BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 1.1
State Of The Art Penelitian sebelumnya yang peneliti jadikan sebagai perbandingan terdiri dari
tiga jurnal local dan dua jurnal internasional. Perbedaan penelitian peneliti dengan jurnal pertama yakni Dina Febriyana dalam “Proses Produksi Program Talkshow “Redaksi 8” Pada Televisi Lokal Tepian Tv Samarinda” meneliti program di televisi lokal sedangkan peneliti meneliti televisi publik nasional yang lebih independen dari segi konten acara. Kemudian persamaannya ialah peneliti sama – sama meneliti proses produksi suatu program talkshow. Sedangkan dalam jurnal kedua yakni “Perencanaan Dan Produksi Program Televisi Pendidikan Di Televisi Edukasi” oleh Herry Kuswita perbedaannya ialah teori produksi yang digunakan. Kesamaannya yaitu objek yang diteliti terkait dengan program yang peneliti angkat yang berupa tayangan dari televisi bersifat edukatif. Jurnal ketiga lokal yang peneliti pilih ialah “Strategi Penyajian Program Pendidikan Di Televisi Edukasi”. Persamaannya kami meneliti dengan kualitatif mengenai membuat program yang ada unsur edukasi di dalamnya. Perbedaannya adalah Herry Kuswita selaku peneliti jurnal menggunakan teori strategi penyajian dalam artian peneliti jurnal tersebut lebih meneliti ke arah strategi televisi tersebut.
Dalam jurnal internasional pertama, yakni “Television Talkshows and Public Sphere” , peneliti melihat persamaannya ialah meneliti objek talkshow televisi dengan metode kualitatif. Kemudian perbedaannya adalah penelitian tersebut lebih memfokuskan pada bagaimana konsep talkshow itu sendiri, sedangkan peneliti lebih cenderung ke arah pembuatan talkshow . Di jurnal yang kedua yakni “Role of Talkshows Raising Political Awareness among Youth” , perbedaannya ialah penelitian tersebut menggunakan kuisioner sebagai teknik penelitiannya dan fokus pada analisis peran talkshow bagi pemuda saja. Persamaannya dengan yang peneliti teliti ialah pada intinya kami menganalisis talkshow yang mendidik dan informatif meskipun berbeda tema. “Role of Talkshows Raising Political Awareness among Youth” ke arah politik, yang peneliti teliti mengarah pada hukum dan korupsi. 1
Tabel 1.1 Judul
Masalah
Teori
Penelitian
Meto
Hasil
de
Penelitian
Dina
Proses
proses
Teori
Kualitat Proses
Febriyana/
Produksi
produksi
Produksi
if
eJournal
Program
program
Ciptono
Program
lmu
Talkshow
Talkshow
Setyobudi,
Talkshow
Komunikasi “Redaksi
“Redaksi
“Redaksi 8”
8” The
Pada pada
televisi Mathemati
memiliki
Televisi lokal (4): 340-352 /ejournal.ilkom.
Tepian cal Theory
tahap
, 2013, 1
8”
Produksi
TV Samarinda of
unmul.ac.id Lokal
Tepian Tv serta Samarinda
yang
produksi yang terbagi
faktor Communi menjadi cation
or
menjadi
dalam
and
yaitu
tahap di luar
proses Weaver Model
produksi
2
tahap,
pendukung dan Shannon penghambat
pra
studio
dan
tahap
di
dalam studio Herry
Perencana
Kuswita –
an
Fakultas
Produksi
Pendidikan
Ilmu
Program
dengan konsep pendidika
Komunikasi
Televisi
dan
Universitas
Pendidika
produksi yang Toshihiko
Dan Televisi
Esa Unggul n (2014)
program
Di benar
Proses
kualitat
tahapan
produksi
if
proses
program
dengan
produksi
teknik
program
tahapan n
oleh wawan
mulai Kosaki(19 94)
pendidikan di
cara
Televisi
mendal
Edukasi,
am.
dilakukan
Televisi
dari
Edukasi
Perencanaan
sesuai dengan
sampai dengan
teori
yang
penayanganny
ada
mulai
a
dari saat pra produksi sampai pasca
produksi, sehingga program yang ditayangkan benar-benar sudah memenuhi standar program televisi layak tayang. Herry
Strategi
tayangan
Strategi
Kualitat Televisi
Kuswita
Penyajian
program
Penyajian
if
Fakultas
Program
pendidikan
oleh
studi
berusaha
Ilmu
Pendidika
adalah
Effendy
kasus
mencoba
Komunikasi
n
Universitas
Televisi
Di bagaimana menyajikan
(2004) dan
menyajikan
Deddy
informasi
Esa Unggul Edukasi
program yang Iskandar
Jakarta
menarik
bagi Muda
pemirsanya.
