dapat diperoleh oleh kliennya tanpa melalui
1. PENDAHULUAN
tes maupun prosedur yang telah ditetapkan.
Di Indonesia, pekerjaan sebagai calo
Terdapat pula “Calo Tiket”, calo jenis ini
seringkali dipandang sebagai pekerjaan yang
biasa melipatgandakan harga tiket dengan
illegal dan negatif. Calo bekerja sebagai
cara mereka membeli sebanyak mungkin
pemberi jasa alternatif atau jalan pintas bagi seseorang
secara
tidak
resmi.
tiket untuk dijual kembali, calo jenis ini
Dalam
seringkali ditemui pada tempat publik yang
prosesnya seorang calo akan berusaha
memiliki proses ticketing1 sebagai syarat
mencari keuntungan dengan menggandakan harga
asli
suatu
produk
atau
akses seperti konser musik, gedung bioskop,
jasa,
pagelaran seni dan event sejenisnya. Selain
memberikan penawaran dengan harga yang
itu calo jenis ini juga dapat ditemui di
besar dan tentunya berbeda dari harga
stasiun, bandara, maupun terminal, karena
sebenarnya. Pekerjaan ini juga menjadi
ketiga tempat tersebut juga identik dengan
pekerjaan yang dipandang rendah bagi
proses ticketing. Jenis calo yang lain adalah
sebagian kalangan karena penghasilannya
“Calo Terminal”, dimana mereka beroperasi
yang tidak jelas dan praktiknya yang cenderung
mengelabui
atau
di terminal
menipu
memanfaatkan
segala
macam fasilitas terminal untuk mereka
targetnya. Cara kerja para calo ini tentunya
jadikan sebagai lahan beroperasi, perlu
berbeda-beda tergantung jenis (type) dan
diingat bahwa lahan operasi mereka tidak
ranah (field). Ada
dan
beberapa
jenis
calo
hanya berjualan dan melipatgandakan harga
di
tiket, namun mereka juga menjadi perantara
Indonesia, misalnya saja “Calo SIM” yang memberikan jasa pengurusan surat ijin
1
Proses Ticketing merupakan proses scanning dan pengecekan tanda bukti akses atau masuk. Tanda bukti tersebut biasa disebut dengan tiket dan prosesnya disebut ticketing.
mengemudi dengan harga tertentu yang
1
pengusaha
sekitar
terminal
untuk
diasumsikan cenderung menganggap setiap
memperoleh komisi atau uang tambahan.
targetnya akan mudah untuk dikelabui.
Citra calo terminal sendiri seringkali diidentikan dengan seorang calo
Dari studi Jaringan sosial akan
yang
diketahui banyak hal terkait jaringan dalam
dengan cara memaksa,
suatu komunitas, khususnya informal. Ada
mereka tak jarang akan membuntuti dan
banyak varian yang membentuk jaringan,
mengganggu kenyamanan targetnya agar
seperti adanya rasa saling tahu, saling
sang target mau memakai jasanya. Diantara
menginformasikan, saling mengingatkan,
beberapa jenis calo tersebut, calo terminal
dan saling membantu dalam melaksanakan
menjadi sosok calo yang paling sering
ataupun mengatasi sesuatu. Selanjutnya
ditakuti
yang
jaringan itu sendiri dapat terbentuk dari
cenderung di tempat terbuka dan bahkan
hubungan antar personal, antar individu
secara
menunjukkan
dengan institusi, serta antar kelompok
identitasnya sebagai calo. Seperti yang telah
dengan institusi atau media disekitarnya
dijelaskan sebelumnya juga, bahwa praktik
yang menjadi bagian sekaligus pengikat
kerja calo terminal seringkali merugikan
dalam jaringan. Hal ini tidak akan terwujud
pengguna layanan terminal. Mereka mencari
tanpa dilandasi norma dan rasa saling
target dengan cara paksaan atau membuntuti
percaya (Thohir, 2012). Jaringan sosial juga
para penumpang hingga si penumpang mau
bisa terbentuk dalam masyarakat karena
menggunakan jasanya dan menganggap
munculnya asumsi bahwa manusia tidak
terminal sebagai wilayah yang dapat ia
dapat berhubungan dengan semua manusia
kuasai namun menjadi wilayah asing bagi
yang ada hubungan selalu terbatas pada
para targetnya, sehingga para calo banyak
sejumlah orang tertentu. Setiap orang belajar
mencari target
karena
keberadaannya
terang-terangan
2
dari pengalamannya untuk masing-masing
dan secara keseluruhan mereka juga belum
memilih dan mengembangkan hubungan-
tentu saling mengenal. Dalam jaringan calo
hubungan sosial yang terbatas jumlahnya
tersebut, mereka mungkin akan dapat saling
dibandingkan dengan jumlah rangkaian
bertukar informasi, saling mengingatkan,
hubungan sosial yang tersedia, disesuaikan
dan saling membantu dalam melaksanakan
dengan kebutuhan-kebutuhan yang ada pada
dan mengatasi sesuatu. Sehingga dari situ
individu yang bersangkutan sehingga dalam
kemudian muncul pembagian tugas dan
usaha peningkatan taraf hidup juga tidak
peran secara informal.
menggunakan semua hubungan sosial yang dimilikinya,
permasalahannya,
Berdasarkan beberapa uraian diatas,
jaringan
kemudian muncul ketertarikan untuk melihat
sosial itu adalah pengelompokan sehingga
bagaimana
keanggotaannya seringkali tidak disadari
jaringan sosial calo di Terminal Purabaya.
oleh pelaku.
