Infantia, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP PEMBENTUKAN NILAI-NILAI MORAL PADA ANAK USIA DINI (PENELITIAN PRE EKSPERIMEN DI KELOMPOK A TK AISYIYAH 1 KOTA SERANG) Desi Dilah Sriwulandari Encep Supriatna1 Ima Ni’mah Chudari2 Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Kampus Daerah Serang, Universitas Pendidikan Indonesia e_mail:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh suatu permasalahan yaitu rendahnya pemahaman nilainilai moral anak kelompok A TK Aisyiyah 1 Kota Serang tahun ajaran 2015/2016. Pemahaman nilai-nilai moral anak kelompok A termasuk pada kategori cukup, sehingga masih tampak perilaku anak yang negatif. Mengingat sangat pentingnya penanaman nilainilai moral untuk kehidupan anak di masa yang akan datang, maka penelitian ini dirancang untuk meningkatkan nilai-nilai moral anak melalui metode bercerita dengan berbantuan boneka jari, metode bercertita merupakan salah satu alternatif penyampaian pesan moral yang sekaligus merupakan kegiatan yang mengasyikan bagi anak. Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode bercerita terhadap pembentukan nilai-nilai moral pada anak usia dini. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian Pre Eksperimen dengan desain penelitian One Group Design PretestPosstest. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan profil pemahaman nilai-nilai moral anak kelompok A TK Aisyiyah 1 setelah diterapkannya metode bercerita, hasil posstest 37,50 menghasilkan skor lebih tinggi dibandingkan hasil pretest 31,08. Hasil data statistik menunjukan bahwa diperoleh taraf signifikansi (2-Tailed) sebesar 0,000, karena 0,000 kurang dari 0,05 maka Ho ditolak yang artinya terdapat pengaruh terhadap nilai-nilai moral anak setelah dilakukannya metode bercerita. Kata Kunci: Metode Bercerita, Boneka Jari, Nilai-Nilai Moral
1 2
Penulis Penanggung Jawab Penulis Penanggung Jawab
Desi Dilah Sriwulandari, Encep Supriatna, Ima Ni’mah Chudari. Pengaruh Metode Bercerita Terhadap Pembentukan Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini.
THE EFFECT OF STORYTELLING METHOD ON FORMATION OF MORAL VALUES IN EARLY CHILDHOOD (PRE EXPERIMENTAL RESEARCH IN GROUP A KINDERGARTEN AISYIYAH 1 SERANG CITY) Desi Dilah Sriwulandari Encep Supriatna1 Ima Ni'mah Chudari2 Teacher Education Early Childhood Education Program, Regional Campus Serang, Indonesia University of Education e_mail:
[email protected]
ABSTRACT
This research is motivated by a problem which is the low understanding of moral values of children in group A kindergarten Aisyiyah 1 Serang city academic year 2015/2016. An understanding of moral values of children in group A included in the category enough, so it still seems a child's behavior is negative. Considering the very importance of planting moral values to the lives of children in the future, this research is designed to improve the moral values of children through storytelling with finger puppet assisted, storytelling methods is one alternative submission moral message at the same time is an activity that exciting for children. The general objective of this study was to determine the effect of storytelling on the formation of moral values in early childhood. The method used is research Pre Experiment with study design One Group Design Pretest-Posstest. Research findings showed that the increased understanding of the profile of moral values of children in group A kindergarten Aisyiyah 1 after the implementation storytelling, results posstest 37.50 resulted in a score higher than the results of pretest 31.08. The results show that the statistical data obtained significance level (2-tailed) of 0.000 because 0.000 is less than 0.05 then Ho is rejected, which means that there is an effect on the moral values of children after doing storytelling.
