1
I.
A.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Air merupakan komponen penting bagi proses kehidupan di bumi karena
semua organisme hidup membutuhkan air dan merupakan senyawa yang paling berlimpah di dalam sistem hidup, mencakup 70% atau lebih dari bobot hampir semua bentuk kehidupan. Adanya siklus hidrologi, aliran air, transpirasi dan evaporasi yang berlangsung secara terus menerus, menyebabkan bumi sulit mengalami kekeringan, namun keberadaan sumber daya air dapat mengalami perubahan karena pengaruh iklim yang menyebabkan terjadinya krisis air yaitu terjadinya peningkatan frekuensi banjir dan panjangnya kekeringan, sehingga ketersediaan air terbatas dan tidak dapat mengimbangi kebutuhan air yang terus meningkat pada berbagai sektor. Misalnya di pulau Jawa. Seperti yang dilaporkan Mawardi (2011), pulau Jawa memiliki luasan wilayah mencapai 7 % dari total daratan Indonesia, hanya memiliki kurang lebih 4,5 % dari potensi ketersediaan air tawar nasional yaitu 1.750 m3 yang dihuni sekitar 65 % dari total penduduk Indonesia. Ketersedian air ini berada dibawah standar baku kecukupan air dunia yaitu 2.000 m3 perkapita pertahun yang diprediksikan akan terus menerus mengalami penurunan dari tahun ke tahun ditambah lagi dengan adanya pertambahan jumlah penduduk, pertumbuhan investasi, buruknya tata kelola air dan penggunaan sumber daya alam secara tidak efisien. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang mempunyai peranan penting dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air. Menurut siklus hidrologi, air tanah terbagi menjadi dua, yaitu: 1) Air permukaan yang 1
2
diserap oleh tumbuhan dan terevaporasikan secara langsung dari tanah dan 2) Air dalam yang terkumpul di lapisan dekat batuan induk dan merupakan hasil perkolasi. Air tanah itu sendiri merupakan sumber air murni, berada pada lapisan tanah atau bebatuan, di bawah permukaan tanah dan tersimpan dalam lapisan yang disebut akuifer (Fajri,2012). Pergerakan air tanah pada berbagai tempat akan mengakibatkan air tanah keluar ke permukaan bumi sebagai mata air (spring) ataupun rembesan (seepage) dengan debit yang bervariasi. Umumnya mata air yang muncul ke permukaan, digunakan penduduk sekitar untuk keperluan air sehari-hari, selain itu digunakan juga sebagai irigasi pertanian, dan wisata air. Kemunculan mata air yang berasal dari akuifer kecil dengan debit yang sangat berfluktuasi, terkadang dapat mengalami kekeringan saat musim kemarau (Freeze dan Cherry, 1979). Hal ini dapat mengancam tanaman pertanian warga sekitar yang mengering maupun kurangnya pasokan air bagi warga. Seperti yang diungkapkan Hakim et al. (1986) Kehilangan air melalui penguapan di daerah beririgasi jauh lebih gawat dari pada penguapan di daerah lahan kering, karena keadaan yang menunjang terjadinya evaporasi sangat ideal. Hutan merupakan suatu lahan yang ditumbuhi pepohonan dan secara keseluruhan merupakan kelompok hidup alam hayati beserta alam lingkungannya atau ekosistem (Kadri et al., 1992). Struktur hutan menyangkut susunan bentuk pertumbuhan dari suatu vegetasi terdiri dari karakteristik vegetasi yang kompleks, dapat digunakan dalam penentuan stratifikasi (vertikal dan horizontal) dan menjadi dasar dalam melihat jenis-jenis dominan, kodominan dan tertekan (Richard, 1966). Hutan, secara umum diyakini berfungsi sebagai pengatur tata air,
3
