110
DAFTAR PUSTAKA Amir H. 1994. Nilai-nilai Etis dalam Wayang. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Anwar S. 1982. “Dampak Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada Masyarakat Desa: Kasus KKN.” Universitas Andalas di Sumatera Barat. Disertasi, Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Arikunto S. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Baal van J. 1988. Sejarah dan Pertumbuhan Teori Antropologi Budaya Jilid 2. Jakarta: Gramedia. Becker J. 1993. Gamelan Stories: Tantrism, Islam and Aesthetics in Central Java. Arizona: Arizona State University. Berlo DK. 1960. The Process of Communication, An Introduction to Theory and Practice. New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc. Budi S. 2002. Wayang Wahyu: Wayang Katolik Surakarta Spesifikasi dan Karateristiknya. Proyek Peningkatan Penelitian Pendidikan Tinggi Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: Ditjen Dikti. Coleman. 1998. Performing Pilgrimage: Walsingham and Ritual Construction of Irony dalam Fecilia Hughes-Freeland Rituat Performance Media. New York dan London: Routledge. Darusuprapta. 1998. Sarasehan Kebudayaan Jawi dalam Yatmana Tuntunan Kagem Pranatacara Tuwin Pamedhar Sabda. Semarang: Aneka Ilmu. Desa Bedoyo. 2007. “Monografi dan Potensi Desa Bedoyo.” Gunung Kidul, Yogyakarta. DeVito JA. 1997. Komunikasi Antar Manusia: Kuliah Dasar. Edisi Kelima. Jakarta: Professional Books. Effendy OU. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti. Geertz C. 1973. The Interpretation of Culture. New York: Basic Books Inc, Publisher. ________ .1992. Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius. ________ . 1995. Kebudayaan dan Agama. Yogyakarta: Kanisius. ________ . 2001. Agama sebagai Sistem Budaya. Yogyakarta: Qalam. Groenendael, V.M.C. 1997. Dalang di Balik Wayang. Jakarta: Grafiti.
111
Guritno P. 1988. Wayang, Kebudayaan Indonesia dan Pancasila. Jakarta: UI Press. Hardjana A. 2000. Audit Komunikasi: Teori dan Praktek. Jakarta: Grasindo Haryanto S. 1988. Pratiwimba Adiluhung. Jakarta: Djembatan . 1991. Seni Karya Wayang Kulit: Seni Rupa Tatahan dan Sunggingan. Jakarta: Grafiti. . 1995. Bayang-bayang Adiluhung: Filsafat, Simbolis dan Mistik dalam Wayang. Semarang: Dahara Prize. Hazeu GAZ. 1897. Bijdrage Tot de Kennis van Het Javaansche Tooneel (terjemahan). Leiden: E.J. Brill ____________. 1979. Kawruh Asalipun Ringgit Sarta Gagepokanipun Kaliyan Agami ing Jaman Kina. Terjemahan. Jakarta: Depdikbud. Holt C. 1967. Art in Indonesia: Continuities and Change. Terjemahan. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia. James W. 1980. The Ceremonial Animal: A New Portrait of Anthropology. New York: Roudge. _________. 2003. The Varieties of Religious Experience. Alih Bahasa Luthfi Anshari. Yogyakarta: Jendela. Kartodirdjo S. 1992. Transformasi Budaya dalam Pembangunan, tantangan Kemanusiaan Universal. Editor. Mudjanto, et al. Yogyakarta: Kanisius. Kayam U, 1986, “Transformasi Budaya Kita”. Makalah Orasi Guru Besar Pada Fakultas Sastra. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Kerlinger FN. 1996. Asas-asas Penelitian Behavioral. Terjemahan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Koentjaraningrat. 1992. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat Komarudin. 1983, Ensiklopedia Manajemen. Bandung: Alumni. Kusuma, Gatut. 1972. “Kebatinan dan Pembangunan.” Yogyakarta: Budaya Jaya. Lionberger HF. 1960. Adoption of Ideas and Practice. Iowa: He Lown State University Press. Lionberger HF, Gwin PH. 1982. Communication Strategies: A Guide for Agriculture Change Agent. Illinois : The Interstate Orienters and Publisher, Inc. Lombard D. 1996. Silang Nusa Budaya Jawa. Jilid 3. Jakarta: Gramedia.
