DEFORMASI FLORA DAN FAUNA DALAM MOTIF BATIK PADA PEMBELAJARAN SENI BUDAYA KELAS VIIIC SMPN 1 TURI
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
oleh Zuliva Dwi Azizah NIM 11206241014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MEI 2015
PERSETT}JUAI\I
Slaipsi yang horjudul"Defurma*i Flora dan Faarw dalmt Mottf Baik pada P'emibeWwan &ni Bt@a Kelas I4II SMP Negert I Tari"' iai telah disetujui oleh pwlbtmbing untuk diujikan.
Yograkartu 30 April 2015
Dr. I{ajar Pamadhi M.A (Hons}. NIP 19540722 198103 1003
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama
: Zuliva Dwi Azizah
NIM
: 11206241014
Progam Studi
: Pendidikan Seni Rupa
Fakultas
: Bahasa dan Seni
Perguruan Tinggi
: Universitas Negeri Yogyakarta
Menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah pekerjaan saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya, karya ilmiah ini tidak berisi materi yang ditulis orang lain, kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan karya ilmiah yang lain. Apabila terbukti pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.
Yogyakarta, 30 April 2015 Penulis
Zuliva Dwi Azizah
iv
MOTO Jadilah seperti lilin putih yang rela membakar dirinya untuk menyinari kegelapan yang ada di sekitarnya Ibunda (Srinatun) Bacalah ayat-ayat Allah karena di dalamnya mengandung banyak ilmu (KH. Anwar Zahid). Kunci untuk mencapai impian, adalah harapan positif yang selalu ditanamkan (Tangguh Okta W).
v
PERSEMBAHAN Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang melimpah kepada saya kupersembahkan karya sederhana ini untuk: Ibunda Srinatun dan kakakku Nike Nur Fitriana yang tercinta. Terima kasih atas doa restu yang tiada ujung yang selalu mengiringi langkahku. Terima kasih atas perjuangan Ibunda, dan aku yakin perjuangan Ibunda yang paling besar dalam proses belajarku, engkaulah semangat belajarku.
vi
KATA PENGANTAR Tiada kata yang lebih indah daripada ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Deformasi Flora Dan Fauna dalam Motif Batik pada Pembelajaran Seni Budaya Kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi” untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana. Tanpa pertolongan Ya Rosyiid yang telah menganugerahkan kecerdasan berpikir kepada hamba-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa sholawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan nabi agung Muhammad SAW. Penulisan skripsi ini dapat selesai karena bantuan dari berbagai pihak. Saya menyampaikan terima kasih secara tulus kepada Ibu selaku orang tua yang telah membimbing dengan penuh kasih sayang. Ibu yang selalu bangun lebih awal dan tidur paling akhir untuk membahagiakan anak-anaknya. Ibu dan Kakakku yang senantiasa selalu mendukung saya dalam berjibaku mengarungi samudra ilmu. Rasa hormat dan terima kasih yang setinggi-tingginya saya sampaikan kepada bapak Dr. Hajar Pamadhi, M.A (Hons), selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan selama penyusunan skripsi. Dosen pembimbing akademik, Bapak Drs. Mardiyatmo, M.Pd., yang selama saya menempuh kuliah selalu memberikan pengarahan dan nasihat kepada saya. Bapak dan Ibu dosen di Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS UNY yang telah memberikan banyak pengetahuan dan ilmu sebagai bekal kehidupan. Saya ucapkan terimakasih juga kepada jajaran birokrat kampus, Bapak Rektor UNY, Dekan FBS, dan Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa yang telah memberikan berbagai kesempatan dan kemudahan bagi saya. Terima kasih tidak lupa saya sampaikan kepada Kepala SMPN 1 Turi, yang telah memberikan izin penelitian. Bapak Riyanto, S,Pd. selaku guru Seni Budaya di SMP Negeri 1 Turi yang telah memberikan arahan, kritik dan saran serta kerja sama dengan sangat baik selama penelitian skripsi berlangsung. Peserta vii
didik SMP Negeri 1 Turi khususnya kelas VIIIC yang telah bekerja sama dalam penelitian ini. Guru-guru saya di TK Kusuma Mulia Glatik-Cerme, SDN Cerme 01, SMPN 2 Grogol, SMAN 1 Grogol -Kediri, terima kasih atas limpahan ilmu yang telah engkau berikan, hanya Allah SWT yang sanggup membalasnya. Terima kasih pula untuk keluarga baru saya di perantauan, kos Samirono Ct VI yang telah memberikan dukungan selama saya menyusun skripsi. Teman-teman seperjuangan PSR 2011 khususnya kelas A 2011. Kelas yang sangat membanggakan. Sahabatku di Komunitas Belajar Bersama, berkat kalianlah mimpi-mimpi dan semangat ini tumbuh, terimakasih sebentar lagi sebagian mimpi kita dulu akan terwujud. Serta kepada semua Dewan Penguji dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan Tugas Akhir Skripsi, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan Bapak/Ibu/Saudara/i dengan kebaikan. Penulis sadar sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada para pembaca yang sudah berkenan membaca skripsi ini. Kritik dan saran saya tunggu demi sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan generasi penerus bangsa semuanya.
Yogyakarta, 30 April 2015 Penulis,
Zuliva Dwi Azizah
viii
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR JUDUL ........................................................................................
i
PERSETUJUAN ...........................................................................................
ii
PENGESAHAN ............................................................................................
iii
PERNYATAAN .............................................................................................
iv
MOTO ............................................................................................................
v
PERSEMBAHAN .........................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................
vii
DAFTAR ISI .................................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xii
DAFTAR TABEL .........................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
xvi
ABSTRAK .....................................................................................................
xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...............................................................
1
B. Fokus Masalah .............................................................................
5
D. Tujuan Penelitian..........................................................................
6
E. Manfaat Penelitian .......................................................................
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deformasi .....................................................................................
8
B. Tahap-tahap Pembelajaran dengan Teknik Deformasi ................
9
C. Bentuk dan Gaya ..........................................................................
12
1. Naturalis....................................... ...........................................
12
2. Stasis ........................................................................................
12
3. Distorsi ....................................................................................
12
4. Dinamis....................................................................................
13
5. Dekoratif .................................................................................
13
6. Stilasi .......................................................................................
14
ix
Halaman D. Motif Batik ....................................................................................
15
1. Arah Pola .................................................................................
17
2. Pola ..........................................................................................
17
a. Unsur-unsur Pola Batik........................................................
17
1. Motif Utama ..................................................................
17
2. Motif Pengisi ..................................................................
18
3. Isen-isen .........................................................................
18
4. Motif Pinggiran ..............................................................
19
3. Desain ......................................................................................
20
a. Ornamen ..................................................................................
20
E. Flora dan Fauna ............................................................................
21
F. Menggambar ................................................................................
21
G. Menggambar Motif Batik .............................................................
23
H. Kerangka Berfikir .........................................................................
23
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian .............................................................................
24
B. Tempat dan Waktu Penelitian .........................................................
25
C. Subjek dan Objek Penelitian ...........................................................
25
D. Data dan Sumber Data ...................................................................
25
E. Teknik Pengumpulan Data ..............................................................
26
1. Observasi ....................................................................................
26
2. Wawancara .................................................................................
26
3. Dokumentasi ...............................................................................
27
F. Instrumen ........................................................................................
28
G. Teknik Analisis Data .......................................................................
29
1.Seleksi..........................................................................................
29
2. Klasifikas ....................................................................................
30
3. Verifikas .....................................................................................
30
4. Kesimpulan .................................................................................
30
x
Halaman H. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .............................................
30
I. Analisis Data ...................................................................................
31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pembelajaran Menggambar Motif Batik Sebelum Menggunakan Teknik Deformasi…………………….
34
B. Aktifitas Pembelajaran Menggambar dengan Teknik Flora dan Fauna dalam Menggambar Motif Batik pada Kelas ...............
37
C. Seleksi Karya dan Pengelompokan Hasil Karya Siswa Kelas VIII SMPN 1 Turi Berdasarkan Warna dan Bentuk.......................
41
D. Deskrisi dan Pembahasan Gambar Motif Batik Siswa Kelas VIII SMPN 1 Turi ...........................................................................
57
E. Pengaruh Teknik Deformasi Bentuk Terhadap Hasil Menggambar Motif Batik Siswa .....................................................
92
F. Keunggualan dan Kelemahan Teknik Deformasi Bentuk Flora dan Fauna pada Pembelajaran Menggambar Motif Batik ..............
93
1. Keunggulan ........................................................................
93
2. Kelemahan ..........................................................................
94
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .....................................................................................
95
B. Implikasi ........................................................................................
95
C.
Saran ..............................................................................................
95
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
97
LAMPIRAN ..................................................................................................
99
xi
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1
: Proses Deformasi Ikan dalam Motif Batik....................
11
Gambar 2
: Contoh Gambar Stilasi Motif Ikan ...............................
15
Gambar 3
: Proses dan Analisis Data Menggunakan Model Michel Huberman Skema Triangunal Data…............
32
Gambar 4
: Skema Triangunal Data……………………………….
33
Gambar 5
: Kondisi Awal KBM Menggambar Motif Batik………
35
Gambar 6
: Hasil Gambar Motif Batik Kelas VIIIC pada Kondisi Awal Pembelajaran…………………............
Gambar 7
: Kondisi KBM Menggambar Motif Batik dengan Teknik Deformasi…………………………………..
Gambar 8
36
38
: Proses Kegiatan Diskusi dan Kegiatan Berimajinasi Kelompok 5…………………………………………...
40
Gambar 9
: Karya 1………………………………………………..
57
Gambar 10
: Simbol Motif Batik yang Dideformasi Karya 1………
58
Gambar 11
: Simbol Motif Deformasi Bunga Teratai dan Sulur dalam Karya 1…………………………………….......
59
Gambar 12
: Simbol Motif Deformasi Fauna dalam Karya 1………
60
Gambar 13
: Karya 2………………………………………………
61
Gambar 14
: Simbol Motif Batik yang Dideformasi 2.......................
62
Gambar 15
: Simbol Motif Deformasi Flora dalam Karya 2……….
62
Gambar 16
: Simbol Motif Deformasi Fauna dalam Karya 2………
63
Gambar 17
: Karya 3………………………………………………..
64
Gambar 18
: Simbol Motif Batik yang Dideformasi Karya 3………
65
Gambar 19
: Simbol MotiBatik Flora yang dideformasi sebagai Motif Tambahan dalam Karya 3…………………......
Gambar 20
: Simbol MotifBatik Fauna yang dideformasi sebagai Motif Utama dalam Karya 3………………………….
Gambar 21
65
: Karya 4………………………………………………
xii
66 67
Halaman Gambar 22
: Simbol Motif Batik yang Dideformasi Karya 4………
Gambar 23
: Simbol Motif Batik Flora yang Dideformasi sebagai Motif Tambahan dalam Karya 4……………………
Gambar 24
68
69
: Simbol Motif Batik Fauna yang Dideformasi sebagai Motif Utama dari Karya 4…………………………….
69
Gambar 25
: Karya 5………………………………………………..
70
Gambar 26
: Simbol Motif Batik yang dideformasi Karya 5……….
71
Gambar 27 : Simbol Motif Batik Flora yang Dideformasi sebagai Motif Tambahan dari dalam Karya 5………………… Gambar 28
71
: Simbol Motif Batik Fauna yang Dideformasi sebagai Motif Utama dari Karya 5…………….........................
72
Gambar 29
: Karya 6………………………………………………
73
Gambar 30
: Simbol Motif Batik yang Dideformasi Karya 6…....
74
Gambar 31
: Simbol Motif Batik Flora yang Dideformasi sebagai Motif Tambahan dalam Karya 6………………….......
Gambar 32
74
: Simbol Motif Batik Fauna yang Dideformasi sebagai Motif Utama dari Karya 6………………….................
75
Gambar 33
: Karya 7………………………………………………..
75
Gambar 34
: Simbol Motif Batik yang Dideformasi Karya 7………
76
Gambar 35
: Simbol Motif Batik Fauna yang Dideformasi sebagai Motif Utama, dan Isen-Isen dari Karya 7……………..
77
Gambar 36
: Karya 8………………………………………………..
78
Gambar 37
: Simbol Motif Batik yang Dideformasi Karya 8…........
79
Gambar 38
: Simbol Motif Batik Flora yang Dideformasi sebagai Motif Tambahan dalam Karya 8………………….......
Gambar 39
79
: Simbol Motif Batik Fauna yang Dideformasi sebagai Motif Utama dari Karya 8………………………….....
80
Gambar 40
: Karya 9………………………………………………..
81
Gambar 41
: Simbol Motif Batik yang Dideformasi Karya 9…........
82
xiii
Halaman Gambar 43
: Simbol Motif Batik Fauna dan Isen-Isen
yang
dideformasi sebagai Motif Tambahan dalam Karya 9………………………………………..............
82
Gambar 44
: Karya 10…………………………………………….
84
Gambar 45
: Simbol Motif Batik yang Dideformasi Karya 10…..
85
Gambar 46
: Simbol Motif Batik Flora yang Dideformasi sebagai Motif Tambahan dalam Karya 10…………………….
Gambar 47
85
: Simbol Motif Batik Fauna yang Dideformasi sebagai Motif Utama, dan Isen-Isen dari Karya 10…………....
86
Gambar 48
: Karya 11………………………………………………
86
Gambar 49
: Simbol Motif Batik yang Dideformasi Karya 11……..
87
Gambar 50
: Simbol Motif Batik Flora dan Isen-Isen yang Dideformasi sebagai Motif Tambahan dalam Karya 11………………………………………………
Gambar 51
88
: Simbol Motif Batik Fauna yang Dideformasi sebagai Motif Utama, dan Isen-Isen dari Karya 11……………
88
Gambar 52
: Karya 12………………………………………............
89
Gambar 53
: Simbol Motif Batik yang Dideformasi Karya 12……..
90
Gambar 54
: Simbol Motif Batik Flora dan Isen-Isen yang Dideformasi sebagai Motif Tambahan dalam Karya 12………………………………………………
Gambar 55
91
: Simbol Motif Batik Fauna yang Dideformasi sebagai Motif Utama, dan Isen-Isen dari Karya 12……………
xiv
91
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1: Pedoman Wawancara dengan Guru ................................................
27
Tabel 2: Pedoman Wawancara dengan Siswa ...............................................
27
Tabel 3: Instrumen Penelitian .......................................................................
29
Tabel 4: Seleksi Hasil Karya Siswa ..............................................................
41
xv
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1: Profil SMP Negeri 1 Turi. ........................................................
99
Lampiran 2: SK-KD ......................................................................................
102
Lampiran 3: Silabus ......................................................................................
104
Lampiran 4: RPP ...........................................................................................
110
Lampiran 5: Hasil Wawancara Penelitian .....................................................
119
Lampiran 6: Dokumentasi Penelitian ...........................................................
128
Lampiran 7: Hasil Karya Siswa ....................................................................
131
Lampiran 8: Surat Ijin Penelitian ..................................................................
137
xvi
DEFORMASI FLORA DAN FAUNA DALAM MOTIF BATIK PADA PEMBELAJARAN SENI BUDAYA KELAS VIIIC SMPN 1 TURI Oleh Zuliva Dwi Azizah NIM 11206241014
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk, (1) Mendeskripsikan penerapan teknik deformasi motif batik dalam pembelajaran menggambar pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi; (2) Mendiskripsikan pemahaman pengembangan menggambar motif batik dengan menggunakan teknik deformasi pada pelajaran seni budaya di kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIC SMPN 1 Turi. Sementara objek penelitian adalah pemahaman pengembangan menggambar motif batik dengan menggunakan teknik deformasi pada pelajaran Seni Budaya di kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi. Penelitian difokuskan pada 12 karya siswa yang dipilih dari hasil penyeleksian karya yang sesuai dengan teknik deformasi bentuk flora dan fauna dalam gambar siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan mendeskripsikan dan membahas motif bentuk dan warna melalui teknik deformasi dalam gambar siswa kelas VIIIC SMPN 1 Turi, lalu dibandingkan hasil wawancara dengan guru, kepala sekolah, dan siswa. Keabsahan data diperoleh melalui wawancara triangulasi partisipan aktif dengan guru kelas VIIIC SMPN 1 Turi. Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa: motif bentuk yang digambarkan oleh siswa dalam gambar batik melalui teknik deformasi mewakili objek tertentu dalam lingkungan sesuai dengan pengamatan siswa, sehingga mampu menciptakan gambar motif batik yang kreatif sesuai dengan pengembangan sumber ide yang dimiliki. Penerapan teknik deformasi flora dan fauna dalam motif batik siswa dapat memahami pengembangan menggambar motif batik. Hal tersebut dibuktikan dengan karya siswa yang dapat mendeformasi bentuk realis menjadi bentuk dekoratif. Teknik deformasi membuat siswa mampu menggembangkan motif batik. Hal tersebut ditunjukkan siswa mampu mengubah bentuk flora dan fauna menjadi motif batik. . Kata Kunci: Deformasi, Batik, Deskriptif Kualitatif
xvii
BAB I PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang Masalah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun
2005 tentang Standar Pendidikan Nasional (SNP). Peraturan pemerintah tersebut mengamanatkan bahwa muatan seni budaya dan keterampilan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan. Mata pelajaran Seni Budaya aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni. Karena itu, mata pelajaran Seni Budaya pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya. Yogyakarta merupakan salah satu daerah perbatikan yang cukup penting di Indonesia. Kegiatan membatik sudah sejak dahulu dikenal di daerah ini, dan dalam perkembangannya akhir-akhir ini batik menunjukkan gejala dan kemajuan yang cukup menggembirakan, terlebih lagi setelah batik diakui sebagai salah satu World Heritage oleh UNESCO pada tahun 2009. Diakuinya batik Indonesia oleh badan internasional, maka konsekuensinya bagi kita adalah turut menjaga, melestarikan, dan mengembangkannya. Batik selalu mengalami perkembangan, namun dirasa belum maksimal. Pelaku industri batik dalam memproduksi batik masih menggunakan desain yang belum kompetitif. Desain yang diproduksi cenderung monoton dan masih banyak yang mengacu pada motif-motif klasik. Langkah paling strategis yang dapat dilakukan untuk mengatasi agar produk batik tetap diminati pasar dan dapat bersaing di era global adalah dengan menciptakan
1
2
motif batik baru yang unik, kreatif, dan inovatif berbasis seni budaya lokal yang dimiliki daerah Yogyakarta sendiri. Menggambar motif batik merupakan langkah awal dalam membatik, termasuk katagori seni rupa dua dimensional yang tidak lepas dari karakteristik bentuk, meliputi: ornamen motif (ornamen utama dan ornamen pengisi), isen motif (berupa titik, garis, gabungan titik dan garis), dan warna. Menggambar motif batik harus memperhatikan unsur -unsur pokok seni rupa yaitu garis, warna, dan bidang (space). Unsur-unsur seni rupa tersebut harus disusun secara harmonis, agar menghasilkan gambar motif batik yang indah dan kreatif. Sewan Susanto (1981:4) mengatakan bahwa ”Sebagai ciri umum keindahan adalah jika suatu karya seni diamati secara utuh terjadi kelancaran pandangan, tidak terdapat suatu ganjalan atau sesuatu yang keluar dari keseimbangan maupun ritme”. Menggambar motif batik merupakan salah satu materi yang diajarkan pada mata pelajaran Seni Budaya di kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi. SMP Negeri 1 Turi yang beralamat Desa Donokerto, Turi, Sleman, Yogyakarta merupakan Sekolah Standar Nasional. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi awal dengan bapak Riyanto, S.Pd., selaku guru Seni Budaya di SMP Negeri 1 Turi diperoleh data bahwa kelas VIIIC terdiri 4 kelas, setiap kelas 32 siswa. Sedangkan mengenai nilai pelajaran batik, masih banyak nilai siswa yang belum memenuhi standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran Seni Budaya.Data yang ada dilihat dari nilai rata-rata kelas menggambar motif batik siswa kelas VIIIC tahun pelajaran 2014/2015yaitu 68 padahal standar KKM 76. Dilihat dari
3
nilai setiap siswa yang sudah memenuhi KKM sebanyak 9 siswa atau 25% dari jumlah siswa. Berdasarkan pengamatan di lapangan terhadap hasil gambar motif batik yang dihasilkan siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi kebanyakan masih belum menerapkan unsur-unsur seni rupa (titik, warna, bidang, garis) dengan maksimal. Siswa menggunakan warna terkesan asal-asalan sesuai selera masing-masing tanpa mempertimbangkan motif batik yang digambar. Padahal warna merupakan unsur seni rupa yang sangat dominan karena lebih cepat tertangkap oleh mata. Siswa masih belum bisa memanfaatkan bidang, banyak bidang yang dibiarkan kosong yang seharusnya bisa digambar dengan isen motif. Sesungguhnya, semakin padat motif dalam menggambar batik maka semakin indah gambar yang dihasilkan dengan memperhatikan ritme, variasi, titik pusat perhatian, dan dominasi sehingga gambar yang dihasilkan menarik dan tidak membosankan pandangan. Siswa menggunaan garis hanya sebagai batas bidang motif. Siswa belum memanfaatkan garis sebagai isian pada sela-sela blok. Penggunaan garis secara proporsional akan menghasilkan motif yang indah, sehingga menentukan karakter motif secara keseluruhan. Selain itu, hasil gambar motif batik siswa kurang kreatif, siswa hanya mencontoh gambar yang diberikan guru. Pemahaman merupakan kemampuan seseorang dalam mengembangkan potensi dirinya untuk melahirkan sesuatu yang baru, berupa gagasan maupun karya nyata, dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada yang berguna serta memberikan inspirasi untuk dikembangkan selanjutnya. Masih banyak siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi yang masih kurang paham dan
4
kurang tertarik belajar mengajar menggambar motif batik. Salah satu penyebabnya adalah dari (1) siswa; pola pikir siswa kurang kreatif dalam menggambar motif batik, menggambar hanya memenuhi tugas, kurang percaya diri, kurang motivasi baik motivasi dari dalam maupun dari luar, kurang referensi, keterbatasan siswa dalam mengekspresikan idenya (2) Guru; menggunakan metode ceramah dengan waktu penyampaian lama dan selama menyampaikan materi guru berdiri di depan kemudian dilanjutkan dengan pemberian tugas yang mana metode ini kurang menarik siswa, memberikan contoh motif batik dengan cara langsung mengggambar di papan tulis tanpa memberi rangsangan kepada siswa untuk berpendapat. Hasil dari metode yang dipakai guru, ada beberapa siswa yang sudah paham akan pengembangan dalam menggambar motif yang di stilasi, yaitu stilasi daun dan stilasi bunga. Gambar stilasi dibuat dengan cara mengubah gambar yaitu dengan langkah menyederhanakan bentuk aslinya menjadi bentuk gambar lain yang dikehendaki. Berdasarkan Proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menggambar motif batik, guru mencoba membangkitkan pemahaman siswa dalam pengembangan menggambar motif batik dengan memberikan pendekatan secara langsung yaitu memotivasi, menegur siswa yang tidak mau memperhatikan pelajaran, memberi kesempatan untuk berkonsultasi, dan memberikan contoh gambar motif batik dengan cara menggambar langsung di papan tulis sebagai bahan referensi siswa. Guru belum menggunakan teknik ataupun metode yang dapat menoptimalkan potensi siswa, untuk mengoptimalkan pemahaman siswa dalam menggambar motif batik diperlukan teknik menggambar yang berpusat pada siswa. Teknik
5
yang lebih menekankan pada aktifitas belajar dan pemahaman untuk menggembangkan motif batik, serta pengembangam daya imajinasi siswa untuk berpikir lebih aktif dan kreatif. Salah satu teknik yang dapat digunakan guru adalah dengan menerapkan teknik deformasi. Teknik deformasi mendorong siswa dapat berpikir kreatif, imajinatif, reflektif tentang model dan teori, mengenalkan gagasan-gagasan pada saat yang tepat. Mencoba gagasan baru dan mendorong siswa untuk memperoleh kepercayaan diri. Teknik deformasi memberikan lingkungan belajar yang kondusif yang mendukung siswa mengungkapkan gagasan, saling menyimak, dan menghindari kesan selalu ada satu jawaban yang benar. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa konsep teknik deformasi menggambar merupakan cara pembentukan pengetahuan yang tidak diterima secara pasif tetapi secara aktif dibangun dengan daya nalar subyektif. Kelebihan pembelajaan teknik deformasi bentuk yaitu: (1) mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam kontek yang relevan, (2) mengutamakan proses, (3) menanamkan pembelajaran dalam konteks pengalaman sosial, (4) pembelajaran dilakukan dalam upaya mengkonstruksi pengalaman http://www.journalpranata.net, (diakses tanggal 28 Februari 2015). Menggunakan teknik deformasi flora dan fauna dalam motif batik diharapkan agar siswa dapat menumbuh kembangkan pemahaman siswa untuk menggembangkan motif batik dan mendorong siswa untuk lebih berpikir kreatif. B. Fokus Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, muncul beberapa permasalahan yang harus diselesaikan.Agar penelitian ini lebih fokus dan mendalam kajiannya.
