AGROTANI
Cupang Adu dan Cupang Hias
1
PRAKATA Hobi memelihara cupang sudah dikenal di Indonesia sejak tahun 60-an dan hingga sekarang peminatnya masih tetap memliharanya. Penggemarnya pun tidak hanya terbatas pada mereka yang tinggal di rumah-rumah sederhana, tetapi juga sampai ke perumahan mewah. Umur penggemarnya tersebar merata mulai dari anak-anak sekolah dasar hingga orang dewasa. Tingkat pendidikan dan sosial ekonomi dari penggemarnya sangat beragam sehingga menciptakan perbedaan harga cupang di pasaran. Ada cupang bernilai ratusan ribu rupiah, ada pula yang hanya bernilai ribuan rupiah. Hingga saat ini penggemarnya bukan hanya di Indonesia saja, tetapi sudah merambah ke mancanegara. Akibatnya ikan jagoan ini layak dijual sebagai komoditas ekspor. Para peternak cupang memang sudah bermunculan. Namun, produsen cupang jagoan unggulan yang layak ekspor masih sangat sedikit. Padahal, dengan pengetahuan tentang sifat-sifat induk dan perawatan intensif maka mencetak cupang adu jagoan bukan suatu impian.
2
BAB 1 PERJALANAN JAGOAN SEBAGAI KOMODITAS BISNIS Cupang
terkenal
sebagai
salah
satu
jenis
ikan
yang
mudah
dikembangbiakkan. Di alam liar, ikan asli Asia Tenggara ini hidup di perairan tenang dan dangkal. Cupang jantan sangat agresif terhadap jantan lain. Sifat inilah yang dimanfaatkan penggemarnya untuk menyelenggarakan adu cupang. A. Antara Cupang Adu dan Cupang Hias Banyak masyarakat sudah mengenal ikan cupang. Namun, banyak di antaranya yang tidak mengetahui hal-hal yang menyangkut ikan ini. Umumnya masyarakat hanya berpendapat bahwa cupang merupakan jenis ikan hias yang dapat diadu. Apakah benar semua jenis cupang dapit diadui ? Memang orang awam mengenal cupang sebagai ikan legendaris. Padahal di kalangan ilmuwan, antara cupang hias dan cupang adu merupakan dua jenis ikan yang berbeda walaupun masih satu famili yaitu Arabartidae. Literatur yang mengulas ikan hias, baik dari dalam maupun luar negeri, menyebutkan bahwa cupang hias merupakan anggota dari marga Trichopiis. Orang banyak sering menamai dan ini dengan sebutan talkine gouvami atau doaking gourami. Sifatnya tenang dan tidak pernah mau diadu. Sejak tahun 60-an, cupang ini hanya di kenal sebagai ikan hias biasa, tidak berbeda dengan platy (Xiphop hones helleri), guppy (Poecilia reticulata), black molly (Poecilia lati pinna), atau maskoki (Carassius auratus).
3
Cupang hias di kala itu merupakan hasil tangkapan alam, belum ada yang membudidayakannya. Jenis-jenis cupang hias yang dikenal sejak dahulu antara lain cupang sirip merah (Trichopsis schallero), cupang sirip biru dan cupang sirip hijau bening. Sepuluh tahun sejak orang mengenal cupang hias, yaitu tahun 70-an, importir ikan hias memasukkan jenis cupang lain ke Indonesia. Jenis cupang ini ada yang bersirip panjang dan ada yang pendek. Cupang bersirip panjang yang dinamakan slayer hanya dijadikan ikan hias di akuarium, seperti cupang hasil tangkapan. Sementara cupang bersirip pendek merupakan ikan laga yang juga dikenal dengan nama dagang cupang adu bangkok. Ikan dari marga Betta ini sangat agresif dan suka berkelahi dengan sesamanya. Dengan sifatnya yang suka berkelahi maka ikan ini menjadi populer dengan nama fuehring fish. Hanya dalam waktu singkat sejak diperkenalkan di Indonesia sekitar tahun 70an, cupang adu bang kok ini digemari orang. Walaupun harganya saat itu tergolong relatif mahal (Rp. 250,000 ekor), tetap saja ikan ini dicari. Sedangkan, sepasang black molly saat itu hanya ditawarkan dengan harga Rp. 25,000. Harga yang tinggi tersebut bagaikan magnit bagi penangkar ikan hias. Mereka berlomba-lomba menangkarkan cupang adu bangkok ini untuk meraup keuntungan. Pada era tahun 80-an, kembali importir memasukkan cupang hias dan cupang adu. Cupang adu introduksi baru ini ternyata lebih jagoan dibanding cupang adu bangkok, Jagoan baru ini didatangkan dari Singapura sehingga dikenal dengan sebutan cupang adu Singapura. Ada dua jenis cupang adu singapura yang 4
didatangkan ke Indonesia saat itu, yaitu cupang adu “berdas" (sirip anal) merah dan "berdasi" tam. Cupang yang bersirip anal merah disebut cupang adu singapura biasa, sedangkan yang hitam disebut cupang adu singapura belgi Era tahun 80-an itu pun di Jakarta dikenal jenis cupang lain yang warna tubuh dan siripnya merah. Ikan ini didatangkan ke Jakarta dari daerah Sumatera bagian timur sehingga disebut cupang bagan api. Namun, keganasan cupang bagan api saat berkelahi tidak sehebat cupang adu singapura. Akibatnya, lambat laun cupang bagan api dilupakan orang. Di kalangan penggemar cupang, ada yang berpendapat bahwa cupang adu singapura, cupang adu bangkok (siamesse fighting fish), dan cupang bagan api merupakan satu spesies. Padahal sebenarnya ikan ikan cupang adu tersebut berbeda spesies. Nama ilmiah cupang adu singapura biasa adalah Betta imbella, cupang adu belgi singapura Betta smaragdama, cupang adu bagan api Betta coccina, dan cupang adu bangkok Betta splendens. Nah jadi cukup jelas bahwa mereka berbeda sekali. Hingga pertengahan tahun 90-an, cupang adu singapura merajai arena pertarungan ikan cupang. Akibatnya, harga cupang ini pun melambung tinggi. Penangkar yang awalnya menangkarkan adu bangkok segera beralih ke bisnis penangkaran cupang cupang adu singapura. Hanya saja, penangkar ini banyak menemui kesulitan, terutama dengan pengadaan induk dari spesies aslinya. Akhirnya penangkar tetap menggunakan induk betina cupang adu bangkok dalam upayanya memperoleh benih cupang, ltulah sebab nya hingga saat ini banyak
5
dijumpai varietas varietas baru dari cupang adu sebagai akibat dari perkawinan silang antarspesies. B. Daya Tarik Cupang Adu Hobi mengadu cupang ibarat orang yang suka mengadu ayam. Jalannya pertarungan yang diiringi dengan aturan pasti menimbulkan rasa tegang penontonnya. Kepuasan akan tercapai kalau cupang jagoannya memenangkan pertarungan, Diaku mengenai jalannya pertarungan, gaya bertarung, dan cara melatih nya untuk menjadi jagoan merupakan topik menarik bagi penggemar cupang adu. Daya tarik menjadi kian besar tatkala cupang adu benar-benar dipersiapkan untuk menjadi petarung handal. Untuk memperoleh cupang jagoan ternyata tidak hanya sekadar mengandalkan ukuran tubuh, spesies, dan harga, tetapi juga harus melalui proses latihan. Proses latihan dapat dimulai sejak anak cupang berumur 3 bulan. Lama penggemblengan sekitar 4 bulan. Upaya mendapatkan cupang adu jagoan merupakan rangkaian proses yang sangat menarik untuk diamati. Mulai dari memilih jenis, menyeleksi bakalan, hingga melatihnya setiap hari dengan berbagai metoda memerlukan ketekunan dan pengetahuan. Memilih jenis yang andal, misalnya, memerlukan pengetahuan mengenai ciri khas setiap spesies. Bila tujuannya untuk mencari induk maka salah mengidentifikasikan ciri spesies akan berakibat fatal. Bisa saja yang akan dicari adalah induk bergaya tarung fighter murni, tetapi ternyata yang terpilih justru induk
6
cupang hias. Padahal, sampai kapan pun keturunan cupang hias tidak akan layak menjadi petarung. Kegiatan menarik lain di seputar cupang adu adalah melatihnya agar menjadi petarung andal. Tahapan pelatihan cupang adu tidak hanya sekadar diletakkan dalam tabung plastik “yanour", lalu disuruh berenang naik turun. Teknik itu terlalu sederhana karena hanya dapat memperpanjang kekuatan napas cupang adu. Untuk itu, modul pelatihan tersebut masih harus ditambah dengan diet ketat dan pemberian bahan kimia. Pemberian bahan kimia ini bertujuan untuk memperkuat gigi dan sisik ikan. Ada pula metoda khusus untuk mempertinggi daya tahan tubuh dan memperkuat mental sehingga ikan tidak mudah menyerah. Semua itu memer, luka proses yang cukup menarik untuk dinikmati penggemarnya. Bagi penangkar dan penjual, daya tarik utama cupang adu adalah tingkat harga jualnya yang tinggi. Penggemarnya yang sangat beragam, dari anak kecil sampai dewasa dengan berbagai kelas ekonomi dan sosial, menyebabkan pasarnya sangat terbuka. Untuk anak-anak, dapat disediakan cupang seharga Rp. 1.500 - Rp. 3.500 per ekor. Untuk dewasa dari kalangan ekonomi menengah ke bawah, kualitasnya dapat lebih ditingkatkan dengan harga yang juga sedikit lebih mahal. Sementara untuk penggemar kalangan ekonomi tinggi, cupang dari luar negeri merupakan peluang usaha menarik. Ditinjau dari peralatannya, yang perlu disediakan tidaklah terlalu banyak. Hanya dengan stoples kecil dari kaca atau plastik, cupang adu ini sudah bisa duajakan di pinggiran jalan dan pasar. Perawatannya tidak terlalu sulit. Makanannya hanya kutu air yang mudah dibudidayakan dan jentik nyamuk. 7
Terkadang cupang adu ini diberi daging udang yang sudah dihancurkan. Sementara pergantian air agar ikan tetap sehat hanya sekali setiap tiga hari. C. Prospek Bisnis dan Jalur Tata Niaga Apabila ingin dibuatkan segmentasi, bisnis cupang dapat dibagi menjadi dua, vairu pembenihan dan pembesaran. Mereka yang memilih pembenihan sangat berharap pada penjualan burayak. Umumnya burayak dipelihara dalam satu kolam (lubuk) sempit dengan populasi 60-70 ekor. Hanya dalam waktu dua bulan, burayak cupang sudah bisa dijual dengan harga cukup lumayan, yaitu Rp. 100.000 - Rp. 150.000 per kolam. Harga burayak ini semakin mahal jika induk pejantan burayak tersebut dikenal sebagai jagoan. Burayak dapat dijual pada mereka yang memilih segmen usaha pembesaran. Selang tiga bulan dipelihara, harga jualnya pun meningkat, mulai dari Rp. 2.000 – Rp. 7.500 per ekor. Dari segi bisnis, usaha pembesaran cupang adu ini sungguh menarik. Hanya dengan kolam seluas 3 meter sudah bisa diperoleh keuntungan hampir setengah juta rupiah, Itu pun sudah diperhitungkan mortalitas (tingkat kematian) sebesar 20% dari total populasi cupang adu yang berjumlah 150 ekor/kolam. Modal investasi untuk segmen usaha ini pun relatif kecil, hanya sekitar Rp. 500.000. Sempitnya lahan yang dipakai sangat memungkinkan usaha dilakukan di halaman rumah. Modal investasi tersebut sudah ter masuk biaya pembuatan kolam dari bahan batu bata dan semen. Bahan kolam ini pun masih bisa dimodifikasi dengan hanya menggunakan kotak kayu bekas. Bagian bawah dan keempat sisi kotak ini hanya dialasi dengan plastik, bisa transparan atau berwarna, asalkan tidak 8
ada bagian yang bocor atau tidak ada benda tajam, kotak kayu tersebut sudah memadai untuk membesarkan cupang. Jalur perdagangan cupang relatif pendek dan umumnya dalam jalur tersebut sudah saling mengenal. Produsen burayak, misalnya memperoleh induk dari importir atau dari pengusaha pembesaran. Burayak yang dihasilkannya dijual ke peternak pembesaran, ini pun kalau produsen burayak tidak berminat membesar kan sendiri. Sementara hasil dari peternak pem besaran ini dijual ke eksportir untuk selanjutnya dikirim ke luar negeri. Ada juga peternak pembesaran yang mengirimkan produksinya langsung ke eksportir. Secara umum, jalur perdagangan cupang adu ini digambarkan sebagai berikut. Tidak hanya diserap pasar lokal, cupang adu pun malahan berpeluang besar untuk pasar luar negeri, Indonesia menguasai 90% pasokan ikan hias dunia dengan puluhan jenis ikan. Sebagian besar ikan hias memang diekspor ke Singapura untuk kemudian direekspor ke Amerika, Eropa, dan Australia, Meskipun demikian, ada beberapa eksportir yang sanggup mengirimkan langsung ke berbagai belahan dunia tanpa perantara Singapura. Hingga saat ini tercatat ada sekitar 300 jenis ikan hias yang diperdagangkan ke pelosok dunia, termasuk cupang adu. Sayangnya, tidak ada catatan pasti tentang volume ekspor dan nilai jual khusus untuk cupang adu. Namun, dari pengamatan terhadap sejumlah eksportir ikan hias di Indonesia, cupang adu merupakan salah satu jenis ikan yang secara teratur diekspor ke mancanegara. Jumlahnya memang tidak fantastis karena biasanya cupang adu hanya menjadi pelengkap agar cukup banyak ragam ikan hias yang diekspor. 9
Meskipun hanya sebagai pelengkap, namun hal itu sudah cukup untuk menyatakan kesanggupan mengekspor. Untuk ekspor ini tentu ada keterikatan untuk menjaga kontinuitas pasokan. Jika tidak, kepercayaan pembeli luar negeri bisa lenyap. ltulah sebabnya eksportir tetap saja memerlu pasokan cupang adu secara teratur. Untuk memenuhi kontinuitas pasokan tersebut, cara terbaik adalah dengan memberikan dan membesarkan cupang adu secara teratur. Celakanya, banyak penangkar beralih ke ikan hias lain yang sedang diminati oleh konsumen secara besar saat harga cupang adu anjlok. Hal ini memang gejala latah yang sering terjadi. Akibat kelatahan tersebut harga jual ikan tertentu yang tadinya mahal akan anjlok karena membanjirnya pasokan. Dari kegiatan bisnis, kelatahan tersebut merugikan kepercayaan dan dapat merusak hubungan baik, oleh karena itu, langkah terbaik hargailah dengan tetap konsisten memelihara cupang walaupun harganya rendah. Harga pasti akan berangsur- angusur naik seiring dengan membaiknya harga di pasar luar negeri. Mengubah jenis ikan hias yang dipelihara sebenarnya tidak terlalu mudah. Lingkungan pemeliharaan seperti airnya sudah spesifik untuk kehidupan cupang adu. Angka pH dan kesadahan (hardness) airnya sudah cocok untuk cupang adu. Bila akan beralih ke jenis ikan lain, lingkungan pemeliharaannya pun perlu diubah. Ini disebabkan setiap jenis ikan hias membutuhkan pH dan kesadahan tertentu. Jika tidak diubah, mungkin saja ikan yang di pelihara akan tetap hidup, tetapi kualitas terbaik tidak pernah akan tercapai.
10
Apa penyebab terjadinya fluktuasi harga cupang adu di luar negerin ? Munculnya fluktuasi harga karena terjadi perubahan cuaca di luar negeri. Di musim panas saat warga di daerah beriklim empat musim berlibur, permintaan ikan hias turun drastis. Namun, begitu musim panas berlalu, perlahan-lahan permintaannya menanjak dan mencapai puncaknya pada musim dingin. Pola fluktuasi tersebut selalu terjadi setiap tahun di Amerika Serikat dan Eropa yang merupakan tujuan ekspor ikan hias terbesar di dunia, Amerika Serikat, misalnya, permintaannya berfluktuasi dengan pola yang dapat diprediksi secara agak pasti. Pada Januari - Maret, permintaan ikan hias meningkat tajam. Pada April, bisnis ikan hias masih tetap sebagus Maret karena musim dingin masih tetap berlangsung. Seandainya musim panas datang lebih cepat, permintaan bulan April ini akan mulai menurun hingga Juni. Pada Juli - September, permintaan ikan hias kembali mulai meningkat dan akan semakin baik pada Oktober - Desember karena sedang musim dingin. Biasanya di akhir tahun, musim liburan di Amerika Serikat sangat banyak, seperti libur Natal dan Tahun Baru. Berdasarkan pengamatan selama 10 tahun, waktu liburan ini ternyata sangat berpengaruh terhadap permintaan ikan hias. Jika liburan tersebut jatuh pada hari minggu, permintaan hanya turun sedikit. Namun, jika hari libur bukan pada hari minggu atau pertengahan minggu, permintaan ikan hias merosot dua kali lipat. Kebiasaan yang terjadi di negara tujuan ekspor ikan hias perlu diketahui secara jelas oleh penangkar maupun ekspartit cupang adu. Dengan mengetahui kebiasaan tersebut maka dapat diatur produksi cupang adu. Pengaturan ini sangat 11
diperlukan agar produksinya tidak terlalu berlimpah saat permintaan turun. Hal ini secara otomatis akan menjaga turunnya harga. Oleh karena itu, kontinuitas tetap dipertahankan, tetapi volume produksi diatur sesuai prediksi permintaan pasar.
12
BAB 2 MENGENAL CUPANG ADU Di kalangan awam, cupang dikenal sebagai ikan laga. Sementara di kalangan ilmuwan, cupang dan ikan laga merupakan dua jenis ikan yang berbeda. Cupang asli atau cupang sawah bermarga Tricposis, sedangkan akan laga atau cupang adu bermarga Betta. Cupang asli jarang dipelihara karena warna tubuhnya kurang menarik untuk dijadikan sebagai ikan hias. Untuk diadu pun, cupang biasa tidak akan bisa diharapkan. Akhirnya, nama cupang didominasi oleh marga Betta, baik cupang hias mau pun cupang adu. Cupang hias bernama ilmiah Betta splendens alias cupang bangkok. Sementara cupang adu dikuasai oleh Berta imbellis dan Betta smaragdana. Cupang bangkok yang juga disebut siamese fighting fish tidak dianggap sebagai cupang adu. Ini disebabkan gaya bertarung dan ketahanan fisiknya tidak sebaik Betta imbelli atau Berta smaragdina. Sepintas sulit dibedakan spesies spesies tersebut. Untuk itu, diperlukan pengenalan mengenai seluk beluk cupang adu. A. Lingkungan Hidup Cupang terkenal sebagai ikan yang sanggup hidup di tempat yang kandungan oksigennya sangat kurang. Di tempat sempit seperti stoples kecil untuk kue ataupun botol bekas berbentuk agak cembung sudah memadai untuk hidupnya. Bahkan, cupang pun dapat hidup baik di air kotor dan air berkadar oksigen terlarut sangat sedikit. Di tempat-tempat tersebut cupang tidak memerlukan aerator karena kesanggupannya menyerap oksigen dari udara sangat baik. Kesanggupannya
13
tersebut dimungkinkan karena cupang memiliki rongga labirin yang terletak di atas insang. Fungsi rongga labirin ibarat paru-paru pada manusia. Itulah sebabnya cupang dan kera batnya dapat tetap hidup walaupun kadar oksigen terlarut di air sedikit. Di habitat aslinya, cupang hidup berkoloni atau berkelompok secara damai sehingga dikenal dengan sebutan peaceful betta. Daerah sebarannya sangat luas, yaitu meliputi seluruh wilayah Asia Tenggara. Bahkan ada juga jenis cupang yang hidup di Afrika seperti spesies Pseudopharamanus copanus dan terdapat di sungai sungai kecil wilayah Zaire. Di alam, cupang hidup di air bening yang mengalir perlahan dalam suasana sejuk. Tak heran kalau cupang banyak dijumpai hidup berkoloni atau berkelompok di sungai yang dinaungi pepohonan rindang. Kalau air tempat hidupnya tersebut diukur derajat keasamannya maka akan diperoleh angka pH 6,5-7,2. Sementara derajat kesadahan airnya berkisar antara-10° HD dan suhu air 24-30 °C. B. Cupang dan Kerabatnya Di antara anggota keluarga (familo Anabantidae), cupang adu memang paling tersebar karena sifatnya sangat agresif. Dua ekor jantan yang dimasukkan dalam satu wadah yang sama akan bertarung hingga salah satu di antaranya mati. Keagresifan cupang adu tersebut merupakan sifat untuk memperebutkan wilayah ke kuasaan. Sifat itulah yang menyebabkan cupang adu dikenal dengan nama fehting betta. Cupang adu (Betta sp.) sebenarnya masih satu keluarga dengan beberapa jenis ikan konsumsi seperti sepat siam (Trichogaster pectoralis), ikan tembakang 14
(Helostoma temmincki), dan gurame (Osphronemus goramy) yang panjang tubuhnya dapat mencapai 30 cm. Ia pun berkerabat dekat dengan ikan hias seperti ikan kolisa (Colisa lalut dan Colisa fasciarvci) yang berasal dari Bangladesh. Ada juga kerabat cupang lainnya yang berasal dari Bangladesh, yaitu sepat mutiara (Trichogater leeri) yang panjangnya sekitar 14 cm. Kerabat lainnya ialah ikan paradisa (Macropodio ocullatio) dan ikan betok (Anabas testudiners). Cupang adu ada banyak jenisnya. Berdasarkan cara berkembang biak, cupang adu ini dapat dikelompokkan menjadi dua golongan besar atau dua tipe, yaitu ikan yang melakukan pene-tasan telur di dalam mulut (mouth brooder) dan yang melakukan penetasan telur di dalam gelembung udara (buble nest breed atau egg layer). Cupang adu antardua kelompok ini tidak dapat saling di kawinkan karena
masing-masing
mempunyai
ciri
khas
tersendiri
dalam
proses
perkembangbiakannya. Dari kedua ada cupang tersebut, ada beberapa spesies yang sulit dibedakan jika hanya dilihat sepintas. Sebagai contoh ialah Betta bellica yang tipe culayer dengan Betta anabanduides atau Berza animaculata yang tipe mouth brooder. Adapun ciri khas dan perilaku berkembang biak dari kedua tipe cupang adu tersebut adalah sebagai berikut : 1. Ciri dan perilaku ikan mouth brooder Perilaku cupang adu jantan yang termasuk dalam kelompok ini ialah memunguti telur yang sudah terbuahi dan memasukkannya dalam mulut sampai menetas, biasanya telur di dalam mulut jantan ini membutuhkan waktu tiga hari hingga menetas. Sebelum menetas, cupang jantan berpuasa dan menghindari kontak 15
fisik dengan jantan lain. Begitu menetas, anak-anaknya segera dikeluarkan dari mulut di permukaan air. Walaupun sudah dikeluarkan dari mulut, induk jantan tersebut tetap berjaga-jaga melindungi anaknya. Jika ada bahaya, anak-anaknya segera dimasukkan kembali ke dalam mulutnya. Setelah berumur satu minggu, anak-anak cupang sudah bisa mencari makan sendiri. Bila ada bahaya, induk jantan tidak lagi melindungi anak-anaknya dengan cara memasukkannya ke dalam mulut, tetapi hanya sekadar berjaga-jaga di dekatnya. Perilaku ini dilakukan induk jantan hingga umur satu bulan. Beberapa cupang adu yang berkembang biak dengan cara ini antara lain Betta pwenar, Betta tacniata, Betta macrostoma, Betta animandara, Berta picta, Betta anabantoide, Berta edithae (Betta brederi) dan Betta ferschl. 2. Ciri dan perilaku ikan buble nest breed Perilaku cupang jantan pada kelompok ikan buble nest breed ialah membuat gelembung gelembung udara di permukaaan air sebelum melakukan perkawinan. Gelembung gelembung tersebut dilekatkan pada daun daun yang mengambang di permukaan air. Proses pembuatan gelembung udara berlangsung selama 5-7 hari. Setelah jumlah gelembung udara yang dibuatnya dianggap cukup, induk antan akan segera menggiring induk betina ke bawah gelembung-gelembung tersebut. Pada saat itu, perkawinan pun segera berlangung. Setelah telur dibuahi, perlahan-lahan induk Jantan memunguti telur dan menempatkannya satu per satu dalam gelembung udara. Telur dalam gelembung tersebut biasanya akan menetas sampai tiga hari.
