DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
RENCANA PENYEDIAAN GAS BUMI NASIONAL
Disampaikan dalam : Round Table Forum Dialog & Business Opportunity 2007 Bidang Energi Gas “Pemanfaatan Gas Bumi Sebagai Energi Alternatif Dalam Negeri & Pengaruhnya Terhadap Dunia Usaha” Jakarta, 24 April 2007
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
RENCANA PENYEDIAAN GAS BUMI NASIONAL *) •
PENDAHULUAN – –
•
NERACA GAS BUMI – – –
•
Filosofis Landasan Legal Kebijakan Energi Mix Kebutuhan vs Penyediaan Regional Kebutuhan vs Penyediaan Nasional
PENYEDIAAN GAS NASIONAL – – –
Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional Pengembangan Gas Metana Batubara Pendanaan untuk Infrastruktur Gas • • •
•
PENUGASAN PENYEDIAAN GAS BUMI – –
•
Oleh Pemerintah (jaringan distribusi untuk rumah tangga) Oleh Badan Usaha (jaringan transmisi dan distribusi) Partnership (LNG Receiving Terminal)
Domestic Market Obligation (DMO) - Gas Bumi Public Service Obligation (PSO) - LPG
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PENYEDIAAN GAS BUMI NASIONAL 1.
DEPARTEMEN ESDM (Tataran Kebijakan, Pasal 39 ayat 1 UU 22/2001) • • • •
2.
Kebutuhan Gas dalam Negeri Kemampuan Produksi Gas Penetapan Harga Gas Bumi (Keputusan MK atas UU 22/2001 mengenai penghapusan pasal 28 ayat (2)) Alokasi Gas Bumi Nasional (Pasal 42 (e) UU 22/2001)
BADAN PELAKSANA MIGAS • •
3.
4.
Penyediaan Gas Bumi Menunjuk Penjual Gas Bagian Negara BADAN PENGATUR (Tataran Pengaturan dan Pengawasan, Pasal 8 dan 46 UU 22/2001) • Pengaturan dan Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa • Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil • Pengusahaan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi PERTAMINA, PGN, DAN BADAN USAHA LAINNYA (Tataran Pelaksanaan, Pasal 23, 26, dan 40 UU 22/2001) • Penyediaan dan pendistribusian gas • Cadangan Operasional LPG/LNG
LAMPIRAN • • •
Sistem Penyediaan Gas Bumi Hubungan Pemerintah-BUMN Migas (Pertamina dan PGN) Mekanisme Penetapan Harga Gas
*) Berdasarkan Rencana Penyediaan Gas Nasional, masing-masing BU membuat Rencana Penyediaan Gas perusahaan sesuai lingkup
masing-masing
© DJ MIGAS 2007
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
PERANAN MIGAS DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA
SUMBER PENDAPATAN NEGARA
Pendekatan masa lalu : Memaksimalkan pendapatan negara
SUMBER ENERGI DAN BAHAN BAKU INDUSTRI
MIGAS
MENCIPTAKAN EFEK BERANTAI
Pendekatan saat ini: Kesejahteraan rakyat (Pro Poor - Pro Job - Pro Growth) © DJ MIGAS 2007
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
LANDASAN LEGAL Pasal 3 Penyelenggaraan kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi bertujuan : 3) menjamin efisiensi dan efektivitas tersedianya Minyak Bumi dan Gas Bumi, baik sebagai sumber energi maupun sebagai bahan baku, untuk kebutuhan dalam negeri; Pasal 8 1) Pemerintah memberikan prioritas terhadap pemanfaatan Gas Bumi untuk kebutuhan dalam negeri dan bertugas menyediakan cadangan strategis Minyak Bumi guna mendukung penyediaan Bahan Bakar Minyak dalam negeri yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. 2) Pemerintah wajib menjamin ketersediaan dan kelancaran pendistribusian Bahan Bakar Minyak yang merupakan komoditas vital dan menguasai hajat hidup orang banyak di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3) Kegiatan usaha Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa yang menyangkut kepentingan umum, pengusahaannya diatur agar pemanfaatannya terbuka bagi semua pemakai. 4) Pemerintah bertanggung jawab atas pengaturan dan pengawasan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) yang pelaksanaannya dilakukan oleh Badan Pengatur. © DJ MIGAS 2007
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
Pembagian Region untuk Neraca Gas Kriteria Penetapan Region: 1. Mempunyai Cadangan Gas yang besar 2. Mempunyai Demand Gas yang besar Catatan : •
Wilayah yang terhubung dengan Jaringan Pipa, digabungkan menjadi satu region
•
Sumbagtengsel dan Jawa Bagian Barat digabung menjadi satu region
© DJ MIGAS 2007
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
Dasar Penetapan Neraca Gas Indonesia
NERACA GAS INDONESIA (untuk tahun tertentu)
KEBUTUHAN
PASOKAN A.
