LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
CLUSTERING GEMPA BUMI MERUSAK DI DAERAH JAWA DAN SEKITARNYA Di Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sub Bidang Informasi Dini Gempa bumi dan Tsunami Kemayoran – Jakarta Pusat (Juli – Agustus 2009)
Oleh: MAKHBUB NIM : 104016300474
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009
LEMBAR PENGESAHAN
CLUSTERING GEMPA BUMI MERUSAK DI DAERAH JAWA DAN SEKITARNYA Di Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sub Bidang Informasi Dini Gempa Bumi dan Tsunami Kemayoran – Jakarta Pusat (Juli – Agustus 2009) Oleh: MAKHBUB NIM: 104016300474 Menyetujui: Pembimbing I
Pembimbing II
Rahmat Triyono, ST, M.Sc. NIP. 197007051998031002
Iwan Permana Suwarna, M.Pd. NIP. 197805042009011013
Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Baiq Hanna Susanti, M.Sc. NIP. 105 222 933
ABSTRAK CLUSTERING GEMPA BUMI MERUSAK DI DAERAH JAWA DAN SEKITARNYA Oleh: Makhbub, Iwan Permana Suwarna, M.Pd. Indonesia merupakan daerah yang rawan terhadap gempa bumi dikarenakan terletak di antara 3 (tiga) lempeng tektonik. Ketiga lempeng tersebut yakni, Lempeng Samudra Pasifik yang bergerak 10 cm per tahun, Lempeng IndoAustralia yang bergerak 7 cm per tahun, dan Lempeng Benua Eurasia yang bergerak 13 cm per tahun. Tulisan ini membahas mengenai masalah periode ulang gempa bumi merusak untuk daerah Pulau Jawa dan sekitarnya de ngan menggunakan data gempa kuat yang menimbulkan ke rusakan. Perkiraan periode ulang gempa bumi ini dilakukan dengan menggunakan m etode Distribusi Weibull. Data yang digunakan sebanyak 16 gempa bumi merusak dari tahun 1889 – 2007, yang merupakan gempa bumi utama (mainshock) pada magnetudo M>5,0. Hasil perhitungan dan analisis metode Distribusi Weibull untuk 3 (tiga) daerah bagian di Pulau Jawa diperoleh: daerah Sukabumi dengan data dari tahun 1900 – 2000 periode ulang gempa antara (8 – 38) tahun, daerah Yogyakarta dengan data dari tahun 1937 – 2006 periode ulang antara (2 – 78) tahun, dan daerah Surabaya, Malang, dan Pasuruan dengan data dari tahun 1889 – 1967 periode ulang gempa antara (0 – 38) tahun. Namun demikian, data-data gempa merusak yang digunakan dalam penelitian ini jumlahnya terbatas . Oleh karena itu, penelitian kedepan diharapkan agar peneliti menggunakan data -data yang lebih banyak dan terbaru. Ini tak lain demi untuk mendapatkan hasil yang valid dan akurat.
i
KATA PENGANTAR
Asssalâmu ‘alaikum wr. wb. Puji Syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT yang terus memberikan berbagai nikmatnya yang tak terhitung kepada setiap makhlukNya. Penyelesain pembuatan laporan
Praktik Kerja Lapangan (PKL)
merupakan berkat salah satu karuniaNya
ini pun
yang amat patut penulis syukuri.
Shalawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta ahlul bait, sahabat, tabi’in, dan selu ruh umatnya tanpa kecuali. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan salah satu agenda wajib dan rutin dilaksanakan oleh setiap mahasiswa Jurusan Pendidikan IPA termasuk Program Studi Pendidikan Fisika. Hal ini dimaksudkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan para mahasiswa tentang dunia keilmuan yang digelutinya. Bukan hanya sebatas pada dunia akademis tapi juga berusaha untuk mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya melalui kegiatan PKL ini. Sebagai salah satu bentuk tanggung jawab dari pelaksa naan kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini, pada akhir kegiatan PKL tersebut mahasiswa yang bersangkutan wajib menyusun sebuah laporan. Dan untuk maksud itulah, penulis merasa bersyukur karena dapat menyelesaikan laporan PKL ini. Tentu saja dalam perjalanan penyusunannya, banyak sekali pihak -pihak yang ikut membantu menyelasaikan penulisan laporan ini.
Oleh karenanya, penulis merasa
berterimakasih sedalam-dalamnya kepada:
1. Ibu Ir. Baiq Hana Susanti, M.Sc . selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA dan Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd. selaku Sekrearis Jurusan Pendidikan IPA. 2. Ibu Erina Hertanti M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika. 3. Bapak Iwan Permana, M.Pd. selaku Doses Pembimbing II. 4. Bapak Rahmat Triyono, S.T selaku Pembimbing I dari BMKG. 5. Bapak Rasyidi Sulaiman dan Mas Tatok selaku Pembimbing Teknis. 6. Ibunda Kasanah dan Ayahanda Amin Sarih D yang tiada henti-hentinya mencurahkan kasih sayang dan juga dengan doa -doanya yang dipanjatkan.
ii
7. Eva Fadlia Zahra yang t erus memberikan semangat pada saat -saat pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan 8. M. Nurudin yang telah banyak membantu dalam hal teknis penulisan. 9. Ayudia Krisnaningrum dan Lia Agustina yang merupakan teman PKL yang telah banyak membantu dalam teknis periz inan di tempat penelitian. 10. Semua pihak yang telah memban tu penulis dalam penyusunan laporan ini baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat dituliskan di sini.
Penulis telah berusaha berusaha dengan maksimal sesuai dengan kemampuannya untuk melakukan dan menyajikan yang terbaik selama PKL dan dalam laporan ini, namun penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam berbagai hal. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi kesempurnaan di masa mendatang. Untuk itu penulis mengucapkan jazâkum Allâh khair al-jazâ’.
Wasssalâmu ‘alaikum wr. wb. Jakarta, Desember 2009
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Identifikasi Masalah
2
C. Ruang Lingkup Permasalahan Penelitian
2
D. Rumusan Masalah
3
E. Tujuan Praktik Kerja Lapangan
3
F. Manfaat Praktik Kerja Lapangan
3
BAB II
BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA (BMKG)
4
A. Sejarah Singkat
4
B. Tugas dan Fungsi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jakarta
6
C. Struktur Organisasi Bandan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jakarta BAB III
BAB IV
8
TINJAUAN PUSTAKA
9
A. Struktur Bumi
9
B. Gempa
11
C. Distribusi Weibull
12
METODOLOGI PENELITIAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
16
A. Waktu dan Tempat Praktik
16
B. Data dan Metode Praktik
16
iv
BAB V
BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN
18
A. Pengolahan dan Analisis Data
18
B. Pembahasan
19
PENUTUP
21
A. Kesimpulan
21
B. Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
23
LAMPIRAN-LAMPIRAN
24
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Organisasi BMKG Jakarta Gambar 3.1 Struktur Bumi Gambar 3.2 Pergerakan konveksi magma
8 9 10
vi
DAFTAR TABEL Tabel 5.1. Distribusi frekuensi gempa di Jawa Barat Tabel 5.2. Distribusi frekuensi gempa di Jawa Tengah Tabel 5.3. Distribusi frekuensi gempa di Jawa Timur Tabel 5.4. Hasil perhitungan parameter Tabel 5.5. Periode ulang gempa
18 18 18 19 19
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Gempa bumi merupakan salah satu masalah tersendiri bagi wilayah Indonesia. Setidaknya telah terjadi 245 kali gempa bumi merusak (Mag. > 5) selama kurun waktu 186 tahun (1821–2007). Banyaknya gempa yang terjadi ini dikarenakan tataan geografi Indonesia yang berada dalam pertemuan sejumlah lempeng tektonik besar yang terus bergerak aktif. Setiap pergerakan lempeng berpotensi menimbulkan gempa bumi. Ada tiga lempeng tektonik utama dunia yang melalui wilayah Indonesia, yakni Lempeng Samudra Pasifik yang bergerak ke arah barat -baratlaut dengan kecepatan sekitar 10 cm per tahun, Lempeng Samudra India -Benua Australia (Indo-Australia) yang bergerak ke utara-timurlaut dengan kecepatan sekitar 7 cm per tahun, serta Lempeng Benua Eurasia yang relatif diam, namun
resultante sistem
kinematiknya menunjukkan gerakan ke arah baratdaya dengan kecepatan mencapai 13 cm per tahun. Mengingat begitu rawannya wilayah Indonesia terhadap bencana gempa bumi ini, maka dibuatlah cluster-cluster untuk mengelompokkan daerah daerah mana saja yang berpotensi besar terhadap bencana ini. Tahap selanjutnya adalah menghitung prediktabilitas periode ulang gempa merusak di daerah tersebut berdasarkan parameter -parameter data gempa merusak yang telah terjadi sebelumnya. Prediksi ini menggunakan perhitungan Metode Analisa Distribusi Weibull. Walaupun metode perhitungan ini tidak bisa memastikan kapan peristiwa gempa bumi merusak itu terjadi, namun masih tetap digunakan oleh berbagai ahli di seluruh dunia. Dalam kegiatan Praktik lapangan ini, pratikan memilih pulau Jawa sebagai sampel daerah dalam menghitung prediktabilats gempa di Indonesia. Karena pada dasarnya daerah manapun, terutama daerah yang rawan terhadap bencana ini, Metode Analisa Distribusi Weibull dapat kita gunakan untuk menghitung periode ulangnya.