16
Namun, sebelum telur tersebut menetas, jantannya terus membuat dan memperbarui gelembung udara yang rusak sambil menjaganya dari gangguan hewan lain. Setelah telur telur menetas, anak-anak cupang masih tetap tinggal di dalam gelembung sidara hingga mereka kuat menembus dinding gelembung, jika dinding gelembung sudah mampu ditembus, anak cupang tersebut sudah sanggup menghirup udara langsung dari permukaan air. Beberapa spesies cupang adu yang melakukan perkembang biakan dengan cara ini antara lain Betta akarensa, Betta coocina, Betta bellica, Betta tasyaee, Betta smaragdina, Betta imbellis, dan Betta splendens. C. Jenis Cupang Adu Ada 15 spesies Betta dari famili Anabantidae yang sudah diklasifikasi. Kelimabelas spesies tersebut dibagi dalam dua kelompok berdasarkan cara berkembang biaknya. Namun, di pasaran bukan hanya dapat dijumpai spesies cupang adu dari keturunan satu spesies saja, melainkan ada juga jenis yang merupakan hasil persilangan antarspesies. Di pasaran, hasil persilangan antarspesies ini disebut varietas. Adapun deskripsi jenis-jenis cupang tersebut adalah sebagai berikut : 1. Jenis cupang mouth brooder Ada delapan spesies cupang adu dari kelompok mosth brooder. yaitu sebagai berikut :
17
a. Betta pugnar Betra pupar yang juga disebut forest berta memiliki bentuk tubuh yang pipih (compressed). Pada sisi tubuhnya terdapat tiga buah guratan berwarna abu-abu kehitaman. Tubuhnya berwarna abu-abu kehijauan dengan sirip hijau bening, kuning kemerahan, dan kuning bening. Sirip anal pendek dan kaku dengan warna bening. Sirip insang bening. Di bagian pangkal sirip insang ini terdapat satu garis hitam horisontal ke arah mulut. Panjang tubuh dewasanya sekitar 10 cm. Cupang ini hidup di air dengan pH 7,2 suhu maksimum 24 0C, dan kesadahan 100 HD. b. Betta taemiata Betta taemiata yang juga disebut banded berta memiliki bentuk tubuh pipih. Pada sisi tubuhnya terdapat dua garis horisontal berwarna kuning kecokelatan. Tubuhnya berwarna kuning kehijauan. Sirip anal pendek dengan warna bening. Sirip insang bening. Sementara sirip perut dan sirip ekornya kuning transparan dengan aksen biru tua pada tepinya. Kepalanya berbentuk pipih pendek. Di bagian penutup insang terdapat dua garis horisontal mulai dari bibir sampai pangkal sirip insang. Panjang tubuh dewasa sekitar 8 cm. Cupang ini hidup di air dengan pH 7, suhu 25° C, dan kesadahan 8 HD. c. Betta marrastama Betta macrostoma dengan nama lain brune beauty memiliki tubuh yang berbentuk pipih berwarna merah kombinasi hijau kebiruan. Di pangkal ekor terdapat totol hitam. Sirip anal pendek berwarna hijau. Sirip paruh merah. Sirip punggung dan ekor hijau kombinasi merah. Kepalanya hitam kehijauan berukuran besar. Di bagian penutup insang terdapat selarik (seberkas) warna merah. Jantan 18
dewasa berukuran 12 cm, sedangkan betina dewasa 10 cm. Betta macrostoma ini menyukai air yang ber pH 6,8-7 dengan kesadahan 8 HD dan suhu maksimum 24 0
C. d. Betta animaculata Cupang adu yang bernama lain tolden slender betta ini memiliki bentuk
tubuh Minder, Warna dari kepala sampai ujung ekor kuning cemerlang kehijauan. Pada pangkal ekor terdapat totol hitam. Seluruh siripnya kuning cemerlang transparan. Sirip anal pendek dan kaku. Tubuh jantan dewasa berukuran 12 cm, sedang kan betina dewasa 10 cm. Ikan ini hidup di air dengan pH 7, kesa dahan 10 HD, dan suhu maksimum 20 0C. e. Betta anabantaides Ikan dengan nama lain pearly betta ini agak sulit dibedakan dari kerabatnya Berta unandodata. Bentuk tubuh dan warna sirip kedua jenis cupang ini sangat mirip, yaitu berbentuk silinder dengan warna kuning kehijauan cemerlang. Warna seluruh siripnya hijau muda transparan. Sirip anal panjang berwarna hijau transparan. Kepalanya hijau kekuningan berukuran besar. Pada penutup insangnya terdapat sans garis horisontal dari ujung bibir sampai pangkal sirip insang. Cupang dewasa berukuran 12 cm. Ikan ini hidup di air dengan pH 6,5. Kadar kesadahan airnya 10 HD dan suhu air maksimum 30 0C, f. Betta pita Tubuh Betta picta atau painted berta ini berbentuk silinder dan berwarna abu-abu kehijauan. Sisi tubuhnya terdapat tiga buah garis horisontal, Sirip anal 19
pendek dan kaku dengan warna kelabu transparan. Sirip insang kelabu bening. Sirip perut, punggung, dan ekor hijau muda. Tepi strip terdapat warna kuring kehijauan, ikan dewasa hanya 6 cm. Cupang ini hidup di air dengan pH 7, suhu maksimum 24 C, dan kesadahan 10 HD, g. Betta foerschi Tubuh akan Berta foerschi atau purple saphire betta ini berbentuk silinder dengan warna biru tua kehitaman. Kepalanya bulat panjang berwarna hitam atau merab tembaga. Sirip-siripnya pendek dan kaku dengan warna biru tua yang dihiasi totol totol hitam. Sirip anal pendek berwarna kelabu. Panjang ikan dewasa dapat mencapai 9,5 cm. Cupang ini hidup di air dengan pH 7, kesadahan 8 HD dan suhu makairraam 28 0C, h. Betta edithae Capang dengan nama ilmiah Betta elithae (Bettd bredero) dan nama Inggris edith's betta ini memiliki bentuk tubuh pipih dengan warna kelabu kehijauan. Seluruh siripnya berwarna hijau muda transparan yang dihiasi warna putih pada bagian tepinya. Sirip anal pendek, lebar, dan kaku dengan warna hijau muda transparan. Panjang tubuh ikan dewasa 10 cm. Cupang ini hidup di air dengan pH 7, kesadahan 10 HD, dan suhu maksimum 27 0C. Ikan ini diperdagangkan dengan nama cupang raja. 2. Jenis cupang buble nest breed Ada spesies cupang adu dari kelompok ikan buble nest breed, yaitu sebagai berikut. 20
a. Betta akarensis Cupang Betta akarensis yang juga disebut sarauak betta ini bertubuh silinder berwarna kelabu tua. Kepalanya pendek berwarna kelabu kehijauan. Sirip anal panjang dan berwarna kuning transparan yang dihiasi warna hitam pada sisinya. Sirip ekor, punggung, dan perut berwarna hijau toska transparan. Panjang tubuh maksimal hanya 5 cm. Cupang ini hidup di air dengan pH netral. Kadar kesadahan airnya 8 HD dan suhu air maksimum 27 0C. Ikan ini diperdagangkan dengan nama cupang belgi bangkok. b. Betta concana Betta concana atau nama lainnya dorat's betta ini memiliki tubuh berbentuk silinder dengan warna merah tua dari kepala sampai sirip. Terkadang juga ditemukan sirip berwarna transparan merah berhiaskan bercak bercak merah tua. Bentuk kepalanya bulat terang dan berwarna tembaga. Sirip insang merah transparan. Sirip anal panjang berwarna merah polos. Panjang tubuh ikan dewasa 7 cm. Betta concana ini hidup di air dengan pH 7, kesadahan 9 HD, dan suhu maksimum 17 0C. Ikan ini diperdagangkan dengan nama cupang bagan api. c. Betta bollita Berta bellica yang sering disebut standart betta ini bertubuh silinder. Tubuhnya didominasi dengan warna kuning kehijauan cemerlang atau kuning kebiruan. Kepalanya bulat panjang berwarna kuning tua cemerlang Sirip anal panjang berwarna kuning transparan. Sirip perut, punggung, dan ekornya pendek dengan warna kuning kehijauan atau kebiruan yang juga dihiasi guratan kuning tua
21
cemerlang. Panjang tubuh maksimal ikan ini 9 cm bila hidup di alam bebas. Kadar pH air ideal adalah 7 dengan kesadahan 8 HD dan suhu maksimum 30 oC. d. Betta tasyder Betta taryader yang nama Inggrisnya Betta peaceful berta ini bertubuh mirip silinder dengan warna abu-abu kecokelatan. Di bagian tepi tubuh terdapat tiga buah warna melintang dari kepala sampai pangkal ekor. Sirip anal panjang berwarna kelabu kebiruan. Sirip punggung dan ekor berukuran pendek berwarna biru transparan yang dihiasi bercak bercak biru cemerlang. Sirip perut biru transparan dengan aksen biru tua cemerlang di tengahnya. Cupang dewasa berukuran 6 cm. Air yang cocok bagi cupang ini ber pH netral dengan suhu maksimum 27 oC dan kesadahan 8 HD. e. Betta smaragdina Bentuk tubuh Betta smaragdina atau dengan nama Inggris emerald betta ini pipih dan berwarna hijau tua kehitaman. Kepalanya bulat pendek berwarna hitam legam. Sirip insang hitam transparan. Sirip anal berukuran sedang dengan warna hitam dan bagian ujungnya terdapat warna putih kehijauan. Sirip perut dan ekor hijau tua kehitaman yang dihiasi totol-totol hitam. Sirip punggung hijau muda berhiaskan bercak-bercak hitam. Ikan dewasa berukuran 6 cm. Kadar pH airnya 7, kadar kesadahan 8 HD, dan suhu maksimum 27 oC. Betta smaragdina terkenal sebagai cupang yang berdaya tahan tinggi saat dipertanding. Ikan Cupang ini diperdagangkan dengan nama cupang adu belgi singapura.
22
f. Betta imbellis Betta imbellis yang bernama lain sheeger's betta memiliki tubuh seperti silinder dengan warna hijau tua dan biru tua cemerlang. Kepalanya bulat panjang berwarna hitam legam, Sirip insang hitam transparan. Terkadang dijumpai sirip insang berhiaskan warna merah. Sirip anal pendek berwarna merah, tetapi ujungnya putih, perut dan ekor merah dengan atau hijau cemerlang. Sirip punggung hijau atau biru yang dihiasi bercak-bercak hitam. Panjang tubuh ikan dewasa hanya 5 cm. Cupang ini hidup di air dengan pH 7, kesadahan 8 HD, dan suhu maksimum 27 OC. Betta imbellis ini dianggap jagoan dari cupang. Tingkah lakunya sangat ganas saat dipertarungkan. Di kalangan penggemar, cupang adu ini dikenal dengan sebutan cupang adu singapura. g. Betta splendens Cupang yang bernama Inggris sianesse fughting fish ini bertubuh pipih dengan ragam warna, yaitu hijau muda, biru muda, kelabu, merah kombinasi hijau, dan biru atau kelabu keputihan (siloer). Kepalanya bulat pendek berwarna kelabu kecokelatan atau kelabu kehijauan. Sirip insang berwarna bening. Sirip anal panjang berwarna merah dan ujungnya putih. Sirip perut dan ekor merah yang biasanya dikombinasikan dengan warna yang ada di tubuhnya. Sirip punggung berwarna sama dengan tubuh. Kalau warna tubuhnya belum cerah, akan ditemukan tiga guratan hitam di sisi tubuh mulai dari ujung bibir sampai pangkal ekor. Panjang tubuh ikan dewasa 6 cm. Cupang adu ini hidup di air dengan pH netral, kesadahan 8 HD, dan suhu maksimum 26° C. Berta splendens merupakan
23
cikal bakal cupang adu saat ini. Ikan ini diperdagangkan dengan nama cupang adu bangkok. 3. Jenis cupang hasil perkawinan antarspesies Selain kelimabelas spesies cupang, di pasar pun beredar jenis cupang hasil perkawinan silang antarspesies. Hasil perkawinan silang tersebut disebut varietas. a. Albino Cupang ini pun dikenal dengan sebutan cupang maskot. Varietas ini berasal dari Betta splendens yang tubuhnya putih kemerahan dengan warna sirip merah, hijau, atau biru polos. Akibat perka winannya dengan cupang dari gen serupa sehingga pigmen warna tubuhnya hilang. Hilangnya pigmen warna tersebut menyebabkan warna tubuh menjadi albino. b. Three colour Nama lain varietas ini adalah cupang pancawarna. cupang ini merupakan hasil kawin silang antarspesies, yaitu Betta splenders, Betta imbelle, atau Betta smaragdina. Varietas yang sering dijumpai memiliki warna dasar tubuh putih kemerahan bebercak hitam. Varietas ini merupakan hasil persilangan dari varietas albino Betta splenders dengan varietas dari Betta ambella. Kepalanya bulat berwarna merah kecokelatan. Sirip anal panjang atau pendek berwarna hitam atau merah. Seluruh sirip berwarna kombinasi putih transparan, biru, hijau, dan merah. Tubuh ikan dewasa berukuran 6 cm. Cupang ini hidup di air dengan pH netral, kesadahan airnya 6- HD (tergantung spesies induknya), dan suhu air maksimum 26 o
C. 24
c. Lokal Nama populer varietas ini adalah cupang singapura lokal. Cupang adu ini merupakan hasil perkawinan antara jantan Berta imbellin atau Betta marardand dengan betina Betta plendens. Bentuk tubuh varietas yang paling banyak dijumpai di pasaran adalah pipih ataupun silinder. Warna tubuhnya biru tua atau hijau tua dengan warna dasar hitam. Kepala hitam legam Sirip punggung berwarna sama dengan tubuhnya. Sirip ekor dan perut hijau atau biru yang dikombinasikan dengan warna merah. Sirip anal merah. Jika jantan dari Betta smaragdawa maka tubuhnya berwarna hijau atau biru tua kehitaman. Seluruh siripnya pun hijau tua atau biru tua kombinasi hitam. Pada surip ekor akan terdapat totol-totol hitam, ini dikenal dengan nama dagang cupang adu singapura belgi lokal. d. Bagan Varietas bagan merupakan hasil persilangan spesies Betta imbellis atau Betta smaragdina dengan Betta splendens. Penampilan cupang ini mirip varietas lokal karena merupakan hasil persilangan dari spesies yang sama. Namun, karena perbedaan perawatan maka ring bibir varietas bagan menjadi lebih tebal. Warna tubuhnya bervariasi mirip cupang adu bangkok. Bentuk tubuh pipih. Seluruh siripnya pendek sehingga jika dilihat sepintas, gerakannya terkesan kaku dan lambat. Kepalanya besar berwarna variasi antara hitam legam, hitam kecokelatan, atau kelabu kehijauan.
Ring bibirnya kebanyakan tebal.
Varietas
ini
diperdagangkan dengan nama cupang adu bagan.
25
D. Cupang Legendaris Deskripsi jenis cupang yang sudah diuraikan sebelumnya menunjukkan keragaman jenis yang beredar di pasaran. Namun, di arena pertarungan, ragam jenis cupang adu tersebut masih dipilah lagi dalam bentuk seri. Sebagai contoh, cupang bagan dikenal memiliki banyak seri, tetapi tidak semuanya layak dipertarungkan. Selama ini yang diakui jagoan dari cupang bagan hanyalah seri 31. Cupang Singapura pun demikian, ada beberapa seri yang sudah terbukti kehebatannya di arena pertarungan. Ini tidak berarti nomor nomor seri tersebut tidak pernah kalah. Dalam arena pertarungan, nomor seri tersebut pernah cara mengesankan sehingga menjadi suatu kenangan atau legendaris. Untuk mengetahui seri dari cupang adu legendaris ini sangat penting bagi penangkar. Dengan induk yang sudah diakui keunggulannya maka keturunannya pun akan berharga mahal karena dipercaya akan berkualitas tinggi. Keistimewaan setiap cupang legendaris diuraikan secara rinci dengan penyebutan beberapa istilah yang khusus digunakan di kalangan penggemar cupang, istilah tersebut dijelaskan tersendiri pada artikel berikunya. 1. Cupang adu singapura seri 18 Betta imbellis impor dari Singapura Tubuh medium (8,7- 4.2 cm), pipih, biru tua cemerlang panjang, sedang, dan hitam Sirip anal panjang, merah berujung putih. Sirip ekor merah bertulang sirip biru tua. Sirip perut lebar, merah kombinasi biru. Sirip punggung biru berhias bercak-bercak hitam. Gaya bertarung sleurr (lincah dan gesit). Arah pukulan bagian muka. Pukulan andalan baling dan nombak seri (pukulan yang dilancarkan berulang ulang). Keistimewaan selalu menggigit 26
bagian tubuh lawan dan dapat memenangkan pertandingan dengan cepat. Kelemahan serangan tidak diarahkan ke bagian fatal. Harga impor Rp. 100.000 Rp. 150,000 lokal Rp. 15.000 - Rp. 25.000. Keterangan ini keturunannya mempunyai gaya bertarung sebagus induknya sehingga dijuluki cupang adu seri singapur 18. 2. Cupang adu belgi singapura seri 31 Jenis Betta mitragelina Asal tangkaran peternak Singapura Tubuh t besar panjang (4,2- 5,1 cm), pipih, biru tua kehitaman. Kepala t besar, hitam kelam, ring bibir tebal Sirip anal t pendek, hitam berujung putih. Sirip ekor biru tua kombinasi totol hitam. Sirip perut biru tua kombinasi totol hitam. Sirip punggung biru tua kombinasi totol hitam. Gaya bertarung fighter (menyerang setelah diserang). Arah pukulan pangkal ekor dan bagian perut Pukulan andalan: nombak baling sentak. Keistimewaan sisik batu', gigi tajam, dan pukulan sangat sehingga mampu mengalahkan lawan. Kelemahan serangannya lambat dan pukulannya hanya sekali sekali. Harga impor Rp. 75.000 – Rp. 125,000 tangkaran lokal Rp15.000 – Rp. 25.000. 3. Cupang adu singapura seri 06 Betta imbellis Jenis hasil tangkatan peternak Asal Singapura. Tubuh besar (4,2-5,1 cm), silinder panjang, kelabu tua kombinasi biru t besar, panjang, ring bibir tebal sehingga kepala berkesan monyong, warna kelabu kehitaman. Sirip anal medium, lebar, berwarna merah. Sirip ekor t merah tua kombinasi guratan biru tua. Sirip perut merah tua kombinasi guratan biru tua. Sirip punggung t lebar, biru kehijauan dihiasi guratan hitam. Gaya bertarung pure sleeeer langsung menyerang 27
sejak awal turun air). Pukulan andalan nombak, baling, sentak. Keistimewaan sangat lincah sehingga susah dipukul, 'sisik paku gigi sangat tajam: lawan seperti ndisisiki' dan selalu'menghabisi" lawan. Kelemahan cupang jenis ini hampir tidak ada kelemahan impor Rp. 150.000 – Rp. 250.000 tangkaran lokal Rp. 25.000 –Rp. 50.000. Keterangan di masa kejayaannya cupang ini bergelar champion dan pemiliknya sering 'pulang kering'. 4. Cupang adu singapura seri 25 Betta inbellis var dotmestica Asal impor dari Singapura Tubuh besar (4,75.3 cm), pipih, biru tua kombinasi merah hitam legam, besar, pendek, ring bibir tebal. Sirip anal s sedang, merah. Sirip ekor merah berte dan bergurat biru. Sirip perut t merah bertepi dan bergurat biru Sirip punggung biru dihiasi bercak bercak hitam. Gaya bertunang i counter fuheer (menyerang setelah diserang). Pukulan andalan i trombak sentak. Arah pukulan ring bibir dan kepala bagian atas Keistimewaan “sisik” batu i sentakannya dapat menyobek bibir lawan; pukulan "nombak" ke arah atas kepala dilancarkan setelah mengambil oksigen dari udara di permukaan air, pukulannya berakibat fatal bagi lawannya. Kelemahan lambat saat bertarung; jika bertemu lawan yang ring bibirnya lebih tebal maka dikhawatirkan pukulan sentaknya ke arah bibir berbalik membahayakan diri sendiri. Harga jual cupang ini kisaran Rp. 75.000 – Rp. 150.000. Keterangan yang kami dapat di masa jayanya cupang ini diberi gelar "baret". 5. Cupang adu malaysia seri ipoh 13 Berta imbellis var, Malaysian hasil tangkaran peternak di lpoh, Malaysia Tubuh medium (0,5-1 cm), silinder panjang, biru panjang, sedang, hitam kelam 28
panjang, merah kombinasi hitam. Sirip anal. Sirip ekor merah kecokelatan, guratan tulang sirip biru sirip perut t merah kecokelatan, guratan tulang sirip biru sirip pungung s biru muda dihiasi guratan merah kecokelatan, tepi drip merah kecokelatan. Gaya bertanang seri slugger (menyerang dan sesekali menanti serangan) Pukulan andalan 1 nombak baling sentak. Arah pukulan pangkal ekor dan perut. Keistimewaan 1 gigi sangat tajam, lincah, pukulan diarahkan ke bagian tubuh yang fatal Kelemahan sisik agak rapuh dan mudah lepas Harga impor Rp. 75.000 Rp. 100.000 tangkaran lokal Rp. 10.000 - Rp. 25.000,00 6. Cupang adu bagan singapura belgi seri 16 Jenis Berta smaragdina var, sumatraensis hasil perkawinan Betta smaragdina var, malayan dengan Betta splendens var. sumatraensis oleh peternak di Bagan Batu, Sumatera Utara Tubuh besar (4,3- 5,1 cm), pipih panjang, biru tua kehitaman besar, panjang, ring bibir tebal sehingga terkesan monyong. Sirip anal hitam. Sirip ekor biru tua kehitaman dihiasi totol-totol hitam. Sirip perut biru tua kehitaman dihiasi totol totol hitam. Sirip punggung biru tua kehitaman dihiasi toto totol hitam. Gaya bertarung s slugger. Pukulan andalan s nombak baling hentak. Arah pukulan i pangkal ekor dan perut. Keistimewaan gigi tajam, lincah, pukulan pada bagian tubuh yang fatal, tahan sakit. Kelemahan sisik tubuh kurang kuat. Harga cupang bagan asli Rp. 75.000 - Rp. 125.000 cupang anakan Rp. 10.000 - Rp. 25.000. Keterangan di masa jayanya cupang ini dijuluki caplak.
