Bulletin Penelitian Kesehatan Health Studies i n Indonesia
Vol. V No. 2
1977
DERAJAT KEAMANAN DAN PENGARUH EKSTRAK BEBEliAPA TANAhZAN OBAT TEKMADAP KELAKUAN PvIENCIT ". B. Dzulkarnain*, B. Wahjoedi* dan Z. Arifin* Although not representing plants from all over Indonesia, the degree of acute toxicity of the infusion of some medicinal plants were determined, and clinical signs recorded. Using the clasification of Cleason cs the LDS of Messua ferrae Linn needs special attention due to being near the maximal border line. The rest can be classified as practically non toxic. - ---betle ---/,inn -- needs some attention. A t dosage half the LD,,, i t is Basecl on the clinical signs Piper diuretic and near the L D 5 , diarrhoea is seeiz besides diuresis. -
Sebagai lanjutan rencana "screening" t a ~ x i ~ l ~ d n dijadikan dasar untuk melakukan percobaanobat Indonesia dari Lernbaga Farmasi Nasional dipercobaan selanjutnya bila diperlukan. Bersama lakukan pcrcobaan penentuan daya racun 16 dengan menentukan LD50 ini, diperhatikan tanaman obat seperti tcrsebut pada tabel 1. juga pengaruhnya terhadap kelakuan normal yang mungkin dapat memberikan petunjuk Alasan penentuan LD50 infus tanaman obat b a a penelitian dikemudian hari. LDS0 dari ini adalah untuk mengetahui daya racun tanaman infus contoh-contoh tanaman yang diperoleh tersebut karena masih banyak digunakan dalam tidak mewakili keracunan b a a tanaman disemua calnpuran j a n ~ u . Disamping itu LD50 dapat daerah di Indonesia. Tabel 1 Tanaman yang dipergunakan untuk penelitian. Narna l a t ~ n Ageratum con yzoides L i n n Artemisia cina Berg A rtemisia vulgaris Linn. Brassica rugosa Prain Curcuma domestica Vahl Eupatorium triplinerve Vahl Hemigraphis colorata Hall Litsia cubeba Pers Mesua ferrea L i n n Occimum sanctum Ltnn O r o x y l u m indicum Vent Piper betle L i n n Quisqualis indica L i n n Ruta graveolens A u c t Saussurea lappa Clarke Strobilanrhes crispus B L
x
Farni l i
Nama daerah
Bagian yang diteliti
Cornpositae Compositae Cornpositae Crucifers Zingiberacae Compositae Acanthacaeae Lauraceae Guttiferae Labiatae Bignoniaceae Pi peraceae Combretaceae
babandotan rnungsi arab sudamala sawi kunyit prasman sambang geti h krangeyan naga sari lampes bungli sirth wudani i nggu pucu k kecibe ling
akar tanaman tanaman bi ji akar rimpang daun daun k u l i t batang bunga daun k u l i t kayu daun biji daun k u l i t kayu daun
Rutaceae Compositae Acan thaceae
Paper disajikan pada simposium penelitian tanaman obat I Cibogo. Desember 1 9 7 5 .
*
Staf Puslit Farmasi. Badan Litbang Kes. Departemen Kesehatan. Diterima tanggal 1 2 November 1976.