- Edukasi telah
(2005)
materi pendidikan kepada pemirsa dirumah dan disekolah dengan menempatka n di hari dan jam
tayang
yang disesuaikan dengan pembagian waktu ada
yang di
Indonesia sekaligus memberikan edukasi kepada seluruh pemirsa yang menjadi sasarannya diseluruh Indonesia. Juliana
Television
Konsep ranah Public
Abdul
Talkshows
publik
Wahab
- And
Kualitat Talkshows
dalam Sphere by if
The talkshows
Habermas
ranah publik umumnya
Universiti
Public
(1962)
Sains
Sphere
Women
narasumber
Malaysia.20
Talkshows
pria
dalam
11 - Jurnal
bu Azwan
isu
yang
Komunikasi
and
berat
Malaysian
Juliana,
rumit,
(2005)
kemudian
Journal
of
,
mengundang
Communica
audiens
tion
jarang
27(2): 45
Jilid 29-
dan
digunakan dalam talkshows. Peran
host
dalam talkshow macam menjadi penengah dalam
ini
diskusi. Nabila Naz Role ,Dr.
of Peran talkshow Teori
Yasir Talkshows
dalam
talkshow
Nawaz,
Raising
membangun
(Burch
Muhammad
Political
kesadaran
2011)
Ali
Awareness politik
,Academic
among
Journal
of Youth
Interdiscipli
(Study
nary Studies Conducted MCSER
in District
Publishing,
Toba Tek
Rome-Italy
Singh)
Vol 3 No 1 March 2014
muda
anak (Qureshi, 2009)
Metode
Media
kuantita meningkatka , tif-
n
atau
Kuision membangkitk er
an kesadaran tentang politik kalangan pemuda.
di
1.2
Landasan Konseptual
1.2.1 Komunikasi Menurut Dr. Everett Kleinjan dalam buku Cangara ‘Pengantar Ilmu Komunikasi’ (2006), komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia seperti halnya bernafas, sepanjang manusia ingin hidup maka ia perlu berkomunikasi. Menurut Raymond S. Ross yang dikutip oleh Deddy Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2009), komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan komunikator. Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar tahun 2009 juga turut mengutip Laswell bahwa komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?). Richard West dan Lynn Turner dalam buku “Introduction Communication Theory Analysis and Application” tahun 2010 memberi pernyataan bahwa komunikasi adalah proses sosial dimana individu – individu menggunakan simbol – simbol untuk membentuk dan menafsirkan makna dalam lingkungan mereka. Ada 5 kata kunci yang mendefinisikan komunikasi menurut Richard west, yakni sosial, proses, simbol, makna, dan lingkungan. Pertama,komunikasi dipahami sebagai proses sosial. Sosial berarti mencakup orang – orang dan interaksi baik face to face maupun online. Umumnya terdiri dari 2 orang, ada yang sebagai pengirim, ada juga yang sebagai penerima. Komunikasi adalah sosial ketika didalamnya terdapat orang yang berinteraksi dengan bermacam - macam motivasi, tujuan, dan kemampuan.Lalu komunikasi dipahami sebagai proses yang berarti berkelanjutan dan tidak ada akhirnya. Komunikasi dilihat sebagai suatu proses karena sifatnya yang dinamis, kompleks, dan mengalami perubahan berkelanjutan. Dari kata atau istilah kunci diatas peneliti menyimpulkan bahwa komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan dalam suatu lingkungan yang akan dimaknai atau ditafsirkan oleh 2 orang atau lebih.
1.2.2 Komunikasi Massa 1.2.2.1 Definisi Komunikasi Massa Komunikasi massa menurut Nurudin dalam bukunya ‘Pengantar Komunikasi Massa’ tahun 2007 dipahami sebagai proses komunikasi yang terjadi melalui media massa. Media massa tersebut bisa berupa cetak maupun elektronik. Sedangkan menurut Mulyana dalam buku ‘Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar’ (2005) mengartikan komunikasi massa sebagai komunikasi yang menggunakan media massa baik cetak (majalah, surat kabar) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelolaoleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang tersebar dibanyak tempat, anonim, dan heterogen. Pesan yang disampaikan bersifat umum, serentak, dan selintas khususnya pada media elektronik. Menurut Joseph Devito dalam buku ‘Pengantar Komunikasi Massa’ Nurudin (2007), komunikasi massa dijabarkan dalam dua pengertian singkat. Pengrtian pertama adalah komunikasi yang ditujukan pada massa atau khalayak yang sangat banyak. Yang kedua memahami komunikasi sebagai komunikasi yang disalurkan secara audio dan visual. Dapat disimpulkan
bahwa
komunikasi
massa
adalah
proses
penyampaian pesan kepada massa atau kumpulan orang yang banyak dan luas melalui media massa apapun.
1.2.2.2 Ciri Komunikasi Massa 1. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga Di dalam komunikasi massa, komunikator merupakan lembaga media massa itu sendiri. Menurut Alexis S Tan yang dikutip Nurudin (2007), komunikator dalam komunikasi massa adalah organisasi sosial yang mampu memproduksi pesan dan mengirimkannya secara serempak ke sejumlah khalayak yang banyak dan terpisah. Komunikator dalam komunikasi massa biasanya adalah media massa(surat kabar, televisi, radio, majalah, atau penerbit buku). Media massa sebagai elemen utama komunikasi massa hanya bisa muncul karena gabungan kerja sama dengan beberapa orang. Intinya pada proses terjadinya komunikasi massa, komunikator harus berupa kumpulan dari individu yang tergabung dalam satu organisasi atau lembaga dengan tujuan yang sama. 2. Komunikan dalam Komunikasi massa bersifat heterogen
Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen / beragam. Artinya penonton televisi beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, memiliki jabatan yang beragam, agama yang tidak sama pula. Namun mereka adalah komunikan televisi. Heterogenitas banyak macamnya meskipun tidak semua heterogenitas itu harus melekat pada diri komunikan. Dari pengertian diatas, peneliti memahami bahwa penerima pesan dari proses komunikasi massa tidak terbatas pada satu karakter saja. Hal ini dikarenakan pesan yang disampaikan media massa melalui komunikasi massa ditujukan untuk area cakupan yang sangat luas. Oleh sebab itu, komunikan yang menerima pesan juga sangat luas populasinya, sehingga semakin beragam cirinya dan karakternya. 3. Pesannya Bersifat Umum Pesan pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan pada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan pesannya ditujukan pada khalayak plural. Meskipun di dalam televisi dikhususkan untuk kalangan tertentu, televisi perlu menyediakan acara lain yang sifatnya lebih umum. Ini penting agar televisi tidak kehilangan ciri khasnya sebagai saluran komunikasi massa. Intinya pesan yang menjadi elemen inti dari komunikasi tidak disusun dalam kalimat kalimat atau kata kata yang hanya dimengerti kelompok tertentu, namun diupayakan untuk menyampaikan pesan yang dimengerti khalayak secara umum. 4. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah Komunikasi massa hanya berlangsung satu arah yakni dari media massa ke Anda dan tidak sebaliknya. Kita tidak bisa langsung memberi respon kepada komunikatornya (media massa yang bersangkutan). Kalaupun bisa, sifatnya tertunda (delayed feedback). Ketika ada program yang memberikan kesempatan audiens untuk telpon ke studio (interaktif) tidak bisa dikatakan sebagai alasan bahwa dalam komunikasi massa juga bisa terjadi komunikasi dua arah. Komunikasi dua arah tersebut hanya berlangsung anatar yang menelpon dengan stasiun televisi dan tidak terjadi pada semua audiens yang heterogen dan banyak itu. 5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan Dalam komunikasi massa ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan pesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir bersamaan.
6. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis
Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan teknis yang dimaksud adalah pemancar untuk media elektronik. Televisi juga tidak lepas dari peran pemancar. Peran satelit akan memudahkan proses pemancaran pesan yang dilakukan media elektronik seperti televisi. 7. Komunikasi Massa Dikontrol Oleh Gatekeeper Gatekeeper atau yang sering disebut sebagai penapis informasi adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi , menyederhanakan , mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. Gatekeeper ini juga berfungsi untuk menginterpretasikan pesan, menganalisis, menambah data dan mengurangi pesan pesannya. Gatekeeper sangat menentukan berkualitas tidaknya informasi yang akan disebarkan. Baik buruknya dampak pesan yang disebarkannya pun tergantung pada fungsi penapisan informasi atau penalangan pintu ini. Keberadaan gatekeeper sama pentingnya dengan peralatan mekanis yang harus dimiliki media dalam komunikasi massa.
1.2.2.3 Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa menurut Alexis S Tan dalam Nurudin (2007) adalah Tabel 1.2 No
Tujuan komunikator
Tujuan Komunikan
1
Memberi Informasi
Mempelajari ancaman dan peluang, memahami lingkungan,
menguji
kenyataan,
meraih
keputusan. 2.
Mendidik
Memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang berguna memfungsikan dirinya secara efektif dalam masyarakatnya, mempelajari nilai, tingkah laku
yang
cocok
agar
diterima
dalam
masyarakatnya 3.
Mempersuasi
Memberi keputusan, mengadopsi nilai, tingkah laku, dan aturan yang cocok agar diterima dalam masyarakatnya
4.
Menyenangkan,
Menggembirakan, mengendorkan urat saraf,
memuaskan kebutuhan menghibur, dan mengalihkan perhatian dari komunikan
masalah yang dihadapi
Sementara itu, Effendy seperti yang dikutip Ardianto, Komala, dan Karlinah (2007) mengemukakan fungsi komunikasi massa secara umum : 1. Fungsi informasi Fungsi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengarm atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingannya. Khalayak sebagai makhluk sosial akan selalu merasa haus akan informasi yang terjadi. Khalayak media massa berlangganan surat kabar, majalah, mendengarkan radio siaran atau menonton televisi karena mereka ingin mendapatkan informasi tentang peristiwa yang terjadi di muka bumi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan, diucapkan atau dilihat orang lain. 2. Fungsi pendidikan Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya (mass education) karena media massa banyak menyajikan hal hal yang sifatnya mendidik. Salah satunya melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca. Media massa melakukannya melalui drama, cerita, diskusi, dan artikel. 3. Fungsi memengaruhi Fungsi memengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk/editorial,features,iklan, artikel, dan sebagainya. 1.2.3 Media Massa 1.2.3.1 Definisi Media massa Dalam buku Pengantar Ilmu Broadcasting dan Cinematography yang dikarang oleh Franciscus Theojunior Lamintang, S.I.Kom (2013), pengertian media massa dikutip sebagai berbagai macam media atau wahana komunikasi massa seperti pers (Secara sempitdiartikan sebagai surat kabar, sedangkan secara luas sebagai media pemberitahuan), media-media cetak pada umumnya (majalah dan jurnal), dan berbagai media elektronik seperti radio, bioskop, dan televisi yang mampu menjangkau masyarakat luas.