29
7. Cupang adu singapura seri 05 Betta imbellis Jenis hasil tangkaran peternak Singapura Asal Tubuh besar (4,3-5,2 cm), silinder panjang, hijau besar, ring bibir tebal sehingga berkesan Sirip anal sedang, merah Sirip ekor t hijau tua. Sirip perut hijau tua. Sirip punggung t hijau tua Oaya bertarung pure slugger. Pukulan andalan nombak baling sentak Arah pukulan seluruh bagian ubuh. Keistimewaan r gigi sangat tajam, sisik kuat, lincah, pukulan "nombak" sangat keras sehingga lawan bisa mati. Kelemahan hampir tidak ada kelemahan impor Rp. 150.000 - Rp. 250.000 anakan Harga Rp. 25.000 - Rp. 50.000. Keterangan di masa jayanya cupang ini dijuluki champion 8. Cupang adu singapura seri 87 Betta imbellis var, domestica Jenis hasil tangkaran peternak lokal Asal kecil dan sedang 3,2- 3,7 cm pipih, hijau. Tubuh toska atau hijau hitam besar, kelabu kehijauan, ring bibir tebal. Kepala sirip anal sedang, merah sirip ekor t pendek dan menyatu pada bagian pangkal ekor, merah berserat hijau tua guratan pada pangkal ekor relatif besar dan hijau toska. Sirip perut pendek dan menyatu pada bagian pangkal ekor, merah berserat hijau tua. Sirip punggung tampak lebar, hijau toska Gaya bertarung t counter fighter Pukulan andalan s nombak sentak. Arah pukulan pangkal ekor. Keistimewaan pukulan sangat keras, gigi tajam, sisik cukup. kuat, "ngabisin" Kelemahan lambat, kurang agresif Harga Rp. 35.000 - Rp. 50.000. 9. Cupang adu singapura lokal seri 62 Betta imbellis var, domestica Tubuh t kecil panjang (GA-3,7 cm), silinder panjang, kelabu tua kehitaman kombinasi kelabu kebiruan. Sirip anal cukup panjang, merah berujung putih 1 Sirip ekor lebar, merah dengan guratan tulang sirip 30
kebiruan. Sirip perut t lebar, merah, “topi-nya” keperakan Sirip punggung sedang, keperakan kombinasi bercak hitam. Gaya bertarung slekrer. Pukulan andalan nombak baling. Arah pukulan tubuh dan bagian kepala. Keistimewaan lincah, gigi tajam, sisik kuat. Kelemahan pukulan tidak mengarah ke bagian fatal sehingga perlu stamina tinggi Rp. 25.000 - Rp. 50.000.
31
BAB 3 AIR UNTUK CUPANG ADU Cupang adu termasuk ikan labirin sehingga tidak memerlukan terlalu banyak oksigen terlarut di dalam air. Kandungan oksigen terlarut bukan satusatunya parameter bagus tidak nya kualitas air. Meskipun membutuhkan oksigen relatif sedikit, tetap saja ikan ini akan tumbuh dan berkembang pesat asalkan mutu airnya bagus. Mutu air dipengaruhi oleh pH, kesadahan (hardness), kandungan nitrit atau nitrat, dan oksigen terlarut. Faktor-faktor tersebut selalu muncul tanpa memandang sumber airnya. Sumber air untuk cupang adu sangat beragam, di antaranya air tanah, sungai, atau air ledeng dari PAM. Perlakuan untuk air dari ketiga sumber air tersebut tentu saja berbeda. Air sungai, misalnya, perlu disaring dengan pasir, kayu, filter gabus dan teolt 50% atau perlu), lalu ditampung dalam bak khusus sebelum dipakai. Sebelum dipakai sebagai tempat hidup cupang adu, air sungai terse but perlu diinapkan selama semalam setelah disaring. Lain lagi perlakuannya terhadap air ledeng dari PAM. Air ledeng ini sering mengandung klorin. Untuk itu, selain diendapkan semalam, juga air ledeng ini perlu diairi minimal selama 8 jam. Cara lain menetralisir klorin adalah dengan menggunakan kristal Kiszoy (kalium tio-Hulfat) yang dilarutkan dalam liter air. Air dari sumur pun sebaiknya diberi perlakuan seperti air sungai atau ledeng. Meskipun sumbernya dari dalam tanah otomatis sudah disaring secara alami 32
tetapi kandungan airnya tetap perlu diketahui, minimal kandungan oksigen terlarutnya cukup. Apa pun sumbernya, air tersebut pasti mengandung gas CO2 dan H2S, mineral, serta koloid. Untuk itu, air tersebut perlu diinapkan selama semalam atau diaerasi minimal 8 jam. Dengan dinapkan atau daerasi maka CO2 dan H2S diberi kesempatan untuk menguap terlebih dahulu. Perlakuan ini pun sekaligus dapat menaikkan pH air. A. Angka pH Angka pH (Pondus hydrogenio) merupakan indikasi dari bobot hidrogen di dalam air. Telah diketahui bahwa rumus kimia dari air adalah H2O. Bila diuraikan, bentuknya akan menjadi H dan OH tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air dikatakan netral jika perbandingan H+ dan OH- seimbang, Air yang mengandung terlalu banyak H+ berarti asam, sedangkan terlalu banyak OH- berarti basa. Kisaran angka pH (derajat ke- asaman) antara l Angka pH l berarti sangat asam, pH 7 berarti netral, dan pH l4 berarti sangat basa. Semakin banyak ion hidrogen maka akan semakin tinggi ke masamannya dan semakin tendah angka pH-nya. Jumlah ion hidrogen dari satu tingkat pH ke tingkat pH berikutnya adalah sepuluh kali lipat. Jumlah ion hidrogen untuk pH 4, misalnya, ada sepuluh kali lebih banyak dibanding pH untuk pH 3 sepuluh kali lebih banyak dibanding pH 4 dan pH 3 seratus kali lebih banyak dibanding pH 5.
33
Mengukur pH air untuk cupang adu tidak perlu ke laboratorium. Cukup dengan menggunakan kertas lakmus, kertas pH, atau pH meter sudah bisa mendapatkan angka pH dari air. Penggunaan kertas lakmus sangat sederhana, yaitu hanya dapat mengetahui bahwa air yang diukur asam atau basa sedangkan angka pH-nya tidak terlihat. Sementara pengukuran dengan kertas pH dapat memperlihatkan angka pH yang lebih pasti dibanding kertas lakmus. Untuk mengetahui angka pH dengan kertas pH adalah mencocok kan warna kertas pH dengan warna indikator pada kemasannya. Lain lagi dengan pH meter atau pH tester, pengukurannya hingga dengan angka desimal, misalnya pH 6,2. Alat ini bekerja berdasarkan prinsip elektronik. Caranya dengan mencelupkan pH meter ke dalam air yang akan diukur. Kemudian, tombol di bagian atas alat ditekan atau digeser (sesuai dengan alatnya). Setelah itu, pada layar alat akan tampil angka yang menunjukkan kondisi pH air yang diukur. Namun, alat ini perlu dikalibrasi sebelum digunakan. Caranya ialah dengan mencelupkan pH meter tersebut ke dalam akuades. Jiaka layar alat menunjukkan angka kurang atau lebih dari 7 maka sekrup di bagian belakang alat diputar dengan obeng kecil hingga layar memperlihatkan tepat angka 7. Umumnya air di Indonesia yang beriklim tropis berkisar antara 5 - 6,8 sehingga tergolong masam. Untuk menaikkan pH air tersebut menjadi netral, dapat digunakan kapur bordo sebanyak 2 ce per liter air. Lain halnya dengan air yang tergolong basa atau pH lebih besar dari 7, biasanya para hobus dan penangkar ikan hias menurunkan pH air tersebut dengan menggunakan daun ketapang (Pala qisam clarkeensen). Kalau airnya cukup luas, sebanyak slembar daun ketapang didemparkan ke dalam air lalu didiamkan. Kalau wadahnya kecil seperti stoples 34
kecil, cukup hanya dengan selembar daun ketapang. Biasanya dalam waktu 2-3 hari pH air akan turun. Sebagai pengganti daun ketapang dapat digunakan serasah daun kering. Angka pH sangat penting bagi kehidupan ikan. Pada angka pH 4, ikan tidak mungkin hidup, demikian juga kalau pH nya 14. Umumnya ikan dapat hidup pada air dengan kisaran pH 6,5 7 atau mendekati angka netral. Sementara air yang ber pH 6,2 – 7,2 sangat ideal bagi cupang adu. Salah satu ciri tidak cocoknya pH air untuk hidup cupang adu dapat terlihat pada tingkah lakunya sendiri. Beberapa tingkah lakunya antara lain tidak ada nafsu makan, berenang tidak stabil, sisik kasar, tidak mau berkembang biak atau bertelur, dan bantet (tidak bisa besar atau terhambat pertum- buhannya). Angka pH sangat dipengaruhi oleh kandungan CO2 di dalam air. CO2 merupakan hasil respirasi ikan yang kandungannya berbeda antara siang dan malam. Malam hari kadar CO2 meningkat sehingga otomatis pH air naik, tetapi akan turun lagi pada pagi hari. Faktor lain yang mempengaruhi angka pH adalah sisa pakan dan sekresi ikan. Air yang tidak pernah diganti biasanya, pH-nya pasti sangat rendah. Untuk menanggulanginya cukup dengan mengganti separo air tersebut. B. Kesadahan Cupang adu membutuhkan kesadahan air (hardness) tertentu untuk hidupnya. Jika hidupnya di air dengan kesadahan tidak sesuai maka sulit bagi cupang adu berkembang biak. Oleh karena itu, kesadahan air ini perlu diketahui setiap penangkar ikan.
35
Kesadahan air menunjukkan tingkat kandungan mineral seperti kalsium, magnesium, dan seng di dalam air. Jika kandungan unsur- unsur mineral tersebut tinggi maka air tersebut termasuk 'keras' (hardnen). Tingginya unsur unsur mineral tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi sekitar. Jenis-jenis tanaman di sekitar sumber air dan mikroorganisme sangat mempengaruhi kesadahan air. Salah satu ciri kesadahan air yang tinggi ialah air sulit melarutkan busa sabun yang ada di tangan. Ada anggapan bahwa yang paling banyak mempengaruhi kesadahan air adalah kandungan kalsium dalam bentuk Ca. Sebagai contoh kongkret, sebuah sungai yang mengalir melewati daerah yang tanahnya kekurangan kalsium pasti airnya termasuk soft. Indikasi ini semakin jelas dengan dimasukkannya kadar kalsium, untuk menentukan tingkat kesadahan air. Kadar kalsium ini diukur dengan satuan ppm (part per million) yang setara dengan mg/l atau g/ 1.000 l. Ada dua tipe kesadahan air, yaitu kesadahan karbonat (arbonate hardvess) dan kesadahan non-karbonat (non carbonate hardness). Kedua tipe ini bergabung untuk menghasilkan kesadahan air total. Kesadahan air yang sering dipakai hingga saat ini diukur dengan sistem Jerman. Satu derajat hardness (HD) setara dengan 10 mg kalsium karbonat yang terlarut dalam 1 liter air. Kesadahan karbonat dipengaruhi oleh kandungan kalsium karbonat. Kesadahan ini dapat dihilangkan melalui pemanasan karena sifatnya temporer. Sementara kesadahan non-karbonat dipengaruhi oleh kandungan magnesium. Sifatnya lebih stabil. Kadar kesadahan ini hanya dapat diturunkan dengan penggunaan bahan kimia seperti sodium fosfat. Kesadahan air dan pH 36
merupakan dua hal yang berbeda. Meskipun demikian, umumnya air yang ber pH basa tergolong tinggi kesadahannya. Air ber-pH masam biasanya tercipta karena ada nya dekomposisi bahan-bahan organik yang sangat mendukung rendahnya kesadahan air. Selain dengan bahan kimia, dapat menurunkan kesadahan air dapat dengan memakai akuades meskipun cara ini relatif mahal. Jumlah akuades yang dipakai dapat diketahui jika tingkat kesadahan air untuk hidup cupang diketahui. Cupang biasanya hidup pada kesadahan air-100 HD. Sebagai contoh, kalau kesadahan air yang akan dipakai untuk tempat hidup cupang terlalu tinggi, misalnya 200 HD, maka perlu diturunkan. Diketahui bahwa kesadahan air akuades 100 HD. Bila kesadahan air untuk hidup cupang akan diturunkan menjadi 80 HD maka caranya sebagai berikut. gambar Gambar tersebut menunjukkan bahwa untuk menurunkan ke sadahan air dari 8 penambahan 12 bagan akuades untuk setiap 8 bagian air yang akan diturunkan kesadahannya. Penambahan akuades dilakukan dengan cara di tuangkan sekaligus. Sekarang bagaimana caranya mengukur kesadahan air. Kesadahan air dapat diukur dengan alat ukur yang disebut salinity tester. Alat lain yang dapat dipakai ialah hardness meter bukan Hardness Tester kalo Hardness Tester untuk mengukur kekerasan benda. Selain dapat mengukur kadar HCI terlarut, alat ini pun dapat mengukur kandungan Mg dan Ca dalam air.
37
Mengukur kesadahan air pun dapat dilakukan tanpa alat. Caranya ialah teteskan air yang akan diukur kesadahannya ke telapak tangan, kemudian cicipi, jika air tidak terasa asin walaupun sudah dibubuhi garam, diperkirakan tingkat kesadahannya 50° - 80° HD. Kalau tidak dibubuhi garam, tetapi rasanya sudah seperti air payau maka tingkat kesadahannya berkisar 11° - 15° HD. C. Kandungan Nitrit Memelihara cupang adu berarti mewajibkan diri sendiri memberi pakan secara teratur. Sisa pakan dan kotoran ikan tentu saja akan mencemari air akuarium atau kolam cupang adu. Sisa pakan dan kotoran ikan pun masih ditambah dengan lumut dan tanaman mati yang kesemuanya terdekomposisi dalam suatu proses yang disebut siklus nitrogen. Sisa pakan, kotoran ikan, tanaman mati, dan lumut tersebut akan 'pecah' menjadi amoniak atau amonium, nitrit, dan akhirnya nitrat. Pada setiap tahap perubahan tersebut bakteri-bakteri sangat aktif berperan. Tahap pertama dalam siklus nitrogen adalah terbentuknya amoniak yang bersifat racun dan amonium yang tidak beracun. Kadar amoniak dan amonium berbeda, tergantung pH air. Air ber pH rendah lebih banyak terbentuk amonium dibanding amoniak. Sebaliknya air yang ber pH tinggi lebih banyak terbentuk amoniak dibanding amonium. Amoniak berbahaya bagi kesehatan cupang jika kadarnya di dalam air melebihi l mg/l. Amoniak berubah menjadi nitrit (No) karena kehadiran bakteri nitrosomonas. Nitrit memang tidak terlalu berbahaya dibandingkan dengan amoniak. Namun, kandungan nitrit yang melebihi 0,2 mg/l air akan membahayakan 38
ikan. Kandungan nitrit pasti akan sangat tinggi di air kotor karena adanya sekresi cupang adu dan sisa pakan. Populasi cupang adu yang terlalu banyak pun dapat menaik kan kadar nitrit, Tingginya kadar nitrit di dalam air sebenarnya dapat dilihat secara kasat mata. Air tampak kotor. Gaya renang ikan tidak terarah, bagaikan mabuk. Pakan yang diberikan tidak disantap karena nafsu makan hilang. Pertumbuhan ikan pun terhambat dan tidak kunjung besar. Kalau ingin mengetahui secara pasti kadar nitrit dalam air, di pasar tersedia alat ukurnya yang disebut test ammonitem kit. Bentuknya berupa cairan yang dijual dengan beragam merek. Menyediakan alat pengukur nitrit agar dapat secara rutin melakukan pengecekan merupakan langkah terpuji. Dengan adanya alat tersebut maka kualitas air akan terus terpantau sehingga kesehatan cupang adu pun tetap terpelihara. Menjaga kualitas air secara otomatis akan menjaga kadar nitrit di dalam air berada pada ambang batas toleransi. Pergantian air secara teratur setiap 2-3 minggu sekali sebanyak 25 % - 50% akan menurunkan kadar nitrit. Aerasi pun dapat menghilangkan kadar nitrit. Dari rangkaian siklus nitrogen, nitrit akhirnya akan diubah menjadi nitrat oleh bakteri nitrobakter. Nitrat ini justru dijadikan sumber nutrisi oleh (tanaman kalau ada) dan ganggang atau lumut. Bahkan kalau konsentrasinya terlalu tinggi, pertumbuhan tanaman air akan melayu dengan pesat. Kondisi ini tidak berefek negatif bagi cupang adu karena sebagai ikan labirin. Cupang adu sanggup hidup dalam air yang kadar oksigen terlarutnya di bawah ambang normal (mg/I). 39
D. Oksigen Terlarut Sebagai ikan labirin, cupang adu memang sanggup hidup di air yang kandungan oksigennya sedikit bagi jenis ikan lain. Umumnya ikan memerlukan kandungan oksigen terlarut dalam air minimal 3 mg/l. Malahan lebih bagus lagi kalau batas minimal oksigen terlarutnya 5 mg/l. Sementara cupang adu masih sanggup hidup pada kadar oksigen terlarut di bawah batas minimal tersebut. Risiko kekurangan oksigen bagi cupang adu memang tidak terlalu besar. Sebab, tidak lazim akuarium atau wadah tempat hidup cupang dihias dengan tanaman air. Padahal tanaman air inilah yang kemungkinan besar mengurangi kadar oksigen dalam air. Tanaman air dapat berbentuk tanaman berbatang, berdaun, dan berakar atau juga dapat berupa lumut yang menghijaukan air. Pada siang hari, kehadiran tanaman air akan memancing munculnya proses fotosintesis yang menghasilkan oksigen. Akibatnya, kandungan oksigen di dalam air mungkin saja jenuh. Namun, pada malam dan pagi hari, respirasi tanaman akan menghasilkan CO2 dan kadar oksigen merosot drastis. Kadar oksigen di dalam air dapat ditambah melalui pemberian aerator. Aerator menimbulkan riak air yang akan mempercepat proses difusi oksigen dari udara ke dalam air. Suhu lingkungan pun mempengaruhi kandungan oksigen terlarut. Suhu tinggi akan mempersulit daya larut oksigen ke dalam air. Dalam kondisi ekstrem saat kekurangan oksigen ikan akan tampak terengah-engah. Ikan tersebut akan lebih sering berenang di permukaan untuk mengambil oksigen. Lubang keluar masuknya air menjadi tempat favorit untuk ikan yang merasa kadar oksigen di air sangat minim. 40
BAB 4 PAKAN CUPANG ADU Di alam, cupang adu pasti akan memperoleh diet seimbang karena beragam pakan dapat diperolehnya kendatipun harus bersusah payah mencarinya. Kalau kombinasi pakan yang diperoleh tidak cocok, dengan mudah cupang akan berpindah tempat. Di tempat penangkaran atau pemeliharaan seperti akuarium atau kolam, tentu saja cupang adu tidak dapat memilih lokasi. Dengan demikian, kebutuhan gizinya harus dipenuhi penangkar atau pemeliharanya. Zat gizi yang dibutuhkan ikan antara lain protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin. Salah satu zat gizi yang harus tersedia untuk cupang adu (dan ikan hias lain) adalah protein. Protein mengandung 23 jenis asam amino. Namun, yang sangat penting untuk kehidupan cupang adu hanya sepuluh jenis asam amino. Untuk pertumbuhan dan perkembangan cupang adu, pakan yang dibutuhkan minimal harus mengandung 45% protein. Selain mengonsumsi protein, di alam pun cupang adu memerlukan pakan yang mengandung lemak. Lemak ini dibutuh kan ikan untuk metabolisme energi dan memperbaiki struktur sel di dalam tubuhnya. Karbohidrat merupakan sumber energi bagi sebagian besar ikan hias. Namun, untuk cupang, kebutuhan karbohidrat tidak terlalu banyak. Kekurangan karbohidrat dalam ransum bukan persoalan yang dapat menimbulkan masalah kesehatan. Ini disebabkan cupang adu dapat mensintesis lemak sebagai sumber energi.
41
Untuk mineral, cupang adu membutuhkan minimal sebanyak 22 macam yang terdiri dari mineral utama dan mineral tambahan. Mineral utama sebanyak 7 macam, yaitu fosfor P. Kalsium (Ca), kalium (K), sodium atau natrium (Na), klorin (C), magnesium (Mg) dan sulfur (S). Sementara mineral tambahan ada 15 macam, yaitu m (Mo), selenium (Se), kromium (C), nikel (F), kobalt (Co), molibdenu Vitamin merupakan komponen organik yang dibutuhkan cupang adu dalam jumlah sedikit. Secara umum, kekurangan vitamin dapat ikan turunnya nafsu makan, terhambatnya pertumbuhan, dan pudarnya warna tubuh ikan. Resiko terkena serangan bakteri pun semakin besar. Semua zat gizi yang diperlukan cupang adu tersebut diperoleh dari pakan alami. Pakan alami untuk cupang tidak terlalu beragam, hanya berupa infusoria, cuk, dan kutu air. Kadang-kadang hancuran daging udang pun dapat diberikan untuk mempercerah warna tubuhnya. Jenis pakan yang sederhana dan mudah didapat tersebut menjadi salah satu daya tarik orang memelihara cupang adu. Cupang adu yang dipertarungkan dikatakan bertubuh ideal kalau bentuknya bulat dan tidak terlalu tebal. Lebar tubuh hampir sama dengan lebar sirip perut sehingga tampak gagah. Jika lebar tubuh melebihi lebar sirip perut, penampilannya gemuk dan pergerakannya lambat. Membentuk tubuh ideal dimulai sejak cupang adu masih berupa burayak. Caranya dengan mengatur pakan yang harus dikonsumsi. Jenis pakan untuk cupang adu berupa pakan alami ataupun pakan buatan.
