DAFTAR PUSTAKA Allsopp, M., Costner, P. dan Johnston, P. 2011. State of Knowledge of the Impacts of Waste Incinerators on Human Health. University of Exeter. UK. Amurwaraharja, I, Permana. 2004. ”Analisis Teknologi Pengolahan Sampah dengan Proses Hirarki Analitik dan Metoda Valuasi Kontingensi (Studi Kasus di Jakarta Timur)”. Tesis. Pascasarjana (tidak diterbitkan). Program Pasca Sarjana IPB. Bogor. Anschürtz, J. dan Klundert, A. van. 2004. Integrated Sustainable Waste Management – the Concept. WASTE. Netherland. Assamoi, B. dan Lawryshyn, Y. 2011. The Environmental Comparison of Landfilling vs. Incineration of MSW Accounting for Waste Diversion. Waste Management. 32. 1019–1030. Astuti, P., Amran, T. G., dan Herdono. 2011. Pemilihan Alternatif Pengelolaan Sampah dengan Metode ANP dan BOCR di Dinas Kebersihan. Jati Undip. 6. 2. 87-94. Atmani, H. Dwi. 2008. Analytical Hierarchy Process Sebagai Model yang Luwes. Prosiding INSAHP5. Teknik Industri Undip. 17. 1-11. Bagchi, A. 2004. Design of Landfill and Integrated Solid Waste Management. John Wiley and Sons, Inc. USA. Damanhuri, E. 2008. Pengelolaan Sampah. Diktat Landfilling. Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, ITB. Bandung. Damanhuri, E. dan Padmi, T. 2010. Pengelolaan Sampah. Diktat Kuliah TL-3104. Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, ITB. Bandung. Din, G.Y, dan Cohen, E. 2013. Modeling Municipal Solid Waste Management in Africa: Case Study of Matadi, the Democratic Republic of Congo. Journal Environmental Protection. 4. 5 . 435-445. Djerf, J. Nilsson- 2008. ”Measuring the Social Factor of Integrated Waste Management : A case Study of Nine European Waste Management Programmes”. Thesis. University Master’s of Environmental Science. Sweden. Drescher, S, Muller, C, Kubrom, T, Mehari, S, Zurbrugg, C, Kytzia, S. 2007. Decentralised Composting-Assessment of Viability through Combined Materia Flow Analysis and Cost Accounting. Institute of Landscape and Environmental Planning. Switzerland. 109
Drescher, S dan Zurbrügg, C. 2006. Decentralised Composting : Lessons Learned and Future Potentials For Meeting The Millennium Development Goal. CWG-Wash Workshop. Paper No.72. 732-743. Ekstrand, S. dan Waan, A. 2008. ”Waste Incineration Plant in Wuhan, China – A Feasibility Studi”. Thesis. Uppsala Universitet. Generowicz, A. 2011. Planning of Waste management System in Urban Area Using Multi-criteria Analysis. Journal of Envoronmental Protection. 2. 6. 736-743. Goroner, A. 2012. Comparing AHP and ANP : An Application of Strategic Decisions Making in a Manufacturing Company. International Journal of Business and Social Science. 3. 11. 194-202. Herminindian, N. Aini. 2007. ”Pemilihan dan Strategi Penerapan Teknologi Pengolahan Sampah Terpadu”. Tesis. Pasca Sarjana. (tidak diterbitkan). Universitas Indonesia. Jakarta. Hutton, B. 2009. Waste Management Options to Control Greenhouse Gas Emissions-Landfill, Compost or Incineration. ISWA. Johari, A; Alkali, H; Hashim, H; Ahmed, S. I; Ramli, M. 2014. Municipal Solid Waste Management and Potential Revenue from Recycling in Malaysia. Modern Applied Science. 8. 4 . 37-49. Joos, W., Carabias,V. Winistoerfer H. dan Stuecheli A. 2006. Social Aspect of Public Waste Management in Switzerland. Waste Management. 19. 417-425. Kasala, S. Elisha. 2014. Critical Analysis of the Challenges of Solid Waste Management Initiatives in Keko Machungwa Informal Settlement, Dar es Salaam. Journal of Environmental Protection. 5. 1064-1074. Klundert, A. van de. 2008. Integrated Sustainable Waste Management : the Selection of Appropriate and the Design of Sustainable Systems is Not (Only) a Technical Issue. CEDAR/IETC. Klundert, A & Anschurtz, J. 2004. Integrated Sustainable Waste Management: the selection of appropriate technologies and the design of sustainable systems is not (only) a technical issue. Inter-Regional Workshop on Technologies for Sustainable Waste Management. Annex 4B.3. 1-16. Kristanto, Philip. 2013. Ekologi Industri. Edisi Kedua. Penerbit Andi. Yogyakarta Latief, A. Sutowo. 2010. Manfaat dan Dampak Penggunaan Insinerator Terhadap Lingkungan. Teknis. 5. 1. 20-24.