Mengapa mereka begitu kuat dan masih
Anggota jaringan sosial yang satu
tetap
eksis
sebenarnya
bahkan
pembentukan
terus
bertambah
dengan anggota lainnya belum tentu saling
jumlahnya sekalipun telah disusun banyak
mengenal.
Agusyanto
program pemberantasan calo oleh dinas
menyadari
perhubungan
(2007),
Menurut
Tak
Ruddy
seorang
pun
dan
pengelola
Terminal
sepenuhnya atau tahu persis–dengan siapa
Purabaya sejak lebih dari lima tahun yang
dia berhubungan secara tidak langsung
lalu.
dengan orang atau sekelompok orang.
Konsekuensi
yang
muncul
jika
Seperti yang terjadi terjadi pada calo di
masalah calo ini terus dibiarkan adalah,
Terminal Purabaya, mereka secara tidak
kelompok calo yang semakin marak akan
sadar berkelompok tanpa ada struktur formal
merasa semakin bebas dan melanggar tata
3
aturan sehingga mereka akan menggangu
2. METODE PENELITIAN
kepentingan dari para pemanfaat layanan terminal
dan
terus
deskriptif dan dikaji dengan menggunakan
mementingkan bagaimana agar jasa mereka
analisis konsep dan teori jaringan sosial.
tetap menghasilkan keuntungan meskipun
Hasil kajiannya merupakan sebuah deskripsi
cara mereka salah dan merusak kenyamanan
dan analisis mengenai bentuk-bentuk dan
para
terminal.
fungsi-fungsi jaringan sosial yang terjadi di
Konsekuensi lain juga dapat dilihat dari sisi
antara para calo di Terminal Purabaya
calo di terminal purabaya sendiri yang
Bungurasih.
Tipe
penelitian
yang
semakin banyak dan tersebar di beberapa
dipergunakan
adalah
deskripsi
analitis
distrik,
bertambah
(analytical description). Deskriptif analitis
jumlahnya terlebih jika kegiatan menjadi
adalah data yang diperoleh dalam proses
calo dinilai menguntungkan dan ditakuti
kerja lapangan dan studi pustaka kemudian
serta sulit untuk diberantas, isu seperti ini
dianalisa dengan menggunakan konsep-
akan memunculkan dampak persuasif bagi
konsep yang diuraikan sebelumnya di dalam
masyarakat lain untuk menjadi bagian dari
penelitian ini. Dua proses besar yang
calo tersebut serta melakukan regenerasi dan
dilakukan
adaptasi terkait hal-hal apa saja yang
penelitian
dilakukan
sebelumnya
deskripsi dan proses analisa. Data-data
sehingga mereka mendapatkan keuntungan
primer maupun skunder yang diperoleh dari
tanpa harus bekerja di sektor formal.
kegiatan
pengguna
mereka
oleh
mereka
akan
Penelitian ini merupakan penelitian
layanan
akan
terus
calo-calo
sehubungan semacam
lapangan
ini
dan
dengan adalah
studi
tipe proses
pustaka
dideskripsikan secara naratif pada bagianbagian
4
awal
peneltian.
Deskripsi
ini
dilakukan untuk memberikan gambaran
sosial
mengenai wilayah yakni Terminal Purabaya,
kekerabatan,
termasuk
superordinat-subordinat,
didalamnya
pengalaman-
antarindividu,
pertemuan,
pertukaran,
hubungan hubungan
pengalaman para informan yang berkaitan
antarorganisasi,
persekutuan
militer,
dengan operasionalisasi jaringan sosial. Dari
dan sebagainya (Suparlan, 1982: 37).
deskripsi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan generalisasi dan abstraksi dari kenyataan
sehari-hari
yang
terjadi
Ada 2 konsep jaringan sosial
di
yang harus dipahami dalam jaringan
wilayah tersebut.
sosial yaitu: 1. Jaringan konsep
3. PEMBAHASAN
sosial
Metaporik
sebagai :
yakni
jaringan sebagai suatu rangkaian
3.1 Implikasi Konsep Jaringan Sosial
antar hubungan dalam suatu Hubungan-hubungan sosial di sistem sosial. mana setiap individu dilekatkan dapat 2. Jaringan dilihat
sebagai
sebuah
sosial
sebagai
jaringan. konsep Analitis : yakni jaringan
Jaringan sosial dapat dilihat sebagai tidak sejumlah
kecil
titik-titik
hanya
dilihat
sebagai
yang jaringan yang khusus saja tetapi
dihubungkan oleh garis-garis. Titik-titik karakteristik dari hubungan – ini dapat berupa orang, peranan, posisi, hubungan yang ada sehingga status, kelompok, tetangga, organisasi, dapat
mengintepretasikan
masyarakat, nasion atau negara dan tingkah laku sosial dari orang – sebagainya.
Garisnya
ini
dapat orang yang terlibat didalamnya
merupakan perwujudan dari hubungan 5
Dalam menganalisis jaringan sosial calo
bahwa ada rangkaian hubungan antara
di Purabaya, dijelaskan melalui dua konsep
setiap komunitas yang ada, dimana
diatas, konsep metaporik akan digunakan
berdasarkan analisis dibagi kedalam
sebagai
menemukan
tiga kelompok yakni kelompok calo J,
rangkaian jaringan yang ada pada komunitas
kelompok calo BM, dan kelompok calo
calo di Terminal Purabaya sedangkan untuk
B. Kelompok calo J memiliki sifat yang
memperjelas pemetaan dan analisis, konsep
dominan, ia lebih keras dan ditakuti.
