•
•
•
•
•
•
Dalam p ameran solo perdananya, Nurdian Ichsan (Sasan), mengeksplorasi kehangatan hubungan antara manusia, alam, dan batu bata. -
'l(f.J(Plwq
(;ared Wasio till ( !l1dv lIl'.';lI J[ :Medon t.Ml'ldl'k(1 (1i'1I1111 (1. 14 '/cI~(1If'l'/)II.\ill (t: (0 1) 318 J ~())4 cl': (0) /) lOl HJ J 1 . ' . 'WWW'IJoll'li 11(/ ,-io 11 al. 01. id 1'111111 f: ife rill c1.\ (d) III c!Il,\.lI . /Ic' t . 1.1 I
Jvleaza ~ angga J{a aman
•
•
•
•
• •
Ahmad Soflullah ESEHARlAN setiap manusia hampir pasti tidak bisa dilepaskan dari objek bernama batu bata. Di rudi sekolah, bahkan di tempat kerja, setiap ruang dan jarak yang kita temui kebanyakan dibuat dari batu bata. Kendati ia sering 'ditutupi' objek lain, seperti semen dan cat, tapi makna keberadaan dan peranan batu bata terhadap kehldupan manusia tetap tidak bisa dipungkiri. Makna seperti itulah yang ingin dikemukakan seniman asal Kota Kembang, Nurdian lchsan dalam pameran tunggal perdananya yang bertajuk [dil stance. Sasan, demikian seniman itu akrab disapa, berupaya mengupas dan 'menelanjangi' batu bata serta menonjol-
Man and Water Pit karya Nurdian Ichsan
'Kf-l (PI :Ne;
Cja[eri Wasiollar llldi.'/It'.\ia J[ r.Meaall r.Mrrdi'ki1 Climlll' C>./ ·I '/ak(1I111 I] IIS.l1 r{ (02/) iIX 33() ,I IF (021) 30/ l(HI
'wwcv.I](/ re 11
.
.
11(1\ iOIl al. (J/ • III t' 11/tI If: ,qalllL1' t,,) IIldos" I . II c, t.l d
~ecfia
• •
Tangga[ J{afaman
kan identitas aslinya. Objek batu bata dipilih karemi ia melambangkan naturalitas qan kehangatan. 'Aktor' lain yang turut rnendampingi 'batu bata Sasan' tarnpil dalarn pameran yang disponsori Sigiarts itu adalah unsur hewan dan , tumbuhan. Sasan meyakini bahwa interaksi antara hew an, tumbuhan, manusia, dan batu bata akan marnpu menciptakan sebuah 'kultur' tersendiri dalam kehidupan ini . Kecenllatan, kecerdasan, dan ketekunan tampaknya marnpu rnenarnpilkan kemewahan batu bata dalam pameran yang dilangsungkan pada 13-23 Maret itu. Siapa pun yang memperhatikan detil demi detil karya Sasan akan mendapatkan kesan sense of perfectness. Perupa muda itu mengaku membutuhkan waktu tidak kurang dari enarn bulan un tuk menyiapkan ke-13 karyanya dalam [di)stance. Karya-karya yang ditampilkan dalarn parneran tersebut, antara lain bertajuk Man in tile Corner,
Man alld Two Branches, Man and Dog, Man and Bovine, Ma n and Hare, Man and Tower, Man and Steps, Ma n and Trench, Man and Pricipice, Man and Water Pit, Shirt and Wall, Suitcase and Wall, dan Men at the Edges.
