139
DAFTAR PUSTAKA Appanah SG, Weinland, Bossel H, Krieger H. 1990. Area tropical rain forests nonrenewable? An enquiry through modelling. Journal of Tropical Forest Science 2(4) pp 331-348. Appanah S,Weinland G. 1993. Planting Quality Timber Trees in Peninsular Malaysia. Forest Research Institute Malaysia. Kepong. Malayan Forest Record No. 38. [Balitbanghut] Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. 1993. Surat Keputusan Kepala Badan Litbang Kehutanan No.38/Kpts/VIII-HM.3/1993 tentang Pedo man Pembuatan da n Pengukuran Petak Ukur Permanen untuk memantau Pertumbuhan dan Riap Hutan Alam Tanah Kering Bekas Tebangan. Balitbanghut, Departemen Kehutanan, Bogor. [Balitbanghut] Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. 2008. Profil Pusat Penelitian da n Pengemba ngan Hutan dan Kons ervasi Alam. Balitbanghut, Departemen Kehutanan, Bogor. [Balitbanghutbun] Badan Penelitian dan Pengemba ngan Kehutanan da n Perkebunan. 1998. Buku Panduan Kehutanan Indo nesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan dan Perkebunan, Departemen Kehutanan dan Perkebunan, Jakarta. Bella LE. 1971. A new competition model for individual trees. Forest Science 17:364-372 Bettinger P, Boston K, Siry JP, Grebner DL. 2009. Planning. Academic Press – Elsevier.
Forest Management and
Bosch CA. 1971. Redwoods: a population model. Science Journal 172: 345-349. Bossel H, Krieger H. 1991. Simulation model of natural tropical forest dynamics. Ecology Modelling 59:37-71. Botkin DB, Janak JF, Wallis JR. 1972. Some ecological consequences of a computer model of forest growth. Journal Ecology 60:849-872. Brown S. 1997. Estimating biomass change of tropical forest a primer. Forestry Paper No.134. FAO USA.
FAO
Buongiorno J, Gilles JK. 1987. Forest Management and Economics. Mc Millan Publishing Company, New York. Buongiorno J, Michie BR. 1980. A matrix model of uneven-aged forest management. Forest Science 26(4):609-625. Buongiorno J, Peyron L, Houller F, Bruciamacchie M. 1995. Growth and management mixed species uneven-aged forest in the French Jura. Forest Science 41(3).
140
Burkhart HE. 2003. Suggestion for choosing an appropriate level for modelling forest stand. In Amaro A, Reed D, Soares P, editors. Mode lling Forest System. CABI Publishing. Clutter JL, Fortson JC, Pienaar LV, Brister GH, Bailey RL. 1983. Management: A Quantitative Approach. Wiley, N.Y. 333p.
Timber
Coates KD, Philip JB. 1997. A gap-based approach for development of silvicultural system to address ecosystem management objectives. Journal Forest Ecology and Management 99 (1997) 337-35. [Danida dan Dephut] Danish International Development Assistance dan Departemen Kehutanan RI. 2001. Zona Benih Tanaman Hutan Kalimantan Indonesia. Indonesia Forest Seed Project. Kerjasama Departemen Kehutanan RI dengan Danish International Development Assistance (Danida) Denmark, Jakarta. Davis LS, Johnson KN. 1987. Forest Management, 3 rd ed. McGraw-Hill, NY.790 p [Dephut] Departemen Kehutanan Republik Indo nesia. 1989. Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 485/Kpts/II/1989 tentang Sistem Silvikultur Pengelolaan Hutan Alam Prod uks i di Indo nesia. Departemen Kehutanan RI, Jakarta. [Dephut] Departemen Kehutanan Republik Indo nesia. 1994. Keputusan Menteri Kehutanan No. 200/Kpts-II/1994 tentang Kriteria Hutan Produksi Alam yang tidak Produktif. Departemen Kehutanan RI, Jakarta. [Dephut] Departemen Kehutana n Republik Indo nesia. 1997a. Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 435/Kpts-II/1997 tentang Sistem Silvikultur dalam Pengelolaan Hutan Tanaman Industri. Depa rtemen Kehutanan RI, Jakarta. [Dephut] Departemen Kehutanan Republik Indo nesia. 1997b. Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 707/Kpts-II/1997 tentang Pembagian Kelompok Jenis Kayu Bulat sebagai Dasar Penentuan Tarif PSDH dan DR. Departemen Kehutanan RI, Jakarta. [Dephutbun] Departemen Kehutanan dan Perkebunan Republik Indonesia. 1999a. Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No.858/Kpts-II/1999 tentang Tarif Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) Hasil Hutan Kayu. Departemen Kehutanan dan Perkebunan RI, Jakarta. [Dephutbun] Departemen Kehutanan dan Perkebunan Republik Indonesia. 1999b. Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No.941/Kpts-VI/1999 tentang Pembaharuan Hak Pengusahaan Hutan PT Gunung Meranti. Departemen Kehutanan dan Perkebunan RI, Jakarta. [Dephut] Departemen Kehutanan Republik Indo nesia. 2002. Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.4795/Kpts-II/2002 tentang Kriteria dan Indikator Pengelolaan Hutan Alam Produksi pada Unit Pengelolaan. Departemen Kehutanan RI, Jakarta.