menjaga waktu dan penyebaran aliran air sungai, menjaga iklim mikro dan mampu melindungi daerah dibawahnya dari berbagai bencana seperti banjir (Asdak, 2010). Bagian tumbuhan didalam tanah, terdiri atas sistem perakaran, menigkatkan kekuatan mekanik tanah, hal ini berkaitan dengan karakteristik vegetasi yang memiliki kemampuan sebagai penyimpanan air. Vegetasi lantai adalah komunitas tumbuhan yang menyusun stratifikasi tumbuhan di dekat permukaan tanah. Tumbuhan lantai ini umumnya berupa semak atau perdu rendah, herba, dan rumput. Vegetasi penutup tanah, seperti semak, herba, dan rumput tebal atau rimba yang lebat akan menghilangkan pengaruh hujan dan topografi terhadap erosi serta berperan sebagai lapisan pelindung atau penyangga antara atmosfer dan tanah, juga berperan terhadap infiltrasi air hujan ke dalam tanah. Air yang masuk ke dalam tanah akan disimpan di dalam akuifer tanah dan dapat muncul lagi ke permukaan tanah, salah satunya menjadi mata air. Mawardi (2011) mengatakan bahwa laju dan besarnya air yang terinfiltrasi ke dalam tanah menentukan ketersediaan lengas air tanah bagi tumbuhan, cadangan air tanah, dan mengurangi air limpasan permukaan. Berdasarkan pendapat Stallings (1959), Peranan vegetasi dalam mengurangi aliran permukaan tergantung pada keadaan tanah seperti permeabilitas dan kapasitas menyimpan air, luas daerah yang ditanami dan jenis vegetasi populasi tumbuhan, keadaan pertumbuhan, jenis penyebaran serta tinggi vegetasi sangat menentukan. Umbul Nila merupakan mata air yang memiliki aliran debit cukup besar dibandingkan mata air lain yang ada di dukuh Margosuko (Nila), desa Daleman. Sumber air telah dikelola, ditampung dalam bentuk kolam penampungan.
4
Dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk kebutuhan rumah tangga, pembenihan ikan Nila, dan sebagian juga dikelola oleh dinas PDAM Kabupaten Klaten. Mata air Mudal terletak dilereng perbukitan selatan Gunungkidul Yogyakarta. Mata air ini dijadikan sumber utama air bersih bagi warga sekitar untuk kegiatan rumah tangga, ternak, dan juga dialirkan untuk ladang. Terdapat berbagai jenis vegetasi semak, herba, dan rumput yang ditemukan di lokasi mata air tersebut. Bila dilihat dari letak lokasi dan jenis tanah serta batuan di kedua lokasi, diduga terdapat perbedaan jenis tumbuhan semak, herba, dan rumput dengan kecepatan transpirasi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, diperlukan suatu kajian analisis vegetasi semak, herba, dan rumput untuk mengetahui peranan dari tumbuhan tersebut sebagai pendukung konservasi air di area Umbul Nila dan mata air Mudal.
B.
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang diteliti yaitu:
1.
Bagaimanakah komposisi vegetasi semak, herba, dan rumput di area Umbul Nila dan mata air Mudal?
2.
Bagaimanakah evapotranspirasi vegetasi semak, herba, dan rumput di area Umbul Nila dan mata air Mudal?
3.
Bagaimanakah peranan vegetasi semak, herba, dan rumput terhadap infiltrasi air hujan di area Umbul Nila dan mata air Mudal?
C.
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis vegetasi semak, herba, dan
rumput di area Umbul Nila dan mata air Mudal, mengetahui kemampuan
5
evapotranspirasi dan peranan vegetasi semak, herba, dan rumput terhadap infiltrasi air hujan.
D.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau referensi
bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian serupa dan juga dapat bermanfaat sebagai masukan bagi instansi terkait dalam rangka pengelolaan area sekitar mata air sebagai upaya konservasi air.
E.
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ialah sebagai berikut:
1.
Analisis vegetasi lantai (jenis tumbuhan, karakter morfologi, bentuk pertumbuhan, Indeks Nilai Penting, indeks keragaman) di area Umbul Nila dan Mudal.
2.
Mendeskripsikan karakter ekologis tumbuhan yang memiliki peringkat 3 besar ditinjau dari INP, di area Umbul Nila dan Mudal.
3.
Memperkirakan bentuk pertumbuhan (semak, herba, rumput) yang memiliki kemampuan evapotranspirasi paling rendah.
4.
Memperkirakan air yang melimpas dan yang terinfiltrasi ke dalam tanah dengan perhitungan data hasil permodelan infiltrasi air hujan.