JURNAL NANGGROE ISSN 2302-6219 Volume 4 Nomor 3 (Desember 2015) Bagian Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh
NANGGROE JURNAL HUKUM TATA NEGARA
ORIGINAL ARTICLE
Demokrasi Deliberatif dan Ruang Publik Politis Hadi Iskandar1
Abstract Correspondence:
[email protected] 1.
Ketua Bagian Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh
Penyampaian enyampaian aspirasi dapat dilakukan dengan cara berdemokrasi sesuai dengan kaedah-kaedah kaedah yang berlaku, dan demokrasi sendiri berarti pemerintahan dari rakyat dan untuk rakyat. Dalam pengertian yang lebih komplek, demokrasi berarti suatu sistem pemerintahan yang mengabdi kepada kepentingan rakyat dengan tanpa memandang partisipasi mereka dalam kehidupan dupan politik rakyat, demokrasi yang kuat bersumber dari kehendak rakyat, sementara pengisian jabatanjabatan jabatan publik dilakukan dengan dukungan suara rakyat dan mereka memiliki hak untuk memilih dan dipilih dan kelestarian demokrasi memerlukan partisipasi rakyat akyat yang bersepakat mengenai makna dan paham bekarja dan kegunaan demokrasi bagi kehidupan. Keywords: Demokrasi Deliberatif, Ruang Publik Politis
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 3 (Desember 2015)| 2015)| 80
ISSN 2302-6219
Demokrasi Liberatif dan Ruang Publik Politis – Hadi Iskandar (80-96)
LATAR BELAKANG
kelakuan yang dapat diikuti begitu saja tanpa harus terus menerus ber-
Rakyat berdaulat,
seharusnya menurut
Hebermas
diskursus.
Hukum
menyediakan
kerangka di mana warga dapat
komunikasi merupakan ciri dasar
memperjuangkan
kehidupan bersama manusia, maka
masing-masing
tuntutan teori demokrasi itu tidak
orang
lain dari pada sebuah radikalisasi
diandaikan dalam negara moral ala
dari
Rousseau,
struktur-struktur
komunikasi
tidak
kepentingannya
secara harus,
sah,
dan
sebagaimana
selalu
bertindak
yang sudah lama ada dalam negara
berdasarkan
hukum
dengan
pertimbangan moral tinggi. Cukup
tentang
ia berpegang pada hukum dan ia
negara hukum itu adalah model
dapat hidup dan berusaha dengan
demokrasi deliberatif (deliberative
damai. Tertapi hukum di sini adalah
demo-kratie),
hukum yang kokoh dan legitimate.
konsep
modern.
Model
prosuderalistis
model
ini
pertimbangan-
menekankan pada penting prosudur komunikasi untuk meraih legitimitas
Kultur dan struktur hukum
hukum di dalam sebuah proses
Indonesia masih lemah, begitu kata
pertukaran
antara
banyak kalangan dikala memotret
sistem politik dan ruang politik yang
fenomena pelanggaran hukum yang
dimobilisasi secara kultural.
kian semarak di negeri ini, sehingga
yang
dinamis
konstruksi hukum Indonesia tidak Berbagai konflik dan amuk
kokoh
dan
legitimate.
Menurut
massa yang terus menggejala dari
Hebermas, inilah yang membuat
awal
hukum tidak berfungsi sebagaimana
reformasi
sampai
hari
ini
dengan berbagai motif dan tujuan,
mestinya.
dari
tidak
sebagaimana
cukup diatasi dengan solidaritas
dibayangkan
antar warga bangsa. Integrasi sosial,
hukum yang sangat ambigu, karena
kata Habermas, tidak dapat dicapai
rentan terhadap pengaruh lobby
tanpa hukum, tidak pula dengan
dan rekayasa tingkat tinggi oleh
kekuatan kekuasaan administratif
kekuasaan tentunya.
perspektif
Habermas,
Hukum
di
Indonesia,
yang Habermas,
telah adalah
(negara). Dengan adanya hukum, masyarakat
memiliki
kerangka
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 3 (Desember 2015)| 81
ISSN 2302-6219
Demokrasi Liberatif dan Ruang Publik Politis – Hadi Iskandar (80-96)
Maka sumbangan Habermas dalam pembangunan sistem politik
memang
Baru
menemukan
signifikansinya,
khususnya
artikulasi
aspirasi
rakyat.
dan pemerintahan Indonesia pascaOrde
hasil
Patut
titik
kehidupan
dalam
kehidupan
diingat
bahwa
demokrasi
adalah
yang
mementingkan
upaya melakukan reformasi hukum
kepentingan banyak (public) dan
yang
bukan kepentingan orang-perorang,
sangat
penting
untuk
mengokohkan pilar-pilar demokrasi
dan
di negeri ini. Untuk selanjutnya
bermasyarakat dan bernegara itu
akan dibahas bagaimana mengontrol
tidaklah aspirasi seluruh warga bisa
kekuasaan
selamanya
ruang
melalui
publik
sehingga
pembentukan
(public
sphere),
masyarakat
melakukan
bisa
tindakan-tindakan
dalam
kehidupan
seragam,
demokrasi
kehidupan
umumnya
justru
heterogen dan majemuk itu yang akan
dipentingkan
bukanya
diskursif dalam posisinya sebagai
terjadinya keseragaman pikiran dan
oposisi atas kekuasaan yang ada.