1
Memang sampai saat ini belum ada alat canggih yang mampu memprediksi kapan persisnya peristiwa gempa bumi itu terjadi. Namun, dengan mengetahui periode ulang gempa kita dapat menentukan model apa yang tepat untuk konstruksi bangunan dan antisipasi apa saja jika sewaktu waktu gempa terjadi. Dengan demikian, dapat diambil suatu kebijakan yang tepat, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Berdasarkan pemikiran itulah, maka dalam penelitian ini praktikan mengambil judul “CLUSTERING GEMPA BUMI MERUSAK DI DAERAH JAWA DAN SEKITARNYA”. Penelitian lebih difokuskan lagi pada tiga wilayah yang tersebar di tiga provinsi di pulau Jawa, yakni Sukabumi (Jawa Barat), Yogyakarta (Jawa Tengan – DI Yogyakarta), dan Surabaya-Malang,-Pasuruan (Jawa Timur).
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diident ifikasikan berapa masalah berikut ini, yaitu: 1. Atas dasar apa sajakah clustering gempa bumi merusak itu dibuat? 2. Barapakah periode ulang gempa bumi merusak di daerah Jawa dan sekitarnya? 3. Bagaimanakah rumusan Distribusi Weibull dalam menghitung prdiktabilatas periode ulang gempa bumi merusak? 4. Daerah mana sajakah yang memiliki gempa bumi merusak yang paling tinggi di Pulau Jawa? 5. Apakah terjadinya gempa bumi merusak di Pulau Jawa dapat diprediksi secara pasti? 6. Jenis gempa bumi merusak apakah yang sering terjadi di Pulau Jawa?
C. Ruang Lingkup Permasalahan Penelitian Ada banyak hal yang dapat diteliti pada kasus terjadinya gempa bumi di Indonesia. Namun dalam penelitian kali ini hanya dibatasi pada bagaimana
2
cara menghitung periode ulang gempa bumi merusak di Pulau Jawa dan sekitarnya dengan menggunakan Metode Distribusi Weibull.
D. Rumusan Masalah Adapun masalah yang ingin diteliti pada kegiatan Praktik ini adalah: “Bagaimanakah probabilitas periode ulang gempa bumi merusak yang terjadi di Pulau Jawa dan sekitarnya de ngan menggunakan Metode Distribusi Weibull?”
E. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Tujuan dari Praktik ini adalah untuk mengetahui probabilitas periode ulang gempa bumi merusak di daerah Jawa dan sekitarnya yang merupakan salah satu daerah di Indonesia yang rawan gempa. Pengetahuan ini penting baik bagi pemerintah maupun masyarakat agar mereka tetap selalu waspada dan antisipasi segala kemungkinannya bila sewaktu -waktu gempa terjadi.
F. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Praktik Kerja Lapangan ini diharapkan dapat mengh asilkan manfaat sebagai berikut: 1. Meningkatkan kewaspadaan di daerah Jawa yang memiliki rawan gempa. 2. Masukan bagi para perancang bangunan untuk membuat fondasi yang tahan terhadap gempa. 3. Pemerintah setempat bisa mengambil kebijakan yang tepat guna untuk mengantisipasi bencana gempa.
3
BAB II BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA (BMKG) JAKARTA
A. Sejarah Singkat Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun d emi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika . Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi
pemerintah
dengan
nama
Magne tisch
en
Meteorologisch
Observatorium atau Observatorium Magnetik dan Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma. Pada tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan di Jawa . Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor. Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan pemasangan komponen horisontal seismograf Wiechert di Jakarta, sedangakn pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada tahun 1928. Pada tahun 1912 dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi
dengan
menambah
jaringan
sekunder.
Sedangkan
jasa
meteorologi mulai digunakan untuk penerangan pada tahun 1930. Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho Kaus o Kusho. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi tersebut dipecah menjadi dua: Di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia
khusus untuk
melayani kepentingan Angkatan Udara. Di Jakarta dibentuk Jawatan Meteorologi dan Geofisika, dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geof isiche Dienst. Sementara itu,
4
ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia, kedudukan instansi tersebut di Jl. Gondangdia, Jakarta. Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi
jawatan
Meteorologi
dan
Geofisika
dibawah
Departemen
Perhubungan dan Pekerjaan Umum . Selanjutnya, pada tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia (W orld Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesia with WMO . Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di ba wah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara. Pada tahun 1965, namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika , kedudukannya tetap di bawah Departemen Perhubugan Udara. Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1980 statsunya dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika, tetap berada di bawah Departemen Perhubungan. Terakhir pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pe merintah Non Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika. Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, Badan Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan status tetap sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen. Pada tanggal 1 Oktober 2009 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.
5
B. Tugas dan Fungsi BMKG Jakarta BMKG mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), dipimpin oleh seorang Kepala Badan.
BMKG
mempunyai tugas : melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara, dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 1. Tugas BMKG Dalam menjalankan opersionalnya, BMKG mempunyai tugas -tugas sebagai berikut: a. Perumusan kebijakan nasion al dan kebijakan umum di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. b. Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, kl imatologi, dan geofisika. c. Koordinasi
kebijakan,
perencanaan
dan
program
di
bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika. d. Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisik a. e. Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. f. Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan perubahan iklim. g. Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan piha k terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena faktor meteorologi, klimatologi, dan geofisika. h. Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. i. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidan g meteorologi, klimatologi, dan geofisika. j. Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
6
k. Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. l. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. m. Pelaksanaan
pendidikan
profesional
di
bidang
meteorologi,
klimatologi, dan geofisika. n. Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. o. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan BMKG. p. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BMKG. q. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG. r. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. 2. Fungsi BMKG Sedangkan fungsi keberadaan BMKG sebagai salah satu Lembaga Pemerintah Non Departemen adalah sebagai beriku: a. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya. b. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro. c. Penetapan sistem informasi di bidangnya. d. Penetapan standar teknis peralatan serta pelayanan meteorologi penerbangan dan maritime. e. Pengaturan sistem jaringan pengamatan meteorologi dan klimatologi. f. Pemberian jasa meteorologi dan klimatologi. g. Pengamatan dan pemberian jasa geofisika. h. Pengamatan dan pemberian jasa kualitas udara. i. Pengaturan sistem jaringan pengamatan geofisika.
7
j. Penetapan standar teknis peralatan meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika C. Struktur Organisasi BMKG Jakarta
KEPALA SEKRETARIAT UTAMA
ISPEKTORAT
DEPUTI BIDANG METEOROLOGI
DEPUTI BIDANG KLIMATOLOGI
DEPUTI BIDANG GEOFISIKA
PUSAT METEOROLOGI PENERBANGAN DAN MARITIM
PUSAT IKLIM, AGROKLIMAT, DAN IKLIM MARITIM
PUSAT METEOROLOGI PUBLIK
PUSAT PERUBAHAN IKLIM DAN KUALITAS UDARA
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
BIRO PERENCANAAN
DEPUTI BIDANG INSTRUMENTASI, KALIBRASI, REKAYASA, DAN JARINGAN KOMUNIKASI
PUSAT INSTRUMENTAS I, REKAYASA DAN KALIBRASI
PUSAT GEMPA DAN TSUNAMI
PUSAT DATABASE
PUSAT SEISMOLOGI TEKNIK, GEOFISIKA POTENSIAL, DAN TANDA WAKTU
PUSAT JARINGAN KOMUNIKASI
PUST PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
BIRO HUKUM DAN ORGANISASI
UPT
BIRO UMUM
Gambar 2.1. Struktur Organisasi BMKG
8
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
A. Struktur Bumi
Gambar 3.1. Struktur Bumi Secara keseluruhan, bumi terbagi menjadi empat aspek, yaitu atmosfer (udara), hidrosfer (air), litosfer (batuan) dan biosfer (kehidupan organik). Dalam kajian berikut, praktikan hanya sedikit membahas tentang litosfer karena hal tersebut erat kaitannya den gan masalah gempa. Litosfer adalah akumulasi massa dari batuan -batuan padat yang membentuk selubung yang mengelilingi bagian cair bumi yang panas (magma). Litosfer sendiri terdiri dari komponen-komponen primer seperti mineral, batuan, dan fluida. Mineral dalam litosfer banyak mengandung silika (SiO 2) atau kalsium karbonat (CaCO3).