112
Mellema RL. 1954. Wayang puppets (Carving, Colouring and Symbolis). Amsterdam: Koninklijlk Instituut voor de Tropen. Mulyana D. 2000. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyono S. 1975. Wayang: Asal-usul, Filsafat dan Masa Depannya. Jakarta: Haji Masagung. _________. 1979. Wayang dan Karakter Manusia (Mahabharata). Jakarta: Gunung Agung. Murgiyanto S. 1998. Mengenai Kajian Pertunjukan dalam Pudentia Metodologi Kajian Tradisi Lisan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan Yayasan Asosiasi Tradisi Lisan. Pigeaud T. 1967. Literature of Java. Terjemahan. The Hague: Martins Nijhoff. Radcliffe-Brown AR. 1979. Structure and Function in Primitive Society: Essays and Addresses. London dan Henley: Routledge dan Kegan Paul. Rakhmat J. 2001. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rogers EM, Shoemaker FF.1995. Communication of Innovation 2nd edition. New York: The Free Pres Rogers EM. 2003. Diffusion of Innovation 5th edition. New York: The Free Press. Sastromidjojo AS. 1964, Renungan tentang Pertunjukan Wajang Kulit. Jakarta: Kinta. Satoto S. 1985. “Wayang Kulit Purwa, Makna dan Struktur Dramatiknya.” Disertasi. Yogyakarta: Fakultas Sastra Universitas Yogyakarta. Schramm W, Forter WEM. 1973. Women, Message and Media. New York: PWS Kent. Schramm W, Kincaid DL. 1978. Azas-azas Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: LP3ES. Sendjaja SD. 1993. Pengantar Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka. Siahaan SM. 1991. Komunikasi Pemahaman dan Penerapannya. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Siegel S. 1994. Statistik Non Parametrik. Jakarta: Gramedia. Simatupang GRLL. 2005. Tubuh dan Gender dalam Perspektif Ilmu Sosial dan Seni; Pengantar Cross Gender. Malang: Sava Media. Singarimbun M, Effendi S. 2006. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. Story J. 2003. Teori Budaya dan Budaya Pop. Yogyakarta: Qalam.
113
Subagya R. 1981. Agama Asli Indonesia. Jakarta: Sinar Harapan dan Yayasan Cipta Loka Caraka. Subrata. 1992. “Media Massa dalam Era Globalisasi.” KOMPAS, 27 Oktober, Jakarta Sugandha D. 1988. Administrasi Strategi, Taktik dan Efisiensi. Jakarta: Ghalia. Sugito TB. 1984. Dakwah Islam Melalui Media Wayang Kulit. Solo: Aneka. Sujamto. 1993. “Kebudayaan Jawa Menatap Era Globalisasi.” Makalah. Lembaga Javanologi, Yogyakarta. Sumardjo J. 1992. Perkembangan Teater Modern dan Sastra Drama Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti. Suroto G. 1975. “Wayang dan Upacara-upacara Kepercayaan Masyarakat.” Pelita, 25 Februari 2005. Sutrisna S. 1992. “Budaya Keilmuan dan Situasinya di Indonesia.” Kedaulatan Rakyat, 3 September, Yogyakarta. Sutrisno R. 1983. Sekilas Dunia Wayang dan Sejarahnya. Surakarta: ASKI. Swastomo W, 2000. “Aspek-aspek Komunikasi Organisasi Pemerintah Kabupaten Cianjur.” Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor Toffler A. 1989. Kejutan Masa Depan. Terjemahan; Sri Koesdiyantinah SB. Jakarta: Pantja Senipati. Tubbs SL, Moss S. 2001. Human Communication: Prinsip-prinsip Dasar, Buku Pertama. Bandung: Remaja Rosda Karya. Turner V. 2005. “Liminality and Comunitas.” dalam Michael Lambek (Ed) A Reader in The Anthropology of Performance. New York: PAJ Publication. Vardiansyah D. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: UI Press. Wahyudi JB. 1992. Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum. Wardiana D. 1993. “Pengaruh Keanggotaan Kelompok Pembaca Pikiran Rakyat Terhadap Perilaku Inovasi dan Transfer Ide Pembangunan.” Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
