Cuplikan Tulisan Mar Saddhu Sundar Singh dari India NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
(Kompilasi Tulisan)
Oleh, Uskup Mar Nicholas H Toruan, CKC Gereja Nasrani Indonesia (GNI) Keuskupan Nasrani Katolik Ortodoks Rasuli Kudus dan Satu
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
Biografi Singkat Mar Sadhu Sundar Singh Sundar Singh dilahirkan pada tahun 1889 dalam keluarga Sikh pemilik lahan luas yang berpengaruh di negara bagian Patiala, India Utara. Orang-orang Sikh, menolak politheisme Hindu dan Muslim yang tak bertoleransi pada abad ke-16 M, telah menjadi bangsa yang bersemangat dengan suatu agama mereka sendiri (Agama Sikh). Ibunda Sundar Singh membawa ia setiap minggu untuk duduk di kaki seorang Sadhu, seorang petapa suci, yang tinggal di hutan beberapa mil jauhnya dari rumah mereka, tapi ibunya mengirim dia ke sekolah misi Kristen di mana ia bisa belajar bahasa Inggris. Ibunya wafat saat ia berusia empat belas tahun yang berimbas pada dirinya kedalam kekerasaan fisik dan rasa putus asa. Dia mengalihkan perhatiannya kepada kegiatan misionaris, menganiaya para petobat Kristen mereka, dan mengolok-olok iman mereka. Dan akhirnya menantang agama mereka, ia membeli Alkitab dan membakarnya halaman demi halaman di ruang halaman rumah tertutup rumahnya yang besar itu disaksikan teman-temannya. Pada malam harinya ia masuk ke kamarnya memutuskan untuk melakukan bunuh diri di rel kereta api.
Setelah mempelajari bait demi bait semua agama-agama yang ia ketahui, sudah mendengar dari banyak mulut para guru agama yang mereka harus ceritakan, dan meskipun begitu semuanya masih belum bisa mendapatkan pengalaman lebih mendalam dan semakin hatinya kacau balau merindukan shanty (damai sejahtera atau shalom) yang ia yakini bisa didapatkan, Sundar dituntun oleh Alaha untuk melihat bahwa tak ada satupun pada agama-agama ini bisa ia dapatkan apa yang ia cari. Dalam relung batinnya sendiri muncul pemikiran pada akhirnya, itu barangkali disebabkan kitab-kitab murahan itu sehingga ia begitu marah menghancurkannya dengan beranggapan bisa melegakan suasana hatinya, dan ia perbuat juga demikian terhadap Kitab-kitab Suci. Merobeknya dengan perasaan goncang dan putus asa, mendadak matanya tertuju kepada satu baris kata-kata, ia membaca kalimat itu, “Datanglah padaKu … dan Aku akan memberimu kelegaan.” Kata-kata itu menawan hatinya, dan ketika ia terus membaca kisah Salib, keajaiban muncul. Penglihatan Msheekha Ragi Injil telah masuk kedalam hatinya dan ketika ia membaca “Alaha telah begitu mengasihi dunia dan Ia telah memberikan Anak-Nya yang diperanakkan satu-satunya (Mazmur 2:7), agar barangsiapa percaya kepada-Nya tidak akan binasa melainkan memperoleh hidup kekal”, ada suara lirih sayup-sayup menghibur masuk kedalam hatinya. Namun beban merana mencegah dia mendapatkan kelegaan. Pada akhirnya, ia merasa ia harus mengakhiri pergumulan ini. Maka satu malam ia membuat keputusan nekad untuk mengakhiri persoalan hatinya agar ia mendapatkan damai sebelum fajar menyingsing – entahkah itu di dunia ini atau alam akan datang. Dia tahu bahwa jam lima Page 2- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
tepat tiap pagi, kereta api Ludhiana Express melewati di kebun ayahnya, dan mengakhiri kekusutan hatinya ini tampaknya tidaklah berdosa bagi seorang anak lakilaki.
Dalam tata cara berpakaian Hindu, ia mandi dan dengan Kitab Suci di tangan, ia istirahat di kamarnya untuk menghabiskan waktu membaca, meditasi dan doa. Tepat sebelum fajar, Sundar disadarkan dengan munculnya awan bercahaya memenuhi ruangan, dan dalam awam ini, ia melihat sosok bercahaya dan wajah Msheekha. Ketika ia menatap kemunculan sosok bercahaya ini ia mendengar Yeshua berkata dengan ucapan, “Mengapa engkau melawan Aku? Aku adalah Juruselamatmu. Aku telah mati di Salib untukmu.” Tekadnya memusuhi hancur berkeping-keping selama-lamanya ketika ia memandang Wajah itu begitu penuh welas asih dan kasih sayang Ilahi. Akan tetapi, sebelum fajar, ia membangunkan ayahnya untuk memberitahukan bahwa ia telah melihat Yeshua dalam suatu penglihatan dan mengenar suara-Nya. Mulai sekarang, ia akan mengikuti Msheekha selama-lamanya, ia nyatakan. Ia pada waktu itu masih berusia 15 tahun, ia bertekad bulat mengabdi kepada Msheekha dan dalam 25 tahun sisa baginya akan bersaksi dengan gagah berani bagi Tuhannya. Pemuridan remaja ini segera diuji ketika ayahnya menyarankan dan menuntut agar ia membatalkan niatnya terhadap “percakapan” yang tak masuk akal ini. Saat ia menolak, Sher Singh memberikan pesta perpisahan bagi putranya, kemudian mencela dan mengusir ia dari keluarga. Beberapa jam kemudian, Sundar menyadari bahwa makanannya telah diracuni, dan hanya pertolongan komunitas Kristen terdekat yang menyelamatkan hidupnya. Terpanggil Melayani - Sadhu dengan Perbedaan Pada ulang tahunnya ke-16, ia menyatakan dirinya di depan umum untuk dimikveh di paroki gereja di Simla, suatu kota di ketinggian kaki bukit pegunungan Himalaya. Untuk suatu waktu sebelumnya, ia tinggal di Rumah Pelayanan Penyakit Kusta Kristen di Sabathu, tak jauh dari Simla, melayani pasien-pasien kusta di sana. Ini tetap menjadi satu tempat kesukaannya dan ia kembali ke sana setelah mikvehnya. Kemudian, pada bulan Oktober 1906, ia berkarya dari tempat itu dalam cara yang baru. Dia berjalan di jalanan, berperawakan tinggi, wajah yang cakap, remaja bertubuh kekar, memakai jubah kuning dan turban. Setiap orang menatapnya saat ia lewat. Jubah kuning adalah "jubah seragam" seorang Sadhu Hindu, seorang petapa tradisional yang mengabdikan dirinya kepada berbagai macam ilah- ilah dengan meminta – minta makanan sepanjang jalan atau duduk, diam, menyendiri, dan seringkali dekil, bermeditasi di hutan atau tempat-tempat yang tenang. Sundar Singh muda juga memilih jalan hidup seorang Sadhu, tapi ia menjadi seorang Sadhu yang berbeda. Page 3- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
"Aku tak layak mengikuti langkah-langkah jalan Tuhanku," ia berkata, "tapi, seperti Dia, aku tak menginginkan rumah, tak memiliki harta benda. Seperti Dia aku akan menjadi milik jalanan, berbagi dengan masyarakatku yang menderita, makan dengan mereka yang memberiku tempat bernaung, dan menceritakan kepada siapapun akan kasih Alaha." Penganiayaan terhadap Imannya Pada suatu kali ia mendapatkan pekerjaan untuk menguji dengan kembali ke kampung halamannya, Rampur, di mana ia diperlihatkan suatu sambutan hangat yang tak dia harapkan. Ini adalah persiapan yang tak cukup baik selama berbulan-bulan yang harus diikuti. Meskipun cukup jarang dan sulit menemukan secara fisik, Sadhu yang berusia 16 tahun pergi ke arah bagian utara Punjab, melewati jalan Bannihal ke Kashmir, dan kemudian kembali melalui Muslim Afghanistan fanatik dan kedalam wilayah gerombolan perampok Perbatasan Barat Laut dan Baluchistan. Jubah kuning tipisnya memberikan dia setitik perlindungan melawan salju, dan kakinya menjadi terluka akibat menginjak jalanan berbatu tajam. Tak lama kemudian setelah beberapa bulan berlalu komunitas-komunitas kecil Kristen sebelumnya dari utara mendaulat dia sebagai "Rasul dengan kaki berdarah." Penerimaan ini menunjukkan padanya apa yang ia harapkan pada masa dikemuudian hari. Dia dirajam batu, ditangkap, dikunjungi oleh seorang gembala anehnya intim membicarakan tentang Yeshua dan kemudian ia lenyap begitu saja, dan meninggalkan dirinya tertidur di pinggir jalan menuju pondok dengan ditemani seekor ular kobra yang tidak diharapkan untuk menemani.
Pertemuan-pertemuan mistis dan penolakan kebendaan, penganiayaan dan sambutan hangat, semuanya akan menandai pengalamannya pada tahun-tahun berikutnya. Dari desa-desa di perbukitan Simla, garis panjang bongkahan salju Himalaya dan puncak Nanga Parbat yang ditumbuhi aneka macam bunga, bungan ros di kejauhan. Di seberang sana jauh terbentang wilayah Tibet, negeri Buddhis yang tertutup yang para misionaris sudah lama gagal menembus dengan Injil. Sampai sejak masa mikvehnya, Tibet memberi isyarat kepada Sundar, dan pada tahun 1908, pada usia 19 tahun, ia melintasi perbatasan-perbatasannya untuk pertama kali. Jika ada orang asing memasuki ke dalam wilayah tertutup yang fanatik ini, didoninasi oleh Buddhisme, beresiko rasa ngeri dan kematian. Singh mengambil resiko dengan matanya, dan hatinya terbuka lebar. Masyarakat negeri ini menjadi gempar dengan kedatangannya. Rumah-rumah mereka tertutup rapat, seperti diri mereka sendiri, kelihatan dekil. Dia sendiri dilempari batu ketika ia membasuh dirinya di tempat kolam genangan air dingin sebab mereka percaya bahwa "orang-orang suci tidak pernah berbasuh." Makanan hampir tak bisa didapatkan dan ia ada dalam keadaan kelaparan, hanya berbekal roti yang terbuat dari gandum yang dipanggang. Di mana-mana ada rasa permusuhan. Dan ini hanya masih "Tibet Page 4- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
bagian bawah" baru saja melintasi perbatasan. Sundar kembali ke Sabathu memutuskan untuk kembali tahun berikutnya. Kunjungan ke Tibet Pada kunjungannya yang pertama tahun 1908, ketika ia berusia 19 tahun, ia memulai sendirian dan tanpa mengetahui bahasa yang diucapkan di Tibet. Ia meminta pertolongan dua misionaris Moravian yang tinggal di Tibet. Di Tibet, ia segera mendapati bahwa orang Tibet m arah terhadap ajarannya; dan di setiap negeri dimanapun ia pergi ia berhadapan dengan perlawanan sengit dan kebencian, khususnya dari para Lama. Meskipun begini, ia sampai ke kota penting Tashigang dengan selamat dan dan takjub dan senang menerima perlakuan di tangan kepala istana Lama. Orang ini adalah seorang yang penting dan dibawah ia melayani beberapa ratus Para Lama yang lebih rendah.
Lama tidak hanya menerima Sadhu dengan murah hati tapi juga menyediakan baginya makanan dan tempat tinggal, dan ketika cuaca sangat dingin, keramahtamahan ini sangat bisa diterima. Lagi pula, Lama memanggil orang-orang dibawah kendalinya untuk berkumpul agar mendengarkan pesan Sadhu, dan begitulah ia mewartakan Injil (Aramaik: Beshora, artinya Kabar Baik) dengan ucapan rasa syukur sekali dalam hati.
Perjalanan pada dan dari tempat ini, ia cukup beruntung tiba di suatu kota dibawah kekuasaan Lama lainnya yang merupakan teman dari Lama di Tashigang, dan di sini lagi ia disambut hangat dan dengan baik didengarkan pewartaannya. Dari tempat ini ia mengunjungi beberapa kota-kota lain dan desa-desa, tapi di sini ia bertemu dengan perlawanan lebih sengit lagi dari pada tempat karya pelayanannya yang lebih awal. Dia terus menerus diancam dan diperingatkan untuk keluar dari negeri mereka jika tidak nasib buruk akan menimpa dirinya. Akan tetapi, ia tidak bergeming sama sekali terhadap kengerian yang disebarkan, dan ia terus menjalankan karyanya ditengahtengah banyak kesukaran. Di kota yang disebut Rasar ia ditangkap dan dituduh di hadapan kepala Lama karena pelanggaran memasuki negeri dan mewartakan Beshora d’Msheekha. Dia dinyatakan bersalah, dan di tengah-tengah kerumunan orang-orang jahat yang mengamuk, ia digiring ke tempat pembantaian. Dua bentuk yang disukai untuk menghukum pelanggar berat dengan mengupas kulit dan diletakkan di bawah matahari hingga tewas mati tersiksa, atau dilemparkan ke dalam sumur kering yang dalam sekali, bagian atas diikat kuat dekat kepala terdakwa. Bentuk hukuman terakhir inilah dipilih bagi Sadhu. Page 5- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
Tiba di tempat itu ia ditelanjangi, dan dilemparkan ke dalam sumur dalam yang gelap gulita yang mengerikan ini sehingga lengan kananya terluka. Banyak orang lain yang mengalami hukuman yang sama dalam sumur ini sebelum dia tidak pernah bisa kembali hidup-hidup, dan ia terjerembab jatuh di atas tumpukan tulang belulang yang berserakan berbau daging busuk manusia. Kematian tampaknya lebih baik untuk ini. Kemana saja ia meletakkan tangannya, tangan itu menyentuh daging busuk meleleh, sementara itu bau busuk menyengat hampir meracuni dia.
Siang berganti malam, tidak ada perbedaannya dalam kegelapan sumur tempat yang mengerikan ini dan tidurpun tidak bisa. Tanpa makanan dan minuman, jam berganti hari demi hari, dan Sundar merasa akhirnya tak kuat bertahan hidup lebih lama lagi. Pada malam ketiga, persis ketika ia sedang berseru kepada Alaha dalam doa, ia mendengar bunyi berderit tinggi di atas kepalanya. Seseorang sedang membuka penutup yang tergembok dari penjara sumur gelap yang mengerikan ini. Dia mendengar kunci berputar dan derik besi penutup ketika ditarik. Kemudian suara berkata sesuatu kepadanya dari atas sumur, menjelaskan padanya untuk meraih tali yang sedang diulur turun untuk menyelamatkan dia. Saat tali mencapai dia ia menangkapnya dengan sepenuh tenaga sisa yang ada padanya, dan mengikatkan dirinya dengan kuat dan dengan perlahan ditarik ke atas dari tempat menyeramkan ini dan berhasil keluar dari udara pengab menghirup udara segar di bagian atas. Saat ia tiba di puncak atas sumur, penutup besi tertarik kembali dan terkunci dengan sendirinya. Ketika ia melihat sekelilingnya, pembebasnya tidak terlihat di manapun, dan rasa sakit di lengannya hilang, dan udara bersih masuk kedalam paru-parunya dengan hidup baru. Untuk semua itu Sadhu merasa mampu hanya bisa memuji Alaha karena pembebasan ajaib-Nya, dan saat pagi hari menyongsong, ia berusaha keras kembali ke kota, di mana ia beristirahat di Serai (yang artinya suatu tempat peristirahatan) hingga ia mampu untuk memulai pewartaan kembali. Kembali ke dalam kota untuk pekerjaan lamanya lagi yang menyebabkan huru-hara besar. Berita cepat tersiar sampai kepada Lama.
Sadhu ditangkap kembali dan diseret ke pengadilan, dan ditanyai tentang apa yang telah terjadi sebagaimana ia ceritakan kisah kebebasan ajaibnya. Lama marah besar, menyatakan pastilah ada orang yang punya kunci dan pergi menyelamatkan dirinya, tapi ketika berusaha membicarakan masalah kunci dan kunci itu ada terikat menggantung pada korsetnya sendiri, ia diam tak bisa berkata apapun dengan keheranan dan rasa takut. Kemudian ia memerintahkan Sundar untuk meninggalkan kota dan pergi sejauh mungkin, agar daya kuasa Alahanya tidak akan menimpakan malapetaka yang tak terkatakan atas dirinya dan masyarakatnya. Page 6- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
Ketekunan dalam Pelayanan Dia memiliki keinginan besar mengunjungi Israel dan mengenangkan beberapa peristiwa dalam hidup Yeshua. Pada tahun 1908, ia pergi ke Bombay, berharap menaiki kapal yang cocok. Namun, untuk niatnya ini mengecewakan, pemerintah menolak dia memberi ijin, dan ia harus kembali ke Utara. Pada perjalanan ini ia tiba-tiba ia mengenali pilihan pokok misi Kristen ke India. Seorang Brahmin pingsan dalam udara yang panas, kereta – kereta yang ditarik kuda yang ramai, pada stasiun berikutnya, kepala stasiun kereta api Anglo-Indian datang terburu-buru dengan secangkir air dari ruangan restoran. Brahmin – kasta tertinggi Hindu – mempercayai minuman itu dalam kondisi ketakutan. Dia membutuhkan air, tapi hanya bisa menerima air itu dalam bejana minum miliknya sendiri. Ketika air itu dibawa ia meminum, dan ia pulih. Dalam cara yang sama, Sundar Singh menyadari bahwa India tidak akan menerima luas Injil Yeshua yang disajikan dalam kedok masyarakat Barat (Eropa). Bahwa, ia menyadari, mengapa banyak pendengar merespons dirinya di India dalam jubah Sadhu. Masih ada kekecewaan tajam yang akan datang. Pada tahun 1909, ia terpengaruh untuk memulai pelatihan bagi pelayanan Kristen pada perguruan tinggi Gereja Anglikan di Lahore. Dari awal belajar, ia mendapati dirinya tersiksa oleh rekan-rekan siswa karena keberadaan "berbeda" dan tidak ragu terhadap keyakinan diri sendiri. Fase ini berhenti ketika pemimpin utama mereka mendengar Singh berdoa dengan lembut bagi dirinya, dengan kasih dalam nada dan kata-katanya. Namun, ketegangan lainnya tetap saja terjadi. Banyak sekali dalam pelajaran perguruan ini tampaknya tidak cocok bagi Injil sebagaimana India butuh dengarkan itu, dan kemudian, saat pelajaran berakhir, kepala sekolah tinggi itu meminta ia harus membuang jubah Sadhu dan memakai pakaian rohaniawan "terhormat" Eropa; menggunakan jubah ibadat resmi Anglikan; menyanyikan kidungan berbahasa Inggris; dan tidak boleh berkotbah di luar parokinya tanpa ijin khusus. Tidak boleh lagi mengunjungi Tibet, ia meminta? Itu akan menjadi petunjuk baginya suatu penolakan panggilan yang tak terpikirkan. Dengan kesedihan mendalam ia meninggalkan perguruan teologi itu, masih mengenakan pakaian jubah kuning, dan pada tahun 1912 mulai melakukan perjalanan tahunannya ke dalam wilayah Tibet ketika salju mulai meleleh di jalur perjalanan dan lintasan pegunungan Himalaya. Kailash Maharishi Surat Kabar India Utara mempublikasikan sebagai berikut:
Page 7- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
Bukan dunia kita, tak mementingkan diri sendiri dan saudara Sadhu Sundar Singh yang saleh telah menemukan petapa pengikut Yeshua Msheekha, sang Maharishi di Kailash, yang sudah ada bertahun-tahun di Himalaya bersalju berdoa dan menjadi perantara bagi dunia … Engkau telah menyi ngkapkan bagi dunia rahasia satu dari anggota-anggota misi kami Maharishi di Kailash.
Pada puncak tertinggi dari satu gunung – gunung Kawasan Kailash ada kuil Buddhis yang ditinggalkan, dan kemudian langka dikunjungi oleh manusia. Beberapa mil dari kuil ini tinggallah orang kudus besar dikenal sebagai Kailash Luas, dalam suatu gua 13,000 kaki di atas permukaan laut. Semua wilayah ini adalah Olimpus India, pusat mitos suci Hindu, dan gua ini dikaitkan dalam kitab-kitab suci Hindu dengan nama-nama besar dan jiwa-jiwa saleh sepanjang zaman. Pada satu gua, Sadhu menemukan beberapa orang kudus tak bernama yang mati saat bermeditasi di situ.
Pada musim panas tahun 1912, ia melakukan perjalanan melalui wilayah-wilayah ini sendirian dan jalan kaki, seringkali disegarkan oleh pemandangan yang indah, yang ia lewati, tapi lebih sering melelahkan pada tingkat akhir dalam kesulitannya dan tanpah membuahkan hasil pencarian bagi orang-orang kudus yang ia harapkan bertemu di sana. Dia tidak akan pernah melupakan hari ketika dihantam salju yang membutakan dan hampir menguburnya hidup-hidup, ia berjalan sempoyongan dengan rasa jemu di atas salju dan batuan karang yang terjal, tidak tahu ke mana ia pergi. Tiba-tiba ia kehilangan keseimbangannya dan jatuh. Pulih dari jatuh, ia bangun berada tepat pada satu dari pengalaman terbesar hidupnya, ketika ia membuka matanya dan mendapati dirinya tergeletak di luar gua besar, dalam tempat tinggal yang mana Maharishi Kailash sedang dalam meditasi yang mendalam. Pemandangan yang bertemu matanya begitu mengerikan sehingga Sundar menutup mata dan hampir saja pingsan. Sedikit demi sedikit, ia berusaha menyelidiki benda di hadapannya, dan kemudian mendapati bahwa ia sedang memandangi pada manusia hidup, tapi begitu tua dan terbungkus dengan rambut panjang sebagaimana muncul pada pandangan pertama sekilar seperti seekor binatang. Sundar menyadari hal itu demikianlah, tak diharapkan ia berhasil dalam pengamatannya terhadap orang suci ini, dan segera setelah ia bisa mengeluarkan suaranya, ia berbicara kepada orang kudus tua ini. Mengusik meditasinya, orang kudus itu membuka matanya, dan menatap tajam sekilas terhadap Sadhu, mempesona dia dengan ucapan, ‘Mari kita berlutut dan berdoa.’ Kemudian mengikuti berdoa dengan sangat khidmat diakhiri dalam Nama Msheekha. Page 8- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
Setelah ini, Maharishi membuka gulungan salinan kitab-kitab Injil dengan perlahan dan membaca beberapa ayat dari pasal lima Injil Mar Mattai. Sundar mendengar dari mulutnya sendiri kisah hidupnya yang menakjubkan. Ia mengaku sudah berusia tua sekali. Kitab Gulungan yang ia baru saja bacakan, ia jelaskan, jatuh ke tangannya dari Francis Xavier, dan Sadhu mengamati bahwa kitab itu semuanya dituliskan dalam bahasa Yunani, dan oleh karena itu menjadi bukti bernilai tinggi bagi para sarjana jika itu jatuh ke tangan mereka. Orang kudus itu berkata ia lahir di Alexandria dari suatu keluarga pengikut Muhammad, dan dibesarkan menjadi seorang pengikut Nabi yang rajin. Pada usia tiga puluh tahun, ia menyangkali dunia dan meemasuki suatu pesantren agar bisa menyerahkan hidup sepenuhnya kepada agama. Namun, semakin ia membaca Al-Qur’an dan Sholat, semakin tidak bahagia ia rasakan. Selama masa hari – hari kerohanian yang sukar ini, ia mendengar dari seorang Kristen yang datang dari India untuk mewartakan Injil di Alexandria (Mesir), dan dari dia ia mendengar kata-kata hidup yang mengisi jiwanya yang tak berpengharapan dengan sukacita. Demikianlah ia meninggalkan pesantren untuk menemani gurunya dalam misi perjalanannya. Setelah beberapa lama waktunya menghabiskan waktu bersama, ia meminta ijin untuk pergi mewartakan Injil sendiri kemanapun Alaha mengutus dia, dan gurunya mengijinkan. Kemudian ia mulai syiar Injil yang berakhir sangat lama.
Sadhu mengadakan percakapan yang cukup lama bersama dia tentang perkara-perkara yang kudus, dan mendengar banyak perkara aneh dari mulutnya. Ketakjuban penampakan-penampakannya sebagaimana berkaitan kepada Sadhu, jika dituliskan, membaca seperti Kitab Wahyu lainnya, begitu aneh dan tak dapat dipahami semua perkara itu, dan Sadhu sendiri memperingatkan para pembaca dan para pendengar terhadap penampakan-penampakan ini bahwa tafsir umum tidak pernah bisa mengungkapkan artinya dengan tepat, karena Orang Kudus harus membungkus gagasan-gagasannya dalam bahasa yang tak bisa diterjemahkan secara literal. Sadhu mengunjungi Maharishi tiga kali. Sadhu dalam Dunia Kristen Bagi orang Tibet negeri ini adalah Buddhisme atau tidak ada yang lain. Mengakui Yeshua adalah minta kematian. Tapi keberanian pewartaan Sadhu sendiri bukan tanpa akibat. Banyak orang di Tibet bertobat kepada Iman Msheekha sehubungan dengan usaha Sundar Singh.
Sebagaimana ia bergerak melalui dua puluh tahunan usia pelayanan berkembang luas sekali, dan lama sebelum ia berusia tiga puluh tahun nama dan gambarnya akrab di seluruh dunia. Page 9- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
Dia menggambarkan dalam istilah – istilah dari visi pergumulan terhadap si jahat yang berusaha men cekal kerendahan hatinya tapi ia, faktanya, selalu manusiawi, bisa didekati dan sederhana, dengan suatu pengertian yang menyenangkan dan sifat kasih. Ini, dengan “uraian-uraiannya” dari hidup biasa, memberikan dampaknya besar. Banyak orang berkata: "Dia tidak hanya kelihatan seperti Msheekha, ia berbicara seperti Dia harus katakan." Namun, semua pembicaraannya dan perbincangan pribadinya bersemi dari meditasi awal pagi sekali, khususnya pada kitab-kitab Injil.
Pada tahun 1918, ia melakukan perjalanan keliling yang lama dari India Selatan dan Srilangka, dan tahun berikutnya ia diundang ke Burma, Malaya, Cina, dan Jepang. Beberapa dari cerita-cerita perjalanan keliling ini seaneh petualangannya di Tibet. Dia memiliki daya kuasa terhadap perkara – perkara liar, seperti binatang ganas macan tutul, yang mengendap-endap ke arahnya saat ia berdiri berdoa dan menunduk ketika mengelus kepalanya. Dia memiliki daya kuasa atas si jahat, merupakan mimpi buruk bagi penyihir yang mencoba menghipnotisnya di rel kereta dan menyalahkan Alkitab dalam kantong Sadhu karena kegagalannya. Dia memiliki daya kuasa atas penyakit dan kesakitan, meskipun ia tak pernah mengijinkan karunia kesembuhannya disebarluaskan. Untuk waktu yang cukup lama Sundar Singh ingin mengunjungi Inggris, dan kesempatan itu tiba saat ayahnya sudah tua, Sher Singh, datang menceritakan kepadanya bahwa ia juga telah menjadi seorang Percaya dan ingin memberikan dia uang bagi ongkosnya ke Inggris. Dia mengunjungi negara Barat dua kali, mengelilingi Inggris, Amerika Serikat, dan Australia pada tahun 1920 dan ke Eropa lagi pada tahun 1922. Dia disambut oleh orang-orang Kristen dari banyak tradisi, dan kata-katanya menyelidiki hati orang-orang yang sekarang menghadapi akibat buruk Perang Dunia Pertama dan yang tampak membuktikan suatu sikap hidup yang dangkal.
Sundar dikejutkan oleh materialisme, kekosongan, dan sikap tak beragama yang ia temukan di mana-mana, berbeda jauh keadaan itu dengan kesadaran Asia akan Alaha, tak jadi soal betapa terbatasnya hal itu. Segera kembali ke India ia melanjutkan pelayanannya, meskipun itu jelas bahwa ia semakin lebih lemah fisiknya. Sadhu dan Gereja-gereja India Karunia-karunia-Nya, pribadi-Nya yang mempesona, relevansi Msheekha sebagaimana ia sajikan Dia kepada masyarakat Indianya memberikan posisi kepemimpinan unik Sundar Singh dalam gereja India. Namun, hingga akhir hidupnya ia tetap seorang pria yang tidak mencari apapun bagi dirinya sendiri, tapi hanya kesempatan untuk mempersembahkan pesan Msheekha kepada setiap orang. Dia bukan anggota suatu Page 10- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
denominasi jemaat manapun, dan tidak mencoba membentuk satu jemaat bagi dirinya, kendatipun ia berbagi persekutuan dengan Orang-orang Percaya dalam Msheekha dengan berbagai macam denominasi. Dia hidup untuk memperkenalkan kepada masyarakatnya tentang "Msheekha dengan jalan hidup India." Dia menyatakan: "Sejumlah orang Muslim menunjuk kepadaku sebagai seorang "Nasrani". Suatu istilah yang mengherankan juga saya dengar diantara Orang-orang Percaya di Burma. Jika melalui hal itu mereka maksudkan orang yang mengikuti ajaran-ajaran Yeshua Msheekha dan orang mempraktekkan Jalan-Nya, maka saya katakan ya, saya harus disebut seorang Nasrani. Jika melalui istilah itu dimaksudkan suatu bentuk “Kekristenan” Barat, maka, saya katakan TIDAK! Saya menanyakan, Apa yang Jemaat Msheekha harus perbuat dengan Gereja Barat? Apakah keduanya tidak dipisahkan oleh intelektualisme, materialisme dan filsafat? Mereka dipisahkan dan tak mampu melihat Kehendak Alaha yang disampaikan dengan dunia mereka sendiri."
Pada tahun 1923, Sundar Singh mengadakan kunjungan – kunjungan kebiasaannya pada musim panas yang terakhir ke Tibet dan pulang dengan keletihan. Hari-hari syiarnya sungguh berlalu dan, pada tahun berikutnya, di rumahnya sendiri atau mereka para sahabatnya di bukit Simla ia memusatkan dirinya dalam meditasi, persekutuan, dan menulis perkara-perkara yang ia jalani untuk wartakan. Pada tahun 1929, kembali semua sahabat-sahabatnya menasehatkan, agar Sundar memutuskan melakukan perjalanan terakhir ke Tibet. Pada bulan April, ia mencapai Kalka, kota kecil di bawah Simla, sosok usia yang belum waktunya dalam jubah kuningnya diantara para peziara dan orang – orang suci yang sedang memulai perjalanan mereka sendiri ke salah satu tempat suci Hinduisme beberapa mil jauhnya. Di mana ia pergi setelah itu tak ada lagi catatan mengenai dirinya. Sundar Singh terlihat untuk terakhir kalinya dalam wujud tubuh jasmaniah. Tapi lebih dari itu kenangankenangan akan dirinya tetap abadi, dan ia terus menjadi satu dari harta karun paling berharga dan sosok yang berhubungan dengan pertumbuhan dalam perkembangan dan kisah umat Msheekha di India. Sadhu dan India Sadhu Sundar Singh menghilang di kaki bukit Himalaya pada tahun 1929. Sebagaimana kesaksian Injil Msheekha, ia ditolak dan juga disambut dengan baik, dianiaya, dan bahkan ditinggalkan karena mati. Melalui banyak para misionaris dan bahkan para pemimpin Kristen India ia dipandang sebagai petobat mulia yang paling berpendirian teguh, sepenuhnya tampil beda dengan “Kekristenan zaman ini” (contoh, “Kekeristenan Barat”) sebagaimana ia berjalan – jalan di jalanan dengan mengenakan turban dan jubah kuning. Sadhu telah berbuat banyak lebih dari pada orang abad pertama ketiga selama dua puluh abad yang didirikan "Yeshua milik India." Page 11- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
Dia membuat jelas bahwa agama Yeshua bukan suatu agama impor, asing, agama asing tapi agama asli bagi kebutuhan India, aspirasi, dan iman. Dia tetap satu dari sosok sosok paling berarti yang tetap bagi Kekristenan India. Tahun Penting Sundar Singh 1889 – Lahir di Rampur, Punjab 1903 - Bertobat
1904 – Diusir dari rumah
1905 – Dimikveh di Simla; memulai hidup sebagai Sadhu 1907 – Bekerja di rumah sakit kusta di Sabathu 1908 – Kunjungan pertama ke Tibet
1909 – Masuk sekolah tinggi teologia, Lahore, pelatihan bagi rohaniawan
1911– Menyerahkan surat ijinnya sebagai penginjil; kembali menjalani hidup Sadhu
1912– Perjalanan keliling melalui India utara dan wilayah-wilayah Buddhis Himalaya 1918 hingga 1922 – Perjalanan ke luar negeri 1923 – Kembali dari Tibet
1925 to 1927 – Masa tenang dengan menghabiskan waktu menulis 1927 – Melakukan perjalanan ke Tibet tapi kembali dengan sakit
1929 – Mencoba menjangkau Tibet dan menghilang selamalamanya Kisah Hidup Sadhu Sundar Singh (dari majalah) Lebih seratus tahun yang lalu pada bulan September 1889, Sundar Singh lahir di Rampur, di wilayah Patiala India bagian utara. Dia dibesarkan dalam keluarganya yang kaya raya. Sebagai seorang Sikh, Sundar diajar tentang Hinduisme dan ikut kegiatan peribadatan dengan orang
Page 12- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
tuanya ke kuil – kuil Hindu. Sejak usia tujuh tahun ia sudah mampu menghapal kitab Bagawadgita, kidung-kidungan bahagia umat, yang merupakan bait-bait ayat panjang dan berisi pelajaran-pelajaran tentang hidup. Pada usia enam belas tahun, tidak hanya ahli kitab Veda, kitab-kitab suci kuno Hinduisme, tapi ia juga membaca Al-Quran, kitab suci Islam. Kemudian ia diperkenalkan dengan para Sadhu yang mengajari ia Yoga. Sadhu adalah seorang Hindu yang mengabdikan sepanjang hidupnya bagi agamanya dan melepaskan semua kemelekatan kenikmatan duniawi. Sundar tetap tak menikah dan tanpa pekerjaan duniawi. Dia mengelilingi semua wilayah India mengenakan jubah kuning tanpa makanan dan tidak memiliki tempat tinggal menetap. Dia hidup hanya berdasarkan derma orang lain. Ibunya yang pertama mendorong ia untuk menjadi seorang Sadhu. Suatu kali ibunya bercerita padanya, "Jangan mementingkan diri sendiri dan materialistis seperti saudara-saudaramu, tapi carilah bagimu damai pikiran dan berpegang teguh pada imanmu. Jadilah seorang Sadhu." Namun, ia tak pernah mencapai kedamaian seutuhnya dalam meditasi-meditasinya. Berkat hubungan ibundanya dengan beberapa wanita dari misi Inggris di Rajpur, Sundar bisa masuk sekolah yang dikelola oleh para misionaris. Di situlah pertama kali Sundar diperkenalkan Alkitab. Dia tak berminat pada Alkitab pada waktu itu. Sebaliknya, ia rajin mengubur dirinya dalam ilmu kebatinan Hinduisme.