pendapat
Dalam masyarakat sebagai
kehidupan yang
ber-
dicita-citakan
kehidupan
serta
aspirasi,
serta
teraralisasinya semua aspirasi yang ada
(tanpa
kecualinya)
demi
masyarakat
kepuasan semua pihak, atau dapat
warga (civil society) yang dikatakan
kita contohkan tentang demokrasi
madinah sifatnya dan atau pula
deliberatif adalah Sebagai ilustrasi,
dalam kehidupan bernegara yang
kalau kita berpikir apakah mau
dicita-citakan
kehidupan
menikah atau tidak, itu berarti kita
dalam suatu komunitas politik yang
sedang melakukan deliberation. Itu
demokratis,
ekspresi
adalah forum internal kita dalam
warga
kepala. Tetapi kalau kita mulai
masyarakat adalah sesuatu yang tak
omong dengan orang lain, misalnya
terelakan.
kehidupan
dengan pasangan kita, apakah jadi
yang
menikah atau tidak, itu adalah
komunitas
forum eksternal. Itu pun merupakan
aspirasi
sebagai
maraknya
rakyat
masyarakat
atau
Dalam warga
terorganisasi
sebagai
politik
demokratis
yang
kebijakan
pemerintah
seluruh
bentuk deliberasi. Jadi, akar dari
adalah
deliberasi
sebenarnya
adalah
perbincangan dan komunikasi.
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 3 (Desember 2015)| 82
ISSN 2302-6219
Demokrasi Liberatif dan Ruang Publik Politis – Hadi Iskandar (80-96)
Dengan kata lain, apa yang mau
disajikan
dalam
teori
dikaitkan
dengan
Demokrasi
Deliberatif?
demokrasi deliberatif adalah suatu pandangan
bagaimana
mengaktifkan
individu
dalam
masyarakat sebagai warga negara untuk
berkomunikasi,
ANALISIS
sehingga
Demokrasi
telah
menjadi
komunikasi yang terjadi pada level
istilah terhormat di seluruh belahan
warga
dunia. Selain dikedepankan sebagai
itu
pengambilan pada
mempengaruhi keputusan
publik
sistem
politik.
level
Mengingat
sistem
menggunakan
politik
bahasa
berbeda dari masyarakat
sebuah model sistem politik terbaik, demokrasi
sekaligus
diakui
pula
sebagai sistem sosial dan ekonomi
yang
yang
sipil,
masyarakat. Tidak saja di negara-
paling
ideal
dalam
maka level-level komunikasi ini
negara
harus dipahami. Apa yang menurut
empirik
masyarakat sipil itu merupakan
demokratik, bahkan negeri komunis
aspirasi
sekalipun
kalau
tidak
dikemas
dengan bahasa sistem, maka ia
dalam
kenyataan
menerapkan
tak
jarang
sistem
menyebut
dirinya sebagai negara demokrasi.
tidak bisa dimengerti oleh sistem politik.
yang
Secara etimologis
normatif demokrasi
dan berarti
“rakyat yang berkuasa” (goverment
PERMASALAHAN
or rule by the people). Seperti Untuk membatasi permasa-
dikatakan Aristoteles dalam The
terarahnya
Politics: “dalam negara demokrasi,
membahas teori Hebermas, maka
rakyatlah (demos) yang berdaulat,
yang menarik untuk didiskusikan,
sebaliknya dalam sistem oligarki
yaitu:Bagaimana pertisipasi warga
hanya
masyarakat
mempunyai
lahan
danlebih
dalam
kehidupan
sedikit
orang
tempat”.
yang Dalam
bernegara menyampaikan aspirasi
konteks kehidupan modern seperti
dalam
dan
dikebanyakan negara dewasa ini.
baik
Hal
bagaimana
berdemokrasi, demokrasi
yang
tersebut
bermakna
bahwa
kekuasaan adalah sesuatu yang sah
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 3 (Desember 2015)| 83
ISSN 2302-6219
jika
ia
Demokrasi Liberatif dan Ruang Publik Politis – Hadi Iskandar (80-96)
berasal
dari
kekuasaan
Demokrasi
rakyat dan mendapat persetujuan
dasarnya
rakyat.
delegasi,
Demikian
pembuatan
atau
keputusan politik,
pula
baik
pengambilan dalam
ekonomi
dianggap
proses
konteks
maupun
demokratis
memberi
ruang
bagi
sosial apabila
partisipasi
rakyat.
lebih
kekuasaan,
tempat bagi
untuk
dan memberi
sistem pengawasan
memperkokoh
balance
pada
mengedepankan
pembagian
pembatasan
serta
modern
berikut
check
memberi
mewujudkan
apa
and ruang yang
disebut good governance. Menurut Menurut
lembaga disebut
Robert
Giovanni Sartori, dalam demokrasi
politik
yang
masalahnya
adalah
hasil
meminimalkan
kekuasaan demokrasi
Dahk,
adalah
bagaimana pemerintahan
gabungan aliran dari empat sumber
sewenang-wenang
yakni paham demokratia Yunani
memaksimalkan
suatu
pola
Kuno, tradisi republikan Roma Kuno
peradaban
yang
berakar
pada
yang kemudian berkembang dalam
kehormatan
dan
keadilan
untuk
negara-negara kota (polis) Italia
setiap orang.