B. D Z U L K A R N A I N D K K .
I I 1
BAHAN DAN CARA Bahan-bahan diperoleh dari instansi yang berwenang seperti Hortus Medicus Tawangmangu, Lembaga Penelitian Tanaman Industri, Departemen Pertanian di Bogor atau Kebun Tanaman obat h m b a g a Farmasi Nasional. Bila bahan diperoleh dari badan tidak resmi, maka
taksonominya ditentukan oleh bagian farmakognosi Lembaga Farrnasi Nasional atau Herbarrium Bogoriense, Bahan-bahan dikeringkan pada sullu tidak lebih dari 60' C dan diserbukkan (digilingl ditumbuk), kemudian diayak dengan menggunakan ayakan ukuran mesh 48. Infus dari serbuk
Tabel 2 LD 50 mglkg pada rnencit diberikan intra peritoneal
, Nama latin
1
1 I
/
j I
50
LD
Ageratum conyzoides Linn Artemisia cina Berg Artemisia vulgaris Linn Brassica rugosa Prain
10.960 15.620 15.790 26.170
1
Curcuma domestics Vahl Eupatorium triplinerve Vahl Hemigraphis colorata Hall Litsea cubeba Pers Messua ferrea Linn Ocirnum sanctum Linn Orox ylum indicum Vent Piper betle Linn Quisqualis indica L i n n Ruta graveolens A u c t Saussurea lappa Clarke Strobilanthes crispus B L
18.720 7.520 4.173 21.720 299 8.220 16.200 17.030 10.130 17.470 8.690 7.330
Tabel 3 Dosis lazim orang, tiku;,
i.p. rnencit
9.51 7
-
( 13.250
-
( 14.680
-
( 16.300
-
(
6860 4.092 17.900 265 6898 13.280 16.050 8.585
(
,7106 6.685
(
( ( ( ( (
(
-
-
12.620 ) 18.420 ) 17.020 ) 215.80 8250 5.427 26.400 334 9795 19.760 18.090 11.930
) )
) ) ) ) ) )
)
10.630 ) 8.037 )
LD50 tikus, mencit intra peritoneal
I
Nama latin
Dosis lazim mg/kg
.
LD
50
mg/kg
Penggolongan daya racun
p.0. orang Ageratum con$czoides Linn Artemisia cina Berg Artemisia vulgaris Linn Brassica rugosa Prain Curcuma domestica Vahl Eupatorium triplinerve Vahl Hemigraphis colorata Hall Litsea cubeba Pers Messua ferrea L i n n Ocimum sanctum Linn Oroxylum indicum Vent Piper betle Linn Q u i s q u ~ l i sindica L i n n Ruta graveolens A u c t Saussurea lappa Clarke Strobilan thes crispus B L
p.0. tikus
p.0. t ~ k u s
1.p. menclt PNT PNT PNT PNT PNT PNT PNT PNT PNT PNT PNT PNT PNT PNT PNT PNT
P E N G A R U H E K S T R A K B E B E R A P A T A N A M A N T E R H A D A P MENCIT
perlu, infus diuapkan atau diencerkan sebelum diisotonikkan hingga diperoleh bahan dengan kadar yang diperlukan. Hewan percobaan adalah
dibuat sesuai dengan cara yang tertera dalam Farmakope Indonesia ed. I1 1972 dan ditambah NaCl sedemikian rupa seh ingga isotonik. Bila
Tabel 4 Pengaruh terhadap aktivitas susunan saraf pusat/motor
Dosis dekat dengan % LD50
Dos~sdekat dengan LD50 Act.rnotor
A.conyzoidesLinn A. cina Berg A. vulgaris Linn B. rugosa Prain. C. dornestica Vahl E. triplinerve Vahl H. colora ta Hall. L. cubeba Pers. M. ferrae Linn. 0. sanctum Linn. 0. indicum Vent. P. betle Linn. 0. lndica L inn. R. graveolens Auct. S. lappa Clarke.' S. crispus B L
Ptosis
Abduksi
+
t t t t t
-
-
-
+
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
+ +
-
t t t
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
t t
+
-
-
-
-
+
-
-
- .
-
-
-
-
+
+
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
+
-
-
-
-
-
t t t t
-
-
-
-
+
-
+
t
-
+
-
-
t
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
+
4
-
+ +
t = turun
Ataksia
-
+
-
Ptosis Abduksi Straub
-
-
+
Act.rnotor t
-
+ + +
+
t t t t t t t
Ataks~a -
-
+ +
t
Straub
-
+
tak ada pengaruh.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
= ada pengaruh.
Tabel 5 Pengaruh terhadap syaraf otonom.
Dosis dekat dengan Yz LD50
Dosis dekat dengan LDS0 Pllo
Mid
Mto
Sal
Diu
Dia
Pilo
Mid
Mio
Sal
A. conyzoides Linn A. cina Berg A. vulgaris Linn B. rugosa Prain. C. dornestica Vahl. E. triplinerve Vahl. H. colorata Hall. L. cubeba Pers. M. ferrae Linn. 0. sanctum Linn. 0. indicum Vent. P. betle Linn. 0. ind~caLinn. R. graveolens Auct. S. Lappa C l a r k . S. crispus B L
+
= ada
pengaruh.