Selain itu,
definisi lain yakni media massa menurut Nurudin (2007) adalah alat – alat
dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak dan cepat kepada audiens yang luas dan heterogen. Sedangkan menurut West dan Turner dalam bukunya yang berjudul Pengantar Teori Komunikasi (2009) , media massa adalah saluran – saluran atau cara pengiriman bagi pesan – pesan massa. Media massa dapat berupa surat kabar, video, CD-ROM, komputer, TV, radio, dan sebagainya. Dari definisi – definisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa media massa adalah macam – macam media yang mampu mengirimkan pesan atau informasi secara meluas, merata, dan bersamaan. Karakteristik Media massa menurut Cangara (2006) antara lain: 1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan,pengelolaan sampai pada penyajian informasi. 2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalau pun terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan tertunda. 3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang dalam waktu yang sama. 4. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar, dan semacamnya. 5. Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin, dan suku bangsa 2.2.4 Televisi Televisi seperti yang dinyatakan Darwanto (2007) adalah suatu bentuk media massa yang dinilai paling efektif saat ini. Melalui sifat audio visualnya yang tidak dimiliki media massa lain, perkembangan teknologinya yang begitu cepat dan penayangannya yang mempunyai jangkauan yang relatif tidak terbatas, televisi dapat menarik banyak simpatik dari kalangan masyarakat luas. Sedangkan menurut Effendy yang dikutip Franciscus Theojunior Lamintang (2013) , televisi adalah media massa yang menggunakan alat – alat elektronis dengan memadukan radio (broadcast) dan film (moving picture).
Dalam buku yang ditulis Ardianto, Komala dan Karlinah (2007) menyatakan bahwa kegiatan penyiaran melalui media televisi di Indonesia dimuai pada tanggal 24 Agustus 1962,bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan pesta Olahraga se-Asia IV atau Asean Games di Senayan. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun hingga sekarang (Effendy, 1993:54). Selama tahun 1962 – 1963 TVRI berada diudara rata – rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya. 2.2.4.1 Fungsi Televisi Televisi mempunyai fungsi sebagai berikut sebagaimana yang dinyatakan Effendy (2007) : 1.
Fungsi Penerangan (The Informational Function) Ada dua faktor yang mampu menyiarkan informasi yang memusatkan. Faktor yang pertama adalah faktor immediately (langsung dan dekat) dan faktor yang kedua adalah realism (kenyataan).
2.
Fungsi Pendidikan (The Educational Function) Televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan yang sifatnya menambah pengetahuan khalayak.
3.
Fungsi Hiburan (The Entertainment Function) Televisi juga menyuguhkan acara yang bersifat hiburan kepada masyarakat.Tayangan-tayangan
yang
bersifat hiburan
misalnya
sinetron, kuis, film, komedi dan lain sebagainya. 2.2.4.2 Karakteristik Televisi Televisi dalam buku yang ditulis Ardianto, Komala, dan Karlinah (2007) memiliki karakteristik yang berbeda dengan media lain jika ditinjau dari stimulai alat indra. Berikut ini adalah beberapa karakteristik televisi 1.
Audiovisual Televisi memiliki kelebihan tersendiri yakni dapat didengar sekaligus dilihat. Jika pada media radio khalayak hanya dapat mendengar katakata, musik, dan suara, maka khalayak televisi melihat gambar yang bergerak. Walaupun televisi menawarkan gambar-gambar bergerak yang dapat dinikmati khalayak, bukan berarti gambar lebih penting dari
kata-kata.Gambar dan kata-kata harus berjalan secara sesuai dan harmonis. Sifatnya yang audio visual membuat acara siaran berita harus dilengkapi gambar, baik gambar diam seperti foto, peta, atau film berita yakni rekaman peristiwa yang menjadi topik berita. Jadi, penayangan film berita dalam siaran berita, selain untuk memanfaatkan karakteristik televisi, juga agar penonton memperoleh gambaran yang lengkap tentang berita yang disiarkan serta mempunya keyakinan akan kebenaran berita. 2.
Berpikir dalam Gambar Sifat televisi yang audio visual membuat pihak pihak yang berpikir dalam gambar. Contohnya seorang pembuat naskah acara, ia harus berpikir dalam gambar. Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar : 1. Visualisasi,
yakni
menerjemahkan
kata-kata
yang
mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Dalam proses visualisasi, objek-objek tertentu harus disajikan sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu makna. Objek tersebut bisa manusia, benda, kegiata, dan lain sebagainya. 2. Penggambaran (picturization) yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual
sedemikian
rupa sehingga
kontinuitasnya mengandung makna tertentu. 3.
Pengoperasian Lebih Kompleks Pengoperasian televisi siaran lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakannya pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang – orang terampil dan terlatih. Dengan demikian media televisi lebih mahal daripada surat kabar, majalah, dan radio siaran.
2.2.5 Program Televisi Jenis program televisi sebagaimana yang tertulis dalam Morissan (2008) terbagi menjadi dua , yaitu program informasi (berita), dan program hiburan (entertainment). Program informasi dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang
harus segera disiarkan dan berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi dari fakta, gosip, dan opini. Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar yaitu musik, drama permainan (game show), dan pertunjukkan. Berikut ini penjelasan jenis program televisi secara lebih rinci: 1. Program informasi Program informasi di televisi memberikan banyak informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton terhadap sesuatu hal. Program informasi adalah jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak. Program informasi tidak hanya program berita di mana presenter atau penyiar membacakan berita, tetapi segala bentuk penyajian informasi termasuk talkshow (perbincangan) dengan artis terkenal, orang terkenal atau dengan siapa saja. Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu hard news dan soft news. 1.1
Berita Keras / Hard News Hard news adalah segala informasi penting dan atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khayalak secepatnya. Berita keras dapat dibagi ke dalam tiga bentuk berita yaitu:
1.1.1
Straight News Merupakan berita langsung (straight) yang singkat atau tidak detail dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja yang mencakup prinsip 5W+1H. Berita jenis ini sangat terikat waktu (deadline) karena informasinya sangat cepat basi jika terlambat disampaikan kepada audience.