pada
abad
pertengahan
dan
dan
Dalam kenyataan empirik,
Renaisance, paham pemerintahan
demokrasi
perwakilan
logika
sebuah sistem politik, ekonomi dan
kesamaan politik. Dalam hubungan
sosial dimana tersedia public sphere
ini,
yang
(ruang publik) yang memadai bagi
dimaksud tentu tidak semata-mata
rakyat atau warga negara untuk
dipahami
berpartisipasi
dan
kekuasaan
secara
diposisikan
paham
rakyat
harfiah
sebagimana
serta
diwujudkan
terutama
sebagi
dalam
dahulu
proses pengambilan keputusan bagi
pernah dipraktekkan pada zaman
kepentingan bersama. Jadi, ada
demokrasi Athena, Yunani Kuno.
ruang bagi warganegara baik dalam
Saat
jumlah
menentukan
sedikit
berkenaan dengan
itu,
di
Athena
penduduk
masih
sehingga
proses
pemerintahan
sangat
penyelengaraan
demokratik
dapat
agenda
yakni
soal-soal apa
saja yang akan diputuskan untuk diambil,
maupun
dalam
dilaksanakan atas dasar partisipasi
menentukan hasil akhir yakni suatu
warganegara
proses mencapai puncaknya dimana
secara
langsung.
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 3 (Desember 2015)| 84
ISSN 2302-6219
ada
Demokrasi Liberatif dan Ruang Publik Politis – Hadi Iskandar (80-96)
kepastian
bahwa
suatu
keputusan itu diambil atau ditolak. Kemudian,
yang
tak
waktunya untuk kegiatan-kegiatan politik semata.
kalah
Dapat kita ketahui bahwa
pentingnya adalah partisipasi rakyat
manfaat
untuk
kontrol
kesetraan
kebijakan
memenuhi
turut
terhadap
melakukan
implmentasi
demokrasi sebagai
adalah
warganegara,
kebutuhan
umum,
oleh lembaga kekuasaan. Dalam
pluralism dan kompromi, menjamin
konteks demikian, untuk melihat
hak-hak
sebuah
kehidupan
negeri
menerapkan
menganut
sistem
dan
demokratik
dasar
dan
pembaruan
social,
kehidupan
demokrasi tidak akan tumuh dan
tidaklah cukup hanya dicermati dari
berkembang
aspek format politik yang dibangun
dalam
melaikan juga harus didukung oleh
berbangsa
substansi demokrasi yang muncul di
demokrasi memerlukan usaha nyata
ranah
setiap warga Negara dan perangkat
empirik
kehidupan
dalam
politik,
konteks
ekonomi
dan
dengan
kehidupan
bermasyarakat,
dan
pendukungnya
sendirinya
bernegara,
dan
dijadi-kan
sosial. Arfani membatasi pengertian
demokrasi sebagai pandangan hidup
demokrasi
(way
politik
hanya
yang
pada
berarti
konteks
menyeder-
hanakan kehidupan manusia hanya dalam
aspek
tersebut.
Padahal
dalam kehidupannya manusia tidak hanya
berhubungan
masalah-masalah
politik,
dengan tetapi
juga pada masalah-masalah lain bahkan
jika
dikuantifikasikan,
kegiatan-kegiatan
manusiadalam
bidang politik mungkin menempati porsi
yang
paling
sedikit
dibandingkan porsi yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial dan ekonomi. Politisi sekalipun tidak akan
menghabiskan
seluruh
of
life)
dalam
kehidupan
bernegara. Untuk memastikan apakah prinsip-prinsip
demokrasi
benar-
benar terwujud dalam kenyataan (terimplementasi kehidupan
dalam
politik,
aspek
ekonomi
dan
sosial) pada sebuah negara atau katakanlah tertentu
di dapat
daerah
otonom
dicermati
dari
sejumlah kriteria yang umumnya dikenal dalam substansi demokrasi. Kriteria
yang
dimaksud
adalah
sebagai berikut: 1. Hak berpendapat.
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 3 (Desember 2015)| 85
ISSN 2302-6219
Demokrasi Liberatif dan Ruang Publik Politis – Hadi Iskandar (80-96)
Terdapat
ruang
publik
bagi
pengambilan keputusan publik.
masyarakat atai seluruh rakyat
Hal
dalam mengekspresikan kebe-
secara
basan, mengeluarkan pendapat
pemilihan
baik
adalah para wakil rakyat yang
secara
tertulis.
Hak
lisan
maupun
berkumpul
dan
berserikat, beragama, persuratkabaran dan kebebasan hidup individu
ini
umumnya
dilakukan
langsung
melalui
umum
berkualitas
dan
seyogyanya
berintegritas
baik moral maupun intelektual. 4. Hak mengikuti pemilihan umum. Warganegara memiliki hak dan nilai suara yang sama adalam pemilihan umum. Warganegara
2. Hak dan derajat yang sama di depan hukum. Setiap
yang sudah dewasa, misalnya memiliki hak yang sama untuk
warganegara
memiliki
memilih
dan
dipilih
dalam
hak serta derajat yang sama di
pemilihan umum yang bersifat
depan hukum. Tidak boleh ada
langsung,
diskriminasi sistem
umum,
bebas,
hukum
dalam
rahasia, jujur dan adil, atau
demokratik.