110
Lee, M.-Cang. 2010. The Analytic Hierarchy and the Network Process in Multicriteria Decision Making : Performance Evaluation and Selecting Key Performance Indicator Based on ANP Model. Convergence and Hybrid Information Technologies. Taiwan. Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. PT. Grasindo. Jakarta. Martono, D. Heru. 2006. Evaluasi Kinerja Incinerator Skala Kecil dalam Menghancurkan Sampah. Pusat Teknologi Lingkungan – BPPT (Laporan Tahunan). Jakarta. ------------------ . 2007. Kajian Sistem Pengelolaan Leachate dan Gas Bio. Pusat Teknologi Lingkungan – BPPT (Laporan Tahunan). Jakarta. McDougall, F. R, White, P. R., Franke, M, Hindle P. 2008. Integrated Solid Waste Management: a Life Cycle Inventory. John Wiley and Sons. Müller, C. 2005. “Decentralised Composting in Developing Countries Financial and Technical Evaluation in the Case of Asmara City”. Thesis. Swiss Federal Institute of Technology. Zurich. Purwaningsih, M. Rahayu. 2012. Analisis Biaya Manfaat Sosial Keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Gedebage Bagi Masyarakat Sekitar. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota. 23. 3. 225-240. Rusydiana, A. Slamet dan Devi. 2013. Analytic Network Process : Pengantar Teori dan Aplikasi. Smart Publishing. Bogor. Sahwan, F. Laili. 2005. Permasalahan Sampah di Indonesia dan Sistem Pengelolaan Sampah Secara Terpadu Menuju Zero Waste. Jurnal Teknologi Lingkungan. 9. 3. 255-262. Salengke. 2012. Engineering Economy : Techniques for Project and Business Feasibility Analysis. Penerbit Identitas Unhas. Makassar. Samah, M. Armi Abu, Manaf, L. Abd, Aris, A. Zaharin Aris dan Sulaiman W. Nor Azmin. 2011. Solid Waste Management: Analytical Hierarchy Process (AHP) Application of Selecting Treatment Technology in Sepang Municipal Council, Malaysia. Current World Environment. 6. 1. 1-16. Sangaji, E. Mamang dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian : Pendekatan Praktis dalam Penelitian. Penerbit Andi. Yogyakarta.
111
Schouw, N.L., Bregnhoj, H., Mosbaek, H., dan Tjell, J.C. 2004. Technical, economic and environmental feasibility of recycling nutrients in waste in Southern Thailand. Waste Management Research. 21. 191-202. Surjandari, I. Hidayatno, A dan Supriatna, A. 2009. Model Dinamis Pengelolaan Sampah Untuk Mengurangi Beban Penumpukan. Jurnal Teknik Industri. 11. 2. 134-147. Susangka, A. dan Chaerul, M. 2009. Analisis Multi Kriteria Pemilihan Teknologi Pengomposan Sampah. Proceeding of International Seminar on Sustainable Infrasturcture and Built Environement. Institut Teknologi Bandung, Indonesia. SW 14. 1-9. Tchobanoglous, G. dan Keith, F. 2004. Handbook of Solid Waste Management. Second Edition. Mc Graw Hill Inc. USA. Wahyono, S. 2012. Kajian Identifikasi dan Evaluasi Pengelolaan Sampah Kota. Pusat Teknologi Lingkungan – BPPT (Laporan Tahunan). Jakarta. ------------------. 2013. Pengelolaan Sampah Berbasis Renewable Energy. Pusat Teknologi Lingkungan – BPPT (Laporan Tahunan). Jakarta. Wahyono, S, Sahwan, F. Laili, Suryanto, F. 2008. Kajian Identifikasi dan Evaluasi TPA. Pusat Teknologi Lingkungan – BPPT (Laporan Tahunan). Jakarta . ------------------. 2010. Kupas Tuntas dari A – Z : Komposting Sampah Kota Skala Kawasan. Pusat Teknologi Lingkungan – BPPT. Jakarta. Wahyuni, S. 2013. Panduan Praktis Biogas. Penebar Swadaya. Jakarta. Zaher, U., Cheong D.-Yeol, Wu B. dan Chen, S. 2007. Producing Energy Fertilizer From Organik Muncipal Solid Waste. Ecology Publication. 7. 7-24. ------------------. 2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. ------------------. 2013. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor : 03/PRT/M/2013 Tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. ------------------. 2006. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor : 21/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KNSNP-SPP).
112
-------------------. 2005. Feasibility of Generating Green Power through Anaerobic Digestion of Garden Refuse from the Sacramento Area. RIS International Ltd. -------------------. 2010. Indonesia's Technology Needs Assessment on Climate Change Mitigation. Dewan Nasional Perubahan Iklim. -------------------. 2010. Indonesia Climate Change Sectoral Roadmap (ICCSR), Sektor Limbah, Bappenas. ------------------. 2012. Kebijakan dan Strategi Pembangunan Bidang Persampahan. Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum. -------------------. 2014. Non-Hazardous Waste Management Hierarchy. US EPA. http://www.epa.gov/waste/nonhaz/municipal/hierarchy.htm (Diakses tanggal 01 Juni 2014) ------------------. 2012. Pedoman Penyelenggaraan Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional. Buku II. Volume 4. Metodologi Perhitungan Tingkat Emisi Gas Rumah Kaca Pengelolaan Limbah. Kementerian Lingkungan Hidup. ------------------. 2013. Profil 2012 Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo. Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo. ------------------. 2014. Profil 2013 Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo. Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo. ------------------. 2011. Manajemen Pengelolaan Sampah Berbasis Mandiri. Sustaining Partnership.