42
A. Pakan Alami Pakan alami berarti pakan yang berasal dari alam tanpa proses lanjutan. Walaupun asalnya dari alam, tetapi diberikan dengan terlebih dahulu diolah maka pakan tersebut sudah bukan alami lagi. Katagori pakan demikian adalah pakan buatan. Sebagai hewan diurnal (aktif pada siang hari), cupang adu giat mencari pakan mulai matahari terbit sampai terbenam. Lokasi jelajahnya tidak luas, hanya sekitar 100 cm. 1. Jenis pakan alami Di alam, cupang adu ini hidup dengan menyantap beragam pakan alami seperti kutu air (daphnia), jentik nyamuk (cuk). infusoria, cacing sutera atau cacing rambut atau cacing darah (blood worm), dan udang renik (Artemia salina). a. Infusoria Infusoria merupakan pakan alami yang sangat baik untuk anak ikan pada awal kehidupannya. Jasad renik ini berukuran sangat kecil, hanya sekitar 0,04 - 0,1 mm. Kehadirannya di dalam air tidak mungkin terlihat jika hanya sendiri (soliter). Namun, kenyataannya infusoria ini lebih sering hidup berkelompok dengan sesamanya sehingga mudah dilihat. Gerombolan infusoria tersebut berwarna putih bagaikan susu. Kalau warna putih tersebut mulai berubah bening, berarti populasi jasad renik tersebut sudah mulai berkurang. Infusoria merupakan pakan yang paling awal diberikan pada cupang adu, yaitu sejak burayak umur di bawah dua minggu. Pemberiannya dilakukan hingga 43
ikan berumur tiga bulan. Pemberian infusoria pada burayak dilakukan dengan menuangkan air dari ember yang dipakai untuk mengultur infusoria ke kolam cupang. Penambahan infusoria dilakukan berdasarkan jumlah nya di air. Bila air di kolam cupang sudah tampak bening, infusoria perlu ditambah lagi. Seandainya air masih tetap berwarna putih susu, infusoria jangan ditambah. Bahkan kalau muncul bau seperti sayuran busuk, justru air yang mengandung infusoria harus diencerkan. Caranya dengan menuangkan air secukupnya ke kolam cupang sampai baunya hilang. b. Kutu air Kutu air biasanya diambil dari air tergenang yang belum diketahui kebersihannya. Bisa saja air tersebut mengandung bibit penyakit. Oleh karena itu, untuk mencegah berjangkitnya penyakit maka kutu air harus beberapa kali dibersihkan sebelum diberikan pada cupang adu. Kutu air yang baru diambil dari alam disimpan dahulu dalam ember atau baskom berisi air bersih. Permukaannya ditutup dengan daun kering. Setelah tiga jam, daun keringnya diambil dan diganti dengan daun kering baru. Biasanya kutu air yang tidak layak konsumsi akan melekat pada daun. Setelah dua kali pergantian daun, seluruh kutu air yang mengambang di air layak dimakan oleh cupang adu. Kutu air yang mengambang tersebut memang menjadi pilihan. Sementara kutu air yang terendam di dasar dikhawatirkan membawa bibit penyakit jamur (chthyophthirius multifiliis).
44
Kutu air ini diberikan dengan cara adlibitum (tersedia setiap saat). Kutu air ini harus tersedia setiap saat agar cupang tidak bertarung memperebutkan pakan. Pemberiannya sejak umur seminggu sampai tiga bulan. c. Jentik nyamuk Seperti juga kutu air, jentik atau larva nyamuk (cuk) pun biasanya diambil dari air yang tergenang dan belum diketahui keber sihannya. Untuk itu, jentik nyamuk tersebut harus dibersihkan beberapa kali sebelum diberikan ke ikan. Hal ini dimaksudkan agar kuman penyakit yang mungkin terbawa oleh jentik nyamuk dapat tercuci. Jentik nyamuk yang bebas kuman penyakit diperoleh dengan cara dimasukkan ke dalam baskom berisi air bersih. Setelah itu, jentik nyamuk tersebut diserok kembali dengan saringan berlubang sedikit kasar. Semua kotoran dan jentik berukuran besar yang terikut dalam serok dibuang. Setelah dilakukan beberapa kali penyaringan maka yang tersisa dalam baskom hanyalah jentik nyamuk berukuran kecil atau halus. Lalu, air yang tertinggal dalam baskom tersebut dibiarkan beberapa saat sampai jentik nyamuk berkumpul di permukaan air. Selanjutnya, secara perlahan-lahan kumpulan jentik nyamuk tersebut diambil dan dipindahkan ke dalam baskom atau ember yang sudah di isi air bersih. Jentik nyamuk yang halus ini diberikan sebagai pakan tambahan setelah burayak cupang adu berusia 3-4 bulan. Setelah berumur empat bulan, anak ikan atau cupang muda diberikan jentik nyamuk berukuran besar atau kasar. Mendapatkan jentik nyamuk kasar ini pun tetap harus melalui pembersihan dan pemilihan sebelum dijadikan santapan oleh cupang. Setelah diambil dari alam, 45
jentik nyamuk dicuci dari lumpur atau kotoran yang melekat. Pencucian ini dilakukan pada air mengalir. Setelah terlihat bersih, jentik nyamuk dimasukkan ke dalam ember berdiameter 30-35 cm yang sudah diisi penuh dengan air. Lalu, dipilih jentik nyamuk yang berbentuk panjang sebagai makanan cupang muda, sedangkan yang pendek dan bengkok dibuang. Jentik nyamuk besar yang pangkal ekornya terdapat bulu bulu halus pun harus dibuang karena kepalanya keras sehingga dapat merusak gigi cupang muda. Memilih jentik nyamuk yang baik sangat mudah setelah dimasukkan dalam ember dan didiamkan beberapa saat, jentik nyamuk yang bengkok akan naik paling awal ke permukaan air. Saat itulah jentik nyamuk bengkok tersebut segera diserok dengan saringan berlubang kasar agar air cepat keluar. Gerakan menyerok pun harus cukup cepat karena gerakan naik turun jentik nyamuk bengkok ini cepat. Penyerokan dilakukan berulang kali sampai yang tertinggal di dalam ember sudah tidak tampak yang bengkok. Jentik nyamuk ini pun sudah dapat langsung diberikan pada cupang muda. Waktu pemberian jentik nyamuk sebaiknya secara teratur agar cupang muda tidak berkembang biak terlalu cepat. Waktu pemberian yang paling tepat adalah antara pukul 7.00 - 8.00 dan pukul 16.00 -17.00. Pemberiannya harus sampai cupang adu tampak kenyang. d. Cacing sutera Cacing sutera tidak pernah diberikan kepada cupang adu hasil penangkaran. Ini disebabkan cacing sutera dapat membuat cupang cepat besar. Padahal setiap penangkar mengharapkan cupang peliharaannya kontet akibat pertumbuhannya
46
terhambat. Jika cupang cepat besar dan gemuk, sisiknya menjadi lunak dan mudah lepas serta gerakannya menjadi lambat. 2. Mengultur sendiri pakan alami Mencari pakan alami setiap hari jelas sangat merepotkan. Untuk itu, keterampilan mengulturkan pakan alami sangat diperlukan setiap penangkar maupun pemelihara cupang adu. Cara mengulturkan pakan alami ini sangat mudah dengan alat-alat sederhana. a. Infusoria Infusoria yang cocok untuk burayak cupang dapat dikulturkan dengan mudah. Alat yang disediakan hanya berupa ember berisi air bersih. Ke dalam ember tersebut dimasukkan daun kol, daun pisang, jerami, dan sedikit air kolam. Air kolam pasti mengandung infursoria. Namun, air tersebut jangan diambil dari kolam bekas tempat hidup ikan sakit. Sementara perggunaan daun sebagai media kultur dimaksudkan agar pH air sesuai dengan kebutuhan cupang. Penyesuaian pH air sangat diperlukan karena air dimasukkan ke kolam yang mengandung infusoria. Daun kol ber pH 7, kulit pepaya matang yang mendekati busuk ber pH 5, serta jerami ber pH 7.5. Ketiga jenis daun tersebut tidak perlu digunakan seluruhnya, cukup salah satunya saja. Daun yang digunakan perlu dibungkus agar tidak berserakan. Setelah itu, ember ditutup dengan kassa. Selang 3-4 hari, akan muncul lapisan putih seperti awan di dalam air, Lapisan putih itulah yang merupakan jutaan infusoria yang tidak terlihat mata bila 47
hanya sendiri. Umur infusoria ini hanya tujuh hari. Oleh karena itu, setelah tujuh hari infusoria harus dikulturkan lagi. b. Kutu air Mengulturkan kutu air dapat dilakukan dalam bak semen setinggi minimal 60 cm yang sudah diisi dengan air. Ke dalam kolam ini dimasukkan sedikit pupuk kandang ayam. Setelah dibiarkan selama 3-5 hari, taburkan bibit kutu air yang diambil dari alam. Jumlahnya sekitar satu kantung plastik kecil. Seminggu kemudian, kutu air sudah mulai dapat dipanen. Cara panennya cukup dengan menyerok kutu air yang mengambang. Umumnya kutu air akan turun ke dasar kolam kalau kolam nya terkena sinar matahari. Untuk itu, sebaiknya bak ditutup agar suasana di dalamnya menjadi gelap sehingga kutu air mau naik ke permukaan. Dengan demikian, panen kutu air akan menjadi mudah, Air kolam untuk mengultur kutu air tidak perlu diganti selama sebulan. a. Jentik nyamuk Hingga saat ini tidak ada yang mengultur jentik nyamuk. Jentik nyamuk biasanya hanya diambil dari alam. d. Cacing sutera Oleh karena tidak pernah diberikan ke cupang hasil tangkaran maka kultur cacing sutera ini tidak dibahas.
48
B. Pakan Buatan Pakan buatan sebenarnya tidak lazim diberikan pada burayak, anak ikan, maupun cupang adu muda. Namun, pakan buatan ini dapat menjadi alternatif saat pakan alami sulit diperoleh. Sulitnya memperoleh pakan alami terutama karena cuaca. Saat musim hujan sulit mencari genangan air sehingga kutu air dan jentik nyamuk pun sulit diperoleh. Sebaliknya saat musim kemarau, seluruh genangan air menguap sehingga kutu air dan jentik nyamuk tidak dapat diperoleh. Pada kondisi seperti ini pakan buatan sangat diperlukan. Pakan buatan sebenarnya dibuat dari bahan pakan alami, merupakan pakan buatan berbahan. Sebagai contoh, tubifex fomm baku cacing sutera yang diproses secara fermentasi. Pakan buatan lainnya dapat berupa pelet dari udang atau ikan yang dicampur powder sebagai penguat, nutrisi seperti vitamin B12, dan mineral MgSO4 sebagai penguat metabolisme ikan. Pakan buatan harus dilunakkan terlebih dahulu sebelum diberikan pada ikan. Hal ini dimaksudkan agar pakan tersebut mengambang di permukaan air dan empuk. Dosis pemberian disesuaikan dengan umur ikan. Sisa pakan buatan harus dibuang karena dapat mengotori air, oksigen terlarut akan berkurang karena pembusukan bekas atau sisa pakan tersebut. Untuk mendapatkan pakan buatan, tidak harus dengan cara membeli yang siap pakai, tetapi dapat dibuat sendiri. Bahan yang diperlukan hanya berupa 5-10 ekor udang, tergantung jumlah cupang adu yang dipelihara. Seekor udang seukuran jari kelingking orang dewasa cukup untuk konsumsi 20 ekor cupang dewasa sekali makan. 49
Udang tersebut dikupas kulit dan kepalanya, lalu dagingnya dikukus sampai matang. Setelah matang, daging udang ditumbuk sampai sangat halus, dimasukkan ke kantung plastik, dan disimpan dalam lemari es atau tempat tertutup agar tidak dimakan semut. Kalau akan diberikan ke burayak, udang direndam dahulu dalam air selama sekitar setengah menit agar menjadi lunak kembali. Sedikit udang diletakkan pada serokan berlubang halus yang terbuat dari kain kelambu. Udang berikut serokan direndam ke dalam wadah tempat burayak. Serokan digoyanggoyang sehingga tampak larutan keruh keluar dari serokan. Larutan itulah yang dipakai sebagai pakan yang baik untuk burayak sampai usia sebulan. Untuk burayak umur 2-3 bulan, daging udang disaring dengan serokan berlubang lebih besar. Sementara untuk anak ikan, daging udang ini tidak perlu disaring. Pakan buatan tersebut dapat tahan disimpan selama tiga hari di dalam lemari es. Daging udang sangat baik diberikan pada cupang karena senyawa karoten yang terkandung di dalamnya dapat menjadikan warna sisik ikan cemerlang. Sementara senyawa kitinnya dapat membantu memperkuat sisik dan gigi ikan cupang adu. Pemberian pakan buatan pada cupang adu harus langsung habis dikonsumsi ikan. Sisa pakan hanya akan memperkeruh air untuk pemeliharaan cupang adu. Residunya akan mengurangi oksigen terlarut di dalam air. Bila daging udang yang dikeluarkan dari lemari es tidak habis diberikan ke cupang, sisanya dapat disimpan lagi. Namun, udang tersebut harus dihaluskan dahulu kalau akan diberikan lagi ke cupang.
50
C. Pemberian Pakan Berapa jenis pakan yang diberikan dan berapa jumlah masing-masing jenisnya merupakan persoalan klasik. Sampai sekarang tidak ada kepastian jawaban karena terlalu banyak faktor yang mempengaruhinya. Kendatipun demikian, ada beberapa hal yang sering dijadikan patokan umum. Pemberiannya dilakukan 2-3 kali sehari dalam jumlah tertentu hingga ikan menghabiskannya dalam waktu 1015 menit. Kalau toleransi waktu menghabiskan pakan tersebut terlampaui maka jumlah pakan yang diberikan perlu dikurangi. Di alam, cupang adu akan memakan sebanyak mungkin pakan yang dijumpainya. Ini disebabkan cupang adu tersebut tidak tahu pasti kapan lagi akan menemukan pakan. Berdasarkan pengalaman alami tersebut maka secara naluri cupang adu akan makan sebanyak- banyaknya sampai kenyang. Pada cupang adu yang dipelihara tentu berlainan dengan yang hidup di alam. Naluri makan sampai kenyang harus dibatasi. Sisa pakan dan kotoran cupang adu akan mengotori air sehingga kualitasnya turun drastis. Air yang kualitasnya sangat rendah dapat membahayakan kesehatan ikan cupang. Memberi pakan sampai ikan tampak kenyang bukanlah hal yang baik. Ini disebabkan cupang adu akan selalu tampak lapar dan sepanjang hari seakan berusaha mencari pakan. Suatu kesalahan fatal bila pemilik cupang adu setiap kali menengok peliharaannya untuk memberikannya pakan agar naluri alamiah ikan tersebut terpenuhi. Cupang yang kelaparan justru adalah cupang yang sehat.
51
BAB 5 MEMPEROLEH CALON CUPANG ADU JAGOAN Sebagian besar penggemar cupang adu lebih suka membesarkan burayak daripada memijahkan sendiri. Untuk memijahkan sendiri, ada kendala besar berupa ketersediaan induk unggul. Induk dianggap unggul seandainya pernah menjadi juara karena daya tahan saat ikan sudah teruji. Cupang adu impor diakui kehebatannya sehingga sering dijadikan induk. Namun, sedikit sekali penangkar yang memijahkan cupang adu dengan menggunakan induk impor. Untuk memperoleh cupang adu impor yang benarbenar bagus, diperlukan biaya relatif besar karena harus didatangkan dari luar negeri, Umumnya hanya penangkar bermodal besar saja yang sekali order dapat memasukkan sekitar 4-5 jenis cupang adu impor. Namun, ada juga penangkar yang suka mengawinkan cupang adu antar spesies sehingga muncul beragam varietas. Beberapa contoh di antaranya ialah albino, three colour, dan bagan, Cupang adu tersebut merupakan hasil perkawinan silang, Teknik pemijahannya relatif sama antara satu penangkar dengan penangkar lain. A. Persiapan Sarana Pemijahan Memijahkan cupang adu tidak terlalu sulit. Ikan tahan hidup di air yang kekurangan oksigen ini mampu berkembang biak meskipun tempat tinggalnya sempit. Ada penangkar yang memijahkannya di bak dan ada pula di akuarium. Namun, apa pun wadah yang dipilihnya tetap saja lahan yang diperlukan tidak luas. 52
Hanya dengan lahan seluas 50 m sudah sangat memadai untuk menang karkan cupang adu. 1. Bak semen Di kalangan penangkar, bak semen untuk memijahkan cupang adu ini sering disebut lubuk. Dalam satu bak hanya untuk pemijahan sepasang induk. Anak-anak cupang adu yang dilahirkan dalam bak yang sama disebut anak satu lubuk. Umumnya anak-anak cupang adu jantan yang dibesarkan bersama-sama di dalam satu lubuk relatif bisa damai. Untuk pemijahan cupang adu, diperlukan bak semen berukuran 100 cm x 100 cm. Bagian dalam bak perlu disekat-sekat menjadi"kamar' terpisah. Masingmasing "kamar" yang rata-rata berukuran 30 cm x 30 cm berisi sepasang cupang. Penyekatan bak ini perlu dilakukan karena cupang adu jantan pasti akan bertarung jika di dalam bak ada pejantan lain. Sekat ini pun terbuat dari dinding semen. Proses pembuatan bak tidak terlalu rumit karena hanya merupakan pekerjaan tukang bangunan saja. Namun, yang perlu diperhatikan ialah dasar baknya harus dibuat agak miring. Dasar bak yang miring menyebabkan air bak yang kotor dapat diganti dengan mudah. Agar air mudah keluar di bagian paling rendah dari dasar bak dibuatkan lubang pengeluaran air, Lubang ini dibuat dari pipa PVC atau paralon. Pembuatannya dilakukan sebelum dasar bak disemen. Umumnya lubang pengeluaran air sekaligus dijadikan lubang kontrol. Caranya ialah pipa PVC pada lubang dipasangi pipa PVC lain secara tegak lurus ke atas. Agar dapat dihubungkan maka antata pipa tegak lurus dan pipa pembuangan dipasangkan sambungan bentuk'L'. Pipa kontrol ini berfungsi untuk membuang 53
kelebihan air dalam bak. Bila seluruh air dalam bak akan dibuang, pipa tegak lurusnya dicabut. Dinding bak diusahakan tidak ada pori-porinya. Pori pori pada dinding dapat merembeskan air. Untuk itu, seluruh dinding bak perlu disemen. Namun, walaupun sudah disemen terkadang masih terdapat pori-pori. Agar bebas dari poripori, dinding harus licin. Dinding yang licin dibuat dari polesan semen. Bak yang baru selesai dibuat jangan langsung digunakan, biarkan dahulu hingga bau semen hilang. Untuk menghilangkan bau semen, bak direndam dahulu dengan air selama seminggu, lalu dikuras. Setelah dikuras, bak kembali diisi air baru dan dibiarkan selama seminggu, lalu dikuras. Selanjutnya bak dibiarkan tidak diisi air selama tiga hari. Air kolam perlu disterilisasi dahulu sebelum digunakan. Tujuannya agar serangan penyakit pada air kolam dapat dicegah. Sterilisasi air ini menggunakan antibiotika prefuran atau tetrasiklin. Sebanyak 10 ppm antibiotika dilarutkan dalam air bak. 2. Akuarium Akuarium untuk memluahkan cupang adu berbeda-beda tergantung penangkarnya. Ada penangkar yang memakai ukuran 40 cm x 60 dan ada pula yang hanya 20 cm x 40 cm. Ukuran 20 cm x 40 cm ini lebih banyak digunakan penangkar. Dengan ukuran tersebut maka ketebalan kaca cukup 2 mm. Ini disebabkan volume air dalam akuarium hanya sekitar lima liter. Peletakan akuarium untuk pemijahan cupang adu perlu diperharikan. Tempat terbaik untuk meletakkan akuarium adalah
54
tempat teduh dan ternaungi, ini dimaksudkan agar akuarium terhindar dari terpaan sinar matahari langung dan curah hujan. B. Persiapan Induk Untuk memilahkan cupang adu calon jagoan, induk jantan sehat tidaklah cukup. Para penangkar selalu berusaha mencari pejantan yang sudah diketahui keandalannya di arena pertarungan. Keandalan tersebut meliputi gaya bertarung dan kekuatan. Sebagai contoh, Betta smaragdina selalu dincar penangkar karena tahan pukulan dan mampu bertarung sampai mati. Apalagi kalau cupang adu tersebut dikawinkan dengan betina spesies Betta imbellis varietas lokal, keturunannya terbukti sering menjadi juara di arena pertarungan. Di kalangan penangkar, sudah populer sebutan nomor seri cupang adu. Pernah ada cupang adu singapura seri 87 (Betta imbellis var, domestica) yang merupakan hasil penangkaran penangkar lokal. Induk jantannya berasal dari spesies Betta imbellis, sedangkan betinanya dari spesies Betta splendens. Cupang adu singapura seri 87 tersebut dianggap jagoan karena selalu menjadi pemenang di beberapa arena. Pukulan andalannya adalah "nombak" sentak dengan arah pukulan pangkal ekor. Sementara gaya bertarungnya adalah fighter murni. Setelah tidak dipertarungkan lagi atau 'pensiun' karena sudah berumur sembilan bulan, cupang adu tersebut akhirnya dijadikan induk. Sangat jarang cupang adu yang sudah berumur sembilan bulan diturunkan ke arena pertarungan. Bukan karena cupang adu tersebut sudah kehabisan tenaga, melainkan karena ukuran tubuhnya sudah terlalu besar. Sebab, kriteria pertama untuk mempertarungkan cupang adu adalah memastikan ukuran tubuh kedua 55
petarung sama besar. Biasanya ukuran tubuh cupang adu yang sudah berumur sembilan bulan sudah terlalu besar sehingga sulit mencari calon lawannya yang berukuran sama. Akhirnya, tak ada pilihan lain selain cupang adu tersebut dipensiunkan dari arena pertarungan dan oleh pemiliknya dijadikan induk. Untuk dijadikan induk, jantan cupang adu tersebut perlu dicarikan pasangan kawinnya. Kriteria cupang adu betina untuk induk antara lain matang kelamin atau umurnya sudah di atas lima bulan. Betina ini pun sebaiknya dipilih dari lubuk yang pernah menghasilkan cupang jantan jagoan. Sebagai contoh, betina seri 87 bagus sebagai induk karena jantan seri 87 kerap kali menang dalam bertarung. Apalagi ikan seri 87 tersebut termasuk cupang seri legendaris. Semua kriteria tersebut ditujukan untuk memperoleh keturunan yang andal di arena pertarungan. Selain persyaratan khusus tersebut, induk terpilih tentu saja harus sehat. Ciri induk yang sehat tampak dari fisiknya, yaitu tidak ada bekas serangan penyakit dan ukuran tubuhnya minimal 3 cm. Suatu hal yang penting diperhatikan ialah menentukan jenis kelamin cupang. Penentuan jenis kelamin ini sangat mudah. Tubuh cupang adu jantan berwarna cerah dan langsing, sedangkan betinanya lebih pudar dan agak gendut. Sirip ekor cupang jantan relatif lebih besar dibanding betinanya. Sebelum dikawinkan, cupang jantan dan betina tersebut harus dipelihara dahulu di tempat terpisah. Jika mereka sudah siap memijah, barulah keduanya dimasukkan dalam bak pemijahan. Ciri induk jantan sudah siap memijah adalah pada penutup insang tampak warna merah atau hijau menyala dan ikan sudah membuat gelembung-gelembung udara. Sementara induk betina siap kawin 56