Ibunya wafat ketika ia berusia 14 tahun. Sejak saat itu hidupnya berubah drastis. Yakin bahwa apa yang Yeshua ajarkan sepenuhnya salah, ia menyobek Alkitab sebagian dan membakarnya. Ia bahkan melempari dengan batu kepada para pengkotbah dan mendorong orang lain untuk melakukan seperti yang dia perbuat. Namun, masih terus mencoba, ia tak bisa mendapatkan damai sejahtera yang ia sedang cari dalam agamanya sendiri. Dia mencapai titik jalan buntu dalam hidupnya di mana ia ingin bunuh diri untuk menenteramkan pikirannya. Tiga hari setelah ia membakar Alkitab di depan ayahnya, ia bangun jam 3 pagi dan berkata pada dirinya sendiri, "Oh Devata (Alaha), jika Engkau ada, perlihatkanlah padaku jalan benar, atau aku akan membunuh diriku sendiri." Dia sedang berpikir untuk melemparkan dirinya sendiri di depan kereta api yang biasanya lewat jam 5 pagi setiap pagi di belakang rumah mereka dengan harapan ia akan memperoleh damai sejahtera pada masa depan reinkarnasinya. Dia mengulangi doanya sekali lagi. Semuanya tiba-tiba ia melihat sinar cahaya terang. Pertama kali ia ketakutan di mana ia menyangka ruangan kebakaran. Tapi tak terjadi apapun. Kemudian ia berpikir barangkali inilah jawaban atas doanya. Sementara memandangi terang, ia tiba-tiba melihat sosok Yeshua dalam cahaya terang. Kemudian ia mendengar suara dalam bahasa Hindi berkata, "berapa lama lagi engkau mencari Aku? Aku datang menyelamatkanmu. Engkau berdoa untuk jalan benar. Mengapa engkau tidak mengikutinya?" Pada waktu itu, Sundar menyadari bahwa Yeshua tidak mati dan Ia hidup. Sundar berlutut di hadapan-Nya dan mengalami suatu damai sejahtera yang menakjubkan yang mana ia tak pernah rasakan sebelumnya. Penglihatan itupun lenyap, tapi damai sejahtera (shanti) dan sukacita tetap berada dalam dia. Page 13- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
Setelah itu hidupnya berubah. Dia ingin dimikveh (dibaptis). Meskipun keluarganya mencegah ia agar membatalkan niatnya, ia telah bertekad bulat. Pada tahun 1905, pada hari kelahirannya, ia dimikveh dalam Gereja Inggris (Anglikan) di Simla. Pada waktu itu, ia memutuskan untuk menjadi seorang Sadhu Kristen, sehingga ia bisa mengabdikan dirinya sendiri bagi Tuhan. Sebagai seorang Sadhu, ia mengenakan jubah kuning, hidup berdasarkan derma dari orang lain, melepaskan semua harta benda dan terus membujang tak menikah. Dia yakin bahwa inilah jalan terbaik untuk memperkenalkan Injil kepada masyarakatnya karena itulah jalan satu-satunya yang masyarakatnya terbiasa. Tambahan, ia juga ingin bebas mendevosikan dirinya kepada Tuhan.
Setelah menjadi Kristen (Aramaik: Mshikhani), ia ditolak oleh ayahnya dan disingkirkan oleh keluarganya. Pada tanggal 16 Oktober 1905, Sundar mengenakan jubah kuning, bertelanjang kaki dan tanpa perbekalan, memulai dengan hidupnya yang berpindahpindah dari desa ke desa, tapi waktu sekarang ini ia mengikuti jejak-jejak kaki Yeshua. Pada tahun 1906, ia pergi ke Tibet untuk pertama kali. Negeri itu menarik baginya, utamanya sebab tantangan besar menyiarkan penginjilan yang dilarang di sana. "Akan ada perlawanan kuat dan aniaya di situ. Tinggi di atas bongkahan es yang tenang puncak Himalaya, akan ada banyak waktu dan kesempatan bertemu Alaha dan membaca Alkitab," ia berpikir. Pada saat perjalanannya ke Tibet, ia bertemu Stoker, seorang misionaris Amerika yang juga memakai jubah kuning. Kadang-kadang mereka menghabiskan malam bersama di bawah sebatang pohon atau dalam gua di gunung yang berada 5000 meter di atas permukaan laut, tanpa makanan cukup. Dengan gembira mereka bertahan dari semua kesukaran demi penyebarluasan Injil. Ketika Sundar jatuh sakit, Stoker membawa mereka ke suatu tempat untuk tinggal dalam suatu rumah milik orang Eropa. Diilhami oleh iman Sundar kepada Alaha dan kasih lemah lembut kepada orang lain, tuan rumah bertobat atas dosa-dosanya dan memberikan hidupnya untuk melayani Tuhan.
Mengikuti saran dari sahabat-sahabatnya, Sadhu mendaftarkan diri pada Sekolah Tinggi Teologi Santo Yohanes di Lahore. Setelah kuliah dua tahun di sana, ia mulai lagi perjalanannya. Saksi mata melaporkan pengalamannya bersama dengan Sundar, "Saya bertemu Sundar Singh ketika ia sedang jalan menuruni gunung untuk mewartakan Injil kepada kami. Kemudian ia duduk di cabang pohon, menyeka keringat di wajahnya dan menyanyikan kidungan tentang kasih Yeshua bagi kami. Para pendengar tidak tertarik dengan kidungan itu. Seorang pria datang mendekat dari antara pendengar, menarik turun Sundar dari pohon dan memukulnya hingga jatuh ke tanah. Semua bungkam, Sundar berdiri dan mulai berdoa bagi perbuatan kekerasaan orang ini. Kemudian ia bercerita kepada kami tentang kasih Yeshua yang telah mati untuk menebus semua orang berdosa. Oleh karena itu saya bertobat dan begitu juga diperbuat si pemukulnya." Bukan itu saja saatnya ketika Sundar memenangkan jiwa – jiwa bagi Tuhan dengan melekatkan perintah Yeshua yang bersabda, "Jangan membalas dendam terhadap orang Page 14- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
yang berbuat salah padamu. Jika ada orang menamparmu pada pipi kanan, biarlah ia menampar pipi kirimu juga." (Mattai 5:39).
Pada suatu hari di Nepal, Sundar dijebak oleh empat perampok di tengah jalan di hutan. Salah satu dari mereka mengayunkan pedang. Dengan lembut seperti seekor domba, Sundar menundukkan kepalanya berpikir bahwa hidupnya akan berakhir. Sikap ini mengejutkan para pelaku jahat ini. Karena ia tak punya uang sama sekali, mereka mengambil selimutnya dan membiarkan ia pergi. Tapi kemudian, satu dari para perampok itu memanggilnya kembali dan dengan penasaran ia bertanya siapa namanya. Sundar memperkenalkan dirinya, membuka Alkitabnya dan mulai bercerita padanya kisah Orang Kaya dan Lazarus yang miskin. 1 Perampok itu berkata bahwa akhir hidup orang kaya itu tak bahagia dan bertanya apa yang akan terjadi kepada dirinya sendiri. Sundar kemudian mengatakan kepadanya tentang Injil dan pengampunan Alaha. Perampok itu mengajak Sundar ke rumahnya dan bertobat. Pada tahun 1912 Sundar memutuskan untuk meneladani pertapaan Yeshua dan berpuasa selama 40 hari meskipun sahabat-sahabatnya menasehati dia agar membatalkan niatnya. Dia gagal berpuasa selama 40 hari sebab ia menjadi lemah. Namun, pengalaman itu memperkuat rohnya. Dia bisa mengatasi semua keraguan, amarah dan ketidaksabaran.
Pada tahun – tahun berikutnya, ia seringkali dianiaya tapi ia juga secara ajaib dilepaskan oleh Tuhan. Pada tahun 1914, Sundar menginjil di Nepal, negeri dengan akar Buddhisme yang sangat kuat. Di kota Rasa, ia dihukum mati oleh seorang Lama setempat atas dasar menyebarluaskan agama asing. Dia dilemparkan ke dalam sumur kering yang bagian atas disegel dan dikunci dari luar. Dia tanpa makanan dan minuman, telanjang di dalam sumur bersama mayat-mayat yang dihukum mati. Dia berada di situ selama 2 hari hingga orang asing datang dan menolong ia keluar dari sumur itu. Setelah mengunci kembali sumur itu, orang asing pergi tanpa berkata apapun. Tidak lama setelah itu, Sundar ditangkap kembali dan dibawa ke hadapan sang Lama. Lama sangat terkejut karena ia selalu menjaga kunci sumur itu satu-satunya pada dirinya. Menyadari bahwa Sundar ada di bawah perlindungan Alaha yang sangat berkuasa, mereka menjadi takut terhadapnya dan meminta ia meninggalkan mereka.
Pada tahun 1918, Sundar mengunjungi Madras di mana ribuan orang berkumpul untuk mendengarkan ia berkotbah. Sundar memusatkan kotbahnya tentang Yeshua Msheekha sang Penebus. Dia bersaksi, "Kehadiran Yeshua selalu membawa keajaiban damai sejahtera bagi saya tak jadi soal betapa buruknya situasi saya sedang alami. Ketika saya ada dalam penjara, Dia selalu ada di sana untukku. Dia mengubah penjara menjadi sorga 1
Lukas 16:19-31)
Page 15- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
dan beban berat menjadi berkat-berkat. Ada banyak orang Kristen yang tidak merasakan kehadiran mulia-Nya sebagai sesuatu yang nyata. Sebab bagi mereka Yeshua hanya terjadi dalam pikiran mereka dan bukan dalam hati mereka. Hanya ketika orang menyerahkan hatinya kepada Yeshua ia menemukan Dia."
Sundar sering menggunakan perumpamaan dalam kotbah-kotbahnya. Dia suatu kali berkata, "Satu hari setelah perjalanan jauh, saya beristirahat di depan suatu rumah. Tiba – tiba seekor burung pipit hinggap di depanku dengan lunglai karena dihantam angin kuat. Dari arah berlawanan, seekor elang menukik turun hendak menangkap burung pipit yang panik. Terancam dari arah yang berbeda, burung pipit terbang ke pangkuanku. Melalui pilihan, itu adalah normal melakukan hal itu. Namun, burung kecil sedang mencari tempat pengungsian dari bahaya besar. Demikian juga, angin kencang menerpa kita sehingga membuat kita terlempar dan kesusahan hinggap ke dalam tangan perlindungan Tuhan."
Sadhu Sundar Singh banyak melakukan perjalanan. Dia mengelilingi seluruh India dan Srilangka. Antara tahun 1918-1919, ia mengunjungi Malaysia, Jepang dan Cina. Antara tahun 1920-1922 ia pergi ke Eropa bagian Barat, Australia dan Israel. Dia berkotbah dibanyak kota-kota; Yerusalem, Lima, Berlin dan Amsterdam diantara lainnya. Sundar tetap rendah hati meskipun ia terkenal. Sikapnya membuat ayahnya bertobat. Sundar tidak pernah memikirkan dirinya sendiri. Dia hanya ingin mengikuti teladan Yeshua: membalaskan yang jahat dengan kebaikan hati dan memenangkan musuh-musuhnya dengan kasih. Sikap ini seringkali menyebabkan musuh-musuhnya merasa malu pada diri mereka sendiri. Satu kali, ia sedang berkotbah di pasar umum saat itu seorang yang fanatik dari agama yang berbeda tiba-tiba meninju pipi kanannya. Dengan tenang, Sundar memberikan pipi kirinya kepada si penyerangnya. Si penyerang itu pergi. Tapi pada malam harinya Sundar menerima suatu pesan dari si penyerang meminta pengampunan. Pada kejadian lainnya, Sundar bercerita kepada para penuai tentang perumpamaan rerumputan diantara gandum. Mereka menjadi terusik hatinya dan mengutuki dia. Satu orang dari mereka melemparkan batu ke kepala Sundar. Tiba-tiba, si pelempar batu tersebut diserang oleh perasaan sakit sekali di kepala sehingga ia harus berbaring di tanah. Tanpa ragu, Sundar mengambil alih tugas pria itu dan menolong mereka memanen tanaman itu. Mereka segera menjadi berteman kepadanya dan mengundang dia ke rumah. Hati mereka kemudian terbuka bagi Injil. Hari berikutnya Sundar pergi, mereka mengamati panen mereka menjadi tambah berlimpah banyaknya. Sundar mengunjungi Tibet setiap musim panas. Pada tahun 1929, ia mengunjungi negeri itu lagi dan tidak pernah terlihat lagi sejak saat itu. Sundar mewujudkan dalam hidupnya ayat tertulis dalam Injil Marqos 8:35 yang berkata, "Sebab barang siapa ingin menyelamatkan nyawanya sendiri akan kehilangan nyawa itu; tapi barang siapa saja melepaskan nyawanya bagi-Ku dan karena Injil akan menyelamatkan nyawanya." Page 16- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
*Sumber asli: Majalah Het Zoeklicht. Diterjemahkan kedalam bahasa Inggris oleh SVDB. December 2, 1993.
Singa dan Macan Tutul Mr. Shoran Singha, sekretaris YMCA di Inggris untuk beberapa tahun, menuliskan tentang kejadian mengesankan mengenai Sadhu Sundar Singh:
"Satu malam baru saja sebelum kami pergi tidur, kami mengamati cahaya yang bergerak-gerak di lembah, dan Sadhu menjelaskan kepadaku bahwa barangkali ada orang yang sedang memburu seekor macam tutul... Lama setelah tengah malam saya terbangun oleh suara gerakan dalam kamar. Sadhu bangun dari tidurnya dan sedang menuju ke arah pintu, buka pintu dan menuruni anak tangga kayu rumah di luar. Bunyi derit kayu menandakan jelas bahwa ia sedang pergi turun ke bawah. Tahu bahwa Sadhu menghabiskan berjam-jam dalam doa pada malam hari, saya tidaklah terkejut akan hal ini. Tapi ketika satu setengah jam atau sudah agak lama berlalu dan ia belum kembali, saya menjadi gelisah: berpikir macam tutul di lembah itu membuat saya merasa cemas. Maka saya turun dari tempat tidur, melewati tempat pakaiannya, dan melihat keluar jendela ke arah hutan. Beberapa yard dari rumah saya melihat Sadhu sedang duduk, melihat ke bawah lembah yang dalam. Pada saat itu adalah malam yang indah. Bintang-bintang bercahaya terang; cahaya dan angin menerpa dedaunan pohon. Untuk beberapa saat saya memandangi sosok diam Sadhu. Kemudian mata saya dikejutkan oleh sesuatu yang bergerak di sebelah kanannya. Seekor binatang sedang mendekatinya. Ketika binatang itu sudah semakin dekat saya melihat bahwa binatang itu adalah macan tutul. Kaget dengan ketakutan, saya berdiri mematung tak bergerak dekat jendela, bahkan tak mampu berkata apapun. Kemudian Sadhu memalingkan wajahnya ke arah binatang itu dan mengulurkan tangannya. Seolah-olah binatang itu adalah seekor anjing, macan tutul berbaring dan menjulurkan kepalanya untuk dibelai. Ini adalah hal aneh, pemandangan yang tak bisa dipercayai, dan saya tidak bisa pernah melupakan hal itu. Tidak lama kemudian Sadhu kembali dan segera tidur, tapi saya keheranan apa yang membuat orang ini begitu berkuasa terhadap binatang buas tersebut." (More Yarns about India, pp. 164-5).
Page 17- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
Ketulusannya, Kebenaran dan Kerendahati hati Ini selalu merupakan suatu keajaiban bagi Sundar Singh mengapa Alaha memberikan dia panggilan mulia bersaksi di hadapan raja-raja dan bangsa-bangsa, dan mengirimkan ke seluruh dunia pesan-pesan tertulis-Nya, diterjemahkan kedalam bahasa – bahasa banyak bangsa.
Lebih dari semua itu ia dengan rendah hati bersyukur kepada Alaha bagi penglihatanpenglihatan itu dari dunia tak kelihatan, yang mana jejak tak terhapuskan akan kenangannya yang ia pernah mampu tuturkan dalam kata-kata yang jelas akan perkaraperkara yang ia telah lihat dan pesan-pesan yang ia dengar. (The United Church Review, March 1946) Kandang Burung - Sundar Singh di Seminari Buku Sundar Singh, oleh A.J. Appasamy, tulisan tersebut menyatakan: "Pada tahun 1909, ketika Sundar berusia dua puluh tahun, Dr. Lefroy (Uskup Anglikan dari Lahore) mengatur bagi dirinya untuk mengikuti pelajaran teologi di Sekolah Teologi Santo Yohanes di Lahore dengan tujuan bagi pentahbisan. Dengan hormat terhadap uskup, yang ia kasihi, ia setuju untuk mengikuti pelatihan dan bergabung masuk sekolah pada bulan Desember 1909. Dibawah bimbingan Canon Wigram dan Canon Wood ia belajar Alkitab, Kitab Doa Umum, Sejarah Gereja, Apologetika dan Sejarah Agama-agama. Dia tidak cocok dalam kehidupan Sekolah Teologi. Devosi-devosi pribadinya mewajibkan periode panjang waktu doa dan meditasi dan hal ini tak mungkin dalam sekolah.Pelayanan tertingginya yang ideal bagi Msheekha pada korban pribadi yang nyata tidak menarik simpati rekan-rekannya sesama siswa dan mereka sangat mengkritik dia." C.F. Andrews menceritakan kisah hidup Sundar Singh di Sekolah Teologi Santo Yohanes:
"Satu hari, seorang murid, yang merupakan pemimpin utama memperlakukan dengan tak menyenangkan, melihat Sundar agak jauh di bawah sebatang pohon, duduk sendirian, dan mendekati sangat dekat kepadanya tanpa mengganggunya. Alangkah terkejutnya ia, ia menemukan Sundar mengucurkan air mata, menuangkan isi hatinya kepada Alaha dalam doa permohonan yang mendesak demi temannya ini yang sedang datang mendekat. Dia sedang berdoa agar sesuatu yang ia sendiri bisa perbuat salah bisa dimaafkan, dan kasih yang benar bisa dibangun diantara mereka. Siswa itu, ketika ia mendengar doa ini, begitu terenyuh dengan doa yang disampaikan Sundar bagi dirinya sendiri dan akhirnya ia meminta maaf, dan mereka menjadi teman dekat. Teman Page 18- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
setia Sundar ini di Sekolah Teologi masih hidup dan bekerja di Punjab. Pelayanannya dalam Gereja menghutangkan kedalamannya dan kuasa bagi perubahannya di Lahore."
Andrews menceritakan bagaimana ia mengunjungi Sundar Singh di Lahore. "Ia tampaknya bagi saya seperti burung hutan, memukul-mukulkan sayapnya dengan siasia untuk mematahkan jeruji kandang, bagi sukacita, membuka kebebasan di Kotgarh, dengan langit terbuka jelas di atas kepala dan bukit doa yang tenang, ada terbentang di belakang. Sayangnya, uskup sendiri, dan juga Sadhu, segera menemukan kesalahan yang aneh telah dibuat; dan perihal itu diperbaiki sebelum hal itu menjadi terlambat. Untuk suatu pertanyaan muncul apakah, jika ia ditahbiskan, ia akan bisa berkotbah bebas di hadapan kumpulan Kristen dan juga menerima sakramen bersama mereka. Uskup merasa pastilah itu jika ia ditahbiskan untuk bekerja pada keuskupannya sendiri, ini akan dengan keras membatasi pelayanannya bagi Persekutuan Anglikan.
Semacam berpikir sempit, tak melihat bagi keputusan dari uskup, yang ia kasihi, mendadak mengagetkan Sundar. Dia tak pernah berpikir semacam pembatasan seperti itu sebelumnya. Sekarang ia diperhadapkan dengan alternatif ini, ia segera menyadari pembatasan semacam itu tidak bisa mempertahankan dia menjadi Sadhu Kristen sebagaimana ia dipanggil. Ini juga muncul baginya tidak menjadi selaras dengan karakter universalitas ajaran Msheekha.
Maka pada akhirnya, setelah banyak bergumul dalam doa dan bersekutu dengan Alaha, ia memutuskan untuk tetap tak terkekang oleh ikatan gerejawi, dan ia menjalankan prinsip kebebasan rohaniah hingga akhir hayatnya. Selama waktu itu ketika ia tinggal dalam masa belajar di Sekolah Teologi di Lahore, orang-orang muda, Kristen dan nonKristen, biasanya datang kepadanya bagi pertolongan dan nasihat rohaniah; dan meskipun pada waktu itu ia sungguh segan dan tidak sungguh gembira mengenai pelajaran yang ia telah pilih, teladannya mempengaruhi diam-diam menjadikan kesan mendalam tersendiri." (C.F. Andrews, Sadhu Sundar Singh, pp.93-121). Sundar Singh menghabiskan waktu tidak kurang dari pada delapan bulan di sekolah tinggi teologi, keluar bulan Juli 1910. Dia Menghidupi Salib Pada 1934 M, Andrews menulis buku Sadhu Sundar Singh: Kenangan Pribadi. Dalam buku Andrews menggambarkan dengan jelas pertemuan pertamanya dengan Sundar Singh pada
Page 19- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
tahun 1907 dan gambaran dirinya hanya sebagai orang muda yang kami miliki.
"Satu hari kami bertemu Sadhu Sundar Singh. Dia masih cukup muda dalam usia dan juga tampilan yang muda. Awalnya ia agak malu-malu yang harus diatasi sebelum ia bisa bersama dengan kami. Sebab kami sungguh asing baginya dan ia hanya baru saja menjadi seorang Kristen. Selama masa transisi dari hidup lamanya kepada hal yang baru yang ia dapatkan dengan banyak kesulitan dan penolakan yang tak diharapkan. Oleh karena itu ia malu-malu dan sebagai teman-temannya. Kemudian seluruh jati dirinya tumbuh kembang dalam selaras dengan kematangannya dan ia merebut hati kami dengan kelemahlembutannya yang baik. Wajahnya kelihatan ceria seperti wajah kanak-kanak, meskipun tanda guratan penderitaan ada juga. Namun, pada pandangan pertama, bukanlah wajahnya pertama yang menarik perhatian saya kecuali matanya yang menakjubkan. Mata itu berbinar bercahaya, seperti bias berkas cahaya di air kolam yang gelap di hutan yang sinar cahaya matahari menerpa permukaan air. Sementara ada cahaya dan bayangan duka di dalam, tapi ada juga sinar sukacita dan damai sejahtera. Selama waktu kami tinggal bersama, ia tampak hampir sepenuhnya terserab ke dalam pikiran-pikirannya sendiri. Tapi tiba-tiba ada masuk kedalam matanya suatu kilatan cahaya kecerdasan ketika ia memandang dan mengatakan beberapa kata – kata bagi pertanyaan. Sikap disiplin diri batiniah sangatlah nyata, dan ketika ia meluncurkan suatu ucapan dampaknya semua mengenai sebab keheningan dia sebelumnya. Pada tahun-tahun berikutnya, martabat kehadirannya terkesan mendalam bagi saya; tapi itu pada kesempatan pertama. Saya tampaknya tak melihat apapun tapi mata itu menembus kedalam mataku dan menawarkan padaku pertemanan. Mata itu tampaknya bercerita padaku, tanpa ucapan-ucapan resmi, betapa besarnya harta karun jiwanya didapatkan dalam Msheekha, dan bagaimana ia menyadari pandangan pertama kali yang pendengaranku satu dengan miliknya sendiri dalam devosi kepada Tuhan yang sama ...
Ketika suatu kali ia ada di Delhi dengan Mr. Rudra, Sundar Singh biasanya menghabiskan bagian lebih besar waktu luangnya dengan siswa-siswa Kristen dalam asrma. Mereka duduk dengan dia berjam-jam hingga larut malam, dan mendadak muncul keinginan pergi ke Kotgarh dan tinggal bersama dia di sana, agar mereka bisa mendapatkan suatu semangat seperti dirinya. Dia melakukan apa yang orang berumur tua tua tak bisa lakukan; sebab ia adalah orang muda seperti diri mereka sendiri. Perubahan yang muncul dalam cara ini adalah keajaiban untuk disaksikan. Satu dari para siswa, pemain kriket dan atlit, yang ingin mendapatkan pekerjaan nagi pelayanan Pemerintah melalui karya Kristen. Lainnya bercita-cita masuk pelayanan Gereja untuk hidup mempersembahkan diri dan devosi. Pada saat seorang tukang sapu Seminari yang adalah 'orang yang tak diperhatikan' sakit, satu dari mereka yang datang Page 20- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
kebanyakan dari semua dibawah pengaruh Sadhu masuk ke tempat tinggal tukang sapu dan tinggal dengan dia dan mengurusi dia karena sakitnya. Hal semacam itu tidak pernah terjadi dalam sejarah Seminari sebelumnya.
Apa, ini menjadi tanda tanya, daya tarik apa yang membuat semacam itu terjadi perubahan menakjubkan? Tidak ada dan biasa saja, namun ini terjadi efek dari perilaku itu. Bukan mode hidup, setengah nyaman, setengah penyangkalan diri, yang bisa terjadinya mujizat. Tapi hidup Sundar Singh bisa bertahan terhadap ujian. Inilah keberanian dalam menyediakan dirinya sendiri. Dia memperhitungkan ongkos biaya. Salib tidak hanya untuk diwartakan, tetapi dihidupi dalam praktek nyata – dan itulah yang membuat berbeda." Saat Sundar Singh menjadi pengikut Gurujagat kasih lemah lembutnya secara ajaib tidak berkurang. Karakter luar biasa pertobatan dirinya sendiri menuntun dia langsung kepada Kerajaan batiniah jiwa di mana mujizat-mujizat terjadi setiap harinya, dan garis yang memisahkan bagian luar dari bagian dalam hampir tak terlihat.
Dia melangkah tahap demi tahap dalam pemuridannya, berusaha dengan rendah hati mengikuti Msheekha, ia melintasi kedalam suatu dunia pengalaman-pengalaman baru, yang mana cocok dalam tingkatan dengan dunia keajaiban dari imajinasi yang ia tinggal sebelumnya.2 Satu-satunya obyek penyembahannya adalah Yeshua d’Msheekha bar Alaha: Karakter adikodrati dari peristiwa – peristiwa yang tetap sama. Penganiayaan bagi Karyanya "Terberkatilah mereka yang dianiaya karena kebenaran, sebab merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Terberkatilah engkau apabila mereka mengutuki engkau, dan manakala mereka menganiaya engkau, dan mereka mengatakan segala perkataan yang jahat tentang engkau, sebab Aku. Bersukacitalah, dan bergembiralah sebaga upahmu besar di sorga. Sebab demikian juga mereka menganiaya nabi-nabi yang sebelum engkau." (Mattai 5:10-12)
Menurut satu buku Sundar Singh oleh A J Appasamy: "Setelah Sundar Singh kembali dari perjalanannya kedua ke Eropa tahun 1922 kontroversi besar merebak mempertanyakan kejujurannya. Gereja Roma Katolik tidak bisa memahami bagaimana orang memiliki kemampuan spiritual yang begitu tinggi bisa muncul di luar gereja mereka sendiri.3 Kaum Modernis tercengang-cengang oleh banyaknya peristiwa mujizat 2 3
Gereja Roma Katolik selalu dengan mengangkat dirinya sendiri (self-appointed) sebagai pemilik Tuhan, dan Tuhan wajib lapor kepada kepada Gereja Roma apa saja yang Dia akan lakukan. Bagi mereka orang-orang suci itu hanyalah terjadi dalam lingkup Roma saja. Pada hal santo-santa mereka hanyalah
Page 21- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
yang ia narasikan sebagaimana itu terjadi dalam hidupnya. Baik itu kaum Roma Katolik dan Modernis bergandengan tangan dan setiap peristiwa dari hidupnya diuji dengan perhatian notulis. Sundar Singh bukanlah seorang pakar sejarah. Dia tidak punya catatan hidup. Dia menggambarkan lagi dan lagi dari setiap ingatan banyak insiden dalam hidupnya sebagai ilustrasi dari keselamatan daya kuasa Alaha. Ini banyak versi dipelajari sangat kritis."4
Laporan-laporan buku yang sama bahwa Romo Hosten, SJ dari Gereja Roma Katolik, "menulis artikel-artikel berseri yang pedas dan culas dalam Majalah Bentara Katolik India menyebarkan fitnah bahwa Sundar Singh sebagai seorang penipu. Dr. Pfister, seorang pendeta Protestant di Switzerland, menulis dalam bahasa Jerman dengan buku berjudul Die Legende Sundar Singhs yang mana ia menjabarkan bahwa pengalamanpengalaman mujizat yang Sundar Singh klaim tidak lebih dari pada khayalan-khayalan subyektifnya sendiri."5 Ketika beberapa individu mengekpresikan keraguan mereka pada suatu peristiwa yang Sundar Singh tulis mengenai kejadian dalam pengalaman hidupnya, ia menulis: "Setiap orang punya idenya sendiri menurut kapasitasnya, maka biarlah itu menjadi sebagaimana ia berpikir hal itu begitu. Jika orang berpikir bahwa itu adalah benar dan
4
5
keputusan kanon manusia dalam aturan lembaga gerejawi saja, belum tentu santo-santa yang diangkat gereja adalah orang suci yang sesungguhnya. Hanya Alaha yang tahu. Karya Alaha tidak bisa dibatasi oleh Gereja, Dia bisa bekerja di luar Gereja sebab Gereja-gereja Mapan telah murtad dari Iman semula.
Sebenarnya orang-orang Modernis dan kaum Roma menganggap dirinya sendiri (self-considering) sebagai paling benar sendiri dan di luar dirinya sendiri tidak ada kebenaran. Sebab Tuhan tunduk dibawah Gereja dan akal budinya kaum modernis. Justru mereka inilah berhala-berhala modern yang harus disingkirkan.
Politik Gerejawi bukan suatu hal baru! Politik antar - gereja adalah sama seperti permainan Catur, Poker, dan /atau Main Pedang Anggar. Pemanfaatan tehnik-tehnik politik duniawi dan aneka permainan culas tidak asing bagi gereja-gereja sakramental bersejarah dan para pemimpinnya (contoh. Paus, Patriak, Metropolitan Mandiri atau Para Uskup Agung, Kardinal, dan Para Uskup).
Beberapa permainan culas ini termasuk tapi tidak dibatasi kepada: memanfaatkan setengah kebenaran, pernyataan-pernyataan kabur, intimidasi, dipersalahkan oleh serikat, menimbulkan rasa bersalah dengan cara sindirian, sepenuhnya dusta dan penipuan. Seperti dijelaskan oleh Fr.Augustin Cardinal Bea, S.J. kenangan terberkati, bekas Prefek bagi Konggregasi Kesatuan Kristiani, dibawah Paus Yohanes XXIII di Vatikan suatu kali menyatakan: “Jika seorang negarawan gereja pernah berbicara kebenaran, itu adalah kesilapan lidah atau suatu kecelakaan.” Yang terhormat, Kardinal Cardinal Bea, SJ., juga menginformasikan kepada kita dasar politik Ordo Jesuit: “Jarang menegaskan, Jangan sangkal, Selalu membedakan.” Seringkali ini menjadi validitas permainan-permainan, digunakan oleh para politisi gereja yang suka tak mengindahkan moralitas dan dimanfaatkan untuk menyindir atau menyangkali dengan menebarkan isu kebohongan yang disengaja melawan fakta-fakta benar terhadap gereja-gereja jurisdiksi kecil Suksesi Rasuli. (Sumber: http://www.easterncatholicchurch.org/proclamations.html)
Page 22- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
mempercayai hal itu, keselamatan kita tidak bergantung pada hal itu, dan jika mereka tidak mempercayai hal itu, tidak ada yang kehilangan, sebab keselamatan kita adalah berasal dari Alaha yang setiap waktu dan di mana saja ada bersama kita. Saya tidak seperti membenturkan kepala bersama seperti kambing jantan. Katakan saja apa yang anda suka. Hamba anda akan mendengar hal itu dengan diam dan akan terus berdoa bagi kesejahteraan anda...6
Orang tidak akan menerima ini ataupun itu. Dalam hal ini kritik lebih tinggi mencoba membuktikan bahwa Yakub, Abraham, Yunus dan pribadi-pribadi berbeda dari Alkitab adalah mahluk-mahluk fiktif. Seorang laki-laki terpelajar pergi begitu jauh untuk memanggil Msheekha juga merupakan suatu keberadaan khayal. Baiklah, saat orang siap untuk mengatakan semacam tak ditemukan dan perkara-perkara palsu tentang Maran, daya kuasa apa yang dipunyai orang sepele seperti saya? Saya beritahu anda apa saja yang saya telah lihat. Ini adalah kebanggaan bagi kami diantara para pengikut dari iman kami ada orang-orang semacam itu dan mereka yang mengasihi Alaha yang menolong kita dengan bergabung pelayanan kami melalui doa." Apakah Sundar Singh Mempraktekkan "Spiritualisme"?