Adapun
batuan,
secara
alami
terbentuk,
materi
mineral
terkonsolidasi dan terkompaksi. Batuan bisa terdiri dari hanya satu macam mineral saja seperti batuan salt atau terdiri dari berbagai mineral seperti sandstone. Sedangkan fluida merupakan komponen yang paling banyak (lebih dari 90% adalah air), sisanya berupa gas dan hidrokarbon . Ketebalan litosfer bervariasi, dari sekitar 65 km sampai 100 km dan mempunyai nilai Specific Gravity (SG) 2.7 sampai 3. Berikut ini adalah bagian-bagian litosfer:
9
1. Crust Crust adalah bagian paling atas dari litosfer dan membentuk lempeng benua dan lempeng samudera. Fluida seperti air, minyak dan gas berada pada lempeng-lempeng ini. Ketebalan crust bervariasi mulai dari 5 km sampai 60 km. Terdiri dari batuan dan mineral berbagai tipe . Klasifikasi dasar dari batuan berdasarkan asal usul terbentuknya terdiri dari tiga macam batuan, yaitu; Igneous Rock (Batuan Beku), terkristalisasi dari bekuan magma. Sedimentary (Batuan Sedimen), endapan dari hasil pengikisan batuan permukaan. Metamorphic (Batuan Ubahan), hasil dari alterasi batuan dan mineral lain. Crust, selagi dalam bentuk solidnya bersifat mobile dan mengapung di atas cairan magma. Menurut teori tektonik lempeng, terjadinya arus konveksi di bawah lapisan crust ini memaksa magma untuk bergerak keatas. Pada titik -titik tertentu (biasanya pada mid-ocean) magma membentuk celah/palung dan menerobos ke permukaan. Hal ini akan menyebabkan lempeng saling berger ak menjauh atau saling bertabrakan secara gradual. Jika pergerakan ini terjadi dengan tiba-tiba, terjadilah gempa.
Gambar 3.2. Pergerakan konveksi magma Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa pergerakan konveksi dari magma menyebabkan terjadinya mid-ocean ridge pada lempeng samudra dan rift valley pada lempeng benua. Kedua lempeng ini bergerak saling
10
mendekat dan bertubrukan ( subduction zone). Karena massa dari lempeng samudra lebih kecil dari massa lempeng benua, pada subduction zone ini lempeng samudra akan menyusup ke bawah dan meleleh ( melting). Siklus ini akan terus berulang. 2. Mantle Mantle terletak di bawah lapisan crust. Lapisan ini dikenal juga sebagai lapisan pirosfer, ketebalannya diperkirakan 2900 km. Terdiri dari besi dan mineral SIMA. Nilai Specific Gravitynya sekitar 3.5 SG, dan suhu rata-ratanya 2000 0C. Tekanan dari lapisan di atasnya membuat lapisan ini selalu dalam kondisi solid, tapi tetap bisa melelehkan batuan. Lapisan mantle paling luar mempunyai sekitar 200 km dan disebut sebagai astenosfer. Pada lapisan ini tekanan dan suhu berada pada kondisi berimbang sehingga lapisan ini bersifat plastis. Astenosfer inilah yang merupakan sumber dari aktivitas vulkanik dan seismik (gempa). 3. Core Core atau inti bumi berdiameter sekitar 7.000 km dan terdiri dari besi dan nikel. Lapisan paling luar (tebal 2200 km) merupakan liquid atau cairan. Lapisan terdalam bersifat solid atau padat, dengan density sekitar 10.5 SG dan suhunya lebih dari 5000 0C. Menurut teori, perputaran bumi pada porosnya (rotasi) menyebabkan terjadinya arus sirkulasi pada bagian cair inti bumi. Sirkulasi ini merupakan sumber dari medan magnet yang menyelimuti bumi. B. Gempa Secara sederhana, gempa bumi terjadi akibat gerakan padatan dalam perut bumi yang lama kelamaan sudah me ncapai daya tahan jenuh. Pergerakannya sudah tak dapat ditahan lagi, maka timbullah gempa/ guncangan.
11
Jika dilihat dari penyebabnya, maka gempa bumi dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Gempa bumi tektonik Gempa bumi tektonik terjadi akibat dari geseran l apisan-lapisan batuan sepanjang bidang sesar di dalam bumi. 2. Gempa vulkanik Gempa bumi vulkanik adalah gempa yang terjadi akibat dari gerakan magma yang dekat dengan permukaan bumi atau letusan gunung api. 3. Gempa bumi tumbukan Gempa bumi tumbukan adalah gem pa yang terjadi akibat dari tumbukan. Di antaranya disebabkan oleh jatuhnya meteor dari angkasa luar.
C. Distribusi Weibull Distribusi Weibull pertama kali dipakai untuk menganalisa periode ulang gempa bumi oleh Hagiwara (1974). Distribusi Weibull yang digun akan, ditulis dengan persamaan sebagai berikut : t Kt m
…………………………………………
(1)
dimana harga K dan m adalah konstanta, K > 0 dan m > -1. t adalah suatu keadaan dimana tidak terjadi gempa bumi sebelum waktu ( t) dengan interval waktunya adalah dari (t) hingga (t + ∆t).
Probabilitas kumulatif kejadian gempa selama selang waktu nol dan t, dituliskan sebagai berikut: F t 1 R t
………………………………..
(2)
12
dengan R (t) merupakan realibilitas yang dirumuskan sebagai: t R t exp t dt 0 Kt m 1 exp m 1
……………………………
(3)
dan probabilita density (rapat kemungkinan) dari suatu kejadian gempa bumi dirumuskan sebagai berikut:
f t
dR t dt
Kt m 1 ……………………… Kt m . exp m 1
(4)
Dengan cara metode moment ke ( r) dan perubahan acak (t) diperoleh bentuk:
Mr E t r t r . f t dt 0
Kt m 1 dt Kt m r exp m 1 0
K m 1
1 m 1
m r 1 . …………………... m 1
(5)
Selanjutnya dapat diselesaikan secara matematis yang menghasilkan bentuk rumusan rata-rata periode ulang (untuk r=1):
K M 1 E t m 1
1 m 1
m 2 . …………………. m 1
(6)
13
dimana Γ (m) = fungsi gamma, dengan mencari nilai M1 dan M2 dapat dicari simpangan baku (standar deviasi) dari rata -rata periode ulang gempa bumi, yaitu:
S E t 2 E 2 t
1
2
m 3 2 m 2 m 1 m 1 E t m 2 m 1
1
2
……………………
(7)
Selanjutnya pada persamaan (3) dibuat double anti logaritma dari
1 Rt
diperoleh: 1 = ln ln ln R t
K (m 1) ln t m 1
…………..
(8)
Persamaan (8) dipergunakan untuk menentukan nilai K dan m dari data pengamatan yang sebenarnya, maka dengan cara metode kwadrat terkecil didapat bentuk rumusan, yaitu:
__________ ______
____ 1 K ( m 1) ln t ln ln ln m 1 R (t )
……………
(9)
__________ ______
1 1 i ln ln ln t ln t ln ln i 0 R (t ) R (t ) i 0 i
m 1
i
ln t i 0
2
____
i
ln t ln t
……
(10)
i 0
Perhitungan frekuensi dari gempa bumi ( ni) untuk setiap selang waktu t dipilih secara tepat. Kemungkinan terjadinya periode ulang gempa bumi
yang terletak dalam selang waktu antara i.t dan i 1.t ; (untuk i = 0, 1, 2,
14
ni 3, … n) diperoleh bentuk dimana N adalah jumlah total gempa bumi. N
Probabilita kumulatif dapat diperoleh dengan rumusan : i ni F (t ) i 0 N
……………………………………
(11)
Sedangkan nilai reabilita R(t) dapat diperoleh dengan memasukkan persamaan
1 (11) ke persamaan (2). Dengan hasil R(t) yang didapat, maka ln ln R (t ) terhadap ln t dapat dibuat plot dengan mengambil suatu selang waktu yang telah dipilih.
Dengan demikian kemungkinan terjadinya suatu gempa bumi kadang kadang dapat diperkirakan dari perhitungan statistik sederhana untuk data gempa besar berulang. Disamping itu, proses terjadinya subduction-rupturerebound berdasarkan lempengan tektonik, dapat melengkapi latar belakang dari prosedur statistiknya. Jadi penyebaran dari periode ulang gempa bumi dapat ditafsirkan sebagai pergeseran lempeng an yang tidak stabil (fluktuasi) dari proses tersebut di atas.