yang digunakan adalah jaringan sosial
Sehingga kelompok ini diistilahkan
sebagai konsep Analitis, hal ini karena
sebagai calo kapak merah, sedangkan
konsep Analitis memiliki analisa yang lebih
kelompok calo BM lebih diistilahkan
menyeluruh. Selain melihat karakteristik
pada calo berpengalaman sedangkan
jaringan,
bagaimana
calo B diistilahkan sebagai kelompok
hubungan-hubungan yang ada pada konteks
calo rapi. Dimana masing-masing dari
mikro, yakni aktor-aktor dalam setiap
mereka sejatinya berhubungan jika
komunitas calo tersebut, maupun konteks
melihat dari ranah profesi dan karakter
makro
kelompok.
pijakan
untuk
juga akan dilihat
yakni
hubungan
internal
dan
eksternal komunitas tersebut. Sedangkan
Kelompok J atau kelompok
jaringan sosial sebagai konsep metaporik
kapak merah berhubungan dengan calo
hanya
lain
fokus
pada
rangkaian
antara
hubungan dalam sistem sosial saja. Dalam
penjelasan
menggunakan
power
atau
kekuasaan yang dimilikinya. Dengan rangkaian
data yang didapatkan dari informan
metaporik terkait dengan komunitas
penelitian ini, dapat diinterpretasikan
calo di Terminal Purabaya, dijelaskan
bahwa
6
kelompok
ini
cenderung
menguasai calo yang lain, sehingga
kelompok J juga terkena imbas atas
eksistensi yang
lebih
gambaran perilaku baik para calo,
lain.
sekalipun itu mayoritas bukan berasal
terlihat
ia dapatkan
daripada
calo
yang
Kelompok ini juga menguasai salah
dari kelompok mereka.
satu titik paling ramai di terminal, yakni
Sementara kelompok calo BM,
titik penurunan bus, sehingga terlihat
lebih dikenal sebagai kelompok yang
jelas
profesional
bahwa
mereka
memiliki
kekuasaan dalam hal ini.
kelompok
dan ini
berpengalaman, juga
membangun
Hubungan kelompok J dengan
hubungan baik dengan calo B, terlihat
kelompok lain akan cenderung lemah,
dari karakteristik yang hampir serupa
karena
menjadi
diantara keduanya. Para informan pun
hubungan dominasi dan akan berpotensi
selalu memberikan gambaran baik pada
menjadi hubungan ordinat-subordinat.
dua kelompok ini. Sehingga keduanya
Kelompok
memiliki
akan sangat berbeda dengan kelompok
kekuasaan dan dominasi namun mereka
J. Kelompok B juga dikenal lebih rapi
juga
dan akan melepas calon penumpang
hubungan
ini
mereka
walaupun
membutuhkan
kelompok
lainnya
untuk
keberadaan bertahan,
apabila
mereka
tidak
mau
karena berdasarkan analisis kekuatan
menggunakan jasa mereka. Mereka
ikatan eksternal, para calo di Purabaya
juga dikenal sebagai kelompok yang
seringkali
cara-cara
kooperatif, sehingga memperkuat ikatan
pertahan dengan cara berlaku kooperatif
mereka dengan media eksternal lain, hal
dan membangun relasi yang baik
ini juga akan mempengaruhi eksistensi
kepada petugas, hal ini akan membuat
calo itu sendiri.
menggunakan
7
Rangkaian kemudian
hubungan
terbentuk
dimana
ini
2.Kelompok : Para aktor yang saling
setiap
berhubungan tadi akhirnya membentuk
elemen yang berpengaruh kedalam
suatu
komunitas tersebut akan berada dalam
berdasarkan analisis dalam kategorisasi
satu rangkain. Dimana akan diuraikan
hubungan sosial, kelompok calo di
secara sistematis dibawah ini :
Purabaya terbentuk berdasarkan asas
1.
kelompok
calo,
Aktor : komponen rangkaian
kekerabatan,
yang pertama adalah aktor. Para aktor
pengalaman.
yang merujuk pada para calo di
merujuk pada asal daerah mereka
terminal
ataupun
Purabaya
itu
sendiri
kedekatan
dimana
dan
Kekerabatan
hubungan
juga disini
persaudaraan,
merupakan salah satu bagian terkecil
sementara kedekatan dapat merujuk
namun
pada ikatan persaudaraan namun juga
juga
terpenting
merupakan
dalam
bagian
jaringan
sosial
pertemanan,
artinya
orang
yang
komunitas calo tersebut, ia merupakan
sebenarnya bukan kerabat dan bukan
bagian
pusat
berasal dari daerah yang sama, apabila
penggerak kegiatan dan pengatur alur
mereka memang sudah dekat, mereka
jaringan.
dapat
paling
inti
Apabila
sebagai
para
aktor
dari
dibilang
berhubungan
kelompok J berkonflik dengan para
berdasarkan
aktor dari kelompok B, maka posisi
itulah pada akhirnya penting untuk
mereka dalam jaringan akan sangat
mengetahui bagaimana suatu kelompok
mungkin berubah, sehingga komponen
dapat terbentuk. Kelompok, merupakan
aktor
salah
merupakan
komponen
yang
paling penting dalam jaringan.
satu
kedekatan.
bagian
Maka
penting
dari
dalam
rangkaian jaringa, mereka merupakan
8
bagian
yang
dapat
menjelaskan
beberapa
gambaran hubungan antar jaringan.