141
[Dephut] Departemen Kehutanan Republik Indonesia. 2007. Peraturan Menteri Kehutanan No.P.10/Menhut-II/2007 tentang Perbenihan Tanaman Hutan. Departemen Kehutanan RI, Jakarta. [Dephut] Departemen Kehutanan Republik Indonesia. 2009. Peraturan Menteri Kehutanan No.P.11/Menhut-II/2009 tentang Sistem Silvikultur dalam Areal Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu di Hutan Prod uks i. Departemen Kehutanan RI, Jakarta. [Deptan] Departemen Pertanian Republik I ndo nesia. 1980. Kriteria Penetapan Hutan Lindung. Departemen Pertanian RI, Jakarta. [Ditjen Hut] Direktorat Jenderal Kehutanan. 1972. Surat Keputusan Direktur Jenderal Kehutanan No.35/Kpts/DD/1972 tentang Pedoman Tebang Pilih Indonesia, Tebang Habis dengan Penanaman, Tebang Habis dengan Permudaan Alam dan Pedoman-pedoman Pengawasannya. Ditjen Kehutanan, Jakarta. [Ditjen Hut] Direktorat Jenderal Kehutanan. 1980. Pedoman Pembuatan Tanaman. Direktorat Jenderal Kehutanan, Departemen Pertanian, Jakarta. [Ditjen PH] Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan. 1989. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pengusahaan Hutan No.564/Kpts/IV-BPHH/1989 tentang Pedoman Tebang Pilih Tanam Indo nesia. Ditjen Pengusahaan Hutan, J akarta. [Ditjen PH] Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan. 1993. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pengusahaan Hutan No.151/Kpts/IV-BPHH/1993 tentang Pedoman Tebang Pilih Tanam Indonesia (Revisi). Ditjen Pengusahaan Hutan, Jakarta. [Ditjen BPK] Direktorat Jenderal Bina Prod uks i Kehutanan. 2005. Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor SK.226/VI-BPHA/2005 Tentang Pedoman Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (Silin). Departemen Kehutanan, Jakarta. [Ditjen BPK] Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan. 2007. Surat Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan No. 41/VI-BPHA/2007 tentang Penunjukan Pemegang IUPHHK pada Hutan Alam sebagai Pelaksana Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII). Ditjen Bina Produksi Kehutanan, Jakarta. [Ditjen BPK] Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan. 2009a. Peraturan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan No. P.9/VI/BPHH/2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Silvikultur dalam IUPHHK Hutan Produksi. Ditjen Bina Prod uksi Kehutana n, Jakarta. [Ditjen BPK] Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan. 2009b. Peraturan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan No. P.11/VI-BPHH/2009 tentang Pedoman Teknik Silvikultur Intensif. Ditjen Bina Produksi Kehutanan, Jakarta.