6
Masalah dalam penelitian ini difokuskan pada pengenalan teknik deformasi dan pemahaman penggembangan motif batik dengan menggunakan teknik deformasi pada pembelajaran seni budaya di kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi. C. Tujuan Penelitan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: a.
Mendeskripsikan penerapan teknik deformasi motif batik dalam pembelajaran menggambar pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi.
b. Mendiskripsikan pemahaman pengembangan menggambar motif batik dengan menggunakan teknik deformasi pada pelajaran Seni Budaya di kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi. D. Manfaat Penelitian 1.
Secara Teoritis
a.
Penelitian ini dapat memberi informasi terhadap perkembangan pendidikan khususnya dalam bidang perkembangan seni di SMP Negeri 1 Turi.
b.
Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru SMP Negeri 1 Turi untuk meningkatkan proses pemahaman pembelajaran melalui teknik deformasi.
c.
Bagi mahasiswa jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS UNY, penelitian ini dapat dijadikan sumber pengetahuan atau sebagai referensi pembelajaran menggambar melalui teknik deformasi.
2.
Secara Praktis
a.
Bagi guru Seni Budaya di SMP Negeri 1 Turi, teknik deformasi menjadi alternatif metode pembelajaran menggambar.
7
b.
Bagi siswa SMP Negeri 1 Turi, teknik deformasi ini merupakan cara yang menarik dapat melatih aspek imajinasi, kognitif, dan kreativitas sehingga pembelajaran menggambar motif batik dapat dilaksanakan dengan baik.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deformasi Deformasi berasal dari bahasa Inggris de’form yang berarti mengubah bentuk sehingga menjadi buruk. Form artinya bentuk, ujud (Sewan Susanto, 1980: 45). Istilah deformasi telah lazim di pakai oleh kalangan senirupawan yang kreatif untuk tujuan seni. Namun hasil seni yang dekoratifisme bentuk dan motifnya belum tentu buruk. Bahkan beberapa senirupawan mengatakan bahwa mengubah bentuk itu untuk tujuan keindahan. Sebelum memahami tentang deformasi haruslah dipahami terlebih dulu tentang bentuk. Bentuk adalah rupa, gambaran, wujud atau yang bersifat indrawi yang kasat mata dan kasat rungu (Soedarso 2006: 129). Bentuk juga tidak bisa dilepaskan dengan gaya, keduanya merupakan unsur yang saling berkaitan dalam dunia seni. Gaya atau sering disebut juga style merupakan hal yang berhubungan dengan bentuk luar/fisik suatu karya seni (Soedarso 2006: 129).
Dalam seni rupa juga terdapat elemen-elemen visual
seperti garis, bidang, bentuk, warna, gelap-terang, tekstur, yang merupakan katakata dalam bahasa visual seniman dan bersama teori penyusunan atau pengorganisasiannya yaitu kesatuan (unity), keseimbangan (balance), dan irama (rhythm) jadilah bahasa ekspresi untuk mengatakan isi hatinya (Soedarso. 2006: 128). Deformasi juga merupakan penggambaran bentuk yang menekankan pada mengubah bentuk objek dengan cara menggambarkan objek tersebut dengan hanya sebagian yang dianggap mewakili, atau pengambilan unsur tertentu yang
8
9
mewakili karakter hasil interpretasi yang sifatnya sangat hakiki. Perubahan bentuk semacam ini banyak dijumpai pada seni lukis moderen. Unsur-unsur yang dihadirkan merupakan komposisi yang setiap komponennya menimbulkan getaran karakter dari wujud ekspresi simbolis. Mikke Susanto (2012: 98) menyatakan bahwa deformasi merupakan perubahan bentuk yang dilakukan dengan sengaja untuk kepentingan seni, yang sering terkesan sangat kuat/besar sehingga kadang-kadang tidak lagi berwujud figure semula atau yang sebenarnya. Sehingga hal ini dapat memunculkan figure/karakter baru yang lain dari sebelumnya. Adapun cara: simplifikasi (penyederhanaan),
distorsi
(pembiasan),
distruksi
(perusakan),
stilisasi
(penggayaan), atau kombinasi di antara semua susunan bentuk (mix).
B. Tahap-Tahap Pembelajaran dengan Tenik Deformasi Tahap yang digunakan dalam pembelajaran menggambar motif batik dengan penerapan tenik deformasi meliputi empat tahapan yaitu: 1. Apersepsi: menghubungkan konsepsi awal, mengungkapkan pertanyaanpertanyaan dari materi sebelumnya yang merupakan konsep prasyarat. 2. Eksplorasi: Mengungkapkan dugaan sementara terhadap konsep yang dipalajari, menggali menyelidiki dan menemukan konsep dapat melalui manipulasi benda langsung. 3. Diskusi dan Penjelasan Konsep: Mengomunikasikan hasil penyelidikan dan tamuannya, guru memfasilitasi dan memotivasi kelas.
10
4. Pengembangan dan Aplikasi: Pemberikan penekanan terhadap konsep-konsep esensial, merumuskan kesimpulan dan menerapkan pemahaman konseptual melalui pengerjaan tugas atau proyek. Adapun menurut pendapat (Tritjahjo Danny Soesilo, 2014: 19) langkahlangkah pembelajaran menggambar motif batik dengan teknik deformasi untuk merangsang pola pikir siswa sebagai upaya pemahaman pengembangan motif batik adalah sebagai berikut : 1. Pengenalan topik yaitu guru menerangkan bagian-bagian motif batik (ornamen pokok, ornamen pengisi, dan isen-isen), merangsang siswa untuk ikut serta dalam pembelajaran dengan memberi pertanyaan dan diminta untuk berpendapat. 2. Pembagian kelompok kecil yang terdiri dari tiga sampai empat siswa. 3. Setiap kelompok kecil berdiskusi mengidentifikasi objek gambar untuk menemukan ide-ide kreatif dengan alternatif kegiatan pemberikan contoh gambar motif batik, kegiatan imajinasi, dan kegiatan berdiskusi. 4. Masing-masing siswa mengembangkan sumber ide untuk menghasilkan gambar motif batik yang diinginkan. 5. Masing-masing siswa menggambar motif batik sesuai dengan pengembangan sumber ide.
11
Berikut adalah proses menggambar dengan teknik deformasi fauna:
Contoh objek
Proses penyerhanaan dan pembiasaan bentuk
Proses penggayaan bentuk dan perusakan (stilasi, dan distruksi)
Proses kombinasi antara semua susunan bentuk (mix) menjadi motif batik Gambar 1: Proses Deformasi Ikan dalam Motif Batik Sumber: http://sen1budaya.blogspot.com
12
C. Gaya dan Bentuk Gaya maupun style secara teoritis menurut Mikke Susanto (2012: 30) adalah cara yang melahirkan sesuatu yang khas bagi penciptanya sebagaimana dikemukakan rasa penciptaan. Kata bentuk dalam seni rupa diartikan sebagai wujud atau gambaran yang terdapat di alam dan yang tampak nyata. Sebagai unsur seni, bentuk hadir sebagai manifestasi fisik dari objek yang dijiwai yang disebut juga sebagai sosok (dalam bahasa Inggris disebut form).
1. Naturalis Naturalis adalah untuk ornamen yang berusaha mendekati atau mengikuti bentuk-bentuk secara alami tanpa melalui suatu gubahan, bentuk-bentuk alami yang dimaksud berupa binatang, tumbuhan, manusia dan benda-benda alam Mikke Susanto (2012: 107).
2. Statis Statis artinya diam, tenang, tidak bergerak. Suatu ornamen yang menggunakan komposisi statis berarti iramanya memiliki kesan diam, tenang tidak bergerak. Ornamen yang suasananya statis memakai komposisi simetris, sehingga dapat menggambarkan sifat-sifat ketenangan dan keseimbangan yang mantap Mikke Susanto (2012: 107).
3. Distorsi Distrorsi merupakan perubahan bentuk, penyimpangan, keadaan yang di belokkan, dalam fotografi disebut penipuan. Distorsi dibutuhkan dalam berkarya
13
seni karena merupakan salah satu caea untuk mencoba menggali kemungkinan lain pada suatu bentuk/figur, Mikke Susanto (2012: 107). Distorsi adalah penggambaran bentuk yang menekankan pada pencapaian karakter, dengan cara menyangatkan wujud-wujud tertentu pada benda atau objek yang digambar.
4. Dinamis Dinamis artinya gerak, goyah, dan hidup, menunjukan sesuatu yang bergerak. Gerak dapat berwujudkan gerak nyata dan dapat pula berwujud maya. Seniman mewujudkan gerak melalui karya yang diam. Diam kelincahan menyusun garis, bidang, warna, dan lainnya dapat menggambarkan keseimbangan yang goyah. Dalam menggambar gerak selalu berusaha menghilangkan sifat-sifat dan komposisi simetris, sehingga dapat menggambarkan suasana yang dinamis.
5. Dekoratif Dekoratif berasal dari bahasa Inggris derorate yang artinya hiasan. Dekoratif adalah kata sifat maka berati pula menghias atau sesuatu yang dijadikan hiasan. Dekoratif erat hubungannya dengan ruang, baik tertutup maupun terbuka. Desain dekoratif merupakan pola rancangan yang memperhitungkan segi-segi keindahan penampilan benda pakai ( Atisah Sipahelut, 1991: 4). Dekoratif adalah berupa gambar hiasan yang dalam perwujudannya tampak rata, tidak ada kesan ruang jarak jauh dekat atau gelap terang tidak terlalu ditonjolkan. Untuk memperoleh objek gambar dekoratif, perlu dilakukan deformasi atau penstiliran alami. Bentuk- bentuk objek di alam disederhanakan
14
dan digayakan tanpa meninggalkan bentuk aslinya. Misalnya bunga, hewan, tumbuhan yang digayakan. Kesan tentang bunga, hewan, tumbuhan harus masih ada pada motif itu, dan masih banyak motif-motif hias lain.
6. Stilasi Murtihadi dalam buku Dasar-Dasar Desain
(1992: 54), mengatakan
bentuk stilasi ialah hasil gubahan dari bentuk alami sehingga tinggal sarinya (esensinya) saja, yang menjadi bentuk baru yang kadang-kadang hampir kehilangan ciri-ciri alaminya sama sekali. Ragam hias tradisional adalah ragam hias yang terdapat motif sulur-suluran, motif ini merupakan hasil slilasi dari unsur alam yang berupa relung-relung tanaman seperti pakis atau paku-pakuan. Stiliran sering diartikan penggayaan. Penggayaan suatu motif dalam ornamen artinya juga menggubah bentuk. Tetapi yang dimaksud dengan stiliran dalam ornamen adalah menggubah bentuk hingga menjadi luwes, umumnya menggunakan garis-garis lengkung hasil gubahan dari kehidupan yang ada pada alam ditransfer diatas kertas sebagai manifestasi ideal yang di ekspresikan dengan media titik, garis, bidang, warna, dan tekstur dalam bentuk stiliran. Desain stilasi dibuat dengan mengubah atau menyederhanakan bentuk aslinya menjadi bentuk yang mengikuti imajinasi. Meskipun demikian, desain ini tidak menghilangkan bentuk dasar secara keseluruhan (Suhersono, 2006: 51). Penggayaan bentuk atau penggambaran dari bentuk alami menjadi bentuk ornamental disebut stilasi, sedangkan gambarnya disebut gambar stilasi yang dapat diartikan sebagai bangun hias yang menggambarkan sesuatu dan akan disusun pada bidang hias. Bentuk sumber penggambaran disebut motif.
15
Menstilasikan bentuk berarti menggambarkannya dengan ketentuan sebagai berikut : a. Memberikan bentuk yang tegas b. Memiliki kesan datar c. Bentuk oranamental yang indah d. Tidak meninggalkan ciri-ciri yang mendukung karakter motif atau bentuk sumbernya. Ada dua permasalahan yang perlu diperhatikan dalam membuat stilasi, yaitu bangun luar dan isen. Bangun luar sebagai bangun utama atau bentuk luar gambar stilasi, sedangkan isen sebagai kelengkapan dari bentuk keseluruhan dan ciri serta sifat khasnya sekaligus untuk menambah nilai variasi dan daya tarik.
Gambar 2: Contoh Gambar Stilisasi Motif Ikan http://sen1budaya.blogspot.com D. Motif Batik Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 930), kata motif mempunyai arti pola, yaitu pola corak hiasan yang indah pada kain, suatu gagasan yang dominan di dalam suatu karya. Sedangkan corak itu sendiri mempunyai arti
16
suatu gambar baik berupa bunga, hewan, pohon, pada kain batik dan tenun serta benda lain. Motif merupakan desain atau rancangan yang dibuat dari bagian-bagian bentuk, berbagai macam garis yang dipengaruhi dalam bentuk stilasi atau penggayaan, dan memiliki ciri tersendiri. Setiap motif dibuat dengan berbagai bentuk dasar atau berbagai macam garis, misalnya berbagai bentuk segitiga, segi empat, segi lima, garis ikal atau spiral, melingkar, berbelok-belok (Suherso, 2006: 10). Menurut Sewan Susanto (1980: 212) motif batik adalah kerangka gambar yang mewujudkan batik secara keseluruhan. Nama sehelai batik pada umumnya diambil dari motifnya. Motif merupakan keutuhan dari subjek gambar yang menghiasi kain batik tersebut. Biasanya motif batik ini di ulang-ulang untuk memenuhi seluruh bidang kain. Kenneth F. Bates dalam katalog Batik Indonesia, mengungkapkan bahwa yang membentuk motif batik secara fisik adalah unsur spot („„berupa goresan, warna, testur‟‟) line (garis) dan massa (massa atau berupa gambar) dalam sebuah kesatuan. Kemudian motif tersebut diduplikasikan atau di beri variasi dengan perulangan untuk membentuk pola atau field. Maka yang dimaksud dengan motif batik adalah pangkal atau pokok dari suatu pola batik yang mengalami proses penyusunan dan di tebarkan secara berulang-ulang. Dari proses itu akan di peroleh suatu hasil berupa pola batik yang dapat diterapkan pada suatu benda sehingga menjadi suatu ornamen.
17
1. Arah Motif Batik mempunyai istilah “arah motif”. Arah adalah (1) maksud, (2) condong, (3) tujuan (www.bahasa.cs.ui.ac.id). Tujuan yang dimaksud adalah rangkaian motif-motif yang disusun suatu titik menuju titik yang lain, susunan motif dapat berkelok, lurus, miring atau melingkar membentuk satu lingkaran dan bentuk-bentuk lain sesuai yang diinginkan. Tidak semua motif batik memiliki arah motif, hanya beberapa motif saja yang mempunyai arah seperti motif parang dengan arah miring, atau motif tirta teja dengan arah zig-zag.
2. Pola Pola menurut Guntur (2004: 124) adalah suatu desain yang berdiri dari satu atau lebih motif dimultiplikasikan (dilipat gandakan), dan ditata dalam rangkaian yang teratur. Sebuah motih tunggal adalah suatu unit yang digunakan desainer untuk menyusun suatu pola melalui pengulangan interval atau selingan teratur pada suatu permukaan. Menurut Soedarso (2006: 11) Pola adalah penyebaran garis dan warna suatu bentuk ulang tertentu atau dengan kata lain motif merupakan pangkal pola. Sedangkan menurut Kusimiati (2004: 83) Pola merupakan pengulangan motif yang membentuk susunan indah. a.
Unsur-unsur pola batik Pola batik menurut Sewan Susanto (1990: 212) dapat diuraikan menjadi
unsur-unsur pola yaitu: 1) Motif utama Motif utama suatu ragam hias yang menentukan dari pada suatu motif batik, dan pada umumnya motif itu masing-masing mempunyai arti, sehingga
18
susunan motif-motif itu dalam suatu pola membuat jiwa atau arti pada motif batik itu sendiri. Satu motif batik, dapat mempunyai lebih dari satu motif utama. Seperti dijelaskan Sewan Susanto (1990: 212) “Pada suatu motif batik yang digolongkan motif semen dimana dalam motif tersebut terdapat motif utama berupa meru, pohon, burung, ular, dan api”. 2) Motif pengisi Motif pengisi ialah motif-motif yang berfungsi sebagai pengisi bidang untuk memperindah motif batik secara keseluruhan. Sewan Susanto (1990: 212) berpendapat motif pengisi bentuknya lebih kecil dan lebih sederhana sedangkan yang digambarkan dapat berbagai macam bentuk burung, bentuk binatang, sederhana atau bentuk tumbuhan, seperti kuncup, daun, bunga, ilalang. Satu motif batik dapat hanya satu macam motif pengisi atau bisa juga diisi beberapa macam motif pengisian. Ornamen pengisi adalah hiasan yang ditempatkan pada latar motif sebagai penyeimbang bidang agar motif secara keseluruhan tampak serasi. Ornamen berfungsi sebagai pengisi bidang untuk memperindah motif secara keseluruhan. Ornamen bentuknya lebih kecil dan lebih sederhana daripada ornamen utama. Ornamennya dapat berbagai macam bentuk ragam hias atau bisa juga satu macam ragam hias. 3) Isen-isen Isen-isen berupa titik, garis-garis, gabungan titik dan garis yang berfungsi untuk mengisi motif atau pengisi bidang diantara motif-motif. Sedangkan menurut
19
pendapat Soedewi (2007: 57) isen motif batik adalah gambaran berupa titik dan garis berbentuk tertentu, berfungsi untuk mengisi sebagian variasi motif batik, dan bidang diantaranya motif-motif sehingga membuat motif batik terlihat indah. Menurut pendapat Sewan Susanto (1980: 213) isen-isen adalah ornamen yang berfungsi sebagai pengisi bidang untuk memperindah motif secara keseluruhan. Isen-isen merupakan corak tambahan yang terletak dalam ornamen pengisi. Bentuk isen-isen lebih kecil dan rumit, jumlahnya relative banyak. Macam-macam isen-isen antara lain cecek (cecek pitu, cecek sawut, cecek sawut daun), sisik, melik, herangan, gringsing, sawut, golaran, rambutan, atau rawan, sirapan, dan cacah gori. 4) Motif pinggiran Sewan Susanto (1980: 213) menjelaskan golongan motif pinggiran adalah motif-motif yang khusus di pakai hiasan pinggir kain atau motif untuk batas antara bidang yang berpola dan bidang yang kosong tidak berpola. Tidak semua motif batik memiliki motif pinggiran. Penambahan motif pinggiran dilakukan berdasarkan tujuan pembuatan motif. Motif-motif khusus pada pinggiran kain terdapat pada ujung kain panjang, tepi kain selendang, tepi kain ikat kepala, misalnya terdapat pada tepi blumbangan dari kain selendang dan ikat kepala, sedangkan pada kain panjang terdapat pada batik pesisir. Motif pinggiran terdapat pula pada kain sarung yang berfungsi sebagai hiasan pinggir kain atau sebagai batas antara bidang yang perpola dan tidak berpola.