bentuk
hubungan
setiap
komunitas yaitu
Dalam rangkaian jaringan, kelompok
1. Kerjasama (co-operation)
sebenarnya bukan merupakan bagian
2. Persaingan (competition)
yang harus ada, namun
3. Pertentangan (conflict)
3.2 Bentuk Hubungan Komunitas Calo di
4. Akomodasi (accommodation)
Terminal Purabaya
Dalam
Setiap
komunitas
komunitas
calo
di
tentunya
Terminal, bentuk hubungan yang ada,
memiliki bentuk hubungan, dimana
apabila berada dalam satu kelompok
komunitas terbangun karena adanya
maka
tujuan tertentu dan keberadaan tujuan
walaupun tidak menutup kemungkinan
itu akan menentukan arah bentuk
mereka bersaing, namun persaingan ini
hubungan
tidak berpotensi kuat menimbulkan
mereka,
apakah
mereka
sifatnya
adalah
bersaing untuk meraih tujuan atau
pertentangan
bahkan kerjasama untuk meraihnya,
kelompok tersebut. Namun hubungan
mungkin bahkan mereka melakukan
antar komunitas, apabila dilihat dari
keduanya untuk dapat mencapai tujuan
hubungan kelompok calo J dengan B
tersebut. Mengetahui bentuk hubungan
dan BM dapat diinterpretasikan bahwa
merupakan hal penting sebagai dasar
hubungan mereka cenderung kepada
identifikasi
hubungan
non-kerjasama
atau
persaingan,
persaingan
juga
pembentukan
motif
dan
komunitas.
identifikasi Soekanto
(2000) mengatakan bahwa terdapat
karena
kerjasama,
solidaritas
ini
berpotensi menimbulkan konflik atau pertentangan pada akhirnya apabila
9
persaingan menguat dan menyinggung
sampai saat ini juga. Hal yang ditangani
satu sama lain. Sedangkan hubungan
oleh pemimpin atau pemuka opini
antara B dan BM merupakan hubungan
tersebut dapat dilihat melalui tanggung
persaingan
ini
jawabnya terhadap anak buah mereka,
memiliki potensi kerjasama, mengingat
kemudian adanya inisiatif kelompok
kinerja mereka yang baik dan saling
untuk
keterbukaan antar kelompok.
kerjabakti. Selain itu apabila ada calo
namun
persaingan
membantu
warga
dalam
3.3 Tipe Aktor dalam Komunitas Calo di
yang terikat masalah dengan aparat,
Terminal Purabaya
maka pemimpin juga akan membantu
Dalam jaringan komunitas calo
sebagai penanggung jawab. Sedangkan
di Terminal Purabaya, tipe aktornya
dikatakan
cenderung pada tipe Polimorfik dan
kecenderungan
Homofili. Dikatakan polimorfik karena
memperoleh
dalam setiap kelompok calo yang ada
berinteraksi dengan karakter yang sama
memiliki pemimpin atau pemuka opini,
yakni sesama calo, meskipun mereka
dimana
dapat
juga berinteraksi dengan karakter yang
menangani sejumlah isu. Jika dilihat
berbeda seperti pemilik usaha dan
dari sini saja, apabila mereka tidak
warga, namun kecenderungan yang
dapat menangani berbagai macam isu,
mendominasi
adalah
maka jelas eksistensi kelompok tersebut
memperoleh
informasi
sudah tidak akan terlihat sampai saat
sesama calo, karena setiap harinya
ini,
mereka
mereka
namun
diharuskan
pada
kenyataannya,
kelompok mereka masih tetap eksis
10
homofili
lebih
karena
mereka
untuk
informasi
adalah
sering
lebih dari
kepada rekan
bertemu dan
berinteraksi
dengan
orang-orang
melekat pada mereka, misalnya, cara
tersebut.
pembagian pendapatan, ada salah satu sistem pembagian pendapatan yang
3.4 Komunitas Calo di Terminal
melalui cara mencari penumpang secara
Purabaya
rombongan,
Ditinjau
dari
Teori
pembagian
akan
Jaringan
diserahkan pada calo pemimpin, apabila
Dalam komunitas calo di Terminal
ia tidak ada maka pembagian akan
Purabaya, orientasi yang ada pada
diserahkan pada calo yang lebih senior,
mereka apabila dilihat secara komunitas
interdependensi ini juga terjadi terkait
maka
cenderung
dengan keinginan mereka untuk tetap
kepada Orientasi normatif, hal ini
bertahan dan memperoleh pendapatan.
karena terdapat ketergantungan diantara
Oleh
mereka, terlihat dari hubungan sosial
pembagian pendapatan, karena tidak
mereka yang saling membantu dan
semua aktor dalam setiap komunitas
bekerjasama. Hubungan mereka yang
akan mendapatkan penumpang atau
saling
bekerjasama
pengguna jasa setiap harinya, sehingga
tersebut ada karena mereka berada
mereka sesekali akan menggantungkan
didalam lingkaran atau lingkup yang
diri kepada temannya, hal ini juga
memiliki norma dan aturan. Norma
disebabkan karena ketatnya persaingan
tersebut
dan sempitnya ranah, artinya karena
orientasi
membantu
berasal
mereka
dan
dari
internal
dan
sebab
terdapat
blok-blok
internal
yang
dilakukan oleh komunitas tersebut,
memang sudah ada sejak lama dan
akhirnya ranah komunitas yang lain
norma
11
plot
lokasi
sistem
eksternal komunitas mereka, norma merupakan
dan
itu
yang
menjadi
lebih
sempit,
sehingga
kepada
petugas
terminal.