142
[Ditjen BPK] Direktorat Jenderal Bina Prod uks i Kehutanan. 2010a. Surat Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan No. SK.31/VI-BPHA/2010 tentang Penunjukan Pemegang IUPHHK pada Hutan Alam sebagai Pelaksana Silvikultur TPTJ dengan teknik Silin. Ditjen Bina Produks i Kehutanan, Jakarta. [Ditjen BPK] Direktorat Jenderal Bina Prod uks i Kehutanan. 2010b. Profil Sistem Silvikultur Intensif di Unit Manajemen Mode l: Konsep dan Implementasi. Ditjen Bina Prod uksi Kehutana n, Jakarta Djamin Z. 1993. Perencanaan dan Analisis Proyek. Edisi Ketiga. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Elias, Manan S, Rosalina U. 1997. Studi hasil penerapan pedoman Tebang Pilih Indonesia dan Tebang Pilih Tanam Indonesia di areal HPH PT Kiani Lestari dan PT Narkata Rimba, Kalimantan Timur. Fakultas Kehutanan IPB, Bogor. [FAO] Food and Agriculture Organization. 1979. Philippines Smallholder Tree. Farming Project. FAO Forestry Paper 17 Supplement, Manila. [FAO] Food and Agriculture Organization. 1998a. Guidelines for the Management of Tropical Forest, The Production of Wood. FAO Forestry Paper 135. [FAO] Food and Agriculture Organization. 1998b. Topsoil characterization for sustainable land management. Land and Water Development Division. Soil Resources, Management and Conservation Service, FAO of UN, Rome. Farima Farina, A. 1998. Principles and Methods in Landscape Ecology. Chapman and Hall, London-Weinhe im-New York-Tok yo-Melbourne-Madras. Favrichon V. 1998. Modeling the dynamics and species composition of tropical mixed species uneven-aged natural forest. Forest Science 44 (1). Favrichon V. Kim YC, 1998. Modelling the dynamics of a lowland mixed dipterocarp forest stand: application of a density-dependent matric model. In Bertault JG, Kadir, editors. Silvicultural Research in A Lowland Mixed Dipterocap Forest of East Kalimantan. The Contributions od STREK Project, CIRAD-Foret, FORDA and PT Inhutani I. CIRAD-Foret Publication:229-245. Finke lde y R. 1989. An Introduction to Tropical Forest Genetic. Institute of Forest Genetics and Forest Tree Breeding, Goettingen, Germany. Fisher RF, Bink ley. 2000. Ecology and Management of Forest Soil. Third Edition. John Wiley & Sons, Inc., New York. Ford RFC. 1977. Terminology of Forest Science Technology Practise and Product. Society of American Foresters, Washington DC. 370 p. Ford A. 2009. Modeling for Environment. An Introduction to System Dynamics Mode ls of Environmental Systems. Island Press, Washington D.C, Covelo, California.
143
Forman RTT, Gordon M. 1986. Landscape Ecology. John Willey & Sons, New York.619 pp. Forss ED, Gadow KV, Saborowski J. 1996. Growth Models for Unthinned Acacia mangium Plantations in South Kalimantan, Indo nesia. Journal of Tropical Forest Science, 8(4):449-462. Friend AD, Schugart HH, Running SW. 1993. A Physiology-Based Gap Model of Forest Dynamics. Ecology Vol.74 No.3 pp.792-797. Fyllas NM, Politi PI, Galanidis A, Dimitrakopoulo PG, Arianoutsou M. 2010. Simulating regeneration and vegetation dyna mics in Mediterranean Coniferous Forest. Ecology Modelling Journal. 34. Gadow KV, Hui G. 1999. Publishers.
Modelling Forest Development.
Kluwer Academic
Gittinger JP. 1986. Economic Analysis of Agriculture Project. The Johns Hopkins University Press. Goldsmith FB, Harrison CM, Morton AJ. 1986. Description and analysis of vegetation. Di Dalam: Moore PD, Chapman SB. Editor. Methods in Plant Ecology. Oxford: Blackwell Scientific Publications. Grant WE, Pedersen EK, Marin SL. 1997. Ecology and Natural Resource Management. Systems Analysis and Simulation. John Wiley & Sons, Inc. Gray C, Kadariah L, Karlina 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Edisi Revisi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Gregory G, Robinson. 1971. Forest Resource Economic. John Willey & Sons. New York. USA. Gunawan HR, Wartomo. 2002. A wood anatomical structure: A new approach to measure the trees growth. Book 3th. Competitive Award Scheme-2. Berau Forest Management Profect, European Union and Ministry of Forestry RI. Halle F, Oldeman RAA, Tomlinson PB. 1978. Tropical Trees and Forest, An Architectural Analysis. Springer Verlag Berlin-Heidelberg-New York. Handadari T. 2005. Ekonomi Sumber Daya Hutan. Program Pascasarjana Unlam, Banjarbaru. Hani’in O. 1999. Pemuliaan pohon hutan Indonesia menghadapi tantangan abad 21. Dalam Hardiyanto EB, editor. Prosiding Seminar Nasional Status Silvikultur 1999. Peluang dan Tantangan Menuju Produktifitas dan Kelestarian Sumberdaya Hutan Jangka Panjang. Wanagama I. Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta.