Spiritualisme adalah gerakan okult (rahasia) yang tenar dari pertengahan tahun 1800an hingga 1920-an, pada dasarnya berada di negeri-negeri Barat. Gerakan membedakan fitur adalah keyakinan bahwa roh-roh orang mati bisa dikontak melalui okult atau semacam mantra perdukunan. Ini sudah jamak mereka mencari individu-individu yang mempraktekkan hal semacam ini sehingga mereka tertarik terhadap karya-karya Sadhu Sundar Singh atau Emanuel Swedenborg. Mereka seringkali berusaha membaca tulisantulisan para penulis ini atau menelikung tulisan-tulisan ini kedalam rancangan mereka sendiri. Sundar Singh membedakan visi – visi penglihatannya dari "Spiritualisme" ketika ia berkata:
"Orang boleh saja beranggapan bahwa visi – visi penglihatan ini adalah hanya bentuk spiritualisme, tapi saya menekankan bahwa ada satu hal yang sangat dasariah berbeda. Spiritualisme tidak berani memproduksi Pesan-pesan dan tanda – tanda dari roh-roh 6
Para kritikus modern selalu ingin membenarkan pendapatnya saja yang benar; apakah kita bebas menolak orang semacam ini. Tentu! Kita depak jauh orang-orang semacam ini dengan tidak membaca tulisan-tulisan (higher critics) mereka sebagai sama dengan penyembahan berhala modern. Tulisan para penulis modernis tak pantas kita, justru mereka adalah pengkhayal sejati lewat intelektual mereka duduk di depan computer menuangkan tulisan-tulisannya. Tapi saat pedang menempel di leher mereka langsung mereka murtad dengan filsafat pragmatismenya (yang menguntungkan). Para kritikus modernis umumnya adalah pengkhianat iman dan pengolok-olok Maran Y’shua dengan berpredikat sebagai sarjana Kristen ataupun ulama Kristen sendiri yang menyandang gelar sarjana teologi.
Page 23- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
yang keluar dari kegelapan, tapi mereka biasanya begitu tidak utuh dan tak dapat dipahami, sebenarnya merupakan penipuan, sehingga mereka menggiring para pengikut mereka menyimpang jauh dari, dari pada KEBENARAN. Dalam visi – visi penglihatan ini, sebaliknya, saya melihat dengan jelas dan sangat jelas setiap rincian kemuliaan dari dunia rohaniah, dan saya mengangkap pengalaman dari setiap persekutuan yang sangat nyata dengan para orang suci, di tengah-tengah terang yang tak dapat dibayangkan dan indahnya sekeliling dari dunia rohaniah yang bisa dilihat.
Ini adalah para malaikat dan orang-orang suci yang saya telah terima, tidak samar, pesan-pesan yang tak terpecah dan kepura-puraan dari yang tak terlihat, tapi jelas dan urasian yang rasional dari banyak masalah yang menerpaku."7 Apakah Sadhu Sundar Singh Mempromosikan Sinkretisme? Mulut-mulut orang bebal adalah kehancuran mereka, dan bibir mereka menjerat mereka sendiri. - Amsal 18:7
Baru-baru ini menarik perhatian saya terhadap rancangan Website yang dungu dikenal sebagai "datarat" mencantumkan pernyataan palsu pada situs mereka dalam referensi perihal Mar Sundar Singh. Pada dasarnya, situs itu mencoba untuk menjadi semacam kamus "teologis". Situs menyatakan bahwa Mar Sundar Singh adalah seorang "Petobat Mistik di India yang langsung mempromosikan bentuk Kekristenan sinkretisme didasarkan pada agama berhala Hinduisme."
Komentar-komentar tipikal aslinya ini berasal dari individu-individu yang bias menentang orang-orang India (atau orang yang bukan "orang Kulit Putih"), fundamentalis ekstrim (seperti Gereja Baptis Westboro anti-gay), supremasi kulit putih, dan mereka yang mempromosikan Weternisasi dari Gereja Alaha (the Church of God CoG). Tapi bagaimana jalan ceritanya sehingga Sadhu Sundar Singh disebut seorang "sinkretis"? Tidak ada dalam tulisan-tulisan Mar Sadhu Sundar Singh yang mengindikasikan ia mempromosikan suatu tipe inter-iman palsu atau mempersekutukan berbagai macam agama-agama dengan "Kekristenan." Sebenarnya, 7
Bagi mereka yang hidup hanya berdasarkan “intelektual” saja paling mudah melakukan kritik dan berkhayal, sebaliknya bagi mereka yang mengasihi Maran Y’shua sepenuh hati dan jiwa dan tenggelam dalam DOA akan merasakan sentuhan ilahiah dan membenarkan pengalaman-pengalaman mistis Sadhu Sundar Singh. Kita beragam bukan secara intelektual tapi dengan hati. Kasus beragama intelektualis ini dijelaskan dalam tulisan Mar Saddhu Sundar tentang seorang Filsuf Jerman yang masuk Neraka.
Page 24- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
Sundar Singh adalah seorang yang kokoh pendiriannya melawan semua bentuk Kekristenan Barat. Kelompok-kelompok Sinkretis seringkali mengabaikan Kitab Suci mengacu kepada keilahian Msheekha. Mereka umumnya tidak mau merujuk kepada Maran Yeshua sebagai sosok "Alaha." Seringkali mereka mengatakan bahwa "Y’shua adalah orang mulia saja." Dalam Islam, mereka biasa hanya merujuk Maran Y’shua sebagai "Nabi" saja sama seperti bida’ah Ebionitisme abad ke-2 M. Dan Saksi-saksi Jehovah menyatakan Y’shua hanyalah "Anak Alaha Adopsi bukan Tuhan dan Alaha, tetapi Ia mahluk ciptaan" seperti ajaran dari Presbiter Arius (324 M) dari Gereja Koptik Ortodoks – Mesir, dan begitu pula Yudaisme Rabbinik mengajarkan Y’shua adalah "Rabbi Pengajar Torah" saja. Mereka ini semua menolak seperti pengakuan Iman Shliakh Mar Thoma: Mari w’Alahi (Tuhanku dan Alahaku). Yokhanan 20:28. Tapi pada akhirnya kelak setelah terjadi kedashyatan mulia dengan restorasi semesta alam dalam kengerian teramat sangat semua jiwa-jiwa tercekam di hadapan-Nya segala lidah mengaku "Y’shua Msheekha adalah Maran, bagi kemuliaan Alaha, sang Bapa"! (Filipi 2:11). Di bumi ini manusia masih bisa berkilah dengan berbagai argumentasi, tetapi saat ia telah mati dan masuk dalam alam kematian di mana jiwa-jiwa dihadapkan hanya satu pilihan dan tidak ada pengaruh dari luar saat itu penghakiman langsung terjadi (Ibrani 9:27). Penghakiman menentukan nasibnya dalam tiga dimensi pilihan: Neraka Terdalam Tiada Dasar (Ibrani: Gehenna), Bumi (Am ha'aretz - )הארץ עםuntuk menjalani Gilgul Neshamoth (reinkarnasi) secara lingkaran spiral, dan Masuk Firdaus (Jagat Alam Roh). Sadhu Sundar Singh menyatakan: "Msheekha tidk hanya seorang besar yang mati dan telah pergi; Dia adalah inkarnasi dari Alaha, sang Juruselamat dunia." Kutipan – kutipan lainnya tentang Agama Msheekha "Agama dari Yeshua d’Msheekha satu-satunya agama yang adalah universal - sejagat."
"...Ini adalah tak mungkin bagi mereka yang tidak mengenal Alaha untuk datang kepadaNya kecuali melalui Msheekha. Dia adalah satu-satunya sang Juruselamat. Ini hanyalah Y’shua yang menyingkapkan sang Bapa." Mar Sadhu Sundar merujuk kepada agama sinkretis dikenal seperti Teosofi sebagai "Hinduisme Diinggriskan/Dibaratkan" dan bertentangan kepada filosofinya.
"Saya ditanyai, 'Apakah Kekristenan gagal di Eropa? Saya melihat beberapa hamba benar dari Msheekha di Eropa.' Msheekha tidaklah gagal, tapi orang gagal untuk memahami Dia. Mereka yang lapar dan haus kebenaran mengenali Dia. Dia menyingkapkan diri-Nya sendiri kepada orang-orang semacam ini – mereka yang menghabiskan waktu dalam DOA. Kita melihat wajah kita terkadang tidak dalam suatu cermin tapi dalam suatu sungai, tapi ketika ada riak gelombang di sungai kita tak bisa Page 25- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
melihat diri kita sendiri. Ketika hidup kita penuh dengan kesibukan dan terburu-buru kita gagal melihat diri kita sendiri, tapi dalam tempat sepi kita melihat diri kita sendiri dan kita akan sepenuhnya berubah – hidup baru. Kemudian kita tidak akan dipermalukan. Kita akan mengenali Dia melalui hidup bersama Dia – dan kita harus hidup dalam Dia melalui hidup Doa."
"Seorang professor besar di Amerika suatu kali menanyai saya, 'Mengapa kita perlu pergi kepada Bapa melalui Msheekha?' Saya menjawab, 'Apakah Yeshua berdusta ketika Ia berkata, "Tidak seorangpun datang kepada sang Bapa jika tidak melalui Aku?"'... 'Tapi,' kata dia, 'tidak ada perantara dalam Perumpamaan Anak yang Hilang'... Saya menjawab, 'Bukankah anda begitu cerdas dan mengapa tidak bisa memahami bahwa tidak perlu seorang perantara di situ. Anak hidup bersama sang bapa sebelum meninggalkan dia. Dia menikmati persekutuannya. Ia mengenal bapanya dan mengenali jalan pulang kepada dia. Tapi ini adalah tidak mungkin bagi mereka yang tidak mengenal Alaha untuk datang kepada Dia kecuali melalui Msheekha. Dia adalah sang Juruselamat satu-satunya. Hanya Yeshua yang menyingkapkan sang Bapa.'" "Jika kita percaya bahwa Msheekha hanyalah seorang manusia mulia kemudian kita tak punya pesan bagi dunia. Kita akan harus melompat kedalam neraka untuk menyembunyikan diri kita sendiri untuk setiap yang memalukan."
"Ada banyak orang di India dan seluruh dunia mau mendengar tentang sang Gurujagad. Orang-orang ini membutuhkan saksi-saksi bagi kebenaran tapi bukan budaya Barat.8 8
Kekeristenan yang datang ke Indonesia sebenarnya telah diformulasi dan dikonstruk menurut budaya Hellenisme-Latinisme (Weternisasi) melalui agen budaya Barat seperti Gereja Roma Katolik dan Gereja-gereja Reformasi Protestan. Injil pertama kali lahir dalam rahim budaya Ibrani dalam lingua franca Ibrani-Aramaik di Palestina. Awalnya bukan disebut Kristen dalam bahasa Yunani, tetapi Mazhab Nasrani karena merupakan cabang keagamaan Yudaisme yang dilandaskan dalam Yeshua haMashiakh orang Nasrani (Mattai 2:23).
Ini adalah Agama Israel Perjanjian Baru bagi kaum Yahudi sendiri (Mattai 15:24), tetapi setelah kaum mayoritas Yahudi menolak Y’shua Orang Nasrani (Aramaik: Eashoa d’Nasraya dan Ibrani: Yeshua haNotzri / Yeshua ha-Nasrani) maka Pesan-pesan Perjanjian Baru ini diperluas jangkauannya kepada segala bangsa di bumi ini (Mattai 27:25; 28:20; Kisah 1:8; 10:35). Dalam perkembangannya, seperti di Antiokia mereka yang berbahasa Yunani menyebut diri sebagai "Orang-orang Kristen" (Kisah 11;26), tetapi yang berbahasa Aramaik menyebut diri sebagai "Mshikhayee" atau "Mshikhanim" (pengikut Msheekha). Mulai sejak zaman Para Rasul masih hidup telah terjadi pergeseran budaya dan kekuasaan seperti yang dilakukan Diotrefes di Efesus (3 Yokhanan 1:9-11), dan puncaknya pada tahun 318 M., oleh Uskup Sylvester I, dari Gereja Roma mengatakan: "Pesan-pesan Injil dinukilkan dalam budaya Barat (Yunani-Latin) dan menurut pola kekaisaran Romawi"! Pesan-pesan Injil dalam akar budaya Ibrani-Aramaik (Semitik) ditelanjangi dan dipakaikan dengan budaya Hellenisme – Latinisme dan segala pemahaman teologis dan karakter serta budaya dikonstruksi dalam pola kebudayaan Hellenisme dan Latinisme. Pada akhirnya Kekristenan yang dibungkus dengan budaya dan pola serta karakter Westernisasi inilah yang datang ke Indonesia. Ini mnejadi penjajahan budaya yang secara halus tidak disadari orang-orang percaya Y’shua di Indonesia. Kita di Indonesia telah mendapatkan Kekeristenan tangan kedua yang telah didistorsi selama berabad-abad dalam
Page 26- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
Orang-orang India sungguh membutuhkan Air Hidup, tapi mereka tak menginginkan bejana-bejana orang Eropa! Gurujagad Y’shua memilih para nelayan sederhana sebagai para pengikut-Nya sebab ia punya pesan sederhana, bukan filsafat. Dunia sudah cukup punya pengajaran dan filsafat." "Saya tidak kaget bahwa banyak orang di Barat tidak memahami apa itu sesungguhnya Kekeristenan."
"Meskipun Amerika adalah bangsa "Kristen" dan ada banyak orang-orang Kristen yang tulus hatinya di Amerika, mayoritas orang tidak punya iman. Di sana, di mana begitu mudah memeluk agama, di mana agama ditawarkan di setiap sudut jalan dan tidak ada orang yang menganiaya karena keyakinan mereka, hidup harus damai. Sebaliknya, ada kegilaan yang berpacu dan kesibukan mengejar uang dan kenyamanan dan kenikmatan. Di India, banyak para pengikut Msheekha menderita kepahitan akibat aniaya tapi terus menemukan kebahagiaan dalam iman baru mereka. Sebab begitu mudah punya iman di Amerika, orang tidak menghargai apa itu kenyamanan dalam iman."
"Saya tidak mengutuk para ahli teologi lintas - batas, tapi sayangnya penonjolan pemikiran Barat meragukan dan menyangkal segala sesuatu. Saya protes tendensi ini. Saya pernah menasihati seseorang yang ingin berkonsultasi kepada pakar-pakar teologi, sebab semua mereka ini juga seringkali mereka seutuhnya kehilangan pengertian kenyataan rohaniah. Mereka bisa menjelaskan kata-kata bahasa Yunani dengan fasih dan cekatan dan semua yang terkait, tetapi mereka terlalu banyak menghabiskan waktu diantara tumpukan buku-buku mereka dan tidak ada cukup waktu dengan sang Gurujagad Y’shua dalam doa. Ini bukan berarti saya menentang dengan adanya semua pendidikan, tapi pendidikan tanpa hidup pastilah berbahaya. Anda harus berhenti memeriksa kebenaran-kebenaran rohaniah seperti tulang-tulang kering! Anda harus memecahkan terbuka tulang-tulang dan mengambil sari pati memberi hidup sumsum tulang." "Saya adalah orang India yang diilhami oleh Yeshua d’Msheekha; sebab aku sungguh menegakkan dalam Iman-Nya, saya bisa berbicara tanpa kesukaran, menyakinkan anda bahwa saya tidak sedang melakukan lainnya kecuali mengekspresikan Kehendak Alaha. Pengetahuan ibadat benar, yang akan dipersembahkan sebagai contoh kepada seluruh dunia, akan dimaterialiasikan melalui kesatuan usaha dari mereka yang adalah terpilih dan murni. Orang yang sederhana dan adil dalam hati mereka, diisi dengan kasih Alaha, akan menjadi mempercepat kerohanian jika mereka akan mempunyai hidup rohaniah yang intens, sedikit sekali keterikatan dengan perkara harta bendawi." sejarah budaya Westernisasi dan Hellenisme. Kita mutlak mendepak supremasi budaya Barat karena kita sendiri punya jati diri sebagai etnis dan suku-suku di Indonesia punya kepribadian dan budaya sendiri. Injil harus dalam bentuk tangan pertama dari Ibrani-Aramaik sebagaimana Para Rasul wartakan ke seluruh dunia. Itulah cita-cita Mar Sadhu Sundar Singh di mana Kekeristenan dipahami dalam konteks budaya India – Ibrani – Aramaik.
Page 27- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
"Dalam Msheekha saya temukan apa yang Hinduisme dan Buddhisme tak bisa berikan kepadaku, damai dan sukacita dalam dunia ini. Orang tidak percaya, sebab mereka adalah orang-orang asing bagi pengalaman."
"Msheekha menjadi Manusia dan Keilahian-Nya adalah tersembunyi dalam Kemanusiaan-Nya. Orang melihat Dia keletihan – lapar dan haus, dan mereka berkata: 'Jika Dia adalah Alaha, mengapa Ia keletihan, lapar dan haus, dan mengapa Ia berdoa kepada Alaha?' Mereka melihat hanya sisi manusiawi-Nya saja, dan tidak bisa percaya bahwa Dia adalah sungguh Ilahi. Tapi bagi mereka yang mengikuti Dia dan hidup bersama Dia mengenal bahwa Dia adalah lebih dari pada manusia dan Dia adalah Alaha." "Terang paling gemilang datang dari Msheekha dan penuh kepuasan hanya ditemukan dalam Msheekha."
"Hinduisme dan Buddhisme telah menggali kana-kanal, tapi mereka tak punya air mengalir untuk mengisinya." "D’Msheekha sendiri adalah Alaha dalam bentuk kemanusiaan dan ini hanya dalam Iman Yeshua d’ msheekha dan praktek dari Jalan Hidup-Nya bisa membawa jiwa kepada keselamatan."
"Orang tak bisa menemukan hidup dalam halaman-halaman buku saja; orang harus datang kepada Yeshua d’Msheekha agar belajar apa yang Ia butuhkan – orang harus mau menyerahkan hidup materialistisnya dan kecenderungan intelektualnya dan duduk bersimpuh di depan kaki sang Gurujagad Y’shua siang dan malam. Ini adalah agama yang saya bicarakan dan tidak ada agama lain mengajarkan hal ini" Apakah Sundar Singh seorang Murid dari Swedenborg? Sejumlah orang mengklaim bahwa Sadhu Sundar Singh adalah seorang murid dari Emmanuel Swedenborg. Seorang murid adalah orang yang mengikuti ajaran-ajaran dari orang lain Sundar Singh selalu berkata, "Aku bukan murid siapapun, kecuali murid dari Msheekha!" Mar Sadhu Sundar adalah sangat jelas dalam tulisan-tulisannya sebagaimana kepada siapa ia mengabdi dan sembah bakti. Ia bukan milik satu denominasi manapun dan tak punya gelar gerejawi selama mas hidupnya di bumi.
Dia sebenarnya menulis mengenai Swedenborg dan refrensi du dari buku-bukunya. Dia berbicara fakta bahwa ia mengenal dia kebanyakan dari dunia rohaniah. Dia juga menyatakan bahwa ia telah membaca dua buku-bukunya dan bahwa Swedenborg, dalam dunia rohaniah, adalah benar banyak hal terhadap apa yang ia dahulu ajarkan. Orang harus berpikir bahwa apa yang dituliskan mengenai Swedenborg oleh mereka Page 28- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
yang adalah para pendukung dari "Gereja Baru " tidak selalu akurat, menurut Wahyu. Yang disebut "Gereja Baru "adalah denominasi yang ditemukan "mengangkat ajaranajaran dari Swedenborg", sejak Swedenborg tidak pernah ditemukan semacam organisasi tersebut. Terjemahan-terjemahan dari karya-karya tulisnya, menurut Sundar Singh, tidak selalu setiap terhadap tulisan-tulisan asli. Dalam hal ini Sadhu Sundar Singh menulis: "Swedenborg adalah orang besar, filsuf, pakar sains dan, di atas semua, pelihat dari visi-vis yang jelas. Saya seringkali berbicara dengan dia dalam visi-visi saya. Dia menempati tempat tinggi dalam dunia rohaniah. Dia adalah orang mulia, tapi sederhana dan selalu siap melayani. Saya, juga melihat perkara-perkara menakjubkan dalam dunia rohaniah, tapi saya tidak mendeskripsikannya dengan akurat seperi kemampuan yang dipunyai Swedenborg. Ia adalah orang yang berbakat tinggi dan jiwa yang terlatih. Telah membaca bukubukunya dan mendapatkan kontak pribadi dengan dia dalam dunia rohaniah, saya bisa sepenuhnya merekomendasikan dia sebagai orang besar."9 Mar Sundar menulis: "Saya begitu gembira melihat bahwa banyak perkara yang saya telah lihat dalam dunia rohaniah dan lapisan-lapisan langit persis sama seperti Swedenborg gambarkan dan tuliskan dalam karya-karyanya. Tapi ada juga perkara lain yang saya belum lihat dan yang mana saya temukan penggambarannya hanya dalam buku-bukunya saja. Ini barangkali ia diberkati dengan karunia-karunia khusus dan 9
Bertindih tepat apa yang dalami oleh Uskup Agung Metroplitan Mar John Sebastian Marlow Ward (1920) dan Suster Ds. Mthr Seraph dalam dunia rohaniah berkontak dengan orang-orang kudus, para malaikat, dan Maran sendiri. Ini adalah pengalaman mistis yang biasa dialami para nabi Israel dan Para Rasul. Tetapi pada Gereja-gereja Rasuli yang mapan yang sudah dipenuhi dengan timbunan sampah teologi formulasi manusia, tradisi dan kanon-kanon buatan manusia, pengalaman rohaniah ini tidak mereka alami lagi. Mereka hanya bisa menganalisa, mengkritisi, mengolok-olok, dan menyatakan sesat dan mereka saja yang benar pada hal mengalami satu kali saja dalam hidup tidak pernah.
Sekalipun ia seorang Patriak atau Uskup Agung atau Kardinal, dalam otak mereka hanya sampah tafsir saja yang ada. Karena gereja mereka pimpin banyak anggota dan berkuasa maka dengan mudahnya mereka menyatakan sesat suatu pengalaman rohaniah karena tidak terjadi dalam jurisdiksinya, tapi jika terjadi dalam jurisdiksi gerejawinya langsung ketuk palu kanonisasi sebagai yang sah tanpa pertimbangan matang seperti halnya dongeng anak kecil, “Paus Pius IX bertemua Miriam di gua Lourdes yang mengatakan bahwa pribadi Paus Pius tidak bisa salah dalam menyatakan suatu ajaran dan moral gereja.” Ini adalah dongeng sejati tapi diyakini kebohongan ini sebagai kebenaran sebab mereka telah mendogmakannya, artinya telah menjadi fakta historis pada hal cerita itu hanya isapan jempol.
Mar Sadhu Sundar Singh tidak didukung Gereja-gereja Ortodoks Timur, gereja Roma Katolik, Anglikan, dan Gereja-gereja Oriental lainnya karena dia tidak mendukung satupun dari gereja-gereja ini sehingga gereja-gereja ini tidak mendapatkan nama baik di mata dunia. Oleh karena itu, Sadhu Sundar Singh dinyatakan sebagai bidat. Tapi kita pun sebaliknya bersikap tidak perduli kepada Gereja-gereja besar ini sebab Kebenaran adalah Kebenaran. Kita tidak butuh Gereja-gereja Besar dan mapan ini, kita membutuhkan tokoh-tokoh seperti Sadhu Sundar Singh untuk memberikan Pesan-pesan-Nya bagi umat sebab Gereja-gereja sudah menjadi “sarang penyamun” di mata Maran. (Lukas 19:46).
Page 29- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
dilantik oleh Maran bagi karya khusus, sehingga ia diijinkan melihat jauh dan luas kedalam lingkup tak terhitung dan langit-langit dan kemudian menggambarkannya sangat banyak sekali berbagai hal, yang saya belum mampu, atau belum diijinkan untuk melihat. Saya berpikir saya belum layak untuk itu, atau belum mencapai tataran itu di mana Maran bisa mengijinkanku untuk melihat lebih jauh perkara-perkara tersebut yang kebanyakan tetua saudara kita yang terhormat dalam Maran, Swedenborg, melihat...Ya, say melihat yang terhormat Swedenborg dalam visi-visi penglihatanku beberapa kali. Dia adalah pribadui yang sangat mengasihi dan mendapatkan posisi sangat tinggi di Sorga dan selalu bersukacita dengan sibuknya menolong orang lain tapi ia tidak dipanggil dengan nama bumiahnya di sana. Ini sangat berbeda tapi hanya menurut kenyataan dirinya sendiri, yang saya tidak bisa tuliskan."10 Mar Sundar juga menulis:
"Saya telah berbicara dengan yang terhormat Swedenborg dan beberapa orang kudus lainnya dan para malaikat tentang neraka – neraka, meskipun saya tak mampu menjelaskan secara tepat semua yang mereka beritahukan kepadaku. Tapi ini agaknya seperti ini: tidak ada roh bisa ada selamanya, jika berpisah dari Alaha oleh karena dosa atau hal yang jahat. Hal itu berhenti untuk ada atau kembali kepada Alaha yang adalah Sumber Hidup. Tidak ada roh yang akan pernah berhenti untuk ada; oleh karena itu setiap roh pada akhirnya harus kembali kepada Alaha, meskipun roh itu mengalami pertobatan setelah berabad-abad alamanya ... "11 Ini bukti yang jelas bahwa Mar Sundar bukan murid dari Swedenborg, dan bukan juga anggota dari yang disebut "Gereja Baru." Mereka yang mengklaim sebaliknya adalah tipikal yang menemukan diantara berbagai macam yang tan membuat mereka merasa nyaman dengan pokok ulasan "Hidup setelah Mati." Ini adalah sangat tak menguntungkan bagi mereka sebab Msheekha sendiri telah mengucapkan banyak kali mengenai Sadhu Sundar Singh. 10
11
Banyak orang berpikir bahwa bahasa di sorga adalah bahasa Ibrani atau bahasa manusia lainnya. Di sorga kita tidak lagi menggunakan kemampuan bahasa seperti di bumi semuanya mutlak berbeda. Wujud komunikasipun berbeda tetapi semuanya saling memahami sangat baik dan sempurna. Kehidupan kita berbeda dengan bentuk bumi dan di sana tidak ada seperti di bumi.
Semua pakar Mistikisme (suara kenabian) akan mengatakan hal yang sama bahwa “semua jiwa atau mahluk ciptaan Alaha, pada akhirnya akan bertobat semua meskipun waktu memerlukan waktu selama berabad-abad ataupun ribuan tahun. Pada satu titik nanti ada pemulihan bagi semuanya. Sebab Alaha itu kasih adanya. Secara takdir sudah ditetapkan sejak semula penciptaan itu kudus dan tak bercacat cela. Untuk mencapai ini dibutuhkan perjuangan yang panjang sekali (Efesus 1:4). Inilah yang disebut Gilgul Neshamoth (Reinkarnasi) bentuk SPIRAL (ada awal dan ada titik akhir menuju keabadian yang tiada akhir). Model Reinkarnasi Nasrani tidak berbentuk “Siklus Roda” yang tidak ada awal dan akhir seperti dalam agama Hindu-Bunddha. Semua mahluk ciptaan akan berjalan dalam Satu Jalan, Satu Kebenaran, Satu Hidup dalam Y’shua menuju kepada sang Bapa.(Yokhanan 14:6).
Page 30- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
Mengetahui versus Mengenal Msheekha "Ada perbedaan besar antara mengetahui tentang Yeshua dan mengenal Dia... Tidak ada perbedaan antara orang-orang Kristen nominal (sekedar nama saja) dan non-Kristen. Ketika kita mengenal Dia segalanya menjadi berbeda dan kita hidup dalam dunia baru – atmosfir (suasana batiniah) baru. Sorga mulai di bumi bagi kita. Mereka yang mengenal Dia bahwa Yeshua adalah segalanya bagi mereka. Mereka bisa bersaksi sebab mereka sudah hidup bersama Dia …
Jika kita hanya mengetahui Yeshua sebagai orang baik, teladan agung, ini tak menolong kita. Mereka yang mengenal Dia mengetahui Siapa Dia adalah. Jika kita tinggal dalam Dia Dia akan menyingkapkan Diri-Nya sendiri kepada kita dan kita akan mengusung kesaksian – tidak untuk satu hari atau hanya semalam saja..." "Ketika saya dahulu mengetahui Yeshua d’Msheekah saya biasanya dahulu membenci Dia sebab saya tidak memahami Dia; tapi sejak saya mengenal Dia saya mengusung kesaksian dan saya tidak malu menderita.
Seorang temanku yang disiksa dan dibantai hingga tewas sebab ia bersaksi tentang Meshikha dengan menjelaskan kepada penganiayanya, 'Ketika seorang wanita Hindu mau membakar dirinya sendiri bersama dengan jasad suaminya yang mati, haruskah saya malu ketika Dia hidup?... Saya ingin memperlihatkan padamu hatiku – Aku memiliki semacam damai sejahtera (shalom) dalam hatiku. Say hanya bisa memberikan kesaksianku.' "... "Orang-orang salahpaham tentang Dia ketika mereka tak mengenal Dia, tapi mereka yang mengenal Dia mereka mengasihi Dia. Ketika saya tahu tentang Dia saya biasanya membenci Dia. Sekarang aku memiliki sorga di bumi. Sorga ada dalam hatiku..."
"Meshikha tidak hanya orang besar yang mati dan lenyap; Dia adalah titisan dari Alaha, sang Juruselamat dunia. Kita harus tinggal dalam Dia – maka kita akan memiliki pesan bagi dunia dan kita akan melihat Dia lagi dalam kemuliaan. Kita akan dimahkotai dalam dunia ini. Ini semacam sukacita untuk tinggal bagi Dia dan memberikan orang-orang lain bagiNya. " "Saya mau bunuh diri. Hinduisme tidak memberikan pertolongan rohaniah. Doa adalah perkara paling pokok. Tanpa doa kita tak bisa memahami Yeshua. Kita sedang hidup dalam neraka. Banyak orang mengetahui tentang Dia tapi mereka tidak tinggal dalam Dia." Agama-agama Dunia Hinduisme, Buddhisme, Islam, Yudaisme, Kekristenan Palsu "saya ceritakan padamu kebenaran, tidak ada satu orangpun bisa masuk kerajaan Alaha jika tidak ia dilahirkan dari air dan sang Roh. Daging memberikan kelahiran daging, tapi sang Roh memberikan Page 31- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
kelahiran roh. Kamu jangan kaget pada perkataan-Ku, 'Kamu harus dilahirkan kembali.' Angin berhembus kemanapun angin sukai. Kamu mendengar suaranya, tapi tidak bisa menceritakan dari mana angin itu datang atau ke mana angin itu pergi. Begitulah adanya dengan setiap orang dilahirkan dari sang Roh." (Yokhanan 3:5-8) "Agama Yeshua Msheekha adalah satu-satunya agama yang adalah sejagat raya."
Hinduisme: Sadhu ditanyai perihal pikiran-pikirannya tentang Hinduisme. Dia merujuk bahwa Arjuna lebih welas asih dari pada Sri Krishna. "Sri Krishna memerintahkan Arjuna untuk membunuh, tapi Msheekha menyembuhkan telinga Malkhus" (Lukas 22:51; Yokhanan 18:10). "Dengan rasa hormat terhadap doktrin Karma, ini adalah benar bahwa manusia menerima dampak dari perbuatan-perbuatannya; tapi perbedaan antara pengajaran Msheekha dan ajaran Hindu yakni -- bahwa Orang percaya sejati melaksanakan perbuatan-perbuatan sebab ia memiliki iman dalam keselamatan yang ia telah dijanjikan dan seorang Hindu agar diselamatkan."
Dengan rasa hormat terhadap Perpindahan (transmigrasi)12 ia berkata, "Hindu mengajarkan bahwa roh Alaha dan roh manusia keduanya ada bersamaan dari kekekalan. Tapi karena dalam begitu banyak lingkaran kelahiran saya tak bisa dimampukan mencapai moksha, apa kepastian atau jaminan bahwa saya bisa mampu merengkuh masa depan? Saya tidak mengingat sesuatu sama sekali keberadaanku sebelumnya, lalu apa untungnya bagiku jika aku sekarang menuai upah dan hukuman dari perbuatan dalam keberadaan itu? Jika Perpindahan (jiwa) menjadi benar kita dipaksa percaya bahwa dosa adalah sang pencipta jagat raya!"
Dia berbicara tentang yoga Hindu. Ketika ia kecil ayahnya memiliki Sastri dan Sannyasi di rumah, dahulu mengajarkan anak laki-laki kitab suci dan kemudian latihan yoga. "Perkara aneh yakni, " kata Sadhu, "bahwa manusia menurut ajaran yoga tidak melihat Alaha tapi pada ujung hidungnya. Lagi pula, pikiran-pikiran adalah pokok perenungan seorang yogi sebelum memasuki keadaan tak sadarkan diri, menghadirkan diri mereka sendiri dalam perihal bersemangat sekali selama tak sadarkan diri. Maka kita bisa memahami ketidakcocokan ajaran diantara kaum yogis. Satu orang berkata, 'Tidak ada 12
Transmigrasi jiwa itu berbeda dengan Reinkarnasi: Transmigrasi adalah perpindahan jiwa-jiwa ke bumi dan semua jiwa yang pindah ke bumi masih ingat kenangan masa lalunya, sebaliknya Reinkarnasi (Gigul Neshamoth) jiwa-jiwa pada umumnya tidak ingat masa lalunya saat di bumi, tapi saat di alam roh (Sheol) ia ingat semua apa yang di bumi (Lukas 16:28).
Page 32- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
Alaha,' lainnya berkata, 'Hanya ada satu Alaha,' lainnya lagi, 'Ada banyak Ilah-ilah,' lainnya lagi berkata, 'Semua adalah Alaha.'" "...Tidaklah mungkin bagi mereka yang tak mengenal Alaha untuk datang kepada-Nya kecuali MELALUI Msheekha. Dia adalah satu-satunya sang Juruselamat. Ini adalah hanya Yeshua yang menyingkapkan sang Bapa. Gyana/Jnana Marga13 dari kaum Hindu hanyalah untuk segelintir orang; tapi jika itu adalah benar maka itu adalah harus bagi semua orang."
Dia ditanyai, "Apakah engkau pernah mengemis makanan di suatu tempat?" Dia menjawab, "Para Sadhu Hindu melakukan hal itu, tapi saya tidak pernag berbuat hal demikian. Ketika Bapa Sorgawiku melihat bahwa aku membutuhkan makanan, Dia mengatur bagaimana caranya makanan ada padaku." Buddhisme
Mengenai Buddha, ia berkata bahwa ia menghormatinya bagi kemampuan akal budinya dan kemurnian hidupnya; tapi dalam pendapat Sadhu ia kurang dalam kerendahan hati dan untuk alasan itu tidak meraih pengetahuan Alaha. Telahkah ia sungguh merindukan Alaha, ia seharusnya pergi ke Sannyasi14 yang ia pertama telah ketemu. Sebab hanya melalui kerendahan hatilah kita bisa mengenal Alaha.