15
BAB IV METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN
A. Waktu dan Tempat Praktik Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dimulai sejak tanggal 1 Juli 2009 sampai dengan 8 Agustus 2009. Sedangkan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan di Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika pada bagian Sub Bidang Informasi Dini Gempabumi dan Tsunami yang merupakan salah satu pusat informasi gempa di Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jakarta yang beralamat di Jalan Angkasa I No. 2, Kemayoran – Jakarta 10720. Telp. 021 – 4246321 Fax. 021 – 4246703. P.O. Box. 3540 Jkt. Website: http://www.bmkg.go.id B. Data dan Metode Praktik Data-data dalam kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini diambil dari data gempa merusak (Magnitudo > 5,0) yang berasal dari Sub Bidang Analisa Geofisika-BMKG beserta data dari Preliminary Determination of Epicentre . Yang dibatasi pada rentang tahun 1889 sampai dengan tahun 2006. Ada 16 data gempa bumi merusak ya ng terjadi di daerah Pulau Jawa yang dibagi ke dalam 3 (tiga) cluster, yaitu meliputi: 1. Daerah Sukabumi dan sekitarnya, dengan data gempa merusak dari tahun 1900 – 2000. 2. Daerah Yogyakarta dan sekitarnya, dengan data gempa merusak dari tahun 1937 – 2006. 3. Daerah Surabaya, Malang dan Pasuruan, dengan data gempa merusak dari tahun 1889 – 1967. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini bukan merupakan kegiatan eksperimen, melainkan kegiatan observasi dan pengamatan. Oleh karena itu, hasil yang diharapkan dalam ke giatan ini adalah sebuah laporan untuk mengetahui periode ulang gempa merusak di daerah yang dijadikan objek observasi.
16
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini diawali dengan pengenalan
clustering
gempa
di
wilayah
Indonesia,
metode -metode
perhitungan periode ulang gempa untuk mengetahui prediktabilatas gempa, termasuk di dalamnya metode distribusi Weibull, dan dilanjutkan dengan perhitungan parameter-parameter dengan cara manual dan dibuktikan dengan penggunaan program Matlab. Tahapan terakhir adalah mem buat clustering gempa bumi merusak di Pulau Jawa yang kemudian dibuat 3 (tiga) cluster sebagaimana tersebut di atas. Setelah itu dilakukan pencarian data -data gempa merusak mulai dari tahun 1889 – 2006.
17
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengolahan dan Analisis Data Berdasarkan metode statistik dan Metode Distribusi Weibull, dan dengan cara menghitung persamaan -persamaan yang telah disebutkan di atas, maka akan diperoleh hasil perhitungan untuk masing -masing daerah sebagai berikut: Tabel 5. 1. Distribusi frekuensi gempa di Jawa Barat No
Tanggal
1 2 3 4 5 6
14/01/1900 21/01/1912 25/07/1939 02/11/1969 10/02/1982 12/07/2000
Selang (bulan) 144,23 330,13 363,23 147,27 221,00 0,00
Lokasi
Sukabumi dan sekitarnya
Interval (bln)
Frek (ni)
Median
144,0 – 188,0 188,0 – 232,0 232,0 – 276,0 276,0 – 320,0 320,0 – 364,0
2,0 1,0 0,0 0,0 2,0
166,0 210,0 254,0 298,0 342,0
Tabel 5. 2. Distribusi frekuensi gempa di Jawa Tengah No
Tanggal
1 2 3 4 6
27/09/1937 23/07/1943 13/05/1981 27/05/2006 -
Selang (bulan) 69,87 453,67 300,47 0,00 -
Lokasi
Interval (bln)
Frek (ni)
Median
Yogyakarta dan sekitarnya
069,0 – 146,0 146,0 – 223,0 223,0 – 300,0 300,0 – 377,0 377,0 – 454,0
1,0 0,0 0,0 1,0 1,0
107,5 184,5 261,5 338,5 415,5
Tabel 5. 3. Distribusi frekuensi gempa di Jawa Timur No
Tanggal
1 2 3 4 5 6
04/11/1889 11/09/1916 11/08/1939 19/06/1950 20/10/1958 19/02/1967
Selang (bulan) 322,23 275.00 130.27 100.03 99.97 0.00
Lokasi
Interval (bln)
Frek (ni)
Median
Surabaya, Malang, Pasuruan dan sekitarnya
099,0 – 144,0 144,0 – 189,0 189,0 – 234,0 234,0 – 279,0 279,0 – 324,0
3,0 0,0 0,0 1,0 1,0
121,5 166,5 211,5 256,5 301,5
18
Tabel 5. 4. Hasil Perhitungan Parameter Jawa Barat
Jawa Tengah
Jawa Timur
1 m 1
0,0001 1,6059 0,6227
0,0014 1,0605 0,9430
0,0056 0,9605 1,0411
(m 2) (m 1)
1,6227
1,9430
2,0411
(m 3) (m 1)
2,2454
2,8859
3,0822
( mK 1 ) m 1
Tabel 5. 5. Periode Ulang Gempa
Rata-rata Periode Ulang (Tahun) Standar Deviasi (SD) Selang Waktu Periode (Tahun)
Jawa Barat
Jawa Tengah
Jawa Timur
23
40
19
15
38
19
8 < E(t) < 38
2 < E(t) < 78
0 < E(t) < 38
B. Pembahasan Tabel distribusi frekuensi di atas dibuat berdasarkan data -data gempa bumi merusak yang terjadi masing -masing daerah di pulau Jawa. Perkiraan periode ulang gempa bumi ini dilakukan dengan Metode Distribusi Weibull dengan menggunakan data sebanyak 16 gempa merusak dari tahun 1889 – 2006, yang merupakan gempa bumi utama (mainshock) pada magnitudo M > 5,0. Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, kita dapat dengan mudah untuk menentukan frekuensi gempa dalam interval waktu tertentu. Begitupun dengan periode ulang gempa dapat dicari dengan menggunakan parameter parameter yang diperlukan (tabel 5.4). Parameter tersebut digunakan untuk mencari periode ulang dengan menggunakan bantuan fungsi gamma dan program Matlab (tabel 5.5.). Dari data di atas dapat kita amati bahwa gempa yang paling sering terjadi ada di daerah Jawa Timur pa da interval 121,5 bulan, yaitu sebanyak 3
19
kejadian. Jawa Barat berada pada urutan ke dua dengan interval 166 bulan sebanyak 2 kejadian. Dan yang terkahir di Jawa tengah dengan interval waktu 107,5 bulan sebanyak 1 kejadian. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa daerah yang paling aktif menghasilkan gempa menurut perhitungan ini adalah di Jawa Timur, tepatnya di daerah sekitar Surabaya, Malang, dan Pasuruan. Terbukti dari perhitungan parameter dengan bantuan fungsi gamma bahwa daerah tersebut berada pada 0<E(t)< 38. Artinya, paling cepat terjadi periode ulang gempa merusak setiap 0 tahun dan paling lambat 38 tahun. Disusul wilayah Jawa Barat, dimana rentang waktunya 30 tahun (8<E(t)<38). Dan yang terakhir adalah Jawa Tengah dengan rentang waktu 76 tahun (2<E(t)78).
20
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa data -data yang telah dilakukan dengan menggunakan metode Distribusi Weibull untuk perhitungan periode ulang gempa bumi di daerah –daerah tertentu di pulau Jawa dapat disimpulkan bahwa periode ulang gempa di daerah Sukabumi dan sekitarnya adalah 23 tahun, Yogyakarta dan sekitarnya 40 tahun, dan daerah Surabaya, Malang, Pasuruan dan sekitarnya 19 tahun. Tentu saja bisa dilihat dengan jelas urutan tingka t seismisitas untuk periode ulang gempa bumi yang resikonya paling tinggi. Yaitu di mulai dari Jawa Timur, disusul Jawa Barat dan kemudian terakhir Jawa Tengah. Bahkan untuk daerah Jawa Timur diperkirakan paling cepat terjadi gempa adalah setiap tahun dan paling lambat 19 tahun kemudian dari gempa terakhir yang terjadi di daerah tersebut.
B. Saran Kelemahan dalam penelitian ini adalah minimnya data -data gempa bumi merusak (Magnetudo ≥ 5) yang tercatat. Contohnya: Jawa Timur yang merupakan daerah paling rawan gempa, berdasarkan penelitian ini, hanya menggunakan 6 (enam) data. Itu pun rentang waktunya selama 78 tahun, dimulai dari 1889 sampai dengan 1967. Ini tentu saja akan menjadi berbeda hasilnya jika data gempa terbaru dimasukan dalam perhitungan parameter parameter. Penelitian kedepan diharapkan agar peneliti menggunakan data -data yang lebih banyak dan terbaru. Ini tak lain demi untuk mendapatkan hasil yang valid dan akurat. Kelemahan kedua adalah rentang waktu dalam pengambilan data terlalu lama, sehingga seakan meniadakan data gempa merusak lainnya yang seharusnya masuk dalam perhitungan. Sebagai contoh, rentang antara tahun 1943 – 1981 (453,67 bulan) yang tidak ada catatan
21
tentang terjadinya gempa. Agar penelitian selanjutnya dapat dijadikan acuan pasti, maka peneliti disarankan untuk memperhatikan kedua hal tersebut.
