TUGAS AKHIR – RD091381
DESAIN SEPATU WANITA BERBASIS TENUN INDONESIA Studi Kasus : Tenun Lombok dan Tema Monumen Bambu Runcing Surabaya
ANIZAR KHOMARY AL RASYID NRP 3410 100 105
Dosen Pembimbing : Ir. Baroto Tavip Indrojarwo, M.Si NIP 19640930 199002 1001
JURUSAN DESAIN PRODUK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014
TUGAS AKHIR – RD091381
DESAIN SEPATU WANITA BERBASIS TENUN INDONESIA Studi Kasus : Tenun Lombok dan Tema Monumen Bambu Runcing Surabaya
ANIZAR KHOMARY AL RASYID NRP 3410 100 105
Dosen Pembimbing : Ir. Baroto Tavip Indrojarwo, M.Si NIP 19640930 199002 1001
JURUSAN DESAIN PRODUK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014
FINAL PROJECT – RD091381
INDONESIAN TENUN WOMEN SHOES WITH BAMBU Case Study : Tenun Lombok dan Bambu Runcing Monument Concept Surabaya
ANIZAR KHOMARY AL RASYID NRP 3410 100 105
Consellor Lecturer : Ir. Baroto Tavip Indrojarwo, M.Si NIP 19640930 199002 1001
DEPARTEMENT OF INDUSTRIAL PRODUCT DESIGN CIVIL ENGINEERING AND PLANNING FACULTY INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala peristiwa apapun yang terjadi merupakan atas ijin-Nya. Shalawat dan Salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarganya dan keturunannya, para sahabat dan pengikutnya yang tetap istiqomah hingga akhir jaman. Alhamdulillah, Tugas Akhir berjudul
”DESAIN SEPATU WANITA
BERBASIS TENUN INDONESIA, Studi Kasus : Tenun Lombok dan Tema Monumen Bambu Runcing Surabaya” ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik tidak terlepas dari dukungan, doa serta semangat yang diberikan oleh berbagai pihak pada penulis. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Ir. Baroto Tavip Indrojarwo, M.Si sebagai dosen pembimbing yang dengan sabar memberi semangat, bimbingan, ilmu, motivasi, kritik dan saran kepada penulis demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. 2. Bapak Waluyohadi, SSn, MDs, Bapak Andhika Estiyono, ST, MT, Bapak Jatmiko, ST, MT, Bu Ellya Zulaikha,ST. M.Ds, sebagai dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. 3. Bapak Drs. Taufik Hidayat, MT sebagai Ketua Jurusan Desain Produk Industri yang telah memberikan fasilitas untuk kelancaran penyelesaian Tugas Akhir ini. 4. Bapak Primaditya, SSn, MDs sebagai Ketua Program Studi Sarjana Jurusan Desain Produk Industri yang telah banyak membantu dan memberi motivasi serta doa demi kelancaran dan terselesaikannya Tugas Akhir ini dengan sempurna. 5. Bapak Bambang Tristiyono, ST, Msi sebagai dosen wali telah memberi motivasi, inspirasi dan dukungan yang diberikan. 6. Mama, Papa, Iyung, davi dan keluarga besar saya terima kasih atas segala doa, pengorbanan, motivasi, kepercayaan, kasih sayang dan masih banyak pemberian lain yang tidak mungkin disebutkan satu per satu.
viii
7. Seluruh keluarga besar Jurusan Desain Produk Industri FTSP Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. 8. Sahabat tercinta “Dian, Poetri, Mey, Dianita, Lukman, Yulian, Sary, Sham, Arga, Shinta, Deny”. Terima kasih atas kisah berharga makna persahabatan yang telah kalian berikan. 9. Teman Spesial “Gary, Marta, Bolang, Rina, Fahmi, Adang, Haning, Tika, Gita, Febi, Lita”. Terima kasih terkadang menemani ketika pengerjaan Tugas Akhir di Kampus maupun di luar kampus yang dalam pengerjaannnya di selingi dengan tawa canda dan curhat mengenai masalah hati dan lainnya. 10. Terima kasih untuk “Bu Atin, suaminya dan para pekerja UKM Sepatu I cool it, yang banyak membantu kelancaran dalam proses pembuatan sepatu Tugas Akhir ini. 11. Mbak Fina, Mbak Bella, atas kerelaan waktunya terkadang memberi saran, kritik dan motivasi demi kelancaran Tugas Akhir ini. 12. Seluruh mahasiswa DESPRO angkatan 2010 (DP16) dan ITS angkatan 2010 telah menjadi bagian hidup penulis sejak mahasiswa baru. 13. Serta pihak-pihak dan sumber lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis mengharapkan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dibutuhkan kritik serta saran dalam penelitian-penelitian selanjutnya. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini belum menjadi sempurna karena sempurna hanya milik Allah SWT. Surabaya, Juli 2014
Penulis
ix
ABSTRAK DESAIN SEPATU WANITA BERBASIS TENUN INDONESIA Studi Kasus : Tenun Lombok dan Tema Monumen Bambu Runcing Surabaya Anizar Khomary Al Rasyid NRP. 3410 100 105 Dosen Pembimbing: Ir. Baroto Tavip Indrojarwo, M.Si JURUSAN DESAIN PRODUK INDUSTRI FTSP - ITS Indonesia kaya akan pakaian adat dan daerah yang juga kain-kain tradisional Indonesia, diantaranya kain tenun Indonesia. Kain tenun Indonesia merupakan salah satu seni kebudayaan warisan generasi terdahulu yang memiliki keunikan motif dan warna, nilai seni serta nilai sejarah. Kain tenun sangat diminati oleh masyarakat terutama wisatawan mancanegara, namun pengembangan tenun Indonesia dalam produk fashion khususnya sepatu wanita berbasis tenun Indonesia masih jarang sekali ada. Metode yang digunakan dalam tugas akhir adalah deep interview, kuisioner, observasi di mall dan event fashion show. Fenomena tersebut adalah dasar perancangan dalam desain sepatu wanita berbasis tenun Indonesia dengan konsep monumen bambu runcing surabaya dan tema perancangan Strucstreet yang bergaya edgy dan eksotik sesuai dengan trend sepatu. Melalui tahapan analisa penyederhanaan bentuk, analisa user, analisa warna dan motif, analisa joining jahitan sampai kepada analisa proses produksi. Tenun Indonesia yang digunakan adalah tenun lombok dan songket lombok serta material kulit. Jenis dan bentuk juga mengikuti anatomi sepatu wanita, serta ukuran dan kenyamanan disesuaikan berdasarkan hasil analisa ergonomi sepatu. Dengan target konsumen wanita dewasa usia 20 - 35 tahun. Tugas akhir ini menghasilkan serial produk sepatu fashion show, hangout dan formal sepatu wanita berbasis tenun Indonesia dengan studi kasus tenun lombok dan monumen bambu runcing Surabaya.
Kata Kunci: Tenun Indonesia, Sepatu Wanita, Tenun Lombok, Monumen Bambu Runcing Surabaya, Edgy, Etnik
iv
ABSTRACT
INDONESIAN TENUN WOMEN SHOES DESIGN Case Study : Tenun Lombok and Bambu Runcing Monument Concept Surabaya Anizar Khomary Al Rasyid NRP. 3410 100 105 Consellor Lecturer: Ir. Baroto Tavip Indrojarwo, M.Si DEPARTEMENT OF INDUSTRIAL PRODUCT DESIGN FTSP - ITS Indonesian is rich and the region traditional dress, also for clothing, including Indonesian traditional tenun cloth Indonesia. A Indonesian tenun is one of the cultural heritage art generations past are unique designs and colors, art and historical value. Tenun cloth are very interested by the community, especially foreign tourists, but development tenun from Indonesian in fashion especially women shoes based tenun from Indonesian still seldom is. The method that the end times is used in the work deep interview, a questioner, observation in the mall and events fashion show. This phenomenon is the basic design in Indonesian tenun women shoes design with bambu runcing Surabaya monument concept design and the theme a stylish design Strucstreet edgy and exotic in accordance with trend shoes. Through the stages simplification form analysis, user analysis, motif and color analysis, stitches joining analysis until the production process analysis. Tenun Indonesia is tenun from lombok and songket lombok and material skin. Type and form also follows anatomy shoes for women, and size and comfort adjusted based on analysis results ergonomic shoes. With the target consumers adult women age 20 - 35 years. This last task serial produces shoes products fashion show, hangout and formal women Indonesian tenun women shoes with bambu runcing Surabaya monument concept case study.
Keywords: Indonesian Tenun, Women’s Shoes, Tenun Lombok, Bambu Runcing Monument Surabaya, Edgy, Ethnic.
vi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................... iii ABSTRAK ......................................................................................................... iv ABSTRACT........................................................................................................vi KATA PENGANTAR .................................................................................... viii DAFTAR ISI ..................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xviii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................. 1 1.2 DEFINISI JUDUL ....................................................................................... 4 1.3 RUMUSAN MASALAH ............................................................................ 5 1.4 TUJUAN ..................................................................................................... 5 1.5 MANFAAT ................................................................................................. 6 1.6 RUANG LINGKUP .................................................................................... 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tenun Indonesia ........................................................................................... 9 2.1.1 Teknik Menenun Kain ......................................................................... 9 2.1.2 Sentra Kain, Alat, Teknik dan Hasil Tenunan................................... 10 2.1.3 Jenis Tenun Indonesia ...................................................................... 14 2.2 Monumen Indonesia ................................................................................... 19 2.2.1 Jenis Monumen Indonesia ................................................................. 20 2.3 Analisa Trend ............................................................................................ 24 2.3.1 Trend Fashion .................................................................................... 24 2.3.2 Trend Sepatu...................................................................................... 27 2.3.3 Trend Warna 2014 ............................................................................. 31 2.4 Jenis Sepatu Wanita.................................................................................... 32
x
2.4.1 Pembagian berdasarkan ketinggian hak sepatu ................................. 33 2.4.2 Berdasarkan letak tali sepatu ............................................................. 36 2.4.3 Berdasarkan bentuk ujung sepatu ..................................................... 37 2.5 Tinjauan Existing ....................................................................................... 38 2.5.1 Jenis Sepatu Berbasis Tenun Indonesia............................................. 38 2.6 Anatomi Sepatu Wanita.............................................................................. 39 2.7 Proses Pembuatan Sepatu .......................................................................... 40 2.7.1 Pembuatan Pola Sepatu ........................................................................... 41 2.7.2 Cutting Process ................................................................................. 41 2.7.3 Skiving ............................................................................................... 42 2.7.4 Stiching and Sewing .......................................................................... 42 2.7.5 Assembling Process ........................................................................... 43 2.7.6 Finishing Process .............................................................................. 44 2.8 Ergonomi Sepatu ...................................................................................... 45 2.8.1 Antropometri Kaki ............................................................................ 45 2.8.2 Faktor Bentuk Dasar Sepatu .............................................................. 46 2.8.3 Material Sepatu.................................................................................. 46 2.9 Studi Acuan Riset Terdahulu ..................................................................... 47 BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................. 49 3.1 Skema Metodologi Penelitian .................................................................... 49 3.2 Rancangan Penelitian ................................................................................. 50 3.3 Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 50 BAB 4 ANALISA DESAIN ........................................................................... 57 4.1 Tahapan Analisa ......................................................................................... 57 4.1.1 Objective Tree ................................................................................... 57 4.2 Fungsi ......................................................................................................... 58 4.2.1 Studi dan Analisa Orientasi Pasar .................................................... 58 4.2.1.1 Demografi .............................................................................. 58 4.2.1.2 Psikografi ............................................................................... 59 4.2.1.3 Kelas Sosial ........................................................................... 60 4.2.2 Analisa Kebutuhan Konsumen dan Stakeholder .............................. 61 4.2.3 Atribut Produk .................................................................................. 62
xi
4.2.4 Inovasi dan Matrik SWOT Produk ................................................... 62 4.3 Ergonomi .................................................................................................... 63 4.3.1 Analisa Ergonomi .............................................................................. 64 4.3.2 Antropometri ..................................................................................... 66 4.4 Estetika ....................................................................................................... 66 4.4.1 Analisa Trend Sepatu 2014 ............................................................... 66 4.4.2 Analisa Trend Warna Spring 2014 .................................................... 69 4.4.3 Studi Bentuk dan Jenis Sepatu .......................................................... 70 4.5 Image Board ............................................................................................... 73 4.6 Teknologi.................................................................................................... 74 4.6.1 Studi Keunikan Material Utama ........................................................ 74 4.6.2 Studi Pemilihan Material ................................................................... 76 4.6.2.1 Tenun Indonesia .................................................................... 77 4.6.2.2 Studi Pemilihan Motif .......................................................... 77 4.6.2.3 Filosofi Motif dan Penggunaan Kain ................................... 79 4.6.2.4 Material Kulit ....................................................................... 80 4.6.3 Studi Analisa Monumen Bambu Runcing Surabaya ......................... 80 4.6.4 Studi Analisa Model .......................................................................... 81 4.6.5 Studi Analisa Joining Material .......................................................... 81 4.6.5.1 Jenis Joining Bagian Upper Sepatu ....................................... 82 4.6.5.2 Jenis Joining Material Tenun ................................................ 83 4.6.6 Analisa Detail Aksesoris Sepatu ....................................................... 84 4.7 Produksi ...................................................................................................... 86 4.7.1 Analisa Tahap Produksi..................................................................... 86 4.7.2 Bahan Baku ....................................................................................... 87 4.7.3 Proses Produksi Sepatu ..................................................................... 88 4.7.4 Teknis Produksi ................................................................................. 88 4.8 Strategi Rencana Bisnis .............................................................................. 90 4.9 Future Planning .......................................................................................... 93 4.10 Analisa Usaha Pembuatan Sepatu Tenun ................................................. 93 4.10.1 Biaya Tetap....................................................................................... 93 4.10.2 Variabel Cost Dalam 30 Hari ........................................................... 94
xii
4.10.3 Perhitungan Rencana Bisnis ............................................................. 94 4.11 Alur Pemesanan Proses Produksi ............................................................. 95 4.12 Branding dan Packaging ........................................................................... 96 4.12.1 Branding Niwasana Indonesia .......................................................... 96 4.12.2 Desain Logo ..................................................................................... 96 4.12.3 Font Branding ................................................................................... 97 4.12.4 Letak Logo ....................................................................................... 98 4.10.3 Packaging ......................................................................................... 98 BAB 5 KONSEP DESAIN ............................................................................ 99 5.1 Konsep Desain ............................................................................................ 99 5.1.1 Fungsi ............................................................................................... 99 5.1.2 Dimensi ............................................................................................ 99 5.1.3 Konsep Desain dan Bentuk .............................................................. 99 5.1.4 Konsep Jenis atau Varian Produk ................................................... 101 5.1.5 Image Produk ................................................................................. 102 5.1.5.1 Jenis Tenun Lombok ........................................................... 102 5.2 Konsep Teknologi .................................................................................... 103 5.2.1 Material ........................................................................................... 103 5.2.2 Konsep Aksesoris ........................................................................... 103 5.2.3 Konsep Pola Potong Bahan ............................................................ 104 5.3 Kriteria Desain ......................................................................................... 105 5.3.1 Kriteria Fungsi, Jenis dan Dimensi Sepatu ..................................... 105 5.3.2 Kriteria Bentuk ............................................................................... 105 5.3.3 Kriteria Teknologi .......................................................................... 109 5.4 Konsep Desain Visual .............................................................................. 110 5.4.1 Sketsa Alternatif Posisi Kaki .......................................................... 110 5.4.2 Sketsa Alternatif ............................................................................. 110 5.4.3 Detail Sepatu .................................................................................. 115 5.5 Final Desain .............................................................................................. 116 5.6 Serial Produk Sepatu ................................................................................ 118 BAB 6 PENUTUP ........................................................................................ 121 6.1 KESIMPULAN ........................................................................................ 121
xiii
6.2 SARAN .................................................................................................... 121 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 123 LAMPIRAN .................................................................................................. 125 BIODATA PENULIS ................................................................................... 153
xiv
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Perkembangn Ekspor-Impor Kain Tenun Ikat 2010 ...................... 2 Gambar 1.2 Kolesi Musim Semi 2010 dari Gucci Brand Internasional ............. 2 Gambar 1.3 Pengembangan Tenun Bali di Daerah Bali Karya Desainer Priyo Oktaviano ........................................................................................................... 3 Gambar 1.4 Up Shoes Salah Satu Brand Sepatu Lokal Indonesia ..................... 3 Gambar 1.5 Selebritis Indonesia Vicky Shu menggunakan Kain Tenun pada Produk Sepatunya ............................................................................................... 4 Gambar 2.1 Tenun Tapis Lampung Karya Desainer Priyo Oktaviano .............. 9 Gambar 2.2 Proses Tenun yang akan menjadi sebuah kain ............................. 10 Gambar 2.3 Arsitektural Monumental Indonesia ............................................ 19 Gambar 2.4 Trend Warna 2014 ........................................................................ 32 Gambar 2.5 Trend Spring Summer 2014/2015 ............................................... 32 Gambar 2.6 Vicky Shu menggunakan Kain Tenun pada Produk Sepatunya dan Sepatu Etnik Christian Loubotin ...................................................................... 38 Gambar 2.7 Anatomi Sepatu Wanita beserta Komponen dan Keterangannya 39 Gambar 2.8 Proses Pembuatan Pola Sepatu secara Umum .............................. 41 Gambar 2.10 Proses pemotongan Material dengan Manual dan Alat Cutting Dies ................................................................................................................... 42 Gambar 2.11 Proses dan Mesin Penyesetan Material ...................................... 42 Gambar 2.12 Proses Stichimg dan Penjahitan .................................................. 43 Gambar 2.13 Macam-macam Proses Assembling Sepatu ................................ 44 Gambar 2.14 Proses Finishing Sepatu ............................................................. 44 Gambar 2.15 Bagian-bagian Dasar Kaki yang Rawan Cedera ........................ 46 Gambar 3.1 Metodologi Riset dan Desain ....................................................... 49 Gambar 4.1 Objective Tree .............................................................................. 57 Gambar 4.2 Trend Sepatu Arsitektural Monumental sebagai Acuan Konsep Desain Sepatu .................................................................................................. 67 Gambar 4.3 Sketsa Alternatif Pengembangan Desain Sesuai Trend................ 68 Gambar 4.4 Hasil Analisa Trend Warna 2014 ................................................. 69 Gambar 4.5 Jenis Sepatu yang disukai oleh Konsumen ................................... 72 Gambar 4.6 Image Board Bentuk Sepatu ........................................................ 73
xvi
Gambar 4.7 Macam – macam motif kain tenun Lombok dan Songket Lombok .......................................................................................................................... 78 Gambar 4.8 Tenun Songket Lombok Motif Bangunan Rumah Adat............... 78 Gambar 4.9 Material Kulit ............................................................................... 80 Gambar 4.10 Sketsa Alternatif Pengaplikasian Material Tenun lombok dan Kulit pada Pepatu ............................................................................................. 80 Gambar 4.11 Monumen Bambu Runcing Surabaya ......................................... 81 Gambar 4.12 Studi Model Bentuk Sepatu, Komponen dan Jahitan ................. 81 Gambar 4.13 Sketsa Pengaplikasian Alternatif Detail Aksesoris Sepatu ........ 85 Gambar 4.14 Analisa Tahap Produksi Sepatu .................................................. 87 Gambar 4.15 Kain Tenun Songket Tradisional (kiri) Motif Rumah Adat, Tenun Lombok Motif Tameng Besar (tengah) dan Tenun Lombok Motif Monokrom Modern ............................................................................................................. 88 Gambar 4.16 Proses Produksi Sepatu............................................................... 88 Gambar 4.17 Strategi Produk, Join Butik dan Kerjasama Desainer Indonesia 91 Gambar 4.18 Pembuatan Flyer, Katalog dan Foto sebagai Media Promosi Sepatu ............................................................................................................... 92 Gambar 4.19 Fashion Show SFP dan JFW 2014 ............................................. 93 Gambar 4.20 Proses Produksi Sepatu Untuk Pesanan dengan Ukur Kaki ....... 95 Gambar 4.21 Prose Produksi Sepatu untuk Pengembangan Desain ................ 96 Gambar 4.21 Sketsa Pengaplikasian Alternatif Detail Aksesoris Sepatu ........ 83 Gambar 4.22 Sketsa Pengaplikasian Alternatif Detail Aksesoris Sepatu ........ 83 Gambar 4.23 Logo Brand Niwasana Indonesia................................................ 97 Gambar 4.24 Image Board Bentuk Sepatu ....................................................... 97 Gambar 4.25 Logo Niwasana pada Insole Warna Gold ................................... 98 Gambar 4.26 Packaging Limited Edition ......................................................... 98 Gambar 4.27 Packaging Mass Product............................................................. 98 Gambar 5.1 Morfologi Bentuk Monumen Bambu Runcing Surabaya ........... 100 Gambar 5.2 Mood Board ................................................................................ 101 Gambar 5.3 Serial Sepatu Fashion Show ....................................................... 101 Gambar 5.4 Serial Sepatu Hangout ................................................................ 101 Gambar 5.5 Serial Sepatu Formal .................................................................. 101 Gambar 5.6 Material Tenun Lombok Terpilih ............................................... 102
xvii
Gambar 5.7 Aksesoris Plated ......................................................................... 104 Gambar 5.8 Aksesoris Studded ...................................................................... 104 Gambar 5.9 Pola Potong Bahan ..................................................................... 104 Gambar 5.10 Sketsa Alternatif berdasarkan Posisi Kaki Wanita ................... 110 Gambar 5.11 Sketsa Alternatif Sepatu Tenun ................................................ 110 Gambar 5.12 Sketsa Alternatif Desain Sepatu Tenun Songket Lombok dengan Material kulit .................................................................................................. 111 Gambar 5.13 Desain Serial Sepatu Fashion Show ......................................... 112 Gambar 5.14 Desain Serial Sepatu Formal .................................................... 113 Gambar 5.15 Desain Serial Sepatu Hangout .................................................. 114 Gambar 5.16 Sketsa Alternatif Detail Sepatu................................................. 115 Gambar 2.17 Final Desain Serial Sepatu Formal ........................................... 116 Gambar 5.18 Final Desain Serial Sepatu Fashion Show ................................ 117 Gambar 5.19 Final Desain Serial Sepatu Formal ........................................... 117 Gambar 5.20 Produk Serial Sepatu Fashion Show ......................................... 118 Gambar 2.21 Produk Serial Sepatu Formal .................................................... 118 Gambar 2.22 Produk Serial Sepatu Hangout.................................................. 119 Gambar 2.23 Produk Niwasana Indonesia ..................................................... 119
xviii
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Sentra Kain Tenun di Indonesia ....................................................... 10 Tabel 2.2 Macam Jenis Tenun Indonesia ......................................................... 14 Tabel 2.3 Macam Jenis Monumen di Indonesia ............................................... 21 Tabel 2.4 Trend Fashion pada Koleksi Spring 2014 ........................................ 25 Tabel 2.5 Trend Sepatu 2014 ........................................................................... 27 Tabel 2.6 Macam-macam Jenis Sepatu berdasarkan Haknya .......................... 33 Tabel 2.7 Macam-macam Jenis Sepatu berdasarkan Tali/Strapnya ................. 36 Tabel 2.8 Macam-macam Jenis Sepatu berdasarkan Bentuk Ujungnya .......... 37 Tabel 2.9 Ukuran Antropometri Dimensi Kaki dan Tubuh Wanita ................. 45 Tabel 3.1 Usia Responden ................................................................................ 51 Tabel 3.2 Status Pekerjaan Responden............................................................. 51 Tabel 3.3 Tingkat Pendidikan Responden ........................................................ 52 Tabel 4.1 Penentuan Usia Target Konsumen ................................................... 59 Tabel 4.2 Psikografi Konsumen Terpilih 1 Usia 17-19.................................... 59 Tabel 4.3 Psikografi Konsumen Terpilih 2 Usia 20-35.................................... 60 Tabel 4.4 Tabel SES (Strata Ekonomi Sosial) ................................................. 60 Tabel 4.5 Atribut Kebutuhan Konsumen ......................................................... 61 Tabel 4.6 Atribut Produk Perancangan ............................................................ 62 Tabel 4.7 Analisa Inovasi Produk dan SWOT ................................................. 63 Tabel 4.8 Ketinggian High Heel berdasarkan Jenis Kegiatan .......................... 65 Tabel 4.9 Antropometri Kaki Wanita ............................................................... 66 Tabel 4.10 Studi Analisa Morfologi Bentuk Sepatu Monumen Bambu Runcing Surabaya ........................................................................................................... 70 Tabel 4.11 Jenis Kegiatan ................................................................................ 73 Tabel 4.12 Karakteristik dan Potensi Pengaplikasian Material Tenun ........... 75 Tabel 4.13 Penilaian Material Tenun ............................................................... 77 Tabel 4.14 Filosofi Makna Kain Tenun Lombok ............................................. 79 Tabel 4.15 Analisa Joining Material Tenun Lombok dan Material Kulit ........ 82 Tabel 4.16 Jenis Joining Material Tenun Indonesia ......................................... 83 Tabel 4.17 Analisa Detail Aksesoris Sepatu .................................................... 84 vi
Tabel 4.18 Teknik Jahit Material Tenun dan Material Kulit ............................ 89 Tabel 4.19 Teknik Pengolahan Pola Potong Motif Tenun .............................. 90 Tabel 4.20 Tabel Biaya Investasi .................................................................... 93 Tabel 4.21 Tabel Biaya Operasional Selama 30 Hari ...................................... 94 Tabel 4.22 Biaya Produksi ............................................................................... 95 Tabel 5.1 Dimensi Ketinggian Heel Sepatu ..................................................... 99 Tabel 5.2 Kriteria Fungsi, Jenis dan Dimensi ................................................ 105 Tabel 5.3 Kriteria Bentuk Jenis Sepatu, motif Tenun dan Pola Potong Bahan ........................................................................................................................ 105 Tabel 5.4 Teknik Jahit dan Treatment Bahan ................................................. 109
vii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Sketch and Design ....................................................................... 125 Lampiran 2 Sketch and Design ....................................................................... 126 Lampiran 3 Sketch and Design ....................................................................... 127 Lampiran 4 Sketch and Design ....................................................................... 128 Lampiran 5 Sketch and Design ....................................................................... 129 Lampiran 6 Sketch and Design ....................................................................... 130 Lampiran 7 Sketch and Design ....................................................................... 131 Lampiran 8 3D Model Desain Sepatu............................................................. 132 Lampiran 9 3D Model Desain Sepatu............................................................. 133 Lampiran 10 3D Model Desain Sepatu........................................................... 134 Lampiran 11 3D Model Desain Sepatu........................................................... 135 Lampiran 12 3D Model Desain Sepatu........................................................... 136 Lampiran 13 3D Model Desain Sepatu........................................................... 137 Lampiran 14 Kuisioner Online ....................................................................... 138
vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki 17.500 pulau, lebih dari 300 suku bangsa, dan sekitar 365 bahasa. Tak hanya itu, Indonesia juga kaya akan pakaian adat dan daerah yang juga memiliki kain-kain tradisional Indonesia. Kainkain tradisional Indonesia tersebar diseluruh kepulauan di Indonesia dan menjadi ciri khas masing-masing bagi setiap daerah yang memilikinya. Tidak perlu diragukan lagi, keunikan corak dan motif kain-kain tradisional Indonesia sangat cantik dan identik dengan keindahan. Sebut saja kain tenun yang selalu menjadi aksen khusus dalam setiap pakaian adat daerah Indonesia. Kain tenun Indonesia merupakan suatu nilai lebih yang terdapat dalam sebuah pakaian. Perkembangan tenun mulai menjadi sebuah trend di indonesia bahkan menembus pasar industri fashion Internasional. Kain tenun kini tidak lagi sebatas digunakan sebagai selendang atau sarung, namun penggunaanya untuk produk fashion mulai meningkat. Banyak perancang busana yang mulai melirik tenun untuk menjadi bagian dari karyanya. Tenun dinilai membuat para penggunanya tampil lebih eksotik dan anggun. Minimnya eksploitasi pattern kain tenun Indonesia merupakan peluang besar untuk menciptakan produk fashion yang simpel namun memiliki tingkat etnik yang tinggi. Salah satunya adalah produk fashion sepatu berbasis kain tenun Indonesia. Dengan demikian, penggunaan tenun sebagai komponen fashion menjadi lebih kaya akan produk lokal Indonesia yang dapat bersaing di pasar Internasional dengan diboncengi sebagai usaha promosi
dan
pengenalan
tenun
Indonesia
akan
dilirik
dimata
dunia.