70
115 Lampiran 1. Arti Kata dan Istilah Lokal Adiluhung penggunaan sastra-sastra yang indah dalam cerita-cerita pertunjukan wayang purwa Babad cerita yang mencampuradukkan epos Ramayana dan Mahabarata versi Indonesia dengan ceritera Arab/Islam Blencong lampu minyak yang digunakan untuk menyinari pertunjukan wayang sehingga nantinya dapat menimbulkan efek bayangan pada layar Caos pisungsung pemberian pengorbanan kepada leluhur Cempala pemukul dari kari kayu yang berfungsi untuk memukul kothak Dalang penutur kisah, penyanyi lagu atau suluk, pemimpin instrumen gamelan yang mengiringi pementasan wayang yang mengajak penonton memahami suasana pada saat tertentu dan di atas segalanya dialah pemberi jiwa pada boneka pipih yang terbuat dari kulit Dhuadaha dudukan wayang Eblek penutup kotak wayang Gara-gara pola-pola permasalahan yang tetap, terjabar akumulasi problematiknya, lalu muncul cahaya bulan, titik terang sekaligus titik balik dari berbagai krisis Gamelan laras pelog orkestra musik yang digunakan mengiringi pergelaran pementasan wayang kulit semalam suntuk yang terbagi menjadi dua, yaitu pelog barang dengan wilahan notasinya; 7, 2, 3, 4, 5, 6 dan pelog manis dengan memiliki wilahan notasi: 1, 2, 3, 4, 5, 6 Gamelan slendro orkestra musik yang digunakan mengiringi pergelaran pementasan wayang kulit semalam suntuk yang memiliki wilahan notasi: 1, 2, 3, 5, 6, 1, 2 Gedog waktu dimana ki dalang memukulkan cempala pada kotak wayang Gelung supit detail busana hiasan penutup kepala
116 Gending musik yang terdiri dari nyanyian dan iri-iringan berfungsi untuk mengiringi pertunjukan wayang purwa Gending ayak-ayakan musik yang disaring atau difilter, maknanya melambangkan sifat manusia yang suka sesirik, wira’i atau wirangi (hati-hati dalam segala hal), mampu memilah-milih, dan sebagainya Jagad gedhe dunia akhirat tempat dimana manusia mempertanggungjawabkan perbuatannya selama di dunia Jagad kecil dunia nyata tempat hidup makhluk Tuhan Jebolan mencabut kayon atau gunungan pertama Jejeran adegan pertama dalam pertunjukan wayang kulit Kayon gunungan yang merupakan pertanda bahwa pertunjukan wayang kulit akan segera dimulai Kawicaksanaan kesempurnaan sejati yang serba lengkap, utuh tanpa cacat Kejawen penjelajahan alam mistik dan supranatural Kelir layar kain mori putih, berpelisir kain merah dan berbingkai kayi, untuk menempatkan boneka wayang sepanjang pertunjukan. Ketika pelita blencong dinyalakan bayangbayang berkedip wayang tersebut tampak dari sebalik kelir Kepyak lempengan-lempengan metal yang bersentuhan yang menambah suara gemuruh Kosmos tatanan alam Kothak kayu yang dipukul-pukul oleh dalang dengan pemukul kayu untuk memberi tandatanda bagi para pangrawit setiap ada peralihan lagu-lagu atau penggantian ritmeritme baru Lakon cerita-cerita yang dimainkan dalam pertunjukan wayang baik mengikuti cerita klasik maupun lepas dari cerita klasik