113
LAMPIRAN
0
Lampiran 1. Tabel. Jumlah Personil Bidang P2DPL dan UPT PSL Menurut Jabatan / Tugas. Status Kepegawaian No. Jabatan / Tugas PNS Honorer Magang BIDANG P2DPL 1 Kepala Bidang 1 2 Kepala Sub Bidang 2 3 Staf Administrasi 3 1 3 4 Pengawas Operasional PSL 3
Jumlah
1 2 7 3
5
Pengawas TPA dan TPS
2
6
Sopir
5
1
4
10
7
Kernet
4
4
13
21
8
Penyapu Jalan
52
19
58
129
9
Satpam TPA
0
3
3
10
Penjaga Malam TPA
0
2
2
11
Petugas Operasional TPA
1
4
5
12
Operator Jembatan Timbang TPA
0
2
2
13
Operator Alat Berat TPA
1
1
2
90
189
SUB TOTAL
74
2
25
UPT PSL 1
Kepala UPT PSL
1
1
2
Staf Administrasi Petugas Operasional Pengomposan Petugas Operasional Pengolahan Daur Ulang Limbah Plastik
5 3
5
3 4
3
1
31
37
5
6
SUB TOTAL
10
3
36
49
TOTAL
84
28
126
238
Sumber : BLH Kota Probolinggo, 2013
114
KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
Ir. BUDI KRISYANTO. M.M NIP. 19611209 198102 1 001
JABATAN FUNGSIONAL
SEKRETARIS SITI MASITOH. SH NIP. 19650821 19900 2 008
Sub Bag. Umum & Kepegawaian
Dra. DIAH AYU KUSUMA W. NIP. 19661121 199602 2 001.
Sub Bagian Program & Data SP, M.M AHMAD RIYONO, NIP. 19740623 199901 1 001
Sub Bagian Keuangan SUHARTINI, S.Sos. NIP. 19620713 198508 2 003.
BIDANG TATA & PENAATAN LINGKUNGAN HIDUP
BIDANG PELESTARIAN. PENGENDALIAN & PENGEMBANGAN KAPASITAS LINGKUNGAN HIDUP
BIDANG KONSERVASI SDA & KELISTRIKAN
BIDANG PENANGGULANGAN & PENANGANAN DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP
SETIORINI SAYEKTI, SKM, M.Si. NIP. 19740527 199703 2 002
Ir. FITRIAWATI, M.M NIP. 19670116 199803 2 001
RETNO WIDOSARI, SP NIP. 19691001 199803 2 007
ASEP S. LELONO, S.TP, M.M NIP. 19690924 199703 1 003
Sub Bidang Perencanaan & Pengkajian Dampak Lingkungan Hidup SP, MM TAUFIK HIDAYAT.
Sub Bidang Pelestarian & Pengendalian Pencemaran Lingkungan Ir. MUH. SULHAN, MM
Sub Bidang Konservasi Keanekaragaman Hayati &
Sub Bidang Penanggulangan Sampah & Limbah
NIP. 19740429 200312 1 007
NIP. 19630728 199403 1 007
Sub Bidang Pengembangan Peraturan & Penegakan Hukum Lingkungan FATHUR ROSI, SH
Sub Bidang Pengembangan Kapasitas Lingkungan NURHADI, Hidup S.Pt.
NIP 19651110 199703 1 005
NIP. 19690928 200901 1 001
MOCHAMAD MUKFIUDIN, S.Sos. NIP. 19581201 198203 1 017
Sub Bidang Kelistrikan
Sub BidangMobilisasi Penanganan Sampah & Limbah
WIDJI ILHAM TRIWAHYONO NIP. 19600322 198303 1 004
MAHMUDAH,ST NIP. 19780509 200312 2 005
UPT Pengolahan Sampah & Limbah
UPT Laboratorium Lingkungan
NIP. 19790421 200604 2 043
DWI AGUSTIN P. RAHAYU, SP. M.Si. NIP. 19660822 198903 2 009
ERWAN KISWANDOKO, SP NIP. 19710403 199901 1 001
Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Kepala Sub Bagian Tata Usaha
MUHAMMAD HANAN, S.PsI. NIP. 19761205 201001 1 006 .