20
3. Desain Secara etimologis desain berasal dari kata desgno (Itali) yang berarti gambar (Sachari, 2002: 2). Kata ini diberi makna baru dalam bahasa Inggris pada abad ke-17, yang dipergunakan untuk membentuk school of design tahun 1836. Makna baru tersebut dalam praktik kerapkali semakna dengan kata craft, kemudian atas jasa Ruskin dan Marris (dua tokoh gerakan anti Industri di Inggris pada abad ke-19), kata “desain‟‟ diberi bobot sebagai art and craft yaitu paduan antara seni dan ketrampilan. Menurut Murtihadi dalam buku Dasar-Dasar Desain (1982: 19) “desain ialah suatu konsep pemikiran untuk menciptakan sesuatu, melalui perencanaan sampai terwujudnya barang jadi”. Terciptanya sebuah karya seni rupa tidak akan terlepas pula dari unsur/elemen pendukungnya. 4. Ornamen Ornamen berasal dari kata Yunani yaitu dari kata ornare yang berarti hiasan atau perhiasan. Ornamen itu sendiri terdidri berbagai jenis motif dan motifmotif itulah yang digunakan sebagai penghias suatu yang ingin kita hias (Soepratno, 2000: 11). Menurut Guntur (2004: 3) ornamen dijelaskan sebagai hiasan berharga geometrik atau yang lain: ornamen dibuat pada suatu bentuk dasar dari hasil seni kerajinan tangan (perabot, pakaian, dan arsitektur). Gustami (2008: 9) menyatakan secara umum, seni ornamen dapat pula diartikan sebagai “desain” atau “pola” dari pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan, menyusun sebuah ornamen sama halnya menyusun sebuah pola.
21
E. Flora dan Fauna Flora adalah segala tumbuhan yang ada dipermukaan bumi. Bentuk dan namanya bermacam-macam, serta tidak pernah sama bentuk dari satu flora ke flora yang lain. Flora merupakan salah satu objek gambar yang menarik. Baik sebagian maupun keseluruhan bentuk tumbuhan dapat dituangkan menjadi gambar, motif, atau bentuk yang menarik. Objek yang biasa digunakan hampir tidak terbatas, mulai dari pohon secara utuh, ranting, daun-daun, bunga, buah, akar, dari sisi keindahan, keunikan, kelangkaannya dan sebagainya. Sebagaimana halnya objek tumbuhan, orang juga sering menggunakan hewan (fauna) sebagai objek gambar. Banyak ragam hewan yang dapat diangkat sebagai motif batik, mulai dari hewan peliharaan, hewan ternak, unggas, binatang liar, perilaku binatang, pertarungan binatang buas, dan sebagainya. Tidak jarang objek-objek motif batik tersebut dijadikan simbol bagi kelompok orang atau suku tertentu.
F. Menggambar Menggambar merupakan induk dari segala ilmu seni rupa, baik seni rupa murni maupun seni rupa terapan. Menggambar adalah sebuah proses kreasi yang harus dilakukan secara intensif dan terus menerus. Apriyatno (2004: 1) berpendapat, menggambar merupakan wujud pengeksplorasian teknis dan gaya penggalian gagasan dan pemahaman untuk menggembangkan gagasan, bahkan bisa menjadi sebuah ekspresi dan aktualisasi diri. Menggambar biasanya digunakan untuk mengungkapkan suatu ide.
22
Pada intinya, menggambar adalah perpaduan keterampilan, kepekaan rasa, kreativitas, ide, pengetahuan, dan wawasan. Menggambar termasuk dalam cabang seni rupa dua dimensional. Menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI (2004: 4) menggambar harus memperhatikan unsur-unsur seni rupa dua dimensional yaitu titik, garis, warna, dan bidang. Titik dan garis sangat mempengaruhi bidang dan memiliki sifat keindahan sendiri. Garis dapat berupa bersitan kecil tajam, berombak lemah gemulai, zig-zag yang beringas, perspektif yang berkesan tak kunjung habis, dan lengkung-lengkung gotik yang anggun. Garis dapat mengungkapkan ekspresi tertentu temasuk keindahan. Penggunaan garis secara proporsional akan menghasilkan sensansi yang luar biasa, sehingga sangat menentukan karakter gambar. Warna merupakan unsur atau elemen seni rupa yang sangat dominan, karena lebih cepat tertangkap oleh mata. Warna mewakili keindahan dan dapat dijadikan sebagai simbol serta dapat menampilkan ekspresi dan sifat-sifat seseorang. Ada tiga dimensi warna yang perlu diketahui yaitu hue (panas-dinginnya warna), value (gelap-terang), dan intensity (cerahsuramnya warna). Bidang dapat diartikan sebagai space atau ruang yang sangat diperlukan dalam mengatur komposisi dan keseimbangan untuk menghasilkan gambar yang baik. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menggambar motif batik harus memerhatikan unsur-unsur seni rupa yang meliputi titik, garis, warna, dan bidang untuk menghasilakan gambar motif batik yang indah, unik, dan kreatif.
23
G. Menggambar Motif Batik Menggambar motif batik merupakan kemampuan menciptakan motif yang baru dan orisinil, artinya dalam pemahaman menggembangkan sumber ide yang dimiliki peserta didik untuk menghasilkan motif batik baru (indah, kreatif, unik). Menggambar motif batik, spesifikasi dapat dilihat dalam variasi ide, penggunaan media dan kemampuan anak dalam mengekspresikan unsur-unsur seni rupa yaitu warna, garis, bidang, dan tekstur ke dalam bentuk motif batik serta penggunaan media. Menggambar motif batik dapat merangsang pemahaman peserta didik dalam mengembangkan motif batik dari mendeformasi bentuk realis flora dan fauna menjadi motif batik. H. Kerangka Berpikir Ketrampilan dalam menggambar motif batik di SMP Negeri 1 Turi belum mencapai hasil yang diharapkan. Proses belajar masih banyak mengalami kendala, diantaranya siswa merasa bosan atau jenuh, bahkan masih banyak siswa merasa kurang paham dalam materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Akibatnya siswa tidak bersemangat ketika mengikuti kegiatan membatik. Penggunaan teknik deformasi diyakini dapat mengatasi permasalahan tersebut. Pembelajaran menggambar motif batik dengan teknik deformasi dapat memberikan pemahaman kepada siswa untuk menggembangkan motif batik menjadi lebih kreatif, inovatis dan menarik. Fungsi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran harus digunakan untuk menarik perhatian siswa. Sehingga proses pembelajaran akan berhasil dengan baik dan mendapat prestasi belajar yang baik pula.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat (Moleong, 2005: 6). Penelitian deskriptif yang dilakukan ini bertujuan untuk menggambar secara sistematis fakta dan karakteristik subjek yang diteliti secara tepat. Data dalam penelitian ini berupa uraian atau keterangan yang diperoleh dari guru, atau dokumentasi lainnya untuk menghasilkan data deskriptif berupa gambar, atau objek asli. Peneliti
mendeskripsikan
kondisi
yang
terjadi
mengenai
proses
pembelajaran yang berlangsung didalam kelas, guna memperoleh informasi mengenai pembelajaran menggambar motif batik untuk usaha mengetahui pemahaman pengembangan menggambar motif batik melalui teknik deformasi flora dan fauna pada kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi. Penelitian ini berdasarkan pada pemahaman yang terkandung dalam objek-objek hasil gambar melalui teknik deformasi flora dan fauna dalam motif batik, oleh karena itu peneliti berusaha mengadakan pendekatan tentang pemahaman pengembangan melalui teknik deformasi flora dan fauna dalam motif batik sebagai fenomena yang diteliti dan selanjutnya di bahas dan kemudian dideskripsikan.
24
25
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di SMPN 1 Turi, Sleman, Yogyakarta. Beralamat Turi, Donokerto, Turi, Sleman, Yogyakarta. Waktu penelitian dilaksanakan selama 4 bulan yaitu dimulai pada bulan Desember 2014 sampai dengan Maret tahun 2015.
C. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIC SMPN 1 Turi. Pemilihan subjek penelitian dengan cara memilih salah satu kelas berdasarkan kemampuan dan kesiapan siswa, karena pada kelas yang terseleksi telah terlebih dahulu diajarkan tentang batik. Sementara objek penelitian adalah pemahaman pengembangan menggambar motif batik dengan menggunakan teknik deformasi pada pelajaran Seni Budaya di kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi.
D. Data dan Sumber Data Data penelitian ini adalah hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran dan hasil pembelajaran menggambar motif batik melalui teknik deformasi flora dan fauna pada kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi. Sumber data berupa hasil gambar siswa berjumlah 32 karya dari dipilih 12 karya sesuai dengan kriteria pada pembelajaran menggambar motif batik. Penelitian ini diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi, dan orang-orang yang berhubungan dengan subjek penelitian secara langsung. Sehingga dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi subjek penelitian.
26
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara memperoleh data dari sumbersumber data yang ditentukan. Hal ini peneliti harus menentukan metode-metode yang dapat untuk memperoleh data tersebut. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1.
Observasi Observasi dilakukan untuk memperoleh data yang berkenan dengan
pemahaman menggambar motif batik melalui teknik deformasi flora dan fauna yang ditempuh dengan cara mengamati objek penelitian dan juga aktivitas siswa pada saat pembelajaran menggambar motif batik, aktivitas guru saat menggajar, dan perangkat pembelajaran. Observasi ini ditujukan untuk mendapatkan data sebanyak mungkin tentang usaha peningkatan pemahaman menggambar dengan teknik doformasi flora dan fauna dalam motif batik pada pembelajaran menggambar motif batik di kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi. Pelaksanaan observasi dilaksanakn pada tanggal 3 Desember 2014. Sasaran pengamatan yaitu aktivitas para siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi . 2.
Wawancara Pedoman wawancara dalam penelitian dimaksudkan sebagai alat
pengumpul data yang berisi catatan-catatan pertanyaan secara garis besar tentang proses pembelajaran menggambar motif batik di kelas VIIIC SMPN 1 Turi. Data yang diambil dalam wawancara tersebut meliputi profil guru sekolah, tujuan pembelajaran, strategi pembelajaran, dan evaluasi dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan. Tujuannya untuk mendapatkan data yang bersifat deskriptif kualitatif, yaitu berupa informasi lisan dan responden. Data deskriptif bermanfaat
27
dalam mengidentifikasikan permasalahan yang sedang dihadapi saat pembelajaran menggambar motif batik di kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi. Wawancara dilakukan dengan kelapa sekolah, guru kelas, dan siswa. Berikut adalah tabel wawancara:
Tabel 1: Pedoman Wawancara dengan Guru No. Aspek Pertanyaan 1. Profil Guru 2.
Pelaksanaan Pembelajaran
3.
Strategi Pembelajaran
4.
Evaluasi
Pertanyaan - Kurukulum - Pendekatan dalam pembelajaran - Metode - Alokasi Waktu - Materi atau Teknik Pembelajaran - Partisipasi dan Apresiasi Siswa - Kendala dalam pembelajaran - Media - Kreteria dalam Penilaan - Alat dan Penilaan
Tabel 2: Pedoman Wawancara dengan Siswa No. Aspek Pertanyaan 1. Profil Siswa 2. Pelaksanaan Pembelajaran menggambar motif batik kreasi melalui teknik deformasi
3.
Pertanyaan - Motif yang disukai - Alasan mengambil judul - Kendala - Objek yang di buat
Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk mencari data atau foto yang berkaitan
dengan fokus permasalahan. Pencarian dokumentasi dibatasi pada sumber data tertulis yang dikeluarkan oleh instansi berupa buku. Penulisan yang berkaitan
28
dengan penelitian dipakai sebagai sumber keterangan untuk melengkapi data lainnya serta menambah keakuratan data yang diperoleh selama penelitian. Adapun dokumentasi yang digunakan antara lain: 1. Kurikulum (pedoman khusus pengembangan silabus dan sistem penilaian berbasis kompetensi). 2. Dokumentasi foto aktivitas kegiatan pembelajaran siswa. 3. Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. 4. Dokumentasi hasil karya siswa. 5. Profil Sekolah. F. Instrumen Instrumen yang dimaksud adalah alat yang digunakan untuk mencari data relevan dengan ciri dan unsur dalam yang relevan dengan masalah sedang dikaji, yaitu pemahaman pengembangan menggambar batik melalui teknik deformasi flora dan fauna pada pembelajaran seni rupa. Penelitian deskriptif kualitatif menggunakan penelitian sebagai instrumen, maksudnya peneliti sebagai alat pokok. Peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian, mencari data, wawancara dengan narasumber atau ahli yang berkompeten. Berikut adalah kegiatan dalam instrumen penelitian.
29
Tabel 3: Instrumen Penelitian
No.
Aspek Penelitian
Pengumpulan Data D W O
1.
Pelaksanaan Pembelajaran
2.
Aktivitas siswa dalam belajar
3.
Profil Kepala Sekolah
4.
Profil Guru
5.
Kurikulum
6.
Silabus dan RPP
7.
Profil Sekolah
8. Hasil Karya siswa G. Teknik Analisis Data
Keterangan D : Dokumentasi W : Wawancara O : Observasi
Penelitian ini menggunakan teknik yang bersifat deskriftif kualitatif, yang bertujuan mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menggambar motif batik dengan teknik deformasi pada kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi. Data yang yang diperoleh, dianalisa, dan dideskripsikan sesuai dengan kenyataan yang ada. Sebelum menganalisis data penelitian, peneliti melakukan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Seleksi Peneliti memilih data yang sudah terkumpul berupa hasil gambaran siswa sesuai dengan inferesial datanya. Berdasarkan penelitian ini data yang diambil berupa gambar siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi, data awal berjumlah 32 karya lalu diseleksi menjadi 12 karya yang dipilih sesuai dengan pembelajaran menggunakan teknik deformasi flora dan fauna dalam motif batik.
30
2. Klasifikasi Klasifikasi data yang dipakai berupa teks yang bersifat naratif, yaitu dengan mendeskripsikan 12 karya satu persatu lalu diinterpretasikan dan diuraikan sesuai dengan tinjauan tentang penelitian. 3. Verifikasi Setelah terkumpul 12 karya kemudian data ditinjau kembali dengan mengkaji ulang data serta mencocokan kebenaran dan keabsahan data, untuk mempertanggungjabkan keabsahan dan validitas data, peneliti melakukan pemeriksan dan melakukan wawancara terhadap siswa, dan guru. 4. Kesimpulan Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan analisis yang dikhususkan pada penafsiran data yang disajikan, dari data yang diuraikan kemudian ditarik kesimpulan sesuai yang diharapkan berkaitan dengan pemahaman mengembangan motif batik melalui teknik deformasi menggambar motif batik dalam pembelajaran seni budaya pada kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi. H. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data yang valid. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan metode partisipasi aktif, triangulasi data untuk membandingkan dan pengecekan kembali hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang diperoleh. Triagulasi partisipasi aktif dilakukan langsung pada guru kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi yaitu Bapak Riyanto dan Bapak Teguh Wijaya.
31
I. Analisis Data Triangulasi data dipakai karena data yang dikumpulkan dalam penelitian berasal dari tiap sumber, yaitu: penelitian, data, dan ahli. Data tiga sumber dipusatkan pada fenomena penelitian berupa usaha peningkatan pemahaman pengembangan menggambar motif batik dengan teknik deformasi flora dan fauna dalam motif batik pada pelajaran membatik di kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi. Aspek penting dari pendiskripsian ini adalah pemahaman pengembangan menggambar batik dan kaneragaman bentuk. Validitas dan triangulasi data terletak pada akuratnya data serta informasi yang diperoleh, kemudian dikonfirmasikan dengan para ahli pada bidang yang difokuskan. Berikut adalah skema teknik analisis data menurut model Michel Huberman (1992: 20) :
32
Skema Proses dan Analisis Data Menggunakan Model Michel Huberman.
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3.
Sumber Data : Dokumentasi Observasi Wawancara Triagulasi : Sumber, teknik, dan waktu
Seleksi Data Mengamati : Mengamati kondisi siswa pada saat pembelajaran menggambar motif batik. Identifikasi : Mengidentifikasikan hasil gambar. Klasifikasi : Mengklasifikasikan menjadi 12 karya sesuai dengan kriteria untuk diteliti. Klasifikasi Data :
Beberapa teks naratif dengan mendeskripsikan 12 karya satu persatu lalu diinterpretasikan dan uraikan sesuai dengan tinjauan tentang nilai pemahaman dan pengembangan dalam objek-objek gambar siswa. Penyimpulan Data: Diambil kesimpulan yang berkaitan dengan nilai kreativitas dan pemahaman dalam objek gambar siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi. Temuan Penelitian : Pemahaman pengembangan menggambar motif batik melalui teknik deformasi pada pembelajaran menggambar motif batik di kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi.
Gambar 3: Proses dan Analisis Data Menggunakan Model Michel Huberman Skema Triangulasi Data
33
Pengumpulan Data
32 karya siswa
Data Tertulis (deskriptif)
12 karya diseleksi sesuai dengan kriteria
Validitas
Data Relevan yang sudah divalidasikan
Peniliti
Narasumber (Guru matpel) untuk verivikasi Data Gambar 4: Skema Triangunal Data
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Pembelajaran Menggambar Menggunakan Teknik Deformasi.
Motif
Batik
Sebelum
Riyanto, guru pengampu mata pelajaran seni budaya dan ketrampilan mengatakan bahwa kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran Seni Budaya adalah K13. Pembelajaran seni budaya dapat memberdayakan sekolah dalam pengembangan kompetensi yang akan disampaikan pada peserta didik sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah (wawancara dengan Bapak Riyanto guru kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi pada 16 Desember 2014). Pelaksanaan pembelajaran seni budaya di SMP Negeri 1 Turi telah sesuai dengan jadwal yang ditetapkan berdasarkan kurikulum. Ketika memulai pelajaran, guru mengawali dengan doa dan apersepsi agar siswa lebih siap dalam menerima materi. Setelah siswa siap guru mulai menjelaskan materi pelajaran dan dilanjutkan dengan materi praktik. Materi atau bahan ajar diberikan oleh guru dari LKS dan disesuaikan dengan kurikulum. Guru diberikan kebebasan dalam menentukan materi berdasarkan standar kompetensi dalam kompetisi inti yang telah ditetapkan. Akhir pembelajaran guru membuat kesimpulan dari materi yang telah disampaikan dengan menggumpulkan hasil karya siswa. Apabila kelas ramai, guru dibantu ketua kelas mengatasi keramaian siswa. Berdasarkan hasil observasi, pada saat guru mengajar menggunakan metode ceramah yang kurang inovatif dengan menggunakan media sederhana berupa pemberian contoh gambar motif batik yang digambar pada papan tulis. Guru memunculkan ketrampilan
34
35
secara langsung. Terbukti dengan tidak memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan berpendapat tentang bentuk motif batik. Pembelajaran menggambar motif batik di domikasi oleh guru, belum ada keterlibatan siswa. Hal ini mengakibatkan siswa kurang berminat dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menggambar motif batik. Siswa tidak memperhatikan dan mendengarkan saat guru menerangkan materi, terbukti dengan banyaknya siswa yang asik ngobrol dengan teman sebangku, dan beberapa siswa yang duduk di bangku paling belakang mengganggu teman di depannya (dapat dilihat pada gambar 4 di bawah ini).
Gambar 5 : Kondisi Awal KBM Menggambar Motif Batik Doc.Zuliva Dwi Azizah (11 Februari 2015)
Bedasarkan diterapkannya
hasil
teknik
observasi
deformasi
pembelajaran
dalam
seni
menggambar
budaya motif
sebelum
batik
pada
pembelajaran seni budaya diperoleh gambaran seperti di bawah ini: 1. Pembelajaran Seni Budaya, sumber pembelajaran hanya mengandalkan buku panduan seperti LKS. 2. Siswa terlihat pasif pada saat berlansungnya pembelajaran .
36
3. Proses pembelajaran
cenderung hanya
berpusat
pada
guru dengan
menggunakan peniruan sehingga pemahaman dalam mengembangkan motif batik siswa belum dapat berkembang.
1).
2).
3). Gambar 6: Hasil Gambar motif batik kelas VIIIC pada kondisi awal 1) motif batik siswa yang kurang kreatif, hanya meniru, 2) motif batik siswa yang cukup kreatif tapi masih kurang dalam pengembangan bentuk, 3) motif batik siswa yang cukup kreatif tetapi bidangnya masih kosong Doc. Zuliva Dwi Azizah (11 Februari 2015)
Hasil pengamatan kondisi awal KBM menggambar motif batik sangat dibutuhkan sebagai acuan pada tahap perbaikan sistem pembelajaran. Pada kondisi awal KBM menggambar motif batik telah dilakukan test perbuatan dan menilai hasil karya siswa. Contoh gambar motif batik di atas diambil dari beberapa karya yang mewakili kreatif, kurang kreatif dan yang tidak kreatif untuk dibandingkan berdasarkan tingkat yang dicapai. Gambar pertama merupakan contoh gambar siswa yang nilainya masih kurang, sedangkan gambar kedua merupakan contoh karya yang nilainya sedang, dan gambar ketiga merupakan
37
contoh karya yang nilainya baik. Penilaan didasarkan atas beberapa kriteria yaitu: 1) orisinilitas ide maupun orisinilitas gambar (belum ada sebelumnya, menarik, unik, mengejutkan sesuai interaksi dengan objek gambar); 2) penerapan unsur seni rupa dalam menggambar motif batik yaitu garis, warna, bidang; 3) kerumitan bentuk motif batik; 4) indah: komposisi, garis, warna, bidang, disusun secara harmonis; 5) finishing: kerapian, kebersihan. B. Aktivitas Pembelajaran Menggambar dengan Teknik Deformasi Flora dan Fauna dalam Menggambar Motif Batik pada Kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi. 1.