117 Mahayu hayuning proja kewajiban manusia untuk membangun negara Mahayu hayuning bangsa kewajiban manusia untuk mempercantik bangsa Mahayu hayuning bawana kewajiban manusia untuk melestarikan dunia Mumpuni menguasai segala macam ilmu dan pengetahuan yang langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat Pakem sebuah kitab, catatan atau daftar yang tercantum segala peraturan mengenai bentuk dan jalan cerita pada suatu pertunjukan wayang kulit, termasuk di dalamnya irama gamelan yang dipakai mengiringi pementasan wayang kulit Pathet Penggambaran kehidupan manusia yang memiliki nilai-nilai kandungan filosofis yang tinggi dalam pementasan wayang kulit yang terbagi dalam tiga perkara; yaitu ketika dilahirkan, ketika menikah dan ketika matinya Pathet Manyura melambangkan usia manusia yang sudah senja atau tua sehingga ia harus mengadakan persiapan untuk marak (menghadap) kepada Tuhannya atau penggambaran suasana hati seseorang yang sudah parek (dekat dengan Tuhannya) Pathet Nem penggambaran suasana hati atau jiwa ketika masih muda Pathet Sanga simbolis usia pertengahan (tengah umur manusia) Pelog gamelan komplit (kendang, gender, barung, gender penerus, rebab, slenthem, gambang, suling, bonang, saron demung, saron barung, saron penerus, kethuk, kenong, kempul dan gong) yang digunakan untuk keperluan pementasan wayang kulit Pinisepuh Sesepuh dalam suatu desa yang dipercaya masyarakat dalam mendoakan desa Prois tetua adat yang biasa memberikan doa pada saat prosesi bersih desa Ricikan wayang yang diletakkan di atas penutup kothak wayang Sabetan teknik dalam menggerakkan wayang
118 Selir garwa selir istri ke dua dari seorang raja Setanggi kemenyan Simpingan wayang yang diatur di samping kanan dan kiri kelir(layar) Sinden seorang penyanyi dalam karawitan yang umumnya dilakukan oleh seorang perempuan Srempeg perlambangan sifat manusia yang suka cecawis (mempersiapkan diri), ngerti ing gati (mengerti mana yang paling penting dan yang penting atau kurang penting), melaksanakan sesuai prosedur dengan pertimbangan skala prioritas dan sebagainya Suluk penyanyi lagu Tancep kayon simbol yang menandakan berakhirnya pementasan dan berakhir pula kehidupan seseorang Tembang nyanyian yang dibawakan dalam pertunjukan wayang purwa dengan sifat yang kadang kala tidak jelas atau tidak tersurat, tersirat dalam kata, kumpulan kata atau kalimat Ugeranwayang kaidah dasar pakeliran yang dapat di lihat secara jelas dan untuk mempermudah upaya pelestarian, pengembangan dan revitalisasinya Wanda penggambaran ekspresi karakteristik yang menandai fisik seorang pahlawan
119
Lampiran 2. Uji Validitas Kuesioner
r (N=10) Variabel
VARIABEL X PERTUNJUKAN WAYANG PURWA
Indikator
Hubungan antara dalang dengan penonton (X1)
Pertanyaan
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
Keterangan
Suka menonton (X1.1)
0.756
0.000