SITA DWIYANTI. SP NIP.19820310 200903 2 003
ARICANDRA NURKHOLISHARI, ST NIP. 19800126 200903 2 002
UPT Informasi & Pendidikan Lingkungan Hidup ST ROCHANA LUTFIAH,
Lampiran 2. Gambar Struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo
Sumber : BLH Kota Probolinggo, 2013
Pertamanan MATTALLIP NIP. 19611107 198503 1 015
115
Lampiran 3. LEMBAR ISIAN MATRIKS PERBANDINGAN BERPASANGAN PEMILIHAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH UNTUK TPST KOTA PROBOLINGGO, JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS MULTIKRITERIA
PENGANTAR Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh kota-kota di Indonesia adalah sampah kota. Selain tingkat pelayanan sampah kota yang belum mencapai target, sebagian besar kota-kota di Indonesia masih menerapkan pola kumpul, angkut dan buang dalam pengelolaan sampah kota. Dengan selalu mengandalkan pola kumpulangkut-buang, maka telah menyebabkan pengelolaan sampah sangat tergantung pada keberadaan TPA dan pada akhirnya akan mempercepat masa layanan / manfaat TPA. Luas areal TPA Bestari di Kota Probolinggo adalah 4 ha. Berdasarkan analisis yang dilakukan pada akhir tahun 2013, sisa kapasitas TPA Bestari adalah sebesar 15.526 m3 atau setara 9.316 ton dan diprediksi masa layanan TPA Bestari hanya sampai akhir tahun 2014 (BLH Kota Probolinggo, 2013). Untuk mengantisipasi berakhirnya masa layanan TPA, maka Pemerintah Kota Probolinggo merencanakan pembangunan sel TPA baru. Upaya untuk mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA telah dilakukan Pemkot Probolinggo melalui pengomposan skala kawasan dan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah. Namun demikian, jika melihat jumlah sampah yang dibuang ke TPA masih cukup besar, maka upaya tersebut belum optimal. Melalui Permen PU RI Nomor 03/PRT/M/2013, pemerintah pusat mewajibkan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk menyediakan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). TPST adalah tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, dan pengolahan skala kawasan. Dengan demikian, maka sampah rumah tangga harus diolah terlebih dahulu di TPST dan hanya residu sampah saja yang dibuang ke TPA. Untuk mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA dan untuk memenuhi Permen PU RI Nomor 03/PRT/M/2013, maka plant pengomposan yang sudah ada akan dikembangkan menjadi TPST. Dalam pengembangan plant pengomposan menjadi TPST perlu dilakukan analisis pemilihan prioritas alternatif teknologi pengolahan sampah. Teknologi yang akan dipilih adalah (1) Teknologi daur ulang; (2) Teknologi pengomposan; (3) Teknologi biogas; dan (4) Teknologi pembakaran. Pemilihan teknologi pengolahan sampah merupakan keputusan multikriteria yang perlu mempertimbangkan berbagai kriteria. Adapun kriteria-kriteria tersebut adalah lingkungan, ekonomi, sosial dan teknis.
116
PETUNJUK PENGISIAN 1. Kuesioner disusun dalam bentuk matriks perbandingan berpasangan (pairwise comparison). 2. Pilihan berupa pasangan (dua elemen) yang saling dibandingkan tingkat kepentingan relatifnya pada tingkat yang sama, sesuai gambar hierarki AHP pada lampiran 1. 3. Sebagai informasi umum, matriks antara kriteria, sub kriteria dan alternatif teknologi dapat dilihat pada lampiran 2. 4. Penilaian dilakukan dengan cara memberi tanda silang pada kotak pilihan yang tersedia berdasarkan tingkat kepentingan relatifnya yang ditentukan oleh responden. 5. Jika Bapak/Ibu ingin memberikan nilai diantara dua penilaian yang berdekatan, maka dapat ditulis bobot / angkanya pada kolom kosong yang tersedia. 6. Dalam penilaian berlaku aksioma reciprocal, yaitu jika elemen i memiliki salah satu angka (skala) seperti pada tabel di bawah, dibandingkan dengan elemen j, maka j memiliki nilai kebalikannya ketika dibandingkan dengan dengan elemen i. 7. Pilihan nilai tingkat kepentingan relatif untuk isian berdasarkan intensitas kepentingan adalah seperti dalam tabel berikut :
Tabel Skala Matrik Perbandingan Berpasangan Intensitas Pentingnya
Definisi
1
Kedua elemen sama pentingnya
2
Nilai kedua elemen diantara 1 dan 3
3
Elemen yang satu sedikit lebih penting dari elemen lainnya
4
Nilai kedua elemen diantara 3 dan 5
5
Elemen yang satu sangat penting dari elemen lainnya
6
Nilai kedua elemen diantara 5 dan 7
7
Elemen yang satu jelas lebih penting dari elemen lainnya
8
Nilai kedua elemen diantara 7 dan 9
9
Elemen yang satu mutlak lebih penting dari elemen lainnya
Sumber : Saaty, 1991
Contoh Pengisian : 1. Kriteria lingkungan sangat penting daripada kriteria ekonomi. Lebih Penting
Lebih Penting
Lingkungan
9
7
5
3
1
3
5
7
9
Ekonomi
Atau sebaliknya 2. Kriteria ekonomi sangat penting daripada kriteria lingkungan. Lebih Penting
