapat terdapat kematian kematian maternal maternal Total
MasaKerja 1-10 Membuat tidak sesuai tahun Keputusan standar < Klinik median
Count % within Membuat Keputusan Klinik sesuai standar >- Count median % within Membuat Keputusan Klinik Total Count % within Membuat Keputusan Klinik 11-20 Membuat tidak sesuai Count tahun Keputusan standar < % within Membuat Klinik median Keputusan Klinik sesuai standar >- Count median % within Membuat Keputusan Klinik Total Count % within Membuat Keputusan Klinik
1 2.7% 17 44.7% 18 24.0% 5 62.5% 38 97.4% 43 91.5%
36
37
97.3% 100.0% 21
38
55.3% 100.0% 57
75
76.0% 100.0% 3
8
37.5% 100.0% 1
39
2.6% 100.0% 4
47
8.5% 100.0%
Chi-Square Testsf
MasaKerja
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. Exact Sig. Point commit to user Value df sided) (2-sided) (1-sided) Probability
146 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pearson Chi-Square 18.159a 1 .000 .000 b Continuity Correction 15.928 1 .000 Likelihood Ratio 21.210 1 .000 .000 Fisher's Exact Test .000 Linear-by-Linear 17.917c 1 .000 .000 Association N of Valid Cases 75 11-20 tahun Pearson Chi-Square 10.406d 1 .001 .013 b Continuity Correction 6.402 1 .011 Likelihood Ratio 7.474 1 .006 .013 Fisher's Exact Test .013 Linear-by-Linear 10.184e 1 .001 .013 Association N of Valid Cases 47 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,88. b. Computed only for a 2x2 table c. The standardized statistic is -4,233. 1-10 tahun
.000 .000 .000 .000
.000
.013 .013 .013 .013
.012
Risk Estimate
MasaKerja
Value
Odds Ratio for Membuat Keputusan Klinik (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >- median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases 11-20 tahun Odds Ratio for Membuat Keputusan Klinik (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >- median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases
95% Confidence Interval Lower Upper
1-10 tahun
commit to user
.034
.004
.277
.060
.008
.431
1.761
1.316
2.355
.044
.004
.507
.641
.374
1.100
14.625
1.735
123.251
75
47
147 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate ln(Estimate) Std. Error of ln(Estimate) Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Common Odds Ratio Interval
.037 -3.310 .850 .000 .007 .193 -4.975 -1.645
Lower Bound Upper Bound ln(Common Odds Ratio) Lower Bound Upper Bound The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the common odds ratio of 1,000 assumption. So is the natural log of the estimate.
commit to user
148 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Konseling dan Pemberian Obat * KematianMaternal * MasaKerja Crosstab KematianMaternal tidak terdapat terdapat kematian kematian maternal maternal Total
MasaKerja 1-10 Konseling tidak sesuai tahun dan standar < Pemberian median Obat sesuai standar >median
Count % within Konseling dan Pemberian Obat Count % within Konseling dan Pemberian Obat Total Count % within Konseling dan Pemberian Obat 11-20 Konseling tidak sesuai Count tahun dan standar < % within Konseling dan Pemberian median Pemberian Obat Obat sesuai standar >- Count median % within Konseling dan Pemberian Obat Total Count % within Konseling dan Pemberian Obat
0
32
.0%
100.0%
18
25
41.9%
58.1%
18
57
24.0%
76.0%
17
4
81.0%
19.0%
26
0
100.0%
.0%
43
4
91.5%
8.5%
32 100.0 % 43 100.0 % 75 100.0 % 21 100.0 % 26 100.0 % 47 100.0 %
Chi-Square Testsf Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
MasaKerja
Value
1-10 Pearson Chi-Square tahun Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 11-20 Pearson Chi-Square tahun Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test
17.625a 15.405 24.196
1 1 1
.000 .000 .000
.000
.000
.000 .000
.000 .000
17.390c
1
.000
.000
.000
1 .020 1 .072 1 .009 commit to user
.034
.034
.034 .034
.034 .034
75 5.413d 3.243 6.910
df
.000
149 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Linear-by-Linear 5.298e 1 .021 Association N of Valid Cases 47 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,68. b. Computed only for a 2x2 table c. The standardized statistic is -4,170.