Sangat nyata
Penyelenggaraan Pertunjukan (X1.2)
0.842
0.000
Sangat nyata
Banyaknya menonton (X1.3)
0.873
0.000
Sangat nyata
Figur dalang (X1.4)
0.762
0.000
Sangat nyata
Kemampuan improvisasi dalang (X1.5)
0.786
0.000
Sangat nyata
Dalang menghidupkan karakter wayang (X1.6)
0.853
0.000
Sangat nyata
Kualitas dalang (X1.7)
0.805
0.000
Sangat nyata
Keterampilan dalang (X1.8)
0.842
0.000
Sangat nyata
Sabetan Dalang (X1.9)
0.842
0.000
Sangat nyata
Dialog dalam pertunjukan (X1.10)
0.800
0.000
Sangat nyata
120
Tokoh Pelaku (X2)
Dalang memberikan kesempatan dialog (X1.11)
0.757
0.000
Sangat nyata
Kesukaan pada lakon (X2.1)
0.861
0.000
Sangat nyata
Kesesuaian Lakon dengan tema bersih desa (X2.2)
0.762
0.000
Sangat nyata
Lakon sesuai dengan gambaran hidup (X2.3)
0.865
0.000
Sangat nyata
Lakon sesuai dengan lambang kehidupan (X2.4)
0.656
0.000
Sangat nyata
Lakon sebagai sumber kehidupan (X2.5)
0.844
0.000
Sangat nyata
Pedoman hidup tergambar dalam setiap lakon (X2.6)
0.918
0.000
Sangat nyata
Lakon dan kalangan usia (X2.7)
0.806
0.000
Sangat nyata
Lakon dengan norma (X2.8)
0.856
0.000
Sangat nyata
Lakon dengan kebiasaan hidup (X2.9)
0.832
0.000
Sangat nyata
121
Lakon dengan kepercayaan (X2.10)
0.793
0.000
Sangat nyata
Kepopuleran lakon (X2.11)
0.923
0.000
Sangat nyata
Mengetahui Lakon (X2.12)
0.757
0.000
Sangat nyata
Mengetahui bentuk lakon (X2.13)
0.708
Sangat nyata
0.000 Daya tarik lakon (X2.14)
Lakon dan daya tarik alur cerita (X2.15)
0.780
0.000
0.799
Sangat nyata
Sangat nyata
0.000 Tema serta Masalah Pokok (X3)
Kemampuan berbasa dan daya tarik (X3.1)
0.902
0.000
Sangat nyata
Deskripsi lakon dan berbahasa (X3.2)
0.661
0.000
Sangat nyata
Mengerti tema (X3.3)
0.724
0.000
Sangat nyata
Hubungan tema dengan masalah masyarakat (X3.4)
0.685
0.000
Sangat nyata
Tema dan informasi (X3.5)
0.719
0.000
Sangat nyata
Penyajian informasi lengkap (X3.6)
0.719
0.000
Sangat nyata
122
Pemahaman terhadap informasi (X3.7)
0.768
0.000
Sangat nyata
Tema sangat menyenangkan (X3.8)
0.810
0.000
Sangat nyata
Bosan dengan tema (X3.9)
0.755
0.000
Sangat nyata
Kesesuaian tema dengan jalan cerita (X3.10)
0.928
0.000
Sangat nyata
Kesesuaian tema dengan alokasi waktu (X3.11)
0.777
0.000
Sangat nyata
Kesukaan tema bersih desa (X3.12)
0.781
0.000
Sangat nyata
Tema Srimulih (X3.13)
0.852
0.000
Sangat nyata
Keseringan tema bersih desa (X3.14)
0.750
0.000
Sangat nyata
tema bersih desa sesuai dengan kebiasaan (X3.15)
0.934
0.000
Sangat nyata
Kepopuleran tema bersih desa (X3.16)
0.842
0.000
Sangat nyata
Bosan dengan bersih desa (X3.17)
0.814
0.000
Sangat nyata
Masalah pokok (X3.18)
0.820
0.000
Sangat nyata
123
VARIABEL Y EFEKTIVITAS KOMUNIKASI
Pengetahuan (Y1)
Dua unsur (X3.19)
0.815
0.000
Sangat nyata
Mengetahui salah satu tema (X3.20)
0.720
0.000
Sangat nyata
Mengetahui bersih desa (Y1.1)
0.702
0.000
Sangat nyata
Kegiatan pembenahan penuh semangat(Y1.2)
0.880
0.000
Sangat nyata
Kegiatan pembenahan penuh kegiatan (Y1.3)
0.755
0.000
Sangat nyata
Pemeliharaan desa dengan semangat (Y1.4)
0.869
0.000
Sangat nyata
Pemeliharaan desa dengan kegiatan (Y1.5)
0.865
0.000
Sangat nyata
Syukur kepada Tuhan (Y1.6)
