EKSPLORASI SUMBER DAYA PERAIRAN
Riza Rahman Hakim, S.Pi Hakim, S.Pi Fisheries Department ‐ UMM
Pendahuluan Kontribusi produksi perikanan nasional sampai saat ini masih didominasi usaha perikanan tangkap, khususnya perikanan laut. laut Produksi perikanan tangkap periode 2000 – 2003 mengalami peningkatan rata-rata sebesar 5,21% per tahun yakni 55,107 tahun, 107 juta ton pada tahun 2000 menjadi 5,948 juta ton pada tahun 2003. Selama periode tahun 2004 – 2005 sampai dengan kuartal ke-22, PDB subsektor perikanan mengalami kenaikan ke sebesar 8,78%, jauh lebih tinggi daripada kenaikan PDB sektor pertanian, peternakan, dan kehutanan sebesar , 5,80%. Kontribusi subsektor perikanan terhadap PDB sektor pertanian dalam arti luas terus meningkat, yakni pada tahun 2004 mencapai sekitar 15%, pada tahun 2005 meningkat menjadi 15,68%.
Berdasarkan data badan ppangan g dunia FAO tahun 1994, menyebutkan Indonesia menempati urutan ke-7 sebagai produsen perikanan dunia, setelah China, Peru, Jepang, Chile, USA dan India. D sejak Dan j k tahun h 2002, 2002 dengan d produksi d k i 5,6 56 juta ton, menjadikan Indonesia sebagai negara produsen ikan terbesar ke-6 dunia, dunia setelah China, Peru, India, Jepang dan USA
Berdasarkan laporan Bank Dunia tahun 2003,, dinyatakan y bahwa daya y saingg industri Indonesia saat ini bergeser ke y arah industri berbasis sumberdaya alam, diantaranya termasuk industri berbasis perikanan. p
TREND PRODUKSI PERIKANAN DUNIA 120,000,000
Produk ksi (Metric To ons)
100,000,000
WORLD CAPTURE FISHERIES
80,000,000
60,000,000
40,000,000
WORLD AQUACULTURE 20,000,000
1980
------
: Prediksi
1990
2000
2002
2010
Sumber : FAO (2004)
POTENSI DAN PEMANFATAN SDA KELAUTAN DAN PERIKANAN
Dasar Pemikiran An Nahl (16:14)
Dan Dia-lah Allah yang menundukkan lautan untukmu, agar kamu dapat • memakan k daripadanya d i d ‘d i ’ yang segar, dan ‘daging’ d • supaya kamu dapat mengentaskan daripadanya sesuatu yang dapat kamu kenakan (pakaian / perhiasan), dan • kamu saksikan kapal-kapal mengapung padanya, • dan supaya kamu dapat mencari sebagian karunia-Nya • dan mudah-mudahan kamu bersyukur”
POTENSI SDA KELAUTAN DAN PERIKANAN Al Qur Qur’an an Surat An Nahl Ayat 14 dan UUD 1945 P 33 ( 2) Ps.
Kekayaan Maritim Indonesia
Transportasi dan Perhubungan Pelabuhan Laut Perikanan P ik T k Tangkap Dan Budidaya Pariwisata Bahari Energi dan Mineral Lepas Pantai Harta Karun
Pembangunan
Ekonomi Maritim Indonesia (Economic
Prime Mover)
Kesejaht teraan Rakyat
Jenis Sumberdaya Kelautan 1. Sumberdaya pulih (renewable resources) • Sumberdaya pulih terdiri dari sumberdaya perikanan tangkap, budidaya pantai (tambak), budidaya laut, dan bioteknologi kelautan. • Perairan Indonesia memiliki potensi lestari ikan laut sebesar 6,2 juta ton, terdiri dari ikan pelagis besar (975,05 ribu ton), ikan pelagis kecil (3.235,50 ribu ton), ikan demersal (1.786, 35 ribu ton), ikan karang konsumsi (63,99 ribu ton), udang penaid (74,00 ribu ton), lobster (4,80 ribu ton), dan cumi-cumi (28,25 ribu ton). • Seluruh potensi yang ada tersebut sampai pada tahun 1998 baru dimanfaatkan sekitar 58,5 persen.