(djpen.kemendag.go.id/app_frontend/admin/docs/.../9341390368693.pdf).
Kain tenun Indonesia merupakan salah satu seni kebudayaan warisan generasi terdahulu yang memiliki keunikan, nilai seni serta nilai sejarah. Kain tenun ikat sangat diminati oleh masyarakat terutama wisatawan mancanegara, karena dalam proses pembuatannya kain tenun ikat memiliki kesulitan serta keunikan tersendiri dibandingan dengan kain tenun lain. Tenun Indonesia mempunyai peluang besar raih sukses di pasar Internasional. Selain bernilai tinggi, juga dihargai di dunia.
1
2
Ekspor kain tenun ikat Triwulan IV 2010 bila dibandingkan dengan periode Triwulan III 2010 turun tajam sebesar 95,69 % menjadi US$ 5,3 ribu dari sebelumnya sebesar US$ 0,12 juta. Sementara itu impor mengalami peningkatan 31,14 % dari sebelumya sebesar US$ 0,50 juta menjadi US$ 0,65 juta.
Gambar 1.1. Perkembangan Ekspor – Impor Kain Tenun Ikat 2010 (sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin, 29 September 2013)
Sementara itu, Ketua Pengurus Asosiasi Pengusaha dan Pengrajin Tenun Indonesia Tuty Cholid mengatakan, perlunya pembinaan dan pembiayaan untuk tetap menjaga tenun Indonesia supaya tidak punah. "Sampai sejauh ini, untuk tetap melestarikan dan menjaga pasar tenun, pengrajin diberi pembinaan arah spesifikasi
produk
yang
diproduksi.
Sehingga
sasaran
pasarnya
juga
terdeferensiasi dan jelas. Pembinaan perlu kearah mana memproduksi. Apakah untuk specific interior, household, atau fashion. Jadi lebih tematik dan fokus, “kata Tuty. Sementara kebudayaan tenun ikat semakin langka di tanah air, motif tenun justru semakin berjaya di industri fashion internasional. Namun, bukan melalui desainer Indonesia, melainkan rumah mode internasional. Tercatat, rumah mode kenamaan Gucci, telah menggunakan tenun pada tahun 2010.
Gambar 1.2. Koleksi musim semi 2010 dari Gucci brand Internasional. (sumber : http://wolipop.detik.com/read/2010/05/13/111012/1356482/248/etnik-modern-denganmotif-ikat)
3
Eksistensi kain tenun kian mencorong saja. Kesempatan untuk tampil sebagai bagian dari Trend Fall Winter 2013-2014 oleh Fashion Group International (FGI) di New York, 15 April 2013, bakal menjadi kesempatan besar untuk meluaskan promosi tenun. (http://pesatnews.com/read/2013/04/12/25256/tenuntampil-di-vogue-italia, 29 September 2013)
Gambar 1.3. Pengembangan Tenun Bali di Daerah Bali Karya Desainer Priyo Oktaviano menjadikan Bali sebagai sumber inspirasi atas koleksi yang bertajuk “Kawaii Bali” yang berarti “Indahnya Bali”. (sumber http://topdunia.com/kawaii-bali-by-priyo-oktaviano/, 29 September 2013)
Tenun merupakan suatu karya seni yang bisa dijadikan suatu produk apapun, baik baju, tas, mukena, dan yang saat ini sedang populer dikalangan masyarakat yaitu sepatu tenun. Sepatu tenun merupakan suatu inovasi baru pada dunia fashion dan industri tenun, dan dengan adanya kreasi baru ini diharapkan masyarakat bisa lebih mencintai produk dalam negeri dan melestarikan seni dan budaya Bangsa. Pengembangan sepatu tenun di Indonesia masih sangat jarang sekali ada. Beberapa outlet sepatu hanya menjual sepatu yang masih belum beragam. Hal inilah yang menimbulkan keinginan untuk mengembangkan sepatu yang bercirikan tenun khas Indonesia.
Gambar 1.4. UP SHOES salah satu brand sepatu lokal Indonesia yang menggunakkan kain Tenun (sumber : http://www.iwearup.com/media.php?page=shop&cat=1&halaman=2, 29 September 2013)
4
Gambar 1.5. Selebritis Indonesia Vicky Shu menggunakkan kain Tenun pada produk sepatunya (sumber : https://www.facebook.com/lovely.syushu/photos_stream, 29 September 2013)
“Seperti usaha pada umumnya, tiga faktor penting yang harus diperhatikan dalam usaha sepatu yakni market (pasar), kompetisi dan price (harga). Dari faktor itu, faktor harga yang kini masih jadi kendala,”. Wakil ketua Bidang Pembinaan Asosiasi Perusahaan Sepatu Indonesia (Aprisindo), Anton Supit, berpendapat bahwa harga produk sepatu Indonesa yang relatif lebih rendah dibandingkan harga normal, menjadi kelemahan pemasaran komoditi tersebut di pasar dunia. (sumber:
http://www.antaranews.com/print/39363/harga-merupakan-kelemahan-produk-sepatu
indonesia)
Oleh karena itu kekayaan budaya khazanah nusantara kain tenun Indonesia dengan mengangkat konsep arsitektural monumen bersejarah di Indonesia sangat perlu, salah satunya berkonsep monumen bambu runcing Surabaya. Dengan konsep tersebut diharapkan produk nantinya kental mengandung unsur akan kekayaan budaya nusantara.
1.2 Definisi Judul DESAIN SEPATU WANITA BERBASIS TENUN INDONESIA Studi Kasus: Tenun Lombok dan Tema Monumen Bambu Runcing DESAIN, solusi objektif dari masalah subjektif. SEPATU, alas kaki sebagai kebutuhan sehari-hari dan penunjang penampilan seseorang. WANITA, kata umum yang digunakan untuk menggambarkan perempuan dewasa. BERBASIS TENUN, menerapkan dan mengaplikasikan kain khas budaya Indonesia.
5
INDONESIA, negara republik memiliki banyak adat dan kebudayaan yang beraneka ragam. Studi Kasus, Topik yang menjadi permasalahan pada objek penelitian yang dijadikan sebagai dasar studi. TENUN LOMBOK, kain tradisional khas Nusa Tenggara Barat. TEMA MONUMEN, bertema jenis bangunan yang dibuat untuk memperingati seseorang atau peristiwa yang dianggap penting oleh suatu kelompok sosial sebagai bagian dari peringatan kejadian pada masa lalu. BAMBU RUNCING, sebuah senjata yang terbuat dari bahan baku bambu yang diruncingkan. SURABAYA, salah satu Ibu Kota provinsi Jawa Timur.
1.3 Rumusan Masalah 1. Bagaimana desain sepatu wanita berbasis tenun Indonesia dapat di kenal sebagai kain warisan budaya yang mewakili Indonesia. 2. Bagaimana desain sepatu berbasis tenun bisa bersaing dengan brand lokal maupun brand International. 3. Bagaimana menerapkan karakter tenun Indonesia kedalam sepatu. 4. Bagaimana cara agar material tenun Indonesia tetap menjadi material yang dominan saat diaplikasikan dengan material kulit. 5. Bagaimana desain sepatu dan teknik pengolahan material tenun agar menjadi material yang memiliki daya saing, ekonomis, berkualitas tinggi, sesuai trend, dan ramah lingkungan.
1.4 Tujuan 1. Membuat desain yang bagus dan sesuai karakter tenun Indonesia sebagai warisan budaya Indonesia. 2. Membuat desain sepatu berkualitas yang mampu bersaing dengan brand lokal maupun brand International. 3. Mampu menerapkan tenun indonesia yang sesuai sehingga menghasilkan produk sepatu yang berkualitas.
6
4. Membuat desain sepatu yang mampu mengeksplorasi berbagai tenun di Indonesia. 5. Menentukan desain sepatu dan teknik pengolahan material tenun Indonesia yang ekonomis, berkualitas tinggi dan sesuai trend. 6. Melestarikan tenun Nusantara sebagai warisan budaya tinggi (heritage) lewat produk sepatu. 7. Melestarikan serta mendorong pertumbuhan produk kebudayaan lokal, khususnya tenun.
1.5 Manfaat Hasil dari riset dan perancangan ini dapat memberikan manfaat pada: 1. Industri sepatu dan UKM agar mampu mengembangkan desain, proses pengolahan, dan inovasi pada produk lokal yang berkualitas yang diinginkan oleh konsumennya. 2. Proses produksi industri sepatu dan UKM lebih mudah. 3. Produk sepatu wanita yang memiliki karakter khas Indonesia. 4. Pelestarian dan pengembangan pengrajin tenun.
1.6 Ruang Lingkup Batasan Masalah pada perancangan: 1.
Produk Tenun
: Desain Sepatu Wanita Berbasis Indonesia Studi kasus: Tenun Lombok dan Tema
Monumen Bambu Runcing Surabaya. 2.
Segmentasi Produk
: Wanita dewasa usia 20 - 35 tahun
3.
Sasaran Industri
: Industri UKM Sepatu, Industri
UKM Tenun. 4.
Konsep yang ditawarkan : Eksplorasi Tenun Indonesia dan kulit pada Sepatu Wanita Indonesia
5.
Teori Utama
: Riset desain & trend fashion
Seivewright , Simon (2007). Basic Fashion Design: Research and Design. AV
Publishing. Made In Indonesia: a Tribute to
The Country’s Craftspeople.
7
6.
Teori Pendukung
: Kain tenun Indonesia, antropometri
kaki, Teknik pembuatan sepatu. 7.
Riset dan Metode
: Eksplorasi aplikasi dan treatment
Tenun Indonesia dan kulit. 8.
Sistem Produksi
: Skala Terbatas
9.
Output
: a. Prototype serial sepatu Fashion
show, Hangout, dan formal Wanita. Jenis: Wedges, Pump, dan Boots b. Gambar Kerja c. Portofolio d. Laporan
8
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tenun Indonesia
Gambar 2.1 Tenun Tapis Lampung Karya Desainer Priyo Oktaviano (sumber: http://www.priyooktaviano.com, 11 April 2014)
Tenun ikat adalah kain tenun yang dibuat dengan teknik tenun di mana benang pakan, lungsi atau dua-duanya dicelup sebelum ditenun, benang-benang yang diikat tidak kena warna, sehingga setelah dilepas pengikatnya akan timbul pola-pola yang diinginkan. Kain ikat lungsi juga ada yang dikombinasikan dengan hiasan manik-manik. Menenun telah dilakukan sejak jaman purba. Bahkan ada indikasi muncul sejak jaman Paleolitium. Diperkirakan, menenun yang dilakukan manusia purba terinspirasi dari pengamatan pada jaring laba-laba, sarang burung atau ‘bendungan’ yang dibuat oleh berang-berang.
2.1.1 Teknik Menenun Kain Teknik tenun ikat terdapat di berbagai daerah di Indonesia. Daerah-daerah di Indonesia yang terkenal dengan kain ikat di antaranya: Toraja, Sintang, Jepara, Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores, dan Timor. Kain gringsing dari Tenganan, Karangasem, Bali adalah satu-satunya kain di Indonesia yang dibuat dari teknik tenun ikat ganda (dobel ikat). Tenun merupakan teknik dalam pembuatan kain yang dibuat dengan prinsip yang sederhana, yaitu dengan menggabungkan benang secara memanjang dan melintang. Dengan kata lain bersilangnya antara benang lusi dan pakan secara bergantian. Berikut jenis-jenis Tenunan:
9
10
Gambar 2.2 Proses tenun yang akan menjadi sebuah kain (sumber: http://www.tenunindonesia.com/jenis_tenun.php, 23 Oktober 2013)
2.1.2 Sentra kain, Alat, Teknik dan Hasil Tenunan 1. Sentra Kain Tenun Indonesia Hampir seluruh daerah Indonesia memiliki ketrampilan menenun, dapat diketahui dari hasil tenun dari berbagai daerah, yaitu : Tabel 2.1 Sentra Kain Tenun di Indonesia
NO.
Daerah Indonesia
1.
Nanggroe Aceh Darussalam
16.
Kalimantan Timur
2.
Sumatera Utara
17.
Kalimantan Selatan
3.
Sumatera Barat
18.
Kalimantan Barat
4.
Riau
19.
Kalimantan Tengah
5.
Bengkulu
20.
Nusa Tenggara Barat
6
Sumatera Selatan
21.
Nusa Tenggara Timur
7.
Bangka Belitung
22.. Jawa Barat
8.
Lampung
23.
Jawa Timur
9.
Banten
24.
Jawa Tengah
10.
Bali
25.
D.I. Yogyakarta
11.
Sulawesi Barat
26.
Bali
12.
Sulawesi Timur
27.
Maluku
13.
Sulawesi Tengah
28.
Maluku Utara
14.
Sulawesi Selatan
29.
Papua Barat
15.
Sulawesi Tenggara
30.
Flores
(Sumber: Penulis)
11
2. Alat Tenun Ada beberapa jenis alat tenun yang dipergunakan di Indonesia, yaitu : a. Alat tenun Gedogan merupakan alat tenun tradisional, pada bagian ujung dipasang pada pohon/tiang rumah atau pada suatu bentangan papan dengan konstruksi tertentu dan bagian ujung lainnya diikatkan pada badan penenun yang duduk di lantai. b. Alat tenun bukan mesin (ATBM) merupakan alat tenun yang digerakkan oleh injakan kaki untuk mengatur naik turunnya benang lungsi pada waktu masuk keluarnya benang pakan, dipergunakan sambil duduk di kursi. c. ATBM Dobby , dobby adalah alat tambahan mekanis yang berada di atas ATBM, Dobby berfungsi mengontrol penganyaman benang pada perkakas tenun lain, sehingga membentuk motif-motif sesuai dengan pola yang diinginkan. 3. Teknik Tenun Ada beberapa jenis alat tenun yang dipergunakan di Indonesia, yaitu: a. Teknik tenun sederhana. b. TeknikIkat : - Ikat lungsi. - Ikat pakan. - Ikat ganda (lungsi dan pakan). c. Teknik songket. d. Teknik dobby. 4. Ragam Hias/ Motif Tenun Ragam hias yang terdapat dalam tenun adalah : 1. Flora 2. Fauna 3. Geometris 4. Dekoratif 5. Jenis-Jenis Tenun Jenis tenun dihasilkan dari peralatan ataupun teknik yang dipergunakan dalam menenun benang lungsi dan benang pakan. Benang lungsi adalah benang yang
12
terletak memanjang (vertikal) pada alat tenun, benang pakan adalah benang yang masuk keluar pada lungsi saat menenun.
Hasil Tenun dengan Alat Gedongan / ATBM. 1. Tenun Sederhana. Tenun yang dihasilkan dari benang pakan masuk keluar kedalam benang lungsi dengan ritme yang sama, sehingga menghasilkan tenun polos tanpa corak atau dengan corak garis-garis, kotak-kotak sesuai dengan warna dan jenis benang yang dipakai, sehingga menghasilkan tenunan yang disebut tenun lurik (garis-garis) atau tenun poleng (kotak-kotak). Tenun ini banyak dijumpai di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Sulawesi Tenggara. 2. Tenun ikat lungsi Tenun ikat lungsi adalah produk tenun dengan desain yang terjadi dari kumpulan benang lungsi yang dibentangkan pada alat perentang diikat dengan tali rafia berbagai warna yang disesuaikan dengan ragam hias dan warna yang diinginkan, kemudian dicelup. Setelah mengering pada bagian yang ditandai oleh warna rafia tertentu dibuka ikatannya dan dicolet dengan warna yang diinginkan, dilakukan seterusnya pada ikatan warna rafia yang lain dicolet dengan warna-warna yang diinginkan. Setelah kering, kemudian ditata pada alat tenun dan ditenun dengan benang pakan warna tertentu sesuai dengan warna yang diinginkan secara keseluruhan. Hasil tenun ikat lungsi banyak dijumpai dari daerah NTB, NTT, Maluku, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat , Sulawesi Utara, Papua Barat. 3. Tenun ikat pakan. Tenun ikat pakan proses pembuatannya sama dengan tenun ikat lungsi, tetapi yang diikat adalah kumpulan benang pakan sesuai dengan ragam hias dan warna yang diinginkan, kemudian ditenun pada bentangan benang lungsi yang sudah tertata pada alat tenun dengan warna yang yang diinginkan secara keseluruhan.Hasil tenun ikat pakan banyak dijumpai dari daerah Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah.