1.1.2 Feature Merupakan berita ringan namun menarik, yang dalam artian informasi yang disajikan lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman, dan sebagainya. Pada dasarnya berita ini dapat dikatakan sebagai soft news karena tidak terlalu terikat dengan waktu penayangan, namun karena durasinya singkat (kurang dari lima menit) dan ia menjadi bagian program berita, maka feature masuk ke dalam kategori hard news. 1.1.3 Infotainment
Infotainment berasal dari kata “information” yang berarti informasi dan “entertainment” yang berarti hiburan. Infotainment adalah berita yang menyajikan informasi mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat (celebrity). Infotainment adalah salah satu bentuk berita keras karena memuat informasi yang harus segera ditayangkan. 1.2
Berita Lunak / Soft News Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (in-depth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Program yang masuk ke dalam kategori berita lunak ini adalah:
1.2.1 Current Affairs Current affairs adalah program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam. Dengan demikian current affair, cukup terikat dengan waktu dalam hal penayangannya namun tidak seketat hard news, batasannya adalah bahwa selama isu yang dibahas masih mendapat perhatian khalayak, maka current affair dapat sajikan. Misalnya program yang menyajikan cerita mengenai kehidupan masyarakat setelah ditimpa bencana alam dahsyat (gempa bumi atau tsunami). 1.2.2 Magazine Magazine merupakan program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan durasi yang lebih panjang. Magazine ditayangkan pada program tersendiri yang terpisah dari program berita. Magazine lebih menekankan pada aspek menarik suatu informasi ketimbang aspek pentingnya, dan biasanya berdurasi 30 menit atau satu jam dapat terdiri atas hanya satu topik atau beberapa topik. 1.2.3 Dokumenter Dokumenter merupakan program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. Misalnya program dokumenter yang menceritakan mengenai suatu tempat, kehidupan atau sejarah seorang tokoh, kehidupan atau sejarah
suatu masyarakat (misalnya suku terasing) atau kehidupan hewan di padang rumput dan sebagainya. 1.2.4 Talkshow Talkshow merupakan program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host). Mereka yang diundang adalah orang-orang yang berpengalaman langsung dengan peristiwa atau topik yang diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam masalah yang tengah dibahas. 2. Program Hiburan Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur khalayak dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, permainan (game), musik, dan pertunjukan 2.1
Drama Merupakan pertunjukkan (show) yang menyajikan cerita mengenai
kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi. 2.2
Permainan / Game Show Merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang
baik secara individu ataupun kelompok (tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Permainan merupakan salah satu produksi acara televisi yang paling mudah dibuat dengan biaya produksi yang relatif rendah serta dapat menjadi acara televisi yang sangat digemari.
2.2.6 Talkshow Program talkshow menjadi salah satu jenis program yang diandalkan stasiun televisi. Karena sifatnya yang interaktif, membuat audiens tidak bosan saat menonton. Tidak hanya topik yang menjadi daya tarik program ini, namun kecerdasan moderator dalam membawa suasana tetap terjaga kondusif juga menjadi penentu seberapa menarik program tersebut di mata masyarakat. Fred Wibowo dalam bukunya Teknik Produksi Program Televisi (2009), juga memberikan definisi bahwa program talkshow adalah program pembicaraan
tiga orang atau lebih mengenai suatu permasalahan. Dalam program ini masing tokoh yang diundang dapat saling berbicara mengemukakan pendapat dan presenter bertindak sebagai moderator yang kadang-kadang juga melontarkan pendapat atau membagi pembicaraan. Talk show menurut Salma Hanum (2005) adalah suatu sajian perbincangan yang cukup menarik yang biasanya mengangkat isu-isu yang lagi hangat dalam masyarakat. Tema yang diangkat juga bermacam-macam. Mulai dari masalah sosial, budaya, politik, ekonomi, pendidikan, olahraga, dan sebagainya Program talkshow ini juga akan menarik apabila presenter yang membawakan dan memoderatori program ini menarik. Mampu mengimbangi pembicaraan para tokoh. Hal itu hanya terjadi jika presenter juga menguasai bidangnya dan dapat mengajukan pertanyaan atau menyajikan permasalahan secara menarik. Menurut Fred Wibowo (2009), presenter yang tidak menguasai permasalahan dalam program acara semacam ini hanya akan menurunkan suasana, membuat acara tidak hidup dan membosankan. Tentu saja kemampuan sedemikian ini bukan hanya bakat, melainkan juga latihan, eksperimen dan pengalaman sambil tak hentihenti terus belajar memperbaiki kemampuan maupun kecerdasan. Intinya peneliti menyimpulkan bahwa talkshow adalah program acara bincang televisi yang melibatkan moderator sebagai host acara dan beberapa narasumber yang terkait dengan tema acara. Program uraian (the talk program), vox-pop, interview (wawancara), dan program diskusi panel adalah jenis-jenis dari talkshow sendiri. 1. Program uraian pendek atau pernyataan (The Talk Program) Program Uraian Pendek (The Talk Program) adalah program saat penyaji program (MC, presenter, news anchor,dll) membahas suatu topik atau tema seorang diri. Program uraian pendek biasa menjadi bagian dalam suatu jenis program televisi lainnya seperti news feature atau pun acara musik. Penyajiannya pun bisa bermacam-macam, dapat berbentuk ceramah yang menyejukan hati ala AA Gym pada Kultum yang biasa kita saksikan saat bulan Ramadhan, atau suatu narasi berima khas segment akhir Mata Najwa. Intinya, apa pun cara penyampaiannya haruslah dapat membuat penonton tertarik dan mengerti apa yang disampaikan oleh