Hukum
biasa dikenal dengan singkatan
semua
LUBER dan JURDIL.
diberlakukan
bagi
waraganegara tanpa membedabedakan
pangkat,
golongan,
5. Adanya pemilihan umum serta pengantian
kekuasaan
secara
status sosial, etnis, agama dan
teratur dan damai.
warna kulit. Dan dalam sistem
Tidak boleh ada jabatan publik
demokratik, hukum diletakkan
yang dimonopoli oleh seseorang
sedbagai sesuatu yang supreme
ataui kelompok tertentu saja.
untuk
sekaligus
Dan setiap pemegang jabatan
hak-hak
publik harus pula memberikan
mengukur
melindungi warganegara.
pertanggungjawaban
3. Hak berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Setiap
warganegara
memiliki
teratur
dan
secara
jujur
kepada
masyarakat. 6. Adanya kontrol masyarakat.
hak untuk berpartisipasi dalam
Dalam
negara
demokratis
pemilihan agenda serta proses
penyelenggaraan pemerintahan
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 3 (Desember 2015)| 86
ISSN 2302-6219
harus
Demokrasi Liberatif dan Ruang Publik Politis – Hadi Iskandar (80-96)
berlangsung
di
bawah
e. Civic
education
kontrol masyarakat. Negara atau
kewarganegaraan)
katakanlah rezim yang sangat
Bagaimana
berkuasa
sangat
diharapkan
mengambil
dominan
serta
demokrasi
Delibertif?Demokrasi
peran
deliberatif
mengutamakan
mencampuri
adil
dan
penggunaan tata cara pengambilan keputusan
pendapatan merata
dengan
tidak
urusan masyarakat. 7. Distribusi
(Pendidikan
yang
menekankan
secara
musyawarah
dalam
masalah melalui dialog dan tukar
masyarakat.
dan
penggalian
pengalaman di antara para pihak
Deskrepansi
sosial
dan
dan warganegara. Tujuannya untuk
kesenjangan
ekonomi
yang
mencapai musyawarah dan mufakat
mencolok
justru
dapat
berdasarkan
hasil-hasil
menghambat pertumbuhan dan
dengan
mempertimbangkan
keberlangsungan demokrasi itu
berbagai
sendiri. Karenanya, keberhasilan
warga
pembangunan ekonomi haruslah
merupakan
dapat dinikmati oleh seluruh
deliberatif. Demokrasi deliberatif
rakyat dan sama sekali bukan
berbeda
untuk memakmurkan segelintir
perwakilan,
orang atau golongan.
keterwakilan
Kriteria Negara Demokrasi
kriteria. (citizen inti
Keterlibatan engagement)
dari
demokrasi
dengan
demokrasi
yang
menekankan
(representation),
prosedur pemilihan perwakilan yang
(International Conference of Jurists,
ketat,
Bangkok,1965):
mayoritas dan minoritas.
a. Supremacy of Law (Hukum di atas segala hal) b. Equality
the
Law
(Persamaan di hadapan hukum)
Human
guaranteeof
Rights
(Jaminan
konstitusional terhadap HAM) d. Impartial
dan
mengenal
istilah
Jurgen Habermas, seorang pemikir yang pada 60-an dekat
before
c. Constitutional
diskusi
Tribune
yang tidak memihak)
(Peradilan
dengan gerakan Marxis Kiri dan banyak mahasiswa
menginspirasi tahun
gerakan 1968.
Pengaruhnya juga cukup besar di Amerika. Gagasan Habermas baru masuk ke Indonesia sekitar tahun 1980-an, dan ini juga mewarnai
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 3 (Desember 2015)| 87
ISSN 2302-6219
Demokrasi Liberatif dan Ruang Publik Politis – Hadi Iskandar (80-96)
gerakan-gerakan sosial di tanah air.
menganjurkan diadakannya dialog
Habermas,
publik
dengan
komunisme,
runtuhnya
mengubah
cara
berpikirnya. Dia tidak lagi membuat kritik
terhadap
melainkan yang
buku-buku
menganalisa
demokrasi
dalam
proses
era
selalu
dilakukan di desa melalui rembug desa atau musrembang. Prinsip-Prinsip
Demokrasi
Deli-
beratif
pasca
komunisme.
Dalam kondisi budaya bisu (silence culture), deliberasi tidak
Habermas menambahkannya dengan
yang
kapitalisme,
membuat
isinya
sebagaimana
teori
diskursus
yang
terjadi.
Karena
deliberasi
harus
dalam ada
apa
yang
akhirnya melahirkan konsep filsofis
disebut
hukum
negara
Setiap individu dalam masyarakat
jujur,
dan
yang
lebih
seimbang.
adil,
Kesulitan
kompetensi
porses
mempunyai
komunikatif.
kompetensi
komu-
muncul ketika konsep demokrasi
nikatif. Tetapi setiap kebudayaan
deliberatif ini diterapkan di negara-
tertentu bisa mematahkan proses
negara yang masih kental dengan
komunikasi dengan membuat orang
kehidupannya
dan
tidak berdaya dalam kompetensi
kebudayaan
komunikatif. Orang dibiarkan pasif.
sangat
yang
religius
mendewakan
lokalnya,
karena
mereka
masih
Tugas dari forum deliberasi adalah
nyaman dengan nilai-nilai agama
membangun
dan
katif. Caranya, membiarkan mereka
budayanya,
cenderung konsep pantas negara
dan
akhirnya
etnosentris.
politik
Habermas
diterapkan yang
pada
maju
Maka,
menghargai
lebih
memberikan
negara-
dan
telah
kompetensi
pendapat ruang
pendapat
sehingga
menyadari
bahwa
sendiri, perbedaan mereka perbedaan
memiliki wawasan tentang otonomi
pendapat
subjek serta solidaritas sosial yang
Karena, dari perbedaan pendapat
universal. Namun di lain pihak,
itu ada cukup banyak perspektif
demokrasi deliberatif juga dapat
yang dibuka. Dan yang lebih penting
diterapkan di kota-kota bahkan di
untuk
desa-desa
pendapat itu tidak menakutkan,
kecil
karena
bila
dicermati, konsep deliberatif ini
itu
komuni-
silence
menguntungkan.
culture,
berbeda
tetapi memperkaya.