13
4. Tenun ikat ganda (ikat lungsi dan pakan) Kedua teknik tersebut diatas digabungkan dalam proses penenunannya, sehingga corak akan terbentuk dari persilangan benang lungsi dan benang pakan yang bertumpuk pada titik pertemuan corak yang dikehendaki. Hasil tenun ikat ganda dapat dijumpai dari Bali (Tenganan),Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara. 5. Tenun songket Tenun songket adalah tenun dengan teknik menambah benang pakan sebagai hiasan, yaitu dengan menyisipkan benang perak, emas, tembaga atau benang warna diatas benang lungsi. Penempatannya tergantung dari corak yang diinginkan, ada kalanya penuh dengan berbagai ragam hias, atau beberapa bagian kain saja dan kadang kala dipadu dengan teknik ikat. Tenun songket banyak terdapat di daerah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Maluku Utara. Tenun songket kombinasi ikat pakan terdapat di daerah Bengkulu tenun Cual), Sumatera Selatan (tenun Limar).\
Hasil Tenun dengan ATBM Dobby 1. Tenun Dobby Tenun dobby dihasilkan melalui pola yang dibuat pada sebuah susunan kayu selebar 2 cm x 20 cm. Kayu-kayu itu disusun sampai puluhan. Tiap kayu memiliki 16 titik yang ditutup besi semacam paku sesuai motif yang diinginkan. Fungsinya sama dengan pola kain strimin.Tenun dobby banyak diproduksi di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah. Hasilnya banyak dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan kain batik.
14
2.1.3 Jenis Tenun Indonesia Berikut ini beberapa gambar jenis tenun Indonesia yang telah ada saat ini: Tabel 2.2 Macam Jenis Tenun Indonesia
No. 1.
Nama Tenun Tenun
Gambar
Asal Daerah
Karakteriastik Material
Bali
Permainan warna-warna cerah adalah ciri khas dari tenun rangrang ini. Bentuk segi empat dari garis - garis geometris merupakan motif khas.
Rangrang
2.
Tenun Garut
Garut
Tenun garut mulanya hanya bermotif sederhana khas dengan warna monokrom. Namun, kini telah dikembangkan dengan warna-warna dan motif yang bermacammacam dan indah.
3.
Tenun Motif
Lombok
Bangket
Tengah
Motif dari Lombok ada berbagai macam. Dari motif geometris yang berfilosofi. Hingga beberapa motif abstrak. Warna hitam, pelangi dan terdapat benang emas.
Tenun
Lombok
4.
Sasak Motif Bangket
Kain tenun suku sasak memiliki motif yang unik dan berbeda dengan motif suku lainnnya di indonesia. Warna hitam, pelangi dan terdapat benang emas.
15 Tabel 2.2 Macam Jenis Tenun Indonesia (lanjutan 1)
No. 5.
Nama Tenun Tenun
Gambar
Asal Daerah
Karakteriastik Material
Bali
Tenun endek bali merupak tenun yang terkenal. Dengan pewarnaan yang khas dengan motif beraneka macam.
Endek
6
7.
Limar
Bangka
Muntok
Belitung
Ulap Doyo
Kalimantan Timur
8.
Tenun
Baduy
Baduy
9.
Porilonjong
Sulawesi Selatan
Motifnya berupa motif corak dan ruang kosong. Bahan benangnya terbut dari benang kapas atau sutera. Tenunannya memakai benang emas atau perak yang membuta kain terlihat gemerlap ketika ditimpa cahaya, sehingga tampak mewah. Ditenun dari serat sejenis anggrek yang tumbuh ditepi sungai. Kain-kain ini dihias dengan motif floral yang geometris melambangkan liku-liku sungai. Tenunan dibuat oleh suku Dayak Benuaq. Tenun baduy bermotif simple biasanya terbuat seperti sarung.
Kain ini bercorak bidangbidang segitiga dan corak menyerupai panah yang sangat dramatis yang disusun berselang-seling dengan garis-garis zigzag, corak kait dan sekon yang merupakan stilasi dari gambaran tubuh manusia.
16 Tabel 2.2 Macam Jenis Tenun Indonesia (lanjutan 2)
No. 10.
Nama Tenun Tenun Bima
Gambar
Asal Daerah NTB
Berupa kain dengan keindahan motif zigzag. Warna pada kain tenun bima adalah warna-warni seperti pelangi
Jepara
Tenun Jepara Troso memiliki banyak macamnya dari segi warna dan motif yang khas jawa.
Sumba-
Motif kain tenun sumba, motif manusia, motif binatang, motif geometris dan motif kontemporer. Misalnya pada motif binatang, ayam menjadi perlambang kehidupan wanita ketika berumah tangga. Kuda menjadilambang kekuatan dan kejantanan, sementara burung kakaktua yang berkelompok menjadi lambang persatuan dan musyawarah dalam adat. Hiasan pada bidang atas terdiri atas jalur bergarisgaris warna, sedangkan di bagian dibawahnya dihias motif ayam yang dibuat dari untaian manik-manik dengan ditambah motif pakan tambahan motif ayam yang berhadapan.
Pelangi
11.
Tenun Troso
12.
Tenun NTT
Nusa Tenggara Timur
13.
Hinggi
Karakteriastik Material
Sumba
17 Tabel 2.2 Macam Jenis Tenun Indonesia (lanjutan 3)
No.
Nama Tenun
Gambar
Asal Daerah
14.
Tenun Buna
NTT
15.
Tenun Ende
Flores
16.
Tenun Kisar
Maluku
17.
Tenun
Palembang
Blongsong
Karakteriastik Material Latar belakang warna adalah warna2 cerah. Dikombinasi dengan paduan semua warna. Motifnya lebih sederhana cenderung klasik konteporer. Sedikit modern dengan motifmotif garis, segitiga, lingkaran ataupun bungabunga beraneka warna. Kain berlatar belakang hitam. Ragam hias kain ini padajalur-jalur horisontal yang memberi kesan seperti gemerlap cermin, yang diwujudkan dalam pembiasan garis geometris.pada jalur besar tampak motif ceplok bunga, yang diilhami oleh kain patola
Ragam hias jalur-jalur kecil dengan motif ikat diapit satu jalur besar yang dihias motif manusia dengan kedua tangan terbuka. Disisi kain ada jalur hitam biru. Tidak berbeda jauh dengan motif batik. Warna dan motif sangat kental dengan agama dan kemewahan warna-warna.
18 Tabel 2.2 Macam Jenis Tenun Indonesia (lanjutan 4)
No. 18.
Nama Tenun
Gambar
Asal Daerah Sambas
Tenun sambas memiliki warna khas emas yang dipadukan dengan warnawarna lain yang sesuai. Motif simple dengan tata letak seperti sarung pada umumnya.
Kalimantan
Tenun sintang Kalimantan sangat khas dengan warna di benang-benang tersebut memakai warna alami seperti warna dari kulit kayu.
Tenun
Sulawesi
Sulawesi
Tenggara
Tenun Sulawesi tenggara dengan motif yang simple dengan khas warna biru dongker.
Tenun Sambas
19.
Tenun Sintang
20.
Karakteriastik Material
Tenggara
21.
Tenun Lurik
Yogyakarta
Tenun lurik adalah salah satu tenun yang telah banyak dieksplor. Dengan motif garis-garis lurik khas jawa tengah dijadikan salah satu ikon tenun jawa Tengah.
22.
Tenun
Gresik-
Gresik
Jawa Timur
Tenun gresik dengan kegunaan sarung memiliki cirri khas pada warna yang terkesan kusam dengan motif sarung abstrak besar.
19 Tabel 2.2 Macam Jenis Tenun Indonesia (lanjutan 5)
No. 23.
24.
Nama
Gambar
Tenun
Asal Daerah
Tenun
Tuban-Jawa
Gedog
Timur
Tenun Ikat
Kediri-Jawa
Kediri
Timur
Karakteriastik Material Dengan ciri motif khas batik pesisir yang juga diterapkan dalam tenun gedog tersebut. Kediri memiliki tenun yang belum banyak terekspos oleh masyarakat.
(sumber: http://www.tenunindonesia.com, 7 November 2013) (sumber: Buku Ragam Kain Tradisional Indonesia “Tenun Ikat”, Suwati Kartiwa, Penerbit PT Gramedia, 7 November 2013)
2.2 Monumen Indonesia
Gambar 2.3 Arsitektural Monumental Indonesia (Sumber: Penulis)
20
Monumen adalah jenis bangunan yang dibuat untuk memperingati seseorang atau peristiwa yang dianggap penting oleh suatu kelompok sosial sebagai bagian dari peringatan kejadian pada masa lalu. Seringkali monumen berfungsi sebagai suatu upaya untuk memperindah penampilan suatu kota atau lokasi tertentu. Beberapa ibu kota pusat pemerintahan seperti Washington D.C., New Delhi, dan Brasília memang telah dirancang sedemikian rupa sehingga dibangun meliputi banyak monumen kenegaraan. Lokasi Monumen Washington dirancang untuk membentuk ruang publik yang rapi dan teratur. Bangunan fungsional yang menjadi semakin penting karena usianya, ukurannya, atau makna sejarahnya, dapat juga dianggap sebagai monumen. Dalam hal ini dapat karena ukurannya yang besar atau usianya yang tua seperti contohnya Tembok Besar. Beberapa negara menggunakan istilah "monumen purbakala" untuk merujuk pada situs arkeologi penting, seperti Borobudur. Atau bahkan situs purbakala yang dulunya merupakan kompleks permukiman, seperti situs Pompeii. Monumen seringkali dirancang untuk memuat informasi politik bersejarah, sebagai bangunan untuk memperkuat citra keunggulan kekuatan politik, seperti Pilar Trajan, atau berbagai patung Lenin di Uni Soviet. Monumen dapat berusia ribuan tahun, sebagai simbol yang bertahan lama suatu peradaban purba. Piramida Mesir Kuno, Parthenon Yunani Kuno, dan Moai di Pulau Paskah telah menjadi simbol dari peradaban purba tersebut. Di zaman yang lebih modern, Patung Liberty dan Menara Eiffel telah menjadi lambang negara dan kota modern. Istilah monumentalitas berkaitan dengan status simbolik dan fisik keberadaan suatu monumen. 2.2.1 Jenis Monumen Indonesia Indonesia tidak hanya kaya akan budaya adat istiadat, indonesia juga dikenal sebagai negara dengan keindahan bangunan monumental yang terkenal akan sejarahnya. Berikut merupakan jenis bangunan monumental di Indonesia, diantaranya:
21
Tabel 2.3 Macam Jenis Monumen di Indonesia
No.
Jenis Monumen di Indonesia
1.
Keterangan Monumen Nasional (Monas) adalah ikon ibukota Indonesia, Jakarta. Menara ini diresmikan pada 17 Agustus 1961 yang terletak di Lapangan Monas, Jakarta Pusat. Monas memiliki tinggi 132 meter. Bentuk bangunan monas sangat unik berbentuk lingga yoni simbol kesuburan dengan puncak menara terdapat cawan yang menopang berbentuk nyala obor perunggu yang beratnya mencapai 14,5 ton dan dilapisi
Tugu Monas, Jakarta
emas 35 kg. Lidah api atau obor ini sebagai simbol perjuangan rakyat Indonesia yang ingin meraih kemerdekaan.
2.
Tugu Pahlawan adalah ikon Kota Surabaya. Tugu Pahlawan dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, dimana arek-arek Suroboyo berjuang melawan pasukan Sekutu yang datang bersama Tugu Pahlawan, Surabaya
3.
Belanda. Monumen yang memiliki tinggi 45 meter ini diresmikan pada 10 November 1952. Tugu Jogja merupakan landmark Kota Yogyakarta yang paling terkenal. Pada saat awal berdirinya, bangunan ini secara tegas menggambarkan Manunggaling Kawula Gusti, semangat persatuan rakyat dan penguasa untuk melawan penjajahan. Semangat persatuan atau yang disebut golong gilig itu tergambar jelas pada bangunan tugu, tiangnya berbentuk gilig (silinder) dan puncaknya berbentuk golong (bulat), se-
Tugu Jogja, Yogyakarta
hingga disebut Tugu Golong-Gilig.
22 Tabel 2.3 Macam Jenis Monumen di Indonesia (lanjutan 1)
No.
Jenis Monumen di Indonesia
4.
Keterangan 11 tahun dilanda konflik SARA, Ambon kini memasuki masa damai. Monumen ini khusus dibangun disuatu daerah yang pernah dilanda konflik. Biasanya Monumen Gong Perdamaian Dunia dibangun di ibukota suatu negara.
Monumen Gong Perdamaian Dunia, Ambon
Namun, di Indonesia, situs kedamaian itu dibangun di ibukota Provinsi Maluku, Ambon. Monumen Gong Perdamaian ini. Monumen Gong Perdamaian Dunia yang diresmikan pada tanggal 25 November 2009 ini merupakan Monumen Gong Perdamaian Dunia yang ke-34 dari seluruh Monumen Gong Perdamaian yang ada di Dunia
5.
Bambu Runcing adalah senjata tradisional yang digunakan oleh tentara Indonesia dalam pertempuran melawan kolonialisme Belanda. Tepatnya pada 10 November1945, yang sekarang dirayakan sebagai Hari Pahlawan. Pada masa peperangan, bambu dibentuk meruncing layaknya tombak untuk menusuk musuh. Bambu runcing ini dibuat berkaitan dengan terbatasnya senjata modern yang ada dan untuk menunjukkan semangat di antara para prajurit sebagai warga sipil Indonesia. Untuk itulah, Monumen Bambu Runcing ini dibangun, dan terletak di jalan Panglima Sudirman. Monumen Bambu Runcing adalah ikon pariwisata Surabaya yang berhubungan dengan situs sejarah perjuangan bangsa. Monumen Bambu Runcing, Surabaya
23 Tabel 2.3 Macam Jenis Monumen di Indonesia ( lanjutan 3)
No.
Jenis Monumen di Indonesia
6.
Keterangan Jam “gadang”, atau “jam yang besar” merupakan landmark kota Bukittinggi ,Sumatra Barat. Kerajaan Belanda membangun Jam Gadang pada 1926. Saat menjajah Indonesia, pemerintahan Jepang mengubah puncak itu menjadi berbentuk klenteng. Pada masa kemerdekaan, bentuknya berubah lagi menjadi ornamen rumah adat Minangkabau. Di lantai atas menara terdapat Mesin jam manual yang dibuat khusus oleh Recklinghausen. Kontur tanah di sekitar
Tugu Jam Gadang, Padang
jam gadang berjenjang dan juga tidak landai, sehingga sepintas bangunan Jam Gadang tampak miring seperti Menara Pisa.
7.
Ada tugu di dalam tugu. Itulah tugu Khatulistiwa. Tugu Khatulistiwa merupakan ikon Kota Pontianak yang memiliki tinggi 15,25 meter dari permukaan tanah. Tugu Khatulistiwa atau Equator Monument berada di Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara, Propinsi Kalimantan Barat. Tugu Khatulistiwa ini terletak di garis khatulistiwa yang membelah Bumi menjadi dua Tugu Khatulistiwa, Pontianak
8.
bagian, Utara dan Selatan. Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat Berada di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Monumen ini didirikan sebagai bentuk perjuangan TNI dalam pembebasan irian barat dibawah kekuasaan belanda pada tahun 60’an. Monumen ini didirikan di makassar sebab waktu itu di makassar lah menjadi pusat komando TNI dalam upaya perebutan irian barat.
Monumen Mandala , Makassar
24 Tabel 2.3 Macam Jenis Monumen di Indonesia ( lanjutan 4)
No.
Jenis Monumen di Indonesia
9.
Keterangan Monumen Garuda Wisnu Kencana dibuat oleh pematung terkenal bali I Nyoman Nuarta, monumen ini dibuat sebagai taman budaya dan menjadi ikon pariwisata Bali dan Indonesia.
Monumen Garuda Wisnu Kencana , Bali 10.
Masih di Yogyakarta, monumen jogja kembali atau disingkat Monjali merupakan sebuah monumen yang didirikan untuk mengenang peringatan atas ditariknya tentara pendudukan belanda dari ibu kota RI pada waktu itu di Yogyakarta yang merupakan tanda awal bebasnya Monumen Jogja Kembali (Monjali), Yogyakarta
bangsa indonesia dari intervensi belanda. Monumen ini dibangun pada tanggal 29 juni 1985, didalamnya juga ada museum dan berbagai miniatur perjuangan pejuang indonesia dalam melawan belanda.
(sumber: http://www.wikipedia.com, 4 April 2014)
2.3 Analisa Trend Trend Fashion dan gerakan industri kreatif itu sendiri sangat berkaitan kuat. Hal ini dilandasi dengan Indonesia yang mencanangkan trend era industrikreatif sejak tahun 2014 dan diikuti oleh desainer-desainer lainnya untuk mendesain produk yang memiliki tanggung jawab terhadap produk kreatif. disini akan dijelaskan kesinambungan antara trend fashion dengan trend industri kreatif. 2.3.1 Trend Fashion Mengetahui akan trend fashion adalah hal yang sangat penting bagi desainer untuk menjadikan sebuah acuan desain ataupun inspirasi desain untuk produk yang akan didesain. Bagi seorang desainer, trend fashion dapat menjadi inspirasi untuk menentukan sebuah desain yang unik yang akan ditawarkan
25
kepada user target. Fashion trend yang berlaku pada desainer Berikut adalah fashion trend 2014 - 2015 : Tabel 2.4 Trend fashion pada koleksi spring 2014
No.
Fashion trend 2014
1.
Keterangan Mudah untuk memakai dan ultra-chic, celana menggelembung lebar, membuat kaki lebih besar pada koleksi musim semi. Trend ini tidak hanya untuk supermodel yang memiliki kaki lebih tinggi, cocok juga bagi yang memiliki badan yang berlebihan
Wide-Leg Trousers
sehingga terlihat lebih ramping pada flare dan lebih tinggi-waisted frame yang memanjang. Merupakan koleksi spring BCBG Max Azria, Trina Turk, Rosie Assoulin.
2.
Ada banyak warna metalic di tahun 2014 ini. Sepatu perak dan emas metalik foil, clutch dan bahkan item pakaian seperti rok, jaket dan gaun seperti yang terlihat pada Burberry Prorsum fashion show, seperti desain dari Diane von Furstenberg dan Christian Dior. Tak hanya itu Alexander McQueen, dan Metallics
Marchesa juga menggunakan material Satin metalic pada koleksinya.
3.
Sebuah pelangi nuansa musim semi lembut menghiasi koleksi spring Jason Wu, Prabal Gurung, Rebecca Taylor di tahun 2014. Hal terbaik tentang tren pastel warna-warna yang
menyanjung,
dengan
siluet
(dan
menggairahkan). Dari warna minty greenPretty Pastel
papan setelan celana pendek ke lilac gaun seksi-CEO untuk sporty bayi pembom biru,
26 Tabel 2.4 Trend fashion pada koleksi spring 2014 (lanjutan 1)
No.
Fashion trend 2014
4.
Keterangan Koleksi musim gugur BCBG Max Azria, Rebecca Minkoff, Thakoon tahun ini boxy cropped (non-moto) jackets menjadi trend 2014. Berfikir tentang menambahkan salah satu jaket non-moto untuk arsenal layering. The boxy, dipotong siluet, sidik jari dan
Boxy, Cropped (Non-Moto) Jackets
tekstur untuk memasangkan dengan mudah antara fit-and-flare atau dress body-con, celana disesuaikan dengan rok kantor.
5.
Koleksi spring 2014 dari desainer Alexander Wang, Costello Tagliapietra dan Altuzarra, terinspirasi dari pakaian baju kemeja pria yang
menikmati
makeover
dengan
inventively keren, warna yang kontras terdapat kerah dan manset yang bertekstur. Contrast-Collar Button-Downs
Kini menjadi trend di 2014, penting sangat cocok untuk wanita seperti diam-diam mengenakan pakaian kerja yang menendang.
6.
Midi skirt mungkin bagian transisi utama, terinspirasi saat minum tea, rok-panjangantara midi dan maxi adalah koleksi Christian Siriano, Alice + Olivia, Proenza Schouler untuk musim semi. The hemline yang anggun bisa sama modern sebagai Tea-Length Skirts
mini,
dengan
cropped
top
untuk
mengimbangi panjang (membuat terlihat lebih tinggi). Tampilan dengan gaun panjang berangin, tapi tetap modern dan seksi dengan memamerkan beberapa lengan (dan mungkin bahu sedikit terbuka).
27 Tabel 2.4 Trend fashion pada koleksi spring 2014 (lanjutan 2)
No.
Fashion trend 2014
Keterangan
7.
Garis
atletik
merinci
dengan
tuxedo
sporty
dengan
celana
styling.
Untuk
pada
disesuaikan menjaga
smartens
agar
tampilan
tetap
modern
tapi
halus,
memilih siluet ramping putih tak terduga (hitam begitu tradisional) dan memasangkan celana dengan non-button-down atas kasual. Tuxedo-Meets-Athletic-Striped Atau mengambil inspirasi dari Costello Trousers Tagliapietra itu "tuxedo terbalik," dengan striping yang membentang di sepanjang inseam sebaliknya. Koleksi musim semi J.Crew, Costello Tagliapietra, BLK DNM menjadi trend di tahun 2014. 8.