Keywords: Storytelling Method, Finger Puppets, The Moral Values
Infantia, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
Anak usia dini merupakan anakanak yang tingkah lakunya sangat unik dan menggemaskan serta pada usia ini anak sangat membutuhkan perlindungan dan bantuan dari orang dewasa agar ia dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Sujiono (2013, hlm. 7) menjelaskan bahwa: “Usia lahir sampai enam tahun merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian seorang anak. Usia itu sebagai usia penting bagi pengembangan intelegensi permanen dirinya, mereka juga mampu menyerap informasi yang sangat tinggi”. Berdasarkan penjelasan di atas hal penting untuk di tanamkan bahkan di bentuk pada anak usia dini adalah bagaimana ia dapat bersikap baik kepada dirinya sendiri maupun kepada orang lain. Oleh karena itu, diperlukannya pembentukan nilai-nilai moral pada anak usia dini, Ki Hajar Dewantara dalam Sujiono (2013, hlm. 126) berpendapat bahwa: “Materi yang paling penting diberikan kepada anak usia dini adalah pendidikan budi pekerti (moralitas). Bentuknya bukan mata pelajaran budi pekerti, tetapi menanamkan nilai, harkat dan martabat kemanusiaan, nilai moral watak, dan pada akhirnya pembentukan manusia yang berkepribadian”. Pada dewasa ini penanaman nilainilai moral terhambat oleh tontonantontonan di televisi yang kurang mendidik, sedangkan pada usia ini anak merupakan peniru yang handal dengan adanya rangsangan yang seperti itu kemungkinan besar moral anak akan terbentuk ke sikap yang lebih negatif. Hasil observasi nilai-nilai moral anak kelompok A TK Aiyiyah 1 kota Serang pun tampak adanya perilaku negatif seperti anak yang tidak tertib berbaris dan belajar, tidak mau berbagi mainan dan makanan, tidak merapihkan dan menyelesaikan tugas sendiri, tidak mengucapkan terima kasih dan minta maaf, serta anak tidak memperhatikan
guru ketika berbicara. Oleh karena itu dibutuhkannya metode yang tepat untuk menanamkan moralitas pada anak. Menurut Ki Hajar Dewantara dalam Sujiono (2013, hlm. 126) menjelaskan bahwa “Pendekatan yang baik dan tepat dalam menanamkan budi pekerti pada PAUD adalah dengan memberikan contoh, cerita atau dongeng, dan permainan”. Dapat diketahui bahwa salah satu metode yang dapat menanamkan atau membentuk budi pekerti (moralitas) pada anak usia dini adalah melalui metode bercerita. Menurut Fauziddin (2015, hlm. 17) cerita merupakan media yang paling tepat untuk menyampaikan pelajaran kepada anak-anak, karena melalui media ini si pembawa cerita dapat mengajak anak untuk membayangkan perilaku seseorang yang menjadi tokoh idola dan menjadi panutannya. Tujuan cerita dari pengertian tersebut yaitu untuk menanamkan atau membentuk nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat pada anak. Bercerita dengan berbantuan media, salah satunya boneka jari, Madyawati (2016, hlm. 178) memaparkan bahwa boneka jari (finger puppet) adalah sebuah media yang sangat berguna untuk memperkenalkan binatang-binatang kepada anak. Selain itu, bisa juga digunakan sebagai alat peraga bercerita bagi anak. Sedangkan Zaman dalam Marlinda, dkk, (2014) memaparkan bahwa boneka jari memiliki banyak manfaat yaitu, mengembangkan aspek bahasa, mengembangkan aspek moral atau menanamkan nilai-nilai kehidupan pada anak, mengembangkan daya fantasi. Dengan menggunakan boneka jari akan lebih menarik minat anak untuk mendengarkan apa yang akan disampaikan sehingga pesan yang terdapat dalam isi cerita dapat tersampaikan dan diterima oleh anak dengan baik.
Desi Dilah Sriwulandari, Encep Supriatna, Ima Ni’mah Chudari. Pengaruh Metode Bercerita Terhadap Pembentukan Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini. Berdasarkan uraian tersebut, maka dilaksankan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode bercerita dengan berbantuan boneka jari terhadap nilai-nilai moral anak kelompok A TK Aisyiyah 1 kota Serang tahun ajaran 2015/2016. METODE Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, Zuriah (2007, hlm. 58) berpendapat bahwa dalam melakukan ekperimen peneliti memanipulasi suatu stimulan, treatment atau kondisi-kondisi eksperimental, kemudian mengobservasi pengaruh yang diakibatkan oleh adanya perlakuan atau manipulasi tersebut.. Penggunaan metode eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari suatu yang dikenakan atau diperlakukan pada subjek penelitian. Dilaksanakannya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode bercerita terhadap pembentukan nilainilai moral pada anak usia dini kelompok A. Berdasarkan pada tujuan tersebut, maka desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pre eksperimen (Pre-Experimental Design) dengan bentuk one group pretest-posttest design. Desain One Group PreTest-Postest O1 X O2 (Sugiyono, 2013, hlm. 163) Desain ini melibatkan satu kelompok yang diberi pre-test (O) nilainilai moral, diberi suatu treatment (X) metode bercerita dan diberi post-test (O) nilai-nilai moral. Keberhasilan treatment ditentukan dengan membandingkan nilai pre-test dan post-test (Darmadi, 2012, hlm. 238). Partisipan pada penelitian ini adalah peserta didik kelompok A TK Aisyiyah 1 kota Serang tahun ajaran 2015-2016 yang berjumlah 12 orang anak yang terdiri dari 7 orang anak laki-laki dan 5 orang anak perempuan.