Dalam
komunitas itu mau tidak mau harus
mengambil keputusan itu, tentunya
bekerjasama
mendapatkan
terdapat
kerjasama
dan
penghasilan. Adanya hal-hal seperti
bersama
agar
mereka
dapat
itulah
memperlihatkan
eksistensi
mereka
yang
memunculkan sesama
agar
pada
akhirnya
ketergantungan
antar
Sedangkan
norma
aktor.
pemikiran
namun dengan cara yang lebih baik.
eksternal, merupakan norma yang ada
3.5 Pembentukan Jaringan Sosial
diluar
Berdasarkan
komunitas
mereka,
hal
ini
mengingat mereka para komunitas calo
Kerangka
Analisis
Jaringan Sosial
bekerja secara informal didalam field
Dalam permasalahan komunitas calo
(ranah) yang sebenarnya bukan milik
di Terminal Purabaya, jenis jaringan
mereka, sehingga mereka berada pada
yang paling dasar adalah jaringan sosial
lingkup dan tata aturan tertentu. Aturan-
sentiment atau emosional, hal ini dapat
aturan
membuat
dilihat sebelum mereka masuk kedalam
saling
jaringan tersebut atau sebelum mereka
bergantung untuk mencari solusi dan
menjadi aktor dalam jaringan, para calo
proteksi
itu
mereka
eksternal
tersebut
bekerjasama
agar
mempertahankan
mereka
dan
dapat
kegiatan
tetap
masuk
melalui
hubungan
ekonomi
kekerabatan dan pertemanan. Dari situ
mereka. Beberapa hal yang mereka
dapat dilihat bahwa jaringan sosial calo
lakukan seperti bekerjasama dengan
di
agen travel, melakukan kerja bakti
kecenderungan
dengan warga serta berlaku kooperatif
emosional.
12
Terminal
Purabaya, Sentiment
Namun
ketika
memiliki atau jaringan
sosial tersebut berada dalam konteks
sumber daya yang mereka pertukarkan
kegiatan ekonomi mereka, jaringan
juga relatif sama, dimana pada akhirnya
tersebut kemudian menjadi jaringan
hubungan sosial yang mereka wujudkan
jenis Interest atau kepentingan, dimana
adalah hubungan yang bersifat kerja
hubungan
sama dan tolong menolong. Sedangkan
yang terbangun diantara
mereka merupakan hubungan yang
dalam
berlandaskan kepentingan, hal ini dapat
kelompok,
dilihat
berhubungan secara horizontal, karena
melalui
kegiatan
ekonomi
tatanan tidak
semua
kelompok
ada
berada dalam satu jaringan tersebut
cenderung lebih dominan sehingga
karena
hubungan mereka cenderung vertikal.
kepentingan
berada
yang
pada
sama
satu yakni
kelompok
yang
Secara vertikal, dalam jaringan,
pekerjaan. Dalam
satu
antar
mereka yang seragam dan mereka dapat
mereka
salah
hubungan
dilihat bagaimana hubungan antara calo jaringan
sosial
pada garis yang berbeda, didominasi
komunitas calo di Terminal Purabaya,
oleh dua basis yakni pertemanan dan
apabila dilihat antara hubungan internal
hubungan kerjasama. dalam jaringan-
komunitas maka bentuk jaringan sosial
jaringan sosial yang bersifat vertikal,
yang menghubungkan adalah jaringan
individu-individu
sosial Horizontal. Dikatakan horizontal
dalamnya tidak memiliki status sosial
dalam tatanan internal kelompok karena
atau status ekonomi yang sepadan
para anggota-anggota atau aktor dalam
(Haryono, 1999: 30-31). Hubungan
kelompok calo tersebut memiliki status
vertikal terkait
sosial ekonomi yang relatif sepadan,
berbeda ditunjukkan dengan adanya
13
yang
terlibat
status sosial
di
yang
dominasi antara kelompok. Sedangkan
sosial total. Dikatakan Multi-Strand
pada hubungan status ekonomi dapat
karena seperti yang telah dijelaskan
dilihat
antara
dalam konsep jaringan bahwa dalam
kelompok calo dengan pemilik usaha,
suatu jaringan terdapat ikatan bukan
warga maupun petugas keamanan.
hanya internal kelompok melainkan
melalui
hubungan
Pada dasarnya hubungan para
juga
eksternal
kelompok.
calo merupakan hubungan yang multi-
permasalahan
strand. Hal ini dapat ditunjukkan
Purabaya, kategori jaringan kerja yang
dengan jaringan sosial total. Jaringan
mereka bangun merupakan jaringan
total
total yang disatukan melalui jaringan-
merupakan
networking
multi-stranded
dimana
keseluruhan
jaringan
calo
Dalam
bagian,
di
Terminal
dikatakan
jaringan yang dimiliki individu dan
membentuk
mencakup berbagai konteks atau bidang
dalam jaringan ini hubungan yang
kehidupan dalam masyarakat. Jaringan
menghubungkan memiliki lebih dari
ini berbeda dengan jaringan bagian,
satu konteks jaringan, yakni hubungan
dimana
jaringan
memfokuskan
pada
jaringan
mampu
bagian
lebih
kekerabatan,
jaringan
yang
etnis,
total,
pertemanan,
kerjasama
hubungan
kepentingan.
dimiliki oleh individu terbatas pada
Konteks
bidang kehidupan tertentu, misalnya
merupakan bagian-bagian dari jaringan
jaringan politik, jaringan keagamaan,
yang sejatinya saling berhubungan dan
jaringan
membentuk jaringan total. Setiap unsur
pertemanan,
kekerabatan, dan
jaringan
sebagainya,
yang
atau
dan
karena
jaringan
tersebut
jaringan tersebut memiliki pengaruh
kemudian dapat membentuk jaringan
terhadap
14
internal
kelompok
calo
maupun secara eksternal, bagian
tersebut
sehingga
menyatu
fungsi akses sendiri pada umumnya
dan
tidak bisa dibangun oleh kelompok
membentuk jaringan kerja total.