Koleksi J.Crew, Rachel Zoe, Clover Canyon kuat
dengan
sepotong
semi
layering:
panjang, mantel efisien, minus kerah atau kelepak. Terlihat selalu bisa pergi aman dengan warna netral atau solid, tetapi mengambil risiko dengan motif print yang ceria atau menghiasi denim. Potongan
Collarless Coats
dengan celana bergaya atau rok pensil untuk kantor, atau celana semi kulit atau gaun body-con untuk ide pakaian kencan malam. (sumber : http://www.glamour.com)
2.3.2 Trend Sepatu Trend sepatu merupakan acuan yang cukup penting untuk mengetahui jenis sepatu apa yang sedang trend, ataupun style sepatu yang sedang trend untuk tahun ini dan kedepannya. Berikut adalah trend sepatu tahun 2014, diantaranya :
Tabel 2.5 Trend Sepatu 2014
Nama trend
Gambar
Keterangan
28
Transparent Heels/Straps
Chunky Heel
Metallic
Architectural Shoes
Hak dan strap transparan muncul kembali pada Spring/Summer 2014, dan dapat dijumpai pada koleksi Donna Karan dan Valentino. Beberapa brand lain juga menciptakan sebuah trend transparant pada strap ataupun upper sepatunya. Chunky heels juga dapat dijumpai pada koleksi Chanel, Bottega Veneta, Balenciaga’s, dan lainnya. Dimana kebanyakan sepatu dengan heels berat ini divariasikan dengan strap gladiator pada uppernya. Sepatu warna metalic adalah salah satu trend yang banyak muncul pada koleksi tahun 2014. Warna silver soil dan sandal muncul pada koleksi Nicole Miller, Emporio Armani, Giambattista Valli’s fashion show. Tak hanya strap sandal dengan hak tinggi dan didekorasi oleh kristal dan potongan metalic membuktikan bahwa sepatu ini terbuat dengan craftmanship yang tinggi. Architectural shoes juga dapat dijumpai pada koleksi Fendi, Rodarte, and Jen Kao yang membuat para fashionista terkagum pada detail sepatu tersebut. Simple namun tetap stylish itulah kesan yang dapat dijumpai pada koleksi arsitektural shoes.
29
Men’s Style Shoes
Eye-Catchy Heel
Square Kitten Heels
Strap-y Boots
Sepatu dengan gaya manly dapat ditemui pada koleksi Victoria Beckham dimana desain keseluruhan sepatunya berwarna hitam dan putih. Tak hanya itu Phillip Lim dan Giorgio Armani juga berkreasi sepatu wanita dengan gaya sepatu pria sehingga berkesan androginy look. Sepatu dengan warna hak yang eye catching juga muncul pada koleksi Just Cavalli, David Koma dan Amaya Arzuaga. Mereka lebih memilih untuk menambahkan warna yang eye catching pada heelsnya. Berbeda dengan Matthew Williamson dan Calvin Klein yang hanya fokus pada bentuk dan tekstur material. Kitten heels berbentuk kotak juga sering ditemukan pada koleksi 2013, beberapa desainer seperti Isabel Marant, Emporio Armani dimana mendesain sandal dengan hak kitten heels yang dilapisis oleh aksesoris stud dan strap. Boots dengan strap over knee juga menjadi trend pada tahun 2014 seperti pada koleksi Proenza Schouler, Acne, Alexander Wang, Versace, dan Altuzarra dimana bervariasikan detail berupa buckles dan logo.
30
Pointed Toes
Kebanyakan sepatu yang muncul pada koleksi Spring/Summer 2014 adalah sepatu dengan pointed toe. Seperti Versace yang mendesain upper dengan aksesori stud heels dan pointed toes pada koleksinya.
DecoratedWedge
Emilio Pucci mendesain sepatu dengan wedges yang tersculptur dengan cantik. Sedangkan desainer lain seperti Donna Karan dan Valentino yang mendesain wedgesnya dengan warna transparant dengan patterns yang indah. Sepatu dengan motif printing seperti motif bunga, pixel, dan motif lainnya dapat dijumpai pada koleksi Peter Som, Dries Van Noten, Peter Pilotto, Guy Laroche, Nicole Miller, dan Stella McCartney. Kulit Reptile dapat ditemui juga pada koleksi Gucci, Derek Lam, Kenzo, dll. Printed bermotif kulit reptil ini dapat diaplikasikan pada strap ataupun beberapa upper sepatu. Koleksi fall winter 2014 para desainer sepatu seperti Nina Ricci, Lanvin, Miu Miu, Giorgio Armani, Valentino dan Rochas, memamerkan koleksi sepatu dengan strap style yang ada pada setiap jenis sepatu, mulai dari peep toe sampai high heels. Dan trend sepatu dengan lace-up ada
Platforms
Prints
Reptile Skins
Strap dan Lace
31
pada koleksi desainer Moschino, Gucci, Jason Wu, Marchesa, Oscar de la Renta, Elie Saab dan Salvatore Ferragamo.
Sepatu dengan style ini akan menjadi trend terlama dalam industri fashion. Menggunakan detail aksesoris metal, studs, spike, chains dan zippers sebagai dekorasi sepatu yang dramatis yang memiliki nilai artistik. Sepatu ini merupakan koleksi dari Versace, Chanel, Saint Laurent, Alexander McQueen dan Anthony Vaccarello. Dengan look extremely chic dan feel maximun comfortable menjadi inspirasi trend sepatu di tahun 2014. Style bentuk outsole seperti tongues muncul keluar adalah koleksi dari Bottega Veneta, Lanvin, Viktor & Rolf, Jil Sander dan Sacai.
Lots of Metallic detail, Studs, Spike, chains dan zippers
Tongues Out
(sumber : http://www.,millionlooks.com)
2.3.3 Trend Warna 2014 Tren warna untuk spring summer 2014 adalah warna-warna alam seperti radian orchid, freesla, dll. Berikut warna-warna trend untuk spring summer 2014 dari pantone colour trend untuk spring 2014 :
32
Gambar 2.4 Trend Warna 2014 (sumber : www.pantone.com )
Gambar 2.5 Trend Spring Summer 2014/2015 (sumber : www.news.bgfashion.net )
2.4 Jenis-jenis Sepatu Wanita Pembagian jenis sepatu wanita dibagi menjadi 3 kelompok, yakni terbagi berdasarkan jenisnya, ketinggian hak, bentuk ujung sepatu, dan letak tali.
33
2.4.1. Pembagian berdasarkan ketinggian hak sepatu, sepatu wanita dikelompokkan menjadi: Tabel 2.6 macam macam jenis sepatu berdasarkan hak nya
Jenis berdasarkan ketinggian hak Platform shoes
Gambar
Keterangan Sepatu platform memiliki sol yang tebal pada bagian depan sepatu. Dengan tambahan
ketebalan
sol
depan
ini
membuat sepatu jenis ini memiliki ketinggian yang lebih
dari sepatu
lainnya.
Pump shoes
Tinggi hak sepatu pump hampir sama seperti pada sepatu platform, hanya saja tidak memiliki sol tebal pada bagian depan sepatu.
Stilleto
Sepatu wanita ini memiliki ciri khas ketinggian hak lebih dari 5cm dan pada dasar
haknya
berbentuk
meruncing
kurang dari 1cm.
Wedges
Sepatu wedges memiliki ciri khas hak yang menyatu dengan bagian solnya. Dengan ciri khas inilah hak sepatu wedges tidak mudah patah dan mampu menopang berat badan lebih baik jika dibandingkan dengan sepatu hak tinggi lainnya. Ketinggian hak wedges beragam ada yang 5cm hingga 15cm.
Flat shoes
Flat shoes adalah jenis sepatu tanpa hak dan berbentuk landai. Sepatu jenis ini memiliki
tingkat
mobilitas yang tinggi.
kenyaman
dan
34 Tabel 2.6 macam macam jenis sepatu berdasarkan hak nya (lanjutan 1)
Jenis berdasarkan ketinggian hak Kitten Heels
Gambar
Keterangan Ciri khas sepatu kitten heels ini adalah haknya yang ramping, pendek, dan sedikit melengkung ke arah dalam sepatu. Ketinggian haknya biasannya antara 3cm–4,75cm.
Chunky heel
Chunky heels memiliki ciri khas dimana haknya yang besar dan tebal dengan ujung hak yang lebar, dengan ujung hak seperti ini membuat pemakai lebih stabil saat memakainya.
Boots
Merupakan jenis sepatu dengan ciri menutup seluruh bagian kaki minimal sampai pergelangan kaki hingga lutut.
Mule/selop
Merupakan jenis sepatu dengan karakter bagain belakang yang terbuka namun bagian depannya tertutup rapat dan biasanya memiliki ujung yang berbentuk runcing.
Sandal
Jenis alas kaki yang memiliki karakter upper yang terbuka dan berhak rendah. Terdapat banyak jenis sandal seperti flip-flop, gladiator, dan lain lain.
35 Tabel 2.6 macam macam jenis sepatu berdasarkan hak nya (lanjutan 2)
Jenis berdasarkan ketinggian hak Clog
Gambar
Keterangan Merupakan jenis sepatu yang terbuat dari kayu secara keseluruhan maupun hanya bagian solnya saja.
D’orsay
Merupakan jenis sepatu yang memiliki karakter tidak memiliki penutup di bagian samping dan hanya ada penutup pada bagian ujung dan belakang kaki saja.
Oxford
Merupakan jenis sepatu yang memiliki karakter dimana uppernya tertutup hingga punggung kaki dengan untaian talitali di bagian atasnya. Sepatu jenis ini memberikan kesan klasik dan maskulin bagi pemakai.
Sport Fashion
Merupakan jenis sepatu casual olah raga namun tidak berfungsi sebagai sepatu olah raga itu sendiri, melainkan sebagai penunjang penampilan agar terkesan dinamis
dan
energik
namun
tetap
memperlihatkan sisi feminin.
Espadrilles
Merupakan jenis sepatu yang terbuat dari bahan upper dan sole yang sangat fleksibel seperti kain, kanvas maupun karet.
36
2.4.2 Berdasarkan letak tali sepatu, sepatu wanita dikelompokkan menjadi: Tabel 2.7 macam macam jenis sepatu berdasarkan tali/strapnya
Berdasarkan letak tali T-strap
Gambar
Keterangan Sepatu wanita dengan bentuk tali yang terletak di pergelangan kaki dan terus menyambung hingga ke jari-jari kaki sehingga membentuk huruf T.
Angkle strap
Sepatu dengan bentuk tali yang
ada
pada
bagian
pergelangan kaki.
Marry Jane
Sepatu dengan posisi strap yang terletak pada bagian punggung kaki.
Slingback
Sepatu dengan bagian tumit yang terbuka namun terlilit oleh strap yang melingkar di bagian bawah mata kaki.
Gladiator strap
Strap
pada
upper
yang
berjumlah lebih dari 3 bisa disebut gladiator.
sebagai
strap
37
2.4.3 Berdasarkan bentuk ujung sepatu, sepatu wanita dikelompokkan menjadi:
Tabel 2.8 macam macam jenis sepatu berdasarkan bentuk ujungnya
Berdasarkan bentuk ujung Closed toe •
Pointed toe
Gambar
Keterangan Sepatu wanita dengan ujung sepatu berbentuk runcing atau kerucut sehingga ujung kaki terlihat lebih kecil dan elegan.
•
Round toe Sepatu wanita dengan ujung sepatu
berbentuk
lengkung
atau bulat, dengan bentuk seperti ini ujung kaki memiliki ruang allowance dan meminimalisir cedera/lecet.
Open toe
Sepatu waita dengan ujung terbuka,
sehingga
jari-jari
kaki terlihat.
Peep toe
Jenis
sepatu
memiliki
peep
ujung
toe
terbuka
seperti open toe hanya saja lubang
pada
ujung
yang
terbuka berukuran lebih kecil dan memperlihatkan ibu jari kaki dan telunjuk saja.
38
2.5 Tinjauan Existing 2.5.1 Jenis Sepatu Berbasis Tenun Indonesia Terdapat berbagai macam jenis sepatu berbasis tenun Indonesia yang saat ini berkembang. Sepatu ini bermacam variasinya, mulai dari segi desain atau bentuk estetika sampai bermacam variasi material Tenun Indonesia.
Gambar 2.6 Vicky Shu menggunakan kain Tenun pada produk sepatunya dan Sepatu Etnik Cristian Loubotin (sumber : https://www.facebook.com/lovely.syushu/photos.stream, 8 November 2013) (sumber : http://raqueldaily1.blogspot.com/2013/06/item-i-want-christian-louboutin-ethnic.html, 8 November 2013)
Sepatu Vicky Shu dan Christian Loubotin adalah sepatu dengan ciri khas etnik menggunakan kain tenun Indonesia sebagai mempercantik koleksi sepatunya. Ada berbagai macam jenis sepatu yang ditawarkan mulai dari wedges, high heels, pump shoes, hingga sepatu boots. Kelebihan
: Dikerjakan secara handmade sehingga proses pembuatannya detail, menggunakan material yang mudah didapatkan, cocok untuk digunakan dalam berbagai macam aktivitas, dalam segi desain mengikuti trend dan kualitasnya bagus.
Kekurangan
: Harga mahal, kurang mengeksplor material tenun.
39
2.6 Anatomi Sepatu Wanita Pada umumnya komponen pada sepatu wanita terbagi atas 2 bagian, yakni bagian upper (atas) dan sole (bawah). Berikut ini adalah daftar istilah yang digunakan untuk menjelaskan bagian sepatu. Beberapa istilah yang merujuk ke bagian sepatu untuk semua jenis namun ada pula istilah-istilah yang hanya berlaku untuk jenis tertentu atau gaya sepatu:
Gambar 2.7 anatomi sepatu wanita beserta komponen dan keterangannya (sumber : dokumen pribadi)
•
Sole: Seluruh bagian bawah sepatu dari depan ke belakang.
•
Upper: Seluruh bagian atas atau penutup sepatu.
•
Heel (Tumit): Bagian yang meniggi di belakang sepatu. Heel ini ada 2 bagian yakni “Heal seat” yang merupakan bagian atas dari tumit, dan “Top piece” yakni bagian dari tumit yang bersentuhn dengan tanah.
•
Breast: Bagian yang menghadap kedepan bagian tumit, di bawah lengkung yang tunggal.
•
Counter: Bagian yang agak keras dari Heel yang terdapat diantara lapisan atas dari Heel yang membantu menjaga bentuk sepatu. Counter ini membantu memperkuat bagian belakang kaki dari sepatu.
•
Insole: Sebuah lapisan bahan yang diantara Sole dan telapak kaki. Insole menambah aspek kenyamanan pemakai dan memisah antara kaki dengan Heal seat.
40
•
Outsole: Bagian terbawah dari sepatu yang bersentuhan dengan tanah. Beraneka ragam bahan pembuat Outsole, bisa karet eva, plastik, kulit keras bahkan kayu. Karakteristik Outsole yang baik antara lain: cengkraman (grip), daya tahan, dan tahan air.
•
Linings: Mayoritas sepatu memiliki lining pada sisi dalam sepatu dan dipasang disekitar Vamp dan Quarter. Lining ini meningkatkan kenyamanan pemakai dan membantu menambah umur sepatu.
•
Toe cap: Ujung sepatu bagian atas. Ada banyak ragam dari Toe caps yang berfungsi sebagai bagian dekorasi dan pelindung jari ini.
•
Throat: Bagian depan Vamp sebelum ujung sepatu (Toe Cap). Beberapa sepatu memiliki Vamp dan Quarter yang bersatu sehingga tidak ada bagian Throat secara terpisah.
•
Vamp: Penutup bagian atas sepatu dari depan sampai ke Quarter.
•
Quarter: Bagian tumit sepatu bagian dalam yang menutupi tumit kaki bagian belakang. Untuk sepatu wanita, biasanya Heel dan Quarter dicetak dalam satu bagian.
•
Seat: Dudukan heel pada sepatu. Bentuknya harus cocok dengan Heel yang dipasang dan dapat menyangga dengan baik dan nyaman.
•
Shank: Plat besi yang terpasang antara Sole dan Insole ke arah depan. Biasanya terdapat pada sepatu Safety atau TNI.
•
Top Piece: Bagian paling bawah dari Heel / tumit yang bersentuhan dengan tanah. Biasanya terbuat dari bahan yang kuat untuk bergesekan dengan segala jenis permukaan tanah.
•
Waist: Alas bagian depan (dalam) sepatu.
•
Welt: Material penghubung Upper dengan Sole.
•
Tongue: Lidah sepatu. Biasanya pada sepatu pria yang bertali sepatu, sebagai pemisah antara tali dengan kaki bagian atas.
2.7 Proses Pembuatan Sepatu Berikut adalah alur produksi sepatu dari desain terpilih hingga menjadi mass product beserta dengan proses-prosesnya :
41
2.7.1. Pembuatan Pola sepatu Step awal dalam pembuatan sepatu dimulai dari membungkus last sepatu hingga bagian pecah pola. Pembuatan pola tersebut disesuaikan dengan desain sepatu serta ergonomi sepatu. Peralatan pembuatan pola antara lain shoe last, papertip, cutter, cutting mat, meteran, dan lain lain. Berikut langkah-langkahnya:
Gambar 2.8 proses pembuatan pola sepatu secara umum (sumber : dokumen pribadi)
Proses awal pembungkusan shoelast hingga tertutup semua oleh oleh isolasi kertas, kemudian bungkusan isolasi kertas kemudian di cutter dan digambar serta ditempel pada kerta pola (dinamakan ‘master’), setelah itu master dicopy sesuai desain (‘basic’), dan proses pecah pola, dalam prosespecah pola ini nantinya akan dipecah menjadi 4 bagian, yaitu upper pattern, interlining, dan lining.
2.7.2. Cutting Processes Cutting process adalah proses pemotongan bahan baku sebelum dibentuk menjadi upper sepatu. Bahan baku yang berupa kain atau pun kulit (leather) dipotong membentuk pola-pola yang telah ditentukan sebelumnya. Peralatan yang diperlukan dalam proses ini menggunakan mesin potong (cuting machine) dan alat potong yang disebut dengan cutting dies yang bentuk dan ukurannya telah dibuat sesuai dengan pola-pola potongan yang akan dikerjakan.
42
` (Cutting Dies dengan mesin press cutting & Cutting manual) Gambar 2.9 proses pemotongan material dengan manual dan alat cutting dies (sumber : dokumen pribadi)
2.7.3. Skiving (penyesetan) Penyesetan dilakukan dengan mesin skiving, mesin skiving bekerja untuk menipiskan material kulit agar lebih mudah pengerjaanya pada proses stitching, sewing, dan assembling.
Gambar 2.10 proses dan mesin penyesetan material (sumber : dokumen pribadi)
2.7.4. Stiching and Sewing Pada proses ini pola-pola bahan baku yang telah dipotong, dicutting process kemudian dijahit dan dibentuk menjadi upper sepatu. Dalam proses penjahitan ini sangat banyak membutuhkan waktu dalam pengerjaanya, antara lain prosesnya adalah : preparation upper, pengeleman interlining, steaming, penyatuan upper dengan lining, dan penjahitan. Potongan pola dijahit satu persatu sehingga membentuk upper sepatu yang selanjutnya disatukan di proses perakitan.
43
(Stitching Processes & Sewing Machine) Gambar 2.11 proses stitching dan penjahitan (sumber : dokumen pribadi)
2.7.5 Assembling Process Assembling adalah proses perakitan upper sepatu dengan bottom las (sole), dalam proses ini terdiri dari beberapa proses dari mesin dan alat yang berbeda, antara lain : proses semanting, steaming, molding, lasting, blowwer, dan outlast.
(Mesin Penyesetan)
(Proses Semanting)
(Proses Lasting, penempelan upper dengan sole secara manual dan mesin)
44
(Mesin steaming dan blowwer)
(Mesin Molding)
(Proses outlast, pencopotan last dengan sepatu yang telah terakit) Gambar 2.12 macam-macam proses assembling sepatu (sumber : dokumen pribadi)
2.7.6 Finishing Process Proses finishing adalah proses pembersihan sisa produksi, dan penyemiran/pemberian efek warna. Sepatu yang sudah berhasil diproduksi dan telah melewati pemeriksaan kualitas kemudian akan di packing kedalam dus karton sepatu yang kemudian disimpan digudang (warehouse) yang pada akhirnya siap dikirimkan untuk dipasarkan.
Gambar 2.13 Proses Finishing Sepatu (sumber : dokumen pribadi)
45
2.8
Ergonomi Sepatu Kenyamanan sepatu cukup diperhatikan agar tidak mencederai kaki dan
membuat pemakai tidak lelah saat memakainya. Ada faktor penting yang perlu diperhatikan dalam ergonomi, yakni faktor anantomi kaki, dan faktor bentuk sepatu. 2.8.1 Antropometri Kaki Berikut ini adalah ukuran rata-rata kaki wanita yang di dapat dari iterpolasi masyarakat British dan Hongkong (pheasant, 1986) terhadap masyarakat Indonesia (Suma’mur, 1989) serta istilah dimensionalnya dari (Nurmianto, 1991a; Nurmianto, 1991b) sebagai berikut :
Tabel 2.9 Ukuran antropometri dimensi kaki dan tubuh wanita
(sumber: Buku Ergonomi, Eko Nurmianto)
Dalam buku Eko Nurmianto juga disebutkan bahwa panjang telapak kaki wanita didapat dari perhitungan 14,7% dari tinggi badan wanita, 14,7% x 1563 mm = 229.761 mm
46
2.8.2 Faktor Bentuk Dasar Sepatu Bentuk sepatu yang baik adalah yang menyesuaikan dengan bentuk kaki ketika berjalan. Menurut ahli Podiatrist (Dokter spesialis kaki) dari Institute Beaute York bentuk sepatu yang nyaman digunakan adalah sepatu yang memiliki tingkat kestabilan yang baik dan tingkat tekanan pada kaki yang rendah. Sehingga persebaran beban badan pada kaki lebih merata. b
a
c
d
e
f
Gambar 2.15 Bagian-bagian dasar kaki yang rawan cedera
Gambar di atas adalah bagian dasar kaki yang berpengaruh dalam kenyamanan kaki. Bentuk dasar sepatu harus menyesuaikan bagian bagian tersebut agar meminimalisir cedera pada kaki. Beberapa daerah dasar kaki tersebut antara lain : a) pergelangan kaki (angkle). b) punggung kaki (instep). c) tumit (heel). d) tulang ujung telapak kaki (ball). e) lengkung telapak kaki (arch). f) ujung jari (toes).