Darmadi (2012, hlm. 301) mengemukakan bahwa secara fungsional kegunaan instrumen penelitian adalah untuk memperoleh data yang diperlukan ketika penulis sudah menginjak pada langkah pengumpulan informasi di lapangan. Jadi instrumen penelitian merupakan data-data yang digunakan peneliti pada saat melakukan penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Pertama, observasi dilakukan untuk mengetahui perilaku-perilaku nilai-nilai moral peserta didik yang tampak selama dilaksanakan penelitian. Kedua, wawancara dilakukan kepada guru kelompok A untuk mengumpulkan informasi-informasi yang berkaitan dengan nilai-nilai moral yaitu kejujuran, disiplin, perhatian dan peduli pada orang lain, empati, menghormati orang lain, kontrol diri dan keadilan (Ibung, 2009, hlm. xi). Ketiga, dokumentasi yaitu untuk memberikan gambaran yang jelas, memperkuat argumentasi tentang penelitian yang telah dilakukan serta sebagai bukti pelaksanaan perlakukan yang dilakukan berupa fotofoto. Teknik penilaian yang akan digunakan untuk mengolah hasil tes penelitian adalah dengan cara memberikan skor dengan rating scale (skala rating). Rating scale disini merupakan data mentah yang diperoleh yaitu berupa angka dan kemudian di tafsirkan dalam pengertian kualitatif. Skala yang digunakan adalah skala nilai dengan menggunakan kategori nilai 4, 3, 2 dan 1. Tabel 1: Kriteria Penilaian Nilai-Nilai Moral Anak NilaiNilai Moral Anak
Kriteria penilaian/Angka SB/4 B/3 C/2 K/1 Anak Anak anak Anak sering kadang- jarang tidak melakukadang melaku- pernah kan melakukan melakukan kan
Dimyati (2014, hlm.96)
Infantia, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di TK Aisyiyah 1 kota Serang yang beralamat di jalan Jayadiningrat No.13 Serang yang berlangsung dari tanggal 18 April 2016. TK Aisyiyah 1 memiliki 3 tenaga pengajar, 1 kepala sekolah dan 1 penjaga sekolah. Jadi, jumlah anggota yang ada di TK Aisyiyah 1 adalah 5 orang yang terdiri dari 4 orang perempuan dan 1 lakilaki. TK Aisyiyah 1 memiliki luas tanah 300 m2 dan luas bangunan 250 m2 yang terdiri dari ruang kepala sekolah, 2 ruang kelas, dapur, ruang UKS, kamar mandi dan halaman bermain outdoor. Sarana dan prasarana yang dimiliki TK Aisyiyah 1 termasuk pada kategori baik, terlihat dari sarana indoor dan sarana outdoor yang cukup lengkap dan sesuai dengan kebutuhan usia anak TK. Penelitian ini dilakukan selama ± 6 bulan yang diawali dari pembuatan judul propasl pada akhir Januari 2016, seminar proposal dan melakukan bimbingan per bab sampai mendapatkan persetujuan untuk bab-bab tersebut, setelah mendapatakan perizinan melakukan penelitian barulah peneliti melaksanakn penelitian dilapangan yang diawali wawancara dengan guru kelompok A yang dilakukan pada hari Kamis tanggal 14 April 2016 dengan hasil wawancara sebagai berikut: “Diketahui bahwa metode-metode yang digunakan untuk penanaman moral anak yaitu dengan
menggunakan metode praktek langsung dan percakapan. Sedangkan kegiatan untuk menanamkan nilai-nilai moral kebersamaan dengan bermain dan makan bersama, adapun kegiatan outdoornya yaitu wisata, field trip dan baktiu sosial”. Setelah wawancara dilakukannya observasi nilai-nilai moral pada anak kelompok A yang dilakukan disesuaiakn dengan desain pre eksperimen yaitu observasi sebelum (pretest) dan setelah (posstest) diterapkannya metode bercerita. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada hari Sabtu, Senin, Selasa dan Rabu tanggal 16, 18, 19 dan 20 April 2016, observasi untuk mendapatkan nilai pretest ini dilakukan selama 4 mengingat instrument yang digunakan dalam penelitian ini merupakan perilaku atau sikap yang tampak dari peserta didik. pada nilai pretest nilai moral anak yang dilakukan selama 4 hari, maka diperoleh data: Diagram 1: Nilai Pretest Moral Anak 50 40 30 20 10 0