.034
.034
.034
Risk Estimate
MasaKerja
Value
1-10 tahun
For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases 11-20 tahun N of Valid Cases For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal
95% Confidence Interval Lower Upper
1.720
1.335
2.217
.658
.996
75 47 .810
Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate ln(Estimate) Std. Error of ln(Estimate) Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Common Odds Ratio Interval
.000 . . . . . . .
Lower Bound Upper Bound ln(Common Odds Ratio) Lower Bound Upper Bound The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the common odds ratio of 1,000 assumption. So is the natural log of the estimate.
commit to user
150 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Diagnosa * KematianMaternal * MasaKerja Crosstab KematianMaternal tidak terdapat terdapat kematian kematian maternal maternal
MasaKerja 1-10 Diagnosa tidak sesuai tahun standar < median sesuai standar >median Total
Count % within Diagnosa Count % within Diagnosa Count % within Diagnosa Count % within Diagnosa
11-20 Diagnosa tidak sesuai tahun standar < median sesuai standar >- Count median % within Diagnosa Total Count % within Diagnosa
Total
10
20
30
33.3%
66.7%
100.0%
8 17.8% 18 24.0% 13
37 82.2% 57 76.0% 2
45 100.0% 75 100.0% 15
86.7%
13.3%
100.0%
30 93.8% 43 91.5%
2 6.2% 4 8.5%
32 100.0% 47 100.0%
Chi-Square Testsf MasaKerja 1-10 Pearson Chi-Square tahun Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 11-20 Pearson Chi-Square tahun Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point df (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
2.388a 1.611 2.351
1 1 1
.122 .204 .125
.169
.103
.169 .169
.103 .103
2.356c
1
.125
.169
.103
75 .658d .063 .617
1 1 1
.417 .802 .432
.583
.381
.583 .583
.381 .381
.644e
1
.422
.583
.381
47
commit to user
.068
.292
151 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,20. b. Computed only for a 2x2 table c. The standardized statistic is 1,535. d. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,28. e. The standardized statistic is -,803. f. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results. Risk Estimate
MasaKerja
Value
Odds Ratio for Diagnosa (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases 11-20 tahun Odds Ratio for Diagnosa (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases
95% Confidence Interval Lower Upper
1-10 tahun
2.312
.788
6.790
1.875
.837
4.201
.811
.608
1.081
.433
.055
3.418
.924
.744
1.149
2.133
.332
13.725
75
47
Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate ln(Estimate) Std. Error of ln(Estimate) Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Common Odds Ratio Interval
Lower Bound Upper Bound ln(Common Odds Ratio) Lower Bound commit to user
1.609 .476 .481 .323 .626 4.134 -.468
152 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Upper Bound 1.419 The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the common odds ratio of 1,000 assumption. So is the natural log of the estimate.
commit to user
153 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pemeriksaan Penunjang * KematianMaternal * MasaKerja Crosstab KematianMaternal tidak terdapat terdapat kematian kematian maternal maternal Total
MasaKerja 1-10 Pemeriksaan tidak sesuai tahun Penunjang standar < median
Count % within Pemeriksaan Penunjang sesuai standar >- Count median % within Pemeriksaan Penunjang Total Count % within Pemeriksaan Penunjang 11-20 Pemeriksaan tidak sesuai Count tahun Penunjang standar < % within Pemeriksaan median Penunjang sesuai standar >- Count median % within Pemeriksaan Penunjang Total Count % within Pemeriksaan Penunjang
12
27
30.8%
69.2%
6
30
16.7%
83.3%
18
57
24.0%
76.0%
16
3
84.2%
15.8%
27
1
96.4%
3.6%
43
4
91.5%
8.5%
39 100.0 % 36 100.0 % 75 100.0 % 19 100.0 % 28 100.0 % 47 100.0 %
Chi-Square Testsf MasaKerja 1-10 Pearson Chi-Square tahun Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 11-20 Pearson Chi-Square tahun Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test
Value
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
df
2.041a 1.341 2.077
1 1 1
.153 .247 .150
.184
.123
.184 .184
.123 .123
2.014c
1
.156
.184
.123
.289
.174
.289 .289
.174 .174
75 2.170d 1 .141 .885 1 .347 2.158 1 .142 commit to user
.080
154 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Linear-by-Linear 2.124e 1 .145 Association N of Valid Cases 47 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,64. b. Computed only for a 2x2 table c. The standardized statistic is 1,419.