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 3 (Desember 2015)| 88
ISSN 2302-6219
Demokrasi Liberatif dan Ruang Publik Politis – Hadi Iskandar (80-96)
Sekarang kita menghadapi proses yang menakutkan, dalam arti
diskurus etis-politis, dan diskursus moral.
bahwa berbeda pendapat sering kali Diskursus
menakutkan karena disertai dengan
pragmatis
ancaman. Itu bukan komunikasi.
diilustrasikan
Untuk meredam kekerasan dalam
kalau
komunikasi,
mengenai kenaikan harga tarif dasar
maka
kematangan
dengan,
dapat
misalnya,
pemerintah
sangat penting perannya. Fasilitator
listrik
harus terdiri dari orang yang sangat
diproblematisir adalah kelangkaan
matang,
sumber-sumber
yang mampu membuka
/TDL
berbicara
dan
energi
yang
kelistrikan
wawasan dan cukup partisipatif,
yang itu terkait dengan sumber
stimulatif, dan tidak memaksakan
ekonomi,
kehendak. Sehingga subyek yang
semacam ini mempersoalkan teknis,
paling
lemah
deliberatif
itu
APBN,
dll.
Diskursus
dalam
forum
untuk itu diperlukan pengetahuan
mampu
menge-
expert. Dalam konteks ini, seorang
mukakan suaranya, karena suara
pastur
atau
ulamawalaupun
yang paling bodoh sekalipun adalah
memiliki
suara yang memiliki hak dalam
berwenang masuk dalam diskusi itu.
deliberasi.
Karena dia bukan akuntan, bukan
jamaah
olehtidak
ahli manajemen, dan bukan ahli Tipologi Diskursus Politik
perminyakan atau kelistrikan. Alihalih menyelesaikan persoalan, yang
Diskursus derivasi Dalam
dari konteks
menspesifikasi praktis.
politik
adalah
diskursus
praktis.
ini, kembali
Menurut
Habermas diskursus Habermas,
terjadi
malah
merunyamkan
persoalan. Diskursus pragmatis ini diskursus
para
ahli
untuk
menyelesaikan kasus itu (katakanlah kenaikan
harga
TDL)
dari
segi
setidaknya ada tiga diskursus dalam
pengetahuan ekonomis, teknologis,
politik, dalam arti bahwa diskursus
dan semacamnya.
itu terjadi dalam forum warga, media massa, parlemen, eksekutif,
Dalam diskursus ini sudah
dan dalam komunikasi politik pada
ada
umumnya. Ketiga diskursus praktis
diproblematisir.
itu
bahwa”katakanlah”value-nya
adalah
diskursus
pragmatis,
suatu
value
yang
tidak Yaitu
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 3 (Desember 2015)| 89
ISSN 2302-6219
Demokrasi Liberatif dan Ruang Publik Politis – Hadi Iskandar (80-96)
adalah kepentingan publik. Publik
atau
yang
Misalnya,
diskursus
tentang
aliran listrik rumah tangga, industri
pelarangan
Ahmadiyah
melalui
rumah tangga, perusahaa. Ketika
fatwa MUI. Pelarangan ini bagi
mulai
kalangan
dimaksud
adalah
pemakai
mempersoalkan
masalah
kelompok
sosial
muslim
tertentu.
merupakan
value, maka diskursus pragmatis
persoalan internal. Tetapi kalau
sampai pada kesimpulan bahwa dari
kita lihat klaim-klaim yang ada di
segi teknis mustahil untuk mem-
sana, itu menyangkut etis-politis.
pertahankan
karena
Yaitu menyangkut apakah klaim-
akibatnya negara bisa bangkrut.
klaim itu bisa disepakati secara
Tetapi
yang
universal, tetapi hasilnya adalah
dipersoalkan menyangkut persepsi
suatu konsensus partikular karena
masyarakat dalam arti bahwa kalau
ada kelompok yang tidak setuju
harga TDL dinaikkan, apakah itu
dengan fatwa itu. Jika demikian,
bisa
kualitas diskursif yang ada dalam
harga
berbeda
diterima
apakah
TDL,
kalau
oleh
tidak
masyarakat, menyu-sahkan
masyarakat,
konteks
pelarangan
Ahmadiyah
bagaimana
adalah etis politik. Apa yang bisa
implikasinya pada industri kecil,
disepakati oleh kelompok yang pro
dan
pelarangan tidak bisa disepakati
Jadi,
menengah kalau
pada
pada
oleh orang yang anti pelarangan
value, rel diskursus beralih menjadi
misalnya. Ia menjadi kesepakatan
diskursus
partikular
diskursus
sudah
umumnya.
masuk
etis-politis. etis-politis,
Dalam aktornya
yang
terbatas
pada
horison kelompok tertentu. Nah,
sudah meluas tidak saja expert,
tujuan
dalam deliberasi adalah,
tetapi juga warga negara secara
diskursus
keseluruhan.
ditingkatkan tarafnya ke diskursus
etis-politik
itu
moral. Diskursus etis politis bisa terjadi dalam perspektif sektarian
Diskursus moral itu mem-
tertentu dalam arti bisa terjadi dari
problematisasi
nilai kebudayaan dan etnis tertentu,
misalnya, bila fatwa MUI tadi lalu
maka diskursus etis politis paling
dipertanyakan validitasnya dalam
banter menghasilkan diskursus yang
konteks masyarakat majemuk, atau
disepakati oleh kelompok kultural
diskursus
dalam
konsensus
media
etis.
massa
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 3 (Desember 2015)| 90
ISSN 2302-6219
tentang
Demokrasi Liberatif dan Ruang Publik Politis – Hadi Iskandar (80-96)
mengapa
keputusan
itu
merupakan forum warga. Secara
bertentangan dengan norma-norma
normatif, seharusnya mereka (DPR)
masyarakat
memihak
majemuk,
problem-problem
maka
itu
memuat
kita.