"Seorang Buddhis berkata kepadaku, 'Pelenyapan hasrat adalah keselamatan'...'Tidak,' kataku, 'pelenyapan hasrat jahat – Aku setuju denganmu dititik itu. Tapi itu tak mungkin tak punya hasrat/keinginan. Keinginan untuk membunuh keinginan/hasrat dan hasrat untuk membunuh hasrat itu juga keinginan atau hasrat. Hasrat diberikan kepada kita agar hasrat itu memuaskan kita. Ada air diberikan untuk memuaskan rasa dahagaku 13
14
Gyana/Jnana Marga Hinduisme: Metode pendekatan Hindu bagi keselamatan melalui jalan pengetahuan yang dikembangkan dalam Upanishad dan sistem filsafat (seperti Sankhya, Vedanta, Yoga) dan melibatkan mental dan pertarakan disiplin diri sendiri seringkali dalam paguyuban dari seorang guru — bandingkan karma-marga. Asal usul kata dari bahasa Sanskerta; “jñānamārga,” fr. jñāna + mārga jalan, jalan kecil. Kata “Marga” sejajar dengan “Halakha” dalam bahasa Ibrani, yakni Syariatsyariat Torah atau juga Nasrani, atau Limudah/Didake. Jñāna or gñāna (/dʒəˈnɑːnə/, Sanskrit; Pali: ñāṇa) adalah kata Sanskrit yang berarti pengetahuan (Yunani, “gnosis”). Ide jnana berpusatkan sekitar peristiwa kognitif (akal budi) yang diakui saat mengalami. Ini adalah pengetahuan tak terpisahkan dari pengalaman keseluruhan realitas, atau keberadaan adikodrati dalam Mahesha-dhama (dan /atau dunia kebendaaan) seperti Siva-Sakti.
Sannyasa (Devanagari: , saṁnyāsa) adalah tahap hidup dari orang yang meninggalkan keduniawian dalam Hindu dengan masuk bergabung dalam āśramas. Ini dipandang paling tinggi dan akhir tahap sistem asram dan secara tradisional dihuni oleh lebih dari 50 pria atau wanita atau oleh rahib muda yang mau meninggalkan kehidupan duniawi. Orang dalam tahap hidup ini mengembangkan vairāgya, atau keadaan tanpa keinginan dan melepaskan kemelekatan keinginan daging dari hidup ketergantungan bendawi, menyangkali pikiran-pikiran duniawi dan hasrat agar bisa menghabiskan hidup mereka dalam perenungan rohaniah. Seorang anggota dari tarekat sannyasa (biara) dikenal sebagai sannyasin (pria) atau sannyasini (wanita).
Page 33- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
dan saya dipuaskan melalui doa'...Saya mulai hidup dalam sorga sekarang dalam Yeshua Meshikha. Melalui doa aku mengenal Dia dan ini adalah kewajiban mereka yang mengenal Dia untuk mengusung kesaksian." Islam "Seorang pengkotbah pengikut Muhammad pergi berdakwah di Skandinavia. Di sana orang menanyai dia apa yang mereka harus lakukan setelah mereka menjadi Muslim. Diantara lima kewajiban yang dipersyaratkan, ia menyebutkan bulan puasa saat itu mereka harus berpuasa dari subuh hingga matahari tenggelam tapi berpesta pora selama malam hari. Mereka tertawa dan berkata kepadanya bahwa Muhammadisme jelas tidak dimaksudkan untuk bagian dunia itu di mana satu waktu dari tahun tidak ada malam hari!" Yudaisme Seorang Rabbi yang sedang memandang Kotel (Tembok Barat) di Yerusalem sungguh sangat jengkel saat Sadhu menceritakan kepadanya bahwa ia harus berdukacita sebab kekerasaan batu hatinya sendiri dan jangan pada batu tembok Bait Suci. Katolikisme Roma
Seorang teman mengatur pertemuan bagi dirinya untuk mewawancarai Paus Gereja Roma Katolik, tapi ketika ia menemukan bahwa banyak formalitas yang harus dilaksanakan, ia membatalkan keinginannya. Sebab ia meyakini tak ada satupun baik itu Paus Tidak Bisa Salah (infallible) maupun Roma.15
Penyalahgunaan patung-patung, Gambar-gambar, dan perlengkapan keagamaan lainnya, "Mereka yang menyalahgunakan gambar-gambar kerohanian akan dipermalukan pada akhirnya. Saya tidak meyakini Salib saja bisa menolong tapi menggunakannya sebagai alat kemajuan rohaniah." Teosofi Dia ditanyai tentang Teosofi. Dia menyebutnya 'Hinduisme yang di-Westernisasikan'. Di Amerika ia menemukan banyak orang yang bertobat dengan menyesal sekali setelah mereka pernah menerimanya16. 15 16
Ini aneh ada manusia di bumi Tak Bisa Salah (Infallible). Shliakh Mar Simon Keipha (Petrus) saja bisa salah (Galatia 2:11); apakah Paus lebih hebat dari Rasul Petrus? Lihat, http://www.apakabardunia.com/2012/11/teosofi-freemason-dan-perannya.html
Page 34- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
Rasionalisme, Skeptikisme dan Filsafat Pengalaman harus mendahului rasio. Pada salju-salju Himalaya ia memperlihatkan rekan seperjalanan mata air panas. Orang itu mulai membantah dan berpikir dengan akalnya hal itu tidak mungkin, ketika Mar Sadhu Sundar Singh mengajak dia untuk memasukkan tangannya ke dalam air. Setelah melakukan dengan mencoba sendiri air itu memang panas seperti yang Sadhu katakan, lalu orang itu mulai menjabarkan berbagai macam alasan mengapa air itu panas. Tanyailah apa yang ia pikir tentang Kritikisme Tinggi (Higher Criticism) dan Modernisme, ia menjawab bahwa itu semua adalah "influenza rohaniah" – itu akan berlalu, tetapi tidak sebelum membunuh orang banyak yang baik.
Mar Sadhu Sundar Singh mengucap syukur kepada Alaha dia dimampukan pergi ke Barat. Sebelum dia pergi, dia berpikir bahwa pastilah ada sesuatu dalam teori – teori Modernis, sebaliknya begitu banyak orang tidak menuliskan buku-buku. Di samping itu, Kekristenan telah ada menjadi kekuatan selama berabad-abad di Barat. Tetapi ketika dia mendapati betapa sibuknya para sarjana ini dan betapa banyaknya pengetahuan mereka adalah barang bekas (second-hand) dan bukan buah dari pengalaman mereka bersama dengan Msheekha, dia menyatakan bahwa semua spekulasi-spekulasi mereka tidak menggerakkan dia satu inci pun dari imannya.
"Bukan melalui pendidikan atau filsafat kita mengenal Alaha. Ketika saya berada di Australia, saya ditanyai, 'Apakah yang anda pikirkan tentang peradaban kami?' – Saya berkata, 'Apakah anda bertanya tentang pendidikan anda atau perilaku masyarakat? Dalam hal itu saya berkata, anda dilatih binatang-binatang, berlatihlah melakukan hal yang pasti dalam satu cara.' "Hai manusia, kenalilah dirimu sendiri – dan dia yang mengenal Alaha mengenal dirinya sendiri. Dia itulah sesungguhnya manusia yang beradab dalam gambar Alaha yang Dia telah ciptakan ... "
"Mencoba untuk memahami kebenaran rohaniah melalui intelektual berarti menambah ego diri sendiri. Manusia mencari Alaha dan menemukan Dia tak dapat dikenal... Tetapi: Dia dikenal melalui hati (batiniah), bukan melalui filsafat (atau ilmu teologia). Jalan satu-satunya bagi kita untuk memahami Alaha yang tak terbatas dengan menjadi tak terbatas dan itu adalah tak mungkin. Dia harus menjadi terbatas dan Dia itu adalah dalam Y’shua Msheekha." "Bagaimana kita berhubungan dengan orang – orang yang nyatanya acuh – tak – acuh terhadap agama?" Beliau menjawab, "Alaha sendiri tidak bisa berbuat apa-apa dengan orang yang seperti itu, lalu apa yang anda bisa perbuat ataupun saya? Penganut Agama Hindu Ortodoks dan yang taat dan kaum pengikut Muhammad (Muslim) lebih baik dari pada kebanyakan pengikut Keristen Liberal Reformis. Page 35- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
Orang–orang Kristen adalah batu–batu dalam komunitas mereka sendiri dan jika mereka ini masuk bertobat kedalam Gereja Kristen maka mereka akan menjadi batu– batu mati juga di situ. Jauh lebih baik orang itu lebih bersungguh-sungguh hati menjalankan ibadat agamanya sendiri ketimbang menjadi orang Kristen." Peringatan kepada kaum Kristen Sorang pria suatu kali sedang melakukan perjalanan. Dia membawa sejumlah gandum. Setelah melakukan perjalanan beberapa hari dia membuka karung – karungnya dan menemukan sejumlah semut-semut dalam kantong gandum itu. Dia duduk dan merenungkan betapa malangnya nasib mereka. Diliputi rasa kasihan terhadap mahlukmahluk kecil yang tersesat itu, dia menelusuri ulang jejak-jejak kakinya dan mengembalikan mahluk-mahluk itu dengan aman ke tempat tinggal mereka semula. Ini luar biasa mengesankan bagaimana kita manusia bisa menunjukkan begitu simpatinya kita terhadap mahluk-mahluk sekecil itu. Sebaliknya, mengapa begitu kurang simpatinya kita dan tidak merasakan perasaan yang sama terhadap sesama kita dalam berurusan satu sama lain? Banyak orang sangat jauh tersesat dan tidak tahu jalan pulang. Sesungguhnya itu adalah kewajiban kita untuk membimbing yang tersesat kembali ke jalan benar dan menolong mereka menemukan tempat tinggal kekal mereka. Ada banyak orang di India dan seantero dunia yang ingin mendengar tentang sang Gurujagad (Ibrani: Rabbeinu Yeshua ha-Mashiakh). Orang – orang ini perlu memberi kesaksian akan kebenaran TETAPI bukan BUDAYA BARAT. Orang – orang India sungguh membutuhkan Air Kehidupan, tetapi mereka tidak ingin kebenaran itu dalam bentuk bejana-bejana orang Eropa! Maran Rabbeinu Y’shua memilih nelayan sederhana sebagai para pengikut-Nya sebab Dia mengajarkan pesan sederhana, bukan filsafat. Dunia punya cukup banyak pengajaran dan filsafat. Betapa mualnya perut saya dalam konsep budaya Eropa! Saya merasa seperti burung dalam sangkar. Seluruh suasana menyesakkan dada saya. Banyak orang berpikir saya menderita akibat iklim dingin, tetapi bukanlah demikian adanya. Saya sudah mengalami pengalaman yang jauh lebih dingin di pegunungan Himalaya. Ini bukan masalah suasana (atmosfir) fisik yang mendera saya, tetapi atmosfir rohaniah.
Di India, orang merasakan di manapun – bahkan melalui banyak berbagai berhala dan berbagai mezbah pemujaan, tempat ziarah dan tempat samadhi, kuil dan asrama pusat olah kerohanian – semua ini menggambarkan kerinduan akan perkara yang lebih tinggi. Sebaliknya, di Barat, segala sesuatu dipusatkan kepada kekuatan angkatan bersenjata, pengaruh kekuasaan, harta bendawi. Ini adalah kekuatan daya kuasa si jahat yang membuat saya begitu sedih. Page 36- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
India sangat dan sangat mencari kebenaran dari sang Maran. Barat berada dalam bahaya menjadi semakin dan semakin tidak perduli. Dan masyarakat Barat berhutang budi yang banyak atas berkat-berkat bagi Kekristenan. Pada suatu ketika dahulu burung unta bisa terbang, tetapi dikarenakan burung unta berhenti menggunakan sayapsayapnya, burung itu tidak bisa lagi terbang. Lihatlah orang – orang Eropa dan Amerika – mereka tidak menghargai iman dari para leluhur mereka lagi dan sudah kehilangan iman. Barat itu seperti Yudas Iskariot si Pengkhianat, yang makan bersama Y’shua, sesaat kemudian mengkhianati-Nya. Barat itu seharusnya merasa takut bernasib malang seperti si Yudas, Barat itu menggantung dirinya sendiri pada pohon pembelajaran. Anda punya begitu banyak hak privasi. Kami di Timur harus menyerahkan banyak hal ketika kami menjadi Para Pengikut Msheekha. Bagi anda, tidaklah demikian. Oleh karena itu waspadalah agar engkau jangan kehilangan kesempatan bagi kebahagiaan abadi. Saya diingatkan tentang seorang pemburu yang dikejar oleh seekor harimau. Si pemburu ini tidak merasa takut sama sekali sebab rumahnya dekat sekali dan dia yakin kunci rumah ada dalam kantongnya. Sementara harimau sudah semakin dekat, tetapi, sialnya kunci itu tidak ada di kantongnya, dan meskipun hanya tinggal satu kali lompatan saja bisa masuk rumah untuk menyelamatkan diri, namun, sayang kunci sudah hilang. Maka tamatlah riwayat si pemburu yang merasa percaya diri itu.
Suatu kali ketika saya berada di Himalaya, saya sedang duduk di pinggir sungai; saya mengambil sebongkah batu dari dalam air sungai jernih ini, batu itu keras, bagus, bulat dan saya pecahkan batu itu. Bagian dalam batu itu sangat kering. Pada hal batu itu sudah berada dalam air sungai itu dalam kurun waktu cukup lama, barangkali sudah berabad-abad, tetapi air itu tidak menembus atau merembes sampai kedalam batu itu. Ini seperti orang “Kristen” dari peradaban Barat. Mereka selama berabad-abad dikelilingi oleh Kekristenan, seluruhnya terendam dalam air hangat berkat-berkat-Nya, tetapi kebenaran sang Maran (sang Gurujagad) tidak pernah menembus masuk kedalam jiwa mereka. Kekristenan tidak bersalah; alasannya terletak pada kedegilan hati mereka yang membatu. Materialisme dan intelektualisme menjadikan hati mereka seperti batu. Itulah sebabnya saya tidak kaget kalau banyak orang di Barat tidak memahami apa sesungguhnya Kekristenan itu.
Banyak para pemikir modern di Barat tidak percaya mujizat-mujizat dari sang Gurujagad kita. Bagi pemikiran saya, ini adalah mujizat jika masih ada orang – orang yang rohaniah di Barat. Di Amerika, contohnya, orang melihat Kekristenan itu contoh yang baik, tetapi itu tidak dimaksudkan untuk kebutuhan rohaniah umat. Sama seperti asinnya air garam di laut tidak bisa menghilangkan rasa haus, banyak orang Amerika yang beragama tidak bisa memuaskan rasa dahaga orang yang kehausan rohaniah Page 37- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
sebab mereka semua dipenuhi dengan materialisme. Sabda-sabda sang Gurujagad, "Datanglah kepada-Ku wahai semua kamu yang berbeban berat dan Aku akan memberikan kamu kelegaan," adalah benar sebagaimana dilihat di Timur, tetapi saya pikir untuk orang Amerika, Dia akan berkata, "Datanglah kepada-Ku wahai semua kamu yang berbeban emas berat dan Aku akan memberikan kamu kelegaan." Lihatlah motto "Pada Alaha Kita Percaya" (In God We Trust) pada mata uang Dollar Amerika orang berpikir orang – orang Amerika sangat beragama, tetapi motto itu harus dibaca, "Pada Dollar Kita Percaya” (In the dollar we trust). Orang – orang Amerika mencari daya kuasa mata uang dollar, bukan Alaha Mahakuasa. Meskipun Amerika adalah bangsa "Kristen" dan banyak orang – orang Kristen Amerika yang lembut hatinya, mayoritas orang – orangnya tidak punya iman. Memang, adalah perkara mudah punya agama, di mana agama diobral di setiap sisi jalan dan tidak ada orang dianiaya karena keyakinan agamanya, hidup harus damai. Sebagai gantinya, ada kegilaan serba terburu-buru dan semangat kerja yang berlebihan sibuk mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya dan rasa nyaman dan kesenangan. Di India, banyak para pengikut Msheekha sang Gurujagad Agung menderita dan tersiksa karena aniaya tetapi mereka tetap bertahan terus untuk mendapatkan kebahagiaan dalam iman baru mereka. Sebab begitu mudah punya iman di Amerika, orang – orang tidak menghargai betapa nyamannya berada dalam iman.
Ilmuan punya seekor burung di tangannya. Dia ingin tahu pada bagian yang mana dari tubuh burung itu sumber hidupnya. Lalu mulailah dia membedah tubuh burung itu. Alhasil sumber inti hidup yang dia ingin selidiki yang misterius itu lenyap tiba-tiba. Mereka yang mencoba untuk memahami batiniah terdalam kehidupan yang hanya berdasarkan intelektual akan mengalami kegagalan yang sama persis. Hidup yang mereka sedang cari itu akan menjadi lenyap.
"Saya boleh jadi salah, tetapi saya semakin dan semakin yakin bahwa orang – orang yang sederhana ... punya intuisi murni dan menangkap dengan mudah dan dengan mudahnya siap sedia menerima kebenaran-kebenaran rohaniah mendalam dari sang Gurujagad. Orang – orang yang berpendidikan, khususnya mereka yang saya temui di Barat, membelenggu intuisi dasariah mereka dan mensubsitusikan pada tempat itu aneka macam rasionalisme yang artifisial. Itulah sebabnya sang Gurujagad memanggil nelayan sederhana sebagai murid-muridnya. Saya belajar teologi di Seminari Teologia Anglikan. Saya belajar banyak hal yang berguna dan hal-hal menarik tentunya, TETAPI pelajaran itu semua tidak banyak manfaat rohaniah. Ada berbagai diskusi tentang Sekte – sekte, tentang Y’shua Msheekha bar Alaha dan banyak hal lain lagi yang menarik, tetapi saya temukan kenyataan, roh dari semua ini, hanya tersimpuh di kaki sang Gurujagd. Saat saya menghabiskan waktu bersimpuh di kaki-Nya dalam doa slootha (sembahyang), kemudian, saya dapatkan Page 38- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
pencerahan, dan Alaha mengajari aku banyak hal yang saya tidak bisa ungkapkan semua itu dalam bahasa manusia saya sendiri.
Duduk bersimpuh dalam doa slootha (sembahyang) di kaki sang Gurujagad; ini adalah sekolah tinggi teologia tertinggi di dunia ini. Kita tahu tentang teologi, tetapi Dia adalah sang sumber teologia itu sendiri. Dia menjelaskan hanya dengan sekejap perihal kebenaran yang harus dipelajari bertahun-tahun untuk bisa memahaminya, itupun belum tentu benar. Apa yang saya pelajari dipelajari hanya pada kaki-Nya saja. Tidak hanya pembelajaran, tetapi hidup, saya temukan di kaki-Nya dalam doa slootha. Saya tidak mengutuki semua para pakar teologia, tetapi hal itu tak ada manfaatnya yang diperlihatkan dalam pemikiran Barat yang meragukan dan menyangkali segala sesuatu. Saya protes tendensi ini. Saya tidak pernah menganjurkan orang untuk berkonsultasi kepada ahli teologi, sebab semuanya sangat sering mereka semua kehilangan realitas “Rasa Spiritualitas.” Mereka bisa menjelaskan kata – kata bahasa Yunani dan semua yang terkait secara ilmu linguistik, tetapi mereka terlalu banyak menghabiskan waktu diantara tumpukan buku-buku mereka dan “tidak cukup waktu bersama dengan sang Gurujagat dalam Doa.” Ini tidak berarti saya menentang semua pendidikan, tetapi pendidikan tanpa kehidupan pastilah berbahaya. Anda harus menghentikan mengamatamati kebenaran-kebenaran spiritual yang seperti tulang kering itu! Dan anda harus membelah tulang itu dan mengambil sumsum yang memberi hidup. Sundar Singh berbicara mengenai Suksesi Shliakh Mar Shimon Keipha (Petrus): "Sejauh Para Paus – Patriak diamati saya hormati mereka sebagai individu-individu, TETAPI saya tidak percaya pada Paus – Patriak sebagai 'Wakil Msheekha' dan 'pengganti dari Shimon Keipha.' Saya sama sekali tidak menemukan inspirasi dan roh Msheekha ataupun dari Shimon Keipha ada pada diri Paus – Patriak. Msheekha sendiri selalu ada dalam kepunyaan-Nya..."17 - Mar Sundar Singh. Sundar Singh & Pengemis "Pada suatu kali, diwaktu malam gelap saya berada sendirian di hutan untuk berdoa dan duduk di atas batu, saya bersimpuh di hadapan Alaha dengan menaikkan 17
Rasul Shimon Keipha (Mar Petrus) menghidupkan orang mati, Dorkas (Kisah 9:37-42), orang lumpuh berjalan (Kisah 3:1-10), Keipha berdoa Roh Kudus turun (Kisah 8:17), dll. Bukankah Keipha telah menerima Roh Kudus (Rukha d’Kudsha) sejak Perayaan Savu’oth (Pentakosta, Kisah 2) di Yerusalem. Kemudian ia telah mentransmisikan daya kuasa roh Kuus itu kepada Para Uskup, lalu apa yang kenyataan kita lihat dalam sejarah mereka yang mengkau mewarisi suksesi rasuli dari Simon Keipha? Mereka tidak bisa menghadirkan daya kuasa Roh Kudus, kecuali politik gerejawi dan perebutan tahta kekuasaan jurisdiksional baik itu Paus Roma Katolik dan Patriak Gereja Ortodoks Syria.
Page 39- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
permohonanku yang sangat membutuhkan bantuan, dan mengharapkan uluran tanganNya. Sesaat kemudian, saya melihat ada seorang pria miskin datang menghampiriku saya pikir ia datang padaku untuk meminta belas kasihan sebab ia lapar dan kedinginan.
Saya berkata kepadanya "aku pria miskin malang, dan kecuali selimut ini aku tidak punya apa-apa lagi. Sebaiknya engkau pergilah ke desa dekat sini dan mintalah belas kasihan di sana." Dan astaga! Saat saya mengucapkan kata-kata ini ia lenyap bagaikan kilat cahaya sekejap, dan, menghujani berkat berlimpah, dan ia segera lenyap.
Wah! Sekarang barulah saya sadar bahwa orang itu adalah sang Prabhu Gurujagad terkasihku yang datang bukan untuk mengemis dari mahluk miskin seperti aku ini, tapi memberkati dan memperkaya diriku dan aku ditinggalkan meratap dan menyesali kebodohanku dan kurang awasku melihat."- Di kaki sang Guru, Sundar Singh Visi Kedua Sundar Singh “Di hari yang lain, pekerjaanku sedang selesai, saya kembali lagi masuk ke dalam hutan untuk berdoa, dan duduk di atas batu yang sama mulai memikirkan berkat-berkat apa saja lagi saya harus panjatkan dalam doa permohonan. Sesaat kemudian tampaklah olehku ada yang datang dan berdiri di dekatku, yang dikenali melalui sikapnya, dan pakaian dan cara berbicara, tampak terhormat dan hamba setia Alaha; tapi matanya berbinar dengan kelicikan dan tipu daya, dan ketika dia berbicara dia tampak bernafaskan bau busuk Neraka. Kemudian dia mengusikku dengan berkata, “Tuan yang terhormat dan kudus, maafkan saya mengganggu doa-doamu dan mengusik kesendirianmu; tapi ini adalah kewajiban orang berusaha untuk memperkenalkan diri agar bermanfaat untuk orang lain, oleh karena itu saya datang untuk menyampaikan pesan penting di hadapanmu. Kehidupan anda yang murni dan tidak mementingkan diri sendiri telah membuat kesan mendalam tidak hanya saya saja, tapi atas sejumlah besar orang-orang taat. Tapi walaupun dalam Nama Alaha engkau sudah mengorbankan tubuh dan jiwamu sendiri bagi orang lain, engkau tidak pernah dengan sungguh-sungguh dihargai. Maksud saya menjadi Kristen hanya beberapa ribu orang Kristen yang berada dibawah pengaruh anda, dan bahkan sejumlah orang dari mereka ini tidak percaya padamu. Alangkah lebih baiknya hal itu jika anda menjadi seorang Hindu atau Muslim, dan dengan demikian menjadi pemimpin besar yang sesungguhnya? Mereka sedang mencari pemimpin rohaniah. Jika engkau menerima usulan saya ini, kemudian 310 juta kaum Hindu dan Muslim akan menjadi pengikutmu, dan engkau dihormati.”
Page 40- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
Setelah saya mendengar ini segera meluncur dari bibirku kata-kata ini, “Setan! Enyah kau dari sini. Saya sudah segera tahu engkau adalah serigala berbulu domba! Satu keinginanmu adalah agar aku menyerahkan Salib dan Jalan Sempit yang menuntun kepada kehidupan, dan memilih jalan lebar kematian. Maranku sendiri adalah nasibku dan porsi bagianku, yang Dia sendiri memberikan hidup-Nya bagiku, dan itulah sebabnya betapa layaknya aku mempersembahkan hidupku dan semua yang aku miliki pada-Nya yang Dia ada dalam segalanya dalam semua bagiku. Oleh karena itu, enyahlah kau, sebab aku tidak ada kaitannya denganmu.” Mendengar perkataan ini dia pergi dengan amarah dan geramnya. Dan saya, dalam tangis, kemudian mencurahkan jiwaku kepada Alaha dalam doa, “Maran Alahaku, Engkau segalanya bagiku dalam semua, hidup dari kehidupanku, roh dari rohku, kasihanilah aku dan penuhilah aku dengan Roh Kudus-Mu (Aramaik: Rukha d’Kudsha) agar hatiku tidak ada ruang mengasihi yang lain kecuali Engkau saja. Hamba mencari dari-Mu tidak ada karunia lain tetapi Engkau saja, yang adalah Pemberi hidup dan semua berkat-berkat. Dari-Mu hamba meminta bukan untuk perkara dunia ini atau harta bendanya, ataupun bahkan demi sorga saya tidak minta, tapi Engkau saja hamba ingin dan rindukan, dan di mana Engkau ada di situ ada Sorga. Rasa lapar dan haus hati ini bisa dipuaskan hanya dengan Engkau yang telah memberikan kelahiran. Oh Penciptaku! Engkau telah menciptakan hatiku bagi diri-Mu sendiri saja, dan bukan untuk yang lain, oleh karena itu, inilah hatiku tidak bisa menemukan damai atau ketenangan dan keselamatan kecuali dalam Engkau, Engkau yang telah menciptakannya dan menempatkan itu sangat rindu bagi ketenangan. Kemudian ambillah segala hal yang bertentangan dengan-Mu dari hatiku, dan biarlah Engkau masuk dan tinggal dan memerintah selama-lamanya. Amin.”
Ketika saya bangkit dari doa ini saya melihat sesosok Keberadaan berkilauan, memancarkan terang dan indah, berdiri di depanku. Meskipun Dia tak mengucapkan sepatah katapun, dan disebabkan mataku dipenuhi air mata saya melihat Dia tidak begitu jelas, dari sinar kemilau cahaya terang yang meliputi-Nya mencurahkan kasih memberi hidup dengan semacam daya kuasa yang masuk kedalam dan memandikan jiwaku. Segera aku kenali bahwa Juruselamatku yang terkasih berdiri di depanku. Saya segera bangkit berdiri dari batu itu di mana saya duduk dan langsung saya tersungkur di depan Kaki-Nya. Dia merentangkan tangan-Nya kepadaku masuk kedalam hatiku. Membuka ruang batiniah hatiku dengan kunci kasih-Nya, Dia mengisinya dengan kehadiran-Nya, dan kemanapun saya melihat, di dalam atau di luar, saya melihat Dia. Kemudian saya kenal hati Laki-laki itu adalah tahta dan benteng Alaha, dan ketika Dia masuk ke sana untuk tinggal, sorga mulai. Dalam beberapa detik ini Dia mengisi hatiku, dan berbicara semacam kata-kata yang ajaib, dan bahkan jikalaupun saya tuliskan dalam banyak buku-buku saya tidak bisa menceritakan semuanya itu. Sebab ini adalah Page 41- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
perkara-perkara sorgawi hanya bisa dijelaskan dalam bahasa sorgawi, dan lidah bumiah tidak cukup untuk bisa mengungkapkan hal itu...”
Perlukah Pengakuan Dosa? Kita semua sudah mendengar frasa kata "Pengakuan Dosa adalah baik bagi jiwa" tapi haruskah? Dan jika begitu, mengapa?
Dari sejak awal umat manusia punya kapasitas untuk menyadari suatau Daya Kuasa yang lebih besar dari diri mereka sendiri, mereka mencari untuk berada dalam anugerah-anugerah yang baik dari Daya Kuasa ini. Sebab kita semua sesat secara meluas, kemudian hal itu, selalu ada kerinduan terbebas dari pikiran-pikiran ternoda ini, emosi-emosi atau aksi-aksi yang memelihara kita berada dalam anugerah-anugerah Alaha sekali lagi. Dalam iman Ibrani, budaya dan tradisi, bertujuan untuk meraih kembali kebaikan dengan Alaha sekali lagi melalui proses persembahan korban. Salah satu dari persembahan korban-korban ini disebut korban persembahan untuk dosa. Tapi mayoritas kaum Ibrani, setelah kehancuran Bait Suci ke-2 sekitar tahun 135 M., sarana mengadakan persembahan korban-korban telah berakhir.
Pada saat Kotbah di Bukit Sri Y’shua Msheekha menjelaskan kepada orang-orang jangan mengadakan korban persembahan sampai mereka berdamai dahulu dengan saudara atau saudari yang mereka bertengkar. Tapi setelah masalah ini didamaikan, kemudian korban persembahan dihantarkan kepada imam dan korban persembahan dilaksanakan. Begitulah, Sri Y’shua Msheekha mensahkan suatu sarana dan cara pengampunan dosa.
Dalam Doa Tuhan (Tefila d’Maran), Sri Yeshua Mshekha bar Alaha mengatakan"….Dan ampunilah Pelanggaran kami seperti kami mengampuni kesalahan-kesalahan orang lain yang bersalah kepada kami."
Kita diajarkan di sini bahwa kita boleh saja menaikkan permohonan kepada Alaha dan mencari pengampunan dari dosa tapi apa yang sering diabaikan pada perkataan doa ini mengatakan sebaliknya ada timbal balik "Memperpanjang rentang bahwa aku sedang mengampuni dosa-dosa orang lain, Tuhan, mohon ampunilah dosaku." Ada petisi untuk penyucian dan pengampunan tapi juga suatu janji untuk mempraktekkan Karma Baik dalam dunia, sebab apa yang kamu hapuskan dalam dunia akan dibalas dengan upah tujuh kali lipat. Jika anda berdoa kepada Alaha untuk menghapuskan Karma Buruk anda dan diubahkan menjadi Karma Baik, kemudian anda murni di mata Alaha.
Page 42- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
Apakah perlu mengakui dosa? Ya, tapi hanya jika kita berniat untuk membuangnya dan tidak berbuat dosa lagi, kita tidak berusaha untuk hidup dalam korupsi tapi membuat tekad menjadi lebih baik lagi dan lebih baik lagi terus menerus semakin meningkat. Kemurnian itu adalah proses: baik dari sisi internal (batiniah) dan eksternal (aksi perbuatan fisik).
Disebakan jema’ah Nasrani tidak punya Imam-imam (kaheinim), tapi Paqid – Mebaqqer – Abouna (Uskup), Qashisha (Penatua) dan Sahamasha (Diakon), kemudian kita tidak perlu merujuk pada Imam-imam (Kohenim Harun) untuk melaksanakan ritus Pengakuan Dosa. Hal itu bisa dilaksanakan oleh seorang Uskup, Penatua dan Diakon di hadapan orang-orang percaya lainnya. Shlikhim memberikan instruksi ini berkaitan pada Pengakuan Dosa: "Setiap Hari Tuhan berkumpullah kamu bersama, dan pecah-pecahkanlah roti, dan berikanlah ucapan syukur setelah mengakui dosa-dosamu, sehingga korban persembahanmu bisa menjadi murni. (Didakhe 14:1), jadi lakukanlah Pengakuan Dosa sebelum berkomuni dalam Qurbana.
Pada ayat berikutnya dari Limudah sehubungan dengan ritus tersebut disebutkan "Tahbiskanlah bagimu Uskup dan Penatua atau Diakon, mereka yang layak bagi Maran tapi jangan berikan referensi untuk mentahbiskan Imam-imam (kaheinim) karena gagasan orang yang akan mempersembahkan korban pengakuan dosa kepada imamimam adalah rekayasa zaman kemudian dan bukan sesuatu yang Sri Y’shua Msheekha bar Alaha atau Rasul-rasul tetapkan. Pengakuan Dosa bukan pengakuan pribadi (di kamar khusus seperti yang Gereja Roma Katolik lakukan) atau proses sembunyi-sembunyi tapi orang harus melakukannya dalam kehadiran jema’ah. Semua kita telah berdosa maka tidak ada seorangpun yang menjadi hakim tapi Maran saja yang adalah Hakim, namun semua kita membutuhkan untuk jadi bersih di mata Alaha maka pengakuan dosa adalah baik bagi jiwa. Dalam hal ini perlulah mengaku dosa. Sri Y’shua Mshekkha berkata 'Dimana ada dua orang atau lebih berkumpul dalam Nama-Ku, Aku ada hadir " (Mattityahu 18:20).
"Bagi Alaha – kesadaran guru rohaniah atau guru anda bisa menceritakan kesalahankesalahanmu, tapi bukan kepada orang yang tidak bisa menolong anda, dan orang yang barangkali sebaliknya bisa menyakiti hati anda dengan menyebarluaskan noda cacat anda kepada orang lain. -- Paramahansa Yogananda, Man's Eternal Quest, P.189. Kita setuju dengan Yogananda dalam hal ini tapi keyakinan bahwa dimana ada 2 atau 3 orang percaya berkumpul bersama dalam Nama Prabhu Sri Y’shua Msheekha, Dia ada di sana. Oleh karena ini, Alaha-kesadaran guru rohaniah atau Gurujagad ada hadir dan bisa sangat menolong anda. Tapi sebagaimana Yogananda nyatakan dengan benar, anda tidak boleh menyebarluaskan noda kecacatan mereka kepada mereka yang tidak bisa Page 43- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
menolong anda. Pastikanlah hal itu dilaksanakan dalam tempat aman di jema’ah (Aramaik: kanasha), di mana, sebagaimana kitab Limudah ceritakan kepada kita, kita berkumpul bersama, memecah roti dan mengucap syukur kepada Prabhu Sri Y’shua Msheekha bar Alaha. Di sini ada contoh dari hidup Sadhu Sundar Singh, meskipun seorang anak kecil sekalipun mendapatkan daya kuasa penyucian dari pengakuan dosa:
"Suatu hari Sundar berlari ke pasar untuk membeli manisan dengan uang jajan yang ayahnya berikan kepadanya. Di jalan dia melihat seorang perempuan tua, menderita kelaparan dan kedinginan, sementara itu dia punya segala hal yang nyaman.Ketika perempuan itu meminta pertolongan dari Sundar dia berikan seluruh uangnya itu kepada perempuan ini, tapi memikirkan nasib malang perempuan ini dalam kedinginan yang parah dia merasa dihantui terus menerus ketika dia kembali pulang ke rumahnya.