.289
.174
.152
Risk Estimate
MasaKerja
Value
Odds Ratio for Pemeriksaan Penunjang (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >- median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases 11-20 tahun Odds Ratio for Pemeriksaan Penunjang (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >- median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases
95% Confidence Interval Lower Upper
1-10 tahun
2.222
.733
6.739
1.846
.774
4.402
.831
.644
1.072
.198
.019
2.063
.873
.710
1.075
4.421
.496
39.381
75
47
Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate ln(Estimate) Std. Error of ln(Estimate) Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Common Odds Ratio Interval
Lower Bound Upper Bound ln(Common Odds Ratio) Lower Bound Upper Bound commit to user
1.324 .280 .475 .555 .522 3.357 -.650 1.211
155 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate ln(Estimate) Std. Error of ln(Estimate) Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Common Odds Ratio Interval
1.324 .280 .475 .555 .522 3.357 -.650 1.211
Lower Bound Upper Bound ln(Common Odds Ratio) Lower Bound Upper Bound The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the common odds ratio of 1,000 assumption. So is the natural log of the estimate.
commit to user
156 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pemeriksaan Fisik * KematianMaternal * MasaKerja Crosstab KematianMaternal tidak terdapat terdapat kematian kematian maternal maternal Total
MasaKerja 1-10 Pemeriksaan tidak sesuai tahun Fisik standar < median
Count % within Pemeriksaan Fisik sesuai standar >- Count median % within Pemeriksaan Fisik Total Count % within Pemeriksaan Fisik 11-20 Pemeriksaan tidak sesuai Count tahun Fisik standar < % within median Pemeriksaan Fisik sesuai standar >- Count median % within Pemeriksaan Fisik Total Count % within Pemeriksaan Fisik
7 16.7% 11 33.3% 18 24.0%
35
83.3% 100.0% 22
57
1
18
5.6% 100.0% 3
29
10.3% 100.0%
43 91.5%
75
76.0% 100.0%
26 89.7%
33
66.7% 100.0%
17 94.4%
42
4
47
8.5% 100.0%
Chi-Square Testsf MasaKerja 1-10 Pearson Chi-Square tahun Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 11-20 Pearson Chi-Square tahun Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test
Value
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
df
2.814a 1.975 2.805
1 1 1
.093 .160 .094
.110
.080
.110 .110
.080 .080
2.777c
1
.096
.110
.080
1 .567 1 .973 1 .557 commit to user
.652
.502
.652 1.000
.502 .502
75 .327d .001 .346
.055
157 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Linear-by-Linear .320e 1 .571 Association N of Valid Cases 47 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,92. b. Computed only for a 2x2 table c. The standardized statistic is -1,666.
.652
.502
.369
Risk Estimate
MasaKerja
Value
Odds Ratio for Pemeriksaan Fisik (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >- median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases 11-20 tahun Odds Ratio for Pemeriksaan Fisik (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >- median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases
95% Confidence Interval Lower Upper
1-10 tahun
.400
.135
1.187
.500
.218
1.148
1.250
.948
1.648
1.962
.188
20.451
1.053
.892
1.245
.537
.060
4.777
75
47
Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate ln(Estimate) Std. Error of ln(Estimate) Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Common Odds Ratio Interval
Lower Bound Upper Bound ln(Common Odds Ratio) Lower Bound commit to user Upper Bound
.552 -.594 .482 .217 .215 1.419 -1.539 .350
158 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate ln(Estimate) Std. Error of ln(Estimate) Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Common Odds Ratio Interval
.552 -.594 .482 .217 .215 1.419 -1.539 .350
Lower Bound Upper Bound ln(Common Odds Ratio) Lower Bound Upper Bound The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the common odds ratio of 1,000 assumption. So is the natural log of the estimate.