Sebelum
masuk
dalam proses deliberasi, mereka
kualitas diskursus moral. Karena,
(DPR)
para
suatu
untuk melakukan diskursus moral.
horison
Kalau intensinya hanya sampai pada
horison
diskursus etis-politis, lagi-lagi yang
partisipan
konsensus
mencapai
di
dalam
kemanusiaan,
bukan
harus
mempunyai
kelompok. Yang dibela bukanlah
dicapai
nilai-nilai
parsial, yaitu hanya kepentingan
sektarian,
melainkan
nilai-nilai universal.
adalah
Konsep
atas adalah teori. Tetapi apa yang
politik
terjadi
Habermas
itu
konsensus
kelompok atau partainya saja.
Apa yang digambarkan di
jika
suatu
intensi
muncul
dalam
praktik politik? Dalam konteks ini, teori Harbermas. Dalam praktik, apa yang disebut diskursus moral adalah sangat normatif. Diskursus moral hanyalah suatu idealisasi yang harus didekati. Sebenarnya yang
dalam
ruang
publik
filsafat
politik
banyak
mendapat
inspirasi dari konsep tindakan politiknya Hannah Arendt dalam bukunya The Human Condition. Tetapi
Habermas
mengkritik
Arendt bahwa konsep politiknya
selalu terjadi adalah diskursus etis
terlalu
politis.
seperti kata Arendt “terjadi di antara Lalu
diskursus
apa moral?
artinya
ada
Habermas
memberikan jawaban bahwa para anggota deliberasi, forum warga, harus mempunyai intensi (tujuan) untuk melakukan diskursus moral. Forum
warga
mempunyai
yang
kuat
kekuasaan.
harus Dan
sempit.
Kekuasaan
manusia-manusia,
–
jika
mereka bertindak bersama, dan lenyap
jika
Kekuasaan terbentuk
mereka
bubar”.
komunikatif dalam
itu
forum-forum
diskusi publik, dalam gerakangerakan sosial, dan juga di dalam DPR/MPR saat legislasi hukum.
kekuasaan dimiliki legislatif. Jadi, DPR harus menjadi teman, karena ia
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 3 (Desember 2015)| 91
ISSN 2302-6219
Demokrasi Liberatif dan Ruang Publik Politis – Hadi Iskandar (80-96)
Di samping itu, menurut
bersifat sementara dan mudah
Habermas, Arendt tidak sensitif
dicurigai
terhadap kemungkinan adanya
kehendak kelompok elit untuk
manipulasi komunikasi di antara
berkuasa.
mereka yang mengaku berjuang
dimaksud Habermas sama sekali
demi
kedaulatan
bukan
HAM.
Menurut
rakyat
dan
Habermas,
kekuasaan komunikatif itu baru terbentuk
lewat
faktual
sebagai
bungkus
Generalisasi
dalam
melainkan
arti
yang
statistik,
filosofis
karena
bersandar pada etika diskursus.
pengakuan
atas
klaim-klaim
Partisipasi Publik
kesahihan yang terbuka terhadap kritik
dan
diskursif.
dicapai
Dengan
legitimitas
kata
suatu
lain,
keputusan
publik diperoleh lewat pengujian publik dalam proses deliberasi yang
menyambungkan
Partisipasi Masyarakat atau
secara
pelibatan masyarakat dalam proses penyusunan Peraturan
dan
pembentukan
Perundang-undangan,
mendapat tempat dan diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun
aspirasi
2004, Peraturan Presiden Nomor 61
rakyat dalam ruang publik dan
Tahun 2005, dan Peraturan Presiden
proses
Nomor 68 Tahun 2005. Secara garis
legislasi
hukum
oleh
lembaga legislatif dalam sistem
besar
politik.
Masyarakat
pengaturan dalam
Partisipasi Peraturan
Perundang-undangan tersebut Dari
Ruang
publik
dalam
ketentuan
pemikiran Habermas bertujuan
tersebut
untuk
membentuk
kehendak
(opinion
formation)
yang
Dalam
kepentingan
memberikan
dan
gambaran
bentuk
and
will
partisipasi
masyarakat
mengandung
kepentingan tradisi
diatas,
pasal-pasal
opini
kemungkinan generalisasi, yaitu mewakili
dalam
umum.
teori
politik,
umum
selalu
kegiatan atau
pelibatan peran masyarakat luas dan/atau pemangku kepentingan di dalam
proses
penyusunan
dan
pembentukan Peraturan Perundangundangan. Dan apabila kita dalami, kegiatan
partisipasi
masyarakat
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 3 (Desember 2015)| 92
ISSN 2302-6219
Demokrasi Liberatif dan Ruang Publik Politis – Hadi Iskandar (80-96)
sebagaimana
tersebut
diatas,
Perundang-undangan,
dilakukan
sesuai
dengan
masyarakat
kebutuhannya, proses
yaitu
pada
penyusunan,
dan
dianggap
tahu
dan
saat
mengerti bagaimana menggunakan
proses
haknya untuk memberikan masukan.