2.8.3 Material Sepatu Untuk meminimalisir terjadinya cedera atau luka pada kaki ketika bersepatu berikut beberapa kriteria untuk menjadi pertimbangan ketika memiliih material tiap komponen sepatu. a. Aman Untuk material upper yang baik adalah tidak mengandung bahanbahan kimia yang tidak aman untuk tubuh. Sedangkan pada bebe-
47
rapa komponen dilapisi dengan beberapa material tambahan agar tidak menimbulkan cedera pada kaki. Seperti rubber pada bagian heel atau sol. Meminimalisir penggunaan aksesoris dengan permukaan yang tajam agar tidak melukai kulit ketika digunakan. b. Kuat Material haruslah durable dan kuat, karena menahan beban dan tekanan yang diberikan kaki ketika digunakan. Seperti tidak mudah sobek untuk bagian upper. Sedangkan pada bagian heel atau sol, tidak mudah patah ketika digunakan. c. Permukaan halus Bagian yang bersentuhan langsung dengan kulit kaki harus memiliki permukaan yang halus agar tidak melukai kaki d. Fleksible Material upper sepatu harus fleksibel dan tidak keras, sehingga dapat mengikuti lekukan bagian kaki. Hal ini bertujuan agar sepatu pas dengan kaki ketika digunakan. Material fleksibel juga bertujuan untuk menghindari lecet pada kulit kaki.
2.9 Studi Acuan Riset Terdahulu Data sekunder dapat diperoleh dengan cara mengetahui perkembangan riset produk sejenis terbaru. Riset terdahulu yang diambil untuk acuan penelitian ini antara lain: •
Desain Sepatu Wanita Dengan Menanfaatkan Material Kerajinan Anyaman Pandan dan Batik Jember Sebagai Material Alternatif Untuk Kelompok Wanita Muslimah ‘Hijabers Community’ (TUGAS AKHIR DESPRO ITS TH.2013) Penelitian ini merupakan riset tugas akhir mahasiswa S1 desain produk ITS tahun 2013. Perancangan akhir ini memanfaatkan kerajinan anyaman pandan dan batik untuk kebutuhan wanita muslimah (hijabers community). Yang bertujuan untuk menunjukkkan identitas produk khas Indonesia yang sesuai dengan karakter muslimah Indonesia.
48
•
Desain Elemen Fashion Berbahan Manik-Manik Kaca Jombang sebagai Produk Ikonik dengan Konsep Kontemporer (TUGAS AKHIR S1 DESPRO ITS TH.2012) Penelitian ini merupakan riset tugas akhir mahasiswa S1 desain produk ITS tahun 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan desain dan aplikatif kerajinan manik-manik jombang yang merupakan produk eco fashion dari recycle kaca sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan elemen fashion, seperti tas, sepatu dan benda fashion lainnya.
•
Desain Sepatu Wanita Bermaterial Tenun Ntt dengan Konsep Modern dan Edgy untuk Masyarakat Urban (TUGAS AKHIR S1 DESPRO ITS TH.2012) Penelitian ini merupakan riset tugas akhir mahasiswa S1 desain produk ITS tahun 2012. Perancangan akhir ini mengenai pengaplikasian tenun NTT pada sepatu lokal yang memiliki gaya edgy yang diminati oleh masyarakat urban. Tujuan dari adanya riset ini adalah untuk meningkatkan daya saing produk sepatu lokal dan melestarikan kekayaan budaya indonesia.
Dari acuan diatas didapat kesimpulan berikut untuk acuan konsep perancangan: 1. Proses pembentukan branding baru untuk produk lokal dapat dilakukan dengan menggunakan khazanah Nusantara yang mencerminkan karakter indonesia pada produk. 2. Pengambilan karakter Indonesia dapat dilakukan dengan menganalisa kekayaan kebudayaan nusantara untuk acuan konsep perancangan. 3. Perancangan produk fashion memiliki keterikatan terhadap trend untuk mengetahui selera dan kebutuhan user. 4. Pengaplikasian budaya nusantara dapat dilakukan dengan melakukan sedikit eksplorasi yang disesuaikan dengan teknologi terbaru dan gaya yang lebih modern. 5. Budaya etnik yang khas dan eksplorasi material khas Nusantara mewakili produk lokal yang identik dengan Indonesia.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Skema Metodologi Penelitian Skema alur penelitian
bertujuan
untuk
mengetahui
alur proses
perancangan sepatu bermaterial etnik tenun Indonesia. Berikut alur perancangan yang dilakukan :
Gambar 3.1 Metodologi Riset dan Desain (Sumber: Penulis)
49
50
3.2
Rancangan Penelitian Penelitian ini terdari tiga studi, studi desain yang mencerminkan budaya
Nusantara yang mencerminkan karakter indonesia sehingga dapat diperoleh sepatu etnik Indonesia dari hasil kuesioner. Yang kedua pengolahan motif tenun secara explorasi dan treatment disesuaikan sedemikian rupa dan bertanggung jawab terhadap motif kain tenun yang sudah ada, studi ini secara garis besar berkaitan dengan studi yang tercantum pada tinjauan pustaka dan beberapa studi proses hasil eksperimen sendiri. Yang ketiga adalah wawancara desainer mengenai perkembangan sepatu dan dampaknya terhadap dunia global.
3.3
Metode Pengumpulan Data Dalam sebuah perancangan diperlukan data-data yang akurat dan detail
sebagai dasar pemecahan masalah yang diambil.sebagai metode dasar yang digunakan adalah metode kualitatif. Pengumpulan data dapat diperoleh dari data primer, data sekunder, dan data tersier. •
Data primer Data primer merupakan data yang didapat langsung dari sumbernya, baik dari
wawancara,
observasi
lapangan
maupun
kuesioner.
Dalam
perancangan ini, wawancara dilakukan kepada designer sepatu Tegep Boot, observasi langsung, kuesioner, dan percobaan langsung. •
Data sekunder Data sekunder merupakan data yang didapat dari literatur dan pustakan yang ada, seperti buku, jurnal, artikel, internet, penelitian para ahli, dan hasil riset terdahulu.
•
Data tersier
Untuk mendapatkan data primer, berikut adalah metode yang dilaksanakan antara lain : a. Survey dan Kuesioner Melakukan penelitian dengan terjun lapangan dalam hal ini penulis melakukan penelitian dibeberapa acara fashion show di mall daerah surabaya dan pameran wirausaha.
51
•
Subyek : Kuesioner diberikan pada 67 responden dengan kisaran umur antara 17 – 35 tahun keatas. Responden 100% berjenis kelamin wanita dan merupakan sosialita surabaya, seperti aktivis hijabeer surabaya, desainer dan pengusaha appmi surabaya, model dan undangan fashion show.
•
Tujuan : Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui seperti apa desain sepatu yang diinginkan oleh user, mengetahui jenis sepatu apa saja yang diinginkan, dan untuk mengetahui seperti apakah khazanah Nusantara yang mencerminkan karakter indonesia dari tanggapan responden.
•
Hasil yang didapatkan : Berikut adalah hasil kuesioner yang diperoleh :
Tabel Hasil Usia Responden Tabel 3.1 Usia Responden
Usia
Jumlah
Prosentase
17 - 21
44
66 %
22 - 27
22
33 %
28 - 35
1
1%
TOTAL
67
100 %
(sumber : penulis)
Tabel Hasil Status Pekerjaan Responden Tabel 3.2 Status Pekerjaan Responden
Status pekerjaan
Jumlah
Prosentase
Pelajar/mahasiswa
39
58 %
PNS
12
18 %
Pegawai swasta
5
7.5 %
wiraswasta
6
9%
Lainnya
5
7.5 %
TOTAL
67
100 %
(sumber : penulis)
52
Tabel Hasil Tingkat Pendidikan Responden Tabel 3.3 Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat pendidikan
Jumlah
Prosentase
SMP
0
0%
SMA
5
7.5 %
Sarjana
59
88 %
Lainnya
3
4.5 %
TOTAL
67
100 %
(Sumber: Penulis)
KESIMPULAN : Sebanyak 51 atau sebesar 74% responden lebih suka shopping, jalan – jalan, traveling dan hangout. Pilih salah satu dari pernyataan berikut ini yang mewakili diri anda
Saya lebih suka shopping, jalan-jalan, traveling, hangout 51 74% Saya lebih suka bersosialisasi dengan komunitas
18 26% KESIMPULAN : Sebanyak 40 atau sebesar 59% responden, lebih memilih satu jenis sepatu yang bisa dipakai untuk segala suasana.
Pilih salah satu dari pernyataan berikut ini yang mewakili diri anda
Saya lebih memilih satu jenis sepatu yang bisa dipakai untuk segala 40 59% suasana Saya selalu membeli macam-macam jenis sepatu untuk dikenakan dalam 28 41% berbagai event
Fungsi 19 15% Desain (model & warna) 61 49% Merk 12 10% Harga 32 26% Lainnya 1 1%
53
Yang menjadi pertimbangan anda dalam membeli sepatu KESIMPULAN : Dasar pertimbangan responden dalam membeli sepatu urutan 1 yang banyak dipilih adalah Desain (model & warna), urutan ke 2 adalah harga dan fungsi menjadi pertimbangan ke 3.
Classic 10 15% Casual 34 51% Sporty 4 6% Elegan 10 15% Edgy 5 7% Urban 2 3% Glamour 2 3% Anda lebih sering dan menyukai bergaya fashion seperti apa
KESIMPULAN : Gaya fashion yang paling disukai oleh responden adalah Casual sebanyak 34 responden atau 51%. Dan sebanyak 20 responden atau 30% menyukai gaya Classic dan Elegan.
1. Semi Boots 21 15% 2. Stiletto 5 4% 3. Pump 12 9% 4. Wedges 14 10% 5. Kitten Heels 9 7% 6. Platform 19 14% 7. Flat Shoes 22 16% 8. Peep Toe 16 12% 9. Oxford 18 13% Dari 9 jenis sepatu wanita dibawah ini, manakah menurut anda yang paling trend saat ini dan layak untuk dikembangkan desainnya
54
KESIMPULAN : Jenis sepatu yang disukai antara lain : Flat shoes 22 responden sebesar 16%, Semi boots 21 responden sebesar 15%, dan Platform 19 responden sebesar 14%. Dan sisanya memilih Oxford, Peep Toe dan Wedges.
1. Ruffles 7 11% 2. Stud 12 18% 3. Shoelace 14 21% 4. Lace 14 21% 5. Beads 9 14% 6. Plated 10 15% Detail aksesoris sepatu seperti apa yang anda sukai ?
KESIMPULAN : Detail aksesoris yang paling banyak disukai dan diminati adalah Shoelace dan Lace, 28 responden sebesar 42% memilih detail tersebut. Detail aksesoris yang lain yang diminati adalah Stud sebanyak 12 atau 18%, dan detail Plated sebanyak 10 atau 15%.
Anyaman 1 2% Polos 30 45% Bermotif 7 11% Beraksesoris 9 14% Anyaman dan Bermotif 5 8% Bermotif dan Beraksesoris 14 21% Jenis / bahan upper sepatu yang anda sukai
KESIMPULAN : Jenis / bahan upper sepatu yang disukai oleh responden adalah polos sebanyak 30 atau 45%. Serta 14 responden atau 21% memilih Bermotif dan Beraksesoris.
55
Dari pilihan warna palet tren warna 2014 di bawah ini, mana yang paling menjadi favorit anda
KESIMPULAN : Warna Cayenne disukai oleh 13 responden sebanyak 19%. Sedangkan warna Sand menempati urutan kedua dengan 18%.
1, Tenun Buna NTT 27 40% 2. Tenun Endek Bali 5 7% 3. Tenun Songket Lombok 23 34% 4. Tenun Bima NTB 12 18% Diantara tenun Indonesia di atas, tenun manakah yang paling anda sukai dan yang bagus diaplikasikan di sepatu anda
KESIMPULAN : Material / kain Tenun Tenun Buna NTT yang paling disukai dan diminati oleh 27 responden sebanyak 40%, sedangkan di peringkat ke 2 kain Tenun Songket Lombok disukai dan diminati oleh 23 responden sebanyak 34%.
56
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
BAB IV ANALISA DESAIN
4.1 Tahapan analisa Untuk menenentukan konsep desain dalam penelitian sepatu etnik nusantara Indonesia ini diperlukan berbagai analisa yang harus dilakukan agar desain yang dihasilkan berhasil menyelesaikan permasalahan penelitian dan dapat diterima oleh masyarakat. Objective tree merupakan rangkaian identifikasi dan analisa yang harus ada pada konsep desain yang akan dihasilkan nantinya. Berikut adalah Objective tree penelitian ini : 4.1.1 Objective Tree
Gambar 4.1 Objective Tree (Sumber: Penulis)
57
58
4.2
FUNGSI Menganalisa produk dari aspek kegunaan yang ditinjau dari pengguna.
Agar menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan. Beberapa analisa yang dilakukan dalam perancangan ini antara lain: 4.2.1 Studi dan Analisa Orientasi Pasar Studi dan analisa orientasi pasar memiliki tujuan agar produk sepatu ini sesuai dengan segmen pasar yang akan dituju. Setiap segmen pasar memiliki peranan yang berbeda dalam menentukan tingkat keuntungan pembelian yang ingin diraih. Sangat penting untuk menentukan segmentasi yang paling sesuai untuk produk sepatu etnik berkarakter indonesia agar konsep yang diusung sesuai dengan lifestyle target user yang akan membeli sepatu ini. Dalam studi analisa orientasi pasar faktor penentu segmen pasar yang paling sesuai untuk produk ini, diantaranya : 1. Demografi 2. Psikografi 3. Kelas Sosial 4. Gaya Hidup 5. Inovasi Produk 4.2.1.1 Demografi Demografi adalah segmentasi yang variabelnya meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan. Secara dengan hasil kuesioner sebanyak 66 orang, dimana target usia dan jenis kelamin produk sepatu etnik nusantara ini telah ditentukan. 1. Usia Hasil kuisioner terbesar antara Segmen pasar yang akan dituju oleh produk sepatu adalah kelompok usia 20 - 35 tahun
59
Tabel Hasil Usia Responden Tabel 4.1 Penentuan usia target konsumen
Usia
Jumlah
Rasio
17 - 21
43
65 %
22 - 27
22
33 %
28 - 35
1
2%
TOTAL
66
100 %
(Sumber: Penulis)
2. Jenis Kelamin Segmen pasar menurut jenis kelaminnya untuk produk sepatu ini adalah 100% wanita. 4.2.1.2 Psikografi Menganalisa aspek psikografi sangat dibutuhkan untuk mengetahui kondisi psikis pembeli. Analisa psikografi dibutuhkan agar menghasilkan produk yang sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen. Berikut analisa psikografi yang terbagi atas 2 kelompok, yakni usia 17 – 19 dan 20 – 30 : Tabel 4.2 Psikografi konsumen terpilih 1, usia 17-19
Demografi Konsumen
Activity
Umur
17 - 19
Jalan-jalan, traveling
Pendidikan
Sarjana, pelajar
Jalan-jalan, hangout
Pekerjaan
Mahasiswa, pelajar
Bersosialisa si, berpesta
AIO Interest
Opinion
Kebutuhan
Desain sepatu Penampilan, Ingin tampil sesuai dengan fashion, berbeda dan karakter anak trend dan menunjukkan muda dan estetika jati diri perkembangan trend. Desain harus Kebebasan Menyukai hal sesuai trend memilih hal baru yang sedang hits Hobi dan trend
Ingin memiliki banyak pengalaman
Memberikan inovasi dan teknologi desain terbaru
60
Tabel 4.3 Psikografi konsumen terpilih 2, usia 20-35
Demografi Konsumen
Umur
20 - 35
Pendidikan
Sarjana
Pekerjaan
PNS, Wiraswa sta
Activity
AIO Interest
Jalan-jalan, hang out
Shopping, fashion, estetika,
bersosialisasi
Kegiatan hobi dan kesenangan
bekerja
Penampilan, aksesoris, kenyamanan
Opinion Membandin gkan harga dengan kualitas Bangga terhadap produk yang dibeli Ingin tampil sempurna di mata orang lain
Kebutuhan Desain yang sesuai dengan trend yang ada Memilki inovasi dan tanggung jawab Kualitas desain dan ergonomi harus dijaga
(Sumber: Penulis)
4.2.1.3 Kelas Sosial SES (Strata Ekonomi Sosial) memiliki peran dalam penentuan pasar produk sepatu etnik nusantara ini. Karena mengingat bahwa peranan memilih tenun dengan keindahan motif dan corak tenun biasanya hanya disadari oleh penduduk dengan tingkat pendidikan yang cukup, dimana pendidikan yang cukup mencerminkan kelas sosial yang cukup juga. Berikut adalah pilihan kelas sosial (SES) yang digunakan, antara lain : Tabel 4.4 Tabel SES (Strata Ekonomi Sosial)
SES (Strata Ekonomi Sosial)
A+
Tingkat atas atas ( gaya hidup mewah, penghasilan besar )
A-
Tingkat atas ( gaya hidup tidak terlalu mewah, penghasilan besar )
B+
Tingkat menengah atas ( gaya hidup cukup mewah, penghasilan besar )
B-
Tingkat menengah ( gaya hidup biasa, penghasilan cukup besar )
C+
Tingkat bawah atas ( gaya hidup sederhana, penghasilan kecil )
C-
Tingkat bawah ( gaya hidup sangat sederhana, penghasilan sangat kecil ) (Sumber: Penulis)
61
KESIMPULAN : berdasarkan kelas sosialnya, produk sepatu etnik kain khas nusantara ini akan ditujukan kepada kelas sosial tingkat menengah atas hingga tingkat atas atas. 4.2.2
Analisa Kebutuhan Konsumen dan Stakeholder Atribut kebutuhan konsumen dan stakeholder didapat dari hasil
analisa kuisioner pengguna, deep interview, dengan analisa psikografi target user. Tabel 4.5 Atribut Kebutuhan Konsumen
No
Index of Interest 5
Atribut Kebutuhan
1.
Bentuk yang menarik
2.
Menunjukkan karakter etnik Indonesia
5
3.
Desain bentuk sepatu mengikuti trend terbaru.
4
4.
Material tenun yang sesuai dengan trend dan selera konsumen Inovasi eksplorasi material utama sepatu
3
6.
Pemilihan komponen dan material produk perancangan
3
7.
Pengaplikasian material tenun yang tepat
3
8.
Faktor Keamanan
5
9
Faktor kenyamanan pengguna sepatu
5
Teknologi produksi yang tepat dan baik
3
5.
10.
4
Deskripsi Sangat Penting → bentuk yang menarik akan disukai oleh konsumen Sangat Penting → karena sebagai image sepatu yang khas Indonesia Penting → karena desain bentuk produk fashion bergantung pada selera pasar terbaru Cukup Penting → karena menyesuaikan dengan trend dan selera pengguna Penting → sebagai pembeda pada produk perancangan sepatu agar konsumen tertarik Cukup Penting → berhubungan dengan nilai ekonomis dan teknologi produksi perancangan Cukup Penting → untuk menyesuaikan karakteristik bahan dengan selera konsumen pada bentuk desain perancangan Sangat Penting → karena untuk kesehatan dan keselamatan kaki selama penggunaan sepatu Sangat Penting → karena menyangkut kesehatan & kenyamanan kaki selama penggunaan sepatu dalam berbagai aktivitas Cukup Penting → untuk kemudahan selama proses produksi
(Sumber: Penulis)
62
Dalam hal ini konsumen, stakeholder, perencanaan perkembangan produk ke depan sebagai pertimbangan desainer dalam proses perancangan. 4.2.3 Atribut Produk Atribut produk didapat dari hasil analisa karakteristik dan aktifitas pengguna dengan kebutuhan konsumen sehingga menghasilkan skala prioritas perancangan produk. Tabel 4.6 Atribut Produk Perancangan
Relative Important Index 1 2 3 4 5
PRODUCT ATRIBUTTE MENARIK Desain memiliki image sepatu etnik khas Indonesia Desain sepatu mengikuti trend terkini Motif tenun memiliki kesan elegan NYAMAN Kenyamanan penggunaan dalam berbagai aktivitas (berjalan, berdiri, duduk) Kenyamanan tekstur material dengan permukaan kulit Kelancaran sirkulasi udara dalam sepatu agar tidak lembab Kemudahan operasional AMAN Meminimalisir faktor cedera pada pengguna Meminimalisir faktor lelah pada kaki saat pemakaian Pengaplikasian material yang baik untuk pemakaian EKONOMIS Kemudahan perawatan Kemudahan proses produksi Kekuatan dan ketahanan material Efisiensi biaya produksi
(Sumber: Penulis)
4.2.4
Inovasi dan Matrik SWOT Produk
Matriks SWOT (Strenght, Weakness, Oportunity, dan Threats) digunakan untuk menyusun strategi mencegah dan mengatasi tantangan maupun
kelemahan
yang
dimiliki
produk
perancangan
dengan
menggunakan kelebihan serta kesempatan yang dimiliki. Dari penjabaran
63
Matrik SWOT akan didapat inovasi yang akan dikembangkan dalam produk perancangan. Tabel 4.7 Analisa Inovasi Produk dan SWOT STRENGTH (S)
ANALISA SWOT
OPPURTUNITIES (O) • Adanya gerakan Indonesia Ekonomi Kreatif 2025. • Berkembangya industri produk dengan penggunaan material kain nusantara. • Pemilihan material tenun menjadi nilai lebih agar produk perancangan ini dikenal dipasar Internasional. THREATH (T) • Perekembangan fashion di dunia sangat cepat sehingga akan banyak pesaing dengan menggunakan produk produk dan konsep yang serupa. • Permintaan material non tenun (print) sangat tinggi dan masih banyak beredar.
• Material tenun mudah didapat. • Material mudah dieksplorasi dan diolah yang lebih kreatif dan inovatif. • Material tenun dibuat secara tradisional. Proses produksi dilakukan secara handmade, detail dan sangat teliti sehingga dapat mempengaruhi kualitas jahitan pada produk menjadi nilai lebih.
WEAKNESS (W) • Material tenun dibuat dengan menggunakan alat tenun tradisional, sehingga pengerjaan kain tenun membutuhkan waktu yang lama.
STRATEGIES S-O
STRATEGIES W-O
• Penggunaan material kain tenun Indonesia dan kulit pada produk sepatu. • Pengenalan dan pemakaian material alternatif pada produk perancangan.