commit to user
159 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Anamnesa * KematianMaternal * MasaKerja Crosstab KematianMaternal tidak terdapat terdapat kematian kematian maternal maternal Total
MasaKerja 1-10 Anamnesa tidak sesuai tahun standar dibawah median sesuai standar >median
Count % within Anamnesa
Count % within Anamnesa Total Count % within Anamnesa 11-20 Anamnesa tidak sesuai Count tahun standar dibawah % within Anamnesa median sesuai standar >- Count median % within Anamnesa Total Count % within Anamnesa
0
53
53
.0%
100.0% 100.0%
18 81.8% 18 24.0% 4
4 22 18.2% 100.0% 57 75 76.0% 100.0% 4 8
50.0%
50.0% 100.0%
39 100.0% 43 91.5%
0 39 .0% 100.0% 4 47 8.5% 100.0%
Chi-Square Testsf Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point df (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
MasaKerja
Value
1-10 Pearson Chi-Square tahun Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 11-20 Pearson Chi-Square tahun Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
57.057a 52.660 61.800
1 1 1
.000 .000 .000
.000
.000
.000 .000
.000 .000
56.297c
1
.000
.000
.000
75 21.314d 15.376 16.270
1 1 1
.000 .000 .000
.000
.000
.000 .000
.000 .000
20.860e
1
.000
.000
.000
47 commit to user
.000
.000
160 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,28. b. Computed only for a 2x2 table c. The standardized statistic is -7,503. d. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,68. e. The standardized statistic is -4,567. f. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results. Risk Estimate
MasaKerja
Value
1-10 tahun
For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases 11-20 tahun N of Valid Cases For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal
5.500
95% Confidence Interval Lower Upper 2.267
13.345
.250
1.000
75 47 .500
Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate ln(Estimate) Std. Error of ln(Estimate) Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Common Odds Ratio Interval
.000 . . . . . . .
Lower Bound Upper Bound ln(Common Odds Ratio) Lower Bound Upper Bound The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the common odds ratio of 1,000 assumption. So is the natural log of the estimate.
commit to user
161 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran Hasil Analisis Uji Statistika Berstrata
Kunjungan Nifas III * KematianMaternal * Usia
Chi-Square Tests
Usia
Value
df
Asymp. Sig. (2sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
a
20-35 Pearson Chi-Square 4.384 1 .036 tahun Continuity Correctionb 3.374 1 .066 Likelihood Ratio 4.366 1 .037 Fisher's Exact Test .044 Linear-by-Linear 4.320 1 .038 Association N of Valid Casesb 68 36-50 Pearson Chi-Square 1.650c 1 .199 b tahun Continuity Correction .991 1 .319 Likelihood Ratio 1.639 1 .200 Fisher's Exact Test .253 Linear-by-Linear 1.620 1 .203 Association N of Valid Casesb 54 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,93. b. Computed only for a 2x2 table c. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,78.
commit to user
.033
.160
162 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Risk Estimate Usia 20-35 tahun
36-50 tahun
95% Confidence Interval Lower Upper
Value Odds Ratio for Kunjungan Nifas III (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >- median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases Odds Ratio for Kunjungan Nifas III (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >- median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases
2.937
1.056
8.172
1.852
1.046
3.281
.631
.389
1.023
2.091
.673
6.495
1.331
.835
2.120
.636
.321
1.262
68
54
Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate ln(Estimate) Std. Error of ln(Estimate) Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Common Odds Ratio Interval
Lower Bound Upper Bound ln(Common Odds Ratio) Lower Bound Upper Bound commit to user
2.521 .925 .387 .017 1.181 5.380 .166 1.683
163 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kunjungan Nifas II * KematianMaternal * Usia Chi-Square Tests Usia
Value
df
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
20-35 Pearson Chi-Square 7.808 1 .005 b tahun Continuity Correction 6.190 1 .013 Likelihood Ratio 9.374 1 .002 Fisher's Exact Test .005 Linear-by-Linear 7.694 1 .006 Association N of Valid Casesb 68 36-50 Pearson Chi-Square 2.060c 1 .151 b tahun Continuity Correction 1.323 1 .250 Likelihood Ratio 2.102 1 .147 Fisher's Exact Test .169 Linear-by-Linear 2.022 1 .155 Association N of Valid Casesb 54 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,56. b. Computed only for a 2x2 table c. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,52.