Lebih Penting
Lingkungan
9
7
5
3
1
3
5
7
9
Ekonomi
Cara pengisian nilai diantara dua penilaian yang berdekatan 3. Kriteria lingkungan berada antara sedikit lebih penting (3) dan sangat penting (5) daripada kriteria ekonomi. Lebih Penting
Lingkungan
Lebih Penting
4
9
7
5
3
1
3
117
5
7
9
Ekonomi
I. Tingkat Pertama Tujuan utama adalah menentukan prioritas pilihan teknologi pengolahan sampah untuk TPST Kota Probolinggo dengan analisis multikriteria menggunakan AHP. II. Tingkat Kedua Dalam menentukan prioritas pilihan teknologi pengolahan sampah untuk TPST harus mempertimbangkan kriteria-kriteria sebagai berikut : Kriteria lingkungan : Teknologi pengolahan sampah terpilih adalah yang tingkat pencemarannya terhadap udara, air dan tanah paling rendah. Kriteria ekonomi : Teknologi pengolahan sampah terpilih adalah yang layak secara ekonomi berdasarkan biaya investasi, biaya operasional dan perawatan serta manfaat ekonomi yang diterima. Kriteria sosial : Teknologi pengolahan sampah terpilih adalah teknologi yang mudah diterima oleh masyarakat dan mampu menyerap tenaga kerja setempat. Kriteria teknis : Teknologi pengolahan sampah terpilih adalah teknologi yang mudah diterapkan dan memiliki kemampuan mereduksi jumlah sampah yang besar. Pertanyaan : Menurut Bapak/Ibu, kriteria mana yang memiliki prioritas lebih penting antara : Lebih Penting
Lebih Penting
Lingkungan
9
7
5
3
1
3
5
7
9
Ekonomi
Lingkungan
9
7
5
3
1
3
5
7
9
Sosial
Lingkungan
9
7
5
3
1
3
5
7
9
Teknis
Ekonomi
9
7
5
3
1
3
5
7
9
Sosial
Ekonomi
9
7
5
3
1
3
5
7
9
Teknis
Sosial
9
7
5
3
1
3
5
7
9
Teknis
III. Tingkat Ketiga Pada tingkat ketiga ini adalah sub kriteria dari tingkat dua yang berfungsi untuk menentukan prioritas pilihan sesuai tujuan diatas yaitu prioritas pilihan teknologi pengolahan sampah untuk TPST Kota Probolinggo, Jawa Timur. Pertanyaan : 1. Menurut Bapak/Ibu, terhadap kriteria lingkungan, elemen sub-kriteria mana yang lebih penting antara : Lebih Penting
Lebih Penting
Pencemaran Udara
9
7
5
3
1
3
5
7
9
Pencemaran Udara
9
7
5
3
1
3
5
7
9
Pencemaran Air
9
7
5
3
1
3
5
7
9
118
Pencemar an Air Pencemaran Tanah Pencemaran Tanah
2. Menurut Bapak/Ibu, terhadap kriteria ekonomi, elemen sub-kriteria mana yang lebih penting antara : Lebih Penting
Lebih Penting
Nilai Investasi
9
7
5
3
1
3
5
7
9
Biaya O & P
Nilai Investasi Biaya O & P
9 9
7 7
5 5
3 3
1 1
3 3
5 5
7 7
9 9
Manfaat Ekonomi Manfaat Ekonomi
3. Menurut Bapak/Ibu, terhadap kriteria sosial, elemen sub-kriteria mana yang lebih penting antara : Lebih Penting
Penerimaan Masyarakat
Lebih Penting
9
7
5
3
1
3
5
7
Penyerapan Tenaga Kerja
9
4. Menurut Bapak/Ibu, terhadap kriteria teknis, elemen sub-kriteria mana yang lebih penting antara : Lebih Penting
Kemampuan mereduksi sampah
Lebih Penting
9
7
5
3
1
3
5
7
9
Kemudahan penerapan
IV. Tingkat Keempat Berdasarkan studi literatur dan FGD yang telah dilakukan, pilihan teknologi pengolahan sampah yang direncanakan akan diterapkan di TPST sebagai berikut : Teknologi daur ulang; Teknologi pengomposan; Teknologi biogas; Teknologi pembakaran. Sebagai informasi umum, matriks antara kriteria, sub kriteria dengan alternatif teknologi dapat dilihat pada lampiran 2. Pertanyaan : 1. Menurut Bapak/Ibu, terhadap Sub-kriteria Pencemaran Udara, teknologi pengolahan sampah mana yang tingkat kepentingannya lebih penting antara : Lebih Penting Teknologi Daur Ulang Teknologi Daur Ulang
Lebih Penting Teknologi Pengomposa n Teknologi Biogas
9
7
5
3
1
3
5
7
9
9
7
5
3
1
3
5
7
9
Teknologi Daur Ulang Teknologi Pengomposan
9
7
5
3
1
3
5
7
9
9
7
5
3
1
3
5
7
9
Teknologi Pengomposan
9
7
5
3
1
3
5
7
9
Teknologi Pembakaran
Teknologi Biogas.
9
7
5
3
1
3
5
7
9
Teknologi Pembakaran
119
Teknologi Pembakaran Teknologi Biogas.
2. Menurut Bapak/Ibu, terhadap Sub-kriteria Pencemaran Air, teknologi pengolahan sampah mana yang tingkat kepentingannya lebih penting antara : Lebih Penting Teknologi Daur Ulang
Lebih Penting Teknologi Pengomposan
9
7
5
3
1
3
5
7
9
9 9
7 7
5 5
3 3
1 1
3 3
5 5
7 7
9 9
Teknologi Biogas
7 7
5 5
3 3
1 1
3 3
5 5
7 7
9 9
Teknologi Biogas.
Teknologi Pengomposan
9 9
Teknologi Biogas.
9
7
5
3
1
3
5
7
9
Teknologi Pembakaran
Teknologi Daur Ulang Teknologi Daur Ulang Teknologi Pengomposan
Teknologi Pembakaran
Teknologi Pembakaran
3. Menurut Bapak/Ibu, terhadap Sub-kriteria Pencemaran Tanah, teknologi pengolahan sampah mana yang tingkat kepentingannya lebih penting antara : Lebih Penting
Lebih Penting
Teknologi Daur Ulang
9
7
5
3
1
3
5
7
9
Teknologi Pengomposan
Teknologi Daur Ulang
7 7
5 5
3 3
1 1
3 3
5 5
7 7
9 9
Teknologi Biogas
Teknologi Daur Ulang
9 9
Teknologi Pengomposan
9
7
5
3
1
3
5
7
9
Teknologi Biogas.