dicirikan dari perutnya yang tampak besar, warna tubuhnya pucat, dan tingkah lakunya jinak. Cupang adu termasuk jenis ikan yang pilih-pilih pasangan. Belum tentu jantan dan betina yang dijodohkan benar-benar mau kawin. Kalau setelah empat hari dijodohkan, tetapi tidak terjadi perkawinan maka keduanya memang tidak berjodoh. Untuk itu, diperlukan calon induk betina cadangan untuk menggantikan betina yang tidak mau kawin. C. Proses Pemijahan Umumnya cupang adu termasuk kelompok ikan yang membuat gelembung pada saat ingin kawin. Untuk itu, di dalam bak atau akuarium pemijahan perlu disediakan daun segar sebagai tempat cupang jantan menempelkan gelembung udaranya. Daun segar dapat berupa tanaman air berdaun lebar seperti eceng gondok (EiAhornia crassipes) dan kiambang (Pistia stratiotes). Setelah itu, cupang jantan dapat dimasukkan ke bak pemijahan. Bila memang sudah siap kawin, cupang jantan tersebut akan segera menempelkan gelembung gelembung udara ke daun. Cupang betina yang siap berpijah dapat dimasukkan ke bak pemijahan apabila jumlah gelembung udara di daun sudah cukup banyak. Ada pula penangkar yang memasukkan cupang betina sebelum jantannya membuat gelembung udara. Untuk cara ini biasanya pembuatan gelembung udara dilakukan setelah jantan tertarik pada betinanya. Namun, cara ini sangat berisiko. Biasanya perkawinan sudah berlangsung walaupun gelembung udara yang terbentuk masih terlalu sedikit. Ini terjadi kalau betinanya pun tertarik dengan 57
jantannya. Ciri cupang betina yang ingin dikawini jantan tertentu adalah tingkahnya selalu berenang mengikuti pilihannya dan kepalanya selalu mengarah ke bawah. Cupang jantan yang sedang mencari pasangan akan segera menghampiri betina. Lalu, betina diajak mendekati gelembung gelembung udara, dipeluk sehingga keduanya seakan menempel dan tidak bergerak. Beberapa saat kemudian, telur keluar dari tubuh betina dan segera dibuahi oleh jantan. Telur-telur tersebut ditangkap oleh mulut cupang jantan, lalu ditempelkan ke gelembung gelembung udara. Sementara cupang betinanya hanya diam saja. Penempelan telur dilakukan dengan cara disemburkan dari mulut. Setelah telur ditempelkan ke gelembung udara, induk jantan kembali mendekati induk betina untuk kawin lagi. Demikian seterusnya proses kawin tersebut dilakukan berulang-ulang hingga sekitar 3-4 jam. Biasanya jumlah telur yang dihasilkan sekitar 100-150 butir. Perkawinan akan selesai jika induk betina sudah berhenti mengeluarkan telur atau induk jantan mengusir betinanya. Pada saat inilah waktu yang tepat untuk mengangkat induk betina. Bila tidak segera diangkat, induk betina akan terus diserang dan dilukai oleh induk jantan. Induk betina yang baru saja dikawinkan diistirahatkan di tempat atau bak terpisah, Induk betina tersebut sudah siap dikawinkan kembali setelah dirawat selama 2-3 minggu dalam bak terpisah. Namun, terkadang penangkar memberi waktu istirahat bagi induk betina lebih lama agar kondisinya prima. Pada saat induk betina beristirahat, induk jantan akan menjaga telur hingga menetas. Umumnya telur akan menetas setelah tiga hari. 58
Saat baru menetas, larva cupang adu membawa kuning telur sebagai cadangan makanan sebelum sanggup memakan pakan yang disediakan. Pada tahap awal kehidupan tersebut, mungkin saja larva cupang jatuh ke dasar bak dan tidak sanggup lagi kembali ke sarangnya (gelembung udara) karena belum bisa berenang. Larva tersebut dipunguti dengan tekun oleh mulut induk jantan, lalu dikembalikan ke sarangnya. Induk jantan dapat dipindahkan ke wadah soliter setelah gelembung udara habis. Saat itu larva sudah membuka mata. Pada 3-1 hari pertama, larva cupang diberi infusoria, lalu kutu air. Populasi larva dibuat padat agar ukuran tubuhnya saat dewasa nantinya tetap kontet atau kerdil meskipun umurnya sudah tua. Dengan demikian, penampilannya tetap tampak muda, padahal sisik dan giginya sudah sekuat cupang tua. Inilah trik yang sengaja dilakukan agar cupang tua (umur 8 bulan misalnya) dapat diadu dengan cupang umur 6-7 bulan. Ini disebabkan penamplan fisik cupang tua tersebut seakan-akan masih berumur 6-7 bulan. D. Perawatan Burayak Banyak orang yang enggan melakukan pemijahan sendiri karena kesulitan mencari induk unggul. Mereka umumnya memilih membeli burayak untuk dibesarkan. Burayak merupakan ikan umur 0-3 bulan atau ukuran 3-12 mm. Burayak yang dipilih sesuai dengan tipe cupang adu yang akan dipelhara. Merawat burayak cupang adu biasanya menggunakan bak semen berukuran 100 cm x 100 cm x 30 cm. Bak semen yang disediakan berjumlah tiga buah. Pada bagian dasar bak diberi lubang pembuangan air kontrol yang juga dapat berfungsi 59
sebagai lubang kontrol ketinggian air. Lubang ini dibuat sebelum dasar bak disemen. Bahan untuk lubang pengeluaran ini berupa pipa PVC ukuran 1.5 inchi. Pemasangannya secara horisontal di dasar bak. Lubang kontrol pun berupa pipa PVC ukuran 1,5 inchi. Hanya saja pemasangannya tegak lurus dengan pipa pengeluaran air. Pipa kontrol ini disambungkan pada pipa pengeluaran dengan bantuan sambungan PVC berbentuk 'L', Panjang pipa tegak ini 20 cm. Pada bagian ujung atasnya ditutup dengan kain kasa agar burayak tidak bisa keluar dari bak. Selesai dibuat, bak diisi air dan dibiarkan terendam selama semingga, lalu dikuras dan diganti dengan air baru. Air baru ini pun perlu dibiarkan selama seminggu sebelum dikuras. Selanjutnya, bak tidak diisi dengan air selama tiga hari. Air kolam dapat saja terserang penyakit seperti Saproleris sp, lahyophthirivs multifalis, dan bakteri Salmonella sp. Untuk men cegahnya, air kolam perlu disterilkan sebelum burayak dimasukkan ke dalamnya. Bahan untuk sterilisasi air berupa antibiotika prefuran atau tetrasiklin. Sebanyak 10 ppm antibiotika dilarutkan dalam air kolam. Seandainya kolam ingin diisi dengan tanaman air, cuci kan dahulu tanaman tersebut, Caranya ialah tanaman air direndam dalam air yang sudah diberi antibiotika supertetrasiklin sebanyak 2 ppm. Perendaman ini dilakukan selama dua jam. Setelah disiapkan, bak tersebut dapat diisi dengan burayak berukuran maksimal 2 cm. Populasi dalam setiap bak sebanyak 75 ekor. Walaupun bak yang disediakan berjumlah tiga buah, namun yang diisi burayak hanya dua kolam. Kolam lainnya dibiarkan kosong untuk menampung hasil seleksi nantinya. 60
Pada sebulan pertama, burayak cupang diberi kutu air yang harus tersedia setiap saat. Pada bulan kedua, burayak ini sudah bisa disebut anak cupang. Pada umur dua bulan inilah ikan diseleksi per kembangannya. Ikan yang pertumbuhannya jelek dipindahkan ke kolam kosong. Waktu terbaik untuk melakukan penyeleksian adalah sore hari setelah ikan diberi pakan. Pemindahannya harus serentak dalam satu hari agar perkelahian dapat dicegah. Perkelahian dapat terjadi akibat perbedaan asal lubuk. Selanjutnya, ikan diberi pakan tambahan berupa jentik nyamuk bertubuh panjang. Pakan ini diberikan sampai ikan siap jual. Untuk mencegah serangan penyakit, volume air dikurangi separonya dan diganti dengan air baru. Lalu, larutkan bubuk abate ke dalam bak. Kalau ada yang sakit, burayak tersebut dipindahkan ke toples. Burayak sakit ini diobati dengan 5 ppm prefuran selama 10 menit. Setelah diobati, ikan tersebut jangan langsung dikembalikan ke dalam kolam, tetapi separo air bak dikuras dan diganti baru. Ke dalam air bak dibubuhkan antibiotika prefuran atau supertetrasiklin 10 ppm. E. Pembesaran Anak Cupang Adu Pembesaran dilakukan setelah burayak dipelihara selama sebulan. Biasanya pada umur tersebut anak cupang sudah tumbuh sirip. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembesaran cupang adu adalah sebagai berikut. 1. Wadah pembesaran Wadah pembesaran (induk) dapat berupa bak semen, akuarium, atau kotak kayu yang alas dan keempat sisinya dilapisi plastik. Dari ketiga jenis wadah ini, kotak kayu berplastik lebih sering digunakan karena biayanya murah.
61
Bila ingin menggunakan kotak kayu, tingginya tergantung selera dan kebutuhan, biasanya minimal 50 cm. Panjang dan lebarnyapun tidak pasti. Setelah dibentuk, kotak kayu dilapisi dengan plastik dan siap digunakan. Kalau kotak kayu baru masih terasa mahal, kotak kayu bekas kemasan buah atau sayuran pun dapat dipakai asalkan paku dan benda tajam lainnya sudah dihilangkan. Adanya benda tajam pada kotak kayu membuat plastik menjadi bocor. Apa pun jenis wadah pembesaran yang digunakan, ukurannya memang sangat bervariasi karena tergantung populasi cupang. Untuk anak cupang berjumlah hingga 100 ekor, ukuran wadah pembesaran ini sebaiknya memiliki panjang 60 cm, lebar 30 cm, dan tinggi 30 cm. Tinggi air maksimal 25 cm. Wadah dengan ukuran tersebut menyebabkan populasi anak cupang di dalamnya cukup padat. Ini perlu dilakukan agar tubuh ikannya tetap kerdil. Wadah pembesaran diletakkan di tempat ternaungi, tetapi masih memperoleh cahaya matahari. Usahakan agar wadah pembesaran ini tidak terkena curah hujan karena suhu air bisa turun drastis. Bila suhu air turun drastis maka ikan yang masih rawan penyakit ini bisa mati 2. Pemindahan anak cupang adu Sebelum anak cupang adu dipindahkan, wadah pembesaran harus sudah disi dengan air. Air tersebut harus diendapkan terlebih dahulu. Air ledeng dapat saja digunakan asalkan diendapkan dahulu semalam dan diberi aerasi agar gas beracun dalamnya bisa keluar. Air sumur pun perlu diberi perlakuan serupa. Selain itu, pengecekan pH dan kesadahan air mutlak harus dilakukan bila tujuan pembesarannya berorientasi bisnis, 62
Anak cupang adu dipindahkan dari bak pemijahan ke wada pembesaran setelah berumur sebulan. Biasanya pada umur tersebut anak cupang adu sudah tumbuh sirip. Namun, di antara anak cupang adu tersebut pasti ada yang pertumbuhannya bongsor dan ada yang lambat. Untuk itu, sebelum diipindahkan, anak cupang adu tersebut harus diseleksi terlebih dahului. Ikan yang berukuran sama dimasukkan dalam wadah yang sama. Biasanya untuk memisahkannya, diperlukan tiga buah wadah pembesaran. Pengambilan anak ikan tersebut dilakukan dengan serokan. 3. Pemberian pakan Cupang adu tidak mau diberi pelet sehingga pakan yang cocok untuknya hanya kutu air dan jentik nyamuk. Pemberiannya cukup dua kali sehari, pagi dan sore, secara bergantian antara kutu air dan jentik nyamuk. Ukuran jentik nyamuk yang beragam diberikan sesuai umur ikan. Kalau anak cupang adu masih kecil, jentik nyamuknya pun berukuran kecil, demikian sebaliknya kalau berukuran besar. Untuk memperkecil kemungkinan munculnya nitrit yang melebihi ambang batas toleransi, jumlah pakan tidak boleh terlalu banyak. Pakan yang diberikan harus habis dalam waktu di bawah 15 menit. 4. Pergantian air Air di dalam wadah pembesaran tidak boleh dibiarkan terlalu kotor agar tidak muncul senyawa senyawa kimia berbahaya. Air kotor dapat memicu munculnya penyakit white spor, yaitu bintik putih di tubuh ikan. Kalau penyakit ini tidak segera diobati, cupang adu bisa saja mati. Kotornya air ini lebih banyak disebabkan oleh sisa pakan dan kotoran ikan. Untuk itu, sisa pakan dan kotoran 63
tersebut harus secara teratur dibuang. Menjaga agar air selalu bersih merupakan keharusan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Bila air terlihat kotor, sesegera mungkin kotorannya dibersihkan dan airnya diganti dengan yang baru. Membuang kotoran dan sisa pakan dalam air dilakukan dengan cara menyifon, yaitu menyedot nya menggunakan selang. Selang untuk menyifon berukuran diameter maksimum 0,5 inchi dengan panjang sesuai kebutuhan. Bagian dalam selang tersebut diisi air sampai penuh. Lalu, salah satu ujung selang dimasukkan ke dalam wadah pembesaran yang airnya akan dibersihkan, sedangkan ujung lainnya ditempatkan di lokasi pembuangan air. Secara otomatis, air dari dalam wadah akan tersedot ke luar dan kotorannya tidak ter usik atau teraduk sedikit pun. Jumlah air yang dibuang harus tidak lebih dari separonya. Air yang dibuang tersebut pun harus segera diganti dengan yang baru. Namun, air pengganti tersebut harus sudah diendapkan dahulu selama semalam. Tujuannya agar suhu air tidak berubah drastis. Saat melakukan pembersihan air kolam tersebut sekaligus harus diperhatikan kesehatan ikannya. Ikan yang sakit atau mati sesegera mungkin disingkirkan. Biasanya tingkat kematian (mortalitas) yang muncul pada tahap pembesaran anak cupang adu ini berkisar 5%
64
BAB 6 AGAR CUPANG ADU MENJADI JAGOAN Fisik dan mental merupakan modal utama cupang adu untuk berlaga dalam suatu arena pertarungan. Kedua faktor tersebut muncul berkat latihan intensif dan perlakuan bahan kimia. Kurikulum tentang hal tersebut disusun sedemikian rupa sehingga daya tahan fisik ikan meningkat, napasnya menjadi panjang, serta sisik dan gigi menjadi kuat. Sementara gaya bertarungnya diperoleh sebagai warisan dari induk jantan. A. Memperkuat Gigi dan Sisik dengan Bahan Kimia Selain varietas, kelincahan bertarung dan ketepatan memukul bagian tubuh yang rawan memang modal utama bagi cupang adu. Namun, jika tidak didukung oleh ketajaman gigi maka serangan tersebut tidak akan terasa oleh lawannya. Apalagi kalau sisiknya lemah, kekalahan tinggal menunggu waktunya saja. 1. Memilih anakan yang baik Gigi dan sisik yang kuat dapat diciptakan asalkan dirawat dan diberi perlakuan khusus sejak cupang masih anakan. Waktu rang ideal untuk memperkuat gigi dan sisik adalah umur tiga bulan. Anak-anak cupang adu yang masih sangat muda tersebut tidak harus berasal dari satu lubuk (bak pembesaran). Asalkan kondisi ikannya sehat dan fisiknya bagus merupakan modal utama untuk memperkuat gigi dan sisik. Selama masa memperkuat diri tersebut pun, pernapasan cupang harus digembleng.
65
Gaya bertarung anak cupang adu yang akan dipilih harus sudah diketahui. Disarankan ikan yang dipilih memiliki gaya bertarung menyerang ke arah pangkal ekor atau bagian perut. Untuk mengetahui gaya bertarung tersebut tidak harus pada anak cupang, lihat saja gaya bertarung dari induk jantannya. 2. Menyiapkan bak Untuk memperkuat gigi dan fisik anak cupang, diperlukan bak semen berukuran 100 cm x 100 cm x 100 cm. Ketinggian air dalam bak 90 cm sehingga volume air menjadi kisaran 900.000 cm. Bak ini harus berada di lokasi yang terkena sinar matahari. Agar ketinggian air dalam bak dapat terkontrol, bak tersebut harus diberi lubang kontrol ketinggian permukaan air. Sediakan pipa PVC berdiameter 2,5 inchi dengan tinggi 75 - 90 cm. Jumlahnya sebanyak 70-80 batang. Di sekeliling pipa di buatkan lubang dengan menggunakan paku sehingta diameternya menjadi sekitar 3-5 mm. Jarak antarlubang 5 cm. Lubang ini di maksudkan agar sirkulasi air di dalam pipa berjalan lancar. Susun semua pipa di dalam kolam dengan posisi tegak. Susunan pipa tersebut diatur agar ada ruang kosong tanpa pipa di tengah seluas 20 cm x 100 cm. Fungsi ruang kosong ini untuk mengontrol kesadahan air. Antarpipa tetap memiliki jarak. Setelah pipa-pipa PVC disusun, bak diisi dengan air sampai batas maksimal. Ketinggian (90 cm). Air tersebut dilarutkan antibiotika supertetrasiklin sebanyak 10 ppm (setara dengan lima kapsul). Selain antibiotika, larutkan pula tiga sendok makan garam dapur guna menetralkan pH air. Selanjutnya, air tersebut dibiarkan selama 48 jam 3. 66
3. Menyiapkan larutan CaCO3 Setelah airnya didiamkan 48 jam, anak cupang dapat dimasukkan ke dalam bak. Anak cupang ini dibiarkan hidup di dalam air yang mengandung antibiotika selama satu minggu pertama. Ini dimaksudkan agar ikan yang mungkin terserang penyakit lethyo phthirius multifilis dapat segera disembuhkan. Serangan tersebut mungkin muncul akibat sisik ikan terluka karena berkelahi dengan sesamanya saat masih dalam satu lubuk. Awal menggukedua, air dalam bak diberi air sebanyak tiga ember berukuran diameter 30 cm dan tinggi 50 cm. Air yang dibuang tersebut segera diganti dengan jumlah yang sama. Namun, sebelum dimasukkan dalam bak, air pengganti tersebut harus sudah diberi kalsium karbonat (Cacos) yang mengandung natrium karbonat Na2CO3 Bahan kimia ini dapat dibeli di toko-toko kimia. Meskipun kemasan CaCO3 tidak mencantumkan kandungan Na2CO3, namun Na2CO3 tersebut pasti ada dalam CaCO3 sebagai impuri ties (ketidakmurnian). CaCO3 yang merupakan padanan sintesis dari kitin (chitine), yaitu senyawa kimia alami yang memperkuat struktur tulang makhluk hidup. Kitin mengandung CaCO3 dan NazCO3 sebanyak 90%-95%, juga unsur pendukung seperti magnesium sulfat (MgSO4) besi sulfat (FeSO4), dan tembaga sulfat (Cuso4) sebanyak 5%. Di pasaran. CaCO3 berbentuk bubuk putih yang agak sukar larut. Untuk itu, diperlukan bahan pelarut seperti asam klorida (HCL) atau asam sulfat. Untuk melarutkan CaCO3 sangat mudah. Campurkan sebanyak 10 cc HCI dengan 10 mg CaCO3 di dalam botol kristal. Setelah larutannya tampak keruh, tuangkan sebanyak 20 ppm larutan tersebut untuk satu ember air. Lalu, aduk air tersebut hingga rata. 67
Air yang sudah diberi CaCO3 dimasukkan perlahan-lahan dalam bak. Dua minggu kemudian, air dalam bak perlu diganti sebanyak air yang dibuang agar volumenya tetap. Jangan lupa bahwa air penggantinya harus selalu diberi larutan CaCO3. Perawatan dengan larutan ini perlu dilakukan terus-menerus selama 3-4 bulan. Selama perawatan dalam bak tersebut, ikan perlu diberi pakan berupa kutu air atau jentik nyamuk. Pemberian pakan dilakukan setiap pagi dan sore. Selang tiga hari sebelum pergantian air, ikan diberi pakan suplemen atau tambahan berupa daging udang. Pemberian daging udang ini harus sedikit demi sedikit. Daging udang
mengandung
karoten
yang
jika
diberikan
pada
cupang
akan
mencemerlangkan sisik dan siripnya. Daging udang ini jangan diberikan setiap hari karena dapat mengeruhkan air dan mengurangi jumlah oksigen terlarut. Setelah empat bulan, ikan dapat diangkat dari dalam pipa. Pada saat ini cupang adu sudah berumur 6-7 bulan. Gigi dan siripnya sudah kokoh. Pernapasannya pun bagus karena selama empat bulan hidup di dalam pipa. B. Melatih Keberanian Usai penggemblengan selama empat bulan, cupang adu tersebut disimpan dalam toples berdiameter 20 cm yang sudah diisi air setinggi 10 cm. Setiap toples diisi dengan seekor cupang. Biarkan cupang istirahat selama 24 jam di dalam toples tersebut. Keesokan harinya, air dalam toples diisi penuh, lalu toples dan ikannya dijemur di bawah sinar matahari penuh dari pukul 6.30-08.30. Saat dijemur, pasangkan sekat di antara dua toples agar cupang tidak saling berpandangan. Bahan
68
sekat bisa berupa potongan kardus yang tidak tembus pandang (tidak transparan). Ukuran sekat tidak mutlak, cukup untuk menghalangi pandangan Cupang. Setelah dijemur, biarkan cupang tersebut di tempat teduh selama 10 menit. Lalu, buatkan sekat penghalang untuk setiap dua ekor ikan agar keduanya dapat saling berpandangan. Air dalam taples sebelah kiri diaduk perlahan-lahan searah jarum jam, sedangkan sebelah kanan diaduk berlawanan arah jarum jam. Saat diaduk, sekat yang ada di antara dua toples tersebut diangkat. Pengadukan dilakukan bergantian dari satu toples ke toples lain. Lakukan pengadukan sampai hitungan ke 25 untuk setiap toples. Ulang pengadukan serupa hingga lima kali, kemudian ubah posisi toples, yang kini dipindahkan di kanan dan sebaliknya. Lakukan kembali pengadukan airnya. Setelah latihan dianggap cukup, cupang diberi pakan dalam jumlah terbatas. Latihan dihentikan kalau fisik cupang tampak kelelahan yang ditandai dengan mudahnya cupang terbawa arus saat air diaduk. Latihan pun dianggap cukup kalau pengadukannya sudah berlangsung selama 3 - 5 menit untuk dua toples. Setelah pengadukan dihentikan, sekat berupa potongan kardus atau karton dipasang kembali. Biarkan cupang beristirahat. Latihan serupa dilakukan lagi pada sore hari pukul 16.00- 16.10. Penggodokan cupang tersebut berlangsung selama 3-5 hari. Tujuan penggodokan atau latihan tersebut untuk merangsang keberanian cupang yang baru saja dikeluarkan dari bak, Selama latihan berlangsung, pernapasan dan kesehatan insangnya sekaligus dikontrol. Pemberian pakannya pun harus dibatasi agar kadar lemak dalam tubuh ikan berkurang. Dengan demikian ikan akan tampak atletis 69
dengan otot besar pada sisi tubuh sampai pangkal ekor. Selesai dilatih, ikan perlu dustirahatkan selama 48 jam. Pada saat itu cupang adu boleh diberi pakan tambahan berupa daging udang sekenyang kenyangnya setiap pagi dan sore. Cupang yang lulus dari penggodokan tersebut sudah siap diturunkan di arena pertarungan atau ring pertarungan. Ciri-ciri cupang yang sudah siap diadu antara lain sebagai berikat. a) Warna tubuh tampak cemerlang dan di sekitar kepala hitam. b) Gerakannya lincah dan siripnya selalu dikembangkan. c) Kalau sedang beristirahat di dasar toples, tutup insangnya tidak bergerak dan sirip insang bergerak lambat. d) Setiap
kali
sekat
penghalangnya
dibuka,
ikan
akan
langsung
mengembangkan seluruh siripnya sambil membuka penutup insangnya lebar-lebar. e) Kotoran di dasar toples tampak padat (tidak hancur) yang menandakan kondisi kesehatan perutnya sangat bagus. Perawatan khusus cupang adu ini merupakan pengalaman lapangan. Semua tahapan dan teknik tersebut sudah diujicobakan oleh agrotani. Saat uji coba tersebut, dirawat sebanyak 3F ekor anak cupang yang terdiri dari 25 ekor cupang adu singapura lokal varietas Berta imbillis dan 6 ekor cupang adu Betta smaragdina. Cupang cupang tersebut ditempatkan dalam bak semen berukuran 50 cm x 50 em x 100 cm. Lama perawatan empat bulan. Hasilnya, sebanyak 13 ekor cupang menang dalam pertarungan, 5 ekor seri melawan cupang adu impor, 10 ekor terjual seharga Rp50.000 - Rp75.000 per ekor, dan sisanya dijadikan induk pejantan.