I
•
•
•
•
Dengan sengaja dipilihlah sosok pria untuk mewakili manu sia dalam karyanya karena sosok perempuan dinilai 'terlalu kuat' (maknanya) dalam sebuah karya seni rupa. Bak seorang sutradara, Sasan mengatur dan mengaransemen penempatan masing-masing karya y~ng \a buat dalam ruang parneran . JauhJauh han sudah dipersiapkan bagaimana karyakarya tersebut akan di-in stall daJam ruang pameran. Sebagai contoh, Sasan menciptakan Man in the Corner karena ia sudah tahu karya tersebut akan ditempatkan pada posisi sudut ruangan. Demikian pula saat ia memilih warna putih untuk dibalutkan pada sosok pria. Sasan ingin membenamkan sosok tersebut dengan latar belakang dinding ruang pameran yang memang berwarna putih. "Selain itu, saya juga ingin memadukan antara kesan hangat yang ditimbulkan warna merah batu bata dengan kesan dingin ya ng ditimbulkan dari warna putih sos ok pria," ungkapn ya.
Narasi Kendati seluruh karya yang ditampilkan Sasan sudah dilampiri juduJ, tetapi setiap pasang mata yang melihat dibenarkan membuat tafsiran masing-masing. "Memang ada narasi dalam p in talasi batu bata Sa an, tetapi pikiran yang melihat bebas membuat
'l(fJ(J>fWC.; qa{en Wtw'ollof Illdolle.\ ill
'if Yvledal/
r.Merd{..r\~l (Ii'll/Ill
Wo. I"' .'/I1k..,(/I/!1
(f:(021)~48 n!)5/ '1.(O)I)WIWU
(/'/1.\,11
,
.
• :Media • Tangga[ •• J{afaman •.
•
•
•
for
·IOTO Mill
SIAAANMrtl.\ NA
MAN AND TRENCH: Salal1 salu karya Sasan yang melalllbangk
'1lI(}l1e.~/{/
J[ ;MeJa" '.Mercfeka (li"lIIl1f 0.1 t '/tlk..(lIll1 1~ (021) 348 n() 51 (/. (lP 1) W /30 U I
'www'fJa(l'ti "'l\iofl,tI.ol.ld
l
jlIlStlt
('lIIelt/: ,1/11/1111.\(111;" Icl.\cll
flt,t .id
• •
tafsiran sendiri-sendiri/' terang Rizki Zaelani, sang kl1rator dalam pameran te'rsebut. Pameran tersebut lebih merupakan simulasi dari pengalaman-pengalaman manusia dengan batu bata. Peranan objek batu bata sendiri ad alah tetap. Batu bata hanya menciptakan skala, jarak, dan ruang bagi makhJuk hidup, tennasuk hewan, tumbuhan, dan manusia. Misalnya, pada karya yang berjudul Man and Dog. Kendati batu bata Sasan hanya berfungsi sebagai pijakan anjing dan manusia, tetapi ia turut menceritakan kejadian yang sedang berlangsung dalam karya tersebut. Man and
Bak seorang sutradara, Sasan mengatur dan mengaransemen penempatan masing-ma?ing karya yang ia buat dalam ruang pameran.
Tangga
• •
J[aCaman
•
•
Dog seperti menceritakan seekor anjing yang berusaha mengajak manusia berbicara, tetapi sang manusia tidak mendengar. Batu batalah yang menciptakan besar atau kecilnya sebuah ruang di sekeliling manusia. Dalam Man and Water Pit didapati seorang manusia yang 'dibenamkan' batu bata (sumur). Tampak jelas dalam karya itu sang manusia 'tidak berdaya' dan hanya mampu melongok karena ruang yang diciptakan batu bata terlalu kecil baginya. Mengingat pameran kali ini memang 'dibintangi' batu bata, maka sosok manusia tidak selalu ditampilkan Sasan dalam karyanya. Ja menggetarkan imajinasi penikmat karyanya dengan menciptakan Shirt alld Wall dan SlLitcase and Wall. Dalam karya tersebut, kita hanya melihat koper dan sebuah pakaian tergantung. Akan tetapi kita tetap bisa merasakan kehadiran manusia karena benda-benda seperti koper dan pakaian sangat dekat dengan manusia.(* /M-4}
[email protected]
•