Existing Supply:
A.
(Lapangan sedang produksi. Lapangan tunggu onstream)
B.
Project Supply : 1.
B.
On Going
Existing Capacity (feedstock/kapasitas sisa) Confirmed demand (HoA/MoU/Negosiasi)
Plan POD approved fasilitas konstruksi belum mulai
3.
GSA (on stream) GSA (going to stream)
Committed Demand – –
POD approved & fasilitas konstruksi sedang berjalan
2.
Contracted Demand : – –
Confirmed
C.
Potensial Demand 1.
Prospek (hasil survey)
POD proses
C.
Potensial Supply 1. 2.
50% P2 & 25% P3 New discovery
Cadangan sesuai dengan tanggal pembuatan neraca gas © DJ MIGAS 2007
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
NERACA GAS INDONESIA
PASOKAN: A. Existing B. Project
KEBUTUHAN: A. Contracted
© DJ MIGAS 2007
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
PETA NERACA GAS INDONESIA 2007-2015 (EXISTING SUPPLY + PROJECT SUPPLY VS CONTRACTED DEMAND) REG I (NAD) Year
2007
Supply
561.8
Demand
561.8
Balance
0.0
REG THAILAN LAOXI (NATUNA) D S Year 2007 2009 2011 BANGKO Supply 555 430.0 450.9 CAMBOD K JA VIETNAM 525 Demand 220 223.0 210.0
227.9
Balance
30
2009
2011
REG VI (KALIMANTAN BAG.TIMUR) MANIL Year 2009 2011 A2007
588
682
Supply
3280.6
3305.6
3042.8
575
576
Demand
3730.7
3546.1
1413.2
13
107.0
Balance
-450.1
-240.6
1629.6
Existing Pipeline Planned Pipeline REG VIII (SULAWESI BAG. TENGAH) Year
2007
2009
2011
Supply
0
0
325
Demand
0
0
0
Balance
0
0
325
REG VII (SULAWESI BAG. SELATAN)
NAD
NATUNA D ALPHA
SUMUT
KUALA LUMPUR SUMTENG SINGAPORE DURI
BRUNEI DARUSSALAM
Year
EAST MALAYSIA
2007
2009
2011
Supply
38
73
73
Demand
38
38
38
Balance
0
35
35
2007
2009
2011
Supply
1
916.6
1077.8
Demand
2
916.6
949.3
Balance
-1
0.0
110.6
KALTIM PAPUA SULAWESI
2007
2009
Gris sik 2011
35
27.5
101.0
Demand
61.5
51.7
44.7
Balance
-26.5
-24.2
56.4
REG II (SUM.BAG. UTARA) Year Supply
REG IX (PAPUA)
SUMSEL
Year
UJUNG PANDANG JATENG JATIM JABAR
PAGERUNGAN
MALUKU Blok Masela SELATAN
REG III (SUM.BAG.TENG, SUM.BAG.SEL & JA.BAG.BAR)
REG IV (JAWA BAG. TENGAH)
REG V (JAWA BAG. TIMUR)
Year
Year
2007
2009
2011
Supply
2413.8
2761.9
2700.5
Supply
Demand
2261.0
2421.0
2404.6
Demand
0
Balance
152.8
340.9
295.9
Balance
0.7
REG X (MASELA)
2007
2009
2011
Year
2007
2009
2011
Year
2007
2009
2011
0.7
167.9
195.0
Supply
419.8
794.8
821.9
Supply
0
0
0
50.0
50.0
Demand
418.7
677.4
697.4
Demand
0
0
0
119.7
145.0
Balance
1.1
117.6
124.6
Balance
0
0
0
7
© DJ MIGAS 2007
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
PETA NERACA GAS INDONESIA 2007-2015 (EXISTING SUPPLY + PROJECT SUPPLY VS CONTRACTED DEMAND + COMMITTED DEMAND) REG I (NAD) Year
2007
Supply
561.8
Demand
910.8
Balance
-349.0
REG THAILAN LAOXI (NATUNA) D S Year 2007 2009 2011 BANGKO Supply 555 430.0 450.9 CAMBOD K JA VIETNAM 525 Demand 605.8 430.8 -175.8
20.1
Balance
30
2009
2011
REG VI (KALIMANTAN BAG.TIMUR) MANIL Year 2009 2011 A2007
588
682
Supply
3280.6
3305.6
3042.8
575
576
Demand
3730.7
3546.1
1631.7