•
•
•
Pada ada pengembangan pe ge ba ga budidaya bud daya laut au untuk u u berbagai be baga jenis je s ikan a (kerapu, kakap, baronang, dll), kerang-kerangan dan rumput laut, masing-masing 3,1 juta ha, 971.000 ha, dan 26.700 ha. Potensi pproduksi budidaya y ikan dan kerangg serta rumput p laut 46.000 ton per tahun dan 482.400 ton per tahun. Namun dari seluruh potensi produk budidaya laut tersebut, baru sekitar 35 persen yang sudah direalisasikan. Potensi sumberdaya hayati (perikanan) laut lainnya yang dapat dikembangkan adalah berbasis bioteknologi, seperti ekstraksi dari mikroalgae (fitoplankton), makroalgae (rumput laut) maupun invertebrata lain untuk keperluan industri makanan sehat, farmasi, kosmetik dan lainnya.
2. Sumberdaya tidak pulih (non-renewable resources) • Indonesia sebenarnya memiliki potensi kekayaan minyak yang melimpah, p , dan dari 60 cekungan g minyak y dalam alam Indonesia,, 70 persen atau sekitar 40 cekungan terdapat di laut. 3. Energi kelautan • Energi kelautan merupakan energi non non-konvensional konvensional dan termasuk sumberdaya kelautan non hayati yang dapat diperbaharui dan potensi pengembangannya di kawasan pesisir dan lautan Indonesia. • Keberadaan sumberdaya ini dimasa datang semakin signifikan manakala energi BBM (bahan bakar minyak) kian tipis. Jenis energi kelautan yang berpeluang dikembangkan adalah Ocean Thermal Energy gy Conversion ((OTEC), ), energi g kinetik dari gelombang, pasang surut dan arus, konversi energi dari perbedaan salinitas.
4. Jasa kelautan (environmental service) • Pemanfaatan jasa-jasa lingkungan kelautan, terutama untuk pengembangan pariwisata dan pelayaran. Dewasa ini pariwisata berbasis kelautan (wisata bahari) telah menjadi salah l h satu produk d k pariwisata i i yang menarik. ik • Sedangkan potensi lainnya yang masih perlu sentuhan pendayagunaan professional adalah jasa transportasi laut ( h b (perhubungan llaut). )
PERIKANAN TANGKAP POTENSI PERIKANAN Potensi : 6,7, ton/tahun Dimanfaatkan : 3,9 juta ton/tahun
Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) di Indonesia Dalam rangka pengelolaan dan pemanfaatan, daerah penangkapan ikan (fishing ground) dibagi menjadi 9 wilayah pengelolaan perikanan (WPP): 1. 2 2. 3. 4. 5. 6 6. 7. 8. 9.
perairan selat Malaka, Perairan laut Cina Selatan perairan laut Jawa perairan selat Makasar dan laut Flores perairan laut Banda perairan laut Seram dan teluk Tomini perairan laut Sulawesi dan samudera Pasifik perairan laut Arafura perairan samudera Hindia
Kelompok Sumber Daya Ikan Pelagis g Besar Potensi (103 ton/tahun) Produksi (103 ton/tahun) Pemanfaatan (%) Ikan Pelagis Kecil Potensi (103 ton/tahun) Produksi (103 ton/tahun) P Pemanfaatan f t (%) Ikan Demersal Potensi (103 ton/tahun) Produksi (103 ton/tahun) Pemanfaatan (%) Ikan Karang Konsumsi Potensi (103 ton/tahun) Produksi (103 ton/tahun) Pemanfaatan (%) Udang Penaeid Potensi (103 ton/tahun) Produksi (103 ton/tahun) Pemanfaatan (%) Lobster Potensi (103 ton/tahun) Produksi (103 ton/tahun) Pemanfaatan (%) Cumi-cumi Potensi ((103 ton/tahun)) Produksi (103 ton/tahun) Pemanfaatan (%) Potensi (103 ton/tahun) Produksi (103 ton/tahun) Pemanfaatan (%) Catatan:
3
Wilayah Pengelolaan Perikanan 4 5 6
7
8
2
27,67 35,27 >100
66,08 35,16 53,21
55,00 137,82 >100
193,60 85,10 43,96
104,12 29,10 27,95
106,51 37,46 35,17
175,26 153,43 87,54
50,86 34,55 67,93
386,26 188,28 48,74
1.165,36 736,17 63,17
147,30 132,70 90 15 90,15
621,50 205,53 33 07 33,07
340,00 507,53 >100 100
605,44 333,35 55 06 55,06
132,00 146,47 >100 100
379,44 119,43 31 48 31,48
384,75 62,45 16 23 16,23
468,66 12,31 2 63 2,63
526,57 264,56 50 21 50,21
3.605,66 1.784,33 49 49 49,49
82,40 146,23 >100
334,80 54,69 16,34
375,20 334,92 89,26
87,20 167,38 >100
9,32 43,20 >100
83,84 32,14 38,33
54,86 15,31 27,91
202,34 156,80 77,49
135,13 134,83 99,78
1.365,09 1.085,50 79,52
5 00 5,00 21,60 >100
21,57 21 57 7,88 36,53
9 50 9,50 48,24 >100
34,10 34 10 24,11 70,70
32,10 32 10 6,22 19,38
12,50 12 50 4,63 37,04
14,50 14 50 2,21 15,24
3 10 3,10 22,58 >100
12,88 12 88 19,42 >100
145,25 145 25 156,89 >100
11,40 49,46 >100 100
10,00 70,51 >100 100
11,40 52,86 >100 100
4,80 36,91 >100 100
0,00 0,00 0,00
0,90 1,11 >100 100
2,50 2,18 87,20
43,10 36,67 85,08
10,70 10,24 95,70
94,80 259,94 >100 100
0,40 0,87 >100
0,40 1,24 >100
0,50 0,93 >100
0,70 0,65 92,86
0,40 0,01 2,50
0,30 0,02 6,67
0,40 0,04 10,00
0,10 0,16 >100
1,60 0,16 10,00
4,80 4,08 85,00
1,86 3,15 >100
2,70 4,89 >100
5,04 12,11 >100
3,88 7,95 >100
0,05 3,48 >100
7,13 2,85 39,97
0,45 1,49 >100
3,39 0,30 8,85
3,75 6,29 >100
28,25 42,51 >100
276,03 389,28 >100
1.057,05 379,90 35,94
796,64 1.094,41 >100
929,72 655,45 70,50
277,99 228,48 82,19
590,62 197,64 33,46
632,72 237,11 37,47
771,55 263,37 34,14
1.076,89 623,78 57,92
6.409,21 4.069,42 63,49
1. Selat Malaka, 2. Laut Cina Selatan, 3. Laut Jawa, 4. Selat Makassar dan Laut Flores, 5. Laut Banda, 6. Laut Seram dan Teluk Tomini, 7. Laut Sulawesi dan Samudera Pasifik, 8. Laut Arafura, 9. Samudera Hindia
9
Perairan Indonesia
1
IKAN PELAGIS BESAR A. IKAN TUNA BESAR • Ikan Madidihang (Thunnus albacares) • Albakora Alb k (T. T alalunga l l ) • Tuna mata besar (T. obesus) • Tuna sirip biru selatan (T. maccoyii) B. IKAN TUNA KECIL • Cakalang (Katsuwonus pelamis) • Tongkol (Euthynnus affinis) • Tongkol kecil (Auxis thazard) • Abu-abu (Thunnus tonggol) C. LAIN-LAIN • Setuhuk • Marlin • Bonito • dll
PENYEBARAN IKAN PELAGIS BESAR •
Madidihang dan Mata besar berada di seluruh Indonesia.
•
Albakora lb k di sebelah b l h barat b Sumatera, S selatan l Bali, li sampai dengan Nusa Tenggara.
•
Tuna sirip biru di sebelah selatan Jawa sampai perairan Samudera India bagian selatan yang berhawa dingin
•
Ikan Cakalang terdapat di sebagian besar perairan laut Indonesia
Definisi Eksplorasi sumberdaya perairan dapat g kegiatan g yang y g didefinisikan sebagai bertujuan untuk memperoleh informasi g sumberdaya y akuatik dan menghasilkan sebagai salah satu upaya pemanfaatan potensi sumberdaya p y p perairan secara optimal.