22
DAFTAR PUSTAKA 1. Akbar. Struktur Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Jakarta: Tersedia di http://bmkg.go.id tanggal 14 September 2009. 2. Bima. Visi dan Misi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Jakarta: Tersedia di http://bmkg.go.id tanggal 14 September 2009. 3. BMKG. Sejarah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Jakarta: Tersedia di http://bmkg.go.id tanggal 4 Desember 2009. 4. Giancoli, Douglas C. 2001. Physics: Principles with Applications Fifth Edition (alih bahasa oleh Yuhilza Hanum). Jakarta: Erlangga. 5. Hasan, Yaziz, Sains Fisika.. Jakarta: Poliyama 6. Priyatna. Tugas dan Fungsi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Jakarta: Tersedia di http://bmkg.go.id tanggal 14 September 2009. 7. Rikitake, T., Earthquake Forecasting and Warning, Center for Academic Publication, 1981 8. Wikipedia, Cincin Api Pasifik. Jakarta: Tersedia di http://id.wikipedia.org/wiki/Cincin_Api_Pasifik tanggal 24 Agustus 2009. 9. Yukio Hagiwara, Probability of Earthquke Occurrence as Obtainned from A Weibull Distribution Analysis of Crustal Strain. Tectonophysics, 23 (1974) 313-318.
23
LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Skala Modified Mercalli Intensity (MMI)
1
Skala MMI I
2
II
3
III
4
IV
5
V
6
VI
7
VII
8
VIII
9
IX
10
X
11
XI
12
XII
No
Pengaruh dan akibat serta Kerusakan yang terjadi Tidak terasa Terasa oleh orang dalam keadaan istirahat, terutama dibangunan bertingkat atau tempat lebih tinggi. Terasan di dalam rumah, tetapi banyak yang tidak menyadari terjadinya gempa. Seperti getaran truk lewat. Terasa di dalam rumah seperti ada truk berat lewat, atau seperti ada barang berat yang membentur dinding. Benda yang tergantung bergoyang, sendok dalam gelas menimbulkan bunyi, pintu & jendela berayun, dinding dan rangka rumah berbunyi. Dapat dirasakan di luar rumah. Orang tidur terbangun. Cairan dalam wadah bergoyang dan tumpah, pintu berputar buka -tutup, lonceng jam bandul terhenti, atau jalannya tidak cocok. Terasa oleh orang banyak. Banyak orang terkejut dan berlarian. Orang berjalan terganggu. Benda - benda dalam lemari - rak berjatuhan. Lemari roboh, pohon terlihat goyang, plester dinding retak. Dapat dirasakan oleh sopir yang sedang mengemudikan kendaraanya. Orang berjalan sempoyongan. Lemari tumbang, barang-barang di dalamnya rusak/pecah. Plester dinding rusak & pecah. Terjadi cekungan pada gundukan pasir atau kerikil. Air menjadi keruh. Selokan irigasi rusak. Mengemudi mobil terganggu. Bangunan kuat mulai ada kerusakan dengan adanya komponen yang jatuh. Menara dan tangki air diatasnya berputar (mengalami torsi), dinding pasangan tumbang, lereng tanah yang basah dan curam terbelah. Banyak orang panik. Bangunan yang kurang kuat runtuh. Bangunan yang kuat mengalami kerusakan berat. Struktur rangka dan fondasi mengalami kerusakan. Pipa dalam tanah putus, tanah alluvium terbelah, lumpur dan pasir keluar dari tanah. Struktur pasangan (tembok) dan rangka rumah rusak. Struktur kayu yang kuat dan jembatan rusak. Bendungan dan tanggul rusak berat. Tanah longsor terjadi. Air sungai atau danau muncrat. Rel kereta api bengkok. Rel kereta api banyak bengkok, pipa -pipa dalam tanah rusah berat. Terjadi bencana alam yang besar. Hampir seluruh bangunan hancur, batu-batu dan barang-barang besar dan berat tergeser atau berpindah posisinya. Benda -benda terlempar keatas.
24
Lampiran 2. Data Gempa Bumi Merusak di Pulau Jawa dan Sekitarnya EVENT
EFFECT
MMI
SOURCE
1.
ORIGIN TIME 1821 Dec 25
Central Jawa – Jepara The earthquake was felt at Jepara and reported on VI - VII MMI scale.
VII
NT
ORIGIN TIME 1833 Jan 28
West Jawa – Jakarta The shocks caused damaged on buiding and cracked on walls. No killed and injured was reported.
VII-VIII
NT
ORIGIN TIME 1834 Oct 10
West Jawa – Bogor and Cianjur A violent shock occured, the earthquake caused heavy damaged on building some of them collapsed a cracked on road between Bogor and Cianjur. No killed and injured were reported.
VIII-IX
NT
ORIGIN TIME 1836 Mar 22
East Jawa – Mojokerto At Mojokerto about 60 km west from Su rabaya a shock was occurred and causing damage and loss to properties.
VII-VIII
NT
ORIGIN TIME 1840 Jan 04
Central Jawa – Purworejo A destructive earthquake occured at Purworejo and caused heavy damage on buildings,two buildings collapsed. Also felt at Semarang, Demak, S alatiga and Kendal on the north coast of Cen tral Jawa.
VIII-IX
NT
ORIGIN TIME 1843 May 25
West Jawa - Bogor A shock was felt at Bogor and caused damaged on buildings and houses.
VII-VIII
NT
ORIGIN TIME 1844 Feb 15
West Jawa - Cianjur The Earthquake hit Cianjur on west Jawa and caused damage on houses.
VII-VIII
NT
ORIGIN TIME 1852 Oct 15
Central Jawa - Kebumen A moderate Earthquake was felt at Kebu men.his shock caused cracked on walls at several buildings and houses.
VI-VII
NT
ORIGIN TIME 1852 DEC 20
West Jawa - Bogor A strong earthquake caused some build ings collapse.
VIII-IX
NT
VII-VIII
NT
VII-VIII
NT
VI
NT
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. ORIGIN TIME 1853 Nov 30
West Jawa - Cirebon A moderate earthquake was felt and caused crack on walls.No further information.
11. ORIGIN TIME 1856 Jan 19
Central Jawa - Semarang An earthquake was felt at Semarang and caused crack on walls.
12. ORIGIN TIME 1859 Jul 05
East Jawa - Tulungagung An Earthquake was occurred and some building and houses were suff ered damage.
25
13. ORIGIN TIME 1862 May 24
West Jawa - Karawang A rqather shock was felt at Karawang west Jawa, where walls of some houses were fissured.
14. ORIGIN TIME 1863 Aug 13
VI
NT
Central Jawa - Banyumas The strong earthquake caused heavy damage on a sugar factory.
VI-
NT
15. ORIGIN TIME 1865 Jul 17
Central Jawa - Banyubiru Some buildings and houses suffered con siderable damage caused by an earthqua ke.
VII
NT
16. ORIGIN TIME 1866 Apr 22
Central Jawa - Ambarawa Because of an earthquake, walls of some houses and barracks were fissured.
VI
NT
17. ORIGIN TIME 1867 Jun 10
Central Jawa - Yogyakarta In Yogyakarta and Surakarta 372 houses were collapsed and partially colla psed, while only 5 persons lost their lives.
VIII-IX
NT
18. ORIGIN TIME 1871 Mar 27
Central Jawa - Banyumas Fissures on the walls of goverments buildings and other houses which were caused by an earthquake.
VI
NT
19. ORIGIN TIME 1872 Oct 10
Central Jawa - Salatiga A rather strong shock felt at Salatiga and caused in the walls arose fissures.
VI
NT
20. ORIGIN TIME 1873 Feb 05
West Jawa - Ciamis The walls of numerous buildings got fissures.
VI
NT
21. ORIGIN TIME 1875 Oct 25
West Jawa - Kuningan The quake felt at Kuningan,Sumedang and Manonjaya. 628 houses damaged and seven people killed.
VII-VIII
NT
22. ORIGIN TIME 1877 Feb 21
Central Jawa - Kedu A rather strong shock felt at Kedu and Wonosobo in central Jawa and caused damage on several buildings.