commit to user
.004
.125
164 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Risk Estimate Usia 20-35 tahun
36-50 tahun
95% Confidence Interval Lower Upper
Value Odds Ratio for Kunjungan Nifas II (tidak sesuai standar< median / sesuai standar>- median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases Odds Ratio for Kunjungan Nifas II (tidak sesuai standar< median / sesuai standar>- median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases
.083
.010
.678
.148
.022
1.001
1.791
1.333
2.406
2.333
.725
7.510
1.348
.902
2.013
.578
.262
1.272
68
54
Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate ln(Estimate) Std. Error of ln(Estimate) Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Common Odds Ratio Interval
Lower Bound Upper Bound ln(Common Odds Ratio) Lower Bound Upper Bound commit to user
.703 -.353 .421 .402 .308 1.604 -1.179 .473
165 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kunjungan Nifas I * KematianMaternal * Usia Chi-Square Tests Usia 20-35 tahun
Value
df
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 5.416 1 .020 b Continuity Correction 4.240 1 .039 Likelihood Ratio 5.780 1 .016 Fisher's Exact Test .031 Linear-by-Linear 5.336 1 .021 Association N of Valid Casesb 68 36-50 Pearson Chi-Square .968c 1 .325 b tahun Continuity Correction .492 1 .483 Likelihood Ratio .968 1 .325 Fisher's Exact Test .402 Linear-by-Linear .950 1 .330 Association N of Valid Casesb 54 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,34. b. Computed only for a 2x2 table c. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,26.
commit to user
.018
.242
166 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Risk Estimate Usia 20-35 tahun
36-50 tahun
95% Confidence Interval Lower Upper
Value Odds Ratio for Kunjungan Nifas I (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >-median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases Odds Ratio for Kunjungan Nifas I (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >-median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases
.246
.072
.840
.389
.154
.985
1.585
1.119
2.246
.573
.188
1.746
.812
.531
1.242
1.418
.704
2.855
68
54
Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate ln(Estimate) Std. Error of ln(Estimate) Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Common Odds Ratio Interval
Lower Bound Upper Bound ln(Common Odds Ratio) Lower Bound Upper Bound commit to user
.381 -.964 .414 .020 .169 .857 -1.775 -.154
167 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Asuhan Pertolongan Persalinan Normal * KematianMaternal * Usia Chi-Square Tests Usia
Value
df
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
20-35 Pearson Chi-Square 24.245 1 .000 b tahun Continuity Correction 21.815 1 .000 Likelihood Ratio 28.960 1 .000 Fisher's Exact Test .000 Linear-by-Linear 23.888 1 .000 Association N of Valid Casesb 68 36-50 Pearson Chi-Square .327c 1 .568 b tahun Continuity Correction .069 1 .793 Likelihood Ratio .331 1 .565 Fisher's Exact Test .759 Linear-by-Linear .320 1 .571 Association N of Valid Casesb 54 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,72. b. Computed only for a 2x2 table c. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,93.
commit to user
.000
.401
168 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Risk Estimate Usia
Value
95% Confidence Interval Lower Upper
20-35 tahun
Odds Ratio for Asuhan Pertolongan Persalinan Normal (tidak sesuai .022 standar < median / sesuai standar >- median) For cohort KematianMaternal = tidak .058 terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = 2.632 terdapat kematian maternal N of Valid Cases 68 36-50 tahun Odds Ratio for Asuhan Pertolongan Persalinan Normal (tidak sesuai 1.435 standar < median / sesuai standar >- median) For cohort KematianMaternal = tidak 1.136 terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = .792 terdapat kematian maternal N of Valid Cases 54 Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate ln(Estimate) Std. Error of ln(Estimate) Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Common Odds Ratio Interval
.003
.180
.008
.405
1.747
3.965
.415
4.964
.748
1.726
.346
1.809
Lower Bound Upper Bound ln(Common Odds Ratio) Lower Bound Upper Bound commit to user
.271 -1.304 .407 .001 .122 .602 -2.102 -.507
169 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pencatatan Asuhan Persalinan * KematianMaternal * Usia Chi-Square Tests Usia
Value
df
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
20-35 Pearson Chi-Square 37.519 1 .000 b tahun Continuity Correction 34.533 1 .000 Likelihood Ratio 48.184 1 .000 Fisher's Exact Test .000 Linear-by-Linear 36.967 1 .000 Association N of Valid Casesb 68 36-50 Pearson Chi-Square 4.880c 1 .027 b tahun Continuity Correction 3.695 1 .055 Likelihood Ratio 4.883 1 .027 Fisher's Exact Test .044 Linear-by-Linear 4.790 1 .029 Association N of Valid Casesb 54 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,31. b. Computed only for a 2x2 table c. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,15.