Definisi • Penangkapan : kegiatan memproduksi ikan dengan menangkap (capture) dari perairan di daratan (inland capture) seperti sungai, danau, waduk dan rawa, serta perairan i llautt (marine ( i capture) t ) seperti ti perairan i pantai t i dan d laut lepas. • Penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan perairan y yang g tidak dalam keadaan dibudidayakan y di p dengan alat atau cara apa pun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/ g y ((UU tentang g Perikanan, thn 2004)) atau mengawetkannya. • Penangkapan (fishing) adalah usaha melakukan penangkapan ataupun pengumpulan ikan dan jenis-jenis aquatic resources lainnya, dengan dasar pemikiran bahwa ikan dan aquatic resources tersebut mempunyai nilai ekonomi. (Sudirman & Achmar Mallawa, Teknik Penangkapan Ikan, 2004)
• SSekitar kit 100 100.000 000 ttahun h yang llalu l manusia i ttelah l h melakukan l k k kegiatan penangkapan dengan menggunakan tangan • Kemudian berkembang secara berlahan dengan gg alat yang y g sangat g tradisional,, yang y g terbuat menggunakan dari berbagai jenis bahan seperti batu, kayu, tulang dan tanduk • Seiring perkembangan kebudayaan, manusia mulai bisa membuat perahu sampan • Setelah ditemukannya mesin uap pada thn 1769, maka penangkapan ikan ikut terpengaruh perkembangannya. • Mesin tersebut tidak hanya digunakan untuk menggerakkan kk k kapal,l ttetapi t i pada d th th. 1860 mesin i ttsb b digunakan pula untuk menarik berbagai jenis alat tangkap seperti jaring dan long line g negara g telah berlomba • Memasuki abad ke-21 berbagai dalam melakukan modernisasi teknologi penangkapan ikan
Sejarah Pemanfaatan SDI a. Berburu menangkap/mencari ikan T j Tujuan: hanya h untuk t k makan k keluarga k l ( bit (subsistance ttype of fisheries) b. Pembudidayaan ikan Tujuan: dikomersialkan (commercial type of fisheries) c. Mengembangkan usaha perikanan yang bersifat Komersial: menangkap ikan, budidaya ikan, menyimpan, mendinginkan, mengawetkan atau pengolahan.
Perkembangan Teknik Penangkapan ikan: 1.
Perubahan usaha penangkapan dari seekor demi seekor k ke k arah h usaha h penangkapan k dalam d l jumlah j l h yang banyak. Misal: hand line Æ long line 2. Perubahan dari fishing ground ke arah yang lebih jauh dari pantai pantai, sehingga terjadi pula perubahan dari depth perairan (dari perairan dangkal ke perairan yang lebih dalam). Misal: adanya kapal penangkap ikan yang mampu menjangkau ratusan mil. 3. Penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin. Ketiga hal diatas menunjukkan perkembangan from tradisional fishing to industrial fishing.
Bagaimana dengan perkembangan p g p ikan di Indonesia teknik penangkapan • Alat tangkap dan teknik penangkapan ikan yang digunakan nelayan di Indonesia umumnya masih bersifat tradisional • Secara naluri alamiah para nelayan telah banyak mengetahui pemanfaatan behaviour untuk tujuan penangkapan, yang nelayan belum mamp adalah mendeteksi problemanya mampu probleman a lalu lal melakukan improvement (Ayodhyoa, 1981)
Manajemen produksi perikanan tangkap Manajemen kapal dan alat tangkap
Manajeman operasi penangkapan ikan
Manajemen produksi perikanan tangkap
Manajemen penanganan ikan dan hasil tangkapan
Manajemen daerah penangkapan ikan
Pembangunan perikanan di masa mendatang harus diwujudkan secara terpadu •
• •
Meningkatkan taraf hidup dan tingkat kesejahteraan masyarakat, meningkatkan kualitas sumberdaya manusia perikanan dan pendapatan nelayan melalui upaya optimalisasi pemanfaatan sumberdaya perikanan dengan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berwawasan lingkungan dan penambahan nilai tambah hasil perikanan dengan meningkatkan kegiatan agribisnis dan agroindustri. agroindustri Meningkatkan penyediaan dan distribusi bahan pangan komoditas perikanan dalam rangka meningkatkan gizi masyarakat. Meningkatkan i dan mendorong lapangan kerja j dan kesempatan berusaha yang produktif terutama di kawasan potensial.
Faktor yang mempengaruhi penangkapan • Penangkapan berkaitan dengan stok ikan di suatu perairan • Faktor yang mempengaruhi stok ikan: a. reproduksi b. pertumbuhan alamiah c. aktivitas kti it penangkapan k d. kematian alamiah • Faktor yang sangat mempengaruhi penangkapan adalah musim musim, sehingga dikenal musim ikan dan musim paceklik
Lanjutan … • Salah satu penyebab berkurangnya stok ikan di perairan disebabkan oleh upaya penangkapan dengan produksi yang telah melampaui MSY (Maximum Sustainable Yield) • MSY : biomassa ikan yang masih boleh ditangkap sehingga stok ikan yang tertinggal di perairan tersebut masih memungkinkan untuk berkembang biak dan tumbuh secara normal. • Dalam MSY terjadi keseimbangan antara penangkapan dan kematian alami ikan dengan reproduksi dan pertumbuhan alami sehingga stok ikan selalu tersedia • Aktivitas penangkapan dengan hasil tangkapan ikan yang telah t l h melampaui l i MSY disebut di b t tangkap t k lebih l bih (overfishing).