43 44 42 35 37 29 28 27 24 24 21 19
Am Fa Bg Hz Rj Hb Kh Un Ay Wa Kt Ja
Keterangan: SB = Sangat baik B = Baik C = Cukup K = Kurang Darmadi (2012, hlm. 159) menyatakan bahwa “Di bidang pendidikan dan tingkah laku, instrumen penelitian pada umumnya perlu mempunyai dua syarat penting, yaitu valid dan reliabel. Setelah dilakukannya pengolahan data maka diperoleh 14 item yang valid dan 14 item tersebut reliabel.
Pemerolehan nilai rata-rata pada penelitian nilai moral anak sebelum diterapkannya metode bercerita ini menggunakan rumus Me, maka diperoleh nilai sebagai berikut: Me=29+28+27+24+19+24+35+37+43+44+42+21 12 = 373 12 = 31.08
(Sugiyono, 2013, hlm. 49) Jadi, rata-rata nilai moral anak sebelum diterapkannya metode bercerita adalah 31.08, nilai 31.08 masuk pada rentang nilai 25-35 dengan kategori atau kulifikasi “cukup” yang berarti kriteria penilaiannya masuk ke dalam kategori “anak jarang melakukan”.
Desi Dilah Sriwulandari, Encep Supriatna, Ima Ni’mah Chudari. Pengaruh Metode Bercerita Terhadap Pembentukan Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini. Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti melakukan treatment yaitu metode bercerita dengan berbantuan boneka jari (finger puppets) sebanyak enam kali treatment. Pelaksanan treatment ini dilakukan sebanyak 6 kali, tetapi tidak berturut turut. . Berikut pembahasan mengenai pelaksanaan penelitian dalam memberikan perlakukan atau treatment di TK Aisyiyah 1 kota Serang: Pertama, hari Kamis tanggal 21 April 2016. Penulis melakukan perlakuan yaitu metode bercerita mengenai “Nara, Anak yang Rajin”. Pada kesempatan ini penulis memperkenalkan tokoh utama pada cerita yaitu Nara, Nara merupakan nama panggilan dari Nafisa Rasyida. Pada cerita ini Nara digambarkan sebagai anak yang rajin, berbakti kepada orang tua dan patuh kepada ibu guru. Pesan moral yang dapat diambil dari cerita ini adalah 1) Anak yang tertib belajar adalah anak yang baik, 2) Anak yang rajin belajar adalah anak yang cerdas, dan anak yang patuh kepada orang tua adalah anak yang baik. Kedua, hari Senin tanggal 25 April 2016. Penulis menceritakan mengenai “Jujur”, pada cerita ini muncul tokoh baru yang bernama Lala. Lala merupakan teman sekelasnya Nara, Lala digambarkan sebagai anak yang baik juga karena ia dapat memaafkan kesalahan temannya yang telah berani jujur. Pesan Moral pada cerita ini adalah 1) buah dari kejujuran itu manis, 2) kata “maaf” itu wajib kita katakan apabila kita melakukan kesalahan, 3) kata “terima kasih” itu wajib kita katakana apabila kita mendapat sesuatu dari orang lain, 4) Apabila kita melakukan kesalahan kita harus bertanggungjawab. Ketiga, hari Selasa tanggal 26 April 2016. Penulis menceritakan tentang “Aku Bisa Sendiri”. Pada cerita ini pun muncul tokoh baru yang bernama Dodo, Dodo di gambarkan sebagai anak yang tidak tertib (disiplin) tapi karena sesuatu hal Dodo