penyaji program.Uraian yang disajikan oleh seorang presenter di dalam acara televisi biasanya sangat pendek. 2. Program vox-pop suara masyarakat Vox-pop kependekan dari vox populli dalam istilah Indonesia sebagai “suara masyarakat” artinya suatu program yang mengetengahkan pendapat umum suatu masalah. Vox-pop dipakai untuk menunjukan suatu masalah adalah sebagai masalah yang penuh dengan kontradiksi, apabila vox-pop tadi mengemukakan pandangan yang berlain-lainan sama sekali antar orang yang satu dan yang lain. Dengan melakukan wawancara vox pop kita dapat mendapat berbagai tanggapan atau reaksi baik yang mengetahui maupun tidak mengetahui persoalan yang sebenarnya. 3. Program Wawancara (Interview) Program Wawancara (Interview) adalah program yang berisi interaksi tanya jawab antara host dengan orang yang diwawancarai. Topik yang diangkatpun bisa apa saja bahkan bisa berbeda di setiap pertanyaannya. Berbeda dengan dua jenis talkshow sebelumnya yang harus mau hanya menjadi bagian dalam program TV tertentu, interview dapat menjadi program talkshow tersendiri tanpa “intervensi” jenis program TV lainnya. Hal ini dikarenakan jenis interview melakukan interaksi komunikasi dua arah secara terus menerus sehingga menimbulkan kedekatan seperti sedang mengobrol bukan hanya antara komunikan dan komunikator melainkan juga bagi siapa saja yang mendengar. Singkatnya, tidak membuat cepat bosan. Banyak sekali program TV berbasis interview seperti Oprah Winfrey Show, Mata Najwa, Empat Mata, Hitam Putih, Sarah Sechan, dan masih banyak lagi. Hampir semua stasiun TV mempunyai acara talkshow interview yang mereka unggulkan. 4. Program Panel Diskusi Program panel diskusi adalah program pembicaraan tiga orang atau lebih mendiskusikan suatu pokok permasalahan yang diangkat dengan moderator atau presenter sebagai pemandu acara. Dalam program ini masing – masing tokoh diundang dapat saling berbicara mengemukakan pendapatnya dan presenter bertindak sebagai moderator yang terkadang melontarkan pendapat atau membagi pembicaraan. Program Diskusi/Panel adalah program talkshow yang menghadirkan berbagai opini dari berbagai
ahli baik yang pro maupun yang kontra yang membahas suatu topik di mana opini-opini dari mereka didiskusikan sehingga pada akhir acara menghasilkan suatu titik temu jalan keluar mengenai topik tersebut. Dalam program ini suatu permasalahan dilihat dari bidang yang berbeda oleh sejumlah ahli, narasumber, atau tokoh yang menguasai bidang sendiri – sendiri. Pada Akhir program talkshow Diskusi panel, presenter menyampaikan
pula
kesimpulan
dari
apa
yang
dibicarakan.
Karena sifatnya yang riskan, tidak banyak cntoh acara TV berbasis diskusi, bila ada pun kemungkinan besar berasal dari stasiun TV berbasis berita. Ciri khas dari talkshow ini adalah adanya moderator yang mengawal jalannya acara dan juga dapat ikut memberikan opini yang mewakili pandangan penonton dalam bahasan topik tersebut. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa program ‘Berani Bersih’ yang peneliti teliti termasuk dalam diskusi panel. Karena kehadiran narasumber lebih dari satu dan saling mengemukakan pendapatnya masing – masing dipimpin seorang host yang mengawal jalannya acara supaya tidak keluar dari topik pembahasan dan tidak ricuh.
2.2.7 Presenter / Host Presenter menurut Rusman Latief (2015) adalah orang yang tampil di depan kamera dan membacakan berita dari studio atau orang yang membawakan segala jenis program televisi dari studio. Presenter dalam menyajikan berita dengan makna serius, formal, dan pembawaan berwibawa. Keberadaan host/ presenter sangat penting terutama dalam program yang berformat dialog. Menurut Hendi Triono (2007), kemampuan seorang presenter membawakan
acara,
berpengaruh
terhadap
kesuksesan
sebuah
acara.
Ketidakmampuan presenter dalam membawakan acara, berakibat fatal bagi diri presenter dan program acara yang dibawakan.
2.2.8 Rating dan Share Rating sebagaimana yang diungkapkan Morissan (2008) adalah suatu perkiraan karena perhitungannya didasarkan pada jumlah pesawat televisi yang digunakan oleh satu kelompok audien yang dijadikan sampel dan sampel tidak akan
pernah menghasilkan ukuran yang mutlak tetapi hanya perkiraan. Rating menjadi indikator apakah program itu memiliki audien atau tidak. Rating menjadi perhatian pula bagi pemasang iklan yang ingin mempromosikan produk atau jasanya. Dengan demikian, laporan rating memiliki peran yang menentukan bagi stasiun penyiaran. Share menurut Fachruddin dalam buku Dasar Dasar Produksi Televisi (2014) ialah persentase yang menonton program tertentu dari penonton potensial pada periode waktu tertentu. 2.2.9 Produksi Program Televisi Sebuah tayangan yang muncul di layar televisi tidak terbentuk semudah membalikkan telapak tangan. Tayangan berbagai jenis program tersebut bisa disaksikan khalayak di rumah setelah melalui beberapa proses tahapan produksi yang cukup rumit. Proses tersebut dilakukan dari persiapan hingga siap tayang di layar kaca oleh orang – orang yang tidak sedikit dan tidak sembarang orang dapat melakukannya. Tahapan produksi program televisi menurut Zettl (2006) terdiri dari tiga bagian yakni, perencanaan pra produksi, produksi dan paska produksi. 2.2.9.1 Perencanaan Praproduksi 1.