Kondisi Siswa Kondisi siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi saat mengikuti pelajaran
menggambar motif batik terlihat antusias dan senang. Saat menggambar sebagian siswa masih berbicara dengan teman sebangkunya, berjalan sambil bercanda dengan temannya yang lain. Kondisi siswa pada saat pembelajaran berlangsung tampak lelah karena jam pelajaran menggambar dilaksanakan setelah jam istirahat, sehingga sebagian siswa terutama siswa laki–laki kelelahan setelah bermain bola saat istirahat. 2. Pengelolahan kelas Pengelolahan kelas saat pembelajaran menggambar motif batik dengan teknik deformasi flora dan fauna dibagi menjadi 3 tahap, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan pendahuluan siswa diberi apersepsi, motivasi ke arah tujuan dan belajar. Setelah tahap pendahuluan ini siswa lebih siap dalam pembelajaran. Kegiatan inti yang dilakukan, pertama menjelaskan tentang motif batik dan deformasi. Kedua, siswa diharapkan
38
memperhatikan penjelasan guru mengenai langkah–langkah menggambar deformasi flora dan fauna dalam motif batik sesuai dengan kata kunci. Ketiga, guru memberikan gambaran atau contoh, selanjutnya siswa secara individu praktik menggambar motif flora fauna dengan teknik deformasi sesuai dengan imajinasi dan kreativitas siswa. Keempat, guru membimbing, mengarahkan, dan menjelaskan kembali pada siswa yang kesulitan dalam pembelajaran menggambar motif batik. Ada beberapa anak yang mengalami kesulitan dan mudah menyerah dalam mengerjakan tugas menggambar, sehingga perlu di arahkan serta diberikan motivasi pemahaman tentang apa yang menjadi objek dan topik untuk dikembangkan sesuai dengan imajinasi dan kreativitas. Pada kegiatan akhir guru bersama siswa membahas serta mengevaluasi hasil gambar deformasi flora dan fauna yang dibuat oleh siswa.
Gambar 7: Kondisi KBM Menggambar Motif Batik dengan Teknik Deformasi (Pendampingan KBM oleh Peneliti) Doc. Zuliva Dwi Azizah, (23 Februari 2015)
39
a)
Materi Pembelajaran Menggambar Motif Batik Materi yang diberikan pada kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi berdasarkan
kurikulum 2013. Penelitian berlangsung pada tanggal 23 Februari 2015, waktu pelaksanaan 2x45 menit pada jam ke 7-8 yaitu pukul 11.30-12.50 WIB. Berikut adalah materi pembelajaran menggambar motif batik dengan mendeformasi flora dan fauna : di awali dengan pembukaan, dan presentasi kemudian dilanjutkan dengan pretest guru mengingatkan kembali materi yang lalu dengan cara menanyakan tentang motif batik (bagian dan pola motif batik). Apresiasi yaitu menghubungkan konsep awal, menggungkapkan pertanyaan-pertanyaan dari materi menggambar motif batik yaitu tentang unsur-unsur seni rupa (titik, garis, warna, bidang) dengan media pembelajaran berupa video flora dan fauna dan gambar motif batik. Guru menunjukkan video dan gambar motif batik pada siswa sebagai contoh sumber ide dalam proses kreasi menggambar motif batik. Guru memberi pertanyaan lisan dan kesempatan bertanya, berpendapat, kepada siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. Kelas dibagi 8 kelompok kecil, setiap kelompok terdiri dari 4 anak. Pembagian kelompok berdasarkan tempat duduk siswa yaitu dengan cara siswa yang duduk pada barisan ke-1 ke-3 memutar dari depan ke tempat duduk yang belakang sehingga membentuk kelompok dengan tujuan agar dalam KBM menggambar motif batik ada interaksi antar siswa dan pengelolahan kelas tidak membosankan. Siswa di ajak keluar kelas selama 15 menit, tujuannya yaitu setiap kelompok yang sudah dibagi harus mengamati flora dan fauna yang ada dilingkungan sekolah. Setelah mengamati objek yang ada di luar kelas siswa diajak kembali dalam kelas untuk membahas hasil objek apa saja
40
yang telah mereka dapatkan. Kemudian kelompok berdiskusi tentang bagian motif batik, pola motif batik, unsur-unsur senirupa yang terdapat pada gambar yang telah mereka pilih sebagai sumber ide pembuatan motif batik (sesuai dengan gambar yang di pilih oleh siswa) sebagai sumber ide dalam menggambar motif batik dengan tujuan agar siswa mengembangkan sumber ide dalam menggambar motif batik lebih fariatif dan kreatif. Masing-masing siswa berimajinasi mengungkapkan beberapa bentuk motif batik yang diinginkan dengan tujuan untuk
merangsang
siswa
menemukan
ide
dan
pemahaman
untuk
menggembangkan motik batik, dan dilanjutkan dengan menggambar sketsa motif batik sesuai dengan imajinasinya.
Gambar 8: Proses Kegiatan Siswa Diskusi dan Kegiatan Berimajinasi Kelompok 5 Sumber Ide Ayam Jago dan Bunga
41
C. Seleksi Karya dan Pengelompokan Hasil Karya Siswa Kelas VIIIC SMP Nereri 1 Turi Berdasarkan Bentuk dan Warna. Tabel 4: Seleksi Hasil Karya Siswa Klasifikasi karya No.
Karya
1.
Tema : “ Motif Burung Merpati” Karya :Agung Presetyo
2.
Tema : “Motif Wortel” Karya : Anggraini Novita Sari
Bentuk
Warna
a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar merupakan modifikasi dari motif yang sudah ada. c. Terjadi pengembangan bentuk pada motif fauna.
a. Warna teridentifikasi b. Simbol warna berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri) c. Pengembangan warna terjadi pada motif burung. d. Keselarasan warna pada masing-masing motif.
a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri. c. Terjadi pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. Terjadi keluwesan bentuk.Tercipta bentuk baru, yaitu motif wortel dan ulat.
a. Warna teridentifikasi. b. Simbol warna berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Warna yang ditampilkan berdasarkan imajinasi sendiri. d. Keselarasan warna pada masing-masing motif.
42
Klasifikasi karya No.
Karya
3.
Tema : “Motif Capung” Karya : Annurul Rochmah
Bentuk
Warna
a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri. c. Terjadi pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. Terjadi keluwesan bentuk. e. Komposisi bentuk yang selaras. f. Tercipta bentuk baru, yaitu bunga, capung, kumbang dan kaper.
a. Warna teridentifikasi. b. Simbol warna berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Warna yang ditampilkan berdasarkan imajinasi sendiri. d. Keselarasan warna, yaitu adanya gradasi pada semua motif. e. Pengembangan warna terjadi pada semua motif.
a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar merupakan modifikasi dari motif yang sudah ada. c. Terjadi pengembangan bentuk pada motif burung garuda dan bunga.
a. Warna teridentifikasi b. Simbol warna berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Pengembangan warna terjadi pada motif burung dan bunga. d. Keselarasan warna, adanya gradisi warna pada latar belakang motif.
4.
Tema : “Motif Garuda” Karya : Alif Nafiantoro
43
Klasifikasi karya No.
Karya
5.
Bentuk
Warna
a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar merupakan modifikasi dari motif yang sudah ada. c. Terjadi pengembangan bentuk pada motif singa.
a. Warna teridentifikasi. b. Simbol warna berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Pengembangan warna terjadi pada motif singa. d. Keselarasan warna pada masing-masing motif.
a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri. c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Komposisi bentuk yang selaras. f. Tercipta bentuk baru, yaitu motif kepiting, lopter, siput.
a. Warna teridentifikasi. b. Simbol warna berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Warna yang ditampilkan berdasarkan imajinasi. d. Keselarasan warna, yaitu adanya gradasi pada masingmasing motif. e. Pengembangan warna terjadi pada semua motif.
Tema : :Motif Singa” Karya : Anton Wijaya
6.
Tema : “Motif Biota Laut” Karya : Axcel Haikel
44
Klasifikasi karya No.
Karya Bentuk
Warna
a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri. c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk e. Tercipta bentuk baru, yaitu daun, dan burung.
a. Warna teridentifikasi. b. Simbol warna berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Warna yang ditampilkan berdasarkan imajinasi sendiri. d. Keselarasan warna, yaitu adanya gradasi pada setiap motif.
a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri. c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk baru, yaitu daun, dan bunga.
a. Warna teridentifikasi. b. Simbol warna berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Warna yang ditampilkan berdasarkan imajinasi sendiri. d. Keselarasan warna, yaitu adanya gradasi pada masingmasing motif.
7.
Tema : “Motif Burung Bertelur” Karya : Bayu Wardani
8.
Tema : “Motif Bunga Gantung” Karya : Bunga Ratih Retna N.
45
Klasifikasi karya No.
Karya Bentuk
Warna
a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri. c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk baru, yaitu daun, dan bunga.
a. Warna teridentifikasi. b. Simbol warna berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Warna yang ditampilkan berdasarkan imajinasi sendiri. d. Keselarasan warna, yaitu adanya gradasi pada masingmasing motif.
a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri. c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk baru, yaitu burung dan bunga.
a. Warna teridentifikasi. b. Simbol warna berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Warna yang ditampilkan berdasarkan imajinasi sendiri. d. Keselarasan warna, yaitu adanya gradasi pada masingmasing motif. e. Pengembangan warna terjadi pada semua motif.
9.
Tema :“Motif Bunga Pukul Empat” Karya : Carissa Dila Amanda
10.
Tema : “Motif Batik Bebek” Karya : Difa Argayasa A.
46
Klasifikasi karya No.
Karya Bentuk
Warna
a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri. c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk baru, yaitu flora dan fauna.
a. Warna teridentifikasi b. Simbol warna berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Pengembangan warna terjadi pada motif burung. d. Keselarasan warna pada semua motif.
11.
Tema : “Motif Angsa” Karya : Deva Wisni Ardiyanto
12. a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri. c. Pengembangan bentuk pada motif Tema :“ Motif Batik Anak Ayam” flora dan fauna. Karya : Fahri Resa Mahardika d. keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk baru, yaitu daun, dan bunga.
a. Warna teridentifikasi b. Simbol warna berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Pengembangan warna terjadi pada motif burung. d. Keselarasan warna pada masing-masing motif.
47
Klasifikasi karya No.
Karya Bentuk
Warna
13
Tema : “Motif Burung Beo” Karya : Fahrur Firmansyah
a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri. c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk baru, yaitu flora dan fauna
a. Warna teridentifikasi. b. Simbol warna berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Warna yang ditampilkan berdasarkan imajinasi sendiri. d. Keselarasan warna, yaitu adanya gradasi pada masingmasing motif. e. Pengembangan warna terjadi pada semua motif.
a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang dibuat merupakan hasil dari imajinasi sendiri. c. Pengembangan bentuk pada semua motif . d. keluwesan bentuk. e. Komposisi bentuk selaras. f. Tercipta bentuk baru, yaitu flora dan fauna.
a. Warna teridentifikasi. b. Simbol warna berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Warna yang ditampilkan berdasarkan imajinasi sendiri. d. Keselarasan warna, yaitu adanya gradasi pada masingmasing motif. e. Pengembangan warna terjadi pada semua motif.
14.
Tema : “Motif Burung Glatik” Karya : Kristiawan
48
Klasifikasi karya No.
Karya Bentuk
Warna
a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri. c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk baru, yaitu flora dan fauna.
a. Warna teridentifikasi. b. Simbol warna berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Warna yang ditampilkan berdasarkan imajinasi sendiri. d. Keselarasan warna, yaitu adanya gradasi pada semua motif.
a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar merupakan modifikasi dari motif yang sudah ada. c. Terjadi pengembangan bentuk pada motif fauna.
a. Warna teridentifikasi b. Simbol warna berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Pengembangan warna terjadi pada motif burung. d. Keselarasan warna pada masing-masing motif.
15.
Tema : “Motif Merpati” Karya : Luthfiana Sekar F.
16.
Tema : “Motif Burung Merak” Karya : Lefti Fitri Damayanti
49
Klasifikasi karya No.
Karya Bentuk
Warna
a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar merupakan modifikasi dari motif yang sudah ada. c. Terjadi pengembangan bentuk pada motif fauna.
a. Warna teridentifikasi b. Simbol warna berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Pengembangan warna terjadi pada motif burung. d. Keselarasan warna pada masing-masing motif.
a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri. c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk baru, yaitu flora dan fauna.
a. Warna teridentifikasi. b. Simbol warna berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Warna yang ditampilkan berdasarkan imajinasi sendiri. d. Keselarasan warna, yaitu adanya gradasi pada masingmasing motif. e. Pengembangan warna terjadi pada semua motif.
17.
Tema : “Motif Burung Perkutut” Karya : Mistahul Anjar Sari
18.
Tema : :Motif Burung Merpati” Karya : Mumammad Raditya
50
Klasifikasi karya No.
Karya Bentuk
Warna
a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri. c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. Komposisi bentuk yang seimbang. e. Tercipta bentuk baru, yaitu flora dan fauna.
a. Warna teridentifikasi b. Simbol warna berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Pengembangan warna terjadi pada motif burung. d. Keselarasan warna pada masing-masing motif.
a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri. c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. Keluwesan bentuk. Tema : ‘’Motif Kupu-kupu” Karya : Noerlita Choiru Rochman e. Tercipta bentuk baru, yaitu flora dan fauna.
a. Warna teridentifikasi. b. Simbol warna berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Warna yang ditampilkan berdasarkan imajinasi sendiri. d. Keselarasan warna, yaitu adanya gradasi pada masingmasing motif. e. Pengembangan warna terjadi pada semua motif.
19.
Tema : “Motif Bunga Melati” Karya : Nanda Khairina S.
20.
51
Klasifikasi karya No.
Karya Bentuk
Warna
a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri. c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk baru, yaitu flora dan fauna.
a. Warna teridentifikasi b. Simbol warna berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Pengembangan warna terjadi pada motif burung. d. Keselarasan warna pada masing-masing motif.
a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri. c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. Keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk baru, yaitu ayam jago.
a. Warna teridentifikasi. b. Simbol warna berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Warna yang ditampilkan berdasarkan imajinasi sendiri. d. Keselarasan warna, yaitu adanya gradasi pada semua motif. e. Pengembangan warna terjadi pada semua motif.
21.
Tema : “Motif Batik Kalibri” Karya : Novarinda Nurul Azizah
22.
Tema : “Motif Ayam Jago” Karya : Oktaviani Tara F. Z
52
Klasifikasi karya No.
Karya Bentuk
Warna
a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri. c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. Keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk baru, yaitu flora dan fauna.
a. Warna teridentifikasi. b. Simbol warna berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Warna yang ditampilkan berdasarkan imajinasi sendiri. d. Keselarasan warna. e. Pengembangan warna terjadi pada semua motif.
a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri. c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk baru, yaitu flora dan fauna.
a. Warna teridentifikasi. b. Simbol warna berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Warna yang dibuat berdasarkan imajinasi sendiri. d. Keselarasan warna, adanya gradasi pada semua motif. e. Pengembangan warna di semua motif.
23.
Tema : ‘’Motif Kaki Seribu” Karya :Pramudya Hanung H.
24.
Tema : “ Motif Ayam Jantan” Karya : Rafli Rahmad Yanuar
53
Klasifikasi karya No.
Karya Bentuk
Warna
a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri. c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk baru, yaitu flora dan fauna.
a. Warna teridentifikasi. b. Simbol warna berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Warna yang dibuat berdasarkan imajinasi sendiri. d. Keselarasan warna, adanya gradasi pada semua motif. e. Pengembangan warna di semua motif.
a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri. c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk baru, yaitu flora dan fauna.
a. Warna teridentifikasi b. Simbol warna berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Pengembangan warna terjadi pada motif burung. d. Keselarasan warna pada masing-masing motif.
25.
Tema : “Motif Cendrawasih” Karya : Restu Sunnu Aditya
26.
Tema : “Motif Kupu” Karya : Ria Putri Lestari
54
Klasifikasi karya No.
Karya Bentuk
Warna
a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri. c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk baru, yaitu flora dan fauna.
a. Warna teridentifikasi. b. Simbol warna berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Warna yang ditampilkan berdasarkan imajinasi sendiri. d. Keselarasan warna, yaitu adanya gradasi pada masingmasing motif. e. Pengembangan warna terjadi pada semua motif.
a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri. Tema :” Motif Kumbang Kawung” c. Pengembangan bentuk pada motif Karya : Rioyoga Dani Akhmadi flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk baru, yaitu flora dan fauna.
a. Warna teridentifikasi. b. Simbol warna berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Warna yang ditampilkan berdasarkan imajinasi sendiri. d. Keselarasan warna, yaitu adanya gradasi pada masingmasing motif. e. Pengembangan warna terjadi pada semua motif.
27.
Tema : Motif Kupu-kupu Terbang” Karya : RifkaWulandari
28.
55
Klasifikasi karya No.
Karya Bentuk
Warna
a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri. c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Komposisi bentuk yang seimbang. f. Tercipta bentuk baru, yaitu flora dan fauna.
a. Warna teridentifikasi. b. Simbol warna berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Warna yang ditampilkan berdasarkan imajinasi sendiri. d. Keselarasan warna, yaitu adanya gradasi pada motif.
a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri. c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk baru, yaitu flora dan fauna.
a. Warna teridentifikasi. b. Simbol warna berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Warna yang ditampilkan berdasarkan imajinasi sendiri. d. Pengembangan warna terjadi pada semua motif.
29.
Tema : “Motif Bunga Kenanga” Karya : Septian Prasetyo Aji
30.
Tema : “Motif Kupu-Kupu” Karya : Tasia Rizki Nuria
56
Klasifikasi karya No.
Karya Bentuk
Warna
a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar merupakan modifikasi dari motif yang sudah ada. c. Terjadi pengembangan bentuk pada motif fauna.
a. Warna teridentifikasi b. Simbol warna berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Pengembangan warna terjadi pada motif burung. d. Keselarasan warna pada masing-masing motif.
a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri. c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk baru, yaitu flora dan fauna.
a. Warna teridentifikasi. b. Simbol warna berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Pengembangan warna terjadi pada motif ayam. d. Keselarasan warna pada masing-masing motif.
31.
Tema : “Motif Burung Kasuari” Karya : Wening Ratri Swastanti
32.
Tema : “Motif Ayam Jantan” Karya : Wendi Dwi p
Hasil dari penyeleksian karya di atas, diambil 12 karya untuk dideskripsikan. Motif batik yang terpilih akan di deskripikan tentang sumber ide
57
pembuatan motif, struktur pola motif, warna yang ditampilkan dan bentuk-bentuk yang ditampilkan dalam hasil karya motif batik yang dibuat siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi. D. Deskripsi dan Pembahasan Gambar Motif Batik Siswa Kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi
1. Karya 1
Gambar 9: Karya 1 Judul : “Motif Batik Capung” Karya Nurul H., ukuran : 21 X 30 cm (A4), media pastel dan spidol Karya di atas berjudul ‘’Batik Capung’’. Motif batik yang di gambar oleh Nurul ini tergolongkan dalam motif batik modern karena susunan motifnya tidak sama dengan motif batik tradisi yang terdiri dari tiga bagian pada motifnya, yaitu ornamen utama, isen-isen, dan ornamen tambahan. Pada karya motif batik tersebut banyak menggunakan ornamen tambahan sebagai penghias. Warna yang digunakan termasuk warna sekunder yaitu warna merah marun, coklat muda, dan kuning , digoreskan secara bergradasi sehingga warna lebih berpusat ke tengah. Ide dari penciptaan motif batik Capung tersebut berasal dari tumbuhan bunga teratai yang biasanya hidup di air dan disekitarnya biasanya merupakan
58
tempat para hewan seperti capung, kumbang, kaper untuk hidup dan mencari makan. Penggambaran yang ditampilkan begitu detail dan inisiatif. Berikut adalah motif-motif yang dideformasi oleh Nurul pada motif batik yang digambarnya:
Gambar 10: Simbol motif batik yang dideformasi Motif di atas terdapat ritme yaitu berupa pengulangan (repetition) pada garis, bidang, ukuran, corak, arah, pada motif tambahan, sehingga terjadi kesatuan motif yang dinamis (unity) dan dapat disebut sebagai komposisi yang statis. Komposisi pada motif ini terbuka, karena bidang yang terisi motif merupakan bagian yang memberi kesan terus menerus, tesebar, meluas dari ruang komposisi. Karya ini tergolong keseimbangan simetri (symetris balace), karena banyaknya repetisi yang medekati kesamaan dalam motif. Berikut ini adalah simbol motif bentuk dan warna yang ditampilkan oleh Nurul pada motif batik yang digambarnya:
59
a. Simbol motif ornamen bunga teratai dan sulur Motif bunga dan daun teratai yang di deformasi
kuncup bunga teratai yang di deformasi
Motif bunga dan daun sulur yang di deformasi
Gambar 11: Simbol motif deformasi bunga teratai dan sulur dalam karya 1
1) Garis yang dibuat dalam motif bunga daun teratai, sulur telah terkontrol dan arah putarannya tetap mempunyai arah susunan bentuk yang bersifat personal. 2) Bentuk tampak dideformasi, susunan bentuk dari bidang organik dan gometris. Bentuk sudah dapat diidentifikasi sebagai tumbuhan teratai, kucup bunga teratai, bunga teratai, dan bunga suluran. 3) Warna motif bunga ditampilkan dengan warna primer yaitu merah dan kuning, sedangkan warna motif daun di gambarkan dengan warna sekunder yaitu hijau. 4) Motif tumbuhan teratai ditampilkan sebagai motif utama dalam pembuatan motif batik. 5) Tampak menggambarkan habitat kehidupan untuk hewan-hewan kecil seperti capung, kaper, dan kumbang.
60
6) Motif kuncup bunga teratai ditampilkan dengan warna primer yaitu kuning dan merah. 7)
Motif daun dan bunga sulur ditampilkan dengan warna primer kuning dan merah, dan putih.
b. Simbol motif ornamen tambahan capung, kaper, dan kumbang
Capung yang dideformasi
Kaper yang dideformasi
Capung yang dideformasi
Kaper yang dideformasi
Kumbang yang dideformasi Gambar 12: Simbol motif deformasi fauna dalam karya 1 1) Bentuk motif sudah dideformasi. 2) Garis yang dibuat dalam simbol motif capung, kaper, dan kumbang telah terkontol, arah putaran tetap, dan mempunyai susunan bentuk bersifat personal. 3) Warna capung digambarkan dengan warna orange, hijau, biru, dan hitam. Pada kaper warna yang ditampilkan adalah warna kuning dan orange sama seperti warna yang di gambarkan pada kumbang.
61
4) Repetisi bentuk yang terjadi pada motif di atas, yaitu arah motif fauna yang searah dan sejajar. Pada motif batik yang digambarkan, Nurul menampilkan bentuk deformasi flora dan fauna yang proposional, dan terjadi proses stilasi pada motif capung, kumang dan kaper sehingga semua motif batik dan warna teridentifikasi.