commit to user
.000
.027
170 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Risk Estimate Usia 20-35 tahun
36-50 tahun
95% Confidence Interval Lower Upper
Value For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases Odds Ratio for Pencatatan Asuhan Persalinan (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >- median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal
3.700
2.179
6.283
1.072
4.443
.278
.087
.886
.606
.368
.999
68 2.182 54
Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate ln(Estimate) Std. Error of ln(Estimate) Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Common Odds Ratio Interval
.084 -2.477 .472 .000 .033 .212 -3.402 -1.553
Lower Bound Upper Bound ln(Common Odds Ratio) Lower Bound Upper Bound The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the common odds ratio of 1,000 assumption. So is the natural log of the estimate.
commit to user
171 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pencegahan Infeksi * KematianMaternal * Usia Chi-Square Tests Usia
Value
df
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
20-35 Pearson Chi-Square 4.607 1 .032 b tahun Continuity Correction 3.460 1 .063 Likelihood Ratio 4.997 1 .025 Fisher's Exact Test .045 Linear-by-Linear 4.539 1 .033 Association N of Valid Casesb 68 36-50 Pearson Chi-Square 2.000c 1 .157 b tahun Continuity Correction 1.275 1 .259 Likelihood Ratio 1.996 1 .158 Fisher's Exact Test .254 Linear-by-Linear 1.963 1 .161 Association N of Valid Casesb 54 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,75. b. Computed only for a 2x2 table c. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,52.
commit to user
.029
.130
172 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Risk Estimate Usia 20-35 tahun
36-50 tahun
95% Confidence Interval Lower Upper
Value Odds Ratio for Pencegahan Infeksi (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >- median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases Odds Ratio for Pencegahan Infeksi (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >- median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases
.241
.062
.942
.375
.129
1.090
1.556
1.108
2.185
.446
.145
1.378
.735
.468
1.155
1.647
.821
3.306
68
54
Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate ln(Estimate) Std. Error of ln(Estimate) Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Common Odds Ratio Interval
Lower Bound Upper Bound ln(Common Odds Ratio) Lower Bound Upper Bound commit to user
.339 -1.083 .438 .013 .144 .799 -1.941 -.225
173 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Membuat Keputusan Klinik * KematianMaternal * Usia Chi-Square Tests Usia
Value
df
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
20-35 Pearson Chi-Square 29.666 1 .000 b tahun Continuity Correction 27.010 1 .000 Likelihood Ratio 35.198 1 .000 Fisher's Exact Test .000 Linear-by-Linear 29.230 1 .000 Association N of Valid Casesb 68 36-50 Pearson Chi-Square 7.819c 1 .005 b tahun Continuity Correction 6.159 1 .013 Likelihood Ratio 7.690 1 .006 Fisher's Exact Test .010 Linear-by-Linear 7.674 1 .006 Association N of Valid Casesb 54 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,91. b. Computed only for a 2x2 table c. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,56.
commit to user
.000
.007
174 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Risk Estimate Usia 20-35 tahun
36-50 tahun
95% Confidence Interval Lower Upper
Value Odds Ratio for Membuat Keputusan Klinik (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >- median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases Odds Ratio for Membuat Keputusan Klinik (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >- median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases
.016
.002
.131
.049
.007
.339
3.061
1.908
4.911
.172
.047
.628
.448
.214
.939
2.600
1.367
4.947
68
54
Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate ln(Estimate) Std. Error of ln(Estimate) Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Common Odds Ratio Interval
Lower Bound Upper Bound ln(Common Odds Ratio) Lower Bound Upper Bound commit to user
.067 -2.703 .515 .000 .024 .184 -3.713 -1.694
175 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Konseling dan Pemberian Obat * KematianMaternal * Usia Chi-Square Tests Usia
Value
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
20-35 Pearson Chi-Square 27.721a 1 .000 b tahun Continuity Correction 25.101 1 .000 Likelihood Ratio 36.617 1 .000 Fisher's Exact Test .000 Linear-by-Linear 27.314 1 .000 Association N of Valid Casesb 68 36-50 Pearson Chi-Square .000c 1 1.000 b tahun Continuity Correction .000 1 1.000 Likelihood Ratio .000 1 1.000 Fisher's Exact Test 1.000 Linear-by-Linear .000 1 1.000 Association N of Valid Casesb 54 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,32. b. Computed only for a 2x2 table c. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,00.