Teknologi Pengomposan
9 9
7 7
5 5
3 3
1 1
3 3
5 5
7 7
9 9
Teknologi Pembakaran
Teknologi Biogas.
Teknologi Pembakaran
Teknologi Pembakaran
4. Menurut Bapak/Ibu, terhadap Sub-kriteria Nilai Investasi, teknologi pengolahan sampah mana yang tingkat kepentingannya lebih penting antara : Lebih Penting
Lebih Penting
Teknologi Daur Ulang
9
7
5
3
1
3
5
7
9
Teknologi Pengomposan
Teknologi Daur Ulang
9 9
7 7
5 5
3 3
1 1
3 3
5 5
7 7
9 9
Teknologi Biogas
7 7
5 5
3 3
1 1
3 3
5 5
7 7
9 9
Teknologi Biogas.
Teknologi Pengomposan
9 9
Teknologi Biogas.
9
7
5
3
1
3
5
7
9
Teknologi Pembakaran
Teknologi Daur Ulang Teknologi Pengomposan
Teknologi Pembakaran
Teknologi Pembakaran
5. Menurut Bapak/Ibu, terhadap Sub-kriteria Biaya Operasional dan Pemeliharaan, teknologi pengolahan sampah mana yang tingkat kepentingannya lebih penting antara : Lebih Penting
Lebih Penting
Teknologi Daur Ulang
9
7
5
3
1
3
5
7
9
Teknologi Pengomposan
Teknologi Daur Ulang
9 9 9 9 9
7 7 7 7 7
5 5 5 5 5
3 3 3 3 3
1 1 1 1 1
3 3 3 3 3
5 5 5 5 5
7 7 7 7 7
9 9 9 9 9
Teknologi Biogas
Teknologi Daur Ulang Teknologi Pengomposan Teknologi Pengomposan Teknologi Biogas.
120
Teknologi Pembakaran Teknologi Biogas. Teknologi Pembakaran Teknologi Pembakaran
6. Menurut Bapak/Ibu, terhadap Sub-kriteria Manfaat Ekonomi, teknologi pengolahan sampah mana yang tingkat kepentingannya lebih penting antara : Lebih Penting
Lebih Penting
Teknologi Daur Ulang
9
7
5
3
1
3
5
7
9
Teknologi Pengomposan
Teknologi Daur Ulang
9 9
7 7
5 5
3 3
1 1
3 3
5 5
7 7
9 9
Teknologi Biogas
7 7
5 5
3 3
1 1
3 3
5 5
7 7
9 9
Teknologi Biogas.
Teknologi Pengomposan
9 9
Teknologi Biogas.
9
7
5
3
1
3
5
7
9
Teknologi Pembakaran
Teknologi Daur Ulang Teknologi Pengomposan
Teknologi Pembakaran
Teknologi Pembakaran
7. Menurut Bapak/Ibu, terhadap Sub-kriteria Penerimaan Masyarakat, teknologi pengolahan sampah mana yang tingkat kepentingannya lebih penting antara : Lebih Penting
Lebih Penting
Teknologi Daur Ulang
9
7
5
3
1
3
5
7
9
Teknologi Pengomposan
Teknologi Daur Ulang
7 7
5 5
3 3
1 1
3 3
5 5
7 7
9 9
Teknologi Biogas
Teknologi Daur Ulang
9 9
Teknologi Pengomposan
9
7
5
3
1
3
5
7
9
Teknologi Biogas.
Teknologi Pengomposan
9 9
7 7
5 5
3 3
1 1
3 3
5 5
7 7
9 9
Teknologi Pembakaran
Teknologi Biogas.
Teknologi Pembakaran
Teknologi Pembakaran
8. Menurut Bapak/Ibu, terhadap Sub-kriteria Penyerapan Tenaga Kerja, teknologi pengolahan sampah mana yang tingkat kepentingannya lebih penting antara : Lebih Penting Teknologi Daur Ulang
Lebih Penting Teknologi Pengomposan
9
7
5
3
1
3
5
7
9
7 7
5 5
3 3
1 1
3 3
5 5
7 7
9 9
Teknologi Biogas
Teknologi Daur Ulang
9 9
Teknologi Pengomposan
9
7
5
3
1
3
5
7
9
Teknologi Biogas.
Teknologi Pengomposan
9 9
7 7
5 5
3 3
1 1
3 3
5 5
7 7
9 9
Teknologi Pembakaran
Teknologi Daur Ulang
Teknologi Biogas.
121
Teknologi Pembakaran
Teknologi Pembakaran
9. Menurut Bapak/Ibu, terhadap Sub-kriteria Kemampuan Mereduksi Sampah, teknologi pengolahan sampah mana yang tingkat kepentingannya lebih penting antara : Lebih Penting Teknologi Daur Ulang
Lebih Penting Teknologi Pengomposan
9
7
5
3
1
3
5
7
9
9 9
7 7
5 5
3 3
1 1
3 3
5 5
7 7
9 9
Teknologi Biogas
7 7
5 5
3 3
1 1
3 3
5 5
7 7
9 9
Teknologi Biogas.
Teknologi Pengomposan
9 9
Teknologi Biogas.