2. Karya 2
Gambar 13: Karya 2 Judul : ‘’Seribu kaki” Karya Pramudja, ukuran : 21 X 30 cm (A4), media pastel dan pensil warna Karya yang dibuat Pramudja ini berjudul “ Motif Seribu Kaki” karya diatas menggambarkan motif batik kreasi. Pada motif batik ini mempunyai motif utama yaitu fauna. Motif bati ini banyak menggunakan isen-isen bebas dalam pengisian motif. Isen-isen yang digunakan antara lain ukel,dan cecek, Motif ini terdiri dari garis geomertri seperti garis lurus, garis lengkung dan garis bergelombang yang disusun membentuk bermacam-macam bidang (shape) geometri seperti segitiga, kotak, lingkaran. Titik-titik yang terdapat dalam motif di susun dengan teratur sebagai pengisi agar bidang-bidang yang di buat tidak
62
terlihat kosong. Berikut adalam motif yang berhasil dideformasikan oleh Pramudja:
Gambar 14: Simbol motif batik yang di deformasi Warna-warna yang digunakan adalah warna primer yaitu kuning, merah, hitam, putih dan juga warna sekunder yaitu hijau dan orange. Penggunaan warna kuning sebagai dasar kain menjadi lebih cerah karena dikombinasikan dengan warna orange sehingga menimbulkan tekstur gelap terang. Warna putih dalam desain motif ini terlihat lebih terang karena warna yang disekelilingnya dominan warna gelap. Warna hijau yang digunakan memberikan kesan sejuk dan suasana yang tenang mempunyai bobot atau intensitas yang rendah. Motif ini memiliki ritme yaitu pengulangan pada motif, bidang sehingga terjadi kesatuan motif yang terlihat menarik. a. Simbol motif flora yang telah dideformasi Cabang daun yang dideformasi Isen-isen cecek
Daun talas yang dideformasi
Gambar 15: Simbol motif deformasi flora dalam karya 2
63
1) Garis yang dibuat dalam simbol daun alas dan cabang telah terkontrol, mempunyai susunan bentuk yang personal. 2) Bentuk deformasi daun dan cabang dapat diidentitifikasi. 3) Arah putaran motif daun talas terkontrol.
b. Simbol motif fauna yang telah dideformasi
Hewan kaki seribu yang telah dideformasi
Hasil Deformasi Batu
Gambar 16: Simbol motif deformasi fauna dalam karya 2 1) Garis yang dibuat dalam motif fauna lebih terkontrol. 2) Arah putaran motif terkontrol. 3) Terjadi proses stilasi pada pegambaran tubuh hewan kaki seribu. 4) Deformasi bentuk dapat diidentifikasikan. 5) Repetisi bentuk dalam motif batik yang sejajar namun tidak berurutan yaitu batu-batu yang berwarna hitam. Ide pembuatan motif batik ini di dapatkan oleh Pramudja dari hasil pengamatannya tentang hewan kaki seribu yang banyak hidup ditumpukan batubatu samping rumahnya, batuan tersebut merupakan pembatas antara jarak rumah dengan taman yang di tanami tumbuhan talas oleh ayahnya. Di batuan yang lembab itu seringkali ada hewan kaki seribu yang sering muncul dan sembunyi di batu-batu tersebut. Dari hal tersebuat Pramudja mulai mendiskusikan dengan teman dan guru mata pelajaran lalu medeformasikan ide tersebut menjadi sebuah motif batik.
64
3. Karya 3
Gambar 17: Karya 3 Judul : ‘’Motif Cendrawasih” Karya Restu, ukuran : 21 X 30 cm (A4), media cat air, pastel, dan spidol Karya di atas ini berjudul “ Cendrawasih”. Karya ini menggambarkan tentang keindahan dari burung cendrawasih. Ketika Restu di tanya kenapa memilih motif ini untuk dideformasikan, ia menjawab “karena saya suka dengan burung cendrawasih yang mempunyai bulu yang indah dan suara yang nyaring juga, selain itu ini merupakan burung yang langka jadi harus di lestarikan biar tidak punah”. Selain itu untuk memperindah motif yang dibuatnya, Restu menambahkan motif bunga yang terlihat disamping burung tersebut. Motif batik ini mempunyai motif utama dan motif tambahan sebagai penghiasanya. Warna yang di gunakan adalah warna coklat, biru,dan hijau yang di gunakan untuk warna dasar dan isen-isen sedangkan untuk warna motif utama Restu menggunakan warna biru dan orange yang digradasi sehingga terbentuk kesan lembut dan indah pada objek burung, bagian kepala burung terdapat warna hijau dan kuning sehingga meberikan kesan sejuk. Warna coklat tua dan muda terdapat dibagian sayap burung. Warna hitam yang digunakan sebagai outline.
65
Motif bunga kenanga
Motif burung cenwasih Motif makanan burung Motif bunga kenanga
Motif bunga bugenfil
Gambar 18. Simbol motif batik yang dideformasi karya 3 Pola struktur motif utama terlihat lebih dominan, bagian samping terdapat motif tambahan yang tersebar sehingga terlihat menarik. Motif-motif juga terbentuk karena adanya gradasi warna dan garis, arah dan corak. Kontras pada motif memberi kesan irama hidup, seperti warna putih pada dasar motif menghasilkan kontras dalam
value (gelap-terang). Karya ini
memiliki
keseimbangan karena terdiri dari uni-unit berbeda pada setiap sisinya dan tidak dominan, dan komposisinya diimbangi dengan bentuk motif yang lebih kecil mengeliling motif utama. a. Simbol motif flora yang telah dideformasi Motif buah berry yang formasi Motif bunga kamboja yang dideformasi
Motif bunga bugenfil yang dideformasi
Isen-isen Gambar 19: Simbol motif batik flora yang dideformasi sebagai motif tambahan dalam karya 3
66
1) Bentuk motif yang dideformasi sudah teridentifikasi. 2) Garis yang dibuat dalam motif bunga searah dan luwes. 3) Stilasi bentuk yang di hasilkan cukup inisiatif dan kreatif. 4) Warna yang digunakan hijau, orange, ungu, coklat, biru tua, dan kuning. b. Simbol motif fauna yang telah dideformasi
Motif burung cendrawasih yang dideformasi Gambar 20: Simbol motif batik fauna yang dideformasi sebagai motif utama dalam karya 3 1) Bentuk motif yang dideformasi dapat diidentifikasi. 2) Hasil stilasi bentuk luwes dan inisiatif. 3) Bentuk yang dideformasi menghasilkan bentuk stilasi dekoratif. 4) Warna yang digunakan biru tua, biru muda, orange, kuning, coklat, dan hijau muda, hijau tua, kuning dan hitam. 5) Garis yang dibuat motif burung telah terkontrol dan mempunyai bentuk yang bersifat personal.
67
4. Karya 4
Gambar 21: Karya 4 Judul : ‘’motif Kupu-Kupu” Karya Tasya, ukuran : 21 X 30 cm (A4), media pastel, dan spidol Karya yang dibuat Tasya ini berjudul “Motif Kupu-kupu” karya diatas menggambarkan motif batik kreasi. Motif batik ini mempunyai motif utama yaitu fauna kupu-kupu yang digambarkan secara menyebar dan dan mempunyai rytme (irama). Motif batik ini menggunakan isen-isen bebas dalam pengisian motif. Isen-isen yang digunakan antara lain ukel,dan cecek. Motif ini terdiri dari garis geomertri seperti garis lurus, garis lengkung dan garis bergelombang yang disusun membentuk bermacam-macam bidang (shape) geometri seperti segitiga, kotak, lingkaran. Garis lengkung yang terdapat dalam motif di susun dengan teratur sebagai pengisi agar bidang-bidang yang di buat tidak terlihat kosong. Berikut adalam motif yang berhasil dideformasikan oleh Tasya:
68
Motif bunga mawar yang telah di deformasi Isen-isen
Motif bunga matahari yang telah di deformasi
Motif kupukupu yang telah di deformasi
Motif bunga mawar yang telah di deformasi
Gambar 22: Simbol motif batik yang dideformasi karya 4 Karya ini dibuat oleh Tasya, karena dia sering melihat banyak kupu-kupu hinggap di bunga matari dan bunga mawar yang ada di depan kelas VIIIC. Sehingga dia tertarik dan menjadikannya ide penciptaan karya motif batiknya. Warna yang digunakan adalah warna primer yaitu merah, hitam, biru, putih dan juga warna sekunder yaitu hijau, ungu, dan coklat. Penggunaan warna merah sebagai dasar kain menjadi lebih cerah. Warna putih dalam desain motif ini terlihat lebih terang karena warna yang di sekelilingnya didominasi warna gelap. Warna hijau yang digunakan memberikan kesan sejuk dan suasana yang tenang mempunyai bobot atau intensisitas yang rendah.dalam motif ini terdapat ritme yaitu banyaknya pengulangan pada motif, bidang sehingga terjadi kesatuan motif yang terlihat menarik.
69
a. Simbol motif flora yang telah dideformasi Motif bunga matahari yang telah dideformasi
Motif bunga mawar yang telah dideformasi
Motif bunga mawar yang telah dideformasi
ukel
Gambar 23: Simbol motif batik flora yang dideformasi sebagai motif tambahan dalam karya 4 1) Bentuk motif dari pendeformasikan dapat teridentifikasi. 2) Garis yang dibuat dalam motif bunga telah terkontrol, arah putaran satu arah, dan luwes. 3) Warna yang digunakan biru tua, bitu muda, ungu, merah, hijau, dan hitam. 4) Hasil stilasi lewes dan berkarakter. 5) Terjadi repetisi bentuk dalam simbol isen-isen yaitu bentuk bunga isen-isen yang berjajar berurutan. b. Simbol motif fauna yang telah dideformasi Motif kupu-kupu yang telah dideformasi
Gambar 24: Simbol motif batik fauna yang dideformasi sebagai motif utama dari karya 4 1) Bentuk motif kupu-kupu yang telah dideformasi dapat diidentifikasi.
70
2) Terjadi repetisi bentuk dalam simbol isen-isen yaitu bntuk bunga isen-isen yang berjajar berurutan. 3) Hasil stilasi bentuk berkarakter, inisiatif, dan luwes. 4) Warna yang digunakan biru tua, bitu muda, coklat dan hitam. 5) Mempunyai bentuk yang bersifat personal. 6) Garis yang digunakan telah terkontrol dan dapat diidentifikasi bagianbagiannya.
5. Karya 5
Gambar 25: Karya 5 Judul : ‘’Motif Ayam” Karya Fahri, ukuran : 21 X 30 cm (A4), media pastel, dan spidol Ide karya yang dibuat oleh Fahri ini berjudul “Motif Batik Anak Ayam”. Pembutan motif batik ini Fahri terinspirasi oleh ayam-ayam milik kakeknya yang baru saya menetas dan sering berkeliaran di depan rumahnya, sehingga sering merusak tanaman bunga yang di tanam oleh ibu Fahri. Pada struktur penempatan motif ini digambarkan sejajar dan terdapat ritme arah pada motif yang tersebar sejajar sehingga terjadi kesatuan motif. Terjadi pengulangan motif terdapat banyak variasi membuat motif ini terlihat lebih rumit , dinamis, dan menarik
71
perhatian. Berikut adalah hasil pendeformasian bentuk motif yang dihasilkan oleh Fahri.
Motif bunga mawar
Motif anak ayam yang telah dideformasi Motif daun Isen-isen
Motif bunga
Gambar 26: Simbol motif batik yang di deformasi karya 5 Warna yang ditampilkan dalam karya ini yaitu warna merah muda sebagai warna background dan warna merah tua dan kuning di pakai untuk warna bunga. Sedangkan untuk warna hijau tosca, biru muda dan merah digunakan sebagai warna motif anak ayamnya sehingga terkesan sebagai hewan yang jinak dan isenisen yang di gambarkan hanya di garis outline saja. a. Simbol motif fauna yang telah dideformasi Motif daun yang dideformasi
Motif bunga mawar yang dideformasi
Isen-isen
Gambar 27: Simbol motif batik flora yang dideformasi sebagai motif tambahan dari dalam karya 5 1) Bentuk motif dari pendeformasian dapat teridentifikasi.
72
2) Garis yang dibuat dalam motif bunga telah terkontrol, arah putaran satu arah, dan luwes. 3) Warna yang digunakan warna kuning, merah muda, hijau, biru muda, dan merah. 4) Hasil stilasi lewes dan berkarakter. 5) Repetisi bentuk dalam simbol isen-isen yaitu bentuk bunga isen-isen yang berjajar berurutan. b. Simbol motif fauna yang telah dideformasi
Motif anak ayam yang telah didefomasi
Gambar 28: Simbol motif batik fauna yang dideformasi sebagai motif utama dari karya 5 1) Bentuk motif sudah dideformasi. 2) Garis yang dibuat dalam
simbol motif anak ayam telah terkontol, arah
putaran tetap, dan mempunyai susunan bentuk bersifat personal. 3) Warna motif anak ayam digambarkan dengan warna biru muda, merah, dan kuning. 4) Pengambaran motif anak ayam disambarkan dengan stilasi dekoratif. 5) Terjadinya repetisi bentuk dalam motif di atas, yaitu arah motif fauna yang searah dan sejajar.
73
6. Karya 6
Gambar 29: Karya 6 Judul : ‘’Motif Kumbang Wawung” Karya Yoga, ukuran : 21 X 30 cm (A4), media pastel, dan spidol Karya ini dibuat oleh Yoga dengan judul “Motif Batik Kumbang Wawung”. Kumbang wawung merupakan satu spesies yang sama dengan kumbang madu tapi kumbang ini tidak menghasilkan madu. Yoga mendapat ide ketika melihat banyaknya Kumbang Wawung di lingkungan sekolah yang ada di kebun salak dekat sekolah. Sehingga Yoga tertarik untuk menggambarnya sebagai motif batik dan mendeformasikanya sehingga terbentuk sebuah motif yang inisiatif. Batik ini digolongkan batik kombinasi atau pengembangan karena susunan motifnya terdiri dari tadisi dan motif modern yang dideformasikan sendiri oleh Yoga. Motif ini terdiri dari garis-garis geometri seperti garis lurus, lengkung, dan garis gelombang yang disusun membentuk bermacam-macam bidang.
74
Motif ukel dan daun yang telah dideformasi
Motif Kumbang Wawung yang telah dideformasi
Isen-isen
Gambar 30: Simbol motif batik yang dideformasi karya 6 Warna yang ditampilkan pada motif yang digambarkan oleh Yoga ini adalah warna sekunder pada bagian background dan coklat muda yang di gradasi sehingga menimbulkan tekstur lembut dan lebih terlihat sejuk. Sedangkan untuk warna motif kumbang Wawung ia menggunakan warna primer yaitu merah, biru dan hitam. Hal ini menumbulkan efek lebih hidup dan lebih cerah pada motif utamanya tersebut. Yoga menggunakan warna hijau tua yang di gradasi sehingga menimbulkan efek lengkung pada daun, dan coklat tua di gunakan untuk sulur atau cabang pada daun. a. Simbol motif fauna yang telah dideformasi Motif ukel dan daun yang telah dideformasi Gambar 31: Simbol motif batik flora yang dideformasi sebagai motif tambahan dalam karya 6 1) Bentuk motif dari pendeformasian dapat diidentifikasi. 2) Garis yang dibuat dalam motif bunga terkontrol, arah putaran satu arah, dan luwes. 3) Warna yang digunakan warna hujau muda, hijau tua, coklat dan hitam. 4) Hasil stilasi lewes dan berkarakter.
75
5) Terjadi pengulangan bentuk daun yang sejajar dan acak. b. Simbol motif flora yang telah dideformasi
Motif kumbang Wawung betina
Motif kumbang Wawung jantan
Gambar 32: Simbol motif batik fauna yang dideformasi sebagai motif utama dari karya 6 1) Bentuk motif sudah dideformasi. 2) Garis yang dibuat dalam simbol motif kumbang wawung telah terkontol, arah putaran tetap, dan mempunyai susunan bebtuk bersifat personal. 3) Warna motif kumbang wawung digambarkan dengan warna biru muda, dan merah. 4) Pengambaran motif kumbang wawung digambarkan dengan stilasi dekoratif. 5) Terjadinya repetisi bentuk dalam motif kumbang wawung.
7. Karya 7
Gambar 33: Karya 7 Judul : ‘’Motif Batik Burung Beo” Karya Fahrur, ukuran : 21 X 30 cm (A4), media cat air, dan spidol
76
Karya yang berjudul “Motif Batik Burung Beo” ini dibuat oleh Fahruh. Karya ini memiliki warna backgraund yang ditampilkan dengan warna soft dan warna pada motif utama dalam desain ini sangat menonjol, pada motif utama kecerahan yang warna memberikan kesan panas dan menimbulkan suasana gembira. Warna kuning ini mempunyai bobot atau intensitas yang lebih tinggi. Struktur penempatan motif–motif untuk mengisi latar kain digambarkan motif garis, cecek, dan sisik. Pada motif pinggiran terdapat ritme yaitu banyaknya titik dan garis yang sejajar. Sedangkan pada bagian tengah terdapat motif burung beo sebagai motif utama, yang membuat motif ini teralihat menarik. Berikut adalah bagian-bagain motif yang dideformasi oleh Fahrur. Isen-isen Motif burung Beo yang dideformasi
Isen-isen cecek dan sisik
Gambar 34: Simbol motif batik yang dideformasi karya Desain motif batik ini merupakan sember ide dari Fahrur yang memelihara burung Beo dirumahnya. Sehingga Fahrur tertarik untuk mendeformasi binatang peliharaannya. Motif ini menampilkan bentuk yang proposional dan bentuk objek motif yang ditampilkan sudah tampak initatif.
77
a. Simbol motif fauna dan isen-isen yang telah dideformasi Motif burung Beo yang telah dideformasi
Isen-isen sisik dan cecek
Isen-isen garis
Gambar 35: Simbol motif batik fauna yang dideformasi sebagai motif utama, dan isen-isen dari karya 7 1) Bentuk motif utama sudah dideformasi. 2) Garis yang dibuat dalam simbol motif burung Beo telah terkontol, arah putaran tetap, dan mempunyai susunan bentuk bersifat personal. 3) Warna motif burung Beo digambarkan dengan warna merah, hitam, kuning, biru, orange, ungu dan coklat yang ditampikan dengan gradasi. 4) Pengambaran motif burung Beo disambarkan dengan stilasi dekoratif. 5) Terjadinya repetisi bentuk dalam motif burung Beo. 6) Terdapat isen-isen berupa sisik, garis lengkung, dan titik.
78
8. Karya 8
Gambar 36: Karya 8 Judul : ‘’Motif Batik Burung Merpati” Karya Raditya, ukuran : 21 X 30 cm (A4), media pastel, dan spidol Karya di atas berjudul ‘’Motif Batik burung Merpati’’. Batik yang di gambar oleh Raditya ini di golongkan dalam motif batik kombinasi atau pengembangan karena susunan motifnya terdiri dari motif tradisi dan motif-motif modern. Karya motif batik ini banyak menggunakan ornamen tambahan sebagai penghias. Warna yang digambarkan menggunakan warna merah, orange, biru muda, biru tua, kuning, hijau, ungu, dan hitam. Warna merah digunakan sebagai background dan mempunyai bobot atau intensitas yang lebih tinggi. Kecerahan yang di hasilkan pada warna-warna yang ditampilkan memberi kesan kegembiraan. Struktur motif untuk latar belakang digambarkan dengan isen-isen cecek. Sedangkan pada bidang-bidang tertentu sebagian motif pinggiran berupa bunga dan daun yang telah dideformasikan.
79
Motif bunga yang telah dideformasikan Motif burung Merpati yang telah dideformasikan
Motif bunga yang telah dideformasikan
Isen-isen
Motif bunga yang telah dideformasikan
Gambar 37: Simbol motif batik yang dideformasi karya 8 Pembuatan motif batik burung merpati ini, Raditya mendapatkan ide dari teman sekelasnya yang memelihara burung merpai. Selain suaranya yang bagus, burung merpati juga dikenal sebagai simbol kesetiaan. Itulah alasan Raditya memilih merpati sabagai sumber inspirasinya. Dalam pembuatan motif ini Raditya menampilkan keluwesan bentuk burung dengan digambarkan sayap yang indah dan memiliki ekor yang panjang yang hampir mirip dengan burung cendrawasih.
a. Simbol motif fauna yang telah dideformasi
Motif daun yang sudah dideformasi
Motif bunga yang sudah dideformasi Motif bunga yang sudah dideformasi
Gambar 38: Simbol motif batik flora yang dideformasi sebagai motif tambahan dalam karya 8
80
1) Bentuk motif dari pendeformasikan dapat teridentifikasi. 2) Garis yang dibuat dalam motif bunga dan telah terkontrol, arah putaran satu arah,dan luwes. 3) Warna yang digunakan warna hijau muda, biru tua, biru muda, merah, ungu, hitam dan putih. 4) Hasil stilasi lewes dan berkarakter. 5) Terjadi pengulangan bentuk daun yang sejajar dan acak.
b. Simbol motif flora yang telah dideformasi
Gambar 39: Simbol motif batik fauna yang dideformasi sebagai motif utama dari karya 8 1) Bentuk motif burung sudah dideformasi. 2) Garis yang dibuat dalam simbol motif burung merpati terkontol, arah putaran tetap, dan mempunyai susunan bentuk bersifat personal. 3) Warna motif burung merpati digambarkan dengan warna biru muda, merah, kuning, biru tua dan hijau. 4) Pengambaran motif burung merpati mengalami transformasi dari bentuk burung cendrawasih. 5) Pengambaran motif burung merpati disambarkan dengan stilasi dekoratif
81
9. Karya 9
Gambar 40: Karya 9 Judul : ‘’Motif Batik Wortel” Karya Anggraini, ukuran : 21 X 30 cm (A4), media pastel, dan spidol Karya yang dibuat Anggraini ini berjudul “ Motif batik Wortel” karya diatas menggambarkan
motif batik kreasi. Motif batik ini mempunyai motif
utama yaitu fauna. Motif batik ini menggunakan isen-isen bebas dalam pengisian motif. Isen-isen yang digunakan antara lain ukel,dan cecek, dan garis. Motif ini terdiri dari garis geomertri seperti garis lurus, garis lengkung dan garis bergelombang yang disusun membentuk bermacam-macam bidang (shape) geometri seperti segitiga, kotak, lingkaran. Titik-titik yang terdapat dalam motif di susun dengan teratur sebagai pengisi agar bidang-bidang yang di buat tidak terlihat kosong. Karya ini memiliki keseimbangan simetris (symetris balace) karena terdiri dari unit-unit motif yang sama. Motif ini terkesan penuh dan monoton karena keanekaragaman motif-motif yang ada.