• Proses yang lama, teliti dan keunikan material bahan akan menambah nilai daya jual yang tinggi dan daya tarik yang meningkat dalam persaingan produk sejenis.
STRATEGIES S-T
STRATEGIES W-T
• Pengembangan produk optional agar konsumen tidak bosan/monoton. • Pemberian inovasi pada produk perancangan sebagai pembeda dalam persaingan.
• Eksplorasi karakteristik material untuk menciptakan inovasi pada produk. • Memunculkan keunikan masing masing produk.
(Sumber: Penulis)
4.3 ERGONOMI Ergonomi merupakan aspek yang sangat mendukung dalam proses perancangan ini. Menganalisa produk dari segi aspek kegunaan yang ditinjau dari Human Factor / Ergonomic. Agar menghasilkan produk yang memenuhi standar
64
ergonomi dan kenyamanan sepatu pada kaki. Beberapa analisa yang dilakukan dalam perancangan ini antara lain : 4.3.1
Analisa Ergonomi Berdasarkan acuan yang didapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan
hasil sepatu yang nyaman pada kaki. Harus memenuhi kriteria ergonomi sebagai berikut : a. Bentuk dasar sepatu Berdasarkan pustaka Footwear Design oleh Aki Choklat, 2012 disebutkan mengenai bentuk dasar sepatu yang sesuai dengan ergonomi. Bentuk yang baik adalah yang menyesuaikan dengan bentuk kaki dengan memperhatikan bagian-bagian tertentu seperti : o Pergelangan kaki o Tumit o Punggung kaki o Kaki bagian dalam Merupakan daerah kaki yang sangat sensitif dan berpengaruh terhadap kenyamanan sepatu. Oleh karena itu, pada bagian kaki yang telah disebutkan diatas tersebut harus mendapatkan perhatian yang lebih akan tekstur permukaan yang bersentuhan, bentuk pola sepatu agar sesuai dengan bagian-bagian tersebut. b. Ketinggian Heel Sepatu Ketinggian heel pada sepatu sangat berpengaruh penting terhadap kenyamanan pengguaan sepatu. Hal ini disebabkan oleh besarnya tekanan yang menghasilkan titik tumpuan pada bagian belakang kaki sehinnga kenyamanan juga bergantung pada tinggi heel sepatu. Berdasarkan penelitian Lee-Yun Hui dan Hong-Wei Hsien, 2004 disebutkan bahwa semakin tinggi heel sepatu semakin besar tekanan yang diberikan oleh kaki dan semakin sedikit bidang untuk menahan beban badan. Oleh karena itu pemilihan heel pada sepatu disesuaikan dengan tingkat mobilitas kegiatan user. Berikut ketinggian high heel berdasarkan jenis kegiatan :
65
Tabel 4.8 Ketinggian High Heel Berdasarkan Jenis Kegiatan
Tingkat Mobilitas / Keaktifan
Jenis Kegiatan
Ketinggian
Jenis Heel
SOSIAL
≤ 5 cm
LOW
BISNIS
≤ 5 cm
LOW
TALKSHOW
5 – 8 cm
MID-HIGH
FASHION
≥ 8 cm
HIGH
Rendah
Sedang
Tinggi
(Sumber: Penulis)
c. Material Sepatu Pemilihan material yang digunakan harus mengacu pada kriteria sebagai berikut: 1. Aman → Tidak mengandung zat-zat kimia yang dapat membahayakan kulit. 2. Kuat → Mampu menahan beban dan tekanan yang timbul ketika sepatu digunakan. 3. Tekstur halus → Tidak melukai kulit dan tidak membuat iritasi pada permukaan kulit. 4. Fleksibel → Mudah mengikuti bentuk dan lekukan kaki ketika sepatu digunakan. d. Bentuk Insole Sepatu Insole sepatu berfungsi sebagai peredam alas kaki agar lebih nyaman ketika menggunakan sepatu sampai dengan jangka waktu berjam-jam. Bentuk insole sangat berpengaruh dengan besarnya tingkaat kelelahan / stress pada telapak kaki ketika menggunakan sepatu. Berdasarkan studi pustaka yang telah di sebutkan beberapa bagian telapak seperti Metatarsus, Instep, dan Heel bone. Sehingga pada bagian tersebut perlu diberi sebuah bantalan untuk memperluas area telapak kaki saat menahan tekanan beban tubuh pada sepatu. Bentuk dan ketebalan dari bantalan sendiri disesuaikan dengan kontur telapak kaki.
66
Untuk produk perancangan desain insole mengikuti aturan ergonomi diatas, bentuk insole juga menyesuaikan dengan tema konsep perancangan yang mengambil kerajinan kain tenun. Simbol yang akan digunakan yaitu mengadaptasi bentuk-bentuk organis alam sebagai bentuk insole sepatu. 4.3.2
Antropometri Dalam buku Eko Nurmianto juga disebutkan bahwa panjang telapak kaki
wanita didapat dari perhitungan 14,7% dari tinggi badan wanita 14,7% x 1563mm = 229,761 = 230 mm. sehingga untuk mengetahui rentang ukuran sepatu wanita sebagai acuan dimensi sepatu, yaitu dengan mengambil persentil terkecil hingga terbesar dari tabel antropometri wanita dibawah ini : Tabel 4.9 Antropometri Kaki Wanita
(Sumber: Penulis)
4.4 Estetika Merupakan aspek yang paling utama dalam mendesain. Untuk membangun image produk, memberikan keunikan dan identitas pada produk agar menarik dan diterima dipasar. 4.4.1 Analisa Trend Sepatu 2014 Sepatu dengan style ini akan menjadi trend terlama dalam industri fashion. Menyesuaikan konsep fashion event terbesar Surabaya Fashion Designer 2014
67
yang diadakan di mall Tunjungan Plaza Surabaya dengan tema “Strucstreet” yang menjadi tema lomba pada tahun ini dan tetap mengusung tenun sebagai material utama. Tema Strucstreet merupakan inspirasi desain dari kekayaan akar budaya yang beragam dan berhadapan secara langsung dengan kehidupan global yang super modern. Ethnic – futuristik menjadikan tampilan yang memikat seperti halnya budaya kuno yang secara ekstrim berubah menjadi sangat edgy. Sehingga dari struktural terlihat kosmopolis, tegas, dramatis tetapi tetap anggun. Structstreet juga serupa dengan bangunan-bangunan monumental dan arsitektural.
STRUCTSTREET
Gambar 4.2 Trend sepatu arsitektural monumenttal sebagai acuan Konsep Desain Sepatu (Sumber: Dolceandgabbana.com dan http://perditameeks.com/2012/10/29/shoe-trends-forspringsummer-2013-season/)
Gambar 4.3 Sketsa Alternatif Pengembangan Desain Sesuai Trend Sumber: Penulis )
68
69
4.4.2 Analisa Trend Warna Spring 2014 Trend warna yang didapat dari trend warna pantone menghasilkan suatu analisa trend warna 2014 dari hasil kuisioner. Data kuisioner menunjukkan sebanyak 36 responden memilih warna Cayenne, Sand dan Placid Blue. Hal ini memiliki kesesuaian dengan trend warna spring 2014, yaitu warna Cayenne, Sand dan Placid Blue yang juga akan dipilih sebagai acuan desain sepatu ini.
Kesimpulan : Sebagai acuan perancangan desain sepatu ini didapat data hasil kuisioner mengenai acuan trend warna 2014, sebanyak 66 responden lebih banyak memilih warna Cayenne, Sand dan Placid Blue. Gambar 4.4 Hasil Analisa Trend Warna 2014 (Sumber: Penulis)
70
4.4.3 Studi bentuk dan Jenis Sepatu Berdasarkan hasil kuisioner yang telah dilakukan jenis sepatu yang diminati wanita antara lain : flat shoes, angkle boots, platform, oxford, peep toe dan wedges. Konsep desain dan bentuk terinspirasi dari peristiwa pertempuran 10 November 1945, yang diabadikan sebagai Hari Pahlawan. Simbol perjuangan arek Surabaya dari berbagai elemen itu digambarkan dengan mmonumen bambu runcing. Mengingat kota ini pernah dipertahankan dengan bambu runcing. Struktural, tegas, monumental. Berikut analisa bentuk dan jenis sepatu yang sesuai dengan tema dan konsep objek perancangan sepatu: Tabel 4.10 Studi Analisa morfologi bentuk sepatu monumen bambu runcing Surabaya
Bentuk Monumen Bambu Runcing Surabaya
Morfologi
Aplikasi pada Sepatu
Formal shoes
Fashion Show shoes
Formal shoes
71
Fashion Show shoes
Tampak Atas Monumen
Hangout shoes
Bambu Runcing Surabaya
Hangout shoes
Fashion Show shoes (Sumber: Penulis)
KESIMPULAN:
hasil
akhir
analisa
bentuk
sepatu
terpilih
dengan
mengaplikasikan monumen bambu runcing Surabaya sebagai studi kasus dalam perancangan desain sepatu.
72
Jenis sepatu yang diminati wanita berdasarkan hasil kuisioner seperti yang dibawah ini: Jenis Sepatu yang Disukai User 1. Semi Boots 21 15% 2. Stiletto 5 4% 3. Pump 12 9% 4. Wedges 14 10% 5. Kitten Heels 9 7% 6. Platform 19 14% 7. Flat Shoes 22 16% 8. Peep Toe 16 12% 9. Oxford 18 13%
Gambar 4.5 jenis sepatu yang disukai oleh konsumen (Sumber: Penulis)
Untuk sepatu fashion show antara lain: wedges, angkle boots dan platform. Untuk sepatu hangout antara lain: Flat Shoes, Wedges, oxford dan Pump. Untuk sepatu formal antara lain: Kitten heels, Pump dan Peep toe. Pemilihan bentuk sepatu perancangan didapat dari hasil analisa kegiatan dan jenis style user yang disesuaikkan dengan trend bentukdari
73
hasil kuisioner user. Sehingga menghasilkan pembagian serial desain sepatu yang akan dirancang. Berikut merupakan hasil analisa yang terdapat pada tabel dibawah ini: Jenis Kegiatan Fashion Show
Tabel 4.11 Jenis Kegiatan
Tingkat Keaktifan/mobilitas Rendah Sedang Tinggi
Hangout Formal 4.5
(Sumber: Penulis)
Jenis Heel
Style
Tinggi Heels
High
Elegan
≥ 8 cm
Elegan
5-8 cm
Elegan
≤ 5 cm
Midhigh low
Image Board Pembuatan image board bertujuan untuk mendapat gambaran bentuk dasar
produk sesuai dengan karakter dan kebutuhan desain yang telah ditentukan. Klasifikasi image board didasarkan pada aktivitas atau event jenis serial produk. Yaitu, formal, Hangout dan untuk fashion show. Image board yang digunakan berasal dari konsep Etnik Indonesia, diantaranya :
Gambar 4.6 Image Board Bentuk Sepatu (Sumber: Penulis)
74
Pada dasarnya budaya nusantara terbagi atas agama, organisasi sosial, bahasa, kesenian, mata pencaharian, teknologi, dan pengetahuan. Untuk penelitian ini dibutuhkan konteks fisik atau visual yang dapat diaplikasikan untuk produk berupa sepatu, visualisasi tersebut berupa didapati dari kekayaan hayati indonesia, bangunan, kerajinan, tekstil, dan kesenian. Kembali lagi pada target user, hasil kuesioner menunjukkan bahwa Jenis / bahan upper sepatu yang disukai oleh responden dari hasil kuisioner, bahwa 14 responden atau 21% memilih Bermotif dan Beraksesoris. Material / k ain tradisional seperti tenun termasuk karakter khas dalam sepatu Indonesia. Tenun Tenun Buna NTT yang paling disukai dan diminati oleh 27 responden sebanyak 40%, sedangkan di peringkat ke 2 ka in Tenun Songket Lombok disukai dan diminati oleh 23 r esponden sebanyak 34%. Dan bahwa kain tenun tradisional merupakah karakter yang mewakili sepatu khas indonesia. KESIMPULAN: Hasil image board menunjukkan bahwa style edgy menjadi prioritas dalam menentukan konsep atau akhir. Jadi, sudah dapat dipastikan lagi sepatu etnik tenun akan dapat laku dipasaran, terutama untuk pangsa pasar sosialita. 4.6
Teknologi Mencakup hal-hal yang bersifat teknis dan berhubungan dengan
pengembangan inovasi pada produk. 4.6.1
Studi Keunikan Material Utama Studi keunikan material yang digunakan bertujuan untuk
mengetahui karakteristik material yang dapat dieksplorasi atau diekspose sehingga bisa diaplikasikan ke sepatu agar menjadi menarik dan khas untuk produk perancangan ini.
75
Tabel 4.12 Karakteristik dan Potensi Pengaplikasian Material Tenun
No.
Jenis Material
Gambar
Karakteristik
Potensi
Material
Pengaplikasian
TENUN INDONESIA 1.
Tenun
Kain tenun suku sasak
Penggunaan kain
Sasak /
memiliki motif yang
tenun sasak mudah
motif
unik dan berbeda
diaplikasikan pada
bangket,
dengan motif suku
bidang dengan bentuk
Songket
lainnnya di indonesia.
yang rumit sekalipun,
Lombok
Warna hitam, pelangi
pengaplikasian motif
dan terdapat benang
songket lombok
emas.
mudah disesuaikan dengan bidang sepatu, motif dan corak sangat sesuai dengan tema perancangan.
2.
Tenun
Tenun endek bali
Pengaplikasian
Endek
merupak tenun yang
material tenun endek
Bali,
terkenal. Dengan
bali cukup berpotensi
Motif
pewarnaan yang khas
pada sepatu, namun
Kembang
dengan motif beraneka
motif tenun terlalu
macam.
besar untuk diaplikasikan pada sepatu.
3.
Tenun
Berupa kain dengan
Pengaplikasian tenun
Bima,
keindahan motif
bima berpotensi untuk
Motif
zigzag. Warna pada
diaplikasikan pada
kain tenun bima adalah
sepatu, namun warna
warna-warni seperti
yang terlalu rame tidak
pelangi
sesuai dengan produk
Pelangi
perancangan sepatu.
76 Tabel 4.12 Karakteristik dan Potensi Pengaplikasian Material Tenun (lanjutan 1)
No. 4.
Jenis
Gambar
Material
Karakteristik
Potensi
Material
Pengaplikasian
Tenun
Latar belakang warna
Penggunaan material
Buna
adalah warna2 cerah.
tenun buna sangat
NTT,
Dikombinasi dengan
memiliki potensi pada
Motif
paduan semua warna.
pengaplikasian sepatu,
Motifnya lebih
motifnya geometris
sederhana cenderung
sangat bagus
klasik konteporer.
diaplikasikan pada
Sedikit modern dengan
sepatu, namun motif
motif-motif garis,
pada tenun buna
segitiga, lingkaran
beraturan dan
ataupun bunga-bunga
motifnya besar
beraneka warna.
sehingga penggunaan
Geometris
kain buna sangat boros material karena perlu menyesuaikan motif yang bagus untuk diaplikasikan pada sepatu.
Dari tabel diatas didapatkan hasil pengaplikasian material yang sesuai dengan konsep perancangan dan karakteristik material yang terdapat pada tabel diatas. Kesimpulan : setiap material memiliki karakteristik dan kelebihan potensi pengaplikasian
yang
berbeda-beda.
Pengaplikasian
pada
produk
sepatu
disesuaikan dengan karakteristik serta kesesuaian dengan material yang lainnya. 4.6.2 Studi Pemilihan Material Studi pemilihan digunakan untuk menentukan jenis material yang sesuai atribut teknis perancangan. Penentuan dilakukan dengan cara penilaian terhadap tiap jenis material.
77
4.6.2.1 Tenun Indonesia Tabel 4.13 Penilaian Material Tenun
No.
KRITERIA
1.
Keindahan motif Kesan etnik khas Indonesia Kesesuaian bentuk motif dengan sepatu Dimensi motif pada kain tenun Kemudahan pengaplikasian pada sepatu Efisiensi bahan saat produksi TOTAL
2. 3.
4.
5.
6.
Tenun Lombok
Tenun Bali
Tenun Bima
Tenun Buna
10
7
9
8
9
8
9
9
10
7
9
7
8
7
10
7
10
8
9
7
7
8
7
44
54
45
10
57
(sumber: penulis)
Keterangan : 0-2 = Jelek, 3-5 = Kurang, 6-8 = Cukup, 9-10 = Baik KESIMPULAN: Dari hasil penilaian diatas, jenis tenun yang digunakan sebagai material utama adalah Tenun yang berasal dari NTT Lombok diantaranya ada 3 kain Lombok dan Songketdengan motif berbeda. Motif tenun lombok memiliki keindahan motif yang khas, etnik, elegan, bagus dan mudah diaplikasikan, disamping itu dimensi motif dan efisiensi bahan juga sesuai dengan produk perancangan sepatu. 4.6.2.2 Studi Pemilihan Motif Studi pemilihan Motif berdasarkan penilaian dari tabel diatas terpilih material tenun yang di pakai adalah tenun Lombok.
78
Pemilihan motif & material karena tenun Lombok merupakan kain khas Indonesia yang belum terekspos di masyarakat. Material yang digunakan sebgai dasar kain tenun merupakan material serat benang sutera yang sturktur kuat dan tebal. Pengolahan teknik pewarnaan dengan memanfaatkan kekayaan flora yang ada di Lombok dengan menggunakan bahan alami seperti serat tanaman dan dedaunan yang ada di Lombok. Berbagai macam motif yang ada pada tenun Lombok memperkaya kekayaan hasil bumi yang ada di Lombok. Banyak motif-motif tenun Lombok yang memiliki arti, makna dan kegunaan masing-masing pada kain tenun Lombok.
Gambar 4.7 Macam – macam motif kain tenun Lombok dan Songket Lombok (sumber: penulis)
Tenun lombok merupakan sebuah kebudayaan turun temurun bagi masyarakat pulau lombok. Motif kain tenun dari Lombok ini berbeda dengan daerah lain. Tenun yang digunakan adalah tenun Lombok. Tenun Lombok dipilih karena motifnya yang tegas dan karakter yang kuat. Selain itu warna pada kain tenun cenderung gelap, menjadi pertimbangan karena mendukung konsep dan image eksotik edgy. Motif tenun lombok didominasi oleh motif subhanale merupakan motif yang gambarnya seperti wayang, motif rumah adat dan motif makhluk hidup sekitar seperti tokek, ayam, burung, dan hewan – hewan lain.
Gambar 4.8 Tenun Songket Lombok motif bangunan rumah adat (sumber: penulis)
79
4.6.2.3 Filososi Motif dan Penggunaan Kain Tabel 4.14 filosofi makna kain tenun Lombok
Nama Kain Songket Lombok Motif bangunan rumah adat.
Tenun Lombok Motif Tameng Besar
Filosofi Motif Motif tenun songket lombok ini bebrbentuk bangunan Rumah arsitektural etnik yang kuat, dan kokoh yang mencirikan motif kain songket Lombok sekaligus sebagai identitas masyarakat Lombok yang berarti rumah yang dijadikan tempat berlindung atau tameng. Tameng merupakan garis pertahanan masyarakat. Mayoritas tempat penduduk dikelilingi dengan perairan serta wilayah pulau dijadikan untuk tameng pertahanan wilayah, kekuatan, dan semangat berjuang untuk bertahan hidup. Warna merah yang terdapat pada kain memvisualisasikan semangat dan keeksotisan masyarakat di pulau lombok.
Tenun Lombok Motif Monokrom
Budaya masyarakat Lombok yang khas dan kental akan nilai makna filosofi serta tradisi dari turun temurun mengalami akulturasi budaya dengan sentuhan modernisasi yang tidak meninggalkan kearifan lokal yang sudah ada dari jaman dulu. Motif geometris tersusun secara simetris dengan struktur tegas dan garisan kuat.
Penggunaan Penggunaan kain ini dipakai saat kegiatan-kegiatan penting seperti upacara adat, pernikahan , menjamu tamu dan acara pesta. Diaplikasikan untuk dipakai sebagai sarung atau selendang. Dipakai untuk beraktivitas santai dan diluar rumah oleh masyarakat Lombok. Biasanya diaplikasikan untuk dipakai sebagai busana atau rok.
Pemakaian dengan motif modern, banyak diaplikasikan pada aplikasi dekoratif rumah seperti hiasan dinding, sofa, taplak meja dan diaplikasikan pada busana yang etnik dan modern. Biasanya diaplikasikan untuk dipakai sebagai busana atau rok.
80
4.6.2.4 Material Kulit
Kulit Hewan
Kulit Sintesis Gambar 4.9 Material Kulit
Kesimpulan:
material
kulit
sintesis
digunakan
sebagai
material
pendukung, sekaligus sebagai lipitan pelindung material tenun lombok dan material lain.
Gambar 4.10 Sketa alternatif pengaplikasian material tenun Lombok dan kulit pada sepatu
4.6.3 Studi Analisa Monumen Bambu Runcing Terinspirasi dari peristiwa pertempuran 10 N ovember 1945, yang diabadikan sebagai Hari Pahlawan. Simbol perjuangan arek Surabaya dari berbagai elemen itu digambarkan dengan mmonumen bambu runcing. Mengingat kota ini pernah dipertahankan dengan bambu runcing. Struktural, tegas, monumental. Struktur khas dari monumen bambu runcing yaitu tegak dan runcing.
81
Gambar 4.11 Monumen Bambu Runcing Surabaya (sumber: penulis)
KESIMPULAN: Monumen Indonesia yang dijadikan studi kasus dalam ojbek perancangan desain sepatu ini yaitu monumen bambu runcing Surabaya. 4.6.4 Studi Analisa Model Studi model dibuat untuk mengetahui bentuk, letak komponen dan jahitan. Hingga studi model dengan bentuk menyerupai prototip.
Gambar 4.12 Studi model bentuk sepatu, komponen dan jahitan. (sumber: penulis)
4.6.5 Studi Analisa Joining Material Studi analisa ini digunakan untuk menentukan sambungan yang sesuai dengan kebutuhan pembuatan sepatu nantinya. Disamping itu jenis sambungan juga disesuaikan dengan jenis material.