144
Harrison I, Laverty M, Sterling E. 2004. Connexions module: m12147. 3 pp.
Alpha, Beta, and Gamma Diversity.
Hauhs M, Knauft FJ, Lange H. 2003. Algorithmic and interactive approaches to stand growth modelling. In Amaro A, Reed D, Soares P, editors. Modelling Forest System. CABI Publishing. Husch B, Beers TW, Kershaw JA. 2003. Forest Mensuration. John Wiley & Sons, Inc. New Jersey. Indrawan A. 2000. Perkembangan Suksesi Tegakan Hutan Alam Setelah Penebangan dalam Sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia (Disertasi). Bogor : Program Pascasarjana, IPB. Indrawan A. 2003a. Model sistem pengelolaan tegakan hutan alam setelah penebangan dengan sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI). Jurnal Manajemen Hutan Tropika. Vol.IX No.2 Juli- Desember 2003 (www.andryindrawan.blogspot.com) Indrawan A. 2003b. Verifikasi mode l sistem pengelolaan tegakan hutan alam setelah penebangan dengan sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI). Jurnal Manajemen Hutan Tropika. Vol.IX No.2 Juli- Desember 2003. (www.andryindrawan.blogspot.com) Indrawan A. 2006. Keanekaragaman Genetis. Makalah disampaikan dalam rangka fasilitasi penerapan Sistem Silvikultur Intensif di areal IUPHHK. Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan, Departemen Kehutanan, Jakarta. Indrawan A. 2008. Sejarah perkembangan sistem silvikultur di Indonesia. Di dalam: Indrawan et al. editor. Prosiding Lokakarya Nasional Penerapan Multisistem Silvikultur Pada Pengusahaan Hutan Produksi Dalam Rangka Meningkatkan Produktifitas dan Pemanfaatan Kawasan Hutan. Kerja sama Fahutan IPB dengan Ditjen Bina Prod uks i Kehutanan. Bogor. Jennings SB, Brown ND, Sheil S. 1999. Assessing Forest Canopies and Understory Illumination: Canopy Closure, Canopy Cover and Other Measures. Forestry, Vol.72 No.1. Kikuchi J. 1996. The growth and mycorhiza formation on naturally regeneration dipterocarps seedling in the logged over forest in Jambi, Sumatra. In Sabarnurdin MS, Suhardi, Okimori Y, editors. Ecological Approach for Productifity and Sustainability of Dipterocarps Forest. Prosiding. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada dan Kansai Environment Engineering Center (KEEC)-Kyoto. Pp:38-47. Kimmins JP. 1997. Forest Ecology: A Foundation for Sustainable Management. Prentice-Hall. New Jersey. Kohyama T. 1993. Size Structured Tree Population in Gap Dynamic Forest. The Forest Architecture Hypothesis for the Stable Coexistance of Species. Journal of Ecology Vol 81 No.1. pp 131-143.
145
Kollert W, Zuhaidi A, Weinland G. 1994. Sustainable management of dipterocarps species: silviculture and economic. In Appanah S, Khoo KC, editors: Proceedings of The Fifth Round-Table Conference on Dipterocarps. Chiang Mai. November 7-10, 1994. Pp: 344-379. Kozlowski TT, Pallardy SG. 1997. Physiology of Wood y Plants. Academic Press. Kumar S, Matthias F. 2004. Molecular Genetic and Breeding of Forest Trees. Food Product Press. An Imprint of The Haworth Press, Inc. New York, London, Oxford. Labetubun MS. 2004. Metode Pengaturan Hasil Hutan Tidak Seumur melalui Pendekatan Model Dinamika Sistem (Tesis). Bogor: Program Pascasarjana IPB. Lamprecht H. 1989. Silviculture in the Tropics. TZ-Verlagsgesellcshaft mbH, Postfach 1164, D-6101 RoBdorf, Federal Republic of Germany. Landsberg JJ. 1986. Physiological Ecology of Forest Production. Academic Press, Londo n. Lee R. 1990. Forest Hydrology. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Leuschner WA. 1990. Forest Regulation, Harvest Scheduling and Planning Techniques. Wiley, New York. 281 p. Ludwig JA, Reynolds JF. 1988. Statistical Ecology. John Wiley & Sons, New York. 337 pp. MacKinnon K, Hatta G, Hakimah H, Arthur M. 2000. Ekologi Kalimantan. Seri Ekologi Indonesia, Buku III. Canadian International Development Agency (CIDA), Prenhallindo, Jakarta. Manan S. 1995. Riap dan Masa Bera di Hutan Tanaman Industri. Jenderal Pengusahaan Hutan, Dephut RI, Jakarta.