70
C. Melatih Fisik Latihan fisik dimulai sejak cupang berumur lima bulan. Pada usia ini cupang sudah matang kelamin. Nalurinya untuk mempertahankan wilayah kekuasan sudah ada. Naluri ini penting karena ikan yang belum mau melindungi areanya tidak akan bertarung habis-habisan. Sejalan dengan insting wilayah kekuasaan tersebut maka sifat agresifnya pun berkembang. Secara fisik dapat ditentukan ikan yang menunjukkan naluri mempertahankan wilayah. Beberapa ciri fisik tersebut adalah warna tubuhnya menjadi lebih gelap, sedangkan warna sirip siripnya semakin cemerlang. Untuk dapat melatih calon jagoan, cupang yang memperlihatkan ciri fisik tersebutlah yang pantas dipisahkan dari kelompoknya dan ditampung dalam wadah terpisah. 1. Wadah untuk latihan fisik Banyak tipe wadah sebagai tempat hidup cupang, antara lain botol plastik bekas air mineral satu litera toples kue berdiameter 15 cm: botol kaca bekas selai, kopi, atau jeruk instan: serta botol kaca untuk kue yang berdiameter 12 cm dan 15 cm. Wadah-wadah tersebut harus dicuci bersih dahulu, lalu diisi air bersih. Ke dalam air tersebut ditaburi bubuk garam dapur secukupnya (buat hingga kesadahan airnya 8-10 HD). Biarkan air di dalam wadah tersebut selama 24 jam. 2. Menyeleksi calon cupang jagoan Setelah airnya didiamkan, ikan yang sudah dipilih dimasukkan satu per satu ke dalam botol. Tutup semua sisi botol dengan kertas hitam. Biarkan ikan berada di tempat tertutup tersebut selama tiga hari. Selama itu pula cupang diberi makan 3 -
71
5 ekor jentik nyamuk dua kali sehari, pagi dan sore. Tujuannya, ikan dibuat kelaparan agar sifat agresifnya muncul. Setelah 3-5 hari, penutup toples dibuka. Biasanya ikan yang sudah terangsang sifat agresifnya pasti akan langsung menabrak dinding wadah untuk menyerang cupang di sebelahnya. Cupang yang berperilaku demikian sudah siap diberi materi pelatihan khusus. Tidak semua ikan dapat dilatih secara khusus, hanya yang memenuhi kriteria tertentu saja. Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut. a) Tubuh panjang dan sisi tubuh terkesan lebar b) Kepala besar dan panjang. c) Ring bibir tebal dan tampak seperti monyong. d) Pangkal ekor tebal dan sisik rapat. e) Sirip anal pendek dan kaku. f) Sirip punggung kecil dengan posisi rapat ke sirip ekor, guratannya jelas, dan berwarna cemerlang. g) Sirip ekor bulat, lebar, dan pendek dengan guratan cemerlang. h) Sirip perut lebar, pendek, dan kaku dengan pangkal sirip bergaris hitam vertikal yang jelas i) Seluruh sisik belum pernah ada yang terlepa j) Jarak antara ring bibir atas sampai ujung tutup insang jauh.
72
Kriteria tersebut kebanyakan hanya ditemukan pada tiga varietas cupang adu, yaitu cupang adu singapura (Betta imbellis), cupang adu bagan medan (Betta imbellis var, sumatraensis), dan cupang adu belgi Singapura (Betta smaragdina) yang sirip perutnya berwarna hitam. Dapat juga dipilih anakan cupang adu malaysia dan cupang adu kamboja. Namun, sangat langka menemukan anakan Cupang kedua varietas tersebut karena yang dewasa masih jarang ditemukan di pasar. 3. Macam latihan fisik Cupang bakal jagoan perlu dilatih fisiknya agar dapat menang dalam pertarungan. Ada dua jenis latihan fisik agar cupang menjadi jagoan, yaitu "jantur" atau ditabung dan 'mutar' atau diaduk. Kedua latihan ini harus dilakukan secara berurutan, mulai dari latihan "jantur" lalu latihan "mutar". 1. Latihan jantur Latihan 'jantur" atau ditabung bertujuan untuk melatih pernapasan agar cupang mampu bertarung di dasar arena. Selain melatih pernapasan untuk bertarung di dasar, latihan ini pun diharapkan agar cupang memiliki tenaga yang besar saat melancarkan pukulan dan napasnya kuat saat bertarung. 1) Sarana latihan Ada tiga sarana yang dapat dipilih untuk melaksanakan latihan "jantur", yaitu sebagai berikut. a) Plastik Untuk latihan ini, pilihan pertama berupa plastik berdiameter 5-7 cm dengan panjang sekitar 400 cm. Plastik tersebut dibuat berlapis dua agar kuat dan tidak mudah pecah sehingga total panjangnya hanya 200 cm. Ujung atas plastik 73
dipasangkan kawat secara melingkar dan diberi gantungan. Sementara ujung bagian bawah diikat kuat agar tidak bocor. Alat sederhana ini pun banyak dijual di toko ikan hias yang menjual cupang aduan. Ukurannya bervariasi antara 75-200 cm dengan harga Rp1.500 - 5.000. Alat ini sangat praktis, murah, dan mudah diperoleh. Namun, sayang nya alat ini mudah sobek. b) Akuarium kaca Pilihan lain yang dapat dipakai adalah akuarium kaca berukuran tinggi 75150 cm, lebar 10 cm, dan tatakan berukuran 25 cm x 25 cm. Tatakan digunakan untuk bagian dasar akuarium agar tabung akuarium dapat berdiri tegak. Alat ini harus dibuat sendiri karena belum ada yang menjualnya. Kelebihannya ialah tahan lama dan sekaligus dapat dijadikan akuarium pajangan di ruang tamu. c) Pipa PVC Selain plastik atau akuarium kaca, pipa PVC diameter 2,5 inchi dapat menjadi pilihan. Namun, pipa PVC tersebut harus dibentuk seperti huruf "U". Setiap ujungnya diberi gantungan dari kawat. Panjang setiap bagian pipa yang meninggi sekitar 75- 100 cm, sedangkan bagian melengkung sekitar 50 cm. Dengan demikian, dibutuhkan pipa PVC sepanjang 250 cm. Alat ini harus dibuat sendiri karena tidak ada yang menjualnya. Pipa PVC sangat praktis, relatif murah, dan tahan lama. Namun, ikan yang dilatih di dalamnya tidak terlihat sehingga kesehatan ikan sulit dikontrol. 2. Persiapan sarana latihan
74
Setelah alat untuk melaksanakan latihan sudah dipilih, langkah selanjutnya adalah menyiapkannya. Persiapan awal ialah mengisi alat tersebut dengan air. Ke dalam air tersebut, tambahkan garam dapur sebanyak 1/4 sendok teh (setara dengan 8-10 HD). Selan itu, masukkan daun ketapang untuk menstabilkan pH air. Biar kan air tersebut selama 24 jam sebelum cupang dimasukkan ke dalamnya. 3. Pelaksanaan latihan Setelah akan dimasukkan ke dalam wadah, proses "latihan" antur sudah bisa dilaksanakan. Adapun kurikulum "latihan" jantur atau ditabung tersebut adalah sebagai berikut. a) Selama tiga hari pertama ikan tidak diberi pakan sehingga kelaparan dan akan berenang turun naik mencari makanan. b) Setelah tiga hari tidak diberi pakan, ikan dapat diberi jentik nyamuk atau udang yang dipotong kecil-kecil. Pemberian pakan ini hanya pada sore hari hingga ikan terlihat kenyang, Lakukan latihan "ngejantur" ini selama 20-30 hari agar diperoleh hasil maksimal. 4. Tanda-tanda lulus latihan Setelah selesai melaksanakan latihan "jantur", ikan dapat dipindahkan ke toples dan diistirahatkan selama 2-3 hari. Selanjutnya, ikan dapat dipersiapkan untuk melakukan latihan "mutar" atau diaduk. Namun, latihan"pantur" ini dianggap selesai kalau sudah menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut.
75
a) Ikan akan selalu berada di dasar pada malam hari atau kalau sedang istirahat. b) Gerakan naik turunnya seperti dihentakkan jika sedang mengambil udara di permukaan air. c) Warna tubuh ikan bertambah gelap. d) Sisi tubuh dekat pangkal ekor seperti terdapat benjolan otot. b. Mutar/ngaduk Latihan "mutar" atau diaduk bertujuan untuk memperkuat fiSik dan mental ikan agar lebih agresif. "Mutar" merupakan tahapan latihan yang perlu dilakukan setelah latihan'jantur 1) Sarana latihan Untuk menggembleng cupang menjadi jagoan di arena laga dengan latihan "mutar", diperlukan alat-alat seperti stoberdia meter 15 cm sebanyak dua buah dan tongkat bambu atau kayu berukuran sebesar pensil dengan panjang 15-30 cm. Bagian ujung diikatkan busa. 2) Persapan sarana Toples yang digunakan ialah toples tempat ikan tersebut tinggal setiap hari sehingga tidak perlu lagi ada persiapan sarana. Namun, kalau cupang akan dilatih dalam ples lebih kecil, perlu ada persiapan sarana, toples tersebut diisi air yang sudah diendap kan selama 24 jam. Jumlahnya sekitar 3/4 tinggi utoples. Lalu masukkan cupang ke dalamnya untuk dilatih.
76
3) Pelaksanaen latihan Pelaksanaan latihan 'mutar' dilakukan sehari dua kali, yaitu pagi pukul 08.00- 08.30 dan sore hari pukul 16.00-16.30. Awal latihan sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Uraian mengenai latihan "mutar" ini menggunakan sarana toples berdiameter 15 cm, Adapun proses latihan "mutar" adalah sebagai berikut. a) Dekatkan dua buah toples yang wadah diisi ikan yang akan dilatih. b) Buka sekat penghalang dan biarkan ikan saling berpandangan beberapa saat. c) Aduk air di dalam toples sebelah kiri searah jarum jam, sedangkan toples sebelah kanan berlawanan arah jarum jam. d) Biarkan airnya tenang kembali, lalu ulang pengadukan yang sama hinga lima kali berturut-turut. e) Tutup kembali sekat penghalang dan biarkan ikan beristirahat beberapa saat. f) Pindahkan posisi toples, sebelah kiri menjadi sebelah kanan dan sebelah kanan menjadi sebelah kiri g) Lakukan kembali pengadukan seperti semula h) Setelah selesai, tutup kembali sekat penghalang dan biarkan ikan beristirahat cupang sampai sore hari, lakukan lagi latihan dengan cara yang sama seperti pagi hari, i) Setelah beristirahat, ikan diberi pakan sampai kenyang j) Lakukan latihan tersebut terus-menerus hingga empat hari berturut-turut dengan jumlah adukan semakin ditingkatkan. Hari kedua menjadi 15 putaran,
77
k) ketiga 20 putaran, dan keempat 25 putaran. Setelah empat hari latihan, istirahatkan ikan tersebut selama tiga hari. Tutup semua sisi Ikan harus diberi makan secukupnya pada pagi dan sore hari. 4) Tanda-tanda lulus latihan Setelah melewati latihan fisik tersebut, ikan sudah memiliki fisik dan mental yang lebih agresif. Namun, tidak semua ikan akan langsung dapat dipertarungkan setelah latihan, tetapi hanya yang lulus latihan saja. Cupang dianggap lulus latihan "mutar" kalau sudah menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut. a) Setiap dilakukan putaran, ikan tidak pernah terbawa arus air. b) Ikan dapat berenang melawan arus air dengan gaya berenangnya dihentak hentak. c) Ikan tidak selalu menghirup udara di permukaan air, d) Ikan bertambah agresif e) Pada saat istirahat, warna tubuh ikan tidak berubah menjadi pucat.
78
BAB 7 TIPS MEMBELI CUPANG ADU Pada artikel sebelumnya memaparkan trik untuk mencetak cupang adu jagoan mulai dari pembibitan sampai cupang remaja dengan latihan latihan intensif. Namun, kalau tidak memiliki waktu atau kesempatan untuk melatih cupang adu dari anakan, ada cara lain yang dapat ditempuh, yaitu membeli capang dewasa yang berkualitas tinggi dan dilatih khusus sebelum diterjunkan ke medan laga. A. Memilih Cupang Dewasa Calon Jagoan Para penghobi cupung adu yang enggan memelihara calon jagoan sejak anakan dapat membeli cupang dewasa yang dijual dalam toples-toples kecil. Tempat membelinya dapat langung di penangkar atau di pasar ikan hias. 1. Dari penangkar Kalau dibeli di penangkar, harganya memang lebih murah dibanding di pasar ikan hias. Namun, seri cupang di penangkar biasanya terbatas, tergantung jumlah seri yang ditangkarkan. Umur cupang yang tersedia di penangkar pun ratarata 5-6 bulan. Selain itu, jumlah pembelian biasanya minimal sepuluh ekor setiap jenisnya. Jika konsumen langsung membeli di penangkar, para penangkar pun menghadapi risiko. Kalau cupang adu yang dibeli konsumen tersebut ternyata kalah saat diadu, tidak jarang konsumen tidak ingin lagi membeli cupang yang dipelihara dalam satu lubuk karena takut kalah lagi. Dengan demikian, kalau konsumen tidak
79
ingin salah memilih cupang berkualitas di penangkar, ada beberapa kriteria yang perlu diketahui. a) Perhatikan warna tubuhnya. Kalau warnanya kelabu muda dan transparan di bagian pangkal ekor maka diperkirakan umurnya baru lima bulan. Biasanya pada umur tersebut sisiknya belum keras sehingga mudah lepas saat diadu. Oleh karena itu, rawat dahulu minimal 1,5 bulan hingga benarbenar cupang adu tersebut layak adu. b) Jangan membeli cupang berukuran besar dan bongsor. Cupang berukuran besar biasanya perlu dicarikan lawan yang seukuran. Ini berarti lawan yang bakal dihadapi kemungkinan berumur tua sehingga sisik dan giginya sudah kuat. c) Biasanya cupang dalam satu lubuk memiliki warna bervariasi, yaitu hijau, biru, atau silver kombinasi merah. Pilihlah warna yang sama dengan induk pejantannya karena biasanya gaya bertarungnya mirip induknya. d) Pilihlah cupang yang sirip insangnya merah transparan karena dianggap lebih ganas dan sering menang. Namun, di penangkar, ikan yang demikian sulit ditemukan. e) Perhatikan kesehatannya. Gerakan cupang sehat selalu lincah dan cenderung agresif, Wadah dan airnya pun harus bersih dari sisa-sisa pakan. f) Jangan lupa untuk menanyakan nomor seri dan gelar ikan yang akan dipilih. Biasanya harga cupang tanpa nomor seri berkisar Rp. 2.500 - Rp. 4.000 per ekor, sedangkan yang bernomor seri terkenal seharga Rp. 7.500 - Rp. 10.000 per ekor.
80
g) Biasakan membeli cupang adu hanya pada satu penangkar dan lakukan pendekatan persuasif. Umumnya setiap penangkar mempunyai lubuk istimewa yang hanya dijual pada pelanggan saja. 2. Dari pasar ikan hias Selain ke penangkar, alternatif lain membeli cupang dewasa tentu saja di pasar ikan hias. Di sini pasti variasi nomor seri ikannya lebih banyak dan umurnya berkisar 5-8 bulan. Namun, untuk membeli cupang adu di pasar ikan hias, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. a) Jangan menanyakan nomor seri cupang yang sedang terkenal karena harganya akan tinggi atau dipalsukan. Misalnya, cupang tanpa nomor seri atau seri lain ditawarkan dengan nama atau seri cupang yang sedang terkenal. b) Setiap toples cupang adu biasanya ditempelkan nomor seri. Perhatikan ciri cupang adu itu. Jika ada yang bentuk tubuh dan siripnya tidak mirip dengan nomor seri yang ditempelkan, kejujuran sang penjual patut di curigai. c) Perhatikan tulang sirip ekor. Bila guratannya tidak harus atau warnanya berbeda, perkirakan cupang ter sebut apakah sudah pernah diadu istilahnya (seken). d) Amata sekitar pangkal ekor. Kalau tidak tapat pada pang kail sirip, diperkirakan sisik tersebut masih baru. Kalaupun umurnya diduga enam bulan dan sisiknya seperu anal, ada kemungkinan cupang tersebut sudah pernah diadu. e) Perhatikan kepalanya. Bila di kepala cupang adu ada guratan guratan sisik, ini menandakan umurnya sudah delapan bulan. 81
f) Pilihlah cupang dengan gigi tajam. Untuk mengetahuinya, perhatikan ring bibir dari atas toples. Bila pada bibir bagian bawah sebelah dalam terdapat bintik-bintik kecil berwarna hitam, hal itu pertanda giginya tajam. g) Pilihlah cupang dengan sisik kuat. Sisik yang kuat kalau sisik di seluruh tubuhnya rata dan berwarna cemerlang, berarti sisik itu dikatakan kuat. h) Kalau cupang berdasi merah, perhatikan sirip bagian bawah nya. Mungkin saja terdapat guratan guratan hitam vertikal pada pangkal sirip. Jika ada, cupang tersebut dari spesies Betta mbellas var, domestica. Namun, jika tidak ada, cupang tersebut dari spesies Betta splendens alias cupang bangkok. i) Kalau berdasi hitam, tubuhnya hijau tua, serta bagian ekor dan sirip punggung sedikit bertotol-totol hitam, cupang tersebut dari spesies Betta smaragdina var. domestica. tubuhnya biru tua, cupang tersebut diperkirakan berasal dari induk Betta smaragdina var. malayan atau Betta smaragdina var domestica. Jenis cupang tersebut tergantung dari nomor seri atau gelar yang disandangnya. j) Perhatikan
air
yang
digunakan.
Biasanya
pedagang
profesional
membedakan cupang adu dan cupang hias melalui air yang dipakai. Air untuk cupang adu kecokelatan karena daun ketapang, sedangkan air untuk cupang hias bening. k) Lakukan pembelian cupang adu hanya pada satu atau dua pedagang saja di setiap pasar. biasanya pedagang mempunyai cupang istimewa yang hanya dijual kepada pelanggan saja. Capang tersebut tidak dipajang di etalase, tetapi hanya disimpan di rumah atau di tempat khusus. Cupang istimewa adalah cupang dengan nomor seri terkenal yang sudah jarang dijumpai di 82
pasar atau cupang impor (cupang pot). Cupang istimewa pun bisa berupa cupang yang kecil, tetapi usianya sudah sembilan bulan. Bisa juga cupang seken (yang pernah diadu) dikatakan istimewa karena pernah memenangkan pertarungan atau mematikan lawan. l) Perhatikan gaya berarung cupang tersebut, Untuk ulasan mengenai gaya bertarung ini akan dipaparkan pada artikel selanjutnya. B. Penanganan Setelah Dibeli Cupang adu yang baru saja dibeli, baik dari penangkar maupun pedagang ikan hias di pasar, biasanya dikemas dalam kantung plastik kecil yang diisi sedikit air dan ditutup kertas. Kalau jarak per jalanan membawa cupang tersebut memakan waktu lebih dari 12 jam atau cuaca terlalu panas, tambahkan jumlah airnya di dalam plastik. Setelah sampai di rumah, cupang adu tersebut dapat langsung dipindahkan ke dalam wadah pemeliharaan. Wadah tersebut dapat berupa toples kecil. Air yang digunakan harus berasal dari kantong plastik yang anda bawa di toko ikan. Biarkan cupang beristirahat selama satu jam dan tutup seluruh toples dengan kertas. Setelah beristirahat selama satu jam, air di dalam toples ditambah dengan air baru yang sudah diendapkan terlebih dahulu. Perawatan ini dimaksudkan agar cupang adu yang baru dibeli tidak mengalami stres karena perubahan suhu, pH, dan kesadahan mendadak. Hari-hari berikut, cupang tersebut sudah bisa diberi latihan "mutar".