82
4.6.5.1 Jenis Joining Bagian Upper Sepatu Tabel 4.15 Analisa Joining Material Tenun Lombok dan material Kulit
Jenis Joining
Sifat Joining
Pengaplikasian
Menjahit pada - TUMPANG –
tumpukan ujung pola yang akan dijahit, dengan
Dapat
jarak sekitar 5mm
diaplikasikan
dari tepi pola yang
untuk material
tindih. Bersifat
kain tenun dan
sebagai kuncian
kulit sapi atau
pada bagian-
sintesis.
bagian sambungan material yang berbeda. - AKSENTUANSI -
Joining ini bersifat sebagai aksentuansi nilai keindahan teknik jahitan pada material, selain itu bersifat sebagai penguat tepi pola material.
(sumber: Penulis)
Dapat diaplikasikan untuk material kain tenun dan kulit sapi atau sintesis.
83
4.6.5.2
Jenis Joining Material Tenun Lombok Tabel 4.16 Analisa Joining Material Tenun Indonesia
Teknik Joining
Sifat Joining
Pengaplikasian
- TEMPEL –
Joining
Efisiensi waktu
dilakukan
produksi, proses
dengan cara
joining lebih
menempelkan
mudah, tidak
material tenun
tahan lama /
pada material
mudah lepas.
lainnya. Teknik joining bersifat merekat dan menempel.
Joining ini
Dapat
bersifat sebagai
diaplikasikan
aksentuansi
untuk material
nilai keindahan
kain tenun dan
teknik jahitan
kulit sapi atau
pada material,
sintesis.
- JAHIT -
selain itu bersifat sebagai penguat tepi pola material.
(sumber: Penulis)
84
4.6.6 Analisa Detail Aksesoris Sepatu Tabel 4.17 Detail Aksesoris Sepatu
DETAIL AKSESORIS - BEADS –
PENILAIAN DETAIL AKSESORIS - BEADS – Ukuran kecil ( ) Tidak fisiensi waktu (X) Terlalu banyak detail (X) Aksesoris sesuai tema sepatu ( )
- PLATED –
- PLATED – Mudah didapat ( ) Sesuai trend sepatu ( ) Detail bernilai estetik ( ) Ukuran bisa disesuaikan ( ) Detail sesuai tema perancangan ( )
- STUDDED –
- STUDDED – Mudah didapat ( ) Sesuai trend sepatu ( ) Memiliki nilai estetika ( ) Detail sesuai tema perancangan ( )
- SHOELACE –
- SHOELACE – Fleksibel ( ) Mudah didapat ( ) Banyak diaplikasikan di sepatu ( )
- ZIPPER –
- ZIPPER – Mudah didapat ( ) Banyak diaplikasikan di sepatu ( ) Detail sesuai tema perancangan ( ) (sumber: Penulis)
Kesimpulan: Dari hasil analisa detail aksesoris sepatu diatas, bahwa detail plated, studded, shoelace dan zipper sesuai dengan tema perancangan sepatu dan diaplikasikan pada sepatu.
Gambar 4.13 Sketsa Pengaplikasian Alternatif Detail Aksesoris Sepatu (sumber: Penulis)
85
86
4.7
Produksi Merupakan analisa yang membahas proses produksi secara teknis. Dengan
pengolahan teknik-teknik dan faktor-faktor dalam proses produksi. 4.7.1
Analisa Tahap Produksi Berikut alur proses pembuatan prototype sepatu “Niwasana
Indonesia” dari desain sampai prototype akhir : Desain Terpilih
Pola / Pattern Upper pattern
Insole pattern
Basic pattern
Upper pattern
Interlining pattern
Lining pattern
Proses pemilihan material
Proses Prototype 1. Cutting 2. Skiiving (penyesetan) 3. Stiching (terdiri dari : preparation upper, pengeleman interlining, penyatuan upper dengan lining, dan penjahitan) 4. Assembling (semanting, lasting dan outlast. 5. Finishing (pembersihan sisa produksi, dan penyemiran / pemberian efek warna
87
Revisi pattern
Quality Control
Prototype Final
Gambar 4.14 Analisa tahap produksi sepatu (sumber: penulis)
4.7.2
Bahan Baku Bahan baku adalah tenun Lombok dan songket Lombok. Tenun
dipilih berdasarkan motif filosofi tenun yang mewakili tema dan konsep monumen bambu runcing, tegas, kuat, idealisme, semangat, independet dan heroic. Warna emas, hitam, merah, biru, kuning dan monokrom pada kain tenun terlihat eksotik sangat mendukung sesuai dengan tema structreet bergaya edgy pada tampilan kain.
88
Gambar 4.15 Kain tenun songket tradisional (kiri) motif rumah adat, tenun lombok motif tameng besar (tengah) dan tenun lombok motif monokrom modern. (sumber: penulis)
4.7.3
Proses Produksi Sepatu Serial sepatu wanita yang akan didesain adalah serial fashion show,
serial formal dan serial hangout. Masing-masing serial sepatu terdapat tiga jenis pasang sepatu. Jenis sepatu wanita tersebut dua sepatu jenis boot, tiga jenis pump, satu jenis ankle strap dan satu jenis ankle boot.
Gambar 4.16 Proses produksi sepatu (sumber: penulis)
4.7.4
Teknis Produksi Teknis pengaplikasian material pada produk agar sesuai dengan pola sepatu dan mampu menampilkan karakter khas dari material utama dalam perancangan. Teknis produksi sangat diperlukan untuk mencegah hal-hal yang merusak selama proses produksi. Seperti material tenun lombok yang memiliki karakteristik yang berbeda. 1. Teknik jahit Teknik jahit diaplikasikan dan disesuaikan dengan karakteristik material dari tenun lombok dan material kulit.
89
Tabel 4.18 Teknik Jahit Material Tenun dan Material Kulit
Jahit Lipat
Teknik jahitan ini digunakan pada bagian tepi material sebagai kuncian dengan cara melipat dan dijahit 1-2mm dari tepi agar lebih rapih.
Tenun NTB Lombok Jahit Tempel Jahit Tumpang Tindih
Teknik jahitan tempel digunakan pada dua jenis material yang berbeda. Teknik ini jugan berfungsi untuk menyembunyikan bagian sambungan antar material lain sehingga terlihat lebih rapih.
Teknik jahit tumpang tindih digunakan agar material terlihat lebih timbul ketika di tindih dengan material yang berbeda. Teknik ini juga berfungsi agar lem pada sambungan tidak terlihat.
(sumber: Penulis)
2. Teknik Pengolahan dan Pola Potong Motif Tenun Lombok Bertujuan untuk memperlihatkan keindahan motif pada kain tenun juga mengolah kain secara hemat tanpa membuang sisa kain yang diakibatkan teknik pengolahan motif pada kain secara acak. Oleh karena itu, pengolahan dan pola potong motif harus menyesuaikan bentuk pola sepatu serta motif pada kain tenun itu sendiri. Motif Tenun Lombok memiliki ukuran yang cukup besar dan teratur, menjadi pertimbangan ketika menentukan pola motif tenun yang diolah dan diaplikasikan pada pola sepatu.
90
Tabel 4.19 Teknik Pengolahan Pola Potong Motif Tenun
Songket
Pengolahan pola potong motif ini lebih mudah dan cepat. Pengaplikasian pola potong vertikal sangat baik diaplikasikan dan disesuaikan dengan motif tenun yang tersusun rata.
Tenun NTB Lombok Tenun
Pengolahan pola potong horizontal pada motif ini hampir sama dengan pola potong bahan vertikal. Pengolahan pola potong motif ini di sesuaikan dengan motif kain yang sudah tersusun horizontal.
(sumber: Penulis)
4.8
Tenun
Pengolahan pola potong motif zig-zag / mengikuti bentuk motif tenun, baik diaplikasikan pada bentuk motif pada kain tenun yang berbentuk geometris. Pengolahan dengan teknik zig-zag / mengikuti bentuk motif ini sangat detail sehingga motif pada kain tenun terlihat lebih menojolkan karakteristik dan khas.
Strategi Rencana Bisnis Startegi pemasaran : •
Strategi produk Pada awal masa produksi akan diterapkan system pre order dimana produk akan mulai diproduksi ketika ada pesanan, namun system ini akan berganti dengan system flow shop ketika permintaan meningkat. Mengendorse sebagian produk ke toko sepatu dan agar lebih mudah dijual. Jika ada sebagian produk yang tidak laku maka diberlakukan sistem sewa untuk event tertentu.
91
Join Butik Butik Radiya Kinanthi – Mustafa Center Royal Plaza Surabaya (dalam proses lobbying)
Kerjasama Desainer (dalam proses lobbying)
Gambar 4.17 Strategi Produk, Join Butik dan Kerjasama Desainer Indonesia (Sumber: Penulis)
•
Strategi distribusi Dalam rangka memperluas daerah pemasaran, digunakan beberapa agen dan distributor untuk memasarkan produk. Daerah pemasaran masih dalam lingkup Pulau Jawa, meliputi wilayah Surabaya, Malang, dan kot a-kota besar lainnya di Indonesia. Selain itu system layan antar bagi konsumen yang berada di daerah-daerah. Dengan adanya system layan antar ini diharapkan akan memberikan kemudahan dan kepuasan bagi konsumen.
92
•
Strategi promosi Publikasi produk untuk promosi dilakukan dengan cara menjalin kerjasama dengan Fashion desainer Indonesia maupun mancanegara agar produksi bisa lebih gencar, promosi juga dilakukan menggunakan media iklan di internet.
Gambar 4.18 Pembuatan Flyer, Katalog dan Foto sebagai Media Promosi Sepatu (Sumber: Penulis)
Fashion Show Surabaya Fashion Parade 2014 – Tunjungan Plaza Surabaya (5 Mei 2014)
Jogja Fashion Week 2014 – Jogja Expo Cente, Yogyakarta (22 Juni 2014)
93
Gambar 4.19 Fahion Show SFP dan JFW 2014 (Sumber: Penulis)
4.9
Future Planning Future sangat penting dalam mengembangkan inovasi dan strategi produk. Berikut future planning Sepatu Niwasana Idonesia.
Gambar 4.20 Future Planning Produk Sepatu Niwasana Indonesia (Sumber: Penulis)
4.10 Analisa Usaha Pembuatan Sepatu Tenun 4.10.1 Biaya tetap Tabel 4.20 tabel biaya investasi
Uraian
Jumlah
Harga satuan (Rp)
Besarnya (Rp)
Mesin Press Emboshing
1 buah
Rp 10.000.000
Rp 10.000.000
Mesin bubut
1 buah
Rp 20.000.000
Rp 20.000.000
Mesin Jahit
1 buah
Rp. 2.000.000
Rp. 2.000.000
Total
Rp. 32.000.000
94
4.10.2 Variabel cost dalam 30 hari Tabel 4.21 Tabel biaya operasional selama 30 hari
No
Uraian
Jumlah
Harga satuan (Rp)
Besarnya satuan (Rp)
1.
Tenun Lombok
2 kain
Rp.200.000
Rp. 400.000
2.
Tenun Songket Lombok
1 kain
Rp.1.000.000
Rp.1.000.000
3.
Kulit Sintesis
3 kain
Rp. 200.000
Rp. 600.000
4.
Lem Sepatu
3 buah
Rp. 20.000
Rp.
5.
Heels
7 buah
Rp. 15.000
Rp. 105.000
6.
Stud
1 pack
Rp. 50.000
Rp.
50.000
7.
Gantungan Tassel
1 pack
Rp. 35.000
Rp.
35.000
Total
60.000
Rp. 2.250.000
4.10.3 Perhitungan rencana bisnis Total biaya produksi per tahun = total investasi + (total biaya operasi x12) = 32.000.000 + 27.000.000 = 59.000.000 Total biaya produksi perbulan = 59.000.000/12 = 4.916.666 Jumlah produksi perbulan 10 produk HPP = total biaya produksi perbulan / jumlah produksi perbulan = 4.916.666 / 10 = Rp 491.666 Perhitungan jumlah laba, dengan perkiraan 20% per produk = HPP x 20% = 491.666 x 20% = 98.333
95
Break Event Point Untuk produksi 250 buah satu kali order Uraian Kardus Pisau potong Upah potong Upah perakitan
Tabel 4.22 Biaya produksi
Unit
250 1 1 250 Total biaya
Harga per unit
Rp 7.000 Rp1.000.000 Rp 200.000 Rp 1.000
Jumlah Rp.1.750.000 Rp 1.000.000 Rp 200.000 Rp 250.000 Rp3.200.000
Packaging per produk = total biaya/jumlah packaging = Rp 3.200.000 / 500 = Rp 6.400 Harga jual per produk = HPP + Laba + Packaging = 491.666 + 98.333 + 6.400 = Rp. 596.399 4.11 Alur Pemesanan Proses Produksi Terdapat alur pemesanan hingga proses produksi. Pertama pesanan dengan ukuran kaki, kedua pengembangan desain. Berikut adalah alur pemesanan dari customer hingga custom produksi pada Niwasana Indonesia : Proses desain dan pemilihan bahan ditentukan oleh customer.
Gambar 4.21 Proses produksi sepatu untuk pesanan dengan ukur kaki (Sumber: Tegep Boot)
96
Gambar 4.22 Proses produksi sepatu untuk pengembangan desain (Sumber: Tegep Boot)
4.12 Branding dan Packaging Branding produk dan Packaging sangat penting dalam menentukan target user dan image produk yang ingin dicapai. 4.12.1 Brand Niwasana Indonesia Branding Niwasana Indonesia diambil dari bahasa sansekerta yakni NIWASANA (Kain) dan Indonesia, yang artinya Kain Indonesia. Branding Niwasana Indonesia merupakan brand lokal Indonesia yang mengangkat hasil kekayaan kain nusantara khususnya kain tenun. Dengan mengangkat kain Indonesia berharap dapat bersaing dan berkembang luas di pasar global Internasional. 4.12.2 Desain Logo Desain pada logo NIWASANA INDONESIA berbentuk segitiga dengan garis dan bentuk simetris geometris. Desain terinspirasi dari beraneka macam kekayaan bentuk motif pada kain tenun. Etnik look pada tampilan logo yang tegas dan kokoh. Di ibaratkan
97
kekokohan dan sifat tegas mampu bersaing dengan brand-brand lokal maupun brand Internasional.
Gambar 4.23 Logo brand Niwasana Indonesia (Sumber: Penulis)
4.12.3 Font Branding Penulisan kata pada branding Niwasana Indonesia berdasarkan bentuk font yang sesuai dengan konsep produk perancangan yakni, bentuk font style Etnik.
Gambar 4.24 Image Board Bentuk Sepatu (Sumber: Penulis)
98
4.12.4 Letak Logo Branding ditempatkan pada insole bagian dalam sepatu dengan teknik emboshing diatas kulit sintesis warna gold.
Gambar 4.25 Logo Niwasana pada insole warna gold (sumber: penulis)
4.12.5 Packaging Konsep Packaging produk perancangan ini yakni packaging Limited edition & Mass product. a. Limited Edition Packaging di sesuaikan dengan produk yang menjadi limited edition. Mengutamakan High Quality, detail & handmade produk.
Gambar 4.26 Packaging Limited Edition (sumber: penulis)
b. Mass Product Packaging di sesuaikan dengan produk yang diproduksi massal dengan kualitas standar dan material lebih terjangkau.
Gambar 4.27 Packaging Mass Product (sumber: penulis)
BAB V KONSEP DESAIN Berdasarkan hasil studi dan analisa, maka didapatkan hasil produk perancangan desain sepatu etnik Indonesia dengan mengangkat kain khas tradisional Indonesia, yaitu tenun lombok dan songket lombok sebagai material alternatif sepatu. 5.1 Konsep Desain Konsep desain bertujuan untuk menentukan konsep fungsi, bentuk, jenis, dimensi, dan konsep teknologi yang sudah dilakukan dan didapatkan hasil dari beberapa analisa sebelumnya. Berikut yang meliputi konsep desain : 5.1.1
Fungsi Konsep fungsi didapat dari hasil studi analisa target konsumen,
aktivitas dan jenis-jenis produk sepatu. 5.1.2
Dimensi Dari hasil analisa yang sudah dilakukan terdapat dimensi pada 3
jenis varian / serial sepatu. Tabel 5.1 Dimensi Ketinggian Heel Sepatu
Ketinggian Heel Sepatu Varian / Serial
Fashion Show
Hangout
Formal
Jenis Heel
High
Mid-High
Low
Tinggi Heel
≥ 8 cm
5-8 cm
≥ 5 cm
(sumber: penulis)
5.1.3
Konsep Desain dan Bentuk Konsep desain dan bentuk terinspirasi dari peristiwa pertempuran 10
November 1945, yang diabadikan sebagai Hari Pahlawan. Simbol perjuangan arek Surabaya dari berbagai elemen itu digambarkan dengan mmonumen bambu runcing. Mengingat kota ini pernah dipertahankan dengan bambu runcing. Struktural, tegas, monumental. Struktur khas dari
99
100
monumen bambu runcing yaitu tegak dan runcing. Memadukan cutting material tegas dan vertikal lurus.
Gambar 5.1 Morfologi bentuk Monumen Bambu Runcing Surabaya (sumber: penulis)
Konsep desain dan bentuk didapat dengan melakukan beberapa analisa yang berhubungan dengan atribut perancangan. Studi analisa perancangan dilakukan dengan kriteria desain yang sesuai, yaitu dengan menganalisa acuan data yang telah terkumpul baik berupa data literatur maupun data lapangan. Dari hasil analisa menghasilkan produk perancangan dengan konsep: 1. Edgy, menentukan karakter khas produk dari penggunaan material tenun dan image material tenun yang mewakili khas Indonesia pada produk perancangan. 2. Exotic,
penggunaan
material
yang
mudah
didapat,
ketersediaannya melimpah dan menjadi trend fashion tiap tahun di Indonesia, diantaranya tenun lombok.
101
Gambar 5.2 Mood Board (sumber: penulis)
5.1.4
Konsep Jenis atau Serial Produk Dari hasil kuisioner, acuan trend sepatu tahun 2014, da n analisa
terhadap target user maka ditetapkan jenis atau varian produk yang akan dikembangkan untuk perancangan ini. Berikut jenis atau serial produk Haute Couture & Ready to Wear (RTW), antara lain : a.
Fashion show → Wedges, Angkle Boots dan Platform Kriteria : Couture, Avant Garde, Mewah, berkelas.
Gambar 5.3 Serial Sepatu Fashion Show
b.
Hang out → Flat Shoes, Wedges, Oxford dan Pump Kriteria : simple, wearable, easy going, RTW.
Gambar 5.4 Serial Sepatu Hangout
c.
Formal → Stilleto, Kitten heels, Pump dan Peep toe Kriteria : minimalis, anggun, elegan, rapi. RTW.
Gambar 5.5 Serial Sepatu Formal
102
5.1.5
Image Produk 5.1.5.1 Jenis Tenun Lombok Dari hasil penilaian, diambil tenun dan motif dengan nilai tertinggi dari tiap jenis tenun dan disesuaikan dengan setiap serial sepatu. a. Tenun Songket Motif serial Fashion Show → memiliki motif dan corak warna emas yang elegan serta pola motifnya teratur b. Tenun Lombok Motif serial Hangout → memiliki motif dan warna yang cerah, ceria namun tetap elegan. c. Tenun Lombok Motif serial Formal → memiliki motif dengan ukuran teratur warna gelap dan tegas sebagai bentuk minimalis dan feminim mewakili karakter wanita modern yang elegan dan berwibawa.
Aplikasi
Varian Material
Serial FASHION SHOW
Aplikasi Serial HANGOUT
Aplikasi Serial FORMAL Gambar 5.6 Material Tenun Lombok Terpilih (sumber: penulis)
Konsep varian material tenun bisa dijadikan alternatif sepatu agar produk perancangan sepatu ini menjadi lebih beragam dan banyak varian produk.
103
5.2
Konsep Teknologi Dari hasil analisa telah dilakukan dapat ditentukan dalam menentukan konsep teknologi yang dipakai dalam produksi penggunaan material yang akan diproduksi. 5.2.1 Material Pengaplikasian material pada produk disesuaikan dengan karakteristik masing-masing terbukti dari hasil riset dan studi analisa material sebelumnya. Pengaplikasian material pada perancangan sebagai berikut: MATERIAL UTAMA a. Tenun Lombok Berdasarkan hasil kuisioner yang menyebutkan bahwa karakter nusantara yang etnik yang paling diwakili adalah dengan menggunakan kain tradisional Indonesia. Sehingga prosentase penggunaan kain tenun adalah 70 % dari material bahan sepatu dibanding dengan material kulit. Disamping itu karakter tenun yang kuat dan cukup fleksibel sangat tepat diaplikasikan pada bagian sepatu yang memiliki detail dan bidang yang kecil serta rumit. MATERIAL PENDUKUNG a. Kulit Material kulit digunakan sebagai material pendukung kedua pada sepatu, utamanya sebagai penutup bagian-bagian yang kurang sempurna karena teknis produksi khususnya material kain tenun. Disamping itu juga berfungsi sebagai material pelindung beberapa bagian sepatu yang rawan rusak / cacat. 5.2.2 Konsep Aksesoris Aksesoris berfungsi sebagai pendukung maupun pelengkap sepatu yang sesuai dengan tema perancangan produk sepatu. Dari hasil
104
kuisioner, berikut aksesoris pelengkap sepatu sebagai pendukung tema perancangan produk sepatu ini : 1. Plated Sesuai dengan analisa trend sepatu 2014, ada 2 macam warna plat dalam mengaplikasikan pada perancangan desain sepatu ini, yaitu warna gold dan silver. Berikut plat gold dan silver yang diaplikasikan sebagai aksesoris pendukung perancangan sepatu ini:
Gambar 5.7 Aksesoris Plated
2. Studded
Gambar 5.8 Aksesoris Studded
5.2.3
Konsep Pola Potong Bahan
VERTIKAL
HORIZONTAL
ZIG-ZAG
Gambar 5.9 Pola Potong Bahan
105
5.3
Kriteria Desain 5.3.1
Kriteria Fungsi, Jenis dan Dimensi Sepatu Tabel 5.2 Kriteria Fungsi, Jenis dan Dimensi
No.
Elemen / Unsur
Uraian •
Fahion Show
Wedges, Angkle Boots dan Platform 1.