Direktorat
McMurtrie RE, Rook DA, Kelliher FM. 1990. Mode lling the Yield of Pinus radiata on a Site Limited by Water and Nitrogen. Forest Ecology Management, 30: 381-413. Magurran AE. 1988. Ecological Diversity and Its Measurement. Chapman and Hall. London. 179pp. Mansur I. 2008. Sistem silvikultur untuk pengelolaan hutan alam. Di dalam: Indrawan et al. editor. Prosiding Lokakarya Nasional Penerapan Multisistem Silvikultur Pada Pengusahaan Hutan Produksi Dalam Rangka Meningkatkan Produktifitas dan Pemanfaatan Kawasan Hutan. Kerja sama Fahutan IPB dengan Ditjen Bina Prod uks i Kehutanan, Bogor.
146
Mendoza GA, Gumpal EC. 1987. Growth projection of a selectively cut-over forest base on residual inventor y. For.Ecol.Manage. 20:253-263. Mengel DL, Roise JP. 1990. A diameter-class matric model for southeastern U.S. coastal plain bottomland hardwood stand. South J.Appli. 14: 189-195. Meyer HA, Recknagel AB, Stevenson DD, Barto RA. 1961. Forest Management. The Ronald Press Company, New York. Mitlöhner R. 2009. Natural Resources in the Tropics.: The Concepts of Forestry. Burckhardt Institute. Department Tropical Silviculture and Forest Ecology, University of Göttinggen, Germany. Moore PD, Chapman SB. 1986. Methods in Plant Ecology. Oxford: Blackweel Scientific Publications. Mor i T. 2001. Rehabilitation of degraded forest in lowland forest Kutai, East Kalimantan-Indo nesia. In Kobayasi S, Trunbul JW, Toma T, Mori T, Madjid MNNA, editors. Rehabilitation of Degraded Tropical Forest Ecosytems. CIFOR-Bogor. Pp. 17-26. Muller-Dombois, Ellenberg H. 1974. Aims and Methods of Vegetation Ecology. John Wiley and Sons, New York. Muhammadi, Erman A, Jakarta.
Budhi S. 2001.
Analisis Sistem Dinamis. UMJ Press,
Na’iem M, Raharjo P. 2006. Petunjuk Teknis Pemaparan Konservasi Ex-situ Shorea leprosula. ITTO PD 106/01 Rev.1 (F) Fahutan UGM, Yogyakarta. Nair PKR. 1993. An Introduction to Agroforestry. Kluwer Academic Publishers. ICRAF. Dordrecht-Boston-Londo n. (22) 385-408. Nguyen N, Sist P. 1998. Phenology of Some Dipterocarp. Silviculture Research in a Low Land Mixed Dipterocarp Forest of East Kalimantan. CIRAD-FORET. FORDA. Numata S, Yasuda M, Okuda T, Kachi N. 2006. Canopy gap dynamics of two different forest stand in a malaysian lowland rain forest. Journal of Tropical Forest Science, 18(2) pp.109-116. Nugroho B. 2002. Ana lisis Biaya Proyek Kehutanan. Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan IPB. Nyland RD. 1996. Silviculture. Concept and Applications. Companies, Inc. New York-Toronto.
The McGraw-Hill
Oliver CD, Larson BC. 1990. Forest Stand Dynamics. McGraw Hill, Inc., New York.467p.