83
BAB 8 JAGOAN DALAM ARENA PERTARUNGAN Arena pertarungan merupakan puncak peristiwa bagi hobis yang menggembleng cupangnya untuk menjadi juara. Proses mempersiapkan cupang menjadi juara sudah dijalankan. Langkah terakhir yang diperlukan ialah memilih lawan dan mendalami atura-aturan yang berlaku di arena pertarungan. Namun, sebelumnya perlu diketahui istilah di arena, jenis pukulan dan gaya gaya bertarung cupang adu. A. Istilah di Arena Pertarungan Sebelum cupang adu diturunkan di arena pertarungan, sebaiknya istilah istilah yang digunakan di arena diketahui dahulu oleh setiap pemilk. Hal ini sangat diperlukan agar acara pertarungan nya berjalan dengan lancar. Adapun beberapa istilah yang sering dipakai adalah sebagai berikut. a) Sisik batu, yaitu sisik yang dianggap keras. b) Dibedaki, yaitu cupang yang terluka pada bagian muka. c) Netak, yaitu cupang yang tidak dapat lagi memukul dan hanya mendorong lawan. d) Ngabisin, yaitu cupang yang mampu membuat lawan lari. e) Nyetrum, yaitu pukulan "nombak' yang membuat lawan lari atau tersentak. f) Disisikin, yaitu sisik cupang yang copot setiap kali terkena pukulan lawan. g) Champ, yaitu cupang yang merajai arena pertarungan. h) Paku, yaitu cupang yang selalu menggigit lawan.
84
i) Baret, yaitu pukulan "nombak” yang selalu diarahkan ke kepala. j) Setan, yaitu cupang yang gesit sehingga sulit dipukul oleh k) Samurai, yaitu cupang yang selalu merobek bibir lawannya. Pulang kering, yaitu tidak ditemukan lawan bagi cupang yang dibawa. l) Digundulin, yaitu 90% cupang yang dibawa kalah atau tiga kali dari lawan sama. m) Mendem, yaitu tidak bersedia bertarung lagi selama tiga bulan. n) Tarun kalangan, yaitu bertarung lagi setelah 'mendem'. o) Turun air, yaitu saat kedua cupang adu dimasukkan ke dalam satu wadah untuk diadu. p) Algojo, raitu cupang ketiga dari penyelenggara yang diturunkan ke arena bila tidak ada cupang yang menang walaupun waktu yang ditentukan sudah habis. q) Nanding, yaitu pencarian lawan untuk diadu. r) Ngetrek, yaitu kedua cupang yang sudah dianggap seimbang kondisi fisiknya. s) Kalah seusap, yaitu cupang yang kalah satu ukuran atau 8/10. t) Pasang tanding, yaitu cupang yang kalah dua ukuran atau 7/10. u) Jual-beli pukulan, yaitu cupang yang saling melancarkan pukulan. B. Jenis pukulan Cupang adu berkualitas bagus mempunyai pukulan andalan. Ada beberapa gaya pada pukulan cupang jagoan, yaitu sebagai berikut. Ada beberapa pukulan pada cupang jagoan yaitu sebagai
85
a) Pukulan baling. Pukulan ini dilancarkan dengan cara membalikkan badan 180 drajat. Cupang terlihat seperti memutarkan badannya selayaknya baling baling sehingga pukulan ini di sebut baling. b) Pukulan nombak. Pukulan ini dilancarkan dengan cara membenturkan mukanya ke tubuh lawan sehingga tampak seperti tombak yang menancap pada sasaran. Itulah sebabnya pukulan ini disebut nombak. c) Pukulan sentak atau motes. Pukulan ini didahului dengan gigitan ke bagian tubuh lawan. Lalu, tiba-tiba gigitan tersebut disentakkan seperti ditarik atau motes. d) Pukulan seri atau ropel. Pukulan seri adalah pukulan yang dilancarkan berulang-ulang atau lebih dari satu kali setiap satu serangan. e) Nombak sentak. Pukulan nombak sentak merupakan gaya pukulan kombinasi yang dilancarkan dengan cara tubuhnya dibenturkan ke tubuh lawan, lalu digigit dan gigitannya di tarik. f) Nombak baling sentak serangan pukulan kombinasi ini seperti pukulan nombak sentak. Hanya saja, serangannya dilakukan dengan cara membalikkan tubuhnya terlebih dahulu, lalu membenturkannya ke tubuh lawan. g) Baling seri. Serangan kombinasi ini merupakan pukulan yang dilancarkan berkali kali dengan cara membalikkan tubuhnya. h) Nombak seri sentak. Serangan kombinasi ini merupakan serangan rombak yang dilancarkan berulang kali, lalu tubuh lawan digigit dan disentakkan atau ditarik.
86
Pukulan kombinasi biasanya disebut pukulan andalan atau pukulan pamungkas. Tidak semua cupang adu memiliki pukulan andalan. Agar dapat meraih kemenangan, serangan dengan pukulan andalan harus diarahkan ke bagian tubuh yang fatal. Disebut fatal karena jika terserang, dapat dipastikan ikan akan kalah. Adapun bagian-bagian tubuh fatal tersebut adalah sebagai berikut. a) Pang ekor Pada bagian tubuh ini sisik ikan lebih kecil bila dibanding sisik di bagian tubuh lain. Oleh karena itu, sisiknya akan mudah terlepas dan cedera. Jika bagian tubuh ini cedera, ikan akan sukar berenang dan pasti mati. b) Perut. Dimaksud dengan bagian perut ialah daerah perut dan sambungan leher. Kalau bagian ini cedera, ikan akan kehilangan keseimbangan dan sukar berenang. c) Ring bibir Jika ring bibir cedera apalagi sampai sobek maka ikan tidak akan sanggup lagi mencederai lawan. Secara otomatis ikan tidak akan bisa melancarkan serangan sehingga pasti kalah. d) Mata Mata merupakan indera vital. Kalau mata cedera. ikan pasti kalah karena tidak dapat melihat jelas lawannya.
87
C. Gaya Bertarung Gaya bertarung cupang adu perlu diketahui agar dapat diprediksi kekuatan dan kelemahannya. Ada beberapa gaya yang sering diperlihatkan saat cupang bertarung. Namun, hanya dua gaya yang seharusnya dimiliki setiap cupang adu berkualitas tinggi. yaitu gara slugger dan gaya fighter. 1. Gaya slugger Cupang bergaya slugger langsung menyerang lawannya begitu'turun air. Cupang bergaya slugger biasanya memiliki pukulan terkenal yang disebut pukulan "baling". Gaya sluggerr diperkirakan dimiliki oleh cupang adu dengan bentuk fisik sebagai berikut. a. Bentuk badan panjang. b. Kepalanya panjang, tetapi ukurannya sedang c. Ring bibir tidak terlalu tipis dan juga tidak tebal. d. Sirip anal medium, tetapi kaku. e. Sirip punggung kecil, letaknya mendekati sirip ekor. f. Surip ekor bulat lebar dan sirip perut lebar. 2. Gaya fighter Cupang bergaya fighter tampaknya seperti lamban dan menunggu serangan lawan. Namun, jika sudah menyerang, cupang adu ini akan melancarkan pukulan pada sasaran yang sama. Serangan yang ditakuti dari cupang bergaya fighter dinamai pukulan "nombak", yang sering diikuti dengan pukulan "sentak" atau pukulan "motes'.
88
Gaya ini diperkirakan dimiliki oleh cupang adu dengan bentuk fisik sebagai berikut. a) Bentuk badan pipih lebar, b) Pangkal ekor lebar. c) Kepala besar dan pendek. d) Ring bibir besar. e) sirip anal pendek dan lebar. f) Sirip sirip lainnya pendek dan kaku. D. Persiapan Sebelum Bertarung Sebelum bertarung, ada baiknya diketahui dahulu kekuatan dan kelemahan cupang yang dimiliki. Selain nomor seri, ada faktor lain penentu kemenangan, yaitu gaya bertarung cupang yang anda dimiliki. Dengan mengetahui gaya bertarung, dapat dicarikan lawan yang sesuai dengan cupang yang dimiliki. Misalnya, cupang yang dimiliki bernomor seri 18 dengan arah pukulan ke kepala. Untuk itu, perlu dicarikan lawan yang bentuk kepalanya kecil panjang. Pengetahuan tentang nomor seri dan gaya bertarung tersebut kemudian perlu dikombinasikan dengan persiapan fisik. Sebelum dipertarungkar, cupang perlu ditempatkan dalam wadah khusus selama 1-3 hari. Wadah tersebut dapat berupa toples kecil bekas selai atau kopi instan. Seluruh sisi wadah dicat putih atau hitam, tergantung selera. Dengan cara ini cupang hanya bisa dilihat dari atas wadah saja. Pengecatan perlu dilakukan agar cupang tersebut tidak dapat dilihat dari samping oleh pemilik cupang calon lawan nya. Cupang hanya dapat dilihat dari atas
89
sehingga nomor serinya tidak dapat dideteksi. Dengan demikian, kelemahan cupang tersebut tidak diketahui. Wadah yang sudah disiapkan tetsebut kemudian diisi air sebanyak seperempatnya saja. Air tersebut berwarna cokelat karena pengaruh daun ketapang. Air berwarna cokelat tersebut dapat bertujuan agar cupang di dalamnya tidak dapat diprediksi nomor seri dan gaya bertarungnya. E. Trik Membawa Cupang ke Arena Pertarungan Untuk membawa toples cupang ke arena pertarungan, ada wadah khusus yang terbuat dari kain beludru atau kain yang dibentuk seperti kantung. Ada pula yang menyiapkan wadah khusus berupa keranjang atau tas yang dibuat khusus. Setiap wadah dapat disi 4-10 toples, tergantung ukuran. Tidak hanya toples, wadah tersebut pun dapat memuat serokan kecil untuk memindahkan cupang. Bahkan ada pula yang melengkapi wadahnya dengan tempat antibiotika. Antibiotika sebaiknya selalu dibawa ke arena per tarungan sebagai persiapan pengobatan terhadap cupang yang menang dalam pertarungan. Jenis antibiotika yang sering dipakai misalnya Gold 100 dan supertetra. Cara membawa cupang adu ke arena pertarungan sering kali diadakan trik oleh pemiliknya. Sering terjadi cupang adu yang akan bertarung dimasukkan dalam wadah botol kemasan air mineral yang dipotong tutupnya, lalu ditutup kertas koran. Bahkan, wadah untuk membawa botol tersebut hanya berupa kantung plastik. Ada juga cupang yang sudah siap ditarungkan hanya dimasukkan dalam kantung plastik biasa sehingga terkesan seperti baru dibeli dari pasar. Tentu saja tujuan pemilik untuk membawa cupang adunya dengan alat sederhana tersebut adalah agar 90
cupangnya hanya dipandang rendah oleh pemilik calon lawannya. Padahal, kemungkinan besar cupang yang dimiliki tersebut termasuk istimewa atau malah cupang adu impor. F. Aturan Pertarungan Di setiap arena pertarungan cupang ada tentu ada aturan - aturannya, baik aturan baku maupun aturan kesepakatan. Dengan aturan-aturan tersebut maka diharapkan pertarungan akan ber jalan lancar. Berikut diulas beberapa aturan baku maupun aturan kesepakatan yang umum digunakan dalam setiap arena pertarlingan. 1. Aturan baku Beberapa aturan baku yang sering dipakai di setiap arena pertarungan cupang antara lain sebagai berikut. a) Toples atau akuarium khusus pertarungan disediakan oleh pihak penyelenggara atau tuan rumah. b) Toples pertarungan tersebut harus kosong sebelum ada keputusan bahwa cupang sudah siap'turun air. c) Pengisian air ke dalam toples pertarungan harus disaksikan kedua pihak pemilik cupang yang akan diadu. d) Saat cupang sedang bertarung, toples pertarungan tidak boleh disentuh.
91
2. Aturan kesepakatan Selain aturan baku tersebut, masih ada juga aturan kesepakatan tentang lamanya pertarungan. Ada empat aturan tentang lamanya pertarungan, yaitu sebagai berikut. a) Lama bertarung ditentukan oleh kedua pihak, biasanya l-2 jam. Jika melebihi waktu tersebut, tetapi belum ada tanda-tanda cupang yang kalah maka pertarungan dinyatakan seri. b) Lama bertarung tidak dibatasi, tetapi pemenangnya ditentukan hingga salah satunya kalah. c) Lama bertarung tidak dibatasi, tetapi pemenangnya ditentukan setelah salah satunya sudah menghindari lawannya, meskipun lawan tersebut sudah tidak sanggup lagi melancarkan pukulan. d) Lama bertarung ditentukan selama l-2 jam, tetapi tidak ada cupang yang menyerah sehingga perlu diturunkan cupang ketiga yang disebut cupang "algojo". Pemenangnya ditentukan dari jumlah pukulan terbanyak dari "algojo" yang sanggup diterima cupang yang diadu sebelum menghindar, Cupang algojo disiapkan oleh penyelenggara dan harus disetujui kedua pihak. G. Mencari Lawan Tarung Setelah seluruh aturan pertarungan disetujui kedua pihak baru lah dimulai pencarian lawan atau "nanding". Pada saat "nandin" tersebut, kedua pihak menawarkan cupang jagoannya untuk diadu. Kalau salah satu pihak merasa tidak
92
membawa cupang yang ukuran tubuhnya sama, ia berhak menolak memberikan toples cupangnya untuk dibawa ke arena. Kriteria "nanding" diukur dari kondisi fisik cupang, antara lain panjang tubuh yang dilihat dari ujung bibir sampai pangkal ekor, ketebalan tubuh, dan ukuran kepala. Kalau semua kondisi fisik tersebut dianggap seimbang maka kedua cupang tersebut dapat disebut "ngetrek" (seimbang). Mungkin saja seekor cupang kalah ukuran pada salah satu kriteria. Kondisi ini disebut "kalah seusap" atau 8/10. Seandainya cupang yang kalah seusap tersebut masih dianggap seimbang oleh pemiliknya maka pertandingan tetap masih bisa dilanjutkan. Tentu saja yang bersangkutan berani bertarung dengan anggapan bahwa umur cupangnya diperkirakan lebih tua atau nomor serinya dianggap lebih baik. Bisa saja seekor cupang kalah pada dua ukuran. Kondisi ini disebut "pasang tanding' atau 7/10 dan sudah tidak seimbang. Namun, ada juga pemilik cupang yang kalah dua ukuran, tetapi tetap nekat mempertarungkan cupangnya tersebut. Ini dapat terjadi kalau cupangnya impor atau nomor serinya bagus. H. Pelaksanaan Pertarungan Begitu kedua pihak setuju dan cupang diangap "ngetrek" maka pertarungan dapat dimulai. Toples atau akuarium pertarungan dapat diisi air sampai pada batas yang sudah ditentukan. Air yang dipakai boleh yang sudah diiapkan sebelumnya ataupun air ledeng (PAM). Air ledeng atau air baru perlu diaduk-aduk dahulu sebelum dipakai agar kadar oksigen terlarutnya cukup untuk dua ekor cupang adu.
93
Langkah berikutnya ialah "turun air". Kedua cupang secara bersamaan dan perlahan-lahan diturunkan ke arena pertarungan. Pertarungan dianggap resmi setelah terjadi tiga kali'ual beli pukulan" di antara kedua cupang. Saat pertarungan dianggap resmi, juri atau wasit akan memberikan tanda atau aba-aba mengenai kedua cupang yang sedang bertarung. Misalnya, juri atau wasit memberi aba-aba atau tanda dengan mengatakan "Hijau lawan biru" yang artinya cupang hijau melawan cupang biru. "Hitam lawan merah" yang artinya cupang berdasi hitam melawan cupang berdasi merah. Sering terjadi kedua cupang yang bertarung memiliki warna tubuh yang sama. Sebagai tanda oleh juri atau wasit ialah kelainan fisik pada kedua cupang tersebut. Misalnya, 'Dasi panjang lawan pendek" yang artinya cupang berdasi panjang melawan cupang berdasi pendek. "Bendera polos lawan batik" yang artinya cupang bersirip punggung polos tanpa guratan melawan cupang bersirip punggung dengan guratan. Di arena pertarungan besar, setelah 15 menit pertarungan berlangung, dimulai lagi acara 'nanding' dari awal untuk cupang lain. Dengan demikian, untuk satu periode pertarungan yang lamanya berkisar 1-3 jam, terdapat 5-10 pasang cupang yang dipertarungkan. I. Penyebab Kekalahan Kalau ingin memenangkan pertarungan, selain fisik, masih ada persyaratan lain yang sangat berperanan sehingga daya juang cupang di arena menjadi maksimal. Ada beberapa penyebab kekalahan cupang yang diadukan, di antaranya sebagai berikut 94
1. Terlalu muda Jangan menurunkan cupang adu yang masih terlalu muda, Cupang muda belum memiliki insting untuk menguasai area tertentu dan mempertahankannya. Bahkan, saat menerima tekanan dari cupang jantan lain, cupang muda akan cenderung menghindar. Bila terjadi demikian maka cupang tersebut akan dinyatakan kalah. 2. Sudah kawin Cupang yang sudah kawin pun tidak layak diturunkan dalam arena pertarungan. Naluri mempertahankan pasangannya sudah hilang sehingga saat ditantang pejantan lain maka cupang tersebut akan menghindar. Upaya menghindar tersebut otomatis disebut kalah. 3. Ingin kawin Cupang yang ingin kawin pun kemungkinan besar akan kalah. Ini disebabkan sudah berkurang naluri untuk mempertahankan areanya karena desakan keinginan kawin tersebut. Di awal pertarungan biasanya cupang tersebut hanya berusaha menundukkan lawan untuk diajak kawin. Namun, kalau lawan terus menyerangnya maka cupang tersebut akan mencari pasangan lain yang siap kawin. Kalaupun tidak kalah, cupang yang ingin kawin biasanya hanya dapat mempertahankan kondisi seri saja dan akan kalah saat cupang "algojo" diturunkan. 4. Kelelahan Ada beberapa sebab ikan menjadi kelelahan, di antaranya ialah perjalanan jauh, suhu air terlalu panas, dan latihan fisik terlalu berat. Capang yang kelelahan 95
karena mengalami perjalanan jauh jangan diturunkan dalam arena pertarungan. Suhu air yang terlalu panas menyebabkan kandungan oksigen terlarut di dalam air sangat sedikit. Kondisi demikian akan mengakibatkan ikan menjadi kelelahan. Sementara latihan fisik yang terlalu berat pun dapat memicu munculnya kelelahan pada cupang. Bila mengalami kelelahan, cupang tersebut akan cenderung menghindar atau menyingkir dari cupang lain. Akibatnya, cupang tersebut dinyatakan kalah. 5. Sulit bernapas Kesulitan bernapas terjadi saat pertarungan berlangsung. Cupang yang sulit bernapas akan terlalu sering adu mulut atau gigit gigitan. Lama-kelamaan oksigen pada rongga labirinnya akan habis. Pada kondis demikian biasanya cupang harus mengisi oksigen dengan cara diambil dari permukaan air. Padahal, pada saat yang sama lawannya terus menekan. Cupang yang mencari oksigen tersebut akhirnya dinyatakan kalah. 6. Sulit berenang Kesulitan berenang pun sering menjadi penyebab kekalahan cupang. Kesulitan berenang ini timbul saat berlangsungnya per tarungan. Biasanya ikan sulit berenang akibat luka parah di bagian pangkal ekor dan perut. Luka tersebut terjadi karena serangan lawan yang bertubi-tubi. Oleh karena tidak bisa berenang maka ikan akan kalah. J. Perawatan Setelah Bertarung
96
Usai bertarung, kondisi tubuh cupang sangat lemah, sirip siripnya sobek, sisik terlepas, atau bahkan tubuhnya terluka. Dalam kondusi demikian cupang akan sangat mudah terserang penyakit seperti lchehyophrkirivs multifilis atau bakteri Saproletnia sp. Untuk itu, sangat dibutuhkan perawatan khusus agar kondisi tubuh cupang kembali prima seperti semula. Selain ada yang menyarankan untuk dirawat intensif, ada pula orang yang berpendapat bahwa cupang yang sudah pernah bertanding tidak layak lagi dirawat intensif. Hal ini disebabkan gigi cupang tersebut sudah habis dan sisiknya banyak yang lepas. Sisik merupakan salah satu pelindung tubuh ikan dari gangguan luar. Selain itu, kemungkinan besar mentalnya sudah turun akibat pernah merasakan merasakan sakit. Sebetnarnya cupang yang sudah pernah bertanding masih dapat diturunkan lagi ke arena. Gigi menang maupun kalah cupang bekas bertanding tidak mudah tanggal karena gigi cupang memang melekat kuat di tempatnya. Sisik yang lepas bisa tumbuh kembali. Mental pun masih tetap sama sebab cupang tidak mengenal rasa takut. Buktinya, cupang sakit biasanya memiliki kondisi tubuh yang lemah. Akan tetap, cupang sakit tersebut masih ingin berkelahi kalau ada cupang jantan lain di dekatnya. Juga pernah terjadi bahwa cupang bekas bertanding alias cupang seken yang dirawat selama tiga bulan masih bisa diturunkan ke arena pertarungan. Memang tidak semua cupang seken dapat dirawat dan diturunkan kembali ke arena pertarungan. Hanya cupang yang memenuhi beberapa kriteria saja yang
97
dapat melakukannya. Beberapa kriteria tersebut antara lain sisik bagian pangkal tidak rusak, ring bibir tidak rusak, mata tetap utuh, dan penutup insang tidak rusak. Merawat cupang yang baru melakukan pertarungan memerlukan bekas selai, Wadah ikan berupa botol atau tersebut diisi air hingga seperempatnya. Bubuhkan garam dapur sebanyak ujung sendok teh (setara dengan 10 HD), lalu aduk merata. Setelah itu, larutkan antibiotika supertetrasiktin atau Gold 100 sebanyak 10 ppm. Satu tetes supertetrasiklin sama dengan 5-10 butiran Gold 100. Setelah wadahnya disi air, cupang yang baru diadu dimasukkan dalam staples. Semua sisi wadah ditutup rapat dengan kertas. Kalau tidak ingin repot menyiapkan wadah perawatan, bisa juga dipakai toples khusus yang dindingnya sudah dicat putih atau warna lain. Selanjutnya akan dibiarkan selama dua hari tanpa diberi pakan. Langkah berikutnya, tambahkan air ke dalam toples sampai 3/4 tinggi toples. Air yang dipakai harus sudah diendapkan. Pada saat ini cupang sudah bisa diberi pakan. Cupang yang kondisi tubuhnya bagus biasanya sesudah tiga hari diberi perlakuan tersebut sudah bisa dikembalikan ke toples besar. Perbaikan tubuh cupang selesai bertarung terjadi secara berangsur - angsur. Sirip yang rusak akan rapat kembali dalam waktu 5-12 hari, tergantung besarnya kerusakan dan umur ikan. Biasanya sirip cupang muda akan lebih cepat pulih dibanding cupang usia tujuh bulan ke atas. Sisik memar yang tidak terlepas akan kembali normal dalam waktu 3-7 hari. Sementara sisik yang terlepas akan kembali pulih setelah seminggu, yaitu muncul lapisan sisik baru yang warnanya sama dengan warna tubuh lain. Tiga minggu 98
kemudian sisik yang baru muncul akan kembali normal, tetapi kekuatannya tidak sama dengan sisik yang tidak terlepas. Cupang akan siap "turun air" lagi setelah beristirahat 2-4 minggu.