VI
NT
23. ORIGIN TIME 1889 Nov 04
East Jawa - Pasuruan The quake caused crackes on the walls
VI
NT
24. ORIGIN TIME 1890 Dec 12
Central Jawa - Pati This quake also felt at Juwana and caused many hauses fall. And several people killed and injured.
VIII
NT
25. ORIGIN TIME 1896 Jul 01
East Jawa - Lumajang The walls of some houses were split.
VI
NT
26. ORIGIN TIME 1896 Aug 15
East Jawa - Wlingi At Brangah-Wlingi many public and private buildings/houses damaged.
VII
NT
27. ORIGIN TIME 1896 Aug 20
East Jawa - Tulungagung The shock caused severe damage on seve ral chinese houses.
VII
NT
28. ORIGIN TIME 1900 Jan 14
West Jawa - Sukabumi Felt over Priangan,Bogor and Banten. Most damage to stone houses was occurred at Sukabumi,but no lives were lost.
VII
GN - 2
26
29. ORIGIN TIME 1902 Aug 31
East Jawa - Sedayu Groundslumps were observed,walls were distrubed. A series of aftershocks felt during the period 26 Sep-9 Oct and The haviest one on August 31 accompanied by roaring sound.
30. ORIGIN TIME 1903 Feb 27
VI
GN - 2
West Jawa - Banten This quake felt over Banten,small cracks developed in walls.
VI
GN - 2
31. ORIGIN TIME 1910 Dec 18
West Jawa - Cianjur Cracks developed in walls at Rajamanda la Cianjur West Jawa
VII
GN - 2
32. ORIGIN TIME 1912 Jan 21
West Jawa - Sukabumi Cracks developed in the walls at Ca mpaka Sukabumi-West Jawa. Movable object were thrown down.
VI
GN - 2
33. ORIGIN TIME 1915 Dec 01
East Jawa - Madiun Nearly all buildings in the sugar EstaVIII te "Sudono" were cracked. The cemney of the sugar factory toppled down. More or less damage was also done at Maospati and Magetan.
34. ORIGIN TIME 1916 Sep 09
Central Jawa - Maos Most destruction took place in and around Maos. About 340 brick stone buildings collapsed completely and many other damage at Maos and Kasugian. Cracks developed in walls, groundslumps in the ground were reported. A few mud or sand craters were formed where jets of water were spurted through holes or tissures causing the people in panic. Four hundred houses collapsed in Selarang district. Damage to structures and cracks in the ground were also found in various place School buildings were among those most generally and severally damage, d ue in considerable part to unsuitable design to resist shaking. The major destructi on, however, was in a more thickly set tled district, where unfavourable geo logical conditions and poor structural work in creased the damage. --------------------------------------35. ORIGIN TIME West Jawa - Banten 1923 May 12 The shock was felt over west Jawa and 7.3S - 105.8E south Sumatra as far as Krue. Damage was done at several places,at Pelabuhan ratu a water tower was thrown down. --------------------------------------36. ORIGIN TIME Central Jawa - Maos 1923 May 15 The shock was felt intensively over 7.7S - 109.2E westren central Jawa. Destructive effects have been particularly pronoun ced in and around Maos. --------------------------------------37. ORIGIN TIME Central Jawa 1924 Nov 12 The center was located in a mountainous 7.3S - 109.8E region. Damages were generally caused by ground slides. ----------------------------------------------------------------------38. ORIGIN TIME Central Jawa - Wonosobo 1924 Dec 02 The quake seemed to be perceded by 7.3S - 109.9E foreshocks. Destructive at Wonosobo and
GN - 2
IX
GN - 2
VII
GN - 2
IX
GN - 2
VIII-IX
GN - 2
IX
GN - 2
27
damage was also done to stone buildings outside Wonosobo. Approximately 2250 houses collapsed and in some villages most damages were caused by gr oundslides. All together about 727 people were killed. The quake loss was esti mated by the local outhorities at about 61.000 guilders. --------------------------------------39. ORIGIN TIME Central Jawa - Prupuk 1926 Dec 13 Destructive at Prupuk and Magasari; VIII-IX minor damage at Dubuk tengah,Kaligayan Wonosari, Danurejo,Jembayat,Pakulaut and Kalisosok. A few people were injured. --------------------------------------40. ORIGIN TIME Central Jawa - Bumiayu 1931 Jan 21 In general damage was corfined mostly VIII 7.3S - 108.9E to older structures or buildings with poor material and poor cons truction. --------------------------------------41. ORIGIN TIME East Jawa 1936 Mar 01 Exact origin unknown. Damage was VII generally done in central and east Jawa The shock was also felt over Bali and south East Kalimantan. --------------------------------------42. ORIGIN TIME Central Jawa - Yogyakarta 1937 Sep 27 Felt as far east as east Lombok. In ge VIII-IX 8.7S - 110.8E neral south central Jawa was bodly dama ged and slight cracks in walls were found in east Jawa.The most destructive region was found in Yogyakarta Province At Klumpit one house was torn apart,one people reported killed. At Prambanan 326 brick stone houses collapsed. At Klaten 2200 houses sustained damaged at various places underground pipelines were broken. --------------------------------------43. ORIGIN TIME Central Jawa 1939 Jun 27 Fall of plaster and small cracks in VII 6.9S - 108.5E wall in Cirebon residency. More damage was done at Sodomantra,Jepara and Manis kidul. ----------------------------------------------------------------------44. ORIGIN TIME East Jawa 1939 Aug 11 Rembang and Surabaya were rocked sus VII 6.5S - 112.4E pended object swung. a brick buildings collapsed at Brondong. --------------------------------------45. ORIGIN TIME Central Jawa - Yogyakarta 1943 Jul 23 The distrubance was most intense along VIII 8.6S - 109.9E the southcost of central Jawa,between Garut and Surakarta,a distance of about 250 km . A death of 213 people have been reported and about 2096 persons were heavily injured; approximately 2800 houses were damaged. --------------------------------------46. ORIGIN TIME East Jawa 1950 Jun 19 Destructive in and around Gresik. VII 6.2S - 112.5E felt slightly in south Kalimantan and as far west Jawa --------------------------------------47. ORIGIN TIME 1958 Oct 20 9.5S - 112.5E Mag : 6.70 Depth : 100Km
East Jawa - Malang Seriously damaged to houses in Malang area. Earth fissures at various places and landslides in the mountainous re gion. Eight person lost their lives.
VII-VIII
GN - 2
GN - 2
GN - 2
GN - 2
GN - 2
GN - 2
GN - 2
GN - 2
GN - 2
28
--------------------------------------48. ORIGIN TIME East Jawa - Tulungagung 1960 Oct 10 The quake was strongly felt at Tulung 8.0S - 112.5E agung ,where people were aweken ed by by creaking of buildings and where plaster cracked and fell. The shock was felt as far west as Baturetno in Surakarta and as far east as Tunggul in Besuki. This earthquake was widely felt in southern east Jawa over an area of about 15.000 square km. --------------------------------------49. ORIGIN TIME East Jawa - Campur darat 1961 May 07 Damage to brick buildings at Campur 8.5S - 112.0E darat and Kebonagung Tulung agung. Reports indicated that the macroseismic area extended as far west as Banyumas Central Jawa and as far as Besuki in east Jawa.Evidences indicated that the tremor had a maximum intensity of VII at the immediate vicinity of the center The shock also felt at Jatisrana -Surakarta,Klaten,Maos,Malang and Klakah to the north the macroseismic area was limited by a mountain range Kendeng, however some places like Demak and Watu belah to the north of the mountain range felt this tremor as inten sity II. The great macroseismic extent suggested that the quake was deep seated. In the vicinity of the center small damages were caused to old structures lime morter. ----------------------------------------------------------------------50. ORIGIN TIME East Jawa - Wlingi 1962 Des 21 Cracks on the walls in Southern east 00h44m20s UTC Jawa. The shock was felt as far East 9.0S - 112.0E as the Island of Bali. A moderate tre Depth : 64Km mor was felt in Wlingi and neighbouring places in Kediri and also felt in most places in Madiun area. A large number people in Madiun and Kediri residence felt the quake and its intensity was high enough to cause some panic in public places, like school and markets. Macroseismic and instrumental data in dicated that the tremor was of tectonic nature and deep focused. --------------------------------------51. ORIGIN TIME East Jawa - Ponorogo 1963 Jun 27 The earthquake caused slight damage in 11h46m58s UTC Ponorogo. The shock was felt in central 8.3S - 112.2E and eastern Jawa. The western most Depth : 180Km place was Jogyakarta and to the east was Besuki which detected the tremor and both places reported intensity II. --------------------------------------52. ORIGIN TIME West Jawa - Labuan 1963 Dec 16 The earthquake caused slight d amage in 02h45m35s UTC Labuan where cracks are developed in 6.2S - 105.4E walls. A large number of people felt Mag : 5.0 the quake and its intensity was high Depth 55Km enough to cause some panic among the people in Jakarta, however no damage was reported by this shock. The synchronome pendulum of the Meteoro logical Service was in disorder. The shock was felt as far east as Tasik malaya as intensity II and as far west
VI-VII
GN - 2
VI-VII
S.I
VI
E.2
IV-V
E.I
V
E.I
29
53.