•
Fungsi dan Jenis Sepatu
Hangout
Oxford, Pump dan Wedges •
Formal
Stilleto, Peep Toe dan Pump •
Serial Fashion Show
Tinggi Heel: ≥ 8 cm (High) 2.
•
Dimensi (Tinggi Heel)
Serial Hangout
Tinggi Heel: 5-8 cm (Mid-High) •
Serial Formal
Tinggi Heel: 3-5 cm (High)
5.3.2
Kriteria Bentuk
Tabel 5.3 Kriteria Bentuk Jenis Sepatu, Motif Tenun dan Pola Potong Bahan
No.
Elemen / Unsur
Uraian •
Fashion Show Wedges High
Jenis 1.
Sepatu, Jenis Heel
15 cm
& Dimensi Tinggi 8 cm
Bentuk heel adalah Wedges High yang
106
tinggi ≥ 8cm diperlukan saat kebutuhan akan event fashion show, tentunya menyesuaikan dengan tema fashion show dan juga event tertentu. Memperlihatkan bentuk heel sepatu yang unik dan mewah, fungsinya menarik perhatian
konsumen
menengah
keatas
khususnya socialita. •
Hangout Oxford
8 cm
Bentuk Heel adalah Mid-High jenis oxford yang tingginya 5-8cm. Kebutuhan sepatu ini sangat sesuai dengan tingkat mobilitas konsumen pada saat acara hangout. Sangat casual buat konsumen khususnya socialita. •
Formal Stilleto
5 cm
Bentuk heel adalah Low jenis Stilleto, yang tingginya 3-5cm. Kebutuhan akan sepatu ini sesuai dengan acara / event formal,
107
khususnya
para
pekerja
kantor
maupun
socialita. Terlihat sopan, rapi dan beribawa namun tetap elegan. •
Serial Fashion Show
Memiliki motif dan corak warna emas yang elegan serta pola motifnya teratur •
2.
Motif Tenun
Serial Hangout
memiliki motif dan warna yang cerah, ceria namun tetap elegan •
Serial Formal
memiliki motif dengan ukuran teratur warna
gelap
dan
tegas
sebagai
bentuk
minimalis dan feminim mewakili karakter wanita modern yang elegan dan berwibawa.
• VERTIKAL
3.
Pola Potong Bahan
Bentuk pola potong vertikal sangat
108
efisiensi dan ekonomis, dikarenakan bahan tidak ada yang tersisa serta kain yang tidak terbuang
maupun
tidak
terpakai
sia-sia.
Penggunaan bentuk pola potong vertikal perlu disesuaikan dengan motif material yang ada.
• HORIZONTAL
Bentuk pola potong horizontal hampir sama dengan pola potong vertikal, hanya saja kebanyakan kain dengan motif horizontal tidak banyak seperti vertikal, sehingga penggunaan pola potong bahan dengan cara horizontal sedikit banyak mengikuti bentuk motif pada kain tenun.
• ZIG-ZAG
Bentuk pola potong zig-zag sangat detail
dan
menyesuaikan
penuh dengan
kesabaran,karena motif
yang
akan
dipotong. Hasilnya akan bagus dan sangat menarik jika bentuk motifny sesuai dengan bentuk sepatu. Pengaplikasian pola potong ini sangat bagus dan menarik jika diaplikasikan pada sepatu.
109
5.3.3
Kriteria Teknologi Tabel 5.4 Teknik Jahit dan Treatment Bahan
No . 1.
Elemen / Unsur Teknik Jahit
Uraian •
Material Tenun dan Kulit
Jahit Lipat Teknik jahitan ini digunakan pada bagian tepi
material sebagai kuncian dengan cara melipat dan dijahit 1-2 mm dari tepi agar lebih rapih. •
Jahit Tempel Teknik jahitan tempel digunakan pada dua
jenis material yang berbeda. Teknik ini jugan berfungsi untuk menyembunyikan bagian sambungan antar material lain sehingga terlihat lebih rapih •
Jahit Tumpang Tindih Teknik jahit tumpang tindih digunakan a gar
material terlihat lebih timbul ketika di tindih dengan material yang berbeda. Teknik ini juga berfungsi agar lem pada sambungan tidak terlihat.
• Tenun 2.
Treatment Material
Lapisan Tenun - busa/spons - kulit Penempelan antara kain tenun dengan alas spons busa pada kulit, memberikan efek volume yang lebih pada kain tenun, sehingga motif pada kain tenun menjadi efek timbul.
• Tenun Lombok Lapisan Tenun Lombok - Pelapis Dalam (kassa) Penempelan lapisan kassa pada kain tenun berfungsi sebagai pengunci dan pelapis tenun agar tidak mudah sobek ketika diaplikasikan pada sepatu, sehingga lebih mudah dibentuk.
110
5.4
Konsep Desain Visual 5.4.1
Sketsa Alternatif Posisi Kaki
Gambar 5.10 Skersa Alternatif berdasarkan Posisi Kaki Wanita (sumber : Penulis)
Sketsa alternatif berdasarkan posisi kaki bertujuan untuk mengetahui aspekaspek yang mendukung dalam perancangan desain nantinya. Seperti posisi kaki yang aman, bentuk sepatu dan kenyamanan sepatu. 5.4.2
Sketsa Alternatif
Gambar 5.11 Sketsa Alternatif Sepatu Tenun (sumber : Penulis)
Gambar 5.12 Sketsa Alternatif Desain Sepatu Tenun Songket Lombok dengan Material Kulit (sumber: Penulis)
SKETCHES AND DESIGN
111
Gambar 5.13 Desain Serial Sepatu Fashion Show
112
Gambar 5.14 Desain Serial Sepatu Formal
113
Gambar 5.15 Desain Serial Sepatu Hang out
114
5.4.3
Gambar 5.16 Sketsa Alternatif Detail Sepatu
115
Detail Sepatu
116
5.5
Final Desain
Serial Formal Shoes
Gambar 5.17 Final Desain Serial Sepatu Formal (sumber : Penulis)
Serial Fashion Show Shoes
117
Gambar 5.18 Final Desain Serial Sepatu Fashion Show (sumber : Penulis)
Serial Formal Shoes
Gambar 5.19 Final Desain Serial Sepatu Formal (sumber : Penulis)
118
5.6
Serial Produk Sepatu Serial Sepatu Fashion Show
Gambar 5.20 Produk Serial Sepatu Fashion Show (sumber : Penulis)
Serial Sepatu Formal
Gambar 5.21 Produk Serial Sepatu Formal (sumber : Penulis)
119
Serial Sepatu Hangout
Gambar 5.22 Produk Serial Sepatu Hangout (sumber : Penulis)
Produk Sepatu Niwasana Indonesia
NIWaSaNa INDONESIa Gambar 5.23 Produk Niwasana Indonesia (sumber : Penulis)
BAB VI PENUTUP
1.1
Kesimpulan Setelah melakukan beberapa tahapan riset hingga analisa, disimpulkan
sebagai berikut: 1. Konsep exotic dan edgy desain sepatu wanita berbasis tenun lombok bertemakan monumen bambu runcing Surabaya. . 2. Serial sepatu Fashion show terdiri dari 3 pasang sepatu, jenisnya 2 pasang sepatu boots wedges dan pump. 3. Serial sepatu Hangout terdiri dari 2 pasang sepatu, jenisnya pump dan ankle boot. 4. Serial sepatu Formal terdiri dari 2 pasang sepatu, jenisnya ankle strap dan ankle pump. 5. Penggunaan kain tradisional khas indonesia yaitu Tenun Lombok, yang dikarenakan belum terekspose oleh masyarakat modern dan material kulit yang diaplikasikan pada sepatu. 6. Desain serial sepatu wanita ini dirancang untuk dapat digunakan dalam beberapa aktivitas yang berbeda namun tetap bergaya exotic dan edgy. Dengan exotic edgy, diharapkan akan menampilkan karakter wanita yang berwibawa, idealis, tangguh, bebas dan penuh percaya diri saat tampil beraktivitas. 1.2
Saran Diperlukan pengembangan kemampuan dan skill dari para pengrajin sepatu.
Hal ini dilakukan untuk dapat terus mengikuti perkembangan trend yang dengan cepat berubah. Sehingga, dari desain yang dihasilkan tersebut dapat membantu memberikan alternatif peluang untuk bersaing dengan produk alas kaki impor asing yang terus membanjiri pasar industri lokal. Pengembangan ekplorasi motif ragam hias pada kain tenun yang diaplikasikan kepada sepatu perlu dilakukan lebih banyak lagi, pemilihan motif dan warna juga perlu di analisa lebih agar luas karena alasan pelestarian kebudayaan tanpa menghilangkan filosofi budaya etnik dari tenun itu sendiri. 121
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. http://topdunia.com/kawaii-bali-by-priyo-oktaviano/, diakses pada tanggal 29 September 2013 pukul 14.00 WIB. B. Nacher and Team. 2005. A Footwear Fit Classification Model Based On Antropometric Data. SAE Internasional. BPS. 2010. Perkembangan Ekspor – Impor Kain Tenun Ikat 2010. djpen.kemendag.go.id, diakses pada tanggal 29 September 2013 pukul 16.00 WIB. Cokhlat, Aki. 2012. Footwear Design. London: Laurence King. Kasali, Rhenald. 1999. Membidik Pasar Indonesia Segmentasi Targeting, Positioning. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Millionlooks. 2014 http://www.,millionlooks.com diakses pada tanggal 6 april 2014 pukul 17.35 WIB. Nurmianto, Eko. 2004. Ergonomi. Surabaya: Guna Widya. Oktaviani, Priyo. 2014. http://www.priyooktaviano.com, diakses pada tanggal 11 April 2014 pukul 10.00 WIB. Panero, Julius; AIA; ASID dan Zelnik, Martin. 2003. Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Jakarta: Erlangga. Pantone. 2014. http//www.pantone.com, diakses pada tanggal 7 april 2014 pukul 11.30 WIB. Suwati, Kartiwa. 2007. Ragam Kain Tradisional Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Seviewright, Simon. 2010. Fashion Research and Design. Singapore: Ava Book. Wikipedia. 2014. http://www.wikipedia.com, diakses pada tanggal 4 April 2014 pukul 12.45 WIB. Wolipop. 2010. http://wolipop.detik.com/read/etnik-modern-dengan-motif-ikat, diakses pada tanggal 13 Mei 2010 pukul 09.00 WIB. Yung-Hui, Lee and Team. 2004. Effect Of Shoe Insert And Heel HeightOn Foot Pressure, Impact Force, And Perceived Comfort During Walking. Taiwan.
123
124
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
LAMPIRAN Lampiran 1. Sketch and Design
SKETCHES AND DESIGN
125
126
SKETCHES AND DESIGN
Lampiran 2. Sketch and Design
127
SKETCHES AND DESIGN
Lampiran 3. Sketch and Design
128
SKETCHES AND DESIGN
Lampiran 4. Sketch and Design
129
SKETCHES AND DESIGN
Lampiran 5. Sketch and Design
130
SKETCHES AND DESIGN
Lampiran 6. Sketch and Design
131
SKETCHES AND DESIGN
Lampiran 7. Sketch and Design
132
Lampiran 8. 3D model desain sepatu
133
Lampiran 9. 3D model desain sepatu
134
Lampiran 10. 3D model desain sepatu
135
Lampiran 11. 3D model desain sepatu
136
Lampiran 12. 3D model desain sepatu
137
Lampiran 13. 3D model desain sepatu
138
Lampiran 14. Kuisioner Online
Desain Sepatu Wanita Berbasis Tenun Indonesia Studi Kasus: Tenun Lombok dan Tema Monumen Bambu Runcing Surabaya Perkenankanlah saya memohon kesediaan Anda untuk membantu mengisi daftar pertanyaan dibawah ini. Jawaban jujur yang Anda berikan akan sangat berguna bagi penelitian yang sedang saya lakukan tentang "Desain Sepatu Wanita Berbasis Tenun Indonesia Dengan Material Alam." Saya mengucapkan terimah kasih atas kesediaan anda untuk mengisi pertanyaan kuisioner ini. * Wajib Nama * Jenis Kelamin * o
Perempuan
o
Laki - laki
Usia * o
17 - 21 tahun
o
22 - 27 tahun
o
28 - 35 tahun
Uang saku / penghasilan anda perbulan * o
< Rp. 500.000,00
o
Rp. 500.000,00 - Rp. 5.000.000,00
o
> Rp. 5.000.000,00
Jumlah sepatu yang anda beli dalam sebulan * o
1 kali
o
2 - 3 kali
o
> 3 kali
Pilih salah satu dari pernyataan berikut ini yang mewakili diri anda o
Saya lebih suka shopping, jalan-jalan, traveling, hangout
o
Saya lebih suka bersosialisasi dengan komunitas
Pilih salah satu dari pernyataan berikut ini yang mewakili diri anda o
Saya lebih memilih satu jenis sepatu yang bisa dipakai untuk segala suasana
139
o
Saya selalu membeli macam-macam jenis sepatu untuk dikenakan dalam berbagai event
Yang menjadi pertimbangan anda dalam membeli sepatu (Boleh memilih 2) o
Fungsi
o
Desain (model & warna)
o
Merk
o
Harga
o
Lainnya
Anda lebih sering dan menyukai bergaya fashion seperti apa o
Classic
o
Casual
o
Sporty
o
Elegan
o
Edgy
o
Urban
o
Glamour
TREND SEPATU 2014
Dari 9 jenis sepatu wanita dibawah ini, manakah menurut anda yang paling trend saat ini dan layak untuk dikembangkan desainnya (Pilih 3)
140
o
1. Semi Boots
o
2. Stiletto
o
3. Pump
o
4. Wedges
o
5. Kitten Heels
o
6. Platform
o
7. Flat Shoes
o
8. Peep Toe
o
9. Oxford
DETAIL AKSESORIS
Detail aksesoris sepatu seperti apa yang anda sukai ? o
1. Ruffles
o
2. Stud
o
3. Shoelace
o
4. Lace
o
5. Beads
o
6. Plated
Jenis / bahan upper sepatu yang anda sukai o
Anyaman
o
Polos
o
Bermotif
141
o
Beraksesoris
o
Anyaman dan Bermotif
o
Bermotif dan Beraksesoris
TREND WARNA 2014
Dari pilihan warna palet tren warna 2014 di bawah ini, mana yang paling menjadi favorit anda o
Placid Blue
o
Violet Tulip
o
Hemlock
o
Paloma
o
Sand
o
Freesia
o
Cayenne
o
Celosia Orange
o
Radiant Orchid
o
Dazzling
Tenun Indonesia
Diantara tenun Indonesia di atas, tenun manakah yang paling anda sukai dan yang bagus diaplikasikan di sepatu anda
142
o
1, Tenun Buna NTT
o
2. Tenun Endek Bali
o
3. Tenun Songket Lombok
o
4. Tenun Bima NTB
TERIMA KASIH
TAMPAK SAMPING SKALA 1 : 1
TAMPAK ATAS SKALA 1 : 1
SATUAN
: 1 JULI 2014
: 2_1
: mm
DOSEN : Ir. Baroto Tavip Indrojarwo, M.Si
NRP
NAMA
: 3410100105
: ANIZAR KHOMARY AL RASYID
TAMPAK DEPAN SKALA 1 : 1
SKALA
DETAIL FASHION SHOW SHOES TECHNICAL DRAWING
TANGGAL
INDUSTRIAL PRODUCT DESIGN ITS - SURABAYA
A2
NILAI
LBR
10
30
TAMPAK SAMPING SKALA 1 : 1
288
82
Ø5
R2
R3
73
30
73 98
122
86
30
88
51
27
SKALA
SATUAN
: 1 JULI 2014
: 2_1
: mm
: 3410100105
: ANIZAR KHOMARY AL RASYID
Ø5
NAMA
DETAIL FASHION SHOW SHOES TECHNICAL DRAWING
DOSEN : Ir. Baroto Tavip Indrojarwo, M.Si
NRP
TAMPAK DEPAN SKALA 1 : 1
TANGGAL
INDUSTRIAL PRODUCT DESIGN ITS - SURABAYA
253
10
TAMPAK ATAS SKALA 1 : 1
5 Ø
95 150 78
5
A2
NILAI
LBR
23
TENUN LOMBOK
162
SYNTHETIC LEATHER
DETAIL 1 SKALA 2 : 1
103
4
EVA SPONS
SHOELACE RING
SYNTHETIC LEATHER
: mm
DOSEN : Ir. Baroto Tavip Indrojarwo, M.Si
NRP
NAMA
: 3410100105
: ANIZAR KHOMARY AL RASYID
TENUN LOMBOK
: 2_1
Ø10
SATUAN
: 1 JULI 2014
DETAIL 2 SKALA 2 : 1
SKALA
DETAIL FASHION SHOW SHOES TECHNICAL DRAWING
TANGGAL
INDUSTRIAL PRODUCT DESIGN ITS - SURABAYA
A2
NILAI
LBR
TAMPAK SAMPING SKALA 1 : 1
TAMPAK ATAS SKALA 1 : 1
SATUAN
: 1 JULI 2014
: 2_1
: mm
DOSEN : Ir. Baroto Tavip Indrojarwo, M.Si
NRP
NAMA
: 3410100105
: ANIZAR KHOMARY AL RASYID
TAMPAK DEPAN SKALA 1 : 1
SKALA
DETAIL FORMAL SHOES TECHNICAL DRAWING
TANGGAL
INDUSTRIAL PRODUCT DESIGN ITS - SURABAYA
A2
NILAI
LBR
15
25
47
TAMPAK SAMPING SKALA 1 : 1
48
262
TAMPAK ATAS SKALA 1 : 1
27 95
48
SKALA
SATUAN
: 1 JULI 2014
: 2_1
: mm
: 3410100105
: ANIZAR KHOMARY AL RASYID
238
89
25
74
88
NAMA
DETAIL FORMAL SHOES TECHNICAL DRAWING
DOSEN : Ir. Baroto Tavip Indrojarwo, M.Si
NRP
TAMPAK DEPAN SKALA 1 : 1
TANGGAL
INDUSTRIAL PRODUCT DESIGN ITS - SURABAYA
27
108 130 78
5
25
25
A2
NILAI
LBR
25
ZIPPER
4
LEATHER SYNTHETIC
65
TENUN LOMBOK
DETAIL 1 SKALA 2 : 1
GOLD INSOLE
57
157
DETAIL 2 SKALA 2 : 1
TENUN LOMBOK
SATUAN
: 1 JULI 2014
: 2_1
: mm
DOSEN : Ir. Baroto Tavip Indrojarwo, M.Si
NRP
NAMA
: 3410100105
: ANIZAR KHOMARY AL RASYID
LEATHER SYNTHETIC
SKALA
DETAIL FORMAL SHOES TECHNICAL DRAWING
TANGGAL
INDUSTRIAL PRODUCT DESIGN ITS - SURABAYA
A2
NILAI
LBR
TAMPAK SAMPING SKALA 1 : 1
TAMPAK ATAS SKALA 1 : 1
SATUAN
: 1 JULI 2014
: 2_1
: mm
DOSEN : Ir. Baroto Tavip Indrojarwo, M.Si
NRP
NAMA
: 3410100105
: ANIZAR KHOMARY AL RASYID
TAMPAK DEPAN SKALA 1 : 1
SKALA
DETAIL HANGOUT SHOES TECHNICAL DRAWING
TANGGAL
INDUSTRIAL PRODUCT DESIGN ITS - SURABAYA
A2
NILAI
LBR
79
91
20
15
153
TAMPAK SAMPING SKALA 1 : 1
146
293
262
10
TAMPAK ATAS SKALA 1 : 1
34
100 5
70
2
120
10
10
5 67
10
15
SKALA
SATUAN
: 1 JULI 2014
: 2_1
: mm
10
50
88
NAMA
: 3410100105
: ANIZAR KHOMARY AL RASYID
DETAIL HANGOUT SHOES TECHNICAL DRAWING
DOSEN : Ir. Baroto Tavip Indrojarwo, M.Si
NRP
TAMPAK DEPAN SKALA 1 : 1
TANGGAL
INDUSTRIAL PRODUCT DESIGN ITS - SURABAYA
4
196
15
10
95
A2
NILAI
LBR
15
BIODATA PENULIS
Penulis dengan nama lengkap Anizar Khomary Al Rasyid dan nama panggilan Nizar atau yang akrab dipanggil
Icang,
dengan
tempat
tanggal
lahir
Surabaya, 28 November 1992. Anak Kedua dari pasangan Bapak Kusnun Rasjid dan Ibu Achjumah Sukarni, SH. Penulis memiliki hobi yang unik yakni singing, mendesain, ikut lomba, berbisnis, dan melukis. Pendidikan formal yang telah ditempuh selama 12 tahun oleh penulis adalah SD Husnul Hidayah Surabaya, SMP YP Trisila Surabaya dan SMA YP Trisila Surabaya. Pada tahun 2010 penulis diterima menjadi mahasiswa Sarjana Jurusan Desain Produk Industri ITS melalui jalur tes UMDES ITS dengan NRP 3410100105. Tujuan hidup penulis adalah selalu ingin memberikan keceriaan untuk orang disekelilingnya dan ingin terus berusaha untuk membahagiakan dan membanggakan kedua orang tua, keluarga besar dan orang sekitar. Penulis aktif di bidang organisasi HIMA IDE 2011-2012. Penulis banyak mengukir prestasi di bidang non-akademik selama duduk dibangku kuliah yakni, sebagai juara I lomba desain fashion UK Petra Surabaya, juara harapan II lomba Cipta Karya Jawa Timur, juara III value of Designer di Malang, juara III lomba Perancang Busana Muslim Indonesia di jakarta, 10 finalis lomba desain sepatu BATA dll. Pada akhir masa pendidikan selama empat tahun tahun di ITS, penulis menyusun Tugas Akhir yang tergabung menjadi mahasiswa prodi Produk di Jurusan Desain Produk Industri ITS dengan dosen pembimbing Bapak Ir. Baroto Tavip Indrojarwo, MSi dan dosen wali Bambang Tristiyono, ST,MSi. Untuk saran dan kritik terhadap penulis atau ingin diskusi mengenai Tugas Akhir ini dapat menghubungi penulis melalui: HP: 085730250264 Email:
[email protected] Facebook: Anizar Khomary Al Rasyid Instagram: Nizar Rasyid
153