Oleh karena itu, ketika ia tiba di rumah, ia lari kepada ayahnya dan menceritakan padanya semua tentang kejadian itu, berkata dengan nuansa memaksa bahwa jika perempuan tua malang ini tidak diberi selimut ia akan mati kedinginan. Ayahnya menyuruh dia diam, berkata bahwa dia sering menolong perempuan itu sebelumnya, dan sekarang giliran orang lain untuk menolong dia dalam kebutuhan perempuan itu.
Tapi hal ini tidak memuaskan hati si anak laki-laki yang bersemangat ini paling sedikitnya, dan ketika semua usahanya sia-sia, ia mencuri 5 rupee milik ayahnya dan buru-buru menemui pengemis tua itu bermaksud untuk memberikan uang padanya untuk membeli selimut. Tapi hati nuraninya terusik di jalan, dan tanpa memberikan perempuan itu uang dia kembali ke rumah, hatinya sungguh gelisah, dan menyembunyikan 5 rupee itu. Segera ayahnya merasa kehilangan uang dan menanyai Sundar apakah dia mengambilnya. Anak mudah kecil ini menyangkal, langsung berkata bohong. Ayahnya segera percaya padanya; sebab Sundar selalu anak laki-laki jujur. Tapi meskipun dia bisa melepaskan dirinya dari hukuman oleh karena mengatakan dusta, hati nuraninya sangat menyiksa dia sepanjang malam dia tidak bisa tidur. Pagi-pagi sekali, dia pergi menemui ayahnya dan mengakui bahwa dia mencuri uang itu dan telah berbohong dalam pengakuannya akan perihal itu kemudian dia mengembalikan uang 5 rupee itu.
Dia menceritakan kepada kita bagaimana, melalui aksi pengakuan dosa ini, beban rasa dikejar-kejar dosa sirna.* Kelegaan ini begitu besar bahwa dia siap dengan sukacita untuk menanggung apa saja hukuman yang akan ditimpakan ayahnya atas perbuatan salah itu. Tapi sebagai ganti hukuman itu padanya, ayahnya memeluk anak laki-laki itu dan berkata, dengan air mata: "Saya selalu percaya padamu, anakku, dan sekarang saya punya bukti yang bagus bahwa saya tidak salah!" – Kenangan dari Sundar Singh Orang-orang kudus mendapati pengakuan dosa itu membebaskan tapi bagi kebanyakan orang pengakuan dosa adalah masalah besar yang tak menyenangkan! Mereka raguragu mempersembahkan pengakuan dosa, atau menantang untuk tidak Page 44- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
mempersembahkan pengakuan dosa, tidak melihat mengapa mereka memerlukan pengakuan dosa-dosa. Pertimbangkanlah bahwa meskipun orang-orang kudus merasa penting sekali dan berusaha keras mempersembahkan pengakuan dosa, kemudian bagi kita lainnya, kita sungguh tidak punya alasan kuat, tidak didukung oleh Bukti Ilahiah sehingga kita tidak mempersembahkan pengakuan dosa.
Lagi pula, ini merupakan sikap naif. Alaha ada bersama kita ketika kita berpikir tentang dosa, ketika pikiran ini menjadi hasrat dan ketika kita bertindak melakukan dosa. Dia sepenuhnya mengetahui apa yang kita telah lakukan, Dia hanya menunggu (dan agak sabar, saya pikir begitu) kita mengakui perbuatan-perbuatan salah kita sehingga kita bisa satu Pikiran dengan Prabhu Sri Y’shua Msheekha. Alaha tidak mengaburkan Kehendak-Nya dari kita, tapi kita, melalui dosa-dosa kita, kesombongan kita dan ketidakperdulian kita menempatkan hambatan-hambatan di jalan sehingga kita sedikit mengetahui Kehendak-Nya bagi kita. Sri Yeshu mengatakan "Sadarilah apa yang benar di depanmu, dan yang tersembunyi darimu akan disingkapkan kepadamu; sebab tidak ada yang tersembunyi tidak akan diungkapkan."-- Injil Thomas 1:6 Apakah yang tersembunyi dari anda bahwa Dia ada bersama dengan anda sekarang dan sepanjang waktu: baik atau buruk dan ketika anda berada dalam keadaan yang terbaik ataupun terburuk. Anda puji Dia ketika anda pada keadaan terbaik sebab orang benar tahu memberikan Alaha semua kemuliaan, tapi anda perlu terus terang dengan Alaha ketika saat anda berada dalam keadaan terburuk dan jadilah benar dengan Alaha secepat mungkin. Jangan biarkan dosa-dosamu membusuk dan menginfeksi jiwamu, tapi singkirkanlah dosa-dosa itu. Dia sudah memberikan anda sarana untuk tombol penghancur "bersihkan" dalam hidup anda. Akuilah dosa-dosa anda dan larilah dan jangan berdosa lagi. Anda lepaskanlah beban dosa-dosa yang anda usung selama ini dan waspadalah jangan sampai jatuh melakukan salah langkah lainnya dan luruskanlah yang bengkok satu kali anda lakukan, anda sedang menjalani jalan sempit.
Pengakuan dosa adalah perlu sebab penyucian dari dosa adalah perlu. Pengakuan dosa adalah perlu sebab menjadi Satu Pikiran dengan Gurujagad adalah perlu. Sorga tidak bisa menerima orang berdosa meskipun satu titik noda kecil sekalipun, sebab Alaha mengatakan: “Sebab Aku adalah Mar-Yah Alahamu. Oleh karena itu, kuduskanlah dirimu sendiri, dan jadilah kudus; sebab Aku adalah kudus: janganlah kamu mencemarkan dirimu sendiri dengan setiap jenis mahluk yang mengeriap yang bergerak di atas bumi.” -Vayikra 11:44 Peshitta). Dunia ini tidak Memberikan Damai Sejati
Page 45- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
Ketika saya tiba di Prancis, keindahan Tamannya menyebabkan saya kagum, tapi perkara indah dan pesona negeri-negeri tidak bisa memuaskan hati kita; mereka bisa memuaskan mata pada satu hal, tapi tidak hati kita. Tak diragukan, ini adalah ciptaan Alaha, dan melalui ciptaan, kita bisa melihat sesuatu dari Pencipta, tapi manusia dan hati manusia tidak bisa dipuaskan kecuali oleh Pencipta sendiri. Manusia mencari aneka macam sarana untuk mendapatkan kelegaan dan damai bagi hati mereka, tapi pengalaman membuktikan bahwa perkara-perkara dunia ini tidak bisa memberi mereka apa yang mereka sedang cari. Kelaparan dan kehausan kita bisa dikurangi, tapi tidak hati kita.
Saya melihat jutaan manusia dan menanyai mereka: “Tak diragukan, anda senang dengan nasib anda; apakah kemakmuran yang anda miliki memuaskan hati anda?” Mereka menjawab: “Tidak, tentu saja tidak!” Saya telah bertemu orang-orang para tokoh ranking atas, rajahs dan raja-raja, dan saya menanyai mereka: “Apakah anda puas?” Mereka menjawab: “Tidak”. Mereka membuat pengakuan ini kepada saya: “Kami punya benda-benda yang kami butuhkan, tapi kami tidak menemukan sesuatu yang memuaskan hati kami.” Banyak orang berusaha untuk menggapai ketenangan hati mereka, tapi mereka dilelahkan sedikit demi sedikit dari pencarian ini dan mereka jatuh dalam keputus-asaan.
Itu adalah pengalaman pribadiku dalam rumah ayah bumiahku, saya mencoba memuaskan hatiku dengan kesenangan mewah dan nyaman. Tidak ada yang bisa memuaskan hatiku. Kemudian saya mencoba mencari kelegaan melalui cara-cara yang mana agama-agama India tawarkan: Hinduisme, Buddhisme, dan Islam. Saya tidak menemukan sesuatu dalam Agama-agama ini. Ada praktek kebiasaan menghabiskan berjam-jam dalam doa dan meditasi, tapi tak satupun berguna bagiku. Tidak ada pertolongan dalam Agama-agama ini. Kemudian, saya membaca dalam Injil: “Mari datanglah, dan Aku akan memberi kamu kelegaan bagi hatimu”. Saya tidak mempercayai itu; saya berkilah: “Bagaimana agama kami, Hinduisme, yang mana adalah agama terindah dunia, tidak memberiku damai sejahtera! Dan agama lain bisa memberikan hal itu kepadaku!” Namun, hanya Sri Yeshua Msheekha yang bisa mengatakan kata-kata ini; tidak ada yang lain bisa mengatakan: “Datanglah kepada-Ku, dan Aku akan memberimu kelegaan.” Pada waktu itu, saya benci terhadap orang-orang Kristen dan Nasrani. Ketika saya lihat Alkitab, saya berkata pada diriku sendiri: “Barangkali ada hal yang baik dalam kitab ini; tapi ini menentang agama kami”. Inilah sebabnya saya menghancurkan Alkitab itu. Ketika saya melihat misionaris-misionaris datang mewartakan Injil, saya berkata kepada diriku sendiri: “Orang-orang ini membuat manusia jadi jahat.” Dan ketika mereka lewat di desaku, saya ambil batu melempari mereka dan menyuruh hambahamba kami melempari mereka juga. Saya katakan: “Tidak bisakah Sri Yeshua Msheekha menyelamatkan mereka? ”Saya dibutakan. Saya tidak bisa melihat kemuliaan-Nya. Page 46- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
Saya ingat pada tanggal 16 Desember 1904 – ketika saya melemparkan Alkitab yang terkoyak-koyak yang disiram minyak kedalam api. Saya pikir saya melakukan kewajibanku saat mematuhi agama Hindu-ku, tapi perbuatan itu tidaklah membuat hatiku bahagia. Akhirnya, saya menjadi begitu tertekan batin dan tersiksa yang saya mengambil keputusan untuk mengakhiri hidupku; namun, sebelum mengambil keputusan bunuh diri, saya ingin menghabiskan waktu sesaat dalam doa.
Setelah satu dan setengah jam berdoa, tiba-tiba sesuatu keajaiban muncul di depanku. Pada waktu itu tanggal 18 Desember; kejadian itu terjadi dua hari sejak saya membakar Alkitab. Apa yang muncul kepadaku adalah wajah mulia Sri Yeshua Msheekha yang hidup. Dia berkata kepadaku: “Mengapa engkau terus saja menganiaya Aku? Aku telah mati demi engkau, Aku adalah Juruselamat dunia.” Saya terkesima. Saya biasa berpikir bahwa Dia telah mati, dan di sini, Dia ada di hadapanku, itu adalah suara-Nya, dan saya merasakan Dia menembus lurus menghunjamku seperti aliran ilahi. Dan saya mengabdikan hidupku kepada Dia. Itulah damai sejahtera, sukacita hidup.
Ketika saya mendatangi ayahku, saat itu masih malam dan saya menyatakan kepadanya bahwa aku adalah pengikut Sri Yeshua Msheekha. Dia berkata kepadaku: “Ini tidak mungkin, sehari sebelum kemarin kamu membakar Alkitab.” Saya menjawab dia: “Saya melihat Sri Yeshua Msheekha; Dia hidup. Dia memberiku damai ini yang tidak seorangpun bisa memberikan kepadaku.” Orang tuaku dan sahabat-sahabatku menanyaiku pertanyaan yang sama. “Aku menganiaya Sri Yeshua Msheekha”, saya berkata, “sebab aku tidak mengenal Dia. Sekarang aku kenal Dia; saya tidak mewartakan kepadamu orang yang adalah asing bagiku.” Saya masih mengatakan kepada mereka: “Dahulu saya tahu tentang Dia, tapi saya tidak mengenal Dia, Dia sendiri”. Mendapatkan Damai Sejahtera Perlu Mengenal Msheekha secara Pribadi Banyak Orang-orang Kristen berada pada situasi yang sama. Mereka sungguh tidak MENGENAL Dia Tuhan terkasih. Dan inilah bedanya antara “mengetahui sesuatu tentang Yeshua Msheekha” dan “untuk sungguh MEN GENAL Dia, Dia sendiri”: Ketika saya hanya TAHU sesuatu tentang Dia, saya membenci Dia, tapi sekarang, saya MENGENAL Dia, dan saya mengasihi Dia.
Banyak orang mengaku menjadi Kristen dan menjalani hidup Kristen, tapi mereka tidak memiliki damai sejahtera dan kelegaan, dan mereka mencari damai di mana-mana, bahkan melalui dosa. Ini disebabkan mereka tidak mengenal Sri Yeshua Msheekha. Untuk mengenal perkara yang berkaitan pada Msheekha, tidak melayankan sesuatu, orang harus datang untuk sungguh mengenal Dia. Kita bisa memahami apa orang katakan tentang Dia saat membaca buku-buku, tapi kita bisa mengenal Dia hanya melalui doa. Ketika saya mengenal perkara yang berkaitan pada Msheekha, itu dulu tak Page 47- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
berguna bagiku; tapi ketika saya mulai bermohon dalam doa, kemudian Dia muncul kepadaku, dan alhasil saya bisa berkata kepada orang lain: “Kenalilah Dia, dan Dia akan tinggal dalam dirimu, dan kelegaan sejati untuk hatimu Dia akan berikan padamu”. Damai Sejahtera Msheekha tetap Ada Meskipun dalam Waktu yang Buruk Terjadi “Shanti ini (Shalom), kita tidak hanya memiliki itu saat semua berjalan dengan baik, tapi shanti itu juga harus terjadi selama masa penganiayaan bahkan selama penderitaan damai itu disediakan bagi kita.
Di Tibet, saya dilemparkan ke dalam lubang penyimpanan air di bawah tanah di mana saya tetap berada di situ selama tiga hari tanpa makanan dan minuman. Pintu dikunci dan tempat itu gelap gulita; ada di sampingku tulang belulang orang mati. Saya pikir diriku pastilah ada dalam Neraka.
Kemudian dalam hatiku muncul pencobaan. "Di manakah Msheekha-mu sekarang? Sadarlah bahwa Dia itu tidak berguna sama sekali bagimu. Dia tidak bisa menolong kamu. Dia tidak datang membantumu."
Tapi seperti saya ingat, selama tiga hari menghabiskan waktu di dalam sumur ini dalam kesakitan dengan lenganku yang patah dan bau busuk menyengat dari tulang belulang mayat busuk, ananda (sukacita) muncul dalam hatiku tidak seperti saya yang pernah rasakan sebelumnya. Dan saya membuat perbandingan "dalam rumah bapaku bumiah, saya tidak merasakan kelegaan, tidak juga tenang dan sekarang, dalam Neraka ini, aku mendapatkan rasa shanti (damai sejahtera). Neraka ini menjadi Sorga!"
hal ini terjadi saat saya menyadari janji Sri Yeshua Msheekha selalu ada bersama kita. Tidak pernah rasa damai itu terjadi padaku sebelumnya bahwa Shanti dari Prabhu (Sri Yeshua) bisa membanjiri hatiku dibawah keadaan yang sulit; sungguh, faktanya, shanti menembus semua pemahaman." Kemudian saya mendapatkan pengalaman menakjubkan lainnya. Pada waktu saya berpikir bahwa saya sedang pergi menuju kedalam dunia lain, saya melihat pintu (ke arah sumur) terbuka, tangan terjulur dan melemparkan tali kepadaku, tapi ketika saya tiba di atas di udara segar, tidak ada orang di sana! Kemudian saya mengerti bahwa Dia selalu ada di sana menarik kita yang dalam kesusahan. Saya bisa mewartakan sang Msheekha, bukan disebabkan hal itu diceritakan dalam Kitab Suci, tapi disebabkan saya mengenal bahwa Dia adalah Yeshua Msheekha yang hidup. Jika Dia bukan sang Msheekha yang hidup, saya tidak akan mewartakan Injil yang saya Page 48- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
bakar beberapa tahun lalu. Saya tidak akan mau menderita bagi Dia, namun Dia menderita bagiku. Damai Sorga Mulai di Bumi Ada Orang-orang Kristen yang tak bahagia ingin masuk sorga setelah kematian mereka, tapi mereka tidak menyadari bahwa sorga-sorga itu harus mulai di tanah di bumi ini. Saya tidak percaya pada agama yang menjanjikan sorga dikemudian waktu. Jika kita diberikan kepada sang Msheekha, kita akan mengakui bahwa sorga itu mulai di sini.
Banyak orang bangga terhadap rumah-rumah indah mereka, hisan-hiasan indah mereka atau negeri indah mereka. Tapi anda tidak akan selalu berada di rumah ini, di negeri ini; dalam 10 tahun, 20 tahun, mereka akan harus meninggalkan semua itu. Rumah anda bukan di sini, rumah sejati anda ada di atas sana. Dan sebelum naik ke atas sana, orang perlu memahami bahwa anda mulai hidup di sana melalui hidup di sini pada bagian bawah pertama sekali. Jika orang-orang percaya berharap diperbolehkan masuk kedalam sorga-sorga setelah kematian mereka, dan siapa yang tidak punya pengalaman sorga pertamanya di bumi, tapi sungguh akan menerima suatu tempat lainnya yang tak diharapkan, mereka akan berada di tempat paling buruk yang sungguh mengecewakan dan itu tidak akan ada kelegaan. Mereka akan menderita berada di mana mereka tidak terbiasa hidup.
Carilah sang Msheekha yang Memberi Damai dan Engkau akan Mendapatkan Kebahagiaan Bukan saya saja yang memiliki pengalaman hidup dengan Msheekha dalam diriku. Saya telah bertemu dengan orang lain yang menuturkan kepadaku kisah ajaibnya. Dia juga mencari kedamian dalam Buddhisme dan Hinduisme, tanpa menemukannya. Suatu hari, ia menutup pintunya, mengambil pisau tajam untuk melakukan bunuh diri. Dia berkata: “Tidak ada Alaha. Saya sudah melakukan semua yang saya bisa lakukan untuk menemukan Dia, dan Dia tidak menjawab aku”. Sewaktu saat dia menekan pisau untuk menggorok lehernya, ia melihat seorang pria yang berdiri dekat pintu, dan ini kehadiran yang aneh. Orang ini berkata kepada dia: “Aku tahu bahwa kamu sudah melakukan semua yang kamu bisa lakukan untuk melegakan hatimu. Datanglah kepada-Ku.” Dia menuntun orang yang putus asa ini ke batas wilayah Tibet; ada sungai dan Dia memintanya untuk menunggu dekat sungai ini. Dalam jarak 10 km dari sana ada Orang Percaya sederhana tinggal, Orang ini datang mendekati. Dan Orang Percaya berpikir Page 49- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
pada dirinya sendiri: “Orang ini pastilah teman pencari kebenaran itu, sesungguhnya ia ingin berbicara dengan saya, dan ingin menemuiku.” Orang Buddhis ini berpikir pada dirinya sendiri: “Orang yang menuntun aku ke sini adalah seorang teman dari orang Nasrani ini.” Tapi tak ada orang yang tahu siapa orang penengah misterius ini.
Kemudian Orang Percaya mulai bicara tentang Injil kepada orang Buddhis. Tiba-tiba, muncul gejolak emosi menerpanya; itu adalah Roh Kudus yang sedang bekerja dalam hatinya. Suatu damai sejahtera baru masuk kedalam dirinya, dan ia tidak bisa menahan dirinya mengakui hal itu. Dan ketika ia terus melangkah lebih maju lagi dalam pengetahuan Injil, Orang Percaya berkata kepada dia “sekarang ini perlu bagi anda untuk dimikveh; marilah turun ke sungai; tapi sebelum kamu melakukan ini marilah kita carilah dahulu orang yang membawa saya kepadamu.” Mereka mencari untuk menemukan Dia, tapi Orang itu sudah lenyap. Kemudian mereka mengakui realitas keajaiban dari janji-janji Tuhan: sungguhlah, orang ini mencari kebenaran, dan Tuhan menuntun dia ke sana.
Mereka yang bersungguh hati mencari akan dituntun untuk mendapatkan! Tapi betapa banyaknya orang-orang ini semua menyebut diri mereka “Kristen” dan tidak punya hubungan pengalaman dari Juruselamat mereka!
Kemalangan Orang Kristen yang Tidak Punya Damai dan tidak Mengenal Msheekha Dahulu saya biasa berpikir: “Saya tidak bahagia karena saya dilahirkan dalam negeri penyembah berhala, tapi mereka yang tahu tentang Msheekha adalah bahagia!” Tapi setelah mengunjungi negerinegeri lain, saya dipaksa untuk mengubah sudut pandangku akan hal ini, dan saya memberkati Alaha yang telah menempatkan aku dilahirkan di wilayah penyembah berhala, kemudian disebabkan hal itu, saya tidak dipuaskan, sementara itu para penduduk negeri-negeri Kristen berpikir mereka punya segalanya, dan mereka berpikir tidak perlu mencari apapun. Banyak orang akan lebih suka menjalani hidup kehidupan dramatis seperti dalam panggung sandiwara, ketimbang dari pada hidup damai sejahtera dengan Jemaat; banyak orang yang merusakkan hidup mereka dengan alkohol sebagai ganti mencari jalan lain.
Banyak orang hanya berpuas diri untuk mengetahui tentang Msheekha, tapi, pada hari akhir, Msheekha akan berkata kepada mereka: “Aku tidak kenal engkau! Kamu tahu perkara-perkara tentang Aku, kamu tahu bahwa Aku dilahirkan di Israel, di situlah Aku telah mati, Aku tahu di mana kamu dilahirkan dan tinggal, tapi Aku tidak mengenal Page 50- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
kamu, sebab kamu tidak mengenal Aku”. Dan kemudian mereka akan tetap dirundung malang dan kacau, dan akan menyadari bahwa itu tak ada gunanya bagi mereka hanya mengetahui tentang siapa Msheekha itu, dari pada sungguh mengenal Dia; maka bagi mereka yang sungguh mengenal Dia, Dia akan berkata: “Ya, Aku mengenal kamu, Aku tinggal bersamamu, dan kita akan tinggal bersama dalam Sorga”.
Y’shua berkata: “Banyak yang akan datang dari Utara dan dari Selatan, Timur dan Barat...tapi anak-anak Kerajaan akan dicampakkan keluar”.18 Siapakah “anak-anak Kerajaan” ini? Mereka hanya nama Kristen saja. Mereka percaya mereka “telah selamat”, tetapi mereka tidak. Dan inilah kesempatan bagi kita berpikir: Apakah kita Orang-orang Kristen hanya nama atau apakah kita mengenal Msheekha secara pribadi? Ketika kita mengenal Dia secara pribadi, kemudian kita akan menerima damai sejahtera ini begitu menakjubkan yang mana saya tidak punya kata-kata untuk bisa menggambarkannya. Dalam artian, anda punya kebahagiaan lebih dari pada saya, sebab anda tidak seperti saya telah menyobek dan melemparkan Kitab Suci kedalam api, dan tidak pernah membenci Msheekha sebagaimana saya membenci Dia di masa lalu. Tapi jika seorang pendosa sejahat saya bisa mendapatkan damai dalam sang Msheekha, betapa lagi orangorang lain bisa mendapatkan Dia? Lagi pula, ada banyak orang di negeri-negeri Kristen yang akan dianiaya, sebab, sebelumnya mereka merupakan perwakilan negeri-negeri penyembah berhala yang akan bangkit dan berkata kepada mereka: “Kamu kehilangan kebenaran itu yang kamu kenal sejak masih usia kanak-kanak”. Bagi kami, di India, yang menerima Sri Yeshua Msheekha, kami berterima kasih kepada Orang-orang Kristen Barat, sebab mereka mengutus misionaris-misionaris, anak-anak mereka sendiri kepada kami, dan menghabiskan uang mereka bagi kami. Saya biasanya berpikir: “Mereka pastilah Orang-orang Kristen yang baik dan orang-orang yang luar biasa, mereka ini telah berkorban untuk mengirimkan Injil untuk kami!” Tetapi setelah mengunjungi beberapa negeri, kaum Kristen, saya sungguh kecewa sekali terhadap fakta bahwa kebanyakan mereka BUKAN pengikut sang Msheekha. Saya harus mencatat bahwa ketika suatu negeri disebut “Kristen” biasanya ada banyak orang-orang Kristen palsu. Saya datang ke sini bukan untuk berkotbah, tapi singkatnya untuk membagikan kesaksianku. Apa yang Yeshua sang Msheekha telah perbuat untukku, Dia bisa melakukan hal itu juga bagi orang lain. Semakin banyak kita tahu tentang Dia, semakin baik kita mempersiapkan diri untuk mengenal Dia dengan sungguh-sungguh. Namun, untuk mengenal Dia secara pribadi, perlulah mendevosikan diri paling sedikitnya beberapa menit setiap hari untuk membaca Sabda-Nya dan berdoa. Pada titik ini, saat itu, Dia akan muncul pada kita seperti Juruselamat hidup, dan kemudian kita akan 18
Beshora Mattai 8:12
Page 51- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
mampu, sebaliknya, untuk membagikan kesaksian kita dan berkata bahwa kita menemukan damai sejahtera seperti yang saya telah ceritakan: “Datanglah kepada-Ku, semua kamu yang letih lesu dan berbeban berat, dan Aku akan memberikanmu kelegaan.”
Saya sungguh bersukacita sekali bertemu saudara-saudara di sini! Kita berkumpul bersama pada saat ini, namun, ada waktunya tiba, dan hari itu akan segera datang, saat semua tempat mereka dari Utara dan Selatan, mereka yang dari Timur dan Barat, akan bertemu untuk tidak pernah terpisah lagi satu sama lain. Kemudian kita akan tidak pernah lagi berkata: “Negeri leluhurku Switzerland, Inggris, India”, tapi: “Negeri leluhurku adalah Sorga.”19 Alaha menolong kita untuk mendapatkan damai sejati dan sukacita dalam Dia, agar kita bisa siap sedia bersama Dia selama-lamanya.
Mar Sadhu Sundar Singh dan Assyria Nasrani Dalam buku perjalanan berbahasa Urdu, Sundar Singh berbicara beberapa peristiwa yang terjadi pada perjalanannya. Pada suatu kisah kejadian dia berbicara tentang Mahirishi yang dia bertemu dalam sebuah gua secara kebetulan:
"...Saya berangkat dari Tehri melalui jalan Gangotri ke Gunung Kailash... Saat saya sedang berjalan menuju arah Danau Mansarovar, di jalan saya melihat seonggok batu Salib yang ditancapkan pada sebuah batu. Setelah itu saya memahami dari hikayat yang mulia bahwa ketika Orang-orang Nasrani Assyria datang untuk mewartakan Injil di Tibet, mereka mendirikan Salib itu di sini. Ketika saya melihat panji kemenangan ini di tempat sunyi senyap, hatiku menari-nari dengan melonjak kegirangan..." Penghukuman di Neraka Alaha, Tuhan dan Pencipta dari segala sesuatu, yang membuat segala sesuatu, dan menetapkan semua itu dengan beberapa tugas mereka, membuktikan Diri-Nya sendiri tidak hanya teman dari umat manusia, tapi juga menderita–sengsara [karena mengurusi mereka]. Ya, Dia selalu semacam karakter itu, dan masih, dan akan terus demikian, baik hati dan menolong, dan bebas dari murka, dan benar, dan hanya orang yang [tentu saja] 19
Filipi 3:20
Page 52- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
baik; dan Dia membentuk dalam pikiran-Nya konsepsi yang besar dan tak bisa diucapkan, yang mana Dia komunikasikan kepada Anak tunggal-Nya saja.
Kemudian, sepanjang, Dia merengkuh dan melestarikan nasihat hikmat-Nya sendiri dalam ketersembunyian, Dia akan muncul tak perdulikan kita, dan tidak ada memperhatikan kita. Tapi setelah Dia menyingkapkan dan membuka tudung ketersembunyian-Nya, melalui Anak yang dikasihi-Nya, perkara-perkara yang telah dipersiapkan dari sejak mula, Dia curahkan berkat kepada kita semua langsung, agar kita berbagi kasih-rahmat-Nya, dan melihat dan menjadi aktif [dalam melayani Dia]. Siapakah dari kita pernah mengharapkan perkara-perkara ini? Dia perduli, kemudian, segala sesuatu dalam pikiran-Nya sendiri, bersama dengan Anak-Nya, menurut relasi timbal balik diantara Mereka (Alaha Ehad) ... kemudian haruslah engkau mengasihi dan mengagumi mereka yang menderita penghukuman dikarenakan mereka tidak menyangkali Alaha; kemudian seharusnyalah kamu menghukum orang sesat dan penipu dari dunia ini ketika tahu apa itu hidup dalam sorga sesungguhnya, haruslah kamu menghukum mereka yang layak mati ada di sini, haruslah kamu takut apa artinya kematian itu sesungguhnya, yang disediakan bagi mereka yang dihukum bagi api kekal (le olam), yang akan membuat menderita mereka hingga akhir mereka melakukan kejahatan. Kemudian kamu haruslah mengagumi mereka yang demi kebenaran rela dibakar api tapi itu hanya sementara waktu, dan mereka akan menerima upah kebahagiaan ketika kamu mengenal [hakikat dari ] api itu. (Surat Kiriman dari Mathetes kepada Diognetus, Pasal X) Dyva Vileenam(Alaha Ehad) Pencari: Sadhu-ji, pengajaran anda menjanjikan kelepasan dari kemelekatan dunia ini. Tolong jelaskan pada saya lagi tentang kebebasan rohaniah ini.
Sadhu: Begitu banyak orang dipesonakan oleh kepintaran akal manusia dan kemampuan kita memanfaatkan sumber daya petir, angin, terang, dan semua sumber daya alam melimpah lainnya. Namun, menangani masalah hawa nafsu dan daya pikat menyesatkan dari dunia ini dan menguasai diri sendiri adalah sungguh merupakan ucaha pencapaian perkara lebih besar. Melalui jalan hidup doa, kita menerima dari Alaha kasih karunia dalam alam roh bahkan ketika kita tetap dalam dunia bendawi ini. Jika kita hidup dalam doa, tidak ada daya kuasa jahat atau pencobaan bisa menaklukkan kita; kita tetap aman bersekutu bersama dengan Alaha tanpa rasa takut. Jika kita membuang kasih karunia doa, kita menjadi seperti binatang-binatang yang terlatih baik dan tidak lagi mengakui ketidaksempurnaan kita sendiri, hubungan kita dengan Alaha, atau tanggungjawab kita terhadap tetangga kita.
Suatu kali sang Gurujagad membawa tiga para pengikut-Nya bersama Dia ke atas gunung. Di sana mereka mengalami realitas pengalaman rohaniah begitu kuat, itu untuk waktu singkat mereka melihat kemuliaan ilahiah dari sang Gurujagad. Mereka begitu Page 53- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
terperangah oleh gemilang Ilahiah itu, mereka ingin menyucikan tempat itu dan tetap tinggal di sana. Betapa mulianya lagi jika hal itu saat kita masuk sepenuhnya kedalam alam rohaniah dan melihat kemuliaan Alaha yang tak pudar.
Pencari: Tapi tidakkah Alaha ada di mana-mana? Tidak bisakah kita mengalami Alaha melalui persekutuan dengan alam dan dunia sekeliling kita?
Sadhu: Air dan minyak berasal dari bumi. Dan meskipun semua itu adalah sama dalam banyak hal, mereka berlawanan dalam sifatnya dan tujuan kegunaannya. Satu untuk memadamkan api, yang lainnya memberikan nyala api. Sama persis, dunia dan sumbersumber dayanya adalah ciptaan dari Alaha bersama dengan jiwa dan kehausannya bagi kebenaran rohaniah. Tapi jika kita mencoba untuk memuaskan kehausan dari jiwa kita dengan kemakmuran dan kebanggaan dan kehormatan dari dunia ini, kemudian ini seperti usaha memadamkan api dengan minyak. Jiwa itu hanya menemukan damai sejahtera dan kesenangan dalam Dia Alaha Ehad yang menciptakan dunia bersama dengan semua isinya. Kemudian jika kita kembali kepada sang Gurujagad yang hidup, kita menerima air yang memuaskan jiwa kita. Air ini adalah sumur hidup rohaniah yang mengalir dalam diri kita. Tidak ada artinya mencari damai sejahtera dalam perkara-perkara dunia ini. Damai sejahtera dan kepuasan tidak diketemukan di sana. Ini seperti anak laki-laki yang menemukan sesiung bawang merah dan menguliti lapis demi lapis, berharap mendapati sesuatu didalam. Ketika dia sudah selesai mengupasi kulit bagian paling dalam, dia tidak menemukan apa-apa lagi. Begitulah eksistensi fisik ini dan semua isinya kosong dan hampa hingga kita menemukan sumber damai sejahtera sejati. Air hidup tidak bisa diisikan kedalam wadah-wadah bumiah ini, tapi mereka yang datang mendekati Dia Telah Bangkit dengan hati tulus dan murni akan mendapati jawaban. Pencari: Apakah anda sedang berkata bahwa dunia bendawi ini sungguh jahat?
Sadhu: Kita harus hidup di dunia ini, dan kita bisa melakukannya tanpa kita kehilangan kodrat rohaniah kita. Perkara-perkara dunia ini tidak perlu menghalangi kita. Sesungguhnya, sarana duniawi ini bisa menolong kita untuk mengembangkan kerohanian. Tapi ini hanya mungkin jika kita terus menerus mengarahkan hati kita kepada Matahari Kebenaran.20 Terkadang kita datang pada yang kotor, tempat tercemar dan mendapati bunga-bunga mekar dan mengeluarkan bau harum semerbak yang mengusir bau busuk di sekelilignya. Tanam-tanaman mengarah kepada matahari dan menerima cahaya sinar memberi hidupnya. Tidak mencelakai mereka, tapi sesungguhnya justru menyalurkan daya hayati hidup dan membusukkan jerami di sekeliling agar tanaman ini bertumbuh semua lebih subur. Ini sama ketika kita berdoa dan mengarahkan hati kita kepada matahari kebenaran sepenuhnya. Kita menerima cahaya terang memberi hidup dan 20
Injil (Beshora) Yokhanan 8:12
Page 54- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
menghangatkan agar hidup rohaniah kita tumbuh mekar memberi semerbak wangi yang lembut. Di luar kelemah lembutan tanaman mekar ini berkembang tak berhenti berbuah.