13
107.0
Balance
-450.1
-240.6
1411.1
Existing Pipeline Planned Pipeline REG VIII (SULAWESI BAG. TENGAH) Year
2007
2009
2011
Supply
0
0
325
Demand
0
0
174
Balance
0
0
151
REG VII (SULAWESI BAG. SELATAN)
NAD
NATUNA D ALPHA
SUMUT
KUALA LUMPUR SUMTENG SINGAPORE DURI
BRUNEI DARUSSALAM
Year
EAST MALAYSIA
2007
2009
2011
Supply
38
73
73
Demand
38
38
38
Balance
0
35
35
2007
2009
2011
Supply
1
916.6
1077.8
Demand
2
916.6
949.3
Balance
-1
0.0
110.6
KALTIM PAPUA SULAWESI
2007
2009
Gris sik 2011
35
27.5
101.0
Demand
218.5
219.7
219.7
Balance
-183.5
-192.2
-118.7
REG II (SUM.BAG. UTARA) Year Supply
REG IX (PAPUA)
SUMSEL
Year
UJUNG PANDANG JATENG JATIM JABAR
PAGERUNGAN
MALUKU Blok Masela SELATAN
REG III (SUM.BAG.TENG, SUM.BAG.SEL & JA.BAG.BAR)
REG IV (JAWA BAG. TENGAH)
REG V (JAWA BAG. TIMUR)
Year
Year
2007
2009
2011
Supply
2413.8
2761.9
2700.5
Supply
Demand
2981.6
3491.7
3491.8
Balance
-567.8
-729.7
-791.3
REG X (MASELA)
2007
2009
2011
Year
2007
2009
2011
Year
2007
2009
2011
0.7
167.9
195.0
Supply
419.8
794.8
821.9
Supply
0
0
0
Demand
143.0
195.7
193.0
Demand
565.4
747.3
963.7
Demand
0
0
0
Balance
-142.3
-26.0
2.0
Balance
-145.6
-47.6
-141.7
Balance
0
0
0
8
© DJ MIGAS 2007
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
PETA NERACA GAS INDONESIA 2007-2015 (EXISTING SUPPLY + PROJECT SUPPLY + POTENSIAL SUPPLY VS CONTRACTED DEMAND + COMMITTED DEMAND) REG I (NAD) Year
2007
Supply
561.8
Demand
910.8
Balance
-349.0
REG THAILAN LAOXI (NATUNA) D S Year 2007 2009 2011 BANGKO Supply 555 430.0 450.9 CAMBOD K JA VIETNAM 525 Demand 605.8 430.8 -175.8
20.1
Balance
30
2009
2011
REG VI (KALIMANTAN BAG.TIMUR) MANIL Year 2009 2011 A2007
588
682
Supply
3280.6
3305.6
3042.8
575
576
Demand
3730.7
3546.1
1631.7
13
107.0
Balance
-450.1
-240.6
1411.1
Existing Pipeline Planned Pipeline REG VIII (SULAWESI BAG. TENGAH) Year
2007
2009
2011
Supply
0
0
325
Demand
0
0
174
Balance
0
0
151
REG VII (SULAWESI BAG. SELATAN)
NAD
NATUNA D ALPHA
SUMUT
KUALA LUMPUR SUMTENG SINGAPORE DURI
BRUNEI DARUSSALAM
Year
EAST MALAYSIA
2007
2009
2011
Supply
38
73
73
Demand
38
38
38
Balance
0
35
35
2007
2009
2011
Supply
1
916.6
1077.8
Demand
2
916.6
979.0
Balance
-1
0.0
98.8
KALTIM PAPUA SULAWESI
2007
2009
Gris sik 2011
35
27.5
101.0
Demand
218.5
219.7
219.7
Balance
-183.5
-192.2
-118.7
REG II (SUM.BAG. UTARA) Year Supply
REG IX (PAPUA)
SUMSEL
Year
UJUNG PANDANG JATENG JATIM JABAR
PAGERUNGAN
MALUKU Blok Masela SELATAN
REG III (SUM.BAG.TENG, SUM.BAG.SEL & JA.BAG.BAR)
REG IV (JAWA BAG. TENGAH)
REG V (JAWA BAG. TIMUR)
Year
Year
2007
2009
2011
Supply
2413.8
2761.9
3100.5
Supply
Demand
2981.6
3491.7
3491.8
Balance
-567.8
-729.7
-391.3
REG X (MASELA)
2007
2009
2011
Year
2007
2009
2011
Year
2007
2009
2011
0.7
167.9
195.0
Supply
419.8
794.8
981.9
Supply
0
0
0
Demand
143.0
195.7
193.0
Demand
565.4
747.3
963.7
Demand
0
0
0
Balance
-142.3
-26.0
2.0
Balance
-145.6
47.6
18.3
Balance
0
0
0
8