pusat dalam jaringan, seringkali mereka
Secara terpisah, fungsi jaringan
melakukan akses dengan media di
para calo di terminal Purabaya ini dapat
sekitarnya
untuk
digolongkan menjadi 3 bagian yakni:
melanggengkan
apa
dapat yang
tetap menjadi
1. Fungsi Informatif : dalam
tujuan mereka. Dalam komunitas calo
fungsi ini, suatu jaringan berfungsi
di purabaya, jaringan sosial yang ada
sebagai
yang
juga memiliki fungsi akses, dimana
peluang dan pelumas
pada kerangka jaringan yang telah
untuk melancarkan kegiatan dalam
digambarkan diatas, jaringan yang ada
jaringan, hal ini dapat berupa kerjasama
tidak sebatas jaringan antar aktor para
maupun pertukaran informasi. Para calo
calo, maupun antar kelompok calo,
di Terminal Purabaya juga melakukan
melainkan juga antar aktor, kelompok
kerjasama seiring kegiatan mereka, hal
dan
ini dapat dilihat dalam kegiatan mencari
pendukung inilah yang dapat memiliki
penumpang misalnya, mereka para calo
fungsi akses untuk tetap memanfaatkan
menerapkan sistem nutul dimana sistem
sumberdaya di sekitar dan di dalam
ini
untuk
terminal agar
dan
melangsungkan
media
mengandung
bersifat
memperoleh
informasi
bekerjasama satu
penumpang
hasilnya akan dibagi.
media
pendukung.
Media
mereka tetap dapat kegiatan
ekonomi
mereka, dalam hal ini mereka juga
2. Fungsi Katalisator : Fungsi
ternyata cukup mengenal dan akrab
katalisator ini merupakan fungsi akses,
dengan para media di sekitar mereka
15
seperti pemilik usaha,
warga dan
penting, terlebih jika jaringan tersebut
petugas keamanan. Para calo secara
tergolong pada jaringan yang padat,
frekuentif akan melakukan pendekatan
adanya koordinasi akan membantu
terhadap para warga seperti misalnya
setiap simpul dalam jaringan tersebut
membantu saat kerja bakti, mereka juga
untuk melakukan apa yang menjadi
melakukan pendekatan dengan petugas
tugas mereka. Hal ini juga ada pada
keamanan dan bekerjasama dengan para
jaringan komunitas calo di Purabaya,
pemilik
dimana
usaha.
Hubungan
dengan
terdapat
pembagian
peran
petugas keamanan ini penting, karena
dalam setiap kelompoknya. Pembagian
mereka salah satu yang bertugas untuk
peran ini bukanlah pembagian peran
mengamankan
sedangkan
secara formal namun hal ini sangat
pemilik usaha merupakan akses penting
berpengaruh pada kegiatan mereka,
untuk melanggengkan kegiatan mereka
dimana
para
bertugas untuk melakukan pembagian
calo,
terminal,
karena
pemilik
usaha
terdapat
hasil
sebagai media informasi para calo
terhadap kelompoknya. Ada pula yang
tentang
mengatur
keberangkatan
bus
bertanggung
yang
merupakan pemasok utama tiket dan
jadwal
maupun
pemimpin
keuangan
mereka
jawab
untuk
maupun wahana transportasi lainnya.
menentukan hasil akhir komisi. Dan ada
Dari sini mereka akan memperoleh
peran-peran
peluang untuk melanjutkan kegiatan
penumpang dan ticketing atau calo yang
perekonomian mereka.
berperan untuk membeli dan memberikan
lain
seperti
pencari
3. Fungsi Koordinasi : dalam
tiket. Dengan koordinasi yang seperti itu
suatu jaringan, fungsi koordinasi ini
rasanya wajar apabila terdapat fungsi koordinasi dalam jaringan ini, karena 16
jaringan mereka tergolong jaringan yang
resiprokal
padat dan apabila satu simpul dalam
pemimpin
jaringan terputus dapat sangat berpengaruh
merupakan anggota kelompok calo atau
terhadap banyak hal, oleh sebab itu fungsi
antara
para
kelompok,
aktor
dengan
aktor
disini
dapat dikatan calo itu sendiri, sedangkan
koordinasi menjadi sangat penting dalam
pemimpin merupakan pemimpin kelompok
jaringan ini.\
masing-masing calo atau dalam hal ini mandor para calo. Kedua, hubungan yang 4. SIMPULAN mereka bangun merupakan hubungan yang Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan sifatnya kerjasama dan take and give yaitu pertama, Secara umum, pembentukan relationship atau hubungan yang cenderung jaringan sosial pada komunitas calo yang memiliki
manfaat
timbal-balik.