commit to user
.000
.611
176 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Risk Estimate Usia 20-35 tahun
36-50 tahun
95% Confidence Interval Lower Upper
Value For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases Odds Ratio for Konseling dan Pemberian Obat (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >- median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal
2.800
1.866
4.201
.499
2.005
1.000
.331
3.018
1.000
.664
1.506
68 1.000 54
Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate ln(Estimate) Std. Error of ln(Estimate) Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Common Odds Ratio Interval
.234 -1.454 .412 .000 .104 .524 -2.262 -.646
Lower Bound Upper Bound ln(Common Odds Ratio) Lower Bound Upper Bound The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the common odds ratio of 1,000 assumption. So is the natural log of the estimate.
commit to user
177 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Diagnosa * KematianMaternal * Usia Chi-Square Tests
Usia
Value
df
Asymp. Sig. (2sided)
Exact Sig. Exact Sig. (2-sided) (1-sided)
20-35 Pearson Chi-Square .198a 1 .656 tahun Continuity Correctionb .039 1 .844 Likelihood Ratio .198 1 .656 Fisher's Exact Test .805 Linear-by-Linear .195 1 .659 Association N of Valid Casesb 68 36-50 Pearson Chi-Square .959c 1 .328 tahun Continuity Correctionb .410 1 .522 Likelihood Ratio 1.001 1 .317 Fisher's Exact Test .500 Linear-by-Linear .941 1 .332 Association N of Valid Casesb 54 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,10. b. Computed only for a 2x2 table c. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,44.
commit to user
.422
.265
178 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Risk Estimate Usia 20-35 tahun
36-50 tahun
Value
95% Confidence Interval Lower Upper
Odds Ratio for Diagnosa (tidak sesuai standar < 1.247 .471 median / sesuai standar >median) For cohort KematianMaternal = tidak 1.142 .636 terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = .916 .621 terdapat kematian maternal N of Valid Cases 68 Odds Ratio for Diagnosa (tidak sesuai standar < 2.040 .481 median / sesuai standar >median) For cohort KematianMaternal = tidak 1.260 .835 terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = .618 .217 terdapat kematian maternal N of Valid Cases 54 Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate
Estimate ln(Estimate) Std. Error of ln(Estimate) Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Common Odds Ratio Interval
3.299
2.053
1.350
8.650
1.900
1.759
1.466 .383 .408 .348 .659 3.264 -.417 1.183
Lower Bound Upper Bound ln(Common Odds Ratio) Lower Bound Upper Bound The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the common odds ratio of 1,000 assumption. So is the natural log of the estimate. commit to user
179 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pemeriksaan Penunjang * KematianMaternal * Usia Chi-Square Tests Usia
Value
df
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
20-35 Pearson Chi-Square .024 1 .878 b tahun Continuity Correction .000 1 1.000 Likelihood Ratio .024 1 .878 Fisher's Exact Test 1.000 Linear-by-Linear .023 1 .879 Association N of Valid Casesb 68 36-50 Pearson Chi-Square .017c 1 .898 b tahun Continuity Correction .000 1 1.000 Likelihood Ratio .016 1 .898 Fisher's Exact Test 1.000 Linear-by-Linear .016 1 .899 Association N of Valid Casesb 54 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,31. b. Computed only for a 2x2 table c. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,78.
commit to user
.538
.561
180 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Risk Estimate Usia 20-35 tahun
36-50 tahun
95% Confidence Interval Lower Upper
Value Odds Ratio for Pemeriksaan Penunjang (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases Odds Ratio for Pemeriksaan Penunjang (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases
1.080
.407
2.866
1.047
.580
1.890
.970
.659
1.427
.929
.300
2.877
.973
.637
1.485
1.048
.516
2.126
68
54
Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate ln(Estimate) Std. Error of ln(Estimate) Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Common Odds Ratio Interval
Lower Bound Upper Bound ln(Common Odds Ratio) Lower Bound Upper Bound commit to user
1.012 .012 .377 .974 .484 2.120 -.727 .751
181 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pemeriksaan Fisik * KematianMaternal * Usia Chi-Square Tests Usia
Value
df
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2sided) sided)
20-35 Pearson Chi2.064a 1 .151 tahun Square Continuity 1.413 1 .235 Correctionb Likelihood Ratio 2.073 1 .150 Fisher's Exact .215 Test Linear-byLinear 2.034 1 .154 Association N of Valid 68 Casesb 36-50 Pearson Chi2.399c 1 .121 tahun Square Continuity 1.604 1 .205 Correctionb Likelihood Ratio 2.409 1 .121 Fisher's Exact .161 Test Linear-byLinear 2.355 1 .125 Association N of Valid 54 Casesb a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,10. b. Computed only for a 2x2 table c. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,26.