© DJ MIGAS 2007
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
PETA NERACA GAS INDONESIA 2007-2015 (TOTAL SUPPLY – TOTAL DEMAND) REG I (NAD) Year
2007
Supply
561.8
Demand
910.8
Balance
-349.0
REG THAILAN LAOXI (NATUNA) D S Year 2007 2009 2011 BANGKO Supply 555 430.0 450.9 CAMBOD K JA VIETNAM 525 Demand 605.8 430.8 -175.8
20.1
Balance
30
2009
2011
REG VI (KALIMANTAN BAG.TIMUR) MANIL Year 2009 2011 A2007
588
682
Supply
3280.6
3305.6
3042.8
575
576
Demand
3730.7
3684.6
3887.0
13
107.0
Balance
-450.1
-379.0
-844.2
Existing Pipeline Planned Pipeline REG VII (SULAWESI BAG. TENGAH) Year
2007
2009
2011
0
0
325
Supply Demand
104
119.0
296.0
Balance
-104.0
-119.0
29.0
REG VIII (SULAWESI BAG. SELATAN)
NAD
NATUNA D ALPHA
SUMUT
KUALA LUMPUR SUMTENG SINGAPORE DURI
BRUNEI DARUSSALAM
Year
2007
Supply
EAST MALAYSIA
2009
2011
38
73
73
Demand
49.0
97.3
98.3
Balance
-11.0
-24.3
-25.3
KALTIM PAPUA SULAWESI
2007
2009
Gris sik 2011
35
27.5
101.0
Demand
481.5
526.7
535.7
Balance
-446.5
-499.2
-434.7
REG II (SUM.BAG. UTARA) Year Supply
REG IX (PAPUA)
SUMSEL
Year
UJUNG PANDANG JATENG JATIM JABAR
PAGERUNGAN
REG IV (JAWA BAG. TENGAH)
REG V (JAWA BAG. TIMUR)
Year
Year
2007
2009
2011
2413.8
2761.9
2700.5
Supply
2009
2011
Supply
1
916.6
1077.8
Demand
2
919.6
982.0
Balance
-1
-3.0
95.8
MALUKU Blok Masela SELATAN
REG III (SUM.BAG.TENG, SUM.BAG.SEL & JA.BAG.BAR) Supply
2007
REG X (NUSA TENGGARA TIMUR)
2007
2009
2011
Year
2007
2009
2011
Year
2007
2009
2011
0.7
167.9
195.0
Supply
419.8
794.8
981.9
Supply
0
0
600
Demand
3557.6
4408.6
4467.3
Demand
198.0
256.3
259.9
Demand
926.4
1155.3
1351.7
Demand
0
0
0
Balance
-1143.8
-1646.7
-1366.8
Balance
-197.3
-86.6
-64.9
Balance
-145.6
-360.4
-369.7
Balance
0
0
600
8
© DJ MIGAS 2007
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
SASARAN ENERGI MIX 2025 *) Tenaga Air, 3.11%
Energi (Primer) Mix Saat Ini
Energi Mix Tahun 2025 (Skenario BaU)
Panas Bumi, 1.32% Gas Bumi, 28.57%
Minyak Bumi, 51.66%
Batubara, 15.34%
Energi Mix Tahun 2025 (Sesuai Perpres No. 5/2006)
PLTA, 1.9% PLTMH, 0.1% Panas Bumi, 1.1%
Minyak Bumi, 20%
Gas Bumi, 20.6%
Bahan Bakar Nabati (Biofuel), 5%
Gas Bumi, 30% Minyak Bumi, 41.7%
OPTIMALISASI PENGELOLAAN ENERGI Batubara, 34.6%
EBT, 17%
Panas Bumi, 5% Biomasa, Nuklir, Air, Surya, Angin, 5%
Batubara , 33%
Batubara yang Dicairkan (Coal Liquefaction), 2%
*) Sesuai Perpres No. 5 Tahun 2006 © DJ MIGAS 2007
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
PETA JARINGAN PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI
© DJ MIGAS 2007
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
PETA JARINGAN PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI
© DJ MIGAS 2007
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
DOMESTIC MARKET OBLIGATION (DMO) Free Market (FM) 75%
Domestic Market Obligation (DMO) 25 %
*) Harga didasarkan pada keekonomia (no subsidy)
Yes
Addition of Domestic Needs ?