Perencanaan Praproduksi : Dari Ide Ke Skrip Fokus perencanaan praproduksi tahap ini terbagi menjadi 5 bagian yaitu ide – ide program, model – model program, proposal program, budget, dan skrip.
1.1 Menghasilkan Ide – Ide Program Anda bisa memberi terobosan dalam ide dengan melakukan brainstroming. Brainstorming dilakukan dengan mengumpulkan semua orang dengan meletakkan perekam kecil di tengah kumpulan orang yang akan mengutarakan komen atau opininya mengenai suatu hal. Setelah brainstorming selesai, putar kembali rekaman yang didapat, pilih beberapa dari komentar – komentar tersebut yang berkaitan dengan tugas Anda. Selain itu, ada cara yang lebih terstruktur untuk memperoleh ide. Cara tersebut ialah clustering. Clustering ialah bentuk tertulis dari brainstorming. Dimulai dengan menulis ide utama atau single
keyword kemudian mengakar ke berbagai hal yang berkaitan yang muncul dalam benak Anda. 1.2 Menggunakan Model Model Produksi Production models menurut Zettl dalam Fachruddin (2014) adalah suatu metode untuk melihat langsung keterkaitan antara ide yang sudah ada dan apa yang diharapkan bisa terjadi pada audiensi yang dituju. Seperti halnya dengan bentuk produksi yang lainnya, production models tidak dilihat langsung berlanjut pada proses produksi, tetapi langsung mengarah pada bentuk komunikasi yang efektif kepada audiens yang dituju.
Model model produksi
mendeskripsikan alur aktivitas yang diperlukan untuk berpindah dari ide ke pesan televisi. Model – model produksi tersebut membantu Anda mengorganisir dan memfasilitasi upaya koordinasi Anda. Sebagai contoh, effect to cause model, merampingkan proses preproduksi dan membuat produksi lebih terarah dan efisien. Model ini dimulai dengan ide dasar lalu langsung mengarah kepada efek yang yang diinginkan (desired effect) dalam masyarakat. Setelah semua itu, desired effect inilah yang akan mengarahkan proses produksi. Ini berarti bahwa sebagai produser Anda harus tahu apa yang Anda ingin capai – apa yang Anda ingin target audiens pelajari, lakukan, dan rasakan – sebelum memutuskan kebutuhan medium tertentu yang akan mengarahkan ke sebuah efek. Dengan terlebih dahulu mendefinisikan efek yang diinginkan kepada penonton, Anda bisa menentukan dengan mudah orang – orang spesifik yang Anda butuhkan untuk melakukan pekerjaan (content expert, penulis, director, dan kru) , serta dimana lokasi paling efektif melakukan produksi (studio atau lapangan), dan peralatan yang dibutuhkan (kamera, tipe mic, dan lainnya). 1.3
Menulis Proposal Program Proposal program adalah dokumen tertulis yang menjelaskan secara detail program acara yang diproduksi. Dalam proposal , setidaknya terdiri dari bagian seperti judul program, tujuan atau alasan mengapa program acara Anda harus diproduksi, target audiens, show format, show treatment, metode, budget tentatif.
1.4
Menyiapkan Budget Dalam perencanaan pra produksi, diperlukan persiapan biaya yang matang. Pembuatan program harus mempersiapkan biaya untuk kru, pengisi acara, dan peralatan, konsumsi, sewa dan sebagainya.
1.5
Mempresentasikan proposal Sekarang proposal Anda sudah siap untuk dipresentasikan. Jika Anda bekerja di stasiun TV, maka proposal bisa langsung diserahkan kepada eksekutif produser di stasiun televisi untuk disetujui.
1.6
Menulis Skrip Seorang penulis skrip harus mengerti terlebih dahulu tujuan program yang akan dibuat. Dari tujuan program tersebut, penulis mengembangkannya ke dalam skrip yang lebih baik.
2.
Perencanaan Praproduksi : Koordinasi Setelah Anda membuat keputusan mengenai pendekatan produksi yang tepat, lakukan koordinasi dengan elemen elemen produksi berikut : 1. People Lakukan koordinasi dengan setiap tim yang terlibat. Pastikan ada database informasi mengenai setiap anggota tim berupa nomor telpon, alamat, posisi jabatan, alamat email dan lain sebagainya. 2. Facilities Request Buat rincian fasilitas serta perlengkapan perlengkapan, properti, kostum yang akan digunakan dan dibutuhkan dalam produksi. 3. Schedules Jadwal produksi harus memberitahu semua orang yang terlibat dalam produksi siapa yang melakukan apa, kapan, dan dimana jalannya produksi. Buat jadwal yang realistis dan taatilah waktu yang telah dijadwalkan. Menentukan waktu yang terlalu singkat tidak membuat hasil yang lebih baik, tapi justru
biasanya meningkatkan level
kecemasan dan frustasi. Hal ini membuatnya jadi tidak produktif. 4. Permits and Clearances Saat produksi, terkadangn membutuhkan peralatan yang mungkin tidak disediakan studio dan bahkan harus shooting di luar studio.