Ketiga,
ada di terminal Purabaya dapat ditunjukkan secara horizontal, hubungan mereka dalam berdasarkan wujud, basis dan motifnya. ranah aktor terlihat
melalui hubungan
Dimana wujud jaringan dalam jaringan kerjasama dalam kelompok mereka, terlihat sosial pada komunitas tersebut terbagi dari adanya sistem-sistem tersendiri yang menjadi jaringan vertikal dan horizontal, mewujudkan kerjasama mereka, Keempat, jaringan vertikal merupakan jaringan yang motif jaringan mereka merupakan motif menghubungkan setiap unit dalam jaringan kepentingan, dimana kegiatan yang ada tersebut melalui hubungan-hubungan yang dalam lingkup jaringan tersebut merupakan sifatnya resiprokal dan saling timbal balik, kegiatan
yang
sifatnya
pertukaran
hal ini ditunjukkan pada ranah terkecil kepentingan, artinya setiap simpul dan dalam jaringan hingga ranah yang sifatnya media yang ada dalam jaringan tersebut makro, dalam ranah mikro, hubungan memiliki vertikal menggambarkan adanya hubungan 17
motif
yang
sama
yakni
menjalankan kepentingan mereka masing-
pada
kerjasama
dan
koordinasi
masing. Kelima, basis hubungan yang
kelompok
mendasari pembentukan jaringan dalam
mempertahankan kegiatan perekonomian
penelitian ini merupakan basis kekerabatan,
mereka
khususnya
antar
sebagai
strategi
basis pertemanan dan juga basis hubunagn etnis. Basis merupakan bagaimana para ego
DAFTAR PUSTAKA
dapat mulai menjadi aktor dan membantu
Agusyanto, Ruddy 1994
pembentukan jaringan. Keenam, jaringan
Pengelompokan Sosial dan Perebutan
sosial pada komunitas calo di Terminal Purabaya
memiliki
fungsi
Sumber
Daya:
Kasus Arek-arek Suroboyo di
untuk
Jakarta dalam Analisis CSIS tahun XXIII, No. 3 Mei-Juni
melanggengkan kegiatan ekonomi para calo
1994 serta legalisasi kegiatan non-formal mereka.
2007
Sedangkan secara khusus memiliki tiga
Jaringan
Sosial
Organisasi.
dalam
Jakarta:
PT.
Rajagrafindo Persada
fungsi utama yakni fungsi informatif dimana 2010 adanya jaringan yang dibentuk para calo
Fenomena Dunia Mengecil (Rahasia
tersebut dapat menjadi media informasi
Jaringan
Sosial).
Jakarta: IAI Ali, Muhammad
untuk melakukan kegiatan perekonomian
1997.
mereka. Fungsi katalisator, dimana adanya
Pengantar
Penelitian.
Bandung: Angkasa jaringan digunakan sebagai akses mereka
Alimandan.
diluar kelompok calo agar mereka dapat lebih aktivitas
mudah
dalam
mereka
1985.
mengoperasikan
sedangkan
Sosiologi Masyarakat Sedang Berkembang. Rajawali
motif
koordinasi, dimana motif ini menekankan
18
Jakarta:
CV.
Beilharz, Peter. 2002.
Jakarta: Dewan Riset Nasional
Teori-Teori Sosial, Jakarta PT.
dan
Bappenas
Puslitbang
Raja Grafindo Persada
Ekonomi dan Pembangunan LIPI
Craib, Ian.
Granovetter Mark, 1986.
Teori-Teori Sosiologi Modern.
2005.
Jakarta : Rajawali Pers
on Economic Outcomes. Eng:
Denzin, Norman K. dan Lincoln Yvona S. 2009.
Handbook
of
Stanford LIB. Hart, K
Qualitative
1996
Research. Trans : Saifudin Zuhri Qudsy.
(peny.)
Sektor
Yayasan Obor Indonesia
Dwiharti, Wieke
Irving M,Zeitlin,
Calo Bemo dan Pengemudi
1995
Bemo di Pangkalan Bemo Salemba
Tengah:
Memahami Kembali Sosiologi, Kritik
Sebuah
Terhadap
Teori Sosiologi. Yogyakarta :
Studi Jaringan Sosial. Jakarta:
Gadjah
FSUI
Mada
University
Press
Field,John.
Johnson, DP Modal
Sosial.
1986
Yogyakarta: Kreasi Wacana
M.Z.Lawang, Teori
Sosiologi Klasik dan Modern,
Model
dan
Kebijakan
Pengembangan
Sektor
Informal
Pedagang
Jilid II, Jakarta: Gramedia Lawang, Robert M.Z.
Kaki 2004.
Lima. Pengembangan Sektor
Lima
di
Kapita
Sosial
Dalam
Perspektif Sosiologi: Suatu
Ekonomi Informal Pedagang Kaki
Sociological Theory, II .terj. Robert
Firdausy, C. M. 1995
dan
Informal di Kota, Jakarta:
Introducing Social Networks. London: SAGE
2010.
Urbanisasi,
Pengangguran
Degenne, Alain
1980
Sektor Informal, dalam C. Manning dan T.N. Effendi
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
1999
The Impact of Social Structure
Perkotaan. 19
Pengantar. Depok : FISIP UI
Dinamika
Press.
Sosial. Jakarta : Litbang
MC Vey, Ruth.
:
Yayasan
2012
Teori Sosiologi: Dari Teori
Obor
Indonesia. Brewer
Sosiologi
Klasik
Sampai
Mutakhir
Teori
Sosial
Postmodern.
Merton, Robert K. 1968
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Teori dan Struktur Sosial. New York: The Free Press
2004
Ritzer,
George.
Ilmu Mitchell, Clyde 1969
Kapital
Ritzer, George. dan Douglas J. Goodman.
1998. Kaum Kapitalis Asia Tenggara. Jakarta
Studi
Sosiologi
Pengetahuan
Berparadigma
Social Networks in Urban
Jakarta:PT
Situations.
Persada
Manchester:
Ganda,
Raja
Grafindo
Manchester Saifuddin, A.F
University Press
1991
Mustafa, Ali Achsan 1998
Transformasi sosial di sektor
the
informal perkotaan : Suatu
Household Flexibility among
studi tentang perubahan pada
the Poor of Jakarta, Indonesia.
peran interaksi dan jaringan
Scott, John
sosial pedagang kaki lima di
1991
Surabaya
:
1996
Sosial
Social Network Analysis: A
Sektor Informal di Negara
Manning dan T.N. Effendi
Dalam
(peny.)