No
Interested ?
First Right Refusal
Price *)
Yes
Ok ?
Yes
No
Price *)
Incentive
Ok
?
No No
Incentive ?
No
Yes
? Yes
Yes
No
DM = 25 % FM > 75%
DM > 25 % FM = 75%
Basis for Preparing Plan of Development (POD) © DJ MIGAS 2007
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
PROPOSED GAS PRICING POLICY PRICE ($ / MMBTU)
DMO (25%)
MARKET PRICE
CEILING PRICE
e Det FLOOR PRICE
rice P ed rmin
e nm r e Gov
idy s b u nt S
Premium utk Kontraktor WELL HEAD PRICE (Cost of Supply + Return) SUBSIDY
OWNERSHIP GOVERNMENT’S PORTION
CONTRACTOR’S PORTION
DMO = Domestic Market Obligation © DJ MIGAS 2007
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
RUAS USAHA DAN WILAYAH USAHA GAS BUMI PIPA TRANSMISI
RUAS USAHA
WILAYAH USAHA
PIPA DISTRIBUSI
© DJ MIGAS 2007
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
SISTEM PENYEDIAAN GAS BUMI INDONESIA EKSPLOITASI (PENAMBANGAN)
PENGOLAHAN
PENGANGKUTAN
PENYIMPANAN
NIAGA
PEMANFAATAN
GMB IMPOR LPG
GAS
S P
S
Kl
GAS MELALUI PIPA
LNG
RT
K
BBG
K
BBG
LPG
K
BBG
CNG
K
BBG
RG St
S
EKSPOR GAS
S
P
St
LPG Kilang Minyak
S P
= Separator = Pipa
Kl = Kilang GMB = Gas Methane B (Coal Bed Methane)
RT = Receiving Terminal RG = Regasifikasi
K St
= Konsumen = Stasiun
© DJ MIGAS 2007
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
HUBUNGAN PEMERINTAH DENGAN BUMN MIGAS OTORITAS MIGAS
OTORITAS BUMN
ASPEK KEBIJAKAN DAN REGULASI MIGAS
ASPEK KORPORASI
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL (Kebijakan Migas)
MENTERI NEGARA BUMN (Kebijakan Korporasi)
Pengelolaan BUMN Bidang UPISET
Regulasi Keteknikan Regulasi Usaha Hulu dan Hilir
REGULASI
KEPEMILIKAN Dewan Komisaris BUMN MIGAS
PELAKU USAHA MIGAS BU / BUT MIGAS
PT. Pertamina (Persero) PT. PGN Tbk Anak Perusahaan BUMN MIGAS © DJ MIGAS 2007
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
POTENSI GAS METANA BATU-BARA 5o N
N. TARAKAN BASIN
BRUNEI MEDAN DURI STEAMFLOOD
CENTRAL SUMATRA BASIN
AAT M SUU
0o
PEKANBARU
BERAU BASIN
KUTEI BASIN
SINGAPORE
KALIMANTAN
BALIKPAPAN
RAA
BARITO BASIN PALEMBANG
5o S
SOUTH SUMATRA BASIN
BANJARMASIN
PASIR AND ASEM ASEM BASINS
JAKARTA
BENGKULU BASIN Kilometers
0
1000
SULAWESI UJUNG PANDANG
SOUTHWEST SULAWESI
J AVA JA VA JATIBARANG BASIN
INDONESIA
INDIAN OCEAN PLATE Active Volcano
PACIFIC OCEAN PLATE
Subduction Zone
AUSTRALIA Strike-Slip Fault
Relative Plate Motion
JAF01666.CDR
© DJ MIGAS 2007
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
GRAFIK SUPPLY – DEMAND GAS INDONESIA 12000.0
10000.0
8000.0
6000.0
4000.0
2000.0
0.0 2007
2008
2009 EKSPOR LNG
2010 DOMESTIK :
2011
2012 LNG Extention
2013
2014
2015
TOTAL SUPPLY
CATATAN : EXTENTION 3 MTPA © DJ MIGAS 2007