9
7
5
3
1
3
5
7
9
Teknologi Pembakaran
Teknologi Daur Ulang Teknologi Daur Ulang Teknologi Pengomposan
Teknologi Pembakaran
Teknologi Pembakaran
10. Menurut Bapak/Ibu, terhadap Sub-kriteria Kemudahan Penerapan, teknologi pengolahan sampah mana yang tingkat kepentingannya lebih penting antara : Lebih Penting
Lebih Penting
Teknologi Daur Ulang
9
7
5
3
1
3
5
7
9
Teknologi Pengomposan
Teknologi Daur Ulang
7 7
5 5
3 3
1 1
3 3
5 5
7 7
9 9
Teknologi Biogas
Teknologi Daur Ulang
9 9
Teknologi Pengomposan
9
7
5
3
1
3
5
7
9
Teknologi Biogas.
Teknologi Pengomposan
9 9
7 7
5 5
3 3
1 1
3 3
5 5
7 7
9 9
Teknologi Pembakaran
Teknologi Biogas.
TERIMA KASIH
Identitas responden Nama : Instansi/Lembaga : Jabatan :
122
Teknologi Pembakaran
Teknologi Pembakaran
Prioritas Pilihan Teknologi Pengolahan Sampah untuk Di TPST Kota Probolinggo
Pencemaran Udara
Pencemaran Air
Sosial
Ekonomi
Lingkungan
Pencemaran Tanah
Teknologi Daur Ulang
Nilai Investasi
Biaya Operasional& Pemeliharaan
Teknologi Pengomposan
Tujuan (Tk.I)
Manfaat Ekonomi
Penerimaan Masyarakat
Penyerapan Tenaga Kerja
Teknologi Biogas
Model AHP Pemilihan Teknologi Pengolahan Sampah
123
Kriteria (Tk.II)
Teknis
Kemampuan Mereduksi Sampah
Teknologi Pembakaran
Kemudahan Penerapan
Sub Kriteria (Tk.III)
Pilihan (Tk.IV)
Matriks Kriteria, Sub kriteria dengan Alternatif Teknologi Pengolahan Sampah Kriteria
Alternatif Teknologi Pengolahan sampah
Sub Kriteria Daur Ulang
Lingkungan
Ekonomi
Pengomposan
Biogas
Insinerasi
Pencemaran udara
1.822 kg CO2/ton sampah 1)
210 kg CO2/ton sampah 1)
193 kg CO2/ton sampah 2)
485 kg CO2/ton sampah 1)
Menghasilkan emisi gas yang mencemari udara 4)
Dapat mengurangi metana (CH4) secara signifikan 2)
Dapat mengurangi metana (CH4) secara signifikan 2)
Menghasilkan emisi gas yang mencemari udara 3)
Pencemaran air
Menghasilkan residu yang mencemari air 4)
Air lindi dapat dikendalikan dan dapat digunakan untuk penyiraman kembali 5)
Air lindi dan sludge yang dihasilkan dapat mencemari air permukaan. 7)
Menghasilkan residu yang mencemari air 3)
Pencemaran tanah
Menghasilkan residu yang mencemari tanah 4)
Tumpukan sampah dan air lindi dapat dikendalikan sehingga tidak mencemari tanah 5)
Air lindi dan sludge yang dihasilkan dapat mencemari tanah. 7)
Menghasilkan residu yang mencemari tanah 3)
Kapasitas olah 50.400 ton/tahun. Rp. 58.638,- per ton sampah 5a)
Kapasitas olah 50.000 ton/tahun.
Kapasitas olah 255.500 ton/tahun. Rp. 612.697.542.641,- 6)
Rp. 262,908,- per ton sampah 7)
Biaya investasi besar 4)
Rp. 113.879,- per ton sampah 5a)
Rp. 268.200,- per ton sampah 7)
Rp. 694.321.370.146,- ( 22 tahun operasi) 6)
Nilai investasi
Biaya operasional & pemeliharaan
Rp. 284.700,- per ton sampah 2)
Manfaat ekonomi
Rp. 584.000,- (Bruto) per ton sampah 2)
Biaya operasional dan perawatan besar 4) Rp. 164.718,- per ton sampah (Bruto) 5a) Rp. 50.839,- per ton sampah (Manfaat bruto – biaya O&P) 5a)
124
Rp. 325.933,- per ton sampah (Bruto) 7) Rp. 57.733,- per ton sampah (Manfaat bruto – biaya O&P)
Rp. 738.980.356.830,- /22 tahun (Selama 20 tahun manfaat total minus Rp. 568.038.555.957) 6) Menghasilkan energi panas yang dapat dijadikan daya listrik 9)
Matriks Kriteria, Sub kriteria dengan Alternatif Teknologi Pengolahan Sampah (lanjutan) Kriteria Sosial
Teknis
Alternatif Teknologi Pengolahan sampah
Sub Kriteria Daur Ulang
Pengomposan
Biogas
Insinerasi
Penerimaan masyarakat
Mudah diterima masyarakat
Mudah diterima masyarakat
Mudah diterima masyarakat
4)
5)
8)
Tidak ramah lingkungan sehingga penggunaannya ditentang oleh organisasi dan masyarakat 3)
Penyerapan tenaga kerja
Banyak menyerap tenaga kerja 4)
Banyak menyerap tenaga kerja 5)
Tidak banyak menyerap tenaga kerja 7)
Sedikit menyerap tenaga kerja / hilangnya kesempatan kerja 3)
Kemampuan mereduksi sampah
17,3 persen 5b)
63,7 persen 5)
22 persen7 )
Dapat mereduksi volume sampah 85-95 persen 9)
Kemudahan penerapan
Mudah diterapkan, tidak membutuhkan keahlian khusus 4)
Mudah diterapkan, tidak membutuhkan keahlian khusus 5)
Mudah diterapkan, tidak membutuhkan keahlian khusus 7)
Teknologi yang rumit sehingga dibutuhkan skill yang tinggi 4)
Sumber : 1) ICCSR Sektor Limbah, 2010; 2) McDougalls, 2004; 3) Latief, 2010; 4) Martono, 2007; 5) Wahyono, 2010; 5a) Wahyono, 2012; 5b) Wahyono, dkk, 2008; 6) Purwaningsih, 2012; 7) RIS International Ltd, 2005; 8) Wahyuni, 2013; 9) Damanhuri, 2010
125
Lampiran 4. Hasil Pengolahan Data AHP dengan Software Expert Choice 11
126
127
128
129
130
131
Lampiran 5.