- = tak ada pengaruh.
Pi lo Mid.
=
Pi loereksi.
= Midriasts.
Mio Sal
= =
Miosis. Salivasi.
Diu Dia
= =
Diuresis Diarea.
Diu
Dia
B. D Z U L K A R N A I N D K K .
Tabel 6 Pengaruh terhadap suhu dan rangsangall terhadap peritonium Dos~s mg/Kg
Narna bahan
LD50
Pengaruh Pengaruh terhadap terhadap suhu peritoneum.
A. con yzoides Linn
10.900 (9.517 - 12.620) A. cina Berg.
15.620 (13.250 - 18.420)
mencit yang diperoleh dari Lembaga Makanan Rakyat (Seanieo Tropnled Nutritional Centre) yang berbobot antara 2 0 dan 3 0 gram, Pemberian zat dilakukan secara peritoneal dan kematian dihitung 24 jam setelah disuntikan. LDS0 ditentukan dengan cara Weil. Untr~k perbandingan dosis diekstrapolasi dengan cara Paget & Barnes yang dimuat dalam laporan Laurcncc X Bacharacll. Observasi gelagat atau kelakuan dilakukan dengan cara Campbell X Richter yang dimuat dalam laporan Domer.
A. vulgaris Linn
15.790 (14.680 - 17.020) B. regusa Prain
26 170
I
(
C. domestica Vahl 18.720 (16.300 - 21.5001 E. rriplinerve Vahl 7.520 (6.860 - 8.250) H. colorata Hall
4.173 (4.092 - 5.427) L. cubeba Pers
21.720 (17.900 - 26.400) M. ferrae Linn
299 (265 - 334 1 0. sanctum Linn 8.220 (6.898 - 9.785 0. indicum Vent 16.200 (13.280 - 19.760) P. berle Linn 17.030 (16.050 - 18.090) 0.indica L inn. 10 130 (8.585 - 11.930) R. graveolens Auct 17.470 (
)
S. lappa C/arke 8.698 (7.106 - 10.630) S. crispus BL 7.330 (6.685 - 8.037) t = turun - - t a k ada pengaruh + = ada pengaruh.
Pada tabel 2 terlihat Iiasil penentuan LDsO, sedangkan pada tabel 3 menunjukkan perbedaan dosis lazim dan LDsO yangdiperoleli. Dosis lazim adalah dosis yang biasanya digunakan orang secara oral untuk pengobatan sehari, sedangkan LDsO pada mencit dengan pemberian intra-peritoneal. Dengan cara mengekstrapolasikan nienurut Paget X Barnes keduanya dapat diubah untuk dosis oral pada tikus untuk diklasifikasikan secara Cleason. Hasil-has11 I>cngaluh infr~stcslladap kelakuan mencit terlihat pada tabel 4 yang meliputi pengaruh terhadap aktivitas motor dan susunan syaraf pusat, tabel 5 yang meliputi pengaruh terhadap susunan syaraf otonom dan tabel 6 yang lneliputi pengaruh terliadap sullu badan dan rangsangan terhadap peritoneum.