147
Pamoengkas P. 2006. Kajian Aspek Vegetasi dan Kualitas Tanah Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur. Studi Kasus di Areal PT Sari Bumi Kusuma, Kalimantan Tengah (Disertasi). Bogor: Program Pascasarjana IPB. Pancel L. 1993. Tropical Forestry Handbook. Springer-Verlag Berlin Heidelberg. Pasaribu HS. 2008. Kebijakan Penerapan Lebih dari Satu Sistem Silvikultur pada Areal IUPHHK di Indonesia. Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan. Di dalam: Indrawan et al. editor. Prosiding Lokakarya Nasional Penerapan Multisistem Silvikultur Pada Pengusahaan Hutan Produksi Dalam Rangka Meningkatkan Produktifitas dan Pemanfaatan Kawasan Hutan. Kerja sama Fahutan IPB dengan Ditjen Bina Produksi Kehutanan, Bogor: p.13-24. [PP] Peraturan Pemerintah. 1970. Peraturan Pemerintah Republik Indo nesia Nomor 21 tahun 1970 tentang Hak Pengusahaan Hutan dan Hak Pemungutan Hasil Hutan. Mensekneg RI, Jakarta. [PP] Peraturan Pemerintah. 2007. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan. Mensekneg RI, Jakarta. [PP] Peraturan Pemerintah. 2008. Peraturan Pemerintah Republik Indo nesia Nomor 3 tahun 2008 tentang Perubahan atas PP No.6/2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan. Mensekneg RI, Jakarta. Pielou EC. 1984. The Interpretation of Ecological Data. John Wiley and Sons. New York. Pienaar L, Page H, Rheney JW. 1990. Prepared Slash Pine Plantations. 14(3):104-109.
Yield Prediction for Mechanically SiteSouthern Journal of Apllied Forestry,
Pollet A, Nasrullah. 1994. Penggunaan Metode Statistika untuk Ilmu Hayati. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Porte A, Bartelink HH. 2001. Modelling mixed forest growth: a review of models for forest management. Eco. Model. Journal. [PT BFI] PT Balikpapan Forest Industries. 2010. Makalah Rapat Koordinasi Pelaksanaan Silin, Ditjen BPK, Jakarta. [PT ED] PT Erna Djuliawati. 2010. Riset Pengembangan Model Silvikultur Intensif. Konsep dan Aplikasi. Makalah Rapat Koordinasi Pelaksanaan Silin, Ditjen BPK, Jakarta. [PT GM] PT Gunung Meranti. 2007a. Rencana Karya Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu PT Gunung Meranti Tahun 2007. PT Gunung Meranti Banjarmasin.
148
[PT GM] PT Gunung Meranti. 2007b. Rencana Karya Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu PT Gunung Meranti Tahun 2008. PT Gunung Meranti Banjarmasin. [PT GM] PT Gunung Meranti. 2008a. Rencana Karya Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (RKUPHHK) PT Gunung Meranti Periode 2007-2016. PT Gunung Meranti Banjarmasin. [PT GM] PT Gunung Meranti. 2008b. Rencana Karya Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu PT Gunung Meranti Tahun 2009. PT Gunung Meranti Banjarmasin. [PT GM] PT Gunung Meranti. 2009. Rencana Karya Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu PT Gunung Meranti Tahun 2010. PT Gunung Meranti Banjarmasin. [PT ITCI] PT International Timber Corporation Indonesia Kayan Hutani. 2010. Laporan Pelaksanaan TPTI Intensif. Makalah Rapat Koordinasi Pelaksanaan Silin, Ditjen BPK, Jakarta. [PT SBK] PT Sari Bumi Kusuma. 2010. Pelaksanaan Silvikultur Intensif Meranti. Makalah Rapat Koordinasi Pelaksanaan Silin, Ditjen BPK, Jakarta. [PT Sarpatim] PT Sarmiento Parakantja Timber. 2010. Pelaksanaan Silvikultur Intensif Meranti di PT Sarpatim. Makalah Rapat Koordinasi Pelaksanaan Silin, Ditjen BPK, Jakarta. [PT SJK] PT Suka Jaya makmur. 2010. Hasil-Hasil Penelitian Pelaksanaan Silvikultur Intensif. Makalah Rapat Koordinasi Pelaksanaan Silin, Ditjen BPK, Jakarta. Purnomo H. 2005. Teori Sistem Komplek, Pemodelan dan Simulasi untuk Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Radonsa PJ, Koprivica MJ, Lavadinovic VS. 2003. Modelling current annual height increment of young Douglas- fir stands at different site. In Amaro A, Reed D, Soares P, editors. Modelling Forest System. CABI Publishing. Reed KL. 1980. An ecological approach to mode lling the growth of forest tress. Forest Science. 26:33-50. Rodriguez F, De La Rosa JA, Aunos A. 2003. Modelling the diameter at breast height growht of Populus euramericana plantation timber in Spain. In Amaro A, Reed D, Soares P, editors. Modelling Forest System. CABI Publishing. Rombe YL, Rahardjo S, Soedarsono, Ambarita M. 1982. Tabel Volume Pohon Berdiri untuk Provinsi Kalimantan Tenga h. Direktorat Bina Program Kehutanan, Direktorat Jenderal Kehutanan, Departemen Pertanian RI, Bogor. Sabogal C, Robert N. 2003. Restoring Overlogged Tropical Forest. Green Earth Technical Notes. Un-published.