82
Motif ulat bulu yang telah dideformasi Motif wortel yang telah dideformasi
Ukel Isen-isen titik Isen-isen garis Isen-isen sisik
Gambar 41: Simbol motif batik yang dideformasi karya 9 Warna yang ditampilan pada motif batik ini adalah warna sekunder yaitu hijau, orange, ungu, merah marun dan ada beberapa warna primer yaitu kuning, merah, dan biru. Warna merah sebagai kombinasi dengan warna ungu yang dipadukan untuk warna latar belakangnya. Sumber ide dari penciptaan motif batik ini adalah wortel, karena atau jenis sayuran disukai oleh Anggraini.
a. Simbol motif fauna yang telah dideformasi
Motif wortel yang sudah dideformasi
Gambar 42: Simbol motif batik flora yang di deformasi sebagai motif utama dari karya 9 1) Bentuk motif utama sudah dideformasi. 2) Garis yang dibuat dalam simbol motif wortel telah terkontol, arah putaran tetap, dan mempunyai susunan bentuk bersifat personal. 3) Warna motif wortel digambarkan dengan warna merah, orange, hijau, dan kuning. 4) Pengambaran motif wortel disambarkan dengan stilasi dekoratif.
83
5) Terjadinya repetisi bentuk dalam motif wortel. 6) Terdapat isen-isen berupa sisik, dan garis lengkung.
b. Simbol motif flora yang telah dideformasi Motif ulat bulu yang telah dideformasi Isen-isen garis lengkung
Isen-isen sisik
Isen-isen garis
Gambar 43: Simbol motif batik fauna dan isen-isen yang dideformasi sebagai motif tambahan dalam karya 8 1) Bentuk motif ulat bulu sudah dideformasi. 2) Garis yang dibuat dalam simbol motif ulat bulu terkontol, arah putaran tetap, dan mempunyai susunan bentuk bersifat personal. 3) Warna motif ulat bulu digambarkan dengan warna hijau dan warna outline hitam. 4) Pengambaran motif ulat bulu digambarkan dengan stilasi dekoratif
84
10. Karya 10
Gambar 44: Karya 10 Judul : ‘’Motif Batik Ayam Jago” Karya Oktaviani, ukuran : 21 X 30 cm (A4), media pastel, dan spidol
Karya ini dibuat oleh Oktaviani dengan judul “Motif Batik Ayam Jago”. Sumber ide penggambaran motif ini karena tertarik dengan ayam-ayam jago yang dimiliki pemilik kantin, yang biasa berkeliaran didepan pintu gerbang sekolah. Ayam yang di miliki bapak Kirno ini memiliki postur tubuh yang bagus dan warna dan bulunya yang indah. Batik ini digolongkan batik kombinasi atau pengembangan karena susunan motifnya dari tadisi dan motif moderen yang dideformasikan sendiri oleh Oktaviani. Motif batik ini terdiri dari garis-garis geometri seperti garis lurus, lengkung, dan garis gelombang yang disusun membentuk bermacam-macam bidang. Motif batik ini terdapat ritme yaitu pengulangan pada garis, bidang dan arah pada motif hingga terjadi kesatuan motif.
85
Isen-isen sulur Motif pohon yang telah dideformasi
Motif ayam jago yang telah dideformasi
Gambar 45: Simbol motif batik yang di deformasi karya 10 Warna yang ditampilkan yaitu warna merah, orang, coklat, hijau, hitam, ungu dan kuning. Penggunaan warna coklat sebagai latar menimbulkan kesan soft dan terlihat tidak kontras dengan objek yang digambarkan. Sruktur penempatan motif pada bagian ujung atas terdapat isen-isen ukel yang sejajar. Sedangkan pada bagian tengah terdapat motif besar yang terdapat tepat di tengah pola, yang membuat motif ini terlihat manarik. a. Simbol motif flora dan isen-isen yang telah dideformasi Motif cabang dan daun pohon yang sudah dideformasi
Isen-isen sulur
Gambar 46: Simbol motif batik flora yang dideformasi sebagai motif tambahan dalam karya 10 1) Bentuk motif dari dideformasikan dapat teridentifikasi. 2) Garis yang dibuat dalam motif daun dan telah terkontrol, arah putaran satu arah, dan luwes. 3) Warna yang digunakan warna hujau muda, coklat, dan hitam 4) Hasil stilasi lewes dan berkarakter. 5) Terjadi pengulangan bentuk daun yang sejajar dan acak.
86
b. Simbol motif flora yang telah dideformasi
Motif ayam jago yang telah dideformasi
Gambar 47: Simbol motif batik fauna yang dideformasi sebagai motif utama, dan isen-isen dari karya 10 1) Bentuk motif utama sudah dideformasi. 2) Garis yang dibuat dalam simbol motif ayam jago telah terkontol, arah putaran tetap, dan mempunyai susunan bentuk bersifat personal. 3) Warna motif ayam jago digambarkan dengan warna coklat, biru muda, orange, hijau muda, dan ungu yang di buat gradasi. 4) Pengambaran motif ayam jago disambarkan dengan stilasi dekoratif. 5) Terjadinya repetisi bentuk dalam motif ayam jago. 6) Terdapat isen-isen berupa garis lengkung.
11. Karya 11
Gambar 48: Karya 11 Judul : “Motif Batik Wortel” Karya Nova, ukuran : 21 X 30 cm (A4), media pastel, dan spidol
87
Karya yang dibuat oleh Nova ini berjudul “Motif Batik Kalibri”. Kalibri merupakan salah satu spesies burung pemakan madu yang hidup beriringan dengan spesies-spesies pemakan madu lainnya seperti kupu-kupu, dan hewan lain yang memakan madu. Motif batik yang digambar oleh Nova terdapat dua motif burung kalibri yang digambarkan secara reflection (berlawanan arah), dan dua motif kupu-kupu yang saling berhadapan. Struktur motif batik di atas terdapat ritme berupa pengulangan (repetition) pada garis, bidang, ukuran, corak, arah, pada motif tambahan, hingga terjadi kesatuan motif yang dinamis (unity) dan dapat disebut sebagai komposisi yang statis. Komposisi pada motif ini terbuka, karena bidang yang terisi motif merupakan bagian yang memberi kesan terus menerus, tesebar, meluas dari ruang komposisi. Karya ini memiliki keseimbangan yang simetris, karena banyaknya repetisi yang medekati kesamaan dalam motif Motif kupukupu yang telah dideformasi Isen-isen
Motif bunga yang telah dideformasi Motif burung yang telah dideformasi
Gambar 49: Simbol motif batik yang di deformasi karya 11 Warna yang diterapkan pada motif batik ini yaitu warna kuning, biru, merah, hijau, hitam, dan orange. Penempatan warna terkesan kontras sehingga warna motif batik terkesan gembira. Banyaknya bentuk dan pola yang di ulang-ulang memberikan kesan menarik pada pola motif batik tersebut. Dibagian tengah terdapat motif utama yang digambarkan secara relflektion (berlawanan arah).
88
a. Simbol motif flora dan isen-isen yang telah dideformasi
Isen-isen garis, dan titik
Motif bunga yang telah dideformasikan
Gambar 50: Simbol motif batik flora dan isen-isen yang dideformasi sebagai motif tambahan dalam karya 11 1) Bentuk motif dari pendeformasikan dapat teridentifikasi. 2) Garis yang dibuat dalam motif daun dan telah terkontrol, arah putaran satu arah,dan luwes. 3) Warna yang digunakan warna hujau muda, merah, kuning dan hitam. 4) Hasil stilasi lewes dan berkarakter. 5) Terjadi pengulangan bentuk bunga yang reflektion 6) Terjadi rengulangan bentuk bunga yang sejajar dan acak.
b. Simbol motif flora yang telah dideformasi Motif kupukupu yang telah dideformasi
Motif burung kalibri yang telah dideformasi
Gambar 51: Simbol motif batik fauna yang dideformasi sebagai motif utama, dan isen-isen dari karya 12 1) Bentuk motif utama sudah dideformasi. 2) Garis yang dibuat dalam simbol burung kalibri telah terkontol, arah putaran tetap, dan mempunyai susunan bentuk bersifat personal.
89
3) Warna motif burung kalibri digambarkan dengan warna merah, biru, orange, kuning, dan hijau. 4) Pengambaran motif burung kalibri
dan kupu-kupu digambarkan dengan
stilasi dekoratif. 5) Terjadi relfektion pada motif burung kalibri yang digambarkan. 7) Terjadinya repetisi bentuk dalam motif kupu-kupu. 8) Terdapat isen-isen berupa garis lengkung.
12. Karya 12
Gambar 52: Karya `12 Judul : “Motif Batik Bebek” Karya Difa, ukuran : 21 X 30 cm (A4), media pastel, dan spidol Karya di atas berjudul “Motif Batik Bebek” Batik ini digolongkan batik kombinasi atau pengembangan karena susunan motifnya dari motif tradisi dan motif modern yang dideformasikan. Motif ini tersusun dari garis-garis geometri seperti garis lurus, lengkung, dan garis gelombang yang disusun membentuk bermacam-macam bidang. Bebek merupakan hewan kesukaan Difa, sehingga dia menjadikanya sumber inspirasi untuk dijadikan motif batik. Karya yang Dina gambarkan merupakan motif bebek yang di kombinasikan dengan bulu merak.
90
Bedanya pengambaran bulu pada motif ini lebih pendek dari pada bulu merak. Berikut ini adalah hasil deformasi motif batik yang di hasilkan oleh Difa :
Motif burung yang telah dideformasi
Isen-isen Motif bebek yang sudah dideformasi
Motif bunga yang telah dideformasi
Gambar 53: Simbol motif batik yang dideformasi karya 12 Warna yang ditampilkan dalam motif kombinasi tersebut adalah warna kuning, biru muda, orange, biru tua, coklat, dan merah yang digambarkan secara gradasi. Latar belakangnya menggunakan warna putih, sehingga warna-warna pola dan motif yang dibuat sangat terlihat mecok atau kontras. Penggabaran motif ini terdapat ritme berupa pengulangan (repetition) pada garis, bidang, ukuran, corak, arah, pada motif tambahan, hingga terjadi kesatuan motif yang dinamis (unity) dan dapat disebut sebagai komposisi yang statis. Komposisi pada motif ini terbuka, karena bidang yang terisi motif merupakan bagian yang memberi kesan terus menerus, tesebar, meluas dari ruang komposisi. Karya ini memiliki keseimbangan
simetri (symetris balace) dan banyaknya
repetisi yang medekati kesamaan dalam motif.
91
a. Simbol motif flora dan isen-isen yang telah dideformasi Motif bunga yang telah dideformasi
Motif bunga yang telah dideformasi
Motif bunga yang telah dideformasi Isen-isen
Gambar 54: Simbol motif batik flora dan isen-isen yang dideformasi sebagai motif tambahan dalam karya 12 1) Bentuk motif dari pendeformasikan dapat teridentifikasi. 2) Garis yang dibuat dalam motif daun dan telah terkontrol, arah putaran satu arah,dan luwes. 3) Warna yang digunakan warna hujau muda, merah, kuning yang membentuk gradasi. 4) Hasil stilasi lewes dan berkarakter. 5) Terjadi pengulangan bentuk daun yang sejajar dan acak.
b. Simbol motif flora yang telah dideformasi
Motif bebek yang telah dideformasi
Gambar 55: Simbol motif batik fauna yang dideformasi sebagai motif utama, dan isen-isen dari karya 12 1) Bentuk motif utama sudah dideformasi.
92
2) Garis yang dibuat dalam simbol bebek telah terkontol, arah putaran tetap, dan mempunyai susunan bentuk bersifat personal. 3) Warna motif bebek digambarkan dengan warna coklat, biru muda, orange, hijau muda, dan ungu yang di buat gradasi. 4) Pengambaran
motif bebek mengalami
deformasi
dekoratif. Terjadi
transformasi bentuk merak dalam motif batik bebek yang digambarkan. 5) Terjadinya repetisi bentuk dalam motif bebek. 6) Terdapat isen-isen berupa garis lengkung.
E. Pengaruh Teknik Deformasi Bentuk terhadap hasil menggambar Motif Batik Siswa Hasil menggambar siswa meliputi aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (tingkah laku). Deformasi bentuk merupakan salah satu teknik menggambar dengan daya berfikir dan pengembangan yang tinggi, objek yang di lihat dan dikenal siswa dapat diingat dengan bantuan imajinasi. Deformasi bentuk merupakan teknik yang memadupadankan fungsi kerja otak secara bersamaan dan saling berkaitan satu sama lain. Otak dapat menerima informasi berupa gambar, bentuk, simbol-simbol, objek, citra, musik dan lain-lain yang berhubungan dengan fungsi otak kanan. Pembelajaran deformasi merupakan cara pengembangan dari teknik pembelajaran inquiry (mengembangkan) yang memusatkan pada siswa. Sebelum berkreasi siswa diajak untuk menyatakan gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman serta ide-ide mengenai suatu masalah tanpa adanya penilaian dari peserta lain. Siswa harus aktif dan kreatif. Sebagai contoh dalam
93
pembelajaran menggambar, siswa tidak hanya mencontoh gambar yang dibuat oleh guru, atau siswa hanya mewarnai tetapi pada proses pembelajaran deformasi ini siswa harus aktif, kreatif, dan paham dalam proses daya ingat.
F. Keunggulan dan Kelemahan Teknik Deformasi Flora Fauna Pada Pembelajaran Menggambar Motif Batik. Deformasi flora dan fauna pada motif batik memiliki keunggulan dan kelemahan. Hal tersebut berdasarkan hasil pengamatan peneliti yag dibantu oleh guru mata pelajaran seni budaya. 1.
Keunggulan Keunggulan teknik deformasi flora dan fauna dalam kegiatan praktik
menggambar diantaranya sebagai berikut : a) Proses pembelajaran berlangsung menarik dan menyenangkan. Sehingga siswa sangat antusias dalam kegitan menggambar motif batik. b) Memicu siswa untuk lebih kreatif dalam menuangkan objek yang digambar dengan pengalaman baru dan pemahaman akan proses menggmabar motif batik. c) Karena teknik deformasi flora dan fauna dalam pembelajaran menggambar motif batik menggunakan metode tanya jawab, modeling, dan metode diskusi, siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Dalam metode modeling, siswa akan jauh lebih paham karena adanya guru yang melakukan permodelan menggambar motif batik dengan mengamati objek secara
94
langsung, begitu juga dengan refleksi sehingga pembelajaran berlangsung dinamis dan tidak membosankan. 2.
Kelemahan Kelemahan pembelajaran deformasi flora fauna dalam menggambar motif
batik adalah ketika siswa terlalu antusias pada saat diajak keluar kelas. Membuat siswa lupa bahwa mereka diajak ke luar kelas bukan untuk bermain tetapi untuk belajar. Siswa lebih sering bermain pada saat pembelajaran berlangsung. Sedangkan jika di dalam kelas, jika kegiatan diskusi diterapkan terlalu lama maka siswa akan cenderung banyak bicara diluar materi yang telah disampaikan. Selanjutnya yaitu mengenai teknik deformasi membutuhkan waktu cukup lama apabila siswa belum memahami langkah-langkahnya. Cara mengatasi hal ini adalah dengan mengontrol kondisi kelas agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan terkendali.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Penerapan teknik deformasi flora dan fauna dalam motif batik siswa dapat memahami pengembangan menggambar motif batik. Hal tersebut dibuktikan dengan karya siswa yang dapat mendeformasi bentuk realis menjadi bentuk dekoratif.
2.
Teknik deformasi membuat siswa mampu menggembangkan motif batik. Hal tersebut ditunjukkan siswa mampu mengubah bentuk flora dan fauna menjadi motif batik.
B. Implikasi Berdasarkan hasil simpulan di atas, terdapat beberapa hal yang dapat diimplikasikan adalah sebagai berikut : Penelitian ini memberikan bukti bahwa penggunaan teknik deformasi siswa dapat memahami dalam pengembangan motif batik dan dapat pengubah bentuk flora dan fauna menjadi motif batik. C. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan disimpulkan serta implikasi di atas, maka penulis mengajukan saran sebagi berikut:
95
96
a. Bagi Guru a. Guru mata pelajaran Seni Budaya kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi disarankan menggunakan teknik deformasi dengam menggunakan objek lain yang akan dideformasikan agar siswa dapat mengeksplorasi kreatifitas dan pemahamannya. 2. Bagi Siswa a. Siswa harus dapat pemahami dan bekerja sama dengan teman sekelompok dalam berdiskusi mengidentifikasikan objek gambar guna menemukan ide kreatifitasnya masing-masing. b. Siswa harus mengembangkan idenya masing-masing untuk menciptakan motif batik yang baru. 3. Bagi Sekolah Kebijakan kepala sekolah hendaknya meningkatkan fasilitas melalui penyediaan tempat untuk memajang hasil karya siswa dan meningkatkan kualitas pembelajaran Seni Budaya melalui teknik deformasi.
DAFTAR PUSTAKA Apriyanto. 2004. Kreativitas Menggambar Motif Batik. Surabaya: Laras. Atisah, Sipahelut. 1991. Dasar-dasar Desain. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Balai Besar Kerajinan dan Batik. 2002. Katalog Batik Indonesia: Yogyakarta Kemenrian Perindustrian RI . Balai Besar Kerajinan Dan Pengembangan Indrustri Kerajinan dan Batik. 1997. Katalog Batik Indonesia. Yogyakarta : Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI badan Penelitian dan Pengambangan Industri dan Perdagangan. Bean, Reynold. 2012, Cara Mengembangkan Kreatifitas Anak. Tenggerang: Binarupa Aksara. DEPDIKNAS. 2008. Kamus Besar Bahasa Insonesia; cetakan ke IV. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Fauzi, H. D, dan Yadi Mulyadi, 2013. Seni Budaya Untuk SMP-MTs Kelas VIII. Bandung. Yrama Widya. Gustami, Sp. 2008. Nukilan Seni Ornamen Indonesia. Yogyakarta:Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Guntur. 2004. Batik-Filosofi, Motif, dan Kegunaan. Yogyakarta: C. V Andi Offset. Kusmiati. 2004. Buku Panduan Mengenal Membuat Batik. Yogjakarta. Miller, Mattew B. dan Michel Huberman. 1992. Analisis Data Kualutatif. Terj. Tjetjep. R. Rohadi. Jakarta. UI: Press. Muhajir, Noeng. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi III. Yogyakarta: Reka Sarasin. Murtihadi. 1992. Dasar- Dasar Desain. Jakarta: Depdikbud. Moleong, J. Lexy. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sachari. 2002. Desain Busana Bandung. Bandung: Yapemdo. Soepratno. 2000. Desain Motif. Jakarta: Puspa Swara. Suhersono, Hery. 2006. Desain Bordir Motif Batik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
97
98
Susanto, Mikke. 2012. Diksi Rupa. Yogyakarta: DictiArt Lab, dan Jagad Art Space, Bali. Susanto, Sewan. 1980. Seni Kerajinan Batik Indonesia. Yogyakarta: Balai Penelitian dan Kerajinan Industri. Departemen Perindustrian RI. Soesilo,
Tritjahjo
Danny.
2014.
Perkembangan
Kreativitas
Melalui
Pembelajaran. Yogyakarta: Ombak Dua. Soedarso, 2006. Batik Tradisional. Jakarta: Rineka Cipta. Widayanti E. (Ed), 2010. Buku Panduan Mengenal Membuat Batik. Yogyakarta: Harmoni. Internet Arah motif batik. http://www.bahasa.cs.ui.ac.id. Di unduh pada tanggal 4 Januari pukul 12.20. Contoh Gambar Stilisasi . http://sen1budaya.blogspot.com. Di unduh pada tanggal 4 januari pukul 12.45 WIB.
97
99
Lampiran-1 A. Profil SMP Negeri 1 Turi 1. Sejarah SMPN 1 Turi SMP Negeri 1 Turi didirikan sekitar awal tahun 1960. Kepala Sekolah yang sekarang menjabat adalah ibu Woro Hartini, S.Pd. Sekolah ini didirikan karena keinginan warga sekitar untuk memajukan pendidikan anak-anak kejenjang yang lebih tinggi setelah Sekolah Dasar (SD). SMP Negeri 1 Turi merupakan Sekolah Standar Nasional (SSN) yang terletak di padukuhan Donokerto, Sleman , Yogyakarta.
Gambar 56. SMPN 1 Turi Doc.Zuliva Dwi Azizah (24 Februari 2015)
Visi dari SMP Negeri 1 Turi yaitu berakhlak mulia, berprestasi, terampil, kompetitif, dan berbudaya. Misi dari SMP Negeri 1 Turi yaitu: a) Meningkatkan penghayatan
dan
pengamalan
agama
dalam
kehidupan
sehari-hari,
b)
Melaksanakan proses belajar mengajar dengan efektif, didukung sarana dan prasarana yang memadai sehingga tercapai proses belajar siswa yang optimal, c) Meningkatkan
profesionalitas
pendidik
dan
tenaga
kependidikan,
d)
Melaksanakan proses pembelajaran keterampilan yang didukung oleh sarana
100
prasarana yang optimal, e) Mengembangkan prestasi non akademik melalui pengembangan diri dan ekstra kurikuler, f) Menegakkan disiplin dan tata tertib sekolah, g) Melaksanakan budaya bersih, sehat, santun, dan kompetitif.