99
BAB 9 PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN PENYAKIT Cupang adu yang bersifat agresif tersebut ternyata sangat rentan terhadap serangan penyakit. Serangan penyakit tersebut dapat muncul saat cupang adu masih berada di kolam atau di dalam toples toples soliter. A. Penyakit yang Sering Menyerang Sebagaimana terhadap makhluk hidup lainnya, keberadaan penyakit pada cupang adu pun harus selalu diwaspadai. Jika tidak, serangannya akan berakibat fatal bagi kehidupan ikan. Ada dua jenis penyakit yang sering menyerang cupang adu, yaitu penyakit ickthyophakirius mulkiflis dan tropical skin fish disease. 1. Ichthyophthirius multifilisis Penyakit ini disebabkan oleh serangan jamur Ichthyophthiries multiflis. Serangan jamur tersebut dapat terjadi oleh beberapa sebab, di antaranya sebagai berikut a) Lendir di tubuh ikan sudah menipis karena perubahan kesa dahan yang terlalu drastis akibat pergantian air. b) Cupang terlalu lelah akibat perjalanan jauh. c) Air yang kotor oleh sisa-sisa pakan sehingga pH air berubah. d) Adanya luka di tubuh cupang setelah bertarung. Serangan penyakit jamur ini sebenarnya dapat dideteksi sejak awal atau tahap ke-1 Gejala serangannya akan tampak kalau saat cupang berenang, yaitu 100
mendadak menghentakkan tubuhnya. Mungkin juga ikan akan menggosokgosokkan bagian tubuhnya karena ada jamur di sirip atau di tubuhnya. Selain itu, cupang akan mengambil udara ke permukaan air secara tiba-tiba dan turun ke dasar wadah pun secara tiba-tiba. Jika gejala awal tersebut tidak ditangani maka dalam waktu dua hari serangan penyakitnya meningkat ke tahap ke-2. Pada tahap ke-2 ini sirip sirip ikan mulai terkulai serta ikan tampak lesu dan banyak berdiam di dasar atau permukaan air. Basanya pada tahap ini serangannya sudah dapat terlihat oleh mata. Pada kepala, tubuh, dan sirip ditemukan bintik-bintik putih seperti serbuk garam. Jika serangan pada tahap ke-2 ini pun tidak ditangani, serangan penyakitnya akan meningkat ke tahap ke-3. Pada tahap ke-3 tersebut spora jamur sudah membentuk menjadi jamur dewasa. Bentuk nya mirip gumpalan kapas. Selanjutnya, jamur akan memecahkan diri membentuk spora spora baru. Bagian tubuh yang ditempeli jamur akan terluka dan akhirnya ikan mati. 2. Tropical skin fish disease Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Saprolegnia sp. ini pun disebut stuip atau red pest. Bakteri dapat menyerang ikan karena suhu air terlalu dingin. Biasanya suhu air di bawah normal terjadi karena kolam terkena air hujan. Selain itu, air kotor karena sisa pakan dan kotoran ikan pun dapat menjadi faktor penyebab serangan bakteri. Sebab lain terjadinya serangan bakteri adalah luka fisik. Gejala awal serangannya mirip ikan yang menderita penyakit jamur. Namun, pada tahap ke-2 kondisi ikan yang terinfeksi sudah sangat parah. Bagian tubuh yang terserang tampak memar. Sisik sisiknya dapat gundul seperti digunting. 101
Akhirnya, ikan mengalami kematian. Penularannya sangat cepat dan menjadi penyebab utama kematian cupang. B. Pencegahan Meskipun obat-obatan kedua penyakit tersebut banyak beredar di pasaran, namun upaya pencegahan penyakit tetap merupakan langkah terbaik. Biang kerok adanya penyakit pada cupang adu kebanyakan berasal dari pakan alami. Pakan alami yang paling rawan membawa bibit penyakit adalah cacing sutera. Kista bakteri atau spora jamur bertahan hidup cukup lama di dalam lumpur tempat asal cacing sutera. Selain cacing sutera, kutu air dan jentik nyamuk yang diambil dari genangan air kotor tanpa dibersihkan dulu dapat membawa bibit penyakit. Meskipun bibit penyakit sudah telanjur masuk ke dalam wadah pemeliharaan, cupang adu di dalamnya belum tentu langung terserang. Ada faktor pemicu lainnya yang menyebabkan ikan terserang penyakit. Suhu air di bawah 26 o
C, pH di bawah 6,2, dan kesadahan di bawah 50 HD akan mengundang datangnya
penyakit. Mungkin juga serangan penyakit terjadi akibat air yang digantikan ber pH di atas 7,2. Air yang ber pH lebih dari 7,2 dapat berakibat lendir di tubuh cupang berkurang atau hilang sehingra bibit penyakit bisa masuk ke dalam tubuh. Latihan fiaik terlalu berat pun harus dihindari. Ada beberapa langkah pencegahan untuk mengurangi risiko serangan. Langkah awal yang perlu dilakukan ialah gantilah selalu air dalam wadah pemeliharaan minimal seminggu sekali, Air tersebut harus sudah diendapkan selama 24 jam. 102
Bila ikan akan dimasukkan dalam wadah baru, airnya perlu dibubuhkan garam dapur sebanyak satu sendok teh untuk 5-7 liter air. Pemberian garam dapur ini diharapkan kesadahan airnya menjadi 8-10 HD. Langkah selanjutnya ialah menaburkan daun ketapang secukupnya di permukaan air agar pH-nya menjadi 6,5. Sementara suhu airnya harus dipertahankan pada angka 24-27 oC. Kalau diperlukan, tuangkan air hangat agar suhu tersebut dapat diper tahankan. Kemudian, airnya dibubuhkan antibiotika secukupnya. Langkah terakhir ialah menghindarkan pemberian cacing sutera, kutu air, dan jentik nyamuk yang belum dibersihkan C. Pengobatan Untuk mengobati kedua jenis penyakit tersebut, ada beberapa langkah yang lajim dilakukan peternak cupang. Untuk pengobatan ini diperlukan wadah berupa toples atau botol berkapasitas 1/4 liter. Wadah tersebut das air hangat setengah bagiannya dan dibubuh-kan garam sebanyak 1/2 sendok teh (setara dengan kesadahan 12 HD). Setelah itu, airnya diaduk merata dan dibiarkan beberapa saat. Langkah selanjutnya ialah masukkan antibiotika seperti amoksilin 500 mg, tetrasiklin 500 mg, atau klindamisin 500 mg. Kalau bentuknya berupa kaplet atau tablet, obat tersebut harus ditumbuk halus terlebih dahulu, lalu dibagi menjadi 20 bagan agar diperoleh ukuran yang sesuai untuk air 1/4 liter. Obat tersebut ditaburkan ke dalam wadah yang sudah disiap kan. Sementara bila berbentuk cair, obat tersebut diteteskan sebanyak dua tetes ke dalam toples , lalu aduk sampai melarut. Setelah antibiotika larut dalam air, ikan yang sakit dapat dimasukkan ke dalam wadah dan dibiarkan selama 2-5 hari. Kalau sakitnya karena 103
bertarung, biarkan ikan tersebut dalam wadah berisi larutan antibiotika selama seminggi atau sampai lukanya sembuh. Antibiotika yang disebutkan tersebut dapat digantikan denga Prefutan atau Gold 100 yang berbahan aktif antibakteri dermatitis, bakteri red pest, dan bakteri antaristis, Dosis obatnya sebanyak 5 gram untuk 5.000 liter air sesuai anjuran pada label kemasan. Dengan demikian, setiap toples cukup dimasukkan 10 butir obat saja. Selanjutnya ikan dimasukkan ke dalam larutan dan dibiarkan selama 5 hari. Jamur dan bakteri tampak sudah terlepas dari tubuh ikan, cupang tersebut dapat dikembalikan lagi ke wadah semula. Larutan obat atau antibiotika yang dipakai tersebut dapat digunakan hingga beberapa kali, oleh karena itu, dengan dosis demikian, jangka waktu pemakaian obat tersebut relatif lama. obat dapat dipakai lagi kalau warnanya tidak berubah atau air sudah keruh karena ada kotoran. Jangka waktunya sekitar sebulan.
104
BAB 10 PENGEMASAN DAN PENGANGKUTAN CUPANG ADU Sebanyak 75% kebutuhan ikan hias air tawar dunia tergantung pada Indonesia. Tak heran kalau eksportir Indonesia sudah merambah sampai ke penjuru dunia. Lebih dari 60 eksportir setiap bulannya mengirimkan jutaan ekor ikan hias ke Asia, Amerika, Eropa, dan bahkan Afrika. Ini menunjukkan teknologi pengemasan ikan hias Indonesia sudah memadai. Cupung adu sebagai salah satu komoditas ekspor ikan hias pun nurut dikirim oleh eksportir. Memang teknologi pengemasan masing masing jenis ikan hias yang dikirim tersebut mirip. Namun, khusus uncuk cupang ada, teknologi pengemasannya berbeda dengan jenis ikan hias lainnya. Ini disebabkan oleh sifatnya agtesif sehingga cupang adu perlu dikemas tersendiri. Secara umum, teknologi pengemakan cupang adu ini berbeda untuk setiap tujuan pasarnya. Pengemasan untuk pasar lokal umum nya masih lebih sederhana dibanding untuk pasar ekspor yang membutuhkan waktu pengangkutan cukup lama. A. Pasar Lokal Umumnya pasar lokal hanya membutuhkan sedkit cupang adu. Namun, tidak tertutup kemungkinan juga yang dikemas berumlah banyak. Teknik mengangkut cupang adu dewasa pun tidak terlalu rumit. Untuk pasar lokal ini, kemasannya dapat berupa wadah plastik yang hanya diisa air seperlunya. Setiap
105
kantong plastik hanya diisi dengan satu ekor cupang adu dewasa, Penggunaan kemasan seperti ini membuat cupang dapat bertahan hidup sampai tiga hari. Lain halnya kalau yang akan dikemas dan diangkut adalah burayak atau cupang dewasa dalam jumlah banyak. Burayak atau cupang berjumlah banyak tersebut dimasukkan dalam kantung plastik yang sudah diisi air. Namun, sebelum dimasukkan dalam kantung, airnya harus sudah dibubuhi obat antistres dan Gold 100 sebanyak ppm per liter air sehingga warnanya berubah menjadi kekuningan. Dengan kemasan tersebut, cupang adu dapat dikirim ke berbagai tempat di dalam negeri. Setelah ikan dikemas, kantong plastik dimasukkan ke dalam dus karton. Ukuran dus sewaai dengan jumlah kantong plastik. Sebagai contoh, untuk 50 kantong plastik membunuhkan dus karton berukuran panjang 40 cm, lebar 30 cm, dan tinggi 30 cm. Agar cerlindungi selama dalam pergalanan, dos karton tersebut dikemas lagi dalam kotak kaya yang ringan. Berat kayu untuk dus karton ber- isi 50 kantong plastik biasanya kilogram sehingga diharapkan berat total seluruh kemasan dan air maksimal 15 kg. Untuk pasar lokal, pengirimannya umumnya melalui darat atau mempergunakan kendaraan bermotor. Biaya pengiriman ditanggung oleh pengirim. Biasanya berat beban barang kiriman tidak dibatasi oleh perusahaan ekspedisi. B. Pasar Ekspor Pengiriman dan pengangkuan cupang adu untuk pasar lokal bukan masalah sulit bagi pedagang. Ini disebabkan pedagang tidak pernah dihadapkan dengan perijinan. Lain halnya dengan pedagang ekspor, ada beragam perijinan yang selalu 106
dihadapi. Selain itu, ke mampuan teknologi pergemasan sangat diperlukan agar tingkat ke matian ikan selama pengiriman dapat dikurangi. Teknologi pengemasan terbaik di dunia untuk mengekspor ikan. Teknologi hias, terutama cupang adu dilakukan oleh eksportir Singapura. Mereka mengirim cupang adu ke 60 negara setiap harinya. Mortalitas dari pengemasannya hanya di bawah 296 walaupun pengirimannya membutuhkan waktu 30-40 am. Sukses luar biasa tersebut tercapai berkat teknologi pengemasan yang canggih berdasarkan pengalaman 30 tahun. Sistem pengemasan yang dipakai eksportir Singapura adalah sistem tertutup, sama halnya yang dilakukan eksportir Indonesia. Ikan dikemas dalam kantung plastik polietilen. Sebelum disi air, ujung kantung plastik diikat dan dikantung plastik dibalik sehingga bagian dalam menjadi bagan luar. Dengan cara ini kemasan akan tidak membentuk sudut. Fungsi bentuk kemasan demikian adalah mencegah ikan terperangkap di pojok kemasan yang dapat menyebabkan kematian ikan sewaktu didalam kemasan. Teknik pengemasan ikan hias oleh eksportir Singapura sebenar nya bukan hal aneh untuk eksportir Indonesia, karena juga diterapkan di sini. Yang sulit ditiru ialah kemudahan terapannya dan teknologinya yang cukup canggih. Di Singapura, ekspor ikan hias cupang produk hortikultura lainnya menjadi prioritas utama untuk diterbangkan ke negara tujuan ekspor dengan maskapai penerbangan mereka. Namun, di Indonesia mungkin hal rersebut akan sulit ditiru dan terlalu banyak aturan yang harus dipenuhi sebelam ikan bisa dikirim. Padahal, faktor utama yang
107
mendukung rendahnya tingkat kemanan ikan lebih banyak dipengaru oleh kemudahan pengriman. 1. Kemasan Cupang sebagai ikan yang agresif selalu dikemas sendiri sendiri. Bila dikemas dua ekor atau lebih, dikhawatirkan cupang akan saling berkelahi. Perkelahian tersebut terpicu stres sehingga dapat mematikan ikan. Wadah kemanan untuk cupang berupa kantung plastik poli etilen (PE) ukuran 10 cm x 20 cm; 12 cm x 25 cm; dan 14,5 cm x 29 cm. Untuk memperkecil risiko kebocoran, kantung tersebut dibuat rangkap dua sebelum diisi air. Air yang digunakan harus dibubuhi obat antistres. Volume air sekitar seperempat volume kantung plastik. Setelah wadah kemasan siap, seekor cupang dimasukkan ke dalam setiap wadah. Setelah itu, ujung kantung plastik diputar sehingga membentuk bulatan" berisi udara, lalu diikat dengan karet gelang. Setelah diikat, kantung plastik tersebut diletakkan di dalam boks atau kotak stereofoam. Penggunaan kotak stereofoam berfungsi sebagai pelindung kantong plastik berisi ikan dari tekanan barang-barang lain dan benturan saat pengangkutan, memastikan letak kantung tidak bergeser dari tempat semula dan mempermudah penanganan, sangat efektif menjaga kondisi suhu udara di dalam kemasan, serta memperkecil biaya angkut karena bobotnya ringan. Kotak harus memenuhi standar pengangkutan udara. Rumus standar ukuran kotak dan babot adalah panjang (cm) x lebar (cm) x tinggi (cm) dibagi 6000. Hasilnya merupakan bobot maksimal. Batanya setiap kotak stereofoam berukuran panjang 45 cm, lebar 45 cm, dan tinggi 45 cm dapat menampung 50 buah kantong 108
plastik. Berat total maksimum kemasan kotak stereofoam hanya 12-12,5 kg. Setelah kantung dari dalam kotak, selanjutnya kotak dimasukkan dalam kardus. Untuk pengiriman cupang adu, bisanya digunakan sistem harga (FOB on board). Dalam sistem FOB ini biaya pengitiman ditanggung pihak pembeli. Namun, kalau terjadi pelanggaran terhadap ketentuan rumus standar ukuran dan bobot, misalnya melebihi, biaya transportasi menjadi tanggungan pihak pengirim. Di bagian luar kardus dipasang sejumlah label berisi keterangan keterangan penting selama pengiriman. Biasanya keterangan tersebut dibuat dalam dalam bahasa Inggris. Misalnya, "Live Tropical Fish" untuk memenuhi pereyaratan asosiasi penerbangan internalsional. “This Way Up" untuk menunjukkan posisi dari kardus, dan "Keep Warm” sebagai petunjuk agar kardus tidak ditempatkan di ruangan yang dingin sewaktu di pesawat udara. Suhu air kemasan perlu dipertahankan kalau tempat tujuannya sedang mengalami musim dingin. Suhu air dipertahankan pada angka 26-27 oC. Bahan yang dipakai untuk mempertahankan suhu air berupa heat pack (dapat dibeli di toko toko ikan hias). Heat pack tersebut berisi beragam bahan kimia yang dapat memper tahankan suhu air antara 21 - 43 oC, Heat pack diletakkan di bawah tutup kotak stereofoam bagian dalam. Lain halnya kalau tempat tujuan pengiriman ikan tersebut beriklim panas. Bila demikian, diperlukan pendingin berupa es batu yang dikemas dalam kantung plastik. Kantung plastik yang berisi es tersebut dibungkus kertas koran agar embunnya tidak menetes. Setiap kemasan kotak stereofoam diberi 3 - 4 bungkus es
109
batu. Selain dengan es batu, perlakuan pendinginan dapat dilakukan dengan cara ikan diadaptasikan dahulu dalam air dingin sebelum dikemas. 2. Kualitas Air Populasi ikan setiap kali pengiriman hanya 5-10% dari bobot total. Ini berarti air merupakan komponen pemberat utama yang "menelan" biaya pengangkutan. Eksportir mengatasinya dengan cara memmasukkan semaksimal mungkin ikan ke dalam wadah. Namun, setiap kantung harus diisi satu ekor cupang adu. Konsekuensinya ialah pada saat bersamaan kualitas airnya harus dijagaga agar tetap layak menjadi tempat hidup ikan selama di perjalanan Dua faktor pembatas kualitas air adalah cepatnya akumulasi kotoran dan minimnya oksigen dalam wadah. Kepadatan ikan dalam kantung plastik berefek pada banyak nya kotoran yang dikeluarkan. Di Singapura, eksportir mempunyai pedoman standar untuk hal ini. Misalnya, untuk kelompok cupang hanya dapat dicemari oleh maksimal l - 10 gr kotoran per liter air selama perjalanan 30 jam dan suhu 20 oC. Dari angka tersebut dapat diprediksi jumlah ikan untuk setiap liter air dalam kemasan. Ini disebabkan jumlah kotoran per ekor cupang sudah diketahui. Sistern apa pun yang dipakai untuk mengemas cupang tetap saja ikan akan stres. Untuk meminimalkan pengaruh stres tersebut biasanya dipakai obat antistres. Bahan kimia ini direkomendasikan menggantikan garam mineral yang hilang dan mempertahankan kualitas air di dalam kemasan. Dosisnya 5 ml/3,7 liter air. Cara lain meminimalkan pengaruh stres adalah menutup kantung plastik agar ikan tidak dapat melihat pemandangan di luar kemasan yang ditempatinya. 110
Masalah besar lain yang mangkin dihadapi eksportir dalam mengekspor cupang adalah meningkatnya kadar amoniak di dalam air akibat kotoran ikan dan ikan mati. Ada tiga cara yang dapat dipilih untuk menurunkan kadar amoniak tersebut, yaitu sebagai berikut. 1) Merendahkan suhu air. Untuk hal ini biasanya digunakan es batu yang diletakkan di sudut kantung plastik sebelum kotak steenlodm ditutup. 2) Meletakkan kantong dalam ruangan ber-AC. Sebelum dikirim, ikan diletakkan dalam ruangan ber-AC selama 4-6 jam. Teknik ini dipakai untuk pengiriman ikan dalam sekala besar. Penurunan suhu air ini dilakukan bersamaan dengan cara cupang dipuasakan selama sehari penuh. 3) Memberikan antia moniak. Cara ini menggunakan obat antiamoniak berupa ammonia chloramine chlorine. Dosisnya sebanyak 5 m/3,7 liter air. Pada cara ini pun ikan harus dipuasakan dahulu agar sesedikit mungkin mengeluarkan sekresi. Pengemasan sistem tertutup pun mengakibatkan akunwulas karbondioksida (Co) akan mengurang pada tahap berikutnya akan menurun kan pH air. Namun, kenyataannya eksportir tidak terlalu merisaukan akan hal tersebut. Berdasarkan pengalaman, pH air dalam kemasan setelah 48 jam perjalanan tetap konstan di sekitar angka 7. Aneka ini masih berada dalam batas toleransi untuk cupang adu dari daerah tropis. Untuk ikan yang memerlukan pH rendah, biasanya dipakai daun ketapang karena diketahui ber pH 6,5.
111
DAFTAR PUSTAKA Anonim, Directory of Indonesian omamental Fish 1999-2000 Jakarta: National Agency for Export Development, Chuan, Lim Lian and Chua Lai Hee, Transportation of ornamental Fish for Export", in Aquarama Conference Proceedings. The Singapore Experience, 1993. Cust, George and Peter Bird, Tropical Freshuuter Aquaria dtalia Hamlyn Publishing, 1985), Mayland, Hans J The Complete Home Anumisen erman: Ward Lock Limited, 1976). Pool, David, Hobbyist Guide To Succesful Koi Keepiwk, Aquarium Digest International, Collector's Edition Egedia, Spanyol Tetra Press, Raharjo, Achmad, "Kiat Angkut Ikan Hias Trubus, Agustus 2000.
112