Peralatan yang tidak tersedia ini harus dipinjam pastinya dengan ijin. Begitu pula ketika produksi dilakukan dalam properti pemerintah. Dibutuhkan ijin sebelum produksi di tempat tersebut. 5. Publicity and Promotion Sebuah acara membutuhkan promosi dan publisitas supaya dikenal oleh masyarakat. pekerjaan dari orang yang bekerja di publisitas adalah untuk mempersempit kesenjangan antara potensi dan audien yang sesungguhnya. 2.2.9.2
Produksi Setelah tahapan pra produksi selesai, pelaksanaan produksi segera dimulai. Director melakukan berbagai hal penting dalam jalannya produksi. Hal tersebut diantaranya: 1.
Mengarahkan multicam Pengarahan penggunaan multicam biasa disebut control room directing . Hal itu dikarenakan pengarahan multicam dilakukan melalui control room. Selain itu ada juga yang disebut control room intercom system, yakni sebuah sarana produksi personel teknis dan produksi. Sistem ini juga yang memudahkan director memberikan cue kepada floor crew.
2.
Mengarahkan rehearsal Rehearsal adalah semacam latihan sebelum shooting secara live. Latihan ini dilakukan tidak hanya untuk memberikan pelatihan pada tim namun juga untuk mengetahui hal – hal cacat lainnya yang mungkin terjadi saat live nanti. Rehearsal terdiri dari pembacaan skrip, dry run or blocking rehearsal (latihan para talent saat shooting nanti supaya terlihat melakukan blocking yang alami dengan memberikan gambaran letak letak kamera atau gambaran floor plan yang akan digunakan), camera rehearsal and dress rehearsal, dan walk through-camera rehearsal combination.
3.
Menjalankan timeline produksi Timeline produksi berisi mengenai segala aktivitas yang akan dijalankan di hari produksi tersebut.
4.
Merekam shooting yang berlangsung Pada intinya ada beberapa hal yang harus diperhatikan di dalam tahap produksi , diantaranya adalah peralatan kamera, audio, komunikasi
dengan para personel serta perlengkapan audio yang dipakai talent apakah suaranya bisa terdengar atau tidak, teknik pencahayaan (lighting), rekaman video, properti, talent (artis), make up atau tata rias untuk talent dan guests, kostum, persiapan dan pengarahan director. 2.2.9.3 Paska Produksi Jika produksi Anda dilakukan dengan live atau live on tape, maka pekerjaan Anda sudah hampir selesai. Anda hanya perlu menulis ucapan terimakasih pada orang – orang yang telah berkontribusi untuk program ini. Bagaimanapun, Anda sekarang harus mulai mengkoordinasikan kegiatan paska produksi diantaranya : (Zettle, 2006) 1. Postproduction Editing Anda harus melakukan cek bahwa orang serta fasilitas untuk off line dan online editing tersedia dan proses berjalan sesuai jadwal. Jika darurat, bersiaplah untuk menjadwal ulang. Beberapa produser merasa bahwa mereka perlu mengawasi erat semua proses editing audio video, sedangkan yang lain meninggalkan tanggung jawab tersebut pada director. Namun demikian, anda harus selalu siap sedia jika editor atau sutradara ingin saran Anda. 2. Evaluation and Feedback Duduk dan lihat apakah program yang telah selesai diproduksi telah sesuai dengan tujuan program yang diusung pada awal perencanaan. Coba untuk mengumpulkan sebanyak mungkin tanggapan dari rekan maupun pemirsa untuk menentukan seberapa besar kesuksesan jalannya proses produksi tersebut. 3. Record Keeping Seorang produser setiap kali selesai produksi harus mempunyai kepustakaan di mana seluruh materi hasil master edit disimpan dengan baik. Departemen berita menggunakan arsip tersebut sebagai sumber daya yang mungkin bisa menjadi berita lagi. Seperti salinan rekaman video yang akan melindungi Anda dari klaim tidak masuk akal oleh klien yang marah.
2.2.10 Analisis SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sitematis untuk merumuskan strategi perusahaan Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Wekanesses) dan ancaman (Threats) (Rangkuti, 2013). Teori SWOT merupakan teori strategi yang biasa diterapkan oleh setiap organisasi guna mencari startegi yang paling cocok dalam menghadapi ancaman baik dari luar maupun dari dalam. Teori Analisis SWOT adalah untuk memprediksi
atau
menghindarkan
terjadinya
suatu
‘ketidakpastian’
(uncretainly) pada organisasi bersangkutan, baik secara mikro maupun makro. (Ruslan, Rosady, 2008) Berikut ini merupakan penjelasan dari SWOT (David,Fred R., 2005) yaitu : 1. Kekuatan (Strenghts) Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulankeungulan lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani. Kekuatan adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar 2. Kelemahan (Weakness) Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja perusahaan. Keterbatasan tersebut dapat berupa fasilitas, sumber daya keuangan, kemampuan manajemen dan lain sebagainya 3. Peluang (Opportunities) Peluang adalah situasi penting yang mengguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Kecendrungan – kecendrungan penting merupakan salah satu sumber peluang, seperti perubahaan teknologi dan meningkatnya hubungan antara perusahaan dengan pembeli atau pemasokk merupakan gambaran peluang bagi perusahaan. 4. Ancaman (Threats) Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Adanya peraturan-
peraturan pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan. Peneliti menyimpulkan bahwa analisis SWOT adalah suatu strategi pengevaluasian untuk mereview jalannya suatu hal dalam organisasi demi menemukan solusi untuk mencapai pencapaian yang lebih baik. 2.3
Kerangka Pemikiran
Tabel 1.3