2. Letak Greografis SMP Negeri 1 Turi SMP Negeri 1 Turi yang menjadi objek penelitian ini beralamat di Jalan Turi, Desa Donokerto, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, Profinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
3. Kondisi Fisik SMP Negeri 1 Turi Berdasarkanhasilobservasilapangan, diskusi dengan Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, guru, siswa, dan komponen sekolah yang lain, secara umum SMP
Negeri
1
Turi dalam kondisi fisik yang baik dan layak digunakan untuk
KBM.RuangKelas yang adaberjumlah ruang kelas yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar terdiri dari12 ruangan.4 ruang untuk kelas VII (ABCD), 4 ruang untuk kelas VIII (ABCD), dan 4 ruang untuk kelas IX (ABCD). Penataan kelas masih
sederhana
tapi
kondusif,
sehingga
proses
KBMdapat
berjalan
efektif.Fasilitas tiap kelas diantaranya meja, kursi, whiteboard, speaker box, dan LCD proyektor di beberapa kelas. Luastanah SMP Negeri 1 Turiadalah 6751 m2, memiliki 12 ruangkelas, perpustkaan, laboratorium IPA, laboratoriumBahasa, laboratorium media/komputer, ruangketrampilan, ruangtari, dan ruangserbaguna.
101
4. Tenaga Pengajar dan Siswa SMP Negeri 1 Turi Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar harus mencangkup dua komponen utama, yakni guru dan peserta didik. SMP Negeri 1 Turi memiliki 12 ruang kelas dengan keseluruhan jumlah peserta didik 386 siswa. Jumlah guru 28 orang yang salah satunya sebagai kepala sekolah serta 11 pegawai.
102 Lampiran -2 KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMP NEGERI TURI SENI RUPA KELAS : VIII KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
Menanggapi, dan menghargai 1.1. Menerima, menanggapi dan menghargai
1.
ajaran agama yang dianutnya.
keragaman dan keunikan karya seni rupa daerah sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan
2. Menghargai
disiplin,
perilaku
tanggung
jujur,
2.1 Menunjukkan sikap menghargai, jujur,
jawab,
internal, royong
toleransi, dalam
gotong
berinteraksi
melalui
aktivitas
berkesenian
peduli, santun, rasa ingin tahu, estetika, percaya diri, motivasi
disiplin,
2.2
Menunjukkan sikap bertanggung jawab, peduli, santun terhadap karya seni rupa dan pembuatnya
dengan
2.3 Menunjukkan sikap percaya diri , motivasi
lingkungan sosial dan alam
internal , kepedulian terhadap lingkungan
dalam jangkauan pergaulan
dalam berkarya seni
secara
efektif
dan keberadaannya. 3.
konsep dan prosedur Memahami dan menerapkan 3.1. Memahami menggambar model pada berbagai bahan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural
dan beragam teknik
konsep dan prosedur pengetahuan, 3.2. Memahami menggambar illustrasi dengan teknik teknologi, seni, budaya, dan manual atau digital humaniora dengan wawasan dalam
ilmu
konsep dan prosedur kebangsaan, kenegaraan, dan 3.3. Memahami penerapan ragam hias flora, fauna dan peradaban terkait penomena geometrik pada kriya dari bahan keras
103
KOMPETENSI INTI dan kejadian yang tampak mata.
KOMPETENSI DASAR dengan berbagai teknik 3.4. Memahami penerapan
konsep
dan
prosedur
ragam hias flora, fauna dan
geometrik pada kriya tekstil dengan teknik tapestri
4.
menyaji, dan 4.1 Menggambar model pada berbagai bahan dan beragam teknik menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, 4.2 Menggambar illustrasi dengan teknik Mengolah,
merangkai,
memodifikasi
manual atau digital
dan membuat) dan abstrak 4.3 Menerapkan ragam hias flora, fauna dan geometrik pada kriya dari bahan keras (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang)
dengan berbagai teknik
sesuai dengan yang dipelajari 4.4 Menerapkan ragam hias flora, fauna dan geometrik pada kriya tekstil dengan teknik di sekolah dan dari berbagai sumber lainnya yang sama
tapestri
dalam sudut pandang/teori.
Yogyakarta, 14 Februari 2015
Lampiran 3 SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI RUPA) (WAJIB PILIHAN)
Satuan Pendidikan Kelas Kompetensi Inti
: SMP : VIII
KI 1
: Menanggapi, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2
: Menghargai perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, rasa ingin tahu, estetika, percaya diri, motivasi internal, toleransi, gotong royong dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penomena dan kejadian yang tampak mata. KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan dari berbagai sumber lainnya yang sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar 1.1 Menerima, menanggapi dan menghargai keragaman dan keunikan karya seni rupa daerah sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan 2.1 Menunjukkan sikap menghargai, jujur, disiplin, melalui aktivitas berkesenian 2.2 Menunjukkan sikap bertanggung jawab, peduli, santun terhadap karya seni rupa dan pembuatnya 2.3 Menunjukkan sikap percaya diri, motivasi internal, kepedulian terhadap lingkungan dalam berkarya seni 3.1. Memahami konsep dan prosedur menggambar model pada berbagai bahan dan beragam teknik 4.1 Menggambar model pada
Materi Pokok Gambar model pada berbagai bahan dan beragam teknik
Pembelajaran
Penilaian
Mengamati Melihat gambar model dengan teknik dan media yang berbeda Membaca buku tentang konsep dan prosedur menggambar model Menanyakan Menanyakan media apa yang dapat digunakan dalam menggamabr model Menanyakan teknik gambar model dengan bahan krayon, cat air dan cat minyak Mengeksplorasi Menghubungkan antara konsep dan prosedur menggambar model dalam aliran seni rupa Mencari konsep dan prosedur menggambar model Mengasosiasi Membandingkan konsep dan prosedur menggambar model dalam berbagai teknik dan aliran seni rupa Komunikasi menggambar model pada berbagai bahan dan beragam teknik menyampaikan hasil pengumpulan dan simpulan informasi yang diperoleh
Tugas. membuat ringkasan tentang gambar model pada berbagai bahan dan beragam teknik Observasi format pengamatan skala sikap Produk gambar model pada berbagai bahan dan beragam teknik
Alokasi Waktu 4 JP
Sumber Belajar Buku Paket Seni Budaya Kelas VIII Buku-buku lain yang relevan Informasi melalui internet Pameran karya seni Rupa
berbagai bahan dan beragam teknik 1.1 Menerima, menanggapi dan menghargai keragaman dan keunikan karya seni rupa daerah sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan 2.1 Menunjukkan sikap menghargai, jujur, disiplin, melalui aktivitas berkesenian 2.2 Menunjukkan sikap bertanggung jawab, peduli, santun terhadap karya seni rupa dan pembuatnya 2.3 Menunjukkan sikap percaya diri, motivasi internal, kepedulian terhadap lingkungan dalam berkarya seni 3.2. Memahami konsep dan prosedur menggambar illustrasi dengan teknik manual atau digital 4.2. Menggambar illustrasi dengan teknik manual atau digital
mempresentasikan secara lisan atau tulisan mengenai karya yang dikerjakan Gambar Mengamati Melihat gambar model dengan teknik dan illustrasi media yang berbeda dengan Membaca buku tentang konsep dan teknik prosedur menggambar model manual atau Menanyakan digital Menanyakan media apa yang dapat digunakan dalam menggamabr model Menanyakan teknik gambar model dengan bahan krayon, cat air dan cat minyak Mengeksplorasi Menghubungkan antara konsep dan prosedur menggambar model dalam aliran seni rupa Mencari konsep dan prosedur menggambar model Mengasosiasi Membandingkan konsep dan prosedur menggambar model dalam berbagai teknik dan aliran seni rupa Komunikasi Meggambar ilustrasi teknik manual Menggamabr ilustrasi teknik digital
Tugas. 4 JP membuat kritik seni secara sederhana minimum 200 kata tentang gambar illustrasi dengan teknik manual atau digital
Observasi format pengamatan skala sikap Produk gambar illustrasi dengan teknik manual atau digital
Buku Paket Seni Budaya Kelas VIII Buku-buku lain yang relevan Informasi melalui internet Pameran karya seni Rupa
1.1 Menerima, menanggapi dan menghargai keragaman dan keunikan karya seni rupa daerah sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan 2.1 Menunjukkan sikap menghargai, jujur, disiplin, melalui aktivitas berkesenian 2.2 Menunjukkan sikap bertanggung jawab, peduli, santun terhadap karya seni rupa dan pembuatnya 2.3 Menunjukkan sikap percaya diri , motivasi internal , kepedulian terhadap lingkungan dalam berkarya seni 3.3. Memahami konsep dan prosedur penerapan ragam hias flora, fauna dan geometrik pada kriya dari bahan keras dengan berbagai teknik 4.3. Menerapkan ragam hias flora, fauna dan geometrik
Teknik ragam hias flora, fauna dan geometrik pada kriya dari bahan keras
Mengamati Melihat gambar dengan berbagai teknik motif ragam hias flora dan fauna serta geometrik pada kriya bahan keras Membaca buku tentang konsep dan prosedur membuat motif ragam hias flora dan fauna serta geometrik Menanyakan Menanyakan cara membuat motif gambar ragam hias flora dan fauna serta geometrik Menanyakan makna gambar ragam hias flora dan fauna serta geometrik Mengeksplorasi Mendiskusikan konsep dan prosedur membuat motif gambar ragam hias flora dan fauna serta geometrik Mencari makna ragam hias flora dan fauna serta geometrik Mengasosiasi Menghubungkan motif gambar ragam hias flora dan fauna serta geometrik dengan budaya setempat Membandingkan konsep dan prosedur gambar motif ragam hias flora dan fauna serta geometrik yang berkembang dalam kehidupan sosial budaya di masyarakat Komunikasi membuat karya kriya dari bahan keras
Tugas. 5 JP membuat ringkasan tentang kriya dari bahan keras dengan motif ragam hias flora, fauna dan geometrik
Observasi format pengamatan skala sikap Produk kriya dari bahan keras dengan motif ragam hias flora, fauna dan geometrik
Buku Paket Seni Budaya Kelas VIII Buku-buku lain yang relevan Informasi melalui internet Pameran karya seni Rupa
pada kriya dari bahan keras dengan berbagai teknik
dengan motif ragam hias flora, fauna dan geometrik menyampaikan hasil pengumpulan dan simpulan informasi yang diperoleh mempresentasikan secara lisan atau tulisan mengenai karya yang dikerjakan 1.1. Menerima, menanggapi Teknik Mengamati dan menghargai keragaman menghias Melihat gambar ragam hias flora dan fauna dan keunikan karya seni serta geometrik dengan teknik tapestri flora, fauna rupa daerah sebagai bentuk Membaca buku tentang konsep dan prosedur dan rasa syukur terhadap ragam hias flora dan fauna serta geometrik geometrik anugerah Tuhan teknik tapestri pada kriya Menanyakan 2.1 Menunjukkan sikap tekstil menghargai, jujur, Menanyakan ragam hias flora dan fauna disiplin, melalui aktivitas serta geometrik dengan teknik tapestri pada berkesenian tekstil 2.2 Menunjukkan sikap Menanyakan makna gambar ragam hias bertanggung jawab, flora dan fauna serta geometrik peduli, santun terhadap Mengeksplorasi karya seni rupa dan Mendiskusikan konsep dan prosedur teknik pembuatnya tapestri motif ragam hias flora dan fauna 2.3 Menunjukkan sikap serta geometrik percaya diri , motivasi Mencari makna ragam hias flora dan fauna internal , kepedulian serta geometrik terhadap lingkungan Mengasosiasi dalam berkarya seni Menghubungkan antara konsep dan prosedur gambar ragam hias flora dan fauna 3.4.Memahami konsep dan serta geometrik dengan budaya setempat
Tugas. membuat kritik seni secara sederhana minimum 200 kata tentang kriya tekstil dengan teknik tapestri dengan motif ragam hias flora, fauna dan geometrik Observasi format pengamatan skala sikap
5 JP
Buku Paket Seni Budaya Kelas VIII Buku-buku lain yang relevan Informasi melalui internet Pameran karya seni Rupa
prosedur penerapan ragam hias flora, fauna dan geometrik pada kriya tekstil dengan teknik tapestri 4.4. Menerapkan ragam hias flora, fauna dan geometrik pada kriya tekstil dengan teknik tapestri
Membandingkan konsep dan prosedur gambar ragam hias flora dan fauna serta geometrik yang berkembang dalam kehidupan sosial budaya di masyarakat Komunikasi membuat kriya tekstil dengan teknik tapestri dengan motif ragam hias flora, fauna dan geometrik menyampaikan hasil pengumpulan dan simpulan informasi yang diperoleh mempresentasikan secara lisan atau tulisan mengenai karya yang dikerjakan
Produk kriya tekstil dengan teknik tapestri dengan motif ragam hias flora, fauna dan geometrik
Yogyakarta, 14 Februari 2015
110
Lampiran-4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Kelas Semester Mata Pelajaran Alokasi Waktu
: SMP Negeri 1 TURI : VIII (Delapan) : Ganjil /Genap : Seni Budaya (Rupa) : 2x 40 menit x (2 pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3.
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4.
Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
5. KOMPETENSI DASAR 1.1 Menunjukkan sikap penghayatan dan pengamalan serta bangga terhadap seni musik sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan. 1.
Menunjukkan sikap kerjasama, bertanggung jawab, toleran, dan disiplin melalui aktivitas berkesenian.
111
2.
Menunjukkan sikap santun, jujur, cinta damai dalam mengapresiai seni dan pembuatnya.
3.
Menunjukkan sikap responsif, pro-aktif, dan peduli terhadap lingkungan dan sesama, serta menghargai karya seni dan pembuatnya. 3.4. Memahami konsep dan prosedur penerapan menggambar motif batik flora, fauna dengan teknik deformasi. 4.
Mengembangkan
bentuk motif
batik
flora, fauna dengan teknik
deformasi. 6. INDIKATOR PEMBELAJARAN 1. Mengeksplorasi (observasi dan bertanya ) dari berbagai sumber pembelajaran tentang motif batik flora, fauna pada
media kertas
berdasarkan hasil eksplorasi dan deformasi siswa masing-masing. 2. Membuat desain / sketsa tentang gagasan tentang motif batik flora, fauna pada
media kertas berdasarkan hasil eksplorasi dan deformasi siswa
masing-masing. 3. Mempublikasi / memamerkan karya kepada orang lain tentang yang telah dibuatnya. 7. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari pokok bahasan ini, perserta didik diharapkan mampu : 1.
Siswa secara aktif mengeksplorasi (observasi dan bertanya ) dari berbagai sumber pembelajaran motif batik flora, fauna pada
media kertas
berdasarkan hasil deformasi pengembangan siswa. 2.
Siswa dapat memilih, menentukan dan membuat desain/sketsa tentang gagasan berkarya seni rupa tentang motif batik flora, fauna pada media kertas berdasarkan hasil eksplorasi dan deformasi siswa.
3.
Siswa dapat menemukan cara mempublikasi / memamerkan karya seni rupa di depan kelas tentang yang telah dibuatnya.
112
4. SKENARIO (LANGKAH-LANGKAH) PEMBELAJARAN
Kegiatan Awal
ALOKASI WAKTU
DESKRIPSI KEGIATAN
KEGIATAN
Kegiatan
awal
pembelajaran
oleh
guru
dapat
melakukan aktivitas berikut: 1.
Guru membuka pembelajaran seni budaya (rupa) dengan mengucapkan salam, mengabsen 10 MENIT dan menanyakan keadaaan kelas.
2.
Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran seni rupa pada bulan ini, yakni untuk berkarya tentang motif batik flora, fauna pada media kertas
berdasarkan
hasil
eksplorasi
dan
deformasi. 3.
Guru berupaya memotivasi para siswa kelas VIII untuk yakin diri dapat membuat karya seni rupa tentang pola motif batik flora, fauna .
Kegiatan inti
Kegiatan inti pembelajaran oleh guru dapat melakukan aktivitas berikut: Pertemuan 1 1. Pembagian kelompok siswa SMP kelas VIII menjadi 4 kelompok. 2.
Masing-masing kelompok membuat komitmen untuk bekerja sama yang diwujudkan dalam bentuk berbagi tugas yang seimbang antar siswa.
3.
60 menit
Masing-masing kelompok menyusun strategi dan cara kerja eksplorasi tentang pola motif batik
flora, fauna. dengan berbagai sumber
belajar agar optimal. 4.
Masing-masing siswa mendiskusikan alokasi waktu
penyelesaian
mengenai
tugas
113
menggambar
motif
batik
dengan
teknik
deformasi flora, dan fauna. 5.
Guru memposisikan diri sebagai mentor dan mendampingi melaksanakan
kelompok teknik
siswa
deformasi
dalam tentang
tentang pola motif batik flora, fauna. Pertemuan 1 1. Guru memberi penguatan untuk memanfaatkan hasil
deformasi
masing-masing
kelompok
siswa untuk mewujudkan menjadi rancangan karya / desain / sketsa tentang pola motif batik flora, fauna. 2.
Masing-masing kelompoknya mendiskusikan
siswa
kelas
VIII
mengumpulkan hasil
deformasi
dalam dan para
anggotanya untuk menjadi rancangan karya / desain / sketsa tentang pola motif batik flora, fauna. 3.
Para anggota kelompok secara aktif memilih dan menentukan satu karya seni rupa yang akan dirancang / didesain / dibuat sketsa tentang pola motif batik flora, fauna.
4.
Melaksanakan pembuatan desain / sketsa tentang tentang pola motif batik flora, fauna dengan memperhatikan semua ide / gagasan keseluruhan anggota kelompok.
5.
Guru memposisikan diri sebagai mentor dan mendampingi kelompok siswa kelas VIII yang kesulitan membuat rancangan karya / desain / sketsa tentang pola motif batik flora, fauna.
60 menit
114
Pertemuan 2 1. Guru memberi penguatan agar hasil karya seni rupa yang sudah dihasikan tentang pola motif batik
flora, fauna teknik deformasi segera
dipublikasikan/ dipamerkan. 2.
Masing-masing kelompok aktif mendiskusikan tentang informasi tentang media, cara dan tempat
untuk
memamerkankarya
60 menit
mempublikasikan/ seni
rupa
yang
telah
dibuatnya kepada orang lain. 3.
Masing-masing individu bekerja sama untuk mempresentasikan
didepan
teman-teman
sekelasnya agar mendapat diapresiasi. 4.
Masing-masing
siswa
bertanggung
jawab
dengan cara berbagi tugas untuk kesuksesan publikasi karya seni rupa yang telah dibuat. 5.
Guru memposisikan diri sebagai mentor dan mendampingi kelompok siswa Kelas VIII yang kesulitan dalam melaksanakan publikasi karya seni rupa kepada orang lain.
Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup pembelajaran oleh guru dapat melakukan aktivitas berikut: 1.
Guru melaksanakan tindak lanjut pembelajaran di
kelas
VIII
dengan
cara
memberi
pengumuman untuk lanjutkan pada tahap merancang, membuat, mempublikasi karya seni rupa pada minggu berikutnya. 2.
Guru dan siswa Kelas VIII melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan cara penilaian kinerja, penilaian projek, penilaian portofolio dan penilaian laporan.
10 menit
115
3. MATERI PEMBELAJARAN Materi pembelajaran berkenaan dengan penjelasan tentang: 1.
Cara-cara mendeformasi (Observasi, bertanya) tentang motif batik flora, fauna dengan teknik deformasi.
1.
Perhatikan gambar-gambar berikut ini : (contoh di lingkungan sekolah)
2.
Sebutkan jenis dan fungsi benda tersebut!
3.
Dapatkah kalian menjelaskan jenis motif batik pada benda tersebut?
4.
Contoh cara deformasi dalam mengaplikasikan motif batik .
Gambar 1, proses deformasi daun sirih dalam motif batik sulur Sumber: Dok. Kemdikbud (2014: 19) 5.
Cara-cara merencanakan (asosiasi) tentang motif batik flora, fauna pada kertas dengan teknik deformasi
116
1.
Alat Deformasi :
1.
Pensil
2.
Penghapus
3.
Buku gambar A4
4.
Bahan Deformasi :
1.
Spidol atau, krayon, pensil pewarna
2.
Penggaris
3.
Cara-cara membuat (eksperimenting atau mencoba)tentang motif batik flora, fauna dengan teknik deformasi
1.
Memilih objek yang akan di gambar
2.
Menyiapkan design motif batik
3.
Cara-cara mempublikasikan tentang morif batik flora, fauna dengan teknik deformasi
4.
PENDEKATAN DAN MODEL PEMBELAJARAN
1.
Pendekatan : Pendekatan Scientific
2.
Model Pembelajaran : Model pembelajaran based projek, based problem dan based inovasi.
3.
EVALUASI PEMBELAJARAN
1.
Penililaian kinerja siswa (aktivitas belajar)
2.
Penilaian hasil projek (hasil belajar berkarya)
3.
Penilian fortopolio (sikap belajar mnghargai/apresiasi)
4.
Penilaian tes tertulis (laporan)
5.
ALAT DAN SUMBER BELAJAR
1.
Alat dan bahan
: Disesuiakan dengan KD
2.
Sumber belajar
: (1)Buku sumber pembelajaran untuk siswa SMP
mata pelajaran Seni budaya Kurikulum 2014 Penerbit BNSP, Jakarta; (2) Sumber media internet; (3)Sumber media masa (TV, Koran, majalah, dll; (4) Moment pagelaran dan pameran di lokal maupun nasional; (5) Kegiatan kesenian di lingkungan setempat, dll.
117
LEMBAR PENILAIAN Nama NIS Kelas Pokok Bahasan
: …………. : …………… : VIII :……………………
Petunjuk Penilaian Keterampilan: Berilah tanda (V) pada kolom yang sesuai
No. Indikator Penilaian 1. 2. 3. 4. 5.
Membuat desain motif batik Mengembangkan bentuk objek menjadi motif batik Memfinishing karya Keindahan karya Kreativitas karya Total Nilai /10
A 86-100
B 76- 85
C 66 -75
D 56-65
118
LEMBAR RUBRIK Nama : ……………….. NIS : ……………… Kelas : VIII Petunjuk : Berilah tanda (V) pada kolom yang sesuai! No. 1. 2. 3. 4.