Pengembangan Sistem Dan
Perspektif
and
Sedang Berkembang dalam C.
Mudiarta, Ketut Gede.
Usaha
Network,
Sethuraman, S.V.
Pasca Sarjana Unair
Jaringan
Social
Handbook . London: SAGE
Ringkasan
disertasi. Surabaya : Program
2009.
Stability and change: A Study of
Agrobisnis Teori
Pengangguran
:
Urbanisasi, dan
Sektor
Informal di Kota, Jakarta:
dan
Yayasan Obor Indonesia 20
Soepoetro, B,Y. 2009.
Jaringan Pelaku
Sosial Sektor
Informal.
Para
Sumber Online
Ekonomi
Jakarta
Aji, Wahyu.
:
2012.
Universitas Indonesia
Penipuan Calo di Terminal
Soekanto , Soerjono. 2000
Pensiunan TNI Jadi Korban
Pulogadung.
Sosiologi Suatu Pengantar.
http://jakarta.tribunnews.com
Jakarta : Rajawali pers.
/2012/12/21/pensiunan-tni-
Strauss, Anselm
jadi-korban-penipuan-calo-
2009
Dasar-dasar kualitatif,
di-terminal-pulogadung . 21
penelitian Yogyakarta
Desember 2012. Diakses
:
pada 22 Maret 2013
Pustaka pelajar Anonimus
Sugiyono 2009
2012.
Metode Penelitian Kuantitatif. Kualitatif dan R&D, Bandung:
id.wikipedia.org /wiki
AlfaBeta, .
/Makelar 10 November 2012. Diakses pada 22 Maret 2013
Warde, Alan; Gindo Tampubolon dan Mike 2013.
Savage 2001
Ronald Burt
Recreation, Informal Social
http://en.wikipedia.org/wiki/
Network and Social Capital
Ronald_Stuart_Burt diakses
dalam Journal
pada 5 April 2013 pukul
of
Leisure
09:55
Research. National Recreation and Park Association
2012.
Wijaya, Mahendra. 2007
Makelar http://
Uji KIR Wiyung Manual, Rawan Penyimpangan
Perspektif
Sosiologi
Masyarakat
Pra
http://www.surabayapost.co.id/?mn
dari
u=berita&act=view&id=69d91877
Kapitalis
Hingga
Kapitalisme
Liberal.
Surakarta:
419ca748683ff1a0878e63c3&jenis
Neo
=c81e728d9d4c2f636f067f89cc148
Lindu
62c 17 Nov 2012. Diakses
Pustaka
Pada 22 Maret 2013
21
2009.
http://leo-akhttp://purabayabuster
2011.
fisip12.web.unair.ac.id/artikel
minal.files.wordpress.com
_detail-85572-
/2009
Administrasi%20Negara-
/12/2.html.
Diakses
pada 22 Maret 2013
Karakteristik%20Kota%20Su
Terminal Purabaya
rabaya
Bungurasih
September 2013
http://www.transsurabaya.co
2011.
12
UPT
Terminal
Purabaya
purabayaBungurasih/
Optimalkan Penanganan Calo
Diakses Pada 22 Maret 2013
http://jatim.antaranews.com/li
Irwan, Ariefyanto
hat/berita/68786/upt-
Hari ini 1293 Kota Surabaya
terminalpurabaya-
Berdiri.
optimalkan-penanganan-calo
http://www.republika.co.id/b
08-Agst-2011. Diakses Pada
erita/nasional/jawa-
22 Maret 2013
timur/13/05/31/mnnj5p-hari-
Srulz, Hay
ini-1293-kota-surabaya-
2013
Trip
to
Jepara
berdiri diakses pada 12
http://www.hay.web.id/2013/
September 2013
08/trip-to-jepara.html diakses
Lin, Nan 2005
pada
Setiawan, Indra.
m/2011/01/terminal-
2013
diakses
pada 5 Desember 2013 A Network Theory of Social
Sudharma, Adi.
Capital 2012. Pembangunan Terminal Purabaya
http://sociology.nccu.edu.tw/c
Dikucuri
hinese/speech/paper-final-
Rp
7M
http://surabaya.tribunnews.co
041605.pdf diakses pada 28
m/m/index.php/2012/05/17/pe
Oktober 2013
mbangunan-terminal-
Leo, A. K..
purabaya-dikucuri-rp-7-m Mei 2013
Administrasi
Negara
2012 . Diakses Pada 23 Maret
Karakteristik Kota Surabaya.
2013 22
http://www.surabayapost.co.i
Syafi’i, Achmad 2006
Penataan Sektor Informal
d/?mnu=citizen&act=view&id
Kota.
=a97da629b098b75c294dffdc
http://www.kompas.com/komp
3e463904 diakses pada 22
as-
Maret 2013
cetak/0610/09/jatim/57881.ht m. diakses pada 29 Oktober 2013 Thohir, Dion. 2012.
Teori Jaringan Sosial http://id.shvoong.com/sosialsc iences/sociology/2266485teori-jaringan-sosial/ 24 Februari, 2012 . Diakses Pada 22 Maret 2013
Ucu, Karta Raharja. 2012.
Pemudik
di
Terminal
Pulogadung Dihantui Teror Calo. http://www.republika.co.id/b erita/ramadhan/infomudik/12/08/13/m8pbt0pemudik-di-terminalpulogadung-dihantui-terorcalo
13
Agustus
2012.
Diakses pada 22 Maret 2013
Widodo, Slamet 2010
Oknum Dishub Terminal Purabaya Merangkap Calo 23