pembahasan di lembaga pembentuk
Yang
menjadi
masalah,
Peraturan Perundang-undangan, dan
adalah
setelah
masyarakat sebagaimana Peraturan
Peraturan
undangan
Perundang-
diundangkan
untuk
diberlakukan dan dilaksanakan. Pengaturan Masyarakat
dalam
Perundang-undangan merupakan sangat
langkah
baik
pemberdayaan
partisipasi
Perundang-undangan
tersebut,
realitasnya dirancang untuk: proses
Partisipasi
mendapatkan legitimasi; memenuhi
Peraturan
persyaratan
tersebut,
penyusunan Peraturan Perundang-
positif
dalam
apabila
dan
kerangka
masyarakat
untuk
undangan
dan
memenuhi prinsip
kaidah
proses
formalitas
persyaratan demokrasi
untuk prinsip-
dan
good
berperan aktif di dalam proses
governance atau untuk meredam
legislasi. Namun demikian, apabila
gejolak
kita
sebagian masyarakat.
cermati
dari
bentuk
kegiatannya, yaitu penyebarluasan Rancangan
Undang-Undang
Undang-Undang, dan
atau
kesempatan
dan/atau
penolakan
Dilihat dari cakupan obyek yang
dituju
dan
wilayahnya,
jangkauan pendekatan
masyarakat memberikan masukan
penyebarluasan Rancangan Undang-
tertulis atau lisan melalui dialog
Undang
dan/atau
sarana dan prasarana teknologi,
makna
hearing,
bahwa
memberikan
Pemerintah
atau
Dewan Perwakilan Rakyat dalam merumuskan partisipasi
bentuk masyarakat
kegiatan tersebut,
lebih didasarkan pada pendekatan stelsel pasif. Artinya masyarakat luas dianggap tahu dan mengerti dengan sendirinya tentang masalah, isi dan maksud suatu Peraturan
dengan
menggunakan
komunikasi dan informasi dianggap efisien dan efektif. Pendekatan dianggap masyarakat
mampu luas,
tersebut menjangkau dan
dapat
mencerminkan pelaksanaan prinsip demokrasi
dalam
proses
legal
drafting. Dilihat dari media antara yang digunakan, sasarannya adalah
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 3 (Desember 2015)| 93
ISSN 2302-6219
kelompok
Demokrasi Liberatif dan Ruang Publik Politis – Hadi Iskandar (80-96)
masyarakat
dan/atau
memberikan
masukan
pemangku kepentingan yang relatif
beserta
memliki
Pemerintah/Pemerintah
kemampuan
dan
tertulis
argumentasinya
kepada Daerah,
kemudahan memperoleh informasi
maupun Dewan Perwakilan Rakyat
melalui media elektronik dan cetak.
atau
Pendekatan ini lebih tepat dlakukan
Daerah.
Dewan
untuk pembahasan dan penyusunan Peraturan.
Disisi langsung
Perundang-undangan
Perwakilan
lain,
melalui
Rakyat
pendekatan dialog
atau
ter-
hearing hakekatnya bersifat elitis,
tentu,yang cakupan pengaturan dan
karena sasaran sebenarnya adalah
jangkauan
relatif
kelompok
masyarakat
atau
langsung
pemangku
kepentingan
yang
tidak
pengaturannya
mempengaruhi
masyarakat luas. Artinya sasaran
mengatasnamakan
utama penjaringan aspiraasi adalah
rakyat banyak, seperti NGO, pakar,
stakeholder
akademisi,
tertentu,
baik
yang
kepentingan
tokoh
masyarakat,
terorganisir atau tidak terorganisir
asosiasi, organisasi profesional dan
yang dianggap langsung memiliki
fungsional
kepentingan atas materi muatan
kemasyarakatan
dan arah pengaturan Rancangan
dengan mempertimbangkan tingkat
Undang-Undang.
Misalnya:
kesulitan yang dihadapi, apabila
Penyebarluasan Rancangan Undang-
harus dialog dan konsultasi publik
Undang Pertam-bangan Mineral dan
dengan
Batubara melalui media elektronik,
meskipun elitis, pendekatan dialog
komunikasi
atau
akan
dan informasi,
efektif
masyarakat
menyerap di
daerah
tidak
aspirasi selaku
dengar
langkah
masyarakat,
pendapat
kegiatan
pertambangan
melakukan
batubara yang akan terkena dampak
Namun
dengan
pemangku kepentingan merupakan
paling
dan
organisasi
lainnya.
seluruh
pemangku kepentingan riil disektor mineral
serta
yang
dianggap
memungkinkan
untuk
penjaringan
aspirasi
masyarakat.
langsungsuatu Undang Undang. Hal ini
harus
dipahami
karena
KESIMPULAN
masyarakat di daerah belum tentu tahu,
mengerti
dan
mampu
Secara sederhana dapat di ambil
kesimpulan
bahwa
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 3 (Desember 2015)| 94
ISSN 2302-6219
Demokrasi Liberatif dan Ruang Publik Politis – Hadi Iskandar (80-96)
penyampaian
aspirasi
dilakukan
dapat
status
dengan
cara
masyarakat
sesuai
dengan
aspirasinya.