149
Santoso B. 2008. Kebijakan penerapan multisistem silvikultur pada hutan produksi Indonesia. Direktorat Bina Pengembangan Hutan Tanaman, Ditjen Bina Produksi Kehutanan, Departemen Kehutanan, Jakarta. Santoso H, Syaffari K, Nina M. 2008. Tinjauan Aspek Silvikultur dalam Penerapan Multisistem Silvikultur pada Areal Hutan Produksi. Indrawan et al. editor. Prosiding Lokakarya Nasional Penerapan Multisistem Silvikultur Pada Pengusahaan Hutan Produksi Dalam Rangka Meningkatkan Produktifitas dan Pemanfaatan Kawasan Hutan. Kerja sama Fahutan IPB dengan Ditjen Bina Produksi Kehutanan. Bogor. Sheil D, Ducey M. 2002. An extreme-value approach to detect clumping and application to tropical forest gap- mosaic dynamic. Jour. of Tropical Ecology. 18: pp.671-686. Shifley SR. 1987. A Generalized System of Model Forecasting Central States Growth. USDA Forest Service. Pap. NC-279. 10 p. Sieva nen R, Burk TE. 1988. Construction of a stand growth mode l utilizing photosynthesis and respiration relationships in individual trees. Canada Journal Forestry Res. 18. Singh P, Pathak PS, Roy MM. 1995. Agroforestry Sistem for Sustainable Land Use. Science Publishers, Inc. Sist P, Bertault JG. 1998. Reduced impact logging experiment: Impact at harvesting intensities and logging techniques at stand gamage. Silvicultural research in a low land mixed dipterocarp forest of east Kalimantan. The contribution of STREK Project CIRAD-Forest-FORDA-PT Inhutani I Jakarta. Sist P, Fimbel R, Sheil G, Robert N, Marie H. 2003. Towards sustainable management of mixed dipterocarp forest of South East Asia: Moving Beyond Minimum Diameter Cutting Limits. Journal Environmental Conservation 30(4) pp.364-374. Siswomartono D. 1989. Ensiklope di Konservasi Sumber Daya. Penerbit Erlangga, Jakarta. Soderquist C, Peck C, Johnston D. 1996. Getting Started with the Stella Software. A Hand-On Experience. High Performance Systems, Inc, Hanover NH 03755. Soekotjo. 1995. Bebe rapa faktor yang mempe ngaruhi riap Hutan Tanaman Industri. Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan, Dephut RI, Jakarta. Soekotjo, Subiakto A. 2005. Petunjuk Teknis Dipterocarpa. ITTO PD 41/00 Rev.3 (F.M) Fahutan UGM, Yogyakarta. Soekotjo. 2009. Teknik Silvikultur Intensif (Silin). Gadjah Mada University Press. Soemarwoto O. 1991. Indonesia dalam Kancah Isu Lingkungan Global. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
PT
150
Soerianegara I, I ndrawan A. 2005. Ekologi Hutan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Solomon DS, Hosmer RA, Hayslett HT. 1986. A two stage matrix model for predicting growth of forest stand in the Northeast. Canadian Journal of Forest Research. 16. Stenzel G, Walbridge TA, Pearce JK. 1985. Logging and Pulpwood Production. John Willey & Sons. New York, USA. Stuckle IC, Siregar CA, Supriyanto, Kartana J. 2001. Forest Health Monitoring to Monitor the Sustainability of Indonesian Tropical Rain Forest. ITTO and Seameo Biotrop. Suhenda ng E. 1985. Studi model struktur tegakan hutan alam hujan tropika dataran rendah di Bengkunat Provinsi Daerah Tingkat I Lampung (Tesis). Bogor : Program Pascasarjana IPB. Suhendang E. 1998. Pengukuran riap diameter pohon meranti (Shorea sp) pada hutan alam bekas tebangan. Makalah Diskusi: Pertumbuhan dan Hasil Tegakan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam, Bogor. Suhendang E. 2008. Multisistem Silvikultur dalam Perspektif Ilmu Manajemen Hutan. Di da lam: Indrawan et al. editor. Prosiding Lokakarya Nasional Penerapan Multisistem Silvikultur Pada Pengusahaan Hutan Produksi Dalam Rangka Meningkatkan Produktifitas dan Pemanfaatan Kawasan Hutan. Kerja sama Fahutan IPB dengan Ditjen Bina Produksi Kehutanan. Bogor. Suparna N. 2010. Makalah Rapat Koordinasi Pelaksanaan Silin, Ditjen BPK, Jakarta. Suratmo FG, Husaeni EA, Jaya NS. 2003. Pengetahuan Dasar Pengendalian Kebakaran Hutan. Fakultas Kehutanan IPB, Bogor. Sutedjo MM, Kartasapoetra AG. 1991. Pengantar Ilmu Tanah. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta [UU] Undang-Undang Republik Indonesia. 1967. Undang-Undang Republik Indo nesia No.1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing. [UU] Undang-Undang Republik Indonesia. 1967. Undang-Undang Republik Indo nesia No.5 Tahun 1967 tentang Ketentuan Pokok Kehutanan. [UU] Undang-Undang Republik Indonesia. 1968. Undang-Undang Republik Indo nesia No.6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri. [UU] Undang-Undang Republik Indonesia. 1999. Undang-Undang Republik Indo nesia No.41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Meneg Sekretaris Negara RI, Jakarta. Vanclay, J.K., 1995. Growth models for tropical forest: A synthesis of models and methods. Royal Veterinary and Agricultural University.Thor valdsensvej 57. DK-1871 Frederiksberg, Denmark. Vanclay JK. 2001. Mode lling Forest Growth and Yield. Applications to Mixed Tropical Forest. CABI Publishing.
151
Vanclay JK. 2002. Growth modeling and yield prediction for sustainable forest management. I n Shaharudd in et al. editors. Proceedings of the Malaysian-ITTO International Workshop on Growth and Yield of Managed Tropical Forest. Forestry Department Peninsular Malaysia, Government of Malaysia and ITTO, Kuala Lumpur. Volin VC, Buongiorno J. 1996. Effect of alternative management regimes on forest stand structure, species composition and income: A model for the Italian Dolomites. Forest Ecology and Management 87:107-125. Voinov A. 2008. Systems Sceince and Mode ling for Ecological Economics. Academic Press – Elsevier. Wahjono D, Anwar. 2008. Prospek penerapan multisistem silvikultur pada unit pengelolaan hutan produksi. Puslitbang dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan, Bogor. Wahyudi. 2001. Forest biomass an unutilized potency. Di dalam: Proceedings of seminar Environment conservation through efficiency utilization of forest biomass. JIFPRO and Faculty of Forestry Gadjah Mada University, 2001. Wahyudi. 2008. Efisiensi reduced impact logging pada kegiatan eksploitasi hutan. Journal Hutan Tropis II/2008. Faperta Jurusan Kehutanan, Unpar, Palangkaraya. Wahyudi. 2009a. Selective cutting and line enrichment planting silvicultural system development on Indonesian tropical rain forest. In: GAFORN-International Summer School, Georg-August Universität Göttingen and Universität Dresden, Germany. Wahyudi. 2009b. Settled cultivation versus shifting cultivation to improve social prosperity and environmental quality surrounding forest region. In: GAFORNInternational Summer School, Georg-August Universität Göttingen and Universität Dresden, Germany. Wahyudi, Matthews P. 1996. Tabel Volume Lokal di Areal PT Gunung Meranti. Proyek Pembentukan KPHP Wilayah Kalimantan Tengah. Kerja sama Departemen Kehutanan RI dengan Overseas Development Administration (ODA) Kerajaan Inggr is. Wasis B. 2006. Perbandingan kualitas tempat tumbuh antara daur pertama dengan daur kedua pada hutan tanaman Acacia mangium Wild. (Disertasi). Bogor : Program Pascasarjana IPB. West PW. 1980. Use of diameter and basal area increment in tree growth studies. Canada Journal Forest 10: 71-77. Whitmore TC. 1975. Tropical Rain Forest of the Far East. Clarendon Press, Oxford. Wood GB, Wiant Jr HV. 1993. Modern Methods of Estimating Tree and Log Volume. West Virginia University Publications Services.
152
Yasman I, Natadiwirya M. 2001. Dipterocarp plantation: The strategy and the approaches of PT Inhutsni I. In Tielges B, Sastrapradja SD, Rimbawanto A, editors. In-situ and Ex-situ Conservation of Commercial Tropical Trees. ITTOUGM. Yogyakarta. Pp. 407-412.