pun dapat menjadi anak yang disiplin. Pesan moral pada cerita ini adalah 1) Harus mendengarkan orang yang sedang berkata di depan, 2) patuh dan hormat kepada ibu guru, 3) Sesuatu yang dikerjakan sendiri itu hasilnya akan lebih bermakna bagi kita, 4) Ucapan terima kasih akan membuat orang lain merasa lebih dianggap. Keempat, hari Kamis tanggal 28 April 2016. Penulis menceritakan tentang “Dodo Anak yang Baik”, pada cerita ini Dodo telah berubah menjadi anak yang Baik setelah peristiwa sebelumnya. Pada cerita ini muncul kembali tokoh yang baru yaitu Didi, Didi digambarkan sebagai tokoh yang jahil kepada temannya. Pesan Moral pada cerita ini adalah 1) Orang yang melakukan kejahatan pasti akan mendapatkan balasannya dari Allah SWT, 2) Sesama teman harus saling menyayangi, 3) Kata “maaf” sangat berharga untuk dilontarkan kepada teman yang telah kita sakiti. Kelima, hari Jum’at tanggal 29 April 2016. Penulis melanjtkan cerita “Dodo Anak yang Baik”. Tokoh pada lanjutan cerita ini adalah Dodo dan Didi, pesan moral pada cerita ini adalah 1) tidak boleh balas dendam, dan 2) Saling membantu sesame teman. Setelah penulis selesai membawakan cerita, penulispun meminta peserta didik yang bersedia untuk bercerita sendiri dengan menggunakan boneka jari di depan kelas. Keenam, hari Senin tanggal 02 Mei 2016. Penulis bercerita tentang”Yuk Baris”, tokoh pada cerita ini adalah Nara, Lala dan Didi. Pada cerita ini Didi digambarkan sebagai anak yang belum bisa tertib jika berbaris, akan tetapi karena ia tidak ikut berbaris iapun menjadi tidak tahu apa-apa yang ibu guru lakukan bersama teman-temannya di lapangan. Akhirnya rasa penasaran Didipun memuncak, akan tetapi ia tidak mendapatkan jawaban dari rasa penasaran tersebut dan akhirnya demi menjawab rasa penasarannya sendiri ia
Infantia, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
melakukan hal yang dapat menjawab rasa penasaran tersebut yaitu dengan ia ikut serta dalam berbaris. Peran moral pada cerita ini adalah 1) Berbaris itu menyenangkan, 2) Jika kamu menginginkan sesuatu jangan diam saja tapi lakukanlah, karena dengan diam kamu tidak akan mendapatkan apa-apa. Setelah diterapkannya perlakuan metode bercerita, maka dilakukan posttest nilai-nilai moral anak pada hari Selasa 3 Mei 2016, Rabu 4 Mei 2016, Sabtu 7 Mei 2016 dan Senin 9 Mei 2016. Pemerolehan data nilai posttest anak kelompok A TK Aisyiyah 1 adalah sebagai berikut: Diagram 2: Nilai Posstest Moral Anak 60 40 20
41 46 44 50 45 39 38 36 32 26 31 22 Am Fa Bg Hz Rj Hb Kh Un Ay Wa Kt Ja
0
untuk mengetahui kategori atau kualifikasi dari hasil nilai posttest anak berikut pemaparan perhitungan rata-rata nilai moral anak setelah diterapkannya metode bercerita dengan menggunakan rumus Me: Me=39+38+36+32+26+31+41+46+44+50+45+22 12 = 450 12 = 37,50
Jadi, rata-rata nilai moral anak sebelum diterapkannya metode bercerita adalah 37,50, nilai 37,50 masuk pada rentang nilai 36-46 dengan kategori atau kulifikasi “baik” yang berarti kriteria penilaiannya masuk ke dalam kategori “anak kadang-kadang melakukan”. Setelah data-data sebelumnya di dapatkan maka dilakukan uji statistik diantaranya uji normalitas, uji ini dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya data yang peneliti gunakan. Setelah dilakukannya pengolahan data pada SPPS 21 maka didapatkan hasil uji
normalitas dari nilai pretest dan nilai posttest dengan rumus Shapiro-Wilk sebagai berikut: Tabel 2: Tests of Normality
Pretest Posttest
Statistic .919
Shapiro-Wilk df 12
.970
12
Sig. .276 .909
Pengambilan keputusan Uji Normalitas adalah sebagai berikut: 1) Data berdistribusi normal, jika nilai sig (signifikansi) > 0,05 2) Data berdistribusi tidak normal, jika nilai sig (signifikansi) < 0,05 Maka didapatkan data signifikasi dari rumus Shapiro-Wilk di atas sebagai berikut nilai sig. pretest 0,276 dan nilai sig. posttest 0,909, kedua data tersebut ≥ 0,05. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua data tersebut berdistribusi normal. Selanjutnya mancari tahu hipotesis yang terjadi pada penelitian yaitu dengan menggunakan uji perbedaan dua rata-rata (uji t) yaitu uji t berpasangan (paired sample t test), dengan ketentuan hipotesis sebagai berikut: Ho: µ1 = µ2 berarti Tidak terdapat pengaruh terhadap nilai-nilai moral anak setelah dilakukannya metode bercerita. Hi: µ1 ≠ µ2 berarti Terdapat Pengaruh terhadap nilai-nilai moral anak setelah dilakukannya metode bercerita. Dasar Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cara: 1) Ho diterima apabila nilai signifikan > 0,05 2) Hi ditolak apabila nilai signifikan < 0,05 Berikut tabel uji t berpasangan (paired sample t test) statistiknya: Tabel 3: Paired Samples Statistics Std. Deviat Mean N ion Pair pretest 31.08 12 8.826 1 postest 37.50
12
8.469
Std. Error Mean 2.548 2.445
Desi Dilah Sriwulandari, Encep Supriatna, Ima Ni’mah Chudari. Pengaruh Metode Bercerita Terhadap Pembentukan Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini. Dari data di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) dari nilai pretest ke nilai posttest mengalami peningkatan yaitu dari nilai rata-rata pretest 31,08 ke nilai rata-rata posttest 37,50. N disini menjelaskan banyaknya sampel (subjek), dan standar deviation yang diperoleh pada pretest adalah 8,826 dan posttest adalah 8,469, sedangkan standar error mean yang didapatkan pada pretest adalah 2,548 dan posttest adalah 2,445. Maka didapatkan hasil dari test uji t berpasangan (paired sample t test) sebagai berikut: Tabel 4: Paired Samples Test Sig. (2t Pair 1 pretest –
-6.938
df 11
tailed) .000
postest
Berdasarkan pendapatan hasil nilai sig. (2-talled) di atas yaitu 0,000, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai signifikasi 0,000 < 0,05 maka Hi ditolak yang berarti “terdapat pengaruh terhadap nilai-nilai moral anak setelah dilakukannya metode bercerita”. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode bercerita dengan berbantuan boneka jari dapat berpengaruh dalam meningkatkan nilainilai moral anak usia dini. Hal tersebut dapat terlihat pada rata-rata nilai posstes yaitu 37.50 lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata pretest yaitu 31,08 serta pemerolehan nilai signifikasi uji t berpasangan yaitu 0,000, nilai 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh terhadap nilai-nilai moral setelah diterapkannya metode bercerita.
Beberapa saran yang peneliti harapkan dapat dijadikan masukan bagi pihak-pihak yang terkait diantaranya, bagi guru semsetinya menjadikan metode bercerita sebagai salah satu metode yang harus dan sering digunakan dalam penanaman nilai-nilai moral pada anak. Sedangkan untuk kepala sekolah memberikan pelatihan bercerita kepada guru dengan mengikuti seminar atau workshop mengenai kegiatan bercerita. BILBLIOGRAFI Darmadi, H. (2012). Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta. Dimyati, J. (2014). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya Pada Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Fauziddin, M. (2015). Pembelajaran PAUD: Bermain, Cerita dan Menyanyi Secara Islami. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ibung, D. (2009). Mengembangkan Nilai Moral Pada Anak . Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Madyawati, L. (2016). Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak. Jakarta: Prenada Media Group. Ni Luh Delvi Marlinda, I. N. (2014). Penerapan Metode Bercerita Berbantuan Media Boneka Jari untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Lisan Anak Usia Dini. eJournal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha [online] , 110. Sugiyono. (2013). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sujiono, Y. N. (2013). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.