DISKUSI DAN KESIMPULAN Meskipun jarang adanya keracunan karena janiu atau kornponennya, dau nieskipun contolicontoh tananian obat yang diteliti ini tidak rnewakili tanaman diseluruh daerah Indonesia, dapat dilihat bahwa derajat keamanan dan pengaruhnya dafi komponen-komponen yang terkandung terhadap hewan-liewan percobaan. Bahan-bahan ini digunakan pada manusia, sedangkan percobaan dilakukan pada hewan mencit. Walaupun secara biologis mencit tidak sania dengan nianusia akan tetapi percobaan memberikan kesan mengenai adanya daya racun meskipun berbeda, .akan tetapi ada lial-ha1 yang ada hubungannya antara gejala-gejala ke-
P E N G A R U H E K S T R A K B E B E R A P A T A N A M A N T E R I i A D A P MENCIT
racunan hewan dengan manusia. Akibat satu zat pada s a t ~jenis l hewan berbeda dengan akibat pada jenis liewan lain, juga besarnya dosis untuk tiap jenis hewan per satuan bobot juga tidak sama. Perbedaan ini juga terlihat antara liewan dan manusia. lJn tuk berbagai jenis percobaan, Paget dan Barnes, yang d i m i ~ a tdalam laporan Laurence dan Bacharach, membuat daftar konversi dosis yang. sebenarnya didasarkan atas luas permukaan hewan percobaan. Dengan sendirinya ha1 ini tidak tepat tetapi hanya memberikan ganibaran dan disarnping itu percobaan percobaan keracunan tidak dapat dilakukan pada manusia sendiri. Berdasarkan lial diatas maka dapatlali dibandingkan dosis lazim orang dan LDS0 yang dilakukan pada ~nencit dengafl ~nengkonversikan dosis l a ~ i ~orallg n (tabel 3 1 k c r l ~ r 1 1 1' 1 d;,s~s lazim tikus oral (tabel 3 kolom 3) i1i11) LL)50 mencit ip. (tabel 3 koloni 5 ) kcdi~larll L D ~ otikus oral (tabel 3 kololn 4 ) . I'crhatik~n besar pebcdaan dosis lazim tikus 01-a1 clan LDgo - - tikus oral. Dengan keterangan dari Cleasun rat dengan dosis LD50 lebili besas dari pada 15.000 rng/g yang diberikan per oral pada tikus digolongkan dalam zat-zat yang "practically non toxic" Maka
bila melihat tabel 3 koiom 5 maka halnpir semua balian yang diteliti adalah tergolong dalam "practically non toxic" kecuali Al. jbrrur 1,ititl karena LD50 nya dekat dengan batas rnaksitnal distas, ialali 20,950 mg.kg. (tabel 3 kolom 4 ) . Penurunan suhu yang terlihat pada observasi klinik lebih dari '2 C setelah pelnberian zat sesuai dcngan criterion Domcr. Ini menunjuhka~i aclaliya perubalian terhadap metabolisme pada ulliulnnya, tern~asukpenga~.uIiterhadap susurlan byaraf pusat ditliana tcsdapat pusat pengat (11-an S L I ~ I L Ihaclan. Adanya tnidriasis, pengeluaran air seni yang berlebili dan diare, ini menunjukkan adanya Tat yang berpengaruh nielalui rangsangan atau bekerja mirip dengan acetylcholine. Zat ini terdapat pada f! hcrlc Lir~ri. Percobaan-percobaal~' selanju tnya diperlukan untuk melengkapi ke tcrangan dasar diatas. UCAPAN TEWIMA KASIH Terima kasih ditujukan pada instansi yang telah m e n ~ b a n t udengan bahan-bahan serta pembantu pelaksana dalam laboratorium pada Bidang Penelitian Obat Asli. Puslit Fat-lliasi.
KEPUSTAKAAN Cleason, cs. (1 969). Clinical toxicology of commercial products. Baltimore, 3.4 Dzulkarnain D, Z. Arifin, Santosoatnio?jo. ( 1974). Beberaiba data farnlakologik dan toksisitas beberapa tanaman obat traditionil. Obat dan Pembangunan Masyarakat seliat. kuat dan cerdas. Bagian Farlnakologi FKUl hal. 571 ; 582 Domer. F.R. (1971) Animal experiments in pharmacological analysis.$Charles C. Thomas Springfield U.S.A. pages 5 6 , 61 Heine. K (1 959). De nuttige planten van Indonesia. Van I-loeve S Gravenhage. Groningen Bandung. Hodges, I-I.C. & Sterner, J.H. (1943). Anierican industrial hygiene association quarterly,
1 0 : 4 , 94. tertera dalam Spector, W.S. (1956) Flandbook of toxicology Vol. I.W.B. Saunders Laurence, D.R. & Bacharach, A.L. (1964). Evaluation of drug activities Pharn~acoinetrics, Val I, 160. I 6 2 Mardisiswoyo, S. dan Rajakmangitnsudarso, H. (1 965). Tjabe pujang warisan nenek nioyang. Senosastroainijoyo. (1 968). Obat aseli Indonesia. Dian Rakyat. Turner, A.R. (1 9 6 5 ) Screening methods In Pharmacology. Academic Press 2 2 , 4 1 Weil, C.S. (1952). Tables for convenient calculation of median effective dose (LD50 or EDj0) and instruction in their use. Biometries 8 : 249, 263