Ketika kita mengabaikan hidup rohaniah kita, bersamaan kemudian benda-benda duniawi yang disedikan itu untuk mendukung hidup kita menjadi kutuk beracun. Matahari menyediakan cahaya dan kehangatan agar tanam-tanaman bisa tumbuh dan mekar, tapi bersamaan matahari melayukan dan menghancurkan tanaman jika akarnya tidak lagi menyerap air. Hal yang sama, udara adalah sumber hidup dan kekuatan, tapi ini juga sarana bagi pembusukan dan menghancurkan. Maka berjaga-jagalah dan berdoa agar anda berakar dalam hidup dan bukan dalam kematian.
Kita semua tahu bahwa kita tidak bisa hidup tanpa air. Tapi sementara kita perlu dan menggunakan air, kita harus juga berjaga-jaga agar kita jangan tergelincir dibawah permukaan. Dalam hal yang sama, kita perlu perkara-perkara bendawi dunia ini, tapi kita harus berlatih dengan teliti. Alaha menciptakan perkara-perkara bumiah bagi kita untuk digunakan. Tapi kita jangan menenggelamkan diri kita sendiri dalam perkara bendawi atau kita harus menghanyutkan diri dalam nafas doa atau mati. Seeker: Saya tidak bisa menangkap apa artinya ini, hidup di dunia tanpa menenggelamkan diri kita sendiri dalam perkara duniawi. Bisakah anda lebih memperjelas hal ini?
Sadhu: Pikirkan tentang kapal laut; kapal itu sebagian dalam air, tapi air jangan sampai masuk ke dalam kapal – jika itu terjadi maka malapetaka menimpa kapal itu. Sama persis, benar dan tepat bahwa kita tinggal di dunia ini, dan jika kita tinggal di atas permukaan, kemudian kita bisa mencapai pelabuhan hidup yang aman – dan menolong orang-orang lain untuk melakukan hal itu. Tapi ini akan menyebabkan kematian kita jika dunia menembus masuk kedalam hati kita. Orang rohaniah memegang teguh hati sudah terbebas, bagi Dia Alaha Ehad yang menciptakannya. Unggas air berenang di air, terus menerus berkontak dengan air, tapi ketika burungburung itu terbang, bulu-bulunya bebas dari air. Itu sama juga dengan mereka yang berdoa: Kita tinggal terus menerus berkontak dengan bendawi dunia ini, tapi ketika naik dalam doa, roh kita naik kedalam kebahagiaan tanpa noda atau kekotoran.
Mahluk-mahluk laut menghidupi hidup mereka seluruhnya hidup dalam air asin. Akan tetapi, ketika kita mencicipi daging mereka, kita dapati bahwa daging ikan itu tidak asin. Ini sama dengan kita. Jika kita mempertahankan diri aktif dalam kehidupan doa, jika kita mengarahkan hati kita terus menerus kepada Sumber Hidup, kita tetap bebas dari pengaruh korupsi dunia ini. Sama seperti lebah mengumpulkan sari manis bunga-bunga dan mengubahnya menjadi madu tanpa merusakkan warna atau keharuman bunga, begitulah kita berkumpul dalam doa sukacita dan keindahan seluruh alam ciptaan. Seperti lebah mengumpulkan Page 55- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
madu dari berbagai bunga dan tempat kedalam sarang madu, begitulah kita mengumpulkan pikiran-pikiran berharga dan pengalaman-pengalaman dari bagian alam tercipta ini, dalam persekutuan dengan Alaha, menyimpannya sebagai madu kebenaran dalam hati kita. Kemudian dengan roh damai sejahtera tak ada batas, kita mencicipi madu dimanapun kita berada. Pencari: Sepanjang jiwa kita terkurung dalam bentuk-bentuk bendawi, bagaimana kita bisa pernah sungguh lepas dari pengaruh korupsi bendawi dunia ini?
Sadhu: Air asin laut menguap pada saat terik matahari dan naik ke angkasa. Di sana uap air itu berkumpul kedalam awan dan pada waktu jatuh kembali ke bumi, sekarang air itu manis, hujan yang menyegarkan. Pada saat menguap naik dari laut, air melepaskan semua ikatan garam dan kekotoran yang melekat. Begitulah pikiran-pikiran dan keinginan-hasrat kita dalam doa slootha. Matahari kebenaran menerangi jiwa kita dan memampukan pikiran-pikiran dan keinginan-hasrat kita naik keatas kedalam alam rohaniah bebas dari kekotoran. Kemudian hal itu kembali kepada kita membawa kesegaran dan berkat bagi banyak orang.
Sejumlah tanaman daun-daunnya mendekat ke batang dan bunga-bunga menguncup condong turun mengikuti arah matahari yang sedang tenggelam, terbuka mekar lagi dengan lembut di pagi hari saat matahari bersinar. Tanam-tanaman menggunakan waktu sepanjang siang hari untuk memanfaatkan kehangatan dan sinar cahaya, dan ini mempertahankan tanam-tanaman melalui dingin dan gelapnya malam. Dalam hal yang sama, jika kita membuka hati kepada matahari kebenaran, kita dijauhkan bahkan terhindar dari berbagai bahaya dan masa sukar dalam kegelapan, dan kita bertumbuh kedalam kepenuhan dan masuk dalam haribaan dari sang Gurujagad. Beberapa mahluk-mahluk laut memiliki semacam strukturlembut bahkan hempasan gelombang bisa merobek tubuh mereka berkeping-keping. Mahluk-mahluk ini begitu sensitif terhadap atmosfir sekelilingnya, jika ada gejala perubahan cuaca, mahlukmahluk ini langsung cepat menyelam kedalam lautan yang lebih dalam jauh dari jangkauan badai dan gelombang. Kita, juga harus menjadi sensitif pada atmosfir sekeliling kita. Ketika badai jahat dan kesukaran menerpa untuk merobek kita agar terbelah, kita harus segera menyelam kedalam lautan kasih Alaha di mana ada ketenangan kekal. Pencari: Kemudian apakah benar, Sadhu yang terkasih, bahwa orang bisa mengalami proteksi ajaib melalui doa?
Sadhu: Saya sudah mengalami banyak bahaya dalam perjalanan-perjalananku, sering disebabkan orang-orang yang tidak ada rasa toleransi ingin melihat saya celaka. Sekali dekat Gunung Kailas, saya meminta petunjuk jalan arah menuju ke desa terdekat. Diluar dugaan, orang-orang desa langsung menggiring saya turun ke jalan setapak menuju hutan yang berbahaya. Pada saat malam tiba, saya pergi ke sungai yang menghalangi jalanku dan masih tidak ada desa terlihat. Saat itu menjelang gelap, saya bisa Page 56- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
mendengar suara-suara binatang buas mendekat. Tidak ada jalan melintasi sungai, saya duduk dan berdoa, berpikir bahwa inilah akhir dari hidupku sudah mendekati ajal. Ketika saya menatap ke atas, saya melihat seorang pria di seberang sisi pinggir lain sungai itu di samping api unggun. Dia berseru padaku: "Jangan takut! Aku datang untuk menolong kamu." Saya tercengang menyaksikan Dia berniat menyeberangi sungai dengan cepat. Datang mendekatiku, dia berkata, "Duduklah di bahuku dan jangan takut." Seperti semudah sebelumnya, Dia berjalan lurus menyeberangi arus sungai bersamaku di pundak-Nya. Dia menurunkan aku jauh dari pinggir sungai, dan ketika saya berjalan di samping-Nya, Dia dan api unggun itu sudah lenyap. Keesokan petangnya, saya diusir keluar dari desa oleh segerombolan orang yang marah, membawa pentungan kayu di tangan. Mereka mendesak saya ke dalam hutan hingga saya terpojok pada dinding batu dan tidak bisa melangkah kemanapun lagi. Di sana saya merapatkan badan diantara bebatuan menunggu mereka menyerang saya dan memukuli saya hingga tewas. Tapi tidak ada yang terjadi. Hening sesaat, saya melihat sekeliling dan tidak ada tanda-tanda adanya para penyiksaku. Saya membuat api unggun, membersihkan luka-lukaku dan tertidur pada tempat yang sama. Pada pagi hari, saya bangun tidur melihat beberapa pria yang menatapku dengan rasa ketakutan dari kejauhan. Dengan perlahan dan rasa cemas, mereka datang mendekatiku dan menawarkan makanan dan minuman, sambil bertanya, "Sadhu-ji, siapakah orang-orang yang memakai jubah berkilauan yang berdiri di sekelilingmu malam kemarin?" Suatu kali, di kota yang bernama Rasar di Tibet, saya ditangkap dan dibawa ke hadapan Lama (pemimpin Agama Buddha Tibet) dan didakwa mengajarkan ajaran bida’ah sebab saya mewartakan tentang karya Gurujagad yang membebaskan kita dari dosa. Segerombolan orang yang marah menyeretku ke pinggir kota, menyobek semua pakaianku dan menjatuhkanku ke dalam sumur kering dan kemudian menyegel dengan penutup. Lenganku terluka saat jatuh, tapi lebih buruk dari rasa sakit adalah bau busuk. Banyak orang lain telah menderita dengan nasib yang sama dan kemanapun saya menggerakkan tanganku saya bisa merasakan tulang belulang berserakan dan bau busuk daging mayat. Bau itu sangat menyengat sekali. Tempat itu seperti Neraka. Di sana saya dicobai dengan keraguan: "Dimanakah sang Gurujagad sekarang? Mengapa Dia mengijinkan ini terjadi?" Tapi saya juga mengingat rasa damai, tentu saja sang Gurujagad ada dengan saya.
Saya tidak tahu berapa lama saya ada di dalam sumur, barangkali dua atau tiga hari, saya mendengar suara derikan jeruji besi di atas mulut sumur. Seseorang sedang membuka gembok dan menarik penutup. Seutas tali diturunkan dan ada suara memerintahkanku untuk memegang tali itu. Saya menangkap tali itu dengan segenap kekuatan tenagaku yang masih sisa dan ditarik naik ke atas hingga terseret keluar dari mulut sumur dan merasakan kembali udara segar di malam hari. Saya berbaring di tanah, menghirup udara segar, saya mendengar sumur ditutup dan digembok lagi. Saat saya mengamati sekeliling sumur, saya tidak bisa melihat ada orang di situ. Saya tidak Page 57- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
tahu siapa yang menyelamatkanku, tapi dalam hatiku, saya kenal bahwa itu adalah sang Gurujagad (Sri Prabhu Yeshua Msheekha bar Alaha).
Hari berikutnya, saya pergi lagi ke desa itu dan mulai mengajari mereka yang mau mendengarkan. Sejumlah orang menyeretku kembali ke hadapan Lama, dan saya ceritakan semua kisah penyelamatanku. Dia sangat marah dan memerintahkan untuk mencari orang yang mengambil kunci gembok untuk penutup sumur itu. Tapi ketika dia mengetahui bahwa kunci itu masih tergantung pada ikat pinggangnya, dia terdiam seribu bahasa. Dia menyuruhku untuk meninggalkan desa segera, biarlah sang Gurujagad-ku menghukum dia dan desa itu. Pencari: Saya sulit untuk mempercayai hal semacam itu mungkin terjadi. Bisakah kita sungguh menggerakkan Alaha melalui doa untuk mengubah peristiwa-peristiwa alam?
Sadhu: Pikiran ilmiah tidak bisa mengerti bagaimana Pencipta hidup ini mengendalikan dalam tangan-Nya hukum-hukum kodrat alam tercipta. Ini adalah Alaha yang menetapkan hukum-hukum alam. Demikianlah, ini sungguh bodoh beranggapan mujizat merusak hukum-hukum alam. Sesungguhnya ada hukum-hukum lebih tinggi yang kita tahu sedikit atau tidak sama sekali. Dalam doa, kita bisa menelusuri bertahap untuk mengetahui hukum-hukum lebih tinggi ini. Kemudian, kita mengerti bahwa mujizatmujizat tidak hanya mungkin tapi bahkan alamiah. Di tempat-tempat yang sangat dingin, sudah umum di permukaan sungai membeku sementara itu air di bagian bawah mengalir. Saya sudah menyeberangai banyak sungaisungai itu dengan aman dan mudah. Tapi jika saya berjalan di daerah-daerah tropis dan bercerita kepada orang-orang di sana bahwa ada jembatan-jembatan air yang mengeras melintasi sungai-sungai yang mengalir dan saya sendiri berjalan melintas semacam jembatan-jembatan air itu, lalu mereka akan menggeleng-gelengkan kepala dengan heran dan berkata hal itu tidak mungkin terjadi sebab mereka tidak ada pengalaman semacam yang saya alami belum pernah melihat sungai semacam itu. Seperti itulah, mereka yang hanya hidup oleh panca indra dan akal saja sungguh tidak tahu hidup rohaniah dan perkara-perkara yang mungkin terjadi melalui doa. Alaha adalah Roh dan jalan-jalan Alaha adalah rohaniah. Perkara-perkara rohaniah tidak bisa dipahami oleh akal manusia; perkara-perkara itu hanya bisa dilihat dengan mata rohaniah. Mujizat terbesar adalah dilahirkan dalam roh, mengalami damai sejahtera sejati. Sekali kita mengalami sang Gurujagad secara pribadi dan bagaimana Dia menghancurleburkan siklus dosa yang mematikan dan maut dan melepaskan kita dari kodrat berdosa kita sendiri, kita tahu bahwa segala perkara adalah mungkin bersama dengan Alaha. Sekali kita mengalami mujizat-mujizat terbesar ini, semua mujizat-mujizat lain tampaknya kecil melalui perbandingan. Mereka yang malang, tidak ada kelegaan, najis, jiwa jatuh bisa menerima pengampunan-Nya dan mencicipi damai sejahtera sang Gurujagad – inilah mujizat diatas mujizat-mujizat. Barang siapa saja yang percaya dalam mujizat ini percaya dalam semua mujizat-mujizat. Page 58- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
Dalam rasa takut atau kemarahan atau kegilaan, orang bisa melakukan perkara yang diluar kemampuan biasa yang tampaknya jauh dari kekuatan manusia – seperti mematahkan rantai besi. Jelasnya, kekuatan ini ada dalam tubuh manusia dan hanya muncul ketika seluruh energi dan pikiran yang terpusat dan seluruh tubuh diarahkan ke arah sasaran tunggal. Dalam meditasi, kekuatan rohaniah kita adalah sama terfokus. Daya kuasa ilahiah mengalir melalui kita, mematahkan rantai dosa dan menerjang kita dengan hantaman rohaniah yang menakjubkan. Tapi awaslah! Pertimbangkanlah daya ledak senjata dan bom menghancurleburkan dan merusak. Daya kuasa rohaniah bisa juga digunakan bagi tujuan akhir yang jahat. Pencari: Akankah Alaha sungguh mengabulkan apa saja yang kita minta dalam doa?
Sadhu: Sejumlah orang berpikir bahwa kita mengubah kehendak dan rencana Alaha melalui doa, tapi hal itu sesungguhnya hati kita yang diubahkan. Potensi tidak dipenuhi keinginan dari jiwa kita bila kita sedang bergumul untuk menggapai sesuatu yang berada di seberang batas-batas hidup tak sempurna ini. Ketika seekor burung meletakkan telur pertamanya dan mulai mengerami dan menghangati telur-telur, hanya ada cairan tak berbentuk di dalam telur. Tapi ketika induk burung ini terus mengerami telur-telur tersebut dengan tubuhnya sendiri, cairan di dalam ditransformasi. Cairan itu menjadi keras dan menjadi berbentuk seperti induk burung. Hal yang sama, doa-doa kita tidak mengubah Alaha. Dalam hal ini kita yang ditransformasi kedalam kemuliaan dan gambar Alaha.
Kita tidak berdoa untuk menginformasikan Alaha tentang kebutuhan-kebutuhan kita. Kita berdoa supaya hati kita terbuka kepada sang Pemberi semua berkat-berkat. Saat sang Gurujagad meninggalkan murid-murid-Nya Dia tidak langsung mencurahkan RohNya pada mereka di hari yang sama.Mereka membutuhkan periode persiapan batiniah khusus sebelum mereka siap menerima karunia ini. Jika kita menerima berkat Alaha tanpa mengharapkan hal itu dan tanpa mempersiapkan batiniah kita untuk menerimanya, kita tidak akan menghargai karunia itu ataupun tidak akan memegangnya untuk waktu yang lama. Hal itu sama dengan Saul, raja pertama Israel. Dia tidak berusaha melayani Alaha, Dia hanya sibuk memikirkan tentang keledaikeledainya yang hilang. Maka ketika dia menerima roh dari Alaha dan diurapi sebagai raja, dia tidak ada persiapan batiniah. Oleh karena ini, dia segera kehilangan keduanya. Pencari: Kemudian, apakah doa yang benar itu?
Sadhu: Saat kita melihat seekor burung bangau dan burung ruak-ruak sawah berdiri tanpa bergerak di tepi danau atau kolam, kita barangkali berpikir burung itu sedang menikmati keindahan air. Tapi ini tidaklah demikian! Burung itu berdiri di sana selama berjam-jam tanpa bergerak, tapi segera burung itu melihat seekor katak atau ikan kecil, burung itu tiba-tiba bergerak cepat kilat dan menangkap mangsa dengan rakusnya. Banyak orang memiliki pendekatan doa dan meditasi yang sama. Duduk di tepian lautan luas yang tak berujung kasih Alaha, mereka sesungguhnya tidak memikirkan keagungan-Nya atau anugerah ilahiah yang membersihkan kita dari dosa dan Page 59- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
mengenyangkan jiwa lapar. Sebaliknya, mereka dimakan oleh pikiran menerima sesuatu untuk diri mereka sendiri, yakni butiran untuk memuaskan rasa lapar mereka sendiri. Mengunjungi sumber sejati damai sejahtera benar dan berkat, gagal menghargainya maka akan berbalik hanya memberi makan rasa puas diri sendiri saja.
Hakikat doa tidak terdiri dari meminta untuk sesuatu, tapi membuka hati kepada Alaha. Doa adalah melemparkan diri kita sendiri kepada Alaha. Ini adanya kerinduan akan Alaha bagi dirinya sendiri, sang Pemberi hidup. Doa adalah persekutuan dengan Alaha, menerima Dia yang adalah Pemberi dari semua karunia-karunia yang baik, menjalani kehidupan persekutuan dengan-Nya. Ini adalah bernafas dan hidup dalam Alaha. Seorang anak kecil akan lari ke ibunya berseru: "Mama! Mama!" Anak tidak tertarik dengan benda-benda khusus lainnya. Dia hanya ingin dekat dengan ibunya, duduk di pangkuannya, atau mengikuti ibunya dan tinggal di rumah. Anak rindu untuk merasakan betapa senangnya dekat ibunya saja, berbicara dengannya, mendengar suaranya. Inilah apa yang membuat dia bahagia. Ini sama persis dengan mereka yang sungguh-sungguh menjadi anak-anak Alaha. Mereka tidak menyusahkan diri mereka sendiri dengan aneka macam permintaan bagi berkat rohaniah. Mereka hanya ingin duduk di kaki sang Gurujagad, sentuhan nyata bersama Dia; kemudian mereka sungguh merasakan betapa senangnya.
Iklim membuat bentuk, warna, dan pola-pola pertumbuhan tanaman dan bunga. Di hutan kita sering melihat serangga yang mengambil bentuk dan warna rumput dan dedaunan hijau yang mereka makan. Pada musim salju di Utara, bulu beruang kutub punya warna yang sama dengan putihnya salju. Harimau Benggala memiliki garis belang-belang pada kulitnya seperti alang-alang di mana harimau itu tinggal. Lingkungan rohaniah kita sama persis pengaruhnya bagi kita. Jika kita tetap dalam persekutuan dengan Alaha, kelakuan dan watak kita – bahkan penampilan kita – semuanya diubahkan. Berdoa artinya sedang berbincang-bincang tentang hubungan dengan Alaha, menjadi bersekutu dengan Dia dan diubahkan kedalam keserupaan-Nya. Kita mulai mengenakan kemuliaan dan kodrat rohaniah yang tidak bisa korup. Pencari: Apakah tujuan akhir doa untuk menghilangkan individualitas kita dan lebur kedalam kesatuan dengan Alaha?
Sadhu: Kita diciptakan dalam gambar Alaha. Takdir kita dipelihara dalam gambar itu. Alaha datang kepada kita dalam sang Gurujagad un tuk memulihkan kita kepada sifat ilahiah Alaha. Dalam hal ini, sang Gurujagad mengubahkan kita kedalam nyala api rohaniah. Menjadi api rohaniah berarti menjadi seperti Alaha. Meskipun itu nyala api kecil tetaplah api dan memiliki semua sifat-sifat api. Ini tidak berarti roh kita adalah Roh Alaha, seperti sejumlah para penyembah banyak ilah (pantheis) dan filsuf-filsuf anggap. Kita bukan penggalan-penggalan Roh Alaha.Kita bukan Alaha. Alaha berbeda dari kita, tapi jiwa kita hanya bisa mendapatkan damai dalam kesatuan dengan Alaha.
Page 60- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
Sepon berada dalam air dan air mengisi sepon, tapi air bukanlah sepon. Ini sama ketika saya menenggelamkan diri saya sendiri dalam Alaha. Alaha mengisi hatiku dan aku sungguh bersatu sepenuhnya dengan Alaha, tapi aku bukan Alaha dan Alaha bukan aku. Kita jelas berbeda meskipun tak berpisah. Manusia itu sangat berbeda satu dari yang lain – dalam karakter, temperamen, dan kemampuan-kemampuan – meskipun kita semua diciptakan dalam gambar Alaha. Sesunguhnya, jika semua bunga-bunga di dunia warna dan wanginya sama, maka keindahan wajah permukaan bumi akan kehilangan pesonanya. Ketika sinar cahaya matahari menembus warna kaca, warna tidak berubah, tapi sinar matahari menyinari dan menerangi aneka keindahan warnanya, pesona sejatinya. Begitulah matahari kebenaran menyinari melalui berbagai macam karakter rohaniah pria dan wanita, menyingkapkan kasih dan kemuliaan Alaha. Doa Mar Sadhu Sundar Singh Ya Baginda, rahmat dan kasih karunia-Mu yang berlimpah itu telah mengisi relung hatiku mengalir berkelimpahan dengan rasa bersyukur dan pujian. Namun hati dan lidah yang memuji-Mu tidaklah cukup bagiku hingga aku membuktikannya dalam tindak perbuatanku yang mengabdikan hidup melayani Engkau.
Syukur dan terpujilah Engkau telah menebusku, meskipun aku tidak pantas, Engkau hidupkan aku dari kematian kepada hidup dan membuat aku bersukacita dalam persekutuan dan kasihMu. Aku tidak tahu sebagaimana aku harus pada diriku sendiri atau rasa sakitku yang butuh pengobatan, tetapi Engkau, ya Bapa, maha mengetahui sepenuhnya mahluk-mahluk-Mu dan kebutuhan mereka. Tidak juga aku mengasihi diriku sendiri sebagaimana halnya Engkau mengasihiku. Mengasihi diriku sendiri sepenuhnya adalah mengasihi dengan sepenuh hati dan jiwa tiada batas yang memberi aku keberadaan, dan kasih yang semacam itulah Engkau. Oleh karena Engkau telah memberikanku tetapi satu hati, yang hati itu tetaplah satu saja, yakni kepada-Mu, yang menciptakannya.
Ya Baginda Raja, duduk di depan kaki-Mu jauh lebih baik dari pada duduk di hadapan tahta raja-raja bumi, sebab tahta-Mu bertahta abadi di Kerajaan kekal. Dan kini, di depan mezbah kaki suci ini aku mempersembahkan diriku sendiri sebagai korban bakaran. Melalui rahmat-Mu terimalah aku, dan di manapun dan bagaimanapun Engkau menghendaki, pakailah aku untuk melayani-Mu. Sebab Engkau adalah milikku, dan aku milik-Mu, yang mengambil seonggok debu ini dan menjadikanku dalam gambar-Mu sendiri dan menganugerahkanku hak untuk menjadi anak-Mu.
Page 61- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
Mengenai Wanita Sundar Singh ditanyai tentang posisi wanita. Dia berbicara tentang kerja hebat dan baik yang para wanita selesaikan di masa lampau dalam dunia, terus berlangsung pembicaraan banyak wanita masa kini melalui mereka dunia mendapatkan manfaat besar dalam setiap aspek hidup, khususnya keagamaan. Kemudian ia menambahkan hal pokok, "Roh tak memiliki jenis kelamin."
Dia sering membicarakan tentang ibunya dan apa saja yang ia berhutang budi banyak kepada ibu. "Pangkuan ibuku adalah universitas terbaik di dunia bagiku." Seseorang menanyai dia memikirkan sebaiknya para wanita Hindu yang percaya kepada Msheekha sebagai sang Juruselamat mereka, dimikveh di rumah mereka sendiri dengan diamdiam. Dia menjawab ia tak percaya mikveh rahasia; tidak ada artinya menerima Msheekha jika tidak Dia diakui di depan umum. Penganiayaan dan penderitaan yang terjadi dampaknya, apakah itu terjadi pada pria atau wanita, adalah perkara yang terbaik untuk ujian dan penguatan iman dan kasih orang percaya baru kepada Maran. Sadhu terus – menerus menekankan pentingnya mengakui Tuhan kita (Aramaik; “Mari”) di hadapan manusia dan menjadi saksi bagi-Nya; sementara itu pada waktu bersamaan mengakui kesulitan besar bagi para wanita khususnya harus hadapi di India agar mengakui Msheekha, sebab keadaan kemasyarakatan dan adat istiadat masyarakat, menunjuk dalam hubungan ini kepada sejumlah kerabat-kerabatnya sendiri.
Sadhu memiliki seorang saudara perempuan. Dia bercerita kepadanya kadangkala, "Engkau adalah saudariku perempuan secara daging tapi tahukah kamu bahwa aku punya banyak saudari-saudari dalam dunia yang merupakan saudari-saudariku yang sebenarnya dan kami tinggal bersama di Sorga? Dalam pengertian rohaniah ini kamu belum saudariku." Perumpamaan Kebenaran "Ketika seorang pria ada dalam keadaan berdosa, ia tak memiliki rasa tentang dosa. Seorang pria menyelam ke dalam air. Di kepalanya ada sejumlah besar banyaknya air tapi ia tak merasakan beratnya sama sekali. Tapi saat keluar dari air jika ia mengangkat segentong penuh air ia sepenuhnya menyadari betapa beratnya air itu.
Dalam hal cara yang sama, ketika orang tenggelam dalam dosa dia tak memiliki rasa dosa, tapi satu kali ia dilepaskan ia sadar paling sedikitnya tentang dosa."
"Ini bisa jadi cukup lama mengetahui tentang suatu bunga, sebaliknya tidak lama mencium bau harumnya. Tidaklah lama menikmati bersama Dia. Saya mengenal Dia – itu cukup bagi saya. Orang melepaskan rasa dahaga dengan air, tidak mengenal bahwa Page 62- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
air itu adalah hidrogen dan oksigen. Maka begitulah dengan Air Hidup. Jika keselamatan hanyalah untuk segelintir orang maka keselamatan itu tidak berlaku sejagat raya (universal), dan jika keselamatan tidak sejagat raya maka keselamatan adalah tidak benar."
"'Bagaimana bisa saya percaya ada hidup setelah kematian? – sorga dan neraka?' Saya ditanyai oleh seorang professor. 'Tapi,' kataku, 'kami mendapatkan bukti dalam diri kami sendiri.' 'Bisakah anda memberikan bukti tentang hidup masa depan?' Ia bertanya. 'Tentu saja. Telur-telur pertama kali hanya berisi benda cair, kemudian bertahap seekor burung muda terbentuk. Barangkali saja induk – burung itu bercerita kepada burung muda, "Kamu akan keluar dari cangkang ini. Kamu akan melihat gunung, bukit, awan, ladang dan juga ibumu juga." Apa jadinya jika ayam itu berkata, "Tidak, engkau sedang berbohong. Apa bukti yang aku punya?" "Mengapa, sayap-sayap mereka, mata mereka diberikan kepadamu. Engkau tak bisa menggunakannya dalam cangkang telur. Engkau tak bisa melihat sesuatu tapi dirimu sendiri. Matamu dan sayapmu adalah bukti bahwa engkau sedang dipersiapkan bagi dunia yang akan datang." Ketika ayam keluar dari cangkanya ia melihat segala sesuatu dan induknya dan ia bisa menikmati segalanya.'
Begitulah kita akan keluar (keluar dari cangkang tubuh) dan melihat Bapa dan Bunda kita. Mengapa keinginan-keinginan ini? Merindukan damai sejahtera? Tidak ada ruang bagi memuaskan semua keinginan dalam hidup ini. Tapi kita akan melihat sang Juruselamat kita dan orang-orang kudus di Sorga. Dalam tubuh ini kita tidak bisa melihat mereka. Tapi tidak semua telur menetas. Mereka membutuhkan kehangatan Bunda. Begitulah juga bagi kita membutuhkan mikveh Roh Kudus untuk membuat kita hangat. Kita harus menerima kehangatan dan panas dari Dia dalam doa." "Ketika saya ada di Amerika seorang pria kaya bercerita padaku tentang pengalamannya. 'Apa menurut anda barang paling berharga dalam ruangan gambar ini?' ia bertanya, 'Beberapa orang berkata lukisan indah itu atau batu-batu mahal ini. Tapi barang sangat berharga dalam rumahku adalah kulit harimau. Satu hari saat saya sedang berburu dengan saudaraku seekor harimau tertembak. Tapi binatang ini tidak terbunuh – hanya terluka dan masih bernafas. Saudaraku menembak dan harimau menerkam dia dan lalu saudaraku tewas tapi harimau itu terbunuh mati juga. Bekas luka-luka ini adalah darah saudaraku. Saudaraku telah memberikan hidupnya bagiku. Sehingga inilah benda paling berharga di rumahku.'
Lalu ketika kit abaca Sabda Alaha kita belajar bahwa Saudara kita telah memberikan hidup-Nya bagi kita. Tidak ada barang berharga dalam dunia selain ini. Ini milik tanda darah saudara kita." "Saya punya sebongkah batu di tanganku. Saya lempar batu itu kepada seseorang – kepala orang itu pecah dan ia mati. Selama batu itu ada di tanganku maka batu itu adalah kekuatanku, tapi satu kali batu lepas dari tanganku aku kehilangan kekuatan. Dan ini terlalu terlambat, pria itu telah tewas. Jika saya bertobat – itu artinya saya tidak akan melemparkan batu – batu lagi di masa depan. Namun orang itu sudah Page 63- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
terbunuh! Pada masa depan, kita akan menerima kekuatan, tapi kita harus berpegang teguh bagi masa kini sebaliknya kita dalam bahaya kehilangan apa yang kita punya.
Ada bahaya kehilangan karunia-karunia atau berkat-berkat yang kita punya telah terima dari Bapa Sorgawi kita. Jika tidak ada bahaya kehilangan mahkota kita, Maran kita tidak akan memberikan peringatan. Maka, 'Lihatlah dan berdoalah.' Karuniakarunia, berkat-berkat, mahkota dan hidup rohaniah, ada perbedaan antara memiliki perihal ini dan menerimanya kembali. Mereka yang bertobat bisa mendapatkan pengampunan jika mereka datang kepada Bapa Sorgawi kita, tapi mereka yang menunda bisa jadi mendapatkannya begitu terlambat." "Ini merupakan rencana bagus untuk menghibur pikiran unggul dan mulia dalam pikiran sepanjang waktu; sebab melalui Asosiasi Hukum (the Law of Association) pikiran baik dan mulia menarik orang lain."
"Pohon bertumbuh dan berkembang dalam cahaya dan panas matahari. Ada ruang tak terbatas di atas pohon, namun ketika pohon mencapai ketinggian tertentu pohon tak bisa lagi bertambah tinggi. Mengapa pohon tidak bisa lagi bertambah tinggi? Daya tarik menarik bumi menarik pohon itu ke bawah. Kita adalah mahluk-mahluk rohaniah dan bertumbuh ke atas dan tidak ke bawah meskipun perkara – perkara dunia ini menarik kita turun.
Panas matahari menjadikan pohon bertumbuh, tapi melalui panas matahari yang sama itu pohon lainnya mengering. Ketika cacing atau serangga masuk ke sebatang pohon, hidup pohon sedang menjadi rusak bertahap; kemudian panas matahari sebaliknya panas matahari itu membantu proses pembusukan. Kita memiliki hidup dalam diri kita dan bertumbuh melalui cahaya dari Matahari Kebenaran (Yokhanan 8:12). Kepada tingkat apa hidup kita berkembang? Yakni kepada tingkatan ini, 'Engkau, oleh karena itu, menjadi sempurna sebagaimana Bapamu yang ada di Sorga adalah sempurna.'" "Ketika pemerintah mulai mencetak uang, manusia mulai memalsukan uang juga. Begitulah dalam hidup Rohaniah, si Jahat juga memalsukan setiap kebajikan-kebajikan.”
“Dalam kehidupan rohaniah kita bisa melakukan banyak hal yang merugikan ketika kita sepenuhnya bermaksud berbuat baik; sama seperti pria di Burma yang terburu-buru menuangkan berember-ember air (yang dia pikir air, pada hal minyak tanah) ke dalam rumahnya yang tiba-tiba disambar api dan mendapati bahwa pada tempat minyak yang banyak itu ia sedang menuangkan minyak tanah sebagai gantinya.”
Page 64- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
Tentang Doa "Mereka yang berpikir bahwa doa hanyalah meminta adalah para pengemis. Saya tidak melihat seorang pengemis memahami kebenaran Mshikhanuth. 21" "Setiap hari ketika kita meluangkan waktu dalam doa dan menyadari kehadiran-Nya (shekinah-Nya), kita harus berpegang teguh perihal ini dalam hati kita. Tanpa doa adalah tidak mungkin. Doa bukan meminta untuk perkara ini dan itu, tapi bagi Dia sendiri si Pemberi berkat-berkat itu – agar Dia boleh tinggal dalam kita. Lihatlah betapa ajaibnya Juruselamat kita!"