54.
55.
56.
as Kotabumi in South Sumatera as inten sity II. The shock was also felt in Priangan as intensity II - III. --------------------------------------ORIGIN TIME East Jawa - Malang 1967 Feb 19 The place worst hit was Dampit, 22h14m55s UTC a district just situated to the south 8.5S - 113.5E of Malang,according to questioner Mag : 6.2 reports 1539 buildings were wrecked, Depth : 80Km 14 people were killed, 72 people were injured. Next to Dampit was Gondang according to a report 9 people were killed, 49 people were injured, 119 buildings collapsed completely and other 402 buildings were cracked. 5 mosques were ruined. More attentions should also be paid to Trenggalek where 33 woo den houses were reported cracked and some houses have been moved some what. In Besuki the eastern most district of East Jawa, the intensity was of t he order of III to VI MMI,in Tanggul buil dings sustained small damage only. The shock was felt to the west as far as Banyumas (Cilacap), in to the north a chain of hills in western east Jawa from a sort of barrier to the propaga tion of the seismic waves.No report was received about a high sea waves. --------------------------------------ORIGIN TIME West Jawa - Sukabumi 1969 Nov 02 A relative strong earthquake was felt 18h53m06.6s in southern west Jawa. In the Bogor 06.5S - 107.1E area suspended objects swung by the Mag. : 5.4 shock, in Campaka where the intensity Depth : 57 Km was highest, the only known structural damage were cracks produced in the walls of some poor erected buildings. The shock was also slightly felt in Ja karta. In the south Bogor area an after shock seemed to be felt one hour later. In Sukabumi a poor constructed brick building was reported collapsed for this earthquakes. --------------------------------------ORIGIN TIME Central Jawa - Bantar Kawung 1971 Jun 16 The shock was generally felt in western 14h44m22.5s Central Jawa. The Place worst hit was 07.2S - 109.1E Buaran, about 6 km west of Bumiayu, Mag. : 5.2 further in Bantar Kawung and Jipang, Depth : 35 Km respectively some 12 and 17 km west of Bumiayu most brick buildings suffer ed considerable. In the effected area 1377 buildings sus tained damage, wooden houses generally resist shaking but some poorly constructed buildings slanted toward east or west and some collapsed completely. Eventhough only one person was reported killed and 6 injured. The damage might be due to old structures made of brick which are not well cemented without re inforcing iron rods and the unconso lidated river deposite may large be responsible. --------------------------------------ORIGIN TIME East Jawa 1972 Nov 04 Southern Blitar - Trenggalek area expe21h36m54.0s rienced an earthquake at 04 h 36 m LT
VIII-IX
E.I
V
E.I
VII-VIII
E.I.+S.I.
V - VI
E.I
30
08.4S - 112.2E Mag. : 6.0 Depth : 126 Km
in the morning. Gandusari reported a fairly strong shock as intensity V - VI MMI. The tremor caused cracks in the walls of brick buildings and great num ber of people were awakened from their sleep. The shock was felt as far as Yogyakarta - Surakarta border and this far extended felt area strengtened the shock to be deeper than normal. --------------------------------------57. ORIGIN TIME West Jawa - Sumedang 1972 Dec 19 At 21 h 47 m LT of December 19 th,1972 14h47m00.0sUTC the Sumedang area experienced a tremor 06.9S - 107.8E of moderate. Strength and was slightly Mag. : 4.5 shallower than normal as indicated by Depth : Verythe small area affected. Shallow The quake caused slight damage to old brick buildings and panic among the people. In Cibunar, Rancakaleng and Pa saribu villages the same quake was felt fissures were observed. ----------------------------------------------- ------------------------58. ORIGIN TIME West Jawa - Pelabuhan Ratu 1973 Nov 26 In Pelabuhan Ratu the quake was felt as 08h51m12.8Sutc intensity III - IV MMI. 06.8S - 106.6E At Citarik and Cidadap villages, where Mag. : 4.9 the intensity was highest the only Depth : 62 Km known structural damage were slight cracks produced in the walls of old brick buildings and fall of plaster. Ground crack and groundslides were ob served. --------------------------------------59. ORIGIN TIME West Jawa - Banten 1974 Nov 09 This quake caused people awakened. 19h10m55.2sUTC In Leuwiliang - Southern Banten, one 6.5S - 105.3E stone building collapsed and cracks we Mag. : 6.1 re developed in walls on some houses. Depth : 51 Km The shock was felt as far as Lampung and Pringsewu in South Sumatera and in Jakarta was felt by some people. --------------------------------------60. ORIGIN TIME Central Jawa - Purwokerto 1976 Feb 14 Almost all people were awaken from 20h31m49s UTC their sleep due to earthquake and sound 7.2S - 109.3E from the building/houses. The shock was Mag. : 5.6 also felt at Ajibarang, Kedungbanteng, Depth : 22 Km Tegal, Brebes, Pekalongan, Magelang and Semarang. No damage reported. --------------------------------------61. ORIGIN TIME West Jawa - Tasikmalaya 1979 Nov 02 In Tasikmalaya and surroundings the 15 53 03.5 quake caused 163 houses and buildings 7.66S -108.25E collapsed, 1430 houses seriously damaMag. : 6.1 ge : one meeting hall, 24 school buDepth : 62 km ildings damage, 3 mosques collapsed and 29 seriously damage and 159 newstand severely damage. In Garut most old and poor construction stone houses collapsed, many permanent houses cracked on walls. 10 people killed, 12 seriously injured. Cracks on ground in east-west direction were observed. The quake was accompanied by a Roaring sound from under the ground. Unnormal sea tides was observed 2 days before the quake occured in Pameungpeuk --------------------------------------62. ORIGIN TIME West Jawa - Tasikmalaya
V
E.I
V
E.I
VI
E.I
IV
E.R
VII
E.R
31
1980 Apr 16 12 18 20.6 8.08S - 108.8E Mag. : 5.8 Depth : 84 km
In Singaparna many houses cracked on V-VI walls but in Tasikmalaya itself only some houses cracked. In Garut and surroundings the poorly constructed houses cracked on walls, also in District of Sukawening, Pasang grahan, Jamberea, Caringin etc many cracks developed on walls. In Singajaya District, 10 elememtary school buildings aslanted. The quake also caused cracks on houses in Cila cap Central Jawa. The shocks were felt in Bandung at intensity III. --------------------------------------63. ORIGIN TIME Central Jawa - Karanganyar 1981 Jan 01 The quake shacked Karanganyar and sur VI roundings and caused slightly damage on some houses. --------------------------------------64. ORIGIN TIME Central Jawa - Yogyakarta 1981 Mar 13 The shock was felt in Yogyakarta and VII 23 22 35.1 caused small cracks on the walls of 8.76S -110.43 Ewalls of Ambarukmo Hotel in Yogyakarta. Mag. : 5.6 No others building and houses damaged. Depth : 51 km --------------------------------------65. ORIGIN TIME West Jawa - Sukabumi 1982 Feb 10 The quake was felt in some places in VII 16 17 51.5 Sukabumi and Bogor area. The shock ca 6.86S -106.94E used serious and slight damage on many Mag. : 5.5 houses and building and 4 people inDepth : 39 km jured. No lost of life. ----------------------------------------------------------------------66. ORIGIN TIME West Jawa - Majalengka 1990 Juli 06 The quake was strongly felt at Majaleng VIII 6.7 S - 107.8E ka, 1281 houses damaged at Maja, 1198 00h16m21.1Sgmt houses damaged at Bantarujed and 1210 Depth : 34 Km houses damaged at Banjaran. 22 people Mag : 5.8 seriously injured, 99 people slightly injured. In Jakarta the quake was felt as intensity II MMI and Bandung as intensity III MMI --------------------------------------67. ORIGIN TIME Central Jawa - Brebes VIII-IX 1992 Feb 4 Damage in Brebes and Tegal areas , 7.20 S-109.00E 1370 houses slightly and heavily 01h58m19.3 GMT damaged . This quake was felt until Depth : normal more than 70 km epicenter. This quake Mag. : 5 was preceded by several felt fore shocks and succeded by several felt after shock. ----------------------------------------------------------------------68. ORIGIN TIME East Jawa - Banyuwangi III-IV 1994 June 02 The quake caused Tsunami in south beach 18 17 39.6 GMT of east Java and caused seiosly damaged 10.0 S-112.74E at Banyuwangi. More hundred people were Mag.= 5.9 killed. Depth : 33 km --------------------------------------69. ORIGIN TIME West Jawa - Jakarta 1997 March 17 The quake was strongly felt at Jakarta 08 05 47.0 GMT some building damaged, some houses dama 7.40 S-104.69E ged at Pandegelang, Labuan, Cibaliung, Mag. = 6.0 Cisolok and felt almost in the south of Depth : 33 Km west Jawa as intensity III - IV MMI --------------------------------------70. ORIGIN TIME: East Java - Blitar 1998 Sept. 28 The quake caused several houses heavely 13 34 28.3 GMT damage in Blitar.