0.766
0.000
Sangat nyata
Penghormatan kepada leluhur (Y1.7)
0.723
0.000
Sangat nyata
Pengayoman (Y1.8)
0.873
0.000
Sangat nyata
Merti (Y1.9)
0.877
0.000
Sangat nyata
Keseimbangan (Y1.10)
0.739
0.000
Sangat nyata
124
Sikap (Y2)
Aset budaya dalam makna (Y1.11)
0.835
0.000
Sangat nyata
Aset budaya dalam nilai terbaik (Y1.12)
0.788
0.000
Sangat nyata
Simbol dan makna (Y1.13)
0.853
0.000
Sangat nyata
Sesaji (Y1.14)
0.817
0.000
Sangat nyata
Tempat (Y1.15)
0.817
0.000
Sangat nyata
Bentuk religi (Y1.16)
0.795
0.000
Sangat nyata
Ekspresi terhadap Tuhan (Y1.17)
0.873
0.000
Sangat nyata
Tradisi bersih desa (Y1.18)
0.734
0.000
Sangat nyata
Bersih desa memuat makna (Y1.19)
0.933
0.000
Sangat nyata
Bersih desa dan sikap masyarakat (Y1.20)
0.871
0.000
Sangat nyata
Bersih desa dan norma (Y1.21)
0.907
0.000
Sangat nyata
Kemampuan dalang dengan minat (Y2.1)
0.845
0.000
Sangat nyata
Kecerdasan dalang dengan minat (Y2.2)
0.910
0.000
Sangat nyata
Kreasi baru oleh dalang (Y2.3)
0.732
0.000
Sangat nyata
125
Kredibilitas dalang (Y2.4)
0.720
0.000
Sangat nyata
Kreatifitas dalang (Y2.5)
0.843
0.000
Sangat nyata
Kepercayaan dengan informasi (Y2.6)
0.912
0.000
Sangat nyata
Pertunjukan wayang purwa dan informasi bersih desa (Y2.7)
0.824
0.000
Sangat nyata
Dalang dan mediun perantara (Y2.8)
0.907
0.000
Sangat nyata
Kemampuan dan kecerdasan dalang dengan minat (Y2.9)
0.871
0.000
Sangat nyata
Kreasi baru (Y2.10)
0.842
0.000
Sangat nyata
Kemampuan menciptakan kreasi baru (Y2.11)
0.754
0.000
Sangat nyata
126 Lampiran 3. Uji Reliabilitas Kuesioner Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded( a) Total
10
% 100.0
0
.0
10 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Karakteristik pertunjukan Wayang Purwa Cronbach's Alpha
Part 1
Value N of Items
Part 2
Value N of Items
Total N of Items
.964 23(b) 46
Correlation Between Forms Spearman-Brown Coefficient
.943 23(a)
.527
Equal Length
.691
Unequal Length
.691
Guttman Split-Half Coefficient
.688
a The items are: VAR00001, VAR00003, VAR00005, VAR00007, VAR00009, VAR00011, VAR00013, VAR00015, VAR00017, VAR00019, VAR00021, VAR00023, VAR00025, VAR00027, VAR00029, VAR00031, VAR00033, VAR00035, VAR00037, VAR00039. VAR00041, VAR00043, VAR00045. b The items are: : VAR00002, VAR00004, VAR00006, VAR00008, VAR00010, VAR00012, VAR00014, VAR00016, VAR00018, VAR00020, VAR00022, VAR00024, VAR00026, VAR00028, VAR00030, VAR00032, VAR00034, VAR00036, VAR00038, VAR00040, VAR00042, VAR00044, VAR00046. Reliability Statistics Tingkat Efektivitas Komunikasi Cronbach's Alpha
Part 1
Value N of Items
Part 2
Value N of Items
Total N of Items Correlation Between Forms Spearman-Brown Coefficient
.963 16(a) .963 16(b) 32 .936
Equal Length
.967
Unequal Length
.967
Guttman Split-Half Coefficient
.956
a The items are: VAR00001, VAR00003, VAR00005, VAR00007, VAR00009, VAR00011, VAR00013, VAR00015, VAR00017, VAR00019, VAR00021, VAR00023, VAR00025, VAR00027, VAR00029, VAR00031. b The items are: VAR00002, VAR00004, VAR00006, VAR00008, VAR00010, VAR00012, VAR00014, VAR00016, VAR00018, VAR00020, VAR00022, VAR00024, VAR00026, VAR00028, VAR00030, VAR00032.