"Sejumlah orang sangat berterima kasih saat doa mereka terjawab. Tapi orang yang berpikir bahwa doa hanyalah meminta merupakan kesalahan besar. Alaha memberikan diri-Nya sendiri. Bahkan orang jahat menerima semua jenis rahmat dari Alaha. Jika Roh Kudus diberikan tanpa doa, kita tidak bisa menghargai sang Roh. Sebab orang yang menerima sang Roh tidak bisa hidup tanpa doa. Mereka bisa saja jatuh, mereka bisa saja berbuat kesalahan, namun mereka mengenal nilai doa; dan mereka yang mengenal nilai hidup persekutuan tidak akan pernah berhenti." "Mereka yang haus dan lapar akan kesalehan mengenal Dia. Dia mewahyukan diri-Nya sendiri kepada orang semacam ini – mereka yang meluangkan waktu dalam doa. Kita melihat muka kita terkadang tidak pada cermin tapi di permukaan sungai, tapi ketika ada riak gelombang di sungai kita tak bisa melihat diri kita sendiri. Ketika hidup kita penuh dengan terburu-buru dan sibuk terus kita gagal melihat diri kita sendiri, tapi dalam tempat yang tenang kita melihat diri kita sendiri dan kita akan menjadi berubah keseluruhan – hidup baru. Kemudian kita tidak akan menjadi malu. Kita harus mengenal Dia melalui tinggal bersama Dia – dan kita harus tinggal dalam Dia melalui kehidupan doa."
"Doa adalah untuk hidup dalam Dia bagi lainnya. Kita tak bisa berhenti bernafas dalam udara Roh Kudus, dan melalui Roh Kudus kita sedang dipersiapkan bagi dunia akan datang (olam ha Bah) – bagi Kerajaan Alaha di mana kita sedang datang meluangkan waktu kekekalan. Kita tidak diciptakan untuk tinggal dalam dunia ini selamanya tapi untuk bersiap-siap berangkat menuju Rumah Sorgawi kita." "Anak yang berusia dua atau tiga hari tidak tahu apapun tentang dunia ini – tentang ibunya dan tentang susu, tapi ia tahu menyedot susu dari ibunya. Dia tidak tahu Khasi atau Hindi, tapi ia tahu bagaimana menghisap susu. Alaha menyediakan susu bagi bayi dalam payudara ibunya, tapi susu itu tidak mengalir ke mulut si bayi. Ia harus menghisap dan ia bertumbuh kuat dan lebih kuat hari demi hari. Alaha adalah Ibu rohaniah kita dan kita mengalami hal itu ketika kita mengarahkan hidup doa. Kita memiliki hasrat.
Jika hasrat ini dipuaskan, dan hanya Dia yang bisa memenuhi kebutuhan hati manusia. Setiap orang tahu sesuatu tentang doa. Anak bisa menangis." "Mar Shaul adalah hamba 21
Mshikhanuth = Kekristenan
Page 65- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
Alaha yang praktis yang ia tidak bercerita kepada orang lain untuk melakukan apa yang ia coba lakukan bagi dirinya sendiri. Dia menjalani hidup doa, ia tidak pernah berhenti berdoa. Ketika pada perjalanan panjang, ia berdoa. Ia tahu nilai doa dari pengalaman. Ia tahu bagaimana pentingnya dan utamanya itu. Sama seperti nafas dan sirkulasi darah adalah fungsi-fungsi dari tubuh, sehingga doa adalah suatu fungsi dari jiwa. Sirkulasi darah tidak akan terus berlanjut selamanya, detakan jantung akan berhenti, tapi doa akan terus berlanjut. Doa adalah bernafas dalam Alaha – bernafas dalam udara dari sang Roh Kudus. Mereka yang tak bisa bernafas adalah mati. Kita bernafas dalam tidur kita, maka, 'Doa tanpa henti.' Tinggal dalam Dia kita bernafas dalam Dia Yang adalah hidup kita." "Seorang penyelidik alam mengamati burung-burung yang cantik terbang menuju negeri panas pada awal musim dingin, memiliki hasrat besar yang burung-burung harus tinggal, tapi tak bisa tetap tinggal di tempat-tempat itu. Maka ia berpikir rencana lainnya. Dia menetaskan beberapa telur burung dari negeri panas. Ia berpikir bahwa jika bayi-bayi burung ini dilahirkan di negeri dingin mereka akan berpikir bahwa mereka tetap tinggal di negeri dingin. Tapi ketika musim dingin tiba mereka pergi. Tidak ada yang menceritakan kepada mereka, tapi mereka kembali lagi ke negeri dari mana mereka berasal awalnya. Mereka memiliki naluri, rasa itu menggerakkan mereka. Demikianlah juga kita akan terbang pergi dari bumi ini." "Jika telur-telur tidak tepat menetas maka telur-telur akan membusuk. Demikian juga kita dalam bahaya kebinasaan akibat dari dosa. Tapi kita sedang dipersiapkan dan kita akan terbang keluar dari cangkang ragawi kita kedalam rumah sorgawi kita. Bahkan hewan-hewan mengenal tuan mereka tapi kita tak mengenal Pencipta kita. Kita tak bisa mengubah kehendak-Nya tapi melalui doa kita bisa memahami kehendak-Nya. Apa yang perlu bagi kehendak-Nya, akan diberikan kepada kita untuk melaksanakan rencanarencana-Nya. Kita sedang dirombak. Ketika telur sedang ditetaskan telur itu berubah; kemudian, dalam waktu, anak burung akan menjadi seperti induknya. Benda cair dirubah menjadi seekor anak burung yang menjadi seperti induknya. Dalam doa kita sedang ditetaskan dan dirubah dan dipersiapkan menjadi seperti Dia (Msheekha). ...semua telur-telur tidak menetas. Telur-telur membutuhkan kehangatan Induk. Begitu jugalah kita membutuhkan mikveh dari Roh Kudus untuk membuat kita hangat. Kita harus menerima kehangatan dan panas dari Dia dalam doa."
"Mengapa Alaha tidak memberikan berkat-berkat rohaniah tanpa doa? Ada orang bernama Saul. Raja Saul menerima satu kerajaan dan Roh Kudus, tapi ia tidak berdoa bagi Roh Kudus dan tidak cemas. Akhirnya ia kehilangan keduanya. Melalui doa kita sedang dipersiapkan. Kita sedang menerima suatu berkat melalui doa persiapan. Menggantikan keledai raja Saul menemukan kerajaan. Jika kita menerima Roh Kudus sebelum kita siap kita akan kehilangan Dia. Tapi jika kita bersiap kemudian hidup kita akan menjadi sepenuhnya dirubah. Tapi jika kita kehilangan Dia adalah lebih buruk dari pada sebelumnya. Orang – orang semacam ini adalah penjelmaan dari si Jahat – kondisi mereka setelah lebih buruk."
Page 66- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
"Ini adalah suatu peringatan dari Maran sendiri. 'Berpeganglah teguh pada mahkotaMu.' Semua akan menjadi jelas jika kita menghidupi kehidupan doa. Kita harus meluangkan waktu dalam doa – kemudian kita akan mengetahui siapakah Juruselamat kita. Kita menerima berkat-berkat bahkan melalui kesalahan-kesalahan kita. Tapi Alaha kita bekerja dengan diam-diam. Dia tidak pernah melakukannya dalam kebisingan... Alaha memberikan saya kekuatan dan daya kekuatan yang saya tidak kehilangan berkat ini. Doaku terus berlanjut. Kemudian Sorga akan mulai di bumi bagi semua orang yang memiliki pengalaman ini. Lalu kita akan melihat orang-orang lain masuk kedalam kerajaan Alaha. Kita akan melihat dengan mata rohaniah kita dan terbang keluar dan menjadi bersama dengan Juruselamat kita dan berada dalam Kerajaan-Nya selama-lamanya. Semoga Alaha menolong kita agar kita bisa tinggal dalam Dia dalam hidup ini – dan inilah kemungkinan satu-satunya, yakni melalui doa yang adalah nafas vital kehidupan – sebelum kita masuk kedalam Kerajaan Sorgawi di mana kita sedang tinggal bersama dengan Dia selama-lamanya. Kita harus mulai dalam rumah kita di bumi, sebaliknya kita akan merasa berada dalam Sorga. Jika kita tinggal dalam Dia sekarang, kita harus dipersiapkan untuk tinggal bersama dengan Dia selama-lamanya..." "Semoga Alaha menolong kita untuk berdoa tanpa henti." Tentang Penganiayaan, Penderitaan dan Pemuridan "... Anak perempuan kecil usia tiga belas tahun sedang pergi dari desanya ke desa lain ketika ia ditemui oleh seorang Lama (kepala rahib Buddhisme Tibetan) yang berkata kepadanya, "Ayahmu telah menjadi seorang Nasrani (Mshikhani - Kristen) dan itulah, saya beranggapan, mengapa engkau adalah seorang Mshikhani juga."
Ia menjawab, "Seorang Sadhu Mshikhani datang ke desa kami menceritakan tentang Msehekha. Keluargaku telah menjadi Mshikhanim (Pengikut Msheekha) – Aku adalah seorang Mshikhani sebab aku mengenal dari pengalamanku sendiri bahwa Msheekha adalah Juruselamatku." Si Lama menangkap dia dan mengurungnya dalam ruangan gelap dengan pintu dikunci selama dua puluh empat jam tanpa makanan atau air. Di penghujung dua puluh empat jam si Lama berpikir ia akan memohon dibebaskan. Untuk keterkejutannya si Lama menemukan anak perempuan ini sedang menyanyi. Dia mengunci anak perempuan ini lagi selama tiga hari tanpa makanan atau minuman. Ketika ia membuka pintu kali ini ia tak mendapati anak perempuan ini bernyanyi tapi ia melihat anak perempuan itu sedang berlutut di pojok ruangan kamar sedang berbicara kepada seseorang. Dia bisa melihat bibirnya bergerak-gerak tapi matanya dipejamkan.
Si Lama mulai mendengarkan apa yang ia sedang katakan. "Maran, aku bersyukur padaMu bagi kehormatan penderitaan ini demi Engkau." Msheekha sedang tinggal dalam Page 67- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
dirinya, sebaliknya hal itu akan menjadi tak mungkin bagi anak perempuan ini. "Maran, ampunilah Lama. Bukalah mata rohaniahnya agar ia bisa melihat kemuliaan-Mu."
Si Lama terenyuh dan mengalir air matanya, dan melepaskan turban penutup kepalanya ia letakkan itu di samping kaki anak perempuan cilik ini dan berkata, "aku seperti kakekmu dalam usia, tapi hari ini engkau telah menjadi guruku." Kepada Mar Sadhu yang ia bertemu setelah itu, ia berkata, "saya tidak belajar banyak darimu sebagaimana aku belajar dari gadis cilik." "Saya sungguh bersyukur. Bisakah kita tak memiliki pengalaman itu? Gadis cilik itu sedang dalam perjalananya menuju kesempurnaan dan memberikan hidupnya untuk bekerja bagi Juruselamatnya."
"Ketika saya sedang menginjil diantara wilayah Nepal dan Tibet, saya diminta di satu tempat bukan mewartakan ajaran Mshikhanuth (Kekristenan). Tapi saya berkata, 'Saya harus memberikan kesaksianku terhadap apa yang Juruselamatku telah perbuat bagiku.' Saya ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara selama enam bulan. Suatu kesempatan bagus mewartakan Injil! Saya berdakwah kepada para kriminal tapi dilarang. Sipir penjara berkata, 'Engkau dijebloskan ke dalam penjara sebab pewartaanmu dan di sini engkau berdakwah lagi!' Saya menyahut, 'Saya tidak bisa diam, Saya harus menceritakan tentang Juruselamatku.' Kemudian ia berkata kepada para tahanan jangan mendengarkan. Mereka berkata, 'Engkau gagal membuat kami lebih baik. Jika mendengarkan tentang Dia buatlah kami lebih baik engkau barangkali menjadi senang.' Sipir penjara ketakutan kalau semua para kriminal menjadi Mshikhanim dan ia membawaku pergi.
Kali ini saya dijebloskan ke dalam kandang sapi sipir penjara karena di situ tidak ada ruang terpisah lainnya. Tempat itu penuh dengan nyamuk. Pakaianku ditanggalkan dan kaki dan lenganku diceburkan ke dalam kotoran sapi. Kemudian sebaskom lintah dibalurkan ke tubuhku. Ada lintah – lintah sekeliling mataku menutup kedua belah mataku, dan lintah-lintah itu menghisap semua darahku. Kejadian itu sungguh menyakitkan. Saya mengakui kelemahanku. Alaha ingin menunjukkan diriku sendiri. Saya hampir ingin menangis. 'Sampai besok hari,' Saya pikir, 'saya akan mati akibat kehilangan darah.' Namun, ketika saya sedang berdoa, saya merasakan sesuatu seperti aliran listrik mengalir di seluruh tubuhku dan penjaraku diubah menjadi Sorga. 'Akankah sorga lebih baik dari pada ini?' Saya melupakan lintah-lintah, dan meskipun aku bukan seorang penyanyi aku mulai menyanyikan kidungan dalam bahasa Hindi. Sungguh merupakan sukacita besar! Di tengah-tengah penderitaan saya tak memiliki penghibur dari luar diriku tapi aku mengalami semacam damai yang ajaib dari Juruselamat hidupku.
Saya memberikan Injil Mar Marqos kepada pria yang melaporkan aku, yang segera langsung ia mengoyak kitab Injil itu. Dia datang menjenguk saya dalam keheranan Page 68- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
bersama dengan sipir penjara. 'Apa yang engkau pikirkan tentang dia?' ia menanyai si sipir itu.
'Saya pikir ia gila,' sahut si sipir. 'jika melalui menjadi gila orang bisa menjadi begitu gembira, maka saya harus seperti menjadi gila juga,' jawab pria itu."
"Delapan belas tahun Dia adalah segalanya bagiku – hidup dari kehidupanku dan aku tak pernah menyesalinya. Kerabat-kerabatku bertanya, 'Apakah engkau tidak menyesal sekarang sehingga engkau harus menderita?' 'Saya hanya menyesal karena saya tidak mengikuti Dia sebelum delapan belas tahun yang lalu.'"
"Ini merupakan kasihan besar bagi orang diantara kita yang sedang hidup tanpa Juruselamat yang ajaib ini. Kita harus mengikuti Dia. Kita harus ada bersama dengan Dia dan kemudian kita akan berjalan di jalan kita menuju kesempurnaan. Jika kita tidak mengikuti Juruselamat kita tak bisa diselamatkan. Ada ikan ajaib yang bisa mengubah warnanya, tapi ikan buta tidak bisa mengubah warnanya."
"Tak satupun akan diijinkan memasuki Sorga yang tak memiliki wajah seperti Yeshua d’Msheekha. Itulah tiket satu-satunya, sebaliknya kita harus menemukan diri kita sendiri keluar dari tempat untuk berada di sana. Hanya mereka yang mengikuti Dia akan merasakan ada di rumah sendiri. Apakah engkau mau mengikuti Dia? Tidak akan ada tempat tersembunyi di Sorga – hanya ada dalam Neraka. Saya yang biasa dahulu menganiaya Dia, saya yang biasa dahulu mengoyak Kitab Suci, saya harus mengikuti Dia." "Memastikan tujuan kita adalah selalu pada Msheekha dan Jalan-Nya adalah perihal paling terpenting yang kita bisa lakukan untuk menjamin mental dan fisik kita kondisi sehat, tapi paling terpenting, keberadaan rohaniah yang sehat." Pemanunggalan dengan Alaha Begitu banyak orang dikesankan oleh kepintaran manusia dan kemampuan kita untuk menangkap kekuatan halilintar, angin, terang, dan semua daya alam yang begitu banyak sekali. Namun, untuk mengendalikan hawa nafsu dan godaan-godaan dari dunia ini dan untuk kemampuan menguasai diri sendiri merupakan pencapaian yang lebih hebat. Melalui perilaku hidup doa, kita menerima dari Alaha karunia untuk berdiam dalam alam rohaniah bahkan saat kita tetap dalam tubuh bendawi dunia ini. Jika kita menjalani kehidupan dalam doa, tidak ada daya kuasa jahat atau pencobaan bisa menguasai kita; kita tetap dalam persekutuan yang aman bersama dengan Alaha tanpa ada rasa takut. Jika kita mencampakkan karunia doa, kita menjadi seperti binatangbinatang yang terlatih baik dan tidak lagi mengenali ketidaksempurnaan kita sendiri, hubungan kita dengan Alaha, atau tanggungjawab kita bagi sesama kita. Page 69- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
Satu kali sang Gurujagad membawa tiga dari para pengikut-Nya bersama Dia ke atas gunung. Di sana mereka mengalami kenyataan rohaniah yang begitu mempesona, itu hanya untuk sesaat saja mereka melihat sesuatu dari kemuliaan ilahiah sang Gurujagad. Mereka begitu terpukau oleh kegemilangan ilahi, mereka ingin mengkhususkan tempat itu dan tetap berada di sana. Betapa ajaibnya lagi hal itu jadinya ketika kita masuk seutuhnya kedalam alam rohaniah dan melihat kemuliaan Alaha tak pudar. (Lihat, Mattai 17:1-13) Tapi bukankah Alaha ada di mana-mana? Tidak bisakah kita mengalami Alaha melalui persekutuan (pemanunggalan) dengan alam dan dunia di sekeliling kita? Baik itu air dan minyak berasal dari bumi. Dan meskipun keduanya adalah sama dalam banyak hal, keduanya berlawanan dalam kodratnya dan tujuannya masing-masing. Air memadamkan api, minyak memberikan nyala api. Persamaannya, dunia dan segala isinya adalah ciptaan Alaha termasuk juga jiwa dan rasa hausnya bagi kebenaran rohaniah. Tapi jika kita mencoba menghilangkan rasa haus dari jiwa kita dengan kemakmuran dan keangkuhan dan kehormatan dunia ini, maka ini seperti sedang mencoba memadamkan api dengan minyak. Jiwa akan hanya mendapatkan rasa damai dan kepuasan hati dalam Dia yang telah menciptakannya bersamaan dengan kerinduannya. Ketika kita berbalik kepada sang Gurujagad yang hidup, kita menerima air yang memuaskan jiwa kita. Air ini adalah mata air hidup rohaniah yang memancar dalam diri kita. Adalah suatu perkara yang tanpa ujung mencari damai dalam harta bendawi dunia ini. Damai sejahtera dan kepuasan tidak diketemukan di situ. Ini seperti anak laki-laki yang menemukan sesiung bawang merah dan mengulitinya lapisan demi lapisan, berharap menemukan sesuatu di dalam. Ketika ia menguliti bagian lapisan kulit paling dalam, ia tak menemukan apapun lagi. Begitulah keberadaan fisik dan semua itu berisi kosong dan berlubang hingga kita menemukan sumber damai sejahtera yang benar. Air hidup tidak bisa diisikan dalam bejana-bejana bumiah, tapi mereka yang datang mendekat kepada Dia Yang Bangkit dengan hati murni akan menemukan jawaban.
Kita harus hidup dalam dunia ini, dan kita melakukan begitu tanpa kehilangan kodrat rohaniah benar kita. Perkara dunia ini tidak perlu menyengsarakan kita. Sungguh, mereka bisa menolong kita bertumbuh rohaniah. Tapi ini hanya kemungkinan jika kita terus membalikkan hati kita kepada matahari kebenaran. Ada kalanya kita datang ke tempat kotor, tempat yang tercemar dan mendapatkan bunga yang sedang mekar dan memberikan aroma semerbak harum yang menghalau bau busuk di sekelilingnya. Tanam-tanaman menghadap matahari dan menerima cahaya kelangsungan hidupnya. Kotoran tidak merusak tanaman bunga ini, tapi sesungguhnya memberi makan dan memupuknya agar tanaman itu bertumbuh semua lebih subur lagi. Ini sama halnya saat kita berdoa dan mengarahkan hati kita menghadap matahari seutuhnya. Kita menerima cahaya yang memberi hidup dan Page 70- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
kehangatan agar hidup kerohanian kita mekar menghasilkan wewangian yang lembut harum. Di samping tumbuh - mekar harum ini juga menghasilkan buah-buah.
Ketika kita mengabaikan hidup rohaniah kita, kemudian sama halnya bahwa harta bendawi yang disediakan bagi jiwa kita mendorong menjadi racun terkutuk bagi kita. Matahari menyediakan cahaya dan menghangatkan agar tanam-tanaman bisa tumbuh dan mekar, tapi sama halnya matahari melayukan dan membinasakan tanam-tanaman jika akarnya tidak lagi menyedot air. Sama halnya, air adalah sumber hidup dan kekuatan, tapi itu juga malapetaka untuk membusukkan dan melapukkan. Oleh karena itu perhatikanlah dan berdoalah agar anda berakar dalam hidup dan bukan dalam kematian. Kita semua tak bisa hidup tanpa air. Tapi saat kita membutuhkan dan menggunakan air, kita harus juga memperhatikan bahwa kita tidak tergelincir ke bawah permukaan. Sama halnya, kita memerlukan perkara-perkara bendawi dunia ini, tapi kita harus menggunakannya dengan cermat. Alaha menciptakan benda-benda bumiah bagi manusia untuk digunakan. Tapi kita jangan menenggelamkan diri atau kita akan menenggelamkan nafas doa dan mati.
Bagaimana mungkin hidup di dunia ini tanpa menenggelamkan diri kita sendiri dalam bendawi? Pikirkanlah tentang kapal laut; kapal itu berada dalam air, tapi air tidak masuk ke dalam kapal – jika itu terjadi maka akan terjadi musibah. Sama halnya, benarlah dan pantas bahwa kita hidup di dunia ini, dan jika tetap berada di atas permukaan, maka kita bisa tiba sampai ke pelabuhan hidup dengan selamat– dan menolong orang lain untuk berbuat hal yang sama. Namun hal itu akan menjadi kematian kita jika dunia tembus kedalam hati kita. Orang rohaniah menjaga hati mereka bebas untuk sang Dia yang menciptakan hati itu. Burung air berenang di air, tetap berkontak dengan air, tapi ketika mereka terbang, bulu-bulu mereka bebas dari air. Sama halnya dengan mereka yang berdoa: kita terus tinggal berhubungan dengan dunia kebendaan ini, tapi ketika kita bangkit dalam doa, roh-roh kita naik kedalam kebahagiaan tanpa salah atau cacat.
Mahluk-mahluk laut tinggal sepanjang hidupnya dalam air asin. Namun, ketika kita mencicipi dagingnya, kita mendapati bahwa daging itu rasa tawar. Ini sama dengan kita. Jika kita terus mempertahankan kehidupan doa yang aktif, jika kita terus mengarahkan hidup kepada sumber hidup, kita tetap bebas dari pengaruh kecemaran dunia.
Sama seperti lebah mengumpulkan sari manis bunga-bunga dan mengubahnya menjadi madu tanpa merusak warnanya atau semerbak wangi, begitulah kita mengumpulkan dalam doa sukacita dan manfaat dari semua ciptaan. Sebagaimana lebah mengumpulkan madu dari aneka macam bunga dan di berbagai tempat ke dalam sarang madu lebah, begitulah kita mengumpulkan pikiran-pikiran berharga dan berbagai pengalaman dari setiap bagian ciptaan dan, dalam persekutuan dengan Alaha, menyimpannya sebagai madu kebenaran dalam hati kita. Kemudian dengan roh damai Page 71- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
sejahtera tak terbatas, kita menikmati madu di mana pun kita berada. Sepanjang jiwajiwa kita ada dalam tubuh ragawi kebendaan ini, bagaimana kita bisa pernah lepas dari pengaruh dunia kebendaan yang cemar ini? Air asin lautan menguap di bawah panas matahari menyengat dan naik ke angkasa. Ada masa mengumpulkan ke dalam awan dan waktu musim gugur mereka tidak akan muncul di bumi, tapi sekarang sebagaimana manisnya, hujan yang menyegarkan. Dalam naiknya dari laut, air meninggalkan di belakang semua garam dan tidakmurnian. Begitulah dengan pikiran kita dan hasrat dalam doa. Matahari kebenaran menerangi jiwa-jiwa kita dan memampukan pikiran kita dan hasrat untuk naik masuk kedalam alam rohaniah bebas dari kekotoran. Kemudian ini kembali kepada kita membawa kesegaran dan berkat bagi banyak orang. Beberapa tanam-tanaman dekat kepada daun-daunnya dan bunga mengarah kepada sinar matahari, mekar kembali di pagi hari dengan cahaya yang lembut. Tanamantanaman memanfaatkan masa waktu siang hari untuk menyerap kehangatan dan sinar, dan ini mempertahankan tanam-tanaman selama masa dingin dan malam hari. Sama halnya, jika kita membuka hati kita kepada matahari kebenaran, kita terlindungi meskipun bahaya dan kegelapan yang mengancam, dan kita terus bertumbuh kedalam kepenuhan dan semakin tinggi menggapai sang Gurujagad.
Beberapa mahluk laut memiliki semacam bagan lembut bahkan hanya dengan hempasan gelombang akan mencabik-cabik tubuhnya berkeping-keping. Mahlukmahluk ini begitu sensitif terhadap keadaan lingkungannya, jika ada gejala perubahan cuaca, mereka segera menyelam kedalam dasar lautan yang dalam lepas dari jangkauan badai dan gelombang. Kita, juga, haruslah sensitif dengan keadaan lingkungan kita. Ketika badai jahat dan penderitaan mengancam yang akan mencabik-cabik, kita harus menyelam segera kedalam lautan samudera kasih Alaha di mana ada ketenangan abadi. Penyembahan Benar dan Umat Pilihan Saya adalah orang India yang mendapatkan pencerahan melalui Yeshua Msheekha; sebab saya bersungguh-sungguh hati tertanam dalam Iman-Nya, saya bisa berbicara tanpa kesulitan, meyakinkan anda bahwa saya hanya hendak melakukan Kehendak Alaha saja tidak ada yang lainnya.
Pengetahuan penyembahan yang benar, yang akan disajikan sebagai suatu contoh bagi seluruh dunia, akan dimaterilisasikan melalui kesatuan usaha dari mereka yang terpilih dan murni. Orang yang sederhana dan adil dalam hatinya, diisi dengan kasih bagi Alaha, akan menjadi lebih cepat jika mereka memiliki kehidupan rohaniah yang kuat, sedikit perhatian kepada perkara bendawi. Semua mereka yang tidak dirasuki perkara bendawi akan mendapatkan kepuasan rohaniah. Sukacita akan terjadi bagi mereka yang hidup dalam Kesalehan, hidup Page 72- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
rohaniah. Khususnya mereka akan melihat kesederhanaan dan kemurnian hidup tidak mengotori kebersihan batin, tapi tepatnya berlawanan, suatu harta karun rohaniah yang tak terduga.
Mereka yang hidup sederhana dan baik memiliki keunggulan rohaniah yang tak terduga. Banyak teka - teki dari jiwa manusia dan ini sulit diuraikan bagi orang yang tidak bercermin pada pengetahuan diri sendiri. Umat manusia tidak bisa menyingkapkan Penciptanya dan tidak bisa memahami, meskipun sedikit perbuatanperbuatan-Nya, jika tidak ia menyingkapkan dirinya sendiri dalam kedalaman tersembunyi keberadaannya. Untuk meraih kesempurnaan ilahiah, setiap manusia harus mencari pengetahuan tentang dirinya sendiri sebaik mungkin bisa diusahakan. Semua penumpukan harta bendawi lenyap pada diri orang yang mati fisik, tapi keistimewaan rohaniah dan pengalaman bertambah dalam roh, bagi kekekalan.
Yeshua berkata: "Jika kamu memiliki iman hanya sebesar biji sesawi, engkau akan melakukan segala sesuatu dan engkau akan berkata kepada gunung ini pindahlah dirimu ke dalam laut dan gunung itu akan memindahkan dirinya." Dalam kata-kata ini ini menyingkapkan pada kita misteri kuasa iman. Sebenarnya waktu ini dimaksudkan adalah untuk waktu yang akan datang,semua yang ada di bumi, hanya sedikit yang akan punya iman, dan mereka yang tak memiliki iman akan mati sebelumnya, meskipun mereka terus hidup secara fisik, sebab mereka akan berhenti memiliki relasi kesadaran dengan Alaha.
Orang yang terus bertahan dalam imannya, bahkan dalam hidup fisik, tersingkapnya semua keajaiban adalah mungkin bagi dirinya, dan begitulah ia bisa menjadi bebas dari kebendaan dan mementingkan diri sendiri, ini semua menjadi daya kemampuan hidup rohaniahnya, akan tersingkap kepadanya tentang Alaha. Terkait pada ketabahan imannya, para malaikat dan para orang kudus di sorga selalu menolong dia dan dari titik hidup manusia itu menjadi lebih gembira. Melalui perantara Umat Pilihan, Alaha berbicara kepada umat manusia seluruh dunia, mengutus mereka yang terpilih diantara umat-Nya kepada orang-orang ini untuk menolong orang lainnya, menolong mereka untuk bertumbuh bagi suatu hidup rohaniah dan kesalehan yang sempurna. Bagi, untuk Bapa Sorgawi, setiap jiwa manusia adalah sangat berharga, sebab dalam jiwa itu, diberikan oleh sang Roh, ada suatu "suatu pancaran api" tentang Alaha.
Jika manusia berjuang untuk keyakinan yang kuat bahwa semua karunia dan pertolongan adalah datang kepadanya dari Alaha, maka ia akan menundukkan dirinya sendiri kepada Alaha. Maka hanya hidup rohaniah manusia menyingkapkan sumbersumber tak terhitung banyaknya akan kegembiraan dan kasih dan banyak nilai kebaikan seperti ketaatan, kerendahan hati, kesungguhan hati, kerajinan, penyangkalan diri, terima kasih, hormat, dan harapan. Semua ini dan banyak lainnya tumbuh mekar dikarenakan iman. Page 73- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
Namun, bagaimana engkau mengasihi sesuatu yang tidak ada dan bagaimana engkau jadi taat, jika engkau tidak terus – menerus meyakini keberadaan Alaha kepada Dia yang engkau menundukkan dirimu sendiri, atau kepada siapa engkau ingin wujudkan rasa terima kasihmu? Dunia ini tidak Memberikan Damai Sejati Ketika saya tiba di Prancis, keindahan pertamanannya menyebabkan saya kagum, tapi perkara indah dan pesona negeri-negeri tidak bisa memuaskan hati kita; itu bisa memuaskan mata pada satu hal, tapi tidak hati kita. Tak diragukan, ini adalah ciptaan Alaha, dan melalui ciptaan, kita bisa melihat sesuatu dari Pencipta, tapi manusia dan hati manusia tidak bisa dipuaskan kecuali oleh Pencipta sendiri. Manusia mencari aneka macam sarana untuk mendapatkan kelegaan dan damai bagi hati mereka, tapi pengalaman membuktikan bahwa perkara-perkara dunia ini tidak bisa memberi mereka apa yang mereka sedang cari. Kelaparan dan kehausan kita bisa dikurangi, tapi tidak hati kita.
Saya melihat jutaan manusia dan menanyai mereka: “Tak diragukan, engkau senang dengan nasibmu; apakah kemakmuran yang engkau miliki memuaskan hatimu?” Mereka menjawab: “Tidak, tentu saja tidak!” Saya telah bertemu orang-orang para tokoh jajaran atas, rajahs dan raja-raja, dan saya menanyai mereka: “Apakah engkau puas?” Mereka menjawab: “Tidak”. Mereka membuat pengakuan ini kepada saya: “Kami punya benda-benda yang kami butuhkan, tapi kami tidak menemukan sesuatu yang memuaskan hati kami”. Banyak orang berusaha untuk menggapai ketenangan hati mereka, tapi mereka dilelahkan sedikit demi sedikit dari pencarian ini dan mereka jatuh dalam keputus-asaan.
Itu adalah pengalaman pribadiku dalam rumah ayah bumiahku, saya mencoba memuaskan hatiku dengan kesenangan mewah dan nyaman. Tidak ada yang bisa memuaskan hatiku. Kemudian saya mencoba mencari kelegaan melalui cara-cara yang mana agama-agama India tawarkan: Hinduisme, Buddhisme, dan Islam. Saya tidak menemukan sesuatu dalam Agama-agama ini. Ada praktek kebiasaan menghabiskan berjam-jam dalam doa dan meditasi, tapi tak satupun berguna bagiku. Tidak ada pertolongan dalam Agama-agama ini. Kemudian, saya membaca dalam Injil: “Marilah datang, dan Aku akan memberi kamu kelegaan bagi hatimu”. Saya tidak mempercayai itu; saya berkilah: “Bagaimana agama kami, Hinduisme, yang mana adalah agama terindah di dunia, tidak memberiku damai sejahtera! Dan agama lain bisa memberikan hal itu kepadaku!” Namun, hanya Sri Yeshua Msheekha yang bisa mengatakan kata-kata ini; tidak ada yang lain bisa mengatakan: “Datanglah kepada-Ku, dan Aku akan memberimu kelegaan.”
Page 74- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
Pada waktu itu, saya membenci orang-orang Kristen. Ketika saya lihat Alkitab, saya berkata pada diriku sendiri: “Barangkali ada hal yang baik dalam kitab ini; tapi ini menentang agama kami”. Inilah sebabnya saya menghancurkan Alkitab itu. Ketika saya melihat misionaris-misionaris datang mewartakan Injil, saya berkata kepada diriku sendiri: “Orang-orang ini membuat manusia jadi jahat”. Dan ketika mereka lewat di desaku, saya ambil batu melempari mereka dan menyuruh hamba-hamba kami melempari mereka juga. Saya katakan: “Tidak bisakah Sri Yeshua Msheekha menyelamatkan mereka? ”Saya dibutakan. Saya tidak bisa melihat kemuliaan-Nya. Saya ingat pada tanggal 16 Desember 1904 – ketika saya melemparkan Alkitab yang terkoyak-koyak yang disiram minyak ke dalam api. Saya pikir saya melakukan kewajibanku saat mematuhi agama Hindu-ku, tapi perbuatan itu tidaklah membuat hatiku bahagia. Akhirnya, saya menjadi begitu tertekan batin dan tersiksa saya mengambil keputusan untuk mengakhiri hidupku; namun, sebelum mengambil keputusan bunuh diri, saya ingin menghabiskan waktu sesaat dalam doa.