Indikator Pengamatan Jujur dalam berkarya
Ya
Tidak
Bertanggung jawab penyelesaian projek Peduli dalam memecahkan masalah Percaya diri dalam mempublikasikan hasil karya
LEMBAR PENGAMATAN SIKAP No.
Nama
Perilaku Yang Diamati alam Pembelajaran Menghargai Tanggung Disiplin Aktivitas Komunikasi orang lain jawab
1. 2. 3. 4. 5. Dll. Keterangan : Skala tentang nilai 1 s/d 5 1 sangat kurang , 2 kurang , 3 cukup , 4 baik , 5 amat baik
Yogyakarta,14 Februari 2015
119
Lampiran- 5 Hasil wawancara dengan kepala sekolah SMP Negeri 1 Turi Aspek Profil Kepala Sekolah
Pertanyaan 1. Siapa nama Ibu? 2. Pada tanggal berapa Ibu lahir? 3. Dimana tempat tinggal ibu? 4. Latar belakang pendidikan Ibu setelah tamat SMA? 5. Sebelum memimpin sebagai kepala sekolah, bagaimana riwayat pengalaman kerja Ibu dibidang pendidikan? 6. Sudah berpa lama ibu menjadi kepala sekolah SMPN 1 Turi ? Pada tahun berapa Ibu memimpin?
Pelaksanaan
1. Kurikulum apa yang digunkan oleh SMPN 1Turi
Pembelajaran
sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran? 2. Bagaimana penerapan dari pengembangan kurikulum tersebut dalam pelaksanaan pembelajaran di SMPN 1 Turi ? 3. Apa model pembelajaran yang diterapkan di SMPN 1 Turi ? 4. Pendekatan apakah yang sering digunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung? 5. Apa alat penilaan yang digunakan sebagai teknik
120
evaluasi pembelajaran?
Jawaban Wawancara dengan Kepala Sekolah SMPN 1 Turi Aspek Profil kepala sekolah
Jawaban 1. Woro Hrtani, S. Pd 2. 10 Juli 1967 3. Miliran, Umbul Harjo 2/280 Yogyakarta 4. S1 pendidikan Bahasa Indonesia UM 5. Guru di SMP N 3 ngaklik , dan guru di SMP N 3 Pakem 6. Mulai 1 Juni 2009
Pelaksanaan
1. Kurikulum K13 SMPN 1 Turi
Pembelajaran
2. Penerapan di kelas sesuai K13 3. Model pembelajaran adalah CLT (Contekstual Learning) 4. Pendekatan yang digunakan kooperatif learning, selain itu juga memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran lainnya.
121
5. Prosedur a. Post Test b. Pre Test -
Jenis Test a. Tertulis b. Lisan -
Perbuatan Bentuk Test a. Pilihan ganda b. Isian c. Uraian
122
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara dengan Guru Kelas VIII SMPN 1 Turi Aspek Tujuan Menggambar Motif Batik
Pertanyaan 1. Apakah tujuan pembelajaran menggambar motif batik di SMPN 1 Turi?
Pelaksanaan Pembelajaran
1. Berapa jumlah siswa kelas VIIIC SMPN 1 Turi?
Menggambar Motif Batik
2. Berap
alokasi
waktu
dalam
pembelajaran
menggambar motif batik? Pengembangan dan Materi Pembelajaran Menggambar Motif Batik Strategi Pembelajarn Menggambar Motif Batik
1. Termasuk kedalam lingkungan perkembangan apakah pembelajaran menggambar motif batik? 2. Materi apasaja yang dikembangkan dalam pembelajaran menggambar motif batik di SMPN 1 Turi? 1. Pendekatan
apa
yang
digunakan
dalam
pembelajaran menggambar motif batik di SMPN 1 Turi? 2. Bagaimana partisipasi dan apresiasi siswa pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran menggambar motif batik? 3. Kendala apa saja yang dihadapi pada saat proses pembelajaran menggambar motif batik? 4. Apa saja media ataupun sumber belajar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran materi menggambar motif batik?
Evaluasi pembelajan menggambar motif batik
1. Apa
yang menjadi
kriteria dalam penilaian
pembelajaran menggambat motif batik? 2. Apa
alat
penilaian
yang
digunakan
untuk
mengevaluasi pembelajaran menggambar motif batik?
123
Jawaban Wawancara dengan Guru Kelas VIII SMPN 1 Turi Aspek Tujuan Menggambar Motif
Pertanyaan 1. Tujuan pembelajaran menggambar adalah
Batik
memahami dan mengenalkan motif batik kepada siswa.
Pelaksanaan Pembelajaran
1. 32 siswa dengan 15 siswa putra dan 17 siswi
Menggambar Motif Batik
putri 2. 3 jam dalam 1 pertemuan
Pengembangan dan Materi
1. Termasuk
dalam
lingkup
perkembangan
Pembelajaran Menggambar
kognitif bidang konsep bentuk dan warna serta
Motif Batik
lingkup perkembangan fisik bidang motorik halus. 2. Materi yang dikembangkan yaitu: 1.
Memberikan penjelasan tentang tema yang akan di deformasi.
2.
Mendeformasi bentuk dari objek realis menjadi motif batik .
124
Strategi Pembelajarn Menggambar Motif Batik
1. Pendekatan yang digunakan adalah melalui CTL (Contectual Learning). 2. Semua siswa aktif dan senang pada saat mengikuti pembelajaran menggambar motif batik, namun ketika proses menggambar berlangsung kebanyakan siswa mengobrol dengan teman-temannya. 3. Kendala yang dihadapi yaitu kurangnya media belajar
yang
digunakan
dalam
proses
pembelajaran. 4. Media yang digunakan adalah pensil warna, crayon, cat air, buku gambar, dan contoh motif batik atau objek yang akan di deformasi. Evaluasi pembelajan menggambar motif batik
1. Kriteria
penilaian
dalam
pembelajaran
menggambar disesuaikan dengan materi yang diajarkan, misalnya bertema flora dan fauna maka yang menjadi kriteria penilaian adalah hasil deformasi dan pengembangan motif batik dari objek yang digambarkan. 2. Alat penilaian yang digunakan yaitu portofolio, unjuk kerja, penugasan, dan hasil karya siswa
125
Kisi-kisi Pertanyaan untuk Validasi 1. Bagaimana tanggapan Bapak terhadapa pembelajaran menggambar melalui teknik deformasi kaitannya dengan kurikulum yang diterapkan di SMPN 1 Turi ? 2. Bagaimana tanggapan Bapak terhadap proses pembelajaran menggambar motif batik melalui teknik deformasi bagi siswa kelas VIIIC SMPN 1 Turi? 3. Bagaimana tanggapan Bapak terhadap bentuk motif-motif dan warna yang ada dalam gambar siswa melalui teknik deformasi flora dan fauna? 4. Bagaimana pendapat Bapak terhadap pemahaman pengembangan motif batik yang di miliki oleh siswa pada saat pembelajaran menggambar motif batik sebelum dan sesudah menggunakan teknik deformasi? 5. Bagaimana tanggapan Bapak terhadap teknik deformasi jika di terapkan di SMPN 1 Turi?
126
Jawaban wawancara Validasi 1. Pembelajaran menggambar motif batik melalui teknik deformasi ada kaitannya dengan kurikulum K13 SMPN 1 Turi terutama pada semester 1 yaitu : Standar Inti adalah mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan dari berbagai sumber lainnya yang sama dalam sudut pandang/teori. Kompetensi Dasar adalah menerapkan ragam hias flora, fauna dan geometrik pada kriya tekstil pada kertas dengan berbagai teknik. Pada pembelajaran menggambar motif batik melalui teknik deformasi, siswa ditugaskan untuk mendeformasi bentuk asli menjadi motif batik. Objek yang dideformasi merupakan objek yang ada dialam sekitar maka dari itu dalam menggambar motif batik diperlukan pemahaman, kreatifitas dan imajinatif. 2. Melalui teknik deformasi, apa yang perna dilihat oleh siswa di lingkungan sekitarnya kemudian dapat dituangkan didalam bentuk motif batik merupakan suatu cara yang sangat efektif untuk dapat mengingkatkan pemahaman dan ingatan kembali akan informasi yang telah diterima. Sehingga siswa lebih paham karena menggambar motif sesuai dengan pengalaman atau informasi yang didapat oleh siswa berbeda-beda. 3. Objek atau warna yang digambarkan oleh siswa sangat menarik, karena mereka dapat menciptakan motif yang baru dan penggunaan warna yang lebih bervariatif walaupun motif dan warna yang digambarkan belum maksimal tetapi secara keseluruhan sudah dapat teridentifikasi.
127
4. Pembelajaran menggambar motif batik sebelum menggunakan teknik deformasi biasanya siswa ditugaskan untuk menggambar motif batik klasik, atau meniru motif yang sudah ada seperi di internet atau media lainnya. Sehingga siswa mudah merasa bosan karena tidak ada stimulus untuk memancing imajinasi yang ada pada masing-masing siswa. Pada saat pembelajaran menggambar motif dengan teknik deformasi siswa terlihat lebih aktif dan kreatif dalam menggembangkan motif batik. Banyak motif-motif baru yang dibuat dan warna yang digunakan lebih bervariasi, karena menggambar dengan teknik deformasi siswa dituntut untuk memahami dan berimajinasi untuk mengembangkan motif batik sehingga motif dalam hasil karya siswa berbeda dan sesuai dengan pengalaman yang pernah dilihat. 5. Metode atau cara adalah bagaimana materi dapat disampaikan dengan menyenangkan dan tersampaikan secara menarik. Pembelajaran menggambar motif batik melalui teknik deformasi dirasa cukup menarik dan menyenangkan bagi siswa karena untuk melatih pemahaman, imajinasi dalam mengingat kembali objek-objek yang pernah dilihat dan di tuangkan ke dalam motif sehingga bisa saja cara ini digunakan di sekolah SMPN 1 Turi. Selain itu, agar lebih banyak lagi variasi cara yang digunakan suatu dalam pembelajaran.
128
Lampiran -6 Dokumentasi Penelitian
Kondisi Awal Pembelajaran
Penyampain Materi Teknik Deformasi
Proses Diskusi tentang Sumber Ide
129
Konsultasi Dengan Guru Matpel tentang Sumber Ide
Proses Pengambaran Sketsa Motif Batik
Proses Pewarnaan Sketsa Motif Batik
130
Proses Pewarnaan Finishing Motif Batik
Pengumpulan Gambar Motif Batik
Evaluasi Hasil Gambar Siswa
131
Lampiran-7 Hasil Karya Siswa No. 1.
Nama Siswa Karya : Agung Presetyo
2.
Karya : Anggraini Novita Sari
3.
Karya : Annurul Rochmah
4.
Karya : Alif Nafiantoro
5.
Karya : Anton Wijaya
6.
Karya : Axcel Haikel
Hasil Karya Karya ke-1
Karya ke-2
132
No. 7.
Nama Siswa Karya : Bayu Wardani
8.
Karya : Bunga Ratih Retna N
9.
Karya : Carissa Dila Amanda
10.
Karya :Difa Argayasa A.
11.
Karya : Deva Wisnu Ardiyanto
Hasil Karya Karya ke-1
Karya ke-2
133
No. 12.
Nama Siswa Karya : Fahri Resa Mahardika
13.
Karya : Fahrur Firmansyah
14.
Karya : Kristiawan
15.
Karya : Luthfiana Sekar F.
16.
Karya : Lefti Fitri Damayanti
17.
Karya : Mistahul Anjar Sari
Hasil Karya Karya ke-1
Karya ke-2
134
No. 18.
Nama Siswa Karya : Mumammad Raditya
19.
Karya : Nanda Khairina S
20.
Karya : Noerlita Choiru Rochmana
21.
Karya : Novarinda Nurul Azizah
22.
Karya : Oktaviani Tara F. Z
23.
Karya :Pramudya Hanung H.
Hasil Karya Karya ke-1
Karya ke-2
135
No.
Nama Siswa
24.
Karya : Rafli Rahmad Yanuar
25.
Karya : Restu Sunnu Aditya
26.
Karya : Ria Putri Lestari
27.
Karya : RifkaWulandari
28.
Karya : Rioyoga Dani Akhmadi
29.
Karya : Septian Prasetyo Aji
Hasil Karya Karya ke-1
Karya ke-2
136
No.
Nama Siswa
30.
Karya : Tasia Rizki Nuria
31.
Karya : Wening Ratri Swastanti
32.
Karya : Wendi Dwi P.
Hasil Karya Karya ke-1
Karya ke-2
,r:1r1.$_iilJtj
3:1i.!rji:iitlh: 1t- r;,:i
l1t.i:?r::r_:1i:*:.jljli\:11:
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UN
IVERS ITAS NEGER/ YO G YA KA RTA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI Alamat: Karangmalang, Yogyakarta 55281 h t tp : //v'rww. f b s. u ny. ac.
i
I
(0274) 550843, 548207 Fax. (0274) 548207
d//
'-Yf3:i',1?i Nomor Lampiran
.
27, / ctu
*y.
ra,/tu
Yogyakarta,
/sn/y
B
D'ro".|91
aoq
:
Permohonan llin Penelitian
Kepada Yth. Dekan u
b
Wakil Dekan
i
Fakultas Bahasa cian Seni UNY Bersama ini Kami kirimkan nama mahasisrara FBS UNY Jurusan/Program Studi
yang rnengajukan permohonan ijin penelitran untuk keperluan penyusunan Tugas Akhir lengkap derrgan deskripsi reperluan penelitian tersebut sebagai berikut.
1 2 3. 4 5 5 7 B. L
ZuLtiv" -tw, rlzizr.t, ilLo624t9 !1
Nama Nltvl
.
ftla, s*0, kfe.
JurusaniProgramStudi Alamat Mahasrswa
..
| .,..C,1"1't.:.C.eff.f.,...6f.o.go /, l.d,t. .-h-o .fr'*rr,t ae- nlgert' t. J-iar.t.'............. Dp'rrrh:t Y4 F?arttcr; l U^* /Ylatca?'. Mfl
J! M9...r"
Lokasi Penelitian Waktu Penelitian
,
Tujuan dar, nraksud Penelitian Judul Tugas Akhir Penrbimbing
1
Dr,r,
lJfler
4/,4
(/1onr)
.)
Demikian permohonan ijin tersebut untuk dapat diproses sebagaimana mestinya
()n7 o's NIP 19571005 198703 1 002
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYMN
UI{IVIR$ITA$ I{[O[RI YOfiYAIUNTA
]MUI,IA$ BAHA$I l}il{ Alamat Xarangmalans Yosyalarta 55281
I
$HTI
(ll274) 55t184& 548207 Fax. (8274) 548207
htt!: //mnr.lbs.unv.ac.idl/
Nomor Lampiran Hal
: :
1446c/UN .34.L2. /DT L Berkas Proposal
: Permohonan
lKtt I 2074
*Yf3:f$ll Yogyakarta, 9 Desember 2014
lzin Penelitlan
Kepada Yth. Bupati Sleman c.q. Kepala Kantor Kesatuan Bangsa Kab. SIeman fl. Candi Gebang Beran, Tridadi, Sleman Kami beritahukan dengan hormat bahwa mahasiswa kami dari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yoryakarta bermaksud mengadakan Penelitian untuk memperoleh data guna menyusun Tugas Akhir Skripsi (TASJ/Tugas Akhir Karya Seni (TAKS)/Tugas Akhir Bukan Skripsi (TABS), dengan judul:
DEFORMASI FLORA DAN FAUNA DALAM MOTIF BATIK PADA PEMBELAJARAN SENI BUDAYA KELAS VIII SMPN l TURI
Mahasiswa dimaksud adalah
:
Nama
ZULIVA DWIAZIZAH
NIM
LL206241074 Pendidikan Seni Rupa Desember ?.0L4 - Februari 2015 SMPN I Turi
furusan/ Program Studi Waktu Pelaksanaan Lokasi Penelitian
Untuk dapat terlaksananya maksud tersebut, kami mohon izin dan bantuan seperlunya. Atas izin dan kerjasama Bapak/lbu, kami sampaikan terima kasih.
ikan FBS, €, l:
.3r
s.E.
07041993L22001
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Jalan Parasamya Nomor 1 Beran, Tridadi, Sleman, Yogyakarta 55511 Telepon (0274) 868800, Faksimilie (0274) 868800 Website: slemankab.go.id, E-mail :
[email protected]
SURAT IZIN Nomor
:
070 I Bappeda
I
3803
I
2014
TENTANG PENELTTIAN
KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Dasar : Peraturan Bupati Sleman Nomor : 45 Tahun 2013 Tentang Izin Penelitian, Izin Kuiiah Kerja N1.'ata, Menunjuk
:
Dan lzin Praktik Keda Lapangan. Surat dari Kepala Kantor..Kesatuan-Bangsa.Kab,, -Sleman
Nomor : 070/Kesban 937
Hal
Tanggal : 10 Desember 2014
44/2A1 4
: Rekomendasi Penelitian
MENGIZINKAN:
Kepada \ Nama
ZULIVA DWI AZIZAH
No.MhsA.iIM/NIPAIIK
112062410t4
Program/Tingkat
SI
Instansi/Perguruan Tinggi Alamat instansiPerguruan Tinggi Alamat Rumah
Universitas Negeri Yoryakarta
No. Telp / HP Untuk
081977312390
Lokasi
SMPN I Turi Slsman
Waktu
Selama 3 bulan mulai tanggal:
Karangmalang Yogyakarta
Jl. Duku Cerme Grogol Kediri Jatim Mengadakan Penelitian / Pra Survey / Uji Validitas / PKL dengan judul DEFORMASI FLORA DAN FALTNA DALAM MOTIF BATIK PADA PEMBELAJARAN SENT BUDAYA KELAS VIII SMPN 1 TURI
l0 Desember 2014
s/d
l0 Maret 2015
Dengan ketentuan sebagai berikut l. Wajib melaporkan diri kepada Pejabat Pemerintah setempat (Camat/ Kepala Desa) atau Kepala Instansi tmtuk mendapat petunjuk Eeperlwrya. 2, Wajib menjaga tato tertib dan mentaati ketentuan-ketentuan setempat yang berlaku. 3. Izin tidak disalahgunakon untuk kepentingan-lcepentingan di luar yang dirbkomendasikon. 4. Wajib menyampaikan laporan hasil penelitian berupa I (satu) CDformat PDF kepada Bupati diserahkan melotui Kepala Badan Perencanaan Pembangrman Dqerah. 5. Izin ini dapat dibqtalkan sewahu-wakta apabila tidak dipenuhi ketentuon-ketentuan di atas. Demikian ijin ini dikeluarkan untuk digunakan sebagaimana mestinya, diharapkan pejabat pemerintah/non pemerintah setempat memberikan bantuan seperlunya. Setelah selesai pelaksanaan penelitian Saudara wajib menyampaikan laporan kepada kami I (satu) bulan setelah berakhirnya penel itian, Dikeluarkan di Sleman Pada
Tembusan; Bupati Sleman (sebagai laporan) 2. Kepala Dinas Dikpora Kab. Sleman 3. Kabid. Sosial Budaya Bappeda Kab. Sleman 4. Camat Turi 5. Ka. SMPN 1 TuriSleman
l.
6. Dekan FBS-IINY 7. Yang Bersangkutan
Tanggal
:
l0 Desember 2014
a.n. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sekretaris u.b.
_-@+Qiaang
Pengendalian dan Evaluasi
,K}rkh-
TUN. S.IP. MT
il
199603 2 003
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN DINAS PENDIDIKAI\, PEMUDA DAN OLAHRAGA SMP NEGERI 1 TURI Alamat: Turi, Donokerto, Turi, Sleman.
M
55551
8
896673. Email:
[email protected]
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAII PENELITIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Woro Hartani,
NIP
:
S. Pd.
:19660212199103 2 008
Jabatan : Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Turi
Menyatakan bahwa
:
Nama : ZulivaDwi Azizah
Nim
:11206241014
Jurusan : Pend. Seni Rupa
Benar-benar telah melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan Tugas Akhir
Skripsi (TAS) dengan judul ooDeformasi f,'Iora Dan f,'auna Dalam Motif Batik pada
Pembelajaran Seni Budaya dikelas
YIII SMP Negeri I Turi"
demikian surat
keterangan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
6f
14 Februari 2015
thustl
He
\N
n
D9143 2 008
PEMERINTAH KABI]PATEN SLEMAN DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAI\ OLAHRAGA SMP I\EGERI I. TURI Alamat: Turi, Donokerto, Turi, Sleman.
X
55551
'E
896673. Email:
[email protected]
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKA}I TRIAIIGULASI
Yang bertanda kngan dibawatr ini
Nama : Riyanto,
Nip
:
S. Pd
: 19620208 198903 1 007
Jabatan : Guru Mata Pelajaran Seni Budaya
Menyatakan bahwa
:
Nama :ZulivaDwi Azizah
Nim
:11206241014
Jurusan : Pend. Seni Rupa Benar-benar telah melakukan triangulasi dalam rangka menyelesaikan Tugas Akhir
Skripsi (TAS) dengan judul "Deformasi Flora dan Fauna Dalam Motif Batik pada
Pembelajaran Seni Budaya dikelas
VIII SMP Negeri I Turi"
demikian surat
keterangan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
4 Februari 2015
iryfuto: S.Pd. NrP 19620208 198903
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN DINAS PENDIDIKAII, PEMUDA DAN OLAHRAGA SMP IIEGERI 1 TURI Alamat: Turi, Donokerto, Turi, Sleman.
X
55551
I
896673. Email:
[email protected]
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKT]KAII WAWATICARA
Yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Riyanto,
Nip
:
S. Pd
: 196202A8 198903 1 007
labatan: Guru Mata Pelajaran Seni Budaya Menyatakan bahwa:
Nama : ZulivaDwr Azizah
Nim
:11,f,A6241014
Jurusan : Pend. Seni Rupa Benar-benar telah melakukan wawancara dalam rangka menyelesaikan Tugas Akhir
Skripsi (TAS) dengan judul 'oDeformasi Flora dan Fauna Dalam Motif Batik Pada
Pembelajaran Seni Budaya dikelas
YIII SMP Negeri I Turi"
demikian surat
keterangan ini dibuat untuk digtrnakan sebagaimana mestinya.
Februari 2015
.Pd.
NrP 19620208 198903
I
007