commit to user
Exact Sig. (1sided)
.117
.103
182 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Risk Estimate Usia 20-35 tahun
36-50 tahun
95% Confidence Interval Lower Upper
Value Odds Ratio for Pemeriksaan Fisik (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >- median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases Odds Ratio for Pemeriksaan Fisik (tidak sesuai standar < median / sesuai standar >- median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases
.487
.181
1.307
.648
.355
1.184
1.331
.892
1.985
.413
.133
1.279
.718
.463
1.113
1.740
.849
3.564
68
54
Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate ln(Estimate) Std. Error of ln(Estimate) Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Common Odds Ratio Interval
Lower Bound Upper Bound ln(Common Odds Ratio) Lower Bound Upper Bound
. commit to user
.453 -.791 .379 .037 .216 .954 -1.535 -.047
183 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Anamnesa * KematianMaternal * Usia Chi-Square Tests Usia
Value
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. df sided) (2-sided)
20-35 Pearson Chi-Square 53.448a 1 .000 tahun Continuity 49.872 1 .000 Correctionb Likelihood Ratio 67.523 1 .000 Fisher's Exact Test .000 Linear-by-Linear 52.662 1 .000 Association N of Valid Casesb 68 36-50 Pearson Chi-Square 39.706c 1 .000 tahun Continuity 36.213 1 .000 Correctionb Likelihood Ratio 49.562 1 .000 Fisher's Exact Test .000 Linear-by-Linear 38.971 1 .000 Association N of Valid Casesb 54 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,31. b. Computed only for a 2x2 table c. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,89.
commit to user
Exact Sig. (1-sided)
.000
.000
184 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Risk Estimate Usia 20-35 tahun
36-50 tahun
95% Confidence Interval Lower Upper
Value For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases N of Valid Cases For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal
7.750
3.105
19.342
.068
.408
68 54 .167
Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate ln(Estimate) Std. Error of ln(Estimate) Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Common Odds Ratio Interval
.000 . . . . . . .
Lower Bound Upper Bound ln(Common Odds Ratio) Lower Bound Upper Bound The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the common odds ratio of 1,000 assumption. So is the natural log of the estimate.
commit to user
185 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kelengkapan Alat * KematianMaternal * Usia Chi-Square Tests Usia
Value
df
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
20-35 Pearson Chi-Square .295 1 .587 b tahun Continuity Correction .086 1 .769 Likelihood Ratio .295 1 .587 Fisher's Exact Test .625 Linear-by-Linear .291 1 .590 Association N of Valid Casesb 68 36-50 Pearson Chi-Square .087c 1 .768 b tahun Continuity Correction .000 1 .992 Likelihood Ratio .088 1 .767 Fisher's Exact Test 1.000 Linear-by-Linear .086 1 .770 Association N of Valid Casesb 54 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,91. b. Computed only for a 2x2 table c. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,52.
commit to user
.384
.497
186 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Risk Estimate Usia 20-35 tahun
36-50 tahun
95% Confidence Interval Lower Upper
Value Odds Ratio for Kelengkapan Alat (tidak sesuai standar dibawah median / sesuai standar >-median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases Odds Ratio for Kelengkapan Alat (tidak sesuai standar dibawah median / sesuai standar >-median) For cohort KematianMaternal = tidak terdapat kematian maternal For cohort KematianMaternal = terdapat kematian maternal N of Valid Cases
1.311
.493
3.485
1.176
.656
2.109
.897
.604
1.333
1.184
.386
3.636
1.064
.707
1.602
.899
.440
1.834
68
54
Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate ln(Estimate) Std. Error of ln(Estimate) Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Common Odds Ratio Interval
1.254 .227 .376 .547 .600 2.622 -.511 .964
Lower Bound Upper Bound ln(Common Odds Ratio) Lower Bound Upper Bound The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the common odds ratio of 1,000 assumption. So is the natural log of the estimate.
commit to user