RISALAH FOCUS GROUP DISCUSSION
RENCANA KERJA PENERAPAN TEKNOLOGI UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO Hari/Tanggal Jam Tempat Agenda
: : : :
Jum’at, 02 Mei 2014 09.00 s.d 16.00 Ruang Rapat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo Inventarisasi Usulan Kegiatan Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) Tahun Anggaran 2014.
Peserta
: - Sekretaris Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo - Bidang Tata dan Penataan Lingkungan Hidup – BLH - Bidang Pelestarian Pengendalian dan Pengembangan Kapasitas Lingkungan Hidup - BLH - Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Kelistrikan – BLH - Bidang penanggulangan dan Penanganan Dampak Pencemaran Lingkungan – BLH - Bidang Kemitraan BLH Kota Probolinggo - UPT Pengolahan Sampah dan Limbah - Pusat Teknologi Lingkungan – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi - Daftar hadir terlampir
Ringkasan Hasil FGD :
1. Sebagai tindak lanjut dari adanya Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Pemerintah Kota Probolinggo dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, maka perlu dilakukan inventarisasi usulan kegiatan-kegiatan penerapan teknologi untuk mendukung pembangunan daerah Kota Probolinggo. 2. Kegiatan yang akan diusulkan melalui Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) Tahun Anggaran 2014 adalah sebagai berikut : Penyusunan detail engineering design sel sanitary landfill yang terintegrasi dengan pengembangan plant pengomposan menjadi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Kajian Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kota Probolinggo; Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Wilayah Pesisir Kota Probolinggo; 3. Penyusunan detail engineering design sel sanitary landfill yang terintegrasi dengan pengembangan plant pengomposan menjadi TPST. 132
Kondisi TPA Kota Probolinggo saat ini telah mengalami over kapasitas, dengan tinggi timbunan sampah mencapai 9 meter dan diprediksi akan habis habis masa gunanya pada akhir tahun 2014. Untuk itu akan dilakukan penyusunan DED (Detail Engineering Design) Sel Sanitary Landfill TPA Bestari yang terintegrasi dengan pengembangan plant pengomposan menjadi TPST. Perencanaan Sel Sanitary Landfill akan mengoptimal pemakaian gas methane yang dihasilkan TPA untuk dimanfaatkan masyarakat sekitar. Pengembangan plant pengomposan menjadi TPST mengacu kepada Permen Pekerjaan Umum RI Nomor 03/PRT/M/2013, dimana TPST adalah tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, dan pengolahan skala kawasan. Untuk mengoptimalkan fungsi TPST maka akan dilakukan pemilihan prioritas teknologi pengolahan sampah yang akan diterapkan. Alternatif teknologi pengolahan sampah yang akan diterapkan adalah (a) Teknologi Pembakaran (Incineration); (b) Teknologi Biogas (Anaerobic Digestion); (c) Teknologi Pengomposan (Composting); dan (d) Teknologi Daur Ulang (Recycling). Sumber pendanaan akan diusulkan melalui Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) Tahun Anggaran 2014 Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo Tahun Anggaran 2014 Sebesar Rp. 150.000.000,-. Dana pendamping dari Pusat Teknologi Lingkungan Hidup – BPPT sebesar Rp. 50.000.000,-.
4. Penyusunan RPPLH ini mencakup beberapa hal, yaitu : Inventarisasi lingkungan hidup tersaji dalam profil sumber daya alam dan lingkungan hidup, yang meliputi profil sumberdaya lahan, sumberdaya air, sumberdaya mineral dan energi. Pembuatan peta tematik, khususnya peta tutupan lahan dan peta tematik dengan melakukan Penyesuaian dengan ekoregion nasional Perumusan RPPLH Kota Probolinggo yang meliputi Pemanfaatan dan/atau Pencadangan Sumber Daya Alam; Pemeliharaan dan Perlindungan Kualitas dan/atau Fungsi Lingkungan Hidup; Pengendalian, Pemantauan, serta Pendayagunaan dan Pelestarian; Adaptasi dan Mitigasi Terhadap Perubahan Iklim Sumber Daya Alam Rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan, rencana, dan/atau program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan. Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah hasil kajian mengenai Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang dapat menjadi acuan dalam perumusan kebijakan, rencana dan program terkait lingkungan hidup, serta rekomendasi-rekomendasi perbaikan pengambilan keputusan untuk menjamin pengintegrasian prinsip pembangunan berkelanjutan. 133
134
135
136