berdemokrasi
kaedah-kaedah yang berlaku, dan demokrasi
dan
sendiri
berarti
perannya untuk
Memang semua
itu
dalam
menyampaiakn
pada
akhirnya
membutuhkan
tawar
pemerintahan dari rakyat dan untuk
menawar antara rakyat dan negara.
rakyat. Dalam pengertian yang lebih
Ruang publik tidak terwujud jika
komplek, demokrasi berarti suatu
tidak ada political will dari negara
sistem
yakni dengan bersikap akomodatif
pemerintahan
mengabdi
kepada
yang
kepentingan
dan
responsif
terhadap
gejala
rakyat dengan tanpa memandang
demokratisasi di kalangan rakyat.
partisipasi mereka dalam kehidupan
Sebaliknya rakyat pun harus terus
politik rakyat, demokrasi yang kuat
memperjuangkan terjadinya ruang
bersumber
publik
dari
kehendak
itu,
kalau
perlu
dengan
rakyat.Sementarapengisian jabatan-
merebutnya
jabatan publik dilakukan dengan
deliberatif adalah partisipasi warga
dukungan suara rakyat dan mereka
negara.
memiliki hak untuk memilih dan
mobilisasi.
dipilih dan kelestarian demokrasi
demokrasi
memerlukan partisipasi rakyat yang
adanya raison d'etre argumen yang
bersepakat mengenai makna dan
jelas, debat yang reflektif, dan
paham
hasil atau keputusan ditentukan
bekarja
dan
kegunaan
demokrasi bagi kehidupan.
oleh
Oleh karena itu pemerintah juga
harus
dituntun
Jantung
Partisipasi
demokrasi
yang
Partisipasi
dalam
deliberatif
argumen
(Habermas,
bukan
ditandai
bukan
status
1989).
Proses
untuk
deliberatif dapat terwujud jika–
memberikan pendididkan demokrasi
meminjam bahasanya Aristoteles--
agar
yang
partisipan yang terlibat melakukan
dilakukan negara dan masyarakat
konsultasi dan saling mendengarkan
untuk
yang lain (Mintrom, 2003).
upaya
sistematis
memfasilitasi
warganegara menghayati,
agar
individu memahami,
mengamalkan
mengembangkan
konsep,
dan
prinsip,
dan nilai demokrasi sesuai dengan
Partisipasi
Publik
telah
diatur dalam Undang-undang Nomor 10
ahun
2004
dan
Peraturan
Presiden Nomor 68 tahun 2005
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 3 (Desember 2015)| 95
ISSN 2302-6219
Demokrasi Liberatif dan Ruang Publik Politis – Hadi Iskandar (80-96)
memberikan
peluang
Masyarakat
untuk
kepada dapat
memberikan masukan secara lisan atau
tertulis
penyiapan Rancangan
dalam
atau
rangka
pembahasan
Undang-Undang,
dan
Rancangan Peraturan Daerah (diatur dalam Tata Tertib DPRD). Dalam praktek pelaksanaannya, kegiatan partisipasi
masyarakat
tidak
membumi, dan dilakukan formalitas
Jimly Asshiddiqie, Pokok-pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi, BIP, Jakarta, 2007; Srijanti dkk, Etika Berwarga Negara, Selemba Empat,Jakarat, 2006; Sorjono Soekanto, Sosiologi suatu Pengantar,Rajawali, Jakarat 1982; Panduan Bantuan Hukum di Indonesia, Edisi 2006, AusAid,YLBHI, PSHK dan IALDF, 2006;
dan elitis, sehingga sering terjadi resistensi dari masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA Affan Ghaffar, “Pembangunan Hukum dan Demokrasi”, dalam Moh. Busyro Muqoddas dkk. (ed.), Politik Pembangunan Hukum Indonesia, Yogyakarta: UII Press, 1992; Ahmad Suhelmi, Pemikiran Politik Barat: Kajian Sejarah Perkembangan Pemikiran Negara, Masyarakat dan Kekuasaan., Jakarta: Gramedia, 2001;
Soetandyo Wignjosoebroto, Hukum: Paradigma, Metode dan Dinamika Masalahnya, Elsam dan Huma, Jakarta, 2003; Kaelan, Kewarganegaraan, Yogyakarta, 2007;
Pendidikan Paradikma,
---------, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta, 2002; ---------, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta, 2004. Peraturan Perundang-undangan UUD 1945 Pasca Amandemen UU No 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan PerundangUndangan
Budi Hardiman, Demokrasi Deliberatif: Model untuk Indonesia Pasca-Suharto? dalam Basis, No. 11-12, tahun ke-53, November-Desember 2004; Ishaq, Dasar-dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta,2008;
Organisasi, 2009.
Tanggal
11
Agustus
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 3 (Desember 2015)| 96
ISSN 2302-6219
Sertifikasi Dosen.
Demokrasi Liberatif dan Ruang Publik Politis – Hadi Iskandar (80-96)
Pendidik
Untuk
Permendikbud No. 01 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sertifikasi. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi., Manajemen Pelaksanaan Sertifikasi Dosen dan Pengelolaan Data. Buku III, Jakarta, 2009. Muchlas Samani., dkk, Buku III., Manajemen Pelaksanaan Sertifikasi Dosen dan pengelolaan Data. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta. http://wakhinuddin.wordpress. com/2009/07/23/pengertianportofolio/
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 3 (Desember 2015)| 97