Setelah satu dan setengah jam berdoa, tiba-tiba sesuatu keajaiban muncul di depanku. Pada waktu itu tanggal 18 Desember; kejadian itu terjadi dua hari sejak saya membakar Alkitab. Apa yang muncul kepadaku adalah wajah mulia Sri Yeshua Msheekha yang hidup. Dia berkata kepadaku: “Mengapa engkau terus saja menganiaya Aku? Aku telah mati demi engkau, Aku adalah Juruselamat dunia”. Saya tetap terkesima. Saya biasa berpikir bahwa Dia telah mati, dan di sini, Dia ada di hadapanku, itu adalah suara-Nya, dan saya merasakan Dia menembus lurus menghunjamku seperti aliran ilahi. Dan saya mengabdikan hidupku kepada Dia. Itulah damai sejahtera, sukacita hidup.
Ketika saya mendatangi ayahku, saat itu masih malam dan saya menyatakan kepadanya bahwa aku adalah pengikut Sri Yeshua Msheekha. Dia berkata kepadaku: “Ini tidak mungkin, sehari sebelum kemarin kamu membakar Alkitab”. Saya menjawab dia: “Saya melihat Sri Yeshua Msheekha; Dia hidup. Dia memberiku damai ini yang tidak seorangpun bisa memberikan kepadaku”. Orang tuaku dan sahabat-sahabatku menanyaiku pertanyaan yang sama. “Aku menganiaya Sri Yeshua Msheekha”, saya berkata, “sebab aku tidak mengenal Dia. Sekarang aku kenal Dia; saya tidak mewartakan kepadamu orang yang adalah asing bagiku.” Saya masih mengatakan kepada mereka: “Dulu saya tahu tentang Dia, tapi saya tidak mengenal Dia, Dia sendiri”. Mendapatkan Damai Sejahtera Perlu Mengenal Msheekha secara Pribadi Banyak Orang-orang Kristen berada pada situasi yang sama. Mereka sungguh tidak mengenal Dia Tuhan terkasih. Dan inilah bedanya antara “mengetahui sesuatu tentang Yeshua Msheekha” dan “untuk sungguh mengenal Dia, Dia sendiri”: Ketika saya hanya Page 75- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
tahu sesuatu tentang Dia, saya membenci Dia, tapi sekarang, saya mengenal Dia, dan saya mengasihi Dia. Banyak orang mengaku menjadi Kristen dan menjalani hidup Kristen, tapi mereka tidak memiliki damai sejahtera dan kelegaan, dan mereka mencari damai di mana-mana, bahkan melalui dosa. Ini disebabkan mereka tidak mengenal Yeshua Msheekha. Untuk mengenal perkara yang berkaitan pada Msheekha, tidak melayankan sesuatu, orang harus datang untuk sungguh mengenal Dia. Kita bisa memahami apa orang katakan tentang Dia saat membaca buku-buku, tapi kita bisa mengenal Dia hanya melalui doa. Ketika saya mengenal perkara yang berkaitan pada Msheekha, itu dulu tak berguna bagiku; tapi ketika saya mulai bermohon dalam doa, kemudian Dia muncul kepadaku, dan alhasil saya bisa berkata kepada orang lain: “Kenalilah Dia, dan Dia akan tinggal dalam dirimu, dan kelegaan sejati untuk hatimu Dia akan berikan padamu”. Damai Sejahtera Masih Tetap Tinggal Meskipun dalam Waktu yang Buruk Terjadi “Shanti ini (Shalom), kita tidak hanya memiliki itu saat semua berjalan dengan baik, tapi shanti itu juga harus terjadi selama masa penganiayaan bahkan selama penderitaan damai itu disediakan bagi kita.
Di Tibet, saya dilemparkan ke dalam lubang penyimpanan air dibawah tanah di mana saya tetap berada di situ selama tiga hari tanpa makanan dan minuman. Pintu dikunci dan tempat itu gelap gulita; ada di sampingku tulang belulang orang mati. Saya pikir diriku pastilah ada dalam neraka.
Kemudian dalam hatiku muncul pencobaan. "Di manakah Msheekha-mu sekarang? Sadarlah bahwa Dia itu tidak berguna sama sekali bagimu. Dia tidak bisa menolong kamu. Dia tidak datang untuk membantumu." Tapi seperti saya ingat, selama tiga hari menghabiskan waktu didalam sumur ini dalam kesakitan dengan lenganku yang patah dan bau busuk menyengat dari tulang belulang mayat busuk, ananda (sukacita) muncul dalam hatiku tidak seperti saya yang pernah rasakan sebelumnya. Dan saya membuat perbandingan "dalam rumah bapaku bumiah, saya tidak merasakan kelegaan, tidak juga tenang dan sekarang, dalam neraka ini, aku mendapatkan rasa shanti. Neraka ini menjadi Sorga!"
hal ini terjadi saat saya menyadari janji Sri Yeshua selalu ada bersama kita. Tidak pernah rasa damai itu terjadi padaku sebelumnya bahwa Shanti dari Prabhu (Sri Yeshua) bisa membanjiri hatiku dibawah keadaan yang sulit; sungguh, faktanya, shanti menembus semua pemahaman."
Kemudian saya mendapatkan pengalaman menakjubkan lainnya. Pada waktu saya berpikir bahwa saya sedang pergi menuju kedalam dunia lain, saya melihat pintu (ke Page 76- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
arah sumur) terbuka, tangan terjulur dan melemparkan tali kepadaku, tapi ketika saya tiba di atas di udara segar, tidak ada orang di sana! Kemudian saya mengerti bahwa Dia selalu ada di sana menarik kita yang dalam kesusahan.
Saya bisa mewartakan Msheekha, bukan disebabkan hal itu diceritakan dalam Kitab Suci, tapi disebabkan saya mengenal bahwa Dia adalah Yeshua Msheekha yang hidup. Jika Dia bukan Msheekha yang hidup, saya tidak akan mewartakan Injil yang saya bakar hanya beberapa tahun lalu. Saya tidak akan mau menderita bagi Dia, namun Dia menderita bagiku. Damai Sorga Mulai di Bumi
Ada Orang-orang Kristen yang tak bahagia ingin masuk sorga setelah kematian mereka, tapi mereka tidak menyadari bahwa sorga-sorga itu harus mulai di tanah di bumi ini. Saya tidak percaya pada agama yang menjanjikan sorga dikemudian waktu. Jika kita diberikan kepada Msheekha, kita akan mengakui bahwa sorga itu mulai di sini.
Banyak orang bangga terhadap rumah-rumah indah mereka, hisan-hiasan indah mereka atau negeri indah mereka. Tapi anda tidak akan selalu berada di rumah ini, di negeri ini; dalam 10 tahun, 20 tahun, mereka akan harus meninggalkan semua itu. Rumah anda bukan di sini, rumah sejati anda ada di atas sana. Dan sebelum naik ke atas sana, orang perlu memahami bahwa anda mulai hidup di sana melalui hidup di sini pada bagian bawah pertama sekali. Jika orang-orang percaya berharap diperbolehkan masuk kedalam sorga-sorga setelah kematian mereka, dan siapa yang tidak punya pengalaman sorga pertamanya di bumi, tapi sungguh akan menerima suatu tempat lainnya yang tak diharapkan, mereka akan berada di tempat paling buruk yang sungguh mengecewakan dan itu tidak akan ada kelegaan. Mereka akan menderita berada di mana mereka tidak terbiasa hidup. Carilah Msheekha yang Memberi Damai dan Engkau akan Mendapatkan Kebahagiaan Bukan saya saja yang memiliki pengalaman hidup dengan Msheekha dalam diriku. Saya telah bertemu dengan orang lain yang menuturkan kepadaku kisah ajaibnya. Dia juga mencari kedamian dalam Buddhisme dan Hinduisme, tanpa menemukannya. Suatu hari, ia menutup pintunya, mengambil pisau tajam untuk melakukan bunuh diri. Dia berkata: “Tidak ada Alaha. Saya sudah melakukan semua yang saya bisa lakukan untuk menemukan Dia, dan Dia tidak menjawab aku”. Sewaktu saat dia menekan pisau untuk menggorok lehernya, ia melihat seorang pria yang berdiri dekat pintu, dan ini kehadiran yang aneh. Orang ini berkata kepada dia: “Aku tahu bahwa kamu sudah melakukan semua yang kamu bisa lakukan untuk melegakan hatimu. Datanglah kepada-Ku”. Dia menuntun orang yang putus asa ini ke batas wilayah Tibet; ada sungai dan Dia memintanya untuk menunggu dekat sungai ini. Dalam jarak 10 km dari sana ada orang Page 77- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
percaya sederhana tinggal, orang ini datang mendekati. Dan orang percaya berpikir pada dirinya sendiri: “Orang ini pastilah teman pencari kebenaran itu, sesungguhnya ia ingin berbicara dengan saya, dan ingin menemuiku.” Orang Buddhis ini berpikir pada dirinya sendiri: “Orang yang menuntun aku ke sini adalah seorang teman dari orang Kristen ini.” Tapi tak ada orang yang tahu siapa orang penengah misterius ini.
Kemudian orang percaya mulai bicara tentang Injil kepada orang Buddhis. Tiba-tiba, muncul gejolak emosi menerpanya; itu adalah Roh Kudus yang sedang bekerja dalam hatinya. Suatu damai sejahtera baru masuk kedalam dirinya, dan ia tidak bisa menahan dirinya mengakui hal itu. Dan ketika ia terus melangkah lebih maju lagi dalam pengetahuan Injil, orang percaya berkata kepada dia “sekarang ini perlu bagi anda untuk dimikveh; marilah turun ke sungai; tapi sebelum kamu melakukan ini marilah kita carilah dahulu orang yang membawa saya kepadamu”. Mereka mencari untuk menemukan Dia, tapi orang itu sudah lenyap. Kemudian mereka mengakui realitas keajaiban dari janji-janji Tuhan: sungguhlah, orang ini mencari kebenaran, dan Tuhan menuntun dia ke sana. Mereka yang bersungguh hati mencari akan dituntun untuk mendapatkan! Tapi betapa banyaknya orang-orang ini semua menyebut diri mereka “Kristen” dan tidak punya hubungan pengalaman dari Juruselamat mereka!
Kemalangan Orang Kristen yang Tidak Punya Damai dan tidak Mengenal Msheekha Dahulu saya biasa berpikir: “Saya tidak bahagia karena saya dilahirkan dalam negeri penyembah berhala, tapi mereka yang tahu tentang Msheekha adalah bahagia!” Tapi setelah mengunjungi negeri-negeri lain, saya dipaksa untuk mengubah sudut pandangku akan hal ini, dan saya memberkati Alaha yang telah menempatkan aku dilahirkan di wilayah penyembah berhala, kemudian disebabkan hal itu, saya tidak dipuaskan, sementara itu para penduduk negeri-negeri Kristen berpikir mereka punya segalanya, dan mereka berpikir tidak perlu mencari apapun. Banyak orang akan lebih suka menjalani hidup kehidupan dramatis seperti dalam panggung sandiwara, ketimbang dari pada hidup damai sejahtera dengan Jemaat; banyak orang yang merusakkan hidup mereka dengan alkohol sebagai ganti mencari jalan lain.
Banyak orang hanya berpuas diri untuk mengetahui tentang Msheekha, tapi, pada hari akhir, Msheekha akan berkata kepada mereka: “Aku tidak kenal engkau! Kamu tahu perkara-perkara tentang Aku, kamu tahu bahwa Aku dilahirkan di Israel, di situlah Aku telah mati, Aku tahu di mana kamu dilahirkan dan tinggal, tapi Aku tidak mengenal kamu, sebab kamu tidak mengenal Aku”. Dan kemudian mereka akan tetap dirundung malang dan kacau, dan akan menyadari bahwa itu tak ada gunanya bagi mereka hanya mengetahui tentang siapa Msheekha itu, dari pada sungguh mengenal Dia; maka bagi Page 78- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
mereka yang sungguh mengenal Dia, Dia akan berkata: “Ya, Aku mengenal kamu, Aku tinggal bersamamu, dan kita akan tinggal bersama dalam Sorga”.
Yeshua berkata: “Banyak yang akan datang dari Utara dan dari Selatan, Timur dan Barat...tapi anak-anak Kerajaan akan dicampakkan keluar”. Siapakah “anak-anak Kerajaan” ini? Mereka hanya nama Kristen saja. Mereka percaya mereka “telah selamat”, tetapi mereka tidak. Dan inilah kesempatan bagi kita berpikir: Apakah kita Orang-orang Kristen hanya nama atau apakah kita mengenal Msheekha secara pribadi? Ketika kita mengenal Dia secara pribadi, kemudian kita akan menerima damai sejahtera ini begitu menakjubkan yang mana saya tidak punya kata-kata untuk bisa menggambarkannya. Dalam artian, anda punya kebahagiaan lebih dari pada saya, sebab anda tidak seperti saya telah menyobek dan melemparkan Kitab Suci kedalam api, dan tidak pernah membenci Msheekha sebagaimana saya membenci Dia di masa lalu. Tapi jika seorang pendosa sejahat saya bisa mendapatkan damai Msheekha, betapa lagi orang-orang lain bisa mendapatkan Dia?
Lagi pula, ada banyak orang di negeri-negeri Kristen yang akan dianiaya, sebab, sebelumnya mereka merupakan perwakilan negeri-negeri penyembah berhala yang akan bangkit dan berkata kepada mereka: “Kamu kehilangan kebenaran itu yang kamu kenal sejak masih usia kanak-kanak”. Bagi kami, di India, yang menerima Msheekha, kami berterima kasih kepada Orang-orang Kristen Barat, sebab mereka mengutus misionaris-misionaris, anak-anak mereka sendiri kepada kami, dan menghabiskan uang mereka bagi kami. Saya biasanya berpikir: “Mereka pastilah Orang-orang Kristen yang baik dan orang-orang yang luar biasa, mereka ini telah berkorban untuk mengirimkan Injil untuk kami!” Tetapi setelah mengunjungi beberapa negeri, kaum Kristen, saya sungguh kecewa sekali terhadap fakta bahwa kebanyakan mereka BUKAN pengikut Msheekha. Saya harus mencatat bahwa ketika suatu negeri disebut “Kristen” biasanya ada banyak orang-orang Kristen palsu. Saya datang ke sini bukan untuk berkotbah, tapi singkatnya untuk membagikan kesaksianku. Apa yang Yeshua sang Msheekha telah perbuat untukku, Dia bisa melakukan hal itu juga bagi orang lain. Semakin banyak kita tahu tentang Dia, semakin baik kita mempersiapkan diri untuk mengenal Dia dengan sungguh-sungguh. Namun, untuk mengenal Dia secara pribadi, perlulah mendevosikan diri paling sedikitnya beberapa menit setiap hari untuk membaca Sabda-Nya dan berdoa. Pada titik ini, saat itu, Dia akan muncul pada kita seperti Juruselamat hidup, dan kemudian kita akan mampu, sebaliknya, untuk membagikan kesaksian kita dan berkata bahwa kita menemukan damai sejahtera seperti yang saya telah ceritakan: “Datanglah kepada-Ku, semua kamu yang letih lesu dan berbeban berat, dan Aku akan memberikanmu kelegaan.” Saya sungguh bersukacita sekali bertemu saudara-saudara di sini! Kita berkumpul bersama pada saat ini, namun, ada waktunya tiba, dan hari itu akan segera datang, saat semua tempat mereka dari Utara dan Selatan, mereka yang dari Timur dan Barat, akan Page 79- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
bertemu untuk tidak pernah terpisah lagi satu sama lain. Kemudian kita akan tidak pernah lagi berkata: “Negeri leluhurku Switzerland, Inggris, India”, tapi: “Negeri leluhurku adalah Sorga-sorga”. Alaha menolong kita untuk mendapatkan damai sejati dan sukacita dalam Dia, agar kita bisa siap sedia bersama Dia selama-lamanya. Keluar dari Kegelapan Ketika kita dalam kegelapan kita tahu melalui sentuhan indrawi kita jenis obyek apa yang kita sedang pegang di tangan kita, entahkah itu tongkat atau ular. Keduanya bisa dirasakan dalam kegelapan, tapi kita bisa melihat mereka hanya dalam cahaya terang. Sepanjang kita tidak dalam cahaya terang kita meraba-raba dan tersandung, dan kita tak bisa melihat realitas nyata.
Orang yang tak percaya dalam Terang Ilahi masih berada dalam kegelapan. Kemudian, apa yang akan kita lakukan untuk datang kepada sang Terang? Kita harus melangkah keluar dari kegelapan dan mendekati sang Terang; yakni, kita harus berlutut di hadapan Juruselamat kita dan berdoa kepadaNya dengan sungguh-sungguh. Lalu kita dimandikan dalam Cahaya Terang-Nya, dan kita akan melihat segalanya dengan jelas. Doa adalah kunci yang membuka pintu Alam Ilahi. Doa menggiring kita keluar dari kegelapan, meskipun kita memiliki semua kecerdasan dan daya kemampuan melihat (power of vision), jika kita tak memiliki kuasa doa kita tak bisa menerima Kebenaran Terang. Doa menggiring kita kedalam dunia cahaya terang rohaniah dunia. Kekuatan dan Sukacita dan Damai Melalui doa, dengan metode doa sederhana, kita menjadi sadar akan Kehadiran Msehekha dan belajar untuk mengenal Dia. Engkau harus masuk kedalam keheningan dan berdoa kepada Msheekha dalam ketenangan yang sepi; di situ engkau akan mendengar Suara-Nya yang Dia saja bisa menolongmu. Jika engkau membaca SabdaNya dan berdoa kepada-Nya meskipun itu hanya setengah jam setiap hari, engkau akan mengalami pengalaman yang sama. Dia akan menyingkapkan Diri-Nya sendiri kepada jiwamu. Saya yakin bahwa Ia akan mewahyukan diri-Nya sendiri padamu dalam doa; kemudian engkau akan mengenal Dia sebagaimana Ia adanya. Dan Ia tidak akan hanya mewahyukan diri-Nya sendiri kepadamu, tapi Dia akan datang dan memberikan engkau kekuatan dan sukacita dan damai. Terus – menerus Pasrah kepada Alaha Page 80- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
Hakikat doa tidaklah terdiri dari perkara meminta Alaha untuk melakukan sesuatu tapi membuka hati kita kepada Alaha, berbicara denganNya, dan tinggal bersama Dia dalam persekutuan selamanya. Doa adalah pasrah diri terus - menerus kepada Alaha.
Doa tidak dimaksudkan meminta Alaha bagi semua jenis perkara yang kita inginkan; ini agaknya lebih bersandar pada keinginan Alaha sendiri, Pemberi Hidup satu-satunya. Doa bukan meminta, tapi pemanunggalan dengan Alaha melalui Sabda Alaha. Doa bukan suatu efek menyakitkan untuk meraih pertolongan Alaha dalam berbagai macam kebutuhan hidup kita. Doa adalah keinginan untuk memiliki Alaha sendiri, Sumber semua Kehidupan. Roh doa yang benar tidak terdiri dari meminta bagi berkatberkat, tapi menerima Dia yang adalah pemberi dari semua berkat-berkat, dan menjalani hidup persekutuan dengan Dia. Doa bukan semacam mengemis bagi kebutuhan-kebutuhan; ini lebih mengarah kepada bernafas dan hidup dalam Alaha. Anak-anak Sejati Alaha Anak kecil seringkali berlari kepada ibunya dan berseru: “Mama! Mama!” Sangat seringkali anak tidak menginginkan sesuatu secara khusus, ia hanya ingin menjadi dekat dengan mamanya, duduk di pangkuannya, atau mengikutinya seputar rumah, untuk kesenangan belaka menjadi dekat dengannya, berbicara kepadanya, mendengar suaranya. Kemudian anak bahagia. Kegembiraannya tidak terdiri dari perihal meminta dan menerima semua aneka macam perkara dari ibunya. Jika itu apa yang ia inginkan, ia akan jadi tak sabar dan keras kepala dan oleh sebab itu tak bahagia. Tidak, kebahagiaannya terletak pada perasaan kasih dan keperdulian mamanya, dan mengenal sukacita kasih ibunya.
Ini sama seperti dengan anak-anak sejati Alaha; mereka tidak menyusahkan diri mereka sendiri begitu banyak tentang berkat-berkat rohaniah. Mereka hanya ingin duduk di kaki Tuhan, tinggal bersentuhan dengan Dia, dan saat mereka melakukan itu mereka amat akrab. Doa bagi Perkara Bendawi Dalam perumpamaan lain Mar Sadhu Sundar Singh menunjukkan betapa tercela dan buruk meminta kebutuhan jasmaniah dalam segala hal setiap hari pada halo rang itu berada di Hadirat Alaha yang agung dan menakjubkan:
Pernahkah engkau melihat seekor burung bangau jangkung berdiri tak bergerak di tepi danau? Dari sikapnya engkau barangkali berpikir ia sedang berdiri memandangi Page 81- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
Kemuliaan dan Daya Kuasa Alaha, mengagumi betapa luasnya air, dan kemampuannya membersihkan dan melegakan rasa haus mahluk-mahluk hidup. Tapi burung bangau jangkung tidaklah berpikir hal semacam itu dalam benak otaknya sama sekali; ia berdiri di situ berjam-jam, singkatnya agar bisa melihat apa ia bisa menangkap seekor katak atau ikan kecil. Banyak orang bertingkah laku seperti itu dalam doa dan meditasi. Mereka duduk di tepi samudera Alaha; tapi mereka tidak memikirkan Kasih dan Daya Kuasa-Nya, mereka tidak memusatkan pikirannya terhadap Roh-Nya yang bisa membersihkan mereka dari dosa-dosa mereka; tidak juga mereka merenungkan Keberadaan-Nya yang bisa memuaskan rasa haus dahaga rohaniah mereka; mereka memusatkan diri mereka sendiri sepenuhnya kepada pikiran bagaimana mereka bisa memperoleh sesuatu yang akan menyenangkan mereka, sesuatu yang akan menolong mereka untuk menikmati kesenangan – kesenangan fana dunia ini, dan maka mereka membalikkan muka mereka dari air jernih damai sejahtera rohaniah. Mereka menyerahkan diri mereka sendiri kepada perkara-perkara dunia ini yang akan segera berlalu, dan mereka binasa bersama dengan segala kenikmatan duniawi itu. Suatu ketika orang menanyai saya pertanyaan ini: “Jika Alaha tidak menginginkan kita untuk meminta perkara-perkara jasmaniah, tapi kepada Diri-Nya sendiri, Pemberi semua yang baik, mengapa Kitab Suci tidak pernah berkata: Jangan berdoa untuk ini atau itu, berdoalah untuk Roh Kudus? Mengapa hal ini tidak pernah jelas diungkapkan?”
Saya menjawab, Sebab Dia telah tahu bahwa orang tidak akan pernah memulai berdoa jika mereka tidak bisa mengharapkan perkara-perkara duniawi seperti kekayaan dan kemakmuran dan kehormatan; Dia berkata kepada Diri-Nya sendiri: Jika mereka meminta untuk perkara – perkara semacam itu menginginkan sesuatu lebih baik akan bangkit dalam mereka, dan akhirnya mereka akan hanya perduli tentang p[erkaraperkara lebih tinggi saja. Perumpamaan dan Wawasan Sadhu Sundar Singh Para Nelayan Tuhan kita memanggil kita untuk menjadi penjala manusia. Pada saat seorang nelayan sedang bekerja ia tidak berisik; ia duduk dengan tenang di situ hingga jalanya penuh berisi ikan tangkapan; sebab jika ia sedikit saja berisik ikan-ikan akan lari. Itulah sebabnya mengapa kita bekerja dengan keheningan; ketika jala sudah penuh seluruh dunia akan melihat apa yang kita telah sedang lakukan. Datanglah pada-Ku
Page 82- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
Satu kali ketika Sadhu sedang melewati Pegunungan Kailas di Himalaya, ia datang ke gua pertapaan kuno, di tengah-tengah pemandangan yang luar biasa, tak jauh dari Danau Manessarowar. Dia biasanya bertemu para Sannyasi orang India dan para biarawan orang Tibet di wilayah pegunungan ini, tapi sekarang, ia sangat kaget, ia menemukan seorang petapa yang percaya kepada Msheekha yang mengajak dia untuk berlutut dan berdoa bersamanya, yang doanya sama menyebut nama Yeshua, dan kemudian membacakan dengan suara keras kepadanya beberapa ayat-ayat kitab suci dari Kotbah di Bukit dari naskah kuno. Kemudian bertutur kepadanya suatu kisah mengagumkan. Dia berkata bahwa ia dilahirkan di Alexandria, yang orang tuanya beragama Islam. Pada usia tiga puluh tahun ia masuk Tarekat Derwis, tapi tak satupun apakah itu doa maupun belajar Al Quran membuat dia damai sejahtera.
Dalam keadaan batinnya yang gundah itu ia pergi menemui seorang percaya yang datang dari India menuju Alexandria untuk mewartakan Injil. Orang ini membacakan dengan keras dari perkataan-perkataan yang berasal dari buku saku kecil: "Datanglah pada-Ku, wahai kamu semua yang letih lesu bekerja dan berbeban berat, dan Aku akan melegakan engkau." "Alaha begitu mengasihi dunia, Ia memberikan Anak Tunggal-Nya." Kata-kata ini berasal dari Kitab Suci yang menggiring dia kepada Msheekha. Dia meninggalkan pesantren dan dimikveh, kemudian ia pergi ke dunia menjadi pewarta yang menakjubkan, pertama sekali ia bersama gurunya, dan setelah itu sendirian. Setelah bertahun-tahun lamanya menghabiskan waktu syiar melanglangbuana ia akhirnya beristirahat di gunung kudus Kailas menyerahkan dirinya sendiri bagi perenungan, doa, dan doa bersyafaat. Dalam hidup doa hening yang menakjubkan ini berbagai wahyu dan penglihatan tersingkap dianugerahkan padanya. Kerjakan Kewajiban kita tanpa Harus Digembar-gemborkan Satu kali ada seorang pria yang memiliki taman yang indah. Tanam-tanaman dan pepohonan sangat ia rawat baik, dan semua orang yang lalu lalang sungguh senang menyaksikan keindahannya. Suatu hari pria itu harus berpergian untuk suatu waktu. 'Tapi,' ia berpikir pada dirinya sendiri, 'anakku ada di sini, dan ia akan merawat taman ini dengan baik sampai saya kembali.' Tapi anak laki-lakinya itu tidak memperdulikan taman itu sama sekali, dan tidak ada orang memelihara taman tersebut. Pintu gerbang dibiarkan terbuka, dan sapi-sapi tetangga masuk dan memakan tanaman yang muda. Tak ada yang menyirami tanam-tanaman yang mulai kering dan layu, dan semua tanaman; segera mulai layu. Orang biasa berdiri dan memandangi dengan keheranan terhadap kerusakan yang sedang berlangsung. Tapi anak laki-laki itu bermalas-malasan memandang dari jendela. Kemudian orang yang lewat bertanya mengapa ia tidak perduli taman itu dan membiarkan seperti keadaan ini. 'Oh,' ia menjawab, 'ayahku pergi tanpa memberitahukan padaku apa yang harus dilakukan.' Anda orang-orang percaya India adalah mirip seperti taman ini; para pewarta Injil telah pergi, dan barangkali tidak kembali lagi untuk waktu jangka lama, dan anda memandangi saja dan tidak berbuat Page 83- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
apapun. Tapi jika engkau ingin menjadi anak-anak yang benar, maka lakukanlah kewajibanmu tanpa perintah khusus dari ayahmu. Materialisme dan Intelektualisme Pada satu hari ketika saya ada di pegunungan Himalaya, saya sedang duduk di pinggir sungai; saya ambil batu bundar keras padat yang bagus coraknya dari dalam air dan memecahkannya. Bagian dalam batu itu cukup kering. Batu itu sudah begitu lama tergeletak dalam air, tapi air tidak bisa, menembus batu. Seperti itulah orang Eropa; selama berabad-abad mereka dikelilingi oleh Kekristenan, mereka penuh kebencian dalam berkat-berkatnya; mereka tinggal dalam Kekristenan; namun agama Msheekha (Mshikhanuth) tidak menembus mereka, dan agama itu tidak hidup dalam diri mereka. Meshikha tidak bersalah; agaknya alasannya terletak pada membatunya hati mereka. Materialisme dan intelektualisme telah membuat hati mereka beku. Begitulah saya tak terkejut jika banyak orang di sini tidak memahami apa sesungguhnya ajaran Yeshua."
Kerendahan Hati Pada saat Yeshua memasuki kota Yerusalem orang-orang membentangkan kain mereka di jalan dan menebarkan dedaunan di hadapan-Nya dengan tujuan menghormati Dia. Yeshua menunggangi keledai, menurut nubuatan nabi. Kaki-Nya tidak menyentuh jalan yang dihiasi untuk menghormati Dia. Keledai menginjak-injak kain dan dedaunan. Tapi keledai sangat bodoh diangkat dalam kisah itu; sebab jalan didandani bagi kehormatannya! Ini akan jadi kebodohan jika mereka yang bersaksi tentang Msheekha di mana orang berpikir sesuatu tentang diri mereka sendiri sebab apa yang manusia lakukan bagi mereka demi Yeshua." Kebergantungan kepada Alaha Kebenarannya adalah bahwa kita tak bisa hidup satu hari pun, maupun sesungguhnya satu jam saja, tanpa Alaha. Dalm Dia kita hidup dan bergerak dan memiliki keberadaan kita. Tapi kebanyakan kita adalah seperti orang yang tidur lelap, yang bernafas tanpa menyadari hal itu. Jika tidak ada udara sekeliling mereka, dan mereka berhenti bernafas, mereka tidak tertidur maupun bangun; mereka akan mati berhenti bernafas. Namun, sebagaimana suatu aturan, manusia tidak pernah berpikir tentang karunia yang mutlak sangat diperlukan tentang udara yang kita hirup. Tapi jika kita merenungkan akan hal itu kita diisi dengan rasa bersyukur dan sukacita. Page 84- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
Kebergantungan rohaniah kita pada Alaha adalah sesuatu yang sangat seperti itu. Dia memilihara kita; kita tinggal dalam Dia akan tetapi berapa banyak kita pernah berpikir perihal itu? Berapa banyak jiwa-jiwa di sana yang sungguh terbangun dari kebungkaman dan mulai bernafas dalam udara Ilahi, tanpa jiwa sekarat kekurangan nafas! Nafas yang bagaimana ini? Nafas jiwa adalah doa, melalui yang mana aliran kesegaran udara menyapu kedalam keberadaan kita, membawa persediaan yang menyegarkan daya yang sangat dibutuhkan dari kasih Alaha, kepada Dia seluruh hidup kita bergantung. Semua hidup datang dari Alaha, tapi kebanyakan orang tak pernah berpikir tentang ini semua; mereka tak sadar akan hidup rohaniah mereka. Ini hanya ketika manusia mulai berdoa sehingga ia menjadi sadar hubungan ini. Kemudian ia mulai berpikir, dan menyadari betapa ajaibnya ini untuk hidup dalam Alaha. Kesegaran Hidup melalui Doa Satu kali saya sedang duduk di tepi danau. Sewaktu saya duduk di situ saya amati ikanikan yang muncul ke permukaan air dan membuka mulutnya. Pertama saya pikir ikanikan itu lapar dan mereka mencari makanan sejenis serangga, tapi seorang nelayan menuturkan kepadaku setelah itu bahwa meskipun ikan-ikan bisa cukup baik bernafas dalam air mereka tetap harus muncul ke permukaaan terus menerus untuk menghirup udara segar yang sudah kosong dalam kantong udaranya, atau mereka akan mati.
Ini sama dengan kita. Dunia adalah seperti suatu samudera; kita bisa hidup di dalamnya, melaksanakan pekerjaan kita dan semua berbagai macam kegiatan kita, tapi dari waktu ke waktu kita perlu menerima hidup segar melalui doa. Mereka orang-orang percaya yang tidak menyisihkan waktu sedikitpun untuk berdoa tidak akan mendapatkan hidup sejati mereka dalam Meshikha. Perlunya Doa Alaha menciptakan susu ibu dan hasrat anak minum susu itu. Tapi susu itu tidak langsung mengalir begitu saja ke mulut si anak. Tidak, anak harus berbaring dalam pangkuan ibunya dan menghisap susu dengan lembut.
Alaha menciptakan makanan rohaniah yang kita perlukan. Dia mengisi jiwa manusia dengan hasrat untuk makanan ini, dengan dorongan untuk menangisi bagi susu dan meminumnya. Susu rohaniah, makanan – minuman jiwa kita, kita menerima melalui doa. Dengan cara doa yang bersungguh-sungguh kita harus menerima makananminuman kedalam jiwa kita. Saat kita perbuat ini kita menjadi lebih kuat hari demi hari sama seperti bayi di depan payudara ibu." Page 85- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:45/GNI/A/Pel.Umum/III/2015
Doa adalah udara yang kita hirup dan susu ibu bagi jiwa. Tanpa doa tidak mungkin menerima karunia-karunia adikodrati dari Alaha.
Doa adalah persiapan yang diperlukan bagi penerimaan karunia-karunia rohaniah dari Alaha. Hanya kerinduan dan doa memberikan ruangan bagi Alaha dalam hati kita. Alaha tidak bisa memberikan kita karunia-karunia rohaniah terkecuali melalui doa. Ini hanya sedalam apa kita menyelam dalam dunia rohaniah yang kita bisa pahami akan perkaraperkara rohaniah.
Ada burung-burung yang cantik terbang di udara, dan kerlap-kerlip bintang-bintang di langit, tapi jika engkau menginginkan mutiara engkau harus nekat menyelam ke tempat terdalam samudera untuk mendapatkannya.
Ada banyak perkara-perkara yang indah di dunia sekeliling kita, tapi mutiara-mutiara hanya bisa ditemukan dalam dasar kedalaman laut; jika kita ingin memiliki mutiaramutiara rohaniah kita harus nekat terjun masuk ke dasar lautan dalam, yakni, kita harus berdoa, kita harus menenggelamkan diri kedalam dasar kedalaman tersembunyi perenungan dan doa. Kemudian kita akan menerima mutiara-mutiara berharga.
UNTUK KALANGAN SENDIRI!!! Untuk memperbanyak MATERI PENGAJARAN GNI ini dipersilahkan untuk meminta izin tertulis:
[email protected] 0813.19190730 021.70403378 www.nasraniindonesia.org
Page 86- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015