E.R
E.I
E.I
E.
BMG
BMG
BMG
IV - V
BMG
V-VI
BMG
32
8.85 S-112.38E Mag. = 6.3 Depth: 177 Km --------------------------------------71. ORIGIN TIME: West Jawa - Panaitan Island 1999 Dec. 21 The quake caused 1 people killed, 14 14 59.0 GMT 17 injured, 160 houses damage, 7.21 S-105.64E This quake was felt at Jakarta IV -V, Mag. = 6.0 Bandung III, Lampung III, Liwa II -III, Depth: 33 Km Bekasi II-III. --------------------------------------72. ORIGIN TIME West Jawa - Sukabumi 2000 Juli 12 The quake caused damaged in CIDAHU :1peo 01 10 36.0 GMT pleinjured,89 housesheavydamaged,167 ho 6.90S-106.90E uses little damaged, CIBADAK : 413 hous Mag. : 5.1 es heavy damaged, 816 houses little daDepth: Normal maged, 2 building/office little damaged 1 mosque little damaged, Sekarwangi hos pital little damaged, PARAKANSALAK : 11 houses heavy damaged, 22 houses little damaged, 3 building/office little damaged, GEGERBITUNG : 1 house heavy damaged, SUKARAJA : 50 houses heavy damaged 844 houses little damaged, 1 building/ office heavy damaged, 4 building/office little damaged, 1 education facilities heavy damaged, 1 education facilities little damaged, 1 mosque heavy damaged 14 mosque little damaged, 1 people inju red, CIKEMBAR : 2 houses heavy damaged, 10 houses little damaged, 1 irigation building little damaged, KADUDAMPIT : 202 houses heavy damaged,889 houses lit tle damaged, 8 building/office heavy da maged, 19 building/office little damaged, 19 education facilities heavy dama ged, 49 education facilities little damaged, CICURUG : 378 houses heavy damaged, 788 houses little damaged, 6 building/office heavy damaged, 10 building/ office little damaged, 2 mosques heavy damaged, 9 mosques little damaged, 2 pe ople injured, NAGRAK : 470 houses heavy damaged, 2375 houses little damaged, 10 building/office heavy damaged, 18 building/office little damaged, 7 education facilities heavy damaged, 47 education facilities little damaged, 24 mosques heavy damaged, 74 mosques little damaged, SUKABUMI : 29 houses heavy damaged 15 houses little damaged, 2 building/of fice heavy damaged, 2 building/office little damaged, 1 education facilities little damaged, PARUNGKUDA : 18 houses heavy damaged, 47 houses little damaged 1 building/office heavy damaged, 4 buil ding/office little damaged, CISAAT : 4 houses heavy damaged, 141 houses little damaged, 1 building/office heavy damaged, 1 education facilities heavy dama ged, 1 education facilities little dama ged, 1 mosque heavy damaged, 1 mosque little damaged, WARUNGKIARA : 1 houses heavy damaged, 4 houses little damaged, KALAPANUNGGAL : 8 houses heavy damaged, 1 education facilities heavy damaged , 7 lokal elementary school building lit tle damaged, NYALINDUNG : 5 houses heavy damaged, CIKADANG : 36 houses heavy
IV-V
BMG
III-VI
BMG
33
damaged, 35 houses little damaged, KABANDUNGAN : 30 houses little damaged. --------------------------------------------------------------------------73. ORIGIN TIME West Jawa - Pandeglang 2000 October25 The quake caused damaged in PICUNG : 28 09 32 16.2 GMT houses heavy damaged, 67 houses modera7.20S-105.00E te damaged, 104 houses light damaged, 1 Mag. : 6.5 SR other house moderate damaged, Finance Depth: 33 km lost estimated 2,6 million rupiah, 14 elementary school heavy damaged , 3 moslem elementary school moderate damaged, 20 mosque light damaged, 1 little mosque light damaged, 3 vilagesbalai light damaged. CIGEULIS : 30 houses heavy damaged, 230 houses moderate damaged, 377 houseslight damaged, 1 docter house hea vy damage, 1 school head house light da mage, 1 other house light damage, Finance lost estimated 8,5 million rupiah 1 elementary school heavy damage, 2 mos lem elementary school, 12 mosque heavydamage, 5 mosque light damage, 5 smallmosque heavy damage, 3 smallmosquelight damage, 1 moslem office heavy damage, 1 culture and education building heavy da mage, 1 vilage balai heavy damage,1 pesantren house heavy damage, 1 pesantren house light damage. PANDEGLANG : 7 houses heavy damage, 3 house moderate dama ge, 2 houses light damage, Finance lost estimed 0,3 million rupiah, 1 mosque li ght damage, 1 small mosque moderate da mage, 1 small mosque light damage. PANIMBANG : 81 houses heavy damage, 209 houses moderate damage, 1 docter houselight damage, 1 school head heavy damage, 1 school head light damage, 2 guard house heavy damage, 1 guard house moderate damage, 1 other house moderate damage, Finance lost estimed, 46,0 million rupiah, 29 elementary school heavy damage, 6 elementary school moderate da mage, 36 mosque heavy damage, 8 mosque moderate damage, 5 mosque light damage, 32 small mosque heavy damage, 28 small mosque moderate damage, 1 camat office moderate damage, 2 helth center office moderate damage, 1 culture and educatibuilding light damage, 5 vilages balai heavy damage, 4 vilages balai moderate damage, 2 pesantren houses moderate da mage, LABUAN : 1 other house light mode ---------------------------------------------------------------- -----------74. ORIGIN TIME West Jawa - Majalengka 2001 June 28 The quake caused damaged in Kecamatan 03 46 28.47GMT Talaga - Kabupaten Majalengka : 891 hou 7.19S -108.26E ses very damaged, 587 houses heavy dama Depth : 30 Km ged and 5547 houses light damaged. Mag : 5.3 Public Facility ( mosque, small mosque, school, office, etc) 127 building verydamaged, 39 building heavy damaged and 112 building light damaged. ---------------------------------------------------------------------------75. ORIGIN TIME West Jawa - Cirebon 2003 March 21 At Cilimus vilage : 1 house very damage 18 38 09.40GMT At Carakas vilage : 2 house very damage 6.87S-108.57E At Carakas vilage :5 house heavy damage Depth : 33 Km
IV-V
BMG
VI - VII
BMG
V-VI
BMG
34
Mag : 4.8 ---------------------------------------------------------------------------76. ORIGIN TIME Central Jawa - Jogyakarta 2006 May 27 In Bantul,Prambanan,Klaten and Jogyakar 22 54 00.4 GMT ta 4772 people killed and 17772 people 8.03S-110.32E injured and 204831 houses destroyed. Depth : 12 km In Central Jawa 1010 people killed and Mag. : 5.9 18527 injured and 185246 houses destroyed. Source data : Satkorlak Jogyakarta upda te data 05 Juni 2006,clocks : 09.00 UTC --------------------------------------------------------------------------- -77. ORIGIN TIME West Jawa - Pangandaran 2006 July 17 In Ciamis 184 people killed; Tasikmala08 19 22.0 GMT ya 97 people killed,59 people missing, 9.46S-107.19E 31 people very injured,24 people heavy Depth : 33 km injured; Garut 1 people killed;Cilacap Mag. : 6.8 67 people killed;Kebumen 7people killed USGS: 45 people missing,1 people very injured 08 19 30.73GMT 10 people heavy injured; Gunung Kidul 2 9.30S-107.35E people killed;DI Jogyakarta 4 people Depth : 6 km killed.Pangandaran : IV MMI;Tasikmalaya Mag. : Mw=7.2 III-IV MMI;Bandung:III-IV MMI;Jakarta: III-IV MMI;Cianjur:III MMI;Jogya:II-III MMI and Sawahan-Karangkates:I-II MMI. -----------------------------------------------------------------------------78. ORIGIN TIME East Jawa - Situbondo 2007 Sept. 09 At least 13 people injured and some bu18 36 35.0 GMT ilding damaged (VI) at Situbondo. 7.88S-114.34E Depth : 10 km Mag. : 4.8 SR
VI - IX
BMG
IV - V
BMG
VI
BMG
35